KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN MENDUKUNG PROGRAM SL-PTT Oleh : Tamrin Bardi Ali Abdul Azis M. Yusuf Ali Juairiah Ernawati BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) NAD BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTRIAN PERTANIAN 2010
KKLLIINNIIKK TTEEKKNNOOLLOOGGII PPEERRTTAANNIIAANN MMEENNDDUUKKUUNNGGPPRROOGGRRAAMM SSLL--PPTTTT
OOlleehh ::
TTaammrriinnBBaarrddii AAllii
AAbbdduull AAzziissMM.. YYuussuuff AAllii
JJuuaaiirriiaahhEErrnnaawwaattii
BBAALLAAII PPEENNGGKKAAJJIIAANN TTEEKKNNOOLLOOGGII PPEERRTTAANNIIAANN ((BBPPTTPP)) NNAADDBBAADDAANN PPEENNEELLIITTIIAANN DDAANN PPEENNGGEEMMBBAANNGGAANN PPEERRTTAANNIIAANN
KKEEMMEENNTTRRIIAANN PPEERRTTAANNIIAANN2010
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
i
KATA PENGANTAR
Klinik Teknologi Pertanian Mendukung Prohgram SL-PTT Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam TA. 2010 merupakan salah
satu program pendampingan paket teknologi, kegiatannya membuat percontohan dan
pelayanan secara langsung kepada masyarakat (petani) terhadap permasalahan yang
muncul petani. Dalam pelaksanaannya melibatkan peneliti, penyuluh BPTP NAD,
penyuluh lapangan dan pihak dinas terkait. Secara keseluruhan kegiatan Klinik
Teknologi Pertanian ini berlangsung sampai dengan bulan Desember 2010.
Percontohan yang dilakukan adalah berupa demplot seperti; introduksi beberapa
varietas unggul padi sawah di Desa Batee Lee Kecamatan Seulimum Kabupaten Aceh
Besar, introduski beberapa varietas unggul kacang tanah di Desa Ujung Padang
Kecamatan Labuhan Haji Barat Aceh Selatan dan Desa Pawoh Kecamatan Susoh
Kabupaten Aceh Barat Daya.
Dalam penyusunan laporan tahunana ini penulis melibatkan berbagai pihak,
terutama tim klinik teknologi itu sendiri, peneliti, penyuluh dan staf administrasi yang
berada di lingkup BPTP NAD. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang terlibat. Kritik dan saran sangat dibutuhkan dalam rangka
penyempurnaan laporan ini.
Demikianlah laporan ini disusun sebagai bentuk pertanggung jawaban fisik
dan keuangan terhadap hasil pelaksanaan dan juga dapat bermanfaat bagi pengguna
(petani) dan pemerintah daerah selaku pengambil kebijakan.
Banda Aceh, Desember 2010Penanggung Jawab Kegiatan,
Ir. TamrinNIP. 196607061999031002
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
ii
DAFTAR ISI
HalamanLEMBARAN PENGESAHAN............................................................... iKATA PENGANTAR............................................................................. iiDAFTAR ISI............................................................................................ iiiDAFTAR TABEL ................................................................................... ivRINGKASAN .......................................................................................... vI. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang............................................................................. 11.2. Tujuan .......................................................................................... 31.3. Luaran .......................................................................................... 3
II. PROSEDUR PELAKSANAAN ....................................................... 42.1. Cakupan Kegiatan....................................................................... 42.2. Prosedur Kegiatan ....................................................................... 4
2.3. Lingkup Kegiatan ....................................................................... 5
III. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 10
3.1. Introduksi Beberapa varietas Unggul Padi di KecamatanSeulimum Kabupaten Aceh Besar .............................................. 10
3.2. Introduksi Beberapa varietas Unggul Padi di Kecamatan ..........Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya dan KecamatanLabuhan Haji Kabupaten Barat Aceh Selatan............................ 17
3.3. Sekolah Lapang Pengendalian Hama dan Penyakit TeraduDi Kecamatan Meurah Dua Kabupaten Pidie Jaya danKecamatan Sakti Kabupaten Pidie.................................... 21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 27
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
iii
ABSTRAK
Tamrin dkk. Klinik Teknologi Pertanian TA.2010 melaksanakan beberapa aktivitasdiantaranya : introduski beberapa varietas unggul padi Desa Batee Lee di KecamatanSeulimum, introduski beberapa varietas unggul kacang tanah di Desa Ujung PadangKecamatan Labuhan Haji Barat dan Desa Paoh Kecamatan Kecamatan Susoh KabupatenLabuhan Haji Barat, Sekolah lapang SL-PHT di Kecamatan Meurah Dua Kabupaten PidieJaya dan pendistribusian media informasi dengan tema mendukung program SL-PTT.Tahapan kegiatan berupa identifikasi masalah, penanganan, evaluasi dan temu wicara untukmembahas kasus bersama masyarakat, peneliti, penyuluh dan pihak dinas terkait. Hasilkegiatan menunjukkan bahwa demplot pengenalan varietas unggul padi Cigeulis dengansistem tanam legowo 2 : 1 produksinya dapat mencapai 8,6 t/ha dan dengan legowo 4 : 1hasilnya 8,1 t/ha, sedangkan untuk varietas Ciherang produksi dengan legowo 2 : 1 adalah 8,4t/ha dan legowo 4 : 1 adalah 8,0 t/ha. Sedangkan pada pelaksanaan demplot kacang tanahdalam pelaksanaannya terjadi gangguan banjir yang menggenangi tanaman baik yang beradadi Kabupaten Aceh Selatan maupun yang berada pada lokasi Aceh Barat Daya sehinggahasilnya jauh lebih rendah di bawah rata-rata hasil Provinsi Aceh yaitu; untuk Aceh Selatanvarietas Tuban (775 kg/ha), Jerapah(770 kg/ha), Singa (800 kg/ha), Kelinci (720 kg/ha),Kancil (810 kg/ha), dan varietas Lokal (650 kg/ha 800, sedangkan untuk Aceh Barat Dayaadalah Tuban (800 kg/ha), Jerapah(750 kg/ha), Singa (810 kg/ha), Kelinci (780 kg/ha),Kancil (820 kg/ha), dan varietas Lokal (710 kg/ha).
Kata Kunci: padi, kacang tanah, sekolah lapang, media.
ABSTRACT
Tamrin dkk. Agricultural Technology Clinic TA.2010 carry out several activities including:introduski some high yielding varieties of rice Batee village of Lee in District Seulimum,introduski some peanut varieties in the village of Labuhan Haji Ujung Padang, West Districtand Sub District Village Paoh Labuhan Haji Susoh West District, School field SL-IPM inSub Meurah Two Pidie Jaya and media distribution of information to support a programtheme SL-PTT. Stages of the activities of problem identification, handling, evaluation andcolloquium to discuss the case with the public, researchers, extension workers and otherrelated agencies. The results show that demplot introduction of high yielding varieties of ricecropping systems legowo Cigeulis with 2: 1 production may reach 8.6 t / ha and with legowo4: 1 results are 8.1 t / ha, while for production Ciherang legowo 2: 1 is 8.4 t / ha and legowo4: 1 was 8.0 t / ha. While the implementation of demonstration plots in the implementation ofpeanut interference occurs either flood that flooded crops in South Aceh district and who is inthe location of Southwest Aceh so the results are much lower in the below average results ofAceh Province, namely: to South Aceh varieties Tuban ( 775 kg / ha), Giraffe (770 kg / ha),Lion (800 kg / ha), Rabbit (720 kg / ha), mouse deer (810 kg / ha), and local varieties (650 kg/ ha 800, while for Southwest Aceh is Tuban (800 kg / ha), Giraffe (750 kg / ha), Lion (810kg / ha), Rabbit (780 kg / ha), mouse deer (820 kg / ha), and local varieties (710 kg / ha).
Keyword: rice, peanut, field schools, the media.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) merupakan daerah yang sangat
kaya akan sumberdaya alam, termasuk di dalamnya adalah sumberdaya pertanian
yang terdiri dari beberapa sub sektor seperti : tanaman pangan dan hortikultura,
perkebunan, peternakan dan perikanan. Berdasarkan ilustrasi tersebut, pengembangan
pertanian hendaknya berbasis pada sumberdaya lokal, yaitu dengan memberdayakan
seluruh potensi yang ada secara optimal.
Pengelolaan sumberdaya lokal secara terpadu dan menyeluruh dapat
memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap keberhasilan pembangunan
disektor pertanian, adapun pengelolaan sumberdaya yang dimaksdu antara lain
melalui pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT). Pola PTT ini merupakan
sebuah metoda peningkatan produktivitas tanaman dengan mengintroduksi berbagai
komponen teknologi secara terpadu sesuai dengan kondisi sumberdaya lokal yang ada.
Beberapa komponen pengelolaan tanaman terpadu yang dapat diterapkan
adalah, pengelolaan air sesuai dengan kebutuhan tanaman (pola pengairan berselang),
penggunaan pupuk kandang, penggunaan benih yang berasal dari varietas unggul,
pemupukan sesuai dengan rekomendasi, penggunaan alsintan serta pengendalian hama
dan penyakit secara terpadu sesuai dengan perkembangan hama di lapangan (Badan
Litbang Pertanian, 2007).
Kelompok tani adalah merupakan sebuah wadah di tingkat petani untuk saling
belajar dan bertukar informasi tentang pengelolaan usahatani. Untuk dapat meningkat
kualitas sumberdaya kelompok tani perlu adanya kegiatan kunjungan dan pelatihan
dari petugas pertanian lapangan. Pelayanan seperti ini dapat diperoleh melalui
kegiatan Sekolah Lapang (SL) dalam menyelesaikan setiap persoalan lapangan yang
ditemui, di dalam kegiatan sekolah lapang ini petani didampingi oleh petugas teknis
yang berasal dari BPP maupun BPTP selaku lembaga yang menangi tentang teknologi
pertanian.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
2
Guna mempercepat proses adopsi teknologi oleh petani diperlukan suatu
terobosan dan metode untuk menyampaikan informasi dari sumber teknologi ke
pengguna teknologi, sehingga setiap inovasi teknologi yang dihasilkan oleh BPTP
dapat segera diadopsi oleh pengguna (petani). Proses adopsi ini teknologi ini dapat
terlaksana melalui penerapan teknologi secara terfokus, sistematis, sinergi dan
terintegrasi baik dari segi pembinaan maupun pembiayaan.
Untuk mendorong percepatan adopsi hasil penelitian ke petani pengguna
akhir (end user) di butuhkan pendekatan berupa strategi komunikasi dalam
penyebaran dan penerapan paket teknologi. Klinik teknologi merupakan salah satu
media untuk mengatasi masalah tersebut. Secara umum Klinik Teknologi Pertanian
diartikan sebagai media atau wadah yang dapat menampung serta memberikan solusi
terhadap suatu masalah yang dihadapi oleh petani dalam penggelolaan usahatani
(Novarianto, dkk, 2004).
Selain itu konsep pengembangan klinik teknologi pertanian tidak hanya untuk
mempercepat transfer teknologi, baik fisik maupun sosial, tetapi juga untuk
memahami kebutuhan dan masalah yang dihadapi petani di lapangan. Klinik teknologi
berperan melayani kebutuhan petani di dalam mengembangkan usahataninya pada
berbagai bidang usahatani, oleh karena itu petani perlu diupayakan berada dalam
sebuah wadah yang disebut dengan kelompoktani.
Dalam upaya mengembangkan sektor pertanian telah banyak dihasilkan paket
maupun komponen teknologi dari berbagai aspek mulai dari budidaya sampai ke
pasca panen, namun demikian sebagian besar dari teknologi yang dihasilkan tersebut
ternyata belum terlihat penerapannya dilahan usahatani. Oleh karena itu dalam
penyebarluasan informasi teknologi pertanian perlu memperhatikan strategi
komunikasi yang sesuai dengan khalayak sasaran yang dituju, selain itu kegiatan
klinik teknologi pertanian juga memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
langsung sebagai upaya pemecahan masalah pertanian yang ada di masyarakat.
Untuk mendukung program pemerintah di bidang pembangunan sektor
pertanian melalui Kementrian Pertanian adalah dengan diterapkannya program
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
3
Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) dengan komoditi padi,
jagung, kedelai dan kacang tanah, maka BPTP selaku lembaga teknis yang berperan
sebagai penyedia teknologi di daerah meluncurkan kegiatan klinik teknologi pertanian
untuk mendukung program SL-PTT dengan tingkat layanan 60 % gapoktan yang ada
di wilayah NAD.
1.2. Tujuan
1. Memberikan pelayanan kepada 100 gabungan kelompoktani (Gapoktan) di
wilayah kegiatan program SL-PTT pada 5 kabupaten (Aceh Besar, Pidie, Pidie
Jaya, Aceh Barat Daya dan Aceh Selatan) yang ada di daerah NAD.
2. Mempercepat proses transfer teknologi pertanian melalui pendistribusian
media diseminasi (10 eksemplar per judul) berbagai media informasi teknologi
pertanian.
1.3. Keluaran
1. Terlayaninya 100 gapoktan yang ada di wilayah program kegiatan SL-PTT
pada 5 kabupaten (Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Barat Daya dan Aceh
Selatan) di Provinsi NAD.
2. Terdistribusinya materi diseminasi masing-masing 10 eksemplar per judul ke
setiap gapoktan.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
4
II. PROSEDUR KEGIATAN
2.1. Ruang Lingkup Kegiatan
Pelaksanaan Klinik Teknologi Pertanian bertujuan untuk mempercepat proses
adopsi inovasi teknologi yang telah dihasilkan oleh Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) dan teknologi yang telah dihasilkan oleh balai penelitian komoditas.
Dalam pelaksanaannya program klinik teknologi adalah salah satu bagian dari
program diseminasi, alih teknologi hasil penelitian dan pengkajian untuk menampung
dan upaya pemecahan masalah, menyediakan inovasi teknologi pertanian bagi
pengguna baik petani maupun stake holders lainnya.
Untuk mendapatkan masukan dalam pemecahan masalah dan penyediaan
inovasi teknologi pertanian dilakukan analisis terhadap keadaan awal (situasi) inovasi
pertanian di tingkat petani mencakup beberapa aspek: (1) praktek usahatani
sebelumnya; (2) kebutuhan teknologi; (3) inovasi yang tersedia ditingkat petani; dan
(4) norma dari sistem sosial. Berdasarkan kondisi terhadap aspek-aspek di atas serta
potensi ketersediaan sumberdaya alam, maka dirakit komponen teknologi yang akan
diintroduksi serta model pengawalannya.
2.2. Pendekatan
Pelaksanaan kegiatan klinik teknologi pertanian dilakukan berdasarkan adanya
program dan kebutuhan daerah serta berdasarkan isue yang berkembang di lapangan
terutama dalam mendukung program pemerintah pusat tentang SL-PTT padi, kedele,
jagung dan kacang tanah di masing-masing kabupaten yang ada di Provinsi Aceh.
Namun, untuk tahun 2010 BPTP hanya mampu menanggapi isue dua kimoditi yaitu
padi dan kacang tanah. Untuk mengetahui sejauh mana isue yang berkembang
tersebut serta informasi yang merupakan kebutuhan dari masyarakat, maka di lakukan
subuah studi yang disebut dengan pengenalan wilayah secara partisipatif yaitu
Participatory Rural Appraisal (PRA).
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
5
Dalam kegiatan ini dilakukan studi terhadap potensi, kendala dan peluang yang
ada di suatu wilayah serta komponen teknologi yang sudah ada dan berkembang
ditingkat masyarakat tersebut. Kegiatan survey partisipatif ini dilakukan dengan
melibatkan tim kerja yang berasal dari berbagai disiplin ilmu, untuk menghimpun data
informasi digunakan narasumber dari berbagai elemen masyarakat. Kegiatan ini
sangat penting, karena semua keputusan dan rekomendasi yang akan digunakan
adalah berdasarkan hasil pleno atau suara terbanyak dari narasumber yang hadir pada
saat proses pengambilan keputusan.
Dalam hal transfer teknologi dari BPTP sebagai sumber teknologi maka dalam
kegiatan klinik teknologi pertanian ini lebih mengarah kepada penerapan komponen
teknologi dengan pola pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi, kedelai,
jagung, dan kacang tanah. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya di lapangan kegiatan
klinik teknologi pertanian ini di harapkan dapat berdampingan dengan kegiatan SL-
PTT yang dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten dan oleh BPTP. Sedangkan tenaga
yang terlibat di lapangan sebagai pengawal teknologi akan dilakukan kerjasama
dengan pihak pemerintah kabupaten, yaitu para penyuluh yang ada di kecamatan baik
yang sudah PNS maupun para penyuluh kontrak.
2.3. Lingkup Kegiatan
a. Identifikasi lokasi
Kegiatan ini adalah merupakan langkah awal dari sebuah kegiatan diseminasi
hasil pengkajian yang bertujuan untuk mengetahui kondisi awal suatu wilayah.
Infromasi yang dikumpulkan pada kegiatan ini adalah menghimpun data potensi
wilayah, permasalahan dan peluang pengembangan maupun introduksi paket
teknologi di wilayah tersebut.
Dalam kegiatan identifikasi lokasi ini harus melibatkan tenaga dari berbagai
disiplin ilmu, sehingga semua permasalahan yang diperoleh di lapangan dapat
dirumuskan oleh masing-masing disiplin ilmu tersebut. Metoda yang sering digunakan
dalam kegiatan identifikasi lokasi ini adalah metoda partisipatif yaitu PRA, di dalam
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
6
metoda ini diharapkan petani dapat berpartisipasi di dalam menyampaikan persoalan-
persoalan yang dihadapinya selama ini.
Lingkup kegiatan identifikasi lokasi ini meliputi pengumpulan data tentang
keadaan potensi sumberdaya lahan, sumberdaya manusia, keadaan sosial ekonomi,
teknologi eksisting di tingkat petani, serta peluang introduksi teknologi baru. Dengan
peluang introduksi teknologi baru ini diharapkan dapat memberikan perbandingan dan
pilihan kepada masayarakat petani sebagai pengguna akhir tekmologi. Hasil
identifikasi lokasi ini akan dijadikan program dalam pelaksanaan kegiatan klinik
teknologi pertanian yang dapat mendukung pelaksanaan program SL-PTT.
b. Perakitan komponen teknologi
Kegiatan ini dilakukan setelah ada data hasil kegiatan identifikasi lokasi dan
rumusan permasalahan di lapangan. Perakitan komponen teknologi ini disesuaikan
dengan kondisi sumberdaya yang ada di lokasi dan menggunakan semaksimal
mungkin potensi sumberdaya alam yang tersedia, sehinga di dalam pelaksanaan
inovasi teknologi tidak mengalami kesullitan.
c. Penyiapan materi informasi
Materi informasi yang akan disampaikan pada kegiatan klinik teknologi
pertanian mendukung program SL-PTT, disesuaikan dengan kebutuhan informasi
yang ada pada wilayah pengembangan SL-PTT yang telah ditetapkan untuk wilayah
kegiatan klinik teknologi pertanian, sasarannya adalah memberikan informasi kepada
60 % gapoktan di wilayah SL-PTT.
Adapun materi informasi yang akan disampaikan adalah berupa
pendistribusian lembar informasi pertanain, diskusi ilmiah melalui kegiatan
temulapang serta pembuatan demplot sebagai media pembelajaran bagi gapoktan
tentang pengenalan beberapa varietas padi dan kacang tanah unggul.
Bahan informasi yang akan disampaikan dapat berupa tulisan singkat seperti
leaflet, brosur dan buletin, poster, dan juga dapat berupa rekaman video. Penyiapan
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
7
materi informasi ini diharapkan merupakan hal-hal yang menarik bagi petani ataupun
merupakan sebuah teknologi baru yang sangat diharapkan oleh petani.
d. Pengumpulan data
Dalam kegiatan klinik teknologi pertanian ini di samping melakukan transfer
teknologi pertanian kepada pengguna, juga dilakukan kegiatan penyusunan data based
tingkat inovasi teknologi di tingkat petani. Penyusunan data based ini dilakukan
dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat petani sebagai narasumber dan dipandu
oleh petugas teknis dari BPP, peneliti, penyuluh dari BPTP.
Data yang dikumpulkan dalam kegiatan klinik teknologi pertanian mendukung
program SL-PTT dan tingkat pelayanan 60 % gapoktan ini adalah antara lain; tingkat
keberhasilan penerapan demplot ( tingkat produksi yang diperoleh), jumlah partisipan
pada saat diskusi ilmiah atau temu lapang, tingkat adopsi inovasi teknologi serta
jumlah gapoktan yang dapat dilayani dan yang ikut berpartisipasi.
e. Pelaksanaan kegiatan
Sebelum pelaksanaan kegaitan terlebih dahulu disusun tim yang akan terlibat
di dalam setiap kegiatan pelayan informasi teknologi. Disiplin ilmu tim yang
mendukung kegiatan ini disesuaikan dengan pokok permasalahan yang berkembang di
lapangan ataupun berdasarkan isue yang berkembang menurut kebutuhan daerah.
Adapun tahapan kegiatan yang akan dilalui nanti akan disuaikan dengan pokok
permasalahan yang akan ditangani ataupun jenis pelayanan yang akan diberikan,
bentuk-bentuk ini akan dituangkan ke dalam sebuah petunjuk teknis pelaksanaan
kegiatan.
Adapun jenis kegiatan diseminasi transfer teknologi yang akan dilaksanakan
pada tahun 2010 ini adalah meliputi; pembuatan demplot pengenalan beberapa
varietas unggul padi dan kacang tanah, pendistribusian media informasi kepada petani
anggota gapoktan, serta diskusi ilmiah melalui kegiatan temu wicara.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
8
f. Rencana dan lokasi kegiatan
Tabel 1. Daftar Lokasi dan Jenis Kegiatan Kllinik Teknologi PertanianMendukung Program SL-PTT.
No. Lokasi Jenis Kegiatan
1.
2.
3.
4.
5.
Aceh Besar
Pidie
Pidie Jaya
Aceh Barat Daya
Aceh Selatan
Pengenalan beberapa varietas unggul padi sawah
Temu lapang pengendalian hama dan penyakitterpadu dan pendistribusian media informasi
Temu lapang pengendalian hama dan penyakitterpadu dan pendistribusian media informasi
Pengenalan beberapa varietas unggul kacang tanah
Pengenalan beberapa varietas unggul kacang tanah
g. Monitoring dan evaluasi
Monitoring dan evaluasi adalah merupakan sebuah kegiatan yang sangat perlu
dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan ataupun kegagalan dari kegiatan
yang dilakukan. Monitoring dan evaluasi ini dilakukan secara berkala dengan
melibatkan tenaga profesional yang berasal dari berbagai bidang disiplin ilmu,
sehingga akan mendapatkan sebuah rekomendasi yang akurat tentang keadaan
kegiatan di lapangan.
h. Pelaksanaan temu wicara
Kegiatan sosialisasi paket teknologi dilakukan bersamaan dengan
dilaksanakannya kegiatan temu wicara hasil inovasi teknologi klinik teknologi
pertanian. Dalam kegiatan ini peserta yang hadir adalah petugas teknis dari dinas
instansi terkait, penyuluh dan peneliti dari BPTP, petani sebagai pengguna teknologi
serta pengusaha bidang agribisnis.
Dalam kegiatan temu wicara ini akan berlangsung proses diskusi antara
peneliti, penyuluh dengan petani tentang permasalahan yang berkembang di dalam
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
9
masyarakat yang belum teratasi, semua bahan masukan hasil ini akan dijadikan bahan
rekomendasi dan batabased bagi BPTP dan juga untuk menjadi masukan bagi
pengambil kebijakan dibidang pembangunan pertanian.
Kegiatan temu wicara ini adalah merupakan salah satu kegiatan diseminasi
yang sangat penting di dalam proses transfer teknologi kepengguna, karena pada
kesempatan ini antara pengguna dan nara sumber dapat bertemu langsung sehingga
banyak permasalahan yang dapat dipecahkan. Bagi nara sumber dan pengambil
kebijakan ini adalah merupakan bahan masukan yang cukup berarti untukmengukur
tingkat keberhasilan penerapan teknologi baru di lapangan.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
10
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NAD adalah merupakan salah
satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Badan Litbang Pertanian yang mempunyai
Tupoksi sebagai penyedia inovasi teknologi spesifik lokasi. Dalam tugas sehari-hari
BPTP melakukan pengkajian dan penyebaran informasi hasil pengkajian. Pada tahun
anggaran 2010, melalui kegiatan Klinik Teknologi Pertanian BPTP NAD telah
merespon 2 (dua) isu pertanian yang ada di tingkat petani dalam bentuk kegiatan
dengan tema yaitu : (1) Introduksi teknologi penggunaan beberapa varietas unggul
padi di Kabupaten Aceh Besar; (2) Introduksi teknologi penggunaan beberapa varietas
unggul kacang tanah di Kabupaten Aceh Barat Daya dan Aceh Selatan.
3.1. Introduksi beberapa varietas unggul padi di Kecamatan SeulimumKabupaten Aceh Besar
3.1.1. Pendahuluan
Padi merupakan komoditi tanaman pangan penghasil beras yang
merupakan unggulan bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia tidak
terkecuali di Provinsi Aceh, karena sebagian besar masyarakat di Indonesia ini
mengkonsumsi beras sebagai bahan makanan pokok yang belum bisa
tergantikan dengan bahan pangan lainnya. Namun sampai saat ini usaha
peningkatan produksi padi secara rata-rata nasional masih menjadi dilema dan
stagnasi selama beberapa tahun terakhir.
Rata-rata produksi di Provinsi Aceh adalah 4,2 t/ha. Bila dilihat dari rata-
rata potensi hasil padi menurut deskripsi dan produksi padi yang pernah dicapai
dari hasil penelitian oleh lembaga-lembaga penelitian padi, hasil ini masih jauh
lebih rendah karena hasil yang diperoleh pada lembaga-lembaga riset telah
mencapai 8,6 t/ha. (BPTP NAD, 2009).
Kondisi seperti ini cenderung diakibatkan oleh beberapa faktor antara
lain; rendahnya intensitas pertanaman pada beberapa daerah, penggunaan
varietas padi yang berkualitas masih rendah, adanya kekeringan yang
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
11
berkepanjangan, bencana banjir, serangan hama dan penyakit serta masih
rendahnya inovasi paket teknologi. Kecenderungan seperti ini mungkin hanya
sebagian kecil yang dapat diatasi, karena sebagian besar lainnya adalah
diakibatkan oleh faktor bencana alam, namun yang dapat diperbaiki adalah yang
berhubungan dengan faktor inovasi teknologi.
Inovasi teknologi merupakan suatu hal yang sangat mendesak untuk
dapat dilaksanakan di seluruh wilayah usaha tani, karena dengan inovasi
teknologi telah terbukti dapat memperbaiki peningkatan produksi tanaman
pangan khususnya padi, namun ini baru sebagian kecil yang telah
menerapkannya. Sebagai salah satu contoh adalah dengan melaksanakan uji
adaptasi terhadap beberapa varietas unggul padi, dan kacang tanah, hasil dari uji
adaptasi ini akan diperoleh beberapa varietas yang adaptif dan berproduksi
tinggi pada wilayah tersebut untuk dapat dilanjutkan pengembangannya di
tingkat petani.
Pada tahun 2010 ini Balai Pengkajian Teknolgi Pertanian Aceh melalui
kegiatan klinik teknologi pertanian melakukan uji adaptasi beberapa varietas
unggul padi dan kacang tanah dalam rangka mendukung program sekolah lapang
pengelolaan tanaman terpadu (SL-PTT) padi sawah di Provinsi NAD. Melalui
kegiatan ini diharapkan ketersediaan benih yang berkualitas di tingkat petani
menjadi tersedia walaupun pada luasan yang terbatas.
Di samping penggunaan varietas unggul yang bermutu, rekayasa sistem
tanam juga dapat memberikan peningkatan produksi tanaman padi, rekayasa
sistim tanam yang dimaksud adalah penanaman padi sistem legowo. Sistem
legowo dapat memberikan peningkatan produksi melalui bertambahnya jumlah
populasi tanaman dan juga melalui pemanfaatan sinar matahari secara maksimal,
mengurangi serangan hama tikus serta memudahkan dalam pemeliharaan.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
12
3.1.2. Kondisi Pola Tanam Padi
Sebagian besar penduduk di Aceh Besar adalah merupakan petani padi
dengan pola tanam yang sangat sederhana, sarana irigasi pada lahan sawahnya
cukup tersedia. Ada beberapa sumber air irigasi yang mengairi lahan sawah di
wilayah ini antara lain irigasi Krueng Jreuh. Namun pola tanam padi yang sering
dilakukan disini masih menggunakan sistem tanam tandur jajar, jarak tanam 20
cm x 20 cm dan belum sepenuhnya melakukan pemupukan. Kendala lain adalah
tingginya tingkat serangan hama keong mas yang sangat sulit untuk
dikendalikan oleh petani, sehingga petani harus menanam padi diatas umur 21
hari setelah semai (hss). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman padi
umur muda di bawah 15 hss dapat meningkatkan jumlah anakan tanaman padi
sehingga produksi tanaman juga dapat meningkat (Tamrin, 2010).
Hasil penelitian Tamrin (2010) menunjukkan bahwa penanaman bibit
muda umur 8 hari setelah tanam jumlah anakan dapat mencapai 24,60 anakan,
jumlah anakan produksi 19,12 anakan dan produksi per hektar dapat mencapai
8,01 t/ha. Sedangkan pada penanaman bibit umur 16 hari setelah tanam jumlah
anakan adalah 22,79 anakan, jumlah anakan produksi 17,68 anakan dan
produksi per hektar dapat mencapai 7,66 t/ha. Oleh karena itu diharapkan
dengan adanya kegiatan demplot pengenalan beberapa varietas unggul padi dan
sistem tanam legowo ini dapat memberikan peningkatan kesejahteraan bagi
petani padi khususnya di wilayah kegiatan demplot.
3.1.3. Peran BPTP NAD
BPTP NAD sebagai motor penggerak Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian di daerah memiliki kapasitas untuk mengembangkan
dan menerapkan inovasi teknologi di bidang tanaman padi. Inovasi teknologi
yang diterapkan adalah penggunaan varietas unggul padi yang berkualitas,
penanaman padi sistem legowo dan pemupukan spesifik lokasi.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
13
Dalam pelaksanaan kegiatan peneliti, penyuluh dan teknisi BPTP NAD
didampingi oleh penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang bertugas di Balai
Penyuluhan Pertanian Kecamatan Seulimum. Kemampuan teknis yang dimiliki
oleh penyuluh lapangan sangat mendukung dalam upaya perbaikan lahan dan
introduksi bibit unggul tersebut.
3.1.4. Introduksi Teknologi
Inovasi teknologi pertanian di tingkat petani adalah sangat penting
dilakukan serta perlu diawasi oleh peneliti dan penyuluh pertanian lapangan
(PPL) yang ada di daerah agar tidak terjadi kesalahan di dalam penerapan
inovasi baru kepada masyarakat. Setiap teknologi yang dihasilkan oleh UPT
Badan Libang Pertanian harus segera didiseminasikan kepada petani pengguna
sehingga teknologi tersebut cepat berkembang dan dapat menyentuh sampai
lapisan masyarakat tani.
Tugas diseminasi ini dilaksanakan oleh BPTP melalui penyuluh, baik
penyuluh yang ada di BPTP maupun penyuluh yang ada BPP tempat
pelaksanaan kegiatan demplot. Di samping itu peneliti bertugas mengawasi
jalannya kegiatan diseminasi hasil penelitian tersebut.
Adapun jenis teknologi yang diintroduksi pada kegiatan demplot
varietas unggul padi ini adalah 1). Penggunaan padi yang berasal dari varietas
unggul bermutu dan berkualitas (benih bersertifikat), 2). Penerapan sistem
tanam legowo 2 : 1, dan 4 : 1, dimana selama ini belum pernah diterapkan di
tingkat petani.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman sistim legowo dengan
menggunakan padi varietas unggul yang berkualitas dapat meningkatkan
produksi sampai 20 %, hal ini apabila faktor lain dalam keadaan normal
artinya tidak adanya gangguan dari hama dan penyakit serta kondisi tanah
cukup baik. Oleh karena itu diharapkan melalui introduksi teknologi budidaya
padi pada kegiatan demplot ini dapat memberikan peningkatan produktivitas
padi dan kesejahteraan petani.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
14
3.1.5. Temu Wicara
Untuk mentransfer teknologi dan menerima umpan balik (feed back)
dari petani dilakukan kegiatan temu wicara. Temu wicara ini akan
dilaksanakan akhir kegiatan yaitu pada saat panen. Pelaksanaan temu lapang
ini di sesuaikan dengan kegiatan panen perdana sehingga kita dapat
mensosialisasikan hasil yang diperoleh kepada peserta. Peserta yang hadir
pada kegiatan temu lapang ini adalah pejabat dari pemerintah kabupaten,
peneliti, penyuluh, pengusaha dan petani.
Peserta yang hadir pada acara temu lapang kegiatan klinik teknologi
pertanian ini berjumlah 70 orang terdiri dari peserta dari dinas pertanian dan
peternakan Kabupaten Aceh Besar 2 orang, Penyuluh Pertanian Lapangan 10
orang, mewakili unsur mupika kecamatan Seullimum yaitu Kepala Polisi
sektor Seulimum 1 orang, Camat Kecamatan Selimum 1 orang selebihnya
adalah petani yang berada disekitar wilayah kegiatan ini.
Pada kegiatan temu lapang ini telah dilakukan panen perdana terhadap
demplot padi kegiatan klinik teknologi pertanian. Panen perdana ini dilakukan
oleh Kepala BPTP NAD yaitu Ir. T. Iskandar M.Si, Kapolsek Kecamatan
Seulimum, mewakili Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kecamatn
Seulimum. Hasil pengambilan ubinan terhadap kegiatan demplot padi dengan
introduksi teknologi sistem tanam legowo 2 : 1dan 4 : 1 menunjukkan bahwa
menujukkan bahwa perkiraan produksi padi per hektar untuk sistem legowo 2 :
1 mencapai 8,6 ton, sedangkan untuk sistem tanam 4 : 1 produksi padi per
hektar mencapai 8,1 ton/ha.
Hasil produksi ubinan kegiatan demplot padi klinik teknologi pertanian
ini telah memberikan harapan yang cerah bagi petani untuk masa yang akan
datang, karena selama ini hasil padi yang diperoleh dengan penerapan pola
tanam sistem tandur jajar dengan jarak tanam 20 x 20 cm hanya memperoleh
hasil 5-6 t/ ha. Demikian juga apabila dibandingkan dengan rata-rata produksi
padi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam hanya mencapai 4,2 t/ha, namun
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
15
dengan menerapkan sistem tanam sistem legowo 2 : 1 dan 3 : 1 produksi padi
dapat meningkat menjadi 8,1 t/ha sampai 8,6 t/ha.
Dalam arahannya Kepala BPTP NAD menyampaikan dalam upaya
peningkatan produksi padi ada dua hal yang perlu diperbaiki; pertama faktor
internal (genetis) dan yang ke dua adalah faktor lingkungan (faktor luar).
Faktor genetis berhubungan dengan ketersediaan benih yang bermutu, hal ini
dapat ditempuh melalui penggunaan benih yang bersertifikat. Benih
bersertifikat ini dapat diperoleh Balai Besar Penelitian Padi (BB-Padi)
Sukamandi atau juga benih yang dijual dipasar yang diproduksi oleh
perusahan benih seperti PT. Pertani dan PT. Shang Sri dan juga perusahan
perbenihan lainnya.
Faktor lingkungan yang sangat mempengaruhi produksi padi adalah
ketersediaan air irigasi, ketersediaan unsur hara bagi tanaman baik yang
tersedia di dalam tanah maupun yang ditambahkan melalui pupuk, ada
tidaknya gangguan hama dan penyakit tanaman serta perbaikan sistem tanam
(penerapan sistem tanam legowo). Kelebihan pada sistem tanam legowo ini
adalah jumlah populasinya lebih banyak bila dibandingkan dengan sistem
tanam 20 cm x 20 cm dan juga pemanfaatan sinar matahari lebih maksimal
melalui peningkatan jumalh tanam pinggir, sehingga akan mempengaruhi hasil
produksi yang diperoleh.
Sementara itu Kapolsek Kecamatan Seulimum pada kesempatan ini
juga berharap kepada pihak BPTP, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten
Aceh Besar agar terus melakukan pembinaan dan pengawalan terhadap
keberlangsungan pembangunan sektor pertanian khususnya di wilayah
Kecamatan Seulimum agar dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat petani Kecamatan Seulimum.
3.1.6. Hasil Inovasi Teknologi
Introduksi pengenalan beberapa varietas unggul padi sawah dan
penanaman sistem legowo di Desa Batee Lee, Kecamatan Seulimum
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
16
Kabupaten Aceh Besar dapat memberikan beberapa perubahan kepada petani
pengguna teknologi diantaranya adalah perubahan pemahaman terhadap
inovasi teknologi introduksi dan perubahan pendapatan yang berasal dari
peningkatan produksi padi bila dibandingkan dengan penanaman sebelumnya.
Dari segi pemahaman petani terhadap keuntungan penggungan varietas
unggul padi sawah dan penaman sistem legowo sudah terlihat bahwa
sebahagian petani sudah mulai berminat dan tertarik untuk menggunakan
benih unggul dan berkualitas serta inovasi penanaman sistem legowo. Hal ini
disebabkan oleh karena produksi yang diterima petani setelah menerapkan
inovasi teknologi yang dianjurkan oleh BPTP ini produksi padi meningkat
menjadi 8,6 t/ha Cigeulis dengan sistem tanam legowo 2 : 1 dan 8,1 t/ha untuk
varietas Ciherang dengan sistem tanam legowo 4 : 1 (hasil ubinan) sementara
hasil sebelumnya hanya mencapai 5-6 t/ha, hasil seperti ini jauh lebih tinggi
dari pada yang mereka peroleh selama ini dengan menggunakan benih lokal
dan sistem tanam tegel 20 cm x 20 cm.
Adanya peningkatan produksi padi pada sistem legowo dan
menggunakan benih unggul bermutu dari 8,1 sampai 8,6 t/ha, hal ini
diakibatkan oleh karena pada penanaman sistem legowo populasinya lebih
banyak, penggunaan sinar matahari lebih maksimal serta dapat mengurangi
gangguan tikus, kemudian juga dengan menggunakan benih unggul dan
bermutu adalah karena kemurnian varietasnya lebih tinggi, daya tumbuh dia
atas 90 %, anakan lebih banyak serta kekuatan tumbuh lebih tinggi sehingga
pertumbuhan dan produksinya juga akan lebih baik.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
17
3.2. Introduksi beberapa varietas unggul Kacang Tanah di Kecamatan SusohKabupaten Aceh Barat Daya dan Kecamatan Labuhan Haji BaratKabupaten Aceh Selatan.
3.2.1 Pendahuluan
Kacang Tanah (Arachis hypogaea L) termasuk Famili Leguminosae
(kacang-kacangan). Sebagai bahan makanan, kacang tanah sangat banyak
digemari sebagai makan ringan. Untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik tanaman kacang tanah membutuhkan curah hujan antara 800-1.300
mm/tahun, apabila hujan terlalu tinggi akan mengakibatkan bunga sulit
terserbuki oleh serangga dan juga akan dapat meningkatkan kelembaban di
sekitar pertanaman kacang tanah (Marzuki, 2002). Suhu udara yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan kacang tanah adalah sekitar 28-32oC, apabila suhu udara di
bawah 10oC maka pertumbuhan tanaman akan terhambat, bahkan tanaman
menjai kerdil. Kelembaban udara yang dibutuhkan adalah berkisar antara 65-75
% (Marzuki, 2002). Sedangkan penyinaran matahari penuh sangat dibutuhkan
untuk meningkatkan produksi kacang tanah, terutama untuk kesuburan daun dan
perkembangan besarnya biji dan polong kacang.
Dari segi nilai gizi yang dikandungnya, kacang tanah merupakan salah
satu sumber protein nabati yang cukup penting di Indonesia, luas pertanamannya
menempati urutan 4 setelah padi, jagung dan kedelai. Kebutuhan kacang tanah
dalam negeri cukup besar, dari 634 ribu ton menjadi 807,3 ribu ton (meningkat
4,4%) per tahun (Adisarwanto, 1999). Produksi Kacang Tanah di Indonesia
untuk tanah sawah 0,6 – 1,2 ton/ ha, sedang lahan kering 1,2 – 1,8 ton/ ha,
sementara produksi kacang tanah di Provinsi Aceh adalah 1,2 t/ha (Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Aceh, 1999). Hasil
Penelitian kacang tanah dapat mencapai 1,8 ton/ ha.
Dalam meningkatkan produksi juga dituntut untuk tetap menjaga
lingkungan agar tidak rusak sehingga produksi bisa lestari (Subandiasa, 1997).
Faktor yang menghambat pengembangan kacang tanah di Indonesia adalah
belum ada program khusus seperti intensifikasi maupun ekstensifikasi yang
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
18
direkomendasikan, kemudian kacang tanah dianggap komoditi sekunder karena
memerlukan biaya relatif tinggi (Harsono, 1995). Upaya untuk meningkatkan
produksi acang tanah dengan perluasan areal memanfaakan lahan kering yang
belum dikelolah secara optimal, memanfaatkan limbah. pertanian sebagai pupuk
untuk menekan biaya produksi serta pengelolaan tanaman secara baik Kebiasaan
usahatani yg dikelolah adalah dengan pemberian pupuk kimia yg terus
meningkat kebutuhannya, sehingga menurunkan produktivitas tanah (Sukarman
dkk, 2000).
3.2.2 Kondisi Pola Tanam Kacang Tanah
Budidaya kacang tanah yang selama ini diterapkan petani di Kabupaten
Aceh Selatan dan Aceh Barat Daya adalah masih sangat tradisional, masih
menggunakan varietas lokal yang produksinya cenderung lebih rendah. Rata-
rata produksi kacang tanah untuk wilayah Aceh Selatan dan Aceh Barat Daya
baru mencapai 1,2 t/ha, sementara hasil penelitian oleh Balai Penelitian Kacang
–Kacangan dan BPTP produksi kacang tanah telah mencapai 2 t/ha. Hal ini
karena varietas lokal yang digunakan petani ini sudah mengalami degradasi
secara genetis, varietas ini sudah digunakan secara turun temurun dalam jangka
waktu yang cukup lama sehingga kemurnian genetisnya sudah menurun, hal
seperti ini dapat mengakibatkan menurunnya kemampuan untuk berproduksi
dari kacang tanah yang berasal dari varietas lokal.
3.1.3 Peran BPTP NAD
BPTP NAD sebagai motor penggerak (prime mover) Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian di daerah memiliki kapasitas untuk
mengembangkan dan menerapkan inovasi teknologi di bidang tanaman kacang
tanah. Inovasi teknologi yang diterapkan adalah penggunaan varietas kacang
tanah yang unggul, penanaman kacang tanah yang disertai dengan pemupukan
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
19
berimbang, pemupukan kapur, penggunaan Rhizobium, pengendalian gulma
serta hama dan penyakit.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini melibatkan peneliti, penyuluh dan
teknisi BPTP NAD didampingi oleh penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang
bertugas di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Labuhan haji Barat dan
Kecamatan Susoh. Kemampuan teknis yang dimiliki oleh penyuluh lapangan
sangat mendukung dalam upaya perbaikan pola pikir dalam proses introduksi
inovasi teknologi penggunaan varietas unggul.
Untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan demplot ini pihak BPTP
NAD menyediakan semua saprodi dan bahan pendukung yang dibutuhkan
selama kegiatan demplot ini berlangsung, termasuk juga upah kerja mulai dari
persiapan lahan sampai dengan pelaksanaan panen, dengan demikian tidak ada
kendala lagi dalam pelaksanaan kegiatan ini.
3.1.4. Introduksi Teknologi
Inovasi teknologi yang dikembangkan pada kegiatan demplot kacang
tanah ini adalah introduksi beberapa varietas unggul kacang tanah yang berasal
dari Balai Penelitian Kacang–Kacangan dan Umbi (Balitkabi), Malang dan
penggunaan Rhizobium serta pemberian kapur sebagai pupuk pada budidaya
kacang tanah. Pemberian Rhizobium dan kapur pada pertanaman kacang tanah
di kalangan petani jarang sekali dilakukan, hal ini karena petani belum
mengetahui fungsi dan manfaat dari penggunaan Rhizobium dan kapur.
Rhizobium dapat memperbanyak jumlah bintil akar, sedangkan kapur
berfungsi untuk meningkatkan jumlah polong yang bernas.
Varietas unggul kacang tanah yang diintroduksi adalah terdiri dari
varietas Tuban, Jerapah, Singa, Kelinci dan Kancil, sebagai pembanding
digunakan varietas lokal yang biasa ditanam oleh petani selama ini.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
20
3.1.5. Hasil Inovasi Teknologi
Introduksi inovasi teknologi pengenalan beberapa varietas unggul
kacang tanah di Kabupaten Aceh Selatan dan Aceh Barat Daya memberikan
beberapa perubahan pemahaman terhadap petani pengguna, karena disamping
menimbulkan adanya minat petani untuk mengembangkan varietas ungul
kacang tanah juga tertarik akan potensi produksi kacang tanah yang
diperkenalkan.
Tabel 2. Rata-rata produktivitas kacang tanah pada demplot pengenalanbeberapa varietas kacang tanah kegiatan klinik teknologi pertanianmendukung program SL-PTT
No. VarietasProduksi (kg/ha)
Aceh Barat Daya Aceh Selatan1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tuban
Jerapah
Singa
Kelinci
Kancil
Lokal
800
750
810
780
820
710
775
770
800
720
810
650
Rata-rata hasil kacang tanah pada kegiatan demplot klinik teknologi
pertanian ini jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan rata-rata potensi
produksi menurut deskripsi dan rata-rata hasil kacang tanah di Aceh Selatan
dan Aceh Barat Daya, hal ini disebabkan oleh karena pada saat kegiatan
demplot ini curah hujan pada kedua lokasi kegiatan ini cukup tinggi sehingga
mengakibatkan terjadinya penggenangan lahan demplot selama 2 - 3 hari
sehingga akan mengganggu pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah.
Penggenangan in iterjadi sekitar bulan ke dua dan ketiga setelah tanam.
Hasil pengamatan terhadap proses adopsi inovasi teknologi yang
diperkenalkan sampai akhir kegiatan demplot memang belum menunjukkan
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
21
adanya adopsi teknologi yang signifikan dari petani khususnya terhadap
komoditi kacang tanah, hal ini karena hasil yang diperoleh belum
menggambarkan hasil akibat dari adanya inovasi teknologi yang seutuhnya,
namun hasil yang diperoleh ini adalah merupakan hasil akibat dari adanya
gangguan terhadap proses produksi seperti bencana alam hujan lebat sehingga
menggenangi lahan demplot. Namun demikian petani masih berminat untuk
mengembangkan kacang tanah terutama terhadap varietas yang diperkenalkan
tersebut.
3.3. Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) di KecamatanMeurah Dua Kabupaten Pidie Jaya dan Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie.
3.3.1. Pendahuluan
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya produksi hasil
pertanian dewasa ini di samping akibat telah terjadinya degradasi kesuburan
lahan, perubahan iklim serta adanya gangguan serangan hama dan penyakit
terhadap tanaman. Serangan hama dan penyakit yang cukup berat dapat
menyebabkan tanaman menjadi fuso terutama padi, pada kondisi ini tanaman
gagal untuk berproduksi atau yang sering disebut dengan gagal panen, kajadian
seperti ini dapat terjadi pada luasan yang sangat luas dan akan mengganggu
persediaan pangan.
Pengetahuan terhadap jenis hama dan serangannya oleh para petani
masih sangat rendah, sehingga dirasa sangat perlu untuk disosialisasikan
melalui wadah pendidikan petani, karena dengan mengetahui hal ini maka akan
sangat membantu tindakan pengendalian di lahan petani. Secara umum banyak
petani yang belum mengetahui tentang jenis hama dan bentuk serangannya ini
sehingga perkembangan hama dan penyakit yang terjadi sangat sulit untuk
dikendalikan.
Oleh karena itu melalui sekolah lapang pengendalian hama terpadu ini
diharapkan petani dapat lebih memahami jenis-jenis hama yang ada di
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
22
pertanaman serta bentuk serangannya, sehingga memudahkan di dalam
pengendalian hama penyakit ini.
3.3.2. Hasil Pelaksanaan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu
Sekolah lapang adalah merupakan sarana pembelajaran bagi petani
bersama anggota kelompoktaninya terhadap apa saja permasalahan yang sering
dihadapi selama pelaksanaan usahataninya. Permasalahan tersebut meliputi
kondisi kesuburan tanah, ketersediaan saprodi serta adanya gangguan hama dan
penyakit yang dapat mengakibatkan gagal dalam penerimaan produksi.
Sekolah lapang ini dilaksanakan di lahan petani Desa Dayah Gampong
Pisang Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie, sedangkan untuk Kabupaten Pidie
Jaya sekolah lapang dilaksanakan di Desa Dayah Kruet, Kecamatan Meurah
Dua. Peserta adalah berasal dari petani dan penyuluh yang ada di wilayah
tersebut, jumlah peserta yang ikut dilatih ini adalah 75 orang, sedangkan yang
lainnya adalah penyuluh dan peneliti dari BPTP NAD. Metoda pembelajaran
yang disampaikan adalah melalui penyampaian materi, peninjauan ke lapangan
untuk memperkenalkan beberapa hama dan contoh tanaman yang terserang
penyakit.
Materi yang disampaikan adalah terutama terhadap gangguan hama
wereng yang sudah menjadi isue nasional dan cara pencegahannya serta
kebijakan dalam pengendalian hama wereng, kemudian juga materi tentang
pengendalian hama tikus di lahan sawah dengan menggunakan cara-cara yang
aman dan tidakmerusak lingkungan.
Untuk menghimpun masukan dari petani pengguna teknologi diadakan
forum diskusi antara petani, tokoh masyarakat, petugas lapangan (PPL) dengan
peneliti dan penyuluh dari BPTP NAD. Dalam diskusi ini berkembang
beberapa masalah lain yang pada kenyataannya merupakan permasalahan yang
perlu di tangani seperti adanya gangguan penyakit Blast dan penyakit sundep
pada saat musim hujan. Dalam pertemuan ini terlihat adanya minat dan
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
23
motivasi petani yang sangat tinggi dalam menguasai pengetahuan tentang hama
dan penyakit.
3.4. Distribusi Materi Diseminasi
Hasil penelitian dan pengkajian akan berguna dan bermanfaat bagi
pengguna (petani) apabila petani berminat, tertarik dan selanjutnya mau
melaksanakannya, tetapi apabila hasil penelitian ini tidak diminati oleh petani
oleh karena berbagai hal maka hasil penelitian dan pengkajian tersebut tidak ada
manfaatnya. Agar hasil penelitian dan pengkajian tersebut dapat diadopsi oleh
petani (pengguna) maka perlu didiseminasikan melalui berbagai media informasi
seperti brosur, poster, leaflet, siaran radio dan film/video. Dari beberapa media
informasi ini dalam pendistribusian media ke petani perlu disesuaikan dengan
sumberdaya petani yang akan menggunakan media tersebut sehingga proses
adopsi inovasi teknologi yang diharapkan akan lebih maksimal. Hasil
pengalaman menunjukan bahwa media informasi berupa film/video merupakan
media informasi yang paling disenangi oleh petani dan paling cepat di adopsi
petani.
Pada kegiatan ini media informasi yang didistribusikan adalah dalam
bentuk leaflet, hal ini karena keterbatasan anggaran di dalam penyediaan media,
oleh karena itu perlu adanya pembinaan lebih lanjut dari peneliti dan penyuluh
agar transfer inovasi teknologi ini dapat dengan cepat diadopsi oleh petani.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
24
Tabel 3. Daftar Distribusi Materi Diseminasi pada Kegiatan Klinik TeknologiPertanian Mendukung Program SL-PTT
No. Nama Gapoktan Alamat Jenis Media Jumlah
1 2 3 4 5I.1.2.3.4.5.6.7.8.9.
10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.20.21.22.23.24.25.
Aceh SelatanLhueng ManeLhueng BateIngin JayaSepakat TaniBlang CutGunung Weuh IndahBukit BarisanSetia KawanBateeTimohPadang JawiIngin SejahteraBerkat YakinRajawali IRajawali IIGaya BaruLadang BaruSuka MakmurRindu JayaMaju Bersama ISurya IndahYakin IYakin IISejahtera ITunas BaruHikmat Tan
Tutong, Labuhan Haji BaratTutong, Labuhan Haji BaratTutong, Labuhan Haji BaratTengah IbohTengah IbohPeulokanPeulokanPeulokanUjung PadangUjung PadangKuta IbohKuta IbohBlang PorohBlang PorohBlang BaruBlang BaruPulo IePante GeulimaKuta TriengKuta TriengPanton PawohPanton PawohPadang BakauBakau HuluManggis Harapan
LeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeaflet
10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.
II.1.2.3.4.5.6.7.8.9.
10.11.12.13.14.15.16.
Aceh Barat DayaKarya TaniBeusabe RataPerak IndahIngin JayaSepakat JayaKarya Indah IUsaha Maju BersamaSabe MufakatMakmu BeusareTawah NekKarya JayaKarya MakmurKarya TaniJagat RayaReformasiHudep Beusaree
Desa Palak Hulu, SusohDesa Gadang, SusohPante Perak, SusohCot Mancang, SusohLhang, SetiaTangan-Tangan Cut, SetiaPisang, SetiaPisang, SetiaMon Mameh, SetiaKedai Paya, BlangpidieKedai Paya, BlangpidieAlue Manggota, BlangpidieGudang, JumpaCot Mane, JumpaPadangGeulumpang, JumpaLadang Neubok, Jumpa
LeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeaflet
10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.
1 2 3 4 5
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
25
17.18.
19.20.21.22.23.24.25.
Permata ITanijayaCita rasaSumber KaryaSajan tamitaTunas Muda IISabe-SabenaBeringin JayaJeumpa Putra II
Suak Nibong, Tangan-TanganDrien Jalo, Tangan-TanganBineh Krueng, Tangan-TanganPadang Bak Jok, Tangan-TanganPadang Kawa, Tangan-TanganGunung Cut, Tangan-TanganIe Lob, Tangan-TanganAdan, Tangan-TanganPadang Bak Jeumpa, Tangan-Tangan
LeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeaflet
10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.
III.1.2.3.4.5.6.7.8.9.
10.
Aceh BesarHarapan JayaLhok AweeGeutanyoeBeuk MakmuIngin MajuUdep BeusareeUlee GajahBaro Lon BinaIngin MajuIngin Berkembang
Lampisang DayahLampisang TeungohLampisang TunongCapeung DayahCapeung BarohBlang TingkeumLam ApeingAteukKayee AdangLamcarak
LeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeaflet
10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.
IV.1.2.3.4.5.6.7.8.9.
10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.20.
PidieSepakatBaro tabinaTunas BaronaUdep SareeJasa Lampoh BlangMakmue BeusareeUdep sareeSeupakatMekar sariHarapan taniMaju SareeBina BersamaBina MakmurDamaAsoe NanggroeBina HarapanBahagiaHudep BeusareeNibong JayaBeudoh baro
Beutong Periak, saktiKp Pisang BucueLameue baroRiweukPaloh JeureulahLeupeum MesjidLhok EmpehPeriak BaroMns BlangBeucuePante KruengCot SukonJurong PanteMurong LhokCot CantekBalue KuluKP CotLameue LuengMali CotPulo Keureumbok
LeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeaflet
10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.
1 2 3 4 5
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
26
V.1.2.3.4.5.6.7.8.9.
10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.20.
Pidie JayaSeulatan JayaBudoh BeusareMitanaHarapanTanoh ItamTamah Muda ITamah Muda IIPanton PupuDama SejahteraDama PutehDamar RayaBelimbing RayaDama raya IBelimbing JayaPanton KulatMamiePanton RataCot Trieng ILangkah BaroBatee Labong
Tunong, Pante RajaTeungohLhok PuukMuka BlangMuka BlangRambong, MeuruduRambongKulamMuliengMuliengMuliengMuliengMuliengMuliengRumpuenLampoh LadaLampoh LadaLampoh LadaLampoh LadaGlp. Tunong
LeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeafletLeaflet
10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.10 ekspl.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
27
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
a. Introduksi inovasi penggunaan varietas unggul dan sistem tanam legowo 2:1
dan 4:1 dapat memberikan kenaikan produksi padi di Desa Batee Lee
Kecamatan Seulimum Kabupaten Aceh Besar bila dibandingkan dengan hasil
rata-rata sebelumnya yang diperoleh petani.
b. Introduksi inovasi pengenalan varietas unggul kacang tanah tidak dapat
memberikan hasil yang maksimal, diakibatkan oleh karena pada pelaksanaan
kegiatan tersebut telah terjadi bencana alam banjir, sehingga hasil yang
diperoleh tidak menunjukkan kemampuan produksi yang sebenarnya.
c. Pelayanan terhadap 100 gapoktan pada 5 kabupaten dilakukan terhadap
Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Selatan dan Aceh Barat Daya
sepenuhnya dilakukan melalui distribusi media informasi, kemudian
sebagiannya dilakukan pelayanan melalui kegiatan demplot dan sekolah
lapang pengendalian hama dan penyakit terpadu.
4.2. Saran
Klinik Teknologi Pertanian mendukung program SL-PTT merupakan kegiatan
yang sangat penting dalam rangka tranfer teknologi hasil pertanian, namun
demikian kegiatan ini perlu mendapat dukungan dari pemerintah daerah dalam
hal ketersediaan tenaga penyuluh di lapangan.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077
Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id
28
DAFTAR PUSTAKA
Adisarwanto, T. 2001. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah danLahan Kering. Penebar Swadaya, Jakarta, 88 hal.
Badan Litbang Pertanian, 2007. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi SawahIrigasi. Badan Litbang Pertanian, Jakarta. 40 hal.
Gunawan, dkk. 2005. Peran dan Aktivitas Klinik Teknologi Pertanian di ProvinsiBengkulu. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian LahanKering, Bengkulu 11-12 Nopember 2005. Kerjasama PSE Bogor danUniversitas Bengkulu, Bengkulu.
Harsono. A, 1995. Budidaya Kacang Tanah Lahan Tegalan dan Lahan Kering, BalaiPenelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Maros.
Jaya, R., dkk. 2007. Laporan Akhir Kegiatan Klinik Teknologi Pertanian BPTPNAD TA.2007, Banda Aceh. (belum dipublikasi).
Jaya, R., dkk. 2008. Laporan Akhir Kegiatan Klinik Teknologi Pertanian BPTPNAD TA.2008, Banda Aceh. (belum dipublikasi).
Kasim. H dan Djunainah, 1993. Deskripsi Varietas Unggul Palawija, Jagung,Sorghum, Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, 1918 - 1982. Puslitbangtan,Badan Litbang Pertanian. 55 hal.
Marzuki A.R, 2002. Bertanam Kacang Tanah, Seri Agribisnis, Penebar Swadaya,Jakarta, 43 hal.
Novarianto, R, dkk, 2004. Pedoman Umum Klinik Teknologi Pertanian, BPTPSulawesi Utara. Badan Litbang Pertanian, Jakarta.
Sumarno, 1987. Teknik Budidaya Kacang Tanah. Sinar Baru, Bandung. 79 hal.
Tamrin, 2010. Efek Jarak Tanam, Umur Bibit dan Jumlah Bibit TerhadapPertumbuhan dan Hasil Padi sawah (Oryza sativa L.). Thesis MagisterPertanian, Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh. 66 hal.