VENTILASI DI TAMBANG GUDANG HANDAKPT. ANTAM Tbk. UNIT BISNIS
PERTAMBANGAN EMAS PONGKOR
KERTAS KERJA WAJIB
Oleh :
NAMA MAHASISWA : SAUDAHNIM : 551228 / BJURUSAN : TEKNIK UMUMPROGRAM STUDI : KEINSPEKTURANDIPLOMA : II (DUA)
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
AKADEMI MINYAK DAN GAS BUMI-STEM
Cepu, Mei 2013
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
PEMBIMBING PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Menyetujui :Learning Department Head
R. ARIS ASIKINNPP. 169364 6358
Mengetahui :Mine Planning Dept. Head
HERU DHARMA, STNPP. 100881 7204
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
Judul : VENTILASI DI TAMBANG GUDANG HANDAK PT.ANTAM Tbk. UBPE PONGKOR
Nama Mahasiswa : SAUDAHNim : 551228 / BJurusan : TEKNIK UMUMProgram Studi : KEINSPEKTURANDiploma : II (DUA)
MenyetujuiPembimbing Kertas Kerja Wajib
Ir. APUD DJADJULIE, MTNIP. 19520708 198103 1 002
MengetahuiKetua Program Studi Keinspekturan
Drs. LUCIUS RIYATNO, MMNIP. 19481212 197809 1 001
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
iKATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa karenaatas berkat limpahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikanKertas Kerja Wajib yang berjudul VENTILASI DI TAMBANG GUDANGHANDAK PT. ANEKA TAMBANG Tbk. UBPE PONGKOR sesuai denganjadwal yang ditentukan.
Dalam proses pembuatan Kertas Kerja Wajib ini, penulis tidak lepas daridukungan, bantuan, saran serta kritik yang membangun dari berbagai pihak sehinggaKertas Kerja Wajib ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu,perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang setulus - tulusnya kepada :1. PT. Aneka Tambang Tbk. UBPE Pongkor yang memberikan ijin melakukan
praktek kerja lapangan;2. Ir. Toegas S. Soegiarto, MT, selaku Direktur STEM Akamigas;3. Bapak Heru Dharma, ST, selaku Mine Planning Dept. Head UBPE Pongkor,
yang memberikan arahan selama penulis melaksanakan praktek kerja lapangan;4. Bapak Radyan Prasetyo ST. Msi, dan Bapak Siswanto, bagian ventilasi UBPE
Pongkor selaku pembimbing lapangan dan penulisan KKW, yang memberikanpembelajaran ventilasi, motivasi, semangat, kepercayaan diri kepada penulisdalam menyelesaikan tugas praktek di Antam UBPE Pongkor;
5. Bapak Drs. Lucius Riyatno, MM, selaku Kepala Program Studi KeinspekturanPTK AKAMIGAS-STEM;
6. Bapak Ir. Apud Djadjulie, MT, selaku dosen pembimbing Kertas Kerja Wajib;7. Rekan rekan Mine Plan and Development UBPE Pongkor, yang membantu
penulis selama melaksanakan PKL;8. Seluruh Bapak dan Ibu dosen, Civitas Akademika dan Staf STEM Akamigas
yang membantu penulis selama proses belajar di STEM Akamigas;9. Orang tuaku serta saudara-saudaraku atas doa, cinta, perhatian, waktu dan
dukungannya yang telah diberikan;10. Rekan - rekan mahasiswa STEM Akamigas khususnya mahasiswa
Keinspekturan, atas saran serta diskusi yang bermanfaat bagi penulis;11. Semua pihak yang telah membantu baik secara moral dan materil kepada penulis
yang tak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Kertas Kerja Wajib ini dapat bermanfaat khususnya bagi diri penulisdan orang lain pada umumnya. Atas perhatiannya, penulis mengucapkan terimakasih.
Cepu, Mei 2013Penulis,
( Saudah )551228 / B
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
ii
INTISARI
Ventilasi adalah satu sistem strategis yang tak terpisahkan dalam aktivitaspertambangan bawah tanah. Selain mensuplay udara bersih untuk pekerja dan alat-alat diesel, ventilasi tambang bawah tanah juga berfungsi sebagai pengaturkelembaban serta mengatur konsentrasi debu dan gas berbahaya. Udara kotor, debudan kelembaban dapat diukur dan diatur kualitas dan kuantitasnya dan dikontroldengan Nilai Ambang Batas (NAB).
Mengalirkan udara segar ke dalam tambang, diperlukan suatu jaringan ventilasitambang yaitu saluran untuk mengalirkan udara melalui flexibel dengan bantuankipas (fan). Fan adalah pompa udara yang digunakan untuk menimbulkan perbedaantekanan udara, sehingga udara akan bergerak dari tempat yang tekanannya lebihtinggi ke tempat yang tekanannya lebih rendah.Gudang Handak merupakan lokasi penambangan di PT. Antam Tbk UBP EmasPongkor yang memiliki beberapa front kerja dan akses jalan yang sering dilalui olehpekerja dan alat berat. Gudang Handak membutuhkan suatu pengukuran untukmemastikan kualitas dan kuantitas udara sesuai dengan standar udara pada tambangbawah tanah. Alur udara mulai bergerak dari Portal I dan Portal II (saat ini sudahcollapse) melewati Main Houlage Level, Cross Cut 3, ke Cross Cut 4, Cross Cut 5dan ke Akses Head Frame karena terisap oleh Main Exhaust Fan di Raise Manual IIIkeluar permukaan sebagai udara kotor.
Lokasi penelitian berada di Portal 1, Cross Cut 2 Cikupa, Cross Cut 3Shrinkage, Cross Cut 4, Sill Drift Cross Cut 4, Cross Cut 5, Cross Cut 5 Ujung,Block III Ramp Down, Akses Head Frame, Block III Ciguha Timur, Sill Drift B2Ciguha Timur 1, Sill Drift Portal II, Portal 2. Gudang Handak sendiri mempunyaitiga intake yaitu Portal 1, Portal 2, dan Raise Manual 2 yang sudah collapse serta 1Exhaust di Raise Manual 4.
Berdasarkan pengukuran pada jaringan ventilasi di tambang Gudang Handakdiketahui bahwa udara di tambang Gudang Handak termasuk dalam kategori cukupkarena supply udara bersih lebih besar dari kebutuhan udara di dalam tambang. Nilaikelebihan udara sebesar 21,70 m3/s. Pada beberapa front kerja yang tidak tersuplaiudara alam, digunakan Auxiliary Fan dengan sistem Overlap seperti di Blok Cikupa,Ciguha Timur I, Ciguha Timur II, Cross Cut VII dan Blok II serta Blok III Utara.Debu tidak menjadi kendala besar dalam ventilasi di tambang Gudang Handakkarena tidak ditemui front kerja dengan konsentrasi debu tinggi dan berbahaya.Meskipun begitu, penggunaan Alat Pelindung Diri tetap wajib untuk pekerja sertadilakukan pemantauan debu secara berkala.
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
iii
DAFTAR ISI
HalamanLEMBAR PENGESAHANKATA PENGANTAR.......................................................................................................... iDAFTAR ISI ..................................................................................................................... iiiDAFTAR GAMBAR ...........................................................................................................vDAFTAR TABEL .............................................................................................................. viDAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN ............................................................................................................11.1 Latar Belakang ................................................................................................ 11.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 21.3 Maksud dan Tujuan ......................................................................................... 21.4 Manfaat ........................................................................................................... 21.5 Batasan Masalah ............................................................................................. 31.6 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan ..................................................... 31.7 Sistematika Penulisan ...................................................................................... 3
II. ORIENTASI UMUM .....................................................................................................52.1 Kondisi Umum ................................................................................................ 5
2.1.1 Sejarah Singkat PT. ANTAM Tbk. UBPE Pongkor ................................ 52.1.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah ............................................................. 72.1.3 Kondisi Sosial Ekonomi Budaya Disekitar UBPE Pongkor .................... 8
2.2 Kondisi Geologi .............................................................................................. 92.2.1 Geomorfologi......................................................................................... 92.2.2 Stratigrafi ............................................................................................. 102.2.3 Struktur Geologi .................................................................................. 102.2.4 Urat Emas di Pongkor .......................................................................... 11
2.3 Penambangan ................................................................................................ 132.3.2 Pelaksanaan Penambangan UBPE Pongkor ......................................... 172.3.3 Pengolahan .......................................................................................... 192.3.4 Pengelolaan Lingkungan ...................................................................... 22
III. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 243.1 Penambangan Bawah Tanah ........................................................................ 24
3.1.1 Lubang Bukaan .................................................................................. 253.1.2 Metode Penambangan .......................................................................... 273.1.3 Kegiatan Penambangan Pada Sistem Penambangan Bawah Tanah ....... 30
3.2 Ventilasi Tambang Bawah Tanah ................................................................. 303.2.1 Fungsi Ventilasi Tambang.................................................................... 313.2.2 Prinsip Aliran Udara Tambang ............................................................. 313.2.3 Kualitas Udara Tambang ...................................................................... 323.2.4 Jenis Jenis Ventilasi Tambang ........................................................... 333.2.5 Dasar Dasar Perhitungan Jaringan Ventilasi ...................................... 373.2.6 Gas Gas Pengotor Pada Udara Tambang ........................................... 38
3.3 Dasar Peraturan Ventilasi Tambang ............................................................... 42
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
iv
IV. PEMBAHASAN ......................................................................................................... 464.1 Metode Penambangan ................................................................................... 46
4.1.1 Ramp up dan Ramp Down .................................................................. 474.1.2 Aktivitas Development ....................................................................... 474.1.3 Aktivitas Produksi .............................................................................. 484.1.4 Jumlah Pekerja dan Alat Berat ............................................................. 48
4.2 Ventilasi di Tambang Gudang Handak ......................................................... 494.3 Intake dan Outake di Gudang Handak .......................................................... 51
4.3.1 Intake ................................................................................................... 514.3.2 Outake ................................................................................................. 53
4.4 Perlengkapan Sistem Ventilasi Gudang Handak ........................................... 554.4.1 Fan ...................................................................................................... 554.4.2 Flexible Duct ....................................................................................... 554.4.3 Pintu Angin (Portholes) ....................................................................... 56
4.5 Peralatan Ukur Ventilasi ................................................................................ 574.5.1 Anemometer ......................................................................................... 574.5.2 Smoke Tube .......................................................................................... 574.5.3 Gas Detector ........................................................................................ 584.5.4 Sling Psycometric ................................................................................ 59
4.6 Suhu dan Kelembaban di Front Kerja ............................................................ 604.7 Gas di Tambang Gudang Handak .................................................................. 604.8 Spesifikasi Fan dan Exhaust .......................................................................... 61
V. PENUTUP .................................................................................................................... 635.1 Kesimpulan .................................................................................................. 635.2 Saran ............................................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
vDAFTAR GAMBAR
HalamanGambar 2.1 Lokasi UBPE Pongkor ......................................................................................7Gambar 2.2 Stratigrafi UBPE Pongkor ............................................................................... 10Gambar 2.3 Metode Cut and fill ........................................................................................ 14Gambar 2.4 Shrinkage Stoping ........................................................................................... 14Gambar 2.5 Jack Leg.......................................................................................................... 15Gambar 2.6 Jumbo Drill ..................................................................................................... 15Gambar 2.7 Alur Siklus Produksi ....................................................................................... 16Gambar 2.8 Granby Car ..................................................................................................... 19Gambar 2.9 Penanaman Pohon di Sekitar Tambang ............................................................ 23Gambar 3.1 Siklus Penambangan ....................................................................................... 30Gambar 3.2 Ventilasi sistem exhaust .................................................................................. 35Gambar 3.3 Forcing system ventilation .............................................................................. 36Gambar 3.4 Overlap system ventilation .............................................................................. 36Gambar 4.1 Jaringan Ventilasi Gudang Handak .................................................................. 49Gambar 4.2 Portal I Gudang Handak ................................................................................. 52Gambar 4.3 Portal II Gudang Handak ................................................................................ 52Gambar 4.4 Main fan exhaust 132 KW di permukaan ......................................................... 54Gambar 4.7 Fan ................................................................................................................. 55Gambar 4.8 Flexible Duct .................................................................................................. 56Gambar 4.8 Pintu Angin di Gudang Handak ....................................................................... 56Gambar 4.9 Anemometer .................................................................................................... 57Gambar 4.10 Smoke Tube ................................................................................................... 58Gambar 4.11 Gas Detector ................................................................................................. 59Gambar 4.12 Sling Psycometric .......................................................................................... 59
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
vi
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 2.1 Kronologis PT. ANTAM Tbk. UBPE Pongkor ......................................................6Tabel 3.1 Komposisi Udara Segar ...................................................................................... 32Tabel 3.2 NAB Indeks Suhu Basah Dan Bola (ISBB) Yang Diperkenankan........................ 45Tabel 4.1 Jumlah Pekerja dan Alat Berat Gudang Handak .................................................. 48Tabel 4.2 Kebutuhan Udara Gudang Handak ...................................................................... 49Tabel 4.3 Kualitas Udara Gudang Handak .......................................................................... 53Tabel 4.4 Suhu dan Kelembaban Gudang Handak .............................................................. 60
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Sketsa Vein UBPE Pongkor.Lampiran 2. Siklus Penambangan UBPE Pongkor.Lampiran 3. Siklus Pengolahan UBPE Pongkor.Lampiran 4. Settling Pond (1).Lampiran 5. Settling Pond (2).Lampiran 6. Peta Jaringan Ventilasi Gudang HandakLampiran 7. Sifat Sifat Gas TambangLampiran 8. Peta Geologi dan Sistem Vein Di Pongkor
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
1I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Antam Tbk, UBP Emas Pongkor adalah salah satu perusahaan tambang
yang melakukan penambangan bijih (ore) emas dengan sistem penambangan
bawah tanah metode cut and fill. UBP Emas Pongkor memiliki beberapa urat
(vein) emas yaitu di Gudang Handak, Ciguha, Kubang Cicau, dan Ciurug.
Ventilasi pada penambangan bawah tanah menjadi hal yang penting agar
penambangan dapat dilaksanakan dengan suasana kerja dan lingkungan kerja yang
nyaman.
Ventilasi tambang sangat diperlukan untuk menyuplai udara segar bagi para
pekerja, kebutuhan kerja alat serta mengeluarkan udara dan gas pengotor selama
berada di dalam tambang. Udara dan gas-gas pengotor akan mengganggu
efektifitas dan efisiensi kerja sehingga dibutuhkan suatu sistem jaringan ventilasi
yang dapat menyalurkan udara segar yang bebas dari gas gas beracun dan debu
pengotor. Udara yang terbebas gas gas beracun dan debu pengotor dapat
dikontrol dengan Nilai Ambang Batas dari hasil pengukuran kualitas dan kuantitas
udara yang dialirkan ke front atau drift.
Mengalirkan udara segar ke dalam tambang diperlukan perlengkapan seperti
flexibel dan kipas (fan). Fan adalah pompa udara yang digunakan untuk
menimbulkan perbedaan tekanan udara, sehingga udara akan bergerak dari tempat
yang tekanannya lebih tinggi ke tempat yang tekanannya lebih rendah.
Gudang Handak merupakan lokasi penambangan di PT Antam Tbk UBP
Emas Pongkor yang memiliki beberapa front kerja dan akses jalan yang sering
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
2dilalui oleh pekerja dan alat berat, sehingga membutuhkan suatu pengukuran
untuk memastikan kualitas dan kuantitas udara di lokasi tersebut sesuai dengan
standar udara pada tambang bawah tanah. Ventilasi tambang diperlukan untuk
memastikan temperatur dan kelembaban di Gudang Handak setelah dibuat lubang
tembusan baik berupa RM (Raise Manual) maupun RC (Raise Climber).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam laporan Praktek Kerja Lapangan
adalah mengamati dan mengevaluasi Jaringan Ventilasi di Tambang Gudang
Handak PT.ANTAM Tbk. UBPE Pongkor
1.3 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan yang hendak dicapai dalam praktek kerja
lapangan ini adalah :
1. Memenuhi salah satu kurikulum yang ada pada jurusan KEINSPEKTURAN
PTK AKAMIGAS STEM.
2. Mengetahui aplikasi teori ventilasi di lapangan, khususnya pelaksanaan
ventilasi tambang bawah tanah di PT. Antam Tbk. UBPE Pongkor.
3. Mengetahui pelaksanaan ventilasi pada tambang emas bawah tanah PT.
Antam di UBPE Pongkor.
1.4 Manfaat
Manfaat dilakukannya Praktek Kerja Lapangan adalah untuk medapatkan
dasar-dasar pengetahuan tentang sistem ventilasi di tambang bawah tanah serta
implementasinya di lapangan.
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
31.5 Batasan Masalah
Pembahasan pada Kertas Kerja Wajib ini dibatasi pada hal-hal yang terkait
dengan pelaksanaan ventilasi pertambangan bawah tanah PT. Antam Tbk. UBPE
Pongkor di Tambang Gudang Handak.
1.6 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan
Praktek kerja lapangan dilakukan di PT. ANTAM Tbk. UBPE Pongkor
yang berlokasi di Kabupaten Bogor, Kecamatan Nanggung di Desa Bantar Karet
Bogor 16650. Telp. (0251) 369999. Fax (0251) 681543. Jadwal kerja praktek
dilaksanakan sesuai prosedur yang telah disepakati yaitu pukul 08.00 16.00
WIB, dilaksanakan selama 19 hari dimulai pada hari senin, 21 Januari sampai
dengan 08 Februari 2013.
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk memperjelas dan mempermudah Laporan Kerja Praktek ini,
sistematika penulisan disusun sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini meliputi : latar belakang, rumusan masalah, maksud dan
tujuan PKL, manfaat PKL, batasan masalah, lokasi dan waktu
PKL, sistematika penulisan.
BAB II : ORIENTASI UMUM
Bab ini menjelaskan secara umum Unit Bisnis Pertambangan
Emas Pongkor PT. Antam Tbk yang terdiri dari : sejarah
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
4singkat, lokasi dan kesampaian daerah, kondisi sosial ekonomi
budaya, geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, urat emas.
BAB III : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi teori teori yang berkaitan dengan metode dan
kegiatan penambangan serta ventilasi tambang bawah tanah
BAB IV : PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang deskripsi tambang bawah tanah
Gudang Handak, metode penambangan, sistem ventilasi,
perlengkapan dan peralatan ventilasi, kuantitas dan kualitas
udara tambang, spesifikasi blower dan exhaust, jenis gas yang
ada.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
5II. ORIENTASI UMUM
2.1 Kondisi Umum
2.1.1 Sejarah Singkat PT. ANTAM Tbk. UBPE Pongkor
PT. Antam Tbk. adalah salah satu perusahaan pertambangan terbesar di
Indonesia dan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PT. Antam Tbk
memiliki beberapa anak perusahaan salah satunya adalah UBPE Pongkor di
Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat.
Berdirinya PT. Aneka Tambang Tbk. UBPE Pongkor dimulai sejak tahun
1974 dengan melaksanakan eksplorasi logam dasar ( pb & zn ) di bagian utara
Gunung Pongkor. Pada Tanggal 1 Agustus 2000 UBPE Pongkor mendapatkan
Kuasa Pertambangan Eksploitasi dengan nomor : KW 98 PP 0138/Jabar, luas
lahan 6.047 hektar.
Di tahun yang sama, Unit Penambangan Emas Pongkor berubah menjadi :
Unit Bisnis Pertambangan Emas sejalan dengan restrukturisasi yang dilakukan
PT. Antam Tbk serta memperoleh Sertifikasi ISO 9002 1996, melakukan
pembangunan tunnel level 600 & 700 Ciurug. Tahun 1997 dilakukan perluasan
tambang Ciurug (mechanized mine) dan pembangunan pabrik II untuk
meningkatkan kapasitas produksi menjadi 5 ton emas per tahun.
Pada tahun 2001 UBP Emas Pongkor mendapat sertifikat iso 14001 : 1996
mengenai Sistem Manajemen Lingkungan ( Environmental Management System).
Secara lengkap kronologis dapat dilihat pada tabel 2.1
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
6Tabel 2.1 Kronologis PT. ANTAM Tbk. UBPE Pongkor
Tahun Kronologis1974 ~ 1981 Eksplorasi logam dasar ( pb & zn ) pada bagian utara gunung pongkor oleh
geologist Aneka Tambang.
1981 Dilakukan survey pendahuluan di daerah Pongkor dan menemukan endapan
urat kuarsa bekadar 4 gpt (gram per ton) emas dan 126 gpt perak.
1983 ~ 1988 Kegiatan eksplorasi ditangguhkan, karena fokus ke Cikotok.
1988 ~ 1991 Kegiatan eksplorasi dilakukan secara sistimatik dan lengkap.
1990 ~ 1991 1. Studi Kelayakan
2. Terbit Kuasa Pertambangan Exploitasi ( KP DU 893/JABAR ) seluas
4.058 hektar
1992 Pembangunan jalan masuk (access road) Parempeng ke Pongkor sepanjang
12,5 km, bekerja sama dengan PEMDA Kabupaten Bogor dan ABRI
(program karya bhakti ABRI).
1993 Pembangunan fisik pabrik berkapasitas 2,5 ton emas dan tailing dam.
1994 1. Commisioning pabrik pengolahan emas
2. Menjadi salah satu unit produksi dengan nama Unit Pertambangan
Emas Pongkor.
1997 Perluasan tambang Ciurug (mechanized mine) dan pembangunan pabrik II
untuk meningkatkan kapasitas produksi menjadi 5 ton emas per tahun.
1998 Terjadi kerusuhan pada tanggal 3 Desember yang dipicu oleh masalah PETI
dan mengakibatkan rusaknya beberapa fasilitas pabrik dan terhentinya
produksi selama 10 hari.
2000 Tanggal 1 Agustus mendapatkan Kuasa Pertambangan Eksploitasi : KW
98 PP 0138/Jabar, seluas 6.047 hektar
1. Unit pertambangan emas pongkor berubah menjadi : Unit Bisnis
Pertambangan Emas sejalan dengan restrukturisasi yang dilakukan PT.
Antam Tbk
1. Memperoleh Sertifikasi iso 9002 - 1996
2. Pembangunan tunnel level 600 & 700 ciurug.
2001 Memperoleh sertifikat iso 14001 : 1996 ( environmental management
system).
(Sumber : PT. ANTAM Tbk)
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
72.1.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah
Lokasi Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor secara administratif
terletak di Gunung Pongkor, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung,
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pencapaian lokasi ini dapat dilakukan
melalui perjalanan darat dari Jakarta ke arah Bogor kemudian dilanjutkan ke
Leuwiliang dengan jarak tempuh sekitar 100 Km atau dengan waktu tempuh
sekitar 4 jam.
Waktu tempuh dari kota Bogor sejauh 54 Km atau sekitar 2 - 2,5 jam
perjalanan darat (dengan menggunakan mobil atau motor), kondisi jalan beraspal,
menanjak dan berkelok-kelok sehingga kendaraan tidak bisa melaju dengan cepat
( lihat gambar 2.1)
Gambar 2.1 Lokasi UBPE Pongkor(Dokumen Departemen Eksplorasi PT. ANTAM Tbk.)
Letak geografis Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor ini terletak pada
koordinat 10630'01,0" s/d 10635'38" Lintang Selatan dan 636'37,2" s/d
648'11,0" Bujur Timur.
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
82.1.3 Kondisi Sosial Ekonomi Budaya Disekitar UBPE Pongkor
Kondisi sosial Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor dicerminkan dari
dua hal yakni berdasarkan mata pencaharian dan tingkat pendidikan penduduk di
setiap desa. Kecamatan Nanggung merupakan salah satu wilayah binaan PT.
Aneka Tambang Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor. Beberapa
program bina lingkungan telah dilaksanakan di beberapa desa di kecamatan ini
antara lain pembangunan prasarana dan sarana umum, serta perbaikan rumah
penduduk tidak layak huni.
Potensi Kecamatan Nanggung adalah pertanian dan perkebunan, sehingga
dominasi mata pencaharian penduduk di wilayah ini adalah tani. Urutan kedua
jenis pekerjaan terbanyak yang dilakukan oleh warga Kecamatan Nanggung
adalah buruh, terdiri atas buruh tani, kuli, dan pembantu rumah tangga. Urutan
jenis pekerjaan dengan jumlah penduduk terbesar ketiga dan seterusnya adalah
swasta, wiraswasta, PNS, dan lain-lain. Swasta yang di maksudkan adalah bekerja
di sektor swasta meliputi bidang dan bekerja di perusahaan swasta. PNS, Polri,
TNI yang dimaksudkan termasuk pensiunan, sedangkan wiraswasta terdiri atas
pengusaha kecil dan menengah, pedagang, dan perajin. Jenis pekerjaan lainnya
terdiri dari dukun dan ahli pengobatan alternatif. Jenis pekerjaan masyarakat
Kecamatan Nanggung yang tidak secara eksplisit tercatat dalam data potensi desa
adalah penambang liar atau biasa dikenal dengan nama gurandil. Jenis pekerjaan
ini tumbuh karena wilayah Kecamatan Nanggung khususnya di Desa Malasari dan
Bantar Karet memiliki kandungan emas dimana UBPE Pongkor bekerja, dan
awalnya lebih banyak dikerjakan oleh masyarakat pendatang.
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
92.2 Kondisi Geologi
2.2.1 Geomorfologi
Geologi daerah Pongkor merupakan jalur batuan gunung api memanjang
dari Barat ke Timur yang lebarnya berkisar 30 - 40 km dan merupakan jalur
gunung api yang masih aktif. Daerah penyebaran gunung api merupakan suatu
rangkaian pegunungan yang relatif berelief dengan ketinggian 500 - 2200 m diatas
permukaan laut dan umumnya masih tertutup hutan primer.
Sungai utama yang mengalir pada daerah ini adalah sungai Cikaniki dengan
arah memanjang relatif tenggara timur laut yang bermuara ke sungai Cisadane,
yang berada pada sisi timur laut daerah ini. Anak-anak sungai Cikaniki antara lain
adalah sungai Cisarua, sungai Cikaret, sungai Cimanganten, sungai Ciguha,
sungai Ciparay, sungai Cisaninten, dan sungai Ciparigi, yang membentuk pola
penyaliran dendrintik.
Lembah-lembah sungai Cikaniki umumnya sempit, curam dan berbentuk
huruf V. Di beberapa tempat ditemukan juga lembah sungai yang agak lebar
dan landai, serta berkelok-kelok sehingga dimanfaatkan oleh penduduk setempat
menjadi daerah persawahan. Namun pada umumnya tebing sungai Cikaniki dan
anak sungai Ciguha sangat terjal dan sangat sulit untuk dilewati.
Tata guna lahan wilayah KP eksplorasi ini terdiri dari sekitar 30%
merupakan kawasan hutan lindung, 35% kawasan Perhutani, 35% merupakan
lahan masyarakat. Kawasan Hutan Lindung membentang dari daerah Nirmala di
bagian barat ke daerah Citugu bagian Timur, tanah masyarakat menyebar dari
bagian tengah sisi barat ke arah timur laut. Kawasan Perhutani menyebar dari arah
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
10
utara ke selatan secara tidak menerus karena dibatasi oleh tanah masyarakat
maupun hutan lindung.
2.2.2 Stratigrafi
Satuan batuan tufa breksi menyebar dibagian selatan terutama di sepanjang
sungai Cikaniki. Satuan ini diterobos dan terpotong oleh urat kuarsa yang
mengandung emas. Satuan batuan tufa breksi terutama disusun oleh tufa, tufa
lapili, tufa breksi, aglomerat dan sisipan lempung. Sisipan batu tufa lebih banyak
ditemukan jika semakin ke barat laut. Tufa breksi disusun oleh komponen-
komponen andesit, batu lempung lanauan, batuan tersilifikasi dan tufa yang
berbentuk menyudut sampai membundar tanggung berukuran 2-3 cm. Komponen-
komponen tersebut terdapat dalam matriks yang tersusun oleh mineral batuan
berukuran halus (lihat gambar 2.2)
Gambar 2.2 Stratigrafi UBPE Pongkor
(sumber : eksplorasi UBPE Pongkor)
2.2.3 Struktur Geologi
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu didapatkan sejumlah struktur sesar.
Sesar tersebut adalah sesar Cikaniki, sesar Cihalang, sesar Curug Bitung, sesar
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
11
Cihalang, sesar Pasir Pogor, sesar Gunung Singa, sesar Cisarua, sesar Cidurian,
sesar Ciguha, sesar Ciurug, sesar Telukwaru. Pola sesar ini sifatnya adalah
mendatar, bila sesar-sesar ini dianggap dua conjugate shear maka semua batuan
mengalami gerak yang menerus pada arah utara selatan atau barat timur.
2.2.4 Urat Emas di Pongkor
Mineralisasi emas yang terdapat di daerah Pongkor ditemukan urat kuarsa
yang berpola saling sejajar dengan jurus umum barat laut tenggara. Urat urat
kuarsa tersebut adalah :
1. Urat Pasirjawa
Urat Pasirjawa memanjang sekitar 1200 meter dengan lebar antara 2 meter
sampai 18 meter dan arah N170oE kemiringan 70o sampai 75o ke arah barat. Jenis
litologi dari tufa, tufa lapili, tufa breksi, andesit, sisipan batu lempung, dan urat
kuarsa, umumnya telah mengalami ubahan argilitisasi (mineral teralterasi menjadi
lempung) dan propilitisasi (mineral teralterasi menjadi klorit limonit). Terdapat
retakan batuan yang sangat rapat dan sebagian besar terisi oleh kuarsa, limonit,
oksida mangan dan lempung terutama didaerah kontak urat dengan batuan
samping. Urat berkadar bijih lebih besar dari 4 gr/ton Au adalah urat dinding
dengan lebar bijih antara 2-8 meter sepanjang 206 meter.
2. Urat Ciguha
Urat Ciguha Utama terbentang dengan panjang sekitar 1500 m dengan lebar
antara 1 - 7,5 meter, dengan arah N142oE, kemiringan antara 70o sampai 85o ke
arah barat. Litologi penyusunnya terdiri dari tufa breksi, tufa lapili, tufa andesitik,
dan urat kuarsa. Sangat banyak terdapat ubahan batuan terkloritisasi dan
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
12
terpiritisasi disertai urat - urat tipis kuarsa dengan kerapatan 1 - 3 meter dan lebar
1 - 40 centimeter yang memperlihatkan arah penyebaran sejajar dengan urat
kuarsa sangat umum dijumpai sepanjang terowongan. Zona bijih pada urat utama
adalah sepanjang 135 meter dengan kadar rata-rata 4,0 28,18 gr/ton dan pada
urat timur sepanjang 235 meter dengan kadar rata-rata 4,0 28,46 gr/ton Au.
3. Urat Ciguha Timur
Urat Ciguha Timur memanjang sekitar 900 m dengan lebar antara 1,0 2,5
meter dan arah N170oE, kemiringan 70o sampai 75o ke arah barat. Urat ini
terdapat dalam batuan breksi dan tufa andesetik yang telah mengalami ubahan
kloritisasi dan piritisasi. Urat berkadar bijih 4,00 23,48 gr/ton Au sepanjang 100
meter pada drift vein tampak menipis ke barat.
4. Urat Kubang Cicau
Urat Kubang Kicau terdiri atas beberapa urat yang membentuk suatu sistem
urat yang terdiri dari urat utama yang mengalami peralihan dari arah utara
selatan ke arah timur dengan sudut kemiringan antara 65o 75o dan lebar antara 2
10 meter dan beberapa urat lainnya dengan arah antara N330oE sampai N355oE
dengan sudut kemiringan 60o 70o ke arah timur. Panjang penyebaran urat ini
kurang lebih 2500 meter.
5. Urat Ciurug
Penyebaran urat mempunyai pola sub pararel dengan arah umum jurus barat
laut tenggara dan utara selatan dengan kemiringan relatif tegak antara 55o
sampai 90o ke arah barat daya dibagian barat dan ke arah timur laut dibagian
timur, dengan ketebalan yang bervariasi 0,80 meter sampai 24 meter. Singkapan
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
13
bijih ditemukan pada elevasi antara 550 - 750 meter dari permukaaan laut. Urat
Ciurug memanjang kurang lebih 2500 meter dengan arah N330oE sampai N350oE,
sudut kemiringan antara 55o sampai 70o kearah timur dengan lebar antara 2 - 25
meter. Urat-urat kuarsa yang ditemukan umumnya telah mengalami pelapukan
dan peretakan yang sangat lanjut dan sering dijumpai adanya rongga-rongga
akibat pelarutan oleh air tanah. Urat kuarsa berwarna putih abu-abu kecoklatan
sampai kehitaman.
Mineral penyusun dan ubahan dalam urat terdiri dari kuarsa, kalsedon, dan
mineral karbonat yang sebagian besar telah berubah menjadi kuarsa, adularia,
barit, klorit, mineral lempung, oksida mangan, limonit. Dilapangan nampak
batuannya dicirikan dengan warnamnya yang hijau pucat hingga abu-abu
keputihan tergantung kepada tipe dan intensitas ubahannya.
6. Urat Pamoyanan
Urat Pamoyanan terdiri atas dua urat utama yaitu Pamoyanan A dan
Pamoyanan B. Penyebaran urat pamoyanan A dapat diikuti sepanjang kurang
lebih 999 meter, sedangkan Urat Pamoyanan B dapat diikuti sepanjang kurang
lebih 627 meter.
2.3 Penambangan
Untuk menciptakan proses penambangan yang akrab dengan lingkungan
dan kenyataan bahwa sebagian cadangan bijih emas terletak berdekatan dengan
lokasi Taman Nasional Gunung Halimun, maka sejak awal UBPE Pongkor
menerapkan sistem penambangan tambang bawah tanah. Penambangan bawah
tanah dapat memperkecil kerusakan lahan permukaan. Metode yang digunakan
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
14
adalah cut and fill (gambar 2.3) yang dikombinasi dengan metode shrinkage
stoping (gambar 2.4).
Gambar 2.3 Metode Cut and fill
Gambar 2.4 Shrinkage Stoping
Berdasarkan alat yang digunakan, metode cut and fill dikelompokkan
menjadi dua yaitu :
1. Cut and fill manual /konvensional
Adalah metode penambangan cut and fill menggunakan alat bor yang
digerakkan dengan tenaga manusia seperti jack leg (lihat gambar 2.5).
2. Cut and fill mekanis
Adalah cara penambangan cut and fill menggunakan alat bor mesin yang
prinsip kerjanya menggunakan robotic system dimana operator hanya
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
15
menggerakkan stick dalam pengoperasian alat bor tersebut. Alat ini disebut jumbo
drill (lihat gambar 2.6)
Gambar 2.5 Jack Leg
Gambar 2.6 Jumbo Drill
Perbedaaan alat yang digunakan menyebabkan bentuk dan desain tambang
keduanya menjadi berbeda. Perbedaan secara prinsip adalah pada rancangan jalan
masuk menuju bijih yang akan ditambang. Pada metode cut and fill konvensional,
jalan masuk untuk menambang badan bijih menggunakan tangga (main way) yang
terbuat dari kayu kelas satu (kayu rasa mala).
Tangga tersebut digunakan sebagai jalan manusia maupun untuk
transportasi bahan yang digunakan untuk melakukan aktivitas penambangan.
Metode cut and fill mekanis, jalan masuk menuju badan bijih menggunakan jalan
spiral yang disebut ramp. Dari ramp ini akan dibuat lubang horizontal memotong
tegak lurus badan bijih sampai pada kontak waste atau disebut juga dengan cross
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
16
cut. Jadi fungsi tangga kayu pada penambangan metode cut and fill konvensional
digantikan oleh ramp up dan cross cut dengan ukuran ramp up dan cross cut
adalah 3,5 m x 4,0 m ( lebar x tinggi ).
Stope yang digunakan untuk menambang bijih pada kedua metode tersebut
dibuat searah dengan strike ( jurus atau arah memanjang) dari badan bijih. Stope
terus naik mengikuti dip badan bijih yang ditambang seiring dengan pengisian
material filling pada stope. Untuk menjaga kestabilan lubang bukaan dan
meninggikan lantai kerja pada stope setelah dilakukan penambangan, dilakukan
pengisian kembali (back filling) rongga yang terbentuk dengan material pengisi
(filling material).
Gambar 2.7 Alur Siklus Produksi
Kegiatan kegiatan filling dimulai dari persiapan filling, flushing awal,
filling, flushing akhir. Flushing adalah kegiatan mengalirkan air ke dalam pipa
jalur filling untuk membersihkan jalur pipa dari material filling sehingga terhindar
dari penyumbatan material filling saat aktivitas filling material dilakukan.
Sedangkan kegiatan filling adalah mentransport material dari tailing dam atau
pabrik berupa slurry melalui pipa jalur filling yang telah disiapkan menuju stope.
Pengeboran Peledakan Scaling/Bearing Down
Supporting
Mucking &TransportingOre TersisaTidakBack filling
Ya
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
17
Siklus produksi pada penambangan di UBPE Pongkor dapat juga dilihat pada
gambar 2.7
2.3.2 Pelaksanaan Penambangan UBPE Pongkor
Pelaksanaan penambangan emas dilakukan secara bertahap. Mekanisme
kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Pemboran (drilling)
Peralatan terbagi dua yaitu jackleg, digunakan untuk pemboran di front
development dan Jumbo drill yang digunakan pada front produksi. Kegiatan
pengeboran untuk produksi pada lombong menggunakan alat jumbo drill merk
Tamrock, tipe monomatic 105 40 dengan mata bor jenis button bit berdiameter
45 mm. Pola pengeboran yang dilakukan untuk kegiatan produksi adalah pola
empat persegi panjang (rectangular pattern dengan arah pemboran horizontal).
b. Pengisian bahan peledak ( charging )
Pengisian bahan peledak dibagi menjadi dua macam, untuk peledakan di
development menggunakan bahan peledak power gel dengan detonator dan untuk
peledakan di front produksi menggunakan bahan peledak power gel, detonator,
ANFO.
c. Peledakan (blasting)
Untuk membuat lubang bukaan mendatar, salah satu hal yang penting
adalah selang waktu (delay time) antara lubang bor yang satu dengan lainnya, agar
getaran yang ditimbulkan tidak terlalu besar sehingga permukaan lubang tidak
terlalu kasar dan retak retak. Berdasarkan karakteristik massa batuan dan bentuk
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
18
lubang bukaan yang diinginkan maka di Pongkor menerapkan dua pola peledakan
menggunakan burn cut dan pola flateback.
d. Pembersihan Asap (smoke clearing)
Smoke clearing dilakukan setelah selesai proses peledakan, menggunakan
blower dan exhaust yang dinyalakan. Berfungsi untuk mengeluarkan udara kotor
hasil peledakan sehingga udara didalam front kembali normal. Waktu yang
dibutuhkan kurang lebih 30 menit, setelah itu front disemprot menggunakan air
(washing).
e. Penjatuhan Batuan Lemah (scalling)
Scalling bertujuan untuk mengamankan batuan yang sekiranya dapat
membahayakan pekerja maupun alat, biasanya batuan tersebut memiliki tingkat
kekerasan yang sangat lemah, maka sangat perlu dilakukan scalling.
f. Penyanggaan (supporting)
Diperlukan pada kondisi batuan yang sangat lemah dan sering kali
digunakan pada development atau jalur akses. Penyanggan ini menggunakan Steel
Support yang dinamakan Hbeam dan menggunakan penyangga kayu (stapling).
g. Pemuatan (loading)
Pemuatan material hasil peledakan dari muka kerja lalu dimuat
menggunakan LHD (Load Haul Dump) lalu di loading ke atas grandby dan
dibawa keluar ke stock pile.
h. Pengangkutan (hauling)
Pengangkutan dilakukan menggunakan grandby car yang di tarik oleh
Bateray Lokomotif 3,5 ton dengan kemampuan angkut 50 ton, dilanjutkan oleh
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
19
electrik lokomotif 10 ton dengan kemampuan alat angkut 60 ton. Pergantian alat
ini bertujuan untuk mempercepat proses pengangkutan. Grandby car yang
digunakan adalah type : Side Dump buatan PT. INKA MADIUN dengan kapasitas
3 m3. Setelah diangkut keluar maka akan di dumping di stock pile yang berada
dibawah Portal Gudang Handak.
Gambar 2.8 Granby Car
Secara umum siklus penambangan UBPE Pongkor dapat terlihat pada lampiran 2.
2.3.3 Pengolahan
Setelah siklus penambangan, dilanjutkan dengan siklus pengolahan.
Sebelum emas di ekstraksi dari bijihnya, ukuran bijih emas diperkecil sesuai
dengan kebutuhan proses selanjutnya. Proses pengecilan bijih emas dilakukan
secara bertahap melalui proses crushing dan grinding.
a. Crushing
Crushing atau peremukan terdiri dari jaw crusher atau primary crusher dan
con crusher atau secondary crusher. Bijih emas dari tambang yang berukuran
lebih kecil dari 40 cm diumpankan ke jaw crusher. Kemudian dari jaw crusher
ditransfer untuk dilakukan screening atau pengayakan dengan cara basah. Bijih
emas yang tidak lolos di primary screen atau berukuran lebih besar dari 12,5 mm,
akan diremuk lagi di cone crusher dan kembali melalui proses screening. Bijih
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
20
emas yang lolos primary screen akan di ayak di secondary screen. Bijih yang
tidak lolos secondary screen berupa fine ore atau berukuran 0,5 12,5 mm akan
ditransfer melalui conveyor ke fine ore bin yakni tempat penampungan fine ore
sebelum diumpankan ke proses grinding. Sedangkan yang lolos secondary screen
berupa lumpur atau berukuran lebih kecil dari 0,5 mm akan dipompa ke fine stock
tank.
b. Grinding
Grinding atau penggerusan adalah proses pengecilan ukura bijih melalui
ball mill. Produk crushing yang ada di fine ore bin dan fine stock tank
diumpankan ke dalam ball mill untuk digerus menjadi partikel yang lebih halus.
Karena produk grinding dilakukan dengan cara basah, produk dari proses ball mill
adalah slurry atau lumpur.
Slurry dipompakan ke unit hidro cyclone atau mill cyclone. Didalam mill
cyclone dilakukan pemisahan partikel halus dengan partikel yang masih kasar.
Slurry dengan partikel halus akan terpisah sebagai overflow mill cyclone dengan
ukuran partikel minimal 80 % berukuran lebih kecil dari 74 mikro meter atau 200
mesh. Slurry yang berukuran halus telah memenuhi syarat untuk dialirkan ke
dalam tanki leaching untuk di ekstraksi emas dan peraknya. Sedangkan slurry
dengan partikel kasar akan kembali ke ball mill untuk dilakukan penggerusan
kembali.
c. Leaching
Leaching atau pelindian adalah proses ekstraksi mineral berharga dalam
bijih dengan prinsip pelarutan selektif. Di UBP Emas Pongkor, leaching yang
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
21
digunakan untuk proses leaching adalah sianida, yang disebut proses sianidasi.
Konsentrasi sianida sekitar 800 ppm, pH 10,5, waktu tinggal slurry +/- 15 jam.
Untuk meningkatkan pelarutan perak dipergunakan litmikrat sebagai katalis
sedangkan pH dijaga dengan penambahan kapur. Proses sianida dapat dituliskan
sebagai berikut :
4Au + 8 NaCN + O2 + 2H2O = 4NaAu (CN)2 + 4 NaOH
4Ag + 8 NaCN + O2 + 2H2O = 4NaAg (CN)2 + 4NaOH
d. Carbon In Leach (CIL)
Slurry yang sudah mengandung emas dan perak yang sudah larut dalam
proses leaching akan mengalir ke tanki CIL. Didalam tanki CIL ini terdapat
karbon aktif yang akan mengabsorbsi emas dan perak yang sudah larut. Proses
leaching yang serentak bersamaan dengan proses absorbsi tersebut dinamakan
proses Carbon In Leach atau CIL. Waktu tinggal slurry di dalam tanki carbon in
leach +/- 33 jam.
e. Elution
Karbon aktif yang telah bermuatan emas dan perak kemudian diambil dan
dipisahkan dari slurry melalui screening. Produk dan proses elution adalah
larutan yang mengandung emas dan perak, disebut larutan kaya atau elit elution.
Karbon aktif sisa proses elution dikembalikan ke tanki CIL untuk kembali
mengabsorbsi emas dan perak. Proses elution menggunakan caustic sianida ( 3 %
NaOH NaCn) dengan suhu 110oC dan tekanan 400 kpa.
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
22
f. Electrowining
Elit elution diteruskan kepada proses electrowinning, yaitu proses
pengendapan logam logam terlarut dengan menggunakan prinsip elektro kimia.
Proses electrowinning terjadi didalam sel sel yang berisi anoda dan katoda yang
dialiri listrik dengan arus searah. Emas dan perak akan mengendap dikatoda dan
disebut Cake.
g. Peleburan
Apabila sudah cukup jumlahnya, cake dipermukaan katoda diambil.
Kemudian dilakukan pembakaran untuk mengurangi kandungan air. Setelah
kering cake dicampur dengan borax dan dilebur didalam furnice.
Dengan adanya borax, pengotor pengotor dalam cake akan terakumulasi
membentuk slag dan terpisah dari logam cairnya. Setelah slag diambil, logam cair
siap untuk dicetak, hasilnya disebut dore bullion. Kandungan dore bullion 10 %
emas, 88 % perak dan sekitar 2 % impurities. Bahan-bahan kimia sisa dari proses
pengolahan (CIL) dimasukan ke dalam tailing treatment, dan hasilnya
dimasukkan ke tailing dam atau digunakan kembali untuk backfilling. Proses
pengolahan dapat dilihat pada lampiran 3.
2.3.4 Pengelolaan Lingkungan
Untuk menangani limbah cair akibat kegiatan penambangan maupun
pengolahan, sebelum dialirkan ke sungai, air yang berasal dari tambang di alirkan
terlebih dahulu ke settling pond (gambar lihat pada lampiran 4 dan 5), selain itu
terdapat juga CN Destruction Plant untuk menangani sianida yang masih tersisa
pada proses pengolahan.
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
23
Oleh karena itu keadaan air sungai yang melintasi daerah penambangan
masih terlihat jernih dan bening seperti Sungai Cikaniki. Sepanjang sungai ini
masih terlihat hijaunya pepohonan. Pepohonan di sepanjang aliran sungai tersebut
dijaga untuk mempertahankan kualitas airnya.
Reklamasi dan revegetasi ini dilakukan agar keadaan alam, baik permukaan
dan bawah tanah tidak rusak oleh aktivitas penambangan yang dilakukan di
Pongkor ini. Reklamasi dan revegetasi ini, salah satunya yang paling mudah dan
umum adalah dengan menanam pohon di sekitar daerah penambangan.
Gambar 2.9 Penanaman Pohon di Sekitar Tambang
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
24
III. TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Penambangan Bawah Tanah
Penambangan bawah tanah adalah penambangan endapan bahan galian atau
segala kegiatan penambangan yang dilakukan jauh dari permukaan bumi, tidak
berhubungan langsung dengan udara luar.
Untuk memenuhi kebutuhan logam yang semakin meningkat,sedangkan
jumlah cadangan dan kadar yang semakin menurun jika ditambang secara
tambang terbuka, maka dimasa yang akan datang pemenuhan kebutuhan logam
akan dipasok melalui penambangan bawah tanah.
Tujuan dari penambangan adalah untuk mengambil mineral berharga dari
muka bumi. Sistem tambang bawah tanah akan menjadi pilihan utama eksploitasi
mineral dan energi (Hartman, 1987). Hal ini karena beberapa hal:
a. Semakin berkurangnya deposit (cebakan) berkadar tinggi pada atau dekat
permukaan untuk ditambang. Bertambahnya kedalaman deposit akan
menyulitkan bila ditambang dengan sistem tambang terbuka karena setiap
tambang terbuka dibatasi oleh besaran Stripping Ratio.
Stripping Ratio (SR) adalah perbandingan antara volume over burden (tanah
penutup) dalam Bank Cubic Meter (BCM) yang harus digali untuk dapat
menambang satu ton bijih. Pada tambang terbuka, penggalian yang semakin
dalam akan menghasilkan nilai SR yang semakin besar.
b. Berkurangnya mobilitas peralatan mekanik pada tambang terbuka apabila
penambangan semakin dalam.
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
25
c. Pengetatan dan pembatasan mengenai masalah-masalah lingkungan, dimana
tambang terbuka akan memberikan dampak lingkungan yang lebih besar
dibandingkan tambang bawah tanah.
d. Pengembangkan teknologi baru dalam peralatan tambang bawah tanah,
khususnya dalam hal teknik penggalian dan peralatan penambangan yang
kontinyu, serta sistem konstruksi penyangga dan perkuatan.
3.1.1 Lubang Bukaan
Pembuatan lubang bukaan atau lubang masuk utama (main opening/main
access opening/main haulage level atau MHL) biasa disebut stope tambang. Stope
tambang adalah pekerjaan utama pada pembuatan akses tambang bawah tanah.
Pekerjaan perancangan lubang bukaan ini benar-benar harus diperhitungkan
secara matang, agar tahap penambangan dapat berjalan lancar sesuai yang
direncanakan.
Persiapan pembukaan tambang (mining development) adalah semua
pekerjaan yang terkait dengan pembukaan akses mineral (atau batubara) untuk
dapat ditambang (exploitation), meliputi semua tahapan tambang. Hartman (1987)
menggolongkan jenis-jenis lubang bukaan berdasarkan posisinya menjadi tiga
golongan, yaitu :
1. Lubang masuk utama (Primary Opening/ Main Acces Opening / Main Entries)
yang meliputi :
a. Sumuran tegak (vertical shaft), adalah suatu lubang bukaan vertical atau
miring yang menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
26
bumi dan berfungsi sebagai jalan pengangkutan karyawan, alat-alat
kebutuhan tambang, ventilasi, penirisan dan lain lain.
b. Sumuran Miring / Slope (Inclined shaft), adalah jalan masuk yang dibuat
miring searah dengan kemiringan bijih.
c. Sumuran kombinasi (combined shaft)
d. Terowongan (Tunnel), adalah suatu lubang bukaan mendatar atau hampir
mendatar yang menembus kedua belah kaki bukit.
e. Terowongan Buntu (Adit), adalah stope memanjang dimana tidak terdapat
lubang tembusan ataupun udara bebas yang bersinggungan.
2. Lubang Masuk Sekunder ( Secondary Opening/Level) yang meliputi :
a. Lubang sejajar (Drift) atau level, adalah suatu lubang bukaan mendatar
yang dibuat dekat atau pada endapan bijih dan arahnya sejajar dengan
jurus atau dimensi terpanjang dari endapan bijihnya.
b. Lubang masuk tersier (Tertiary Opening/Panel Opening) yang meliputi :
f. Lubang menyilang (crosscut ), adalah suatu lubang bukaan mendatar yang
menyilang/memotong jurus endapan bijih. Bisa juga disebut lubang
bukaan mendatar yang menghubungkan shaft dengan endapan bijih.
g. Sumuran buntu (blind shaft), adalah suatu raise atau winze yang berfungsi
sebagai shaft tetapi tidak menembus sampai ke permukaan bumi.
h. Lubang naik ( Raise), adalah suatu lubang bukaan vertikal atau agak
miring yang dibuat dari level bawah ke level yang diatasnya.
i. Lubang Turun ( Winze ), adalah suatu lubang bukaan vertikal atau agak
miring yang dibuat dari level atas ke arah level yang dibawahnya.
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
27
j. Ramp, adalah suatu lubang bukaan yang miring pada tambang bawah
tanah yang menghubungkan level atas dengan level bawahnya atau yang
menghubungkan level bawah dengan permukaan. Ramp berfungsi sebagai
jalan untuk lewatnya alat angkut mekanis.
3.1.2 Metode Penambangan
Metode atau sistem penambangan bawah tanah dapat dikelompokkan
menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Stope dengan penyanggaan alamiah (Open Stope/ Glory Hole).
Adalah metode penambangan yang tidak menggunakan timber atau filling
untuk menyangga dinding-dinding, baik hangingwall maupun footwall. Massa
batuan dapat menyangga beban dirinya sendiri. Penyanggaan terhadap dinding
dilakukan dengan pillar-pillar, dan baut batuan umumnya hanya digunakan untuk
penyanggaan lokal. Metode Open Stope dapat dilakukan dengan cara :
x Open Stope dengan underhand stoping
x Open stope dengan overhand stoping
x Open stope dengan breast stoping (room and pillar)
x Sublevel stoping
2. Stope dengan penyanggaan buatan (supported stope).
Adalah metode penambangan yang apabila batuan dinding atau bijih bersifat
lemah dan akan terjadi runtuhan apabila ditambang secara open stoping, maka
diperlukan penyanggaan buatan untuk menghindari terjadinya jatuhan waste rock
dari suatu stope, atau dari terjadinya penyimpitan dan pelebaran suatu stope.
Metode ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu cut and fill stoping,
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
28
square-set stoping, longwall mining, top slicing, shrinkage stoping, stull stoping,
undercut and fill.
3. Metode Caving
Adalah penambangan dengan cara caving (ambrukan) memanfaatkan berat
bijih, atau tekanan batuan diatasnya, atau keduanya secara bersamaaan, sehingga
biaya penambangan menjadi lebih murah dan tersedia fasilitas penyanggaan
secara otomatis. Bagian undercut dari endapan akan runtuh mengisi ruang pada
undercut tersebut.
Kegiatan peledakan akan dikurangi atau dihemat secara besar apabila bijih
diambil. Pada kegiatan pengambilan bijih, daerah kerja akan diisi oleh batuan
diatasnya sehingga tidak perlu melakukan peyanggaan terhadap bijihnya. Semakin
besar kecenderungan bijih runtuh dengan sendirinya, semakin mudah batuan
diatas bijih untuk runtuh dan mengisi daerah kosong, maka semakin sukses
penerapan metode runtuhan ini. Metode Caving terbagi menjadi beberapa cara,
yaitu :
a. Sublevel caving
Aplikasi untuk penambangan dengan cara sublevel caving yaitu :
x Ideal untuk badan bijih besar yang cukup kompeten, yang tidak cocok
untuk sublevel stoping ataupun tidak cocok untuk blok caving ( kareana
tidak cukup baik menghasilkan caving)
x Untuk badan bijih sempit dengan kemiringan 50 90o (steeply) dan
mempunyai dimensi vertikal yang besar
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
29
x Cocok untuk badan bijih segala kedalaman dimana tidak tergantung pada
dinding batuan kompeten
x Terjadi runtuhan yang menerus pada hangingwall selama proses
pengambilan bijih
x Untuk kondisi yang mengizinkan terjadinya dilusi dengan waste dan losses
x Untuk bijih dimana mineral berharga dan waste rock bisa secara mudah
dipisahkan
x Pemahaman terhadap sublevel caving yang semakin baik, memungkinkan
metode ini bisa menggantikan metode cut and fill.
b. Block Caving
Aplikasi untuk penambangan block caving adalah :
x Untuk urat yang lebar dan lapisan yang tebal, cebakan massive yang
homogen yang terletak dibawah overburden bersifat segera runtuh.
x Batuan penutup mempunyai sifat runtuh (caving)
x Bijih bersifat cukup kuat (tidak runtuh) saat berlangsung development
(pembuatan undercut), dan segera runtuh bila undercut diledakkan
x Daerah bijih relatif kering untuk menghindari terbentuknya lumpur yang
akan mempersulit kontrol penarikan bijih
x Diperlukan kadar yang terdistribusi cukup seragam, mengingat block
caving bersifat tidak selektif
x Kondisi ideal aplikasi block caving adalah cebakan porphyry copper yang
mempunyai bijih dan capping yang lemah.
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
30
3.1.3 Kegiatan Penambangan Pada Sistem Penambangan Bawah Tanah
Kegiatan penambangan bawah tanah secara umum meliputi gali, muat dan
angkut. Kegiatan pendukungnya terdiri dari : Pemboran (drilling), peledakan
(blasting), pembersihan asap (smoke clearing), penjatuhan batu gantung (barring
down), penyanggaan (supporting), pemuatan, pengangkutan, pengolahan,
pengisian ulang (back filling). Siklus penambangan terlihat pada gambar 3.1
Gambar 3.1 Siklus Penambangan
3.2 Ventilasi Tambang Bawah Tanah
Ventilasi tambang merupakan suatu usaha pengendalian terhadap
pergerakan udara atau aliran udara tambang termasuk. Parameter yang harus
dipenuhi pada ventilasi adalah jumlah, mutu dan arah alirannya. Adapun tujuan
utama dari ventilasi tambang adalah menyediakan udara segar dengan kuantitas
dan kualitas yang cukup baik, kemudian mengalirkan serta membagi udara segar
tersebut ke dalam tambang sehingga tercipta kondisi kerja yang aman dan nyaman
bagi para pekerja tambang maupun proses penambangan.
LOADING
PROCESSTRANSPORT
ACCESS:Shaft, Tunnel, Crosscut, Adit
DRILLING
SUPPORTING BLASTING
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
31
3.2.1 Fungsi Ventilasi Tambang
Ventilasi tambang memiliki beberapa fungsi yaitu :
a. Menyediakan dan mengalirkan udara segar kedalam tambang untuk keperluan
menyediakan udara segar (oksigen) bagi pernapasan para pekerja dalam
tambang dan juga bagi segala proses yang terjadi dalam tambang yang
memerlukan oksigen.
b. Melarutkan dan membawa keluar dari tambang segala pengotoran dari gas-gas
yang ada di dalam tambang hingga tercapai keadaan kandungan gas dalam
udara tambang yang memenuhi syarat bagi pernapasan.
c. Menyingkirkan debu yang berada dalam aliran ventilasi tambang bawah tanah
hingga ambang batas yang diperkenankan.
d. Mengatur panas dan kelembaban udara tambang bawah tanah sehingga dapat
diperoleh suasana / lingkungan kerja yang nyaman
e. Mengencerkan konsentrasi gas-gas beracun dan berbahaya dan debu di dalam
tambang sampai dibawah Nilai Ambang Batas dan mengeluarkannya dari
dalam tambang.
3.2.2 Prinsip Aliran Udara Tambang
Aliran udara dalam ventilasi tambang bawah tanah, berlaku prinsip :
a. Aliran udara bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.
b. Udara akan mengalir dari tempat yang suhu rendah ke tinggi.
c. Udara akan lebih banyak mengalir pada jalur ventilasi dengan
resistansi/tahanan yang lebih kecil dibandingkan dengan jalur
bertahanan/resistansi yang lebih besar.
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
32
d. Tekanan Ventilasi tetap memperhatikan tekanan atmosfir, bisa positif
(Blowing) atau negatif (Exhausting).
e. Aliran udara mengikuti hukum kuadrat yaitu hubungan antara quantity dan
tekanan, bila quantity diperbesar dua kali lipat maka dibutuhkan tekanan
empat kali lipat.
f. Hukum-hukum mekanika fluida akan selalu diikuti dalam perhitungan pada
ventilasi tambang.
3.2.3 Kualitas Udara Tambang
Udara tambang meliputi campuran antara udara atmosfir dengan emisi gas-
gas dalam tambang serta bahan-bahan pengotornya. Parameter kualitas udara
meliputi gas, debu, temperatur serta kelembaban udara. Standar udara yang
bersih adalah udara yang mempunyai komposisi sama atau mendekati dengan
komposisi udara atmosfir pada keadaan normal. Udara segar normal yang
dialirkan pada ventilasi tambang terdiri dari Nitrogen, Oksigen, Karbondioksida,
Argon dan Gas-gas lain. Komposisi udara segar dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Komposisi Udara Segar
Unsur Persen Volume (%) Persen Berat (%)
Nitrogen (N2)
Oksigen (O2)
Karbondioksida CO2)
Argon (Ar), dll
78,09
20,95
0.03
0,93
75,53
23,14
0,046
1,284
(sumber : Hartman, 1982)
Dalam perhitungan ventilasi tambang selalu dianggap bahwa udara segar
normal terdiri dari : Nitrogen = 79%, dan Oksigen = 21%. Disamping itu
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
33
dianggap bahwa udara segar akan selalu mengandung karbondioksida (CO2)
sebesar 0,03%. Udara dalam ventilasi tambang selalu mengandung uap air, tidak
pernah ada udara yang benar-benar kering. Karena itu akan selalu ada istilah
kelembaban udara.
3.2.4 Jenis Jenis Ventilasi Tambang
Jenis-jenis ventilasi dapat digolongkan berdasarkan beberapa hal berikut ini
antara lain :
x Penggolongan berdasarkan metode pembangkitan daya ventilasi, terdiri
dari : ventilasi alami dan ventilasi mesin.
x Penggolongan berdasarkan tekanan ventilasi pada ventilasi mesin, terdiri
dari : ventilasi tiup dan ventilasi sedot.
x Penggolongan berdasarkan letak intake dan Outake airway, terdiri dari :
ventilasi terpusat dan ventilasi diagonal.
a. Ventilasi Alami (natural ventilation)
Jika suatu tambang memiliki dua shaft yang saling berhubungan pada
kedalaman tertentu, sejumlah udara akan mengalir masuk ke dalam tambang
meskipun tanpa alat mekanis. Ventilasi alam disebabkan udara pada downcast
shaft lebih dingin dari udara pada upcast shaft. Dan juga dipengaruhi oleh
perbedaan tekanan dan densitas udara antara dua shaft yang saling berhubungan
tersebut.
Ventilasi alami terjadi karena perbedaan temperatur di dalam dan luar stope.
Temperatur di dalam stope akan mempengaruhi terjadinya ventilasi alami.
Apabila terdapat perbedaan temperatur intake airway dan return airway yang
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
34
ketinggian mulut pit intake dan Outakenya berbeda, akan timbul perbedaan
kerapatan udara di dalam dan di luar stope atau udara di intake airway dan return
airway yang berbeda temperaturnya, yang akan membangkitkan aliran udara.
b. Ventilasi Mekanis (artificial / mechanical ventilation)
Ventilasi mekanis adalah jenis ventilasi dimana aliran udara masuk ke
dalam tambang disebabkan oleh perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh alat
mekanis. Yang dimaksud peralatan ventilasi mekanis adalah semua jenis mesin
penggerak yang digunakan untuk memompa dan menekan udara segar agar
mengalir ke dalam lubang bawah tanah. Yang paling penting dan umum
digunakan adalah fan atau mesin angin. Mesin angin adalah pompa udara, yang
menimbulkan adanya perbedaan tekanan antara kedua sisinya, sehingga udara
akan bergerak dari tempat yang tekanannya lebih tinggi ke tempat yang lebih
rendah. Pada proses menerus dapat dilihat bahwa mesin angin menerima udara
pada tekanan tertentu dan dikeluarkan dengan tekanan yang lebih besar.
Jadi mesin angin adalah perubah energi dari mekanis ke fluida, dengan
memasok tekanan untuk mengatasi kehilangan tekan (head losses) dalam aliran
udara. Pergerakan udara di tambang bawah tanah dibangkitkan dan diatur oleh
pembangkit tekanan yang disebut ventilator atau mesin angin. Mesin angin yang
memasok kebutuhan udara untuk seluruh tambang dinamakan mesin angin utama
(main fan). Mesin angin yang digunakan untuk mempercepat aliran udara pada
percabangan atau suatu lokasi tertentu di dalam tambang, tetapi tidak menambah
volume total udara di dalam tambang disebut mesin angin penguat (booster fans),
sedangkan mesin angin yang digunakan pada lokasi kemajuan atau saluran udara
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
35
tertutup (lubang buntu) dinamakan mesin angin bantu (auxiliary fans).
Berdasarkan cara menimbulkan udaranya serta letak mesinnya, ventilasi mekanis
dibedakan menjadi tiga metode yaitu :
1. Metode hisap (exhaust system)
Sistem exhausting akan memberikan hembusan udara yang berkebalikan
dengan sistem forcing, yaitu bertekanan negatif ke front kerja. Tekanan
negatif yang dimaksud disini adalah tekanan yang dihasilkan oleh proses
penghisapan udara.
Pada sistem exhausting, fan diletakkan dekat dengan front kerja, sehingga
dapat memudahkan kerjanya dalam menghisap udara dari front kerja tersebut,
sebagaimana terlihat pada gambar 3.2
Gambar 3.2 Ventilasi sistem exhaust
2. Metode hembus (forcing sytem)
Sistem forcing akan memberikan hembusan udara bertekanan positif ke front
kerja. Tekanan positif berarti aliran udara ini mempunyai tekanan lebih besar
dibanding udara di atmosfer. Pipa/saluran ventilasi ini menghubungkan fan
dengan front kerja sebagaimana terlihat pada gambar 3.3.
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
36
Gambar 3.3 Forcing system ventilation
3. Metode hisap hembus (overlap system)
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem exhausting dan forcing. Berbeda
dengan kedua sistem diatas, sistem ini menggunakan 2 fan yang memiliki
tugas berbeda satu sama lain. Ada fan yang bertugas menyuplai udara ke front
(intake fan), ada fan yang bertugas untuk menghisap udara dari front
(exhausting fan). Tetapi exhaust fan dipasang lebih mundur (lebih jauh) dari
front penambangan. Sedangkan duct akhir dari intake fan dipasang lebih dekat
dengan front penambangan. Hal ini untuk mencegah agar udara yang disuplai
langsung dihisap oleh exhaust fan sehingga udara akan memiliki waktu untuk
bersirkulasi pada front penambangan, lihat gambar 3.4.
Gambar 3.4 Overlap system ventilation
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
37
c. Ventilasi Bantu (Auxiliary Ventilation)
Udara ventilasi yang disalurkan ke terowongan utama maupun ventilasi
permuka kerja penambangan biasanya dilakukan dengan membawa udara masuk
(intake air) secara langsung melalui jalan udara sepanjang penampang
terowongan. Ventilasi juga dapat dilaksanakan dengan mengirimkan angin/udara
yang dibangkitkan oleh kipas angin lokal, air jet dan lain-lain, dengan
menggunakan saluran udara (air duct) ke lokasi yang tidak dapat dipenuhi oleh
ventilasi utama, seperti pada lokasi terowongan buntu (lokasi pembuatan lubang
maju). Dilihat dari segi fasilitas peralatan, ventilasi bantu dapat dibagi menjadi
ventilasi saluran udara, brattice, dan static air mover.
3.2.5 Dasar Dasar Perhitungan Jaringan Ventilasi
Prinsip perhitungan jaringan ventilasi pada dasarnya merupakan
pemahaman dari teori pengaliran udara, sehingga diperlukan dasar-dasar
pengetahuan tentang mekanika fluida. Salah satu tujuan dari perhitungan ventilasi
tambang adalah penentuan kuantitas udara dan rugi-rugi (kehilangan energi), yang
keduanya dihitung berdasarkan perbedaan energi.
Proses pengaliran udara pada ventilasi tambang diasumsikan sebagai proses
aliran tetap (steady flow process). Dalam suatu aliran tetap berlaku hukum
kekekalan energi, yang menyatakan bahwa energi total di dalam suatu sistem
adalah tetap, walaupun energi tersebut dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk
lainnya.
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
38
3.2.6 Gas Gas Pengotor Pada Udara Tambang
Terdapat beberapa macam gas pengotor dalam udara tambang bawah tanah.
Gas-gas ini berasal baik dari proses-proses yang terjadi dalam tambang maupun
dari batuan. Beberapa jenis gas-gas pengotor yang terdapat dalam tambang bawah
tanah tersebut, ada yang bersifat gas racun, yakni; gas yang bereaksi dengan darah
dan dapat menyebabkan kematian. Gas gas pengotor tersebut adalah :
a. Karbondioksida (CO2).
Gas ini tidak berwarna dan tidak berbau dan tidak mendukung nyala api dan
bukan merupakan gas racun. Gas ini lebih berat dari pada udara, karenanya selalu
terdapat pada bagian bawah dari suatu jalan udara. Dalam udara normal
kandungan CO2 adalah 0,03 %. Dalam tambang bawah tanah sering terkumpul
pada bagian bekas-bekas penambangan terutama yang tidak terkena aliran
ventilasi, juga pada dasar sumur-sumur tua.
Sumber dari CO2 berasal dari hasil pembakaran, hasil peledakan atau dari
lapisan batuan dan dari hasil pernafasan manusia. Pada kandungan CO2 = 0,5 %
laju pernafasan manusia mulai meningkat, pada kandungan CO2 = 3 % laju
pernafasan menjadi dua kali lipat dari keadaan normal, dan pada kandungan CO2
= 5 % laju pernafasan meningkat tiga kali lipat dan pada CO2 = 10 % manusia
hanya dapat bertahan beberapa menit. Kombinasi CO2 dan udara biasa disebut
dengan blackdamp.
b. Metana (CH4).
Gas metana ini merupakan gas yang selalu berada dalam tambang batubara
dan sering merupakan sumber dari suatu peledakan tambang. Campuran gas
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
39
metana dengan udara disebut tiredamp. Apabila kandungan metana dalam udara
tambang bawah tanah mencapai 1% maka seluruh hubungan mesin listrik harus
dimatikan. Gas ini mempunyai berat jenis yang lebih kecil dari pada udara dan
karenanya selalu berada pada bagian atas dari jalan udara. Metana merupakan gas
yang tidak beracun, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa. Pada
saat proses pembatubaraan terjadi maka gas metana terbentuk bersama-sama
dengan gas karbondioksida. Gas metana ini akan tetap berada dalam lapisan
batubara selama tidak ada perubahan tekanan padanya. Terhadap kandungan gas
metana yang masih terperangkap dalam suatu lapisan batubara dapat dilakukan
penyedotan dari gas metana tersebut dengan pompa untuk dimanfaatkan. Proyek
ini dikenal dengan nama seam methane drainage.
c. Karbon Monoksida (CO).
Gas karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak ada rasa, dapat terbakar dan sangat beracun. Gas ini banyak dihasilkan
pada saat terjadi kebakaran pada tambang bawah tanah dan menyebabkan tingkat
kematian yang tinggi. Gas ini mempunyai afinitas yang tinggi terhadap
haemoglobin darah, sehingga sedikit saja kandungan gas CO dalam udara akan
segera bersenyawa dengan butir-butir haemoglobin (COHb) yang akan meracuni
tubuh lewat darah.
Aktifitas CO terhadap haemoglobin menurut penelitian (Forbes and Grove,
1954) mempunyai kekuatan 300 kali lebih besar dari pada oksigen dengan
haemoglobin. Gas CO dihasilkan dari hasil pembakaran, operasi motor bakar,
proses peledakan dan oksidasi lapisan batubara. Karbon monoksida merupakan
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
40
gas beracun yang sangat mematikan karena sifatnya yang kumulatif. Gas CO pada
kandungan 0,04 % apabila terhirup selama satu jam baru memberikan sedikit
perasaan tidak enak, dua jam dapat menyebabkan rasa pusing dan tiga jam
menyebabkan pingsan, lima jam dapat menyebabkan kematian. Kandungan gas
CO sering juga dinyatakan dalam ppm (part per milion). Sumber CO yang sering
menyebabkan kematian adalah gas buangan dari mobil dan kadang-kadang juga
gas pemanas air. Gas CO mempunyai berat jenis lebih ringan dari berat jenis
udara sehingga selalu terapung dalam udara.
d. Hidrogen Sulfida (H2S).
Gas ini sering disebut juga gas busuk (stinkdamp) karena baunya seperti bau
telur busuk. Gas ini tidak berwarna, beracun dan dapat meledak, merupakan hasil
dekomposisi dari senyawa belerang. Gas ini mempunyai berat jenis yang sedikit
lebih berat dari udara. Nilai ambang batas (TLV-TWA/ Threshold Limit Value-
Time Weighted Average) yang diperkenankan umtuk pemaparan sebesar 10 ppm
pada waktu selama 8 jam sehari.
Untuk waktu singkat (TLV-STEL/ Treshold Limit Value Short Term
Exposure Limit) tidak diperkenankan terpapar lebih dari 20 ppm Walaupun gas
H2S mempunyai bau yang sangat jelas, namun kepekaan terhadap bau ini akan
dapat rusak akibat reaksi gas H2S terhadap syaraf penciuman.
e. Sulfur ioksida (SO2).
Sulfur dioksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak bisa terbakar.
Lebih berat dari pada udara, dan akan sangat pada mata, hidung dan tenggorokan.
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
41
Nilai ambang batas ditetapkan pada keadaan gas = 2 ppm (TLV-TWA) atau pada
waktu terdedah yang singkat (TLV-STEL) = 5 ppm.
f. Nitrogen Oksida NOX).
Gas nitrogen oksida sebenarnya merupakan gas yang inert, namun pada
keadaan tekanan tertentu dapat teroksidasi dan dapat menghasilkan gas yang
sangat beracun. Terbentuknya dalam tambang bawah tanah sebagai hasil
peledakan dan gas buang dari motor bakar. Nilai ambang batas adalah 5 ppm.
Oksida nitrogen yang merupakan gas racun ini akan bersenyawa dengan
kandungan air dalam udara membentuk asam nitrat, yang dapat merusak paru-
paru apabila terhirup oleh manusia.
g. Gas Pengotor Lain.
Gas yang dapat dikelompokkan dalam gas pengotor lain adalah gas
Hidrogen yang dapat berasal dari proses pengisian aki (battery) dan gas-gas yang
biasa terdapat pada tambang bahan galian radioaktif seperti gas radon. Debu
merupakan pengotor udara tambang yang juga berbahaya bila konsentrasinya
cukup tinggi, karena dapat mengganggu lingkungan kerja dan merusak kesehatan.
Secara garis besar, sumber debu pada tambang bawah tanah berasal dari
aktivitas penambangan yang meliputi operasi pemboran, peledakan, pemuatan,
dan pengangkutan bijih atau batubara. Partikel debu dapat digolongkan
berdasarkan kandungan material solid dan ukuran diameter rata-rata partikelnya.
Sifat sifat gas tambang dapat dilihat pada tabel 3.2 (terlampir)
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
42
3.3 Dasar Peraturan Ventilasi Tambang
Aturan penghitungan penyediaan kebutuhan udara bersih minimum
didasarkan kepada Surat Keputusan Mentamben RI No.555.K/26/MPE/1995
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum. Teori Jurani
(1992) dan Mark (1991) serta patokan kebiasaan (Rules of Thumb) juga sering
digunakan dalam perhitungan ventilasi tambang.
1. Menurut Surat Keputusan Mentamben RI No.555.K/26/MPE/1995 Pasal 369
Mengenai Ketentuan Umum pada tambang bawah tanah yaitu :
Bahwa Kepala Teknik Tambang harus menjamin tersedianya aliran udara
bersih yang cukup untuk semua tempat kerja dengan ketentuan volume
oksigennya tidak kurang dari 19.5 persen dan volume karbon dioksidanya
tidak lebih dari 0,5 persen.
2. Pekerja/Orang
Dibutuhkan minimal 2 m3/menit (70,63 cfm) per orang, sedangkan menurut
tempat kerja yang ada asap dan debu nya sesuai standar OSHA (Occupational
Safety and Health Administration) manusia memerlukan udara segar 0,1 m3/s
per orang atau 211 cfm, PT. Antam, Tbk UBPE Pongkor menggunakan
standart 200 cfm/orang.
3. Peralatan
Menurut SK Mentamben, dibutuhkan minimal 3 m3/menit (106 cfm) untuk
setiap HP diesel yang dioperasikan, sedangkan menurut patokan kebiasaan
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
43
dibutuhkan antara 100 s.d 200 cfm untuk setiap BHP mesin diesel yang
dioperasikan.
4. Temperatur udara di dalam tambang bawah tanah harus dipertahankan antara
18 derajat celcius sampai dengan 24 derajat Celcius dengan kelembaban relatif
maksimum 85 persen.
5. Kondisi ventilasi ditempat kerja harus:
Untuk rata-rata 8 jam
1) Karbon moniksida (CO) volumenya tidak lebih dari 0,005 persen;
2) Hidrogen sulfida (H2S) volumenya tidak lebih dari 0,001 persen dan
3) Dalam tenggang waktu 15 menit CO tidak boleh lebih dari 0,04 persen
6. Kecepatan udara ventilasi yang dialirkan ke tempat kerja harus sekurang-
kurangnya 7 meter per menit dan dapat dinaikkan sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan dan setelah peledakan kecepatan
7. Menurut MSHA (Mine Safety and Health Administration), kehilangan udara
dari sistem ventilasi yang diijinkan adalah maksimal 10%. Kebutuhan
minimum udara segar yang diperlukan seseorang untuk pernafasan, dapat
dihitung dengan memperhatikan pembatasan pada jumlah O2 minimum yang
diperkenankan dan berdasarkan jumlah CO2 maksimum yang diijinkan dalam
udara.
Click
to bu
y NOW
!PD
F-XChange
ww
w.tracker-software
.com Cl
ick to
buy N
OW!
PDF-XChange
ww
w.tracker-software
.com
44
Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No.13/MEN/X/2011 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan
Kimia di Tempat Kerja, memutuskan:
a. Bab I (Ketentuan Umum) pasal 1Butir ke 8 , Nilai Ambang Batas yang
selanjutnya disingkat NAB adalah standar faktor bahaya di tempat kerja
sebagai kadar/intensitas rata-rata tertimbang waktu (time weighted average)
yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan
kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam
sehari atau 40 jam seminggu.
b. Butir ke 9, Kadar Tertinggi Diperkenankan yang selanjutnya disingkat KTD
adalah kadar bahan kimia di udara tempat kerja yang tidak boleh dilampaui
meskipun dalam waktu sekejap selama tenaga kerja melakukan pekerjaan.
c. Butir ke 10, Faktor fisika adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat
fisik yang dalam keputusan ini terdiri dari iklim kerja, kebisingan, getaran,
gelombang mikro, sinar ultra ungu, dan medan magnet.
d. Butir ke 11, Faktor kimia adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat
kimia yang dalam keputusan ini meliputi bentuk padatan (partikel), cair, gas,
kabut, aerosol dan ua