DIABETES MELITUS Disusun Oleh : Bareh catur A Devi syahputra Dhining ayu Mei rahyu Iman muhammad Sri puspita Sari
DIABETES MELITUS
Disusun Oleh :
Bareh catur A
Devi syahputra
Dhining ayu
Mei rahyu
Iman muhammad
Sri puspita Sari
DIABETES MELITUS1. Pengertian
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis progresif yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, mengarah ke hiperglikemia (kadar glukosa darah tinggi). (Black, 2014).
Menurut American Diabetes Association (ADA), dalam Smeltzer C.S., (2010), Diabetes Melitus adalah kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) yang disebabkan oleh kerusakan dalam pengeluaran insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat kita simpulkan bahwa diabetes melitus merupakan penyakit gangguan metabolik dimana tubuh tidak mampu melakukan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein dengan baik, yang disebabkan oleh kerusakan dalam pengeluaran insulin dan/atau kerja insulin yang ditandai oleh meninngkatnya kadar glukosa dalam darah
Diabetes Melitus “Gula tinggi “, “penyakit gula”, “Kencing manis”
KLASIFIKASI DMMenurut NDDG dan ADA tahun 2003 dalam Black (2014)
Diabetes melitus tipe 1
Merupakan hasil destruksi autoimun sel beta defisiensi insulin absolut. Sebelumnya DM tipe ini sebagai insuline dependent diabetes mellitus (IDDM).
Diabetes melitus tipe 2
defek sekresi insulin progresif diikuti dengan resistensi insulin, DM tipe ini diklasifikasikan sebagai non insuline dependent diabetes mellitus (NIDDM).
Diabetes gestasional
Adalah tipe DM yang di diagnosa selama proses kehamilan, namun biasanya menghilang ketka kehamilannya berakhir.
Diabetes sekunder atau tipe spesifik lainnya.
DM tipe ini mungkin merupakan akibat dari defek genetik fungsi sel beta, penyakit pankreas (seperti kistik fibrosis), trauma pada jaringan pankreas, atau penyakit yang diinduksi oleh obat-obatan
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO1. DM tipe 1 :
- genetik
- Immunologi
- Lingkungan (virus, obat-obatan)
2. DM tipe 2 :
- Usia > 45 tahun
- Obesitas
- Riwayat keluarga
- Riwayat gangguan toleransi
glukosa
- Hipertensi
- Riwayat DM gestasional
- Riwayat melahirkan bayi >4kg
Lain-lain :•Etnik
•Hiperlipidemi
•Kebiasaan diet
•Kurang olahraga
MANIFESTASI KLINIS
Poliuria, Polidipsi, Poliphagia
Penurunan Berat Badan
Pandangan Kabur
Ketonuria
Lemah, Letih, Pusing
Pruritus, Infeksi Kulitdiperdebatkan
Asimptomatik
DIAGNOSIS PADA PASIEN DENGAN DIABETES MELLITUS (DM) HbA1C (glycosilat haeglobin) dengan bahan darah plasma vena
untuk mendiagnosa DM, HbA1C bukan penderita diabetes adalah 3,5% - 5,5%. adanya gejala klasik diabetes termasuk poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas dan kadar gula dalam darah yang tinggi (Masjoer, dkk. 2001).Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu
Plasma vena
Kadar kapiler
Kadar glukosa darah puasa
Plasma vena
Darah kapiler
Kadar glukosa 2jam PP
Darah vena
<100
<90
<110
<90
<140
110-199
90-199
110-125
90-109
140-199
>200
>200
>126
>110
>200
PENATALAKSANAAN UTAMA TERAPI DIABETES MELLITUS
Edukasi bertujuan untuk mengoptimalisasikan control metabolic, mencegah komplikasi baik akut Maupin kronis, meningkatkan kualitas hidup dengan mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku menjadi sehat (Atak, dkk. 2009)
Perencanaan makanan untuk mencapai kadar gula darah mendekati normal, mencapai kadar lemak normal dan mencegah resiko pemnyakit kardiovaskuler, mencapai dan mempertahankan berat badan normal, mencegah komplikasi akut maupun kronik diabetes, dan pemunuhan nutrisi makanan yang tepat (ADA, 2006).
Latihan jasmani memberikan manfaat meningkatkan stamina tubuh, meningkatkan status emosional, mengendalikan berat badan dan meningkatkan kapasitas kerja sel.
Terapi farmakologi
.Obat untuk terapi DM terdiri dari oral dan insulin
OBAT ORAL / HIPOGLIKEMIA
Kelas obat dan contoh Cara kerja obat Mekanisme kerja obat
Biguanide
metformin
Melawan resistensi insulin (khususnya
menurunkan pengeluaran glukosa di
hepar)
Meningkatkan ketergantungan insulin yang berfariasi
dan melakukan aksi mandiri termasuk Adenosine 5-
Monophospate- Activated protein kinase (AMPK)
Sulfonylurea
Glimepiride, glicazide, glyburide,
glypizide
Menstimulasi sekresi insulin (dalam 6-
24jam)
Mengikat sulfonylurea receptor 1 (SUR I) pada sel β
pancreas, yang menutup jalur sensititivitas kalium
Adenosine Triphospahate (K+ ATP)
Meglitides
Repaglinide, Nateglinide
Menstimulasi sekresi insulin (memiliki
cara kerja dengan onset lebih cepat dan
durasi lebih pendek daripada
sulfonylurea)
Meningkatkan benzamido pada reseptor SUR I pada
sel β pancreas yang menutupi K+ ATP
Gliptins ( DPP-4 Inhibitor)
Sitagliptin, saxagliptin
meningkatkan sekresi insolin prandial Menghambat enzim DPP-4 yang meningkatkan paruh
hidup plasma pada hormone inkretin insulinotropik
Thiazolidinediones (PPAR-ɤ
agonist)
Pioglitazone, resiglitazone
Meningkatkan sensitivitas insulin
(khususnya meningkatkan penggunaan
glukosa perifer)
Mengaktifkan inti reseptor PPAR-ɤ (paroxisome
proliferator-activatide reseptor ɤ) terutama pada
jaringan adipose. Yang mempengaruhi kerja insulin
dan siklus glukosa asam lemak
α- Glucosidase inhibitors acabose,
miglitol, voglibose
Memperlambat pencernaan karbohidrat Berkompetensi penghambatan pencernaan enzim α-
glukosidase
INSULIN
Tipe insulin Contoh Nama pabrik Onset Puncak Durasi
Kerja cepat Insulin lispro
Insulin aspart
Humalog
novolog
15-30 mnt
10-20 mnt
30-90 mnt
1-3 jam
< 5 jam
3-5 jam
Kerja pendek reguler Humulin R
Novolin R
½ -1 jam 2-5 jam 5-8 jam
Kerja
menengah
NPH Humulin N
Novolin N
1-2 jam 6-12 jam 18-26 jam
Kerja panjang Ultralente
Insulin glargine
Humulin U
Lantus
4-6 jam
70 jam
12-24 jam
Tidak ada
26-36 jam
24 jam
KOMPLIKASI PADA DIABETES MELITUS DIBAGI MENJADI KOMPLIKASI AKUT DAN KOMPLIKASI VASKULER JANGKA PANJANG (SCHTEINGART, 2013).Komplikasi akut
Hipoglikemia
Keto asidosis diabetic (KAD)
Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
Komplikasi kronis
1. Makrovaskuler adalah komplikasi yang disebabkan dari DM akibat aliran darah menjadi terhambat seperti penyakit jantung koroner dan Penyakit vaskuler perifer atau arterisklerosis
2. Mikrovaskuler komplikasinya seperti retinopati terjadi dari tergantung lamanya hiperglikemia mekanisme terjadinya, aldose reductase adalah enzim berperan dalam jalur polyaol intraseluler, jalur ini mengkonversi glukosa menjadi alcohol atau sorbitol yang dapat terakumulasi termasuk dalam retina, Nefropati dan neuropati.
PENYEBAB PENYAKIT/GANGGUAN
Hipertensi adalah penyakit dimana tekanan darah batas atas ( sistolik ) lebih dari 140 mmHg dan/atau tekanan darah batas bawah ( diastolik) 90 mmHg.
Peningkatan tekanan darah dapat disebabkan berbagai faktor seperti faktor genetik, usia, garam, kolesterol,obesitas, stress,rokok, kafein, minuman beralkohol, kurang berolahraga.
MASALAH NUTRISI YANG TERGANGGU
Terapi nutrisi pada penderita hipertensi adalah berfokus pada pembatasan makanan yang mengandung garam natrium atau garam dapur
JENIS DAN PRINSIP DIET
Penderita hipertensi sebaiknya melakukan diet rendah garam. Yaitu dengan mengurangi penggunaan natrium dan sodium yang terdapat pada garam dapur, soda kue, baking powder, dan vetsin/ MSG.
Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang dengan jenis dan komposisi makanan yang disesuaikan dengan penderita.
Pembatasan jumlah garam yang disesuaikan dengan kesehatan penderita. Saran garam natrium 2,4 gr/hari atau 6 gram garam atau 1 sdt sehari .
Pembatasan jumlah garam yang disesuaikan dengan kesehatan penderita. Saran garam natrium 2,4 gr/hari atau 6 gram garam atau 1 sdt sehari
Managemen pola hidup sehat :
1. Stop merokok2. Melakukan aktifitas fisik dinamis 20-30 menit
dalam 4-7 hari . Seperti jogging, bersepeda, swimming
3. Maintenance BB sesuai BB ideal, indeks massa tubuh 18.5-24.9 kg/m2, waist circumference < 102 cm [40"] for men and < 88 cm [35"] for women.
LANJUTAN...............
4. Banyak mengkonsumsi buah dan sayuran, dairy-low fat, serat, gandum,sumber protein, batasi fat-trans dan kolesterol < 300 mg/hari, dan banyak konsumsi omega 3, fatty acid.
5. Kurangi penggunaan garam sodium ≤ 1,500 mg/hari (setara dengan 1 sdm). Waspadai produk kemasan
6. Pembatasan konsumsi alkohol sampai 2 gelas perhari , lebih baik tidak mengkonsumsi alkohol
1 can (341 mL) of 5% beer or
1 glass (150 mL) of 12% wine or
1.5 oz (45 mL) of 40% spirits
7. Tidak direkomendasikan penggunaan suplemen yang mengandung Potassium, calcium and magnesium .
KANDUNGAN SODIUM DALAM MAKANAN
P R O D U K G A N D U M
Sereal ,nasi,pasta ½ gelas
Sereal siap saju , 1 gelas
Roti
Sayuran
Sayuran segar yang dimasak tanpa garam. ½ gelas
daging dan ikan
Daging segar, ikan, 3 ons
N A T R I U M ( M G )
0-5
100-360
110-175
1-70
30-90
LANJUTAN..............
L O W F A T
susu., 1 gelas
Yoghurt, 8 0ns
Natural chesses, 1.5 ons
Processed cheesses, 1.5 ons
Kacang-kacangan
Kacang tanah
Kacang tanah kalengan
N A T R I U M ( M G )
120
160
110-450
600
0-5
400
BAHAN MAKANAN SEHARI
B A H A N M A K A N A N
Beras
Daging
Telur ayam
Tempe
Kacang hijau
Sayuran
Buah
Minyak
Gula pasir
B E R A T ( G ) / U R T
300/ 5 gelas
100/ 2 potong
50/1 butir
100/ 4 potong sedang
25/ 2.5 sendok
200/ 2 gelas
25/ 2.5 sendok makan
25/ 2.5 sendok makan
PENGKAJIAN
Anamnesea. Identitas penderita
Umur, jenis kelamin, suku/ras
b. Keluhan Utama
gejala awal klien berobat
C Riwayat kesehatan sekarang
faktor yang melatarbelakangi/mempengaruhi keluhan
d. Riwayat kesehatan dahulu
hipertensi, pola makan tidak sehat, aktifitas fisik, DM atau penyakit–penyakit lain yang ada kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas.
e. Riwayat kesehatan keluarga
keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang juga menderita DM, HT
f. Riwayat psikososial
status emosi, mental
PEMERIKSAAN FISIK
Aktifitas/ Istirahat
Lemah, letih, lesu, sulit bergerak/berjalan. Kram otot. Tonus otot meningkat. Gangguan istirahat/ tidur
Sirkulasi
hipertensi, kebas, dan kesemuatan pada ekstremitas. Ulkus pada kaki, perubahan tekanan darah postural; hipertensi
Intregitas ego
stres, ansietas, peka rangsang
LANJUTAN.......................
Eliminasiperubahan pola berkemih ( poliuri, poliuri, oliguri). Urin berkabut. Bau busuk ( infeksi)
Nutrisihilang nafsu makan,mual, muntah, konsumsi glukosa/ karbohidrat berlebihan. Penurunan berat badan berlebihan dalam beberapa hari/minggu.
LANJUTAN..................
Neurosensoripusing/pening. Sakit kepala, kesemutan. Kelemahan pada otot. Parestesia. Gangguan penglihatan ,diorientasi.
Nyeri/ kenyamanannyeri abdomen ( sedang/ berat), palpitasi
Pernapasanbatuk berdahak/kering,sesak,batuk dengn/atau tanpa sputum.frekuensi pernapasan
Keamanan
menurunnya kekuatan umum/ rentang gerak. Parestesia/paralisis otot , termasuk otot-otot pernapasan
Seksualitas
cenderung infeksi pada vagina. Impoten pada pria. Disfungsi seksual
Penyuluhan/pembelajaran
faktor resiko keluarga ; DM, penyakit jantung, hipertensi, stroke. Peyembuhan luka lambat. Penggunaan obat steroid, diuretik
Lanjutan............................
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
Ketidakefektifan perfusi jaringan
Resiko kerusakan integritas kulit
Resiko infeksi
Resiko ketidakseimbangan cairan
Resiko perubahan persepsi sensori
Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan, dan pengobatan
1. KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN
tindakan• Kaji status nutrisi • Timbang BB secara berkala, ukur IMT• Kaji pola makan • Tentukan program diet dan anjurkan
klien mematuhi • Auskultasi bising usus, catat adanya
nyeri abdomen; mual, muntah• Kaji kemampuan klien mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan• Identifikasi adanya perubahan pola
makan• Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
kalori• Libatkan klien dan keluarga dalam
menentukan diet• Monitor adanya tanda hipoglikemi• Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan klien
• Pantau pemeriksaan laboratorium: GDS, LDL, HDL, BUN, Na, Kalium
rasional• Menentukan kebutuhan nutrisi • BB indikator status nutrisi• Mengetahui pola nutrisi klien• Memberikan kebutuhan nutrisi
sesuai indikasi terapi diet• Hiperglikemi dan gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit menurunkan motilitas
• Menentukan kemampuan klien dalam pemenuhan nutrisi
• Mengetahui apakah klien mematuhi program diet
• Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
• Dukungan keluarga penting dalam keikutsertaan merencanakan program diet
• Merupakan komplikasi yang sering terjadi
• Menentukan kebutuhan nutrisi • Kenaikan nilai laboratorium dapat
menentukan pemberian terapi pengobatan dan terapi diet
2. RESIKO KETIDAKSEIMBANGAN CAIRAN
TINDAKAN•Monitor tanda-tanda vital•Monitor intake dan output •Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, turgor kulit, nadi adekuat, tekanan ortostatik)•Monitor status nutrisi •Monitor berat badan secara berkala•Kaji adanya nyeri abdomen, mual dan muntah•Monitor hasil laboratorium : Hemotrokit, kreatinin, Natrium, kalium
RASIONAL•Hipovolemia dapat dimanisfestasikan oleh hipotensi dan takikardi•Mengetahui perkiraan kebutuhan cairan•Merupakan indikator dari tingkat dehidrasi•Mengetahui keseimbangan cairan•Penurunan BB sering terjadi pada pasien dengan kehilangan cairan•Kurang cairan dan elektrolit mengubah motilitas lambung•Peningkatan nilai dapat mencerminkan kerusakan ginjal karena dehidrasi
3. KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN
tindakan•Monitor adanya paretese•Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas/dingin/ tajam/ tumpul•Anjurkan klien dan keluarga untuk mengobservasi kulit bila ada lesi atau laserasi•Monitor adanya tromboplebitis•Diskusikan mengenai penyebab perfusi jaringan•Kolaborasi pemberian analgetik
rasional•Mengetahui adanya kerusakan perfusi jaringan•Mengetahui area kerusakan perfusi jaringan•Mendeteksi secara dini untuk mendapatkan terapi sesuai indikasi•Tromboplebitis menyebabkan sirkulasi ke jaringan tidak lancar•Diskusikan mengenai penyebab perfusi jaringan•Kolaborasi pemberian analgetik
4. RESIKO KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT
TINDAKAN•Monitor integritas kulit; warna kemerahan pada kulit, ada tidaknya ulserasi•Kaji penampilan dan keadaan kebersihan kaki klien•Monitor status nutrisi klien•Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering•Gunakan perawatan pada kaki yang tertekan dengan lotion atau minyak•Monitor aktifitas dan mobilisasi klien•Anjurkan klien untuk melakukan senam kaki/senam DM
RASIONAL•Autonomik neuropati menyebabkan kulit kering, mudah pecah, dan infeksi•Kaki merupakan bagian tubuh paling sering terjadi gangguan integritas •Status nutrisi yang baik dapat mempertahankan integritas kulit•Mencegah terjadinya infeksi•Melancarkan sirkulasi darah Mencegah gesekan dan trauma pada kaki•Aktifitas dan mobilisasi dapat meningkatkan suplai darah ke kaki•Meningkatkan suplai darah ke kak
5. RESIKO INFEKSI
TINDAKAN•Monitor tanda-tanda vital dan status mental•Panggil klien dengan nama, orientasikan kembali dengan kebutuhannya; tempat,orang,waktu•Jadwalkan intervensi keperawatan agar tidak mengganggu waktu istirahat•Lindungi klien dari injuri•Kaji adanya keluhan parestesia, nyeri,atau kehilangan sensori pada paha/kaki. Lihat adanya ulkus•Bantu klien dalam ambulasi atau mobilisasi•Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi •Pantau nilai laboratorium
RASIONAL•Dasar untuk membandingkan temuan abnormal•Membantu mempertahankan kontak dengan realitas•Istirahat memperbaiki daya pikir dan menurunkan rasa letih•Klien dengan disorientasi merupakan awal kemungkinan timbul cedera•Neuropati perifer dapat menyebabkan sensasi sentuhan dan nyeri dan dapat mengakibatkan kerusakan kulit•Meningkatkan keamanan klien terutama ketika dipengaruhi ketidakseimbangan•Gangguan proses pikir/potensial aktifitas kejang biasanya hilang dalam keadaan hiperosmolaritas teratasi•Ketidakseimbangan nilai lab dapat mempengaruhi fungsi mental
6. RESIKO PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI
TINDAKAN•Monitor tanda-tanda vital dan status mental•Panggil klien dengan nama, orientasikan kembali dengan kebutuhannya; tempat,orang,waktu•Jadwalkan intervensi keperawatan agar tidak mengganggu waktu istirahat•Lindungi klien dari injuri•Kaji adanya keluhan parestesia, nyeri,atau kehilangan sensori pada paha/kaki. Lihat adanya ulkus•Bantu klien dalam ambulasi atau mobilisasi•Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi •Pantau nilai laboratorium
RASIONAL•Dasar untuk membandingkan temuan abnormal•Membantu mempertahankan kontak dengan realitas•Istirahat memperbaiki daya pikir dan menurunkan rasa letih•Klien dengan disorientasi merupakan awal kemungkinan timbul cedera•Neuropati perifer dapat menyebabkan sensasi sentuhan dan nyeri dan dapat mengakibatkan kerusakan kulit•Meningkatkan keamanan klien terutama ketika dipengaruhi ketidakseimbangan•Gangguan proses pikir/potensial aktifitas kejang biasanya hilang dalam keadaan hiperosmolaritas teratasi•Ketidakseimbangan nilai lab dapat mempengaruhi fungsi mental
7. KURANGNYA PENGETAHUAN TENTANG PROSES PENYAKIT, DIET, PERAWATAN, DAN PENGOBATAN BERHUBUNGAN DENGAN
KURANGNYA INFORMASI
TINDAKAN •Ciptakan lingkunagan saling percaya dengan mendengarkan dengan penuh perhatian•Kaji latar belakang klien•Berikan pendidikan kesehatan mulai dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor , tentang :•Penyakit dan faktor penyebab DM•Pengobatan DM•Diet DM•Cara pemeriksaan gula darah “finger stick”•Diskusikan tentang rencana diet, penggunakan makanan tinggi serat•Diskusikan pentingnya melakukan evaluasi secara teratur
RASIONAL•Membina hubungan saling percaya antar perawat dengan klien•Mempengaruhi tehnik komunikasi dalam memberikan pendidikan kesehatan•Memberikan pemahaman tentang penyakit klien, dapat membantu proses pengobatan .•Kesadaran klien tentang diet membantu klien dalam merencanakan pola diit / mentaati program•Membantu mengontrol proses •penyakit dan menurunkan perkembangan komplkasi sistemiK
KASUS
Seorang laki-laki berusia 53 tahun, dirujuk ke poli penyakit dalam dengan keluhan tidak enak badan, lemes dan mata berkunang-kunang pagi setelah minum satu gelas teh manis dan 2 bungkus roti. Sering buang air kecil malam hari, cepat lapar, berat badan turun drastis dalam setengah tahun terakhir. BB 70 kg, TB 160 cm, LOLA 27 cm. Hasil pemeriksaan pada saat itu, TD 150/90 mmHg, glukosa darah sewaktu 350 mg/dl, kolesterol total 300 mg/dl. Klien mengatakan porsi makan besar satu piring penuh nasi sehari 4-5 kali, makan nasi banyak tidak masalah asalkan bukan air manis, dan hobinya jajan makanan pinggir jalan. Menurutnya diet hanya untuk orang-orang yang ingin kurus, dan gaya hidupnya selama ini tidak ada masalah.
Pengkajian utama
Keluhan utama :
Klien mengeluh pagi tadi setelah minum satu gelas teh manis dan 2 bungkus roti merasa tidak enak badan, lemes dan mata berkunang-berkunang.
Riwayat penyakit sekarang :
Klien mengatakan sering buang air kecil malam hari, cepat lapar, berat badan turun drastis dalam setengah tahun terakhir.
Riwayat penyakit dahulu :
Klien belum pernah berobat dan mengetahui tentang penyakitnya. Klien mengatakan porsi makan besar satu piring penuh nasi sehari 4-5 kali, makan nasi banyak tidak masalah asalkan bukan air manis, dan hobinya jajan makanan pinggir jalan. Menurutnya diet hanya untuk orang-orang yang ingin kurus, dan gaya hidupnya selama ini tidak ada masalah.
Pemeriksaan fisikTekanan darah : 150/90 mmHgTB : 160 cmBB: 70 kgLOLA : 27 cm
Hasil pemeriksaan laboratorium :
Gula darah sewaktu 350 mg/dlKolesterol total 300 mg/dl
ANALISA DATA
DS: klien mengatakan berat badan turun drastis dalam setengah tahun terakhir dan sering lapar walaupun klien makan dengan porsi makan besar satu piring penuh nasi sehari 4-5 kali, makan nasi banyak tidak masalah asalkan bukan air manis, dan hobinya jajan makanan pinggir jalan
DO: IMT 70/2,56 = 27, 34 kg/m² (overweight), LOLA 27 cm, glukosa darah sewaktu 350mg/dl, kolesterol total 300mg/dl, TD 150/90 mmHg.
Diagnosa keperawatan: ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan insulin (penurunan ambilan dan penggunaan glukosa oleh jaringan mengakibatkan peningkatan metabolisme protein dan lemak)
DS: klien mengeluh tidak enak badan, lemes dan mata berkunang-kunang pagi setelah minum satu gelas teh manis dan 2 bungkus roti. klien mengatakan diet hanya untuk orang-orang yang ingin kurus, dan gaya hidupnya selama ini tidak ada masalah.
DO : Glukosa darah 350mg/dl
Diagnosa keperawatan: risiko ketidakstabilan glukosa darah
DIAGNOSA PRIORITAS
Diagnosa keperawatan: ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan insulin (penurunan ambilan dan penggunaan glukosa oleh jaringan mengakibatkan peningkatan metabolisme protein dan lemak).
Diagnosa keperawatan: risiko ketidakstabilan glukosa darah
PENDAHULUAN
Kecukupan gizi adalah rata-rata asupan gizi harian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua (97,5%) orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin, dan fisiologis tertentu. Nilai asupan zat gizi harian yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan gizi mencakup
50% orang sehat dalam kelompok
umur, jenis kelamin, dan fisiologis tertentu disebut dengan kebutuhan gizi.
DIET SEIMBANG
Salah satu yang menyediakan semua nutrisi yang di butuhkan oleh kesehatan dalam proporsi yang tepat
ANGKA KECUKUPAN GIZI
Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau Recommended Dietary
Allowances (DRA) merupakan kecukupan rata-rata zat gizi sehari bagi hampir semua
orang sehat (97,5%)
menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh aktifitas fisik, genetik dan keadaan fisiologis untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal.
KEGUNAAN AKG
untuk menilai kecukupan gizi yang telah dicapai melalui konsumsi makanan
bagi penduduk
untuk perencanaan dalam pemberian
makanan tambahan maupun perencanaan
makanan institusi
untuk perencanaan penyediaan pangan
tingkat regional maupun nasiona
Acuan pendidikan
gizi
Acuan label pangan yang
mencantumkan informasi nilai gizi
NILAI AKG
• Nilai AKG untuk indonesia sudah di atur di peraturan kementrian kesehatan RI No.75 tahun 2013
file://localhost/Users/devisahputra/Downloads/PMK No. 75 ttg Angka Kecukupan Gizi Bangsa Indonesia.pdf
KESIMPULAN
Oleh karena itu untuk mencapai deraat kesehatan yang optimal, diperlukan sejumlah zat gizi yanh harus didapatkan makanan dalam jumlah yang sesuai dengan anjuran setiap harinya.
PENGERTIAN
Gagal ginjal adalah kegagalan/ketidak fungsinya regulasi dan ekskresi untuk mempertahankan homestasis
FAKTOR RESIKO
Hipertensi dan Penyakit
Jantung
Penyakit Imun
HIVRiwayat Keluarga
Gagal Ginjal dan ISK
Diabetes
Komponen DietMengontol tekanan darah dengan mengurangi asupan natrium
Mengurangi asupan protein
Pengelolaan Diabetes
KEUNTUNGAN DIET PROTEIN
Mengurangi proteinuria
Meningkatkan kontrol lipid
Mengurangi racun uremik dan asam
Mengurangi stress oksidatif
Meningkatkan resistensi insulin
Mengurangi beban fosfor
REKOMENDASI DIET GAGAL GINJAL STADIUM I-IV
Mengontol Protein
Mengontol sodium
Mengontol kalium
Mengontol fosfor
Mengontol Kalsium
REKOMENDASI DIET GAGAL GINJAL DENGAN DIALISIS
Sayuran segar tdk
mengandung garam
Buah buahan
kalengan
Creamers non diary
rendah fosfor
Label informasi Makanan
Menghindari Garam Gunakan
Rempah - rempah
DIET DASH
DIETARY APPROACHES TO STOP HYPERTENSION
Direkomendasi untuk pengobatan penyakit hipertensi, penyakit jantung, gagal ginjal. Diet ini dapat memperlambat perkembangan penyakit.
Berikut DASH diet rinci untuk diet 2.000 kalori
file://localhost/Users/devisahputra/Documents/DIET DASH.docx