KOMPETENSI SOSIAL KEPALA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMAN) 105 JAKARTA Adventina Krismastyanti Program Sarjana, Universitas Gunadarma Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam gambaran kompetensi sosial pada Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA), faktor-faktor yang menyebabkan kompetensi sosial subjek, dan cara pengembangan kompetensi sosial subjek. Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah bagaimana kompetensi sosial pada subjek sebagai Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA)?apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kompetensi sosial subjek demikian, dan bagaimana cara pengembangan kompetensi sosial subjek. Kompetensi sosial adalah keefektifan seseorang dalam berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain dan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Subjek dalam penelitian ini berjumlah satu orang dengan karakteristik subjek berjenis kelamin pria berada pada usia 50 tahun dan berprofesi sebagai kepala sekolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka dapat diketahui bahwa subjek memiliki kompetensi sosial yang baik, hal ini dikarenakan subjek telah memiliki banyak pengalaman dalam hidupnya, selain itu sebelum menjadi kepala sekolah, subjek adalah seorang guru yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mendidik dan mengajar siswa-siswanya sehingga hal inilah yang akhirnya membentuk kompetensi sosial yang baik pada diri subjek. Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah agar subjek tetap mempertahankan dan terus meningkatkan perilaku-perilaku sosialnya yang selama ini telah dilakukan sehingga kompetensi sosial subjek akan semakin baik, selain itu, bagi kepala sekolah yang lain juga agar dapat mengembangkan terus kompetensi sosial yang baik, sehingga dapat menjalankan tugas dengan baik. Peneliti berharap agar hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya. Kata kunci : Kompetensi Sosial, Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA)
16
Embed
kompetensi sosial kepala sekolah menengah atas negeri
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KOMPETENSI SOSIAL KEPALA SEKOLAH MENENGAH ATAS
NEGERI (SMAN) 105 JAKARTA
Adventina Krismastyanti
Program Sarjana, Universitas Gunadarma
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam gambaran kompetensi
sosial pada Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA), faktor-faktor yang menyebabkan kompetensi sosial subjek, dan cara pengembangan kompetensi sosial subjek. Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah bagaimana kompetensi sosial pada subjek sebagai Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA)?apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kompetensi sosial subjek demikian, dan bagaimana cara pengembangan kompetensi sosial subjek.
Kompetensi sosial adalah keefektifan seseorang dalam berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain dan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Subjek dalam penelitian ini berjumlah satu orang dengan karakteristik subjek berjenis kelamin pria berada pada usia 50 tahun dan berprofesi sebagai kepala sekolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka dapat diketahui bahwa subjek memiliki kompetensi sosial yang baik, hal ini dikarenakan subjek telah memiliki banyak pengalaman dalam hidupnya, selain itu sebelum menjadi kepala sekolah, subjek adalah seorang guru yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mendidik dan mengajar siswa-siswanya sehingga hal inilah yang akhirnya membentuk kompetensi sosial yang baik pada diri subjek.
Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah agar subjek tetap mempertahankan dan terus meningkatkan perilaku-perilaku sosialnya yang selama ini telah dilakukan sehingga kompetensi sosial subjek akan semakin baik, selain itu, bagi kepala sekolah yang lain juga agar dapat mengembangkan terus kompetensi sosial yang baik, sehingga dapat menjalankan tugas dengan baik. Peneliti berharap agar hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya. Kata kunci : Kompetensi Sosial, Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA)
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Wahjosumidjo (dalam Sudrajat, 2009) mengartikan kepala sekolah sebagai
seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana
diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara
guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.
Dalam Pasal 12 Ayat 1 Peraturan Pemerintah No 28 Tahun 1990 dikemukakan
bahwa: “Kepala sekolah bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,
administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta
pemeliharaan sarana dan prasarana.”
Seorang kepala sekolah harus memiliki kompetensi sosial sebagai salah satu
standar kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah, sebagaimana yang
telah tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, yaitu: kompetensi sosial yang merupakan kemampuan
pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk: berkomunikasi lisan dan tulisan,
menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, bergaul secara
efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua atau wali
peserta didik dan bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
Menurut Adam (dalam Martani & Adiyanti, 1991) kompetensi sosial mempunyai
hubungan yang erat dengan penyesuaian sosial dan kualitas interaksi antar pribadi.
Sedangkan Ross-Krasnor (dalam Denham & Queenan, 2003) mendefinisikan kompetensi
sosial sebagai keefektifan dalam berinteraksi, hasil dari perilaku-perilaku teratur yang
memenuhi kebutuhan-kebutuhan pada masa perkembangan dalam jangka pendek maupun
dalam jangka panjang.
Mengapa kompetensi sosial penting bagi seorang kepala sekolah sebagai tenaga
pendidik? Seorang kepala sekolah tidak hanya bertugas sebagai pemimpin dan pendidik,
tetapi juga merupakan panutan dan teladan bagi lingkungan. Seorang kepala sekolah
dituntut untuk mampu berinteraksi dengan guru-guru dan berinteraksi dengan
lingkungannya. Seorang kepala sekolah yang memiliki hubungan sosial yang baik dengan
lingkungannya, maka ia dapat bekerjasama dengan tokoh masyarakat guna melaksanakan
berbagai program dalam lingkungan kerja di sekolahnya untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan tersebut. Kepala sekolah
juga harus berhadapan langsung dengan para guru dan anak didiknya untuk memberikan
pengarahan, bimbingan dan ceramah, selain itu kepala sekolah juga harus berhadapan
langsung dengan para orang tua murid untuk memberikan informasi mengenai anak
mereka. Kepala sekolah juga perlu memberikan penjelasan dan pengarahan mengenai
aturan-aturan yang berlaku dalam sekolah. Selain itu, sebagai salah satu contoh adalah
jika ada anak didiknya yang bertengkar, atau ada diantara guru yang berselisih pendapat,
maka tugas kepala sekolah adalah menengahi, sehingga sangat dibutuhkan kompetensi
sosial yang baik pada diri seorang kepala sekolah, agar kepala sekolah tersebut mampu
menjalankan tugasnya dengan baik (Majalah Gema Widyakarya, 2008).
Contoh kompetensi sosial di lingkungan sekitar adalah jika kepala sekolahnya
seorang perempuan, maka ia dapat aktif di kegiatan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
(PKK) daerah tersebut, sehingga ia pun juga dapat mengajarkan ilmu atau keterampilan
yang dimilikinya guna diajarkan kepada masyarakat. Jika kepala sekolahnya seorang
laki-laki, dapat berperan dalam pembinaan Karang Taruna di daerah tersebut. Jadi, selain
dapat mencerdaskan peserta didiknya, kepala sekolah juga dapat membina serta
bersosialisasi dengan baik terhadap lingkungannya, dengan demikian seorang kepala
sekolah dapat memberikan manfaat kepada lingkungan dimana ia ditugaskan serta dapat
pula menjalankan tugasnya dengan baik. Apabila kepala sekolah tersebut telah
berdedikasi terhadap lingkungannya, maka ia dapat beradaptasi dan bertahan di tempat ia
ditugaskan (Mahdianur, 2009).
Seorang kepala sekolah menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16
Tahun 2007 mengenai kompetensi sosial (dalam Mahdiannur, 2009), seharusnya bersedia
ditempatkan dimanapun dia berada, namun demikian banyak kepala sekolah yang
ditugaskan di daerah-daerah terpencil atau pedalaman, merasa tidak betah karena sarana
dan prasarana yang tidak memadai seperti dimana tempat ia tinggal sebelumnya, tetapi
kepala sekolah diharuskan profesional dengan peraturan tersebut. Disinilah pentingnya
kompetensi sosial dimiliki oleh seorang kepala sekolah, agar ia dapat beradaptasi
dilingkungan tugasnya yang baru.
Mengapa kompetensi sosial pada Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) itu
perlu untuk diteliti, hal itu karena seorang Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) itu
memiliki tanggung jawab yang sangat besar untuk memimpin, mendidik, membimbing
dan mengarahkan siswa-siswanya untuk mempersiapkan masa depannya kelak, apakah
hendak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi atau akan terjun langsung ke
masyarakat. Maka disinilah pentingnya kompetensi sosial yang baik bagi Kepala Sekolah
Menengah Atas (SMA), agar ia dapat memberikan contoh yang baik dan menjadi panutan
bagi anak-anak didiknya dan mempersiapkan anak-anak didiknya agar dapat berguna di
masyarakat (Majalah Gema Widyakarya, 2008).
Latar belakang mengapa penulis memilih Sekolah Menengah Atas Negeri
(SMAN) 105 Jakarta adalah berdasarkan data yang diperoleh penulis dari situs resmi
Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 105 Jakarta, sekolah yang terletak di rayon
Ciracas Jakarta Timur ini memiliki akreditasi A dan memiliki peringkat kedua di rayon
Ciracas dalam hal mutu. Selain itu, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 105 Jakarta
ini memiliki peringkat pertama dalam hal kebersihannya di tingkat rayon Ciracas.
B. PERTANYAAN PENELITIAN
Pertanyaan dari penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kompetensi sosial pada subjek sebagai Kepala Sekolah Menengah Atas
(SMA)?
2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kompetensi sosial subjek demikian?
3. Bagaimana cara pengembangan kompetensi sosial subjek?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kompetensi
sosial pada subjek sebagai Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA), faktor-faktor yang
menyebabkan kompetensi sosial subjek demikian, dan cara pengembangan kompetensi
sosial subjek.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah ragam ilmu
psikologi khususnya dibidang psikologi sosial, yang dapat digunakan sebagai
pedoman dalam penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
setiap kepala sekolah, agar dapat memiliki dan mengembangkan kompetensi
sosial yang baik, dan mempertahankan kompetensi sosial yang baik yang