BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangPada zaman ini, tanpa kita sadari, selama ini
kehidupan kita sangat berkaitan dengan zat kimia yang dapat kita
temui dalam berbagai macam bentuk. Salah satunya dalam larutan yang
akan dibahas lebih jauh dalam makalah ini. Misalnya garam dapur
atau Natrium Klorida (NaCl). Selain memperkaya rasa masakan
ternyata garan dapur (NaCl) yang kita kenal selama ini mempunyai
kegunaan lain. Garam dapur (NaCl) dalam bentuk larutan jika
disambungkan dengan sumber listrik dapat menghantarkan arus listrik
dan membuat lampu menyala. Demikian juga halnya dengan
larutan-larutan lainnya, misalnya air suling, larutan gula, asam
asetat, amonia, asam sulfat, asam klorida, natrium klorida, natrium
hidroksida, dan masih banyak lagi. Namun tidak semua zat dapat
menghantarkan arus listrik, ada syarat yang perlu dipahami agar
dapat membuat suatu larutan. Secara garis besar larutan dibagi
menjadi dua yaitu larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit.
Larutan elektrolit dibagi lagi menjadi dua yaitu elektrolit kuat
dan elektroit lemah. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan
yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi tergantung
pada banyaknya partikel zat terlarut dalam larutan.Sifat koligatif
larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan
elektrolit dan sifat koligatif larutan nonelektrolit.Sifat
koligatif larutan nonelektrolit lebih rendah daripada sifat
koligatif larutan elektrolit.
1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan larutan
elektrolit dan non elektrolit?2. Apa yang dimaksud dengan sifat
koligatif larutan3. Bagaiman sifat koligatif larutan pada larutan
elektrolit dan non elektrolit?
1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui tentang larutan2. Untuk mengetahui
tentang sifat koligatif larutan3. Untuk mengetahui sifat koligatif
pada larutan elektrolit dan non elektrolit
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Larutan elektrolit dan non elektrolitSebelum kita membahas
sifat koligatif larutan, terlebih dahulu kita harus mengetahui arti
larutan itu sendiri. Larutan adalah campuran yang bersifat homogen
antara molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut
campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut
homogen karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat
diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan
mikroskop optis sekalipun. Dalam
campuranheterogenpermukaan-permukaan tertentu dapat diamati antara
fase-fase yang terpisah.Campuran ada tiga kemungkinan :1. Campuran
kasar, contoh: campuran tanah dan pasir.2. Dispersi koloid, contoh:
tahah liat dalam air.3. Larutan sejati, contoh: gula dalam
airKomponen larutan terdiri dari pelarut(solvent)dan zat
terlarut(solute). Pelarut adalah medium bagi zat terlarut yang
dapat berperan serta dalam reaksi kimia dalam larutan atau
meninggalkan larutan karena pengendapan atau penguapan. Umumnya zat
terlarut jumlahnya lebih sedikit dibanding pelarut. Larutan yang
dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan yang bersifat
elektrolit. Larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik
disebut larutan yang bersifat nonelektrolit.1. Larutan Elektrolit
adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan
elektrolit dibagi 2 lagi, yaitu :a. Larutan elektrolit kuat adalah
larutan yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat, karena zat
terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah
menjadi ion-ion. Yang termasuk elektrolit kuat:1. Asam kuat,
contohnya: HCl, HBr, HI, H2SO4, HNO3, HClO42. Basa kuat, contohnya:
NaOH, KOH, Ba(OH)2, Sr(OH)23. Garam, misalnya: NaCl, KCl, MgCl2,
KNO3, MgSO4Partikel-partikel yang ada di dalam larutan elektrolit
kuat adalah ion-ion yang bergabung dengan molekul air, sehingga
larutan tersebut daya hantar listriknya kuat. Hal ini disebabkan
karena tidak ada molekul atau partikel lain yang menghalangi
gerakan ion-ion untuk menghantarkan arus listrik, sementara
molekul-molekul air adalah sebagai media untuk pergerakan ion.
Misalnya HCl dilarutkan ke dalam air, maka semua HCl akan bereaksi
dengan air dan berubah menjadi ion-ion dengan persamaan reaksi
berikut:HCl (g) + H2O ( l ) H3O+(aq) + Cl(aq)Reaksi ini biasa
dituliskan:HCl (aq) H+(aq) + Cl(aq)b. Larutan elektrolit lemah
yaitu larutan yang tidak semua molekul-molekulnya terurai menjadi
ion-ion sehingga larutan ini dalam menghantarkan arus listrik
sangat lemahatau kurang kuat. Karena molekul-molekul senyawa dalam
larutan tidak dapat menghantarkan listrik, sehingga menghalangi
ion-ion yang akan menghantarkan listrik. Yang termasuk elektrolit
lemah adalah:1. Asam lemah, contohnya: HF, H2S, HCN, H2CO3, HCOOH,
CH3COOH2. Basa lemah, contohnya: Fe(OH)3 , Cu(OH)2 , NH3, N2H4,
CH3NH2, (CH3)2NH2. Larutan non elektrolit yaitu larutan yang
molekul-molekulnya tidak terionisasi sehingga tidak ada ion-ion
yang dapat menghantarkan arus listrik.Yang termasuk
nonelektrolit,Misalnya: C6H12O6, CO(NH2)2, CH4, C3H8, C13H10O.Dalam
larutan, terdapat beberapa sifat zat yang hanya ditentukan oleh
banyaknya partikel zat terlarut. Oleh karena sifat koligatif
larutan ditentukan oleh banyaknya partikel zat terlarut, maka perlu
diketahui tentang konsentrasi larutan. Konsentrasi larutan
menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di
dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan
jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau
dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut.
Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian
per juta (part per million, ppm). Sementara itu, secara kualitatif,
komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi
rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi). MolaritasSatuan
konsentrasi molaritas adalah satuan konsentrasi yang banyak
dipergunakan, dan didefinisikan sebagai banyak mol zat terlarut
dalam 1 liter (1000 mL) larutan. Molaritas disimbolkan dengan huruf
M dan dinyatakan dalam mol/L. Hampir seluruh perhitungan kimia
larutan menggunakan satuan ini.
Molalitas (m)Molalitas (kemolalan) adalah jumlah mol zat
terlarut dalam 1 kg (1000 gram) pelarut. Molalitas didefinisikan
dengan persamaan berikut
m = molalitas larutan (mol/kg) n = jumlah mol zat terlarut
(g/mol) P = jumlah massa zat (kg)Fraksi MolFraksi mol merupakan
satuan konsentrasi yang menyatakan perbandingan antara jumlah mol
salah satu komponen larutan (jumlah mol zat pelarut atau jumlah mol
zat terlarut) dengan jumlah mol total larutan. Fraksi mol
disimbolkan dengan . Misal dalam larutan hanya mengandung 2
komponen, yaitu zat B sebagai zat terlarut dan A sebagai pelarut,
maka fraksi mol A disimbolkan A dan B untuk fraksi mol zat
terlarut. Rumus :
dengan A = fraksi mol pelarut B = fraksi mol zat terlarutnA =
jumlah mol pelarutnA = jumlah mol pelarutJumlah fraksi mol pelarut
dengan zat terlarut sama dengan 1. A + B = 1
2.2 Sifat Koligatif LarutanSifat koligatif larutan adalah sifat
larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi
semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut
(konsentrasi zat terlarut).Apabila suatu pelarut ditambah dengan
sedikit zat terlarut, maka akan didapat suatu larutan yang
mengalami:1. Penurunan tekanan uap jenuh2. Kenaikan titik didih3.
Penurunan titik beku4. Tekanan osmosis
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi
larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam
larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam
larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini
dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya,
sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion.
Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat
koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan
elektrolit.
2.3 Sifat Koligatif Pada Larutan Elektrolit dan
Nonelektrolit2.3.1 Sifat Koligatif Larutan NonelektrolitSifat
koligatif tidak bergantung pada interaksi antara molekul pelarut
dan zat terlarut, tetapi bergatung pada jumlah zat terlarut yang
larut pada suatu larutan. Untuk sifat koligatif larutan non
elektrolit, ion-ionnya tidak terurai sehingga tidak ada ion yang
dapat menghantarkan listrik.. Sifat koligatif terdiri dari
penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku,
dan tekanan osmotik.Penurunan Tekanan Uap
Marie Francois Raoult (1830 - 1901) ilmuwan yang menyimpulkan
tentang tekanan uap jenuh larutanMolekul - molekul zat cair yang
meninggalkan permukaan menyebabkan adanya tekanan uap zat cair.
Semakin mudah molekul - molekul zat cair berubah menjadi uap, makin
tinggi pula tekanan uap zat cair. Apabila tekanan zat cair tersebut
dilarutkan oleh zat terlarut yang tidak menguap, maka partikel -
partikel zat terlarut ini akan mengurangi penguapan molekul -
molekul zat cair. Laut mati adalah contoh dari terjadinya penurunan
tekanan uap pelarut oleh zat terlarut yang tidak mudah menguap. Air
berkadar garam sangat tinggi ini terletak di daerah gurun yang
sangat panas dan kering, serta tidak berhubungan dengan laut bebas,
sehingga konsentrasi zat terlarutnya semakin tinggi. Persamaan
penurunan tekanan uap dapat ditulis:
P0 = tekanan uap zat cair murni P = tekanan uap larutanPada
tahun 1878, Marie Francois Raoult seorang kimiawan asal Perancis
melakukan percobaan mengenai tekanan uap jenuh larutan, sehingga ia
menyimpulkan tekanan uap jenuh larutan sama dengan fraksi mol
pelarut dikalikan dengan tekanan uap jenuh pelarut murni. Persamaan
penurunan tekanan uap dapat ditulis. Kesimpulan ini dikenal dengan
Hukum Raoult dan dirumuskan dengan. Persamaan penurunan tekanan uap
dapat ditulis:
P = tekanan uap jenuh larutan P0 = tekanan uap jenuh pelarut
murni Xp = fraksi mol zat pelarut Xt = fraksi mol zat terlarut
Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik Beku
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa :Adanya zat terlarut
pada suatu larutan menyebabkan penurunan tekanan uap yang
mengakibatkan terjadinya penurunan garis kesetimbangan antarfase
sehingga terjadi kenaikan titik didih dan penurunan titik beku.
Kenaikan Titik DidihTitik didih zat cair adalah suhu tetap pada
saat zat cair mendidih dimana tekanan uap zat cair sama dengan
tekanan uap udara disekitarnya yaitu 1 atm. Dan harus diingat titik
didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut
murninya. Hal ini disebabkan adanya partikel-partikel zat terlarut
dalam suatu larutan yang menghalangi peristiwa penguapan
partikel-partikel pelarut. Perbedaan titik didih alrutan dengan
titik didih pelarut murni disebut kenaikan titik didih yang
dinyatakan sebagai Tb ( b berasal dari kata boil yang artinya
mendidih, bukan beku).Titik didih suatu larutan lebih tinggi atau
rendah daripada titik didih pelarut, bergantung pada kemudahan zat
terlarut itu menguap dibandingkan dengan pelarutnya. Jika zat
terlarut tersebut tidak mudah menguap, misalnya larutan gula,
larutan tersebut mendidih pada suhu yang lebih tinggi daripada
titik didih pelarut air. Sebaliknya, jika zat terlarut itu mudah
menguap misalnya etanol, larutan akan mendidih pada suhu di bawah
titik didih air.Hukum sifat koligatif dapat diterapkan dalam
meramalkan titik didih larutan yang zat terlarutnya bukan
elektrolit dan tidak mudah menguap.
Tb = kenaikan titik didih (oC) kb = tetapan kenaikan titik didih
molal (oC kg/mol) m = molalitas larutan (mol/kg) Mr = massa molekul
relatif P = jumlah massa zat (kg)Tetapan Kenaikan Titik Didih (Kb)
Beberapa Pelarut
Penurunan Titik BekuAdanya zat terlarut dalam larutan akan
mengakibatkan titik beku larutan lebih kecil daripada titik beku
pelarutnya. Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:
Tf = penurunan titik beku (oC) kf = tetapan perubahan titik beku
(oC kg/mol) m = molalitas larutan (mol/kg) Mr = massa molekul
relatif P = jumlah massa zat (kg)Tetapan Penurunan Titik Beku (Kf)
Beberapa Pelarut
Tekanan OsmotikOsmosis adalah merembesnya partikel-partikel
pelarut dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat
melalui suatu membran semipermeabel. Membran semipermeabel hanya
melewatkan molekul zat tertentu sementara zat yang lainnya
tertahan.
Gambar di atas merupakan peristiwa osmosis. Pada gambar (a),
diperlihatkan keadaan awal, kemudian setelah beberapa saat, tinggi
air pada tabung naik (gambar (b)) hingga kesetimbangan tercapai.
Tekanan balik dibutuhkan untuk mencegah terjadinya proses osmosis
(gambar (c)). Jumlah tekanan balik yang dibutuhkan merupakan
tekanan osmotik larutan.Dua larutan yang memiliki tekanan osmotik
yang sama disebut larutan isotonik. Jika salah satu larutan
memiliki tekanan osmotik lebih tinggi dari larutan yang lainnya
disebut hipertonik. Adapun jika larutan memiliki tekanan osmotik
lebih rendah dari larutan yang lainnya, larutan tersebut dinamakan
hipotonik.
Persamaan Vant Hoff digunakan utnuk menghitung tekanan osmotik
:
= tekanan osmotik M = molaritas larutan R = tetapan gas (0,082)
T = suhu mutlak
2.3.2 Sifat Koligatif Larutan ElektrolitMenurut Arhenius, suatu
zat elektrolit yang dilarutkan dalam air akan terurai menjadi
ion-ion penyusunnya sehingga jumlah partikel zat pada larutan
elektrolit akan lebih banyak dibandingkan dengan larutan
nonelektrolit yang konsentrasinya sama. Hal ini menyebabkan sifat
koligatif pada larutan elektrolit lebih besar daripada larutan
nonelektrolit.Hubungan sifat koligatif larutan elektrolit dan
konsentrasi larutan dirumuskan oleh Vant Hoff, yaitu dengan
mengalikan rumus yang ada dengan bilangan faktor Vant Hoff yang
merupakan faktor penambahan jumlah partikel dalam larutan
elektrolit.Keterangan :i : factor yang menunjukkan bagaimana
larutan elektrolit dibandingkan dengan larutan nonelektrolit dengan
molalitas yang sama. Faktor i inilah yang lebih lanjut disebut
faktor Vant Hoff.n : jumlah ion dari elektrolit : derajat ionisasi
elektrolit untuk mencari derajat ionisasi digunakan rumus :Nilai
dari derajat ionisasi Elektrolit kuat : = 1 Elektrolit lemah : 0
< < 1 Non Elektrolit : = 0Jika di dalam soal tidak diberi
keterangan mengenai harga derajat ionisasi, tetapi kita mengetahui
bahwa larutannya tergolong elektrolit kuat, maka harga derajat
ionisasinya dianggap 1.
Penurunan Tekanan Uap JenuhRumus penurunan tekanan uap jenuh
dengan memakai faktor Vant Hoff hanya berlaku untuk fraksi mol zat
terlarutnya saja (zat elektrolit yang mengalami ionisasi),
sedangkan pelarut air tidak terionisasi. Oleh karena itu, rumus
penurunan tekanan uap jenuh untuk zat elektrolit adalah:
Kenaikan Titik Didih dan Penuruan Titik BekuSeperti halnya
penurunan tekanan uap jenuh, rumus untuk kenaikan titik didih dan
penurunan titik beku untuk larutan elektrolit juga dikalikan dengan
faktor Vant Hoff.
Tekanan Osmotiklarutan elektrolit di dalam pelarutnya mempunyai
kemampuan untuk mengion. Hal ini mengakibatkan larutan elektrolit
mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan non
elektrolit pada konsentrasi yang sama.Tekanan osmotik untuk larutan
elektrolit diturunkan dengan mengalikan faktor vant Hoff.
BAB IIIPENUTUP
3.1 kesimpulan1. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
disebut larutan yang bersifat elektrolit. Larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik disebut larutan yang bersifat
nonelektrolit.2. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang
tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata
hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat
terlarut). Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat
terlarut, maka akan didapat suatu larutan yang mengalami Penurunan
tekanan uap jenuh, Kenaikan titik didih, Penurunan titik beku dan
Tekanan osmosis3. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit
tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit,
walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan
elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non
elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat
koligatif larutannya pun berbeda. Sifat koligatif larutan
elektrolit lebih besar dibanding sifat koligatif larutan
nonelektrolit. Untuk larutan elektrolit dikalikan dengan bilangan
faktor Vant Hoff yang merupakan faktor penambahan jumlah partikel
dalam larutan elektrolit.3.2 SaranDemikian makalah yang kami buat,
semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik
yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila
ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya,
karena manusia tidak ada yang sempurna.
Daftar Pustaka
Dsupardi.-.Sifat Koligatif Larutan.[online],tersedia :
https://dsupardi.wordpress.com/kimia-xii-2/sifat-koligatif-larutan/
. [diakses 27 Desember 2014, 11.05]Husna, Asmaul.2012.Sifat
Koligatif Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit.[online].tersedia :
http://sugar-science.blogspot.com/2012/05/makalah-sifat-koligatif-larutan.html
. [diakses 27 Desember 2014, 12.13]Marlis.2013.Sifat Koligatif
Larutan.[online].tersedia :
http://blogmarlis.blogspot.com/2013/06/sifat-koligatif-larutan_3511.html
.[diakses 27 Desember 2014, 11.32]Najwa, Helwatin.2012.Kimia
Larutan.[online].tersedia :
http://helwatinnajwa93.blogspot.com/2012/03/kimia-larutan.html
.[diakses 27 Desember 2014, 11.26]Ratna, dkk.2009.Sifat Koligatif
Larutan.[online].tersedia :
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/sifat-koligatif-larutan/.
[diakses 27 Desember 2014, 11.14]Tusadiyah, Khalima.2014.Makalah
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit.tersedia :
http://filekuimha.blogspot.com/. [diakses 27 Desember 2014
12.09]
TUGAS MATA KULIAH KIMIA FISIKASIFAT KOLIGATIF LARUTAN
OLEHI WAYAN ADI SETIAWAN(PO7134014013)
KEMENTERIAN KESEHATAN RIPOLITEKNIK KESEHATAN DENPASARJURUSAN
ANALIS KESEHATAN2014