PENTINGNYA KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PERUSAHAAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial sangat membutuhkan komunikasi. Hal ini tidak lepas juga dari sebuah organisasi. Organisasi yang baik adalah organisasi yang mampu menjalankan komunikasi antar anggotanya dengan baik. Organisasi merupakan suatu kumpulan atau sistem individual yang melalui suatu hierarki/jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan. Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi timbal balik, untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Merchant (1998) mengatakan bahwa orientasi perilaku berhubungan dalam lingkungan pengendalian manajemen. Perilaku berpengaruh dalam desain sistem pengendalian manajemen untuk membantu mengendalikan, memotivasi manajemen dalam mengambil keputusan dan memonitor perilaku yang dapat mengendalikan aktivitas- aktivitas yang terjadi dalam sebuah organisasi. (http://andreprat.blogspot.com)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENTINGNYA KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PERUSAHAAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial sangat membutuhkan
komunikasi. Hal ini tidak lepas juga dari sebuah
organisasi. Organisasi yang baik adalah organisasi yang
mampu menjalankan komunikasi antar anggotanya dengan
baik.
Organisasi merupakan suatu kumpulan atau sistem
individual yang melalui suatu hierarki/jenjang dan
pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang
ditetapkan. Manusia di dalam kehidupannya harus
berkomunikasi artinya memerlukan orang lain dan
membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling
berinteraksi. Di antara kedua belah pihak harus ada
two-way-communications atau komunikasi timbal balik,
untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi,
maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu
organisasi.
Merchant (1998) mengatakan bahwa orientasi
perilaku berhubungan dalam lingkungan pengendalian
manajemen. Perilaku berpengaruh dalam desain sistem
pengendalian manajemen untuk membantu mengendalikan,
memotivasi manajemen dalam mengambil keputusan dan
memonitor perilaku yang dapat mengendalikan aktivitas-
aktivitas yang terjadi dalam sebuah organisasi.
(http://andreprat.blogspot.com)
Untuk membentuk suatu kerja sama yang baik jelas
perlu adanya komunikasi yang baik antara unsur-unsur
yang ada di dalam organisasi tersebut. Komunikasi yang
baik akan menimbulkan saling pengertian dan kenyamanan
dalam bekerja.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Komunikasi Organisasi?
2. Bagaiaman arti penting komunikasi dalam sebuah
organisasi?
3. Apa saja konsep komunikasi dalam sebuah
organisasi?
4. Contoh analisis kasus Komunikasi Organanisasi/
C. Pembahasan
Pengertian Komunikasi Organisasi
Istilah “komunikasi” ini berasal dari bahasa
Latin, yaitu dari kata “communis” yang berarti “sama”
(common). Jika kita akan mengkomunikasikan suatu idea
atau gagasan, maka kita harus menetapkan terlebih
dahulu suatu dasar titik-temu yang sama untuk mencapai
suatu pemahaman atau pengertian. Komunikasi juga
sebagai suatu tindakan mendorong pihak lain untuk
menginterpretasikan suatu idea dalam suatu cara yang
diinginkan oleh pembicara atau penulis. Hal serupa juga
diungkap Laswell bahwa Komunikasi adalah proses yang
menggambarkan siapa mengatakn apa dengan cara apa,
kepada siapa dengan efek apa. Istilah organisasi
berasal dari bahasa yunani, yaitu "Organon" atau dalam
bahasa Latin "Organum" yang berarti alat,bagian,
anggota, atau badan. Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) ,organisasi adalah kesatuan
(susunan) yang terdiri atas bagian bagian orang dalam
perkumpulan untuk mencapai tujuan bersama.
(http://artikelampuh.blogspot.com)
Sedangkan Komunikasi organisasi adalah pengiriman
dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam
kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi
(Wiryanto dalam Iqbal, 2005). Komunikasi formal adalah
komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri
dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi.
Orientasi nya bukan pada organisasi tapi lebih kepada
anggotanya secara individual.
Komunikasi dalam organisasi adalah juga dapat
diartikan sebagai komunikasi suatu organisasi yang
dilakukan pimpinan, baik dengan para karyawan maupun
dengan khalayak yang ada kaitannya dengan organisasi,
dalam rangka pembinaan kera sama yang serasi untuk
mencapai tujuan dan sasaran organisasi (effendi dalam
Iqbal). Price mendefinisikan komunikasi organisasi
meliputi arus komunikasi vertikal dan horizontal. Enjhu
dalam jurnalnya (2009) menjelaskan:
Communication has crucial impacts within or among workgroupsin that organization communication can be a channel to flowinformation, resources, and even policies. Given the importance oforganization communication and its managerial impacts, furtherresearch is needed to explore this topic as it relates to the publicadministration field. To this end, this study assesses the impacts oforganizational communication on the perception of red tape bycomparing internal communication with external, especially client-oriented, communication in both public and nonprofitorganizations.
Komunikasi sangat berperan peting demi
berlangsungnya sebuah organisasi yang baik. Organisasi
merupakan wadah bagi individu untuk berinterkasi,
sehingga dalam hal ini terjalinnya komunikasi yang baik
sangat diperlukan. Terutama komunikasi antara atasan
dan karyawan dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
Arti Penting Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi dalam suatu organisasi sangat penting
agar tidak terjadinya salah penyampaian informasi antar
anggota dalam suatu organisasi dan agar tercapainya
tujuan tertentu. Sebuah interaksi yang bertujuan untuk
menyatukan dan mensinkronkan seluruh aspek untuk
kepentingan bersama sangat dibutuhkan dalam sebuah
tujuan berorganisasi. Dengan kata lain, tanpa adanya
sebuah interaksi yang baik niscaya sebuah organisasi
tidak akan mencapai tujuannya. Interaksi disini adalah
mutlak meliputi seluruh anggota organisasi yang dapat
berupa penyampaian-penyampaian informasi, instruksi
tugas kerja atau mungkin pembagian tugas kerja.
Sebuah bentuk organisasi pasti mengedepankan
sebuah komunikasi agar tercipta hasil yang selaras.
Biasanya proses komunikasi dalam suatu organisasi
meliputi atasan dan bawahan dengan penyampaian yang
terarah dari suatu atasan ke bawahannya yang semata-
mata semua berorientasi berdasarkan organisasi. Tujuan
komunikasi dalam sebuah organisasi sangat memberikan
banyak manfaat secara langsung yaitu memudahkan para
anggota bekerja dari instruksi-instruksi yang diberikan
dari atasan dan untuk mengurangi kesalahpahaman yang
biasa terjadi dan memang sudah melekat pada suatu
organisasi.
Apabila semua bawahan dan atasan dapat
berinteraksi dengan baik, maka seluruh kesalahpahaman
yang beresiko mungkin akan berkurang, karena tiap
manusia mempunyai cara penyampaian komunikasi yang
berbeda-beda secara verbal. Jay M. Jackson (2009):
An organization may be considered a system ofoverlapping and interdependent groups. Thesegroups can be departments located on the samefloor of a building, or they can be divisionsscattered over the face of the earth.
Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa
pentingnya komunikasi dalam organisasi adalah sebagai
berikut:
1. Komunikasi mendatangkan efektifitas yang lebih
besar.
2. Komunikasi menempatkan menempatkan orang-orang pada
tempat yang seharusnya.
3. Komunikasi membawa orang-orang untuk terlibat dalam
organisasi dan meningkatkan motivasi untuk
melibatkan kinerja yang baik dan meningkatkan
komitmen terhadap organisasi.
4. Komunikasi menghasilkan hubungan dan pengertian yang
lebih baik antara bawahan, kolega, dan orang-orang
di dalam dan di luar organisasi.
5. Komunikasi menolong orang-orang untuk mengerti
perlunya perubahan.
6. Komunikasi meminimalkan permasalahan-permasalahan di
dalam keorganisasian seperti konflik, stress,
demotifasi dan loyalitas.
(http://mudzakiriqbal.blogspot.com)
Komunikasi juga sangat berperan aktif untuk mengatasi
setiap konflik yang terjadi di sebuah perusahaan atau
organisasi. Hal ini seperti yang diungkapkan Pekka Aula
& Kalle Siira (2010).
Organizational communication occurs in communicative arenas(Stacey 1991), that is, all organizational surroundings in which we
create and share meanings and make sense of our experiences.This includes surroundings inside and outside an organization.Arenas are places in which organizational members andstakeholders encounter each other and create representations andinterpretations (Aula 1999, 2000). We suggest that two distinctivetypes of communication arenas can be identified, which are alsothe places where conflicts are managed.
Konsep Komunikasi Organisasi
Goldhaber (1986) memberikan definisi komunikasi
dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan saling
menukar pesan dalam hubungan jaringan yang saling
bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan
yang selalu berubah-ubah. Dalam definisi komunikasi
dalam organisasi terdapat 7 konsep yaitu:
(http://mudzakiriqbal.blogspot.com)
a. Proses
Dalam suatu organisasi kita menciptakan dan
saling tukar menukar pesan antar anggota, hal ini
berjalan terus-menerus dan tidak ada hentinya maka
hal ini disebut sebagai proses.
b. Pesan
Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti
tentang orang, objek, kejadian yang dihasilkan oleh
interaksi dengan orang. Pengklasifikasian pesan
menurut bahasa dapat pula dibedakan atas pesan
verbal dan pesan nonverbal. Klasifikasi pesan
menurut penerima dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
pesan internal dan eksternal. Klasifikasi pesan
yang terakhir adalah berdasarkan tujuan dari
pengiriman dan penerima pesan. Redding
(Goldhaber,1986) ada 3 alasan umum bagi arus pesan
dalam organisasi yaitu berkenaan dengan tugas dalam
organisasi, pemeliharaan organisasi, dan
kemanusiaan.
c. Jaringan
Pertukaran pesan dari orang satu ke orang yang
lain terjadi melewati suatu set jalan kecil yang
dinamakan jaringan komunikasi. Peran tingkah laku
dalam organisasi menentukan siapa yang menduduki
posisi tertentu atau pun pekerjaan tertentu baik
dinyatakan formal maupun informal.
d. Keadaan saling tergantung
Hal ini telah menjadi sifat dari suatu
organisasi sistem terbuka. Jika suatu bagian dalam
organisasi mengalami gangguan maka berpengaruh
kepada bagian yang lain. Begitu juga dengan
jaringan komunikasi dalam organisasi saling
melengkapi.
e. Hubungan
Organisasi yang merupakan sistem terbuka,
sistem kehidupan sosial maka untuk berfungsi
bagian-bagian itu terletak ditangan manusia. Karena
itu hubungan manusia dalam organisasi memfokuskan
kepada tingkah laku. Hubungan manusia dalam
organisasi mulai dari yang sederhana yaitu hubungan
diantara dua orang, hubungan dalam kelompok-
kelompok kecil,maupun besar dalam organisasi.
Thayer membedakan hubungan ini menjadi
hubungan bersifat individual, kelompok dan hubungan
organisasi. Sedangkan pace dan boren menggunakan
istilah hubungan interpesonal dalam komunikasi yang
terjadi hubungan tatp muka.
f. Lingkungan
Lingkungan secara fisik dan faktor sosial
perlu diperhitungkan dalam pembuatan keputusan
mengenai individu dalam suatu sistem. Lingkungan
dapat dibedakan menjadi 2 yaitu internal dan
eksternal. Lingkungan internal terdiri dari
organisasi dan kultur nya dan antara organisasi itu
dengan lingkungan eksternal nya. Kultur organisasi
yaitu pola kepercayaan dan harapan dari anggota
organisasi yang menghasilkan norma-norma yang
membentuk tingkah laku individu dan kelompok dalam
organisasi. Karena lingkungan berubah-ubah maka
organisasi memerlukan informasi baru. Informasi
baru ini harus dapat mengatasi perubahan dalam
lingkungan dengan menciptakan dan pertukaran pesan
baik secara internal dalam unit-unit yang relevan
maupun terhadap kepentingan umum secara eksternal.
g. Ketidakpastian
Ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang
ada dengan informasi yang diharapkan. Untuk
mengurangi ketidakpastian organisasi menciptakan
dan menukar pesan diantara anggota, melakukan
penelitian, pengembangan organisasi, dan menghadapi
tugas-tugas yang komplek dengan integrasi yang
tinggi. Salah satu urusan utama dari komunikasi
organisasi adalah menentukan dengan tepat berapa
banyaknya informasi yang diperlukan untuk
mengurangi ketidakpastian tanpa informasi yang
berlebihan.
Contoh Studi Kasus 2
THE IMPACT OF ORGANIZATIONAL COMMUNICATION ON PUBLIC
AND NONPROFIT MANAGERS’ PERCEPTION OF RED TAPE
Eunju Rho
The University of Georgia
ABSTRACT
Communication has crucial impacts within or among
workgroups in that organization communication can be a
channel to flow information, resources, and even
policies. Given the importance of organization
communication and its managerial impacts, further
research is needed to explore this topic as it relates
to the public administration field. To this end, this
study assesses the impacts of organizational
communication on the perception of red tape by
comparing internal communication with external,
especially client-oriented, communication in both
public and nonprofit organizations. This study is based
on the questionnaire data from the National
Administration Studies Project (NASP)-III, closed in
January 2006, gathered from a survey of public and
nonprofit managers in the states of Illinois and
Georgia. Results show that frequent communication with
clients plays an important role in reducing perceived
red tape, and sector-based differences between public
and nonprofit sectors influence the impact of
communication type on red tape perception. The analysis
controls for the organizational characteristics, job
characteristics, and personal characteristics.
This study presents several surprising but
provocative findings as well. The first involves a
sector-based difference. In the nonprofit sample,
neither communication type has the explanatory power to
explain red tape perception, but in the public sample,
client-oriented communication behaviors of managers are
negatively associated with their red tape perception.
In addition, job characteristics are more likely to
explain the red tape in the public sector sample than
in the nonprofit sample. The future works can address
what kinds of alternative factors are determining the
red tape perception among nonprofit managers. It will
be both interesting and possibly helpful to find out
why job characteristics could not explain anything
about red tape perception of nonprofit managers while
some of job characteristics are related to public
managers’ red tape perception.
Dalam penelitian yang dilakukan Eunjhu, ingin
meneliti dampak akibat adanya penerapan komunikasi
organisasi pada publik serta keuntungan pada manager
Red Tape. Penelitian dilakukan karena melihat bahwa
komunikasi dalam setua organisasi sangat penting,
terutama dalam memberikan persepsi pada khalayak. Pola
komunikasi yang terpakan dalam organisasi ini untuk
menciptakan persepsi bagi public dengan adanya
penerapan komunikasi organisasi yaitu:
Dalam hasil penelitiannya Eunjhu menemukan bahwa
memang benar komunikasi dalam sebuah organisasi sangat
diperlukan untuk menciptakan persepsi public yang baik.
Sebagai bentuk organisasi, perusahan tentu sangat
membutuhkan komunikasi antar atasan dan karyawan.
Terutama untuk mengkomunikasikan hal pekerjaan demi
mencapi tujuan bersama.
http://www2.ku.edu
Contoh Studi Kasus 2
Pengaruh Komunikasi dalam Organisasi terhadap Kinerja
Karyawan melalui Kepuasan Kerja (Studi Kasus pada
Karyawan bagian Produksi Pabrik Kertas CV Setia Kawan
Tulungagung).
(http://annyaasss.blogspot.com)
Komunikasi dalam Organisasi, Kepuasan Kerja,
Kinerja. Dewasa ini telah banyak organisasi yang
berdiri dan berkembang sukses baik dalam skala kecil
maupun besar. Organisasi sendiri merupakan suatu alat
dimana orang-orang mempersatukan kecakapan dan usaha
mereka untuk mencapai tujuan bersama. Sering dijumpai
bahwa karyawan kurang terpuaskan hatinya dalam
melaksanakan tugasnya karena informasi mengenai
prosedur kerjayang disampaikan pimpinan kurang dapat
dipahami. Sehingga karyawan cenderung merasa khawatir,
segan, dan takut dalam melaksanakan tugasnya.
Dengan adanya perasaan-perasaan tersebut dalam
melaksanakan tugas mengakibatkan kinerja karyawan
menjadi menurun. Salah satu jalan untuk mengatasi semua
ini adalah dengan saluran komunikasi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji lebih mendalam tentang
komunikasi dalam organisasi yang ada di Pabrik Kertas
CV Setia Kawan Tulungagung guna meningkatkan kinerja
karyawan melalui kepuasan kerja.
Penelitian ini menggunakan analisis data berupa
analisis jalur (path analysis), yang merupakan suatu
bentuk terapan dari analisis regresi berganda (multiple
regression analysis. Tujuan dari analisis jalur ini
adalah menentukan pengaruh langsung dan tidak langsung
diantara sejumlah variabel. Lokasi penelitian ini
berada pada Pabrik Kertas CV Setia Kawan Tulungagung
dan dilaksanakan sejak bulan Mei 2006. Subjek dan
informan dalam penelitian ini adalah karyawan bagian
produksi (sebagai responden) dan karyawan bagian HRM.
Penelitian ini mempunyai variabel bebas yaitu
komunikasi dalam organisasi (X), variabel interfening
yaitu kepuasan kerja (Y), dan variabel terikatyaitu
kinerja (Z).
Dalam penelitian ini data yang diperoleh
menggunakan beberapa cara, antara lain: angket atau
kuesioner, wawancara atau interview, dokumentasi, dan
observasi. Instrumen penelitian ini menggunakan item-
item dari penelitian terdahulu yang telah teruji,
sehingga uji coba kuesioner untuk menguji instrument
tidak dilakukan. Sedangkan untuk uji validitas dan
reliabilitas tetap dilakukan untuk menguji validitas
dan relibilitas data yang diperoleh. Populasi dalam
penelitian ini adalah karyawan bagian produksi Pabrik
Kertas CV Setia Kawan Tulungagung yang berjumlah 245
orang. Sedangkan sampelnya diambil sebanyak 71 orang
dan tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling.
Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan
yang penting untuk diketahui terutama untuk digunakan
sebagai pertimbangan penelitian yang selanjutnya.
Keterbatasan-keterbatasan itu antara lain: meskipun
ukuran perusahaan jika dilihat dari luar cukup besar
tetapi karena tempatnya yang terpencil menjadikan
masyarakat luas belum mengenalnya, karyawan bagian
produksi yang digunakan sebagai sampel memiliki
pendidikan yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi
dalam penjelasan dan pengisian kuesioner.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan antara
atasan dengan bawahan pada Pabrik Kertas CV Setia Kawan
Tulungagung lebih sering meningkatkan koordinasi
(mengadakan sharing) sehingga setiap kegiatan berjalan
dengan baik karena dapat mengerti perasaan dari
karyawan mulai dari masalah pekerjaan ,rekan sekerja,
sampai masalah kesesuian upah, secara periodik para
atasan (direktur, manager, kapala bagian) lebih sering
terjun langsung ke lapangan sehingga dapat meningkatkan
kepuasan dan kinerja, pimpinan memperhatikan keluhan-
keluhan dari para karyawan. Selain itu peneliti
menyarankan agar penelitian selanjutnya diutamakan
mengambil obyek penelitian pada organisasi yang besar
dan sudah dikenal oleh masyarakat luas, selanjutnya
yang digunakan untuk sampel disarankan karyawan-
karyawan yang memiliki pendidikan setingkat.
KESIMPULAN
Dalam sebuah organisasi sangat dibutuhkan dan
diperlukan komunikasi yang efektif dan baik demi
tercapainya suatu tujuan bersama, tidak terlepas dari
karwayan maupun atasan. Pimpinan di dalam organisasi
harus dapat memfasilitasi tumbuhnya suasana keterbukaan
dalam komunikasi dengan karyawan, dapat berempati,
memiliki sikap yang dapat memberikan dukungan kepada
karyawan, dapat bersikap positif baik terhadap diri
sendiri maupun karyawan serta mampu menciptakan suasana
setara, dalam arti ada pengakuan bahwa kedua belah
pihak dalam hal ini pimpinan dan karyawan sama–sama
bernilai dan berharga.
Komunikasi karyawan yang efektif akan menghasilkan
kepuasan dan produktivitas karyawan, perbaikan
pencapaian hasil karya dan tujuan perusahaan. Tidak
hanya itu, hubungan antar karyawan yang dibangun
berdasarkan iklim dan kepercayaan atau suasana
perusahaan yang positif turut memberi andil dalam
menciptakan iklim komunikasi efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Referensi Jurnal Internasioanl:
Aula, P. (2010). Organizational Communication and
Conflict Management Systems: A Social Complexity
Approach. Nordicom Review 31.1 , 125-141, diakses
melalui situs
http://www.nordicom.gu.se/common/publ_pdf/321_au
la_siira.pdf, pada tanggal 11 Desember 2013,
pukul 22.05 WIB.
Jackson, J. M. (Februari 2006). The Organizational And
Its Communication Problem. Jounal of Communication
Volume 6 , 158-167, diakses melalui situs
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.146
0-2466.1959.tb00313.x/abstract, pada tanggal
Rabu, 11 Desember 2013, pukul 21.15 WIB.
Rho, E. (2009). The Impact of Organizational
Communication on Public and Nonprofit Managers'
Perception of Red Tape. Journal National Public
Management Research Conference , 1-29, diakses
melalui situs
http://www2.ku.edu/~pmranet/conferences/OSU2009/
papers/Rho,%20Eunju.%20%20The%20Impact%20of
%20Organizational%20Communication%20on%20Public
%20and%20Nonprofit%20Managers%27%20Perception
%20of%20Red%20Tape.pdf, pada tanggal 11 Desember
2013, pukul 22.17 WIB.
Referensi Web Online:
Abdhi. (2013, Agustus Minggu, 11). Pengertian Organisasi
Menurut Para Ahli. Diakses pada Rabu, Desember
Rabu, 11, 2013, from
http://artikelampuh.blogspot.com/2013/08/pengert
ianorganisasi.html#_
Anny. (2012, Oktober). Komunikasi Dalam Organisasi. diakses
Desember Selasa, 11, 2013, from
http://annyaasss.blogspot.com/2012/10/komunikasi
-dalam-organisasi.html
Bagas. (2013, Mei Minggu, 19). Peran Komunikasi Dalam
Organisasi Perusahaan. Retrieved Desember Rabu, 11,
2013, from
http://syntechnepal.blogspot.com/2013/05/peran-
komunikasi-dalam-organisasi.html
Mudzakir, I. (2012, Desember). Komunikasi Dalam Organisasi
Perusahaan. Diakses pada bulan Desember Rabu, 11,
2013, from
http://mudzakiriqbal.blogspot.com/2012/12/komuni
kasi-dalam-organisasi-perusahaan.html
Pratama, A. (2013, Oktober Jumat, 18). Komunikasi Dalam
Organisasi. Diakses pada tanggal Rabu Desember 11,
2013, meluli situs
http://andreprat.blogspot.com/2013/10/makalah-
komunikasi-dalam-organisasi.html
Anonim. (Februari, 2010). Teori Komunikasi Organisasi.
Diakses pada tanggal Rabu Desember 11, 2013,
meluli situs
http://chueycapone.wordpress.com/teori-
komunikasi-organisasi/
Referensi Buku:
Rubin And Piele Que Kommas Fisip UNS. (2000).
Communication Research: Strategies and Sourches (5th ed.).