DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK KETENAGALISTRIKAN KOMPETENSI KEAHLIAN : 1. TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK (008) 2. TEKNIK DISTRIBUSI TENAGA ISTRIK (009) 3. TEKNIK TRANSMISI TENAGA LISTRIK (010) 4. TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK (011) 5. TEKNIK OTOMASI INDUSTRI (012) A. DASAR KOMPETENSI KEJURUAN STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR 1. Menganalisis rangkaian listrik 1.1 Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik 1.2 Menganalisis rangkaian listrik arus searah 1.3 Menganalisis rangkaian listrik arus bolak-balik 1.4 Menganalisis rangkaian kemagnetan. 2. Menggunakan hasil pengukuran 2.1 Mendeskripsikan konsep pengukuran besaran-besaran listrik 2.2 Melakukan pengukuran besaran listrik 2.3 Menganalisis hasil pengukuran besaran besaran listrik. 33
36
Embed
DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUANSEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASAPROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK KETENAGALISTRIKAN KOMPETENSI KEAHLIAN : 1. TEKNIK PEMBANGKIT TENAGA
LISTRIK (008)2. TEKNIK DISTRIBUSI TENAGA ISTRIK (009)
3. TEKNIK TRANSMISI TENAGA LISTRIK (010)
4. TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK (011)
5. TEKNIK OTOMASI INDUSTRI (012)
A. DASAR KOMPETENSI KEJURUAN
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Menganalisis rangkaian listrik
1.1Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik
1.2Menganalisis rangkaian listrik arus searah
1.3Menganalisis rangkaian listrik arus bolak-balik
1.4Menganalisis rangkaian kemagnetan.
2. Menggunakan hasil pengukuran
2.1Mendeskripsikan konsep pengukuran besaran-besaran listrik
2.2Melakukan pengukuran besaran listrik
2.3Menganalisis hasil pengukuran besaran besaran listrik.
33
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
3. Menafsirkan gambar teknik listrik
3.1Menerapkan standarisasi dan normalisasi gambar teknik ketenagalistrikan
3.2Menafsirkan gambar instalasi ketenagalistrikan industri
3.3Menafsirkan gambar berbasis rele dan komputer.
4. Melakukan pekerjaanmekanik dasar
4.1Mendeskripsikan cara penggunaanperalatan tangan
4.2Mendeskripsikan cara penggunaanperalatan mesin
4.3Menggunakan peralatan tangan dan mesin untuk menyelesaikan pekerjaan mekanik listrik.
5. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
5.1Mendeskripsikan keselamatan dankesehatan kerja (K3)
5.2Melaksanakan prosedur K3.
34
B. KOMPETENSI KEJURUAN1. Teknik Pembangkit Tenaga Listrik (008)
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Memahami sistem pembangkitan tenaga listrik sesuai dengan sumber energiyang tersedia
1.1 Memahami konsep penggerak mula (prime mover) dalam sistempembangkitan tenaga listrik
1.2 Mengidentifikasi jenis-jenis energi sebagai penggerak mula
1.3 Mengklasifikasikan pembangkittenaga listrik berdasarkan kapasitas dan konsep konversienergi
2. Mengoperasikan generator unit pembangkit
2.1 Memahami konsep pengoperasiangenerator pembangkit
2.2 Mengoperasikan unit generatorpembangkit
2.3 Melakukan pencatatan pengontrolan parameter operasional generator.
3. Melakukan pengaturan tegangan dan frekuensi
3.1 Menjelaskan pengaturan tegangan dan frekuensi unit generator pembangkit
35
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
operasional generator pembangkit
3.2 Menjelaskan batasan pengaturan tegangan kerja generator
piranti input dan output eksternal8.4 Menggunakan bahasa pemrograman
Ladder Diagram8.5 Menggunakan bahasa pemrograman
Instruction List8.6 Menggunakan bahasa pemrograman
FBD8.7 Menggunakan PLC untuk
keperluan sistem otomasi industri.
8.8 Mengoperasikan PLC untuk keperluan sistem otomasi industri.
9.Mengoperasikan SCADA
9.1 Memahami perangkat keras SCADA(Supervisory Control And Data Acquisition)
9.2 Memahami operasional SCADA9.3 Memahami control loop pada RTU9.4 Mengoperasikan SCADA untuk
keperluan sistem otomasi industri.
10. Merakit sistem kendali berbasis relai untuk keperluan otomasi industri
10.1 Memilih bahan yang akan dirakit
10.2 Me-lay out system kendali yang akan dirakit
10.3 Merakit sirkit kendali berbasis relai
10.4 Mengetes sirkit kendali yang sudah dirakit.
62
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
11. Merakit sistem kendali elektropneumatik untuk keperluan otomasi industri
11.1 Memilih komponen kendali elektropneumatik yang akan dirakit
11.2 Me-lay out komponen 11.3 Merakit sistem kendali
elektropneumatik untuk keperluanotomasi industri
11.4 Mengetes sistem kendali pneumatik untuk keperluan otomasi industri.
12. Merakit sistem PLC untuk keperluan otomasi industri
12.1 Memilih komponen sistem PLC/ SCADA yang akan dirakit
12.2 Mengatur tata letak komponen yang akan dirakit
12.3 Merakit sistem kendali berbasis PLC/ SCADA
12.4 Mengetes sistem kendali berbasis PLC/ SCADA yang sudah dirakit.
13. Memelihara sistem kendali elektrik untuk keperluan otomasi industri
13.1 Memahami pemeliharaan sistem kendali elektrik
13.2 Melakukan pemeliharaan preventif terhadap sistem kendali elektrik
13.3 Melacak gangguan pada sistem kendali elektrik
13.4 Mengatasi gangguan pada sistem kendali elektrik.
14. Memelihara sistem kendali pneumatik untuk keperluan otomasi industri
14.1 Memahami pemeliharaan sistem kendali pneumatik
14.2 Melacak gangguan pada sistem elektropneumatik
14.3 Mengatasi gangguan pada sistem pneumatik.
63
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
15. Memelihara sistem PLC/ SCADA untuk keperluan otomasi industri
15.1Memahami pemeliharaan sistem PLC/ SCADA
15.2Melacak ganguan pada sistem PLC/ SCADA
15.3Mengatasi gangguan pada sistem PLC/ SCADA.
64
SCADA, Mendengar kata system “SCADA”, sudah barang tentu yang diingat pertama kali adalah kepanjangan dari SCADA itu, yakni Supervisory Control And Data Acquisition. Akan tetapi jika ditanya apa sih SCADA itu, maka setumpuk jawaban yang “mungkin semuanya benar” akan kita dapatkan oleh karena perkembangan system ini yang sedemikian pesat sehingga sangat sulit mendefinisikan arti dari sebuah system SCADA. Seperti halnya Operating System (OS) untuk komputer yang sampai hari ini “artinya” masih menjadi perdebatan oleh karena sifat dan strukturOS tersebut yang terus berubah dari masa ke masa…Oleh karenanya dalam tulisan ini saya akan mengutip beberapa pendapat tentang apa sih system SCADA itu, disertai dengan pengalaman saya dalam implementasi system kontrol yang mungkin secara tidak langsung sudah merupakan implementasi system SCADA itu sendiri. Selanjutnya, terserah pembaca menyimpulkan arti SCADA dengan versinya masing-masing.
Yang pertama, dikutip dari http://members.iinet.net.au/~ianw.... , yang kalo diterjemahkan kira2 bahasanya seperti ini (sory for my english..hehe) :
Defenisi Umum, SCADA adalah sebuah system pengukuran industri dansistem kontrol yang terdiri atas sebuah titik pusat atau master, atau sering pula disebut Master Terminal Unit (MTU) dan satu ataubeberapa kontrol remote atau Remote Terminal Unit (RTU) yang dilengkapi dengan applikasi untuk memonitor dan mengontrol systemsecara keseluruhan. Pada saat ini system SCADA umumnya menjalankan open-loop control system dengan jarak pengendalian yang relatif jauh, namun demikian beberapa close-loop control tetap hadir didalamnya.System SCADA lebih sering terlihat diimplementasi dalam industri pabrikasi, dimana sering juga dikenal dengan istilah Distributed Control System (DCS). Keduanya mempunyai fungsi yang hampir sama,tetapi SCADA mempunyai jangkauan kontrol yang lebih luas, sistem komunikasi umumnya menggunakan LAN (Local Area Network) dengan speed yang lebih cepat, bahkan bisa mencakup beberapa wilayah, dengan beberapa jenis sistem komunikasi, dimana situasi ini kurang “diinginkan” oleh sebuah close-loop control. Sedangkan DCSlebih dikonfigurasi untuk menangani close-loop kontrol dengan speed yang lebih sederhana.So what is SCADA? …sistem ini digunakan untuk memonitor (Supervisory) dan atau mengontrol (Control) peralatan pabrik, kontrol bisa secara otomatis atau membutuhkan perintah dari operator. Pengumpulan data (Data Accusition) dimulai dari pembacaan input dari lokasi sensor oleh RTU (dalam aplikasinya
bisa berupa PLC) data yang dibaca kemudian diproses untuk mendeteksi kondisi “alarm” atau sekedar untuk kenutuhan display dan data log. Data yang dibaca dapat terdiri atas ; Data digital (on/off) dimana indikasi dari data ini hanya menghasilkan sinyal “alarm” atau “aman”. Data yang kedua berupa Analog Data dimana data yang terukur dapat ditampilkan dalam bentuk real angka atau dalam bentuk grafik. Data yang ketiga adalah Pulse data, yang umumnya di gunakan untuk kebutuhan perhitungan atas capaian suatuparameter proses.Untuk kebutuhan monitor & kontrol umumnya menggunakan antar muka (interface) dalam bentuk mimic (graphical display) dimana operator dapat melihat gambaran dari suatu proses lengkap dengan indikasi-indikasi yang real time berubah status sesuai dengan perubahan kondisi peralatan/sensor dilokasi. Begitu juga dengan perintah (command) dapat dikirimkan melalui tampilan ini. Interface ini biasanya dibangun dengan aplikasi yang berbasis HMI(Human Machine Interface)..akan dibahas dalam satu artikel sendiri.
Kedua, dikutip dari artikel Waskita Indrasutanta, beliau adalah salah satu instrument engineering yang sangat berpengalaman terutama dibidang oil & gas (artikelnya pun banyak menggunakan istilah pengeboran minyak), berikut penjelasannya mengenai SCADA ;
SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) adalah suatu Sistem Kontrol Supervisory dan Pengumpul. Pada prakteknya pengumpul data umumnya adalah data dari Site di lokasi ‘remote’, atau sering disebut sebagai ‘Telemetry’, dan Supervisory Control pada Site di lokasi ‘remote’ pula, atau sering disebut ‘Telecontrol’. Supervisory Control adalah kendali yang dilakukan diatas kendali lokal, sebagai contoh, pada oil production kita mempunyai beberapa production site yang dikumpulkan pada stasiun pengumpul ( gathering station ). Kendali lokal dilakukan untuk masing-masing production well dan supervisory control di stasiun pengumpul, melakukan control kepada semua production well dibawahnya. Misalnya, salah satu production well mengalami gangguan, dan stasiun pengumpul tetap harus memberikan dengan production rate tertentu, maka supervisory control akan melakukankoordinasi pada production well lainnya agar jumlah produksi bisatetap dipertahankan.
Istilah SCADA, DCS, FCS dan PLC saat ini sudah menjadi agak kaburkarena aplikasi yang saling tumpang tindih. Walaupun demikian kita masih bisa membedakan dari arsitektur-nya yang serupa tapi
66
tak sama. Sesuai dengan rancang bangun awalnya, DCS lebih berfungsi baik untuk aplikasi kontrol proses, sedangkan SCADA lebih berfungsi baik untuk aplikasi seperti istilah diterangkan diatas.
Sensor, Transmitter dan Actuator yang dipergunakan SCADA sama saja dengan yang dipergunakan DCS, FCS, dan PLC, dengan standard 4~20mA, HART, Fieldbus, dsb., sesuai dengan kompatibilitas SCADA System yang dipergunakan. Ada beberapa pabrikan yang membuat MV (Multi Variable ) Transmitter, yang langsung menggunakan Modbus, sehingga dengan menambah Radio Modem, transmitter ni menjadi sebuah RTU. Arsitekturnya terdiri sebuah MTU ( Master Terminal Unit ) dengan Operator Workstation, dan pada remote location terdapat RTU ( Remote Terminal Unit ). Dengan teknologi saat ini,arsitektur SCADA mulai berubah dan sering disebut sebagai ‘RemoteApplication Control System’ .
SCADA telah mengalami perubahan generasi, dimana pada awalnya design sebuah SCADA mempunyai satu perangkat MTU yang melakukan Supevisory Control dan Data Acquisition melalui satu atau banyak RTU yang berfungsi sebagai (dumb) Remote I/O melalui jalur komunikasi Radio, dedicated line Telephone dan lainnya.
Generasi berikutnya, membuat RTU yang intelligent, sehingga fungsi local control dilakukan oleh RTU di lokasi masing-masing RTU, dan MTU hanya melakukan supervisory control yang meliput beberapa atau semua RTU. Dengan adanya local control, operator harus mengoperasikan masing-masing local plant dan membutuhkan MMI local. Banyak pabrikan yang mengalihkan komunikasi dari MTU -RTU ke tingkatan MMI (Master) - MMI (Remote) melalui jaringan microwave atau satelit. Ada juga yang mengimplementasi komunikasinya pada tingkatan RTU, karena berpendapat bahwa kita tidak bisa mengandalkan system pada Computer, dan komunikasi padatingkatan Computer (MMI) membutuhkan bandwidth yang lebar dan mahal.
Dengan majunya teknologi Intranet dan Internet saat ini, concept SCADA diatas berubah menjadi lebih sederhana dan memanfaatkan infrastruktur Intranet yang pada saat ini umumnya sudah dibangun oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Pertamina. Apabila ada daerah-daerah atau wilayah yang belum terpasang infrastruktur Intranet, saat ini dipasaran banyak bisa kita dapatkan Wireless LAN device yang bisa menjangkau jarak sampai dengan 40 km (tanpa repeater) dengan harga relatif murah.
67
Setiap Remote Area dengan sistem kontrolnya masing-masing yang sudah dilengkapi dengan OPC (OLE for Process Control; OLE = Object Linking & Embedding) Server, bisa memasangkan suatu Industrial Web Server dengan Teknologi XML yang kemudian bisa dengan mudah di akses dengan Web Browser biasa seperti yang kita gunakan untuk Internet Browsing seperti MS Internet Explorer, Netscape, dsb. Dari Web Browser ini kita bisa mendapatkan semua tampilan seperti pada layar MMI local, atau dibuatkan tampilan sendiri sesuai kebutuhan. Kontrol tetap bisa dilakukan melalui Web Browser ini sebagaimana layaknya MMI di lokasi local.