Keselamatan Penerbangan BAB I Pengertian Keselamatan Penerbangan Keselamatan Penerbangan yaitu suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dalam pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, Bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya. VISI: "TERWUJUDNYA PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI UDARA YANG ANDAL, BERDAYA SAING DAN MEMBERIKAN NILAI TAMBAH”. MISI: a. Memenuhi standar keamanan, keselamatan penerbangan dan pelayanan; menyediakan sarana, prasarana dan jaringan transportasi udara yang andal, optimal dan terintegrasi; b. Mewujudkan iklim usaha dan transportasi udara yang kompetitif dan berkelanjutan (sustainable); c. Mewujudkan kelembagaan yang efektif dan efisien. “a combination of measures, human and material resoursces that are intended to safeguard civil
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Keselamatan Penerbangan
BAB I
Pengertian Keselamatan PenerbanganKeselamatan Penerbangan yaitu suatu keadaan terpenuhinya persyaratan
keselamatan dalam pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, Bandar udara,
angkutan udara, navigasi penerbangan, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum
lainnya.
VISI:
"TERWUJUDNYA PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI
UDARA YANG ANDAL, BERDAYA SAING DAN MEMBERIKAN NILAI
TAMBAH”.
MISI:
a. Memenuhi standar keamanan, keselamatan penerbangan dan pelayanan;
menyediakan sarana, prasarana dan jaringan transportasi udara yang andal, optimal
dan terintegrasi;
b. Mewujudkan iklim usaha dan transportasi udara yang kompetitif dan berkelanjutan
(sustainable);
c. Mewujudkan kelembagaan yang efektif dan efisien.
“a combination of measures, human and material resoursces that are
intended to safeguard civil aviation against acts of unlawful interference”.
(reff.annex 17-security)
“Gabungan sumber daya manusia dan materil yang digunakan untuk
melindungi penerbangan sipil dari tindakan gangguan melawan hukum.
“suatu keadaan yang memberikan perlindungan kepada penerbangan dari
tindakan melawan hokum melalui keterpaduan pemanfaatan sumber daya manusia
fasilitas dan procedure”
Keselamatan merupakan prioritas utama dalam dunia penerbangan, tidak ada
kompromi dan toleransi. Pemerintah berkomitmen bahwa "Safety is Number One"
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992.
Penyelenggaraan transportasi udara tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan
ekonomi masyarakat pengguna jasa transportasi udara yang dilayani dan juga
kecenderungan perkembangan ekonomi global. Sejalan dengan pertumbuhan
ekonomi nasional yang semakin membaik, peran Pemerintah yang semula sebagai
penyedia jasa dan pelaku kegiatan ekonomi, akan berubah peran menjadi sebagai
regulator.
Sebagai regulator, Pemerintah hanya bertugas menerbitkan berbagai aturan,
melaksanakan sertifikasi dan pengawasan guna menjamin terselenggaranya
transportasi udara yang memenuhi standar keselamatan penerbangan.
Pemerintah telah mempunyai Program Nasional Keamanan Penerbangan
Sipil (National Civil Aviation Security Programme) yang bertujuan untuk
keamanan dan keselamatan penerbangan, keteraturan dan keberlanjutan
penerbangan sipil di Indonesia dengan memberikan perlindungan terhadap
penumpang, awak pesawat udara, pesawat udara, para petugas di darat dan
masyarakat, dan instalasi di kawasan bandar udara dari tindakan melawan hukum.
Pemerintah memandang perlunya paradigma baru bahwa keselamatan
penerbangan merupakan tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Perusahaan
Penerbangan dan Masyarakat pengguna jasa.
Sebagai langkah konkrit ke depan sesuai dengan ketentuan ICAO yang baru,
Pemerintah telah memberlakukan Sistem Manajemen Keselamatan (Safety
Management System/ SMS) di bidang penerbangan.
Sistem Manajemen Keselamatan (SMS) adalah suatu sistem monitoring
yang berupa tim atau organisasi di dalam suatu perusahaan penerbangan yang
memiliki tugas dan tanggung jawab yang memonitor kinerja keselamatan dari
perawatan dan pengoperasian serta memprediksi suatu bahaya, menganalisa resiko
dan melakukan tindakan pengurangan resiko tersebut dengan membahas perihal
keselamatan secara berkala yang dipimpin oleh Presiden Direktur Perusahaan
Penerbangan sebagai pemegang komitmen safety.
Pemerintah melakukan revisi Peraturan Pemerintah dan Peraturan
Keselamatan Penerbangan/CASR untuk memasukkan persyaratan Sistem
Manajemen Keselamatan berupa tanggung jawab keselamatan oleh Presiden
Direktur, sistem mengidentifikasi bahaya, menganalisa resiko dan tindaklanjut
mengurangi resiko, kewajiban melakukan evaluasi keselamatan secara berkala,
indikator keselamatan, internal evaluasi, emergency response plan yang dituangkan
dalam safety manual airline.
Perusahaan penerbangan menyiapkan safety manual sesuai dengan
persyaratan CASR dan dilaksanakan secara konsisten serta menentukan komitmen
keselamatan (safety) kepada Pemerintah dengan menetapkan safety target yang
dapat diterima (acceptable safety).
BAB II
Program Keselamatan Nasionala. Peraturan keselamatan penerbangan;
Terkait dengan keamanan dan keselamatan penerbangan di Indonesia,
Pemerintah telah menetapkan peraturan perundang-undangan antara lain:
a. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan;
b. PP Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan;
c. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 18 Tahun 2002 tentang Civil Aviation
Safety Regulation (CASR) part 135;
d. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 2 Tahun 2002 tentang Civil Aviation
Safety Regulation (CASR) part 121;
e. Peraturan Menteri Perhubungan lainnya yang berkaitan dengan keselamatan dan
keamanan penerbangan;
f. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara yang berkaitan dengan
keselamatan dan keamanan penerbangan.
Peraturan keselamatan juga meliputi :
a. Airspace Utilization
b. Aircraft Operation
c. Airport Development
b. Sasaran keselamatan penerbangan;
a) Target kinerja keselamatan penerbangan,
b) Indikator kinerja keselamatan penerbangan, dan
c) Pengukuran pencapaian keselamatan penerbangan
c. Sistem pelaporan keselamatan penerbangan;
d. Analisis data dan pertukaran informasi keselamatan penerbangan (safety data
analysis and exchange);
e. Kegiatan investigasi kecelakaan dan kejadian Penerbangan (accident and incident
investigation);
f. Promosi keselamatan penerbangan (safety promotion);
g. Pengawasan keselamatan penerbangan (safety Oversight); dan
a. Audit;
b. Inspeksi;
c. Pengamatan (surveillance);
d. Pemantauan (monitoring).
Pengawasan Keselamatan Perhubungan dilaksanakan oleh suatu unit
pelaksana tersendiri dan yang kemudian menyampaikan hasilnya ke menteri
perhubungan, setelah mendapatkan hasil laporan tersebut, menteri melakukan
tindakan perbaikan dan penegasan hukum. Tindakan hukum ini dapat berupa
sanksi administratife yaitu berupa peringatan, pembekuan ijin, pencabutan ijin
operasi, dan yang kedua adalah sanksi pidana.
Adapun Undang-undang yang mengatur tentang pelaksanaan pengawasan
keselatan penerbangan ada dalam PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP. 568 TAHUN 2011 TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PENGAWASAN KESELAMATAN
PENERBANGAN UNTUK INSPEKTUR NAVIGASI PENERBANGAN
h. Penegakan hukum keselamatan penerbangan (law enforcement).
a. Tata cara penegakan hukum;
b. Penyiapan personel yang berwenang mengawasi penerapan aturan di bidang
keselamatan penerbangan;
c. Pendidikan masyarakat dan penyedia jasa penerbangan serta para penegak hukum;
dan
d. Penindakan.
Alat dan prosedur yang digunakan untuk menjaga
keselamatan pada saat penerbanganSabuk Pengaman atau Safety Belt
Di sini para penumpang diharapkan dapat mengenakan, mengunci, dan membuka
sabuk pengaman dengan baik dan benar. Terdapat dua macam sabuk pengaman,
satu untuk orang tua dan anak-anak, dan untuk bayi. Demi keselamatan anda,
diharapkan untuk selalu mengenakan sabuk pengaman sewaktu anda duduk dan
sewaktu lampu tanda kenakan sabuk pengaman dinyalakan.
Masker Oksigen atau Oxygen Mask
Disini akan diinformasikan jika tekanan di dalam kabin atau cabin altitude
lebih dari batasan yang telah ditentukan maka masker oksigen akan keluar secara
otomatis dari atas tempat duduk anda. Apa yang perlu anda segera lakukan adalah
menarik masker oksigen tersebut secepatnya dan langsung memakainya terlebih
dahulu sebelum memakaikannya kepada orang lain (bisa bayi, teman, keluarga,
dan lainnya). Mengapa anda diharuskan untuk memakai terlebih dahulu? Logika
sederhana jika kita yang kehilangan oksigen dan lalu pingsan, belum tentu atau kita
tidak akan dapat menolong orang lainnya terutama anak-anak. Setelah memasang
masker oksigen, langkah selanjutnya pastikan sabuk pengaman anda telah
terpasang dengan baik, langkah terakhir adalah bernafas seperti biasa.
Tambahan: masker oksigen juga akan keluar secara otomatis jika terjadi
dekompresi atau decompression yaitu kehilangan tekanan udara secara tiba-tiba
yang dapat disebabkan dua hal secara umum, perlahan (mungkin berupa lubang
kecil atau kegagalan alat pengatur tekanan udara) dan cepat(ada lubang besar
seperti pintu yang lepas dan lain-lain).
Baju Pelampung atau Life Vest
Di sini akan diinformasikan di mana lokasi baju pelampung anda, biasanya
terletak di bawah tempat duduk anda dan mudah diambil, bagaimana cara
menggunakan dan mengikatnya, dan bagaimana cara mengembungkannya. Fitur
yang ada pada baju pelampung umumnya terdiri dari pipa tiup untuk menambah
udara pada baju pelampung, lampu yang akan menyala secara otomatis jika
terendam di dalam air dan juga peluit yang berguna untuk menarik perhatian.
Tambahan: anda (baik orang dewasa dan anak-anak) diharapkan untuk tidak
mengembungkan baju pelampung di dalam kabin pesawat dan hanya boleh
dikembungkan di ujung pintu sebelum melompat keluar. Mengapa? Logika
sederhana, jika semua panik dan mengembungkan baju pelampung di dalam kabin,
apa yang anda dapat pikirkan terjadi, anda akan susah untuk keluar dari dalam
pesawat dan akan berujung pada kegagalan evakuasi.
Lalu, baju pelampung pada bayi mungkin akan sedikit berbeda cara
penggunaannya dikarenakan ukuran bayi juga, tetapi fitur yang ada akan tetap
sama dengan baju pelampung pada orang dewasa.
Kartu Keselamatan atau Safety Information Card or Safety Leaflet
Kartu keselamatan terletak di kantung kursi di hadapan anda dan dapat membantu
dalam pemahaman bilamana memerlukan tambahan informasi atau ada yang
terlewatkan pada saat demo sedang berlangsung. Kartu ini juga bisa membuat anda
ingat dengan demo yang sudah diberikan sebelumnya.
Jalur Pintu Evakuasi, dan Rakit Keselamatan
Di sini akan diinformasikan bagaimana cara keluar dari pesawat, pintu mana saja
yang dapat digunakan, lokasi rakit keselamatan, dan juga bagaimana jika terdapat
asap di dalam kabin, yaitu dengan membungkuk dan mengikuti lampu yang ada di
lantai yang mengarah keluar dari pesawat. Setelah semua informasi keselamatan
diberikan maka ada baiknya juga jika kita sebagai penumpang untuk mengetahui
tindakan apa saja yang perlu dilakukan untuk mendukungnya, berikut diantaranya:
Tempat meletakkan barang bawaan
1. Meletakkan barang bawaan di ruang penyimpanan di atas atau di bawah tempat
duduk di hadapan anda. Mengapa? Dikarenakan jika sewaktu-waktu terjadi
evakuasi maka barang bawaan anda tidak akan menghalangi jalur evakuasi.
2. Menegakkan sandaran kursi saat lepas landas dan sesaat sebelum mendarat.
Mengapa? Tindakan ini dapat dilihat dari beberapa fase. Pada saat lepas landas dan
akan mendarat, jika posisi kursi telalu miring maka kemungkinan kita akan
terlepas dari kursi kita sendiri bukanlah tidak mungkin. Pada saat terjadinya
evakuasi, maka kursi yang miring dapat memperlambat dalam proses.
3. Melipat meja yang terbuka pada saat lepas landas, mendarat, dan jika tidak
digunakan pada saat penerbangan. Mengapa? Seperti penjelasan pada nomor dua,
meja yang terbuka dapat memperlambat proses evakuasi.
4. Menurunkan sandaran tangan. Mengapa? Sandaran tangan sangat membantu pada
saat terjadi goncangan yang secara tiba-tiba dan bersifat keras. Seperti turbulensi
atau
5. Membuka penutup jendela pada saat lepas landas dan mendarat.
6. Menon-aktifkan alat-alat elektronik seperti MP3, laptop, CD, handphone,dan lain-
lainnya. Selain dikarenakan akan memancarkan sinyal yang dapat mengganggu
alat-alat navigasi di dalam kokpit, jika ada tanda dan sinyal evakuasi, dapat
dipastikan anda tidak dapat mendengar dengan jelas.Tambahan: anda dapat
menggunakan alat-alat tersebut setelah lepas landas dan lampu tanda kenakan
sabuk pengaman dipadamkan. Jika menggunakan handphone, dapat
menggunakannya dalam flight mode dan harus di non-aktifkan kembali pada saat
akan mendarat. Pastinya anda juga tidak diharapkan untuk merokok selama
penerbangan. Jika tertangkap, maka ada sanksi atau hukumannya.
Jika terbang pada malam hari atau pagi hari dan masih gelap, pada beberapa
maskapai ada yang menggelapkan lampu kabin atau bahkan memadamkan
semuanya. Hal ini berhubungan dengan adaptasi mata terhadap gelap terang.
Kesimpulan: Hal-hal yang kita sebagai penumpang mungkin merepotkan atau
berlebihan terhadap perlakuan yang didapat percayalah, bahwa keselamatan dalam
penerbangan merupakan syarat dan alasan utama. Penting bagi kita untuk tahu,
menaati, dan mendukung upaya keamanan dan keselamatan bagi kita sendiri dan
sesama.
Personel Penerbangan yang terkait dengan keselamatan :
a. Personel Pesawat Udara, yaitu personel yang terkait dengan pengoperasian
pesawat udara.
b. Personel Navigasi Penerbangan, yaitu personel yang terkait dengan pelaksanaan