8/19/2019 Kkw 2013-AAM
1/47
PROSES KE
PENGUMPE
KEMEN
BADAN PENDIDIK
PERGURUAN TIN
JA HEATER TREATER
UL UTAMA (SPU) KENARTAMINA EP UBEP JAM
KERTAS KERJA WAJIB
Oleh :
ama Mahasiswa : Arief Amrullah
IM : 241201/A
urusan : Eksplorasi & Produksi
rogram Studi : Produksi
iploma : I (satu)
TERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MI
N DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBE
GI KEDINASAN AKADEMI MINYAK DAN
PTK AKAMIGAS - STEM
Cepu, Mei 2013
I STASIUN
I ASAM I
ERAL
DAYA MINERAL
AS BUMI – STEM
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
2/47
Judul : Proses Kerja Heater Treater di SPU Kenali Asam
Pertamina EP UBEP Jambi
Nama Mahasiswa : Arief Amrullah
NIM : 241201/A
Jurusan : Eksplorasi Dan Produksi
Program Studi : Produksi
Diploma : 1 (satu)
Menyetujui :
Pembimbing Kertas Kerja Wajib
Gerry Sasanti Nirmala, ST
NIP : 198202182006042001
Mengetahui :
Ketua Program Studi Produksi
Eko Budhi Santosa, ST
NIP : 195409211978091001
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
3/47
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, karunia dan bimbingan – Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Kertas Kerja Wajib dengan judul “PROSES KERJA HEATER
TREATER DI STASIUN PENGUMPUL UTAMA (SPU) KENALI ASAM
PERTAMINA EP UBEP JAMBI” yang dilaksanakan di PT. Pertamina EP
UBEP Jambi.
Penyusunan Kertas Kerja Wajib ini merupakan salah satu syarat untuk
memenuhi kurikulum PTK AKAMIGAS-STEM, Cepu tahun ajaran 2012/2013
Program Studi Produksi Diploma I.Kertas Kerja Wajib (KKW) ini tersusun berkat bimbingan semua pihak,
baik secara fungsional maupun personal. Maka dengan ini penulis menyampaikan
terima kasih yang setulus – tulusnya kepada:
1. Bapak Ir. Toegas S. Soegiarto, MT, selaku Direktur PTK Akamigas-
STEM.
2. Bapak Eko Budhi Santosa, ST, selaku Ketua Program Studi.
3. Ibu Gerry Sasanti Nirmala, ST, selaku Dosen Pembimbing KKW.
4. Bapak dan Ibu Dosen PTK Akamigas-STEM.
5. Bapak Wiko Migantoro, selaku Field Manager PT. Pertamina EP UBEPJambi.
6. Bapak Harmawan Prasetyadi, selaku Ast. Man Ren Ops PT. Pertamina EP
UBEP Jambi.
7. Bapak Antonius Wijaya, selaku Ast. Man Produksi PT. Pertamina EP
UBEP Jambi.
8. Seluruh Pekerja dan Pekarya dilapangan PT. Pertamina EP UBEP Jambi.
9. Semua pihak yang telah terlibat, baik langsung maupun tidak langsung
hingga Kertas Kerja Wajib ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari KKW ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itupenulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif, demi perbaikan KKW ini
agar bermanfa’at bagi penulis dan pembaca.
Cepu, Mei 2013
Penulis,
Arief Amrullah
NIM. 241201/A
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
4/47
ii
INTISARI
Dalam industri minyak dan gas bumi banyak sekali peralatan yang
dibutuhkan untuk kelancaran operasi produksi, salah satunya adalah heater treater
yang berfungsi untuk menjaga kualitas minyak dari emulsi atau air yang terikut
dalam minyak yang diproduksikan karena air dan minyak bersama – sama sering
membawa konsentrasi garam yang tinggi.
Beberapa jenis fluida produksi dari sumur – sumur yang ada akan masuk
ke tangki SPU Kenali Asam, fluida dari sumur tersebut memiliki emulsi yangtinggi, namun terlebih dahulu diproses melalui FWKO, setelah minyak dan air
terpisah, minyak akan dialirkan ke heater treater guna memperkecil emulsi dan
air formasi yang terikut dalam minyak, selanjutnya minyak dialirkan ke tangki
penampung (storage tank) yang ada di SPU Kenali Asam.
Kenali Asam Jambi memiliki Stasiun Pengumpul Utama (SPU) guna
menampung minyak dari beberapa Stasiun Pengumpul (SP) yang ada di UBEP
Jambi, yang selanjutnya minyak tersebut dipompakan ke Kilang Sungai Gerong
melalui sistem perpipaan (pipe line) yang merupakan custody transfer point (CTP)
atau titik serah minyak mentah antara produsen dan pembeli. Hasil produksi
minyak mentah yang terkumpul pada SPU Kenali Asam merupakan produksi
minyak mentah yang ada secara baik (water cut ≤ 0,5%, salt content ≤ 7 ptb).
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
5/47
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
INTISARI ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
I. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan Penulisan 2
1.3. Batasan Masalah 2
1.4. Sistematika Penulisan 2
II. ORIENTASI UMUM
2.1. Sejarah Singkat Lapangan UBEP Jambi 4
2.2. Struktur Organisasi PT. Pertamina EP UBEP Jambi 6
2.3. Tugas dan Fungsi Organisai PT. Pertamina EP UBEP Jambi 6
2.4. Sekilas Sarana Produksi di UBEP Jambi 8
III. TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Sifat-sifat Fisik Fluida 11
3.1.1. Viskositas Minyak (μo) 11
3.1.2. Faktor Volume Formasi 12
3.1.3. Faktor Volume Formasi Minyak (βo) 12
3.1.4. Kelarutan Gas Dalam Minyak (Rs) 13
3.2. Densitas Minyak (ρ) 13
3.2.1. Specific Gravity (SG) 143.3. Emulsi 15
3.3.1. Jenis Emulsi 15
3.3.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Stabilitas Emulsi 19
3.3.3. Metode Pemecah Stabilitas Emulsi 22
3.4. Fasilitas Produksi SPU Kenali Asam Jambi 23
IV. PROSES KERJA HEATER TREATER DI SPU KENALI ASAM
4.1. Fungsi Heater Treater di SPU Kenali Asam 26
4.2. Proses Kerja Heater Treater di SPU Kenali Asam 26
4.3. Problema Yang Sering Terjadi di SPU Kenali Asam 28
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
6/47
iv
4.4. Pemecahan Masalah Emulsi di SPU Kenali Asam................................29
4.4.1 Treater Dengan Pemanas ..........................................................29
4.4.2 Sistem Kimia .............................................................................31
V. PENUTUP
5.1. Simpulan 34
5.2. Saran 34
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................35
LAMPIRAN
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
7/47
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Pengelola Lapangan Jambi 4
Tabel 4.1 Data BS & W Heater Treater SPU Kenali 28
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
8/47
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar : Halaman
3.1 Emulsi Minyak Dalam Air 16
3.2 Emulsi Air Dalam Minyak........................................................................17
4.1 Proses Kerja Heater Treater 27
4.2 Vertikal Heater Treater 30
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
9/47
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta Wilayah kerja PT. Pertamina EP UBEP Jambi.
Lampiran 2. Struktur Organisasi PT. Pertamina EP UBEP Jambi.
Lampiran 3. Diagram Proses Bisnis Crude Oil PT. Pertamina EP UBEP Jambi.
Lampiran 4. UBEP Jambi Flow Chart.
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
10/47
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stasiun Pengumpul Utama (SPU) Kenali Asam Jambi merupakan tempat
penampung minyak dari beberapa Stasiun Pengumpul (SP) yang ada di Lapangan
UBEP Jambi. Fluida produksi diangkat melalui sumur – sumur produksi,
kemudian dialirkan melalui (flow line) yang akan masuk melalui manifold
dipisahkan oleh header manifold sebelum masuk ke tangki – tangki fasilitas,
selanjutnya minyak dipompa ke SPU Kenali Asam, kemudian minyak yang masih
terdapat kandungan air dari sebagian Stasium Pengumpul (SP) akan diproses
melalui heater treater guna memperkecil kandungan air yang terikut minyak,
kemudian minyak akan ditampung di tangki SPU Kenali untuk proses settling
(pengendapan).
Pada kondisi di Lapangan UBEP Jambi sebagian stasiun pengumpul (SP)
mempunyai jarak yang cukup jauh, juga terdapat jenis fluida produksi dari
beberapa sumur yang mempunyai kandungan emulsi dan air formasi yang tinggi
dan akan masuk ke tangki SPU Kenali, namun terlebih dahulu akan diproses
melalui FWKO atau separator dan ada juga sebagian SP yang tidak memiliki
FWKO atau separator, setelah minyak dan air diproses dalam FWKO atau
separator, minyak akan dialirkan ke heater treater yang ada di SPU Kenali Asam
untuk minyak dengan kandungan air formasi yang tinggi. Mengingat minyak yang
semangkin sulit dan terbatas, maka diperlukan alat – alat dan teknologi terbaru
guna menghasilkan minyak yang ada secara baik (water cut ≤ 0,5 %, salt content
≤ 7 ptb) , sebagai standar mutu produk minyak yang dibeli oleh pelangan.
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
11/47
2
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan Kertas Kerja Wajib (KKW) ini merupakan kegiatan
program kurikuler yang menjadi tugas dan kewajiban setiap mahasiswa yang
bertujuan meningkatkan sumber daya mahasiswa sendiri terutama dengan
teknologi yang berkembang pesat saat ini. Adapun tujuan lainnya adalah:
Memahami ilmu pengetahuan dan teknologi perminyakan yang
berkembang saat ini dengan teknologi yang ada.
Mengetahui khususnya di Lapangan UBEP Jambi dengan perbandingan
antara teori dengan melihat langsung aplikasi di lapangan kerja.
Meningkatkan wawasan dalam ruang lingkup teknik perminyakan.
1.3 Batasan Masalah
Sesuai dengan program studi Diploma I yang dijalani, maka dalam
penulisan Kertas Kerja Wajib (KKW) ini penulis membatasi hanya pada proses
kerja heater treater dan fungsi heater treater yang ada di Lapangan PT. Pertamina
EP UBEP Jambi.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Kertas Kerja Wajib ini disusun sebagai berikut:
Bab I, Pendahuluan sebagai penyampaian latar belakang pemilihan
judul, tujuan penulisan, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
Bab II, Orientasi Umum lapangan membahas sejarah singkat, struktur
organisasi, tugas dan fungsi organisasi, serta sekilas sarana produksi PT.
Pertamina EP UBEP Jambi.
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
12/47
3
Bab III, Tinjauan Pustaka membahas sifat – sifat fisik fluida, keemulsian
minyak dan air formasi, serta sekilas fasilitas produksi SPU Kenali Asam
Jambi.
Bab IV, Pembahasan yang membahas tentang fungsi heater treater ,
proses kerja heater treater , problema yang terjadi serta pemecahan
masalah emulsi dan air yang terikut minyak di SPU Kenali Asam.
Bab V, Penutup yang merupakan simpulan dari pembahasan dan saran
yang diberikan dalam proses kerja heater treater terhadap emulsi dan air
yang terikut minyak.
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
13/47
4
II. ORIENTASI UMUM
2.1 Sejarah Singkat Lapangan UBEP Jambi
PT. Pertamina EP UBEP Jambi merupakan unit bisnis yang melaksanakan
kegiatan Operasi Usaha Hulu ( Ekplorasi dan Produksi ) Migas di wilayah kerja
Sumatera Bagian Tengah. Gas pertama kali diketemukan pada sumur BJG – 01 di
Lapangan Bajubang oleh NIAM pada tahun 1922, yang kemudian disusul dengan
penemuan minyak di Lapangan Betung pada tahun 1922, Kenali Asam tahun
1929, Tempino tahun 1930, Setiti tahun 1936, Meruo Senami tahun 1938 dan
lapangan – lapangan lainnya. Pengelolaan lapangan – lapangan ini telah mengalami
beberapa kali perubahan, seperti pada tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Pengelola Lapangan Jambi
NO NAMA PERUSAHAAN TAHUN PERIODE
1. NIAM 1922 – 1945
2. PERMIRI 1945 – 1948
3. NIAM 1948 – 1959
4. PN PERTAMIN 1960 – 1968
5. PN PERTAMINA 1968 – 1971
6. PERTAMINA 1971 – 19927. JOB PERTAMINA ASAMERA 1992 – 1997
8. JOB PERTAMINA GULF RESOURCES 1997 – 2002
9. JOB PERTAMINA PEARL OIL 2002 – 2005
10. PT PERTAMINA EP UBEP JAMBI 26 JANUARI 2005
11. PT PERTAMINA EP UBEP JAMBI
(koordinasi Field PT Pertamina EP Jambi)
1 Oktober 2009
s/d sekarang
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
14/47
5
Lapangan Kenali Asam adalah salah satu lapangan yang dikelola oleh PT.
Pertamina EP UBEP Jambi. Area Operasi PT. Pertamina EP UBEP Jambi berada
di wilayah Provinsi Jambi yang mempunyai area operasi cukup luas, meliputi
wilayah kerja Kabupaten Batanghari dan Kabupaten Muaro Jambi.
Lapangan produksi PT. Pertamina EP UBEP Jambi terbagi menjadi 2
(dua) lapangan produksi yaitu:
1. Lapangan Produksi Jambi Selatan
Lapangan produksi Jambi Selatan meliputi lapangan produksi, antara lain:
Lapangan produksi Kenali Asam (KAS).
Lapangan produksi Tempino (TPN).
Lapangan produksi Bungin Batu (BBT).
2. Lapangan Produksi Jambi Utara
Lapangan produksi Jambi Utara meliputi lapangan produksi, antara lain:
Lapangan produksi Ketaling Timur (KTT).
Lapangan produksi Ketaling Barat (KTB).
Lapangan produksi Sungai Gelam (SGD).
Lapangan produksi Setiti (STT).
Lapangan produksi Tuba Obi (TOB).
Lapangan produksi Sengeti (SNT).
Lapangan produksi Barbosela (BBA).
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
15/47
6
2.2 Struktur Organisasi PT. Pertamina EP UBEP Jambi
Dalam pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan PT. Pertamina EP UBEP
Jambi, dipimpin oleh seorang Field Manager yang bertanggung jawab kepada
General Manager UBEP Jambi. Field Manager (FM) itu sendiri dibantu oleh
seorang sekretaris. Field Manager membawahi beberapa fungsi operasi, yaitu
HSE (Health Safety & Environment), Perencanaan Operasi, Operasi Produksi,
Work Over/Well Service (WO/WS), Teknik & PF, Logistik, serta Layanan
Operasi. Setiap fungsi-fungsi operasi tersebut dikepalai oleh seorang Asisten
Manager. Lampiran 2. Struktur Organisasi UBEP Jambi.
2.3 Tugas dan Fungsi Organisasi PT. Pertamina EP UBEP Jambi
a. HSE (Health Safety & Environment)
HSE Merupakan aspek yang sangat penting dalam melakukan setiap
pekerjaan di PT. Pertamina EP UBEP Jambi. Oleh karena itu, tahap awal untuk
melakukan kegiatan di perusahaan adalah dengan melakukan “Safety Briefing” di
HSE. Isi dari Safety Briefing terdiri dari aspek keamanan dan aspek HSE.
1. Aspek Keamanan
Penataan pengunjung terhadap tata tertib berpakaian perusahaan dan
penggunaan ID Card pengunjung.
2. Aspek HSE
Bahaya yang harus diwaspadai, Alat Pelindung Diri (APD), rambu –
rambu peringatan dan larangan, serta peralatan emergency dan emergency exit.
Sistem Management Healt Safety & Environment (SMHSE) adalah suatu sistem
pengelolaan HSE yang terintegrasi dengan kegiatan operasi agar berjalan dengan
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
16/47
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
17/47
8
membawahi Ka. Distrik I Lapangan Kenali Asam, Ka. Distrik II Lapangan
Produksi Tempino, Bajubang, Bungin Batu, dan beberapa Pengawas Utama pada
masing – masing lapangan. Sedangkan Produksi Utara membawahi Ka. Distrik I
Lapangan Produksi Ketaling, Ka. Distrik II Lapangan Setiti, Ka. Distrik III
Lapangan Produksi Sungai Gelam dan beberapa Pengawas Utama pada masing –
masing lapangan.
d. Work Over/Well Service (WO/WS)
WO/WS adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk melakukan perawatan
sumur dan melakukan pekerjaan lanjutan untuk meningkatkan hasil Produksi
Migas yang ada di Lapangan UBEP Jambi.
e. Layanan Operasi
Fungsi Layanan Operasi membawahi beberapa fungsi lain, seperti Human
Research (HR), Layanan Umum, Pengadaan Jasa, dan Manajemen Mutu. HR
berfungsi sebagai perencanaan dan pengembangan tenaga kerja, mulai dari
rekrutmen, promosi, mutasi, maupun training. HR memberikan layanan yang
bersifat services. Layanan Umum berfungsi sebagai penanganan masalah hukum
dan juga dalam urusan Informasi Teknologi (IT). Pengadaan Jasa berfungsi untuk
mengurus investasi yang berupa barang, jasa dan juga dalam urusan pembuatan
kontrak – kontrak. Sedangkan Manajemen Mutu berfungsi untuk pengembangan
organisasi yang bersifat inovatif.
2.4 Sekilas Sarana Produksi di UBEP Jambi
Stasiun Pengumpul Utama (SPU) adalah suatu tempat yang mana terdapat
peralatan heater treater, tangki, pompa dan lain sebagainya yang dapat
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
18/47
9
menampung cairan minyak dari Stasiun Pengumpul (SP) yang ada di Lapangan
UBEP Jambi.
SPU juga selain tempat penampungan cairan minyak juga untuk settling
(pengendapan) dalam waktu tertentu, sehingga terjadi pemisahan lapisan minyak
(emulsi) dan air formasi. Untuk selanjutnya air formasi ini dicerat semaksimal
mungkin hingga didapatkan minyak bersih dengan kadar air sekecil mungkin.
Kadar air pemompaan yang diizinkan tidak lebih dari 0,5%, hal ini sebagai
standar mutu produk minyak yang dibeli pelanggan.
Fungsi SPU
a. Tempat perhitungan produksi secara standar ( 15oC / 60
oF, 1 atm )
b. Menampung produksi cairan minyak dari SP-SP yang ada dilapangan.
c. Untuk mengendapkan cairan minyak (settling) untuk beberapa waktu,
hingga didapatkan pemisahan lapisan minyak dengan air formasi
didalam tangki.
d. Aftap air formasi (drain) semaksimal mungkin.
e. Mentransfer minyak ke tank farm SPP Tempino.
Peralatan ( Kelengkapan ) SPU Kenali Asam Jambi
1. Tangki (storage tank )
2. Inlet manifold cairan
3. Outlet manifold cairan
4. Pompa transfer ke SPP Tempino
5. Oil catcher / pit
6. Firewall / Tanggul semen
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
19/47
10
7. Rumah jaga (administrasi)
8. Pagar dan tangga – tangga
9. Alat Pemadam Api (APAR)
10. Penangkal petir
11. Lampu penerangan
12. Alat komunikasi (radio, telepon dll)
13. Saluran air bersih
14. Rambu – rambu larangan
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
20/47
11
III. TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Sifat – Sifat Fisik Fluida
3.1.1 Viskositas Minyak, μo
Viskositas fluida adalah ukuran kekentalan fluida atau keengganan fluida
untuk mengalir dan merupakan perbandingan shearing force terhadap shearing
rate. Definisi tersebut dapat dijelaskan dengan sistem perpindahan dua bidang
aliran fluida yang terjadi karena adanya gaya dorong (shearing force) sebesar F
yang bekerja pada luas bidang A, menghasilkan tenaga geser T = F/A. Shearing
rate ϴ yang dihasilkan oleh tenaga geser T adalah sebanding dengan gradient
kecepatan dv/dy dari fluida yang mengalir. Viskositas dinyatakan dalam satuan
unit poise atau centi poise (cp). Secara umum viskositas dipengaruhi oleh
temperatur, bila temperatur bertambah viskositas akan berkurang, sedangkan
pengaruh tekanan terhadap viskositas adalah viskositas akan bertambah bila
tekanan bertambah.
Viskositas minyak bumi juga dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan,
tetapi ada beberapa hal khusus yang menyebabkan naik – turunnya viskositas,
yaitu:
Temperatur naik viskositas minyak bumi berkurang.
Pada temperatur konstan viskositas fluida merupakan fungsi dari tekanan.
Pada kondisi tekanan reservoir diatas tekanan saturasi (Pb) berkurangnya
tekanan akan menurunkan viskositas, karena jarak antara molekul semakin jauh.
Pada kondisi tekanan reservoir dibawah tekanan saturasi (Pb) berkurangnya
tekanan akan menaikan viskositas, karena berkurangnya kelarutan gas dalam
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
21/47
12
minyak bumi. Viskositas minyak bumi ini sangat berpengaruh pada proses
produksi yang sedang berlangsung sebab proses produksi berakibat langsung pada
penurunan tekanan reservoir.
3.1.2 Faktor Volume Formasi
Faktor volume formasi didefinisikan sebagai perbandingan volume fluida
di dalam reservoir terhadap volume fluida pada kondisi standar (Pada tekanan
14,7 Psia dan temperatur 60
0
F). Volume fluida dalam reservoir banyak
dipengaruhi oleh tekanan, hal ini berhubungan langsung dengan banyaknya gas
yang terlarut dalam minyak. Volume fluida pada kondisi standar pada umumnya
relatif menjadi lebih kecil karena semua gas sudah keluar dari cairan
dibandingkan dengan volume yang ada di reservoir.
3.1.3 Faktor Volume Formasi Minyak, βo
Faktor volume formasi minyak didefinisikan sebagai besarnya volume
dalam reservoir yang ditempati oleh minyak ditambah dengan gas yang terlarut
pada tekanan dan temperatur standar. Sesuai dengan definisi dari FVF minyak,
harga βo ( Reservoir Barel (RB)/ Stock Tank Barrel (STB)) selalu lebih besar dari
satu (1), sehingga volume cairan yang ada direservoir selalu lebih besar bila
ditempatkan ke tangki – tangki penampung. Perubahan volume cairan tersebut
terjadi bersamaan dengan proses penurunan tekanan dan temperatur. Proses
terjadinya penurunan volume tersebut karena terbebasnya gas dalam cairan
bersamaan dengan turunnya tekanan reservoir menuju kondisi permukaan atau
kondisi standar. Penurunan tekanan tersebut dapat mengakibatkan sedikit
kenaikan volume cairan karena adanya sifat kompresibilitas. Hal ini terjadi karena
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
22/47
13
adanya penurunan temperatur tetapi sedikit kenaikan volume cairan tersebut dapat
diabaikan.
3.1.4 Kelarutan Gas Dalam Minyak, Rs
Kelarutan gas didefinisikan sebagai banyaknya gas yang berada dalam
minyak mentah dengan satuan cuft/STB. Kelarutan gas kedalam minyak
tergantung pada tekanan, temperatur, komposisi dari gas dan jenis minyak mentah
itu sendiri. Untuk gas dan minyak tertentu pada temperatur tetap, jumlah dari gas
yang terlarut dalam minyak naik terhadap tekanan, dan pada tekanan tetap jumlah
kelarutan tersebut akan turun apabila temperatur naik. Untuk temperatur dan
tekanan tertentu jumlah gas yang terlarut akan naik apabila komposisi dari gas dan
minyak mentah saling mendekati, jadi dapat dikatakan kelarutan tersebut akan
lebih besar untuk specific gravity gas yang lebih tinggi.
3.2 Densitas Minyak (ρ)
Densitas merupakan suatu perbandingan antar daerah massa suatu zat
yang berisi partikel – partikel dengan suatu daerah volume tertentu dari zat
tertentu. Densitas didefinisikan sebagai massa yang terdapat dalam satu satuan
volume. Secara matematis dirumuskan:
=
Keterangan: m : massa benda (kg).
V : volume benda ( ).
ρ : massa jenis benda ( ⁄ ).
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
23/47
14
Satuan: pound per cubic foot (lb/ft3).
gram per liter (g/liter).
kilogram per cubicmeter (kg/m3).
3.2.1 Specific gravity (SG)
Specific gravity (SG) minyak bumi merupakan perbandingan antara berat
jenis (densitas) minyak bumi dengan berat jenis air standar, dimana SG
dinyatakan sebagai bilangan yang tidak memiliki satuan.
SG =
Di dalam perminyakan, specific gravity minyak dapat dinyatakanoAPI
gravity yang dituliskan secara matematik, sebagai berikut:
0API =.
@ ℉ − 131.5 atau SG =
.
.
oAPI dan Specific Gravity minyak mentah menunjukkan kualitas minyak
mentah tersebut, sehingga makin tinggioAPI maka makin kecil nilai berat
jenisnya atau Specific Gravity – nya, dan sebaliknya semakin rendah nilaioAPI
maka makin berat nilai berat jenisnya, sehingga mutu dari minyak mentah tersebut
kurang baik karena banyak mengandung komponen – komponen yang mempunyai
sifat residual seperti lilin, aspal dan lainnya. Adapun jenis minyak mentah
menurut orang hulu dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Heavy Crude Oil, yang mempunyai0API antara 10 – 20
0API.
2. Medium Crude Oil, yang mempunyai0API antara 24 – 39
0API.
3. Light Crude Oil, yang mempunyai0API lebih besar dari 39
0API.
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
24/47
15
3.3 Emulsi
Emulsi sering didefinisikan sebagai dua jenis fluida yang tidak saling
bercampur dan tidak dapat dipisahkan secara cepat, emulsi sangat bervariasi
tergantung kondisi produksi suatu sumur terutama dengan adanya zat yang dapat
mengikat air dan dapat pula mengikat minyak. Emulsi terjadi karena adanya
gangguan keacakan dan karena adanya air.
Cairan yang terdispersi sebagai partikel – partikel kecil disebut fasa
dalam (internal) dari emulsi, sedangkan cairan dimana fasa dalam terdispersi
disebut fasa luar (external). Emulsi yang terbentuk biasanya air atau air garam
yang menjadi fasa dalam dan minyak sebagai fasa luarnya.
Emulsi terdiri atas:
Fasa terdispersi atau fasa internal
- Merupakan fasa cair yang terpecah menjadi butir – butir kecil.
fasa kontinyu (pendispersi) atau fasa eksternal.
- Cairan yang melingkupi butir cairan yang terpecah – pecah ( fasa
terdispersi).
3.3.1 Jenis Emulsi
a. Emulsi normal
Paling umum dan paling mudah dipecahkan. Butir – butir air tersebar
dalam minyak. Minyak merupakan fasa kontinyu (eksternal) sedangkan
air merupakan fasa tidak kontinyu (internal).
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
25/47
16
b. Emulsi “inverse” atau “reverse"
Tidak umum dan terjadi ketika perbandingan air terhadap minyak
meningkat. Butir-butir minyak tersebar didalam air. Di jumpai ketika
jumlah air dalam cairan total meningkat melebihi minyaknya, misal pada
suatu lapangan bertenaga pendorong air (water drive field ).
c. Makro emulsi dengan ukuran partikel (0.1 - 50) m, (cairan buram).
d. Mikro emulsi dengan ukuran partikel (0.001 - 0.1) m, (cairan jernih atau
tembus pandang).
e. Oil-in-water emulsion (O/W).
Emulsi minyak dalam air (O/W Emulsion) merupakan jenis emulsi
dengan minyak membentuk partikel-partikel kecil yang tersebar sebagai
droplet, sedangkan air sebagai fasa kontinyu. Terdapatnya kandungan
silika yang halus dan bersih, lempung serta material-material lain yang
bersifat larut dalam air (water soluble) mendukung pembentukan emulsi
yang stabil dari jenis ini.
Gambar 3.1 Emulsi Minyak Dalam Air
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
26/47
f. Water-in-oil
Emulsi air
sebagai fasa
Dengan mel
air dalam mi
- Emulsi k
sangat ke
- Emulsi le
droplet y
Emulsi air
aspal, lilin,
agent . Mat
emulsi air d
(oil soluble).
17
emulsion (W/O).
alam minyak adalah emulsi yang terbentuk
eksternal dan air sebagai fasa internal.
ihat besar ukuran butir fasa terdispersinya, m
nyak dapat dibagi menjadi dua kelompok ya
tat (tight emulsion), di indikasikan oleh uku
cil.
pas (coarse or loose emulsion) yaitu emuls
ng relatif besar.
alam minyak distabilkan oleh adanya sabu
garam, sulfida besi dan merchaptan seb
rial-material tersebut dapat berperan seb
lam minyak, karena sifatnya yang dapat lar
.
Gambar 3.2 Emulsi Air Dalam Minyak
dengan minyak
aka jenis emulsi
itu:
ran droplet yang
i dengan ukuran
, sulfonated oil,
gai emulsifying
agai pembentuk
t dalam minyak
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
27/47
18
Emulsi dilapangan minyak dapat terjadi dibeberapa tempat seperti:
1. Pada formasi yang terjadi aliran turbulen, disekitar dasar lubang sumur.
2. Didalam lubang sumur, aliran turbulen, gas lift, pompa benam.
3. Kepala sumur (valve dan choke).
4. Pada proses aliran – manifold, separator inlet, discharge, pompa minyak
transfer minyak.
Jenis emulsi berhubungan dengan produksi pada suatu lapangan minyak
yang terdiri dari minyak dan air, secara umum emulsi tidak terjadi di dalam
reservoir, tetapi terjadi selama proses produksi suatu sumur hingga ke fasilitas
treating. Syarat terjadinya emulsi adalah adanya dua jenis fluida yang tidak
tercampur dalam sistem. Minyak tidak larut di dalam air, sehingga fluida yang
satu tersebar terhadap fluida yang lain sebagai butiran.
Kondisi yang mempengaruhi terbentuknya emulsi adalah:
1. Cairan tidak saling bercampur.
2. Harus ada energi yang disuplai membuat pengadukan (agitasi), sehingga
menyebabkan suatu cairan (air) tersebar dalam minyak (sebagai fasa
kontinyu).
3. Adanya penyetabil atau zat emulsifying agent .
Faktor diatas yang mudah dikontrol adalah adanya agitasi (pengadukan).
Agitasi harus diperkecil baik disarana tranportasi maupun di treating section agar
emulsi dapat ditekan. Sumber – sumber agitasi terdapat pada fitting, belokan yang
tajam, choke, rod pump, valve gas lift, pompa sentrifugal. Atau pada semua
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
28/47
19
bentuk lain dimana energi cukup mengganggu kesetimbangan sistem sehingga
terjadi emulsi.
3.3.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Stabilitas Emulsi adalah:
1. Emulsifying agent .
2. Viskositas.
3. Spesific gravity, emulsified liquids.
4. Persen air.
5. Lamanya terbentuk emulsi,
6. Ukuran butir air yang tersebar di dalam minyak.
Pada sumur minyak emulsi dinyatakan sebagai water in oil emulsion.
1. Emulsifying Agent
Merupakan faktor utama yang mendukung stabilnya emulsi, tanpa
adanya emulsifying agent mustahil terbentuk emulsi yang stabil.
Emulsifying agent yang terjadi dilapangan minyak melibatkan material
organik polar (asphalt, resin, asam organik yang larut dalam fluida) atau zat padat
seperti (besi sulfat, zin sulfat, aluminium sulfat, calcium carbonat, silica dan besi
sulfat). Zat tersebut terdapat diantara permukaan minyak dan permukaan butiran
cairan air, dalam bentuk lapisan tipis yang disebut film, yang melingkupi
permukaan butiran cairan, zat ini berasal dari bawah permukaan.
2. Viskositas
Viskositas cairan merupakan hambatan untuk fluida mengalir, hambatan
yang terbesar pada cairan yang mengalir, lebih – lebih pada viskositas cairan yang
tinggi, pemanasan fluida akan memperkecil viskositas sehingga memudahkan
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
29/47
20
terjadi aliran. Secara umum semakin besar viskositas minyak waktu yang
diperlukan butiran cairan untuk mengendap semakin lama dalam rangka
pemisahan emulsi. Minyak dengan viskositas tinggi cenderung mempertahankan
butiran air dalam ukuran besar dari pada minyak dengan viskositas rendah.
3. Specific Gravity
Emulsi cairan dengan beda densitas yang besar antara minyak dan air,
akan semakin cepat dipisahkan selama proses pengendapan butiran air dari pada
emulsi dengan beda densitas yang kecil, bila minyak memiliki densitas besar
(oAPI kecil) akan cenderung mempertahankan butiran cairan didalam larutan
minyak lebih lama dari pada minyak yang memiliki densitas kecil, untuk alasan
yang sama jika butiran air tersebut merupakan air tawar akan sukar dipisahkan
dari pada butiran air asin.
4. Persen Air
Secara umum semakin besar persen air cenderung membentuk emulsi
yang kurang stabil. Secara kenyataan semakin besar prosentase air semakin besar
energi agitasi yang diperlukan untuk membentuk emulsi butiran air. Sering
dilapangan pada saat memproduksikan air pertama kali sukar dipisahkan airnya,
namun setelah prosentase air meningkat proses treating semakin mudah. Alasan
lainnya semakin besar kadar air, panas yang dibawa dari reservoir semakin besar
sehingga proses pemisahan butir cairan lebih mudah.
5. Lamanya Terbentuk Emulsi
Bila emulsi didalam tangki penimbun tidak di treating sejumlah air akan
mengendap karena gaya tumbukan dan gaya gravitasi dan akhirnya mengendap
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
30/47
21
namun masih ada dalam persen yang kecil atau sangat sedikit treating dilakukan
sampai selesai sehingga masih ada butiran air yang belum terpecahkan ikatannya
dengan emulsifying agent maka air tersisa dalam jumlah kecil, persen air yang
kecil ini cenderung stabil membentuk emulsi dan sukar dilakukan treating agar air
terpisahkan.
6. Ukuran Butir Air didalam Emulsi
Karena terjadi keacakan dari berbagai jenis energi yang menyebabkan
emulsi di dalam sistem sumur minyak, butiran air akan tersebar, ukuran butir air
ini dapat dari 1 mikron sampai beberapa ribu mikron (1 mikron = 0.0001 cm atau
1 cm = 10.000 mikron) dalam sistem emulsi tunggal air di dalam minyak. Butiran
air yang kecil harus ditumbukkan menjadi butiran air yang lebih besar sehingga
dapat mengendap.
7. Umur Emulsi
Ketika umur emulsi bertambah, mereka menjadi lebih stabil dan
memperbesar kesulitan pemisahan. Waktu yang dibutuhkan untuk meningkatkan
kestabilan sangat bervariasi dan tergantung pada berbagai faktor.
Sifat – sifat fisik internal dan eksternal dari aliran akan merubah umur
produksi dikarenakan:
o Perubahan – perubahan karakteristik formasi.
o Fluktuasi – fluktuasi pada kondisi tidak menentu yang ditemui dipermukaan.
Sedikit atau tanpa adanya emulsi dalam formasi – formasi “oil bearing”.
Emulsi yang terbentuk selama produksi fluida tersebut, dan tingkat pengemulsian
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
31/47
22
tergantung pada pengadukan (agitasi) kedua fasa tersebut oleh pompa, jepitan, dan
sebagainya.
3.3.3 Metoda Pemecahan Stabilitas Emulsi
Walaupun proses treating emulsi minyak bervariasi, faktor yang
dilibatkan dalam treating emulsi adalah sama, yaitu:
1. Pemecahan ikatan emulsifying agent terhadap butiran air.
2. Membuat tumbukan ukuran butir air yang kecil menjadi besar.
3. Mengendapkan ukuran butir air selama proses tumbukan atau setelah
tumbukan.
Proses pemecahan lapisan film yang populer sering dilakukan secara
pemanasan, secara kimia dan secara listrik yang digunakan bersama – sama
sehingga menjadi butiran yang lebih besar hal ini mendukung proses
pengendapan. Adapun metode yang dilakukan:
1. Pemisahan gravity
Waktu untuk settling harus cukup dengan jenis emulsi yang terkandung.
Ukuran butir yang besar laju pengendapan butiran akan lebih cepat dari ukuran
butir cairan yang kecil.
2. Penambahan panas
Penambahan panas akan memperbaiki pemisahan. Penambahan panas
akan menurunkan viskositas minyak, dibantu oleh reaksi kimia.
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
32/47
23
Penambahan beda specific gravity, menyebabkan butiran cairan akan
pecah disekitarnya karena adanya aliran panas. Digunakan alat pemanas untuk
maksud pemisahan minyak dari air.
3. Tumbukan secara mekanik
Exelcior masih mendukung.
Exelcior terhadap keduanya yaitu basah air atau basah minyak. Akan
menyebabkan butiran cairan bertumbukan dan membentuk ukuran
butir yang lebih besar.
4. Menggunakan zat kimia (memecahkan ikatan emulsi).
Memperkecil tegangan permukaan.
Merusak atau memecah ikatan dengan lapisan film.
5. Tumbukan secara elektrostatik.
Muatan listrik akan menyebabkan butiran cairan pecah disekitarnya dan
merubah tumbukan bentuk butiran cairan dari bulat menjadi elip. Hal ini akan
mempercepat emulsi dan air yang terkandung dalam minyak terpisah.
3.4 Fasilitas Produksi SPU Kenali Asam Jambi
Ada beberapa peralatan produksi yang terdapat di Stasiun Pengumpul
Utama (SPU) Kenali Asam Jambi adalah sebagai berikut:
1. Flow Line
Flow line adalah pipa penyalur minyak dan gas bumi dari suatu sumur
menuju tempat pemisahan atau penyulingan.
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
33/47
24
2. Heater Treater
Heater treater adalah vessel yang berfungsi memisahkan butiran – butiran air
yang masih terkandung didalam minyak. Pemisahan yang terjadi di dalam
heater treater menggunakan kalor atau pemanasan.
3. Chemicals Injection
Chemical yang biasa digunakan di stasiun pengumpul minyak ada empat, yaitu:
A. Demulsifier
Demulsifier berfungsi untuk memecah emulsi air dalam minyak,
memudahkan pemisahan minyak dengan air.
B. Corrosion Inhibitor
Corrosion inhibitor berfungsi untuk mencegah korosi yang terjadi di pipa-
pipa yang disebabkan oleh fluida reservoir seperti air.
C. Scale Inhibitor
Scale inhibitor berfungsi untuk mencegah terbentuknya scale yang dapat
menghambat aliran fluida di dalam pipe line.
D. Biocide (Sodium Hyphoclorite)
Biocide berfungsi untuk membunuh bakteri – bakteri yang dapat
menimbulkan gas H2S yang ada di dalam air yang terproduksi dari sumur.
4. De-Gassing Boot
Gas boot adalah alat yang digunakan untuk memisahkan gas yang masih
terkandung di dalam minyak setelah keluar dari heater treater . Di tempatkan
pada sistem proses produksi, yaitu setelah separator produksi dan heater
treater , tetapi pada sebelum wash tank atau storage tank . Gas yang keluar
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
34/47
25
dari puncak alat tersebut biasanya disalurkan secara tersendiri ke scrubber
sebab tekanannya hanya sedikit lebih besar dari tekanan atmosphere.
5. Storage Tank
Storage tank berfungsi sebagai tempat untuk menampung minyak sementara
sebelum dikirim ke pengolahan. Umumnya konstruksi tangki dibuat dengan
plat baja yang lebih tebal dari tangki produksi karena sifatnya permanen.
6. Shipping pump
Shipping pump adalah pompa sentrifugal yang digunakan untuk memompa
minyak dari tangki produksi menuju ke PD meter yang akan dikirim ke
stasiun selanjutnya untuk di jual.
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
35/47
26
IV. PROSES KERJA HEATER TREATER DI SPU KENALI ASAM
4.1 Fungsi Heater Teater di SPU Kenali Asam
Heater treater itu sendiri dapat juga diartikan vessel atau tabung yang
bertekanan, bekerja berdasarkan prinsip gravitasi, yang berfungsi memisahkan
butiran – butiran air yang masih terkandung di dalam minyak. Pemisahan yang
terjadi di dalam heater treater menggunakan kalor atau pemanas, dan ada juga
dengan sistem listrik (elektrostatik ).
Fungsi heater treater di SPU Kenali, sebagai pemisah kandungan air
formasi atau memisahkan butiran – butiran air formasi yang masih terikut di dalam
minyak, karena sebagian dari jenis minyak yang ada di lapangan UBEP Jambi
masih terdapat kandungan air formasi yang tinggi, maka heater treater atau alat
lain yang berhubungan dengan pemisahan sangat diperlukan. Dari hasil
pemisahan minyak dari heater treater akan dilanjutkan ke tangki penampung,
kemudian di dalam tangki minyak akan mengalami proses pengendapan atau
settling dalam waktu tertentu, sehingga akan terjadi pemisahan lapisan emulsi dan
air formasi di dalam minyak.
4.2 Proses Kerja Heater Treater di SPU Kenali Asam
Heater treater di SPU Kenali menggunakan sistem pemanas, pemanas
tersebut berasal dari fire tube yang didorong menggunakan gas kompresor,
kemudian minyak masuk ke heater treater, selanjutnya didalam heater treater
minyak dipanaskan hingga air formasi yang terikut minyak dapat dipisahkan.
Dari proses pemanasan tersebut terjadilah pemisahan antara air formasi
dengan minyak, kemudian minyak akan dialirkan ke tangki penampung untuk
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
36/47
27
proses settling, selanjutnya dipompakan ke SPP Tempino, sedangkan air formasi
akan di drain ke bak penampung atau disebut juga dengan oil catcher, selanjutnya
akan di injeksikan kembali ke sumur.
Gambar 4.1 Proses Kerja Heater Treater
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
37/47
28
4.3 Problema Yang Sering Terjadi di SPU Kenali Asam
Sebagian minyak dari stasiun pengumpul (SP) yang ada di lapangan UBEP
Jambi masih memiliki kandungan emulsi dan air formasi yang tinggi dan masih
minimnya alat – alat pemisah dari emulsi dan air formasi tersebut, seperti FWKO,
separator atau heater treater.
Melihat kondisi jarak antara SP dengan SPU Kenali Asam yang sangat
jauh yaitu ± 46 km, dan hanya di SPU Kenali Asam yang terdapat heater treater
menyebabkan proses settling di SPU Kenali Asam tidak berjalan optimal.
Problema yang ada di SPU Kenali, kandungan air formasi yang terikut
minyak. Berikut data BS & W di heater treater SPU Kenali Asam.
Data tanggal: 30 – 01 – 2013
API Inlet : ± 27.0 , SG : 0,88714
API Outlet : ± 31.1, SG : 0,87023
Tabel 4.1 Data BS & W Heater Treater SPU Kenali
JAM IN HT OUT HT TEMP
08.00 2.10 % 1.05 % 154 F
11.00 2.05 % 1.00 % 155 F
15.00 2.35 % 1.20 % 154 F
19.00 2.20 % 1.10 % 154 F
AVG 2.18 % 1.09 % 154 F
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
38/47
29
Catatan:
SPU Kenali Asam menghasilkan air bebas sebesar 28.3 bbls dari heater
treater akibat pemecahan emulsi.
Heater treater SPU Kenali Asam memiliki instrument yang lengkap dan
standart.
Koefesien atau supplay gas sesuai dengan kebutuhan pada heater treater.
4.4 Pemecahan Masalah Emulsi di SPU Kenali Asam.
Dilihat dari kondisi jarak antara SP dan SPU Kenali yang cukup jauh
sehingga perlunya alat treatment dengan pemanas yang terletak di SP itu sendiri
guna memperkecil kandungan air formasi sebelum minyak dikirim atau
dipompakan ke SPU Kenali. Dengan pemilihan chemical demulsifier yang tepat
dan cepat sesuai dengan jenis kandungan emulsi dan air formasi yang ada.
Memberikan ruang waktu settling atau pengendapan untuk minyak yang
semaksimal mungkin, sebelum minyak dipompakan ke SPU Kenali
4.4.1 Treater Dengan Pemanasan.
SPU Kenali Asam Jambi memiliki heater treater yang mempunyai fungsi
sebagai pemecah emulsi dan air formasi yang terikut minyak yang pada
operasinya merupakan tabung bertekanan berdasarkan prinsip gravitasi. Letak
heater treater dapat vertikal ataupun horizontal dan sering berhubungan langsung
dengan pemanasan menggunakan api.
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
39/47
30
Gambar 4.2 Vertikal Heater Treater
Treater dengan bertekanan dirancang berhubungan dengan fungsi
pemisahan, yaitu:
1. Separator minyak dan gas.
2. Jenis volume heater tidak melibatkan volume internal fire box.
3. Tangki gun barrel.
Perancangan treater (Craft el al) harus mempertimbangkan:
1. Jenis emulsi.
2. Produksi air bebas.
3. Sifat fisik minyak, air dan gas.
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
40/47
31
4. Waktu pengendapan berdasarkan analisa dari laboratorium.
5. Tekanan operasi pada kondisi yang paling akhir (paling buruk).
6. Treating temperatur.
7. Kapasitas firebox.
4.4.2 Sistem Kimia
Zat kimia demulsifier digunakan di dalam dehidrasi atau oil treating
dimana minyak memiliki peran yang memberikan pengaruh langsung terhadap
emulsifying agent di dalam minyak. Pada saat pemecahan kondisi dimana
permukaan minyak berubah menjadi kecil dan tegangan permukaan minyak
menjadi kecil sehingga butiran cairan (air) dapat saling bergabung dan
membentuk butiran yang lebih besar sehingga dapat mengendap.
Emulsi sangat bervariasi, suatu sumur ke sumur lainnya bila kondisi
produksi berubah. Emulsi yang terjadi karena adanya gangguan keacakan dan
karena adanya air. Karena zat pengemulsi merupakan gabungan senyawa, dan
juga air dan minyak memiliki sifat fisik yang berbeda sehingga temperatur
merupakan faktor yang penting dalam menentukan zat demulsifying yang sesuai
dan berapa konsentrasinya.
Secara prinsip ada empat aspek operasional yang dilibatkan untuk
memecahkan emulsi dengan treatment secara kimia, yaitu:
1. Menambahkan zat kimia (yang sesuai) kedalam emulsi.
2. Menyebarkan zat kimia.
3. Mengijinkan butiran alir saling bertumbukan.
4. Memberikan waktu (kesempatan) agar proses settling terjadi.
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
41/47
32
Faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam treatment secara kimia pada
emulsi di lapangan minyak:
1. Keefektifitasan demulsifier .
2. Titik injeksi demulsifier .
3. Temperatur aliran.
4. Mencampur demulsifier dalam sistem crude.
5. Penumbukan (penggabungan) butiran air yang tidak stabil.
6. Settling out butiran air.
Pemilihan demulsifier melibatkan pertimbangan berikut:
1. Terlalu banyak zat kimia sebagai pilihan, maka masalah yang ada harus
dievaluasi.
2. Pengujian.
a. Bottle test .
b. Dynamic coalescer (mengikuti kondisi di lapangan dilakukan di Lab).
3. Waktu reaksi.
a. Zat kimia yang memiliki reaksi cepat lebih mahal dari zat kimia yang
memiliki reaksi lambat.
b. Pemilihan tergantung dari keperluan yang nyata.
4. Perkiraan kelarutan atau pembentukan konsentrasi.
a. Biaya tranportasi.
b. Bagaimana melarutkannya sebelum diinjeksi.
c. Jenis pompa zat kimia.
d. Diperlukan untuk keberlangsungan kontinyu injeksi.
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
42/47
33
5. Perbandingan treatment .
a. API tinggi, 10 –
20 ppm.
b. API rendah, sampai dengan 100 ppm.
6. Menciptakan masalah yang lain melalui pemakaian zat kimia.
a. Menerima crude dengan melakukan penyulingan.
b. Kelebihan atau kekurangan treatment .
c. Membuat stabil dengan zat kimia lainnya.
7. Titik injeksi zat kimia.
a. Sebelum emulsi terbentuk.
b. Lebih efektif pada tempat yang memiliki temperatur yang tinggi.
c. Ada jaminan penginjeksian yang kontinyu dan komplit.
d. Contoh tempat lokasi.
1. Upstream dari aliran di bean.
2. Manifold pada stasiun aliran.
3. Annulus casing, pompa benam.
4. Sistem tenaga minyak.
5. Aliran masuk dari pompa.
8. Temperatur yang rendah atau suhu bervariasi, demulsifier masih bekerja
(subsea line).
9. Tumbukan
a. Mendukung terjadinya agitasi (pengadukan).
b. Menyesuaikan aliran melalui pipa kecil.
c. Merancang pipa pengatur (intensitas percampuran, waktu percampuran).
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
43/47
34
V. PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari hasil Praktek Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan di lapangan
PT. PERTAMINA EP UBEP Jambi, penulis menggambil simpulan:
1. Proses penanganan emulsi di SPU Kenali Asam menggunakan heater
treater dan demulsifier.
2. SPU Kenali Asam menghasilkan air bebas sebesar 28.3 bbls dari heater
treater akibat pemecahan emulsi.
3. Kondisi jarak antara SP dan SPU Kenali cukup jauh ± 46 km, sehingga
proses settling di SPU Kenali Asam tidak berjalan optimal karena hanya
berkisar ± 15 menit sebelum pengiriman minyak ke SPP Tempino.
5.2 Saran
Adapun saran dari penulis setelah Praktek Kerja Lapangan di PT.
PERTAMINA EP UBEP Jambi, sebagai berikut:
1. Perlunya penambahan heater treater di Stasiun Pengumpul (SP) yang
memiliki kandungan emulsi, sehingga minyak yang dikirim ke SPU Kenali
Asam sudah tidak mengandung emulsi.
2. Sebaiknya proses pemisahan air dan minyak di SP lebih di maksimalkan
sehingga minyak yang dikirim ke SPU Kenali Asam sudah memiliki Kadar
Air yang rendah (± 5%).
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
44/47
35
DAFTAR PUSTAKA
1. Edi Untoro,Ir., MT., 2013, “Emulsions and Oil Treating”, Sekolah Tinggi
Energi dan Mineral, Cepu.
2. Kunto Nurhendro,Ir., MM., 2009, Diktat Kuliah “Teknik Eksploitasi”
Diploma I, Akamigas-STEM, Cepu.
3. Struktur Organisasi PT. Pertamina EP UBEP Jambi : Jasa SDM.
4. Layanan Operasi PT. Pertamina EP UBEP Jambi.
5. HSE PT. Pertamina EP UBEP Jambi.
6. www.exterran.com, vertical-treater.JPG, 2013.
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
45/47
Lampiran 1.
Peta Wilayah Kerja PT. Pertamina EP UBEP Jambi
Setiti
Simpang TuanTuba Obi
SengetiPuspa
Kenali Asam
Sei. GelamBungin Batu
TempinoBajubang KTT & KTB
Panerokan
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
46/47
Struktur Organisasi PT. Pertamina
Lampiran 2.
P UBEP Jambi
8/19/2019 Kkw 2013-AAM
47/47
Lampiran 3.
Diagram Proses Bisnis Crude Oil PT Pertamina EP UBEP Jambi