Top Banner

of 33

KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

Jun 04, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    1/33

    1

    SKENARIO 2

    KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN

    Chelsea,seorang ibu muda yang sedang hamil tua diantar ibunya kepuskesmas.

    Setelah sampai di puskesmas ibu Chelsea tidak langsung ditangani oleh dokter. Alasan

    perawatnya dokternya suruh menunggu. Ibu Chelsea sempat menunggu hingga 1 jam

    akhirnya dokternya datang. Dokter yang bersangkutan tampak tidak ramah dan terlihat

    buru-buru. Dari hasil pemeriksaan kehamilannya, dokter mendiagnosis Chelsea dengan

    kehamilan aterm, janin letak lintang. Dokter mengatakan bahwa pasien tersebut harus

    dirujuk kerumah sakit. Si ibu tampak bingung dan merasa khawatir.

    Dokter kurang memahami kondisi ibu tersebut dan menunjukkan sikap kurang

    empati dengan memberika informasi yang kurang jelas tentang kondisi kehamilan Chelsea.

    Ibu Chelsea terlihat kurang puas dengan penjelasan tersebut. Dokter tidak menjelaskandengan jelas alasan ibu Chelsea harus dirujuk dan dioperasi sehingga ibu Chelsea dan

    keluarga besarnya merasa kurang mendapat pelayanan ynag baik dari dokter tersebut.

    Karena kurang puas dengan pelayanan dokter dipuskesmas tersebut, ibu Chelsea

    mengambil keputusan pindah kedokter lain di RS yang berbeda untuk mendapatkan

    pendapat doker yang lain. Di RS yang ini ibu Chelsea diperiksa dengan baik oleh dokter dan

    menjelaskan dengan jelas kondisi kehamilannya. Dokter menjelaskan secara rinci alasan

    kehamilan ibu Chelsea harus dioperasi, sehingga ibu Chelsea dan keluarga besarnya, setuju

    untuk tindakan yang selanjutnya.

    Bagaimana anda menjelaskan cara seorang dokter berkomunikasi efektif dengan

    pasien dalam menjalankan tugasnya sehari-hari?

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    2/33

    2

    SEVEN JUMPS

    STEP 1. KLARIFIKASI ISTILAH/TERMINOLOGI ASING

    1. KEHAMILAN

    Keadaan mengandung janin dalam rahim karena sel telur dibuahi oleh

    spermatozoa. (KBBI,edisi 3)

    Fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan

    dengan nidasi atau implantasi. (Federasi Obstetri Ginekologi Internasional)

    Sebuah proses yang diawali dengan keluarnya saluran telur yang kemudian

    bertemu dengan sperma dan keduanya menyatu membentuk sel yang akan

    bertumbuh.(BKKBN (Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana

    Nasional), 2004)

    2.

    EMPATI Keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi

    dirinya dalam keadaan perasaan atau fikiran yang sama dengan orang atau

    kelompok lainnya. (KBBI, edisi 3)

    Kemampuan untuk berfikir dan merasa diri kedalam kehidupan batin orang

    lain. (Heinz Kohut)

    Rasa kesamaan perasaan yang dialami oleh diri sendiri dan lainnya tanpa

    menimbulkan kebingungan dan masalah antara dua individu. (Jean Decety)

    Sebuah respon afektif berasal dari penangkapan atau pemahaman kondisi

    emosional orang lain atau kondisi lainnya, dan mirip dengan apa yang oranglain harapkan untuk merasakan. (Nancy Eisenberg,135:2002)

    Tentang reaksi spontan dan terjadi secar alami yang masuk kepikiran orang

    lain dan perasaannya. (Simon Baron-Cohon,2003)

    Apa yang terjadi pada kita dan ketika kita meninggalkan tubuh kita sendiri

    dan menemukan diri kita baik sejenak atau untuk jangka waktu lebih lama

    dalam pikiran yang lain. (Khen Lampert,2005)

    3. KEHAMILAN ATERM

    Usia kehamilan ibu antara 38-42 minggu. (DepKes RI,1993)

    Usia kehamilan antara 38 sampai 42 minggu dan ini merupakan periode

    dimana terjadi persalinan normal.(Wiknjosastro,2005)

    4. DIAGNOSIS

    Penentuan jenis penyakit berdasarkan tanda dan gejala dengan

    menggunakan cara dan alat seperti laboratorium, foto dan klinik. (KBBI,edisi

    3)

    Suatu proses penting pemberian nama dan pengklarifikasian penyakit-

    penyakit pasien,yang menunjukkan kemungkinan nasib pasien dan

    mengarahkan pada pengobatan tertentu. (Handayani dan Sutikno,2008)

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    3/33

    3

    4.1DIAGNOSIS BANDING : diagnosis yang dibuat dengan membandingkan penyakit

    dengan penyakitpenyakit lain yang mempunyai gejala hampir

    sama(kamuskesehatan.com)

    4.2DIAGNOSIS SEMENTARA : diagnosis yang bersifat sementara, sebelum hasil

    pemeriksaan khusus diketahui(kamuskesehatan.com)4.3DIAGNOSIS AKHIR : diagnosis yang dibuat atas dasar hasil pemeriksaan yang

    lengkap(kamuskesehatan.com)

    5. JANIN LETAK LINTANG

    Keadaan bilamana posisi fetus terletak melintang dalam uterus dan keadaan

    ini terjadi sekitar 0,5% dari kehamilan. (Peter Abrahams,2010)

    Suatu keadaan dimana janin melintang didalam uterus dengan kepala pada

    sisi yang satu sedangkan bokong pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong

    berada sedikit lebih tinggi dari pada kepala janin,sedangkan bahu berada

    pada pintu atas panggul.punggung janin dapat berada didepan

    (dorsoanterior), dibelakang (dorsoposterior) atau dibawah (dorsoinferior).

    (UI,2008)

    Bila sumbu memanjang janin menyilang sumbu menyilang ibu secara tegak

    lurus atau mendekati 90 derajat.(Rustam Mochtar,1998)

    6. RUJUKAN

    Penyelenggaraan pelayanan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab

    timbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara

    vertical dalam arti unit yag berkemampuan kurang kepada unit yang lebih

    mampu atau secara horizontal dalam arti unit-unit yang setingkat

    kemampuannya. (SK kementrian No.23 tahun 1972)

    Penyerah tanggung jawab dari satu pelayanan kesehatanan kepelayanan

    kesehatan lainnya. (John A.Boswick)

    7. OPERASI

    Tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh. (Hancock,1999)

    Bedah;bedel (untuk mengobati penyakit).(KBBI)

    8. PUSKESMAS

    Suatu kesatuan organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangankesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping

    memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada

    masyarakat diwilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.(DepKes,1991)

    9. MALPRAKTEK

    Praktik kedokteranyang salah atau tidak sesuai dengan standar profesi atau

    standar prosedur operasional. (FK.UNAIR)

    10.KOMUNIKASI EFEKTIF

    Pengembangan hubungan dokter-pasien secara efektif yang berlangsung

    secara efisien, dengan tujuan utama penyampaian informasi atau pemberian

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    4/33

    4

    penjelasan yang diperlukan dalam rangka membangun kerjasama antara

    dokter dengan pasien.(KKI,2006)

    11.INSTANSI KESEHATAN

    Suatu badan kesehatan yang didirikan oleh pemerintah maupun swasta yang

    berfungsi sebagai tempat pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat(umum)(kamuskesehatan.com)

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    5/33

    5

    STEP 2. MENETAPKAN MASALAH

    1. Bagaimana seharusnya dokter berkomunikasi baik dengan pasien?

    2. Bagaimana seharusnya langkah-langkah pelayanan dokter yag baik?

    3.

    Apa yang menyebabkan seorang pasien tidak puas dengan pelayanan seorangdokter?

    4. Bagaimana etika seorang dokter yang baik?

    5. Apa hak dan kewajiban seorang dokter dan pasien?

    JAWAB

    1. Bagaimana seharusnya dokter berkomunikasi baik dengan pasien?Dalam profesi kedokteran, komunikasi dokter-pasien merupakan salah satukompetensi

    yang harus dikuasai dokter. Kompetensi komunikasi menentukan keberhasilan dalam

    membantu penyelesaian masalah kesehatan pasien. Komunikasi efektif diharapkan dapat

    mengatasi kendala yang ditimbulkan oleh kedua pihak, pasien dan dokter.

    Komunikasi efektif dokter-pasien adalah pengembangan hubungan dokter-pasien secara

    efektif yang berlangsung secara efisien, dengan tujuan utama penyampaian informasi atau

    pemberian penjelasan yang diperlukan dalam rangka membangun kerja sama antara dokter

    dengan pasien. Komunikasi yang dilakukan secara verbal dan nonverbal menghasilkan

    pemahaman pasien terhadap keadaan kesehatannya, peluang dan kendalanya, sehingga

    dapat bersama-sama dokter mencari alternatif untuk mengatasi permasalahannya.

    Kurtz (1998) menyatakan bahwa komunikasi efektif justru tidak memerlukan waktu

    lama. Komunikasi efektif terbukti memerlukan lebih sedikit waktu karena dokter terampil

    mengenali kebutuhan pasien (tidak hanya ingin sembuh).

    Keberhasilan komunikasi dokter-pasien

    kenyamanan, kepuasan kedua pihak dan empati.

    Carma L. Bylund & Gregory Makoul dalam tulisannya tentang Emphatic Communication in

    Physician-Patient Encounter (2002), menyatakan betapa pentingnya empati ini

    dikomunikasikan. Dalam konteks ini empati disusun dalam batasan definisi berikut:

    (1) kemampuan kognitif seorang dokter dalam mengerti kebutuhan pasien (a physician

    cognitive capacity to understand patients needs),

    (2) menunjukkan afektifitas/sensitifitas dokter terhadap perasaan pasien (an affective

    sensitivity to patients feelings),

    (3) kemampuan perilaku dokter dalam memperlihatkan/menyampaikan empatinya kepadapasien (a behavioral ability to convey empathy to patient).

    Ada empat langkah yang terangkum dalam satu kata untuk melakukan komunikasi,

    yaitu SAJI (Poernomo, Ieda SS, Program Family Health Nutrition, Depkes RI, 1999).

    S Salam

    AAjak Bicara

    J Jelaskan

    I Ingatkan

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    6/33

    6

    Secara rinci penjelasan mengenai SAJI adalah sebagai berikut.

    Salam:

    Beri salam, sapa dia, tunjukkan bahwa Anda bersedia meluangkan waktu untuk

    berbicara dengannya.

    Ajak Bicara:

    Usahakan berkomunikasi secara dua arah. Jangan bicara sendiri. Dorong agar pasien

    mau dan dapat mengemukakan pikiran dan perasaannya. Tunjukkan bahwa dokter

    menghargai pendapatnya, dapat memahami kecemasannya, serta mengerti

    perasaannya. Dokter dapat menggunakan pertanyaan terbuka maupun tertutup dalam

    usaha menggali informasi.

    Jelaskan:

    Beri penjelasan mengenai hal-hal yang menjadi perhatiannya, yang ingin diketahuinya,

    dan yang akan dijalani/dihadapinya agar ia tidak terjebak oleh pikirannya sendiri.

    Luruskan persepsi yang keliru. Berikan penjelasan mengenai penyakit, terapi, atau

    apapun secara jelas dan detil.

    Ingatkan:Percakapan yang dokter lakukan bersama pasien mungkin memasukkan berbagai

    materi secara luas, yang tidak mudah diingatnya kembali. Di bagian akhir percakapan,

    ingatkan dia untuk hal-hal yang penting dan koreksi untuk persepsi yang keliru. Selalu

    melakukan klarifikasi apakah pasien telah mengerti benar, maupun klarifikasi terhadap

    hal-hal yang masih belum jelas bagi kedua belah pihak serta mengulang kembali akan

    pesan-pesan kesehatan yang penting.

    2. BAGAIMANA SEHARUSNYA LANGKAH-LANGKAH PELAYANAN DOKTER YANG BAIK?Secara umum pelayanan kesehatan dibagi 2 yaitu pelayanan kesehatan personal atau

    pelayanan kedokteran dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kedokteran

    keluarga adalah termasuk dalam pelayanan kedokteran dimana pelayanan dokter keluarga

    ini memiliki karakteristik tertentu dengan sasaran utamanya adalah keluarga. Pelayanan

    dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan

    pelayanan kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung jawab dokter terhadap

    pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien juga tidak

    boleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu.

    Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang

    berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang

    penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidakhanya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya

    (IDI 1982).

    llmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu

    kedokteran tingkat yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan

    tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan individu,

    keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan

    sosial budaya (IDI 1983).

    Ini juga terdapat dalam PERATURAN METRI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

    1438/MENKES/PER/XI/2O1O TENTANG STANDAR PEIAYANAN KEDOKTERAN.

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    7/33

    7

    3. APA YANG MENYEBABKAN SEORANG PASIEN TIDAK PUAS DENGAN PELAYANANSEORANG DOKTER?

    Pasien tidak mengerti keadaanya karena dokter tidak menjelaskan

    Pasien merasa dokter tidak memberinya kesempatan untuk bicara

    Pasien merasa tidak dipahami dan diberlakukan semata sebagai objek bukan

    sebagai subjek

    Pasien ragu, apakah harus memetuhi anjuran dokter atau tidak

    Pasien memutuskan untuk pergi ke dokter lain

    4. BAGAIMANA ETIKA SEORANG DOKTER YANG BAIK?SURAT KEPUTUSAN TENTANG KODE ETIK

    KEDOKTERAN INDONESIA

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    8/33

    8

    Dokter Indonesiayang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia, membakukan dan

    membukukan nilai-nilai tanggungjawab profesional profesi kedokteran dalam suatu Kode

    Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI), yang diuraikan dalam pasal-pasal berikut :

    KEWAJIBAN UMUM

    Pasal 1

    Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan

    sumpah dan atau janji dokter.

    Pasal 2

    Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan

    profesional secara independen, dan mempertahankan perilaku profesional

    dalam ukuran yang tertinggi.

    Pasal 3

    Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh

    dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan

    kemandirian profesi.

    Pasal 4

    Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat

    memuji diri .

    Pasal 5

    Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan daya

    tahan psikis maupun fisik, wajib memperoleh persetujuan pasien/

    keluarganya dan hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien

    tersebut.

    Pasal 6Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau

    menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum

    diuji kebenarannya dan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan

    keresahan masyarakat.

    Pasal 7

    Seorang dokter waajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat

    yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.

    Pasal 8

    Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan

    pelayanan secara kompeten dengan kebebasan teknis dan moralsepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan

    atas martabat manusia.

    Pasal 9

    Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien

    dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya pada

    saat menangani pasien dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter

    atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan.

    Pasal 10

    Seorang dokter wajib menghormati hak-hak- pasien, teman sejawatnya,

    dan tenaga kesehatan lainnya, serta wajib menjaga kepercayaan pasien.Pasal 11

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    9/33

    9

    Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya melindungi

    hidup makhluk insani.

    Pasal 12

    Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib memperhatikan

    keseluruhan aspek pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan

    rehabilitatif ), baik _sik maupun psiko-sosial-kultural pasiennya serta

    berusaha menjadi pendidik dan pengabdi sejati masyarakat.

    Pasal 13

    Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat lintas sektoral di

    bidang kesehatan, bidang lainnya dan masyarakat, wajib saling

    menghormati.

    KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN

    Pasal 14

    Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan seluruh

    keilmuan dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika iatidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, atas

    persetujuan pasien/ keluarganya, ia wajib merujuk pasien kepada dokter

    yang mempunyai keahlian untuk itu.

    Pasal 15

    Setiap dokter wajib memberikan kesempatan pasiennya agar senantiasa

    dapat berinteraksi dengan keluarga dan penasihatnya, termasuk dalam

    beribadat dan atau penyelesaian masalah pribadi lainnya.

    Pasal 16

    Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya

    tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.Pasal 17

    Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud

    tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan

    mampu memberikannya.

    KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT

    Pasal 18

    Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri

    ingin diperlakukan.

    Pasal 19Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat,

    kecuali dengan persetujuan keduanya atau berdasarkan prosedur yang

    etis.

    KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI

    Pasal 20

    Setiap dokter wajib selalu memelihara kesehatannya, supaya dapat

    bekerja dengan baik.

    Pasal 21

    Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi kedokteran/ kesehatan

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    10/33

    10

    5. APA HAK DAN KEWAJIBAN SEORANG DOKTER DAN PASIEN?Hak dan Kewajiban Dokter atau Dokter Gigi

    Pasal 50

    Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai hak :

    a. memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar

    profesi dan standar prosedur operasional;

    b. memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur

    operasional;

    c. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dan

    d. menerima imbalan jasa.

    Pasal 51

    Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban :

    a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur

    operasional serta kebutuhan medis pasien;

    b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau

    kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau

    pengobatan;

    c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah

    pasien itu meninggal dunia;

    d. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada

    orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan

    e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau

    kedokteran gigi.

    Hak dan Kewajiban Pasien

    Pasal 52

    Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai hak:

    a. mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 45 ayat (3);

    b. meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;

    c. mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;

    d. menolak tindakan medis; dan

    e. mendapatkan isi rekam medis.

    Pasal 53Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai kewajiban :

    a. memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya;

    b. mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi;

    c. mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan; dan

    d. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    11/33

    11

    STEP 3. CURAH PENDAPAT KEMUNGKINAN HIPOTESIS ATAU PENJELASAN

    Etika seorang dokter untuk mencakup komunikasi efektif.

    Pelayanan seorang dokter akan mempengaruhi puas atau tidaknya seorang pasien.

    Komunikasi efektif dapat memeberikan diagnosa seorang dokter dengan tepat,sehingga tidak terjadi kesalah seperti,malpraktek.

    Adanya hak dan kewajiban yang dimiliki oleh seorang dokter dan pasien.

    STEP 4. MENYUSUN PENJELASAN MENJADI SOLUSI SEMENTARA

    SKEMA

    KOMUNIKASI

    PASIEN

    DOKTER

    HAK KEWAJIBAN

    TIDAK

    EFEKTIFEFEKTIF

    DIAGNOSIS PELAYANANETIKA

    TIDAK

    TEPAT

    TEPAT

    TINGKAT

    KEPUASAN

    TIDAK PUAS PUAS

    BAIK

    TIDAK

    BAIK

    KELUHAN

    MALPRAKTEK

    TIDAK

    EFEKTIF

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    12/33

    12

    STEP 5. MENETAPKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

    UMUM

    Mahasiswa mengerti, memahami, menjelaskan dan menerapkan komunikasi.

    KHUSUS

    Mahasiswa dapat mengerti dan memahami etika kedokteran.

    Majasiswa dapat menerapkan pelayanan kepada pasien dengan baik.

    Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami hak dan kewajiban seorang dokter dan

    pasien.

    Step 6. MENGUMPULKAN INFORMASI DAN BELAJAR MANDIRI

    STEP 7. BERBAGI HASIL PENGUMPULAN INFORMASI DAN BELAJAR MANDIRI

    KOMUNIKASI

    Definisi komunikasi adalah Sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari

    seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut

    mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi.

    (Komaruddin, 1994;Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988)

    Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana

    dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan olehpenerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana, 2003).

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    13/33

    13

    Sumber : Schermerhorn, Hunt & Osborn (1994)

    Sumber (source) atau kadang disebut juga pengirim pesan adalah orang yang

    menyampaikan pemikiran atau informasi yang dimilikinya. Pengirim pesan

    bertanggungjawab dalam menerjemahkan ide atau pemikiran (encoding) menjadi sesuatu

    yang berarti, dapat berupa pesan verbal, tulisan, dan atau non verbal, atau kombinasi dari

    ketiganya. Pesan ini dikomunikasikan melalui saluran (channel) yang sesuai dengan

    kebutuhan. Pesan diterima oleh penerima pesan (receiver). Penerima akan menerjemahkan

    pesan tersebut (decoding) berdasarkan batasan pengertian yang dimilikinya. Dengan

    demikian dapat saja terjadi kesenjangan antara yang dimaksud oleh pengirim pesan dengan

    yang dimengerti oleh penerima pesan yang disebabkan kemungkinan hadirnya penghambat

    (noise). Penghambat dalam pengertian ini bisa diakibatkan oleh perbedaan sudut pandang,

    pengetahuan atau pengalaman, perbedaan budaya,masalah bahasa, dan lainnya.

    Menurut Kurzt (1998), dalam dunia kedokteran ada dua pendekatan komunikasi

    yang digunakan:

    1. Disease centered communication style atau doctor centered communication style.

    Komunikasi berdasarkan kepentingan dokter dalam usaha menegakkan diagnosis,

    termasuk penyelidikan dan penalaran klinik mengenai tanda dan gejala-gejala.

    2. Ilness centered communication style atau patient centered communication style.

    Komunikasi berdasarkan apa yang dirasakan pasien tentang penyakitnya yang secara

    individu merupakan pengalaman unik. Di sini termasuk pendapat pasien,

    kekhawatirannya, harapannya, apa yang menjadi kepentingannya serta apa yang

    dipikirkannya.

    Keberhasilan komunikasi antara dokter dan pasienmelahirkan kenyamanan dan kepuasan bagi kedua belah pihak

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    14/33

    14

    menciptakan satu kata tambahan bagi pasien yaitu empati.

    Empati adalah Keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau

    mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau fikiran yang sama dengan orang atau

    kelompok lainnya. (KBBI, edisi 3)

    Sementara, Bylund & Makoul (2002) mengembangkan 6 tingkat empati yang

    dikodekan dalam suatu sistem (The Empathy Communication Coding System (ECCS) Levels).

    Berikut adalah contoh aplikasi empati tersebut:

    Level 0: Dokter menolak sudut pandang pasien

    Mengacuhkan pendapat pasien

    Membuat pernyataan yang tidak menyetujui pendapat pasien seperti

    Kalau stress ya, mengapa datang ke sini? Atau Ya, lebih baik operasisaja sekarang.

    Level 1: Dokter mengenali sudut pandang pasien secara sambil lalu

    A ha, tapi dokter mengerjakan hal lain: menulis, membalikkan badan, menyiapkan alat,

    dan lain-lain

    Level 2: Dokter mengenali sudut pandang pasien secara implisit

    Pasien, Pusing saya ini membuat saya sulit bekerja

    Dokter, Ya...? Bagaimana bisnis Anda akhir-akhir ini?

    Level 3: Dokter menghargai pendapat pasien

    Anda bilang Anda sangat stres datang ke sini? Apa Anda maumenceritakan lebih jauh apa

    yang membuat Anda stres?

    Level 4: Dokter mengkonfirmasi kepada pasien

    Anda sepertinya sangat sibuk, saya mengerti seberapa besar usaha Anda untuk

    menyempatkan berolah raga

    Level 5: Dokter berbagi perasaan dan pengalaman (sharing feelings and experience) dengan

    pasien.

    Ya, sayamengerti hal ini dapat mengkhawatirkan Anda berdua. Beberapa pasien pernah

    mengalami aborsi spontan, kemudian setelah kehamilan berikutnya mereka sangat, sangat,

    khawatir

    Empati pada level 3 sampai 5 merupakan pengenalan dokter terhadap sudutpandang pasien tentang penyakitnya, secara eksplisit.

    Kemampuan empati harus selalu dilatih atau diasah sejak dini. Bahkan, meskipun

    usia seseorang telah beranjak dewasa, harus tetap melatih empati. Kemudian ada beberapa

    langkah yang dapat dilakukan agar kemampuan empati kita terbentuk, antara lain :

    1. Rekam semua emosi pribadi

    Setiap orang pernah mengalami perasaan positif maupun negatif, misalnya sedih, senang,

    bahagia, marah, kecewa dan lain sebagainya. Pengalamanpengalaman tersebut apabila kita

    catat atau rekam akan membantu kita memahami perasaan yang sama saat kondisi tertentu

    menjumpai kita kembali. Disamping itu ketika kita mengetahui perasaan tersebut sedangdialami oleh seseorang, kita dapat memahami kondisi tersebut sehingga kita dapat

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    15/33

    15

    memperlakukannya sesuai dengan apa yang diharapkannya. Cara mencatat atau

    merekamnya dapat berupa tulisan di buku harian atau sekedar mengingat-ingat dalam alam

    sadar kita. Untuk menyempurnakan langkah di atas, ada baiknya memperhatikan cara lebih

    spesifik, sebagai berikut :

    a. Membangkitkan kesadaran dan perbendaharaan ungkapan emosi.

    b. Meningkatkan kepekaan terhadap perasaan orang lain.

    c. Membantu memahami perspektif orang lain selain dari sudut pandangnya sendiri

    (Borba, Michele, 2008: 25).

    2. Perhatikan lingkungan luar (orang lain)

    Memperhatikan lingkungan luar atau orang lain akan memberikan banyak informasi tentang

    kondisi orang di sekitar kita. Informasi ini sangat penting untuk dijadikan panduan dalam

    mengambil pilihan perilaku tertentu. Informasi ini juga dapat dijadikan pembanding dengan

    diri kita tentang apa yang sedang terjadi, sehingga kita dapat mengatahui apakah perasaan

    dan perilaku kita sudah sesuai dengan lingkungan sekitarnya. Memperhatikan orang lain

    merupakan ketrampilan tersendiri yang tidak semua orang menyukainya. Memperhatikantidak sekedar

    melihat orang per orang tetapi juga mencoba menghilangkan perasaan-perasaan subyektif

    kita saat memperhatikan, sehingga akan muncul keinginan untuk mendalami perasaan

    orang yang sedang kita lihat tersebut.

    3. Dengarkan curhat orang lain

    Mendengarkan adalah sebuah kemampuan penting yang sering dibutuhkan untuk

    memahami masalah atau mendapatkan pemahaman yang lebih jelas terhadap

    permasalahan yang sedang dihadapi orang lain. Kemampuan mendengarkan juga harus latih

    agar memberikan dampak yang positif dalam interaksi sosial kita. Syarat yang dibutuhkanuntuk dapat mendengarkan adalah menghilangkan atau meminimalkan perasaan negatif

    atau prasangka terhadap obyek yang menjadi sasaran dengar. Disamping itu juga perlu

    adanya kemauan untuk membuka diri kita untuk orang lain, khususnya dengan memberikan

    kesempatan orang lain untuk berbicara yang dia inginkan tanpa kita potong sebelum selesai

    pembicaraannya. Mendengar keluh kesah atau cerita gembira orang lain akan mampu

    memberikan pengalaman lain dalam suasana hati kita. Mendengarkan cerita sedih akan

    mampu membawa kita kedalam suasana hati orang lain yang sedang bersedih dan dapat

    membangkitkan keinginan untuk memahami masalah atau perasaan orang tersebut. Begitu

    pula perasaan yang lain. Semakin banyak cerita, masalah dan ungkapan perasaan yang kita

    dengarkan akan membuat kita semakin kaya dengan pengalaman tersebut dan padaakhirnya semakin mengetahui bagaimana cara memahami orang lain atau perasaannya.

    4. Bayangkan apa yang sedang dirasakan orang lain dan akibatnya untuk diri kita.

    Membayangkan sebuah kejadian yang dialami orang lain akan menarik diri kita ke dalam

    sebuah situasi yang hampir sama dengan yang dialami orang tersebut. Refleksi keadaan

    orang lain dapat membuat kita merasakan apa yang sedang dialami orang tersebut dan

    mampu membangkitkan suasana emosional. Membayangkan sebuah kondisi tersebut dapat

    lebih mudah manakala kita pernah mengalami perasaan atau kondisi yang sama. Seseorang

    yang sering membayangkan apa yang dialami atau dirasakan orang lain dan akibat yang

    akan ditimbulkan manakala hal tersebut terjadi pada diri kita saat kejadian atau setelahkejadian akan memudahkan kita merasakan

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    16/33

    16

    suasana emosi seseorang manakala melihat kejadian-kejadian yang berkaitan dengan situasi

    penuh dengan emosi-emosi tertentu.

    5. Lakukan bantuan secepatnya.

    Memberikan bantuan atau pertolongan kepada orang-orang yang membutuhkan dapat

    membangkitkan kemampuan empati. Respon yang cepat terhadap situasi di lingkungan

    sekitar yang membutuhkan bantuan akan melatih kemampuan kita untuk empati. Bantuan

    yang kita berikan tidak perlu menunggu waktu yang lebih lama tetapi kita berusaha

    memberikan segenap kemampuan kita saat melihat atau menyaksikan orang-orang yang

    membutuhkan. Pertolongan yang kita berikan akan menstimulus keadaan emosi kita untuk

    melihat lebih jauh perasaan orang yang kita beri pertolongan dan semakin sering kita

    memberikan respon dengan cepat akan semakin mudah kita mengembangkan kemampuan

    empati kepada orang lain.

    Tujuan

    Dari sekian banyak tujuan komunikasi maka yang relevan dengan profesi dokter adalah:(1) Memfasilitasi terciptanya pencapaian tujuan kedua pihak (dokter dan pasien).

    (2) Membantu pengembangan rencana perawatan pasien bersama pasien, untuk

    kepentingan pasien dan atas dasar kemampuan pasien, termasuk kemampuan finansial.

    (3) Membantu memberikan pilihan dalam upaya penyelesaian masalah kesehatan pasien.

    (4) Membimbing pasien sampai pada pengertian yang sebenarnya tentang

    penyakit/masalah yang dihadapinya.

    (5) Membantu mengendalikan kinerja dokter dengan acuan langkah-langkah atau hal-hal

    yang telah disetujui pasien.

    ManfaatBerdasarkan hari penelitian, manfaat komunikasi efektif dokter-pasien di antaranya:

    (1) Meningkatkan kepuasan pasien dalam menerima pelayanan medis dari dokter atau

    institusi pelayanan medis.

    (2) Meningkatkan kepercayaan pasien kepada dokter yang merupakan dasar hubungan

    dokter-pasien yang baik.

    (3) Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi dan tindakan medis.

    (4) Meningkatkan kepercayaan diri dan ketegaran pada pasien fase terminal dalam

    menghadapi penyakitnya.

    Secara ringkas ada 6 (enam) hal yang penting diperhatikan agar efektif dalam berkomunikasidengan pasien, yaitu:

    1. Materi Informasi apa yang disampaikan

    a. Tujuan anamnesis dan pemeriksaan fisik (kemungkinan rasa tidak nyaman/sakit saat

    pemeriksaan).

    b. Kondisi saat ini dan berbagai kemungkinan diagnosis.

    c. Berbagai tindakan medis yang akan dilakukan untuk menentukan diagnosis, termasuk

    manfaat, risiko, serta kemungkinan efek samping/komplikasi.

    d. Hasil dan interpretasi dari tindakan medis yang telah dilakukan untuk menegakkan

    diagnosis.e. Diagnosis, jenis atau tipe. (??)

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    17/33

    17

    f. Pilihan tindakan medis untuk tujuan terapi (kekurangan dan kelebihan masing-masing

    cara).

    g. Prognosis.

    h. Dukungan (support) yang tersedia.

    2. Siapa yang diberi informasi

    a. Pasien, apabila dia menghendaki dan kondisinya memungkinkan.

    b. Keluarganya atau orang lain yang ditunjuk oleh pasien.

    c. Keluarganya atau pihak lain yang menjadi wali/pengampu dan bertanggung jawab atas

    pasien kalau kondisi pasien tidak memungkinkan untuk berkomunikasi sendiri secara

    langsung.

    3. Berapa banyak atau sejauh mana

    a. Untuk pasien: sebanyak yang pasien kehendaki, yang dokter merasa perlu untuk

    disampaikan, dengan memerhatikan kesiapan mental pasien.

    b. Untuk keluarga: sebanyak yang pasien/keluarga kehendaki dan sebanyak yang dokterperlukan agar dapat menentukan tindakan selanjutnya.

    4. Kapan menyampaikan informasi

    Segera, jika kondisi dan situasinya memungkinkan.

    5. Di mana menyampaikannya

    a. Di ruang praktik dokter.

    b. Di bangsal, ruangan tempat pasien dirawat.

    c. Di ruang diskusi.

    d. Di tempat lain yang pantas, atas persetujuan bersama, pasien/keluarga dan dokter.

    6. Bagaimana menyampaikannya

    a. Informasi penting sebaiknya dikomunikasikan secara langsung, tidak melalui telpon, juga

    tidak diberikan dalam bentuk tulisan yang dikirim melalui pos, faksimile, sms, internet.

    b. Persiapan meliputi:

    - materi yang akan disampaikan (bila diagnosis, tindakan medis,

    prognosis sudah disepakati oleh tim);

    - ruangan yang nyaman, memperhatikan privasi, tidak terganggu orang

    lalu lalang, suara gaduh dari tv/radio, telepon;

    -

    waktu yang cukup;- mengetahui orang yang akan hadir (sebaiknya pasien ditemani oleh keluarga/orang

    yang ditunjuk; bila hanya keluarga yang hadir sebaiknya lebih dari satu orang).

    c. Jajaki sejauh mana pengertian pasien/keluarga tentang hal yang akan dibicarakan.

    d. Tanyakan kepada pasien/keluarga, sejauh mana informasi yang diinginkan dan amati

    kesiapan pasien/keluarga menerima informasi yang akan diberikan.

    Komunikasi efektif yang selama ini dianggap seni oleh profesional medis justru

    merupakan obat paling mujarab bagi pasien, bahkan diprediksi bisa meningkatkan angka

    kesembuhan.Demikian dikatakan Prof DR Deddy Mulyana dalam pidato pengukuhan sebagai

    Guru Besar dalam Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) Universitas

    Padjadjaran di Bandung, Salah satu upaya memperbaiki pelayanan tenaga medis kepadamasyarakat adalah dengan meningkatkan keterampilan komunikasi dan memahami faktor-

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    18/33

    18

    faktor sosial budaya yang mempengaruhi komunikasi mereka dengan pasien. Keterampilan

    komunikasi, bukan bawaan melainkan dipelajari, namun sayang banyak tenaga medis

    khususnya dokter tak menyadari hal ini. Posisi mereka yang istimewa pada masyarakat

    membuat mereka etnosentrik, menganggap bahwa mereka tak membutuhkan keahlian lain

    kecuali mendiagnosis penyakit, memberi obat dan melakukan tindakan medis untuk

    menyembuhkan penyakit pasien."Suatu prinsip dasar komunikasi kesehatan, bahwa seorang

    dokter yang cakap harus juga seorang komunikator yang cakap yang memiliki pemahaman

    yang jelas mengenai ketidakpastian yang dialami pasien dan keluarganya," profesional

    medis yang terlalu mengandalkan keahlian medis dengan mengabaikan pentingnya

    komunikasi dengan pasien dianggap arogan namun pada saat yang sama juga

    membahayakan kehidupan pasien dan karier mereka sendiri. Komunikasi efektif profesional

    medis dengan orang lain, termasuk dengan pasien, akan membuat mereka lebih sehat, lebih

    bahagia, dan lebih sukses dalam karier mereka, korelasi positif komunikasi yang efektif

    dengan kesehatan dan usia panjang telah didukung banyak penelitian seperti yang dilakukan

    Michael Babyak dari Universitas Duke. Dikatakan, salah satu aspek komunikasi nonverbal

    yang penting dalam dunia medis adalah sentuhan. Riset dalam komunikasi kesehatanmenunjukan kebutuhan pasien akan sentuhan tidak dipenuhi oleh profesional medis.

    Pijatan dan sentuhan oleh dokter dan perawat telah menghasilkan efek positif pasa pasien

    yang dirawat di rumah sakit, meskipun efek fisiologis, prilaku dan sikap tidak selalu positif.

    Oleh karena itu, dokter dan perawat seyogianya sering menyentuh pasien mereka agar

    pasien merasa nyaman dan diperhatikan, namun harus tetap memperhatikan bentuk,

    frekuensi, lokasi sentuhan, jenis kelamin, budaya dan agama agar pasien merasa nyaman

    dengan sentuhan tersebut. Kesalahpahaman non verbal orang-orang berbeda budaya juga

    potensial untuk terjadi dalam komunikasi kesehatan. Tidak banyak dokter yang menyadari

    bahwa penataan ruang pun bersifat simbolik dan mempengaruhi hubungan dokter dengan

    pasien untuk membantu mempercepat proses penyembuhan.Komunikasi kesehatan adalah :

    Proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator melalui saluran/media tertentu

    kepada komunikan dengan tujuan untuk mendorong perilaku manusia tercapainya

    kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan (status) sehat utuh secara

    fisik, mental (rohani), dan sosial.

    Faktor-faktor penunjang komunikasi yang efektif

    Komponen pesan :

    Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa menarik perhatian komunikan.

    Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang samaantara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.

    Pesan harus mampu membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan

    beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.

    Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi

    situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakan untuk memberikan

    tanggapan yang dikehendaki.

    Komponen komunikan :

    Ia dapat dan benar-benar mengerti pesan komunikasi.

    Pada saat mengambail keputusan ia sadar bahwa keputusannya itu sesuai dengantujuannya.

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    19/33

    19

    Pada saat mengambil keputusan ia sadar bahwa keputusannya itu bersangkutan dengan

    kepentingan pribadinya.

    Ia mampu untuk menepatinya baik secara mental maupun fisik.

    Komponen komunikator :

    Trustworthiness atau kepercayaan pada komunikator.

    Attractiveness atau daya tarik komunikator.

    Source power atau kekuasaan : kemampuan untuk menimbulkan ketundukan atau

    kepatuhan (Kelman dalam Rakhmat, 1992 : 255)

    Expertise atau keahlian komunikator.

    Keterampilan menerima verbal dan non-verbal

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    20/33

    20

    Keterampilan berkomunikasi termasuk kesadaran terhadap faktor VERBAL dan

    NONVERBAL yang terkandung dalam pesan yang tercipta. Istilah yang kita gunakan

    (PERILAKU VERBAL) mengandung ide, perasaan, keinginan, dsb, dan mempunyai efek yang

    sangat penting. Saat kita berbicara akan ada banyak pesan yang lewat antara kita dan orang

    lain. Pesan akan dibawa oleh banyak faktor lain dibandingkan dengan kata-kata yang kita

    gunakan. Faktor-faktor tsb diantaranya nada bicara, ekspresi wajah, mata, gerak tubuh,

    tangan, tempat pembicaraan berlangsung dan sebagainya. Pesan yang dibawah oleh faktor-

    faktor selain isi kalimat disebut sebagai KOMUNIKASI NON-VERBAL sebagai tujuan dari

    program ini. Kesadaran akan faktor non-verbal merupakan ketrampilanberkomunikasi yang

    penting karena beberapa penelitian menunjukan bahwa 90 persen lebih pesan antara

    manusia dapat disampaikan secara non-verbal.

    PENERIMA PESAN dapat mengurangi keefektifan berkomunikasi dengan:

    Cepat menyimpulkan. Membuat kesimpulan terhadap apa yang akan dikatakan sebelum

    diucapkan oleh si pembicara dan cepat bereaksi.

    Mengubah topik pembicaraan, mengalihkan maksud yang si pembicara coba katakanMemotong pembicaraan atau terlalu banyak bicara.

    Memikirkan pertanyaan yang ingin ditanyakan di banding apa yang pembicara katakan.

    Lebih memperhatikan hal-hal sepele dibandingkan dengan ide-ide pokok.

    Tidak mempedulikan apa yang pembicara katakan.

    Menilai orang lain; kompetisi dibandingkan kerja sama menunjukkan bahwa si penerima

    pesan hanya menyimak apa yang berharga baginya

    Tidak dapat meminta penjelasan

    Tidak dapat memeriksa adanya prasangka; tidak menyimpulkan apa yang telah dia

    dengar.

    Tidak mengetahui atau memberi tanggapan atas pesan yang diterima, sepertimempermainkan si pembicara saat dia mencoba mengatakan hal yang serius.

    Pura-pura mengerti

    Menilai segala hal yang dikatakan pembicara

    Berusaha untuk membela diri dibandingkan bersikap terbuka.

    Pasien merasa tenang dan aman ditangani oleh dokter sehingga akan patuh

    menjalankan petunjuk dan nasihat dokter karena yakin bahwa semua yang dilakukan adalah

    untuk kepentingan dirinya. Pasien percaya bahwa dokter tersebut dapat membantu

    menyelesaikan masalah kesehatannya. Untuk sampai pada tahap tersebut, diperlukan

    berbagai pemahaman seperti pemanfaatan jenis komunikasi (lisan, tulisan/verbal, non-verbal), menjadi pendengar yang baik (active listener), adanya penghambat proses

    komunikasi (noise), pemilihan alat penyampai pikiran atau informasi yang tepat (channel),

    dan mengenal mengekspresikan perasaan dan emosi. Secara ringkas Konsil Kedokteran

    Indonesia membagi 6 (enam) hal penting yang diperhatikan agar efektif dalam

    berkomunikasi dengan pasien, yaitu:

    1) Materi Informasi apa yang disampaikan

    a) Tujuan anamnesis dan pemeriksaan fisik (kemungkinan rasa tidak nyaman/sakit saat

    pemeriksaan).

    b) Kondisi saat ini dan berbagai kemungkinan diagnosis.

    c) Berbagai tindakan medis yang akan dilakukan untuk menentukan diagnosis, termasukmanfaat, risiko, serta kemungkinan efek samping/komplikasi.

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    21/33

    21

    d) Hasil dan interpretasi dari tindakan medis yang telah dilakukan untuk menegakkan

    diagnosis.

    e) Diagnosis, jenis atau tipe.

    f) Pilihan tindakan medis untuk tujuan terapi (kekurangan dan kelebihan masing masing

    cara).

    g) Prognosis.

    h) Dukungan (support) yang tersedia.

    2) Siapa yang diberi informasi

    a) Pasien, apabila dia menghendaki dan kondisinya memungkinkan.

    b) Keluarganya atau orang lain yang ditunjuk oleh pasien.

    c) Keluarganya atau pihak lain yang menjadi wali/pengampu dan bertanggung jawab atas

    pasien kalau kondisi pasien tidak memungkinkan untuk berkomunikasi sendiri secara

    langsung.

    3) Berapa banyak atau sejauh manaa) Untuk pasien: sebanyak yang pasien kehendaki, yang dokter merasa perlu untuk

    disampaikan, dengan memperhatikan kesiapan mental pasien.

    b) Untuk keluarga: sebanyak yang pasien/keluarga kehendaki dan sebanyak yang dokter

    perlukan agar dapat menentukan tindakan selanjutnya.

    4) Kapan menyampaikan informasi segera, jika kondisi dan situasinya memungkinkan.

    5) Di mana menyampaikannya

    a) Di ruang praktik dokter.

    b) Di bangsal, ruangan tempat pasien dirawat.c) Di ruang diskusi.

    d) Di tempat lain yang pantas, atas persetujuan bersama, pasien/keluarga dan dokter.

    6) Bagaimana menyampaikannya

    a) Informasi penting sebaiknya dikomunikasikan secara langsung, tidak melalui telephone,

    juga tidak diberikan dalam bentuk tulisan yang dikirim melalui pos,faximile, sms, internet.

    b) Persiapan meliputi:

    o materi yang akan disampaikan (bila diagnosis, tindakan medis, prognosis sudah disepakati

    oleh tim);

    o ruangan yang nyaman, memperhatikan privasi, tidak terganggu orang lalu lalang, suaragaduh dari tv/radio, telepon;

    o waktu yang cukup;

    o mengetahui orang yang akan hadir (sebaiknya pasien ditemani oleh keluarga/orang yang

    ditunjuk; bila hanya keluarga yang hadir sebaiknya lebih dari satu orang).

    c) Jajaki sejauh mana pengertian pasien/keluarga tentang hal yang akan dibicarakan.

    d) Tanyakan kepada pasien/keluarga, sejauh mana informasi yang diinginkan dan amati

    kesiapan pasien/keluarga menerima informasi yang akan diberikan.

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    22/33

    22

    ETIKA KEDOKTERAN

    Menurut Martin (1993), etika didefinisikan sebagai the discpline which can act as

    the performance index or reference for our control system. Dengan demikian, etika akan

    memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan manusia didalam kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni

    pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang

    secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsipprinsip moral yang ada dan pada saat

    yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam

    tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode

    etik. Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan self control,

    karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepenringan kelompok

    sosial (profesi) itu sendiri.

    Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan

    buruknya prilaku manusia :

    1.

    ETIKA DESKRIPTIF

    Etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia

    dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai.

    Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan

    tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.

    2. ETIKA NORMATIF

    Etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang

    seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika

    normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka

    tindakan yang akan diputuskan.

    Etik profesi kedokteran mulai dikenal sejak 1800 tahun sebelum Masehi dalam

    bentuk Code of Hammurabi dan Code of Hittites, yang penegakannya dilaksanakan oleh

    penguasa pada waktu itu. Selanjutnya etik kedokteran muncul dalam bentuk lain, yaitu

    dalam bentuk sumpah dokter yang bunyinya bermacam-macam, tetapi yang paling banyak

    dikenal adalah sumpah Hippocrates yang hidup sekitar 460-370 tahun SM. Sumpah tersebut

    berisikan kewajiban-kewajiban dokter dalam berperilaku dan bersikap, atau semacam code

    of conduct bagi dokter. World Medical Association dalam Deklarasi Geneva pada tahun

    1968 menelorkan sumpah dokter (dunia) dan Kode Etik Kedokteran Internasional. Kode Etik

    Kedokteran Internasional berisikan tentang kewajiban umum, kewajiban terhadap pasien,

    kewajiban terhadap sesama dan kewajiban terhadap diri sendiri. Selanjutnya, Kode EtikKedokteran Indonesia dibuat dengan mengacu kepada Kode Etik Kedokteran Internasional.

    PERANAN ETIKA DALAM PROFESI :

    Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan orang saja,

    tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang paling kecil yaitu keluarga

    sampai pada suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu kelompok diharapkan

    akan mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama.

    Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi landasan dalam

    pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat umumnya maupun dengan sesama

    anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi pusat perhatian

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    23/33

    23

    karena adanya tata nilai yang mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu kode etik profesi)

    dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya.

    Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku sebagian para

    anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang telah disepakati

    bersama (tertuang dalam kode etik profesi), sehingga terjadi kemerosotan etik pada

    masyarakat profesi tersebut. Sebagai contohnya adalah pada profesi hukum dikenal adanya

    mafia peradilan, demikian juga pada profesi dokter dengan pendirian klinik super spesialis di

    daerah mewah, sehingga masyarakat miskin tidak mungkin menjamahnya.

    TUJUAN KODE ETIK PROFESI :

    1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.

    2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.

    3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.

    4. Untuk meningkatkan mutu profesi.

    5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.

    6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

    8. Menentukan baku standarnya sendiri.

    Adapun fungsi dari kode etik profesi adalah :

    1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang

    digariskan.

    2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.

    3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam

    keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah dibutuhkan dlam berbagai bidang.

    Kode etik yang ada dalam masyarakat Indonesia cukup banyak dan bervariasi.

    Umumnya pemilik kode etik adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat nasional,

    misalnya Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), kode etik Ikatan Penasehat HUKUM Indonesia,

    Kode Etik Jurnalistik Indonesia, Kode Etik Advokasi Indonesia dan lain-lain. Ada sekitar tiga

    puluh oganisasi kemasyarakatan yang telah memiliki kode etik.

    AWAL 2002

    SURAT KEPUTUSAN PENGURUS BESAR IKATAN DOKTER INDONESIA NO. 221

    /PB/A.4/04/2002 TENTANG PENERAPAN KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA PENGURUSBESAR IKATAN DOKTER INDONESIA

    1. KEWAJIBAN UMUM

    Pasal 1

    Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter.

    Pasal 2

    Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar

    profesi yang tertinggi.

    Pasal 3

    Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi olehsesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    24/33

    24

    Pasal 4

    Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.

    Pasal 5

    Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik

    hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh persetujuan

    pasien.

    Pasal 6

    Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap

    penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal yang

    dapat menimbulkan keresahan masyarakat.

    Pasal 7

    Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri

    kebenarannya.

    Pasal 7a

    Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis yang

    kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang(compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.

    Pasal 7b

    Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya,

    dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam

    karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan, dalam

    menangani pasien

    Pasal 7c

    Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga

    kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien.

    Pasal 7dSetiap dokten harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk

    insani.

    Pasal 8

    Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan

    masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh

    (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha

    menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya.

    Pasal 9

    Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan bidang

    lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.

    2. KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN

    Pasal 10

    Setiap dokten wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan

    ketrampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan suatu

    pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien,ia wajib menujuk pasien

    kepada dokten yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.

    Pasal 11

    Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat

    berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalahlainnya.

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    25/33

    25

    Pasal 12

    Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien,

    bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.

    Pasal 13

    Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan,

    kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.

    3. KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWATPasal 14

    Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.

    Pasal 15

    Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dan teman sejawat, kecuali dengan

    persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis.

    4. KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI

    Pasal 16Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik.

    Pasal 17

    Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

    kedokteran/kesehatan.

    REVISI 2013

    SURAT KEPUTUSAN PENGURUS BESAR IKATAN DOKTER INDONESIA NO. 111

    /PB/A.4/02/2013 TENTANG PENERAPAN KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA PENGURUS

    BESAR IKATAN DOKTER INDONESIA

    KEWAJIBAN UMUM

    Pasal 1

    Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan

    sumpah dan atau janji dokter.

    Pasal 2

    Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan

    profesional secara independen, dan mempertahankan perilaku profesional

    dalam ukuran yang tertinggi.

    Pasal 3

    Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh

    dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan

    kemandirian profesi.

    Pasal 4

    Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat

    memuji diri .

    Pasal 5

    Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan daya

    tahan psikis maupun fisik, wajib memperoleh persetujuan pasien/

    keluarganya dan hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasientersebut.

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    26/33

    26

    Pasal 6

    Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau

    menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum

    diuji kebenarannya dan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan

    keresahan masyarakat.

    Pasal 7

    Seorang dokter waajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat

    yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.

    Pasal 8

    Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan

    pelayanan secara kompeten dengan kebebasan teknis dan moral

    sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan

    atas martabat manusia.

    Pasal 9

    Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien

    dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya padasaat menangani pasien dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter

    atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan.

    Pasal 10

    Seorang dokter wajib menghormati hak-hak- pasien, teman sejawatnya,

    dan tenaga kesehatan lainnya, serta wajib menjaga kepercayaan pasien.

    Pasal 11

    Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya melindungi

    hidup makhluk insani.

    Pasal 12

    Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib memperhatikankeseluruhan aspek pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan

    rehabilitatif ), baik _sik maupun psiko-sosial-kultural pasiennya serta

    berusaha menjadi pendidik dan pengabdi sejati masyarakat.

    Pasal 13

    Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat lintas sektoral di

    bidang kesehatan, bidang lainnya dan masyarakat, wajib saling

    menghormati.

    KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN

    Pasal 14Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan seluruh

    keilmuan dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika ia

    tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, atas

    persetujuan pasien/ keluarganya, ia wajib merujuk pasien kepada dokter

    yang mempunyai keahlian untuk itu.

    Pasal 15

    Setiap dokter wajib memberikan kesempatan pasiennya agar senantiasa

    dapat berinteraksi dengan keluarga dan penasihatnya, termasuk dalam

    beribadat dan atau penyelesaian masalah pribadi lainnya.

    Pasal 16Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    27/33

    27

    tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.

    Pasal 17

    Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud

    tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan

    mampu memberikannya.

    KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT

    Pasal 18

    Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri

    ingin diperlakukan.

    Pasal 19

    Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat,

    kecuali dengan persetujuan keduanya atau berdasarkan prosedur yang

    etis.

    KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRIPasal 20

    Setiap dokter wajib selalu memelihara kesehatannya, supaya dapat

    bekerja dengan baik.

    Pasal 21

    Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti perkembangan ilmu

    pengetahuan dan teknologi kedokteran/ kesehatan.

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    28/33

    28

    PELAYANAN DOKTER-PASIEN

    Di Indonesia, Departemen Kesehatan RI (1992) membedakan pelayanan kesehatan di

    rumah sakit dalam jenis pelayanan yang bersifat dasar, spesialistik dan subspesialistik, yang

    mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau olehmasyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Rumah sakit bertugas

    untuk melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna dengan

    mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara

    serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya

    rujukan. Untuk menyelenggarakan upaya-upaya tersebut rumah sakit mempunyai fungsi

    menyelenggarakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, pelayanan asuhan

    keperawatan, pelayanan rujukan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan

    pengembangan dengan melakukan administrasi dan keuangan untuk terlaksananya misi

    rumah sakit.

    Pelayanan kesehatan pasien rawat jalan kini merupakan salah satu pelayanan yangmenjadi perhatian utama rumah sakit di seluruh dunia. Hampir seluruh rumah sakit di

    negara maju kini meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan terhadap pasien rawat jalan.

    Hal ini disebabkan :

    1. Jumlah pasien rawat jalan jauh lebih besar dari pada pasien rawat inap sehingga

    pasien rawat jalan sebenarnya merupakan aset/ sumber pangsa pasar yang besar

    yang belum dioptimalkan. Menurut hasil survei beberapa rumah sakit di Amerika,

    perbandingan pasien rawat jalan dibanding pasien rawat inap sedikitnya 10 : 1.

    2. Adanya fenomena peningkatan pelayanan pasien rawat jalan dari tahun

    ketahun. Menurut AHC ( Amerika Healt Consultant, 1999 ), di Amerika terjadi

    kenaikan sebesar 18% jumlah pelayanan rawat jalan per 1000 penduduk diseluruh rumah sakit di Amerika pada tahun 1993 dibandingkan tahun 1997. Hal

    ini disebabkan adanya perkembangan yang pesat dari teknologi kedokteran,

    perkembangan perusahaan asuransi dan perilaku masyarakat, yang cenderung

    lebih menyukai pelayanan rawat jalan dan mendorong perkembangan jumlah

    pasien rawat jalan dibandingkan rawat inap.

    3. Penghasilan dari pasien rawat jalan diprediksikan akan mengimbangi pemasukan

    dari pasien rawat jalan di masa mendatang sehingga kenyataan ini merupakan

    factor kunci di dalam peningkatkan financial rumah sakit yang berguna untuk

    kelangsungan operasional jangka panjang rumah sakit.

    4. Didalam memilih rumah sakit untuk rawat inap, pilihan pasien biasanya mulai

    dari pelayaran rawat jalan.

    5. Berbeda dengan pelayaran rawat inap, didalam pelayanan rawat jalan kontak

    antara pasien dengan dokter maupun rumah skit hanya memerlukan waktu yang

    singkat. Pelayanan yang bermutu merupakan hal yang penting karena persepsi

    tentang kualitas pelayanan lsuatu rumah sakit terbentuk saat kunjungan pasien.

    Persepsi tentang mutu yang buruk akan sangat mempengaruhi keputusan dalam

    kunjungan berikutnya dan pasien biasanya mencari rumah sakit lain ( Jackovitz,

    2000 ).

    Secara tidak langsung pasien akan mempunyai persepsi tentang mutu pelayanan

    yang buruk akan menceritakan pengalamannya kepada delapan sampai sepuluh orang

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    29/33

    29

    bahkan satu dari lima pasien yang tidak puas akan menceritakan masalahnya kepada dua

    puluh temannya ( Krowinski dan Steiber, 1997 ).

    Pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada

    keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggungjawab dokter terhadap pelayanan kesehatan

    tidak dibatasi oleh golongan umur, jenis kelamin, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis

    penyakit tertentu saja.

    PRINSIP KEDOKTERAN KELUARGA

    1. CONTINUITY OF CARE (PELAYANAN YANG BERKESINAMBUNGAN)

    2. COMPREHENSIVE OF CARE (PELAYANAN YANG MENYELURUH)

    3. COORDINATION OF CARE (PELAYANAN YANG TERKOORDINASI)

    4. COMMUNITY (MASYARAKAT)

    5. PREVENTION (PENCEGAHAN)

    6. FAMILY (KELUARGA)

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    30/33

    30

    HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER DAN PASIEN

    UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR 29 TAHUN 2004TENTANG

    PRAKTIK KEDOKTERANHak dan Kewajiban Dokter atau Dokter Gigi

    Pasal 50

    Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai hak :

    a. memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar

    profesi dan standar prosedur operasional;

    b. memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur

    operasional;c. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dan

    d. menerima imbalan jasa.

    Pasal 51

    Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban :

    a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur

    operasional serta kebutuhan medis pasien;

    b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau

    kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau

    pengobatan;

    c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah

    pasien itu meninggal dunia;

    d. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada

    orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan

    e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau

    kedokteran gigi.

    Hak dan Kewajiban Pasien

    Pasal 52

    Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai hak:a. mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 45 ayat (3);

    b. meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;

    c. mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;

    d. menolak tindakan medis; dan

    e. mendapatkan isi rekam medis.

    Pasal 53

    Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai kewajiban :

    a. memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya;

    b. mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi;

    c. mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan; dan

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    31/33

    31

    d. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

    Diluar Undangundang

    1. Hak melakukan praktik dokter setelah memperoleh Surat Tanda Registrasi(STR) dan Surat

    Ijin Praktik (SIP)

    2. Hak menolak melakukan tindakan medis yang bertentangan dengan etika hukum,agama

    dan hati nuraninya .

    3. Hak untuk mengakhiri hubungan dengan seorang pasien,jika menurut penilaiannya

    kerjasama pasien dengannya tidak ada

    gunanya lagi, kecuali dalam keadaan gawat darurat.

    4. Hak menolak pasien yang bukan bidang spesialisnya,kecuali dalam keadaan darurat atau

    tidak ada dokter lain yang mampu

    menanganinya.

    5. Hak atas privasi dokter

    6. Hak atas ketentraman bekerja

    7.Hak menjadi anggota himpunan profesi8. Hak mengeluarkan suratsurat keterangandokter

    9. Hak menjadi anggota himpunan profesi

    10. Hak membela diri Hak untuk menolak memberi kesaksian mengenai pasiennya

    dipengadilan KUHP psl 170

    KEWAJIBANKEWAJIBAN DOKTER

    AEGROTI SALUS LOX SUPREME keselamatan pasien adalah hukum yang tertinggi (

    utama ) . Menurut Leenen :

    1. Kewajiban yang timbul dari sifat perawatan medis dimana dokter harus bertindak sesuaidengan standar profesi medis atau menjalankan praktek kedokterannya secara lege artis.

    2. Kewajiban untuk menghormati hak hak pasien yang bersumber dari hak - hak asasi

    dalam bidang kesehatan.

    3. Kewajiban yang berhubungan dengan fungsi sosial pemeliharaan kesehatan.

    Fred Ameln

    Hak pasien

    1. Menerima pengobatan dan perawatan

    2. Menghentikan pobatan & prawatan

    3. Menolak pobatan &prawatan4. Memilih dr & sarana pelayanan kesehatan

    5. Mendapat informasi ttg penyakitnya

    6. Atas rahasia kedokteran

    7. Hak bantuan medis

    8. Mendapat perawatan terbaik & berlanjut

    9. Menerima pelayanan/perhatian atas suatupengobatan

    Veronica komalawati

    Hak pasien

    1. Hak atas informasi

    2. Memberikan informed consent

    3. Dirahasiakan penyakit

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    32/33

    32

    4. Hak atas itikat baik dari dokter

    5. Hak mendapat pelayanan medis yg terbaik

    FRED AMELYN

    KEWAJIBAN PASIEN

    1. Memberi informasi selengkapnya perihal penyakitnya

    2. Mematuhi nasihat dokter

    3. Menghormati privasi dokter yg merawat (menyimpan rahasia dokter)

    4. Memberi imbalan jasa

  • 8/14/2019 KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN .docx

    33/33

    DAFTAR PUSTAKA

    dr.Erly SpMK,Komunikasi Efektif dokter/drg dengan pasien.

    Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes,PELAYANAN DOKTER BERBASIS DOKTER KELUARGA DI

    INDONESIA.2006

    Afandi,D.Refleksi Dokter terhadap Kode Etik Kedokteran Indonesia.2011

    http://beii.student.umm.ac.id/2010/02/04/etika-kedokteran-indonesia-dan-

    penanganan-pelanggaran-etika-di-indonesia-oleh-budi-sampurna/

    Isnanto,R. BUKU AJAR ETIKA PROFESI.2009

    USU.PELAYANAN DOKTER KELUARGA.2003

    Fujiati,I.Prinsip-Prinsip Kedokteran Keluarga. Isnoviana,M. HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DOKTER.2008

    IDI.KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA.2013

    KKI.Komunikasi Dokter-Pasien.2006

    Mulkan,D.POLA IDEAL HUBUNGAN DOKTER DENGAN PASIEN.2007

    World Medical Association.PANDUAN ETIKA MEDIS.2006

    KBBI,edisi 3

    http://beii.student.umm.ac.id/2010/02/04/etika-kedokteran-indonesia-dan-penanganan-pelanggaran-etika-di-indonesia-oleh-budi-sampurna/http://beii.student.umm.ac.id/2010/02/04/etika-kedokteran-indonesia-dan-penanganan-pelanggaran-etika-di-indonesia-oleh-budi-sampurna/http://beii.student.umm.ac.id/2010/02/04/etika-kedokteran-indonesia-dan-penanganan-pelanggaran-etika-di-indonesia-oleh-budi-sampurna/http://beii.student.umm.ac.id/2010/02/04/etika-kedokteran-indonesia-dan-penanganan-pelanggaran-etika-di-indonesia-oleh-budi-sampurna/http://beii.student.umm.ac.id/2010/02/04/etika-kedokteran-indonesia-dan-penanganan-pelanggaran-etika-di-indonesia-oleh-budi-sampurna/http://beii.student.umm.ac.id/2010/02/04/etika-kedokteran-indonesia-dan-penanganan-pelanggaran-etika-di-indonesia-oleh-budi-sampurna/