SEMINAR : GROUND HANDLING DAN KESELAMATAN PENERBANGAN SELAMAT DATANG PARA PESERTA KEYNOTE SPEAKER : ASTARIO ADI N, S.E. Manager Company Operating Procedure Garuda Indonesia PEMBICARA 2 : ARYO BINTANG F, S.E. Staf Ahli Bidang Regulasi dan Keselamatan Perhubungan Udara PEMBICARA 1 : INDRA CHRISTIAN, S.E., M.B.A . Marketing & Business Development Director of PT Jasa Angkasa Semesta Tbk. MODERATOR : CAPT. ROBIN NAIBAHO, S.E. Penerbang Sriwijaya Air PEMBAWA ACARA : RUBEN HENDRU P, S.E. Assitent Directur PT LION AIR NOTULIS : CUT SHAHNAZ, S.E. Wartawati Tabloid Aviasi STMT TRISAKTI, 19 MEI 2015
25
Embed
TUGAS MATA KULIAH SEMINAR. "GROUND HANDLING & KESELAMATAN PENERBANGAN"
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SEMINAR : GROUND HANDLING DAN KESELAMATAN PENERBANGAN
SELAMAT DATANG PARA PESERTA
KEYNOTE SPEAKER :ASTARIO ADI N, S.E.Manager Company Operating Procedure Garuda Indonesia
PEMBICARA 2 :ARYO BINTANG F, S.E.Staf Ahli Bidang Regulasi dan Keselamatan Perhubungan Udara
PEMBICARA 1 :INDRA CHRISTIAN, S.E., M.B.A.Marketing & Business Development Director of PT Jasa Angkasa Semesta Tbk.
MODERATOR :CAPT. ROBIN NAIBAHO, S.E.Penerbang Sriwijaya Air
PEMBAWA ACARA :RUBEN HENDRU P, S.E.Assitent Directur PT LION AIR
Kegiatan Ground HandlingPT Jasa Angkasa Semesta Tbk
Awal MulaDi Indonesia perkembangan ground handling bermula dari
adanya perpindahan Bandara Intenasional Kemayoran ke Bandara Halim Perdana Kusuma sambil menunggu selesainya pembangunan Bandara baru Soekarno-Hatta di Cengkareng.
Tahun 1980an -1990an sedang “booming” penerbangan asing (Internasional).
Garuda Indonesia sebagai penyedia jasa utama ground handling mulai menyadari keterbatasan yang dimilikinya untuk melayani secara maksimal.
Peluang ini akhirnya ditangkap cepat oleh pelaku bisnis yang berkecimpung di Bandar Udara yang justru datang dari kalangan purn. TNI AU. Sehingga pada tanggal 8 Juni 1984 berdirilah PT. Jasa Angkasa Semesta sebagai second ground handling company mendampingi Garuda Indonesia.
Pengertian Ground Handling
Ground Handling
Ground
Handlling
Ground Handling adalah pengetahuan dan keterampilan tentang penanganan pesawat diapron, penanganan penumpang dan bagasinya diterminal, serta penanganan cargo dicargo area.
Darat yang mengacu pada Airport
Penanganan atau pelayanan
Tujuan Ground Handling
FLIGHT SAFETY ON TIME PERFORMANCE
CUSTOMER SATISFACTION EFFICIENCY
Ruang Lingkup
Ruang lingkup atau batasan pekerjaan “Ground Handling”, yaitu pada fase atau tahap :1. Pre-Flight• Kegiatan penanganan terhadap penumpang berikut bagasinya dan kargo serta
pos dan pesawat sebelum keberangkatan (di Bandara asal/Origin Station).2. Post Flight• Kegiatan penanganan terhadap penumpang beserta bagasinya dan kargo serta
pos dan pesawat setelah penerbangan (di Bandara tujuan/Destination),Atau dengan kata lain penanganan penumpang dan pesawat selama berada di Bandara.
Secara teknis operasional, aktifitas “Ground Handling” dimulai pada saat pesawat “ taxi” (Parking Stand), mesin pesawat sudah dimatikan, roda pesawat sudah diganjal (Block On) dan pintu pesawat sudah dibuka (Open The Door) dan para penumpang sudah dipersilahkanuntuk turun atau keluar dari pesawat, maka pada saat itu para staff udara sudah memiliki kewenangan untuk mengambil alih pekerjaan dari “Pilot In Command (PIC)” beserta cabin crew-nya. Dengan demikian, fase ini kita namakan “Arrival Handling”.
Ground Handling Services (Type Of Ground Handling Aggrement)Dibedakan menjadi 3 jenis pelayanan, yaitu:1. Full Handling , yaitu :menangani seluruh section pelayanan
sesuai standard yang telah ditetapkan oleh IATA.2. Part of Handling Services, yaitu menangani sebagian dari
sction pelayanan yang telah ditetapkan oleh IATA.3. Technical Handling yaitu, menangani pelayanan yang bersifat
teknis dari section yang telah ditetapkan oleh IATA.
Pelayanan PT Jasa Angkasa SemestaPelayanan PT Jasa Angkasa Semesta yang diberikan kepada pelanggan selalu mengacu kepada standar internasional yang ditetapkan oleh IATA, dimana PT Jasa Angkasa Semesta telah terdaftar sebagai anggota IGHC (IATA Ground Handling Council) sejak tahun 1998. standar IATA tersebut meliputi 14 section pelayanan, yaitu:Section 1 : Representation and AcomodationSection 2 : Load Control, Communication, DCSSection 3 : Unit Load Device (ULD) ControlSection 4 : Passanger and Baggage Handling Section 5 : Cargo and Post Office MailSection 6 : Ramp HandlingSection 7 : Aircraft Servicing Section 8 : Fuel and OilSection 9 : Aircraft MaintenanceSection 10 : Flight Operation and Crew AdministrationSection 11 : Surface TransportSection 12 : Catering ServicesSection 13 : Supervision and AdministrationSection 14 : Security
3 kegiatan operasional pada kegiatan Ground Handling1. Terminal area
Check in area
Boarding area
CIQ
In FlightArrival
HallBaggage
Claim Area
CIQ
Pre-flight Post-flight
2. APRON AREA
Ada 2 cara penanganan pesawat di bandar udara yaitu:1. Turn arround arrangement adalah penanganan bagi pesawat yang
mendarat di kota tujuan akhir.2. Transit arrangement adalah Penanganan bagi pesawat yang mendarat di
kota persinggahan atau transit.Prosedur penanganan pesawat antar satu jenis pesawat dengan jenis pesawat lainnya tidak sama namun secara umum lama pengerjaan selama 40 menit sampai 60 menit.
3. Cargo Handling Membicarakan kargo tentu tidak terlepas dari membicarakan
kegiatan inbound dan outbound Yang mau tidak mau harus berurusan dengan pabean ( terutama kargo international), untuk pembayaran pajak, bea masuk/bea keluar dan izin pengeluaran atau pemasukan barang dari dan ke daerah pabean.
VIDEO
SelesaiTerima Kasih
KESELAMATAN DAN KEAMANAN PENERBANGAN ADALAH YANG UTAMA
"Kewajiban Maskapai Penerbangan Sipil dalam Peraturan Perundang-undangan Indonesia Terkait
dengan Upaya Pemenuhan Keselamatan dan Keamanan Penumpang"
Visi dan MisiVISI:
"TERWUJUDNYA PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI UDARA YANG ANDAL, BERDAYA SAING DAN MEMBERIKAN NILAI TAMBAH”.
MISI:a. Memenuhi standar keamanan, keselamatan penerbangan dan
pelayanan; menyediakan sarana, prasarana dan jaringan transportasi udara yang andal, optimal dan terintegrasi;
b. Mewujudkan iklim usaha dan transportasi udara yang kompetitif dan berkelanjutan (sustainable);
c. Mewujudkan kelembagaan yang efektif dan efisien.
Sesuai dengan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009, tujuan terselenggaranya penerbangan adalah :
“untuk mewujudkan penyelenggaraan penerbangan yang selamat, aman, cepat, lancar,
tertib dan teratur, nyaman dan berdaya guna, dengan biaya yang terjangkau oleh daya beli
masyarakat dengan mengutamakan dan melindungi penerbangan nasional.”
KESELAMATAN DAN KEAMANAN PENERBANGAN Pemerintah memandang perlunya paradigma baru bahwa keselamatan penerbangan merupakan tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Perusahaan Penerbangan dan Masyarakat pengguna jasa. Terkait dengan keamanan dan keselamatan penerbangan di Indonesia, Pemerintah telah menetapkan peraturan perundang-undangan antara lain: a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan; b. PP Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan
Penerbangan;c. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 18 Tahun 2002 tentang Civil
Aviation Safety Regulation (CASR) part 135; d. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 2 Tahun 2002 tentang Civil
Aviation Safety Regulation (CASR) part 121; e. Peraturan Menteri Perhubungan lainnya yang berkaitan dengan
keselamatan dan keamanan penerbangan;f. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara yang berkaitan dengan
keselamatan dan keamanan penerbangan.
Sistem Manajemen Keselamatan (SMS)
Suatu sistem monitoring yang berupa tim atau organisasi di dalam suatu perusahaan penerbangan yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang memonitor kinerja keselamatan dari perawatan dan pengoperasian serta memprediksi suatu bahaya, menganalisa resiko dan melakukan tindakan pengurangan resiko tersebut dengan membahas perihal keselamatan secara berkala yang dipimpin oleh Presiden Direktur Perusahaan Penerbangan sebagai pemegang komitmen safety.
KEWAJIBAN MASKAPAI PENERBANGAN
Di dalam amanat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001, Menteri Perhubungan telah menetapkan Program Pengamanan Penerbangan Sipil yang terdiri dari Program Pengamanan Bandar Udara dan Program Pengamanan Perusahaan Angkutan Udara.Berdasarkan Program Pengamanan Perusahaan Angkutan Udara, dalam pengoperasiannya setiap maskapai diwajibkan membuat Airline Security Programme (ASP) dan Airline Manual (AM) yang memuat antara lain: a. Prosedur pengoperasian pesawat udara b. Personil pesawat udara c. Fasiltas peralatan pesawat udara d. Airline Contingency Plan (untuk ASP) e. Airline Emergency Plan (untuk Airline Manual)
TANGGUNG JAWAB DAN PENGAWASAN PEMERINTAH Bentuk tanggung jawab pemerintah terhadap keselamatan penumpang di udara antara lain: a. Menjamin bahwa sarana transportasi yang disediakan memenuhi
persyaratan keselamatan penerbangan secara konsisten dan terus menerus
b. Secara konsisten dan terus menerus melakukan pengawasan dengan melakukan pengecekan terhadap pemenuhan peraturan perundang-undangan dan peraturan keselamatan penerbangan yang berlaku;
c. Penegakan hukum secara konsisten terhadap pelanggaran pemenuhan regulasi secara admnisistrsi berupa pencabutan sertifikat.
Sedangkan bentuk pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah antara lain : a. Monitoring secara kontinyu terhadap pelaksanaan kegiatan usaha jasa angkutan
udara. Berdasarkan hasil monitoring tersebut dilakukan analisa dan evaluasi agar dapat diketahui apakah terdapat penyimpangan atau pelanggaran terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku.
b. Pemerintah melakukan pengawasan dengan tahapan : Tahap I : Melaksanakan proses sertifikasi sesuai dengan persyaratan keselamatan penerbangan terhadap organisasi operator, organisasi perawatan pesawat udara, organisasi pabrikan, organisasi pendidikan kecakapan, personil penerbangan (pilot, teknisi, awak kabin, petugas pemberangkatan/dispatcher) dan produk aeronautika (pesawat udara, mesin, baling-baling), yang dikeluarkan berupa sertifikat. Tahap II : Melakukan pengawasan untuk memastikan pemegang sertifikat (certificate holder) tetap konsisten sesuai dengan persyaratan keselamatan penerbangan sama dengan pada waktu sertifikasi, melalui pelaksanaan antara lain: • audit secara berkala; • surveillance; • ramp check; • en-route check dan proficiency check.