KETERBUKAAN adalah awal dari PEMULIHANBaru-baru i ni muncul fenomena baru d alam beberapa s tasiun Televisi. Adadua ta yangan yang menurut saya bnar-benar b aru (untu Indonesia,bagi Amerika mungkin suda h lama f enomena ini). Curhat Anjasmaradan Masihkah Kau mencintaikuSaya masih tetap pada pendirian saya, bahwa munculnya acara ini ádalah akibat dari semakin buruknya moral masyarakat kita, terjadinya degradasi cinta/kasih serta semakin meajalelanyaKETERTUTUPANantara seorang dengan lainya, antar keluarga, pacar dan terutama antara suami isteri. Saya pun kadang-kadang sangat geram, misalnya meihat bagaimana kedua belah pihak yang dipertemukan oleh mas Helmi dan Mas Anjas, bertengkar hebat, saling
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5/13/2018 Keterbukaan Adalah Awal Dari Pemulihan - slidepdf.com
caci, menangis sejadi2nya di depan public, disaksikan oleh jutaan permirsa di
seluruh Indonesia bahkan mungkin luar negeri. Dalam hati saya bertanya, Apa
kejadia memalukan ini tidak lagi bias diselesaikan secara kekeluargaan atau
adat. Atau dimama peranan para agamawan terhadap jemaatnya??
Namun ada satu hal positif yang saya tangkap dari fenomena ini. Disamping sayamemberi apresiasi kepada Mas Helmi da Anjasmara, saya sampai pada kesimpulan
bahwa KETERBUKAAN adalah awal dariPEMULIHAN . Pemulihan emosional, luka-
luka batin, dosa-dosa lama, hubungan suami isteri, pacaran dan bahkan pemulihan
hubungan pribadi dengan Tuhan.Maka miliklah kerterbukan, niscaya terjadi
pemulihan Note: Sampel gambar adalah ketika EST di Parapat
KETERBUKAAN ADALAH AWAL PEMULIHAN?
Secara spiritual dan psikologis, manusia butuh diterima apa adanya. Dalam
hubungan kita dengan Tuhan, kebutuhan diterima apa adanya sudah
terpenuhi. Tuhan telah melakukannya dengan sempurna bagi kita. Tuhan
menerima kita apa adanya. Kecuali dalam kasus-kasus tertentu memang
ada orang yang masih merasa malu, minder dan takut di hadapan Tuhan.
Permasalah yang lebih sering muncul adalah ketika kita menarik konteks pembicaraan ini kepada
hubungan dengan sesama manusia, entah itu dalam hubungan keluarga, persekutuan gereja atau
dalam kelompok masyarakat yang lebih luas. Pengakuan dan keterbukaan kita kepada orang lain justru kadang menjadi bumerang bagi kita. Alih-alih mendapat kelegaan, tak jarang justru muncul
permasalahan baru dari rahasia yang kita beberkan kepada sesama kita. Padahal kita berharap agar
orang-orang yang kepadanya kita membuka rahasia, adalah orang-orang yang mampu memahami
situasi dan kondisi kita, sehingga rahasia kita tidak bocor ke manapun.
Memilih Hal yang Tepat
Hal-hal rahasia yang tersimpan dan menekan kita, perlu dibongkar ke luar. Jika tidak, tingkat stress
kita akan merangkak naik dan tentu saja hal itu mengganggu harmoni kehidupan. Alam bawah sadar
yang kita miliki kadang tak mau diajak kompromi dalam merahasiakan sesuatu. Itulah sebabnya tak
sedikit orang yang mengalami mimpi buruk atau bahkanngelindur saat tertidur. Pada saat itulah
sesuatu yang kita sembunyikan menjadi terbongkar.
Di lain pihak kita mengalami ketakutan untuk terbuka. Kita sering berpesan, Jangan bilang siapa-
siapa lagi, hanya kamu yang tahu, ketika menceritakan rahasia kita kepada orang lain. Percayalah
bahwa orang itu juga akan memesankan hal yang sama ketika dia bercerita tentang rahasia kita
kepada orang lain lagi. Begitu seterusnya, sampai sebuah rahasia bukan menjadi rahasia lagi. Rahasia
itu berpindah dari wilayah privat menjadi konsumsi publik.
5/13/2018 Keterbukaan Adalah Awal Dari Pemulihan - slidepdf.com
Kita harus membedakan antara masalah pribadi dengan hal-hal yang rahasia. Orang lain tak perlu
tahu berapa uang yang kita alokasikan untuk persembahan perpuluhan. Berapa kali kita
berhubungan intim dengan pasangan dalam seminggu, juga tak pantas diketahui publik. Itu masalah
pribadi kita. Tetapi mungkin kadang ada rahasia yang membuat kita tertekan dan hidup tidak normal
seperti biasanya. Karena sesuatu yang kita sembunyikan itu membuat kita minder, terintimidasi, dan
mengalami hubungan yang retak. Atau bahkan menimbulkan akibat-akibat yang lebih parah lainnya,seperti keinginan untuk bunuh diri. Kita akan sangat terbantu untuk terbuka ketika berhasil
membedakan kedua hal itu. Mungkin dalam tahap identifikasi ini kita memerlukan waktu yang lama.
Tetapi itu lebih baik, sambil terus kita pikirkan implikasi-implikasi dari pengakuan kita.
Mempertimbangkan Orang yang Tepat
Kita perlu jujur kepada Tuhan. Tak satupun hal yang dapat disembunyikan di hadapanNya. Semuanya
transparan. Jika kita menyembunyikan sesuatu, apalagi itu sebuah pelanggaran, kita tak akan
beruntung. Sebaliknya, yang mengakui dan meninggalkannya akan disayangi (Ams 28:32).
Selanjutnya kita perlu jujur kepada diri kita sendiri. Hal ini penting agar kita bisa berdamai dengan
diri kita sendiri dan menerimanya secara utuh. Ada sebagian orang yang bahkan untuk menerima
dirinya sendiri saja mengalami kesulitan, apalagi menerima orang lain.
Setelah itu pikirkanlah orang yang tepat sebagai pemegang rahasia yang kita buka. Orang itulah
yang akan membuat kita tenang dan aman setelah bercerita tentang apapun rahasia kita. Bisa saja
orang itu adalah gembala/pendeta atau sahabat kita. Mungkin juga orang-orang yang punya ikatan
emosi dengan kita, misalnya saudara atau pasangan kita.
Membuka hal yang tersembunyi kepada umum mungkin tidak bijaksana. Selain kita tak mengenalnya
satu persatu, tidak ada jaminan bahwa mereka akan dengan dewasa menerima apa yang kita
ceritakan. Lebih baik kita melakukannya empat mata, daripada di hadapan berpasang-pasang mata.
Memilih Saat yang Tepat
Masalahnya belum selesai ketika kita berhasil menjatuhkan pilihan pada hal dan orang yang tepat
atas pengakuan kita. Kita harus menentukan saat yang tepat. Kita sering diliputi perasaan bahwa
masalah kitalah yang paling berat. Orang lain pasti memiliki beban pergumulan yang ringan saja.
Siapa bilang? Orang yang kepadanya kita mengaku bisa jadi punya problem yang lebih kompleks dari
yang kita ceritakan.Dengan alasan inilah saat yang tepat harus kita peroleh supaya keterbukaan kita
tidak menjadi kontraproduktif.
Dalam hal ini kesabaran kita memainkan peranan yang sangat besar. Kita tidak ingin hanya karena
kita terburu nafsu untuk menyelesaikan sebuah masalah, akhirnya malah membuat masalah itu
menjadi semakin kompleks. Memang ada hal-hal yang mendesak dan perlu segera diselesaikan,
tetapi jadilah tenang sehingga kita betul-betul memilih waktu atau saat yang paling tepat untuknya.
Demikianlah keterbukaan akan menjadi sarana yang paling efektif untuk membantu kita keluar dari
masalah asalkan kita mampu memilih hal-hal yang tepat, orang-orang yang tepat dalam saat yang
tepat pula. Anda mau melakukannya?
(joko prihanto)
5/13/2018 Keterbukaan Adalah Awal Dari Pemulihan - slidepdf.com
Tak ada satu orang pun yang jauh mengenal diri kita dengan
baik selain Tuhan dan diri kita sendiri & tidak dapat dipungkiri bahwa ada begitu banyak
kepahitan yang tersimpan di dalam hati, baik kepada orang tua, saudara, suami/istri, sahabat,
teman kerja/ teman persekutuan bahkan kepada siapapun yang hidupnya perna bersentuhan
dengan kita. Jikalau kita berpikir bahwa menyimpan kekecewaan, amarah & sakit hati bisa
menyelesaikan masalah, itu adalah sebuah kesalahan terbesar dalam hidup karena secara tidak sengaja kita telah menumpuk bara di atas kepala kita sendiri & juga orang lain. Ibarat sebuah
bom, hanya menunggu saat yang tepat untuk meledak.
Seperti kisah dari sepasang suami istri, awalnya terasa indah sekalipun hanya tinggal di kamarkontrakan, penghasilan pas-pasan & makan seadanya tetapi mereka tetap bisa menikmati
kebersamaan karena ada cinta yang mempersatukan mereka. Namun seiring dengan waktu, cinta
semakin pudar, tak ada lagi canda tawa, duduk bercerita bersama seperti yang dulu mereka
lakukan. Sehingga mereka hanya menjalani rumah tangga sebatas karena komitmen dan sudah
ada gadis kecil yang ada di tengah-tengah mereka. Sepanjang dua tahun mereka menyimpankepahitan, kekecewaan, sakit hati terhadap pasangan masing-masing, pertengkaran demi
pertengkaran pun tak dapat dihindari. Sampai akhirnya suatu malam dengan mata kepala
sendiri saya menyaksikan pertengkaran mereka, bukan hanya sebatas perang mulut tapi juga
saling memukul. melihat itu saya berusaha untuk menenangkan mereka kemudian mengajak
mereka duduk, memberikan kesempatan kepada istri dan suami secara bergantian berbicara,
mengeluarkan isi hati mereka yang selama ini di pendam kepada pasangan masing-masing.Suasana akhirnya bisa tenang, dengan bercucuran air mata sang istri berbicara tentang apa yang
dia alami selama 2 tahun berumah tangga ternyata ada begitu banyak kekecewaan, sakit hatiterhadap suami yang seringkali sudah tidak punya waktu untuk bercerita dengan dia dan dengan
wajah penyesalan sang suami berjanji akan mengubah sikapnya dan berharap sang istri jugamerubah sikapnya dan siap menerima apapun kondisi mereka. sebelum meninggalkan mereka,
saya mengingatkan tentang kasih mula-mula, mengingat kembali ketika mereka pertama kali bertemu, saling jatuh cinta dan akhirnya mengambil komitmen untuk hidup bersama, hendaklah
kasih mula-mula itu menjadi dasar dari keluarga mereka, sehingga seberat apapun masalah yangdihadapi jikalau dihadapi bersama pasti masalah akan bisa diatasi.
Puji Tuhan, malam itu menjadi awal dari pemulihan hati mereka. hal itu pun menjadipembelajaran yang berharga untuk saya secara pribadi, bahwa keterbukaan itu penting. jangan
pernah menyimpan sesuatu kepahitan dalam hati, lebih baik berbicara apa adanya supaya bisasaling introspeksi diri masing-masing & membuat hubungan kita dengan Tuhan menjadi jauh
lebih indah.
5/13/2018 Keterbukaan Adalah Awal Dari Pemulihan - slidepdf.com