Nama: Azka Al AfaKelas: V (Lima)Tugas: Kliping Topeng dan
Batik
I. BatikBatik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian.
Kata "batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: "amba",
yang bermakna "menulis" dan "titik" yang bermakna "titik".Batik
adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi
bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama.Batik
merupakan warisan nenek moyang Indonesia (Jawa) yang sampai saat
ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia
oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada
Konferensi PBB.
Berbagai Macam Batik di Indonesia
1. Batik Kraton
Batik Kraton awal mula dari semua jenis batik yang berkembang di
Indonesia. Motifnya mengandung makna filosofi hidup. Batik-batik
ini dibuat oleh para putri kraton dan juga pembatik-pembatik ahli
yang hidup di lingkungan kraton.Pada dasarnya motifnya terlarang
untuk digunakan oleh orang biasa seperti motif Parang Barong,
Parang Rusak termasuk Udan Liris, dan beberapa motif lainnya.
2. Batik Sudagaran
Motif larangan dari kalangan keraton merangsang seniman dari
kaum saudagar untuk menciptakan motif baru yang sesuai selera
masyarakat saudagar. Desain batik Sudagaran umumnya terkesan berani
dalam pemilihan bentuk, stilisasi atas benda-benda alam atau satwa,
maupun kombinasi warna yang didominasi warna soga dan biru
tua.Batik Sudagaran menyajikan kualitas dalam proses pengerjaan
serta kerumitan dalam menyajikan ragam hias yang baru. Pencipta
batik Sudagaran mengubah batik keraton dengan isen-isen yang rumit
dan mengisinya dengan cecek (bintik) sehingga tercipta batik yang
amat indah.
3. Batik Petani
Batik yang dibuat sebagai selingan kegiatan ibu rumah tangga di
rumah di kala tidak pergi ke sawah atau saat waktu senggang.
Biasanya batik ini kasar dan kagok serta tidak halus. Motifnya
turun temurun sesuai daerah masing-masing dan batik ini dikerjakan
secara tidak profesional karena hanya sebagai sambilan.
4.Batik Belanda
Warga keturunan Belanda banyak yang tertarik dengan batik
Indonesia. Mereka membuat motif sendiri yang disukai bangsa Eropa.
Motifnya berupa bunga-bunga Eropa, seperti tulip dan motif
tokoh-tokoh cerita dongeng terkenal di sana.
5.Batik Jawa Hokokai
Pada masa penjajahan Jepang di pesisir Utara Jawa lahir ragam
batik tulis yang disebut batik Hokokai. Motif dominan adalah bunga
seperti bunga sakura dan krisan. Hampir semua batik Jawa Hokokai
memakai latar belakang (isen-isen) yang sangat detail seperti motif
parang dan kawung di bagian tengah dan tepiannya masih diisi lagi,
misalnya motif bunga padi.
6.Batik Hokokai
Kata Hokokai berasal dari bahasa Jepang. Motif Hokokai didisain
ketika Jepang menguasai Indonesia pada tahun 1940-an.7.Kawung
Motif Kawung berpola bulatan mirip buah Kawung (sejenis kelapa
atau kadang juga dianggap sebagai buah kolang-kaling) yang ditata
rapi secara geometris. Kadang, motif ini juga diinterpretasikan
sebagai gambar bunga lotus (teratai) dengan empat lembar daun bunga
yang merekah. Lotus adalah bunga yang melambangkan umur panjang dan
kesucian. Biasanya motif-motif Kawung diberi nama berdasarkan
besar-kecilnya bentuk bulat-lonjong yang terdapat dalam suatu motif
tertentu.
8.Naga
9.Batik Jawa Baru
Setelah Perang Dunia II usai, Jepang takluk dan angkat kaki dari
Indonesia, batik sebagai industri mengalami masa surut. Namun,
motif-motif batik terus berkembang, mengikuti suasana. Ketika itu
juga muncul istilah seperti batik nasional dan batik Jawa baru.
Batik Jawa baru bisa disebut sebagai evolusi dari batik Hokokai.
Pada tahun 1950-an batik yang dihasilkan masih menunjukkan pengaruh
batik Hokokai yaitu dalam pemilihan motif, tetapi isen-isen-nya
tidak serapat batik Hokokai.10.Lasem Sekar Jagad
Kombinasi dari berbagai macam bunga dan kupu-kupu. Batik dengan
motif kombinasi ini dibuat di Lasem, sebuah kota kecil di Jawa
Tengah.
Contoh Batik di Berbagai Daerah Indonesia
1. Batik Yogyakarta
Batik Yogyakarta adalah salah satu dari batik Indonesia yang
pada awalnya dibuat terbatas hanya untuk kalangan keluarga keraton
saja. Warna batik tradisionalnya adalah biru-hitam, serta soga
cokelat dan putih dari pewarna alam. Biru-hitam diambil dari daun
tanaman indigofera yang disebut juga nila atau tom yang
difermentasi. Sementara warna soga atau cokelat diambil dari
campuran kulit pohon tinggi warna merah, kulit pohon jambal warna
merah cokelat, dan kayu tegeran warna kuning.Sered atau pinggiran
kain diusahakan tidak kemasukan soga atau pewarna. Oleh sebab itu,
pinggiran batik Yogyakarta berwarna kain latar.Karakter motif batik
Yogya adalah tegas, formal, sedikit kaku, dan patuh pada pakem.
Konon, karakter ini berhubungan dengan keraton Yogya yang
anti-kolonial.
2. Batik Solo
Solo adalah salah satu daerah yang harus disebut ketika kita
membahas tentang batik. Batik Solo terkenal dengan corak dan pola
tradisionalnya batik dalam proses cap maupun dalam batik tulisnya.
Ragam motif batik asal Solo dipengaruhi dengan makna-makna simbolis
yang berasal dari kebudayaan Hindu. Dari kesemuanya, secara umum
corak batik Solo merupakan perpaduan dari bentuk-bentuk geometris
yang berukuran kecil-kecil. Selain itu, ciri khas yang terdapat
pada batik Solo adalah terletak dalam pewarnaannya. Bahan-bahan
yang dipergunakan untuk pewarnaan masih tetap banyak memakai
bahan-bahan dalam negeri seperti soga Jawa yang sudah terkenal
sejak dari dahulu.3. Batik Pekalongan
Pekalongan adalah salah satu daerah produksi utama batik dengan
desain utara Jawa pesisir. Walaupun Pekalongan bukan penghasil
batik pesisir tertua, namun paling halus dan sampai sekarang
penghasil batik utama. Ragam hias Hindu-Jawa melekat namun tidak
seperti Solo-Yogya yang terikat peraturan-peraturan keraton.
Pembatik santri di Pekalongan pun menerapkan seni hias dari nuansa
Islam. Pengaruh dominannya datang dari Cina dan Belanda, dan akibat
paparan dengan berbagai budaya, sangat berbeda dengan batik di
pedalaman Jawa. Warna lebih beraneka dan ragam hiasnya
naturalistis.
4. Batik Cirebon
Kota Cirebon dikenal dengan kerajinan batik tulisnya dengan
salah satu motif yang paling dikenal adalah motif mega mendung.
kain batik tulis ini sangat cocok digunakan sebagai suvernir maupun
di pakai secara langsung sebagai busana.Batik Cirebon menampilkan 2
kategori motifnya yaitu: Menampilkan motif keratonan yang diambil
dari ornamen-ornamen keraton baik dari unsur bangunan maupun
benda-benda yang ada di sekitar keraton dan warnanya cenderung pada
warna sogan dan babar mas. Selain keratonan, juga menampilkan motif
pesisiran yang berisi flora dan fauna baik dari darat maupun laut
yang warnanya lebih terang, misal biru,merah, dll.Adapun Bahan yang
digunakan adalah dari sutra, katun, katun primisima dan prima.5.
Batik Indramayu
Batik Indramayu sering disebut juga dengan batik dermayon,
memiliki ciri khas motif berupa gambar datar flora dan fauna,
dengan borgol dan banyak garis lengkung yang lancip (riritan),
latar belakang putih dan warna gelap dan banyak titik-titik yang
dibuat dengan teknik cocolan jarum, dan bentuk dari isen-isen
(sawut) yang pendek dan kaku. Ragam hias batiknya dipengaruhi mata
pencaharian penduduk kota ini yang merupakan nelayan. Selain itu,
kebudayaan Cina, seni dan kepercayaan Hindu berperan dalam
bentuk-bentuk yang tampak sampai sekarang. Sifatnya cenderung
dinamis dan bermacam-macam. Tidak mengherankan, kebanyakan produk
seni budaya merupakan bagian akulturasi dan asimilasi atau
perbauran budaya yang berlainan.
6. Batik Madura
Batik Madura menggunakan pewarna alami sehingga warnanya cukup
mencolok. Selain warna yang mencolok, seperti kuning, merah atau
hijau, batik Madura juga memiliki perbendaharaan motif yang
beragam. Misalnya, pucuk tombak, belah ketupat, dan rajut. Bahkan,
ada sejumlah motif mengangkat aneka flora dan fauna yang ada dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat Madura.Karakteristik Batik Madura
adalah dalam warna dan desain. Seperti Batik dari pantai utara dari
Jawa, Disain batik Madura memiliki warna cerah dan lebih banyak
kebebasan dalam aplikasi desain.
7. Batik Tegal
Batik Tegalan didominasi warna coklat dan biru. Ciri khas lain
batik Tegalan adalah berwarna-warni. Batik tulis Tegal atau Tegalan
itu dapat dikenali dari corak gambar atau motif rengrengan besar
atau melebar. Motif ini tak dimiliki daerah lain sehingga tampak
eksklusif. Motifnya banyak mangadaptasi dari aneka flora dan fauna
disekitar kehidupan masyarakat di kota Tegal. Motif Grudo (Garuda)
dengan warna terang yang mempertontonkan bentuk-bentuk sayap burung
garuda dan motif Gribigan dengan bentuk khas anyaman bambu dalam
warna agak gelap.
8. Batik Banten
Motif batik banten yang paling terkenal dan menjadi ciri khas
batik Banten adalaha Motif Datulaya. Datulaya berarti tempat
tinggal pangeran. Dasarnya belah ketupat berbentuk bunga, dan
lingkaran yang dibingkai sulur-sulur daun. Warna dasarnya biru,
divariasikan dengan sulur daun abu dan dasar kainnya berwarna
kuning.Pangeran yang dimaksud adalah Sultan Hasanuddin. Motifnya
diambil dari ruang keluarga kesultanan tersebut.Warna batik Banten
sangat meriah. Itu merupakan hasil perpaduan warna-warna pastel
yang ceria namun lembut. Warna ini konon sulit ditiru perajin batik
dari daerah lain karena menggunakan air Banten asli yang kabarnya
menguatkan warna.
9. Batik Tuban
Dalam buku Batik Fabled Cloth of Java karangan Inger McCabe
Elliot tertulis, sebenarnya batik Tuban mirip dengan batik Cirebon
pada pertengahan abad ke-19. Kemiripan ini terjadi pada penggunaan
benang pintal dan penggunaan warna merah dan biru pada proses
pencelupan. Namun, ketika Kota Cirebon mengalami perubahan dramatis
dan diikuti dengan perubahan pada batiknya, batik Tuban tetap
seperti semula.
10. Batik Banyumas
Batik Banyumas memiliki sejarah yang tak lepas dari pengaruh
budaya, seperti Yogyakarta dan Surakarta, maupun Pekalongan. Asal
mula batik Banyumas memang belum dapat dilacak. Namun dari
informasi para sesepuh dan penggiat batik Banyumas, disebutkan
batik Banyumas muncul, lantaran pengaruh berdirinya
kademangan-kademangan di daerah Banyumas dan para pengikut Pangeran
Diponegoro yang mengungsi di daerah Banyumas. Batik Banyumas
identik dengan motif Jonasan, yaitu kelompok motif non geometrik
yang didominasi dengan warna-warna dasar kecoklatan dan hitam.
Warna coklat karena soga, sementara warna hitam karena wedel.
Motif-motif yang berkembang sekarang ini antara lain: Sekarsurya,
Sidoluhung, Lumbon (Lumbu), Jahe Puger, Cempaka Mulya, Kawung
Jenggot, Madu Bronto, Satria Busana, Pring Sedapur.
TopengMenurut pendapat salah seorang seniman dari ujung
gebang-Susukan-Cirebon, Marsita, kata topeng berasal dari kata
Taweng yang berarti tertutup atau menutupi, sedangkan menurut
pendapat umum, istilah kata topeng mengandung pengertian sebagai
penutup muka atau kedok.
1. Topeng Cirebon
Topeng Cirebon yang semula berpusat di Keraton-keraton, kini
tersebar di lingkungan rakyat petani pedesaan. Dan seperti umumnya
kesenian rakyat, maka Topeng Cirebon juga dengan cepat mengalami
transformasi-transformasi. Proses transformasi itu berakhir dengan
keadaannya yang sekarang, yakni berkembangnya berbagai gaya Topeng
Cirebon, seperti Losari, Selangit, Kreo, Palimanan serta berkembang
di pelosok-pelosok Kecamatan antara lain : Klangenan, Plumbon serta
Arjawinangun, sedangkan di Kota Cirebon sendiri sudah tergeserkan
oleh kesenian yang lebih modern. Namun demikian masih terlihat
adanya kultur Kraton yang mengajarkan adab kebangsawanan dalam
pementasannya yang berbaur dengan kultur rakyat yang sederhana
dilihat dari pakaian yang dikenakan para penarinya.
2. Topeng Jogja
Dalam pagelaran Wayang Wong yang di ciptakan oleh Hamengku
Bhuwono I ( 1755-1792 ) dalam pengekspresian karakter gerak tari
tokoh-tokoh wayang untuk peran kera dan raksasa dalam pentas
Ramayana maupun Mahabharata pemainnya dilengkapi dengan pemakaian
topeng, sedangkan untuk tokoh satria dan wanita tidak mengenakan
topeng.Dalam pementasan Wayang Orang Gedog punakawan Pentul dan
Tembem mengenakan topeng separuh muka sehingga dapat berdialog
secara leluasa tanpa mengangkat topeng. Lain halnya dengan
pementasan ceritera Panji para pemainnya mengenakan topeng dengan
cara agak direnggangkan sedikit sehingga pemain dapat mengucapkan
antawacananya. Pada topeng gaya Yogyakarta kumis dibuat dengan cara
menyungging warna hitam3. Topeng Surakarta
Topeng gaya Surakarta hampir sama dengan gaya Yogyakarta hanya
terdapat perbedaan pada kumisnya yang terbuat dari bulu. Tokoh
punakawan Bancak dan Doyok juga mengenakan topeng separuh muka
seperti gaya Yogyakarta
4. Topeng Malang
Topeng Malang merupakan pementasan wayang Gedog yang dalam
pertunjukannya mempergunakan topeng. Dalam perkembangannya di
Kedungmoro dan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Malang yang dikenal
dengan sebutan Topeng Jabung. Dalam pementasannya mengetengahkan
ceritera-ceritera Panji dengan tokoh-tokohnya seperti : Panji Inu
Kertapati, Klana Swandana, Dewi Ragil Kuning, Raden Gunungsari,
dll. Para penari mengenakan topeng dan menari sesuai dengan
karakter tokoh yang dimainkan. Dalam pementasan dipergunakan tirai
yang terbelah tengah sebagai pintu keluar/masuk para penarinya.
5. Topeng Bali
Di Bali topeng juga adalah suatu bentuk dramatari yang semua
pelakunya mengenakan topeng dengan cerita yang bersumber pada
cerita sejarah yang lebih dikenal dengan Babad.
Dalam membawakan peran-peran yang dimainkan, para penari memakai
topeng bungkulan (yang menutup seluruh muka penari), topeng sibakan
(yang menutup hanya sebagian muka dari dahi hingga rahang atas
termasuk yang hanya menutup bagian dahi dan hidung). Semua tokoh
yang mengenakan topeng bungkulan tidak perlu berdialog langsung,
sedangkan semua tokoh yang memakai topeng sibakan memakai dialog
berbahasa kawi dan Bali.