Top Banner
Keperawatan Medikal Bedah I tentang KOLITIS Disusun Oleh: 1. Chrisse Winata 2. Desy Ervinna 3. Cristi Lesia Sihombing 4. Dennis Arianto A Dosen Pembimbing: Ns. Lorita Yemima, S.Kep
26

Kolitis Kel 2

Oct 03, 2015

Download

Documents

Denis Afandiq

asuhan keperawatan pada kolitis
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • Keperawatan Medikal Bedah ItentangKOLITIS DisusunOleh:1. Chrisse Winata2. Desy Ervinna3. Cristi Lesia Sihombing4. Dennis Arianto ADosen Pembimbing:Ns. Lorita Yemima, S.Kep

  • KOLITISKolitis adalah suatu peradangan akut atau kronik pada kolon. Sebelumnya kita ketahui terlebih dahulu Anatomi Fisiologinya:Usus besar atau colon berbentuk saluran muscular beronga yang membentang dari secum hingga canalis ani dan dibagi menjadi sekum, colon (assendens, transversum, desendens, dan sigmoid), dan rectum. Katup ileosekal mengontrol masuknya kimus ke dalam kolon, sedangkan otot sfingter eksternus dan internus mengotrol keluarnya feses dari kanalis ani. Diameter kolon kurang lebih 6,3 cm dengan panjang kurang lebih 1,5 m.

  • gambar

  • Usus besar memiliki berbagai fungsi, yang terpenting adalah absorbsi air dan elektrolit. Ciri khas dari gerakan usus besar adalah pengadukan haustral. Gerakan meremas dan tidak progresif ini menyebabkan isi usus bergerak bolak balik, sehingga memberikan waktu untuk terjadinya absorbsi. Peristaltik mendorong feses ke rectum dan menyebabkan peregangan dinding rectum dan aktivasi refleks defekasi.

  • Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam kolon berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam kolon juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri di dalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air sehingga terjadilahdiare. Penyakit radang kronik usus besar di bagi dalam dua bagian yaitu:# kolitis Ulseratif# kolitis Morbus Crohn

  • KOLITIS ULSERATIFMerupakan penyakit radang kolon nonspesifik yang umumnya berlangsung lama disertai masa remisi dan eksaserbasi yang berganti-ganti. Kolitis ulseratif merupakan penyakit inflamasi mukosa yang membentuk abses di kripta lieberkuhn yang bergabung menjadi tukak. Antara ulkus terbentuk udem dan proliferasi radang yang mirip dengan polip. Kebanyakan kolitis ulseratif ditemukan di rektum. Penyakit ini sering meluas ke kolon desendens, dan pada satu dari tiga penderita mengenai seluruh kolon.

  • gambar

  • ETIOLOGI KOLITIS ULSERATIF Etiologi kolitis ulseratif tidak diketahui. Faktor genetik tampaknya berperan dalam etiologi, karena terdapat hubungan familial. Juga terdapat bukti yang menduga bahwa autoimunnita berperan dalam patogenisis kolitis ulserativa. Antibodi antikolon telah ditemukan dalam serum penderita penyakit ini. Dalam biakan jaringan limfosit dari penderrita kolitis ulserativa merusak sel epitel pada kolon. Selain itu ada juga beberapa fakor yang dicurigai menjadi penyebab terjadinya colitis ulseratif diantaranya adalah : hipersensitifitas terhadap factor lingkungan dan makanan interaksi imun tubuh dan bakteri yang tidak berhasil (awal dari terbentuknya ulkus) pernah mengalami perbaikan pembuluh darah, dan stress.

  • PATOFISIOLOGI KOLITIS ULSERATIFLesi patologis awal adalah terbatas pada lapisan mokusa dan terdiri atas pembentukan abses dalam kriptus. Pada permulaan penyakit, terjadi udema dan kongesti mukosa. Udema dapat mengakibatkan kerapuhan yang hebat sehingga terjadi perdarahan dari trauma yang ringan, seperti gesekan ringan pada permukaan. Pada stadium penyakit yang lebih lanjut, abses kriptus pecah melewati didinding kriptus dan menyebar dalam lapisan mukosa, menimbulkan terowongan dalam mukosa. Mukosa kemudian terkelopas dalam lumen usus, meninggalkan daerah yang tidak diliputi mukosa (tukak). Pertukakan mula-mula tersebar dan dangkal, tetapi pada stadium lebih lanjut permukaan mukosa yang hilang luas sekali mengakibatkan banyak kehilangan jaringan, protein dan darah

  • LANJUTAN Pada kondisi yang fisiologis system imun pada kolon melindungi mukosa kolon dari gesekan dengan feses saat akan defekasi, tetapi karena aktifitas imun yang berlebihan pada colitis maka system imunnya malah menyerang sel-sel dikolon sehingga menyebabkan terjadi ulkus. Ulkus terjadi di sepanjang permukaan dalam (mukosa) kolon atau rectum yang menyebabkan darah keluar bersama feses. Darah yang keluar biasanya bewarna merah, karena darah ini tidak masuk dalam proses pencernaan tetapi darah yang berasal dari pembuluh darah didaerah kolon yang rusak akibat ulkus. Selain itu ulkus yang lama ini kemudian akan menyebabkan peradangan menahun sehingga terbentuk pula nanah (pus).

  • PATOFISIOLOGI Sistem imun Aktivitas imun berlebihLesi patologi Darah keluar Ulkus edema & kongesti mukosa kerapuhan abses kriptus pecah Peradangan pus tukak kehilangan jaringan, protein dan darah KOLITIS

  • GEJALA KLINIS Tanda utama adalah pendarahan dari rektum dan diare bercampur darah, nanah, dan lendir. Biasanya penderita mengalami demam , mual, dan penurunan berat badan. Pada pemeriksaan perut kadang didapat nyeri tekan dan pada colok dubur mungkin terasa nyari karena fisura. Pada pemeriksaan laboratorium didapat anemia, leukositosis, dan peninggian laju endap darah.

  • PenatalaksanaanTerapi konservatif terdiri dari istirahat, diit, pemberian sulfasalasin, dan kortikosteroid lokal atau sistemik. Pembedahan kadang diperlukan baik pada keadaan akut maupun kronik. Pada penyakit kronik tindakan bedah dilakukan pada penyakit yang membandel, misal : tidak ada perubahan dengan terapi optimal, malahan terjadi malnutrisi, kelelahan menetap, tak dapat bekerja, gangguan tumbuh kembang, gangguan sistemik dan ancaman karsinoma kolon.

  • Pada kolitis ulserosa umumnya dianjurkan kolektomi total dengan anastomosis ileoanal dengan kantong ileal. Mukosa rektum seluruhnya turut dikeluarkan dengan mempertahankan otot dasar panggul dan spingter anus. Reservoar biasanya dibuat dari ileum terminal, mortalitas pembedahan sekitar 1%. 90% penderita dapat hidup dan bekerja normal kembali. Sekitar 3% mengalami inpotensi dan 10% mengalami gangguan seksual lain.

  • MORBUS CROHNMorbus crohn atau enteritis regional yang ditemukan dikolon biasanya disebut kolitis granulomatosa atau kolitis transmural karena penyakit ini mengenai semua lapisan dinding usus. Gambaran klinisnya berupa diare, nyeri, kejat perut dan penyulit sistemik. Etiologinya tidak diketahui, mungkin ada peran reaksi autoimun terhadap rangsang dari luar dan dengan episode akut hilang timbul.

  • GEJALA KLINISTanda utama adalah :DiareNyerikejat perut.

    Morbus Crohn kambuh seumur hidup, di setiap bagian saluran cerna terutama pada usus halus. Perdarahan dan dilatasi toksik juga ditemukan.

  • Penanggulangan Terapi berupa tindakan konservatif seperti diit, imunosupresan, kortikosteroid. Kadang diperlukan nutrisi parenteral. Penanganan bedah hanya diperlukan pada penyakit membandel, abses,obstruksi, penyakit fulminans, perdarahan, keganasan. Kadang diperlukan kolektomi. Pada stenosis sedapat mungkin dilakukan plastik usus dan bukan reseksi. Pembedahan merupakan tindakan paliatif seperti halnya penanganan konservatif.

  • Diagnosa keperawatan1. Kekurangan Volume Cairan b/d diare2. Ansietas b/d ancaman terhadap konsep diri3. Nyeri b/d kram abdomen

  • Diagnosa Keperawatan1. Resiko Tinggi Kekurangan Volume CairanTujuan : Status Cairan Kembali Pada Batas NormalKriteria Hasil : Nilai elektrolit dalam rentang normalTidak ada penurunan berat badanTidak ada diareTurgor kulit baikTanda-tanda vital stabilKeseimbangan masukan dan haluaran serta urine normal dalam konsentrasi /jumlah

  • LanjutanIntervensi:# MandiriAwasi masukan dan haluaran, karakteristik, jumlah fesesMemberikan informasi tentang keseimbangan cairan merupakan pedoman untuk penggantian cairan2.Kaji tanda-tanda vitalHipotesis, takikardi, demam dapat menunjukan respon terhadap efek kehilangan cairan3.Ukur berat badan tiap hariIndikator cairan dan status nutrisi4.Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa , penurunan turgor kulitMenunjukkan kehilangan cairan berlebihan (dehidrasi )

  • # Kolaborasi Berikan cairan parenteral transfusi darah sesuai indikasiMempertahankan istirahatat usus akan memerlukan penggantian cairan untuk memperbaiki anemiaAwasi hasil laboratorium Menentukan kebutuhan pengganti dan keefektifan terapi

  • 2. Ansietas Tujuan : Mendemonstrasikan berkurangnya ansietasKriteria Hasil :Ekspresi wajah rileksMengungkapkan pemahaman tentang pemeriksaan diagnostik dan rencana tindakan Menyatukan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat menerimanya

  • LanjutanIntervensiMandiri Dorong menyatakan perasaan, berikan umpan balikMenjalin hubungan terapeutik. Ini membantu dalam mengidentifikasi masalah yang menyebabkan stressBerikan informasi yang akurat dan nyata tentang apa yang dilakukan Keterlibatan pasien dalam perencanaan perawatan memberikan rasa kontrol dan membantu menurunkan ansietasBerikan lingkungan tenang dan istirahatMemindahkan pasien dari stress luar, menigkatkan relaksasi KolaborasiBerikan obat sesuai indikasimis: Sedatif, Diazepan Obat-obatan ini dapat digunakan untuk menurunkan ansietas dan memudahkan istirahat

  • 3. NyeriTujuan : Rasa nyaman klien akan terpenuhi, nyeri berkurangKriteria Hasil : Melaporkan nyeri hilang/terkontrolTampak rileks dan mampu tidur atau istirahat dengan tepat

  • Rencana Intervensi #MandiriKaji kram abdomen/nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas (0-10), selidiki dan laporkan perubahan karakteristik nyeriPerubahan pada karakteristik nyeri dapat menunjukkan penyebaran penyakit/terjadinya komplikasiCatat petunjuk nonverbal mis : gelisah, menarik diriPetunjuk nonverbal dapat secara psikologis dan fisiologis dan dapat digunakan pada hubungan petunjuk verbal untuk mengidentifikasi luas/beratnya masalah.Observasi distensi abdomen, peningkatan suhu, penurunan tekanan darahDapat meunjukkan terjadinya obstruksi usus karena inflasi, edema, dan jaringan parut# Kolaborasi Lakukan medifikasi diet sesuai resep, mis : memberikan cairan dan meningkatkan makanan padat sesuai toleransi Istirahat usus penuh dapat menurunkan nyeri, kram

  • Buku Sumber :# Buku ajar Patologi II, Robbins dan Kumar. Edisi 4# Buku ajar SABISTON, Edisi I# Buku ajar Ilmu Bedah, R. Sjamsuhidajat dan Wim de Jong# WWW.google.kolitis.com

    **