Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menjumpai peristiwa kimia yang menyangkut larutan dan sifat-sifatnya. Larutan merupakan campuran homogen antara dua zat atau lebih. Sifat-sifat larutan seperti rasa, warna,. pH, dan kekentalan bergantung pada jenis dan konsentrasi zat terlarut. Salah satu sifat larutan yang akan dibahas kali ini adalah Sifat koligatif. Sifat yang bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dan tidak pada macamnya disebut sebagai sifat koligatif larutan. Sifat koligatif larutan adalah sifat-sifat larutan yang tidak tergantung pada jumlah jenis zat terlarut, tetapi tergantung pada konsentrasi partikelnya. Beberapa sifat fisik suatu larutan berbeda dengan sifat pelarut murninya. Sebagai contoh, air murni yang membeku pada suhu 0ºC, sedangkan larutan yang menggunakan pelarut air membeku lebih dari 0ºC. Sifat koligatif larutan pertama kali di teliti oleh Francois Marie Raolt, pada penelitiannya Raolt melakukan percobaan terhadap beberapa pelarut,
25

Koligatif Larutan

May 14, 2023

Download

Documents

Ekky Imanjaya
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Koligatif Larutan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak

menjumpai peristiwa kimia yang menyangkut larutan

dan sifat-sifatnya. Larutan merupakan campuran

homogen antara dua zat atau lebih. Sifat-sifat

larutan seperti rasa, warna,. pH, dan kekentalan

bergantung pada jenis dan konsentrasi zat terlarut.

Salah satu sifat larutan yang akan dibahas kali ini

adalah Sifat koligatif. Sifat yang bergantung pada

banyaknya partikel zat terlarut dan tidak pada

macamnya disebut sebagai sifat koligatif larutan.

Sifat koligatif larutan adalah sifat-sifat larutan

yang tidak tergantung pada jumlah jenis zat

terlarut, tetapi tergantung pada konsentrasi

partikelnya. Beberapa sifat fisik suatu larutan

berbeda dengan sifat pelarut murninya. Sebagai

contoh, air murni yang membeku pada suhu 0ºC,

sedangkan larutan yang menggunakan pelarut air

membeku lebih dari 0ºC.

Sifat koligatif larutan pertama kali di teliti

oleh Francois Marie Raolt, pada penelitiannya Raolt

melakukan percobaan terhadap beberapa pelarut,

Page 2: Koligatif Larutan

misalnya benzena dan asam asetat yang jika

dilarutkan ke dalam air titik beku larutan akan

turun. Menurut Francois Marie Raolt ada empat hal

yang merupakan sifat koligatif larutan, yaitu

penurunan tekanan uap,kenaikan titik didih,

penurunan titik beku, dan tekanan osmotik. Larutan

merupakan campuran homogen yang mempunyai sifat

fisis berbeda-beda dengan pelarut dan zat

terlarutnya.

Larutan yang mengandung jumlah partikel zat

terlarut yang sama, akan mempunyai sifat koligatif

yang sama, meskipun jenis zat yang dilarutkan pada

masing-masing larutan itu berbeda-beda. Makin banyak

jumlah partikel zat terlarut makin besar pula harga

sifat koligatifnya. Sifat koligatif merupakan

beberapa sifat fisis larutan yang bergantung pada

jumlah partikel zat terlarut, tetapi tidak

tergantung pada jenis zat terlarut tersebut. Sifat

yang dibahas dalam percobaan ini adalah perbedaan

titik didih dan titik beku. Larutan yang dipakai

adalah larutan non elektrolit yaitu gula dan urea,

dan larutan elektrolit yaitu NaCl. Larutan ini

termasuk larutan elektrolit dan non elektrolit yang

bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Permasalahan

Page 3: Koligatif Larutan

Adapun berdasarkan dari latar belakang di atas

dapat disimpulkan:

1. Mengapa terjadi perbedaan titik beku dan titik

didih sifat koligatif larutan non elektrolit?

2. Mengapa terjadi perbedaan titik beku dan titik

didih sifat koligatif larutan elektrolit?

3. Mengapa terjaid perbedaan titik beku dan titik

didih sifat koligatif laruta elektrolit dan non

elektrolit?

1.3 Tujuan Penelitian

Melalui karya tulis ini, pembaca diharapkan

dapat:

1. Membedakan penurunan titik beku dan kenaikan titik

didih larutan non elektrolit.

2. Membedakan penurunan titik beku dan kenaikan titik

didih larutan elektrolit.

3. Membedakan penurunan titik beku dan kenaikan titik

didih larutan elektrolit dan larutan non

elektrolit.

1.4 Manfaat Penelitian

Page 4: Koligatif Larutan

Karya tulis ini diharapkan dapat memberi manfaat

kepada berbagai pihak antara lain:

1.Tenaga pendidik, dapat digunakan sebagai bahan

ajar mereka untuk mendidik anak-anak bangsa dan

menambah pengetahuan pribadi.

2.Pelajar, dapat digunakan sebagai bahan belajar,

menambah pengetahuan, dan menyelesaikan tugas.

Page 5: Koligatif Larutan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kenaikan Titik Didih

Titik didih suatu cairan adalah suhu pada saat

tekanan uap dipermukaan cairan sama dengan tekanan

uap luar. Titik didih normal suatu cairan adalah

suhu pada saat tekanan luar 60 cmHg atau 1

atm. Titik didih larutan elektrolit lebih tinggi

dari pada larutan non elektrolit pada konsentrasi

sama. Kenaaikan titik didih adalah selisih antara

titik didih larutan dan titik didih pelarutnya.

Kenaikan titik didih terjadi akibat penurunan

tekanan uap.

Menurut hokum Raoult, “Besarnya kenaikan titik

didih larutan sebanding dengan hasil kali dari

molaritas larutan (m) dan kenaikan titik didih molal

(kb). Dengan Kb merupakan tetapan yang bergantung

pada jenis pelarut.

2.2 Penurunan Titik Beku

Page 6: Koligatif Larutan

Titik beku suatu cairan adalah suhu pada saat uap

cairan sama dengan tekanan uap padatnya dengan kata

lain titik beku adalah saat fase padat dan fase cair

suatu zat berada pada keseimbangan. Larutan

elektrolit memiliki titik beku lebih rendah dari

pada larutan non elektrolit pada konsentrasi sama.

Penurunan titik beku adalah perbedaan titik beku

akibat adanya partikel zat terlarut terhadap titik

beku pelarutnya. Penurunan titik beku larutan

sebanding dengan hasil kali molalitas larutan dengan

tetapan penurunan titik beku pelarut (Kf).

Larutan adalah campuran homogen antara zat

terlarut dan pelarut. Zat terlarut adalah zat yang

terdispersi (tersebar secara merata) dalam

zat pelarut.Zat terlarut mempunyai jumlah yang lebih

sedikit dalam campuran. Ini biasa di sebut dengan

solute. Sedangkan zat pelarut adalah zat yang

mendispersi atau (fase pendispersi) komponen –

komponen zat terlarut. Zat pelarut mempunyai jumlah

yang lebih banyak dalam campuran. Zat pelarut di

sebut solvent.

 Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat

menghantarkan arus listrik dengan memberikan gejala

berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya

gelmbung gas dalam larutan .Larutan yang menunjukan

gejala – gejala tersebut pada pengujian tergolong ke

dalam larutan elektrolit.

Page 7: Koligatif Larutan

Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak

dapat menghantarkan arus listrik dengan memberikan

gejala berupa tidak ada gelembung dalam larutan atau

lampu tidak menyala pada alat uji. Larutan yang

menunjukan gejala – gejala tersebut pada pengujian

tergolong ke dalam larutan non elektrolit.

BAB III

Page 8: Koligatif Larutan

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan untuk

mengetahui perbedaan kenaikan titik didih dan

penurunan titik beku larutan elektrolit dan non

elektrolit antara lain:

a.Gelas kimia 200 ml (1)

b.Kaki 3 / Tripod (1)

c.Asbes (1)

d.Pembakar spiritus (1)

e.Korek api (1)

f.Kaca arloji (1)

g.Gelas kimia plastik (1)

h.Termometer (1)

i.Tabung reaksi (6)

j.Rak tabung reaksi (1)

k.Pipet tetes (1)

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan

untuk mengetahui perbedaan kenaikan titik didih dan

penurunan titik beku larutan elektrolit dan non

elektrolit antara lain:

a.Larutan gula 1 M

b.Larutan gula 2 M

c.Larutan gula 3 M

Page 9: Koligatif Larutan

d.Larutan gula 4 M

e.Larutan urea 1 M

f.Larutan urea 2 M

g.Larutan urea 3 M

h.Larutan urea 4 M

i.Larutan NaCl 1 M

j.Larutan NaCl 2 M

k.Larutan NaCl 3 M

l.Larutan NaCl 4 M

m.Air murni

n.Garam

o.Es batu

3.2 Langkah Kerja

3.2.1 Kenaikan Titik Didih

Untuk melakukan pengamatan terhadap

perbedaan kenaikan titik didih larutan

elektrolit dan non elektrolit, dapat melakukan

langkah – langkah sebagai berikut :

a. Alat dan bahan disiapkan.

b. Tabung reaksi diisi dengan aquades, larutan

urea 1 molal, larutan urea 2 molal, larutan

urea 3 molal, dan larutan urea 4 molal.

c. Pembakar spiritus dihidupkan dengan korek

api.

Page 10: Koligatif Larutan

d. Gelas kimia yang diisi dengan air ditaruh di

atas pembakar spiritus yang dihidupkan

beralaskan kasa asbes.

e. Tabung reaksi dimasukkan ke dalam air

mendidih dalam gelas kimia di atas.

f. Perubahan suhu aquades dan larutan urea (1

molal, 2 molal, 3 molal, dan 4 molal) dalam

tabung reaksi yang terjadi diamati dan

dicatat setiap 30 detik sampai diperoleh 20

data.

g. Data yang dihasilkan dari pengukuran

termometer dicatat di selembar kertas.

h. Langkah 2-7 di atas diulangi untuk larutan

NaCl 1 molal, 2 molal, 3 molal, dan 4molal.

i. Sisa pengukuran dari reaksi di atas disimpan

dalam kantong plastik dan diberi nama sesuai

kelompok masing-masing.

3.2.2 Penurunan Titik Beku

Untuk melakukan pengamatan terhadap

perbedaan penurunan titik beku larutan

elektrolit dan non elektrolit, dapat melakukan

langkah – langkah sebagai berikut :

a. Alat dan bahan disiapkan.

b. Aquades, larutan urea (1 molal, 2 molal, 3

molal, dan 4 molal), dan larutan NaCl

Page 11: Koligatif Larutan

(1molal, 2 molal, 3 molal, dan 4 molal) yang

dibekukan dibuka plastiknya.

c. Suhu pada masing-masing larutan itu diukur

dengan thermometer setiap 30 detik hingga 20

data.

d. Hasil pengukuran dicatat di selembar kertas.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 12: Koligatif Larutan

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Kenaikan Titik Didih

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan

untuk mengukur kenaikan titik didih larutan

diperoleh hasil sebagai berikut:

No Air(°C)

Urea (°C) NaCl (°C)1 M 2 M 3 M 4M 1 M 2 M 3 M 4 M

1 29 29 29 29 39 28 29 29 292 32 33 30 30 31 30 29 29 293 33 34 31 32 33 31 32 29 304 37 34 32 34 34 32 33 33 305 39 38 34 35 36 33 33 33 316 40 39 35 36 39 34 33.5 33.5 347 42 40 37 39 41 34 34 34 358 44 43 40 40 45 35 34 34 369 46 46 41 41 48 36 35 35 3610 50 47 43 44 48 37 37 38 3611 51 52 46 48 52 37.5 38 39 3912 51 53 53 50 54 40 39 39.5 39.513 58 56 54 52 55 40.5 40 40.5 40.514 58 57 59 56 58 41 40 40.5 4215 62 62 62 60 59 41 40 41 4316 63 64 65 64 60 41.5 41 41.5 4317 65 65 69 65 64 42 43 43 4318 68 68 70 68 66 42 43 43 4319 70 72 70 72 70 43 45 45 4420 70 73 73 74 71 44 45 47 45Tabel 4.1 Kenaikan Titik Didih

4.1.2 Penurunan Titik Beku

Page 13: Koligatif Larutan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan

untuk mengukur penurunan titik beku larutan

diperoleh hasil sebagai berikut:

NoAir

(°C)

Urea (°C) NaCl (°C)

1 M 2 M 3 M 4 M 1 M 2 M 3 M 4 M1 2 4 5 4 1 5 4 2.5 32 6 9 6 6 5 9 7 8 83 6 10 9 9 8 11 10 12 114 10 10 12 11 9 12 11 14 125 15 11 12 12 11 13 14 17 186 18 18 19 18 17 16 18 19 207 20.5 18.5 20 19.5 20 19 20 21 228 22 21.5 22 22 21.5 21 21.5 23 239 23.5 22.5 22 23 23 22 22 23 23.510 26 24 24.8 25 24.5 23 23 23.5 2411 26 26 26 26 26 23.5 23.5 24 24.512 26 26 26 26 26 24 24.5 24.5 24.513 26.5 27 27 27 26.5 24.5 24.5 25 2514 27 27 27 27 27 25 25 25.5 25.815 28 27 27 27 28 25.5 26 26 2616 28 28 27.5 27.5 28 26 26 26.2 2617 28 28 28 28 28 26.1 26.2 26.8 2618 28.5 28.5 28.5 28.5 28.5 26.5 27 27 26.519 29 29 29 29 29 27 27 27 26.520 29 29 29 29 29 27 27.5 28 27Tabel 4.2 Penurunan Titik Beku

4.2 Pembahasan

Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 dapat diketahui

perbedaan kenaikan titik didih dan penurunan titik

beku yang diperoleh dengan:

Page 14: Koligatif Larutan

a. Perhitungan Teoritis

1) Kenaikan Titik Didih Urea

Urea 1 molal : ∆ Tb = m × Kb

= 1 × 0.52

= 0.52°C

Urea 2 molal : ∆ Tb = m × Kb

= 2 × 0.52

= 1.04°C

Urea 3 molal : ∆ Tb = m × Kb

= 3 × 0.52

= 0.52°C

Urea 4 molal : ∆ Tb = m × Kb

= 4 × 0.52

= 0.52°C

2) Kenaikan Titik Didih NaCl

NaCl 1 molal : ∆ Tb = m × Kb × i

= 1 × 0.52 × 2

= 1.04°C

NaCl 2 molal : ∆ Tb = m × Kb × i

= 2 × 0.52 × 2

= 2.08°C

NaCl 3 molal : ∆ Tb = m × Kb × i

= 3 × 0.52 × 2

= 3.12°C

NaCl 4 molal : ∆ Tb = m × Kb × i

= 4 × 0.52 × 2

Page 15: Koligatif Larutan

= 4.16°C

3) Penurunan Titik Beku Urea

Urea 1 molal : ∆ Tf = m×Kf

= 1 × 1.86

= 1.86°C

Urea 2 molal : ∆ Tf = m×Kf

= 2 × 1.86

= 3.72°C

Urea 3 molal : ∆ Tf = m×Kf

= 3 × 1.86

= 5.58°C

Urea 4 molal : ∆ Tf = m×Kf

= 4 × 1.86

= 7.44°C

4) Penurunan Titik Beku NaCl

NaCl 1 molal : ∆ Tf = m × Kf×i

= 1 × 1.86 × 2

= 3.72°C

NaCl 2 molal : ∆ Tf = m × Kf×i

= 2 × 1.86 × 2

= 7.44°C

NaCl 3 molal : ∆ Tf = m × Kf×i

= 3 × 1.86 × 2

= 11.16°C

Page 16: Koligatif Larutan

NaCl 4 molal : ∆ Tf = m × Kf×i

= 4 × 1.86 × 2

= 14.88°C

b. Perhitungan Data Langsung

1) Kenaikan Titik Didih Urea

Urea 1 molal : ∆ Tb = Data terbesar urea –

Data terkecil urea

= 73°C - 29°C

= 44°C

Urea 2 molal : ∆ Tb = Data terbesar urea –

Data terkecil urea

= 73°C - 29°C

= 44°C

Urea 3 molal : ∆ Tb = Data terbesar urea –

Data terkecil urea

= 74°C - 29°C

= 45°C

Urea 4 molal : ∆ Tb = Data terbesar urea –

Data terkecil urea

= 71°C - 39°C

= 42°C

2) Kenaikan Titik Didih NaCl

NaCl 1 molal : ∆ Tb = Data terbesar NaCl –

Data terkecil NaCl

= 44°C - 28°C

Page 17: Koligatif Larutan

= 16°C

NaCl 2 molal : ∆ Tb = Data terbesar NaCl –

Data terkecil NaCl

= 45°C - 29°C

= 29°C

NaCl 3 molal : ∆ Tb = Data terbesar NaCl –

Data terkecil NaCl

= 47°C - 29°C

= 18°C

NaCl 4 molal : ∆ Tb = Data terbesar NaCl –

Data terkecil NaCl

= 47°C - 29°C

= 18°C

3) Penurunan Titik Beku Urea

Urea 1 molal : ∆ Tf = Data terbesar urea –

Data terkecil urea

= 29°C - 4°C

= 25°C

Urea 2 molal : ∆ Tf = Data terbesar urea –

Data terkecil urea

= 29°C - 5°C

= 24°C

Urea 3 molal : ∆ Tf = Data terbesar urea –

Data terkecil urea

= 29°C - 4°C

= 25°C

Page 18: Koligatif Larutan

Urea 4 molal : ∆ Tf = Data terbesar urea –

Data terkecil urea

= 29°C - 1°C

= 28°C

4) Penurunan Titik Beku NaCl

NaCl 1 molal : ∆ Tf = Data terbesar NaCl –

Data terkecil NaCl

= 27°C - 5°C

= 22°C

NaCl 2 molal : ∆ Tf = Data terbesar NaCl –

Data terkecil NaCl

= 27.5°C - 4°C

= 23.5°C

NaCl 3 molal : ∆ Tf = Data terbesar NaCl –

Data terkecil NaCl

= 28°C – 2.5°C

= 25.5°C

NaCl 4 molal : ∆ Tf = Data terbesar NaCl –

Data terkecil NaCl

= 27°C - 3°C

= 24°C

c. Perhitungan Regresi

1) Kenaikan Titik Didih

Air

Page 19: Koligatif Larutan

Gambar 4.1

Urea 1 molal

Gambar 4.2

Urea 2 molal

0 2 4 6 8 10 120

5

10

15

f(x) = NaN x + NaNR² = 0 Air (°C)

Perobaan ke -

Suhu

(°C

)

0 2 4 6 8 10 120

10

20

f(x) = NaN x + NaNR² = 0 Urea 1 M

Percobaan ke -

Suhu

(°C

)

Page 20: Koligatif Larutan

Gambar 4.3

Urea 3 molal

Gambar 4.4

Urea 4 molal

Gambar 4.5

0 2 4 6 8 10 1201020

f(x) = NaN x + NaNR² = 0 Urea 2 M

Percobaan ke -

Suhu

(°C

)

0 2 4 6 8 10 120

20

f(x) = NaN x + NaNR² = 0 Urea 3 M

Percobaan ke -

Suhu

(°C

)

0 2 4 6 8 10 120

20

f(x) = NaN x + NaNR² = 0 Urea 4M

Percobaan ke -

Suhu

(°C

)

Page 21: Koligatif Larutan

NaCl 1 molal

Gambar 4.6

NaCl 2 molal

Gambar 4.7

NaCl 3 molal

0 2 4 6 8 10 120

20

f(x) = NaN x + NaNR² = 0 NaCl 1 M

Percobaan ke -

Suhu

(°C

)

0 2 4 6 8 10 1201020

f(x) = NaN x + NaNR² = 0 NaCl 2 M

Percobaan ke -

Suhu

(°C

)

0 2 4 6 8 10 120

20

f(x) = NaN x + NaNR² = 0 NaCl 3 M

Percobaan ke -

Suhu

(°C

)

Page 22: Koligatif Larutan

Gambar 4.8

NaCl 4 molal

Gambar 4.9

2) Penurunan Titik Beku

Air

Gambar 4.10

Urea 1 molal

0 2 4 6 8 10 1201020

f(x) = NaN x + NaNR² = 0 NaCl 4 M

Percobaan ke -

Suhu

(°C

)

0 2 4 6 8 10 12010

20

f(x) = NaN x + NaNR² = 0 Air

Percobaan ke -

Suhu

(°C

)

Page 23: Koligatif Larutan

Gambar 4.11

Urea 2 molal

Gambar 4.12

Urea 3 molal

Gambar 4.13

0 2 4 6 8 10 1201020

f(x) = NaN x + NaNR² = 0 Urea 1 M

Percobaan ke -

Suhu

(°C

)

0 2 4 6 8 10 120

10

20

f(x) = NaN x + NaNR² = 0 Urea 2 M

Percobaan ke -

Suhu

(°C

)

0 2 4 6 8 10 1201020

f(x) = NaN x + NaNR² = 0 Urea 3 M

Percobaan ke -

Suhu

(°C

)

Page 24: Koligatif Larutan

Urea 4 molal

Gambar 4.14

NaCl 1 molal

Gambar 4.15

NaCl 2 molal

0 2 4 6 8 10 120

10

20

f(x) = NaN x + NaNR² = 0 Urea 4 M

Percobaan ke -

Suhu

(°C

)

0 2 4 6 8 10 120

10

20

f(x) = NaN x + NaNR² = 0 NaCl 1 M

Percobaan ke -

Suhu

(°C

)

0 2 4 6 8 10 120

10

20

f(x) = NaN x + NaNR² = 0 NaCl 2 M

Percobaan ke -

Suhu

(°C

)

Page 25: Koligatif Larutan

Gambar 4.7

Gambar 4.16

NaCl 3 molal

Gambar 4.17

NaCl 4 molal

Gambar 4.9

Gambar 4.18

0 2 4 6 8 10 1201020

f(x) = NaN x + NaNR² = 0 NaCl 3 M

Percobaan ke -

Suhu

(°C

)

0 2 4 6 8 10 120

10

20

f(x) = NaN x + NaNR² = 0 NaCl 4 M

Percobaan ke -

Suhu

(°C

)