TUGAS MAKALAHPENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI
IDENTITAS DAN KARAKTER BANGSA
OLEH:KELOMPOK IIIFUADA HAERANA RIFAIINDAH PURNAMASARI
MSAPRIANTIMUHAMMAD ASHARIRA KARMILAAINUN SAFITRI HARLINURUL HIKMAH
ASRIHAIRIL ANWAR ODDINGKELAS: FARMASI A
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSARFAKULTAS ILMU
KESEHATAN JURUSAN FARMASISAMATA-GOWA2014KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segalah
limpahan karunia yang telah diberikan kepada kita sehingga penyusun
bisa menyelesaikan makalah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Sebagai Identitas dan Karakter bangsa ini. Proses penyusunan
makalah ini penuh dengan tantangan dan tidak mungkin terselesaikan
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun tak
lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan tidak dapat penyusun tuliskan satu persatu.Penyusun
menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini menjadi
lebih baik dan berdaya guna dimasa depan.Akhirnya dengan segala
kerendahan hati, penyusun mengharapkan semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi para pembaca. Amin.Samata-Gowa, 17 Maret 2014
Penyusun
KELOMPOK III
DAFTAR ISI
BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangSejak bangsa Indonesia
menyatakan kemerdekaannya telah sepakat untuk menentukan Pancasila
menjadi dasar negara. Bangsa Indonesia selalu berusaha untuk
mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dalam kenyataan masih terdapat kerancuan bagaimana
implementasi Pancasila dalam menghadapi berbagai tantangan
zaman.Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan
pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk. Mengapa begitu besar
pengaruh Pancasila terhadap bangsa dan negara Indonesia? Kondisi
ini dapat terjadi karena perjalanan sejarah dan kompleksitas
keberadaan bangsa Indonesia seperti keragaman suku, agama, bahasa
daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya bangsa Indonesia
yang sudah tertanam nilai-nilai Pancasila jauh sebelum Pancasila
tersebut dilahirkan.Identitas nasional secara terminologis adalah
suatu cirri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain. Berdasarkan
perngertian yang demikian ini maka setiap bangsa didunia ini akan
memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan
keunikan,sifat,ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut.
Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional sebagai mana di
jelaskan di atas maka identitas nasional suatu Bangsa tidak dapat
di pisahkan dengan jati diri suatu bangsa ataulebih populer disebut
dengan kepribadian suatu bangsa.Bangsa pada hakikatnya adalah
sekelompok besar manusia yang mempunyai persamaan nasib dalam
proses sejarahnya, sehingga mempunyai persamaan watak atau karakter
yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu
wilayah tertentu sebagai suatu kesatuan nasional.Dalam penyusunan
makalah ini digunakan untuk mengangkat tema dengan tujuan dapat
memmbantu mengatasi masalah tentang identitas nasional dan dapat di
terapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas maka rumusan
masalah yaitu:a. Bagaimana defenisi pancasila?b. Bagaimana
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Sebagai Identitas dan
Karakter bangsa?C. Tujuan PenulisanBerdasarkan tujuan penulisan
diatas maka tujuan penulisan yaitu:a. Untuk Mengetahui defenisi
pancasilab. Untuk mengetahui pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan sebagai identitas dan karakter bangsa
BAB IIPEMBAHASANa. Defenisi Pancasila
Pancasila adalah dasar filsafat Negara Republik Indonesia yang
secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan
tercantum dalam pembukaan UUD 1945, di undangkan dalam berita
Republik Indonesia tahun II No. 7 bersama-sama dengan batang tubuh
UUD 1945.Dalam perjalanan sejarah eksistensi Pancasila sebagai
dasar filsafat Negara Republik Indonesia mengalami berbagai macam
interpretasi dan manipulasi politik sesuai dengan kepentingan
penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan yang berlindung dibalik
legitimasi ideologi Negara Pancasila (Kaelan, 2004; 10).Pancasila
sebagai dasar Negara Republik Indonesia sebelum disahkan pada
tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada
bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala. Sebelum bangsa Indonesia
mendirikan Negara, yang berupa nilai-nilai adat istiadat,
kebudayaan, serta relegius. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka
untuk memahami pancasila secara lengkap dan utuh terutama dalam
kaitannya dengan jati diri bangsa Indonesia, mutlak diperlukan
pemahaman sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk membentuk suatu
negara yang berdasarkan suatu asas hidup bersama demi kesejahteraan
hidup bersama, yaitu negara yang berdasarkan pancasila (Abdoel
Djamal, 2005; 28-29).Nilai-nilai eksistensi yang terkandung dalam
pancasila yaitu : Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan
serta Keadilan, dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki
oleh bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan
negara. Proses terbentuknya Negara dan bangsa Indonesia melalui
proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman batu kemudian
timbulnya kerajaan-kerajaan pada abad ke IV, ke V kemudian
dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai nampak pada abad ke
VII, yaitu ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya dibawah Wangsa
Syailendra di Palembang. Kemudian kerajaan Airlangga dan Majapahit
di Jawa Timur serta kerajan-kerajaan lainnya (Kaelan, 2004;
28-29).
b. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Sebagai Identitas
dan Karakter Bangsa
1. Pancasila Sebagai Identitas Nasional Identitas nasional pada
hakikatnya merupakan manifestasikan nilai-nilai budaya yang tumbuh
dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu nation (budaya) dengan
ciri-ciri khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam
hidup dan kehidupannya(Wibisono koento:2005).Globalisasi diartikan
sebagai suatu era atau zaman yang di tandai dengan perubahan
tahanan kehidupan dunia akhirat kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi informasi sehingga interaksi manusia menjadi empit, dunia
tanpa ruang.Paham nasionalisme atau paham kebangsaan adalah sebuah
situasi kejiwaan dimana kesetiaan seseorang secara total diabdikan
langsungkepada negara bangsa atas nama sebuah bangsa.munculnya
nasioanlisme terbukti sangat efektif sebagai alat perjuangan
bersama merebut kemerdekaan dari cengkeraman kolonial.Integrasi
nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu
masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan
masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu
bangsa.Integrasi nasional tidak lepas dari pengertian integrasi
sosial yang mempunyai arti perpaduan dari kelompok-kelompok
masyarakat yang asalnya berbeda menjadi suatu kelompok besar dengan
cara meienyapkan perbedaan dan jati diri masimg-masing. Dalam arti
ini, integrasi sosial sama artinya dengan asimilasi atau
pembaharuan.Revitalisasi Pancasila adalah pemberdayaan kembali
kedudukan, fungsi dan peranan pacasila ebagai dasar nagara,
pandangan hidup, ideologi dan sumber nilai-nilai bangsa indonesia
(koento W,2005)1). Karakteristik identitas nasionalSituasi dan
kondisi masyarakat kita dewasa ini menghadapkan kita pada suatu
keprihatinan dan sekaligus juga mengundang kita untuk ikut
bertanggung jawab atas mosaik indonesian yang retak bukan sebagai
ukiran melainkan membelah dan meretas jahitan busana tanah ari,
tercabik cabik dalam kerusakan yang menghilangkan keindahan.
Untaian kata-kata dalam pengantar merupakan tamsilan, bahwasanya
bangsa indoneia yang dahulu dikenal sebagai het zachste wolk ter
aardedalam pergaulan antar bangsa, kini sedang mengalami (tidak
saja krisis identitas)melainkan juga krisis dalam berbagai demensi
kehidupan yang melahirkan instabilitas berkempanjangan semenjak
reformasi reformasi di gulir pada tahun 1998 (Koento W,
2005).Krisis moneter yang kemudian disusul krisis ekonomi dan
politik, yang akar-akarnya tertanam dalam krisis moral dan menjalar
kedalam krisis budaya, menjadikan masyarakat kita kehilangan
orientasi nilai, hancur dan kasar, gersang dalam kemiskinan busaya
dan kekeringan spritual. Societal terorism muncul dan berkembang di
sana sini dalam fenomena pergolakan fisik, pembakaran dan
penjarahan disertai pembunuhan sebagaimana yang terjadi di
Poso,Ambon,dan bom bunuh diri di berbagai tempat yang di siarkan
secara luas baik oleh media massa didalam maupun di luar negeri.
Semenjak peristiwa pergolakan antar etnis di Kalimantan barat,
bangsa Indonesia di forum internasional di lecehkan sebagai bangsa
yang telah kehilangan peradaban.Kehalusan budi, sopan santun dalam
sikap dan perbuatan, kerukunan, toleransi dan soledaritas sosial,
idiealisme dan sebagainya telah hilang hanyut dilanda oleh derasnya
oleh moderisasi dan globalisasi yang penuh paradoks. Berbagai
lembaga kocar kacir semuanya dalam malfungsi. Trust atau
kepercayaan antar sesama baik vertikal maupun horinzontal telah
lenyap dalam kehidupan masyarakat. Identitas nasional kita di
lecehkan dan di pertanyakan eksistensinya.Krisis multidemensi yang
sedang melanda masyarakat meyadarkan kita semua bahwa pelestarian
budaya sebagai upaya untuk mengembangkan identitas Nasional kita
telah ditegaskan komitmen konstitusional sebagaimana dirumuskan
oleh para pendiri negara kita dalam pembukaa UUD 1945 yang intinya
adalah memajukan kebuyaan Indonesia. Dengan demikian,
konstitusional pengembangan kebudayaan untuk membina dan
mengembangkan identitas nasional kita telah diberi dasar dan
arahnya.2). Identitas nasionalKata identitas berasal dari bahasa
inggris, yaitu identity yang memiliki pengertian harfiah ciri-ciri,
tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu
yang membedakan dengan yang lain. Dalam term antropologi
,indentitas adalah sifat khas yang menerangkan dan dengan kesadaran
diri pribadi sendiri, golongan sendiri,kelompok sendiri, atau
negara sendiri. Mengacu pada pengertian ini identitas tidak
terbatas pada individu semata tetapi berlaku pula pada kelompok
lain.Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang melekat pada
kelompok kelompok yang lebih besar yang diikat oleh
kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya, agaman dan bahasa
maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita dan tujuan. Himpunan
kelompok-kelompok inilah yanh kemudian disebut dengan istilah
identitas bangsa atau identitas nasional yang pada akhirnya
melahirkan tindakan kelompok yang diwujudkan dalam bentuk
organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut
nasional. Kata nasioanl sendiri tidak bisa dilepaskan dari
kemunculan konsep nasionalisme.Bila dilihat dalam konteks
indonesia, maka identitas nasional itu merupakan manifestasikan
nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek
kehidupan dari ratusan sukudihimpun dalam satu kesatuan indonesia
menjadi kebudayaan nasional dengan acuan pancasila dn ruh bhineka
tunggal ika sebagai dasar dan arah pengembangannya. Dengan kata
lain, hakikat identitas nasional kita sebagai bangsa di dalam hidup
dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah adalah pancasila yang
aktualisasinya tercermin dalam penataan kehidupan kita dalam arti
luas. Misalnya dalam aturan perundang-undangan atau hukum, sistem
pemerintahan yang diharapkan, nilai-nilai budaya yang tercermin
dalam identitas nasional tersebut bukanlah barang jadi yang sudah
selesai dalam pergaulan baik dalam kebekuan normatif dan dogmatif
melainkan sesuatu yang terbuka yang cenderung terus menerus bersemi
karena hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat
pendukungnya. Konsekuensi dan implikasinya, bahwa identitas
nasional adalah sesuatu yang terbuka untuk ditafsir dengan diberi
makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual
yang berkembang di masyarakat.3). Unsur-unsur identitas
nasionalIdentitas nasional indonesia merujuk pada suatu bangsa yang
majemuk. Kemajemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur
pembentuk identitas, yaitu suku bangsa,agama,kebudayaan dan
bahasa.a. suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang
bersifat askritif (ada sejak lahir) yang sama coraknya dengan umur
dan jenis kelamin. Di indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa
atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialek bahasa.b. Agama,
bangsa indonesia terkenal sebagai masyarakat yang agamis,
agama-agama yang tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama
islam, kristen,katholik,hindu,budha dan kong hu cu. Agama kong hu
cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi negara
namun sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama
resmi negara dihapuskan.c. Kebudayaan, adalah pengetahuan manusia
sebagai makhuk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat atau
model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh
pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan
yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk
bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai
dengan lingkungan yang dihadapi.d. Bahasa: merupakan unsur
pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa di pahami sebagai
sistem perlambangan yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur
bunyi ucapan manusia dan yang di gunakan sebagai sarana
berinteraksi antar manusia.Dan unsur-unsur identitas nasional
tersebut dapat dirumuskan pembagiannya menjadi 3 bagian, sebagai
berikut.a. Identitas fundamental: yaitu Pancasila yang merupakan
falsafah bangsa, dasar negara, dan ideologi negara.b. Identitas
instrumental : berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, bahasa
indonesia, lambang negara, bendera negara, lagu kebangsaan
Indonesia Raya .c. Identitas alamiah: meliputi Negara Kepulauan
(archipelago) dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya dan agama
serta kepercayaan (agama).
2. Keterkaitan Globalisasi dengan Identitas NasionalEra
globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa
indonesia era globalisasi tersebut mau tidak mau, suka tidak suka,
telah datang dan mengeser nilai-nilai yang telah ada. Nilai-nilai
tersebut dapat bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Semua
ini merupakan ancaman, tantangan dan sekaligus sebagai peluang bagi
bangsa indonesia untuk berkreasi dan berinovasi di segala aspek
kehidupan.1). Pengaruh globalisasiDi era globalisasi pergaulan
antarbangsa semakn ketat. Batas antarnegara hampir tidak ada
artinya batas wilayah tidak lagi menjadi penghalang. Di dalam
pergaulan, antar bangsa yang semakin kental itu, akan menjadi
proses alkultural saling meniru dan saling mempengaruhi antar
budaya masing-masing. Hal yang perlu kita cermati dari proses
akulturasi tersebut, biasanya ditandai oleh dua faktor yaitu
sebagai berikut:a. semakin menonjolnya sikap individualitis yaitu
mengeutamakan kepentingan pribadi diatas kepentingan dengan azas
gotong royong.b. semakin menonjolnya sikap mateialistis yang
berarti harkat dan martabat kemanusian diukur dari hasil atau
keberhasilan seseorang dalam memperoleh kekayaan. Hal ini berakibat
bagaimana cara memperoleh menjadi tidak dipersoalkan lagi, bila hal
ini terjadi berarti etika dan moral dikesampingkan.Arus informasi
yang semakin pesan mengakibatkan akses masyarakat terhadap
nilai-nilai asing yang negatif semakin besar. Apabila proses ini
tidak segera dibendung maka akan berakibat lebih serius, sehingga
pada puncaknya mereka tidak bangga kepada bangsa negaranya.Pengaruh
negatif akibat proses akulturasi tersebut dapat meronsong
nilai-nilai yang telah ada di dalam masyarakat kita, jika semua ini
dapat dibendung, maka akan menganggu ketahanan di segala aspek,
bahkan mengarah kepada kreditabilitas sebuah ideologi. Untuk
membendung arus globalisasi yang sangat deras tersebut, kita harus
berupaya untuk menciptakan suatu kondisi (konsepsi)agar ketahanan
nasional dapat terjaga, salah satunya dengan cara membangun sebuah
konsep nasionalisme kebanggsaan yang mengarah kepada konsep
identitas nasional.Dengan adanya globalisasi identitas hubungan
masyarakat antara sutu negara yang lain menjadi semakin tinggi.
Dengan demikian kecenderungan munculnya kejahatan yang bersifat
tran-nasional menjadi semakin sering terjadi. Kejahatan-kejahatan
tersebut antara lain terkait dengan masalah narkotika,pencucian
uang, peredaran dokumen keimigrasian palsu dan terorisme.
Masalah-masalah tersebut berpengaruh terhadap nilai-nilia budaya
bangsa yang selama ini dijunjung tinggi mulai memudar. Hal ini
ditunjukkan dengan semakin merajalelanya peredaran narkotika dan
psikotropika sehingga sangat merusak kepribadian dan moral bangsa
khususnya bagi generasi penerus bangsa. Jika hal tersebut tidak
dapat di bendung maka akan menganggu terhadap ketahanan nasional di
segala aspek kehidupan bahkan akan menyebabkan lunturnya
nilai-nilai identitas nasional.
2). Intregasi nasional Indonesia dan identitas nasionalMasalah
intregasi nasional di Indonesia sangat kompleks dan
multidemensional. Untuk mewujudkannya,diperlukan keadilan dan
kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah,dengan tidak membedakan
ras,suku,agama, bahasa,dan sebagainya.Sebenarnya,upaya membagun
keadilan, kesatuan dan persatuan bangsa merupakan bagian dari upaya
membangun dan membina stabilitas politik, di samping upaya lain
seperti banyaknya ketertiban pemerintah dalam menentukan komposisi
dan mekanisme parlemen.Dengan demikian, upaya intregasi nasional
dengan strategi yang mantap perlu terus dilakukan, agar terwujud
intregasi bangsa Indonesia yang di inginkan. Upaya pembangunan dan
pembinaan intregasi nasional ini perlu, karena pada hakikatnya
intregasi nasional tidak lain menunjukan tingkat kuatnya persatuan
dan kesatuan bangsa inilah yang dapat menjamin terwujudnya negara
yang makmur, aman dan tentram. Jika melihat komflik yang terjadi di
Aceh, Ambon, Kalimantan barat dan Papua, hal ini merupakan cermin
atas terwujudnya intregasi nasional yang di harapkan. Sedangkan
kaitannya dengan identitas nasional, bahwa adanya integrasi
nasional dapat menguatkan akar dari identitas nasional yang sedang
di bangun.
3). Paham nasionalisme/kebangsaanDalam perkembangan peradaban
manusia, interaksi sesama manusia berubah menjadi bentuk yang lebih
komplek dan rumit. Dimulai dari tumbuhnya kesadaran untuk
menentukan nasib sendiri. Dikalangan bangsa-bangsa yang tertindas
kolonialisme dunia seoerti indonesia salah satunya, sehingga
melahirkan semangat untuk mandiri dan bebas untuk menentukkan masa
depannya sendiri. Dalam suatu perjuangan perebutan kemerdekaan,
dibutuhkan suatu konsep sebagai dasar pembenaran nasional dari
tuntutan terhadap penentuan nasib sendiri yang dapat mengikat
keikutsertaan semua orang atas nama sebuag bangsa.Dasar pembenaran
tersebut, selanjutnya mengkritas dalam konsep paham edelogi
kebangsaan tersebut dengan nasionalisme. Dari sinilah kemudian
lahir konsep-konsep turunannya seperti bangsa,negara, dan gabungan
keduanya menjadi konsep negara-bangsa sebagai komponen-komponen
yang membentuk identitas nasional atau kebangsaan sehingga dapat di
katakan bahwa paham nasionalisme atau paham kebangsaan adalah
sebuah situasi kejiwaan dimana kesetian seseorang secara total
diabadikan langsung kepada negara bangsa atas nama sebuah
bangsa.Munculnya nasionalisme terbukti sangat efektif sebagai alat
perjuangan bersama merebut kemerdekaan dari kecengkeraman
kolonial.semangat nasionalisme diharapkan secara efektif oleh para
penganut nya dan dipakai sebagai metode perlawanan dan alat
identifikasi untuk mengetahui siapa lawan dan kawan. Secara garis
besar terdapat tiga pemikiran besar tentang nasionalisme indonesia.
Sejalan dengan naiknya pamor seokarno dengan menjadi presiden
pertama RI, kecurigaan di antara para tokoh pergerakan yang telah
tumbuh saat-saat menjelang kemerdekaan menjadi pola ketegangan
politik yang lebih permanen, antara negara melalui figur nasionalis
soekarno di satu sisi, dengan para tokoh yang mewakil islam.4).
Paham nasionalisme kebangsaan sebagai konsep identitas
nasionalPaham nasionalisme atau paham kebangsaan terbukti sangat
efektif sebagai alat perjuangan bersama merebut kemerdekaan dari
cengkeraman kolonial.semangat nasionalisme dihadapkan secara
efektif oleh para penganutnya dan dipakai sebagai metode
perlawanan, seperti yang di sampaikan oleh larry diamond dan marc f
plattner, bahwa para penganut nasionalisme dunia ketiga secara khas
menggunakan retortika anti kolonialisme dan anti imperalisme. Para
pengikut nasionalisme tersebut berkeyakinan, bahwa persamaan
cita-cita yang mereka miliki dapat di wujudkan dalam sebuah
identitas politik atau kepentingan bersama dalam bentuk
bangsa.Dengan demikian, bangsa atau nation merupakan suatu badan
wadah yang di dalamnya terhimpun orang-orang yang mempunyai
persamaan keyakinan dan persamaaan lain yang mereka miliki seperti
ras, etnis, agama, bahasa dan budaya. Unsur persamaan tersebut
dapat dijadikan sebagai identitas politik bersamaan atau untuk
menentukan tujuan organisasi politik bersama atau untuk menentukan
tujuan organisasi politik yang dibangun berdasarkan geopolitikyang
terdiri atas populasi, geografis, dan pemerintahan yang permanen
yang di sebut negara atau state.Nation-state atau negara-bangsa
merupakan sebuah bangsa yang memiliki bangunan politik, seperti
ketentuan-ketentuan perbatasan teritorial, pemerintahan yang sah,
pengakuan luar negeri dan sebagainya. Munculnya paham nasionalisme
atau paham kebangsaan indonesia tidak bisa lepaskan dari situasi
sosial politik dekade pertama abad ke-20. Pada waktu itu semangat
menentang kolonialisme belanda mulai bermunculan di kalangan
pribumi. Cita-cita bersama untuk merebut kemerdekaan menjadi
semangat umum di kalangan tokoh-tokoh pergerakan nasional untuk
memformasikan bentuk nasionalisme yang sesuai dengan kondisi
masyarakat indonesia.Paham nasionalisme di indonesia yang di
sampaikan oleh soekarno, bukanlah nasionalisme yang berwatak
sempit, tiruan dari barat, atau berwatak chauvinism nasioanalisme
yang di kembangkan soekarno bersifat toleran, bercorak ketimuran
dan tidak agresif sebagaimana nasioanalisme yang di kembangkan di
eropa. Selain mengungkapkan keyakinan watak nasioanalisme yang
penuh nilai-nilai kemanusiaan juga meyakinan pihak-pihak yang
berseberangan pandangan bahwa kelompok nasional dapat berkerja sama
dengan kelompok manapun bagi golongan islam maupun marxis.
Sekalipun soekarno seorang muslim tetapi tidak sekedar mendasarkan
pada perjuangan islam. Menurutnya kebijakkan ini merupakan pilihan
terbaik bagi kemerdekaan maupun bagi masa depan seluruh bangsa
indonesia. Semangat nasionalisme soekarno tersebut mendapatkan
respons dan dukungan luas dari kalangan intelektual muda didikan
barat, semisal Syahril dan muhammad Hatta yang kemudian semakin
berkembang paradigmanya sampai sekarang, dengan munculnya konsep
identitas nasional. Sehingga bisa dikatakan bahwa paham
nasionalisme atau kebangsaan disini merupakan refleksi dari
identitas nasional.Adanya perdebatan panjang tentang paham
nasionalisme kebangsaan sangat memprihatinkan. Mereka mempunyai
kesepakatan perlunya paham nasionalisme kebangsaan, namun dalam
konteks yang berbeda mengenai masalah nilai atau watak nasionalisme
indonesia.c. Revalitasasi pancasila sebagai pemerdayaan identitas
nasional1). Revilitasasi pancasilaRevilitasasi pancasila
sebagaimana manifestasi identitas nasional, pada giliranya harus
diarahkan juga pada pembinaan dan pengembangan moral, sehingga
moralitas pancasila dapat dijadikan dasar dan arah dalam upaya
untuk mengatasi krisis dan disentalisasi yang cenderung sudah
menyentuh ke semua segi dan sendi kehidupan.Harus kita sadari,
bahwa moralitas pancasila akan menjadi tanpa makna dan menjadi
sebuahkarikatur, apabila tidak disertai dukungan suasana kehidupan
di bidang hukum secara kondisif. Antara moralitas pancasila akan
menjadi subjektivitas yang satu sama lain akan saling berbenturan.
Sebaliknya ketentuan hukum yang disusun tanpa disertai dasar dan
alasan moral, akan melahirkan suatu legalisme yang represif,
kontra-produktif dan bertentangan dengan nilai-nilai pancasila itu
sendiri.Dalam merevitalisasi pancasila sebagai manifestasi
identitas nasional, penyelenggaraan MPK hendaknya dikaitkan dengan
wawasan berikut ini.a. spritural, untuk meletakkan landasan
etik,moral,religius,sebagai dasar dan arah pengembangan sesuatu
profesi.b. akademis, untuk menunjukkan bahwa MPK merupakan aspek
being yang tidak kalah pentingnya bahwakan lebih penting daripada
aspek having dalam kerangka penyiapan sumber daya manusia (SDM)
yang bukan sekedar intrumen melainkan adalah subjek pembaharuhan
dan pencerahan.c. kebangsaan, untuk menumbuhkan kesadaran
nasionalismenya agar dalam pergaulan antar bangsa tetap setia pada
kepentingan bangsanya, bangga dan respek kepada jatidirinya
bangsanya yang memiliki idelogi sendiri.d. mondial, untuk
menyadarkan bahwa manusia dan bangsa di masa kini siap menghadapi
dialetikanya perkembangan masyarakat dunia yang terbuka mampu untuk
segera beradaptasi dengan perubahan yabg terus menerus terjadi
dengan cepat, dan mampu pula mencari jaln keluarnya sendiri dalam
mengalami setiap tantangan yang dihadapi, sebab dampak dan pengaruh
perkembangan iptek yang bukan lagi hanya sekedar sarana, melainkan
telah menjadi suatu yang substantif yang dalam kehidupan umat
manusia bukan hanya sebagai tantangan melainkan juga peluang untuk
berkarya.2). Pemerdayaan identitas nasionalPemerdayaan identitas
nasional perlu kita tempuh melalui revitalisasi pancasila.
Revitalisasi sebagai manifestasi identitas nasional mengandung
makna bahwa pancasila harus kita letakkan dalam keutuhannya dengan
pembukaaannya diexplorasikan dimensi-dimensi yang melekat padanya
yang meliputi berikut ini.a. Realitas: dalam arti bahwa nilai-nilai
yang terkandung didalamnya dikonsentrasikan cerminan kondisi
objektif yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat kamus
utamanya,suatu rangkaian nilai-nilai yang bersifat sein im sollen
dan sollen im sein.b. Idealitas: dalam arti bahwa idelemisme yang
terkandung di dalamnya bukan lah sekedar utopi tanpa makna
melainkan di objektifasikan sebagai kata kerja untuk membangkitkan
gairah dan optisme para warga masyarakat guna melihat hari depan
secara profektif, menuju hari esok yang lebih baik, melalui seminar
atau gerakan dengan temarevitalisasi pancasila.c. Pleksibilitas:
dalam arti bahwa pancasila bukan lah barang jadi yang sudah selesai
dan tertutup menjadi sesuatu yang sakral melainkan terbuka bagi
tafsir-tafsir yang baru untuk memenuhi kebutuhan zaman yang terus
menerus berkembang. Dengan demikian, tanpa kehilangan hakikinya,
pancasila menjadi tetap aktual, relevan serta fungsionalsebagai
tiang-tiang penyanggabagi kehidupan bangsa dan negara, dengan jiwa
dan semangatnya Bhineka Tunggal Ika, sebagaimana di kembangkan di
Pusat Studio Pancasila (di UGM) ,Laboratorium Pancasila ( di
Universitas Malang).Dengan demikian ,agar identitas nasional dapat
di pahami oleh masyarakat sebagai penerus tradisi dengan
nilai-nilai yang di wariskan oleh nenek moyang kita, maka
pemerdayaan nilai-nilai harus bermakna dalam arti relevan, dan
fungsional bagi kondisi yang lagi berkembang dalam masyarakat.
Perlu kita sadari, bahwa umat masa kini hidup di abad ke XXI,
tetapi juga bertentangan dengan nilai-nilai baru yang tidak saja
berbeda, tetapi juga bertentangan dengan nilai-nilai lama
sebagaimana di wariskanoleh nenek moyang dan dikembangkan para
pendiri negara kita. Abad XXI sebagai zaman baru, mengandung arti
sebagai zaman dimana umat manusia semakin sadar untuk berfikir dan
bertindak secara baru.Dengan kemamuan refleksinya, manusia
menjadikan rasio sebagai mitos dan sarana yang handal dalam
bersikap dan bertindak memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan. Kesasihan tradisi juga merupakan nilai-nilai spritual
yang di anggap sakral, kini dikritisikan dan di pertanyakan
berdasarkan visi dan harapan tentang masa depan yanglebih baik.
Nilai-nilai budaya yang di ajarkan oleh nenek moyang kita tidak
hanya diwarisi sebagai barang yang sudah jadi yang berhenti dalam
kebekuan normatik dan nostalgik, melaikan ahrus di perjuangkan dan
terus menerus harus kita tumbuhkan dalan dimensi ruang dan waktu
yang terus berkembang dan berubah.Dalam kondisi kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa yang sedang dilanda oleh arus krisis
dan disintegrasi, maka pancasila tidak terhindar dari berbagai
macam gugatan, sinisme, serta pelecehan terhadap kredibilitas
dirinya sebagai dasar negara atau pun sebagai manifestasi identitas
nasional. Namun demikian perlu segera kita sadari, bahwa tanpa
suatu platfrom dalam format dasar negara atau ideologi, maka
mustahil suatu negara akan dapat survive menghadapi berbagai
tantangan dan ancaman yang menyertai derasnya arus globalisasi yang
melanda ke seluruh dunia.Melalui revatilitasasi pancasila sebagai
wujud pemberdayaan identitas nasional inilah, maka identitas
nasional dalam alur rasional-akademik tidak saja berlaku dalam segi
tekstual, melainkan juga segi konstekstual dieksplorasi sebagai
referensi kritik seterbukaan osial terhadap berbagai penyimpangan
yang melanda masyarakat dewasa ini. Untuk membentuk jati diri, maka
nilai-nilai yang ada tersebut harus di gali dulu, misalnya
nilai-nilai agama yang datang dari tuhan dan nilai-nilai yang lain
misalnya gotong royong, pwrsatuan kesatuan, saling menghargai
menghormati hal ini sangat berarti dalam memperkuat rasa
nasionalisme bangsa. Dengan saling mengerti antar satu dengan yang
lain, maka secara langsung akan memperlihatkan jati diri bangsa
kita yang akhirnya mewujudkan identitas nasional kita. Sementara
itu mengembangkan jati diri bangsa dapat dimulai dari nilai nilai
yang harus di kembangkan, yaitu nilai nilai kejujuran, keterbukaan,
berani mengambil resiko, harus bertanggung jawab terhadap apa yang
boleh dilakukan, adanya kesepakatan dan terhadap sesama. Untuk itu,
perlu perjuangan dan ketekunan untuk menyatukan nilai, cipta, rasa
dan karsa itu (Soemarno soedarsono).Disinilah letak artinya
pentingnya penyelangaraan MPK dalam kerangka pendidikan tinggi,
yaitu untuk mengembangkan dialog budaya dan dialog budaya yang
mengantarkan lahirnya generasi baru yang sadar dan terdidik dengan
wawasan nasional yang menjangkau jauh kemasa depan. MPK harus kita
manfaatkan untuk mengembalikan identitas naional yang dalam
pergaulan antarbangsa dahulu, kita kenal sebagai bangsa yang paling
halus atau sopan dibumi het zachste volk ter aerdr (Wibisono
koento; 2005 ) . Nilai-nilai budaya tersebut mempunyai asumsi
dasar. Bahwa menjadi bangsa indonesia tidak sekedar masalah
kelahiran saja , tetapi juga sebuah pilihan yang rasional dan
emosional yang otonom .d. Pancasila Sebagai Karakter Bangsa 1).
Pengertian karakter bangsa Istilah karakter dapat diartikan sebagai
sistem daya juang (daya dorong, daya gerak, dan gaya hidup) yang
berisikan tata nilai kebajikan dan moral yang berpatri dalam diri
manusia. tata nilai itu merupakan peroaduan aktualisasi potensi
dari dalam diri manusia serta internalisasi nilai nilai ahklak
dengan moral dari luar (lingkungan) yang melandasi pemikiran,
silkap, dan prilaku. Dengan kata lain, karakter adalah nilai
kebajikan ahlak dan moral yang terpatri dan menjadi nilai
instrinsik dalam diri manusia yang melandasi pemikiran, sikap dan
prilakunya.Karakter bangsa adalah akumulasi atau sinergi dari
karakter individu individu warga bangsa yang berproses secara
terus-menerus dan kemudian mengelompok . karakter bangsa indonesia
merupakan kristilasasi nilai-nilainya kehidupan nyata bangsa
indonesia yang merupakan perwujudan dan pengalaman pancasila .2).
Identitas nasional sebagai karakter bangsa Secara etimologi,
identitas berasal dari bahasa inggris, yaitu identity yang memiliki
pengertian ciri-ciri, tanda tanda atau jati diri yang melekat pada
seseoran atau seseuatu yang membedakan dengan yang lain.Sedangkan
kata nasional, merupakan identitas yang melekat pada kelompok
kelompok yang lebih besar dan diikat oleh kesamaan kesamaan, baik
pisik seprti budaya, agama , dan bahasa dan bhasa non fisik,
seperti keingginan, cita-cita dan tujuan, konsep identitas nasional
pada akhirnya Kn melahirkan tindakan kelompok. Uang diwujudkan
dalam bentuk organisasi atau pergerakan pergerakan yang di beri
atribut atribut nasional. Kata nasional sendiri tidak bisa
dilepaskan dari kemunculan konsep nasonalisme.Manefistasi identitas
nasional mengandung makkna, bahwa pancasila merupakan cara dan
pandangan hidup benbangsa. Konsep tersebut harus di eksplorasikan
kedalam demensi demensi sebgai berikut :a.Dimensi realitas Nilai
nilai yang terkandung dalam pancasila harus diwujudkan sebagai
cermin kondisiyang objektif tumbuh dan berkembang dalam masyarakat
sekolah .b.Dimensi idealitas Idealisme yang terkandung didalam
pancasila, bukan lah sekedar utofia tampa makna, melainkan
nilai-nilai yang hidup, tumbuh dn berkenbang dalam masyarakat
indonesia yang dapat membangkitkan optimisme para siswa guna
melihat hari depan secara prospektif , menuju hari esok yang lebih
baik .c.Dimensi fleksibilitas Pancasila bukanlah barang jadi, yang
sudah selesai dan tertutup menjadi suatu yang sakral, melainkan
bagi pemikiran baru untuk memenuhi jaman yang terus menerus
berkembang .3). Nasionalisme sebagai karakter bangsa Pada
hakikatnya, nasionalisme merupakan paham kebansaan yang tumbuh
karena perasaan perasaan sebnasib dan sepenanggungan yang
senantiasa mendahulukan kepentingan bersama ( nasional ) diatas
kepentingan individu atau kelompok dengan semangat kebangsaan
nasinalisme, di harapkan bangsa indonesia bangkit dan berstau untuk
membangun negeri dengan kekukuatan dan kemampuan sendiri , serta
tetap berpedoman dalam pancasila dan UUD 1945 .dalam konteks
pembangunan bangsa, nasionalisme yang di butuhkan adalah sebuah
sikap nasionalisme yang mengutamakan etika, moral agama, keadilan,
kadababan, dan persatuan demokrasi, dan kemanusiaan.Pertama kali
munculnya paham nasionalisme indonesia, terfokus dalam tiga hal
pokok, yaitu identitas kebangsaan atau keindonesiaan, identitas
primoldial atas tanah dan air, dan identitas primoldial atas bahsa
dan persatuan (bahasa tercermin dalam indonesia) identitas nasional
pada awalnya merupakan ide dan semangat gerakan pemuda pemuda yang
berhasil mendeklarasikan sumpah pemuda pada tanggal 28 oktober 1928
saat itu lah pertama kali identitas nasional mumcul secara tegas.
Sejak itu kesadaran nasional semakin meluas, kemudian identitas itu
mengkriistal menjadi satu asas dari falsafah negara, yaitu
pancasila, khususnya sila persatuan indonesia. Identitas nasional
pada hakikatnya merupakan manisfestasi nilai-nilai budaya yang
tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan adari ratusan
suku bangsa. Identitas nasional tersebut dihimpun dalam acuan
pancasila dan rohnya adalah Bhineka tunggal ika yang menjdai dasar
arah perkembangannya. Nilai nilai buday yang tercermin dalam
identitas nasional merupakn suatu besifat terbuka dan berkembang
menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyrakat pendukungnya .4).
Nilai Nilai Pembentukan Karakter Bangsa a. keimanan dan ketakwaan
Manusia yang bertakwa adalah manusia yang melaksanakan perintah
tuhan yang maha esa serta menjauhi semua larangannya. Ia taat
melaksanakan ibadah selalu berbuat amal kebaikan, menjaga hubungan
baik dengan sesama gemar bersedekah danyan jujur. selain itu
menjauhkan diri dari perbuatan dosadan tercela, misalnya berudi,
memfitnah , menuri dan minum minuman keras dan sebagainya. b.
kejujuran Kejujuran menumbuhkan sikap danperilaku yang
mengedepankan ketaatan terhadap nilai-nilai dan norma norma yang
berlaku sehimgga berkata dan berbuat apaadanya oleh kelarna itu
nilai kejujuran harus terus ditumbuhkan kembangkan dan di
imlementasikan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan
bernegara. c. kedisplinankedisplinaan merupkan kepatuhan seseorang
pada norma dan peraturan yang berlaku, dengan demikian masyarakat
indonesia sudah memilikikebiasaan untuk menaati berbagai
peratuturan yang berlaku . d. keilkhlasan keikhlasan merupakn
menumbuhkan sikap dan tindakan setia yang secara sadar berbuat
sesuaii dengan hati nurani tanpa pamrih. keiklasan menurut ajaran
agama dalah bersedia secara sadar mematuhi dan melaksanakn ajaran
atau perintah tuhan serta menjauhi larangan.e. Tanggung jawabDalam
setiap tugas dan kewajiban selalu diikuti oleh adanya tanggung
jawab baik tanggung jawab secara moral kepada tuhan YME .f.
persatuan Menempatkan persatuan dan persatuan bangsa diatas
kepentingan pribadi atau golongan. persatuan dan kesatuan
dikembangkan dengan memajukan pergaulan atas dasar bhinika tunggal
ika .g. saling menghormatisikap saling menghormati sudah mengakar
dan membudaya dalam masyarakat indonesia m sikap ini sebagai
perekat terhadap budaya atau tradisi budaya yang berbeda diberbagai
daerah .h. toleransi Dalam berkehidupan beragama, bangsa indonesia
menganut agama dan keyakianan yang berbedabeda, agar terpelihara
hidup rukun dan damai dalam pergaulan hidup masyarakat, berbangsa,
dan beragama .i. Gotong royong gotong royong adalah suatu
pekerjaabn yang dilakukan bersama sama, tanpa pamrih untuk
menyelesaikan, suatu kegiatan yang hasilnya dapat bermanfaat bagi
semua orang yang dilandasi rasa kekeluargaan .j. Musyawarah
Musyawarah merupakan proses pengambilan keputusan yang dilakukan
atas dasar kesepaktan bersama untuk menyelesaikan suatu
permasalahan .k. Kerja sama Kerja sama merupakan ciri khas
indonesia yang diwujudkan dalam berbagai kehidupan, mulai dari
kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara .l. ramah tamah
Bangsa indonesia dikenal dengan bangsa indonesia yang ramah tamah,
yang diartikan sebagai sifat baik hati, baik budi, santun dalam
tutur kata, suka bergaul dan menyenangkan dalam pergaulan .m.
Keserasian Pada dasarnya kesejahteikap tangguh, terus berjuang
meskiraan dan kebahagiaan hidup manusia akan dapat dicapai apabila
terdapat keserasian hubungan antara dirinya dengan tuhan YME . n.
PatriotismePatriotisme adalah sikap mental yang dilandasi oleh rasa
cinta, siap membela dan rela berkorban untuk tanah air, bangsa
indonesia dan negara .o. keserdahanaan keserdahanaan merupakan
sikap mental yang rendah hati dan bersifat sosial, tingkah laku
atau penampilan serta tutur kata selaku bersahaja. sikap sederhana
ini merupakan karakter dari para pejuang bangsa dalam rangka
mewujudkan dan mengisi kemerdekaan .p. martabat dan harga diri
martabat merupakan tingkatan harga harkat manusia, kedudukan yang
terhormat .harga diri adalah nilai diri, nilai manusia.q. kerja
keraskerja keras merupakan prilaku ynag mewujudkan upaya
sungguh-sungguh dalam mencapai sesuatu yang diharapkan .r. pantang
menyerah pantang menyerah merupakan sikap tanggguh, terus berjuang
meskipun menghadapi berbagai rintangan dan tantangan.
5). Pembangunan karakter bangsaPembangunan karakter dapat
dilakukan dengan membentuk kebiasaan (habits forming) khususnya
penanaman kebiasaan baik. Pembangunankarekter sangat dipengaruhi
oleh lingkungan, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat yang meluas dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.Pembangunan karakter dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, dapat dilakukan dalam berbagai aktivitas, di antara
seperti berikut ini.a. Kepedulian sosialOrang berkarakter tidak
hanya sekedar peduli, tetapi juga mau mengulurkan tangan dan
memiliki sensitivitas sosial, orang yang berkarakter selalu
mengembangkan simpati dan empati terhadap orang lain.b. Melindungi
dan menjaga hubungan baikOrang berkarakter akan selalu berusaha
untuk melindungi, dan menjaga hubungan baik dengan orang lain.c.
Mengembangkan sifat berbagai, bekerja sama lain dan adilOrang
berkarakter akan berusaha untuk berbagi, berkerja sama dan bersikap
adil terhadap orang lain.d. Mengedepankan sifat jujurOrang yang
berkarakter senang mengedepankan sikap dan prilaku yang dilandasi
oleh nilai-nilai kejujuran.e. Mengedepankan moral dan etikaOrang
yang berkarakter senantiasa mengedepankan moral dan etika dalam
menjalin hubungan dengan sesama.f. Mampu mengontrol dan introspeksi
diri Orang yang berkarakter senantiasa mampu mengontrol dan
introspeksi diri dalam sikap dan perilaku dalam menjalin hubungan
dengan yang lain.g. Pribadi yang suka menolong dan membantu orang
lainOrang yang berkarakter senantiasa mengedepankan perilaku suka
menolong dan membantu orang lain.h. Mampu menyelesaikan masalah dan
konflik sosial.Orang yang berkarakter akan selalu berusaha untuk
menyelesaikan masalah atau konflik yang terjadi dengan cara arif
dan bijaksana.Pembangunan karakter dapat dilakukan melalui proses
pembelajaran dan pengalaman dalam menghadapi berbagai rintangan
hambatan, rintangan, ancaman dan gangguan dalam pembanguanan bangsa
dan negara. Membangunan karakter dapat menghasilkan jiwa yang kuat,
visi yang jauh ke depan dan jernih, inspiratif dan usaha keras
untuk meraih kesuksesan.BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanBerdasarkan
pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan yaitu:1. Pancasila
adalah
B. Saran
DAFTAR PUSTAKAKaelan dan Zubaidi.2007.Pendidikan
Kewarganegaraan.Yogyakarta:Paradigma, Edisi pertama.Syarbani
Syahrial, Wahid Aliaras. 2006; Membangun Karakter dan Kepribadian
melalui Pendidikan Kewarganegaraan, UIEU University Press,
Jakarta.Suryo, Joko, 2002, Pembentukan Identitas Nasional, Makalah
Seminar Terbatas Pengembangan Wawasan tentang Civic Education, LP3
UMY, Yogyakarta.Ismaun, 1981, Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa
Indonesia, Carya Remadja, Bandung. NN, 2009; Kompetensi Demokrasi
yang Beradab melalui Pendidikan Kewarganegaraan, Graha Ilmu,
Yogyakarta.