Top Banner
LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH DOSEN MUDA PENGARUH BAHASA INDONESIA DALAM PENGGUNAAN BAHASA JEPANG MAHASISWA DENGAN DOSEN TIM PENELITI Ni Putu Luhur Wedayanti, S.S., M.Hum. (0830118301) Ni Luh Kade Yuliani Giri, S.S., M.Hum. (0022078002) PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA NOVEMBER 2015 Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang
37

Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

Jun 08, 2019

Download

Documents

VuongNgoc
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN HIBAH DOSEN MUDA

PENGARUH BAHASA INDONESIA DALAM PENGGUNAAN

BAHASA JEPANG MAHASISWA DENGAN DOSEN

TIM PENELITI

Ni Putu Luhur Wedayanti, S.S., M.Hum. (0830118301)

Ni Luh Kade Yuliani Giri, S.S., M.Hum. (0022078002)

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG

FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA

UNIVERSITAS UDAYANA

NOVEMBER 2015

Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang

Page 2: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen
Page 3: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

i

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

RINGKASAN ............................................................................................. iv

JUDUL PENELITIAN ................................................................................ 1

I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 3

II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4

2.1 Kajian Pustaka ....................................................................................... 4

2.3 Kerangka Teori...................................................................................... 5

III METODE PENELITIAN ....................................................................... 6

3.1 Metode dan Teknik Penyediaan Data ................................................... 7

3.2 Metode dan Teknik Analisis Data ......................................................... 8

3.2 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data............................... 8

IV PEMBAHASAN .................................................................................... 13

V SIMPULAN.. .......................................................................................... 28

UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 4: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

ii

RINGKASAN

Penelitian ini dimotivasi oleh banyaknya kesalahan yang terjadi saat

mahasiswa menggunakan bahasa Jepang dalam berkomunikasi dengan dosen.

Kesalahan-kesalahan mahasiswa tersebut terdapat bukan hanya dalam tuturan

lisan, tetapi juga tulisan. Dengan meneliti konsep kesalahan mahasiswa,

diharapkan pengajar dapat menemukan solusi dan dapat melakukan perbaikan

terhadap kesalahan-kesalahan yang ditemukan.

Data dikumpulkan melalui kuisioner, dengan responden adalah mahasiswa

sastra Jepang, Universitas Udayana semester empat dan semester enam. Data

yang didapat kemudian diklasifikasikan sesuai dengan klasifikasi kesalahan

berbahasa berdasarkan kesalahan fonologis, kesalahan leksikal, kesalahan

sintaktik, kesalahan intrepretif, dan kesalahan pragmatik. Data yang telah

terklasifikasi kemudian dianalisis menggunakan teori taksonomi kesalahan

berbahasa oleh Tarigan (2009:83). Dalam menganalisis taksonomi kesalahan

berbahasa tersebut, dibandingkan juga dengan sistem bahasa dalam Bahasa

Indonesia untuk mengetahui pengaruh dari bahasa tersebut terhadap bentuk

tuturan mahasiswa Sastra Jepang.

Analisis kesalahan berbahasa ini sangat penting untuk dilakukan bukan

hanya sebagai sarana evaluasi dosen terhadap proses belajar mengajar, tetapi juga

langkah konkrit untuk menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran bahasa

Jepang. Penelitian ini diharapkan dapat membantu pembelajar bahasa Jepang

untuk berkomunikasi lebih baik dengan dosen. Implikasinya bahwa dengan dapat

menggunakan bahasa Jepang bentuk yang sopan, mahasiswa yang akan

memasuki dunia profesional dapat berkomunikasi dengan pantas dan sopan

terhadap atasannya.

Page 5: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

1

JUDUL PENELITIAN: PENGARUH BAHASA INDONESIA DALAM

PENGGUNAAN BAHASA JEPANG MAHASISWA DENGAN DOSEN

(Studi Kasus Mahasiswa Sastra Jepang, Universitas Udayana)

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran bahasa asing, sebagai bahasa kedua, yang dilakukan setelah

dewasa kerap menemui kesulitan karena sistem bahasa ibu telah tertanam dalam

di otak pembelajar bahasa kedua tersebut. Hal ini dapat menjadi faktor

penghalang pembelajar bahasa asing untuk dapat menguasai bahasa asing

tersebut dengan baik. Meskipun melakukan kesalahan dalam mempelajari bahasa

kedua (bahasa asing) dianggap sebagai sesuatu yang wajar, tetapi dengan analisis

kesalahan berbahasa, kesalahan tersebut dapat diuraikan konsep kesalahannya,

sehingga dapat menjadi jalan yang lebih singkat untuk memperbaiki kesalahan

dan menguasai bahasa yang dipelajari lebih sempurna.

Permasalahan mengenai pengaruh bahasa Ibu dalam pembelajaran bahasa

asing juga disampaikan oleh Juaningsih (2010:2) bahwa pemerolehan bahasa

asing sebagai bahasa kedua bagi pembelajar dewasa bukan merupakan hal yang

mudah, karena dalam diri mereka telah tertanam kaidah bahasa ibu mereka (B1).

Pengaruh sistem bahasa Indoenesia atau bahasa daerah (bahasa Bali) pada bahasa

Jepang disebut fenomena interferensi. Fenomena interferensi seperti ini dikatakan

sebagai masalah yang diakibatkan kurangnya informasi kebahasaaan yang

mestinya dimiliki oleh setiap individu dalam rangka berkomunikasi dalam bahasa

Asing (Sudipa, 2012:108).

Ditambahkan lagi bahwa fenomena kebahasaan dalam kaitannya dengan

interferensi menurut Menyul (dalam Sudipa, 2012:108) ada empat objek yang

dapat dikaji, yaitu : (1) aspek bunyi; (2) aspek kata; (3) aspek kalimat; (4) aspek

makna. Seorang penutur yang menguasai lebih dari satu bahasa dikatakan bahwa

bahasa pertamanya cenderung memengaruhi pada saat menggunakan bahasa

lainnya. Pengaruh yang bisa terjadi di bidang frase kerap terjadi kesalahan posisi

inti dan modifier karena sistem susunan inti dan modifier dalam bahasa Jepang

dan bahasa Indonesia yang berbeda. Misalnya, mahasiswa memanggil dosen

Page 6: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

2

dengan Sensei Yanti , yang seharusnya adalah Yanti sensei „Ibu (guru) Yanti‟.

Hal tersebut diakibatkan oleh pengaruh bahasa Indonesia yang memiliki susunan

inti mendahului modifier yaitu Ibu Yanti. Tipe kesalahan sejenis juga terjadi saat

mahasisa berkomunikasi dengan dosen dalam proses belajar mengajar.

Mahasiswa kerap menerjemahkan langsung sistem bahasa Indonesia ke dalam

kalimat berbahasa Jepang yang menyebabkan kalimat tersebut tidak alamiah dan

rancu dalam sistem bahasa Jepang.

Kesalahan-kesalahan yang disebabkan pengimplementasian sistem bahasa

satu ke bahasa lainnya harus segera diidentifikasi dengan tepat. Hal ini tidak saja

terkait pada ketidaktepatan pemilihan strategi pembelajaran yang dapat

mengakibatkan kesalahan terendapkan dan tidak terperbaiki, tetapi juga

kekhawatiran mahasiswa akan lulus dan menghadapi dunia profesional dengan

bekal kemampuan bahasa yang tidak matang. Melihat banyaknya kesalahan yang

dilakukan oleh mahasiswa sebagai pembelajar bahasa Jepang, peneliti tertarik

untuk mengkaji lebih lanjut permasalahan kesalahan berbahasa mahasiswa saat

berbicara menggunakan bahasa Jepang dengan dosen. Orientasi idealis penelitian

ini adalah teridentifikasinya kesalahan-kesalahan berbahasa mahasiswa, sehingga

dapat dengan segera dievaluasi dan ditemukan langkah-langkah untuk

memperbaiki kesalahan tersebut sebagai solusi konkrit bagi proses pembelajaran

bahasa Jepang, di Universitas Udayana.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut, maka dirumuskan

dua permasalahan, yaitu :

1. Bagaimana klasifikasi kesalahan berbahasa mahasiswa sastra Jepang sesuai

dengan taksonomi kesalahan berbahasa?

2. Bagaimana tipe perawatan yang tepat terhadap kesalahan berbahasa

mahasiswa sastra Jepang sesuai dengan taksonomi kesalahan berbahasanya?

Page 7: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

3

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian mengenai analisis kesalahan berbahasa mahasiswa sastra Jepang

terhadap dosen ini, memiliki beberapa tujuan, yakni :

1 Untuk mengetahui tipe-tipe kesalahan yang konseptual dalam tuturan bentuk

sopan bahasa Jepang mahasiswa ketika berkomunikasi dengan dosen, di

Universitas Udayana,

2 Untuk memperoleh tipe-tipe perawatan yang tepat setelah mengetahui konsep

atau tipe kesalahan berbahasa yang terjadi pada mahasiswa,

3 Untuk memberi bantuan yang paling relevan pada pembelajar bahasa Jepang,

dan merencanakan proses belajar mengajar yang lebih baik agar tidak terjadi

lagi kesalahan yang serupa.

Page 8: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

4

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

Beberapa tinjauan pustaka dan teori digunakan untuk membantu proses

analisis dalam penelitian ini. Pengamatan mengenai kesalahan berbahasa telah

dilakukan oleh banyak ahli diantaranya adalah Sudipa (2012), Prasetya, dkk

(2013), dan Nugraha (2001).

Sudipa (2012) meneliti mengenai “Pengaruh Negatif Sintaksis dan Semantik

Bahasa Indonesia pada Bahasa Inggris Tulis Mahasiswa di Bali”. Dalam

penelitian tersebut, Sudipa menemukan bahwa adanya interferensi dari bahasa

Indonesia yang memengaruhi pilihan penggunaan kata secara semantis, dan

sintaksis ketika menulis karangan berbahasa Inggris. Data dikumpulkan dari

empat universitas di Bali yang memiliki jurusan bahasa Inggris, yaitu, Universitas

Udayana, Universitas Mahasaraswati, Universitas Warmadewa, dan Universitas

Pendidikan Ganesha. Data yang terkumpul diklasifikasikan menjadi kesalahan

pemilihan leksikon secara semantik, dan kesalahan penggunaan leksikon secara

sintaksis. Data yang telah terklasifikasi kemudian disandingkan dengan sistem

semantik dan sintaksis bahasa Indonesia. Ditemukan bahwa banyak mahasiswa

yang masih menggunakan aturan bahasa Indonesia dalam karangan berbahasa

Inggris.

Penelitian yang dilakukan oleh Sudipa digunakan sebagai referensi karena

kesalahan serupa juga terjadi pada mahasiswa sastra Jepang, Universitas Udayana.

Meskipun objek penelitian dan teori yang digunakan berbeda, penelitian ini sangat

berguna karena memberikan masukan penulis mengenai konsep interferensi

bahasa Indonesia terhadap bahasa Inggris mahasiswa yang diteliti.

Prasetya, dkk (2013) meneliti mengenai “Analisis Kesalahan Berbahasa

Tuturan Mahasiswa dalam Proposal Skripsi Mahasiswa”. Penelitian ini terfokus

pada kesalahan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar pada forum

resmi ujian proposal skripsi. Kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa sebagian

besar dilakukan dengan menggunakan kalimat yang tidak lengkap, atau terkadang

Page 9: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

5

kalimat yang tidak efektif, kalimat yang tidak sesuai aturan bahasa Indonesia,

sehingga tuturan mahasiswa tersebut sulit untuk dipahami. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Kemudian

setelah dianalisis, didapatkan empat tipe kesalahan yang membuat kalimat bahasa

Indonesia mahasiswa menjadi tidak efektif, yakni kesalahan penghilangan,

kesalahan penambahan, kesalahan formasi, kesalahan susun. Kesalahan-kesalahan

tersebut menyebabkan banyak tuturan yang sulit untuk dipahami bahkan tidak

dimengerti oleh peserta seminar.

Nugraha (2001) meneliti mengenai “Kesalahan-kesalahan Berbahasa

Indonesia Pembelajar Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing: Sebuah

Penelitian Pendahuluan”. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kesalahan

berbahasa yang dilakukan oleh pembelajar bahasa Indonesia. Kesalahan yang

ditemukan setelah dianlisis berupa kalimat tidak efektif, pemilihan leksikon, afiks,

konjugasi, susunan kata, penggunaan kata sambung “yang”, kata jamak, dan

penggunaan preposisi. Kemudian, untuk menyelesaikan permasalahan kesalahan

berbahasa tersebut ditawarkan program remedial, yaitu : pemberian informasi

tentang kesalahan-kesalahan berbahasa yang dilakukan pembelajar, koreksi secara

berpasangan dan koreksi individual, pemberian contoh-contoh yang benar atas

kesalahan-kesalahan yang terjadi, pemberian deretan-deretan morfologis dan kata-

kata bersinonim dalam konteks, serta diskusi bersama pembelajar tentang

penyebab kesalahan pembelajar.

2.2 Kerangka Teori

Penelitian ini menggunakan teori analisis kesalahan berbahasa dan tahap-

tahap pelaksanaan remidi yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kesalahan

berbahasa yang disampaikan oleh Tarigan. Teori yang disampaikan oleh Tarigan

dianggap paling tepat untuk menganalisis data sesuai tujuan penelitian.

Dalam pembelajaran bahasa, Tarigan (2009: 14) menyatakan bahwa

kesalahan berbahasa sering dijumpai tidak hanya oleh pembelajar bahasa kedua

sebagai bahasa asing, tetapi juga oleh pembelajar bahasa pertama. Menurut

Page 10: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

6

Tarigan, berkaitan dengan istilah kesalahan berbahasa, terdapat dua istilah yang

memiliki makna yang hampir sama, yaitu kesalahan dan kekeliruan. Kesalahan

berbahasa menurutnya adalah penggunaan bahasa yang menyimpang dari kaidah

bahasa yang berlaku dalam bahasa tersebut, sedangkan kekeliruan berbahasa

didefinisikan sebagai penggunaan bahasa yang menyimpang dari kaidah bahasa

yang berlaku dalam bahasa tersebut namun tidak dipandang sebagai pelanggaran

berbahasa (Tarigan, 1997:70). Berikut adalah tabel perbandingan kesalahan dan

kekeliruan berbahasa.

Kategori Sudut Pandang Kesalahan Berbahasa Kekeliruan Berbahasa

1. Sumber Kompetensi Performansi

2. Sifat Sistematis, berlaku secara

umum

Acak,tidak sistematis,

secara individual

3. Durasi Permanen Temporer/Sementara

4. Sistem Linguistik Sudah dikuasai Belum dikuasai

5. Produk Penyimpangan kaidah

bahasa

Penyimpangan kaidah

bahasa

6. Solusi Dibantu oleh guru

melalui latihan

pengajaran remedial

Diri sendiri (siswa) :

mawas diri, pemusatan

perhatian

Selain itu, Corder (dalam Indihadi, 2009: 45) juga membahasa mengenai

kesalahan berbahasa. Corder menggunakan tiga istilah untuk memetakan ruang

lingkup kesalahan berbahasa yaitu :

1. Lapses adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara untuk

menyatakan sesuatu sebelum keseluruhan tuturan kalimat selesai

dijelaskan dengan lengkap. Kesalahan ini sering disebut juga slip of the

tounge dalam tuturan langsung, sedangkan dalam tulisan kesalahan ini

kerap disebut slip of the pen.

Page 11: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

7

2. Error didefinisikan sebagai kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar

kaidah atau aturan tata bahasa (breaches of code). Kesalahan ini terjadi

akibat penutur sudah memiliki aturan (kaidah) tata bahasa yang berbeda

dari tata bahasa yang lain, sehingga itu berdampak pada

kekurangsempurnaan atau ketidakmampuan penutur.

3. Mistake adalah kesalahan berbahasa akibat penutur tidak tepat dalam

memilih kata atau ungkapan untuk situasi tertentu. Kesalahan ini mengacu

kepada kesalahan akibat penutur tidak tepat menggunakan kaidah yang

diketahui benar, bukan karena kurangnya penguasaan bahasa kedua (B2).

Kesalahan disebabkan oleh produk tuturan yang tidak benar.

Kesalahan-kesalahan berbahasa ini kemudian dipetakan/dibedakan

wilayah atau klasifikasi kesalahannya (taksonomi kesalahan). Beberapa ahli

memberikan berbagai macam taksonomi kesalahan berbahasa diantaranya adalah

Burt, Dulay, Krashen, Nurhadi maupun Tarigan. Tarigan (2009:83) memberikan

empat taksonomi berbahasa yang cakupannya lebih luas, yakni taksonomi

kategori linguistik, taksonomi siasat permukaan, taksonomi komparatif, dan

taksonomi efek komunikatif.

Nurhadi (dalam Indihadi, 2009 7--8) juga memberikan empat kategori

taksonomi kesalahan berbahasa yaitu taksonomi kategori linguistik, taksonomi

kategori strategi performansi, taksonomi kategori komparatif, dan taksonomi

kategori efek komunikasi. Taksonomi kategori linguistik mengklasifikasikan

kesalahan berbahasa berdasarkan kesalahan yang terjadi pada komponen bahasa

maupun konsistensi bahasa, yaitu kesalahan pada tataran fonologi, kesalahan pada

tataran morfologi dan sintaksis, kesalahan pada tataran semantik dan kata, dan

kesalahan tuturan wacana.

Taksonomi kategori strategi performansi kesalahan dibedakan karena

adanya penyimpangan bahasa yang terjadi pada pemerolehan dan pengajaran

bahasa kedua. Dalam kategori strategi performansi, tataran kesalahan berbahasa

dapat dibedakan menjadi empat kesalahan, yaitu :

Page 12: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

8

1. Penanggalan (omission) yaitu penutur bahasa menanggalkan satu atau

lebih unsur-unsur bahasa yang diperlukan dalam suatu frase atau kalimat.

Akibatnya terjadi penyimpangan konstrusksi frase atau kalimat.

2. Penambahan (addition) yaitu penutur bahasa menambahkan satu atau lebih

unsur-unsur bahasa yang tidak diperlukan dalam suatu frase atau kalimat.

Akibatnya terjadi penyimpangan konstruksi suatu frasa atau kalimat.

3. Kesalahbentukkan (misformation) yaitu penutur membentuk suatu frasa

atau kalimat yang tidak sesuai kaidah bahasa itu. Akibatnya konstruksi

frasa atau kalimat menjadi salah.

4. Kesalahurutan (misordering) yaitu penutur menyusun atau mengurutkan

unsur-unsur bahasa dalam suatu konstruksi frasa atau kalimat di luar

kaidah bahasa tersebut.

Berdasarkan taksonomi komparatif, kesalahan dibedakan menjadi empat tataran

kesalahan, yaitu :

1. Kesalahan interlingual yang disebut juga kesalahan interferensi, yakni

kesalahan yang bersumber dari pengaruh bahasa pertama terhadap bahasa

kedua.

2. Kesalahan intralingual yakni kesalahan berbahasa yang diakibatkan

penguasaan atau pemahaman terhadap bahasa kedua yang kurang

memadai.

3. Kesalahan ambigu yakni kesalahan berbahasa yang merefleksikan

kesalahan intralingual dan interlingual, yakni kesalahan yang diakibatkan

oleh kesalahan interlingual dan kesalahan intralingual.

4. Kesalahan unik adalah kesalahan yang tidak dapat dideskripsikan

berdasarkan tataran kesalahan intelingual dan intralingual. Kesalahan ini

tidak dapat dilacak atau diprediksi penyebabnya apakan kesalahan

interlingual ataupun intralingual.

Berdasarkan kategori efek komunikasi yang didefinisikan sebagai kesalahan

berbahasa yang menjadi kesalahan lokal yaitu kesalahan pada konstruksi kalimat

Page 13: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

9

yang ditanggalkan salah satu unsurnya akibatnya proses komunikasi menjadi

terganggu. Dan kesalahan global yaitu kesalahan pada tataran bahasa yang

menyebabkan seluruh tuturan atau isi yang dipesankan dalam berkomunikasi, baik

lisan maupun tulisan menjadi tidak dapat dipahami.

Setelah mengklasifikasikan taksonomi kesalahan berbahasa, Tarigan

menjelaskan langkah-langkah prosedur untuk mengurangi atau bahkan

menghilangkan sama sekali kesalahan-kesalahan berbahasa tersebut sebagai

berikut: (1) mengumpulkan data yang berupa kesalahan-kesalahan berbahasa yang

dibuat pembelajar, (2) mengidentifikasi dan mengklasifikasi kesalahan; tahap

pengenalan dan pemilah-milahan kesalahan berdasarkan kategori ketatabahasaan,

(3) membuat peringkat kesalahan yang berarti membuat urutan kesalahan

berdasarkan keseringan kesalahan-kesalahan itu muncul, (4) menjelaskan

kesalahan dengan mendeskripsikan letak kesalahan, sebab-sebabnya dan

pemberian contoh yang benar, (5) membuat perkiraan daerah atau butir

kebahasaan yang rawan menyebabkan kesalahan, dan (6) mengoreksi kesalahan

berupa pembetulan dan penghilangan kesalahan berupa penyusunan bahan yang

tepat dan penentuan strategi pembelajaran yang serasi (Tarigan, 2009: 71-72).

Setelah melakukan prosedur identifikasi yang tepat, kesalahan-kesalahan

mahasiswa tersebut kemudian diklasifikasikan ke dalam empat taksonomi

kesalahan berbahasa, yakni taksonomi kategori linguistik, taksonomi siasat

permukaan, taksonomi komparatif, dan taksonomi efek komunikatif (Tarigan,

2009: 83). Selain langkah-langkah yang diajukan di atas, Tarigan juga

mengajukan tahap-tahap pembelajaran remedi sebagai tindak lanjut dari

identifikasi dan analisis kesalahan-kesalahan berbahasa. Tahap-tahap itu meliputi,

diagnosis kesalahan, perawatan/penyembuhan kesalahan, penanggulangan

kesalahan dan perbaikan kesalahan. Pembelajaran remedi ini hendaknya

didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan (1) frekuensi kesalahan, (2)

kesalahan insidental atau kesalahan abadi/terus-menerus, (3) dampak kesalahan

tersebut terhadap performansi berbahasa pembelajar, (4) dampak kesalahan

tersebut terhadap pemaknaan bahasa, (5) peluang keberhasilan dalam

Page 14: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

10

pengurangan kesalahan, (6) dampak pada pembelajar itu sendiri (Tarigan, 2009:

50-56).

Page 15: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

11

III METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggambarkan

dengan jelas suatu hal/fenomena, sekaligus menerangkan hubungan, menentukan

prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin

dipecahkan. Populasi penelitian ini adalah kesalahan berbahasa dalam tes tertulis

pembelajar bahasa Jepang di Universitas Udayana semester empat dan enam

tahun 2015. Sumber data primer dari penelitian ini adalah jawaban dari kuisioner

yang disebarkan kepada 120 orang mahasiswa. Instrumen penelitian adalah

kuisioner yang berisi dua puluh pertanyaan terkait tuturan yang harusnya

diucapkan mahasiswa jika berkomunikasi dengan dosen. Mahasiswa yang

digunakan sebagai responden adalah mahasiswa semester empat dan enam, karena

mahasiswa tersebut dalam kurikulum Program Studi Sastra Jepang telah

mengambil mata kuliah yang tata bahasa maupun percakapan bentuk honorifik

bahasa Jepang.

3.1Metode dan Teknik Penyediaan Data

Dalam penyediaan data penelitian ini, peneliti menggunakan metode simak

(pengamatan/observasi) yakni metode yang digunakan dengan menyimak

penggunaan bahasa. Sebagai lanjutannya, peneliti menggunakan teknik simak

bebas libat cakap yaitu peneliti tidak ikut serta dalam proses interaksi tersebut

sehingga dapat melihat penggunaan bahasa secara objektif (Mahsun, 2005:242).

Data primer disediakan dengan memberikan kuesioner atau daftar

pertanyaan yang jelas dan terperinci kepada informan yang dianggap memenuhi

syarat yang diperlukan sebagai data penelitian ini (Wiseman dan Aron, 1970 dalam

Mahsun, 2005:246). Dari hasil penyebaran kuisioner tersebut, peneliti

mengklasifikasn data sesuai dengan tipe kesalahan, kemudian dilakukan pencatatan,

tahap selanjutnya adalah analisis data.

Page 16: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

12

3.2 Metode dan Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan untuk menganalisis permasalahan kesalahan

penggunaan bahasa Jepang bentuk sopan mahasiswa kepada dosen adalah metode

kualitatif. Sedangkan, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik

klasifikasi dan menguraikan (Ratna, 2010: 211). Teknik yang pertama digunakan

agar data yang dianalisis telah diklasifikasikan sesuai dengan masalah yang

dianalisis. Selanjutnya, diuraikan sesuai dengan tipe kesalahan berbahasa

taksonomi kesalahan berbahasa menurut Tarigan. Setelah diklasifikasikan dan

dianalisis kesalahan berbahasa mahasiswa sesuai taksonomi kesalahan

berbahasanya, lalu dianalisis proses remidi yang paling tepat untuk masing-

masing tipe kesalahan berbahasa tersebu.

3.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Terdapat dua metode dalam penyajian hasil analisis data, yaitu metode

formal dan informal (Sudaryanto, 1993: 145-146). Metode informal dilakukan

dengan mendeskripsikan bentuk permasalahan dalam pembelajaran bahasa Jepang

sebagai bahasa asing yang dihadapi mahasiswa. Metode formal disajikan dengan

pemaparan jumlah semua bentuk kesalahan penggunaan bahasa Jepang bentuk

sopan mahasiswa kepada dosen dengan menggunakan angka dan tabel.

Page 17: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

13

IV. PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan kuisioner sebagai instrument dalam

mengumpulkan data. Kuisioner yang terkumpul sangat bervariasi, dan sebagian

besar masih sangat dipengaruhi oleh pola kalimat bahasa Indonesia. Kuisioner

yang terkumpul sebanyak 54 lembar, yang merupakan mahasiswa sastra Jepang,

Universitas Udayana semester enam. Mahasiswa yang menjadi responden adalah

mereka yang dominan menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi

sehari-harinya.

Analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu, data

diklasifikasikan berdasarkan kesalahan yang dilakukan paling sering. Setelah

terpilah, kemudian dianalisis kalimat-kalimat yang dibuat tersebut dibandingkan

dengan kalimat dalam bahasa Jepang yang seharusnya. Dari kalimat-kalimat yang

salah tersebut, dicari kalimat-kalimat yang memiliki kesalahan sama atau mirip

dan kemudian dianalisis penyebab kesalahannya. Kalimat bahasa Jepang tersebut

dibandingkan dengan kalimat bahasa Jepang dari data secara langsung sehingga

akan terlihat kesalahan-kesalahan yang ada dengan lebih jelas. Berikut adalah

kalimat bahasa Jepang yang benar dari kuisioner yang diberikan.

Pertanyaan dalam kuisioner :

1. Bagaimanakah cara anda memastikan janji tugas bimbingan dengan

dosen?

2. Bagaimanakah cara anda menolak suruhan dosen untuk menjadi panitia

pada seminar yang diadakan program studi?

3. Bagaimana cara anda memberitahu bahwa dosen anda salah menulis kanji

yang ada di papan tulis?

4. Bagiamana cara anda mengusulkan agar tenggat waktu pengumpulan tugas

diperpanjang dua hari?

5. Bagaimana cara anda meminta ijin untuk permisi ke kamar kecil di tengah

pelajaran?

Page 18: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

14

6. Bagaimana cara anda untuk meminta diijinkan meminjam buku milik

dosen?

7. Bagaimana cara anda untuk menawarkan diri membawakan tape yang

dibawa oleh dosen?

8. Bagaimana cara anda untuk meminta tolong agar dijelaskan kembali oleh

dosen mengenai bab yang belum dipahami?

9. Bagaimana cara anda meminta ijin tidak mengikuti perkuliahan karena ada

urusan mendadak?

10. Bagaimana cara anda menyampaikan pada dosen jika ingin meminjam

tape untuk dibawa ke kelas?

Pertanyaan dalam kuisioner adalah konteks situasi yang harus dibuat oleh

mahasiswa. Meskipun hanya sepuluh pertanyaan yang diminta untuk dibuat

kalimatnya, akan tetapi dari sepuluh kalimat tersebut telah dapat menjawab

pengaruh bahasa Indonesia dalam bahasa Jepang mahasiswa program studi Sastra

Jepang, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Udayana. Konteks percakapan

dengan dosen dijadikan sebagai situasi dalam kuisioner karena percakapan dengan

dosen merupakan percakapan semiformal yang sarat dengan nilai kesantunan dan

terkadang terdapat kesungkanan di beberapa hal. Oleh sebab itu, dalam

percakapan tersebut, apakah mahasiswa beralih kode menggunakan bahasa

Indonesia dicampur dengan bahasa Jepang, ataukah bahasa Jepang dengan sistem

tata bahasa bahasa Indonesia.

Data-data kuisioner yang terkumpul kemudian dianalisis bentuk-bentuk

kesalahannya (taksonomi kesalahan berbahasanya) dengan harapan dapat menjadi

bahan evaluasi demi usaha memperbaiki kesalahan-kesalahan mahasiswa tersebut.

Berikut adalah contoh data-data yang dipilih dari kumpulan data, yang memiliki

kesalahan paling sering dilakukan.

1. Sensei, sumimasen, watashi wa yanti san nensei desu. Ashita jikan ga

arimasu ka. jikan ga attara Soudan shiyou to omoimasu.

Page 19: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

15

‘Ibu (dosen), maaf, saya (mahasiswa) tingkat tiga yanti. Apa besok ada

waktu? Kalau ada waktu saya ingin mendiskusikan mengenai tugas saya.‟

2. Sensei, sumimasen, zemi no toki, watashi wa odaran ga arimasu kara,

iinkai ni naru kotow o dekimasen.

„Ibu, maaf, saat seminar, karena saya ada odalan jadi saya tidak bisa

menjadi panitia‟

3. sensei, sumimasen, sono kokuban de kaita kanji ga chotto

machigaemashita.

„Ibu, maaf, kanji yang ibu tulis di papan itu salah‟

4. Sensei, sumimasen, kono shukudai wo atsumaru jikan wa ninichi enchou

shitemo ii desuka.

„Ibu, maaf, jam pengumpulan tugas ini, bolehkah diundur hari dua?‟

5. Sensei, sumimasen, toire e ikasetemo ii deshouka.

„Ibu, maaf, bolehkah saya ke toilet?‟

6. Sensei, sumimasen, sono hon wo karitemo ii deshouka.

„Ibu, maaf, bolehkah saya meminjam buku itu?‟

7. Sensei, sumimasen, ano teepu wa motte tetsudaimasen ka.

„Ibu, maaf, saya bantu bawa tape itu?‟

8. Sensei, sumimasen, ano bun wa wakarimasen kara, mouichido setsumei

shite kudasai.

„Ibu, maaf, bagian itu saya belum mengerti, tolong jelaskan lagi.‟

9. Sensei, sumimasen, taisetsu na youji ga arimasu kara, watashi wa kougi

wo suru koto ga dekimasen.

„Ibu, maaf, karena ada urusan penting, saya tidak bisa memberi kuliah.‟

10. Sensei, sumimasen, watashi wa A sensei no kurasi ni teepu wo totte

ikimasu.

„Ibu, maaf, saya mau ambil tape untuk dibawa ke kelasnya Ibu A.‟

Berikut adalah analisis dari data yang secara kuantitas merupakan kesalahan

terbanyak yang dilakukan mahasiswa.

Page 20: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

16

(Data 1) Sensei, sumimasen, watashi wa yanti san nensei desu. Ashita jikan ga

arimasu ka. jikan ga attara soudan shiyou to omoimasu.

„Ibu, maaf, saya Yanti mahasiswa tingkat tiga. Besok ada waktu? Kalau

ada waktu saya ingin bimbingan.

Data (1) menunjukkan kesalahan yang dipengaruhi oleh sistem bahasa

pada bahasa Indonesia. Dimulai dari klausa Sensei, sumimasen „Ibu (dosen), saya

minta maaf‟. Klausa tersebut sangat kental akan pengaruh dari budaya masyarakat

Indonesia yang masih memegang erat anggah-ungguh berbahasa dengan para

senior, atau mereka yang lebih tua, ataupun mereka yang dihormati. Dalam

kehidupan sehari-hari telah menjadi pemahaman (yang tidak selalu benar) bahwa

mahasiswa jika menghubungi dosen disamaartikan mengganggu dosen, oleh

sebab itu kebanyakan mahasiswa jika menghubungi dosen dengan telepon ataupun

pesan pendek di telepon seluler selalu diawali dengan kata maaf. Hal tersebut

tidak dapat dikatakan sebagai sesuatu yang salah mengingat kesopanan

menunjukkan jati diri seseorang. Hanya saja, mahasiswa kerap menggunakan

aturan tersebut dalam bahasa Jepang yang memiliki budaya berbahasa yang

berbeda. Dalam berpesan singkat di telepon seluler, mahasiswa tidak meminta

maaf, akan tetapi langsung memperkenalkan diri mereka dan tujuan menghubungi

dosen. Biasanya aturan-aturan meminta maaf, mengucapkan terima kasih atas

bantuan yang telah diberikan, sesegera mungkin disampaikan di surel.

Seandainyapun meminta maaf, mahasiswa seharusnya menggunakan leksem

honorifik karena meminta maaf pada dosen yang notabene seseorang yang

dihormati.

Penggunaan kata sumimasen untuk mewakili permintaan maaf mahasiswa

ini dikarenakan dalam bahasa Indonesia yang tidak mengenal stratifikasi sistem

bahasa, kata maaf dapat digunakan untuk semua kalangan. Sedangkan dalam

bahasa Jepang, kata sumimasen „maaf‟, meskipun berarti maaf akan tetapi hanya

digunakan kepada teman sejawat (kenalan sebaya). Kata permintaan maaf yang

digunakan untuk meminta maaf kepada dosen adalah moushiwake gozaimasen

Page 21: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

17

„maaf‟ yang sama-sama berarti maaf dalam bahasa Indonesia, akan tetapi

merupakan bentuk honorifik dalam bahasa Jepang.

Pada frasa watashi wa yanti sannensei desu „Saya Yanti mahasiswa

tingkat tiga‟ terdapat penanggalan partikel yang sangat penting dalam

kalimat/frasa bahasa Jepang, dan kesalahbentukan frasa. Frasa tersebut harusnya

watashi wa sannensei no Yanti desu. Kesalahan seperti ini kerap terjadi karena

perbedaan sistem modifier+inti antara bahasa Indonesia dan bahasa Jepang.

Dalam bahasa Jepang inti didahului modifier dan tetap harus ada partikel yang

yang memiliki fungsi gramatikal. Sedangkan dalam bahasa Indonesia inti diikuti

oleh modifier tanpa harus ada partikel apapun.

Bahasa Indonesia (Inti + Modifier) watashi wa yanti sannensei desu (x)

saya Top Yanti tingkat 3 Kop

Saya Yanti (mahasiswa) tingkat tiga.

Bahasa Jepang (modifier + inti) watashi wa sannensei no Yanti desu.

(o)

saya Top tingkat 3 Gen Yanti Kop.

Saya, Yanti (mahasiswa) tingkat tiga

Dari perbandingan struktur kedua bahasa yang berbeda tersebut, sangat

jelas terlihat mahasiswa masih terpengaruh sistem tata bahasa dalam bahasa

Indonesia saat membuat kalimat dalam bahasa Jepang.

Kalimat selanjutnya ashita jikan ga arimasu ka. jikan ga attara soudan

shiyou to omoimasu. „apakah besok ada waktu? Kalau ibu ada waktu, saya

bermaksud untuk bimbingan‟. Kalimat tersebut dari segi struktur tata bahasa

masih berterima, dengan arti bahwa secara tata bahasa kalimat tersebut tidak salah,

akan tetapi secara pragmatik kalimat tersebut kurang tepat dan mengandung

ketidaksopanan. Karena berbicara kepada dosen, seharusnya mahasiswa

menggunakan kata yang lebih sopan (bentuk honorifik). Untuk ungkapan meminta

bimbingan, dalam bahasa Jepang sesungguhnya sudah ada frasa yang biasa

digunakan untuk maksud tersebut, yaitu soudan ni noru „meminta bimbingan.

Page 22: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

18

Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai perbedaan tersebut, berikut

adalah kedua data :

Data mahasiswa salah : Sensei, sumimasen, watashi wa yanti san nensei desu.

Ashita jikan ga arimasu ka. jikan ga attara soudan

shiyou to omoimasu.

„Ibu (dosen) maaf, saya Yanti (mahasiswa) tinggat tiga.

Apa besok ada waktu? Jika ada waktu saya ingin

bimbingan‟.

Kalimat ini seharusnya : Sensei,sannensei no Yanti desu. Shukudai no goshidou ni

tsuite, itsu sureba yoroshii deshouka?

„Ibu (dosen), saya Yanti (mahasiswa) tingkat tiga.

Mengenai bimbingan tugas saya, kapankah sebaiknya

bisa dilakukan?‟

Kesalahan yang terjadi adalah penanggalan, kesalahbentukan, dan kesalahan

intralingual.

(data 2) Sensei, sumimasen, zemi no toki, watashi wa odaran ga arimasu kara,

iinkai ni naru koto wo dekimasen.

„Ibu (dosen) maaf, saat seminar, karena saya ada odalan,tidak bisa

menjadi panitia seminar.‟

Kalimat di atas terdapat kesalahan interlingual, alasannya bahwa data

tersebut secara tatabahasa masih dapat berterima, karena dalam percakapan

memang dapat mengandung makna seperti situasi dalam kuisioner. Akan tetapi,

cara penyampaiannya tidak sesuai secara pragmatik. Kalimat yang menyatakan

secara langsung penolakan adalah kalimat biasanya dihindari oleh masyarakat

Jepang. Biasanya orang Jepang tidak akan menyatakan secara langsung (blak-

blakan) kalau tidak bisa atau tidak berkenan untuk melakukan permintaan kawan

bicara. Dalam bahasa Jepang, penolakan biasanya diungkapkan dengan sungkan

dan menghindari kata tidak bisa menjadi kalimat yang menggantung atau hanya

diakhiri dengan permintaan maaf. Berikut adalah kalimat bahasa Jepang yang

salah dan kalimat bahasa Jepang yang seharusnya :

Page 23: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

19

Data dalam bahasa Jepang salah :

Sensei, sumimasen, zemi no toki, watashi wa odaran ga arimasu kara, iinkai ni

naru koto wo dekimasen.

„Ibu (dosen) maaf, saat seminar, karena saya ada odalan, tidak bisa menjadi

panitia seminar.‟

Data dalam bahasa Jepang yang seharusnya :

Sensei, seminaa no iinkai ni tsuite, konkai wa chotto……

watashi, dekinakunaru node, taihen moushiwake gozaimasen.

„Ibu (dosen) mengenai seminar nanti, saat ini sepertinya ……

Saya sungguh minta maaf karena tidak dapat berpartisipasi kali ini‟

Kesalahan berbahasa yang terjadi adalah kesalahbentukan dan kesalahan

intralingual. Kesalahbentukan adalah ditemukannya kesalahan penggunaan

partikel dalam frasa ~naru koto wo dekimasen yang seharusnya ~naru koto ga

dekimasen „tidak bisa menjadi…‟. Hal tersebut berkaitan dengan status verba

dekiru „bisa‟ yang merupakan verba intransitif, sehingga partikel yang

menerangkannya adalah partikel ga.

(Data 3) sensei, sumimasen, sono kokuban de kaita kanji ga chotto

machigaemashita.

„Ibu (dosen), maaf, kanji yang ditulis di papan itu sedikit salah‟

Data 3 merupakan data mengenai dosen yang melakukan kesalahan

menulis huruf kanji di papan tulis dan mahasiswa berniat untuk memberitahukan

kesalahan penulisan tersebut. Data tersebut menyebutkan bahwa dosennya

melakukan kesalahan dalam menulis yang ditandai verba machigaemashita

„salah‟. Pengunaan adverbial chotto „sebentar‟ juga kurang tepat. Adverbia chotto

„sebentar‟ biasanya digunakan untuk menerangkan keterangan waktu, misalnya

chotto matte kudasai „tolong tunggu sebentar‟. Oleh karena itu terdapat

kesalahurutan penggunaan unsur-unsur bahasa yaitu adverbial dalam kalimat

tersebut.

Page 24: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

20

Secara pragmatik, data 3 juga kurang tepat karena sangat tidak sopan

mengucapkan kata salah secara langsung terhadap kesalahan yang dilakukan

dosen di depan kelas baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Hal tersebut

seharusnya dikemas dalam bahasa yang lebih sopan dan tidak langsung. Berikut

perbandingan dua kalimat bahasa Jepang :

Kalimat bahasa Jepang yang masih salah : sensei, sumimasen, sono kokuban de

kaita kanji ga chotto

machigaemashita.

„Ibu (dosen), maaf, kanji yang

ditulis di papan itu sedikit salah‟

Kalimat bahasa Jepang yang lebih baik : Sensei, sumimasen, kokuban no

kanji no kakijun wa sukoshi

chigawanai dewa arimasen ka.

„Ibu (dosen), kanji yang ditulis di

papan, apa tidak sedikit berbeda?‟

Frasa chigawanai dewa arimasenka „tidakkah itu salah‟ lebih tepat digunakan

karena tidak langsung mengacu pada kesalahan, akan tetapi menggunakan dasar

ketidaklangsungan. Alih-alih mengatakan machiagemashita „salah‟,

machigawanai dewa arimasenka „tidakkah itu salah‟ dapat dikatakan lebih baik.

Adverbia yang digunakan juga adalah sukoshi „sedikit‟ yang lebih tepat pada

konteks tersebut.

(Data 4) : Sensei, sumimasen, kono shukudai wo atsumaru jikan wa ninichi

enchou shitemo ii desuka.

„Ibu (dosen), maaf, waktu mengumpulkan tugas ini, bolehkah

ditangguhkan hari dua?‟

Kesalahan yang terjadi pada data 4 adalah kesalahan interlingual, yaitu

digunakannya verba atsumaru „mengumpulkan‟ untuk kata mengumpulkan tugas

dan frasa ~shitemo ii desuka „bolehkah …‟ untuk meminta sesuatu. Dalam bahasa

Jepang, untuk mengungkapkan kata yang berarti mengumpulkan tugas adalah

dashimasu „mengeluarkan‟, meskipun secara harfiah kata tersebut berarti

mengeluarkan, akan tetapi jika disandingkan dengan kata seperti shukudai

Page 25: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

21

„pekerjaan rumah‟ maka kata shukudai wo dashimasu akan berarti

„mengumpulkan tugas‟.

Kata ninichi yang tidak memiliki arti dalam bahasa Jepang karena

kesalahurutan kata tesebut adalah pengaruh dari bahasa Indonesia yang untuk

mengungkapkan maksud mengucapkan kata dua hari, adalah menggunakan kata

dua (ni) dan hari (nichi) digabungkan apaadanya. Sedangkan dalam bahasa Jepang,

kata ni dan nichi jika digabungkan tersebut tidak memiliki arti yang beterima,

karena kata dua hari telah memiliki leksem sendiri, yaitu futsukakan „dua hari‟.

Kata „bolehkah…‟ adalah ungkapan yang biasa digunakan dalam bahasa

Indonesia untuk meminta sesuatu (meminta ijin, meminta pertolongan). Akan

tetapi dalam bahasa Jepang terdapat frasa yang lebih tepat dan sopan untuk

meminta sesuatu (waktu pengumpulan tugas yang diperpanjang) kepada dosen,

yaitu ~shite itadakemasen ka „berkenankah anda‟. Kata ini terkesan tidak

memaksa dan cenderung tidak langsung sehingga membuat yang mendengar juga

lebih nyaman karena tidak dipaksa untuk melakukan atau memutuskan sesuatu.

Berikut adalah kalimat bahasa Jepang yang seharusnya. Berikut adalah penggalan

kesalahan pada data empat yang dipenggal menjadi beberapa frasa :

Frasa I data yang salah : Sensei, sumimasen „Ibu, maaf‟

Frasa yang seharusnya : Sensei, onegai ga arimasu ga „Ibu, saya ada

permohonan‟

Ungkapan yang salah : kono shukudai wo atsumaru jikan ‘jam pengumpulan

tugas ini‟

Ungkapan yang seharusnya: shukudai wo dasu no hi wa „hari pengumpulan tugas‟

atau shukudai no shimekiri hi ‘hari pengumpulan tugas‟

Ungkapan yang salah : ninichi enchou shitemo ii desuka.

’bolehkah diperpanjang hari dua‟

futsukakan gurai made nobashite itadakemasenka.

„berkenankah untuk memperpanjang kira-kira dua hari

lagi?‟

Page 26: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

22

Data 5 : Sensei, sumimasen, toire e ikasetemo ii deshouka.

„Ibu (dosen), maaf, bolehkah saya pergi ke toilet?‟

Data mengenai konteks ini paling kerap mengalami kesalahan yang

disebabkan kultur berbahasa dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Indonesia,

mahasiswa biasanya menggunakan kata bolehkah untuk meminta ijin melakukan

sesuatu. Kata bolehkah ini yang secara langsung padanannya adalah ~temo ii desu

ka, sering membuat mahasiswa melakukan kesalahan dengan menerjemahkan

semua bentuk meminta ijin atau meminta pertolongan menjadi bentuk ~te mo ii

desuka. Kerancuan ini dipengaruhi oleh konsep bahasa Indonesia yang dipelajari

mahasiswa terlebih dahulu. Padahal dalam bahasa Jepang terdapat bentuk ~sasete

itadakemasenka untuk menyatakan permohonan ijin (memohon agar diijinkan

melakukan sesuatu). Hanya saja frasa ~saseru ini juga digunakan untuk

mengungkapkan bentuk kausatif, hal tersebut juga menimbulkan keraguan pada

mahasiswa untuk menggunakan bentuk ~saseru untuk meminta ijin, karena

kawatir malah mengesankan ketidaksopanan. Berikut adalah kalimat yang benar

untuk menyatakan keinginan minta ijin pergi ke toilet

Kalimat bahasa Jepang yang salah : Sensei, sumimasen, toire e ikasetemo ii

deshouka.

„Ibu (dosen), maaf, bolehkah saya pergi ke

toilet?‟

Kalimat bahasa Jepang yang benar : Sensei, toire e ikasete itadakemasenka.

„Ibu, apakah saya diijinkan untuk pergi ke

belakang?

Data 6. Sensei, sumimasen, sono hon wo karitemo ii deshouka.

„Ibu (dosen), maaf, apa saya boleh meminjam buku itu?‟

Data ini juga kurang tepat digunakan karena tidak menggunakan bentuk

honorifik untuk berbicara kepada dosen. Penggunaan pronominal sono juga

kurang tepat karena menggunakan kata itu untuk merujuk pada apa yang dimiliki

dosen kurang sopan, sebaiknya frasa sono hon „buku itu‟ diganti menjad sochira

no hon „buku yang itu (Honorifik)‟, kemudian kata kariru „meminjam‟ digunakan

Page 27: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

23

dalam kalimat ini cenderung karena terpengaruh oleh sistem bahasa Indonesia.

Dalam bahasa Jepang kata meminjam dan meminjamkan memiliki verba yang

berbeda. Jika kita menggunakan kata kariru „meminjam‟ verba tersebut hanya

mengacu pada aktivitas kita yang melakukan sesuatu. Akan tetapi, jika

menggunakan kata kasu yang berarti „meminjamkan‟, secara pragmatik kalimat

tersebut akan menjadi lebih sopan karena disertai makna yang menyatakan bahwa

sensei (dosen) telah bersedia meminjamkan (melakukan sesuatu untuk mahasiswa,

yang merupakan perbuatan yang patut dihargai) buku.

Kalimat bahasa Jepang yang salah : Sensei, sumimasen, sono hon wo karitemo ii

deshouka.

„Ibu (dosen), maaf, apa saya boleh

meminjam buku itu?‟

Kalimat bahasa Jepang yang benar : Sensei, sono hon wo kashite itadakemasen ka.

‘Sensei, apakah mungkin meminjamkan

buku itu kepada saya.‟

Data 7 Sensei, sumimasen, ano teepu wa motte tetsudaimasen ka.

„Ibu (dosen), maaf, apa bisa saya bantu membawa tape itu?‟

Data ini juga sering mengecoh karena dalam bahasa Indonesia dan bahasa

Jepang, cara menawarkan bantuan sangat berbeda. Kalau dalam bahasa Indonesia

sering terdengar kata „bantu‟, „membantu‟ yang berarti melakukan sesuatu untuk

seseorang. Dalam bahasa Jepang, pada kalimat yang berarti memberikan bantuan,

jarang sekali kata yang berarti membantu digunakan. Jika ingin menawarkan

bantuan atau sesuatu biasanya digunakan frasa ~te ageru (memberikan bantuan

kepada ~), frasa ~te ageru tersebut dapat juga ditambahkan bentuk ~mashouka

menjadi ~te agemashouka ataukah hanya (verba)~mashouka yang digunakan

untuk menghaluskan tawaran bantuan.

Mahasiswa jarang menggunakan kata ~mashouka untuk menawarkan

bantuan diprediksi karena mahasiswa telah mempelajari bentuk ~mashou ka

sebagai bentuk untuk menyatakan ajakan pada semester dasar, dan kuatitas

Page 28: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

24

penggunaan bentuk ~mashouka sebagai bentuk mengajak lebih sering sehingga

mahasiswa tidak terbiasa menggunakan bentuk ini untuk menawarkan bantuan.

Kalimat bahasa Jepang yang salah : Sensei, sumimasen, ano teepu wa motte

tetsudaimasen ka.

„Ibu (dosen), maaf, apa bisa saya bantu

membawa tape itu?‟

Kalimat bahasa Jepang yang benar : Sensei, teepu omochi shimashouka.

„Ibu, biar saya yang membawa tape-nya‟

Data 8 : Sensei, sumimasen, ano bun wa wakarimasen kara, mouichido setsumei

shite kudasai.

„Ibu, maaf, karena saya tidak mengerti kalimat itu, tolong jelaskan sekali

lagi‟

Kalimat ini menunjukkan kesalahan karena tidak menunjukkan sopan santun

saat meminta bantuan kepada dosen. Penggunaan bentuk imperatif ~te kudasai

meskipun dalam bahasa Indonesia kerap diterjemahkan menjadi kata „tolong‟,

akan tetapi ~te kudasai adalah bentuk imperatif yang biasanya digunakan kepada

orang yang sebaya atau berkedudukan di bawah pembicara. Oleh sebab itu, ~ te

kudasai tidak tepat digunakan dalam konteks tersebut. Dalam situasi ini dan

seharusnya diganti dengan bentuk permintaan tolong onegai shimasu yang

meskipun sama-sama dapat diterjemahkan menjadi kata „tolong‟ dalam bahasa

Indonesia, akan tetapi mengandung bentuk hormat (honorifik) sehingga lebih

sopan.

Kata wakarimasen „tidak mengerti‟ juga biasanya ditambahkan adverbial

untuk lebih menjelaskan kadar ketidakmengertian akan suatu subbab/ bab yang

sedang ditanyakan. Adverbia yang sering digunakan adalah mada „belum‟ atau yoi

„baik, benar, sungguh‟ yang jika disandingkan dengan verba akan berganti

menjadi bentuk yoku dengan makna yang sama. Adverbia tersebut jika

ditambahkan dengan kata wakarimasen akan menjadi mada yoku wakarimasen

„masih belum mengerti dengan baik‟. Kata sambung ~kara yang berarti „karena‟,

jika berbicara dengan orang yang lebih dihormati biasanya diganti menjadi node

dengan makna yang sama „karena‟, hanya saja node lebih sopan daripada kara dan

Page 29: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

25

digunakan pada konteks yang lebih formal. Adakalanya juga diganti dengan

partikel ga yang terkadang menjadi penanda topik, tetapi jika berada diakhir

kalimat/klausa kerap digunakan untuk menyatakan kesungkanan atau keragu-

raguan. Mengungkapkan atau memperlihatkan kesungkanan saat meminta tolong

adalah hal yang baik karena perilaku tersebut memperlihatkan kesadaran

pembicara bahwa meminta tolong tersebut merupakan perbuatan yang merepotkan

atau menyusahkan sehingga sebaiknya tidak meminta tolong dengan ringan hati.

Kalimat yang salah : Sensei, sumimasen, ano bun wa wakarimasen kara,

mouichido setsumei shite kudasai.

„Ibu, maaf, karena saya tidak mengerti kalimat itu, tolong jelaskan sekali

lagi‟

Kalimat yang benar : Sensei, ano mondai wa mada yoku wakarimasen ga,

mouichidou setsumei shiteitadakemasen ka.

„Ibu, saya masih belum mengerti dengan baik perihal bab ini, apa

Ibu bisa menjelaskannya sekali lagi?‟

(Data 9) Sensei, sumimasen, taisetsu na youji ga arimasu kara, watashi wa kougi

wo suru koto ga dekimasen.

„Ibu, maaf, karena ada urusan penting, saya tidak dapat memberi kuliah‟

Data ini menunjukkan kesalahan pada frasa taisetsu na youji ga arimasu

kara „karena ada urusan penting‟. Secara harfiah frasa ini tidak ada kesalahan dari

segi tata bahasanya, ungkapan ini memang berarti „karena ada urusan penting‟,

akan tetapi biasanya taisetsu na youji ini jarang disebutkan dalam percakapan

terutama dengan dosen apabila mengenai urusan pribadi mahasiswa. Hal ini

adalah hal yang sering dilakukan mahasiswa di Indonesia jika meminta ijin

dengan menjelaskan alasan ketidakhadiran. Untuk menyampaikan ketidakhadiran

biasanya hanya disampaikan kyuuyou ga arimasu „ada urusan mendadak‟ yang

dapat juga menyatakan itu penting. Alasan yang terlalu pribadi tidak akan

disampaikan kecual diperlukan untuk disampaikan kepada dosen.

Klausa watashi wa kougi wo suru koto ga dekimasen „saya tidak dapat

memberikan kuliah‟ juga merupakan kesalahan yang terjadi karena

Page 30: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

26

kekurangtahuan mahasiswa terhadap verba yang benar. Konteks kalimat yang

diberikan adalah agar mahasiswa mengatakan tidak dapat mengikuti kuliah, akan

tetapi verba yang digunakan oleh mahasiswa adalah kougi wo suru „memberikan

kuliah‟. Hal ini berdasarkan pada pemahaman mahasiswa bahwa suru tersebut

berarti „melakukan‟ sehingga jika kougi „kuliah‟ digabungkan dengan suru

„melakukan‟ mahasiswa otomatis akan berpikir bahwa melakukan kuliah sama

dengan kuliah itu sendiri. Hal ini juga dikarena mahasiswa telah mempelajari

verba bentuk mengajar oshieru dan untuk belajar benkyou suru, oleh sebab itu

mahasiswa tidak terbiasa menggunakan variasi leksem yang lain. Padahal untuk

kata mengikuti perkuliahan itu sendiri sudah ada verba sendiri yaitu kougi ni deru.

Verba kougi ni deru jika diurai berasal dari kata kougi „kuliah‟ dan kata deru

„keluar‟, arti kata deru ini kerap mengecoh mahasiswa yang tidak mengetahui

makna verba ini, kata deru yang berarti keluar cenderung menggiring mahasiswa

untuk berpikir bahwa verba ini bukan berarti mengikuti perkuliahan akan tetapi

sebaliknya keluar dari perkuliahan atau membolos.

Kalimat bahasa Jepang yang salah : Sensei, sumimasen, taisetsu na youji ga

arimasu kara, watashi wa kougi wo suru

koto ga dekimasen.

„Ibu, maaf, karena ada urusan penting, saya

tidak dapat memberi kuliah‟

Kalimat bahasa Jepang yang benar : Sensei, kyuuyou ga arimasu node, honjitsu no

kougi ni deru koto ga dekimasen.

„Ibu, karena ada urusan mendadak, saya

tidak dapat mengikuti perkuliahan hari ini.‟

(Data 10) Sensei, sumimasen gakka no teepu wo jugyou no tame ni kurasu ni

omochi yoroshii deshou ka.

„Ibu, apa tape milik jurusan boleh saya pinjam untuk dibawa ke kelas?‟

Kesalahan yang terjadi pada data 10 terletak pada pemilihan leksem gakka

yang mengacu pada „jurusan‟ dan adanya penanggalan pada verba bentuk

honorifik di akhir kalimat. Kata gakka sebaiknya diganti dengan jimusho „kantor;

Page 31: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

27

jurusan‟ karena jimusho lebih bermakna kantor itu sendiri dibandingkan dengan

gakka yang sifatnya abstrak. Kemudian, penanggalan verba shite dan morfem -mo

sebelum yoroshii juga membuat kalimat tersebut salah. Kata omochi akan menjadi

kata bentuk honorifik yang ditujukan pada orang yang lebih tua, sedangkan yang

sedang berbicara adalah mahasiswa. Oleh sebab itu, kata omochi seharusnya

ditambahkan shimasu sehingga menjadi omochi shimasu, yang berarti membawa

dan memiliki aspek menunjukkan posisi yang berbicara lebih kecil, lebih muda

atau kedudukannya lebih rendah. Kata yoroshii „baik‟ tidak dapat menjadi

bermakna minta ijin dikarenakan tidak ada kata ~te mo yang merupakan satu

kesatuan frasanya. Oleh sebab itu, kata shimasu harus diubah bentuknya menjadi

bentuk ~te (renyoukei) menjadi shite dan diikuti kata mo yoroshii menjadi omochi

shitemo yoroshii „bolehkah saya bawa‟. Berikut adalah perbandingan kalimat

yang salah dan kalimat yang benar :

Kalimat yang salah : Sensei, sumimasen gakka no teepu wo jugyou no tame ni

kurasu ni omochi yoroshii deshou ka.

„Ibu, apa tape milik jurusan boleh saya pinjam untuk

dibawa ke kelas?‟

Kalimat yang benar : Sensei, shitsurei itashimasu, jimushou no teepu wo jugyou

no tame ni, kurasu ni omochi shitemo yoroshii deshouka.

„Ibu, maaf mengganggu (permisi), apa boleh saya bawa

tape yang ada di kantor (jurusan) ke kelas untuk belajar?

V. SIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa hampir di

kesepuluh data yang dianalisis, sebagian besar kesalahan yang terjadi adalah

kesalahbentukkan (misformation ). Diantara keempat taksonomi kesalahan

berbahasa, penulis menganggap kesalahbentukkan sebagai kesalahan yang paling

berat dikarenakan kesalahbentukkan melingkupi kesalahan pemilihan kosakata,

kesalahan penggunaan tatabahasa, kesalahan penggunaan partikel, dan

Page 32: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

28

kesalahpahaman mahasiswa terhadap konsep sistem bahasa bahasa Jepang. Hal-

hal tersebut terjadi karena adanya overgeneralitation oleh mahasiswa terhadap tata

bahasa bahasa Jepang dan makna kosakatanya. Kekurangpahaman mahasiswa

terhadap bahasa target membawa banyak kekurangan dalam penguasaannya.

Faktor transfer budaya yang tidak sempurna juga mewarnai kesalahan-kesalahan

berbahasa mahasiswa.

Oleh sebab itu, saat menyampaikan materi apapun, terutama materi

tatabahasa sangat penting untuk menyertakan materi budaya agar mahasiswa

dapat menggunakan materi yang dipelajari bukan hanya dengan benar tetapi juga

dengan tepat dan alami.

Ucapan Terima kasih

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Rektor

Universitas Udayana dan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

(LPPM) Universitas Udayana atas dukungan serta bantuan Dana PNPB Universitas

Udayana, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

Penelitian ini didanai DIPA PNPB Universitas Udayana sesuai dengan Surat

Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Penelitian Dosen Muda Tahun Anggaran 2015

Nomor:246-108/UN14.2/PNL.01.03.00/2015 pada tanggal 21 April 2015.

Semoga Penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmiah, terutama dalam

bidang pengembangan kebahasaaan.

Page 33: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

29

DAFTAR PUSTAKA

Juaningsih, Juju. 2010. Analisis Kesalahan Bahasa Jepang Dilihat Dari Latar

Belakang Cara Pemerolehan Bahasanya. Seminar Gakkai Korwil Jabar.

Mahsun,M.S.2005.Metode Penelitian Bahasa.Jakarta:Rajawali Pers.

Nugraha, Tri Setya. 2001. Kesalahan-kesalahan Berbahasa Indonesia Pembelajar

Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing : Sebuah Penelitian

Pendahuluan. Jurnal Penelitian Lembaga Penelitian Universitas Sanata

Darma.

Prasetya, Ika Wahyu, dkk. 2013. Analisis Kesalahan Berbahasa Tuturan

Mahasiswa dalam Seminar Proposal Skripsi Mahasiswa. Jurnal

Pancaran, Vol.2, No. 2.

Sudipa, I Nengah. 2012. Pengaruh Negatif Sintaksis dan Semantik Bahasa

Indonesia pada Bahasa Inggris Tulis Mahasiswa di Bali. Jurnal Pustaka

Volume XII, No. 1.

Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa.

Bandung : Penerbit Angkasa.

______________________. 1989. Pengajaran Remedi Bahasa: Suatu Penelitian

Kepustakaan. Jakarta: Depdikbud.

Page 34: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

LAPORAN PENGGUNAAN KEUANGAN PELAKSANAAN PENUGASAN PENELITIAN DOSEN MUDA DANA PNBP TA 2015

1. Peralatan Penunjang

Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas

Harga

Satuan

(Rp)

Harga

Peralatan

Penunjang

(Rp)

Pengadaan materi

penelitian

-fotokopi referensi

sumber data

-fotokopi kuisioner

-fotokopi referensi

penunjang

-fotokopi proposal,

laporan

10.120 lmbr 250 2.538.778

Pengadaan materi

penelitian

Jilid proposal dan

laporan penelitian

10 jilid 10.000 100.000

SUB TOTAL (Rp) 2.638.778

2. Bahan Habis Pakai

Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas

Harga

Satuan

(Rp)

Biaya per

Tahun

(Rp)

Tinta Printer HP Laser Jet

1010-1020/Q2612 A/RA

3 Buah 957.000 2.871.000

Kertas A4 80 gram sinar

dunia

3 Rim 45.000 135.000

Pembelian ballpoint faster

warna hitam untuk responden

5 lusin 35.000 175.000

SUB TOTAL (Rp) 3.181.000

3. Lain-lain

Kegiatan Justifikasi Kuantitas

Harga

Satuan

(Rp)

Biaya per

Tahun

(Rp)

Pembelian

Materai

Untuk proposal dan

penandatangan kontrak

16 lembar 6000 96.000

Biaya

Publikasi

Biaya pendaftaran di

SENASTEK

1 1.000.000 1.000.000

Biaya

publikasi

Cetak poster untuk

SENASTEK

1 lmbar 107.000 107.000

Konsumsi

rapat

Konsumsi nasi kotak dan

snack

7 kali Nasi kotak :

20.000

1.010.000

Page 35: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

Snack :

10.000

Konsumsi

untuk

responden

Pemberian snack saat

responden mengisi angket

dan saat wawancara data

60 kotak 60x 10000

60x15.000

1.500.000

Pulsa

internet

Pembelian pulsa internet

untuk download dan upload

referensi dan laporan

4 bulan 60.000 240.000

Pajak Pembayaran pajak untuk

konsumsi, ATK, Fotokopi

PPH DAN

PPN

227.222

SUB TOTAL (Rp) 4.180.222

TOTAL ANGGARAN YANG DITERIMA 10.000.000

TOTAL ANGGARAN YANG DIGUNAKAN (RP) 10.000.000

Page 36: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

LAPORAN PENGGUNAAN KEUANGAN

PELAKSANAAN PENUGASAN PENELITIAN DOSEN MUDA

TAHUN ANGGARAN 2015 Program Penelitian : Penelitian Dosen Muda Judul Penelitian : PENGARUH BAHASA INDONESIA DALAM PENGGUNAAN

BAHASA JEPANG MAHASISWA DENGAN DOSEN

No Tanggal Uraian Kegiatan Nomor

Bukti

Jumlah

(Rp)

1. 23-1- 2015 Pengadaan ATK untuk cetak dokumen bahan dan kelengkapan

pengarsipan penelitian (Kertas A4 80 gram cap sinar dunia 1 rim Rp.

45.000 , Tinta printer HP LaserJet 1010-1020/Q2612 A/RA Rp 957.000)

ATK-01 1.002.000

2. 29-1-2015 Fotokopi angket (195 lembar x Rp 200) FC -01 39.000

3. 30-1-2015 Konsumsi responden (snack @10.000,- x 60 org = 600.000,-) Kons-02 600.000

4. 30-1-2015 Pembelian ballpoint faster warna hitam utk responden 3lusin x 35.000,- ATK-02 175.000

5. 9-1-2015 Pembelian materai @6.000 x 16 lembar ATK-03 96.000

6. 10-1-2015 Fotokopi proposal dan jilid 2 kali FC-02 81.000

7. 10-1-2015 Fotokopi proposal FC-03 24.000

8. 24-1-2015 Pengadaan ATK untuk cetak dokumen bahan dan kelengkapan

pengarsipan penelitian (Kertas A4 80 gram cap sinar dunia 1 rim Rp.

45.000 , Tinta printer HP LaserJet 1010-1020/Q2612 A/RA Rp 957.000)

ATK-04 1.002.000

9. 4-1-2015 Fotokopi referensi penunjang penelitian FC-05 654.700

10. 9-1-2015 Rapat Konsolidasi III (nasi kotak @20.000,-x5= 100.000,-)

(snack @10.000,- x 5= 50.000,-)

2 org dosen dan 3 mahasiswa membantu klasifikasi data

Kons-04 150.000

11. 9-1-2015 Fotokopi referensi penunjang penelitian FC-06 559.300

12. 16-1-2015 Fotokopi untuk pengklasifikasian data

(175 lembar x Rp 200)

FC-07 35.000

13. 23-1-2015 Rapat Konsolidasi IV (nasi kotak @20.000,-x5= 100.000,-)

(snack @10.000,- x 5= 50.000,-)

2 org dosen dan 3 mahasiswa membantu klasifikasi data

Kons-05 150.000

14. 15-1-2015 Pengadaan ATK untuk cetak dokumen bahan dan kelengkapan

pengarsipan penelitian (Kertas A4 80 gram cap sinar dunia 1 rim Rp.

45.000 , Tinta printer HP LaserJet 1010-1020/Q2612 A/RA Rp 957.000)

ATK-05 1.002.000

15. 1-1-2015 Rapat Konsolidasi VI (nasi kotak @20.000,-x2 = 40.000,-)

(snack @10.000,- x 2 = 20.000,-)

Kons-07 60.000

16. 1-1-2015 Fotokopi untuk penyajian analisis

(100 lembar x Rp 200)

FC-08 20.000

17. 31-1-2015 Pembelian pulsa internet untuk mengundah berbagai referensi Internt-1 60.000

18. 3-1-2015 Pembelian pulsa internet untuk mengundah berbagai referensi dan upload

laporan penelitian 70%

Internt-2 60.000

19. 19-1-2015 Fotokopi pelaporan kemajuan hasil penelitian

(500 lembar x Rp 200&&7jilid x 10.000)

FC-09 170.000

Page 37: Kode/Nama Bidang Ilmu : 532 : Sastra dan (Bahasa) Jepang filelaporan akhir penelitian hibah dosen muda pengaruh bahasa indonesia dalam penggunaan bahasa jepang mahasiswa dengan dosen

20. 27-1-2015 Pembelian pulsa internet untuk mengundah berbagai referensi dan upload

laporan penelitian 70%

Internt-3 60.000

21. 4-1-2015 Biaya pendaftaran SENASTEK sebagai luaran dari penelitian Luaran-1 1.000.000

22. 7-9-2015 Konsumsi responden untuk wawancara penggalian data lebih lanjut

(snack @15.000,- x 60 org = 900.000,-)

Kons-08 900.000,-

23. 7-9-2015 Rapat Konsolidasi I (nasi kotak @20.000,-x2 = 40.000,-)

(snack @15.000,- x 2 = 30.000,-)

Tiga orang mahasiswa membantu dalam penelitian

(nasi kotak @20.000,-x3 = 60.000,-)

(snack @15.000,- x 3 = 45.000,-)

Kons-09 175.000,-

24 5-9-2015 Fotokopi dan Jilid laporan 100% FC-A-01 500.000,-

25 11-9-2015 Rapat Konsolidasi I (nasi kotak @20.000,-x2 = 40.000,-)

(snack @15.000,- x 2 = 20.000,-)

Tiga orang mahasiswa membantu dalam penelitian

(nasi kotak @20.000,-x3 = 60.000,-)

(snack @10.000,- x 3 = 30.000,-)

Kons-10 175.000,-

26 14-9-2015 Fotokopi dan Jilid Laporan untuk diserahkan ke LPPM dan Fakultas FC-A-02 500.000,-

27 30-9-2015 Rapat Konsolidasi I (nasi kotak @20.000,-x2 = 40.000,-)

(snack @15.000,- x 2 = 20.000,-)

Tiga orang mahasiswa membantu dalam penelitian

(nasi kotak @20.000,-x3 = 60.000,-)

(snack @10.000,- x 3 = 30.000,-)

Kons-11 175.000,-

28 14-10-2015 Rapat Konsolidasi III (nasi kotak @20.000,-x5= 100.000,-)

(snack @10.000,- x 5= 50.000,-)

2 org dosen dan 3 mahasiswa membantu klasifikasi data

Kons-12 150.000

29 28-10-2015 Cetak Poster untukseminar luaran 107.000,-

30 11-11-2015 Rapat Konsolidasi III (nasi kotak @20.000,-x5= 100.000,-)

(snack @10.000,- x 5= 50.000,-)

2 org dosen dan 3 mahasiswa membantu klasifikasi data

Kons-13 150.000

31 12-11-2015 Pulsa internet untuk upload laporan Intrnt-4 60.000,-

32 12-11-2015 PAJAK 227.222

TOTAL 10.000.000,-

Bukit Jimbaran, 16 November 2015

Ketua Peneliti,

Ni Putu Luhur Wedayanti,S.S.,M.Hum.

NIP. 19831130 200801 2 009