KONSELING DAN PENAPISAN KB Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pelayanan Keluarga Berencana Kelas 6A Disusun Oleh : Suci Lestari 130103100001 Edvina Risma M 130103100006 Lina Lydia 130103100013 Conita Maolaya 130103100023 Meila Linggawati 130103100039 Rizma F. Lasari 130103100042 PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KONSELING DAN PENAPISAN KB
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pelayanan Keluarga
Berencana
Kelas 6A
Disusun Oleh :
Suci Lestari 130103100001
Edvina Risma M 130103100006
Lina Lydia 130103100013
Conita Maolaya 130103100023
Meila Linggawati 130103100039
Rizma F. Lasari 130103100042
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2012
KONSELING DAN PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS
Maksud dari konseling dan persetujuan tindakan medik adalah untuk mengenali
kebutuhan klien, membantu klien membuat pilihan yang sesuai dan memahami
tujuan dan risiko prosedur klinik terpilih.
KONSELING
Konseling merupakan proses pemberian informasi obyektif dan lengkap,
dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik
bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik yang bertujuan untuk
membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang
dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut.
(Saefudin, Abdul Bari : 2002).
Proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu
keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap
fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien.
Proses melalui satu orang membantu orang lain dengan komunikasi, dalam
kondisi saling pengertian bertujuan untuk membangun hubungan, orang yang
mendapat konseling dapat mengekspresikan pikiran& perasaannya dengan
cara tertentu sesuai dengan situasi, melalui pengalaman baru, mamandang
kesulitan objektif sehingga dapat menghadapi masalah dengan tidak terlalu
cemas dan tegang.( SCA.C STEERING COOMUTE, 1996).
Jadi konseling kebidanan adalah bantuan kepada orang lain dalam bentuk
wawancara yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam dan
usaha bersama antara konselor (bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai
tujuan konseling yang dapat berupa pemecahan masalah, pemenuhan
kebutuhan ataupun perubahan tingkah laku/ sikap dalam ruang lingkup
pelayanan kebidanan”.
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga
Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR). Dengan melakukan
konseling berarti petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan
jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya.
Konseling adalah proses pertukaran informasi dan interaksi positif
antara klien-petugas untuk membantu klien mengenali kebutuhannya, memilih
solusi terbaik dan membuat keputusan yang paling sesuai dengan kondisi yang
sedang dihadapi.
Di samping itu dapat membuat klien merasa lebih puas. Konseling yang baik
juga akan membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama
dan meningkatkan keberhasilan KB. Konseling juga akan mempengaruhi
interaksi antara petugas dan klien karena dapat meningkatkan hubungan dan
kepercayaan yang sudah ada.
Seringkali konseling diabaikan dan tidak dilaksanakan dengan baik karena
petugas tidak mempunyai waktu dan tidak menyadari pentingnya konseling.
Padahal dengan konseling klien akan lebih mudah mengikuti nasihat provider.
Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek
pelayanan Keluarga Berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan
dan dibicarakan pada satu kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan.
Teknik konseling yang baik dan informasi yang memadai harus diterapkan
dan dibicarakan secara interaktif sepanjang kunjungan klien dengan cara yang
sesuai dengan budaya yang ada. Selanjutnya dengan informasi yang lengkap
dan cukup akan memberikan keleluasaan pada klien dalam memutuskan
untuk memilih kontrasepsi (Informed Choice) yang akan digunakannya.
1. Tujuan konseling KB
Konseling KB bertujuan membantu klien dalam hal:
Menyampaikan informasi dari pilihan pola reproduksi.
Memilih metode KB yang diyakini.
Menggunakan metode KB yang dipilih secara aman dan efektif.
Memulai dan melanjutkan KB.
Mempelajari tujuan, ketidakjelasan informasi tentang metode KB yang
tersedia.
2. Prinsip Konseling KB
Prinsip konseling KB meliputi: percaya diri / confidentiality; Tidak
memaksa / voluntary choice; Informed consent; Hak klien / clien’t
rights dan Kewenangan / empowerment.
3. Keuntungan Konseling KB
Konseling KB yang diberikan pada klien memberikan keuntungan kepada
pelaksana kesehatan maupunpenerima layanan KB.Adapunkeuntungannya
adalah:
Klien dapat memilih metode kontrasepsi yang sesuai dengan
kebutuhannya.
Puas terhadap pilihannya dan mengurangi keluhan atau penyesalan.
Cara dan lama penggunaan yang sesuai serta efektif.
Membangun rasa saling percaya.
Mengormati hak klien dan petugas.
Menambah dukungan terhadap pelayanan KB.
Menghilangkan rumor dan konsep yang salah.
4. Hak Pasien
Pasien sebagai calon maupun akseptor KB mempunyai hak sebagai
berikut:
Terjaga harga diri dan martabatnya.
Dilayani secara pribadi (privasi) dan terpeliharanya kerahasiaan.
Memperoleh informasitentang kondisi dan tindakan yang akan
dilaksanakan.
Mendapat kenyamanan dan pelayanan terbaik.
Menerima atau menolak pelayanan atau tindakan yang akan dilakukan.
Kebebasan dalam memilih metode yang akan digunakan.
5. Bagaimana sikap petugas kesehatan dalam melakukan konseling yang
baik terutama bagi calon klien KB baru?
Memperlakukan klien dengan baik
Petugas bersikap sabar, memperlihatkan sikap menghargai setiap klien, dan
menciptakan suatu rasa percaya diri sehingga klien dapat berbicara secara
terbuka dalam segala hal termasuk masalah-masalah pribadi sekalipun.
Petugas meyakinkan klien bahwa ia tidak akan mendiskusikan rahasia klien
dengan orang lain.
Interaksi antara petugas dan klien
Petugas harus mendengarkan , mempelajari dan menanggapi keadaan klien
karena setiap klien mempunyai kebutuhan dan tujuan reproduksi yang
berbeda. Bantuan terbaik seorang petugas adalah dengan cara memahami
bahwa klien adalah manusia yang membutuhkan perhatian dan bantuan. Oleh
karena itu , petugas harus mendorong agar klien berani berbicara dan
bertanya.
Memberikan informasi yang baik dan benar kepada klien
Dengan mendengarkan apa yang disampaikan klien berarti petugas belajar
mendengarkan informasi apa saja yang dibutuhkan oleh setiap klien. Sebagai
contoh pasangan muda yang baru menikah mungkin menginginkan lebih
banyak informasi mengenai masalah penjarangan kelahiran . Bagi perempuan
dengan usia dan jumlah anak cukup mungkin lebih menghendaki informasi
mengenai metode operasi (tubektomi dan vasektomi) . Sedangkan bagi
pasangan muda yang belum menikah mungkin yang dikehendaki adalah
informasi mengenai infeksi menular seksual (IMS). Dalam memberikan
informasi petugas harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti klien
dan hendaknya menggunakan alat bantu visual (ABPK).
Menghindari pemberian informasi yang berlebihan
Klien membutuhkan penjelasan yang cukup dan tepat untuk menentukan
pilihan (Informed Choice). Namun tidak semua klien dapat menangkap semua
informasi tentang berbagai jenis kontrasepsi. Terlalu banyak informasi yang
diberikan akan menyebabkan kesulitan bagi klien dalam mengingat informasi
yang penting. Hal ini disebut kelebihan informasi. Pada waktu memberikan
waktu bagi klien untuk berdiskusi, bertanya , dan mengajukan pendapat.
Membahas metode yang diingini klien
Apakah klien sudah mengerti mengenai jenis kontrasepsi , termasuk
keuntungan dan kerugiannya serta bagaimana cara penggunaannya.
Konseling mengenai kontrasepsi yang dipilih dimulai dengan mengenalkan
berbagai jenis kontrasepsi dalam program Keluarga Berencana. Petugas
mendorong klien untuk membuat suatu pilihan (informed choice). Jika tidak
ada halangan dalam bidang kesehatan sebaiknya klien mempunyai pilihan
kontrasepsi sesuai dengan yang dipilihnya, klien akan menggunakan
kontrasepsi tersebut lebih lama dan lebih efektif.
Membantu klien untuk mengerti dan mengingat
Petugas memberi contoh alat kontrasepsi dan menjelaskan pada klien agar
memahaminya dengan memperlihatkan bagaimana cara-cara penggunaannya.
Petugas juga memperlihatkan dan menjelaskan dengan flip charts, poster,
pamflet, atau halaman bergambar. Petugas juga perlu melakukan penilaian
bahwa klien telah mengerti. Jika memungkinkan, klien dapat membawa
bahan-bahan tersebut ke rumah. Ini akan membantu klien mengingat apa yang
harus dilakukan juga dapat memberi tahu kepada orang lain.
6. Peran Konselor KB
Proses konseling dalampraktik pelayanan kebidanan terutamapada pelayanan
keluarga berencana, tidak terlepas dari peran konselor.
Tugas seorang konselor adalah sebagai berikut:
⁻ Sahabat, pembimbing dan memberdayakan klien untuk membuat
pilihan yang paling sesuai dengan kebutuhannya.
⁻ Memberi informasi yang obyektif, lengkap, jujur dan akurat tentang
berbagai metode kontrasepsi yang tersedia.
⁻ Membangun rasa saling percaya, termasuk dalam proses pembuatan
Persetujuan Tindakan Medik.
7. Ciri Konselor Efektif
⁻ Memperlakukan klien dengan baik.
⁻ Berinteraksi positif dalam posisi seimbang.
⁻ Memberikan informasi obyektif, mudah dimengerti dan diingat serta
tidak berlebihan.
⁻ Mampu menjelaskan berbagai mekanisme dan ketersediaan metode
konstrasepsi.
⁻ Membantu klien mengenali kebutuhannya dan membuat pilihan yang
sesuai dengan kondisinya.
8. Jenis Konseling
Jenis konseling terbagi menjadi tiga, yaitu:
a. Konseling umum
Konseling umum dapat dilakukan oleh petugas lapangan keluarga
berencana atau PLKB. Konseling umum meliputi penjelasan umum dari
berbagai metode kontrasepsi untuk mengenalkan kaitan antara kontrasepsi,
tujuan dan fungsi reproduksi keluarga.
b. Konseling spesifik
Konseling spesifik dapat dilakukan oleh dokter / bidan /
konselor. Konseling spesifik berisi penjelasan spesifik tentang metode
yang diinginkan, alternatif, keuntungan-keterbatasan, akses, dan fasilitas
layanan.
c. Konseling pra dan pasca tindakan
Konseling pra dan pasca tindakan dapat dilakukan oleh operator / konselor
/ dokter / bidan. Konseling ini meliputi penjelasan spesifik tentang
prosedur yang akan dilaksanakan (pra, selama dan pasca) serta penjelasan
lisan / instruksi tertulis asuhan mandiri.
9. Faktor Penghambat Konseling
Faktor penghambat dalam konseling antara lain :
1. Faktor individual
Keterikatan budaya merupakan faktor individual yang dibawa seseorang
dalam melakukan interaksi. Orientasi ini merupakan gabungan dari :
a. faktor fisik atau kepekaan panca indera, usia dan seks;
b. sudut pandang terhadap nilai-nilai;
c. faktor sosial pada sejarah keluarga dan relasi, jaringan sosial, peran
dalam masyarakat, status sosial;
d. bahasa.
2. Faktor yang berkaitan dengan interaksi
a. tujuan dan harapan terhadap komunikasi;
b. sikap terhadap interaksi;
c. pembawaan diri terhadap orang lain;
d. sejarah hubungan.
3. Faktor situasional
Kompetensi dalam melakukan percakapan : Komunikasi dikatakan efektif
bila ada sikap perilaku kompeten dari kedua belah pihak. Keadaan yang
dapat menyebabkan putusnya komunikasi adalah :
a. kegagalan informasi penting;
b. perpindahan topik bicara;
c. tidak lancar;
d. salah pengertian.
10. Langkah-Langkah Konseling KB (SATU TUJU)
Teknik Konseling Gallen dan Leitenmaier, 1987
Teknik konseling menurut Gallen dan Leitenmaier (1987), lebih dikenal
dengan GATHER yaitu:
G : Greet respectully
A : Ask, Assess needs
T : Tell information
H : Help choose
E : Explain dan demonstrate
R : Refer or Return visit
Dalam bahasa Indonesia, juga lebih dikenal dengan SATU TUJU yang
meliputi:
Sa : Salam
T : Tanya
U : Uraikan
Tu : Bantu
J : Jelaskan
U : Kunjungan ulang atau rujuk
Dalam memberikan konseling, khususnya bagi calon klien KB yang baru,
hendaknya dapat diterapkan enam langkah yang sudah dikenal dengan kata
kunci SATU TUJU. Penerapan SATU TUJU tersebut tidak perlu dilakukan
secara berturut-turut karena petugas harus menyesuaikan diri dengan
kebutuhan klien. Beberapa klien membutuhkan lebih banyak perhatian pada
langkah yang satu dibanding dengan langkah yang lainnya. Kata kunci SATU
TUJU adalah sebagai berikut.
SA: SApa dan Salam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan
perhatian sepenuhnya kepada mereka dan berbicara di tempat yang
nyaman serta terjamin privasinya. Yakinlah klien untuk membangun rasa
percaya diri. Tanyakan kepada klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan
pelayanan apa yang dapat diperolehnya.
T: Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk
berbicara mengenai pengalaman Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi, tujuan, kepentingan, harapan , serta keadaan kesehatan dan
kehidupan keluarganya. Tanyakan kontrasepsi yang diinginkan oleh klien.
Berikan perhatian kepada klien apa yang disampaikan klien sesuai dengan
kata-kata, gerak isyarat dan caranya. Coba tempatkan diri kita di dalam
hati klien . Perlihatkan bahwa kita memahami. Dengan memahami
pengetahuan, kebutuhan dan keinginan klien, kita dapat membantunya.
U: Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa pilihan
reproduksi yang paling mungkin, termasuk pilihan beberapa jenis
kontrasepsi. Bantulah klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia ingini,
serta jelaskan pula jenis-jenis kontrasepsi lain yang ada. Juga jelaskan
alternatif kontrasepsi lain yang mungkin diingini oleh klien. Uraikan juga
mengenai risiko penularan HIV AIDS dan pilihan metode ganda.