KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN JIWA LIA NOVIANTY, S.KEP,NS
DEFINISI KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Komunikasi terapeutik Kemampuan a/ keterampilan
perawat u/ membantu klien beradaftasi thdp stress,
mengatasi gangguan psikologis & bljr bagaimana
b’hubungan dgn org lain
TUJUAN KOMUNIKASI PADA PASIEN JIWA
M’bantu pasien u/ memperjelas & mengurangi beban perasaan
& pikiran serta dpt mengambil tindakan u/ mengubah situasi
yg ada bila pasien percaya pdhl yg diperlukan
Mengurangi keraguan, membantu dlm hal mengambil
tindakan yg efektif dan m’pertahankan kekuatan egonya
Mempengaruhi org lain, lingkungan fisik & dirinya sendiri.
TRIK KETIKA HARUS BERKOMUNIKASI DENGAN PENDERITA GANGGUAN JIWA
Pada pasien halusinasi perbanyak aktivitas komunikasi, baik meminta klien berkomunikasi dgn klien lain maupun dgn perawat, pasien halusinasi t’kadang menikmati dunianya & harus sering dialihkan dengan aktivitas fisik.
Pada pasien harga diri rendah harus banyak diberikan reinforcement
CONT..
Pasien menarik diri sering dilibatkan dlm aktivitas a/
kegiatan yg bersama – sama, ajari dan contohkan cara
berkenalan & berbincang dgn klien lain, beri penjelasan
manfaat berhubungan dgn org lain dan akibatnya jika dia
tidak mau berhubungan dll.
Pasien perilaku kekerasan, khusus pada pasien perilaku
kekerasan maka harus direduksi atau ditenangkan dgn
obat – obatan sblm kita support dgn terapi lain, jika
pasien masih mudah mengamuk maka perawat dan pasien
lain bisa menjadi korban.
PASIEN DGN PERILAKU KEKERASAN
SP1 Identifikasi penyebab, tanda dan gejala serta akibat
perilaku kekerasan Latih cara fisik 1: tarik nafas dalam Masukkan dalam jadwal harian pasien
SP2 Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1) Latih cara fisik 2: pukul kasur/bantal
CONT..
SP3 Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 dan SP2) Latih secara social/verbal Menolak dengan baik Meminta dengan baik Mengungkapkan dengan baik
CONT..
SP 4 Evaluasi kegiatan yang lalu ( SP1,2&3) Latih secara spiritual
BerdoaSholat
SP 5 Evaluasi kegiatan yang lalu ( SP1,2,3&4) Latih patuh obat
Minum obat secara teratur dengan prinsip 5B
Susun jadwal minum obat secara teratur
CONTOH KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Fase orientasi a. Salam terapeutik “ Ass, nama saya Zainal, saya mahasiswa Akper STIKes yg akan
merawat bapak selama seminggu mulai jam 7.30 s/d 14.00 setiap hari, nama bapak siapa ?, senang dipanggil apa ?
b. Evaluasi/validasi “Bagaimana perasaan bapak hari ini ? apa bapak sudah mandi ?
c. Kontrak Topik : bagaimana kalau kita bincang-bincang tentang hal-
hal yang menyebabkan bapak marah” Tempat : mau dimana kita bercakap-cakap ? bagaimana
kalau ruangan perawat ? Waktu : Mau berapa lama pak ? bagaimana kalau 10
menit ?
CONT...
Fase Kerja Apa yang membuat bapak memecahkan jendela
di rumah ? Apakah ada yang membuat bapak kesal ? Apakah sebelumnya bapak pernah marah ? Apa penyebabnya ? sama dengan yang
sekarang ? Baiklah jadi ada …..(sebutkan) penyebab bapak
…. marah-marah baiklah bagaimana kalau saya ajarkan cara
mengontrol marah dengan menarik napas dalam
CONT..
Fase Terminasia. Evaluasi Subyektif “ bagaimana perasaan bapak… setelah kita
berbincang-bincang?”
b. Evaluasi Obyektif “ Coba sebutkan 3 penyebab bapak… marah-
marah!”
Rencana Tindak lanjut “ Baiklah, waktu kita sudah habis, nanti
bapak….coba lagi mengingat penyebab marah yang belum kita bicarakan. Dan ketika bapak marah bapak coba atasi dgn tehnik napas dalam ya”
CONT..
Kontrak Topik : Nanti akan kita bicarakan perasaan
bapak pada saat marah dan cara marah yang biasa bapak lakukan.
Tempat : mau dimana kita diskusi ? bagaimana kalau di ruang tamu ? Bapak mau?
Waktu : kira-kira 30 menit lagi dari sekarang kita ketemu ya pak, Ass. Alaikum Wr.Wb, Sampai nanti.
DEFINISI PENYAKIT KRONIS Penyakit kronik adalah suatu penyakit yang
perjalanan penyakit berlangsung lama sampai bertahun-tahun, bertambah berat, menetap dan sering kambuh.
Penyakit kronis suatu kondisi medis atau masalah kesehatan yang berkaitan dengan gejala gejala atau kecacatan yang membutuhkan penatalaksanaan jangka panjang, sebagian dari penatalaksanaan ini mencakup belajar untuk hidupdengan gejala kecacatan, sementara itu pula ada yang menghadapi segala bentuk perubahan identitas yang di akibatkan oleh penyakit
FASE DENIAL
a. Reaksi pertama adalah syok, tidak mempercayai kenyataan b. Verbalisasi;” itu tidak mungkin”, “ saya tidak percaya itu terjadi ”. c. Perubahan fisik; letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernafasan
Bagi individu a/ keluarga yg mengalami penyakit kronis, akan terus menerusmencari informasi.
Teknik komonikasi yang di gunakan :a. Memberikan kesempatan untuk menggunakan koping
yang kontruktif dalam menghadapi kehilangan dan kematian Selalu berada di dekat klien
b. Pertahankan kontak mata
FASE ANGER / MARAHa. Marah diproyeksikan pada orang lain b. Reaksi fisik; muka merah, nadi cepat,
gelisah, susah tidur, tangan mengepal c. Perilaku agresif.d. menolak pengobatan, dan menuduh
perawat ataupun dokter tidak becus
Teknik komonikasi yang di gunakan
Memberikan kesempatan pada pasien untuk mengekspresikan perasaannya
Hearing.. hearing.. dan hearing..
FASE BERGAINING (TAWAR MENAWAR)
Apabila individu sudah mampu mengungkapkan rasa marahnya secara intensif, maka ia akan maju pada fase tawar menawar dgn memohon kemurahan tuhan. Respon ini sering dinyataka dengan kata kata
“ kalau saja kejadian ini bisa di tunda, maka saya akan selalu berdoa”
apabila proses berduka ini di alami keluarga, maka pernyataan seperti ini sering di jumpai...
“kalau saja yang sakit bukan anak saya”
Teknik komonikasi yang di gunakan Memberi kesempatan kepada pasien untuk
menawar/ Menanyakan kepada apa yang pasien inginkan
FASE DEPRESI Individu fase ini sering menunjukkan
sikap antara lain menarik diri, tdk mau berbicara, kadang2 bersikap sbg pasien yg sangat baik & menurut. Atau dgn ungkapan yg menyatakan keputus asaan, perasaan tdk berharga.
Gejala fisik yg sering di perlihatkan menolak makan, susah tidur, letih.
Teknik komonikasi yang di gunakan Jangan mencoba menenangkan klien
Biarkan klien dan keluarga mengekspresikan kesedihannya
FASE ACCEPTANCE a. Pikiran pada objek yang hilang
berkurang b. Verbalisasi ;” apa yang dapat saya
lakukan agar saya cepat sembuh”, “ yah, akhirnya saya harus operasi “
apabila individu ttp berada pada salah satu fase & tdk sampai pada fase penerimaan. Jika mengalami kehilangan lagi sulit baginya masuk pada fase penerimaan.
Teknik komonikasi yang di gunakan perawat
meluangkan waktu untuk klien dan sediakan waktu untuk mendiskusikan perasaan keluarga terhadap kematian pasien
MENYAMPAIKAN BERITA BURUKPERSIAPAN Pahami diri sendiri sbg perawat dan siapkan diri kita dgn
berbagai macam informasi Dalam menyampaikan berita buruk lebih baik bertemu
lgsg dgn org yg kita tuju menyediakan tempat duduk bagi perawat, dokter dan
org yg akan di ajak bicara duduk dan tampakkan bahwa anda memberikan
perhatian dan tdk dlm keadaan tergesa gesa. Cegah berbicara sambil berlari a/ di tempat yg tdk
semestinya misal : koridor rumah sakit yg banyak org. Beritahukan rekan anda bahwa anda tdk bisa di ganggu
selagi anda menyampaikan berita kepada pasien. Atur suara agar anda terlihat normal, tidak erogi atau
bergetar
CO NT...
Membuat hubungan Buatlah percakapan awal, walaupun anda mengira bahwa org yg
akan anda ajak bicara sudah memiliki firasat apa yg akan anda sampaikan.
Beberapa tugas penting di awal ; Percakapan awal Perkenalkan diri anda dan org yg bersama anda Kaji status resipien ( org yg anda tuju u/ di kabarkan dgn kabar buruk) Tanyakan kabar a/ kenyamanan dan kebutuhannya. Anda harus mengkaji ttg pemahaman resipien thdp situasi Hal ini
akan membantu perawat dlm membuat transisi dlm menyampaikan kabar buruk dan akan membantu perawat dlm mengkaji persepsi pasien thdp keadaan.
“mengapa tes itu di lakukan..?”
CONT..
Berbagi cerita Ada kiasan bahwa kabar buruk adlh seperti bom.
Yang radiasinya akan mengenai semua yg ada lingkungannya. Bicara pelan Berikan peringatan awal
“ saya takut saya mempunyai kabar yang kurang baik untuk anda...”
Sampaikan berita yg akan di sampaikan, jika itu adalah suatu diagnosa, minta dokter u/ menyampaikannya langsung.
Kalimat hendaknya singkat dan beberapakalimat pendek saja.
CONT..
Akibat dari berita Tunggu reaksi smp tenang Misal : menangis, pingsan dll Liat dan berikan respon sebagai tanda empati Dan perawat bisa
menyampaikan
“ saya paham, hal ini sulit bagi anda. Apa yang ada dalam pikiran anda saat ini?”
Ikuti dan perhatikan resipien selanjutnya Anda dapat membantu resipien agar dapat menguasai kontrol dengan menanyakan
“ apakah anda membutuhkan informasi baru atau kita bisa bicara nanti? “
Sering kali perawat merasa berat hati & merasa stres ketika menyampikan brita buruk. Oleh karna itu berbagi pengalaman & perasaan thdp teman sejawat sangat di perlukan dan bisa sbga support system bagi diri anda sendiri u/ menenangkan diri dgn bermeditasi dan berdoa