Page 1
1
suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah, dan ia melihat ada 3 orang pria
berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua.
Wanita itu berkata: "Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti sedang lapar. Mari
masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk mengganjal perut". Pria berjanggut itu lalu balik bertanya,
"Apakah suamimu sudah pulang?" Wanita itu menjawab, "Belum, dia sedang keluar". "Oh kalau begitu, kami
tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suami mu kembali", kata pria itu.
Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami,
awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, "Sampaikan pada mereka, aku telah kembali,
dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini". Wanita itu kemudian keluar dan
mengundang mereka untuk masuk ke dalam.
"Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama", kata pria itu hampir bersamaan. "Lho, kenapa? tanya
wanita itu karena merasa heran. Salah seseorang pria itu berkata, "Nama dia Kekayaan," katanya sambil
menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya, dan "sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil
memegang bahu pria berjanggut lainnya. Sedangkan aku sendiri bernama Kasih-sayang. Sekarang, coba tanya
kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk ke rumahmu."
Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminya pun merasa heran.
"Ohho...menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin
rumah ini penuh dengan Kekayaan."
Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, "Sayangku, kenapa kita tak mengundang si
Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen ladang pertanian kita."
Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk
ke dalam rumah. "Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Kasih-sayang yang masuk ke dalam? Rumah kita
ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Kasih-sayang."
Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. "Baiklah, ajak masuk si Kasih-sayang ini ke
dalam. Dan malam ini, Si Kasih-sayang menjadi teman santap malam kita." Wanita itu kembali ke luar, dan
bertanya kepada 3 pria itu. "Siapa diantara Anda yang bernama Kasih-sayang? Ayo, silahkan masuk, Anda
menjadi tamu kita malam ini."
Si Kasih-sayang bangkit, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho..ternyata, kedua pria berjanggut
lainnya pun ikut serta. Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan. "Aku
hanya mengundang si Kasih-sayang yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga? Kedua pria yang
ditanya itu menjawab bersamaan. "Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang
lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Kasih-sayang, maka, kemana pun Kasih-
sayang pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Kasih-sayang, maka kekayaan dan Kesuksesan
juga akan ikut serta.
Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami berdua ini buta. Dan hanya si Kasih-sayang yang bisa melihat.
Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh
bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini."
"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan
pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa
sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?" [QS. Al- Fushshilat]
Tidak semua peristiwa alam dapat dijelaskan dengan akal. Dalam koleksi ini disajikan keajaiban alam.
Koleksi ini dikumpulkan sedikit demi sedikit dari internet. Jika anda merasa dapat memberikan tambahan
keterangan pada koleksi di bawah ini, silahkan beri komentar anda !. Mohon bersabar apabila agak lambat,
karena fotonya ditampilkan semuanya.. :)
Page 2
2
Allahu Rabbi aku minta izin Bila suatu saat aku jatuh cinta Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau Allahu Rabbi Aku punya pinta Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas Biar rasaku pada-Mu tetap utuh Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengankasih-Mu dan
membuatku semakin mengagumi-Mu Allahu Rabbi Bila suatu saat aku jatuh hati Pertemukanlah kami Berilah
kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu Allahu Rabbi Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku Anugerahkanlah aku cinta-Mu... Cinta yang tak pernah pupus
oleh waktu Amin !
JANJI ALLAH BAGI ANDA YANG AKAN MENIKAH
Ketika seorang muslim baik pria atau wanita akan menikah, biasanya akan timbul perasaan yang
bermacam-macam. Ada rasa gundah, resah, risau, bimbang, termasuk juga tidak sabar menunggu datangnya
sang pendamping, dll. Bahkan ketika dalam proses taaruf sekalipun masih ada juga perasaan keraguan.
Berikut ini sekelumit apa yang bisa saya hadirkan kepada pembaca agar dapat meredam perasaan negatif
dan semoga mendatangkan optimisme dalam mencari teman hidup. Semoga bermanfaat buat saya pribadi dan
kaum muslimin semuanya. Saya memohon kepada Allah semoga usaha saya ini mendatangkan pahala yang
tiada putus bagi saya.
Inilah kabar gembira berupa janji Allah bagi orang yang akan menikah. Bergembiralah wahai
saudaraku...
1. "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-
wanita yang keji (pula),dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik
adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)". (An Nuur : 26)
Bila ingin mendapatkan jodoh yang baik, maka perbaikilah diri. Hiduplah sesuai ajaran Islam dan
Sunnah Nabi-Nya. Jadilah laki-laki yang sholeh, jadilah wanita yang sholehah. Semoga Allah memberikan
hanya yang baik buat kita. Amin.
2. "Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak
(berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan
memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui".
(An Nuur: 32)
Sebagian para pemuda ada yang merasa bingung dan bimbang ketika akan menikah. Salah satu sebabnya
adalah karena belum punya pekerjaan. Dan anehnya ketika para pemuda telah mempunyai pekerjaan pun tetap
ada perasaan bimbang juga. Sebagian mereka tetap ragu dengan besaran rupiah yang mereka dapatkan dari
gajinya. Dalam pikiran mereka terbesit, "apa cukup untuk berkeluarga dengan gaji sekian?".
Ayat tersebut merupakan jawaban buat mereka yang ragu untuk melangkah ke jenjang pernikahan karena
alasan ekonomi. Yang perlu ditekankan kepada para pemuda dalam masalah ini adalah kesanggupan untuk
memberi nafkah, dan terus bekerja mencari nafkah memenuhi kebutuhan keluarga. Bukan besaran rupiah yang
sekarang mereka dapatkan. Nantinya Allah akan menolong mereka yang menikah. Allah Maha Adil, bila
tanggung jawab para pemuda bertambah - dengan kewajiban menafkahi istri-istri dan anak-anaknya - maka
Allah akan memberikan rejeki yang lebih. Tidakkah kita lihat kenyataan di masyarakat, banyak mereka yang
semula miskin tidak punya apa-apa ketika menikah, kemudian Allah memberinya rejeki yang berlimpah dan
mencukupkan kebutuhannya?
3. "Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah,
seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara
kehormatannya". (HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160)
Page 3
3
Bagi siapa saja yang menikah dengan niat menjaga kesucian dirinya, maka berhak mendapatkan
pertolongan dari Allah berdasarkan penegasan Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam dalam hadits ini. Dan
pertolongan Allah itu pasti datang.
4. "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu
sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir". (Ar
Ruum : 21)
5. "Dan Tuhanmu berfirman : „Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam
dalam keadaan hina dina' ". (Al Mu'min : 60)
Ini juga janji Allah „Azza wa Jalla, bila kita berdoa kepada Allah niscaya akan diperkenankan-Nya.
Termasuk di dalamnya ketika kita berdoa memohon diberikan pendamping hidup yang agamanya baik, cantik,
penurut, dst.
Dalam berdoa perhatikan adab dan sebab terkabulnya doa. Diantaranya adalah ikhlash, bersungguh-
sungguh, merendahkan diri, menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan, dll.
Perhatikan juga waktu-waktu yang mustajab dalam berdoa. Diantaranya adalah berdoa pada waktu
sepertiga malam yang terakhir dimana Allah „Azza wa Jalla turun ke langit dunia, pada waktu antara adzan dan
iqamah, pada waktu turun hujan, dll.
Perhatikan juga penghalang terkabulnya doa. Diantaranya adalah makan dan minum dari yang haram,
juga makan, minum dan berpakaian dari usaha yang haram, melakukan apa yang diharamkan Allah, dll.
Manfaat lain dari berdoa berarti kita meyakini keberadaan Allah, mengakui bahwa Allah itu tempat
meminta, mengakui bahwa Allah Maha Kaya, mengakui bahwa Allah Maha Mendengar, dst.
Sebagian orang ketika jodohnya tidak kunjung datang maka mereka pergi ke dukun-dukun berharap agar
jodohnya lancar. Sebagian orang ada juga yang menggunakan guna-guna. Cara-cara seperti ini jelas dilarang
oleh Islam. Perhatikan hadits-hadits berikut yang merupakan peringatan keras dari Rasulullah Shallallahu „alaihi
wa sallam:
"Barang siapa yang mendatangi peramal / dukun, lalu ia menanyakan sesuatu kepadanya, maka tidak
diterima shalatnya selama empat puluh malam". (Hadits shahih riwayat Muslim (7/37) dan Ahmad).
Telah bersabda Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam, "Maka janganlah kamu mendatangi dukun-
dukun itu." (Shahih riwayat Muslim juz 7 hal. 35).
Telah bersabda Nabi shallallahu „alaihi wa sallam, "Sesungguhnya jampi-jampi (mantera) dan jimat-
jimat dan guna-guna (pelet) itu adalah (hukumnya) syirik." (Hadits shahih riwayat Abu Dawud (no. 3883), Ibnu
Majah (no. 3530), Ahmad dan Hakim).
6. "Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat". (Al Baqarah : 153)
Mintalah tolong kepada Allah dengan sabar dan shalat. Tentunya agar datang pertolongan Allah, maka
kita juga harus bersabar sesuai dengan Sunnah Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam. Juga harus shalat sesuai
Sunnahnya dan terbebas dari bid'ah-bid'ah.
7. "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan". (Alam Nasyrah : 5 - 6)
Ini juga janji Allah. Mungkin terasa bagi kita jodoh yang dinanti tidak kunjung datang. Segalanya terasa
sulit. Tetapi kita harus tetap berbaik sangka kepada Allah dan yakinlah bahwa sesudah kesulitan itu ada
kemudahan. Allah sendiri yang menegaskan dua kali dalam Surat Alam Nasyrah.
Page 4
4
8. "Hai orang-orang yang beriman jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu". (Muhammad : 7)
Agar Allah Tabaraka wa Ta'ala menolong kita, maka kita tolong agama Allah. Baik dengan berinfak di
jalan-Nya, membantu penyebaran dakwah Islam dengan penyebaran buletin atau buku-buku Islam, membantu
penyelenggaraan pengajian, dll. Dengan itu semoga Allah menolong kita.
9. "Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-
benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa". (Al Hajj : 40)
10. "Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat". (Al Baqarah : 214)
Itulah janji Allah. Dan Allah tidak akan menyalahi janjinya. Kalaupun Allah tidak / belum mengabulkan
doa kita, tentu ada hikmah dan kasih sayang Allah yang lebih besar buat kita. Kita harus berbaik sangka kepada
Allah. Inilah keyakinan yang harus ada pada setiap muslim.
Jadi, kenapa ragu dengan janji Allah?
Sahabat adalah dorongan ketika engkau hampir berhenti, petunjuk jalan ketika
engkau tersesat, membiaskan senyuman sabar ketika engkau berduka,
memapahmu saat engkau hampir tergelincir dan mengalungkan butir-butir
mutiara doa pada dadamu...Ikhwan and akhwat...moga hati kita dipertautkan
karena-Nya
Wanita Ahli Surga Dan Ciri-Cirinya Ahad,
Setiap insan tentunya mendambakan kenikmatan yang paling tinggi dan abadi. Kenikmatan itu adalah
Surga. Di dalamnya terdapat bejana-bejana dari emas dan perak, istana yang megah dengan dihiasi beragam
permata, dan berbagai macam kenikmatan lainnya yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga,
dan terbetik di hati. Dalam Al Qur'an banyak sekali ayat-ayat yang menggambarkan kenikmatan-kenikmatan
Surga. Diantaranya Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "(Apakah) perumpamaan (penghuni) Surga yang
dijanjikan kepada orang-orang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa
dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezat
rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya
segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan
diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?" (QS. Muhammad)
"Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk Surga). Mereka
itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam Surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-
orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan yang
bertahtakan emas dan permata seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-
anak muda yang tetap muda dengan membawa gelas, cerek, dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari
air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk dan buah-buahan dari apa yang mereka
pilih dan daging burung dari apa yang mereka inginkan." (QS. Al Waqiah : 10-21)
Di samping mendapatkan kenikmatan-kenikmatan tersebut, orang-orang yang beriman kepada Allah
Tabaraka wa Ta'ala kelak akan mendapatkan pendamping (istri) dari bidadari-bidadari Surga nan rupawan yang
banyak dikisahkan dalam ayat-ayat Al Qur'an yang mulia, diantaranya :
"Dan (di dalam Surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik."
(QS. Al Waqiah : 22-23) "Dan di dalam Surga-Surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan, menundukkan
pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni Surga yang menjadi
suami mereka) dan tidak pula oleh jin." (QS. Ar Rahman : 56)"Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan
marjan." (QS. Ar Rahman : 58)"Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung
Page 5
5
dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya." (QS. Al Waqiah : 35-37)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menggambarkan keutamaan-keutamaan wanita penduduk Surga
dalam sabda beliau : " ... seandainya salah seorang wanita penduduk Surga menengok penduduk bumi niscaya
dia akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-
wangian. Dan setengah dari kerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan
isinya." (HR. Bukhari dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu) Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wa Sallam bersabda :
Sesungguhnya istri-istri penduduk Surga akan memanggil suami-suami mereka dengan suara yang merdu
yang tidak pernah didengarkan oleh seorangpun. Diantara yang didendangkan oleh mereka : "Kami adalah
wanita-wanita pilihan yang terbaik. Istri-istri kaum yang termulia. Mereka memandang dengan mata yang
menyejukkan." Dan mereka juga mendendangkan : "Kami adalah wanita-wanita yang kekal, tidak akan mati.
Kami adalah wanita-wanita yang aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-wanita yang tinggal, tidak akan
pergi." (Shahih Al Jami' nomor 1557)Apakah Ciri-Ciri Wanita Surga
Apakah hanya orang-orang beriman dari kalangan laki-laki dan bidadari-bidadari saja yang menjadi
penduduk Surga? Bagaimana dengan istri-istri kaum Mukminin di dunia, wanita-wanita penduduk bumi? Istri-
istri kaum Mukminin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tersebut akan tetap menjadi pendamping
suaminya kelak di Surga dan akan memperoleh kenikmatan yang sama dengan yang diperoleh penduduk Surga
lainnya, tentunya sesuai dengan amalnya selama di dunia. Tentunya setiap wanita Muslimah ingin menjadi ahli
Surga. Pada hakikatnya wanita ahli Surga adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Seluruh ciri-
cirinya merupakan cerminan ketaatan yang dia miliki. Diantara ciri-ciri wanita ahli Surga adalah
1. Bertakwa.
2. Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman
kepada takdir yang baik maupun yang buruk.
3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba
dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang
mampu.
4. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah, dia
mengetahui bahwa Allah melihat dirinya.
5. Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah, tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut
terhadap adzab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir
Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.
6. Gemar membaca Al Qur'an dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah ketika sendiri atau
bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah semata.
7. Menghidupkan amar ma'ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat.
8. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik
terhadap hewan ternak yang dia miliki.
9. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan
pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang mendhaliminya.
10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.
11. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk.
12. Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah).
13. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.
Page 6
6
14. Berbakti kepada kedua orang tua.
15. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.
Demikian beberapa ciri-ciri wanita Ahli Surga yang kami sadur dari kitab Majmu' Fatawa karya Syaikhul
Islam Ibnu Tamiyyah juz 11 halaman 422-423. Ciri-ciri tersebut bukan merupakan suatu batasan tetapi ciri-ciri
wanita Ahli Surga seluruhnya masuk dalam kerangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Ta'ala berfirman :
" ... dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga yang
mengalir di dalamnya sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya dan itulah kemenangan yang besar."
(QS. An Nisa' : 13). Wallahu A'lam Bis Shawab.
Hidup dan Cinta
Indah nian hidup jika penuh cinta, semua kan berjalan teratur. Kita hidup juga karena cinta dan kasih
sayang dari Allah. Kita dibesarkan dengan cinta kasih sayang dari orang tua kita. Menginjak usia dewasa, dikala
udah dijadikan istri oleh pangeran yang kita cintai, maka kitapun juga kebagian cinta dari suami kita.
Hidup dengan suami tercinta. Hari2 penuh canda tawa, kemesraan, kehangatan dan penuh tanggung
jawab. Karena sebagai seorang istri kita dituntut untuk melaksanakan aktivitas harian penuh tanggung jawab
besar. Tak mudah peralihan dari hidup sebagai seorang gadis menuju kehidupan sebagai seorang istri. Banyak
hal yang tadinya kita bisa lakukan sendiri sekarang menjadi butuh kerjasama dari suami. Tapi semua terasa
menyenangkan, karena dipenuhi cinta suami.
Untuk mencapai puncak kebahagiaan tersebut, tak sedikit cewek yang harus bersusah payah menemukan
calon pasangannya. Segala usaha harus dikerahkan untuk memperoleh kebahagiaan tersebut. Disamping sifat
cewek yang suka tidak puas terhadap apa yang ia dapatkan, banyak juga yang merasa tidak puas jika harus
diberikan kesempatan oleh orang lain dalam memilih pasangan yang ditawarkan oleh orang lain padanya.
Susah memang! Ketika kita udah suka, eh..si cowok malah ga suka ma kita. Ada juga yang cowok dah
suka ma kita, tapi kitanya yang ga suka ma dia. Repooot! Itulah keajaiban mencari pasangan, indah, ngalir apa
adanya, sangat menikmati bagi yang udah nemu, tinggal mengusahakan untuk mau memahami calon suami kita
aja. Saling menyayangi, namun tak harus diperlihatkan sedemikian rupa, karena belum menikah.Kehidupan
setelah sendiri akan berdampak bagus, manakala keseharian kita selama hidup sendiri bagus; mempunyai
akhlaqul karimah, istiqamah dijalan Allah, tidak menjalankan apa yang dilarang Allah, dan keadaan yang
demikian akan dilanjutkan setelah menikah kelak.Penantian panjang tak menyurutkan langkah untuk tetap
bersabar atas ujian yang dijalani, yakni menunggu akad. Resah gelisah pasti selimuti seseorang yang bakal bina
rumah tangga bersama calonnya. Harap dan cemas, setiap saat selalu berdoa, agar penantian yang panjang ini
segera berakhir bahagia, dengan adanya akad nikah.Ujian dan cobaan selama masa ta'aruf dan khitbahan, akan
segera berbuah senyum kegembiraan manakala keduanya telah resmi menjadi suami sitri. Rasa bahagia yang
tiada terkira. Allah tak kan membiarkan hambaNya berbuat maksiat, kecuali hamba tersebut yang tidak
mengindahkan aturan Allah, naudzubillah.
Ujian sebelum dan sesudah menikah, semua kan terasa berat, namun jika masih sendiri, ujian ini terasa
lebih berat. Disamping godaan dari teman2, juga karena banyaknya cewek atau cowok lain yang berusaha untuk
dapatkan kita juga. Tinggal bagaimana kitanya melatih diri untuk dapat mencintai calon pasangan kita dengan
serius, dan godaan tersebut tak kan hampiri kita.
Rasa jenuh memang kadang muncul, kapan nikahnya sih? Mungkin begitu, kata hati kita. Kita yang udah
lama menunggu akad, tak kunjung datang pula. Yah! Harus terus sabar memang! Yang pasti pernikahan tersebut
kan „jauh lebih dekat' dari hari kemaren.
Muncul keraguan, jika memang godaan dari cowok atau cewek lain kita ladeni, dan bahkan sempat larut
dalam hari2 kita, meski sebentar. Namun, bagi yang berani bersumpah, bahwa calonnyalah yang ada di hati,
yang amat ia sukai dan berharap kan jadi kekasihnya sepanjang hidup dan kehidupan di surga kelak, maka
kekuatan cinta tersebut akan ditambahkan oleh Allah.
Page 7
7
Bisa dirasakan teman, bagaimana rasa cemburu kita terhadap calon pasangan yang ditaksir cowok atau
cewek lain, kan berbuah cinta mendalam pada calon pasangan. Kita akan senantiasa mendoakan dia, agar tidak
tergoda oleh cewek atau cowok lain.
Kita yang bernyawa tidak akan rela jika calon kita diambil orang, lebih2 kelak jika udah resmi jadi suami
atau istri kita.
Ujian lain adalah dari keluarga kita, saudara2 kita, teman2 kita yang udah kadung tau peristiwa besar
yang terjadi pada kita. Sedangkan hari H pernikahan kita tidak ingin kita ungkap kemana2. Mereka akan
bertanya terus menerus pada kita, kapan nikahnya mbak atau mas? Rasa jenuh, bosan, pada yang bertanya
berkali2 juga akan muncul, jika kita tidak bisa mengatur urusan hati, maka kita udah down duluan atau bahkan
sampai stress menghadapi hal ini. Maka, hendaknya ketika kita udah nemu seseorang, dah dikhitbah,
RAHASIAKANLAH KHITBAH KITA. Tapi SEBARKANLAH PERNIKAHAN KITA. Jangan sampai ketika
masih khitbah udah nyebar berita tentang kisah kasih kita, karena dampaknya ga mengenakkan hati. Boro2 kita
tenang, namun rasa bosan yang akhirnya menemani hari2 kita, Karena tiap kali ada sms yang ada Cuma "kapan
nikahnya? Jangan lupa undangannya lho!" atau kalau pas ketemu, pasti kata2 mereka yang kenal dengan kita,
sedangkan diri mereka udah tau berita khitbahan kita, maka hal yang diucapkan pasti ga jauh beda ma yang
dalam sms tadi.Maunya kita tenang, tapi malah ga jadi, itu juga karena kesalahan kita yang udah nyebarin berita
khitbahan kita.
Memang, heran juga! Kenapa mereka begitu semangat untuk mengetahui pernikahan kita. Padahal hal
khitbah udah biasa ada. Entahlah, yang pasti kita punya banyak teman, saudara, keluarga besar kita yang begitu
menyayangi kita. Mungkin karena rasa sayang mereka yang berlimpah, akhirnya perhatian mereka terhadap kita
juga berlebih. Disamping rasa bosan hadapi pertanyaan mereka, kita harus bersyukur pada Allah, alhamdulillah
banyak perhatian yang ngalir pada kita. Moga kata2 mereka, pertanyaan mereka, rasa igin tahu mereka
merupakan doa, agar pernikahan kita disegerakan oleh Allah, amin.
Kuatkan hati dan pikiran untuk hadapi ujian dari Allah yang pasti kan mendera setiap kita yang beriman
pada Allah. Hidup adalah ujian, agar kelak kita mudah dalam menjalani kehidupan akhirat kita, amin. Penantian
panjang kita, kan berbuah senyum bahagia, kesempatan untuk meraih pahala yang besar kan segera tiba. Dengan
terus beriman kepada Allah, dan mentaati suami kita kelak.
Di Sisinya Selalu Ada Cinta
Pagi yang cerah selalu membuatku bergairah menapakkan kaki di aspal hitam yang masih tampak basah.
Merentas jeruji cahaya mentari yang masih malu menembus putihnya awan, bertemankan canda mesra kupu-
kupu beraneka warna dan bunga-bunga yang merekah. Megahnya simfoni alam yang melantunkan senandung
tasbih dan tahmid dari tetesan sisa-sisa embun di tanah, seakan menambah pesona pagi yang indah.
Di jalanan juga tampak banyak orang yang dengan penuh semangat berolah raga. Ada yang hanya
berjalan santai menghirup udara segar, ada pula yang berlari-lari kecil dan tak sedikit yang terlihat menuntun
anjingnya yang bergerak lincah kesana kemari. Wajah-wajah mereka terlihat segar dielus lembut sinar mentari
pagi, padahal beberapa di antaranya tampak tidak lagi berusia muda, terlihat dari guratan-guratan keriput di
wajah.
Tampak dari kejauhan dua sosok manusia berjalan ke arahku, "Selalu mereka," aku bergumam dalam
hati. Semakin dekat, semakin terdengar nafas yang terengah-engah dan terlihat simbahan peluh yang mengucur
membasahi sekujur tubuh mereka."Ohayou gozaimasu," sapa obachan itu ramah seraya sedikit membungkukkan
tubuhnya.
Di sampingnya, anak lelaki yang berkepala besar dan berperawakan pendek itu juga terdengar menyapa,
namun dengan suara tak jelas. Terlihat dari raut wajahnya ia berbeda dengan anak yang umurnya sebaya. Wajah
itu berhiaskan mata yang sipit dan turun, dagu yang kecil membuat lidah terlihat menonjol keluar serta lebar
tengkorak tampak pendek di kepalanya yang dicukur botak.
Sekali-kali tangan lebar dengan jari-jari pendek itu susah payah menyeka wajahnya dengan handuk kecil,
tampak koordinasi gerakan tangannya lemah sekali. Tak jarang obachan di sebelahnya ikut membantu,
Page 8
8
dihapusnya cucuran keringat anak lelaki itu dengan kasih sayang, penuh selaksa cinta yang terpancar jelas dari
binar matanya. Seketika, mata anak lelaki yang sering menatap kosong itu pun terlihat senang.
"Kono ko wa uchi no musuko desu," katanya terdengar jelas dan bangga, seakan tahu pertanyaan yang
menyergap di benakku.
Aku hanya tersenyum, menganggukkan kepala dan tak berkata apa-apa. Seiring langkah mereka yang
semakin menjauh, kutatap kepergian obachan dan anak lelaki yang berjalan goyah itu dengan perasaan
berkecamuk menjadi satu. Pikiranku lalu menerawang, menembus lorong ruang dan waktu. Melayang,
meninggalkan sosok tubuhku yang masih berdiri tak bergeming, takjub dengan sebuah keajaiban cinta.
Cinta seorang ibunda kepada anak-anaknya memang membuat kita selalu terpesona. Jikalau kasih
seorang anak adalah sepanjang galah, kasih ibunda tentu sepanjang jalan. Bahkan andaikan kasih anak itu
sepanjang jalan, maka kasih ibunda adalah sepanjang masa.
Obachan itu pasti tak pernah tahu bahwa ada surga di telapak kakinya, sehingga ia merasa perlakuannya
biasa-biasa saja. Namun bagiku, ia adalah seorang wanita istimewa yang di sisinya selalu ada cinta, karena
amanah berupa seorang anak yang cacat mental hanya dianugerahkan kepada wanita-wanita istimewa.
Menghias hati dengan menangis Oleh : Muhammad Nuh "Andai kalian mengetahui apa yang aku
ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis." (HR. Bukhari dan Muslim) Indahnya hidup
dengan celupan iman. Saat itulah terasa bahwa dunia bukan segala-galanya. Ada yang jauh lebih besar dari yang
ada di depan mata. Semuanya teramat kecil dibanding dengan balasan dan siksa Allah swt.
Menyadari bahwa dosa diri tak akan terpikul di pundak orang lain Siapa pun kita, jangan pernah berpikir bahwa dosa-dosa yang telah dilakukan akan terpikul di pundak orang
lain. Siapa pun. Pemimpinkah, tokoh yang punya banyak pengikutkah, orang kayakah. Semua kebaikan dan
keburukan akan kembali ke pelakunya.
Maha Benar Allah dengan firman-Nya dalam surah Al-An'am ayat 164. "...Dan tidaklah seorang
membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak
akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya
kepadamu apa yang kamu perselisihkan."
Lalu, pernahkah kita menghitung-hitung dosa yang telah kita lakukan. Seberapa banyak dan besar dosa-
dosa itu. Jangan-jangan, hitungannya tak beda dengan jumlah nikmat Allah yang kita terima. Atau bahkan, jauh
lebih banyak lagi.
Masihkah kita merasa aman dengan mutu diri seperti itu. Belumkah tersadar kalau tak seorang pun
mampu menjamin bahwa esok kita belum berpisah dengan dunia. Belumkah tersadar kalau tak seorang pun bisa
yakin bahwa esok ia masih bisa beramal. Belumkah tersadar kalau kelak masing-masing kita sibuk
mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan.
Menyadari bahwa diri teramat hina di hadapan Yang Maha Agung Di antara keindahan iman adalah anugerah pemahaman bahwa kita begitu hina di hadapan Allah swt. Saat
itulah, seorang hamba menemukan jati diri yang sebenarnya. Ia datang ke dunia ini tanpa membawa apa-apa.
Dan akan kembali dengan selembar kain putih. Itu pun karena jasa baik orang lain.
Apa yang kita dapatkan pun tak lebih dari anugerah Allah yang tersalur lewat lingkungan. Kita pandai
karena orang tua menyekolah kita. Seperi itulah sunnatullah yang menjadi kelaziman bagi setiap orang tua.
Kekayaan yang kita peroleh bisa berasal dari warisan orang tua atau karena berkah lingkungan yang lagi-lagi
Allah titipkan buat kita. Kita begitu faqir di hadapan Allah swt.
Seperti itulah Allah nyatakan dalam surah Faathir ayat 15 sampai 17, "Hai manusia, kamulah yang berkehendak
kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. Jika Dia
menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan
kamu). Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah."
Page 9
9
Menyadari bahwa surga tak akan termasuki hanya dengan amal yang sedikit
Mungkin, pernah terangan-angan dalam benak kita bahwa sudah menjadi kemestian kalau Allah swt. akan
memasukkan kita kedalam surga. Pikiran itu mengalir lantaran merasa diri telah begitu banyak beramal. Siang
malam, tak henti-hentinya kita menunaikan ibadah. "Pasti, pasti saya akan masuk surga," begitulah keyakinan
diri itu muncul karena melihat amal diri sudah lebih dari cukup.
Namun, ketika perbandingan nilai dilayangkan jauh ke generasi sahabat Rasul, kita akan melihat
pemandangan lain. Bahwa, para generasi sekaliber sahabat pun tidak pernah aman kalau mereka pasti masuk
surga. Dan seperti itulah dasar pijakan mereka ketika ada order-order baru yang diperintahkan Rasulullah.
Begitulah ketika turun perintah hijrah. Mereka menatap segala bayang-bayang suram soal sanak keluarga
yang ditinggal, harta yang pasti akan disita, dengan satu harapan: Allah pasti akan memberikan balasan yang
terbaik. Dan itu adalah pilihan yang tak boleh disia-siakan. Begitu pun ketika secara tidak disengaja, Allah
mempertemukan mereka dengan pasukan yang tiga kali lebih banyak dalam daerah yang bernama Badar. Dan
taruhan saat itu bukan hal sepele: nyawa. Lagi-lagi, semua itu mereka tempuh demi menyongsong investasi
besar, meraih surga.
Begitulah Allah menggambarkan mereka dalam surah Albaqarah ayat 214. "Apakah kamu mengira
bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang
terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan
bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: „Bilakah
datangnya pertolongan Allah?' Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat."
Menyadari bahwa azab Allah teramat pedih Apa yang bisa kita bayangkan ketika suatu ketika semua
manusia berkumpul dalam tempat luas yang tak seorang pun punya hak istimewa kecuali dengan izin Allah.
Jangankan hak istimewa, pakaian pun tak ada. Yang jelas dalam benak manusia saat itu cuma pada dua pilihan:
surga atau neraka. Di dua tempat itulah pilihan akhir nasib seorang anak manusia.
"Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari isteri dan anak-anaknya.
Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya." (QS. 80: 34-37)
Mulailah bayang-bayang pedihnya siksa neraka tergambar jelas. Kematian di dunia cuma sekali.
Sementara, di neraka orang tidak pernah mati. Selamanya merasakan pedihnya siksa. Terus, dan selamanya.
Seperti apa siksa neraka, Rasulullah saw. pernah menggambarkan sebuah contoh siksa yang paling
ringan. "Sesungguhnya seringan-ringan siksa penghuni neraka pada hari kiamat ialah seseorang yang di bawah
kedua tumitnya diletakkan dua bara api yang dapat mendidihkan otaknya. Sedangkan ia berpendapat bahwa
tidak ada seorang pun yang lebih berat siksaannya daripada itu, padahal itu adalah siksaan yang paling ringan
bagi penghuni neraka." (HR. Bukhari dan Muslim)
Belum saatnyakah kita menangis di hadapan Allah. Atau jangan-jangan, hati kita sudah teramat keras
untuk tersentuh dengan kekuasaan Allah yang teramat jelas di hadapan kita. Imam Ghazali pernah memberi
nasihat, jika seorang hamba Allah tidak lagi mudah menangis karena takut dengan kekuasaan Allah, justru
menangislah karena ketidakmampuan itu.
TERSENYUMLAH Oleh : ratika Senyum adalah ekspresi yang menceritakan sebuah kebahagiaan,
kesenangan dan ketenangan. Sebuahanugerah yang diberikan kepada siapa saja. Tidak mengenal kelas, status
sosial, ras dan warna kulit.
Bedanya barangkali terletak pada pemicu senyum bagi masing-masing individu. Bagi petani yang hidup
di desa terpencil pada sebuah lereng gunung, mungkin derai dedaunan, rintik hujan atau sekedar tumbuhnya
padi yang ia tebar cukup untuk menjadi pemicu sebuah senyuman.
Disamping ekspresi dari sebuah kebahagiaan, senyum juga merupakan simbol dari rasa syukur. Dimana
kata syukur dalam bahasa yang lebih kita fahami adalah "pengakuan dari sebuah kenikmatan". Senyum adalah
wujud minimal dari pengakuan itu.
Page 10
10
Dari senyum maka lahirlah kalimat " alhamdulillah". Dari senyum maka lahirlah rasa berbagi dan lain
sebagainya. Jika demikian, maka sebenarnya kita memiliki stok senyum yang tidak terbatas. Karena kita
dilingkupi nikmat yang tidak terbatas. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, semuanya penuh dengan
kenikmatan. Bahkan kesedihan sekalipun.
Karenanya pernah ada sebuah cerita tentang seorang teman yang sudah ia anggap adik menangis, ia
tersenyum dan ia katakan sama teman nya. "Teruskanlah menangis, tapi kalau sudah selesai menangisnya,
..tersenyumya".
Spontan saja teman nya tersenyum meski masih diiringi isakan, lalu protes,"aku masih sedih kok disuruh
tersenyum tow bang". Spontan iakatakan, " Ya harus senyum,...coba kalau kamu tidak bisa sedih, tidak bisa
menangis,... karenanya tersenyumlah karena kamu masih dikaruniai nikmat sedih dan nikmat menangis".
Kita mungkin tidak akan bisa melihat indahnya pelangi jika tanpa hujan dan indahnya matahari,
tersenyumlah. Jika kita mampu menangkap segala kenikmatan yang kita rasakan, kenikmatan setiap udara yang
kita hirup, setiap tatapan mata kita, setiap pendengaran kita, setiap denyut nadi dan detak jantung kita, setiap
tapak kaki yang kita ayunkan, setiap gerakan dari anggota badan kita. Maka hidup kita akan penuh dengan
senyum. Lalu kita akan melihat betapa banyak kenikmatan yang kita rasakan. Bahkan kenikmatan itu terasa
bertambah dan bertambah setiap kita mengurai sebuah senyuman.
Bahkan ketika masalah terus saja mendera kita, cobalah untuk tetap tersenyum dan bersyukur tetaplah
berfikir positif bahwa ALLAH sangat sayang dengan kita, Dia disana sedang memperhatikan kita dengan
seksama. Insya ALLAH masalah yang kita hadapi akan terasa lebih ringan dan bahkan akan menemukan banyak
sekali jalan keluar. Tetaplah bersyukur (^_^), Inilah sebenarnya yang telah digariskan Allah dalam al-Qur'an:
"Jika kalian semua bersyukur maka akan kami tambah, namun jika kalian mengingkari segala nikmat yang telah
kami berikan, maka sesungguhnya azabku sangatlah pedih" ( QS. Ibrahim: 7 )
Maka Tersenyumlaah (^_^)
Doa untuk Kekasih...
untuk seseorang yang telah mengisi ruang hati yg dulu hampa...Allah yang Maha Pemurah... Terima
kasih Engkau telah menciptakan dia dan mempertemukan saya dengannya. Terima kasih untuk saat - saat indah
yang dapat kami nikmati bersama.Terima kasih untuk setiap pertemuan yang dapat kami lalui bersama. Saya
datang bersujud dihadapanMU... Sucikan hati saya ya Allah, sehingga dapat melaksanakan kehendak dan
rencanaMU dalam hidup saya.
Ya Allah, jika saya bukan pemilik tulang rusuknya, janganlah biarkan saya merindukan kehadirannya...
janganlah biarkan saya, melabuhkan hati saya dihatinya..kikislah pesonanya dari pelupuk mata saya dan jauhkan
dia dari relung hati saya... Gantilah damba kerinduan dan cinta yang bersemayam didada ini dengan kasih dari
dan padaMU yang tulus, murni... dan tolonglah saya agar dapat mengasihinya sebagai sahabat.
Tetapi jika Engkau ciptakan dia untuk saya... ya Allah tolong satukan hati kami... bantulah saya untuk
mencintai, mengerti dan menerima dia seutuhnya...berikan saya kesabaran, ketekunan dan kesungguhan untuk
memenangkan hatinya...Ridhoi dia, agar dia juga mencintai, mengerti dan mau menerima saya dengan segala
kelebihan dan kekurangan saya sebagaimana telah Engkau ciptakan... Yakinkanlah dia bahwa saya sungguh -
sungguh mencintai dan rela membagi suka dan dukasaya dengan dia...
Ya Allah Maha Pengasih, dengarkanlah doa saya ini... lepaskanlah saya dari keraguan ini menurut kasih
dan kehendakMU... Allah yang Maha kekal, saya mengerti bahwa Engkau senantiasa memberikan yang terbaik
untuk saya... luka dan keraguan yang saya alami, pasti ada hikmahnya. Pergumulan ini mengajarkan saya untuk
hidup makin dekat kepadaMU untuk lebih peka terhadap suaraMU yang membimbing saya menuju terangMU...
Ajarkan saya untuk tetap setia dan sabar menanti tibanya waktu yang telah Engkau tentukan.... Jadikanlah
kehendakMU dan bukan kehendak saya yang menjadi dalam setiap bagian hidup saya..Ya Allah, semoga
Engkau mendengarkan dan mengabulkan permohonanku. Amien.
Page 11
11
WASPADA TERHADAP "VIRUS MERAH JAMBU = VIRUS CINTA"
Waspada terhadap munculnya Virus Baru.. Virus Merah Jambu..sering diidentikkan dengan rasa "aneh"
yang hinggapi hati-hati yang lalai, lalai dari mengingat Allah, lalai beribadah, lalai pada keinginan, hasrat tuk
raih Syahid.. dan lalai terhadap tujuan akhir yang akan ditempuh.. dan tanpa disadari, bisa menggeroti file-file
rasa ikhlas dalam dada, merusakkan imun amal, membuat pipi bersemu merah, angan pun melayang tak tentu
arah, lalu mengacaukan sistem pertahanan hard disk Iman ..
Hati-hati !! karena virus hati tak dapat diawasi keberadaannya..tak dapat dikenali wujudnya.. It's very
danger untuk lebih kita cermati, untuk lebih kita hayati keberadaannya.. hingga kita pun harus tahu tanda
munculnya Virus Merah Jambu.. harus bisa meraba apa yang seharusnya kita rasa..rasa yang tak terkendali, asa
yang terus menari, angan yang terus melayang, harap yang masih bertahan..ada ingin yang terus gayuti kalbu.
Ahh..Virus Merah Jambu.. begitu indah untuk di rasa, begitu resah yang membara.. saat mengingat dia.. saat
bersamanya, saat temui sosoknya - dia dan hanya dia.. seseorang yang spesial untuk kita, yang berarti untuk
kita..seseorang yang merajai tiap langkah kita, seseorang yang.. Ehm.. begitu mempesona..
Virus Merah Jambu..bagaikan darah yang mengalir saat melewati tiap aliran nadi kita, merusakkan kabel
- kabel darah yang ujungnya selalu di gayuti oleh setan yang selalu tertawa lebar melihat kegagalan kita meraih
RidhoNya.. Dan Virus Merah Jambu pun menembus ke ulu hati.. meluluhlantakkan pusat sistem otak syaraf dan
akal kita.. Let's talk about it..
Yup.. Virus Merah Jambu.. ©VIRUS CINTA©.. yang paling melenakan kita, paling berbahaya dari virus
komputer akal yang pernah ada.. Virus Merah Jambu bisa timbul karena ada tangan dan pihak ketiga yang
menelusup ke tiap sanubari kita, yang munculkan was-was pada diri kita..ketika kita tak bersamanya..saat tak
bertemu dengannya.. ketika dan ketika.. segala waktu kita persembahkan untuknya.. Yang ada hanya resah
terasa, dan rasa cinta yang kobarannya kalahkan api membara, yang penanya setajam pisau rajam, yang
mulutnya, matanya, bibirnya, hidungnya, tangannya, sekujur tubuhnya.. selalu bertasbih namanya..selalu
menyebut namanya.. Dan.. aacchh.. CINTA.. nama yang begitu indah dan bermakna..
Tak heran rasanya kalau mendengar / baca kisah si Virus Merah Jambu alias 'cinta'..bagaimana tajamnya
pisau cinta yang 'singgah' ke hati majnun dan laila.. Karena pada tiap manusia menginginkan cinta,
membutuhkan cinta, karena 'cinta' menimbulkan keasyikan, kesetiaan, kemesraan dan rasa kasih sayang, lalu
mempertahankan cinta dengan taruhan nyawa, harta atau bahkan tahta sekalipun jadi tidak mengapa..
Akan tetapi bila rasa mulai pudar, bila rasa mulai sirna..suasana hati jadi berubah..rasa setia jadi ingkar-
curiga..asyik dan mesra jadi bosan-memuakkan, kasih sayang menghilang, rasa ingin bersama jadi pengen
berpisah, berjauhan, tidak tegur sapa..endingnya broken heart..putus cinta..N' sekali lagi.."Cinta"..trus
menyerang, memadamkan api yang mulai berkobar..
Perhatikan apa yang difirmankan Allah dalam Surat Al Jaatsiyah (45) : 23.."Maka pernahkah kamu
melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat sesuai
dengan ilmuNya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan menjadikan tutupan atas
penglihatannya ? Maka siapakah lagi yang akan memberikan petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat)
Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran ?".
Amati sekali lagi Surat Al Baqarah (2) : 65.. "Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah
tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-
orang yang beriman mereka sangat cintanya kepada Allah..". Astaghfirullah..
Seorang hamba yang dilanda cinta, selalu ingat akan cintanya, selalu ingat akan kekasihnya. Setiap
kesempatan akan digunakan sebaik-baiknya untuk memenuhi hasrat cintanya. Begitu juga halnya dengan
seorang hamba yang tulus cintanya pada Khaliqnya, ia senantiasa akan selalu ingat kepadaNya. Semua daya
upaya dipersembahkan untuknya, meski untuk mempertahankan kebahagiaan hidupnya ia harus
mempertaruhkan hartanya, kedudukan, kekuasaan, perniagaan, anak, istri, dan keluarganya, serta tak lupa jiwa
raganya pula.
Dalam Firman Allah SWT, Qs At Taubah (9):24.." Katakanlah:"Jika bapa-bapamu, anak-anakmu,
saudara-saudaramu, isteri-isterimu, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang
Page 12
12
kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada
Allah dan RasulNya, dan berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya.
Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik".
Rasulullah SAW bersabda : "Barang siapa cinta karena Allah, benci karena Allah, memberi karena
Allah dan tidak mau memberi kecuali karena Allah, maka dia sudah menyempurnakan imannya". (HR. Abu
Daud) ; "Tidaklah seorang hamba mendapatkan manisnya Iman kecuali harus terdapat di dalam hatinya 3
aspek berikut : Hendaklah Allah dan RasulNya paling ia cintai dibanding yang lainnya, hendaklah ia mencintai
seseorang hanya karena Allah, dan hendaklah ia benci untuk kembali pada kekufuran setelah Allah selamatkan
ia sebagaimana ia benci untuk dilemparkan kedalam api neraka" (HR. Bukhari Muslim).
So.. Virus Merah Jambu.. yang menguasai hati.. jika kita tegas menyikapinya, jika kita bisa rusak
jaringannya (atau mampu jadi 'hacker' nya hati), jika kita mampu mengendalikannya, jika kita tahu
keberadaannya.. niscaya hati mampu mengontrol semua perilaku kita, semua cinta kita jadi terkendali karena
Hati adalah pengendali. Jika ia baik, baik pula perbuatannya. Jika ia rusak, rusak pula perbuatannya. Maka
menjaga hati dari kerusakan adalah wajib, apalagi Virus Cinta..
Mencintai Allah seperti kekasih.. Allahu Akbar !! (Ya Allah..jadi rindu dech sama Allah !!), tiap disebut
namaNya.. bergetarlah hati kita (Surat Al Anfaaal (8) : 2.."Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah
mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-
ayatNya, bertambahlah iman mereka dan hanya kepada Allah mereka bertawakkal".. Subhanallah), ada pesona
alam yang kita kagumi, dari ciptaannya sekecil atom sampai yang membentang di jagad raya, tak ada yang dapat
menandinginya.. Lalu bagaimana khabarnya..Hai Virus Merah Jambu ?? Apakah sudah tahu keberadaanNya ??
Apakah sudah terkendali ?? Atau sudah musnah ?? Kuraba lagi sendi-sendi hati.. Alhamdulillah..sudah
terkendali, Alhamdulillah..sudah tiada.. Kini yang ada hanya cinta untukNya.. Yup, Cinta untuk Allah yang tak
dapat ditandingi hasratnya, yang tak dapat dicerna maknanya..Subhanallah..
"Katakanlah : jika kalian memang cinta kepada Allah, maka ikutilah aku, pastilah Allah cinta kepada kalian
dan mengampuni dosa-dosa kalian dan Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (Qs. Ali'Imran (3) :
31).
Pisau tak selamanya dapat membunuh seseorang... penapun terkadang lebih tajam dari sebilah pisau. Maka
amati 'hati' dengan cara yang ma'ruf..luruskan niat dan bertawwakallah pada ALLAH SWT.
Ya Allah, karuniakanlah kepada kamu cintaMu dan cinta orang-orang yang mencintaiMu, serta amal yang
menyampaikan kami kepada cintaMu.. (Dari berbagai sumber "Cinta" yang tersedia !!).
Dedicated for: " . " yang pernah menghuni 'hati'..Astaghfirullah !! Saat langkah ada didunia maya, tak
menapak di bumi-Nya .. Lalu, kucoba kembali atur gelombang asa.. Robbi kudengar panggilanMu tuk meniti
jalan RidhoMu..
By : 4121X13 (Saat Rindu dan Cinta pada Syurga dan Syahid begitu 'indah '..) J J
Tujuh Indikator Kebahagiaan Dunia
Ibnu Abbas ra. adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang sangat telaten dalam menjaga dan melayani
Rasulullah SAW, dimana ia pernah secara khusus didoakan Rasulullah SAW, selain itu pada usia 9 tahun Ibnu
Abbas telah hafal Al-Quran dan telah menjadi imam di mesjid. Suatu hari ia ditanya oleh para Tabi'in (generasi
sesudah wafatnya Rasulullah SAW) mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia. Jawab Ibnu
Abbas ada 7 (tujuh) indikator kebahagiaan dunia, yaitu :
Pertama, Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur.
Memiliki jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya (qona'ah), sehingga tidak ada ambisi yang
berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. Seorang yang pandai bersyukur
sangatlah cerdas memahami sifat-sifat Allah SWT, sehingga apapun yang diberikan Allah ia malah terpesona
dengan pemberian dan keputusan Allah.
Page 13
13
Bila sedang kesulitan maka ia segera ingat sabda Rasulullah SAW yaitu : "Kalau kita sedang sulit
perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita". Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan
memperbanyak amal ibadahnya, kemudian Allah pun akan mengujinya dengan kemudahan yang lebih besar
lagi. Bila ia tetap "bandel" dengan terus bersyukur maka Allah akan mengujinya lagi dengan kemudahan yang
lebih besar lagi.
Maka berbahagialah orang yang pandai bersyukur!
Kedua. Al azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh.
Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula. Di akhirat
kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan
anaknya kepada kesholehan. Berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yang sholeh, yang pasti
akan bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula seorang istri
yang sholeh, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suaminya, walau
seberapa buruknya kelakuan suaminya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami yang memiliki seorang istri
yang sholeh.
Ketiga, al auladun abrar, yaitu anak yang soleh.
Saat Rasulullah SAW lagi thawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya
lecet-lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya kepada anak muda itu : "Kenapa pundakmu itu ?"
Jawab anak muda itu : "Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur. Saya
sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat,
ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya". Lalu anak muda itu
bertanya: " Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua
?"Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: "Sungguh Allah ridho kepadamu, kamu anak
yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu". Dari
hadist tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan
kebaikan orang tua kita, namun minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak yang soleh, dimana doa
anak yang sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah. Berbahagialah kita bila memiliki anak yang
sholeh.
Keempat, albiatu sholihah, yaitu lingkungan yang kondusif untuk iman kita.
Yang dimaksud dengan lingkungan yang kondusif ialah, kita boleh mengenal siapapun tetapi untuk
menjadikannya sebagai sahabat karib kita, haruslah orang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap
keimanan kita. Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang
yang sholeh. Orang-orang yang sholeh akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita bila kita
berbuat salah.
Orang-orang sholeh adalah orang-orang yang bahagia karena nikmat iman dan nikmat Islam yang selalu
terpancar pada cahaya wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut menyinari orang-orang yang ada
disekitarnya.
Berbahagialah orang-orang yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sholeh.
Kelima, al malul halal, atau harta yang halal.
Paradigma dalam Islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta tetapi halalnya. Ini tidak berarti Islam
tidak menyuruh umatnya untuk kaya.Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh, Rasulullah SAW
pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. "Kamu berdoa sudah bagus", kata
Nabi SAW, "Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram,
bagaimana doanya dikabulkan". Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal karena doanya sangat mudah
dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akan menjauhkan setan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci
dan kokoh, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya. Maka berbahagialah orang-orang yang selalu
dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.
Page 14
14
Keenam, Tafakuh fi dien, atau semangat untuk memahami agama.
Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama Islam. Semakin
ia belajar, maka semakin ia terangsang untuk belajar lebih jauh lagi ilmu mengenai sifat-sifat Allah dan ciptaan-
Nya.
Allah menjanjikan nikmat bagi umat-Nya yang menuntut ilmu, semakin ia belajar semakin cinta ia
kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya
bagi hatinya.
Semangat memahami agama akan meng "hidup" kan hatinya, hati yang "hidup" adalah hati yang selalu
dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat iman. Maka berbahagialah orang yang penuh semangat memahami
ilmu agama Islam.
Ketujuh, yaitu umur yang baroqah.
Umur yang baroqah itu artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, yang setiap detiknya diisi dengan
amal ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi
dengan banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun cenderung kecewa dengan
ketuaannya (post-power syndrome). Disamping itu pikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa
hidupnya, maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan, hatinya
kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya. Sedangkan orang yang mengisi
umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin
rindu ia untuk bertemu dengan Sang Penciptanya. Hari tuanya diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha
Pengasih. Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera
merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah. Inilah semangat "hidup" orang-
orang yang baroqah umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang umurnya baroqah.
Demikianlah pesan-pesan dari Ibnu Abbas ra. mengenai 7 indikator kebahagiaan dunia.
Bagaimana caranya agar kita dikaruniakan Allah ke tujuh buah indikator kebahagiaan dunia tersebut ?
Selain usaha keras kita untuk memperbaiki diri, maka mohonlah kepada Allah SWT dengan sesering dan se-
khusyu' mungkin membaca doa `sapu jagat' , yaitu doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah SAW. Dimana
baris pertama doa tersebut "Rabbanaa aatina fid dun-yaa hasanaw" (yang artinya "Ya Allah karuniakanlah aku
kebahagiaan dunia "), mempunyai makna bahwa kita sedang meminta kepada Allah ke tujuh indikator
kebahagiaan dunia yang disebutkan Ibnu Abbas ra, yaitu hati yang selalu syukur, pasangan hidup yang soleh,
anak yang soleh, teman-teman atau lingkungan yang soleh, harta yang halal, semangat untuk memahami ajaran
agama, dan umur yang baroqah.
Walaupun kita akui sulit mendapatkan ketujuh hal itu ada di dalam genggaman kita, setidak-tidaknya
kalau kita mendapat sebagian saja sudah patut kita syukuri.
Sedangkan mengenai kelanjutan doa sapu jagat tersebut yaitu "wa fil aakhirati hasanaw" (yang artinya
"dan juga kebahagiaan akhirat"), untuk memperolehnya hanyalah dengan rahmat Allah. Kebahagiaan akhirat itu
bukan surga tetapi rahmat Allah, kasih sayang Allah. Surga itu hanyalah sebagian kecil dari rahmat Allah, kita
masuk surga bukan karena amal soleh kita, tetapi karena rahmat Allah. Amal soleh yang kita lakukan sepanjang
hidup kita (walau setiap hari puasa dan sholat malam) tidaklah cukup untuk mendapatkan tiket masuk surga.
Amal soleh sesempurna apapun yang kita lakukan seumur hidup kita tidaklah sebanding dengan nikmat surga
yang dijanjikan Allah.
Kata Nabi SAW, "Amal soleh yang kalian lakukan tidak bisa memasukkan kalian ke surga". Lalu para
sahabat bertanya: "Bagaimana dengan Engkau ya Rasulullah ?". Jawab Rasulullah SAW : "Amal soleh saya pun
juga tidak cukup". Lalu para sahabat kembali bertanya : "Kalau begitu dengan apa kita masuk surga?". Nabi
SAW kembali menjawab : "Kita dapat masuk surga hanya karena rahmat dan kebaikan Allah semata".
Jadi sholat kita, puasa kita, taqarub kita kepada Allah sebenarnya bukan untuk surga tetapi untuk
mendapatkan rahmat Allah. Dengan rahmat Allah itulah kita mendapatkan surga Allah (Insya Allah,
Page 15
15
Amiin).Sumber tulisan: ceramah Ustad Aam Aminudin, Lc. di Sapporo, Jepang, disarikan secara bebas oleh
Sdr. Asep Tata Permana
Hakikat Cinta oleh : KH. Abdullah Gymnastiar
Cinta adalah bagian dari fitrah, orang yang kehilangan cinta dia tidak normal tetapi banyak juga orang
yang menderita karena cinta. Bersyukurlah orang-orang yang diberi cinta dan bisa menyikapi rasa cinta dengan
tepat.
Hikam: "Dijadikan indah pada pandangan manusia, kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan yaitu
wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang.
Itulah kesenangan hidup didunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik." (Al-Qur`an: Al-Imron ayat 14)
Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli (HR. Abu Dawud dan Ahmad) Cinta memang sudah
ada didalam diri kita, diantaranya terhadap lawan jenis. Tapi kalau tidak hati-hati cinta bisa menulikan dan
membutakan kita.
Cinta yang paling tinggi adalah cinta karena Allah cirinya adalah orang yang tidak memaksakan
kehendaknya. Tapi ada juga cinta yang menjadi cobaan buat kita yaitu cinta yang lebih cenderung kepada
maksiat. Cinta yang semakin bergelora hawa nafsu, makin berkurang rasa malu. Dan, inilah yang paling
berbahaya dari cinta yang tidak terkendali.
Islam tidak melarang atau mengekang manusia dari rasa cinta tapi mengarahkan cinta tetap pada rel yang
menjaga martabat kehormatan, baik wanita maupun laki-laki. Kalau kita jatuh cinta harus hati-hati karena
seperti minum air laut semakin diminum semakin haus. Cinta yang sejati adalah cinta yang setelah akad nikah,
selebihnya adalah cobaan dan fitnah saja.Cara untuk bisa mengendalikan rasa cinta adalah jaga pandangan,
jangan berkhalwat berdua-duaan, jangan dekati zina dalam bentuk apapun dan jangan saling bersentuhan.
Bagi orang tua yang membolehkan anaknya berpacaran, harus siap-siap menanggung resiko. Marilah kita
mengalihkan rasa cinta kita kepada Allah dengan memperbanyak sholawat, dzikir, istighfar dan sholat sehingga
kita tidak diperdaya oleh nafsu, karena nafsu yang akan memperdayakan kita. Sepertinya cinta padahal nafsu
belaka. (imm)
Rubrik ini merupakan hasil kerjasama detikcom dengan Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Acara
"Telaga Rasul" ditayangkan setiap hari selama Ramadhan oleh stasiun televisi RCTI pada pukul 04.00 WIB-
04.30 WIB.
Ada Yang Memperhatikan Kita
Seluruh penumpang di dalam bus merasa simpati melihat seorang wanita muda dg tongkatnya meraba-
raba menaiki tangga bus. Dg tangannya yg lain dia meraba posisi di mana sopir berada, dan membayar ongkos
bus. Lalu berjalan ke dalam bus mencari-cari bangku yg kosong dg tangannya. Setelah yakin bangku yg
dirabanya kosong, dia duduk. Meletakkan tasnya di atas pangkuan, dan satu tangannya masih memegang
tongkat.
Satu tahun sudah, Yasmin, wanita muda itu, mengalami buta. Suatu kecelakaan telah berlaku atasnya,
dan menghilangkan penglihatannya untuk selama-lamanya. Dunia tiba-tiba saja menjadi gelap dan segala
harapan dan cita-cita menjadi sirna. Dia adalah wanita yg penuh dg ambisi menaklukan dunia, aktif di segala
perkumpulan, baik di sekolah, rumah maupun di linkungannya. Tiba-tiba saja semuanya sirna, begitu
kecelakaan itu dialaminya.
Kegelapan, frustrasi, dan rendah diri tiba-tiba saja menyelimuti jiwanya. Hilang sudah masa depan yg
selama ini dicita-citakan. Merasa tak berguna dan tak ada seorangpun yg sanggup menolongnya
selalu membisiki hatinya. "Bagaimana ini bisa terjadi padaku?" dia menangis. Hatinya protes, diliputi
kemarahan dan putus asa. Tapi, tak peduli sebanyak apa pun dia mengeluh dan menangis, sebanyak apa pun dia
protes, sebanyak apapun dia berdo'a dan memohon, dia harus tahu, penglihatannya tak akan kembali.
Page 16
16
Di antara frustrasi, depresi dan putus asa, dia masih beruntung, karena mempunyai suami yg
begitu penyayang dan setia, Burhan. Burhan adalah seorang prajurit TNI biasa yg bekerja sebagai security di
sebuah perusahaan. Dia mencintai Yasmin dg seluruh hatinya. Ketika mengetahui Yasmin kehilangan
penglihatan, rasa cintanya tidak berkurang. Justru perhatiannya makin bertambah, ketika dilihatnya Yasmin
tenggelam ke dalam jurang keputus-asaan. Burhan ingin menolong mengembalikan rasa percaray diri Yasmin,
seperti ketika Yasmin belum menjadi buta. Burhan tahu, ini adalah perjuangan yg tidak gampang. Butuh extra
waktu dan kesabaran yg tidak sedikit.
Karena buta, Yasmin tidak bisa terus bekerja di perusahaannya. Dia berhenti dg terhormat. Burhan
mendorongnya supaya belajar huruf Braile. Dg harapan, suatu saat bisa berguna untuk masa depan. Tapi
bagaimana Yasmin bisa belajar? Sedangkan untuk pergi ke mana-mana saja selalu diantar Burhan? Dunia ini
begitu gelap. Tak ada kesempatan sedikitpun untuk bisa melihat jalan.
Dulu, sebelum menjadi buta, dia memang biasa naik bus ke tempat kerja dan ke mana saja sendirian.
Tapi kini, ketika buta, apa sanggup dia naik bus sendirian? Berjalan sendirian? Pulang-pergi sendirian? Siapa
yg akan melindunginya ketika sendirian? Begitulah yg berkecamuk di dalam hati Yasmin yg putus asa.
Tapi Burhan membimbing jiwa Yasmin yg sedang frustasi dg sabar. Dia merelakan drinya untuk
mengantar Yasmin ke sekolah, di mana Yasmin musti belajar huruf Braile. Dg sabar Burhan menuntun Yasmin
menaiki bus kota menuju sekolah yg dituju. Dg susah payah dan tertatih-tatih Yasmin melangkah bersama
tongkatnya. Sementara Burhan berada di sampingnya. Selesai mengantar Yasmin dia menuju tempat dinas.
Begitulah, selama berhari-hari dan berminggu-minggu Burhan mengantar dan menjemput Yasmin. Lengkap dg
seragam dinas security.
Tapi lama-kelamaan Burhan sadar, tak mungkin selamanya Yasmin harus diantar; pulang dan pergi.
Bagaimanapun juga Yasmin harus bisa mandiri, tak mungkin selamanya mengandalkan dirinya. Sebab dia juga
punya pekerjaan yg harus dijalaninya. Dg hati-hati dia mengutarakan maksudnya, supaya Yasmin tak
tersinggung dan merasa dibuang. Sebab Yasmin, bagaimanapun juga masih terpukul dg musibah yg
dialaminya. Seperti yg diramalkan Burhan, Yasmin histeris mendengar itu.Dia
merasa dirinya kini benar-benar telah tercampakkan. "Saya buta, tak bisa melihat!" teriak Yasmin. "Bagaimana
saya bisa tahu saya ada di mana? Kamu telah benar-benar meninggalkan saya."
Burhan hancur hatinya mendengar itu. Tapi dia sadar apa yg musti dilakukan. Mau tak mau Yasmin
musti terima. Musti mau menjadi wanita yg mandiri. Burhan tak melepas begitu saja Yasmin. Setiap pagi, dia
mengantar Yasmin menuju halte bus. Dan setelah dua minggu, Yasmin akhirnya bisa berangkat sendiri ke halte.
Berjalan dg tongkatnya. Burhan menasehatinya agar mengandalkan indera pendengarannya, di manapun dia
berada. Setelah dirasanya yakin bahwa Yasmin bisa pergi sendiri, dg tenang Burhan pergi ke tempat dinas.
Sementara Yasmin merasa bersyukur bahwa selama ini dia mempunyai suami yg begitu setia dan sabar
membimbingnya. Memang tak mungkin bagi Burhan untuk terus selalu menemani setiap saat ke manapun dia
pergi. Tak mungkin juga selalu diantar ke tempatnya belajar, sebab Burhan juga punya pekerjaan yg harus
dilakoni.
Dan dia adalah wanita yg dulu, sebelum buta, tak pernah menyerah pada tantangan dan wanita yg tak
bisa diam saja. Kini dia harus menjadi Yasmin yg dulu, yg tegar dan menyukai tantangan dan suka bekerja dan
belajar. Hari-hari pun berlalu. Dan sudah beberapa minggu Yasmin menjalani rutinitasnya belajar, dg
mengendarai bus kota sendirian. Suatu hari, ketika dia hendak turun dari bus, sopir bus berkata, "saya
sungguh iri padamu". Yasmin tidak yakin, kalau sopir itu bicara padanya. "Anda bicara pada saya?"
" Ya", jawab sopir bus. "Saya benar-benar iri padamu". Yasmin kebingungan, heran dan tak habis
berpikir, bagaimana bisa di dunia ini, seorang buta, wanita buta, yg berjalan terseok-seok dg tongkatnya hanya
sekedar mencari keberanian mengisi sisa hidupnya, membuat orang lain merasa iri?
"Apa maksud anda?" Yasmin bertanya penuh keheranan pada sopir itu.
"Kamu tahu," jawab sopir bus, "Setiap pagi, sejak beberapa minggu ini, seorang lelaki muda dg seragam
militer selalu berdiri di sebrang jalan. Dia memperhatikanmu dg harap-harap cemas ketika kamu
menuruni tangga bus. Dan ketika kamu menyebrang jalan, dia perhatikan langkahmu dan bibirnya tersenyum
puas begitu kamu telah melewati jalan itu. Begitu kamu masuk gedung sekolahmu, dia meniupkan ciumannya
Page 17
17
padamu, memberimu salut, dan pergi dari situ. Kamu sungguh wanita beruntung, ada yg memperhatikan dan
melindungimu".
Air mata bahagia mengalir di pipi Yasmin. Walaupun dia tidak melihat orang tsb, dia yakin dan
merasakan kehadiran Burhan di sana. Dia merasa begitu beruntung, sangat beruntung, bahwa Burhan telah
memberinya sesuatu yg lebih berharga dari penglihatan. Sebuah pemberian yg tak perlu untuk dilihat;
kasih sayang yg membawa cahaya, ketika dia berada dalam kegelapan. Kita ibarat orang buta Yg diperintahkan
bekerja dan berusaha Kita adalah orang buta Yg diberi semangat untuk terus hidup dan bekerja Kita tak bisa
melihat Tuhan dan malaikat Tapi Dia terus membimbing Dia memompa semangat kita Cemas dan khawatir dg
langkah kita Dan tersenyum puas Melihat kita berhasil melewati ujian-NYA Obati Stress dengan Mengingat
Allah Oleh : Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi)
Kondisi zaman yang serba sulit seperti sekarang ini, hampir membuat semua orang di Indonesia
terjangkit penyakit stres. Tengoklah rumah sakit jiwa di daerah kita. Kita akan menemukan angka peningkatan
orang-orang yang mengalami gangguan jiwa. Sesungguhnya, stres tidak hanya disebabkan oleh peristiwa buruk.
Semua perubahan yang berhubungan dengan fisik dan psikis seseorang dapat menyebabkan stres
Stres adalah akumulasi dari reaksi tubuh terhadap situasi atau lingkungan sekitar yang tampak berbahaya
atau sulit. Stres membuat tubuh memproduksi hormon adrenalin yang berfungsi untuk mempertahankan diri.
Jadi, sebenarnya stres merupakan reaksi tubuh yang alami (sunnatullah). Hampir sama dengan reaksi spontan
tubuh lain, seperti reaksi tubuh saat menghindar dari panas, misalnya, atau kita berselimut ketika hawa dingin
menerpa tubuh kita.
Memang, ada stres yang membahayakan yaitu stress berat yang dapat berdampak pada depresi dan pada
akhirnya sakit jiwa. Pertanyaannya sekarang, adakah manfaat stress? Saya jawab ada karena semua yang
diciptakan ALLAH Swt tidak ada yang sia-sia, tak terkecuali hal yang buruk. Stres yang baik sangat berguna
karena dapat memacu seseorang untuk berpikir dan berusaha lebih tangguh menghadapi tantangan hidup. Nah,
yang perlu diwaspadai adalah stress berat yang dapat mengakibatkan kegilaan. Hasil penelitian menyebutkan
bahwa hampir semua penyakit yang diderita oleh manusia muaranya disebabkan oleh stress. Kondisi jiwa yang
tertekan dapat membuat sirkulasi darah dan metabolisme menjadi tidak sempurna sehingga membuat kita sakit.
Pada dasarnya, kita tidak perlu merasa khawatir dengan stress karena kita mempunyai obat penenang bernama
agama.
Stress Bermula dari Kondisi Psikis
Jika kita menemukan orang yang sakit, pada dasarnya kondisi kejiwaannya sedang terganggu. Kondisi
jiwa yang tertekan akan mempengaruhi pikiran dan perasaan. Jadi sebenarnya, penyakit yang diderita manusia
lebih cenderung karena psikis atau kejiwaannya sedang mengalami gangguan. Ketika kita sedang stres, tubuh
kita secara otomatis akan menghasilkan hormon adrenalin dan cortisol. Kedua hormon tersebut akan
mengakibatkan jantung berdetak lebih cepat daripada pada keadaan normal. Darah pun akan mengalir dengan
lebih cepat. Keadaan ini tentu menguras tenaga karena kadar gula dalam darah akan terkuras cepat. Otot pun
menjadi tegang, terutama otot di sekitar mata dan kepala.
Kondisi di atas akan memengaruhi perangai seseorang. Orang menjadi mudah tersinggung, cepat marah,
agresif, dan cenderung berlebihan (defensif). Karena kadar adrenalin makin tinggi, kadar gula dalam darah pun
semakin naik. Hal tersebut membuat kebutuhan akan zat gula makin tinggi. Jika tidak terpenuhi, orang akan
mudah lelah, sukar berkonsentrasi, dan jantung sering berdebar-debar. Selain itu, tanda yang paling sering
menyertai stres adalah sakit kepala dan gangguan pencernaan. Jika kita membiarkan keadaan ini berlarut-larut,
sistem metabolisme tubuh akan terganggu. Selain memperparah kondisi kesehatan orang yang sedang sakit,
stres juga dapat mengakibatkan daya tahan tubuh kita menurun. Tidak heran jika banyak komplikasi penyakit
yang salah satunya disebabkan oleh stres.
Bagaimana Mengendalikan Stress?
Stres tidak bisa diobati. Beberapa dokter terkadang hanya memberi obat penenang sejenis
chlordiazepoksida, diazepam, dan nipam, jika penderita mulai mengalami gangguan mental dan tidak bisa tidur.
Page 18
18
Jenis obat-obatan tersebut sekadar mengurangi intensitas detak jantung, mengendorkan otot tegang, dan
mengurangi ketegangan saraf. Nah, cara yang paling tepat adalah kembali kepada ALLAH Swt. "
"Sesungguhnya mengingat ALLAH itu menenangkan hati", demikian firman-Nya dalam kitab suci Al-
Quran. Dengan banyak mengingat ALLAH, hati akan menjadi tenang dan kita pelan-pelan akan dapat
mengendalikan stress
Orang-orang yang hatinya tenang akan selalu menahan diri dari sikap mencari masalah. Dia akan selalu
memandang permasalahan hidup secara positif, realistis dengan kemampuan diri, terbuka, dan hidupnya teratur
sebagaimana yang sudah menjadi sunnatullah.
Tekanan hidup memang tidak akan pernah berhenti. Kualitas pribadi seseorang akan tampak ketika dia
menghadapi permasalahan. Keimanan kepada ALLAH merupakan faktor utama yang membuat kita sehat.
Cobalah kita bertanya dalam hati kita masing-masing, mengapa Rasulullah tidak pernah sakit seumur hidupnya?
Karena Rasulullah tidak pernah mengalami stres berat. Mengapa Rasulullah tidak pernah stres berat? Karena
hati Rasulullah senantiasa tenang. Mengapa Rasulullah selalu diberi ketenangan hati? Karena Rasulullah selalu
mengingat ALLAH di sepanjang kehidupannya. Berserah pada kehendak Allah adalah sikap dasar dalam
menghadapi segala permasalahan.
Doa Para Akhwat yang sangat merindukan datangnya seorang pendamping....Untuk Para Akhwat.... mari
kita Aminkan Doa ini....... Untuk Para Ikhwan.... Dengarlah Doa Para Akhwat yang sangat merindukan
datangnya seorang pendamping.... "Peringatan Rasulullah: "Bukan termasuk golonganku orang-orang yang
merasa khawatir akan terkungkung hidupnya karena menikah kemudian ia tidak menikah." (HR. Thabrani). "
Apa yang menghimpit saudara kita sehingga MEREKA SANGGUP MENETESKAN AIR MATA.
Awalnya adalah KARENA MEREKA MENUNDA APA YANG HARUS DISEGERAKAN, MEMPERSULIT
APA YANG SEHARUSNYA DIMUDAHKAN. Padahal Rasululloh berpesan: "Wahai Ali, ada TIGA
PERKARA JANGAN DITUNDA-TUNDA, apabila SHOLAT TELAH TIBA WAKTUNYA, JENAZAH APABILA
TELAH SIAP PENGUBURANNYA, dan PEREMPUAN APABILA TELAH DATANG LAKI-LAKI YANG
SEPADAN MEMINANGNYA." (HR Ahmad.
M.FauzilAdhim A Prayer Tuhanku... Aku berdo'a untuk seorang pria yang akan menjadi bagian dari
hidupku Seseorang yang sungguh mencintaiMu lebih dari segala sesuatu Seorang pria yang akan meletakkanku
pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau Seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi
untukMu Wajah tampan dan daya tarik fisik tidaklah penting Yang penting adalah sebuah hati yang sungguh
mencintai dan dekat dengan Engkau dan berusaha menjadikan sifat-sifatMu ada pada dirinya
Dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup sehingga hidupnya tidaklah sia-sia
Seseorang yang memiliki hati yang bijak tidak hanya otak yang cerdas Seorang pria yang tidak hanya
mencintaiku tapi juga menghormatiku Seorang pria yang tidak hanya memujaku tetapi juga dapat menasihatiku
ketika aku berbuat salah. Seseorang yang mencintaiku bukan karena kecantikanku tapi karena hatiku Seorang
pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam setiap waktu dan situasi Seseorang yang dapat membuatku
merasa sebagai seorang wanita ketika aku di sisinya Tuhanku... Aku tidak meminta seseorang yang sempurna
namun aku meminta seseorang yang tidak sempurna,sehingga aku dapat membuatnya sempurna di mataMu
Seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya Seorang pria yang membutuhkan doaku
untuk kehidupannya Seseorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya Seseorang yang
membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna.
Tuhanku..Aku juga meminta, Buatlah aku menjadi wanita yang dapat membuatnya bangga
Berikan aku hati yang sungguh mencintaiMu sehingga aku dapat mencintainya dengan sekedar cintaku
Berikanlah sifat yang lembut sehingga kecantikanku datang dariMu Berikanlah aku tangan sehingga aku selalu
mampu berdoa untuknya Berikanlah aku penglihatan sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dan bukan hal
buruk dalam dirinya Berikanlah aku lisan yang penuh dengan kata-kata bijaksana, mampu memberikan
semangat serta mendukungnya setiap saat dan tersenyum untuk dirinya setiap pagi Dan bilamana akhirnya kami
akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakan:
Page 19
19
"Betapa Maha Besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku pasangan yang dapat membuat
hidupku menjadi sempurna." Aku mengetahui bahwa Engkau ingin kami bertemu pada waktu yang tepat Dan
Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang telah Engkau tentukan Amin....
Aku Rindu PadaMu...
Ada seorang hamba Allah, beliau rajin sholat malam dan bermunajat, berkhalwat dengan Al-Kholiq.
Setiap malam dari kedua matanya yang memerah karena menangis, mengalir air yang membasahi janggutnya,
beliau berbisik-bisik lirih memohon beberapa permintaan dan pengharapan. Dari waktu ke waktu, tahun ke
tahun, hingga putih rambutnya tak kunjung jua permintaan beliau dikabulkan oleh Allah. Permintaannya
(diantaranya) adalah agar segera diangkat kemiskinan yang menjadi selimut kehidupannya selama ini,
keluarganya sering sakit-sakitan, setiap hari ia keluar untuk berusaha memperoleh rizki Allah tapi tidak
tampaklah dilapangkan rizqi itu untuknya.
Padahal dahulu, KETIKA IA MASIH BEKERJA MENJADI PETUGAS BEA CUKAI UANG DAN
KESENANGAN ADALAH KAWAN AKRAB. Hingga suatu saat ia mendengarkan ceramah yang menjelaskan
bahwa penyelewengan yang sering ia lakukan selama ini adalah Haram dan tidak membawa keberkahan, kelak
penyelewengan ini akan berhadapan dengan hukum Allah yang tidak bisa dibantah lagi di akhirat. Bergetar
hatinya, masuk hidayah Allah atasnya.
Sejak itu tidak pernah lagi ia melakukan perbuatan tersebut, semakin rajin ia melakukan sholatul Lail
mengadukan nasibnya hanya kepada Allah, agar diberikan harta yang halal dan rizqi yang lapang dalam
menghidupi hidup ini.
Namun berangsur-angsur seakan terkena kualat (karena meninggalkan perbuatan haram itu)
PENGHASILANNYA SEMAKIN MENURUN, BELIAU SEKELUARGA SERING SAKIT DAN
MENJADIKAN BADANNYA YANG SEHAT MENJADI KURUS, ANAK SATU-SATUNYA MENINGGAL
SETELAH MENJALANI PERAWATAN SELAMA BEBERAPA MINGGU DIRUMAH SAKIT.
Sampai saat itu ia masih bersabar, tak pernah terucap dari mulutnya kata-kata keluhan dan makian atas
apa yang menimpa hidupnya. Malahan menjadikannya semakin sering dan khusyu ia mendekatkan diri kepada
Allah. Dan malang yang tidak kunjung padam terhadapnya, korupsi yang dahulu ia lakukan bertahun silam
terungkap, maka ia dan beberapa orang rekannya terkena pemecatan dengan tidak hormat. Subhanallah, semakin
berat rasanya hidup ini baginya. Tambah satu kalimat panjang di malam harinya ia mengadu kehadapan
Rabbnya,menangis dan perih rasa batinnya. Setiap dalam sedihnya ia berdoa, selalu ada bisikan lirih di hatinya,
"Apa yang engkau harapkan itu dekat sekali, bila engkau bertaqwa!". Setiap mendengar bisikan itu, timbul
semangatnya. Kini setelah ia dipecat, ia berdagang. Baginya dagang yang tidak pernah untung, hutang yang
semakin bertumpuk, musibah yang seakan tidak berujung.
Setelah puluhan tahun kedepan sejak ia dekat dengan Allah setiap malamnya,tidak juga merobah
hidupnya. Sejak puluhan tahun ia mendengar bisikan diatas, tidak juga tampak yang dijanjikanNya. Mulailah
timbul pemikiran yang tidak baik dari syaithon. Hingga beliau berkesimpulan, tampaknya Allah tidak ridho
terhadap doanya selama ini.Maka pada malam harinya, ia berdoa kepada Allah : "WAHAI ALLAH YANG
MENCIPTAKAN MALAM DAN SIANG, YANG DENGAN MUDAH MENCIPTAKAN DIRIMU YANG
SEMPURNA INI. KARENA ENGKAU TIDAK MENGABULKAN PERMINTAANKU HINGGA SAAT INI,
MULAI BESOK AKU TIDAK AKAN MEMINTA DAN SHOLAT LAGI KEPADAMU, AKU AKAN LEBIH
RAJIN BERUSAHA AGAR TIDAKLAH HARUS BERALASAN BAHWA SEMUA TERGANTUNG
DARIMU. MAAFKAN AKU SELAMA INI,AMPUNI AKU SELAMA INI MENGANGGAP BAHWA
DIRIKU SUDAH DEKAT DENGANMU !"
Beliau tutup doa dengan perasaan berat yang semakin dalam dari awal ia berniat seperti itu
('mengkhatamkan' ibadah sholat lailnya). Beliau berbaring dengan pemikiran menerawang hingga ia tak
mengetahui kapan ia tertidur. Dalam tidurnya, ia bermimpi, mimpi yang membuatnya semakin merasa bersalah.
Seakan ia melihat suatu Padang luas bermandikan cahaya yang menakjubkan, dan puluhan ribu, atau mungkin
jutaan makhluq cahaya duduk diatas betisnya sendiri dengan kepala tertunduk takut. Ketika beliau mencoba
mengangkat wajahnya untuk melihat kepada siapa mereka bersimpuh, tidak mampu... kepalanya dan matanya
tidak mampu memandang dengan menengadah.
Page 20
20
Beliau hanya dapat melihat para makhluq yang duduk dihadapan Sesuatu Yang Dahsyat. Terdengar
olehnya suara pertanyaan, "BAGAIMANA HAMBAKU SI FULAN, HAI MALAIKATKU ?" nama yang tidak
dikenalnya. Seorang berdiri dengan tubuh gemetar karena takut, dan bersuara dengan lirih, "Subhanaka yaa
Maalikul Quddus, Engkau lebih tahu keadaan hambaMu itu. Dia mengatakan demikian : "Wahai Allah yang
menciptakan malam dan siang, yang dengan mudah menciptakan dirimu yang sempurna ini. Karena Engkau
tidak mengabulkan permintaanku hingga saat ini, mulai besok aku tidak akan meminta dan sholat lagi
kepadaMu, aku akan lebih rajin berusaha agar tidaklah terus beralasan bahwa semua tergantung dariMu.
Maafkan aku selama ini, ampuni aku selama ini menganggap bahwa diriku sudah dekat denganMu !"
Ampuni dia yaa Al 'Aziiz, yaa Al Ghofuurur Rohiim!"
Tersentak beliau, itu..._u kata-kataku semalam_ ...celaka, pikirnya. Kemudian terdengar suara lagi :
"Sayang sekali, padahal Aku sangat menyukainya, sangat mencintainya, dan Aku paling suka melihat wajahnya
yang terpendam menangis, bersimpuh dengan menengadahkan tangannya yang gemetar kepadaKu, dengan
bisikan-bisikan permohonannya kepadaKu, dengan pemintaan-permintaannya kepadaKu, sehingga tak ingin
cepat-cepat Kukabulkan apa yang hendak Aku berikan kepadanya agar lebih lama dan sering Aku memandang
wajahnya, Aku percepat cintaKu padanya dengan Aku bersihkan ia dari daging-daging haram badannya dengan
sakit yang ringan. Aku sangat menyukai keikhlasan hatinya disaat Aku ambil putranya, disaat Kuberi ia cobaan
tak pernah Ku dengar keluhan kesal dan menyesal di mulutnya. Aku rindu kepadanya... rindukah ia kepadaKu,
hai malaikat-malaikatKu ?"
Suasana hening, tak ada jawaban. Menyesallah beliau atas pernyataannya semalam, ingin ia berteriak
untuk menjawab dan minta ampun tapi suara tak terdengar, bising dalam hatinya karenanya. "Ini aku Yaa
Robbi, ini aku. Ampuni aku yaa Robbi, maafkan kata-kataku !" semakin takut rasanya ketika tidak tampak
mereka mendengar, mengalirlah air matanya terasa hangat di pipinya. Astaghfirullah !! Terbangun ia, mimpii...
Segeralah ia berwudhu, dan kembali bersujud dengan bertambah khusyu', kembali ia sholat dengan
bertambah panjang dari biasanya, kembali ia bermunajat dan berbisik-bisik dengan Al-Kholiq dan berjanji tak
akan lagi ia ulangi sikapnya malam tadi selama-lamanya. "...aa Allah, Yaa Robbi jangan engkau ungkit-ungkit
kebodohanku yang lalu, ini aku hambaMu yang tidak pintar berkata manis, datang dengan berlumuran dosa dan
segunung masalah dan harapan, apapun dariMu asal Engkau tidak membenciku aku rela...aa Allah, aku rindu
padaMu..."
Semoga menambah keimanan dan ketekunan kita dalam mengerjakan sholat lail...amiin.
Segalanya Untukmu Oleh : Ayu Shafiyah
Hari ini angin rindu datang berhembus, menggugurkan daun-daun yang sudah menguning. Titik air di
ujung daunnya pun akhirnya terjatuh setelah sekuat tenaga ia bertahan untuk tidak pecah. Tapi ternyata semua
ada batasnya. Tak ada yang abadi. Begitu juga dengan rindu ini. Tak akan lama bertahan sembunyi dalam gua
hati.
Dunia seperti berputar kembali, menayangkan rekaman saat-saat aku bersamanya. Masa dimana sangat
aku rasakan sayang dan perhatiannya, yang terus menerus mengalir seolah tak kenal muara. Pelukannya saat aku
butuh kehangatan, suara lembutnya saat hati ini dilanda kegundahan. Dengan sepenuh hati dia merelakan
dadanya untuk tempatku bersandar kala sakit menyerang tubuhku, atau saat aku menahan perihnya hati ini saat
terluka.
Langit hari ini masih cerah. Tapi siapa sangka kalau hujan akan datang. Meski tidak begitu deras, tapi
bisa melepas dahaga sang tanah yang memang haus akan air, cukup untuk membuat suasana terasa lebih segar.
Mencerahkan kembali fikiran-fikiran yang kalut terhadap berbagai persoalan dunia. Dan bagiku, membawa
kembali pada keindahan dan kehangatan saat-saat bersamanya, hingga rindu yang terbendung pecah seketika.
Teringat pada suatu senja, ketika aku akan memulai hidup tanpa ada seseorang yang dekat di sisiku. Hari
itu, adalah hari terakhir aku bersama dengannya sebelum kami berpisah. Pesan dan nasehat pun mengalir dengan
suaranya yang tetap lembut. Sampai akhirnya detik itu datang juga, saat ku rengkuh tangan kekarnya, kemudian
mengecup tangannya dengan penuh rasa hormat, dia membalasnya dengan kecupan di keningku, tanda bahwa
rasa sayangnya melebihi kekhawatirannya meninggalkanku sendiri. Dalam ku rasakan deburan cintanya yang
Page 21
21
kuat dan tulus. Membuat air mata ini ingin segera menumpahkan segala yang dipunya. Tapi itu tak kulakukan di
depannya. Aku harus tunjukkan bahwa aku baik-baik saja tanpa ada dia di sisiku. Cukup pada Allah sajalah dia
menitipkan aku. Tak ingin mengganggu konsentrasinya karena aku.
Tuhan, ternyata cinta begitu dekat denganku. Kasih dan pengorbanannya untukku takkan pernah bisa
kubalas meski dengan tetesan darah dan airmata. Segala yang aku miliki dalam hidup ini, materi yang aku punya
atau kehidupan yang aku miliki, pun tak kan bisa membalas apa yang pernah dia lakukan untukku. Usapan
tangannya, pelukan hangatnya, suara lembutnya, sikapnya yang bijak, tak akan pernah tergantikan dengan
seluruh yang ada di langit dan bumi ini.
Maka nikmat-Mu yang manakah yang aku dustakan, Ya Rabb?
Karenanya aku ada. Karenanya aku bisa menikmati indah dunia-Mu. Karenanya aku menemukan diriku.
Karenanya aku merasa punya arti dalam hidup ini. Karenanya aku mengenal-Mu. Karenanya aku terbiasa
membaca surat cinta-Mu. Karenanya pula aku menjadi muslimah.
Saat ini, ku rela bersusah payah mengejar cita-cita yang menjadi impiannya. Tak ingin sedikit pun ku
torehkan segurat kecewa di hatinya. Karena yang ku tahu, aku adalah harapannya. Aku ingin dia bangga. Bukan
melihat diriku melainkan melihat ikhtiarnya sepanjang hidup yang telah dia jalani sejak aku ada. ”Tuhan
tolonglah Sampaikan sejuta sayangku untuknyaKu trus berjanjiTak kan khianati pintanya”
Aku ingin melengkapi lukisan hidupnya, menjadi lukisan yang sempurna. Meski dengan segala
keterbatasan dan kesederhanaan yang dia miliki, aku tetap bangga padamu, Ayahku.
Biarlah Ku Kembalikan Cinta ini Pada-NYA Oleh : Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan
"Di Sini Kita pernah bertemu, mencari warna seindah pelangi, ketika kau mengulurkan tanganmu,
membawaku ke daerah yang baru, hidupku kini ceria, ( Untukmu Teman-Brothers)
Matanya berkaca-kaca ketika laki-laki itu selesai membaca dan merenungi isi mushaf di tangannya
shubuh itu. Dulu sekali laki-laki itu telah pernah berharap pada seorang perempuan yang dia yakin perempuan
itu sangat mencintai dan menyayanginya, ada kilasan-kilasan di hatinya yang mengatakan bahwa mungkin
dialah sosok yang selama ini dicari...dialah sosok yang tepat untuk mengisi hari harinya kelak dalam bingkai
pernikahan.
Berawal dari sebuah pertemuan dan terjalinlah persahabatan. Berdiskusi tentang segala hal, terutama
masalah masa depan ummat islam. Berjalan seiring dalam tugas yang sama membina ummat. Laki-laki itu
sedang berproses menjadi da‟i, ya da‟i muda yang di kenal di kota itu. Dan perempuan itu seorang aktivis
muslimah yang juga berkarier sana sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil. Perempuan adalah aktivis muda yang
enerjik, cerdas dan tentunya cantik, tidaklah heran jika menjadi perbincangan kaum adam. Laki-laki dan
perempuan itu bersahabat, erat bahkan sangat akrab, mereka sepasang sejoli yang mempunyai minat yang sama,
cita-cita besar yang sama dan lahan garapan dakwah yang sama. Sehingga kedekatan itu membawa semangat
laki-laki itu itu untuk terus menggali potensi dirinya sebagai penyeru agama Allah ini. Kedekatan itu berlanjut
menjadi kedekatan yang intens, berbagi cerita, curahan hati, saling meminta saran, saling bertelepon dan bersms,
yang akhirnya segala kehadirannya menjadikan suatu kebutuhan. Kesemuanya itu mengatasnamakan
persahabatan.
"Pertemuan kita disuatu hari, menitikan ukhuwah yang sejati, bersyukur kehadirat ilahi diatas
jalinan yang suci...."(Doa Perpisahan-Brothers)
Sesungguhnya di hati masing-masing telah tergores sebuah rasa. Ya .....rasa Cinta yang begitu dalam.
Laki-laki itu begitu sering ke tempat kost sahabatnya ini, tentunya seizin ibu kost yang juga merupakan ibu
angkat dari sahabatnya ini. Dan kembali mereka saling curhat dan berbagi cerita. Ada gelak tawa dan canda di
sana. Dan perempuan itu tampak begitu "cinta" kepada sang laki-laki itu, tampak dengan jelas perempuan itu
sering mengunjungi tempat kerja bahkan rumah sang laki-laki. Perempun itu sangat baik bahkan terlalu baik
bagi laki-laki itu. Ia sering memberi bahkan di saat tidak di pinta sekalipun. Dan selalu siap kapan saja sang
Page 22
22
laki-laki itu membutuhkan kehadirannya. Mereka memang berdua dan selalu berdua, Bersama anak-anak didik
mereka. Mereka terus berdua dan tetap dalam kata persahabatan. Mereka berdua menyimpan „rasa‟ itu,
mereka saling menyimpan rahasia hati mereka masing-masing, mereka berdua baru bisa memperlihatkan pada
aktivitas memberi dan menerima. Sedangkan rasa itu tetap terpendam di lubuk yang paling dalam dihati
mereka masing-masing. Mereka memahami „rasa‟ itu tidak boleh terungkap karena takut terjebak dalam
hubungan yang tidak dihalalkan syariat. Mereka memahami itu dan memegang kokoh nilai-nilai ini. Dan rasa
itu memang hanya ada di hati mereka masing-masing. Hanya Allah dan mereka sendiri yang tahu kalau mereka
saling mencintai.
"Mengapakah Kita di temukan dan akhirnya di pisahkan, mungkinkah menguji kesetiaan, kejujuran dan
kemanisan iman, Tuhan berikan daku kekuatan.(Untukmu Teman-Brothers)
Sampai suatu hari, laki-laki itu berat hati meninggalkan kota itu meninggalkan kota kelahirannya itu.
Mungkin ini merupakan doa‟nya yang di kabulkan Tuhan, dimana ketika di sebuah sore dengan kondisi hujan
yang sangat lebat, seakan-akan langit menumpahkan seluruh airnya. Diatas sebuah sepeda dan dalam keadaan
basah kuyup ia memenuhi janji bertemu dengan perempuan sahabatnya itu. Dan ketika itu ia berdoa sambil
berurai air mata " Ya ALLAH jika sahabatku ini adalah jodoh hamb segerakan pernikahan hamba dengannya
dan permudah urusan pernikahan itu, tetapi jika bukan jodoh hamba ya Allah, bawalah hamba pergi jauh dari
kota ini".
"Namun kini perpisahan yang terjadi, dugaan yang menimpa diri, bersamalah diatas suratan, kutetap
pergi jua....."
(Doa Perpisahan-Broters)
Di halaman rumahnya. Di saksikan kedua orang tua dan adik-adiknya serta sahabatnya dia mengucap
pamit untuk berlayar ke negeri seberang. Dari awal sampainya laki-laki itu di tempat tujuan, mereka masih
saling berkomunikasi, sang perempuan begitu memperhatikan keadaan laki-laki itu, ia menanyakan dimana
tinggal dan bagaimana keaadan diri sang sahabat, dan begitulah cinta, ada perhatian dan kasih sayang.
Namun sayang semuanya masih terpendam. Terpendam di hati yang sangat dalam. Dari sms dan telpon terlihat
jika perempuan itu masih berharap dan menunggu laki-laki itu kembali ke kotanya. Perempuan itu tetap curhat
dan berbagi cerita tentang kondisi di kota kelahiran laki-laki itu. Ia bercerita bahwa ia belum bisa menemukan
sosok partner kerja seikhlas laki-laki sahabatnya itu, dan terkadang sebuah harapan agar laki-laki sahabatnya
itu cepat kembali. Dan sungguh, baik laki-laki dan perempuan itu tidak pernah lagi membuka hatinya untuk
yang lain.
" Kini dengarkanlah, dendangan lagu tanda ingatanku, kepadamu teman, agar ikatan ukhuwah kan
bersimpul padu, kenangan bersamamu, tak akan kulupa walau badai melanda, walau bercerai jasad dan
nyawa..."
(Untukmu Teman-Brothers)
Laki-laki itu menyadari kalau sebenarnya kepergiannya itu adalah sebuah doanya yang terkabul. Tetapi
hatinya goyah ingin kembali dan menyatakan isi hatinya pada perempuan itu, ia ingin meminang sang bidadari.
Dia ingin bidadari itu menjadi kekasihnya seumur hidup. Tapi....begitu berat juga hati agar tidak kembali, dia
teringat teman-teman aktivis yang lain begitu memuji sahabat perempuannya ini, begitu banyak teman-
temannya berharap dapat mempersunting sang sahabat perempuannya ini....Air matanya jatuh perlahan dalam
sujud panjangnya dikegelapan malam... Dia berjanji untuk melupakan semua kenangan di kota kelahirannya.
Dia tidak ingin mengisi hari- harinya dengan kesia-siaan.
"Lalu bagaimana dengan harapan perempuan terhadap sahabat laki-lakinya ini?
Hingga suatu ketika di malam sepuluh terakhir ramadhan setahun yang lalu laki-laki itu mendapat sms
yang begitu memilukan hatinya "Abang, Sungguh, adek berharap bisa menjadi bidadari yang mendampingi
hidup abang, apapun adanya abang". Ohhh.....Tuhan, mengapa ini terjadi di saat aku berusaha melupakan
cintaku pada perempuan sahabatnya. Kembali air mata membasahi sajadah di sholat malamnya.....mengadu
kepada sang pemilik cinta untuk menuntaskan gejolak hati ini. Hingga suatu hari......
Page 23
23
Laki-laki itu mendapat tawaran menikah dari seorang yang tidak pernah di kenal sebelumnya hanya
karena dia sering menulis artikel di www.myquran.com, begitu berat ia mau menerimanya sedangkan orang
yang belum di kenalnya menunggu jawabannya. Dan akhirnya melalui ustadznya proses ta‟aruf, khitbah dan
menikah begitu mudah, lancar dan tidak ada satupun hambatan. Dan itulah JODOH, yang tidak dapat di
pungkiri kebenarannya. Allah yang memberikan keputusan ini dan berakhirlah drama hati dua sejoli itu.
Sepasang sahabat yang memendam cintanya demi sebuah syariat yang sangat mereka junjung tinggi.
Tuhan, Aku tidak akan menyalahkan siapa-siapa, yang salah hanyalah persepsi dan harapan yang terlalu
berlebihan dari kedekatan itu, dan proses interaksi yang terlalu dekat sehingga timbul gejolak dihati.... Biarlah
hal itu menjadi proses pembelajaran dan pendewasaan bagiku untuk lebih hati-hati dalam menata hati,"
gumamnya pada suatu waktu. Dan begitu juga harapannya pada perempuan sahabatnya, agar bisa menerima
keputusan dari ALLAH ini.
Dunia laki-laki itu kini adalah dunia penuh cinta dengan warna-warna jingga, tawa-tawa pelangi, pijar
bintang dimata istrinya yang menjadi pendamping hidupnya kini...Sebuh cinta yang suci dialiri ketulusan yang
dianugrahkan ALLAH kepadanya...sebuah cinta yang tidak pernah kenal surut dan batas, dan yang paling kekal
adalah cintanya pada Illahi yang selalu mengisi relung-relung hati..tempatnya bermunajat disaat suka dan
duka... Indahnya hidup dikelilingi dengan cinta yang pasti.
Adakalanya ia ingat pada sahabatnya. Apakah sahabatnya ini akan memakinya, tidak, laki-laki ini yakin
sahabatnya tidak demikian, bukankah mereka tidak pernah saling menucap cinta, mereka tidak pernah berikrar
untuk saling menyayangi sebagai kekasih, Sehingga.... saat bayangan sahabatnya itu pun hilang begitu
saja...dan masih adakah setangkup harapan agar dia kembali? Laki-laki itu yakin Allahlah yang memiliki
taqdir itu, walaupun terlalu banyak kebaikan sang sahabat ...akan ada seribu kata terima kasih untuknya
demikian juga jika ada kata-katanya yang menyakitkan hati.... akan selalu ada beribu kata maaf untuknya...."
Sahabatku, Jangan Kau Nanti lagi kehadiranku, bukan berarti aku tidak mencintaimu, sungguh aku sangat
mencintaimu walaupun tidak pernah ku ungkapkan langsung padamu, biarkanlah ALLAH menjalankan
skenarionya, dan kita hanya menjalankan skenario dari-Nya itu, maafkan aku yang mungkin telah membuat
dirimu menaruh harap, walau tidak pernah terucap dibibirku, karena kau memang sahabat sejatiku, teman
berbagi cerita, selamat berpisah, doakan aku sahabat agar tetap istiqomah di jalan-Nya, dan aku akan selalu
mengenangmu" Desah Laki-laki itu
"Jikapun suatu saat nanti ternyata kita tetap di pertemukan dalam cinta kasih yang suci, jangan
dipikirkan semua itu, semuanya Hak Allah, biarkan Dia saja yang mengaturnya, jangan kau tutup pintu hati
untuk yang lain, terima pinangan lelaki yang shalih dan jangan sekali-kali kau menolaknya karena kau
akan mendapat fitnah karenanya demikian sebagaimana yang dikatakan Nabi 14 abad yang lalu. Jangan
mengorbankan diri pada hal yang sia-sia sahabatku" Demikian tulinya di Diari.
"Mungkinkah telah terlupa, Tuhan ada janjinya, bertemu dan perisah adalah matan kasihnya, andai
ini ujian terangilah, tambah kesabaran, pergilah Jelita..Hadirlah cahaya......(Untukmu Teman-Broters)
Masih ada sejuta asa dan makna, yang akan tetap bercahaya, sahabat
"Lalu... bagaimana dengan cinta kita yang dulu pernah ada?
Laki-laki itu berkata " Biarkan cinta ini kukembalikan kepada pemilik-Nya. Dan tiadalah berdosa mencintai
karena ini fitrah sebagai manusia, Sahabatku, di saat yang tepat nanti ALLAH telah menyiapkan pengeran
cinta untukmu dan tentunya yang terbaik, biarlah airmata ini mengiringi doa perpisahan kita....Teruskan
Perjuangan.....ALLAHU AKBAR!!
"Teman.......betapa pilunya hati ini, menghadapi perpisahan ini, pahit manis perjuangan telah kita
rasa bersama, semoga ALLAH meridhai persahabatan dan perpisahan ini....teruskan perjuangan...." (Doa
Perpisahan-Broters)
"Kan Kuutus salam ingatanku dalam doa kudusku sepanjang waktu, ya ALLAH, bntulah hambamu,
snyuman yang tersirat dibibirmu, menjadi ingatan setiap waktu, tanda kemesraan yang bersimpul padu
kenangku di dalam doamu, semoga ALLAH berkatimu....." (Doa Perpisahan-Broters)
Page 24
24
Pesan Penulis :
" Sebuah Oretan Hati buat mereka yang pernah mengalami hal yang sama, semoga tulisan ini menjadi
pengingat kita, terkadang persahabatan yang tidak di landasi syariat akan berbuah hubungan yang tidak di
halalkan oleh syari‟at, buat seorang sahabat yang pernah menjadi partner sejati dalam perjuangan dakwahku
selama di Kalimantan, teruskan perjuangan, jangan mengeluh dan temukan lagi sahabat baru yang lebih hebat,
semoga sebuah tulisan "Aku kan tetap Pergi, Bidadari" di komputerku telah antum temukan dan dapat
mengambil manfaat dari tausyiahku di sana "
Dedicated For :
Sahabatku sekaligus adikku Mayang Purwoningrum di Sekolah Tinggi Pertanahan Jogjakarta (Kalau ada
temen Myqers di Jogja mengenalnya sampaikan salam)
Adikku Sovie Ilmiyati (Vivi) di Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta Angkatan 2003/2004 (Kak Adi kini nggak siaran Radio di Ketapang lagi, tapi kini belajar lagi di
Bandung, bagi temen Myqers yang mengenalnya tolong sampaikan salam ana, karena sudah hampir 2 tahun
kehilangan kontak komunikasi)
Sahabatku Ninin Setyaningsih/Teteh Ninin, yang kini katanya ada di Bandung tetapi entah dimana
(Seorang sahabat perjuangan di KAMMI Daerah Kalbar tahun 2000-2003, alumni Fakultas Pertanian
Universitas Tanjungpura Pontianak dan kini kabarnya telah menikah di Bandung, Pa Kabar semoga ALLAH
mempertemukan kita lgi dalam bingkai Ukhuwah dan semoga Allah memberikan keberkahan keluarga yang
sedang di arungi, Amin- kepada temen Myqers yang mengenalnya salamku untuknya)Ah
99 Langkah Menuju Kesempurnaan Iman
01. Bersyukur apabila mendapat nikmat;
02. Sabar apabila mendapat kesulitan;
03. Tawakal apabila mempunyai rencana/program;
04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan;
05. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan;
06. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan;
07. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan;
08. Jangan usil dengan kekayaan orang;
09. Jangan hasad dan iri atas kesuksessan orang;
10. Jangan sombong kalau memperoleh kesuksessan;
11. Jangan tamak kepada harta;
12. Jangan terlalu ambitious akan sesuatu kedudukan;
13. Jangan hancur karena kezaliman;
14. Jangan goyah karena fitnah;
15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri.
Page 25
25
16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram;
17. Jangan sakiti ayah dan ibu;
18. Jangan usir orang yang meminta-minta;
19. Jangan sakiti anak yatim;
20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar;
21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil;
22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid);
23. Lakukan shalat dengan ikhlas dan khusyu;
24. Lakukan shalat fardhu di awal waktu, berjamaah di masjid;
25. Biasakan shalat malam;
26. Perbanyak dzikir dan do'a kepada Allah;
27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat;
28. Sayangi dan santuni fakir miskin;
29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah;
30. Jangan marah berlebih-lebihan;
31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan;
32. Bersatulah karena Allah dan berpisahlah karena Allah;
33. Berlatihlah konsentrasi pikiran;
34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi;
35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan;
36. Jangan percaya ramalan manusia;
37. Jangan terlampau takut miskin;
38. Hormatilah setiap orang;
39. Jangan terlampau takut kepada manusia;
40. Jangan sombong, takabur dan besar kepala;
41. Berlakulah adil dalam segala urusan;
42. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah;
Page 26
26
44. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran;
45. Perbanyak silaturrahim;
46. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam;
47. Bicaralah secukupnya;
48. Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya;
49. Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu;
50. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur;
51. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit bathin;
52. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga;
53. Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan;
54. Hormatilah kepada guru dan ulama;
55. Sering-sering bershalawat kepada nabi;
56. Cintai keluarga Nabi saw;
57. Jangan terlalu banyak hutang;
58. Jangan terlampau mudah berjanji;
59. Selalu ingat akan saat kematian dan sedar bahawa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara;
60. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti mengobrol yang tidak berguna;
61. Bergaul lah dengan orang-orang soleh;
62. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar;
63. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu;
64. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita;
65. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi;
66. Jangan membenci seseorang karena pahaman dan pendiriannya;
67. Jangan benci kepada orang yang membenci kita;
68. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuatu pilihan
69. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapatkan kesulitan.
70. Jangan melukai hati orang lain;
Page 27
27
71. Jangan membiasakan berkata dusta;
72. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian;
73. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab;
74. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan;
75. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita
76. Jangan membuka aib orang lain;
77. Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita;
78. Ambilah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana;
79. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan;
80. Jangan sedih karena miskin dan jangan sombong karena kaya;
81. Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama,bangsa dan negara;
82. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain;
83. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara;
84. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa;
85. Hargai prestasi dan pemberian orang;
86. Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan;
87. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan.
88. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita;
89. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fisikal atau mental kita menjadi terganggu;
90. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana;
91. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita;
92. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu dan jangan berkata sesuatu yang dapat
menyebabkan orang lain terhina;
93. Jangan cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman kita sebelum dipastikan kebenarannya;
94. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban;
95. Sambutlah huluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan;
96. Jangan memforsir diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri;
97. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tentangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan;
Page 28
28
98. Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan
merusakan;
99. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang
DALAM 7 HARI YANG TELAH LALU DAN MUNGKIN AKAN TERULANG
Hari per-1, tahajudku tetinggal Dan aku begitu sibuk akan duniaku Hingga zuhurku, kuselesaikan saat ashar
mulai memanggil Dan sorenya kulewati saja masjid yang mengumandangkan azan magrib Dengan niat
kulakukan bersama isya itupun terlaksana setelah acara tv selesai
Hari ke-2, tahajudku tertinggal lagi Dan hal yang sama aku lakukan sebagaimana hari pertama Hari ke-3
aku lalai lagi akan tahujudku. Temanku memberi hadiah novel best seller yang lebih dr 200 hlmn Dalam waktu
tidak 1 hari aku telah selesai membacanya Tapi... enggan sekali aku membaca Al-qur'an walau cuma 1 juzz Al-
qur'an yg 114 surat, hanya 1,2 surat yang kuhapal itupun dengan terbata-bata Tapi... ketika temanku bertanya ttg
novel tadi betapa mudah dan lancarnya aku menceritakan
Hari ke-4 kembali aku lalai lagi akan tahajudku Sorenya aku datang keseletan Jakarta dengan niat
mengaji Tapi kubiarkan ustazdku yang sedang mengajarkan kebaikan Kubiarkan ustadzku yang sedang
mengajarkan lebih luas tentang agamaku Aku lebih suka mencari bahan obrolan dengan teman yg ada
disamping kiri & kananku Padahal bada magrib tadi betapa sulitnya aku merangkai Kata-kata untuk kupanjatkan
saat berdoa
Hari ke-5 kembali aku lupa akan tahajudku Kupilih shaf paling belakang dan aku mengelu saat imam
sholat jum'at kelamaan bacaannya Padahal betapa dekat jaraknya aku dengan televisi dan betapa nikmat,
serunya saat perpanjangan waktu sepak bola favoritku tadi malam
Hari ke-6 aku semakin lupa akan tahajudku Kuhabiskan waktu di mall & bioskop bersama teman2ku
Demi memuaskan nafsu mata & perutku sampai puluhan ribu tak terasa keluar Aku lupa.. waktu diperempatan
lampu merah tadi Saat wanita tua mengetuk kaca mobilku Hanya uang dua ratus rupiah kuberikan itupun tanpa
menoleh
Hari ke-7 bukan hanya tahajudku tapi shubuhkupun tertinggal Aku bermalas2an ditempat tidurku
menghabiskan waktu Selang beberapa saat dihari ke-7 itu juga Aku tersentak kaget mendengar khabar temanku
kini Telah terbungkus kain kafan padahal baru tadi malam aku bersamanya dan malam tadi dia dengan
misscallnya mengingatkan aku tentang tahajud kematian kenapa aku baru gemetar mendengarnya? Padahal dari
dulu sayap2nya selalu mengelilingiku dan Dia bisa hinggap kapanpun dia mau
Dari hari ke hari, bulan dan tahun Yang wajib jarang aku lakukan apalagi yang sunah Kurang
mensyukuri walaupun KAU tak pernah meminta Berkata kuno akan nasehat ke-2 orang tuaku Padahal keringat
& airmatanya telah terlanjur menetes demi aku Tuhan andai ini merupakan satu titik hidayah Walaupun imanku
belum seujung kuku hitam Aku hanya ingin detik ini hingga nafasku yang saat nanti tersisa Tahajud dan
sholatku meninggalkan bekas Saat aku melipat sajadahku..... Amin....
Bila Hati Bercahaya oleh : K.H. Abdullah Gymnastiar (Semoga Allah memuliakan beliau dan
keluarga).Adakah diantara kita yang merasa mencapai sukses hidup karena telah berhasil meraih segalanya :
harta, gelar, pangkat, jabatan, dan kedudukan yang telah menggenggam seluruh isi dunia ini? Marilah kita kaji
ulang, seberapa besar sebenarnya nilai dari apa-apa yang telah kita raih selama ini.
Di sebuah harian pernah diberitakan tentang penemuan baru berupa teropong yang diberi nama telescope
Hubble. Dengan teropong ini berhasil ditemukan sebanyak lima milyar gugusan galaksi. Padahal yang telah kita
ketahui selama ini adalah suatu gugusan bernama galaksi bimasakti, yang di dalamnya terdapat planet-planet
yang membuat takjub siapa pun yang mencoba bersungguh-sungguh mempelajarinya. Matahari saja merupakan
salah satu planet yang sangat kecil, yang berada dalam gugusan galaksi di dalam tata surya kita. Nah, apalagi
planet bumi ini sendiri yang besarnya hanya satu noktah. Sungguh tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan
lima milyar gugusan galaksi tersebut. Sungguh alangkah dahsyatnya.
Sayangnya, seringkali orang yang merasa telah berhasil meraih segala apapun yang dirindukannya di
bumi ini - dan dengan demikian merasa telah sukses - suka tergelincir hanya mempergauli dunianya saja.
Akibatnya, keberadaannya membuat ia bangga dan pongah, tetapi ketiadaannya serta merta membuat lahir
batinnya sengsara dan tersiksa. Manakala berhasil mencapai apa yang diinginkannya, ia merasa semua itu hasil
usaha dan kerja kerasnya semata, sedangkan ketika gagal mendapatkannya, ia pun serta merta merasa diri sial.
Bahkan tidak jarang kesialannya itu ditimpakan atau dicarikan kambing hitamnya pada orang lain.
Orang semacam ini tentu telah lupa bahwa apapun yang diinginkannya dan diusahakan oleh manusia
sangat tergantung pada izin Allah Azza wa Jalla. Mati-matian ia berjuang mengejar apa-apa yang dinginkannya,
pasti tidak akan dapat dicapai tanpa izin-Nya. Laa haula walaa quwwata illaabillaah! Begitulah kalau orang
hanya bergaul, dengan dunia yang ternyata tidak ada apa-apanya ini.
Padahal, seharusnya kita bergaul hanya dengan Allah Azza wa Jalla, Zat yang Maha Menguasai jagat
raya, sehingga hati kita tidak akan pernah galau oleh dunia yang kecil mungil ini. Laa khaufun alaihim walaa
Page 29
29
hum yahjanuun! Samasekali tidak ada kecemasan dalam menghadapi urusan apapun di dunia ini. Semua ini
tidak lain karena hatinya selalu sibuk dengan Dia, Zat Pemilik Alam Semesta yang begitu hebat dan dahsyat.
Sikap inilah sesungguhnya yang harus senantiasa kita latih dalam mempergauli kehidupan di dunia ini.
Tubuh lekat dengan dunia, tetapi jangan biarkan hati turut lekat dengannya. Ada dan tiadanya segala perkara
dunia ini di sisi kita jangan sekali-kali membuat hati goyah karena toh sama pahalanya di sisi Allah. Sekali hati
ini lekat dengan dunia, maka adanya akan membuat bangga, sedangkan tiadanya akan membuat kita terluka. Ini
berarti kita akan sengsara karenanya, karena ada dan tiada itu akan terus menerus terjadi.
Betapa tidak! Tabiat dunia itu senantisa dipergilirkan. Datang, tertahan, diambil. Mudah, susah. Sehat,
sakit. Dipuji, dicaci. Dihormati, direndahkan. Semuanya terjadi silih berganti. Nah, kalau hati kita hanya akrab
dengan kejadian-kejadian seperti itu tanpa krab dengan Zat pemilik kejadiannya, maka letihlah hidup kita.
Lain halnya kalau hati kita selalu bersama Allah. Perubahan apa saja dalam episode kehidupan dunia
tidak akan ada satu pun yang merugikan kita. Artinya, memang kita harus terus menerus meningkatkan mutu
pengenalan kita kepada Allah Azza wa Jalla. Di antara yang penting yang kita perhatikan sekiranya ingin
dicintai Allah adalah bahwa kita harus zuhud terhadap dunia ini. Rasulullah SAW pernah bersabda,
"Barangsiapa yang zuhud terhadap dunia, niscaya Allah mencintainya, dan barangsiapa yang zuhud terhadap
apa yang ada di tangan manusia, niscaya manusia mencintainya."
Zuhud terhadap dunia bukan berarti tidak mempunyai hal-hal yang bersifat duniawi, melainkan kita lebih
yakin dengan apa yang ada di sisi Allah daripada apa yang ada di tangan kita. Bagi orang-orang yang zuhud
terhadap dunia, sebanyak apapun yang dimiliki sama sekali tidak akan membuat hati merasa tentram karena
ketentraman itu hanyalah apa-apa yang ada di sisi Allah.
Rasulullah SAW bersabda, "Melakukan zuhud dalam kehidupan di dunia bukanlah dengan
mengharamkan yang halal dan bukan pula memboroskan kekayaan. Zuhud terhadap kehidupan dunia itu ialah
tidak menganggap apa yang ada pada dirimu lebih pasti daripada apa yang ada pada Allah." (HR. Ahmad,
Mauqufan) Andaikata kita merasa lebih tentram dengan sejumlah tabungan di bank, maka berarti kita belum zuhud.
Seberapa besar pun uang tabungan kita, seharusnya kita lebih merasa tentram dengan jaminan Allah. Ini
dikarenakan apapun yang kita miliki belum tentu menjadi rizki kita kalau tidak ada izin Allah.
Sekiranya kita memiliki orang tua atau sahabat yang memiliki kedudukan tertentu, hendaknya kita tidak
sampai merasa tentram dengan jaminan mereka atau siapa pun. Karena, semua itu tidak akan datang kepada kita,
kecuali dengan izin Allah.
Orang yang zuhud terhadap dunia melihat apapun yang dimilikinya tidak menjadi jaminan. Ia lebih suka
dengan jaminan Allah karena walaupun tidak tampak dan tidak tertulis, tetapi Dia Mahatahu akan segala
kebutuhan kita.jangan ukur kemuliaan seseorang dengan adanya dunia di genggamannya. Sebaliknya jangan
pula meremehkan seseorang karena ia tidak memiliki apa-apa. Kalau kita tidak menghormati seseorang karena
ia tidak memiliki apa-apa. Kalau kita menghormati seseorang karena kedudukan dan kekayaannya, kalau
meremehkan seseorang karena ia papa dan jelata, maka ini berarti kita sudah mulai cinta dunia. Akibatnya akan
susah hati ini bercahaya disisi Allah.
Mengapa demikian? Karena, hati kita akan dihinggapi sifat sombong dan takabur dengan selalu mudah
membeda-bedakan teman atau seseorang yang datang kepada kita. Padahal siapa tahu Allah mendatangkan
seseorang yang sederhana itu sebagai isyarat bahwa Dia akan menurunkan pertolongan-Nya kepada kita.
Hendaknya dari sekarang mulai diubah sistem kalkulasi kita atas keuntungan-keuntungan. Ketika hendak
membeli suatu barang dan kita tahu harga barang tersebut di supermarket lebih murah ketimbang membelinya
pada seorang ibu tua yang berjualan dengan bakul sederhananya, sehingga kita mersa perlu untuk menawarnya
dengan harga serendah mungkin, maka mulailah merasa beruntung jikalau kita menguntungkan ibu tua
berimbang kita mendapatkan untung darinya. Artinya, pilihan membeli tentu akan lebih baik jatuh padanya dan
dengan harga yang ditawarkannya daripada membelinya ke supermarket. Walhasil, keuntungan bagi kita justru
ketika kita bisa memberikan sesuatu kepada orang lain.
Lain halnya dengan keuntungan diuniawi. Keuntungan semacam ini baru terasa ketika mendapatkan
sesuatu dari orang lain. Sedangkan arti keuntungan bagi kita adalah ketika bisa memberi lebih daripada yang
diberikan oleh orang lain. Jelas, akan sangat lain nilai kepuasan batinnya juga.
Bagi orang-orang yang cinta dunia, tampak sekali bahwa keuntungan bagi dirinya adalah ketika ia
dihormati, disegani, dipuji, dan dimuliakan. Akan tetapi, bagi orang-orang yang sangat merindukan kedudukan
di sisi Allah, justru kelezatan menikmati keuntungan itu ketika berhasil dengan ikhlas menghargai, memuliakan,
dan menolong orang lain. Cukup ini saja! Perkara berterima kasih atau tidak, itu samasekali bukan urusan kita.
Dapatnya kita menghargai, memuliakan, dan menolong orang lain pun sudah merupakan keberuntungan yang
sangat luar biasa.
Sungguh sangat lain bagi ahli dunia, yang segalanya serba kalkulasi, balas membalas, serta ada imbalan
atau tidak ada imbalan. Karenanya, tidak usah heran kalau para ahli dunia itu akan banyak letih karena hari-
harinya selalu penuh dengan tuntutan dan penghargaan, pujian, dan lain sebagainya, dari orang lain. Terkadang
Page 30
30
untuk mendapatkan semua itu ia merekayasa perkataan, penampilan, dan banyak hal demi untuk meraih
penghargaan.
Bagi ahli zuhud tidaklah demikian. Yang penting kita buat tatanan kehidupan ini seproporsional
mungkin, dengan menghargai, memuliakan, dan membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan apapun.
Inilah keuntungan-keuntungan bagi ahli-ahli zuhud. Lebih merasa aman dan menyukai apa-apa yang terbaik di
sisi Allah daripada apa yang didapatkan dari selain Dia.
Walhasil, siapapun yang merindukan hatinya bercahaya karena senantiasa dicahayai oleh nuur dari sisi
Allah, hendaknya ia berjuang sekuat-kuatnya untuk mengubah diri, mengubah sikap hidup, menjadi orang yang
tidak cinta dunia, sehingga jadilah ia ahli zuhud.
"Adakalanya nuur Illahi itu turun kepadamu", tulis Syaikh Ibnu Atho'illah dalam kitabnya, Al Hikam,
"tetapi ternyata hatimu penuh dengan keduniaan, sehingga kembalilah nuur itu ke tempatnya semula. Oleh sebab
itu, kosongkanlah hatimu dari segala sesuatu selain Allah, niscaya Allah akan memenuhinya dengan ma'rifat dan
rahasia-rahasia."
Subhanallaah, sungguh akan merasakan hakikat kelezatan hidup di dunia ini, yang sangat luar biasa,
siapapun yang hatinya telah dipenuhi dengan cahaya dari sisi Allah Azza wa Jalla. "Cahaya di atas cahaya.
Allah membimbing (seorang hamba) kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki ..." (QS. An Nuur [24] : 35).
kiriman :
MENCINTAIMU SEPENUH JIWA
"DAN UCAPKANLAH KEPADA IBU-BAPAKMU PERKATAAN YANG MULIA DAN RENDAHKANLAH
DIRIMU TERHADAP KEDUANYA DENGAN PENUH KASIH SAYANG DAN DO'AKANLAH:'WAHAI ROBB-
KU, KASIHANILAH KEDUANYA SEPERTI KEDUANYA TELAH MENDIDIK AKU DI WAKTU AKU KECIL'."
(QS. AL ISRAA':23-24)
Do'a yang tertuang dalam cuplikan surat Al Isra' diatas, sudah teramat sering kita lafalkan. Bahkan
mungkin sejak kita masih duduk si bangku Te-Ka sudah kita hafal di luar kepala. Bahkan karena hafalnya,
sampai kita tidak mengetahui apa makna yang terkandung di dalamnya.
Dapatkah anda bayangkan betapa Ayah dan Ibu kita teramat sayang terhadap buah hatinya. Ketika dalam
kandungan, kita sangat menyusahkan Ibu. Bisakah kita bayangkan betapa menderitanya Ibu ketika usia
kandungannya sudah semakin tua dan beratnya pun bertambah-tambah ??
Dan ketika sang bayi ngotot untuk melongok dunia, sang Ibu harus meregang nyawa ! Dan ketika usia
masih dalam hitungan bulan atau bahkan masih dalam hitungan hari (masih bayi) betapa seorang ibu teramat
hati-hati merawat kita. Dengan segenap jiwanya, ia pertaruhkan hidupnya demi sang bayi mungil yang ternyata
justru teramat sangat bandel. Jika tiba waktu malam, ketika sang Ibu lelah seharian merawat kita, dengan tanpa
dosa kita akan pontang-panting pergi ke Dokter. Bayangkan, siang-malam kita menyusahkan mereka !!
Tapi adakah Ayah dan Ibu mengeluhkan hal itu ?? Sadari dan ingatlah, betapa sayangnya, betapa cinta
dan kasih mereka pada kita. Semua derita mereka jalani dengan tabah dan kesadaran penuh, bahwa inilah
kewajiban mereka, menjaga amanah dari Allah. Sakitnya seorang Ibu melahirkan akan lenyap ketika ia tahu
bahwa bayinya selamat, dan kelelahan sang Ayah bekerja memenuhi kebutuhan anaknya, akan lenyap ketika ia
mampu mengikuti perkembangan bayinya dari umur sehari hingga ia tumbuh menjadi manusia dewasa, dan
mampu memenuhi semua kebutuhan anaknya. Dan kebahagiaan mereka berdua adalah ketika mereka mampu
mendidik anaknya hingga anaknya menjadi anak yang berbakti pada agama dan pada kedua orang tuanya,
mampu menghantarkan putra-putrinya ke jenjang kehidupan dimana peran orang tua tergantikan oleh pasangan
hidupnya.
Dari uraian diatas, masihkah kita BERANI MEMBANTAH apa yang orang tua kita katakan kepada kita
?? Betapa kita telah menjadi anak durhaka jika kita mengatakan, "SIAPA TAKUT "?? (emangnya iklan shampo
?) pd orang tua kita ??
RasuluLLah SAW bersabda : "Maukah aku menunjukkan kepadamu dosa yang besar ? Yaitu
menyekutukan Allah dan durhaka kepada orang tua "
Page 31
31
Sekali-kali kalian jangan membuat mereka sakit hati ataupun sedih. Ingat, bahwa keridhoan Allah dalam
keridhoan Ibu-Bapak dan kemurkaan-Nya dalam kemurkaan Ibu-Bapak. Selain itu, kita juga tahu bahwa do'a
orang tua itu mustajab, bila mereka marah dan mendo'akan yang buruk untuk kita (walau di luar kesadarannya)
maka, masa depan dunia akhirat kita terancam suram.
Lakukan apa yang mereka inginkan dari kita selagi tuntutan itu tidak keluar dari rel syari'at. Karena
adalah hak mereka sebagai orang tua yang menginginkan anaknya menjadi seseorang seperti kehendak mereka.
Dan adalah kewajiban kita sebagai anak memenuhi apa yang mereka inginkan. Kewajiban orang tua adalah
memenuhi semua kebutuhan kita dan itu adalah hak kita untuk mendapatkan semua kebutuhan kita.
Sekarang setelah kita sadari hak dan kewajiban masing-masing, sudahkah kita lakukan kewajiban sebagai
anak dan apakah hak-hak orang tua sudah kita penuhi ? Adakah terpercik setetes kasih di hati untuk mencintai
mereka setulus mereka mencintai kita ? Terbayangkah di benak, bagaimana membalas semua yang telah mereka
curahkan ?
Sebuah kisah di zaman RasuluLLah, Abu Darda berkata, ada seseorang yang datang kepadanya dan
bercerita: "Ayahku selalu mengaturku, meskipun aku sudah dinikahkan. Dan kini beliau memerintahkan agar
aku menceraikan istriku !". Kemudian Abu Darda menyampaikan apa yang didengarnya dari RasuluLLah
kepada orang tua itu. RasuluLLah bersabda, "Ayah itu menduduki pertengahan pintu-pintu surga, maka
peliharalah pintu itu kalau kalian mau, atau tinggalkanlah".
Dari kisah diatas, kita tidak membeda-bedakan bakti pada Ayah saja dan Ibu saja, sebab keduanya sama-
sama mencintai, menyayangi dan merawat tanpa minta pamrih apapun. Berbaktilah kepada kedua-duanya,
memenuhi apa-apa yang menjadi hak mereka dan melaksanakan kewajiban kita sebagai anak mereka.
Mencintai mereka dengan segenap jiwa seperti mereka menyayangi dan merawat kita. Jadikan bakti pada
orang tua sebagai refleksi ketaatan pada Allah Azza wa Jalla. Wallohu a'lam bish Showab.
Kekasih Sejati
Manusia, makhluk Tuhan termulia di muka bumi ini, diciptakan dari sepasang insan yang saling Cinta.
Lahir dengan tangis yang menandakan bahwa hidup penuh dengan perjuangan, banyak onak dan duri...
Pernahkah kita sadari kehidupan ini merupakan anugerah yang terbesar yang Allah berikan kepada kita ?.
Bisa kuliah, bekerja, dan berkumpul dengan teman-teman, berbagi cerita, tawa dan canda serta derita yang
mewarnai kehidupan ini ...
Pernahkah kita bertanya, untuk apa kita hidup di muka bumi ini ? ...pernahkah kita merasa punya arti dan
berarti bagi orang lain, merasa dibutuhkan, setidak-tidaknya bagi orang-orang yang dekat dalam kehidupan kita
?
Pernahkah kita sadari, kita bisa bertahan hidup sampai detik ini tak lain karena Cinta, Cinta dari Allah
Swt. Kita akan lebih sadar jika jauh dari orangtua. Manakala orang-orang yang kita cintai meninggalkan kita.
Manakala kita sunyi tak berteman. Manakala kita merasa hampa dalam kehidupan. Tak satupun yang abadi
kecuali Cinta Allah pada kita, hamba-hamba_Nya. Tidakkah kita rindu untuk selalu berada di dekat_Nya ?
(Rasulullah Saw, beliau selalu rindu untuk bertemu Allah Swt, mendengar suara Azan yang di
"Senandung'kan Bilal. "Shalat, adalah kesenangan hidupku". Kata Beliau (Hamba terkasih Allah Swt).
Sekarang wahai saudaraku, hamba-hamba yang dianugerahi iman dan Islam. Siapkan hari-harimu, isi
dengan hal-hal yang berguna dan bermanfaat baik bagi temanmu, masyarakat luas, bangsa dan negara. Apalagi
semata-mata hanya untuk mencari Ridha Allah Swt, semua itu sebagai tanda Cinta dan rasa syukur kita, yang
telah diberikan_Nya anugerah yang begitu banyak.
Waktu semakin cepat, apabila kita tidak memanfaatkannya dengan hal-hal yang berguna, kita akan
tergilas masa !!!. Berjanjilah untuk jadi yang lebih baik dari sekarang. Dan terbaik di hadapan_Nya.
Page 32
32
Karena Cintamu, tidakkah seseorang itu senantiasa ingin tampak baik saat bertemu kekasihnya ???!!!.
Jadikan Allah ?Kekasih Sejati? dalam hidupmu
Langkah Penghangat Cinta :
1. Mengungkapkan Cinta :
Jangan takut mengatakan cinta, kadang kita merasa bahwa hal tersebut tidak penting dan gombal, kadang
kita berdalih bahwa kata-kata cinta tidak penting untuk diucapkan secara verbal tapi cukup dibuktikan dengan
perbuatan. Tetapi coba kita tengok bagaimana Rasulullah mengajarkan kepada para shahabatnya ketika ada
seseorang yang mengatakan kepada Rasul "Ya Nabiyullah, sesungguhnya aku sangat mencintai si fulan" sambil
menunjuk kepada seorang lelaki yang sedang lewat dihadapannya. "Apakah kamu pernah mengatakan
perasaanmu kepadanya ?" Tanya Rasul. "Belum ya Rasul". Jawab shahabat. "Sekarang, katakanlah padanya".
Jadi mengatakan cinta itu bukan hal yang tabu, tapi sunnah hukumnya. Dan mulai sekarang, katakanlah cinta
pada istri tercinta.
"I love u, I love u, I love u "
2. Efek Sentuhan
Berjabat tangan ketika bertemu, memeluk atau mencium, adalah kiat2 penghangat cinta, jangan sampai
satu haripun anda tidak menyentuhnya. Apakah hanya sekedar mencubit, menjewer mesra, dan sebagainya.
Menurut ahli psikologi, efek sentuhan dapat memberi kenyamanan, kesenangan dan ketentraman dan
menciptakan rasa kedekatan antar individu.
3. Memberi Bantuan
Memberi bantuan kepadanya diminta atau tidak, ketika ia sibuk didapur, kita yang memandikan anak.
Ketika ia sedang menyuapi anak, kita ngelap meja. Kamu bunga yang jadi tangkainya.. suit suiit¡¦ kamu tarzan..
aku yang jadi
4. Siap Dengan Dukungan
Memberi dukungan harus dilakukan, terutama jika istri kita mengalami tekanan psikologis. Tetapi
memberi dukungan juga harus proporsional, jangan sampai berlebihan. Ini yang perlu diperhatikan. Dukungan
moril sangat dibutuhkan disaat2 tertentu. Misalnya istri sakit, jangan malah di takut2in "Mi' tetangga diseberang
sana sakitnya juga sama kayak umi¡¦. Sekarang dia udah pulang ke Rahmatulloh lho.."
5. Jangan Pelit Dengan Pujian
Kalau ada suami yang pelit pujian, bisa dipastikan ia juga pelit dengan hartanya, kalau pujian yang gratis
aja pelit, gimana dengan harta yang dicari dengan susah payah ? suami yang pemurah adalah suami yang senang
memuji. Memuji yang baik tidak dilakukan didepan khalayak ramai, tetapi disaat berdua, misalnya memuji
kecantikannya, enak masakannya, dll.
6. Munculkan segala Kebaikan
"Jika cinta sudah melekat, tempe goreng terasa coklat" begitu pepatah mengatakan. Tanda cinta adalah
kita senantiasa mengingat kebaikan-kebaikannya, jika ada permasalah yang membuat renggang hubungan.
Segera ingat kebaikan yang pernah ia lakukan kepada kita.
7. Sisihkan waktu Untuk berdua
Kadang kesibukan membuat suami istri jarang punya waktu untuk mereka berdua, maka perlu disiasati
supaya punya waktu untuk berbicara dari hati kehati, tanpa ada yang mengganggu. Just me and u ¡¦ cieee.
Page 33
33
8. Membuat panggilan khusus
Panggil namanya dengan nama nama yang ia senangi misalnya "Mawar", "Darling", "Yayang", "My
Love" jangan sebut nama panggilan yang ia tidak senangi "Ndut,.. sini ndut" (karena istrinya gendut) atau
"Tuyul¡¦ sini yul" (karena namanya Yuli).
9. mendengarkan
menjadi pendengar yang baik perlu kiat tersendiri, kadang kala ada rasa emosi, saat pulang kerja,lelah
dan suntuk.. istri menyambut dengan cerita2 horor dan teror. Yah sabar sedikit, usahakan tersenyum. Dengarkan
sampai ia selesai bicara. Setelah ia selesai baru bilang "umi tadi certain apa sih ?" (gubraks)
10. Lazimkan Tiga kata ajaib :
- Tolong : jika meminta bantuan
- Terima kasih : jika selesai dibantu
- Maaf : jika membuat kesalahan
Kau Tetap Yang Ter...muah Di Hati Author: Abu Aufa "Muah... iiih gemes banget!" atau, "Duuh... buah hatiku, belahan jiwa, cup sayang dulu, muah...!" merah deh tuh pipi. Kadang, yang dicium tersipu malu, hidung kembang kempis, jempol pun mendadak gede. Gak peduli kempot atau jerawat di pipi, apapun yang terjadi, muah... Idih... ini bukan 'muah-muah'-an yang gak syar'i lho. Muah... bisa aja antara suami dan istri kan? Muah... juga selayaknya sering kita tunjukkan kepada anak sang buah hati, sebagai ungkapan cinta dan sayang, muah... Namun, waktu tak pernah berhenti berlari mengiringi keriputnya kulit pipi sang istri, dan kempotnya sang suami, muah... pun jarang terlihat dan terdengar. Saat baru menikah, "Bye... bye... Ummi, hati-hati di rumah ya, assalaamu'alaykum, muah...," diiringi senyum lebar dan doa sang istri yang tak lupa ngebalas, muah...
Buah hati lahir, satu, dua, bahkan lebih, kesibukan dan usia pun bertambah, muah... perlahan-lahan senyap, gak tau rimbanya. Atau bisa jadi, muah... hanya untuk pipi mulus si kecil, tidak lagi untuk istri yang pagi-pagi sibuk dengan perlengkapan perang dapurnya sambil belepotan bumbu masakan.
Menjadi tua, bukankah itu penyakit yang kata Rasulullah Sallallaahu Alayhi Wasallam emang gak ada obatnya? Saat remaja, duhai wajah sungguh cantiknya, kulit bersih, mulus dan licin penuh perawatan segala jenis ramuan serta vitamin, namun masa tua pastilah datang. Juga wajah tampan rupawan hingga menjadi finalis Cover Boy majalah-majalah remaja, bukanlah jaminan akan selalu sedap dipandang.
Jelita, wajah mulus tanpa noda, tubuh langsing dengan berat ideal karena aerobik gak pernah ketinggalan, mungkin seperti ini kriteria Sang Pangeran. Tuan Puteri pun tak ketinggalan mensyaratkan, Sang Pangeran mesti ganteng tampan rupawan, tak tampak lemak di badan, mungkin seperti sosok binaragawan. Salahkah jadi sebuah impian? Onde mande... banyak nian yang diharapkan.
Cantik... boleh aja, kan sebuah fitrah. Demikian juga harapan agar sang Arjuna laksana binaragawan yang tampan menawan, atau bagai Gatot Kaca si otot kawat tulang besi, hingga sang akhwat ngerasa banget terlindungi. Namun, kriteria fisik itu sangatlah nisbi. Contohnya, ada yang suka dengan akhwat atau ikhwan yang berkulit putih, tapikan juga ada yang bilang kalo, "Hitamlah hitam si tampuk manggis, walaupun hitam kupandang manis," atau "Buah manggis buah durian, hitam manis jadi rebutan." Nah lho... Cantik fisik bagaimanapun hanyalah sedalam kulit, tampak indah di mata. Saat tua menjelang, lekukan yang tak diharapkan mungkin mengurangi kejelitaan atau ketampanan. Emang... yang terbaik adalah kecantikan akhlak dan budi pekerti, karena tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan. Kecantikan dalam ini adalah karunia yang tak ternilai harganya dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena segala gerak tingkah lakunya selalu memancarkan keindahan akhlak, kebaikan, dan ketulusan yang kalau dipelihara takkan hilang hingga akhir hayat dikandung badan.
Page 34
34
Karena itu Rasulullah Sallallaahu Alayhi Wasallam lebih menekankan agar dalam memilih akhwat yang terpenting adalah agama-Nya, sebab kalau tidak demikian niscaya kamu akan celaka, baru dibarengi harta, keturunan dan kecantikannya (Hadits Shahih Riwayat Bukhari 6:123, Muslim 4:175). Dan, ketakwaan ikhwan adalah dasar utama bagi seorang akhwat untuk menentukan pasangan, sebagaimana Ali bin Abi Tholib radhiyallahu'anhu pernah mengatakan, jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika ia tidak menyukainya tidaklah ia akan menzaliminya.
Pasangan yang menikah karena cinta yang teramat dalam kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, bagaikan sebatang pohon di tanah yang subur, akarnya selalu erat mencengkeram, rimbun daunnya melindungi dari panas dan hujan, serta buahnya akan memberi kenikmatan. Saking dalamnya, muah... sebagai salah satu ungkapan cinta akan selalu menghiasi kehidupan rumah tangga, tanpa peduli keriput Sang Permaisuri atau kempotnya Sang Raja. Ya akhi wa ukhti fillah... Ikatlah cinta suci karena akhlak serta budi pekerti, insya Allah akan selalu langgeng hingga akhir waktu nanti walau apapun yang akan terjadi, indah menghiasi diri serta mengurai mesra untaian kata 'Kau Tetap Yang Ter...muah Di Hati.'
*Duhai kekasih hati / Kugubahkan nasyid ini Sebagai tanda cinta suci / Dalam naungan Ilahi Hari demi hari / Bersamamu kulewati Dalam suka dalam duka / Dalam meniti ridho-Nya Ikrarkan bersama / Untuk tetap dijalan-Nya Bahtera rumah tangga / Teladankan rasul mulia Didik putra-putri / Sebagai amanah Ilahi Bekali akhlak imani / Jadikan mukmin sejati Insya Allah...(Notes: Dikutip dari lirik nasyid Dialog Dua Hati-Suara Persaudaraan) Wallahua'lam bi showab.
IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA* Al-Hubb Fillah wa LillHARI-HARI PENANTIAN EraMuslim
Bagi seorang gadis, ada masa penantian yang acapkali menimbulkan suasana rawan, menanti jodoh.
Padahal jodoh, maut dan rezeki adalah wewenang Allah semata. Tak ada sedikitpun hak manusia untuk
mengklaim wewenang tersebut. Tapi, watak manusia terkadang lupa dengan janji Allah. Apalagi bila
lingkungan sekitarnya terus menerus memburu'nya untuk menikah, sementara jodoh yang dinantikan tak
kunjung tiba. Dalam keadaan demikian, kerap muncul bermacam efek yang dapat membahayakan dirinya.
Seorang wanita akan dianggap dewasa bila ia telah mengalami menstruasi. Islam mencatat masa ini
sebagai masa awal mukallafnya seorang wanita. Yang perlu diketahui, wanita sekarang menjadi akil baligh jauh
lebih cepat dibanding masa dahulu. Dua puluh tahun yang lampau, wanita paling cepat mengalami menstruasi
pada usia 15 tahun. Namun pada masa ini, tak jarang wanita mulai mens pada usia 11 tahun. Akibatnya,
kedewasaan wanita terhadap masalah-masalah perkawinan akan meningkat secara cepat.
Keresahan mulai melanda tatkala usia sudah merangkak naik, tapi calon suami tak kunjung datang.
Tanpa disadari, ada perilaku-perilaku yang mestinya tak layak dilakukan oleh seseorang yang sudah dianggap
sebagai teladan dilingkungannya. Ada muslimah-muslimah yang menjadi sangat sensitif terhadap acara-acara
walimah ataupun wacana-wacana seputar jodoh dan pernikahan. Ada juga yang bersikap seolah tak ingin segera
menikah dengan berbagai alasan seperti karir, studi maupun ingin terlebih dulu membahagiakan orang tua.
Padahal, hal itu cuma sebagai pelampiasan perasaan lelah menanti jodoh.
Sebaliknya, ada juga muslimah yang cenderung bersikap over acting. Terlebih bila sedang menghadiri
acara-acara yang juga dihadiri lawan jenisnya. Ia akan melakukan berbagai hal agar "terlihat", berkomentar hal-
hal yang nggak perlu yang gunanya cuma untuk menarik perhatian, atau aktif berselidik jika mendengar ada
laki-laki (ikhwan) yang siap menikah. Seperti halnya wanita dimata laki-laki, kajian dengan tema "ikhwan" pun
menjadi satu wacana favorit yang tak kunjung usai dibicarakan dalam komunitas muslimah.
Data yang terlihat dibeberapa biro jodoh juga menambah daftar panjang fenomena yang menggambarkan
betapa kaum Hawwa sangat dihantui masalah-masalah rawan yang membuat kita berpikir panjang dan harus
segera dicarikan jalan keluarnya.
Tentang hal diatas, Al qur'an dengan apik mengisahkan ketidakberdayaan seorang wanita menghadapi
masa penantian. "Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah
dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali ..." (QS. An Nahl:92).
Page 35
35
Pernikahan memang bukan fardhu. Tidak ada dosa atas seseorang yang tidak menikah selama ia memang
tidak menentang sunnah Rasul ini. Jadi, sekarang atau nanti kita menikah, bukanlah problem utama. Yang
terpenting adalah bagaimana mengisi masa-masa penantian ini dengan hal-hal yang positif ataupun aktifitas
yang berkenaan dengan persiapan pra nikah.
Persiapan berawal dari hati. Kebersihan hati akan membuat seseorang tenang dalam melangkah. Istilah
"perawan tua" tidak akan menggetarkan perjalanannya dan membuat dia berpaling dari jalan dakwah. Kalaupun
tak berjodoh di dunia, bukankah Allah akan menggantikannya di akhirat kelak sesuai dengan tingkatan
amalnya?
Kebersihan hati juga akan sangat menentukan sikap qona'ah (ikhlas menerima dan merasa cukup)
terhadap pemberian Allah. Sehingga ia dengan senang hati menerima, jika sekiranya Allah memberinya jodoh
seseorang yang secara fisik (selain agama) tidak sesuai harapannya, agar tidak kaget melihat standar
kebahagiaan yang diluar bayangannya.
Orang tua dan keluarga juga perlu dikondisikan, agar mereka tidak menyalahkan Islam. Banyak orang
tua yang beranggapan bahwa jilbab adalah yang selama ini menjadi penghalang anaknya tidak mendapatkan
pasangan.
Selain itu, bersabar dan berdo'a nampaknya merupakan kunci mutlak untuk menstabilkan moral (akhlaq).
Dengan kesabaran, ada pintu-pintu yang terbuka yang barangkali tak terlihat ketika kita sedang sempit dada.
Dengan do'a, ada jalinan mesra dengan Sang Pemilik. Mungkin tidak saat itu juga do'a-do'a kita akan segera
dikabulkan, tetapi bukankah do'a adalah ibadah? Jadi, semakin banyak do'a terucap, semakin banyak pula
ibadah dilakukan.
Buat para muslimah yang baru saja menikmati keindahan meneguk bahtera rumah tangga, tampaknya
ada sikap yang harus dilakukan untuk menjaga perasaan muslimah yang belum menikah. Istri-istri baru itu,
biasanya senang "mengompori". Sebenarnya sikap ini sah-sah saja, agar tampak bukti bahwa menikah tanpa
pacaran, menikah dalam rangka dakwah adalah "pengorbanan" yang menyejukkan. Tapi jika hanya sekedar
memanasi tanpa solusi, sebaiknya sikap seperti itu ditahan. Apalagi jika si muslimah
itu tidak siap dengan cerita-cerita seputar nikah itu, bisa jadi akan memedihkan perasaannya.
Namun demikian, lain halnya dengan muslimah-muslimah yang 'bandel', yang dengan berbagai alasan
kerap menolak untuk menikah meski seharusnya sudah siap. Baik tuntutan dakwah maupun tuntutan lainnya.
Menikah adalah ibadah. Tapi, ia bukan satu-satunya ibadah. Masih banyak alternatif ibadah yang bisa
dilakukan. Alangkah naifnya bila kita malah banyak membuang waktu untuk memikirkan masalah pernikahan
yang tak kunjung juga teralami. Masih banyak pekerjaan dan hal lain yang membutuhkan penyaluran potensi
kita. Mumpung masih gadis, optimalkanlah potensi diri. Karena kelak, jika kesibukan menjadi istri dan ibu
menghampiri kita, waktu untuk menuntut ilmu, menghapal ayat Qur'an dan hadits, bahkan untuk bertemu Allah
di sepertiga malam, tentu saja akan berkurang. Nah, kenapa tidak kita optimalkan sejak sekarang?
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang
berjihad diantaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar" (QS 3:142)
Izinkan Aku Menciummu, Ibu
Sewaktu masih kecil, aku sering merasa dijadikan pembantu olehnya. Ia selalu menyuruhku mengerjakan
tugas-tugas seperti menyapu lantai dan mengepelnya setiap pagi dan sore. Setiap hari, aku „dipaksa‟
membantunya memasak di pagi buta sebelum ayah dan adik-adikku bangun. Bahkan sepulang sekolah, ia tak
mengizinkanku bermain sebelum semua pekerjaan rumah dibereskan. Sehabis makan, aku pun harus
mencucinya sendiri juga piring bekas masak dan makan yang lain. Tidak jarang aku merasa kesal dengan semua
beban yang diberikannya hingga setiap kali mengerjakannya aku selalu bersungut-sungut.
Kini, setelah dewasa aku mengerti kenapa dulu ia melakukan itu semua. Karena aku juga akan menjadi
seorang istri dari suamiku, ibu dari anak-anakku yang tidak akan pernah lepas dari semua pekerjaan masa
Page 36
36
kecilku dulu. Terima kasih ibu, karena engkau aku menjadi istri yang baik dari suamiku dan ibu yang
dibanggakan oleh anak-anakku.
Saat pertama kali aku masuk sekolah di Taman Kanak-Kanak, ia yang mengantarku hingga masuk ke
dalam kelas. Dengan sabar pula ia menunggu. Sesekali kulihat dari jendela kelas, ia masih duduk di seberang
sana. Aku tak peduli dengan setumpuk pekerjaannya di rumah, dengan rasa kantuk yang menderanya, atau terik,
atau hujan. Juga rasa jenuh dan bosannya menunggu. Yang penting aku senang ia menungguiku sampai bel
berbunyi.
Kini, setelah aku besar, aku malah sering meninggalkannya, bermain bersama teman-teman, bepergian.
Tak pernah aku menungguinya ketika ia sakit, ketika ia membutuhkan pertolonganku disaat tubuhnya melemah.
Saat aku menjadi orang dewasa, aku meninggalkannya karena tuntutan rumah tangga.
Di usiaku yang menanjak remaja, aku sering merasa malu berjalan bersamanya. Pakaian dan
dandanannya yang kuanggap kuno jelas tak serasi dengan penampilanku yang trendi. Bahkan seringkali aku
sengaja mendahuluinya berjalan satu-dua meter didepannya agar orang tak menyangka aku sedang bersamanya.
Padahal menurut cerita orang, sejak aku kecil ibu memang tak pernah memikirkan penampilannya, ia tak
pernah membeli pakaian baru, apalagi perhiasan. Ia sisihkan semua untuk membelikanku pakaian yang bagus-
bagus agar aku terlihat cantik, ia pakaikan juga perhiasan di tubuhku dari sisa uang belanja bulanannya. Padahal
juga aku tahu, ia yang dengan penuh kesabaran, kelembutan dan kasih sayang mengajariku berjalan. Ia
mengangkat tubuhku ketika aku terjatuh, membasuh luka di kaki dan mendekapku erat-erat saat aku menangis.
Selepas SMA, ketika aku mulai memasuki dunia baruku di perguruan tinggi. Aku semakin merasa jauh
berbeda dengannya. Aku yang pintar, cerdas dan berwawasan seringkali menganggap ibu sebagai orang bodoh,
tak berwawasan hingga tak mengerti apa-apa. Hingga kemudian komunikasi yang berlangsung antara aku
dengannya hanya sebatas permintaan uang kuliah dan segala tuntutan keperluan kampus lainnya.
Usai wisuda sarjana, baru aku mengerti, ibu yang kuanggap bodoh, tak berwawasan dan tak mengerti
apa-apa itu telah melahirkan anak cerdas yang mampu meraih gelar sarjananya. Meski Ibu bukan orang
berpendidikan, tapi do‟a di setiap sujudnya, pengorbanan dan cintanya jauh melebihi apa yang sudah kuraih.
Tanpamu Ibu, aku tak akan pernah menjadi aku yang sekarang.
Pada hari pernikahanku, ia menggandengku menuju pelaminan. Ia tunjukkan bagaimana meneguhkan
hati, memantapkan langkah menuju dunia baru itu. Sesaat kupandang senyumnya begitu menyejukkan, jauh
lebih indah dari keindahan senyum suamiku. Usai akad nikah, ia langsung menciumku saat aku bersimpuh di
kakinya. Saat itulah aku menyadari, ia juga yang pertama kali memberikan kecupan hangatnya ketika aku
terlahir ke dunia ini.
Kini setelah aku sibuk dengan urusan rumah tanggaku, aku tak pernah lagi menjenguknya atau menanyai
kabarnya. Aku sangat ingin menjadi istri yang shaleh dan taat kepada suamiku hingga tak jarang aku membunuh
kerinduanku pada Ibu. Sungguh, kini setelah aku mempunyai anak, aku baru tahu bahwa segala kiriman uangku
setiap bulannya tak lebih berarti dibanding kehadiranku untukmu. Aku akan datang dan menciummu Ibu, meski
tak sehangat cinta dan kasihmu kepadaku. (Bayu Gautama, Untuk Semua Ibu Di Seluruh Dunia)
Pernahkah kita memikirkannya ?"
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda
bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan
kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
neraka". (QS. Ali Imran 3:190-191)
Assalaamu'alaikum warahmatullaah wabarakaatuh
Coba perhatikan dirimu, wahai sahabatku ! Rupa wajahmu, mata indahmu, senyum manismu,
Subhanallah.. Adakah insan yang sama sepertimu di belahan dunia ini ? Baik rupa, sifat maupun wataknya ?
Tidak ada, bukan ?! Yach..tidak ada seorangpun yang sama sepertimu, walau dirimu kembar sekalipun ! Dari
Page 37
37
sekian banyak manusia, dari sekian triliun jiwa Pernahkah engkau temui ada yang sama satu dengan lainnya ?
Tidak ada bukan ?! Apa yang terlintas di pikiranmu ? Allah !
Yach..Maha Besar Allah.. Betapa Maha Kaya_Nya Dia.. Tak seorangpun yang patut dipuji selain
Diri_Nya..! Tidak ada sedikitpun yang pantas kita sombongkan atas diri kita, Begitupun terhadap makhluk-
makhluk_Nya. Subhanallah..walhamdulillah..walaa ilaa hailallah..wallaahu akbar..!
Kita ini dulu hanyalah dari setetes air mani yang hina, menjadi segumpal darah, kemudian menjadi
segumpal daging, tulang, kemudian dibalut dengan kulit, sehingga jadilah kita, manusia, makhluk yang amat
sempurna penciptaan_Nya. Betapa kita harus bersyukur, bukan ? Apa yang terucap di bibirmu ? Allah !
Diri kita hanyalah satu dari sekian banyak makhluk yang Ia ciptakan, sahabatku.. Keciiil, tiada
artinyanya sama sekali dibandingkan dengan penciptaan langit dan bumi ini ! Pernahkah kita memikirkannya ?
Allah menundukkan matahari dan bulan untuk kita, Matahari bersinar, bulan bercahaya.. Tidak mungkin
bagi matahari mengejar bulan, dan malam mendahului siang Masing-masing beredar menurut garis edarnya.
Pernahkah kita memikirkannya ?..
Allah menghamparkan bumi dan meletakkan gunung-gunung yang kokoh, dan menumbuhkan tumbuhan
darinya segala macam jenis tanaman yang indah dipandang mata. Pernahkah kita memikirkannya?
Allah menurunkan air dari langit yang banyak manfaatnya, lalu menumbuhkan dengan air itu pohon-
pohon dan biji-bijian yang sebagian ada yang kita makan. Pernahkah kita memikirkannya ?
Allah memberi kita minum dari apa yang berada dalam perut binatang ternak berupa susu yang bersih
antara tahi dan darah, yang enak ditelan bagi orang-orang yang meminumnya. Pernahkah kita memikirkannya ?
Allah menundukkan langit dan dunia ini untuk kita, Langit sebagai atap, Bumi tempat menetap
Pernahkah kita memikirkannya ? Semuanya patuh pada apa yang diperintahkan Allah kapadanya untuk
melayani kita. Pernahkah kita memikirkannya ?
Pernahkah terpikir jika semua itu tidak ditundukkan Allah untuk kita, alamat dunia ini akan hancur ?
Dapatkah kita bayangkan apa yang akan terjadi ? Pernahkah terpikir oleh kita, jika Allah lelah ataupun lengah
sesaat, maka seluruh yang ada di jagat raya ini akan binasa ?! Adakah orang yang mengetahui dengan tidak
mengetahui ? Adakah sama yang buta dengan yang melihat ?
Fenomena alam ini menunjukkan betapa Kuasa_Nya Allah akan segala sesuatu. Kelak suatu saat nanti
langit itu akan pecah berderai. Kelak suatu hari nanti bumi itu akan terbelah-belah mengeluarkan apa yang
dikandungnya. Tidak takutkah kita ?, Tidak tergetarkah Qalbu dan jiwa kita ? Tidak bertambahkan keimanan,
kecintaan serta kerinduan kita pada_Nya ?
Tanpa kita sadari, silih bergantinya siang dan malam dari detik menit kehidupan ini menyadarkan kita.
Baru saja kita lahir menjadi seorang bayi mungil, tahu-tahu sudah sebesar ini. Baru saja kita merasa tentram
berdekatan dengan orang-orang yang kita sayang, tahu-tahu mereka telah pergi meninggalkan kita. Baru saja
kita tertidur dan terjaga, kemudian ? Kita dapati tubuh ini sudah tua, tenaga sudah mulai berkurang, rambut
sudah mulai beruban, mata sudah mulai rabun..dan..??? Siap-siap untuk pulang, kembali kepada siapa Yang
Menciptakan kita. Tidakkah kita merindukan_Nya? Pernahkah kita memikirkannya ?..
Pada suatu hari diwaktu shubuh, Setelah mengumandangkan azan di Masjid Madinah, lama Bilal
menanti kehadiran Rasulullah keluar dari peraduannya untuk shalat berjamaah, namun Rasul belum juga
muncul. Karena itu, pergilah Bilal menemuinya, antara perasaan cemas kalau-kalau Rasul yang amat dicintainya
jatuh sakit.
Sesudah minta izin kepada Siti Aisyah, Bilal segera menuju ke kamar tidur Rasulullah. Ketika sampai
dimuka pintu, Bilal melihat ke dalam, kamar yang sederhana tanpa ada kasur tebal seperti kasur kita di sini,
tidak ada bantal bersulam yang indah melainkan hanya seonggok rumput kering di sudut, itulah kekayaan Rasul
Page 38
38
kita, sebagai Pemimpin Dunia yang telah menggerakkan revolusi yang paling berhasil dalam sejarah
kemanusiaan selama dunia berkembang.
Didapatinya Nabi kita Saw sedang duduk di atas sajadah menghadap Qiblat, menangis tersedu-sedu.
Bertanya Bilal, "Ya Nabiyallah, apakah gerangan yang menyebabkan dikau menangis? Padahal kalau ada
juapun kesalahanmu, baik dahulu ataupun nanti, akan diampuni oleh Allah".
Kemudian Rasulullah menjawab, "Wahai Bilal, tengah malam telah datang Jibril membawa wahyu
kepadaku dari Allah Swt, demikian bunyinya." : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Ali Imran 3:190-191)
Sengsara hai Bilal! Ujar Nabi selanjutnya, bagi orang yang membaca akan ayat ini lalu tidak
difikirkannya. Apa maksud Rasulullah Saw tersebut, wahai sahabatku ? Firman Allah dalam QS. Ali Imran 3 :
190-191 di atas dan ungkapan Nabi tersebut mengandung makna yang dalam bagi kita untuk senantiasa
merenung dan memikirkan Fenomena alam yang ada di sekeliling kita.
Jiwa yang suci bersih dapatlah mendengar dan melihat indahnya alam ini. Disana terdapat tiga sifat
Tuhan, yaitu Jamal (indah), Jalal (agung), dan Kamal (sempurna). Semua yang ada ini adalah dinding pembatas
kita dengan Dia. Tetapi bilamana kita berusaha menembusnya (dengan sekuat jiwa) insya Allah, dengan
penglihatan ruhani yang bersih, niscahya terbukalah hijab itu. Hanya mata yang lahir ini saja yang melihat batas
itu, melihat berbagai fenomena alam Gunung menjulang tinggi, deburan ombak, awan berarak, kembang
bermekaran. Adapun mata ruhani mulailah menembus dinding itu. Bukan dinding lagi yang kelihatan, tetapi
pencipta dari semuanya itu, "Allah".
"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah
kami dari siksa neraka".
Billaahi taufiq walhidayah
Wassalaamu'alaikum warahmatullaah wabarakaatuh
Siapa paling jelek ??!
Ada suatu kisah seorang santri yg menuntut ilmu pada seorang Kyai. Bertahun-tahun telah ia lewati
hingga sampai pada suatu ujian terakhir. Ia menghadap Kyai untuk ujian tersebut. "Hai Fulan, kau telah
menempuh semua tahapan belajar dan tinggal satu ujian, kalau kamu bisa menjawab berarti kamu lulus ", kata
Kyai. "Baik pak Kyai, apa pertanyaannya ?" "Kamu cari orang atau mahkluk yang lebih jelek dari kamu, kamu
aku beri waktu tiga hari ". Akhirnya santri tersebut meninggalkan pondok untuk melaksanakan tugas dan
mencari jawaban atas pertanyaan Kyai-nya.
Hari pertama, sang santri bertemu dengan si Polan pemabuk berat yg dapat di katakan hampir tiap hari
mabuk-mabukan. Santri berkata dalam hati, " Inilah orang yang lebih jelek dari saya. Aku telah beribadah
puluhan tahun sedang dia mabuk-mabukan terus ". Tetapi sesampai ia di rumah, timbul pikirannya. "Belum
tentu, sekarang Polan mabuk-mabukan siapa tahu pada akhir hayatnya Alloh memberi Hidayah (petunjuk) dan
dia Khusnul Khotimah dan aku sekarang baik banyak ibadah tetapi pada akhir hayat di kehendaki Suul
Khotimah,bagaimana ? Dia belum tentu lebih jelek dari saya.
Hari kedua, santri jalan keluar rumah dan ketemu dengan seekor anjing yg menjijikan rupanya, sudah
bulunya kusut, kudisan dsb. Santri bergumam, " Ketemu sekarang yg lebih jelek dari aku. Anjing ini sudah
haram dimakan, kudisan, jelek lagi " . Santri gembira karena telah dapat jawaban atas pertanyaan gurunya.
Waktu akan tidur sehabis 'Isya, dia merenung, "Anjing itu kalau mati, habis perkara dia. Dia tidak dimintai
Page 39
39
tanggung jawab atas perbuatannya oleh Alloh, sedangkan aku akan dimintai pertanggung jawaban yg sangat
berat yg kalau aku berbuat banyak dosa akan masuk neraka aku. "Aku tidak lebih baik dari anjing itu.
Hari ketiga akhirnya santri menghadap Kyai. Kyai bertanya, "Sudah dapat jawabannya muridku ?"
"Sudah guru", santri menjawab. " Ternyata orang yang paling jelek adalah saya guru". Sang Kyai tersenyum,
"Kamu aku nyatakan lulus".
Pelajaran yg dapat kita petik adalah: Selama kita masih sama-sama hidup kita tidak boleh
sombong/merasa lebih baik dari orang/mahkluk lain. Yang berhak sombong adalah Alloh SWT. Karena kita
tidak tahu bagaimana akhir hidup kita nanti. Dengan demikian maka kita akan belajar berprasangka baik kepada
orang/mahkluk lain yg sama-sama ciptaan Alloh.
Saat Kusentuh Jemarimu Dengan Mesra
Jemari itu tak lagi lentik, terasa beda saat pertama kali disentuh kala malam pertama. Kulitnya bersisik
dan berkerut, karena getir kehidupan. Guratan bekas parutan pun membuatnya bertambah kasar. Tak jarang
jemari itu basah, menahan kristal-kristal bening yang menggenang di telaga mata, pedih... teringat pedasnya
kata-kata yang pernah menusuk hati.
Kala keheningan malam menjamu temaramnya rembulan, diukirnya do'a-do'a dengan goresan harapan,
khusyu', berharap regukan kasih sayang dari Sang Pemilik Cinta. Hingga tubuh penat itupun bangkit, menatap
belahan jiwa dengan tatapan cinta, kemudian perlahan dikecupnya sang kakanda dengan mesra.
Indah...
Sungguh teramat indah Al Qur'an melukiskannya, "Mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah
pakaian bagi mereka." [Al-Baqarah 187]
Adakah yang lebih indah dari rasa kasih sayang diantara kedua insan yang berlainan jenis dalam sebuah
ikatan pernikahan? Ia adalah sebuah mitsaqan ghalidza (perjanjian yang kuat), karenanya yang haram menjadi
halal, maksiat menjadi ibadah, kekejian menjadi kesucian dan kebebasan pun menjadi sebuah tanggung jawab.
Dua hati yang berserakan akhirnya bertautan, ibadah... hanya itu yang dijadikan alasan.
Keindahan cinta dalam sebuah mahligai pernikahan adalah harapan penghuninya. Cinta akan membuat
seseorang lebih mengutamakan yang dicintainya, sehingga seorang istri akan mengutamakan suami dalam
keluarga, dan seorang suami tentu akan mengutamakan perlindungan dan pemberian nafkah kepada istri
tercinta.
Cinta memang dapat berbentuk kecupan sayang, kehangatan, dan perhatian, namun bunga cinta tetaplah
membutuhkan pupuk agar selalu bersemi indah. Karenanya, segala kekurangan akan menumbuhkan kebesaran
jiwa, bahkan air mata yang mengalir itu pun adalah sebagai tanda kesyukuran kepada Allah Subhanahu wa
Ta'ala, karena IA telah memberikan pasangan hidup yang selalu bersama mengharap keridhoan-Nya.
Lalu, masihkah kehangatan itu nyata seiring bertambahnya usia pernikahan?
Aaah...
Kadang kita sebagai suami lebih sering bersikap dzalim. Kesibukan tiada henti, rutinitas yang selalu
dijumpai, lebih menjadi 'istri' daripada makna istri itu sendiri. Masihkah ada curahan kelembutan dari seorang
qowwam (pemimpin) yang teduh? Adakah belaian kasih sayang yang begitu hangat seperti kala pertama kedua
hati bersatu?
Saat-saat awal pernikahan, duhai sungguh romantis. Rona mata penuh makna cinta terpancar saat saling
berpandangan, kedua tangan saling bergandengan, hingga jemari tersulam mesra. Tak lupa bibir melantunkan
seuntai nada ...Sambutlah tanganku ini / Belailah dengan mesra / Kasihmu hanya untukku / Hingga akhir nanti...
Amboi... sungguh membuat iri mata yang memandang.
Page 40
40
Malam dan siang silih berganti mewarnai hari, susah senang hilang timbul bagaikan gelombang laut,
keluh dan bosan pun kadang menelusup, hingga akhirnya lirik lagu cinta pun meredup ...Sepanjang jalan
kenangan kita selalu bergandeng tangan / Sepanjang jalan kenangan kupeluk dirimu mesra / Hujan yang rintik-
rintik di awal bulan itu / Menambah nikmatnya malam syahdu... Akhirnya kemesraan pun hanyalah sekedar
kenangan.
Entahlah...
Entah kemana canda yang dahulu pernah membuat istri kita tertawa bahagia, ciuman di kening seraya
berpesan "Baik-baik ya di rumah," atau pun sekedar ucapan salam "Assalaamu alaykum ummi," saat akan
keluar rumah. Bahkan, lupa kapan terakhir tangan ini menyentuh, menggenggam mesra jemari istri tercinta.
Padahal dosa-dosa akan berguguran dari sela-sela jemari saat kedua tangan disatukan.
Duhai Allah, Airmata itu pernah tumpah, deras bercucuran Luruh dalam isakan, menyayat kepedihan
Hanya karena enggan jemari ini bersentuhan
Ampuni diri yang dzalim ini yaa Allah Sadarkan, sebelum saatnya harus beranjak pergi Jauh, dan... tak
akan pernah kembali
Wallahua'lam bi showab.
*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA* Al-Hubb Fillah wa Lillah,
Yang Jauh Dinanti Yang Datang Ditepis
Akhlaq bagus, berpendidikan tinggi, wawasan luas, berwajah tampan pula. Belum lagi didukung dengan
kemapanan ekonomi yang bisa terlihat dari kendaraan dan rumah pribadinya. Meski demikian, kerendahan
hatinya yang begitu menonjol menjadikannya begitu bersahaja. Tidak sombong dan justru sangat dermawan,
dekat dengan segala golongan tidak memandang status dan membeda-bedakan orang berdasarkan kelas-kelas
ekonomi. Terakhir yang tidak kalah pentingnya, mampu menunjukkan bakat kepemimpinan yang mumpuni.
Bermimpikah bila ada gadis muslimah yang mendambakan seorang pendamping dengan kriteria diatas? Atau
bolehkah memimpikannya?
Tentu saja, setiap orang -laki-laki maupun wanita- berhak menentukan kriteria orang yang akan dijadikan
calon pendampingnya kelak. Karena, seperti yang dicita-citakan hampir semua wanita, cukup satu kali menikah
untuk seumur hidup meski terkadang ada sebagian yang harus menerima kenyataan menikah untuk kesekian
kalinya karena alasan-alasan tertentu. Terlebih bagi mereka yang memang diberikan kemurahan-Nya memiliki
kualitas lebih dari yang lain, entah karena paras cantiknya, jenjang pendidikan, tingkat kemapanan ekonomi,
lingkungan dan pergaulan, atau karena kelebihan-kelebihan lainnya, mereka yang dengan berbagai kelebihan
yang dimiliki itu tentu saja lebih merasa berhak untuk mematok kriteria tinggi untuk seorang calon pendamping.
Setidaknya, pikir mereka, "peluangnya lebih besar" meski harus disadari bahwa segala sesuatu yang bakal
berlaku dalam hidup ini, tentu saja Allah penentu akhirnya.
Cantik, masih muda (dibawah 23 tahun atau masih berstatus mahasiswi), bukan hal aneh jika dikala ini
masih cenderung membanding-bandingkan satu dengan yang lainnya untuk kemudian menentukan yang lebih
baik. Bahkan bukan tidak mungkin masih menantikan hadirnya calon lain disamping yang sedang
dibandingkannya. "Siapa tahu, yang datang kemudian lebih oke" pikirnya. Diusia seperti, ini idealisme seorang
masih sangat tinggi sehingga, tidaklah heran jika ada orang yang membuat 'joke', salah satu kesibukan mereka
adalah "sibuk nolak" terlebih terhadap laki-laki yang memang dianggap bukan kelasnya. Padahal yang ditolak
itu sebenarnya juga "nggak rendah-rendah amat kualitasnya", mungkin hanya kurang menarik, atau karena
belum mempunyai pekerjaan mapan. Ada juga, alasan-alasan yang tidak masuk akal semisal perbedaan suku.
Namun sudah pasti, ini tidak berlaku umum, karena buktinya, banyak juga mereka yang menikah diusia ini
dengan menafikan hal-hal seperti wajah atau kemapanan ekonomi.
Page 41
41
Sedikit diatas mereka (usia sekitar 25 tahun), baik mereka yang melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih
tinggi atau sebagian yang lain yang sudah mendapatkan pekerjaan, mungkin saja kondisi tersebut mempertinggi
'daya tawar' mereka, namun justru pada usia ini pola pikir mereka tentang masa depan sudah mulai terbentuk
dan punya arah yang lebih jelas. Pandangannya tentang calon pendamping tidak mutlak pada sisi fisiologis
(tampan, berduit). Kalaupun ada pandangan ke arah tersebut, kadarnya pun tidak terlalu tinggi, setidaknya
mereka juga lebih objektif mengukur dengan kualitas diri untuk disesuaikan dengan kriteria calon yang
diharapkan.
Lain halnya dengan mereka yang sudah mendekati 'kepala tiga'. Meski tidak bisa dipukul rata, namun
tidak sedikit yang 'banting harga' di usia ini. Mereka yang ketika masih menjadi mahasiswi atau usia tidak lebih
dari seperempat abad seringkali menampik kesempatan, menepis yang datang karena tingginya 'idealisme' dan
patokan kriteria yang ditancapkan, mulai menurunkan kriteria calon, "Asal baik, sholatnya bener okelah".
Bahkan diusia kepala tiga, ada saja yang lebih gila-gilaan soal jodoh yang bisa terlihat dari ungkapan-ungkapan
seperti, "asal ada yang mau", "nunggu yang sholeh bener nggak datang-datang, yang ada ini juga bolehlah," atau
yang lebih ekstrim, "syukur ada yang mau".
Patutlah menaruh hormat kepada para muslimah yang diusia kepala tiga atau lebih, tetap konsisten
dengan mematok standar yang cukup realitis, Akhlak bagus (shaleh), jujur, amanah dan bertanggungjawab,
berpenghasilan, serta memiliki jiwa pemimpin. Mereka tetap yakin bahwa Allah, dengan kerahasiaan-Nya sudah
mengatur segala hal yang berkenaan dengan dirinya. Dengan tetap berkeyakinan seperti itu, kepercayaan dirinya
mampu mengalahkan keresahan dan kegalauan yang terkadang muncul, "Hanya soal waktu, disinilah diuji
kesabaran", "Mungkin Allah mentakdirkan untuk lebih lama hidup sendiri" hiburnya. Ada pula wanita-wanita
yang karena alasan tertentu sengaja menunda pernikahan. Mereka tidak pernah menyesal terlambat menikah,
atau menyesal telah menepis sekian banyak pemuda baik-baik yang datang kepadanya. Mereka, tetap tegar
menatap hidup merengkuh masa depan yang menanti.
Namun bagi yang 'masih muda dan belum terlambat', tiada salahnya juga untuk tidak segera menepis
datangnya calon pendamping hanya karena kriterianya sedikit dibawah standar, karena siapa tahu -Maha Suci
Allah dengan segala kerahasiaan-Nya- dialah yang sengaja dikirimkan Allah untuk anda. Karena juga belum
tentu, pujaan hati dengan label tinggi yang selama ini dinanti segera datang, bahkan bisa jadi masih jauh. Who
knows? Wallahu a'lam
BAGAIMANA PACARAN MENURUT ISLAM
Bagaimana pandangan Ibnu Qoyyim tentang hal ini ? Kata Ibnu Qoyyim, " Hubungan intim tanpa
pernikahan adalah haram dan merusak cinta. Malah, cinta diantara keduanya akan berakhir dengan sikap saling
membenci dan bermusuhan. Karena bila keduanya telah merasakan kenikmatan dan cita rasa cinta, tidak boleh
tidak akan timbul keinginan lain yang tidak diperoleh sebelumnya. "
" Bohong !" Itulah pandangan mereka guna membela hawa nafsunya yang dimurkai Allah, yakni
berpacaran. Karena mereka telah tersosialisasi dengan keadaan seperti ini, seolah-olah mengharuskan adanya
pacaran dengan bercintaan secara haram. Bahkan lebih dari itu mereka berani mengikrarkan, bahwa cinta yang
dilahirkan bersama dengan sang pacar adalah cinta suci dan bukan cinta birahi. Hal ini didengung-dengungkan,
dipublikasikan dalam segala bentuk media, entah cetak maupun elektronika. Entah yang legal maupun ilegal.
Padahal yang diistilahkan kesucian dalam islam adalah bukanlah semata-mata kepemudaan, kegadisan dan
selaput dara saja. Lebih dari itu, kesucian mata, telinga, hidung, tangan dan sekujur anggota tubuh, bahkan
kesucian hati wajib dijaga. Zinanya mata adalah berpandangan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya,
zinanya hati adalah membayangkan dan menghayal, zinannya tangan adalah menyentuh tubuh wanita yang
bukan muhrim. Dan pacaran adalah refleksi hubungan intim, dan merupakan ring empuk untuk memberi
kesempatan terjadinya segala macam zina ini.
Rasulullah bersabda,
" Telah tertulis atas anak adam nasibnya dari hal zina. Akan bertemu dalam hidupnya, tak dapat tidak. Zinanya
mata adalah melihat, zina telinga adalah mendengar, zina lidah adalah berkata, zina tangan adalah menyentuh,
zina kaki adalah berjalan, zina hati adalah ingin dan berangan-angan. Dibenarkan hal ini oleh kelaminnya
atau didustakannya."
Page 42
42
Jika kita sejenak mau introspeksi diri dan mengkaji hadist ini dengan kepala dingin maka dapat
dipastikan bahwa segala macam bentuk zina terjadi karena motivasi yang tinggi dari rasa tak pernah puas
sebagai watak khas makhluk yang bernama manusia. Dan kapan saja, diman saja, perasaan tak pernah puas itu
selalu memegang peranan. Seperti halnya dalam berpacaran ini. Pacaran adalah sebuah proses ketidakpuasan
yang terus berlanjut untuk sebuah pembuktian cinta. Kita lihat secara umum tahapan dalam pacaran.
1. Perjumpaan pertama, yaitu perjumpan keduanya yang belum saling kenal. Kemudian berkenalan baik
melalui perantara teman atau inisiatif sendiri. hasrat ingin berkenalan ini begitu menggebu karena
dirasakan ada sifat2 yang menjadi sebab keduanya merasakan getaran yang lain dalam dada. Hubungan
pun berlanjut, penilaian terhadap sang kenalan terasa begitu manis, pertama ia nilai dengan daya
tarik fisik dan penampilannya, mata sebagai juri. Senyum pun mengiringi, kemudian tertegun akhirnya
, akhirnya jantung berdebar, dan hati rindu menggelora. Pertanyaan yang timbul kemudaian adalah
kata-kata pujian, kemudian ia tuliskan dalam buku diary, "Akankah ia mencintaiku." Bila bertemu ia
akan pandang berlama-lama, ia akan puaskan rasa rindu dalam dadanya.
2. Pengungkapan diri dan pertalian, disinilah tahap ucapan I Love You, "Aku mencintaimu". Si Juliet
akan sebagai penjual akan menawarkan cintanya dengan rasa malu, dan sang Romeo akan membelinya
dengan, "I LOve You". Jika Juliet diam dengan tersipu dan tertunduk malu, maka sang Romeo pun
telah cukup mengerti dengan sikap itu. Kesepakatan pun dibuat, ada ijin sang romeo untuk datang
kerumah, "Apel Mingguan atau Wakuncar ". Kapan pun sang Romeo pengin datang maka pintu pun
terbuka dan di sinilah mereka akan menumpahkan perasaan masing-masing, persoalanmu menjadi
persoalannya, sedihmu menjadi sedihnya, sukamu menjadi riangnya, hatimu menjadi hatinya, bahkan
jiwamu menjadi hidupnya. Sepakat pengin terus bersama, berjanji sehidup semati, berjanji sampai
rumah tangga. Asyik dan syahdu.
3. Pembuktian, inilah sebuah pengungkapan diri, rasa cinta yang menggelora pada sang kekasih seakan
tak mampu untuk menolak ajakan sang kekasih. " buktikan cintamu sayangku". Hal ini menjadikan
perasaan masing-masing saling ketergantungan untuk memenuhi kebutuhan diantara keduanya. Bila
sudah seperti ini ajakan ciuman bahkan bersenggama pun sulit untuk ditolak. Na'udzubillah
Begitulah akhirnya mereka berdua telah terjerumus dalam nafsu syahwat, tali-tali iblis telah mengikat.
Mereka jadi terbiasa jalan berdua bergandengan tangan, canda gurau dengan cubit sayang, senyum tawa sambil
bergelayutan, dan cium sayang melepas abang. Kunjungan kesatu, kedua, ketiga, keseratus, keseribu, dan yang
tinggal sekarang adalah suasana usang, bosan, dan menjenuhkan percintaan . Segalanya telah diberikan sang
juliet, Juliet pun menuntut sang Romeo bertanggung jawab ? Ternyata sang romeo pergi tanpa pesan walaupun
datang dengan kesan. Sungguh malang nasib Juliet.
Wahai para Muslimah sadarlah akan lamunan kalian , bayang-bayang cinta yang suci, bukanlah dengan
pacaran , cobalah pikirkan buat kamu muslimah yang masih bergelimang dengan pacaran atau kalian wahai
pemuda yang suka gonta-ganti pacar. Cobalah jawab dengan hati jujur pertanyaan-pertanyaan berikut dan
renungkan ! Kami tanya :
1. Apakah kamu dapat berlaku jujur tentang hal adegan yang pernah kamu kamu lakukan waktu pacaran
dengan si A,B,C s/d Z kepada calon pasangan yang akan menjadi istri atau suami kamu yang
sesungguhnya ? Kalau tidak kenapa kamu berani mengatakan, pacaran merupakan suatu bentuk
pengenalan kepribadian antara dua insan yang saling jatuh cinta dengan dilandasi sikap saling percaya
? Sedangkan kenapa kepada calon pasangan hidup kamu yang sesungguhnya kamu berdusta ?
Bukankah sikap keterbukaan merupakan salah satu kunci terbinanya keluarga sakinah?
2. Mengapa kamu pusing tujuh keliling untuk memutuskan seseorang menjadi pendamping hidupmu ?
Apakah kamu takut mendapat pendamping yang setelah sekian kali pindah tangan ? " Aku ingin calon
pendamping yang baik-baik" Kamu katakan seperti ini tapi mengapa kamu begitu gemar pacaran,
hingga melahirkan korban baru yang siap pindah tangan dengan kondisi " Aku bukan calon
pendamping yang baik" , bekas dari tanganmu, sungguh bekas tanganmu ?
3. Jika kamu disuruh memilih diantara dua calon pasangan hidup kamu antara yang satu pernah pacaran
dan yang satu begitu teguh memegang syari'at agama, yang mana yang akan kamu pilih ? Tentu yang
teguh dalam memegangi agama, ya Khan ? Tapi kenapa kamu berpacaran dengan yang lain sementara
kamu menginginkan pendamping yang bersih ?
4. Bagaimana perasaan kamu jika mengetahui istri/ suami kamu sekarang punya nostalgia berpacaran
yang sampai terjadi tidak suci lagi ? Tentu kecewa bukan kepalang. Tetapi mengapa sekarang kamu
melakukan itu kepada orang yang itu akan menjadi pendamping hidup orang lain ?
Page 43
43
5. Kalaupun istri/suami kamu sekarang mau membuka mulut tentang nostalgia berpacaran sebelum
menikah dengan kamu. Apakah kamu percaya jika dia bilang kala itu kami berdua hanya bicara biasa-
biasa saja dan tidak saling bersentuhan tangan ? Kalau tidak kenapa ketika pacaran bersentuhan tangan
dan berciuman kamu bilang sebagai bumbu penyedap ?
6. Jika kamu nantinya sudah punya anak apakah rela punya anak yang telah ternoda ? Kalau tidak kenapa
kamu tega menyeret Ortu kamu ke dalam neraka Api Allah ? Kamu tuntut mereka di hadapan Allah
karena tidak melarang kamu berpacaran dan tidak menganjurkan kamu untuk segera menikah.
Karena itu wahai muslimah dan kalian para pemuda kembalilah ke fitrah semula. Fitrah yang telah menjadi
sunattullah, tidak satupun yang lari daripadanya melainkan akan binasa dan hancur.
Inti dari pembahasan ini adalah "PACARAN ITU HARAM"
Khusus pembahasan ini bila ada komplain atau pertanyaan lanjutan silahkan kamu sampaikan di Forum Curhat
dan Konsultasi ...
Kala Cinta Datang Menggoda
"Jatuh cinta berjuta rasanya ...", begitu syair lagu ciptaan Titik Puspa. Konser Dewa, Atas Nama Cinta,
dihadiri ribuan penggemar mereka. Album terakhir mereka pun, Cintailah Cinta pun terjual diatas 1 juta copy.
Dan entah berapa banyak lagi lagu, kata, ungkapan, syair, puisi yang berbau cinta begitu mengharu biru dunia
ini.
Hmm..perasaan jatuh cinta memang sukar dijelaskan dan ditebak, karena penuh dengan gejolak. Semua saran
dan nasihat ditolak, bahkan nalar pun bisa terdepak oleh perasaan mabuk kepayang yang membikin rasa
melayang-layang. Itulah dahsyatnya perasaan yang satu ini. Gedubrak !!!
Apakah karena itu kita tak boleh mencintai dan dicintai? Uups...tentu saja boleh, karena cinta adalah pemberian
Allah SWT. Mencintai dan dicintai adalah karunia, sekaligus panggilan hidup kita. Tak pernah merasakan jatuh
cinta, bukanlah manusia, karena manusia pasti merasakan cinta [QS Al Imran:14] Bahkan, cinta merupakan ruh
kehidupan dan pilar untuk kelestarian ummat manusia.
Islam juga gak phobi sama yang namanya cinta kok, bahkan Islam mengakui fenomena cinta yang tersembunyi
dalam jiwa manusia. Namun, bukan dalam komoditas rendah dan murah lho. Artinya, tingkatan mencintai
sesuatu itu ada batasnya. Jika cinta itu malah membawanya kepada perbuatan yang melanggar syariat, nah...kore
wa dame da!*
Hmm...cinta itu katanya jelmaan perasaan jiwa dan gejolak hati seseorang, wuis...puitis banget! Nah, dalam
Islam kalau kita merujuk QS: At Taubah 24, maka cinta dapat dibagi dalam 3 tingkatan, yaitu:
1. Cinta kepada Allah, Rasul-Nya dan jihad di jalan-Nya
2. Cinta kepada orangtua, istri, kerabat dan seterusnya
3. Cinta yang mengedepankan cinta harta, keluarga dan anak istri melebihi cinta kepada Allah, Rasul dan
jihad di jalan Allah.
Lalu gimana dong, kalau cinta itu datang, menghampiri dan menggoda di luar pernikahan? Nah lho, puyeng deh
kalo gini! Padahal cinta itu kan timbul memang dari sononya, muncul dari segi zat atau bentuknya secara
manusiawi wajar untuk dicintai. Normal aja kan, jika memandang sesuatu yang indah, kita akan mengatakan
bahwa itu memang indah, masa' sih dibilang jelek!
Menurut Imam Ibnu al-Jauzi, "Kecintaan, kasih sayang, dan ketertarikan terhadap sesuatu yang indah dan
memiliki kecocokan tidaklah merupakan hal yang tercela serta tak perlu dibuang. Namun, cinta yang melewati
batas ketertarikan dan kecintaan, maka ia akan menguasai akal dan membelokkan pemiliknya kepada hal yang
tidak sesuai dengan hikmah yang sesungguhnya, hal seperti inilah yang tercela."
Waduh...gimana dong, lagi jatuh cinta nih! Problem...problem... mana masih kuliah, kerjaan belon ada, masih
numpang ama orangtua, wah...nih cinta kok gak pengertian ya!
Page 44
44
Kalem dong, jangan blingsatan begitu. Emangnya jatuh cinta masalah kamu aja, ya...gak lagi! Nabi Yusuf a.s.
aja pernah jatuh cinta lho, bahkan kepada seseorang wanita yang telah menjadi istri seseorang. Eits...protes deh!
Iya deh, kalau bukan cinta, paling gak, tertarik dan terpesona, boleh kan?
Buka deh surat Yusuf, romantika kisah beliau diceritakan dengan tuntas, awal, proses, konflik hingga klimaks
dan ending-nya. Nah lho...Nabi aja bisa punya 'konflik' seperti itu, apalagi kamu, iya kan? Romantika cinta
beliau bukan kacangan, atau pepesan kosong, namun apa yang dialami beliau bisa menjadi pelajaran buat kita
bagaimana kalau cinta itu demen banget menggoda kita. Beliau sadar, dan mengerti betul bahwa itu terlarang,
meski ada gejolak di hatinya [QS Yusuf: 24]
Namun... Kondisi di atas itu gak terjadi begitu aja lho, karena sebelumnya Nabi Yusuf a.s. pun telah berusaha
untuk menolaknya saat wanita itu terus merayunya. Eh...nabi Yusuf pun dikejarnya, dan yang dikejar malah lari
terbirit-birit, wuus...
Lantas apa dong pelajaran yang bisa kita ambil, saat cinta itu menggoda kita? Pelajarannya adalah:
1. Setiap orang memiliki rasa tertarik dengan lawan jenisnya, perasaan ini manusiawi, fitrah sekaligus
anugerah.
2. Namun, gejolak itu harus diatur lho, kalau gak maka kita akan terperosok ke jurang kenistaan, karena
diperbudak gejolak jiwanya. Lantas jadi merana deh, angan-angan melulu. Innan nafsa la ammaaratun
bis-suu, sesungguhnya nafsu itu selalu mengajak kepada kejahatan kecuali nafsu-nafsu yang diberi
rahmat oleh Allah [QS Yusuf:53].
3. Kalau kita jatuh cinta pada lawan jenis, dan mengharapkan terbalaskan cintanya, maka saat itu ada
sebagian dari akal dan logika yang hilang. Sekian banyak pertimbangan akal sehat yang dipunyai jadi
ngadat, gak jalan! Gak percaya? Coba deh, ntar kalau kamu tambah dewasa, udah nikah, mungkin
mikir, "Kok, dulu begitu ya?", "Kok, dulu gak mikir ya?", dan "kok-kok" yang lain.
4. Dulu waktu ngejar-ngejar, wah...dimana-mana hanya terpampang wajah dia seorang, kekasih hati.
Tidur gak nyenyak, makan pun terasa gak enak, bukan karena banyak nyamuk atau lauknya gak enak,
dunia ini pun hanya untuk berdua, yang lain ngontrak, ck...ck...ck... Kalau gak ketemu, rasanya gimana
gichuu. Dikejar setengah mati deh, pokoke mesti dapet! Tapi begitu udah dapat, lalu masuk dunia
rumah tangga, gejolak itu bisa berganti dengan rutinitas dan bisa bosan. Itulah sifat manusia, karena itu
bila mencintai seseorang, cintailah sewajarnya, siapa tahu ntar kamu benci padanya. Begitu juga
sebaliknya, kalau benci, bencinya yang wajar aja deh, siapa tahu ntar malah jatuh cinta :)
5. Ingat lho, gak semua yang kita inginkan itu harus terpenuhi, kalau gak mau dibilang egois. Tidak
semua cita-cita itu harus terkabul, dan tidak pula semua gejolak harus dituruti. Di dunia ini ada banyak
pilihan, kalau gak dapat yang satu, pilihan lain masih banyak kan? Siapa tahu malah lebih baik.
Makanya buka mata lebar-lebar, masa' sih cuma ada dia aja di dunia ini, emang yang lain kemana bo!
6. Tidak semua yang kita anggap baik itu baik, dan tidak semua yang dianggap indah itu indah. Segala
sesuatu itu pasti ada cacat dan cela-nya. Saat jatuh cinta sih, wuah...indah buanget, tiada cacat dan cela.
Padahal bisa aja kan, cacat dan cela itu jauh lebih banyak dari baik dan indahnya.
7. Akhirnya, kalau kamu udah sampai pada puncak cinta, yaitu pernikahan, ingat deh kalo puncak
masalah pernikahan itu bukanlah pada siapa yang akan jadi pasangan kita, tapi gimana agar kita bisa
survive di dalamnya, siapapun pasangan kita.
Semoga membantu akhi wa ukhti, jangan lupakan Allah SWT kalau antum jatuh cinta ya. Jatuh cinta-lah karena
Allah SWT, karena kasih sayangnya akan meluruh ke jiwa.
Wallahu a`lam bis-shawab.
BILA AKU JATUH CINTA
Allahu Rabbi aku minta izin Bila suatu saat aku jatuh cinta Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang Hingga
membuat lalai akan adanya Engkau Allahu Rabbi Aku punya pinta Bila suatu saat aku jatuh cinta Penuhilah
hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh Allahu Rabbi Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta Pilihkan untukku
seseorang yang hatinya penuh dengan kasih-Mu dan membuatku semakin mengagumi-Mu Allahu Rabbi Bila
suatu saat aku jatuh hati Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu Allahu Rabbi Pintaku terakhir adalah seandainya
Page 45
45
kujatuh hati Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku Anugerahkanlah aku cinta-Mu... Cinta yang tak
pernah pupus oleh waktu
Amiin.
tanda-tanda Lemah Iman dan Kiat untuk mengatasinya
Tanda-tanda Lemah Iman
1. Terus menerus melakukan dosa dan tidak merasa bersalah
2. Berhati keras dan tidak berminat untuk membaca Al-Qur'an
3. Berlambat-lambat dalam melakukan kebaikan, seperti terlambat untuk melakukan shalat
4. Meninggalkan sunnah
5. Memiliki suasana hati yang goyah, seperti bosan dalam kebaikan dan sering gelisah
6. Tidak merasakan apapun ketika mendengarkan ayat Al-Qur'an dibacakan, seperti ketika Allah
mengingatkan tentang hukumanNya dan janji-janjiNya tentang kabar baik.
7. Kesulitan dalam berdzikir dan mengingat Allah
8. Tidak merasa risau ketika keadaan berjalan bertentangan dengan syari'ah
9. Menginginkan jabatan dan kekayaan
10. Kikir dan bakhil, tidak mau membagi rezeki yang dikaruniakan oleh Allah
11. Memerintahkan orang lain untuk berbuat kebaikan, sementara dirinya sendiri tidak melakukannya.
12. Merasa senang ketika urusan orang lain tidak berjalan semestinya
13. Hanya memperhatikan yang halal dan yang haram, dan tidak menghindari yang makruh
14. Mengolok-olok orang yang berbuat kebaikan kecil, seperti membersihkan masjid
15. Tidak mau memperhatikan kondisi kaum muslimin
16. Tidak merasa bertanggung jawab untuk melakukan sesuatu demi kemajuan Islam
17. Tidak mampu menerima musibah yang menimpanya, seperti menangis dan meratap-ratap di kuburan
18. Suka membantah, hanya untuk berbantah-bantahan, tanpa memiliki bukti
19. Merasa asyik dan sangat tertarik dengan dunia, kehidupn duniawi, seperti merasa resah hanya ketika
kehilangan sesuatu materi kebendaan
20. Merasa asyik (ujub) dan terobsesi pada diri sendiri
Hal-hal berikut dapat meningkatkan keimanan kita:
1. Tilawah Al-Qur'an dan mentadabburi maknanya, hening dan dengan suara yang lembut tidak tinggi,
maka Insya Allah hati kita akan lembut. Untuk mendapatkan keuntungan yang optimal, yakinkan
bahwa Allah sedang berbicara dengan kita.
2. Menyadari keagungan Allah. Segala sesuatu berada dalam kekuasaannya. Banyak hal di sekitar kita
yang kita lihat, yang menunjukkan keagunganNya kepada kita. Segala sesuatu terjadi sesuai dengan
kehendakNya. Allah maha menjaga dan memperhatikan segala sesuatu, bahkan seekor semut hitam
yang bersembunyi di balik batu hitam dalam kepekatan malam sekalipun.
3. Berusaha menambah pengetahuan, setidaknya hal-hal dasar yang dilakukan dalam kehidupan sehari-
hari, seperti cara berwudlu dengan benar. Mengetahui arti dari nama-nama dan sifat-sifat Allah, orang-
orang yang bertakwa adalah mereka yang berilmu.
4. Menghadiri majelis-majelis dzikir yang mengingat Allah. Malaikat mengelilingi majels-majelis seperti
itu.
5. Selalu menambah perbuatan baik. Sebuah perbuatan baik akan mengantarkan kepada perbuatan baik
lainnya. Allah akan memudahkan jalan bagi seseorang yang bershadaqah dan juga memudahkan jalan
bagi orang-orang yang berbuat kebaikan. Amal-amal kebaikan harus dilakukan secara kontinyu.
6. Merasa takut kepada akhir hayat yang buruk. Mengingat kematian akan mengingatkan kita dari terlena
terhadap kesenangan dunia.
7. Mengingat fase-fase kehidupan akhirat, fase ketika kita diletakkan dalam kubut, fase ketika kita diadili,
fase ketika kita dihadapkan pada dua kemungkinan, akan berakhir di surga, atau neraka.
8. Berdo'a, menyadari bahwa kita membutuhkan Allah. Merasa kecil di hadapan Allah.
9. Cinta kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala harus kita tunjukkan dalam aksi. Kita harus berharap
semoga Allah berkenan menerima shalat-shalat kita, dan
senantiasa merasa takut akan melakukan kesalahan. Malam hari sebelum tidur, seyogyanya kita
bermuhasabah, memperhitungkan perbuatan kita sepanjang
hari itu.
Page 46
46
10. Menyadari akibat dari berbuat dosa dan pelanggaran. Iman seseorang akan bertambah dengan
melakukan kebaikan, dan menurun dengan melakukan
perbuatan buruk.
11. Semua yang terjadi adalah karena Allah menghendaki hal itu terjadi. Ketika musibah menimpa kita,
itupun dari Allah.
Agar Cinta Bersemi Indah
1. Menerima pendamping kita apa adanya dengan tidak berharap terlalu banyak, merupakan bekal untuk
mencapai kemesraan dalam rumah tangga dan kebahagiaan di akhirat.
2. Sebagai hamba yang dianugerahi fitrah, kita memang perlu menyeimbangkan harapan. Tak salah kita
berdoa memohon suami yang sempurna, tetapi pada saat yang sama kita juga harus melapangkan dada
untuk menerima kekurangan. Kita boleh memancangkan harapan, tapi kita juga perlu bertanya apa
yang sudah kita persiapkan agar layak mendampingi pasangan idaman.
3. Ini bukan berarti kita tidak boleh mempunyai keinginan untuk memperbaiki kehidupan kita, rumah
tangga kita, serta pasangan kita. Akan tetapi, semakin besar harapan kita dalam pernikahan semakin
sulit kita mencapai kebahagiaan dan kemesraan. Sebaliknya, semakin tinggi komitmen pernikahan kita
(marital commitment) akan semakin lebar jalan yang terbentang untuk memperoleh kebahagian dan
kepuasan.
4. Apa bedanya harapan dan komitmen? Apa pula pengaruhnya terhadap keutuhan rumah tangga kita?
Harapan terhadap perkawinan menunjukkan apa yang ingin kita dapatkan dalam perkawinan. Bila kita
memiliki harapan perkawinan yang sangat besar, sulit bagi kita untuk menerima pasangan apa adanya.
Kita akan selalu melihat dia penuh kekurangan. Jika kita menikah karena terpesona oleh
kecantikannya, kita akan segera kehilangan kemesraan sehingga tidak bisa berlemah lembut begitu istri
kita sudah tidak memikat lagi. Betapa cepat dan berlalu dan betapa besar nestapa yang harus
ditanggung.
5. Sementara itu, komitmen perkawinan lebih menunjukkan rumah tangga seperti apa yang ingin kita
bangun. Kerelaan untuk menerima kekurangan, termasuk mengikhlaskan hati menerima
kekurangannya membuat kita lebih mudah mensyukuri perkawinan.
6. Disebabkan oleh komitmen yang sangat kuat pada Allah dan Rasul-Nya istri Julaibib mengikhlaskan
hati untuk menikah dengan Julaibib. Yang baru semalam usia pernikahan mereka Julaibib mengakhiri
hayat di medan syahid. Ketika ibunya merasa tidak rela dikarenakan rendahnya rendahnya martabat
dan buruknya perawakan fisik, ia meminta agar orang tuanya menerima pinangan itu kalau memang
Rasulullah saw. yang menentukan.
7. Orang yang melapangkan hati untuk menenggang perbedaan, cenderung akan menemukan banyak
kesamaan. Perbedaan itu bukan lantas tidak ada, tetapi kesediaan untuk menenggang perbedaan
membuat kita mudah untuk melihat kesamaan dan kebaikannya. Sebaliknya, kita akan merasa tidak
nyaman berhubungan dengan orang lain, tidak terkecuali pendamping hidup kita, bila kita sibuk
mempersoalkan perbedaan. Apalagi jika kita sering menyebut-nyebutnya, semakin terasa perbedaan itu
dan semakin tidak nyaman membina hubungan dengannya.
8. Semoga Allah melindungi kita dari mempersoalkan perbedaan tanpa mengilmui. Semoga Allah
menjauhkan kita dari kesibukan yang membinasakan. Semoga Allah pula kelak mengukuhkan ikatan
perasaan di antara kita dengan kasih sayang, ketulusan, dan kerelaan menenggang perbedaan.
Sesungguhnya telah berlalu umat-umat sebelum kita yang mereka binasa karena sibuk mempersoalkan
perbedaan dan memperdebatkan hal-hal yang menjadi rahasia Allah.
9. Nah, jika mempersoalkan perbedaan, menyebut-nyebutnya, dan mengeluhkannya akan membuat
hubungan renggang, mengapa tidak melapangkan hati untuk menenggangnya? Sesungguhnya
menenggang perbedaan akan menumbuhkan kasih sayang dan kemesraan yang hangat. Ada perasaan
mengharukan yang sekaligus membahagiakan jika kita memberikan untuknya apa yang ia sukai.
10. Untuk itu, ada tiga hal yang perlu kita pahami agar ia mempercayai ketulusan kita. Pertama, berikanlah
perhatian yang hangat kepadanya. Besarnya perhatian membuat dia merasa kita sayang dan kita cintai.
Kedua terimalah ia tanpa syarat. Penerimaan tanpa syarat menunjukkan bahwa kita mencintainya
dengan tulus. Tidak mungkin menerima dia apa adanya jika kita tidak memiliki ketulusan cinta dan
kebersihan niat. Ketiga, ungkapkanlah dengan kata-kata yang tepat.
11. Berkaitan dengan ungkapan ini, ada sebuah tips yang ahsan yang disampaikan oleh ustaz yang kini
masih mengajar di jurusan Psikologi, UII, Yogyakarta ini. Yakni terminologi "aku" dan kamu". Saat
kita mendapatkan bahwa masakan yang dibuat pasangan kita keasinan misalnya, maka gunakanlah kata
ganti "aku" . "Aku lebih suka kalau sayurnya lebih manis, sayang" Tapi saat kita mendapatkan suatu
Page 47
47
kelebihan pada diri pasangan, ia sukses menggoreng telor dadar misalnya (biasanya ia menggoreng
berkerak), maka kita gunakan kata ganti "kamu". "Kamu memang pintar, istriku". Kita gunakan kata
"aku" untuk sesuatu yang sifatnya negatif dan "kamu" untuk sesuatu yang sifatnya positif. Untuk
semua hal.
12. Tampaknya memang benar, karena penggunaan kata ganti "kamu" untuk sebuah kesalahan yang telah
dilakukan oleh pasangan kita cenderung menyaran pada arti memvonis alih-alih memosisikan pasangan
kita sebagai tertuduh.
13. Dalam perspektif pragmatik (linguistik), terminologi ini merupakan sebuah upaya penggunaan maksim
kesopanan dengan tetap mempertahankan maksim kerja sama. Dengan tujuan agar tidak terjadi konflik
pada keduanya.
14. Berangkat dari petunjuk Allah ini tidak layak bagi kita untuk sibuk mempersoalkan kekurangan
ataupun kesalahan, apalagi kekurangan yang sulit dihilangkan, sepanjang ia tidak melakukan kekejian
yang nyata. Betapa pun banyak yang tidak kita sukai darinya, kemesraan dengannya tak akan pudar
jika kita mencoba untuk berbaik sangka kepada Allah, barangkali di balik itu Allah berikan kebaikan
yang sangat besar. Sebaliknya, sesedikit apa pun keburukannya, bila kita sibuk menyebut-nyebut dan
mengingatnya, akan sangat memberatkan jiwa. Dampak selanjutnya tidak hanya bagi hubungan suami
istri, tetapi merembet pada hubungan kita dan si kecil.
15. Terimalah ia apa adanya. Terimalah kekurangannya dengan keikhlasan hati maka akan kita temukan
cinta yang bersemi indah. Sesudahnya berupaya memperbaiki dan bukan menuntut untuk sempurna.
Bukankah kita sendiri mempunyai kekurangan, mengapa kita sibuk menuntut istri untuk sempurna?
Ada amanat yang harus kita emban ketika kita menikah. Ada ruang untuk saling berbagi. Ada ruang
untuk saling memperbaiki. Dan bukan saling mengeluhkan, alih-alih menyebut-nyebut kekurangan.
16. Pahamilah kekhilafannya agar ia merasa ringan dalam memperbaiki, meski bukan berarti kita lantas
membiarkan kesalahan. Berikanlah dukungan dan kehangatan kepadanya sehingga ia berbesar hati
menghadapi tantangan-tantangan yang ada di depan. Tunjukkanlah bahwa kita memang sangat
menghargainya, menerimanya dengan tulus, mau mengerti dan bersemangat mendampinginya.
17. Dalam buku ini Ustaz Fauzil memang tidak hanya membahas seputar keikhlasan menerima pasangan
kita apa adanya. Namun tampaknya beliau memandang masalah yang remeh temeh ini dalam beberapa
hal telah menjadi batu karang yang cukup terjal yang kemudian melahirkan benih-benih konflik dan
alih-alih perceraian.
18. Seperti pada bagian akhir, beliau menjelaskan bagaimana upaya belajar itu tidak sebatas menerima apa
adanya, tetapi juga diikuti dengan belajar mendengar dengan sepenuh hati. Karena tidak jarang kita
bukan tidak paham jawaban yang sesungguhnya diinginkan di balik pertanyaan pasangan.
19. Cukup banyak hal sepele yang tampaknya kita anggap telah kita berikan tetapi ternyata hal itu jauh
meleset dari dugaan. Kita bukan mendengar pasangan tetapi mendengar diri sendiri, kita bukan
memberi solusi tapi malah menambah materi. Kita bukan memberi jalan keluar alih-alih menghakimi.
Kita bukan memberikan jawaban, tetapi malah memberikan pertanyaan. Kita bukan meringankan tetapi
malah memberatkan. Benarkah?
20. Al akhir, kekayaan itu ada di jiwa. Dan keping kekayaan itu dimulai dari ketulusan menerima. Dengan
kekayaan jiwa kita akan lebih mudah memberikan empati, lebih mudah untuk memahami, lebih mudah
untuk berbagi dan lebih mudah mendengar dengan sepenuh hati.
21. Hari ini, ketika kita bermimpi tentang sebuah pernikahan yang romantis sementara ikatan batin di
antara kita dan pasangan begitu rapuh, sudahkah kita berterima kasih kepadanya? Sudahkah kita
meminta maaf atas kesalahan kesalahan kita? Jika belum, mulailah dengan meminta maaf atas
kesalahan-kesalahan kita dan ungkapkan sebuah panggilan sayang untuknya. Mulailah dari yang paling
mudah, hatta yang paling remeh atau kecil sekalipun. Mulailah dari yang paling kecil, demikian Ustaz
Aa' berpesan. Little things mean a lot, demikian Ustaz Fauzil menambahkan. Agar cinta bersemi dalam
keluarga kita, agar cinta senantiasa berbunga dalam kehidupan kita.
22. Masya Allah. Subhanallah. Alhamdulillahirabbil alamiin. Wallahu alam bisshawab.
(bagi yang belum menikah tidak usah khawatir, jika engkau jaga risalah Allah adalah sebuah
keniscayaan jika Allah kan berikan yang terbaik buat antum, sekali lagi terbaik dalam perspektif Allah,
dan bukan perpektif kita)
a. barisan di Akhirat
1 Suatu ketika, Muadz b Jabal ra menghadap Rasulullah saw dan bertanya: "Wahai Rasulullah, tolong uraikan
kepadaku mengenai firman Allah SWT: "Pada saat sangkakala ditiup, maka kamu sekalian datang berbaris-
baris." (QS An-Naba':18)"
Page 48
48
2 Mendengar pertanyaan itu, baginda menangis dan basah pakaian dengan air mata. Lalu menjawab: "Wahai
Muadz, engkau telah bertanya kepadaku, perkara yang amat besar, bahwa umatku akan digiring,
dikumpulkan berbaris-baris."
Maka dinyatakan apakah 12 barisan tersebut.....
1. Barisan Pertama
Digiring dari kubur dengan tidak bertangan dan berkaki. Keadaan mereka ini dijelaskan melalui satu seruan
dari sisi Allah Yang Maha Pengasih: "Mereka itu adalah orang-orang yang sewaktu hidupnya menyakiti
hati tetangganya, maka demikianlah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
2. Barisan Kedua Digiring dari kubur berbentuk babi hutan. Datanglah suara dari sisi Yang Maha Pengasih: "Mereka itu
adalah orang yang sewaktu hidupnya meringan-ringankan sholat,maka inilah balasannya dan tempat
kembali mereka adalah neraka..."
3. Barisan Ketiga Mereka berbentuk keledai, sedangkan perut mereka penuh dengan ular dan kala jengking. "Mereka itu
adalah orang yang enggan membayar zakat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka
adalah neraka..."
4. Barisan Keempat Digiring dari kubur dengan keadaan darah seperti air pancuran keluar dari mulut mereka. "Mereka itu
adalah orang yang berdusta di dalam jual beli, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka
adalah neraka..."
5. Barisan Kelima Digiring dari kubur dengan bau busuk dari bangkai. Ketika itu Allah SWT menurunkan angin sehingga
bau busuk itu mengganggu ketenteraman di Padang Mahsyar. "Mereka itu adalah orang yang
menyembunyikan perlakuan durhaka takut diketahui oleh manusia tetapi tidak pula merasa takut
kepada Allah SWT, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
6. Barisan Keenam Digiring dari kubur dengan keadaan kepala mereka terputus dari badan. "Mereka adalah orang yang
menjadi saksi palsu, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
7. Barisan Ketujuh Digiring dari kubur tanpa mempunyai lidah tetapi dari mulut mereka mengalir keluar nanah dan darah.
"Mereka itu adalah orang yang enggan memberi kesaksian di atas kebenaran, maka inilah balasannya
dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
8. Barisan Kedelapan Digiring dari kubur dalam keadaan terbalik dengan kepala ke bawah dan kaki ke atas. "Mereka adalah
orang yang berbuat zina, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
9. Barisan Kesembilan Digiring dari kubur dengan berwajah hitam gelap dan bermata biru sementara dalam diri mereka penuh
dengan api gemuruh. "Mereka itu adalah orang yang makan harta anak yatim dengan cara yang tidak
sebenarnya, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
10. Barisan Kesepuluh Digiring dari kubur mereka dalam keadaan tubuh mereka penuh dengan penyakit sopak dan kusta.
"Mereka adalah orang yang durhaka kepada orang tuanya, maka inilah balasannya dan tempat
kembali mereka adalah neraka..."
11. Barisan Kesebelas Digiring dari kubur mereka dengan berkeadaan buta mata-kepala, gigi mereka memanjang seperti
tanduk lembu jantan, bibir mereka melebar sampai ke dada dan lidah mereka terjulur memanjang
sampai ke perut mereka dan keluar beraneka kotoran. "Mereka adalah orang yang minum arak, maka
inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."
12. Barisan Kedua Belas Mereka digiring dari kubur dengan wajah yang bersinar-sinar laksana bulan purnama. Mereka melalui
titian sirat seperti kilat. Maka, datanglah suara dari sisi Allah Yang Maha Pengasih memaklumkan:
"Mereka adalah orang yang beramal saleh dan banyak berbuat baik. Mereka menjauhi perbuatan
durhaka, mereka memelihara sholat lima waktu,ketika meninggal dunia keadaan mereka sudah
bertaubat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah syurga, mendapat ampunan,
kasih sayang dan keredhaan Allah Yang Maha Pengasih..."
Page 49
49
Semoga kita semua di saf yang Ke-12 yang mendapat rahmat dari Allah SWT. Amin...
Wanita yang Dipenuhi Rasa Cinta
Selalu, saya akan tenggelam dalam luasnya danau di keriput garis mata wanita itu; garis yang berkisah
tentang kesabaran, perjuangan hidup, penderitaan dan pengorbanan serta maaf. Menelusuri peta yang ada di
wajahnya, saya tak pernah tersesat dalam membaca atau mencari sebuah kota bernama: keikhlasan. Kali ini,
saya berusaha menyusun kepingan kesabaran dan danau maaf yang ada padanya dari sebuah drama kecil yang
meluruhkan air mata saya pada akhir Februari 2003 lalu, di sebuah bangsal kelas II Rumah Sakit Umum
Giriwono, Wonogiri.
Tubuh renta wanita itu melangkah ragu, mungkin beberapa bagian disebabkan perjalanan sekitar dua jam
dengan memakai bus. Ia memang hampir selalu mabuk dalam perjalanan semacam itu kendati hanya dalam
bilangan jam. “Mbah...!” suaranya bergetar saat berada di ambang pintu. Nanap, ia menatap sesosok tubuh yang
tergolek di atas tempat tidur dengan berbagai selang; infus, bantuan pernapasan, dan saluran pembuangan....
Laki-laki yang tergolek itu membalas tatapnya, menahan sejenak, lantas pelan-pelan dialihkan ke tempat lain.
Ada sedu tertahan, sesak dalam dada.
“Bagaimana, Mbah?” kembali sapa wanita itu seraya mendekat dan meraba kening si lelaki. “Yang sakit
bagian mana?” lanjutnya. Tangannya membelai kening lelaki itu dan turun ke telinganya. Lelaki itu telah dua
hari dirawat di rumah sakit karena penyakit stroke. Tubuh bagian kanannya lumpuh. Lemah, tangan kiri si lelaki
berusaha meraih tangan wanita itu, menggenggamnya lama, tetap dengan mata menghindari bertatap dengannya.
Ada kepundan yang bergolak-golak di sana dan tangis yang enggan dipurnakan.Wanita itu tak lain adalah bekas
istri dari lelaki yang kini tergolek tersebut. Lebih dua puluh tahun sudah keduanya berpisah. Sangat sah bagi si
wanita itu apabila ia membenci bekas suaminya. Begitu banyak luka menganga yang ditinggalkan lelaki itu
dalam perjalanan hidup yang ia alami.
Sebelum resmi berpisah, suaminya menelantarkan dirinya berikut anak-anaknya. Suaminya lantas
menikah dengan wanita lain, memenuhi istri mudanya dengan kekayaan dan kebahagian, sedangkan wanita ini
terlunta-lunta memperjuangkan hidup yang ingin ia menangkan. Ya, nyaris tak ada apa pun yang diberikan
suaminya selain penderitaan. Ia bukan resmi dicerai di PA, karena itu ia masih menjadi istri jika sewaktu-waktu
suaminya pulang atau bertandang. Selalu tak ada apa-apa yang di bawa lelaki itu selain perselisihan atau
kekesalan pada istri mudanya dan si wanita akan menerimanya dengan sabar.
Tapi, selalu begitu, setelah ia kembali mengandung, suaminya akan segera pergi kembali pada istri
mudanya, dan kembalilah ia berjuang terlunta-lunta dengan janin dalam kandungan. Tercatatlah, sembilan anak
terlahir dari rahimnya, seorang di antaranya meninggal karena kekurangan air susu. Asinya tidak keluar oleh
karena nyaris tak ada makanan layak yang ia konsumsi. Di lain waktu, pernah selama beberapa minggu ia -
berikut anak-anaknya-tidak makan nasi. Tidak ada beras tersisa. Kendati suaminya hidup berkecukupan bahkan
boleh dibilang kaya, -- saat itu, suaminya menjabat kepala desa-ia tak hendak meminta, apalagi menuntut. Untuk
bertahan hidup, ia dan anak-anaknya memakan daun-daunan yang direbus dengan campuran sedikit beras hasil
utang. Jika waktu makan tiba, ia kumpulkan anak-anak, duduk melingkar memutari kuali tanah berisi bubur
daun-daunan tersebut dengan masing-masing memegang satu piring. Lantas, pada piring masing-masing dituang
bubur encer terebut. Sungguh jauh dari cukup, apalagi rasa kenyang. Sementara... suami dan istri mudanya
sekaligus anak-anak mereka makan dengan kenyang dan berlebihan.
Jika malam tiba, gubuk reot yang ia huni itu penuh rebak dengan cerita. Wanita ini gemar sekali
mendongeng untuk anak-anaknya; satu-satunya hiburan yang bisa ia berikan pada anak-anak. Dengan sebuah
lentera kecil yang berkedip-kedip ditiup angin, ia mendongeng Timun Mas, Kepel, Lutung Kasarung, Roro
Mendut-Pronocitro, Minakjinggo-Kenconowungu, dan sekian lagi dongeng yang ia kreasi sendiri. Anak-
anaknya mendengarkan dengan mata berbinar-binar. Kadang-kadang pula ia mengajarkan tembang-tembang
dolanan yang menjadi senandung riang pembawa semangat anak-anaknya. Sambil bercerita itu, tangannya tak
henti bekerja, kadang-kadang sampai larut malam; menganyam tikar pandan pesanan tetangga, mengupas
singkong, oncek dhele, prithil kacang, pipik jagung... pekerjaan-pekarjaan khas para petani yang darinya ia
peroleh upah tak seberapa.
Lantas, sementara ia terus mendongeng, satu per satu anak-anaknya terlelap di atas tikar yang berlubang
dan bertambal-tambal di sana-sini. Setelah anak-anaknya tertidur, serentak, wajahnya yang semula berbinar-
Page 50
50
binar tanpa duka itu meredup. Ia menatap anak-anaknya yang tidur dengan mulut menganga dan perut berkeriut.
Napasnya cekat. Tanpa permisi, air mata berbondong-bondong keluar oleh tindihan rasa nelangsa. Ya... di saat
yang sama, suami dan istri mudanya berikut anak-anak mereka terlelap di atas kasur dengan selimut hangat dan
perut kekenyangan. Baginya, duka itu adalah miliknya sendiri. Jangan sampai memberi anak linangan air mata.
Jangan sampai ia berikan duka.
Dirinya masih harus merunut malam yang jauh. Dia tak berpikir akan bertahan hidup, tapi ia tak akan
mengakhiri sendiri dengan bodoh; kendati sebenarnya itu pernah terlintas dalam benaknya. “Saya tak percaya
saya masih hidup sampai hari ini,” ujarnya bertahun-tahun setelah itu. Yang ada dalam pikirannya adalah 'hidup
dan bertahan'. Ia harus menyelesaikan semua itu dengan cara-cara pahlawan. Dengan menjadi buruh tani, ia
terus mengais. Pekerjaan itu nyaris tak menjanjikan apa-apa. Tak jarang, ia bekerja di sawah suaminya sendiri
sebagai buruh dengan upah yang tidak lebih besar dari buruh yang lain, bahkan cenderung lebih kecil. Entah,
bagaimana ia mampu menjalani semua itu.
Lantas, satu per satu anaknya lulus sekolah. Yang pertama menyelesaikan SMP, yang kedua bertahan
hanya sampai SD, sedangkan yang ketiga tak mampu menyelesaikan pendidikan terendah sekalipun kendati
justru ia anak paling cerdas di antara anak-anaknya yang lain. Bersama, ketiga anak ini memutuskan merantau
ke Jakarta. Tentu saja tak begitu ada harapan bekerja di tempat yang nyaman. Ketiganya... menjadi pembantu.
Tapi, kendati sedikit, ketiganya mulai bisa mengirim uang untuk orang tua dan adik-adiknya.
Begitulah, wanita ini telah mengatur rupiah dengan begitu cermat. Ia bahkan tak menyentuh uang-uang
kriiman itu, tapi kesemuanya digunakan untuk membiayai sekolah lima anaknya yang lain. Cukup ajaib, kelima
anaknya tersebut berhasil menamatkan jenjang SLTA. Hari-hari lesap ke bulan dan bulan tenggelam dalam
tahun. Seperti hidupnya, waktu tidak berhenti berjalan. Satu per satu anaknya lulus, bekerja ... dan menikah.
Biaya sekolah tidak melulu ditanggung anak pertama, tetapi selalu demikian... setiap ada yang lulus dan mulai
bekerja, ia bertugas melanjutkan estafet amanah itu.
Lagi-lagi, keajaiban dan bukti bahwa Allah Mahakasih, empat dari anak-anaknya tersebut lulus tes
menjadi pegawai negeri sipil, sebuah pekerjaan yang cukup bergengsi untuk ukuran daerahnya. Saat sekolah
pun, rata-rata mereka mendapat beasiswa atau keringanan biaya sebagai kompensasi dari prestasi yang diraih...
atau minimal menjadi juara kelas. Namanya pun menjadi legenda di masyarakatnya bahwa anak-anaknya
maupun cucu-cucunya pasti cerdas dan sukses.
Bolehlah dikatakan begitu. Untuk ukuran orang seperti dirinya, tentulah apa yang ada sekarang ini
merupakan sukses yang tidak terbilang. Masing-masing anaknya di Jakarta telah memiliki hunian yang layak -
kendati kecil--, anak pertamanya malah berhasil masuk tes PNS di Mabes Polri kendati hanya dengan ijazah
SMP. Anak-anaknya pun nyaris semua cukup disegani di lingkungannya, hal mana tidak demikian dengan anak-
anak suaminya dari istri mudanya.
Tahun 2002, rumah yang ia huni yang dibangun anak-anaknya pada tahun 1988, ambruk. Kondisinya
memang telah reot. Anak-anaknya bukan tidak tahu, tapi mereka tidak memperbaikinya dalam kurun yang
cukup lama itu disebabkan mereka dilarang oleh sang ayah -suami dari wanita ini-untuk memperbaiki.
Laki-laki itu mungkin hatinya terbuat dari batu, tak juga bisa belajar dari kejadian-kejadian yang ia
alami. Tahun 1988, saat anak terakhir dari istrinya berusia 10 tahun, ia kembali terpikat wanita lain; seorang
janda muda dari kampung sebelah. Karena tak bisa menikah resmi, keduanya -entahlah, mungkin nikah di
bawah tangan-tinggal serumah.
Kali ini, wanitanya tak 'sebaik' dan sesabar' dua istrinya terdahulu. Hartanya habis dalam bilangan tahun.
Dan... empat tahun kemudian, jabatannya sebagai kepala desa berakhir.
Hidup dengan sisa-sisa kejayaan masa lalu, wanita muda ini tidak bertahan. Ia memilih pergi
meninggalkan si lelaki yang kini tak lagi bisa mencukupi kebutuhannya. Lantas, seperti roda... hidup berputar.
Allah terus memperjalankan takdirnya yang tak terkata namun bagian dari hal paling tetap dan niscaya. Bukan
karma. Lelaki ini menjalani hidupnya sendiri, menjadi buruh tani -karena sawahnya telah habis terjual-dan
tinggal di kesunyian rumahnya: tanpa anak dan istri.
Page 51
51
Sementara istrinya -si wanita ini-mulai merasai kebahagiaan dari hidup yang lebih layak, riang dipenuhi
jeritan manja cucu-cucu dan rengekan mereka. Maka, meradanglah si lelaki saat anak-anaknya berniat
membangun sebuah rumah untuk ibunya karena rumah yang kemarin rubuh. Tak hanya fitnah, teror pun
dilangsungkan. Anak-anaknya tak menyerah, tetap berusaha membangun rumah itu karena memang sudah tidak
bisa ditunda lagi. Dulu mereka menahan-nahan niat tersebut selama bertahun-tahun, dan sekarang tak bisa lagi.
Tersebutlah, di suatu malam, si wanita -istrinya yang telah ditelantarkan itu-mendengar suara berisik
ayam-ayam di kandang. Berjingkat, ia membuka pintu belakang rumah. Masih sempat sekilas ia melihat
suaminya menaburkan sesuatu di sudut luar rumah. Kendati dalam remang, ia masih bisa mengenali bahwa
sosok itu adalah suaminya. Paginya, tiba-tiba ia lumpuh. Tubuhnya lemah dan tak bisa berdiri. Orang-orang
menduga itu teluh. Setelah dirawat beberapa saat di RS, alhamdulillah ia sembuh.
Teror tak berhenti. Suaminya, secara terbuka, mendoakan agar kayu-kayu rumahnya keropos dimakan
rayap. Dan doanya terkabul, tapi kali ini bukan pada rumah si wanita, melainkan rumahnya sendiri. Beberapa
waktu kemudian ia mengancam akan membakar rumah itu, dan sekali lagi, rencana itu -kendati bukan dia-
terlaksana. Juga bukan pada rumah si wanita, melainkan rumahnya sendiri. Karena lupa memadamkan api di
tungku, rumah belakangnya terbakar.
Itu semua belum berakhir. Dalam kesendirian yang diliputi rasa dengki dan iri, ia mendoakan agar si
wanita ini diserang penyakit. Dan lagi.... doanya terkabul, juga bukan untuk si wanita, tapi untuk dirinya sendiri.
Tiba-tiba, orang-orang menemukan lelaki itu tak bisa bicara dan sebelah tubuhnya lumpuh. Ia terserang stroke
untuk pertama kali yang sekaligus masuk dalam stadium kritis.
Anak-anaknya membawanya ke rumah sakit.
Dan... kejadian hari itu adalah bak sebuah drama nyata. Sebuah babak yang luar biasa indah saat si
wanita -dengan langkah ragu dan bergetar, sebagian oleh sisa perjalanan yang membuatnya mabuk darat-
menjenguk bekas suaminya yang tergolek di rumah sakit. Ada pancaran iba dan kasih yang tulus saat ia meraba,
mengusap, dan bertanya tentang kabar dengan terbata-bata. Mesra sekali saat ia memijit kaki lelaki itu.
“Piye rasane, Mbah?” tanyanya dengan panggilan mesra. Mbah? Aduhai, nyaman sekali. Saat belum
punya anak, ia memanggil lelaki ini dengan sebutan 'Kakang,' saat sudah punya anak dengan sebutan 'Pak', dan
saat telah dianugerahi cucu demikian banyak, ia memanggilnya 'Mbah'
Gemetar, tangan kiri lelaki ini -karena tubuh bagian kanannya lumpuh-menggenggam tangan renta yang
mengusap keningnya, seakan ia menikmati belaian lembut tersebut dan menahannya sesaat agar jangan terlalu
cepat sirna. Kendati pandangannya dibuang ke sisi lain menghindari wajah -bekas-istrinya ini, ia tak bisa
mengingkari ada lautan maaf dan cinta yang telah menggelombanginya.
Melihatnya, saya tak kuasa menahan isak. Seperti lelaki itu, tangis saya cekat di kerongkongan sementara
air mata sudah berbondog-bondong menitik tanpa bisa dicegah lagi. Sesak sekali dada saya oleh rasa haru yang
menekan-nekan.
Ya... melihat wanita ini, saya seperti tenggelam dalam laut kesabaran. Dan... dialah wanita tercantik yang
pernah saya jumpai di dunia ini. Dia... tak lain adalah ibu saya. Ya Allah... ampunilah dosanya, maafkanlah
kesalahannya dan kasihilah dia sebagaimana ia mengasihi kami dalam suka dan duka.
24 Agustus 2006 - 13:58 Tujuh Indikator Kebahagiaan Dunia
Ibnu Abbas ra. adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang sangat telaten dalam menjaga dan melayani
Rasulullah SAW, dimana ia pernah secara khusus didoakan Rasulullah SAW, selain itu pada usia 9 tahun Ibnu
Abbas telah hafal Al-Quran dan telah menjadi imam di mesjid. Suatu hari ia ditanya oleh para Tabi'in (generasi
sesudah wafatnya Rasulullah SAW) mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia. Jawab Ibnu
Abbas ada 7 (tujuh) indikator kebahagiaan dunia, yaitu :
Page 52
52
Pertama, Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur.
Memiliki jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya (qona'ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan,
tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. Seorang yang pandai bersyukur sangatlah cerdas
memahami sifat-sifat Allah SWT, sehingga apapun yang diberikan Allah ia malah terpesona dengan pemberian
dan keputusan Allah.
Bila sedang kesulitan maka ia segera ingat sabda Rasulullah SAW yaitu :
"Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita". Bila sedang diberi kemudahan, ia
bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya, kemudian Allah pun akan mengujinya dengan kemudahan
yang lebih besar lagi. Bila ia tetap "bandel" dengan terus bersyukur maka Allah akan mengujinya lagi dengan
kemudahan yang lebih besar lagi.
Maka berbahagialah orang yang pandai bersyukur!
Kedua. Al azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh.
Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula. Di akhirat kelak
seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya
kepada kesholehan. Berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yang sholeh, yang pasti akan
bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula seorang istri yang
sholeh, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suaminya, walau seberapa
buruknya kelakuan suaminya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami yang memiliki seorang istri yang
sholeh.
Ketiga, al auladun abrar, yaitu anak yang soleh.
Saat Rasulullah SAW lagi thawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet-
lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya kepada anak muda itu : "Kenapa pundakmu itu ?" Jawab
anak muda itu : "Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur. Saya sangat
mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika
sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya". Lalu anak muda itu bertanya: " Ya
Rasulullah, apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua ?"
Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: "Sungguh Allah ridho kepadamu, kamu anak yang
soleh, anak yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu". Dari hadist
tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan
kebaikan orang tua kita, namun minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak yang soleh, dimana doa
anak yang sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah. Berbahagialah kita bila memiliki anak yang
sholeh.
Keempat, albiatu sholihah, yaitu lingkungan yang kondusif untuk iman kita.
Yang dimaksud dengan lingkungan yang kondusif ialah, kita boleh mengenal siapapun tetapi untuk
menjadikannya sebagai sahabat karib kita, haruslah orang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap
keimanan kita. Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang
yang sholeh. Orang-orang yang sholeh akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita bila kita
berbuat salah.
Orang-orang sholeh adalah orang-orang yang bahagia karena nikmat iman dan nikmat Islam yang selalu
terpancar pada cahaya wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut menyinari orang-orang yang ada
disekitarnya.
Berbahagialah orang-orang yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sholeh.
Page 53
53
Kelima, al malul halal, atau harta yang halal.
Paradigma dalam Islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta tetapi halalnya. Ini tidak berarti Islam tidak
menyuruh umatnya untuk kaya.
Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh, Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat
yang berdoa mengangkat tangan. "Kamu berdoa sudah bagus", kata Nabi SAW, "Namun sayang makanan,
minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan".
Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal karena doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang
halal juga akan menjauhkan setan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dan kokoh, sehingga memberi
ketenangan dalam hidupnya. Maka berbahagialah orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan
hartanya.
Keenam, Tafakuh fi dien, atau semangat untuk memahami agama.
Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama Islam. Semakin ia
belajar, maka semakin ia terangsang untuk belajar lebih jauh lagi ilmu mengenai sifat-sifat Allah dan ciptaan-
Nya.
Allah menjanjikan nikmat bagi umat-Nya yang menuntut ilmu, semakin ia belajar semakin cinta ia kepada
agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi
hatinya.
Semangat memahami agama akan meng "hidup" kan hatinya, hati yang "hidup" adalah hati yang selalu dipenuhi
cahaya nikmat Islam dan nikmat iman. Maka berbahagialah orang yang penuh semangat memahami ilmu agama
Islam.
Ketujuh, yaitu umur yang baroqah.
Umur yang baroqah itu artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, yang setiap detiknya diisi dengan amal
ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi dengan
banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun cenderung kecewa dengan ketuaannya
(post-power syndrome). Disamping itu pikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya,
maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan, hatinya kecewa
bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya. Sedangkan orang yang mengisi umurnya
dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia
untuk bertemu dengan Sang Penciptanya. Hari tuanya diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih.
Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan
keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah. Inilah semangat "hidup" orang-orang yang
baroqah umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang umurnya baroqah.
Demikianlah pesan-pesan dari Ibnu Abbas ra. mengenai 7 indikator kebahagiaan dunia.
Bagaimana caranya agar kita dikaruniakan Allah ke tujuh buah indikator kebahagiaan dunia tersebut ? Selain
usaha keras kita untuk memperbaiki diri, maka mohonlah kepada Allah SWT dengan sesering dan se-khusyu'
mungkin membaca doa `sapu jagat' , yaitu doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah SAW. Dimana baris
pertama doa tersebut "Rabbanaa aatina fid dun-yaa hasanaw" (yang artinya "Ya Allah karuniakanlah aku
kebahagiaan dunia "), mempunyai makna bahwa kita sedang meminta kepada Allah ke tujuh indikator
kebahagiaan dunia yang disebutkan Ibnu Abbas ra, yaitu hati yang selalu syukur, pasangan hidup yang soleh,
anak yang soleh, teman-teman atau lingkungan yang soleh, harta yang halal, semangat untuk memahami ajaran
agama, dan umur yang baroqah.
Walaupun kita akui sulit mendapatkan ketujuh hal itu ada di dalam genggaman kita, setidak-tidaknya kalau kita
mendapat sebagian saja sudah patut kita syukuri.
Sedangkan mengenai kelanjutan doa sapu jagat tersebut yaitu "wa fil aakhirati hasanaw" (yang artinya "dan juga
kebahagiaan akhirat"), untuk memperolehnya hanyalah dengan rahmat Allah. Kebahagiaan akhirat itu bukan
surga tetapi rahmat Allah, kasih sayang Allah. Surga itu hanyalah sebagian kecil dari rahmat Allah, kita masuk
surga bukan karena amal soleh kita, tetapi karena rahmat Allah.
Page 54
54
Amal soleh yang kita lakukan sepanjang hidup kita (walau setiap hari puasa dan sholat malam) tidaklah cukup
untuk mendapatkan tiket masuk surga. Amal soleh sesempurna apapun yang kita lakukan seumur hidup kita
tidaklah sebanding dengan nikmat surga yang dijanjikan Allah.
Kata Nabi SAW, "Amal soleh yang kalian lakukan tidak bisa memasukkan kalian ke surga". Lalu para sahabat
bertanya: "Bagaimana dengan Engkau ya Rasulullah ?". Jawab Rasulullah SAW : "Amal soleh saya pun juga
tidak cukup". Lalu para sahabat kembali bertanya : "Kalau begitu dengan apa kita masuk surga?". Nabi SAW
kembali menjawab : "Kita dapat masuk surga hanya karena rahmat dan kebaikan Allah semata".
Jadi sholat kita, puasa kita, taqarub kita kepada Allah sebenarnya bukan untuk surga tetapi untuk mendapatkan
rahmat Allah. Dengan rahmat Allah itulah kita mendapatkan surga Allah (Insya Allah, Amiin).
Macam-macam hati
Hati merupakan bagian terpenting dalam tubuh manusia. Hati ini tidak akan terlepas dari tanggung jawab yang
dilakukannya kelak di akhirat, sebagaimana firman Allah: "Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan dimintai pertanggungan jawabnya." (Al-Isra: 36).
Dalam tubuh manusia kedudukan hati dengan anggota yang lainnya adalah ibarat seorang raja dengan seluruh
bala tentara dan rakyatnya, yang semuanya tunduk di bawah kekuasaan dan perintahnya, dan bekerja sesuai
dengan apa yang dikehendakinya.
"Ketahuilah bahwa dalam jasad ini ada segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka akan
menjadi baik semuanya, dan apabila segumpal daging itu jelek, maka akan jeleklah semuanya, ketahuilah
bahwa segumpal daging itu adalah hati." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
1. Hati yang sehat
Yaitu hati yang terbebas dari berbagai penyakit hati. Firman Allah: "(Yaitu) di hari yang harta dan anak-anak
tidak akan bermanfaat kecuali siapa yang datang mengharap Allah dengan membawa hati yang selamat." (Asy-
Syura: 88-89).
Ayat ini sangatlah mengesankan, di sela-sela harta benda yang diburu dan dikejar-kejar orang, dan anak-anak
laki-laki yang sukses dengan materinya dan sangat dibanggakan, ternyata itu semua tidak akan memberi manfaat
kecuali siapa yang datang menghadap Allah dengan hati yang selamat.
Yaitu selamat dari semua nafsu syahwat yang bertentangan dengan perintah Allah dan laranganNya, dan dari
semua syubhat yang memalingkan dari kebenaran, selamat dari peribadatan dan penghambaan diri kepada selain
Allah, selamat dari berhukum dengan hukum yang tidak diajarkan oleh Allah dan RasulNya, dan mengikhlaskan
seluruh peribadatannya hanya karena Allah, iradahnya, kecintaannya, tawakkalnya, taubatnya, ibadah dalam
bentuk sembelihannya, takutnya, raja'nya, diikhlaskannya semua amal hanya kepada Allah.
Apabila ia mencintai maka cintanya karena Allah, apabila ia membenci maka bencinya karena Allah, apabila ia
memberi maka memberinya karena Allah, apabila menolak maka menolaknya karena Allah. Dan tidak hanya
cukup dengan ini, sampai ia berlepas diri dari semua bentuk keterikatan dan berhukum yang menyelisihi contoh
dari Rasulullah. Maka hatinya sangat tertarik dengan ikatan yang kuat atas dasar mengikuti jejak langkah
Rasulullah semata, dan tidak mendahulukan yang lainnya baik ucapan maupun perbuatannya.
Firman Allah: "Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu mendahului Allah dan RasulNya, bertakwalah
kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Al-Hujurat: 1).
2. Hati yang mati
Yaitu kebalikan dari hati yang sehat, hati yang tidak mengenal dengan Rabbnya, tidak melakukan ibadah sesuai
dengan apa yang perintahkanNya, dicintaiNya dan diridhaiNya. Bahkan selalu memperturutkan nafsu dan
syahwatnya serta kenikmatan dan hingar bingarnya dunia, walaupun ia tahu bahwa itu amatlah dimurkai oleh
Allah dan dibenciNya.
Page 55
55
Ia tidak pernah peduli tatkala memuaskan diri dengan nafsu syahwatnya itu diridhaiNya atau dimurkaiNya, dan
ia menghambakan diri dalam segala bentuk kepada selain Allah.
Apabila ia mencintai maka cintanya karena nafsunya, apabila ia membenci maka bencinya karena nafsunya,
apabila ia memberi maka itu karena nafsunya, apabila ia menolak maka tolakannya atas dasar nafsunya, maka
nafsunya sangat berperan dalam dirinya, dan lebih ia cintai daripada ridha Allah.
Orang yang demikian menjadikan hawa nafsu sebagai imamnya, syahwat sebagai komandannya, kebodohan
menjadi sopirnya, dan kelalaian sebagai tunggangan dan kendaraannya. Pikirannya hanya untuk mendapatkan
dunia yang menipu ini dan dibuat mabuk oleh nafsu untuk mendapatkannya,
ia tidak pernah meminta kepada Allah kecuali dari tempat yang jauh. Tidak membutuhkan nasihat-nasihat dan
selalu mengikuti langkah-langkah syetan yang selalu merayu dan menggodanya.
Maka bergaul dengan orang seperti ini akan mencelakakan kita, berkawan dengannya akan meracuni kita, dan
duduk dengannya akan membinasakan kita.
3. Hati Yang Sakit
Yaitu hati yang hidup tapi ada penyakitnya, hati orang yang taat terhadap perintah-perintah Allah tetapi
kadangkala juga berbuat maksiat, dan kadang-kadang salah satu di antara keduanya saling berusaha untuk
mengalahkannya.
Hati jenis ini, mencintai Allah, iman kepadaNya beribadah kepadaNya dengan ikhlas dan tawakkal kepadaNya,
itu semua selalu dilakukannya tetapi ia juga mencintai nafsu syahwat dan kadang-kadang sangat berperan dalam
hatinya serta berusaha untuk mendapatkannya.
Hasad, sombong (dalam beribadah kepada Allah), ujub, dan terombang-ambing antara dua keinginan yaitu
keinginan terhadap kenikmatan kehidupan akhirat serta keinginan untuk mendapatkan gemerlapnya dunia.Maka
hati yang pertama hidup, tumbuh, khusyu' dan yang kedua layu kemudian mati. Adapun yang ketiga dalam
keadaan tidak menentu, apakah akan hidup ataukah akan mati. Kemudian banyak sekali orang yang hatinya
sakit dan sakitnya bahkan semakin parah, tetapi tidak merasa kalau hatinya sakit, bahkan sekalipun telah mati
hatinya tetapi tidak tahu kalau hatinya telah mati.
Memadu Cinta di Taman Islam
KEDUDUKAN CINTA
Umat secara keseluruhan sepakat bahwa cinta pada Allah dan Rasul-Nya adalah wajib. Cinta kepada Allah dan
Rasul-Nya merupakan maqam tertinggi dari berbagai maqam yang ingin dicapai oleh para pengembara menuju
Allah. Semua maqam yang ingin diraih adalah buah dari cinta kepada Allah.
Dasar cinta seorang hamba kepada Allah adalah firman-Nya:
Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai Allah…” (Almaidah:54)
adapun orang-orang yang beriman, mereka sangat cinta kepada Allah…” (Albaqarah:165)
“katakanlah, jika Bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluarga kalian, serta kekayaan
yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatiri kerugiaannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang
kalian sukai, adalah lebih kalian cintai daripada Allah, Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah
sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Allah tidak memberi petunjuk pada orang-orang yang fasik (At-
Taubah:24)
Islam tidak menafikan adanya perasaan saling mencintai antara sesama manusia, sebab hal itu merupakan fitrah
manusia. Secara naluri ia mencintai istri, keluarga, harta dan tempat tinggalnya. Namun, tidak sepatutnya
sesuatu yang bersifat duniawi ini lebih ia cenderungi dan ia cintai dibanding Allah dan Rasul-Nya. Jika ia lebih
Page 56
56
mencintainya, maka berarti tidak sempurna imannya dan dapat terjerumus pada dosa terbesar yakni musyrik.
Mencintai Allah dan Rasulnya merupakan jalan menuju keselamatan. Dalam sebuah hadits dikatakan:
“Tatkala seseorang bertanya kepada Rasulullah saw tentang hari kiamat, beliau menjawab dengan sebuah
pertanyaan, 'Apa yang sudah engkau persiapkan untuknya?' orang itu menjawab 'tidak lain kecuali bahwa saya
mencintai Allah dan Rasul-Nya'. Rasulullah Saw menjawab, 'Engkau beserta orang yang engkau cintai'. (H.R.
Bukhari Muslim)
Cinta yang tulus adalah keimanan yang benar
Cinta hamba kepada Allah merupakan hal yang bisa mengangkatnya ke maqam dan derajat yang tinggi,
sempurna, dan suci. Kedudukan yang tinggi ini menuntut sang hamba untuk berkorban demi kekasihnya,
sebagaimana yang berlaku pada setiap orang yang mencinta. Sang pecinta harus rela mencintai objek cintanya
dengan sepenuh hati dan fikiran. Ia harus sanggup berkorban demi yang dicintai dengan penuh suka cita. Ia juga
harus lapang dada dan rela atas segala yang kurang berkenan dirasakan dari kekasihnya, juga harus sabar atas
segala ujian yang menimpanya karena cinta itu.
Mengapa demikian, karena cinta, sebagaimana yang lazimnya terjalin antara sesama manusia, merupakan
sebuah jalinan di luar nalar dan pengetahuan. Ia merupakan kecenderungan dan emosi yang berada di atas
kehendak dan keinginan.
Setiap diri kita bisa saja mengenal dan tidak ada masalah dengan si Fulan, atau mengetahui dan senang dengan
suatu benda, akan tetapi itu saja tidak cukup untuk menamai perasaan kita itu sebagai cinta. Perasaan cinta lebih
dalam pengaruhnya dari itu. Ia lebih mengharu biru dan merampas hati. Bahkan cinta sejati adalah yang tidak
memberikan ruang kosong dalam hati., tidak memberi jalan sedikitpun dalam jiwa bagi yang lain selain kekasih.
Jika telah sampai pada tingkat demikian, maka cinta kepada Allah itulah keimanan yang hakiki. Keimanan yang
hakiki bukanlah sekedar pengetahuan dan ketundukan jiwa. Dengan kata lain, iman yang benar adalah imannya
sang pencinta yang bergairah kepada Allah, yang bahkan bisa memabukkan dan melupakan diri sendiri. Cinta
yang pengaruhnya tampak pada seluruh ucapan, tindakan dan sikap.
Adapun keimanan yang gersang, yang dingin dan pasif, yang tidak melampaui sekedar ketundukan jiwa dan
pernyataan lisan, tidak pula tampak pengaruhnya pada aktivitas yang positif, maka itu bukanlah keimanan yang
dikehendaki Allah dari hamba-Nya.
Seorang mukmin yang hakiki adalah orang yang memahami keindahan dan keagungan Allah, mengetahui kasih
sayang dan kebaikan Allah. Disamping itu, ia meyakini sepenuhnya bahwa Allahlah satu-satunya pemberi
nikmat dan anugerah. Tiada nikmat kecuali bahwa Dialah sumbernya, tiada anugerah kecuali dari-Nya. Dengan
kesadaran ruhani seperti inilah ia mencintai-Nya. Hatinya sibuk memikirkan-Nya. Seluruh aktivitasnya
ditujukan kepada-Nya semata. Kelezatan yang ia rasakan hanya ada dalam ketaatan kepada segala perintah-Nya.
Ia memiliki kesempatan untuk menunaikan tugas dari-Nya, dengan senang dan bahagia, damai hatinya dan
tegap langkahnya. Jika sang kekasih yang dicintai berbuat baik kepadanya, diterimanya kebaikan itu dengan
rasa syukur, baik dengan lisan, hati maupun perbuatan. Jika ia mendapati kesulitan dalam perjuangan mencapai
ridha-Nya, ia tegar, berlapang dada, dan sabar tanpa keluh kesah dan perasaan kecewa.
Mengapa kita mencintai Allah?
Dengan sedikit renungan, kita akan mendapatkan kesimpulan bahwa Allah SWT Dzat yang paling berhak untuk
dicintai. Dia lebih patut menjadi labuhan hati dibanding orang tua, anak, bahkan diri sendiri.
Hal yang paling mudah difahami oleh akal fikiran, mengapa kita hanya patut mencintai-Nya adalah karena
anugerah nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita. Kenikmatan yang seluruh manusia tenggelam di
kedalaman samuderanya, yang mengiringi manusia dalam hirupan nafas dan detak jantungnya, yang
menyertainya di setiap tempat dan waktu, yang bersama keluasan dan keabadiaannya semata bersumber dari
Dzat Allah Swt.
Untuk mengingatkan hamba-hamba-Nya akan nikmat ini, Allah Swt berfirman: ”Dan jika kalian menghitung-
hitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan menghitungnya …”(An-Nahl:18)
Page 57
57
Rasulullah Saw bersabda:
“Cintailah Allah karena nikmat yang dianugerahkan kepada kalian, cintailah aku karena cinta kalian kepada-
Nya, dan cintailah ahlulbaitku karena cinta kalian padaku”. (HR. Tirmidzi dan Al-Hakim).
Wahai sahabat, apakah patut dan masuk akal jika kita menikmati semua ciptaan-Nya, mulai dari cahaya,
indahnya waktu pagi dan petang, harmoninya ciptaan seluruh mahluk nan menakjubkan, bumi dan langit yang
bisa dimanfaatkan, sebagaimana firman-Nya, “… yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kalian…”(
Al-Baqarah:29)
Dan juga firman-Nya, “… dan menyempurnakan untuk kalian nikmat-Nya lahir dan batin” , tetapi mengapa kita
tidak menunaikan syukur dan tidak pula mengerti kadar nilainya?
Apakah tidak berpengaruh dalam hati kita, bagaimana luas nikmat-Nya dan bertebaran ihsan-Nya, yang
kekuasaan-Nya menyilaukan orang yang memandang. Nikmat-Nya adalah keagungan yang tidak dapat
diidentifikasi, ilmu yang tiada satu biji atompun di langit dan di bumi yang tidak terdeteksi, dan kearifan yang
mencermatkan seluruh makhluk yang dicipta-Nya.
Maka berbahagialah orang yang mencium aroma keelokan-Nya dan mampu menangkap cahaya pancaran
keindahan-Nya. Berbahagialah orang yang dapat meneguk anggur kenikmatan-Nya meski bercampuran.
Memang, seringkali kita menangkap sesuatu namun tidak memahami substansinya. Seorang penyair bertutur:
Sesuatu yang sering memabukkan orang, Adalah sesuatu yang disebutnya sebagai kecantikan, Namun aku tiada
pernah mengerti apakah itu
Sebagian ahli hikmah pernah berkata kepada para muridnya, “seluruh manusia sungguh merindukan Allah.
Tahukah kalian mengapa demikian? Itu karena mereka merindukan kebajikan yang tiada batas, kesempurnaan
yang tiada bertepi, keindahan yang tiada terukur. Semua hanyalah ada pada Allah SWT”.
Bukankah matahari, makhluk yang tampak paling menonjol, paling elok, dan paling hebat yang pernah engkau
lihat, hanyalah pantulan dari cahaya-Nya?
Sungguh, pada matahari itu tersirat tanda-tanda keagungan, keindahan, keperkasaan, dan kehebatan
penciptanya. Kita bisa membaca tanda-tanda keagungan itu di sana. Dengan itu semua kita bersimpuh dan
bersujud.
Jika kita mencintai seseorang karena pemberian dan kebaikannya, karena akhlak dan sifat-sifat terpujinya, maka
sungguh kita lebih patut mencintai sumber nikmat dan kemurahan itu.
Bahkan seandainya mereka telah mampu merasakan betapa nikmat cinta-Nya, maka mereka akan disibukkan
perhatiannya oleh gejolak perasaan ini hingga menjadi pecinta yang menikmati asyiknya memadu kasih.
Mereka yang menjaga dan menghindarkan diri dari buaian syahwat dengan tujuan hanya mendekatkan diri pada
Allah.
Kembalikan Cintaku
Ya Rabb maafkan daku kalau cintaku sempat memudar Ampuni daku kalau cintaku sempat surut, sempat
minipis terkikis oleh nuansa kebebasan, sekulersime, liberalisme
materialisme dan langkanya nuansa Islami. Aku bagai sebuah lilin terbakar oleh apinya sendiri, kedasar, alas
kakiku terlepas hingga begitu mudahnya aku tergelincir basyirah dan naluri tauhidku luruh terdismantel tatkala
kita jadi minoritas disuatu negeri.
Hingga suatu hari kami terlempar di keterjalannya karang hingga kami terhempas oleh gemuruh gelegarnya
gedung oleh sebuah rekayasa teknologi yang biasnya kami dapati
hingga kami, aku, kita terlindas oleh roda roda kenistaan.
Dulu kami mencoba menata misi Muhibbah. Jalanan kami telusuri mulai dari Dover, Belgia, Humberg, Austria,
Croatia dan berakhir di Mostar di Timur Eropa, sekedar menebar rasa cinta dan empati untuk saudara kami
yang terkapar tak berdaya.
Page 58
58
Lanjut kuarungi bahari luas ke gugusan pulau-pulau seribu. Kutelusuri lorong lorong gelap pengap, diiringi bau
anyir lalu ke dibukit-bukit, desa-desa dan kota-kota hingga tiba dibatas antara dua komunitas bersama
unggunan karung karung berisi pasir dan moncong senjata siap menyembur setiap saat.
Disana...kutemui pemilik piala hati janda-janda syuhada bersama ribuan yatim terlantar yang duka laranya
diredam oleh media untuk dan atas nama stabilitas negeri. Yang Izzah Islam mereka punah diinjak dan dicabik
oleh sebuah agenda keji durjana tak terperikan yang konon diatas namakan kecemburun sosial hingga dua
komunitas berseteru saling memburu nyawa Padahal politik kejilah memoles semua agenda ini.
Semua ini telah membuat kami terpana, bangkit dan tergugah akan tragedi dan nista akan dosa yang lalai dan
terlena oleh dan atas nama toleran, kerukunan dan silodaritas hingga menyisakan demarkasi dan batas dari dua
komunitas dari tiada, kini ada.
Dibelahan barat Engkau telah tunjukan kebesaranMu dengan meluluh lantakan lewat gempa dahsyat, seiring
dengan Tsunami-Mu disuatu Dhuha dalam kurun satu jam. Kau tunjukan murkaMu sekaligus cintaMu
untukku, kami yang lalai, terlena dan larut oleh fatamorgana duniya akan keserakahan,
kedzaliman selama setengah abad.
Darinya terlahir rasa cinta ukhuwah dan empati kami untuk menyampaikan peduli yang selama ini kami peram
membiarkan jerit tangis dan duka lara mereka. Ya Rabbb ampunilah kami. Maka dengan nikmatNya kamu
menjadi bersaudara "
(Al-Imron :103) Dari semua kemelut dan tragedi dijagat raya ini membuatku tersadar,
Lalu kubertandang kesetiap sudut sudut hati derita para korban
Disana....kutemukan Cintaku, disana kutemukan cinta hakiki yang sempat menipis dan pudar, disana
kutemukan kebesarnaMu
Hai Pemilik Cinta... kembalikan cintaku, kembalikan cintaku sematkan kembali kedadaku, semaikan kembali ke
qalbuku semi-kan kembali ke lubuk lahan hatiku.
Kala kudengar namamu ya Kekasih, denyut nadiku berlari, Kala kusebut namaMu seolah tulang sekujur tubuh
luluh bersit cinta itu membias pada relung lekuk hatiku.
Lalu dimalam kelam temaram, kala kurebahkan tubuhku dengan lembut syahdu kesebut namaMu, kubisikan
penuh mesra Kuberjanji ku ta'kan menduakan Engkau dengan selainnya Engkau yang Esa, Engkau yang Maha
Rahim dan Karim Ya Rabb kuserahkan semua hatiku, kaffah dan totalitas.
"Islam itu ialah penyerahan hatimu kepada Allah dan selamatnya kaum Muslim dari lidah dan tanganmu"
Memikat Cinta
"Aku nyari - nyari koki yang cocok buat lidahmu, ternyata ada di dalam diriku! He... He, masakan spesial
untukmu malam ini" SMS dari suami saya yang terlalu Pede ini datang begitu melambungkan rasa bahagia.
Kejutan yang bagi saya tidaklah kecil nilainya. Amat berharga dan bernilai emosi tinggi.
Saya hafal dengan kebiasaannya. Ketika dia mengirimkan pesannya tersebut, hampir bisa dipastikan dia tengah
berkutat didapur. Meramu masakan yang entah apa namanya. Biasanya semua bumbu instant dicampur ke
dalam masakan: kecap asin, minyak wijen, garam, bawang goreng siap pakai, dan lain-lainnya. Hanya dia saja
yang tahu persis rumus masakannya. "Rahasia" katanya setiap kali saya iseng menanyakan kunci
keberhasilannya.
Padahal saya tidak serius untuk sungguh-sungguh ingin mengetahui racikannya tersebut. Saya tahu pasti, bumbu
racikannya adalah campuran dari semua bumbu instant yang ada didapur kami.
Tapi saya tak perduli, itu tak teramat penting. Yang terpenting adalah nilai-nilai kejutan yang selalu
disodorkannya selama ini membuat hidup saya terasa lebih hidup dan penuh warna.
Suami saya mempunyai cara sederhana dan memikat untuk menunjukan perhatiannya. Selama ini, saya
terhipnotis dengan kejutan-kejutan yang disampaikannya dengan gaya yang segar dan menyenangkan itu.
Kali ini saya tengah sibuk dikejar dengan tugas di kantor. Dan dari pagi saya belum sempat memberi kabar
apapun untuknya. Tanpa diminta dengan sukarela dia mengirimkan setangkai bunga mawar yang indah lengkap
dengan sebaris kalimat yang tertulis: "Hai, terima aja apa adanya ya. Tq" Ada tawa yang nyaris meledak! Saya
tergelitik dengan usaha dan kerja kerasnya untuk menjadi sedikit romantis. Apa yang dikirimnya itu seketika
Page 59
59
menyegarkan fikiran dan perasaan. Walau hanya melalui SMS, mawar itu telah saya terima dengan rasa syukur
tak terhingga.
Ya, begitulah. Dia telah banyak mengajarkan tentang sebuah perhatian kecil di tengah keterbatasan waktu dan
materi yang kami miliki. Ketika kita tidak bisa memberikan hal-hal besar menyenangkan yang membutuhkan
ketersediaan materi untuk pasangan kita, kita harus bisa mencari, menemukan, untuk kemudian
mengaplikasikan perhatian kecil tersebut dalam keseharian kita. Tak perduli betapa padatnya kesibukan yang
kita miliki, seharusnya hal tersebut menjadi perhatian khusus yang tidak terganggu oleh alasan apapun.
Bukankah di tengah perjalanan kita bisa berkirim SMS dengan kata-kata menyenangkan dan kalimat motivasi
yang membuatnya bersemangat? Bukankah kita bisa memberikan kejutan dengan mengirimkan surat pujian kita
untuknya yang dikirim lewat pos ke alamat kantornya? Atau jika ada sedikit uang, pergi saja ketoko buku,
belikan buku yang terkait dengan hobi dan minatnya. Tidak sulit bukan?
Kita bisa melakukannya dengan cara dan gaya dan menurut kemampuan masing-masing. Yang dibutuhkan
hanyalah mau atau tidak untuk melakukannya.
Yuk, kita buat proyek ini berjalan ditahun ini. Kita beri judul: Proyek Sederhana, Memikat dan Penuh Cinta!
Menghormati Ibu, Menghormati Allah Juga
Rasulullah sudah yatim sejak dilahirkan, karena ayahnya wafat ketika ia masih dalam kandungan ibunya. Dalam
usia enam tahun, kepedihannya bertambah setelah ibunya wafat menyusul ayahnya. Muhammad kecil diasuh
oleh kakek, kemudian berpindah lagi kepada pamannya, Abu Thalib.
Meskipun hanya beberapa tahun berada dalam dekapan ibunya, Rasulullah merasakan benar kasih sayangnya.
Kenangan manis bersama ibunda sangat membekas, melahirkan sifat kasih dan hormat, terutama kepada kaum
ibu. Kepada ibu-ibu yang pernah menyusuinya, beliau memberikan penghormatan dan penghargaan yang
setingi-tingginya.
Dalam Sunah Abu Daud, diriwayatkan dari Abu Thufail ra, katanya: "Aku pernah melihat Nabi saw sedang
membagikan daging di al-Ji'ranah, tiba-tiba ada seorang perempuan datang sampai dekat kepada Nabi saw, lalu
beliau menghamparkan mantelnya untuk perempuan itu. Maka ia duduk di atasnya. Lantas aku bertanya,
`siapakah perempuan itu?' Para sahabat menjawab, `ia adalah ibu beliau yang pernah menyusuinya.'
Islam memberikan perhormatan dan kedudukan yang amat tinggi kepada para ibu, sampai sampai disebut bahwa
"surga berada di telapak kaki ibu". Seseorang yang menghormati ibunya akan ditempatkan di surga, sementara
anak yang mendurhakai ibunya akan ditempatkan pada posisi yang hina.
Adalah Umar bin Khaththab seorang anak yang sangat hormat kepada ibunya, sampai dalam masalah yang
sekecil-kecilnya. Dalam hal makan, misalnya, ia tidak pernah makan mendahului ibunya. Ia bahkan tak berani
makan bersama-sama dengan ibunya, sebab ia khawatir akan mengambil dan memakan hidangan yang tersedia
di meja, sementara ibunya menginginkan makanan tersebut. Baginya, seorang ibu telah mendahulukan anaknya
selama bertahun-tahun ketika sang anak masih kecil dan lemah.
Kasih ibu tak pernah terbalas oleh apapun juga. Yang bisa dilakukan anak hanyalah memberi penghormatan dan
pelayanan, terutama ketika mereka sudah tua dan dalam keadaan lemah. Dalam hal ini Rasulullah mengingatkan
kaum muslimin, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muslim, beliau bersabda:
Dari Abu Hurairah ra, katanya, Rasululah saw bersabda, "Hidungnya harus direndahkan ke tanah, hidungnya
harus direndahkan ke tanah, hidungnya harus direndahkan ke tanah." Beliau ditanya: "Ya Rasulullah, siapa?"
Jawabnya, "Orang yang mendapatkan kesempatan baik untuk membantu kedua orang tuanya di masa tuanya,
baik salah satunya maupun kedua-duanya, tetapi ia gagal mendapatkan dirinya masuk surga."
Dengan alasan apapun, orang tua, terutama ibu harus mendapatkan penghormatan dan pelayanan yang utama.
Sesibuk apapun, sesulit apapun, ibu harus tetap dihormati dan dilayani. Ketika ia memanggil, maka pangilannya
Page 60
60
harus segera dijawab. Yang menghalangi panggilan ibu untuk tidak dijawab hanya satu, yaitu ketika seseorang
sedang menjalankan shalat fardhu. Di luar itu, semua panggilan ibu harus dijawab. Misalnya, seorang yang
sedang mengerjakan shalat sunnah, tiba-tiba sang ibu memanggil, maka panggilan ibu hendaknya dipenuhi
terlebih dahulu. Shalat sunnah untuk sementara dibatalkan, untuk memenuhi panggilan ibu.
Dengan demikian, tidak ada alasan bagi anak mengabaikan panggilan ibunya. Ketika sang ibu menahan rindu
kepada anaknya, sedang ia menelpon agar anaknya pulang, maka anak yang shalih akan mengusahakan dengan
segenap daya untuk memenuhi panggilannya. Apalagi jika sang ibu sedang sakit atau sedang membutuhkan
bantuan.
Dalam satu hadits yang amat panjang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasululah menceritakan:
"... Juraij adalah seorang ahli ibadah, lalu ia membuat biara agar ia dapat lebih tenang beribadah. Tiba-tiba
datang ibunya sedang ia masih tengah melakukan shalat, lalu sang ibu memanggil: `hai Juraij!' Kemudian Juraij
berkata (dalam hati), `Wahai Rabbi, kupenuhi panggilan ibuku atau aku tetap melaksanakan shalat?' Maka ia
pun melanjutkan shalatnya, sampai ibunya berpaling. Esok harinya, sang ibu datang kembali sedang ia masih
dalam keadaan shalat, kemudian sang ibu memanggil, `Hai Juraij!' Maka berkalah ia (dalam hatinya), `Ya
Tuhanku, ibuku atau shalatku?' Maka ia pun melanjutkan shalatnya. Kemudian pada esok harinya sang ibu
datang kembali, sedang ia masih shalat, lalu sang ibu memanggilnya, `Hai Juraij!' Ia pun berkata (dalam
hatinya), `Ya Allah, ibuku atau shalatku?' Ia pun melanjutkan shalatnya. Maka ibunya berdo'a, `Ya Allah,
janganlah Engkau matikan ia sebelum ia melihat wajah pelacur!" Maka kesohorlah nama Juraij di kalangan Bani
Israil sebagai seorang ahli ibadah."
"Kemudian ada seorang pelacur yang terkenal kecantikannya bersumpah, jika kalian setujui, aku akan
menggodanya. Lalu perempuan itu menampakkan diri di hadapannya tetapi sama sekali Juraij tidak
memperhatikannya. Kemudian pelacur itu mendatangi seorang pengembala kambing yang tinggal di biara Juraij
untuk digodanya sehingga terjadilan perbuatan mesum sampai ia hamil. Setelah perempuan itu melahirkan, ia
berkata `Anakku ini adalah hasil hubunganku dengan Juraij.' Maka orang-orang berdatangan ke tempat Juraij,
kemudian ia diturunkan dari biaranya, kemudian biara itu dihancurkan.
Juraij bertanya, "Mengapa kalian berbuat seperti ini?"
Orang-orang itu menjawab, "Sebab engkau telah berbuat mesum dengan pelacur itu hingga ia melahirkan anak
dari hasil hubungan gelapnya denganmu!"
"Mana bayi itu?" tanya Juraij kemudian bertanya kepada si bayi, "Hai bayi, siapakah ayahmu?" Aneh bin ajaib
tiba-tiba bayi itu bisa berkata, "Si Fulan, seorang pengembala kambing."
Atas kejadian itu masyarakat merangkul Juraij, menciumnya, serta mengelus-elus badannya seraya mereka
berjanji, "Kami akan membangun biaramu dari emas." Juraij berkata "Tidak, kembalikan saja sebagaimana
semula terbuat dari tanah liat." Maka merekapun kembali membangun biaranya... (HR. Bukhari dan Muslim)
Nukilan hadits panjang dalam Shahih Bukhari dan Muslim itu merupakan pelajaran bagi ummat Muhammad
agar mereka senantiasa menghormati dan memenuhi panggilan ibunya. Sekalipun untuk tujuan ibadah,
mengabaikan panggilan ibu merupakan kesalahan yang bisa fatal akibatnya. Jika seorang ibu sampai sakit hati,
lalu ia berdo'a, maka do'a itu langsung menuju ke `Arsy dan diterima Allah. Untung jika do'anya baik, tapi kalau
sang ibu berdo'a untuk kecelakaan anaknya, maka bisa fatal akibatnya.
Juraij adalah contohnya, sekiranya ia sejenak menemui ibunya, membatalkan shalat sunnahnya, fitnah itu tak
akan pernah sampai dialaminya. Akan tetapi karena ia mengabaikan panggilan ibunya, maka fitnah sebagaimana
yang diharapkan ibunya akhirnya menimpanya. Untungnya si bayi mendapat mu'jizat berupa kemampuan untuk
berkata sehingga bisa menunjuk seseorang sebagai ayahnya. Jika tidak, bukan saja biaranya yang dirusak massa,
tapi juga dirinya.
Kisah Juraij di atas mengingatkan kita pada seorang sahabat yang bernama al-Qomah. Ketika sakaratul maut ia
menghadapi masalah besar, seolah Malaikat mempermainkan nyawanya. Merasa iba terhadap nasib al-Qomah,
Rasululah kemudian memanggil ibunya agar ia mau datang menemui anaknya dan memaafkan kesalahan.
Setelah sang ibu memaafkan, maka lancarlah kematiannya.
Page 61
61
Dalam ajaran Islam, tidak bersegera memenuhi pangilan ibu sudah tercatat sebagai dosa, bahkan sekadar berkata
"uugh" kepada orang tua, sudah tergolong perbuatan durhaka. Apalagi membentak, apalagi melakukan
kekerasan kepadanya. Durhaka kepada orang tua, terutama ibu merupakan dosa besar setelah syirik kepada
Allah. Bahkan dosa ini tergolong dosa yang tak terampuni. Dalam Sya'bul Iman dikisahkan bahwa Abu Bakrah
ra, berkata, Rasulullah saw bersabda: "Semua dosa akan diampuni oleh Allah ta'ala di antaranya yang Dia
kehendaki, kecuali perbuatan durhaka kepada kedua orang tua. Sesunguhnya perbuatan ini dapat mempercepat
kehidupan pelakunya sebelum ia mati.".
Sayangilah Aku Hingga Ujung Waktu
Kalau kita berbicara tentang pernikahan, pasti semua mengharapkan yang enak-enak atau kondisi ideal. Normal
aja dong, kalau mengharapkan kriteria ideal untuk calon pasangan hidupnya. Sang pemuda mengharapkan calon
istri yang cantik jelita, keluarganya tajir, pinter, akhlak mulia, sholehah, dll. Begitu juga sang wanita ingin
punya suami yang ganteng, kaya, sabar, pinter, bertanggung jawab, setia, akhlaknya memikat, dan sebagainya.
Coba bayangin semua ini terjadi pada diri kita, wuah...surga dunia tuh! Siapa sih yang gak mau, iya gak?
Saat kita lanjut usia, rambut mulai satu-persatu rontok, raga pun perlahan rapuh dan sepuh, sang istri atau suami
masih tetap setia mendampingi. Saat di pembaringan, ada yang mijitin pundak hingga kitapun tertidur pulas.
Saat dingin menyerang rangkulan kekasih pun semakin erat, bersama saling menopang saat kaki-kaki kita
semakin melemah. Kalau sedih ada yang menghibur, saat senang, apalagi, wuah...uendah nian.
Namun, menurut Hasan Al Banna, waktu itu adalah kehidupan, ia tak pernah berhenti sesaatpun, seiring waktu
berlalu, istri semakin keriput dan endut. Tapi menurut sang suami, "Istriku masih yang tercantik," sementara
suami pun perutnya udah buncit, tapi menurut sang istri, "Engkaulah satu-satunya Pangeran dalam istana
hatiku."
Kebesaran Allah SWT pun selalu tampak di dalam rumah tangga. Setiap anggota keluarga melakukan sholat
berjamaah, qiyamullail, membaca Al Qur'an, tasbih, tahmid, saling bertausyiah, bermaafan, menasehati, dan
mengingatkan. Inilah hasil dari sepasang anak manusia yang menikah karena ingin mengharapkan ridho-Nya
dan cita-cita Islam serta kemegahan ajaran-Nya. Inilah dia surga yang disegerakan sebelum surga yang kekal
abadi.
Semua diatas adalah harapan setiap pasangan. Namun, tak jarang juga ditemukan dalam suatu keluarga yang
terjadi adalah sebaliknya. Dari istri yang dibilang gak pinter mengatur rumah tangga, menjaga anak, atau suami
yang selalu pulang malam tak peduli dengan anak dan istri, dan macam-macam lagi. Kata nista, kata-kata yang
nyelekit, tuduhan, makian bahkan saling memukul, bisa juga terjadi pada sebuah keluarga, yang gini nih sepet
banget! Rumah tangga serasa bagai hidup di neraka, tak ada ketenangan apalagi kasih sayang.
Emang ya, segala sesuatu itu bisa tak seindah bayangan semula. Ada bunga-bunga indah, namun cukup banyak
juga onak dan duri yang siap menghadang. Karena itu, berbagai masalah kehidupan dalam lembaga pernikahan
harus dihadapi secara realistis oleh setiap pasangan.
Apalagi hidup di zaman seperti sekarang ini memang tak mudah, namun Al Qur'an memberikan arahan dalam
kehidupan berumah tangga, ".... dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik.... [QS
Ath Thalaaq: 6] "..... dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian
dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan
bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian, bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah)
karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." [QS
An Nisaa': 19]
Seperti gading, tak ada yang tak retak, begitu juga manusia, tak ada yang sempurna. Setiap kita pasti ada
kekurangannya, bisa saja seorang suami atau istri terlihat mempunyai satu kekurangan, namun kalau dipikir-
pikir lebih banyak kelebihannya. Apakah kekurangannya saja yang diperhatikan oleh pasangannya atau kedua-
duanya dengan pertimbangan yang adil?
Page 62
62
Konflik dalam kehidupan rumah tangga juga tak jarang menyebabkan banyak pasangan kehilangan cinta yang
dulunya mempersatukan mereka, dan Allah SWT juga telah memberikan arahan yang jelas, "Hai orang-orang
mu'min, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka
berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni
(mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
Karena itu, sesungguhnya dalam kehidupan berkeluarga yang kita harapkan adalah indahnya keampunan Allah
dan surga-Nya, juga kasih sayang orang-orang yang terdekat dengan kita, yang setiap hari saling membutuhkan,
karena itu 'sayangilah aku (pasangan hidupmu) hingga ujung waktu.'
Wahai akhi wa ukhti fillah, mari kita saling mendoakan ya, Semoga dengan kita mengambil panduan Al Qur'an
dan sunnah Rasul-Nya serta contoh teladan dari keluarga Rasulullah SAW, akan semakin banyak rumah tangga
yang tadinya kurang sakinah kembali menjadi sakinah, rumah tangga yang sakinah menjadi lebih sakinah, dan
insya Allah pula saudara-saudara yang belum berumah tangga dikabulkan do'anya berupa pasangan hidup yang
sholeh atau sholehah, aamiin allahumma aamiin.
Wallahu alam bi showab,
Cinta-Mu dan cintamu
Ketidakberdayaan apa ini ? Pikiranku terpaku, langkahku terpatri Deret nafasku menopang nyeri Sungguh, aku
tak mengerti Aku duduk di sebuah persimpangan di negeri yang koyak Melamun diantara kebisingan yang
pekak Mencoba merongrong siang yang berarak Karena malam telah kehabisan sendu yang bercorak Sungguh,
isi jiwaku tetap tak mengerti
Siang itu, hujan jatuh layaknya barisan yang berderu Mencari celah diantara awan pekat yang bergurau
Menghindar dari kutukan yang sebenarnya adalah kabut kebenaran yang tak tersentuh Tapi aku berusaha tegak
Aku yang congkak dengan keterbatasanku yang cekak Aku yang menangis, memohon parau ngilu yang sesak
Aku yang termenung di persimpangan menyayangkan jarak Mencoba membawa jasad dan jiwa yang pedih
untuk dituntun Tetap menuntun Tetap menanti Masih menunggu Menunggu cinta-Mu dan cintamu Hhhh...........
Seluruh pikirku masih tak memahami Aku merajuk pada-Mu dan padamu Dalam diamku masih terdapat harap
untuk-Mu dan untukmu Aku meminta pada-Mu dan padamu
Jangan padamkan rasa akan-Mu dan akanmu
Aku bersungguh di dekat-Mu dan dekatmu Bahwa, aku sujud dalam sungguh-Mu Dan merengek pada kepuraan
darimu Pada alamku masih belum juga mengilhami Dalam selongsong yang kosong ini
Pertama mendamba kasih-Mu
kedua mengharap hadirmu
Kalau bisa kukatakan
Dalam dekat akan-Mu menenangkanku
Dalam jarak akanmu menggelisahkanku
Bila pertemuan dengan-Mu dan denganmu
Menjadi obat tidur pada malam yang mencekam suaraku
Basuhlah aku dengan kasih-Mu Dan jumpa denganmu Walaupun aku hanya termenung dalam menenung
benangnya dalam tempurung
Aku tetap menuntun
Tetap menanti
Masih menunggu
Menunggu cinta-Mu dan cintamu
Apa Kabar Cinta ??
Mencintai dan dicintai adalah hal yang diinginkan oleh setiap orang. Cinta antara orang tua dan anaknya, suami
dengan istri, kakak dengan adik atau antara sesama manusia. Tak jarang beberapa benda-benda kesayang pun
tak luput dari cinta kita, seperti mobil, baju, hp, komputer,dll. Semuanya manusiawi.
Namun kita perlu waspada ketika cinta kita kepada anak, istri, suami, kakak, adik dan orang tua bahkan harta
benda telah membuat kita jauh atau bahkan lupa kepada Sang pemilik Cinta yang hakiki. Saat kita menikah, kita
telah dianggap telah melaksanakan 1/2 dari agama.
Artinya yang setengahnya lagi harus kita gapai bersama pasangan didalam mahligai rumah tangga. Idealnya,
setelah menikah harusnya kualitas keimanan dan ibadah suami istri semakin meningkat dibandingkan saat
sebelum menikah. Kalau dulu waktu masih singgle sholat fardhu sendiri, setelah menikah bisa berjama'ah
bersama istri atau suami. Waktu masih sendiri susah sekali bangun malam untuk menjalankan sholat tahajud,
setelah menikah ada suami atau istri yang akan membangunkan kita untuk mengajak tahajud bersama. Intinya
Page 63
63
yang dulu biasa dilakukan sendiri kini bisa dilakukan bersama dan tentunya ada yang berperan sebagai
pengontrol atau pembimbing mungkin suami sebagai qowwam akan lebih berperan dalam membimbing istrinya
dalam hal peningkatan kualitas ibadahnya. Mulai dari sholat bareng, tilawah bareng atau mengkaji al qur'an dan
hadist bareng.
Harapannya dengan menikah maka makin terbentang luas ladang amal bagi kita, sehingga istilah menggenapkan
dien untuk pernikahan itu benar adanya. Namun tak jarang pula, saat kita mencitai makhluk atau benda
membuat kita jauh atau bahkan melupakan Dia sang pemilik cinta. Misalnya, saat sebelum menikah sangat aktif
dalam majelis dakwah, sholat selalu tepat waktu, tilawah setiap abis sholat magrib, tahajud pun tidak
ketinggalan dan bahkan puasa sunnah senin kamis pun masih rajin dilakukan. Namun keadaan menjadi terbalik
setelah menikah, sholat jadi sering telat, puasa sunah sudah jarang dilakukan, tilawah hampir tidak pernah lagi
apalagi bangun tengan malam untuk tahajud.
Semuanya dilakukan diluar kesadaran kita, karena cinta kita kepada mahkluk lebih besar dari pada Sang
pencipta makhluk. Mungkin bagi seorang istri kesibukan seharian bekerja atau mengurus anak bisa dijadikan
excuse untuk sholat tidak tepat waktu, untuk tidak tilawah dan meninggalkan tahajud. Toh mengurus anak,
suami dan rumah tangga juga merupakan ibadah.
Begitu juga bagi suami, excuse kesibukannya dalam bekerja untuk memberi nafkah anak dan istri telah
membuat dia lupa untuk sholat berjama'ah, tahajud, tilawah dan bahkan peran sebagai qowwam yang harusnya
dia lakukan untuk membimbing keluarganya telah terlupakan.
Tak jarang pula yang beranggapan bahwa "hubungan" suami-istri, sudah cukup memberikan nilai ibadah bagi
mereka. Dengan kata lain jika ada aktifitas ibadah yang lebih ringan untuk dikerjakan kenapa harus mencari
yang berat atau susah untuk dilakukan seperti tahajud, tilawah atau sholat berjama'ah.Gambaran diatas hanya
sepenggal kisah dari kecintaan kita pada makhluk melalui ikatan pernikahan. Belum lagi kecintaan kita kepada
anak setelah mereka kita lahirkan. Bisa jadi kita bisa lebih jauh lagi dari Sang pemilik cinta karena cinta kita
kepada anak. Saya ingat nasehat Aa Gym dalam ceramahnya, "hati-hati jika mencintai makhluk, jangan sampai
karena hadirnya makhluk cintamu kepada Sang pencipta makhluk menjadi berkurang, karena suatu saat nanti
makhluk yang kamu cintai itu bisa saja diambil dari kamu" Jadi, bagaimanakah kabar cinta Anda hari
ini???Mudah-mudahan cinta yang kita miliki membuat kita semakin cinta kepada Sang pemilik cinta bukan
malah sebaliknya.
Lelaki Impian
Pendiam. Murah senyum. Lebih sering mendengar ketimbang berbicara. Tapi, sekali berkata, banyak orang
terpengaruh. Juga terperangah. Pertama kali saya berkenalan, ia nampak biasa-biasa saja. Saya mengoceh,
bahkan sok menggurui. Ia hanya diam dan menyimak.
Dalam banyak pertemuan, ternyata ia menjadi nara sumber. Jika tidak, selalu ada waktu yang disediakan
untuknya. Untuk memberikan kata-katanya. Artinya, ia tergolong orang yang diminta bicara. Sambutan dan
tanggapan darinya selalu dinanti. Kata-katanya menyentuh. Sarat hikmah. Penuh perhitungan. Di sela-sela
kalimatnya, senantiasa mengalir satu dua ayat al Qur'an. Karena itu, teman-teman tiada pernah bosan
mendengarkannya berbicara. Sekarang barulah saya sadar, ternyata dia orang hebat. lelaki impian.
Mendengar azan, tubuhnya langsung melesat menuju sumber bunyi. Apapun kondisinya. Dengan gagah ia
duduk bersimpuh di shaf terdepan. Tangannya memegang mushaf. Matanya menatap tajam ke setiap ruas-ruas
ayat. Khusyu'
Di sisi lain, berkumpul padanya sumber-sumber ancaman. Fitnah. Ia memiliki kesenangan dunia yang
menggiurkan. Dan, menggoda. Betapa tidak, wajahnya tampan. Anak orang kaya. Bapaknya pejabat negara.
Termasuk salah satu jajaran elit pemerintahan. Ditambah otaknya yang cerdas. Bicaranya memukau dan
menyentuh. Dengan semua itu, surga dunia menghampar di hadapannya. Pintu popularitas terbuka lebar. Dalam
kamus kehidupan, betapa semua nikmat ini sangat potensial menutup akselerasi hidayah. Segala kemungkinan-
kemungkinan untuk terhalang dari hidayah ada pada dirinya.Tapi, ia tetap ia.
Semua gelombang fitnah itu dialihkannya ke dalam pintu-pintu hidayah. Seringkali rekan dan adik-adiknya
tersadar dengan sikap dan kepribadiannya. Walau ada kekurangan, kita perlu melihat sisi positif padanya. Pada
siapa saja. Agar muhasabah lebih dominan dari hujatan dan kritik.
Dalam sejarah, Mush'ab bin Umair ra. terpilih menjadi delegasi pertama Rasulullah Saw. Ia mendapat
kehormatan menghandle tugas Nabi di Madinah, menjadi duta luarbiasa dan berkuasa penuh. Ternyata ia diutus
Page 64
64
bukan karena retorika ansich. Ada yang menarik dari perjalanan hidupnya. Yakni, proses berislamnya yang
mengagumkan. Sahabat ini termasuk orang-orang yang berani mengambil keputusan hijrah. Berani berubah.
Dan, siap sabar menjalani masa peralihan. Lalu, dengan tegap merubah haluan kehidupannya. Padahal, sebelum
hijrah, segala fasilitas duniawi terbentang untuknya. KARENA HIJRAH, IA PUN TERHORMAT. Lalu, kita
mengenal sosok Uwais al-Qorniy. Lelaki yang takut terkenal. KITA DAPATI KETERBATASAN YANG
DIMILIKINYA TIDAK MAMPU MEREDAM ANTUSIAS UMAR AL-FARUK YANG SELALU
MENCARI-CARI KEBERADAANNYA. Umar merindukannya. Walau ia sangat sederhana dan terbatas.
Sayangnya, orang seperti Uwais sulit terdeteksi. Bisa jadi hanya orang seperti Umar saja yang mampu melihat
dan menghormati sosok seperti Uwais.
Kita dan umat ini begitu membutuhkan pasokan orang-orang seperti mereka. Mereka begitu handal
menceramahi kita dengan kenyataan. Dengan qudwah. Pesan-pesan sampai tidak melalui kata-kata. Atau,
selaras dengan ungkapan Muhammad Ahmad Rasyid,
CURHATKU KEPADA-MU YA ALLAH.....
Kucintai Engkau dengan dua cinta
Cinta karena diriku dan cinta karena diri-Mu
Cinta karena diriku membuat diriku lupa pada yang lain Senantiasa menyebut nama-Mu
Cinta karena diri-Mu membuat diriku selalu memandang-Mu
Karena Kau kuakkan hijab
Tiada puji bagiku untuk ini dan itu
Bagi-Mulah puji dari penghuni semesta.
Ya Allah, Engkau Tuhan Yang Disembah..!
Kuatkanlah imanku dalam keadaan apapun
Dan janganlah Kau bolak-balikkan hatiku setelah Kau berikan hidayah-Mu
Ya Ghaffar, Engkau Maha Pengampun...!
Aku hanya mampu mengungkapkan secuil risalah-Mu
Namun, belum mampu mencegah kemaksiatan
Belum mampu menyentuh hati yang keruh.
Ya Hafizh, Engkaulah Maha Memelihara...!
Lindungilah aku dari kehancuran moral dan mendustakan agama-Mu
Jangan jauhkan aku dari Ramadhan-Mu
Karena di sanalah kutemukan muara tangisan umat-Mu
Jangan jauhkan aku dari si lapar dan si miskin
Karena di sanalah ku menemukan-Mu.
Ya Akbar, Engkaulah Yang Maha Besar...!
Betapa kecilnya diriku dibandingkan kebesaran-Mu
Aku tak mampu melihat kebesaran-Mu dengan mata kepala
Bukalah pintu hatiku agar ada ruang bagi kebesaran-Mu
Bukalah pintu hatiku agar aku dapat melihat rahmat-Mu
Ya Razzaq, Engkaulah pemberi rezeki...!
Niat telah kuikrarkan
Usaha telah kulakukan
Tenaga telah kukerahkan
Aku tak berharap kepada siapapun
Hanya kepada-Mu aku memohon pertolongan
Bukalah pintu rezekiku...!
Ya Ghani, Engkau Tuhan Yang Maha Kaya...!
Ada orang miskin tak bisa makan enak karena tak ada makanan
Tapi tak sedikit orang kaya yang tak merasakan kelezatan makanan karena sakit
Ya Hakim, Engkaulah Yang Maha Bijaksana...!
Aku ingin menjadi orang yang bijaksana
Aku ingin menjadi orang yang paling bermanfaat bagi orang lain.
Ya Alim, Engkaulah Tuhan Yang Maha Mengetahui...!
Berilah aku hikmah agar mampu melihat kebaikan-Mu
Berilah aku hikmah agar mampu menyelami tangisan dan impian saudara kami
Ya Jabbar, Engkau Yang Maha Kuasa...!
Kepunyaan-Mulah apa yang ada di langit dan di bumi
Page 65
65
Jangan putuskan harapanku untuk menanti nikmat-Mu
Di tengah kesusahan hidupku ini.
Ya Qawi, Engkaulah Zat Yang Maha Kuat
Tanamkan kekuatan-kekuatan dalam hatiku
Agar aku tak menyerah pada kesulitan hidup
Agar aku mampu istiqomah dalam keyakinanku
Ya Matin, Engkaulah Zat Yang Maha Kukuh...!
Tanamkanlah kepercayaan diri dalam jiwaku
Agar aku tak merasa rendah di mata orang lain.
Ya Wasi, Engkaulah Yang Maha Luas
Ketika aku memberi kepada orang lain
Sungguh menambah pahala bagiku
Ketika aku membantu orang lain
Sungguh menambah kecintaan orang lain kepadaku.
Ya Qadir, Engkaulah Yang Maha Menentukan...!
Segala pikiran telah kucurahkan
Segala ikhtiar telah kulakukan
Suara hati telah kudengarkan
Sekarang tetapkanlah KETENTUAN-MU...!
Duhai Al-Amin
Allah Swt dan malaikat-malaikat bershalawat kepadamu
Shalawat kebajikan atas Al-Amin
Semoga orang yang bershalawat kepadanya selalu diberkahi.Amin!
Aku berdiri dalam tangisan diambang senja
Yang aku tahu kematian telah dekat