Top Banner
KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh : Sulung Herlambang R. C1A011116 Tia Sutiasih C1A011112 Hanny Qudsyina C1A011054 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS EKONOMI 2013 i
45

KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

Jan 22, 2023

Download

Documents

Agam Pratama
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015

MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI

Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events

Disusun Oleh :

Sulung Herlambang R. C1A011116

Tia Sutiasih C1A011112

Hanny Qudsyina C1A011054

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS EKONOMI

2013

i

Page 2: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat,

karunia, dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

dalam rangka mengikuti lomba menulis Karya Tulis Ilmiah National Economics

Events (NETS).

Karya tulis ilmiah ini berisikan tentang bagaimana peran redenominasi

terhadap penyetaraan dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN

(MEA) 2015 yang merupakan sub tema yang ke -2 dari tema karya tulis ilmiah

yang disediakan oleh National Economics Events (NETS).

Redenominasi merupakan wacana yang sudah di keluarkan pemerintah

sejak tahun 2010 yaitu penyederhanaan denominasi (pecahan) mata uang suatu

negara menjadi pecahan lebih kecil dengan cara menghilangkan nol tanpa

mengurangi nilai mata uang tersebut. Dengan melakukan redenominasi, maka

Indonesia bisa setara kurs mata uangnya dengan negara lain di dunia dan siap

dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

Perkenankan penulis untuk menyampaikan terima kasih kepada pihak-

pihak yang terkait dan telah memberikan referensi dalam penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini. Untuk selanjutnya, penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat

bermanfaat serta dapat diterima dengan baik dan dipertimbangkan untuk langkah

selanjutnya, kami mengharapkan adanya kritik dan saran membangun demi

kelengkapan penyusunan karya tulis ilmiah selanjutnya.

Purwokerto, 23 Mei 2013

Penulis

ii

Page 3: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

LEMBAR PENGESAHAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, akan mengikuti lomba karya tulis

ilmiah National Economics Events Universitas Jenderal Soedirman yang berjudul:

KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015

MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI

Ketua Kelompok

Nama : Sulung Herlambang Rahmandanu

NIM : C1A011116

Departemen : Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Anggota Kelompok

Nama : Tia Sutiasih

NIM : C1A011112

Departemen : Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Nama : Hanny Qudsyina

NIM : C1A011054

Departemen : Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Demikian surat ini saya sampaikan. Atas perhatiannya saya ucapkan terima

kasih.

Purwokerto, Mei 2013

Mengetahui,

Kepala Jurusan

Himesbang FE Unsoed Ketua Kelompok

Drs. Harry Pudjianto, MM Sulung Herlambang R.

19590110 198601 1001 C1A011116

iii

Page 4: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................i

Kata Pengantar ...........................................................................................................ii

Lembar Pengesahan....................................................................................................iii

Daftar Isi.....................................................................................................................iv

Daftar Tabel................................................................................................................vi

Daftar Gambar ............................................................................................................vii

BAB I Pendahuluan

Latar Belakang ...............................................................................................1

Rumusan Masalah ..........................................................................................2

Tujuan Penulisan ............................................................................................2

Manfaat Penulisan ..........................................................................................2

BAB II Tinjauan Pustaka

Pengertian Redenominasi ...............................................................................3

Pengertian Sanering........................................................................................3

Pengertian MEA 2015 ....................................................................................3

Perbedaan Antara Redenominasi dan Sanering .............................................3

Kasus Keberhasilan Redenominasi di Negara Turki dan Rumania ...............7

Kasus Kegagalan Redenominasi di Negara Zimbabwe .................................8

BAB III Metodologi Penulisan

Sumber Data ...................................................................................................11

iv

Page 5: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

Metode Pengumpulan Data ............................................................................11

Tipe Data ........................................................................................................11

Analisis Data .................................................................................................. 11

BAB IV Analisis dan Pembahasan

Kondisi Perekonomian Indonesia ...................................................................12

Peluang, Tantangan, dan Kesiapan Indonesia Memasuki MEA 2015 ...........16

Peran Redenominasi dalam Penyetaraan Ekonomi ........................................25

Dampak Positif dan Negatif Penerapan Redenominasi..................................27

Solusi ..............................................................................................................29

BAB V Penutup

Kesimpulan .....................................................................................................32

Saran ...............................................................................................................32

Daftar Pustaka

Lampiran -lampiran

CV (Curriculum Vitae)

KTM

v

Page 6: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Redenominasi dengan Sanering ...............................................3

Tabel 2.2 Perkembangan Inflasi (persen) di Negara Turki Tahun 1993-2012...........7

Tabel 3.1 Pertumbuhan Ekonomi di ASEAN, China dan India (2002-2012) ............13

Tabel 4.1 Produk Domestik Bruto Indonesia Tahun 2010-2012 ...............................14

Tabel 4.2 Neraca Perdagangan Indonesia Tahun 2003-2010....................................20

vi

Page 7: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

1

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki sumber daya

alam dan sumber daya manusia yang melimpah. Pertumbuhan Indonesia

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. hingga pada atahun 2012

pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,2 persen. Negara Indonesia termasuk

salah satu anggota ASEAN. ASEAN merupakan suatu organisasi perkumpulan

bangsa-bangsa di Asia Tenggara. Pada tahun 2015, ASEAN merencanakan

penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), untuk menjaga stabilitas politik

dan keamanan regional ASEAN, meningkatkan daya saing kawasan secara

keseluruhan di pasar dunia, dan mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi

kemiskinan, serta meningkatkan standar hidup masyarakat.

Dengan adanya MEA tersebut, maka akan tercipta suatu pasar besar

kawasan ASEAN yang akan berdampak besar terhadap perekonomian negara

anggotanya. Oleh karena itu, diperlukan adanya penyetaraan ekonomi seluruh

anggota ASEAN agar tidak terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan ekonomi.

Untuk mempersiapkan kesetaraan ekonomi Indonesia dengan kawasan ASEAN

dalam memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 tentu

redenominasi dianggap penting.

Redenominasi merupakan sarana yang akan diterapkan pemerintah untuk

menyetarakan perekonomian tersebut. Redenominasi juga akan membantu

perekonomian Indonesia terutama perdagangan. Pecahan uang Indonesia yang

besar akan menimbulkan ketidakefisiesanan dan ketidaknyamanan dalam

melakukan transaksi, karena diperlukan waktu yang banyak untuk mencatat,

menghitung dan membawa uang untuk melakukan transaksi sehingga terjadi

ketidakefisienan dalam transaksi ekonomi.

Page 8: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

2

Rumusan Masalah

1. Bagaimana keadaan perekonomian Indonesia?

2. Apa sajakah tantangan untuk memasuki MEA 2015

3. Bagaimanakah kesiapan Indonesia dalam memasuki MEA 2015?

4. Seberapa penting peran redenominasi dalam penyetaraan ekonomi

memasuki era MEA 2015?

5. Bagaimanakah dampak redenominasi terhadap perekonomian Indonesia?

6. Bagaimanakah solusi yang harus diambil pemerintah?

Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui keadaan perekonomian Indonesia

2. Untuk mengetahui peran redenominasi terhadap investasi

3. Untuk mengetahui tantangan MEA 2015

4. Untuk mengetahui kesiapan Indonesia dalam memasuki era MEA 2015

5. Untuk mengetahui kemungkinan dampak yang akan terjadi setelah adanya

redenominasi

6. Untuk mengetahui solusi yang tepat bagi perekonomian Indonesia

Manfaat Penulisan

1. Dapat mengetahui keadaan perekonomian Indonesia

2. Dapat mengetahui peran redenominasi terhadap investasi

3. Dapat mengetahui tantangan MEA 2015

4. Dapat mengetahui tepat atau tidaknya kebijakan redenominasi tersebut

5. Dapat mengetahui solusi yang tepat bagi perekonomian Indonesia

Page 9: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Redenominasi

Redenominasi diartikan sebagai penyederhanaan denominasi (pecahan) mata uang

suatu negara menjadi pecahan lebih kecil dengan cara menghilangkan nol tanpa

mengurangi nilai mata uang tersebut, misal Rp1.000 menjadi Rp1.Hal yang sama

secara bersamaan dilakukan juga pada harga-harga barang, sehingga daya beli

masyarakat tidak berubah. (Bank Indonesia)

Pengertian Sanering

Sanering adalah pemotongan daya beli masyarakat melalui pemotongan nilai

uang. Hal yang sama tidak dilakukan pada harga-harga barang, sehingga daya beli

masyarakat menurun. (Bank Indonesia)

Pengertian Mea 2015

MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN yang direncanakan akan tercapai

pada tahun 2015. MEA tersebut memiliki peluang yang sangat besar diantaranya

yaitu manfaat integrasi ekonomi, pasar potensial dunia, negara pengekspor, negara

tujuan investasi, dan meningkatkan daya saing.

Perbedaan Sanering dengan Redenominasi

Pandangan yang rancu beredar di masyarakat mengenai perbedaan antara

redenominasi rupiah dengan sanering. Untuk mencegah pengertian antara

redenominasi dan sanering , Bank Indonesia menjelaskan perbedaannya secara

rinci antara redenominasi rupiah dengan sanering rupiah .

Tabel 2.1 Perbedaan Redenominasi dengan Sanering

PERBEDAAN REDENOMINASI SANERING

Pengertian Redenominasi adalah

menyederhanakan

denominasi (pecahan)

Pemotongan daya beli

masyarakat melalui

pemotongan nilai uang.

Page 10: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

4

mata uang menjadi

pecahan lebih sedikit

dengan cara mengurangi

digit (angka nol) tanpa

mengurangi nilai mata

uang tersebut, misal

Rp1.000 menjadi Rp1. Hal

yang sama secara

bersamaan dilakukan juga

pada harga-harga barang,

sehingga daya beli

masyarakat tidak berubah.

Hal yang sama tidak

dilakukan pada harga-

harag barang, sehingga

daya beli masyarakat

menurun.

Dampak Bagi

Masyarakat

Tidak ada kerugian karena

daya beli tetap sama.

Menimbulkan banyak

kerugian karena daya

beli

turun drastis.

Tujuan - Penyederhanaan pecahan

uang agar lebih efisien dan

nyaman dalam melakukan

transaksi.

- Mempersiapkan

kesetaraan

ekonomi Indonesia dengan

negara regional.

Mengurangi jumlah uang

yang beredar akibat

lonjakan

harga-harga. Dilakukan

karena terjadi

hiperinflasi

(inflasi yang sangat

tinggi).

Nilai uang terhadap

barang

Tidak berubah, karena

hanya

cara penyebutan dan

penulisan pecahan uang

saja

yang disesuaikan.

Berubah menjadi lebih

kecil,

karena yang dipotong

adalah

nilainya.

Page 11: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

5

Kondisi saat dilakukan Kondisi makroekonomi

stabil.

Ekonomi tumbuh dan

inflasi

terkendali.

Dilakukan dalam kondisi

makroekonomi tidak

sehat,

inflasi sangat tinggi

(hiperinflasi).

Masa transisi Dipersiapkan secara

matang

dan terukur sampai

masyarakat siap, agar

tidak

menimbulkan gejolak di

masyarakat.

Tidak ada masa transisi,

dilakukan secara tiba-

tiba.

Contoh : harga 1 liter

bensin = Rp.4500,00

Contoh bila terjadi

redenominasi 3 digit (3

angka

nol):

Dengan uang sebanyak

Rp.4,5

tetap dapat membeli 1 liter

bensin, karena harga 1

liter

bensin juga dinyatakan

dalam

satuan pecahan yang sama

(baru).

Contoh bila terjadi

sanering

per seribu Rupiah:

Dengan Rp.4,5 hanya

dapat

membeli 1/1000 liter

(0,001

liter).

Sumber: Diskusi Redenominasi Rupiah dan tentang sanering

rupiah.2013.”Redenominasi rupiah”. http://www.redenominasirupiah.com ,

Diakses pada 18 Mei 2013

Perbedaan kedua kebijakan tersebut terlihat sangat jelas. Titik berat dari

perbedaan keduanya berada pada nilai mata uang dan daya belinya, dimana

Page 12: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

6

kebijakan redenominasi sama sekali tidak mengubah nilai mata uang dan daya

belinya.Sementara kebijakan sanering mengurangi nilai mata uang terhadap daya

belinya atas suatu barang dan jasa.

Dalam perjalanan sejarah, Pemerintah Indonesia tercatat pernah

melakukan kebijakan sanering pada tanggal 19 Maret 1950 (dikenal dengan

istilah “Gunting Syafrudin”), 25 Agustus 1959 dan 13 Desember 1965. Kondisi

perekonomian nasional pada saat itu sangat buruk, tercermin dari Pertumbuhan

Domestik Bruto (PDB) yang sangat rendah, inflasi sangat tinggi dan investasi

merosot tajam. Salah satu mekanisme kebijakan sanering yang berla ku mulai

tanggal 25 Agustus 1959 adalah:

1. Penurunan nilai uang kertas Rp 500 da n Rp 1.000 menjadi Rp 50 dan Rp100.

2. Pembekuan sebagian simpanan pada Bank (giro dan deposito) sebesar 90

persen dari jumlah simpanan di atas Rp 25.000, dengan ketentuan bahwa

simpanan yang dibekukan akan diganti menjadi simpanan jangka panjang oleh

pemerintah (Perpu No.3 Tahun 1959 tanggal 24 Agustus 1959).

Kebijakan sanering tersebut memberikan beberapa dampak di bidang

moneter, seperti menurunkan jumlah uang bereda r, meningkatkan keuntungan

pemerintah yang kemudian digunakan untuk mengurangi kerugian kas negara, dan

mengurangi likuiditas bank-bank. Namun, likuiditas bank yang berkurang

membuat pemberian kredit bank terhadap perusahan produksi, distribusi dan

ekspor-impor menjadi berkurang, sehingga berimplikasi pada kenaikan harga

barang dan biaya hidup. Dengan demikian kebijakan sanering pada tahun 1959

tersebut dianggap gagal karena justru memperburuk keadaan ekonomi, yakni

terjadinya hyper-inflasi.

Berbeda dengan sanering,kebijakan redenominasi dapat pula

meningkatkan martabat bangsa dengan meringkas digit uang tanpa mengurangi

nilai mata uang. Saat ini di Asia Tenggara hanya Indonesia dan Vietnam saja yang

memiliki pecahan mata uang hingga 5 digit. Dengan redenominasi berupa

menghilangkan tiga angka nol (3 digit), maka nilai kurs baru rupiah terhadap mata

uang negara lain akan mengalami penyesuaian nominal, meskipun daya belinya

tidak berubah. Sebagai contoh nilai tukar baru rupiah terhadap US$ akan dapat

Page 13: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

menjadi Rp.9,69/ US$ (saat ini Rp.9699/US$) dan terhadap Ringgit menjadi

Rp.3,17/Ringgit (saat ini Rp.3174/Ringgit).

Kasus Keberhasilan Redenominasi di Negara Turki dan Rumania

Negara yang pernah berhasil menerapkan redenominasi diantaranya yaitu

Turki, Rumania, Polandia, dan Ukrania. Berikut ini adalah data inflasi di negara

Turki.

Grafik dan Tabel 2. 2 Perkembangan Inflasi ( persen) di Negara Turki tahun 1993-

2012

Sumber : Worldwide Inflation Data.2013.”Historic Inflation Turkey-CPI

Inflation”. http://www.inflation.eu/inflation-rates/turkey/historic -inflation/cpi-

inflation-turkey.aspx , Diakses pada 19 Mei 2013

Turki setelah menghapus 6 angka nol di mata uangnya pada 1 Januari

2005, keadaan perekonomiannya tetap terjaga. Inflasi pd 2005-2011 stabil 6-10

Page 14: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

8

persenper th, dibandingkan sebelum 2005 di 20-60 persen.Perkembangan Inflasi (

persen) di Turki

Turki meredenominasi mata uang Lira secara bertahap selama 7 tahun

yang dimulai sejak 2005. Setelah redenominasi, semua uang lama Turki (yang

diberi kode TL) dikonversi menjadi Lira baru (dengan kode YTL, di mana Y

bermakna 'Yeni' atau baru). Kurs konversi adalah 1 YTL untuk 1.000.000 TL,

atau menghilangkan enam angka nol (6 digit). Turki meredenominasi mata uang

secara bertahap dengan memperhatikan sta bilitas perekonomian dalam negerinya.

Pada tahap awal, mata uang TL dan YTL beredar secara simultan selama setahun.

Kemudian mata uang lama ditarik secara bertahap digantikan dengan YTL. Pada

tahap selanjutnya, sebutan 'Yeni' pada uang baru dihilangkan sehingga mata uang

YTL kembali menjadi TL dengan nilai redenominasi. Selama tahap redenominasi,

keadaan perekonomian tetap terjaga. Inflasi Turki pada tahun 2005 sampai dengan

tahun 2009 juga tetap stabil di kisaran 8-9 persen.

Adapun indikator keberhasilan redenominasi di negara Turki dan antara lain

dilihat dari :

• Tingkat inflasi (faktor yang paling menentukan)

• Pertumbuhan Ekonomi (Keberhasilan program reformasi & restrukturisasi

ekonomi)

• Sosialisasi kepada publik

• Tahapan transisi

• Dinamika politik atau bentuk pemerintahan suatu negara

Kasus Kegagalan Redenominasi di Negara Zimbabwe

Zimbabwe sudah melaksanakan redenominasi mata uang mulai 1 Agustus

2010. Tak tanggung-tanggung, Bank Sentral Zimbabwe meredenominasi dengan

mengubah uang 10 miliar dolar Zimbabwe menjadi 1 dolar Zimbabwe atau

menghilangkan 10 angka nol. Gubernur Bank Sentral Zimbabwe Gideon Gono

mengatakan kebijakan redenominasi ini dilakukan untuk membantu masyarakat

keluar dari hiper inflasi yang terjadi di negara tersebut.

Page 15: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

9

Menurut Gideon seperti dikutip dari Reuters, Selasa (3/8/2010). Dolar

Zimbabwe diredenominasi menjadi 1 sampai 10 dolar, yang artinya

menghilangkan 10 angka nol dalam nilai nominal uang. Jadi uang 10 miliar dolar

Zimbabwe diubah menjadi 1 dolar Zimbabwe mulai 1 Agustus 2010

Namun para analis merasa pesimistis dengan rencana ini. Mereka menilai

kebijakan redenominasi ini tidak akan bisa mengakhiri kehancuran ekonomi

negara tersebut yang disebabkan inflasi maha tinggi yaitu sebesar 2,2 juta persen.

Ini merupakan inflasi tertinggi di dunia karena keterbatasan suplai makanan dan

uang valas

Kebijakan ini (redenominasi) hanya sebuah jalan keluar untuk

menghilangkan banyaknya angka nol dalam mata uang mereka. Namun kebijakan

ini tidak mengatasi akar dari masalah," ujar konsultan ekonomi John Robertson.

Menurutnya, permasalahan yang dihadapi oleh negara tersebut adalah kelangkaan

arus dana masuk atau investasi dari luar.

Seperti diketahui, di Zimbabwe tiap hari harga terus meroket, dan inilah

yang menyebabkan inflasi di negara tersebut sangat tinggi. Ini yang mendorong

bank sentral Zimbabwe mengeluarkan uang kertas pecahan 100 miliar dolar

Zimbabwe.

Gideon Gono pada pertengahan 2006 pernah melakukan kebijakan

redenominasi dengan menghilangkan 3 angka nol pada mata uangnya. Hal ini

dilakukan hanya untuk mempermudah masyarakat agar tidak perlu membawa

tumpukan besar uang untuk belanja. Namun langkah ini ternyata mendorong

kenaikan harga barang yang sangat tajam.

Pada bulan Juli lalu, pemerintah Zimbabwe diam-diam menaikkan ga ji

para pekerja menjadi rata -rata 2 triliun dolar Zimbabwe. Untuk menaikkan daya

beli masyarakatnya. Tapi gaji tersebut hanya cukup untuk membiayai ongkos 10

kali perjalanan mereka bekerja atau hanya untuk membeli delapan potong roti

saja.

Page 16: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

10

Kegagalan negara Zimbabwe dalam melakukan redenominasi beberapa

waktu yang lalu disebabkan oleh tidak terkendalinya tingkat inflasi.. Hal itu

terjadi karena tingkat inflasi di Zimbabwe naik dan tidak kredibel sewaktu

dilakukannya proses redenominasi. Jadi itu dianggap gagal redenominasi di

Zimbabwe karena disaat redenominasi inflasi terus membumbung tinggi.

Indikator kegagalan redenominasi secara umum yaitu :

1) Waktu implementasi kebijakan ini kurang tepat, khususnya dalam hal

tren fundamental perekonomian di negara masing-masing. Kebetulan,

perekonomian mereka saat itu serta fundamental negaranya sedang

memburuk.

2) Di sisi lain, lima negara tersebut memiliki kebijakan makro yang tidak

sehat, antara lain bank sentral yang sangat ekspansif membiayai

anggaran pemerintah, khususnya di Zimbabwe, serta kebijakan fiskal

yang ekspansif (Brasil dan Zimbabwe).

3) Untuk Rusia, Argentina, Zimbabwe, serta Korea Utara yang gagal

menerapkan redenominasi ini disebabkan karena stok uang baru tidak

tersedia saat warna negaranya ingin menukarkan uang, kurangnya

sosialisasi terhadap masyarakat tentang redenominasi, serta

perekonomian tidak stabil.

4) Di sisi lain, negara-negara tersebut juga memiliki inflasi yang tidak

terkendali, pemerintah tidak bisa mengatur stabilitas harga kebutuhan

pokok dan ketersediaan barang, nilai kurs valuta asing dalam keadaan

tidak stabil, serta kurang tepat dalam memilih waktu saat menerapkan

redenominasi.

Jadi, beberapa penyebab utama kegagalan redenominasi dari berbagai

negara tersebut adalah tingkat kestabilan ekonomi yang belum mantap, laju inflasi

yang tidak menentu, kurangnya sosialisi dari pemerintah, rendahnya kepercayaan

masyarakat terhadap kebijakan pemerintah, dan dilakukan tanpa perencanaan

yang tepat.

Page 17: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

11

BAB III

METODOLOGI PENULISAN

Sumber Data

Data yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah data

sekunder. Data tersebut merupakan data yang diperoleh dari berbagai sumber,

studi literatur, dan hasil penelitian oleh International Monetary Fund , BPS,

National Bureau of Statistics prepared by Ministry of Trade, ASEAN Sta tistical

Yearbook 2007 serta dari berbagai literatur di internet.

Metode Pengumpulan Data

Karya tulis ilmiah ini menggunakan metode pengumpulan data dengan

studi literature yaitu memperoleh informasi dan data kualitatif dengan

memperkaya bacaan dari berbagai literatur seperti internet, makalah atau rujukan

dari materi sebelumnya yang dapat mendukung atau menjawab masalah yang

telah dirumuskan.

Tipe Data

Data yang diteliti adalah data sekunder berupa data mengenai

redenominasi di negara lain, perbedaan sanering dengan redenominasi, data

pertumbuhan ekonomi, perkembangan inflasi, neraca pembayaran dan tahapan

redenominasi dari berbagai sumber yang telah disebutkan. .

Analisis Data

Analisis data yang dilakukan menggunakan metode kualitatif. Hal ini

berdasarkan karakteristiknya, penelitian ini menggunakan pendekatan analisis

deskriptif. Penelitian deskriptif memiliki sifat tertentu, yaitu bahwa penelitian itu

memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang

dan aktual. Kemudian data tersebut disusun, dianalisis, dipaparkan, dan

diinterpretasikan.

Page 18: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

12

BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Kondisi Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia pada tahun 2012 menunjukkan kinerja yang

cukup baik di tengah situasi perekonomian global yang masih dibayang-bayangi

oleh berbagai ketidak-pastian, seperti prospek pemulihan ekonomi di kawasan

Eropa (terutama di negara yang mengalami krisis hutang, yaitu Yunani, Italia,

Irlandia, Potugal dan Spanyol) dan ancaman jurang fiskal (fiscal cliff) di AS

akibat perbedaan sudut pandang dan kepentingan antara Pemerintahan Barrack

Obama (Partai Demokrat) dengan Konggres yang didominasi oleh Partai

Republik, terkait strategi kebijakan untuk meningkatkan penerimaan negara dari

pajak, efisiensi pengeluaran negara terutama pengurangan pengeluaran untuk

perlindungan sosial, serta batasan hutang dan defisit anggaran pemerintah AS.

Krisis tersebut turut berimbas pada penurunan permintaan eksternal dan

perlambatan aktivitas perekonomian di Asia, termasuk China dan India.

Data BPS menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada

triwulan III-2012 bila dibandingkan triwulan III-2011 tercatat sebesar 6,17 persen

(yoy) dan secara kumulatif mencapai sebesar 6,29persen bila dibandingkan

periode yang sama tahun 2011 (ctc). Besaran PDB atas dasar harga berlaku secara

kumulatif pada triwulan III-2012 mencapai sebesar Rp. 6.151,6 trilyun. Bank

Indonesia memperkirakan bahwa pertumbuhan pada triwulan IV-2012 akan

mencapai 6,2 persen, sehingga pertumbuhan untuk keseluruhan tahun 2012 akan

mencapai sekitar 6,3 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan trend

yang terus meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Bahkan pertumbuhan

ekonomi Indonesia sejak triwulan II-2012 merupakan pertumbuhan terbesar kedua

di Dunia setelah China yang meskipun mencatat angka 7,7 persen namun trendnya

menurun dibandingkan triwulan sebelumnya (Firmanzah, 2012). Dengan

demikian tingkat pertumbuhan Indonesia kembali berada di atas rata -rata tingkat

pertumbuhan dunia yang pada tahun 2012 diprediksi sebesar 3,5 persen.

Page 19: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

13

Grafik dan Tabel 3.1 : Pertumbuhan Ekonomi di ASEAN, China dan India (2002-

2012)

Sumber: IMF 2012

*Angka Perkiraan

Sebagaimana terlihat dalam Grafik dan Tabel I, dalam 10 tahun terakhir

pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat stabil di kisaran 5,5 persen ± 1 persen

dengan pertumbuhan rata -rata sebesar 6,11persen. Sejak tahun 2007 hingga 2012,

tingkat pertumbuhan hampir selalu di atas 6 persen dengan pengecualian tahun

2009 (4,6 persen ) sejalan dengan krisis ekonomi global akibat kegagalan sektor

kredit properti (subprime mortgage crises) dimana sebagian besar negara bahkan

mengalami pertumbuhan minus. Trend tersebut berbeda bila dibandingkan dengan

Singapura yang memiliki tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 6,55 persen,

namun fluktuasinya sangat tinggi mulai dari 14,7 persen (2010) setelah

mengalami kontraksi -1,3 persen (2009). Demikian pula halnya dengan Thailand,

Malaysia, Brunei Darussalam yang tidak lepas dari imbas krisis global tahun

2009, sehingga turut mengalami pertumbuhan yang minus. Pertumbuhan ekonomi

Vietnam memang menunjukkan tingkat yang selalu lebih tinggi dibandingkan

Indonesia dari periode 2002 hingga 2010, namun terlihat mulai mengalami

overheating dan melambat pertumbuhannya. Sedangkan Myammar dengan skala

Page 20: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

14

perekonomiannya yang masih terbatas dapat mencapai pertumbuhan di atas 10

persen (double digit) pada periode 2002 hingga 2007 dan di masa mendatang

berpotensi untuk terus tumbuh sejalan dengan reformasi dan keterbukaan politik

yang ditempuh oleh Pemerintah Myammar.

Ketahanan ekonomi Indonesia terhadap imbas krisis keuangan global tidak

terlepas dari karakteristik ekonomi nasional yang ditopang oleh konsumsi

domestik dan pembentukan modal tetap bruto (investasi). Hingga triwulan III-

2012 seperti terlihat dalam Tabel II, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia

didominasi oleh pengeluaran Konsumsi Masyarakat (54,79 persen), diikuti oleh

PMTB (37,58 persen), pengeluaran Pemerintah (8,24 persen). Tekanan pelemahan

ekonomi global berimbas pada penurunan harga komoditas (seperti batubara,

nikel, tembaga dan CPO) dan pengurangan permintaan dari negara tujuan ekspor,

telah menyebabkan melambatnya kinerja ekspor nasional dan terjadi defisit ekspor

terhadap impor sebesar -0,61 persen dari PDB. Meskipun kinerja ekspor secara

nominal terus meningkat (23,1 persen dari PDB), namun kebutuhan impor barang

modal dan bahan baku/antara untuk kebutuhan produksi yang terus meningkat

(23,7 persen dari PDB) telah menyebabkan neraca perdagangan mengalami defisit

(minus).

Tabel 4.1 Produk Domestik Bruto Indonesia (2010-2012)

Sumber : BPS * Angka Tahun 2012 sampai dengan Triwulan III

Kinerja perekonomian pada triwulan III-2012 meningkat 3,21 persen

dibandingkan triwulan sebelumnya (II-2012), yang berarti lebih besar

dibandingkan peningkatan pada triwulan II-2012 terhadap triwulan I-2012 sebesar

Page 21: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

15

2,80 persen (qtq). Komponen PMTB tumbuh sebesar 2,94 persen (qtq), diikuti

Konsumsi Masyarakat sebesar 2,71 persen.Sedangkan komponen pengeluaran

yang mengalami penurunan adalah Pengeluaran Pemerintah (-0,07 persen),

Ekspor (-0,21 persen) serta Impor (-8,36 persen). Apabila dibandingkan dengan

triwulan yang sama pada tahun 2011, laju pertumbuhan komponen pengeluaran

PMTB mencapai 10,02 persen dan komponen konsumsi masyarakat mencapai

5,68 persen.

Dari sisi lapangan usaha, seluruh sektor perekonomian Indonesia pada

triwulan III-2012 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya

(qtq). Pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor Pertanian (6,15 persen), sektor

Pengangkutan dan Transportasi (4,20 persen), sektor Industri (3,99 persen), dan

sektor Konstruksi (3,79 persen). Sedangkan jika dibandingkan dengan perio de

triwulan yang sama tahun 2011 (yoy), maka terdapat 5 sektor yang memiliki

pertumbuhan melebihi angka pertumbuhan PDB (6,17 persen), terutama sektor-

sektor yang padat modal, seperti: sektor Pengangkutan dan Komunikasi (10,48

persen), sektor Konstruksi (7,98 persen), sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa

Perusahaan (7,41 persen), sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (6,91 persen).

Sedangkan sektor yang berpotensi padat karya yang dapat tumbuh di atas

pertumbuhan PDB hanyalah sektor Industri (6,36 persen). Di sisi lain sektor

Pertambangan yang padat karya menjadi satu-satunya sektor yang mengalami

pertumbuhan minus (-0.09 persen) akibat dampak dari penurunan permintaan

global.

Stabilitas perekonomian nasional sepanjang tahun 2012 tercermin pula

dari tingkat inflasi yang mencapai 4,3 persen, atau sedikit di atas tingkat inflasi

2011 (3,8 persen). Tingkat inflasi yang stabil di koridor target Pemerintah dan BI

(4,5 persen ± 1 persen) didukung oleh inflasi kelompok volatile foods yang rendah

dan inflasi inti yang terkendali dengan rendahnya imported inflation sejalan

dengan penurunan harga komoditas pangan dan energi global. Meskipun

ekspektasi inflasi sempat berfluktuasi akibat wacana kenaikan BBM pada

semester awal tahun 2012, namun administered prices tetap terkendali seiring

dengan tidak adanya kebijakan kenaikan BBM.

Page 22: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

16

Ekonomi indonesia saat ini optimis pertumbuhan ekonomi yang

meningkat.dengan pertumbuhan dan pendapatan nasional yang semakin

meningkat kita dapat melihat perkembangan dan kemajuan kita pada negara lain.

Dengan pendapatan nasional per tahun indonesia mampu memberikan kemajuan.

Ekonomi makro yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi saat ini.

Salah satu pertumbuhan ekonomi itu dapat dilihat dengan permintaan domestik

masih akan menjadi penopang utama kinerja perekonomian. Selain itu, ekspor dan

impor, serta investasi.

Di lihat dari sedikit perekonomian makro dibidang perbankan ini dapat

kita rasakan pertumbuhan ekonomi itu meningkat. Diungkapkan oleh Gubernur

Bank Indonesia Darmin Nasution dalam rapat kerja dengan Komisi XI

(membidangi keuangan dan perbankan) DPR bahwa prospek perekonomian ke

depan akan terus membaik dan diperkirakan akan lebih tinggi. Permintaan

domestik masih akan menjadi penopang utama kinerja perekonomian. Selain itu,

ekspor dan impor, serta investasi, juga akan tumbuh pesat.

Peluang, Tantangan dan Kesiapan Indonesia untuk Memasuki MEA 2015

Peluang

• Pasar Potensial Dunia. Perwujudan AEC 2015 akan menempatkan

ASEAN sebagai kawasan pasar terbesar ketiga di dunia yang di dukung

oleh jumlah penduduk ketiga terbesar ( 8 persen dari total penduduk dunia

) setelah China dan India.

• Negara Pengekspor. Dengan meningkatnya harga komoditas

internasional, sebagian besar negara ASEAN mencatat surplus pada

neraca transaksi berjalan. Prospek perekonomian yang cukup baik

menyebabkan ASEAN menjadi tempat tujuan investasi.

• Negara Tujuan Investor. Dalam rangka AEC 2015 berbagai kerja sama

regional untuk meningkatkan infrastruktur ( pipa gas, teknologi informasi

) maupun dari sisi pembiayaan menjadi agenda. Kesempatan tersebut

membuka peluangbagi perbaikan iklim investasi Indonesia. Terutama

dalam melancarkan program infrastruktur domestik.

Page 23: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

17

• Daya Saing. Liberalisasi perdagangan barang ASEAN akan menjamin

kelancaran arus barang untuk pasokan bahan baku maupun bahan jadi di

kawasan ASEAN karena hambatan tarif dan non tarif yang tidak ada lagi.

• Sektor Jasa yang Terbuka. Sektor – sektor jasa yang telah di tetapkan

yaitu pariwisata, kesehatan, penerbangan, dan e-ASEAN dan kemudian

akan di susul dengan logistik.

• Aliran Modal. Dari sisi penarikan aliran modal asing, ASEAN sebagai

kawasan dikenal sebagai tujuan penanaman modal global, termasuk

CLMV khususnya Vietnam.

Tantangan

• Laju Peningkatan Ekspor dan Impor. Tantangan yang dihadapi oleh

Indonesia memasuki integrasi ekonomi ASEAN tidak hanya yang bersifat

internal di dalam negeri tetapiterlebih lagi persaingan dengan negara

sesama ASEAN dan negara lain di luar ASEAN seperti China dan India.

• Laju Inflasi. Tantangan lainnya adalah laju inflasi Indonesia yang masih

tergolong tinggi bila di bandingkan dengan negara lain di kasawan

ASEAN. Stabilitas makro masih menjadi kendala peningkatan daya saing

Indonesia dan tingkat kemakmuran Indonesia juga masih lebih rendah

dibandingkan negara lain.

• Dampak Negatif Arus Modal yang Lebih Luas. Arus modal yang lebih

bebas untuk mendukung transaksi keuangan yang lebih efisien, merupakan

salah satu sumber pembiayaan pembangunan, memfasilitasi perdagangan

internasional, mendukung pengembangan sektor keuangan dan akhirnya

meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara.

• Kesamaan Produk. Kesamaan jenis produk ekspor unggulan ( sektor

pertanian, perikanan, produk karet, produk berbasis kayu, dan elektronik )

merupakan salah satu penyebab pangsa perdaganagn intra-ASEAN yang

hanya berkias 20-25 persen dari total perdagangan ASEAN. Indonesia

perlu melakukan strategi peningkatan nilai tambah bagi produk ekspornya

sehingga mempunyai karakteristik tersendiri dengan produk dari Negara-

negara ASEAN.

Page 24: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

18

• Tingkat Perkembangan Ekonomi. Tingkat perkembangan ekonomi

Negara – negara Anggota ASEAN hingga saat ini masih beragam. Tingkat

kesenjangan yang tinggi merupakan salah satu masalah di kawasan yang

cukup mendesak untuk dipecahkan agar tidak menghambat percepatan

kawasan menuju AEC 2015.

Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi MEA 2015

Peluang Indonesia untuk dapat bersaing dalam MEA 2015 sebenarnya

cukup besar, saat ini Indonesia merupakan peringkat 16 di dunia untuk besarnya

skala ekonomi. Besarnya skala ekonomi juga didukung oleh proporsi penduduk

usia produktif dan pertumbuhan kelas menengah yang besar. Prospek ekonomi

Indonesia yang positif juga didukung oleh perbaikan peringkat investasi Indonesia

oleh lembaga pemeringkat dunia serta masuknya Indonesia sebagai peringkat

empat prospective destinations berdasarkan UNCTAD World Investment report.

Maih kuatnya fundamental perekonomian Indonesia dapat dilihat ketika banyak

negara yang “tumbang” diterpa pelemahan perekonomian global, perekonomian

Indonesia masih dapat terjaga untuk tumbuh positif. Untuk mewujudkan peluang

MEA 2015, sudah saatnya kita berbenah dan melakukan tindakan-tindakan efektif

dan terarah yang didukung oleh berbagai pihak. Dari 12 sektor prioritas yang akan

diiimplementasikan pada MEA 2015, kita harus dapat menginventarisir sektor-

sektor potensial yang menjadi unggulan. Kepulauan riau yang 95 persen

wilayahnya terdiri atas laut, memiliki potensi yang sangat besar untuk

pengembangan sektor perikanan. Untuk menciptakan perikanan menjadi sektor

unggulan perlu didukung oleh beberapa hal, terutama peningkatan kapasitas

pelabuhan perikanan, pengembangan armada perikanan, pengembangan pola

kemitraan nelayan, pembangunan kawasan budidaya perikanan yang didukung

oleh industri paska budidaya, bimbingan teknis bagi nelayan, serta pengawasan

dan penangkapan ilegal fishing.

Rencana untuk merebut porsi lalu lintas barang di Selat Malaka dengan

pembangunan Pelabuhan Tanjung Sauh dan pengembangan Pelabuhan Batu

Ampar harus didukung oleh berbagai pihak terkait. Saat ini lalu lintas barang di

Selat Malaka masih dikuasai oleh Singapura dan Malaysia. Dengan pembangunan

Page 25: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

19

kedua pelabuhan tersebut, Kepulauan Riau tidak hanya menjadi penonton,

melainkan ikut berkontribusi sebagai pemain dan mengambil manfaat ekonomi

dari posisi strategisnya yang berada dalam salah satu wilayah tersibuk jalur

perdagangan dunia.

Salah satu sektor unggulan lainnya yang dapat menjadi sektor potensial di

Kepulauan Riau sebagai wilayah perbatasan adalah sektor pariwisata. Kedekatan

jarak dengan Singapura harus dijadikan peluang untuk menarik wisatawan dunia

yang banyak berkunjung ke negara tersebut. Untuk mewujudkan keunggulan ini

tentu harus didukung oleh perbaikan sarana transportasi, infrastruktur, event

kebudayaan baik rutin maupun seasonal, SDM terlatih, dll. Terwujudnya sektor

pariwisata menjadi primadona memiliki multipllier effect terhadap peningkatan

sektor-sektor lainnya, seperti Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran; Sektor

Jasa-jasa, Sektor Industri Pengolahan melalui peningkatan produksi cinderamata

dan handycraft, Sektor Bangunan melalui pembangunan konstruksi pendukung

pariwisata, dan sektor-sektor lainnya. Untuk peningkatan daya saing dan antisipasi

menghadapai MEA 2015, peningkatan Sumber Daya Manusia yang handal mutlak

diperlukan. SDM ini harus dipersiapkan sebagai insan yang berdaya saing

regional bahkan global. Perlu juga dipersiapkan pengembangan usaha mikro,

kecil, menengah, (UMKM), dan juga penciptaan wisausahawan baru untuk

mendukung penguatan sektor potensial. Implementasi ASEAN – China Free

Trade Area (ACFTA) 2010 dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita, dimana

ketika penerapan ACFTA banyak pihak yang belum siap akibat lemahnya

koordinasi dan upaya perencanaan sebelum diberlakukannya ACFTA.

Dengan implemetasi MEA yang semakin dekat, sudah saatnya kita

berbenah dan mengambil tindakan sedini mungkin untuk menghadapi persaingan

yang akan semakin sengit. Kerjasama dan prioritas kepentingan nasional harus

dikedepankan oleh berbagai pihak untuk mendukung terciptanya Indonesia

menjadi negara yang mendapatkan keuntungan terbesar dengan diterapkannya

MEA 2015.

Page 26: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

Kinerja Perdagangan Indonesia – ASEAN

Grafik 4.2 Neraca Perdagangan Indonesia ASEAN

Tabel 4.2 Neraca Perdagangan Indonesia

Sumber : National Bureau of Statistics prepared by Ministry of Trade

Grafik 4. 3 Nilai Ekspor Indonesia ke Negara Anggota ASEAN

Keterangan :

• Ekspor Indonesia yang paling nyata dengan Singapura ( SING ) dan

Thailand ( THAI ) terjadi pada tahun 2008

Page 27: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

• Ekspor ke Malaysia ( MAL ) dan Filiphina ( PHIL ) dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan

Grafik 4.4 nilai Impor Indonesia dari negara Anggota ASEAN tahun 2005-2009

• Namun, impor Indonesia terbesar juga berasal dari Singapura ( SING ),

Malaysia ( MAL ) dan Thailand ( THAI ), dengan nilai tertinggi terjadi pada

tahun 2008

Page 28: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

Grafik 4.5 Neraca Perdagangan Indonesia vs Negara ASEAN

• Neraca perdagangan INA surplus dengan PHIL, VIET, CAMB, MYAN dan

LAO selama 2005 – 2009; dengan MAL kembali surplus pada thn 2009

• Dengan BRUN dan THA sepanjang 2005-1009 selalu mengalami defisit;

• Defisit perdagangan dengan SING pada 2008-2009 cukup besar.

Grafik 4.6 nilai ekspor Indonesia ke ASEAN, Negara Mitra dan Dunia

Periode 2005-2009

Page 29: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

• Nilai ekspor ke ASEAN, Negara Mitra, dan Dunia dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan, tertinggi pada tahun 2008. Setelah ASEAN, Jepang

merupakan negara tujuan ekspor penting Indonesia

Grafik 4.7 Nilai Impor Indonesia dari ASEAN, Negara Mitra dan Dunia Periode

2005-2009

Grafik 4.8 Kinerja Perdagangan Jasa ASEAN

Sumber : ASEAN Statistical Yearbook 2007

Page 30: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

• Rata-rata sektor jasa menyumbang 40-50 persen thdp GDP negara-negara

ASEAN

• Kontribusi sektor jasa ke GDP di Singapura mencapai lebih dari 65 persen,

yang terendah adalah Laos + 25 persen

Grafik 4.9 Nilai Ekspor Jasa Indonesia Tahun 2007

• Ekspor jasa INA berada pada urutan ke-4 setelah Singapura ( SIN ),

Thailand ( THA ) & Malaysia ( MAL ), hampir sama dgn Filiphina ( PHI )

Grafik 4.10 Nilai Impor jasa Indonesia Tahun 2007

• Singapura ( SIN ) juga importir jasa terbesar di ASEAN, diikuti Thailand (

THA ), Malaysia ( MAL ) & Indonesia ( INA ) di urutan ke-4.

Page 31: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

Peran redenominasi dalam penyetaraan ekonomi memasuki era MEA 2015

Perlu kita ketahui bahwa nilai tukar Rupiah Indonesia terhadap Dollar

Amerika merupakan tertinggi kedua di ASEAN bahkan di dunia setelah Dong

Vietnam. Indonesia bisa lebih dipandang di mata dunia. Sebab, saat ini

kredibilitas mata uang Indonesia masih dianggap rendah, sehingga perlu diambil

kebijakan tersebut.

• Mempersiapkan kesetaraan ekonomi Indonesia dengan negara regional

• Aspek psikologis berupa tingkat kepercayaan terhadap mata uang tersebut

diharapkan lebih tinggi karena nilainya terlihat lebih kuat terhadap mata

uang lain

• Mengurangi risiko currency substitution yang selanjutnya mendukung

nilai Rupiah yang lebih stabil

Gambar 4. 1 Skema Tahapan Kegiatan Redenominasi

Page 32: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

26

Gambar 4.2Skema Tahapan Kegiatan Redenominasi

Proses redeniominassi terdiri dari beberapa tahapan yaitu tahap persiapan,

tahap transisi dan tahap phasing out.

Berikut ini adalah penjelasan dari berbagai tahapan tersebut

1. Tahap persiapan

• Penyusunan draft dan pengundangan UU

• Penyiapan infrastruktur TI dan SP

• Persiapan dan Pengadaan Rp baru

2. Tahap transisi

• Penukaran secara bertahap

3. Tahap phasing out

• Seluruh transaksi menggunakan Rupiah baru

• Pengembalian mata uang Rupiah baru kepada Rupiah

• Seluruh transaksi menggunakan uang Rupiah

Redenominasi sangat berperan apabila diterapkan di negara Indonesia.

Berdasarkan

Beberapa dampak positif yang diperoleh dari kebijakan redenominasi

antara lain: mengurangi jumlah (volume) uang yang dibawa dalam tas, efesiensi

dalam pembayaran elektronik (misal ATM), penyederhanaan dalam penghitungan

(acounting), menumbuhkan rasa menghargai uang koin, memudahkan transaksi

Page 33: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

27

baik lokal maupun internasional, dan menambah kewibawaan mata uang di dunia

internasional

Dampak Positif dan Negatif Redenominasi

Dampak Negatif

• Adanya kenaikan harga yang dapat menyebabkan inflasi

• Pada saat yang sama, jelasnya, kebijakan tersebut justru menguras daya

beli mayoritas rakyat Indonesia. Rizal khawatir, jangan-jangan kebijakan

ini justru semakin mempermudah penyogokan para pejabat. Jika sebelum

redenominasi perlu boks bekas durian untuk menyogok pejabat miliaran

Rupiah, melalui redenominasi cukup menggunakan amplop kecil.

Bisa jadi, sambung Rizal, rencana kebijakan redenominasi tersebut

dilatarbelakangi keinginan penguasa untuk memberi kesan bahwa mata

uang Rupiah kuat. Ini dimaksudkan untuk menjadikannya sebagai

indikator keberhasilan ekonomi saat ini. Rizal meyakini, keinginan untuk

memiliki mata uang kuat tersebut salah kaprah. Karena yang terpenting

adalah stabilitas mata uang.

Rizal juga mencatat, negara-negara yang berhasil memacu pertumbuhan

ekonomi dan industrinya dengan sengaja memilih kebijakan mata uang

lemah. Hal tersebut pernah dilakukan oleh Jepang pada tahun 1950-1970

dan China pada 1980an-2010 dan terbukti berhasil tumbuh double digit.

• Harga pasar yang ditakutkan melonjak akibat dari pembulatan harga.

• Biaya dan resiko tinggi

• Ada biaya tambahan yang besar untuk mencetak uang baru dan sosialisasi

publik

• Salah persepsi dengan Sanering

• Money Illution (bias psikologi). Salah persepsi barang jadi murah

(konsumsi meningkat) Produsen menaikkan harga.

• Ketakutan inflasi, konsumen mengalihkan ke aset riil Rp terdepresiasi

Page 34: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

28

Dampak Positif

• Indonesia bisa lebih dipandang di mata dunia. Sebab, saat ini kredibilitas

mata uang Indonesia masih dianggap rendah, sehingga perlu diambil

kebijakan tersebut.

• Mempersiapkan kesetaraan ekonomi Indonesia dengan negara regional

• Aspek psikologis berupa tingkat kepercayaan terhadap mata uang tersebut

diharapkan lebih tinggi karena nilainya terlihat lebih kuat terhadap mata

uang lain

• Proses redenominasi mata uang nasio nal tidak mempunyai efek pada

inflasi jika kondisi perekonomian relatif stabil.

• Efisiensi sistem pembayaran akan tercapai dimana harga barang yang

tercantum menjadi lebih sederhana, proses pencatatan, penyimpanan,

pengelolaan, dan pelaporan data dalam laporan keuangan/statistik menjadi

lebih pendek, cepat serta dapat disajikan dalam angka penuh.

• Dalam teknologi informasi, redenominasi akan mengurangi penyesuaian

software dan hardware tersebut dalam mengakomodir digit angka yang

semakin besar. Saat ini, kemampuan komputer hanya dapat mengakomodir

15 digit angka saja. Padahal nilai APBN Indonesia telah mencapai 16

digit.

• Redenominasi juga dapat mengurangi hambatan dan kendala teknis berupa

kemungkinan kesalahan manusia dalam proses pembukuan transaksi atau

kegiatan statistik lainnya.

• Persepsi atau kepercayaan masyarakat lebih tinggi terhadap uang Rupiah

dikarenakan harga berubah pada kisaran yang sempit

• Mengurangi risiko currency substitution yang selanjutnya mendukung

nilai Rupiah yang lebih stabil.

• Mendukung kesetaraan ekonomi dengan kawasan dalam era Masyarakat

Ekonomi ASEAN 2015

Page 35: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

29

Solusi

Belajar dari keberhasilan Turki dalam melakukan redenominasi mata uang,

terdapat beberapa syarat agar redenominasi dapat dilakukan. Menurut Bank

Indonesia persyaratan yang diperlukan adalah:

1. Stabilitas makroekonomi

Stabilitas makroekonomi untuk 5 tahun terakhir memang tergolong baik.

Kondisi makroekonomi suatu negara bisa dilihat dari beberapa indikator

makroekonomi yang diantaranya tingkat inflasi dan nilai tukar mata uang.

a. Inflasi menurut ilmu ekonomi adalah peristiwa di mana terjadi peningkatan

harga barang-barang secara umum dan terus menerus dalam suatu

periode/kontinyu berkaitan dengan mekanisme pasar. Hal ini terkait dengan

hukum permintaan dan persediaan dari suatu barang atau jasa tertentu. Sedangkan

jika yang terjadi sebaliknya, maka kondisi itu disebut deflasi.

Komponen inflasi di dalam negeri terdiri dari: volatile foods (komponen

harga bergejolak), administered price (komponen harga yang diatur

pemerintah), core inflation (komponen inti) dan imported inflation (inflasi karena

naiknya harga barang impor). Inflasi yang stabil mencerminkan kestabilan harga

di dalam negeri dan penanganan yang baik terhadap ke-empat komponen inflasi

tersebut.

Tingkat inflasi Indonesia selama lima tahun terakhir cenderung memiliki

trend menurun. Berikut gambaran inflasi Indonesia dari tahun 2008 sampai

dengan bulan November 2012:

Grafik 4.7 Pergerakan Tingkat Inflasi Tahun 2008-2012 (year to year, yoy)

Sumber: Bank Indonesia

Page 36: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

30

Pada tahun 2012, inflasi Indonesia stabil di kisaran 3-4 persen. Tingkat

inflasi tersebut masih berada dalam target yang ditetapkan oleh Bank Indonesia

(4,5 persen ± 1 persen). Dengan demikian inflasi Indonesia masih berada dalam

tingkat aman dan mendukung stabilitas perekonomian.

Nilai kurs Rupiah yang stabil menggambarkan kekuatan perekonomian

dalam negeri dalam menghadapi tekanan ekonomi global. Stabilitas Rupiah

mencerminkan kekuatan otoritas moneter dalam mengenda likan nilai mata uang

dan membuktikan meningkatnya daya saing perekonomian dalam negeri dimata

dunia. Dalam 3 tahun terakhir pergerakan Rupiah cenderung stabil di kisaran

Rp8.000-9.000 per USD. Meski pada tahun 2009 terjadi depresiasi Rupiah hingga

Rp10.000 per USD dikarenakan pengaruh krisis global. Berikut gambaran

pergerakan kurs Rupiah terhadap USD:

Grafik 4. Pergerakan Kurs Rupiah terhadap USD

Sumber : Bank Indonesia

2. Dukungan yang penuh dari seluruh lapisan masyarakat termasuk

pemerintah, parlemen, otoritas terkait, dan pelaku bisnis. Hal ini penting

dalam menyukseskan redenominasi.

3. Tersedianya landasan hukum yang cukup kuat yang mengatur redenominasi

dan mekanisme pendukung lainnya untuk menjamin stabilitas harga dan

ketersediaan barang.

4. Sosialisasi kepada publik dan edukasi yang intensif agar tidak terjadi

kenaikan harga-harga secara berlebihan akibat tindakan pelaku ekonomi

yang memanfaatkan struktur pasar oligopolistik (spekulan) untuk sejumlah

barang kebutuhan pokok masyarakat. Sosialisasi juga diperlukan agar

masyarakat tidak menganggap redenominasi sebagai sanering. Sosialisasi

Page 37: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

31

juga penting dilakukan untuk mengatasi kepanikan pada masyarakat yang

selanjutnya mendorong terjadinya inflasi.

5. Pemilihan waktu (timing) dan urutan pelaksanaan (sequencing) yang tepat.

Redenominasi dilakukan apabila seluruh prasyarat yang diperlukan bagi

keberhasilan program redenominasi telah terpenuhi. Pemilihan waktu yang

tidak tepat terbukti menjadi sumber kegagalan redenominasi di beberapa

negara seperti Brazil, Rusia , Korea Utara, dan Zimbabwe. Mereka

melakukan redenominasi di waktu yang salah dimana perekonomian negara

tersebut belum mapan dalam menjaga stabilitas perekonomian dan

kepercayaan publik. Selain itu pelaksanaan redenominasi tidak dapat

dilaksanakan sekaligus pada satu waktu, namun memerlukan masa

transisi/tahapan, yang dimulai dengan pemberlakuan 2 jenis mata uang dan

pencantuman 2 harga dalam 2 nilai transaksi (mata uang lama dan mata

uang sementara), diikuti dengan penarikan mata uang lama dan

pemberlakuan mata uang sementara, hingga akhirnya penarikan mata uang

sementara dan pemberlakuan sepenuhnya mata uang yang baru.

Page 38: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

32

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kinerja perekonomian Indonesia pada tahun 2012 cukup menggembirakan

di tengah perekonomian dunia yang melemah dan diliputi ketidakpastian.

Pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan pada tingkat yang cukup tinggi, yaitu

6,2 persen, dengan inflasi yang terkendali pada tingkat yang rendah (4,3 persen)

sehingga berada pada kisaran sasaran inflasi 4,5±1persen. Di tengah menurunnya

kinerja ekspor, pertumbuhan ekonomi lebih banyak ditopang oleh permintaan

domestik yang tetap kuat. Hal ini didukung oleh kondisi ekonomi makro dan

sistem keuangan yang kondusif sehingga memungkinkan sektor rumah tangga dan

sektor usaha melakukan kegiatan ekonominya dengan lebih baik. Selain itu,

kuatnya permintaan domestik di tengah melemahnya kinerja ekspor menyebabkan

terjadinya ketidakseimbangan neraca transaksi berjalan. Perekonomian Indonesia

pada tahun 2013 diprakirakan tumbuh lebih tinggi, namun sejumlah risiko dan

tantangan perlu diantisipasi. Sejalan dengan membaiknya perekonomian dunia,

terutama pada semester II 2013, perekonomian Indonesia diprakirakan akan

tumbuh sebesar 6,3-6,8 persen dengan inflasi tetap terjaga sesuai dengan sasaran

Bank Indonesia sebesar 4,5±1 persen

Saran

Dengan kondisi perekonomian Indonesia saat ini sebaiknya Indonesia

menerapkan redenominasi karena banyak manfaat yang bisa diambil terutama

terhadap penyetaraan ekonomi Indonesia dalam menghadapi era MEA 2015.

Untuk kesuksesan redenominasi diperlukan adanya dukungan yang kuat dari

seluruh lapisan masyarakat, baik dari pemerintah, parlemen, otoritas terkait ,

maupun pelaku bisnis. Selain itu, pemerintah juga sebaiknya membuat landasan

hukum yang kuat untuk redenominasi. Sosialisasi kepada publik dan edukasi yang

intensif perlu diterapkan agar tidak terjadi kenaikan harga -harga secara

berlebihan.

Page 39: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

Daftar Pustaka Chairil.Hamidi.Adyawarman.Prima. 2012. “Redenominasi Rupiah dan Stabilitas

Perekonomian”.http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=6730&Itemid=29 , Di akses pada 18 Mei 2013

Administrator. 2013. “Apa Itu Redenominasi Rupia h?”. http://klikpintar.com/bisnis/apa-itu-redenominasi-rupiah/ ,Di akses pada 18 Mei 2013

Thio, Sharon.2013. Dampak Positif dan Negatif dari Redenominasi. http://www.vibiznews.com/2013-01-28/dampak-positif-dan-negatif-dari-redenominasi , Di akses pada 18 Mei 2013

Administrator.2012. “Tiga Manfaat Penyederhanaan Rupiah Bagi Indonesia ”. http://berita.plasa.msn.com/nasional/sctv/tiga-manfaat-penyederhanaan-rupiah-bagi-indonesia , Di akses pada 18 Mei 2013

Ariefew.2013. “Redenominasi Mata Uang Rupiah, Tujuan dan Efeknya ”. http://masew.com/umum/redenominasi-mata-uang-rupiah-tujuan-dan-efeknya/, Di akses pada 18 Mei 2013

Burhani, Rusian. 2013. Ekonom nilai redenominasi berikan manfaat ekonomis.

http://www.antaranews.com/berita/355842/ekonom-nilai-redenominasi-berikan-manfaat-ekonomis , Di akses pada 18 Mei 2013

Purwanto, Didik. 2013. Apa Manfaat Redenominasi Rupiah?. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/01/30/15025056/Apa.Manfaat.Redenominasi.Rupiah. , D i akses pada 18 Mei 2013

Bimo Pratomo, Harwanto.2012. Orang Indonesia bisa bangga jika Rupiah disederhanakan. http://m.merdeka.com/uang/orang-indonesia-bisa-bangga-jika-rupiah-disederhanakan.html , Di akses pada 18 Mei 2013 dari

Msrauf.2012. Mengapa Redenominasi Rupiah Penting.

http://msrauf.blogs.unhas.ac.id/2011/12/mengapa-redenominasi-rupiah-penting/ , D i akses pada 20 Mei 2013

Ahira, Anne.2012. Kondisi Perekonomian Indonesia Saat Ini. http://www.anneahira.com/kondisi-perekonomian-indonesia-saat-ini.htm , Di akses pada 20 Mei 2013

Riyandi, Saugi. ( 2013,16 Mei ). “Tiga tantangan sebelum Indonesia memasuki pasar bebas ASEAN”. http://www.merdeka.com/uang/tiga -tantangan-sebelum-indonesia-memasuki-pasar -bebas-asean.html , D i akses pada 20 Mei 2013

Sholih Mufti.2013. “MEA Dua Tahun Lagi, Indonesia belum Siap”. http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/03/07/2/136554/MEA-Dua-Tahun-Lagi-Indonesia -belum-Siap , Di akses pada 20 Mei 2013

Page 40: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

Administrator.2013. “Tanpa Persiapan, MEA Bisa Menjadi Ancaman”. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/04/08/03305974/Tanpa.Persiapan.MEA.Bisa.Menjadi.Ancaman , D i akses pada 20 Mei 2013

Administrator.2012. “Apa Perbedaan Redenominasi dan Sanering Rupiah?”. http://ciricara.com/2012/12/07/apa-perbedaan-redenominasi-dan-sanering-rupiah/, Di akses pada 21 Mei 2013

Wiyanti, Sri.2012. “Beda sanering dan redenominasi”. http://www.merdeka.com/uang/beda-sanering-dan-redenominasi.html , Di akses pada 21 Mei 2013

Administrator. 2012. “Perbedaan Redenominasi Rupiah dengan Sanering Rupiah”. http://www.redenominasirupiah.com/perbedaan-redenominasi-rupiah-dengan-sanering-rupiah/ , Di akses pada 21 Mei 2013

Ariyanti, Fikri.2013. “Empat Syarat Agar Redenominasi Rupiah Bisa Sukses”. http://bisnis.liputan6.com/read/494926/empat-syarat-agar-redenominasi-rupiah-bisa-sukses/?related=pbr&channel=b , Di akses pada 21 Mei 2013

Ariyanto, Fikri. 2013.”Ini Tiga Tahapan Sebelum Lahirnya 'Rupiah Baru' “.http://bisnis.liputan6.com/read/495006/ini-tiga-tahapan-sebelum -lahirnya -rupiah-baru , Di akses pada 21 Mei 2013 dari

Latif,Syahid.2013. “Kisah Kegagalan Redenominasi Tiga Negara”. http://bisnis.liputan6.com/read/495127/kisah-kegagalan-redenominasi-tiga-negara ,Di akses pada 21 Mei 2013

Daniel, Wahyu.2013. “Ini Dia Cerita Negara yang Sukses dan Gagal Melakukan Redenominasi”. http://finance.detik.com/read/2013/01/23/134534/2150674/5/ini-dia-cerita-negara-yang-sukses-dan-gagal-melakukan-redenominasi, Di akses pada 21 Mei 2013

Page 41: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

CURRICULUM VITAE

Data Pribadi • Nama Lengkap : Tia Sutiasih • Tempat,Tanggal Lahir : Ciamis, 23 Agustus 1992 • Agama : Islam • Jenis Kelamin : Perempuan • Status Pernikahan : Belum Menikah • Kebangsaan : Indonesia • Hobi : Travelling • Alamat : Jl. Raya Pangandaran No.16 Sindangwangi • Telepon : HP 085223387550 • E-mail : [email protected]

Pendidikan Formal • Perguruan Tinggi : IESPFakultas Ekonomi UNSOED • SMA : SMA Negeri 2 Ciamis (2011) • SMP : SMP Negeri 2 Padaherang (2008) • SD : SDN 2 Sindangwangi (2005)

Pengalaman Organisasi • 2012 : Kelompok Karya Tulis Ilmiah Himesbang FE UNSOED • 2013 : Kelompok Karya Tulis Ilmiah Himesbang FE UNSOED

Prestasi

1. 2012 : Juara 3 Baca Puisi Tingkat Fakultas Ekonomi UNSOED 2. 2012 : Juara 3 Baca Puisi Tingkat Universitas Jenderal Soedirman 3. 2012 : Juara 3 LKTI Liga Ekonomi Mahasiswa UAJ 4. 2012 : Juara 3 LKTI National Economics Events 5. 2012 : Juara 3 LKTI FE UNSOED

Page 42: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

CURRICULUM VITAE Data Pribadi • Nama Lengkap : Sulung Herlambang Rahmandanu • Tempat,Tanggal Lahir : Jakarta, 29 Juni 1993 • Agama : Islam • Jenis Kelamin : Laki - laki • Status Pernikahan : Belum Menikah • Kebangsaan : Indonesia • Hobi : Game, Olahraga, main Game, Travelling • Alamat : Perum Oesman Singawinata Blok E.8 No.27 Rt.

82 Rw.11 41115 • Telepon : HP 085759205863 • E-mail : [email protected]

Pendidikan Formal • Perguruan Tinggi : IESP Fakultas Ekonomi UNSOED • SMA : SMA Negeri 1 Purwakarta (2011) • SMP : SMP Negeri 1 Purwakarta (2008) • SD : SDI Al-Ghozali (2005) • TK : TK Iqro 1999

Pendidikan Non Formal

• 2011 : Hypnotic Public Speaking 26 – 27 November by Supersolality

Instittute • 2011 : TalkShow “Pengenalan Dunia Kampus Siapkan Diri Optimalkan

Potensi untuk Hadapi Dunia Kampus” • 2011 : Peserta LKMM-TD 19 -20 November • 2011 : Seminar Nasional “Peran 4 Pilar Utama Bangsa sebagai Alat

Pemersatu Bangsa Dalam Mewujudkan Indonesia Berdaulat” • 2011 : Mentoring Program Pendampingan Pendidikan Agama Islam-P3AI • 2012 : Seminar Nasional Jurusan “ Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dalam

Upaya Penciptaan Lapangan Kerja di Indonesia”

• 2012 : Seminar Nasional “The Return of Dinar and Dirham as Restoration of Islamic

Monetary System” • 2012 : Workshop “Born to be Winner, Reborn your Life” • 2012 : Peserta LKMM – TM 22 – 24 Nov

Pengalaman Organisasi • 2011 : Departemen Syiar UKI FE Unsoed • 2011 : Member of FoSEI • 2012 : Ketua Baksos Himesbang 2012

Page 43: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

CURRICULUM VITAE

Data Pribadi

• Nama Lengkap : Hanny Qudsyina

• Tempat,Tanggal Lahir: Jakarta , 26 Mei 1993

• Agama : Islam

• Jenis Kelamin : Perempuan

• Status Pernikahan : Belum Menikah

• Kebangsaan : Indonesia

• Hobi : Berenang

• Alamat : Perumahan Persada Depok Blok A9 No.9 Jl. Raya

Tapos km.3 RT.01 RW.018 Tapos -Depok

• Telepon : HP 08561839269

• E-mail : [email protected]

Pendidikan Formal

• Perguruan Tinggi : IESP Fakultas Ekonomi UNSOED

• SMA : SMA Negeri 1 Cibinong (2011)

• SMP : SMP Negeri 1 Cibinong (2008)

• SD : SDN Pejuang 4 Bekasi (2005)

Pendidikan Non Formal

• 2011 : Talk Show “Tinjauan Dampak Pengembangan e-money terhadap

Kebijakan Moneter dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia”

• 2012 : Talk Show Pekan Raya HIMESBANG FE UNSOED

Pengalaman Organisasi

• 2012 : Divisi konsumsi National Talkshow Economics Faculty English

Club (EFEC)

• 2012 : Divisi bendahara Solidarity of EFECers

• 2013 : Divisi acara Bakti Sosial HIMESBANG FE UNSOED

• 2013 : Coaches “Story Telling” Economics Faculty English Club

Page 44: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh

Prestasi

6. 2012 : Juara 1 Lomba Debat Ekonomi Pekan Raya HIMESBANG FE

UNSOED

7. 2012 : Juara 2 Lomba Futsal Putri Pekan Raya HIMESBANG FE

UNSOED

8. 2012 : Semifinalis “News Casting” E-DETECT Economics Faculty

English Club

9. 2013 : Peserta “Story Telling” Asian English Olympic (AEO) Binus

University

10. 2013 : Peserta Lomba Debat Ekonomi Nasional Fakultas Ekonomika dan

Bisnis

Page 45: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events Disusun Oleh