Dasar Hukum Keselamatan & Kesehatan KerjaBilly N.
(http://hiperkes.wordpress.com/2008/04/04/dasar-hukum-keselamatan-kesehatan-kerja/#more-8)
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan
mesin, pesawat, alat kerja, bahan & proses pengolahannya,
landasan tempat kerja & lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan.Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi
distribusi baik barang maupun jasa.Kecelakaan kerja adalah kejadian
yang tak terduga & tidak diharapkan yang terjadi pada waktu
bekerja pada perusahaan. Tak terduga, oleh karena dibelakang
peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam
bentuk perencanaan.
Tujuan Keselamatan KerjaTujuan keselamatan kerja adalah sebagai
berikut:1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup & meningkatan
produksi & produktivitas nasional.2. Menjamin keselamatan
setiap orang lain yang berada di tempat kerja.3. Sumber produksi
dipelihara & dipergunakan secara aman & efisien
Kerugian-Kerugian yang disebabkan Kecelakaan Akibat
KerjaKecelakaan menyebabkan lima jenis kerugian, antara lain:1.
Kerusakan: Kerusakan karena kecelakaan kerja antara lain bagian
mesin, pesawat alat kerja, bahan, proses, tempat, & lingkungan
kerja.2. Kekacauan Organisasi: Dari kerusakan kecelakaan itu,
terjadilah kekacauan dai dalam organisasi dalam proses produksi.3.
Keluhan & Kesedihan: Orang yang tertimpa kecelakaan itu akan
mengeluh & menderita, sedangkan kelurga & kawan-kawan
sekerja akan bersedih.4. Kelainan & Cacat: Selain akan
mengakibatkan kesedihan hati, kecelakaan juga akan mengakibatkan
luka-luka, kelainan tubuh bahkan cacat.5. Kematian: Kecelakaan juga
akan sangat mungkin merenggut nyawa orang & berakibat
kematian.Kerugian-kerugian tersebut dapat diukur dengan besarnya
biaya yang dikeluarkan bagi terjadinya kecelakaan. Biaya tersebut
dibagi menjadi biaya langsung & biaya tersembunyi.Biaya
langsung adalah biaya pemberian pertolongan pertama kecelakaan,
pengobatan, perawatan, biaya rumah sakit, biaya angkutan, upah
selama tak mampu bekerja, kompensasi cacat & biaya perbaikan
alat-alat mesin serta biaya atas kerusakan bahan-bahan.Sedangkan
biaya tersembunyi meliputi segala sesuatu yang tidak terlihat pada
waktu atau beberapa waktu setelah kecelakaan terjadi.
Sebab-Sebab Kecelakaan KerjaKecelakaan disebabkan oleh dua
golongan penyebab antara lain:1. Tindak perbuatan manusia yang
tidak memenuhi keselamatan (unsafe human acts)2. Keadaan-keadaan
lingkungan yang tidak aman (unsafe conditions)
Pencegahan Kecelakaan Akibat KerjaKecelakaan-kecelakaan akibat
kerja dapat dicegah dengan:1. Peraturan perundangan, yaitu
ketentuan-ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisi-kondisi kerja
pada umumnya, perencanaan, kontruksi, perwatan & pemeliharaan,
pengwasan, pengujian, & cara kerja peralatan industri,
tugas-tugas pengusaha & buruh, latihan, supervisi medis, PPPK,
& pemeriksaan kesehatan.2. Standarisasi, yaitu penetapan
standar-standar resmi, setengah mati atau tak resmi mengenai
misalnya kontruksi yang memnuhi syarat-syarat keselamatan
jenis-jenis peralatan industri tertentu, praktek-praktek
keselamatan & hygiene umum, atau alat-alat perlindungan diri.3.
Pengawasan, yaitu pengawasan tentang dipatuhinya
ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang diwajibkan.4.
Penelitian bersifat teknik, yang meliputi sifat & ciri-ciri
bahan-bahan yang berbahaya, penyelidikan tentang pagar pengaman,
pengujian alat-alat perlindungan diri, penelitian tentang
pencegahan peledakan gas & debu, atau penelaahan tentang
bahan-bahan & desain paling tepat untuk tambang-tambang
pengangkat & peralatan pengangkat lainnya.5. Riset medis, yang
meliputi terutama penelitian tentang efek-efek fisiologis &
patologis faktor-faktor lingkungan & teknologis, &
keadaan-keadaan fisik yang mengakibatkan kecelakaan.6. Penelitian
psikologis, yaitu penyelidikan tentang pola-pola kejiwaan yang
menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Dasar Hukum* UU no.13/2003Pasal 86(1) Setiap pekerja/buruh
mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:a. Keselamatan
& kesehatan kerjab. Moral & kesusilaanc. Perlakuan yang
sesuai dengan harkat & martabat manusiad. untuk melindungi
keselamatan kerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal diselenggarakan upaya K3.(2) Perlindungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) & ayat (2) dilaksanakn sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
* UU no.14/1969Pasal 9Tiap tenaga kerja berhak mendapatkan
perlindungan atas:1. Keselamatan2. Kesehatan3. kesusilaan4.
pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan
martabat manusia & moral agamaPasal 10Pemerintah membina norma
perlindungan tenaga kerja yang meliputi :1. Norma keselamatan
kerja2. Norma kesehatan kerja3. Norma kerja4. Pemberian ganti
kerugian, perawatan & rehabilitasi dalam hal kecelakaan
kerja
* UU no.1/19701. Agar pekerja & setiap orang lainnya yang
berada ditempat kerja selalu berada dalam keadaan sehat &
selamat.2. Agar sumber-sumber produksi dapat dipakai &
digunakan secara aman & efisien.3. Agar proses produksi
berjalan secara lancar tanpa hambatan.
* UU no.3/19921. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi
berhubungan dengan hubungan kerja termasuk penyakit yang timbul
karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam
perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja & pulang
kerumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.2. Jaminan
kecelakaan kerjaTenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak
menerima jaminan kecelakaan kerja meliputi:1. Biaya pengangkutan.2.
Biaya pemeriksaan pengobatan dan/atau perawatan.3. Biaya
rehabilitasi.4. Santunan berupa uang meliputi :a. Santunan
sementara tidak mampu bekerja.b. Santunan cacat sebagian untuk
selamanya.c. Santunan cacat total untuk selamanya baik fisik maupun
mental.d. Santunan kematian
Kesehatan Kerja
Submitted by kainfolahta on Fri, 05/16/2008 - 01:04
http://www.kesad.mil.id/content/kesehatan-kerja
ArtikelKesehatan Kerja Militer (Militery Occupational Health)
merupakan bagian dari tugas pokok Lakesmil. Lebih jauh marilah kita
mengenal lebih dekat tentang Kesehatan Kerja Militer. Kesehatan
Kerja dalam bahasa Latin disebut Ergonomi yang berasal dari dua
kata yaitu Ergos yang berarti kerja dan Nomos yang berarti alamiah,
sehingga Ergonomi berarti bekerja yang alamiah agar setiap manusia
bekerja dapat meningkatkan kenyamanan di lingkungan kerjanya.
Problem Ergonomi membahas beberapa hal yaitu : 1. Sikap Kerja 2.
Pemanfaatan Otot 3. Interaksi manusia-mesin 4. Nutrisi dan Energi
5. Kondisi Sosial 6. Kondisi Waktu 7. Kondisi Informasi 8. Kondisi
Lingkungan Perkembangan Ergonomi selanjutnya menyebutkan bahwa
Ergonomi untuk mencapai kerja yang ENASE (Efektif Nyaman Aman Sehat
dan Efisien). Untuk mendapatkan suasana kerja yang ENASE, dalam
merancang lingkungan kerja berfokus pada unsur manusia yang
memiliki kebolehan, kemampuan dan batasan dihadapkan dengan
lingkungan kerjanya, sehingga lingkungan kerja merupakan prioritas
menyesuaikan manusia, yang disebut dengan prinsip Fitting the Task
to the Man, manakala lingkungan tidak memungkinkan menyesuaikan
manusia, maka manusia menyesuaikan lingkungan kerja dengan beberapa
ketentuan/perlengkapan, hal ini disebut dengan Fitting the Man to
the Task, adapun ketentuan atau alat pelindung diri (APD) yang
digunakan tetap mengacu hingga mencapai batasan manusia, sebagai
contoh bila seseorang melakukan pekerjaannya menggunakan peralatan
yang dapat menimbulkan getar, gunakan sarung tangan yang dapat
meredam hingga batasan manusia menerima getaran maksimum. Gambar 2
merupakan contoh sarung tangan yang direkomendasi karena mampu
meredam getar 200 500 Hrtz.
Tangan Yang Terpapar Getar
Sarung Tangan Pengaman Yang Direkomendasikan
Keswa Militer
Submitted by kainfolahta on Fri, 05/16/2008 - 01:03
http://www.kesad.mil.id/content/keswa-militer
ArtikelKESEHATAN JIWA MILITER ( MILITARY PSYCHIATRY ) 1.FENOMENA
KEJIWAAN Merupakan Fenomena kehidupan manusia dimana sinergi dan
harmoni antara pikiran/cipta, perasaan/emosi dan kemauan/karsa
memunculkan suatu manifestasi berupa perilaku manusia. 2.
PENGERTIAN-PENGERTIAN BIDANG KESWA a. Mental : kondisi kejiwaan
seseorang dalam menghadapi hal-hal tertentu dalam hubungan dengan
waktu, tempat dan keadaan b. Moral : nilai-nilai yang diberikan
pada perilaku seseorang oleh budaya setempat c. Moril : kesediaan
seseorang melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan d.
Kepribadian : pola perilaku yang khas dari seseorang yang
menyebabkan orang itu dikenal dari pola perilakunya tersebut dan
pola ini dipakai yang bersangkutan untuk beradaptasi dalam proses
kehidupannya. e. Stress merupakan kondisi ketidak seimbangan akibat
adanya stressor. Stressor dapat berupa stressor fisik : latihan
berat, kelelahan, kepanasan dll, dan stressor psikis ( kejiwaan ) :
takut, kecewa, marah, situasi ketidak pastian, kesepian dll. f.
Stress Kejiwaan : sesuatu yang dirasakan sebagai perasaan tegang,
tidak nyaman, rasa takut yang berlebihan tanpa sebab yang jelas,
gangguan tidur, mimpi buruk, timbul gangguan psikosomatik dll. g.
Nilai Ambang Stress : merupakan batas kemampuan seseorang untuk
menahan stress, dimana sampai batas ambang tersebut seseorang masih
mampu mengatasi / menyesuaikan diri sehingga tidak timbaul gejala
stress. Bila seseorang mendapat stress melampaui Nilai Ambang
Stress tersebut akan terjadi suatu keadaan stress dimana keadaan
ini dapat menjadi pencetus timbulnya gangguan kejiwaan. 3. STRESSOR
DILINGKUNGAN PRAJURIT Lingkungan kehidupan militer sendiri
merupakan stressor a.l : a.Hidup dalam kelompok tertutup dalam
asrama, barak dll ( close community ) b.Lingkungan padat/rapat
timbul masalah-masalah social. c.Sering mutasi tempat tugas
sehingga seringkali sulit merencanakan kehidupan keluarga.
d.Memegang senjata sehingga dapat menimbulkan sikap arogan e.Hidup
dengan banyak aturan disiplin militer yang kaku. f.Hirarki
kepangkatan, otoritas pimpinan sehingga timbul keterbatasan
pergaulan oleh karena birokrasi. g.Latihan fisik dan mental yang
cukup berat. h.Sering meninggalkan keluarga karena
penugasani.Tuntutan kesetiaan dan loyalitas yang mutlak.
j.Pendidikan yang lebih bersifat perfeksionis mengingat tugas yang
harus dihadapi. k.Kondisi sosial ekonomi yang relatif pas-pasan.
l.Setiap saat menghadapi resiko kematian, cacat, ditawan musuh,
hilang dalam tugas ( Missing In Action ). 4. AKIBAT YG DITIMBULKAN
OLEH STRESSOR : a. Gangguan Kesehatan Jiwa Ringan - gangguan tidur,
kecemasan, gangguan penyesuaian terhadap tugas dan Lingkungan. b.
Gangguan Kesehatan Jiwa Sedang. - neurotik, neurosis, psikosomatis
c. Gangguan Kesehatan Jiwa Berat. - psikotik, gangguan kepribadian,
perilaku anti sosial, paranoid 5. STRESSOR DILINGKUNGAN KELUARGA
PRAJURIT a. Latar belakang keluarga yang berbeda ( bukan dari
keluarga militer ) sehingga tidak siap dengan lingkungan kehidupan
militer. b. Hidup dalam lingkungan tertutup menimbulkan
keterbatasan dalam pergaulan dengan komunitas lain. c. Kepadatan
tempat tinggal/asrama menimbulkan masalah sosial seperti
kecemburuan sosial, perselingkuhan dll. d. Perasaan was-was tidak
menentu dan memikul tanggung jawab sebagai single parent selama
suami tidak ditempat karena suatu penugasan. e. Akibat hirarki
kepangkatan pergaulan dengan sesama istri prajurit menjadi kaku. f.
Anak-anak sering tidak terawasi dan tidak terkendali sehingga
menjadi nakal dsb ( fenomena anak kolong ). 6. DETEKSI DINI
GANGGUAN KESEHATAN JIWA Timbulnya perubahan perilaku : muncul
perilaku yang lain dari pada biasanya, menyimpang dari perilaku
yang normal. Adanya keluhan atau penderitaan yang bersangkutan
tanpa sebab yang jelas berupa : gangguan tidur, kecemasan tanpa
sebab yang jelas, rasa takut yang berlebihan, tidak bisa
berkonsentrasi, sering melamun, mimpi buruk dll. Bila ada prajurit
atau keluarganya yang mengalami kondisi seperti tersebut diatas
perlu diwaspadai dan segera diberi pertolongan serta dilakukan
pengamanan untuk diri yang bersangkutan dan lingkungannya. 7.
PENCEGAHAN GANGGUAN KESEHATAN JIWA DILINGKUNGAN PRAJURIT DAN
KELUARGANYA. a. Rikkes yang cermat dan teliti b. Memberi rasa aman
dan kepastian dalam setiap penugasan prajurit. Memberi pengayoman
kepada prajurit dan keluarganya sehingga tidak ada perasaan kuatir
atau was-was selama ditinggal tugas. Menjalin komunikasi yang baik
dan terbuka untuk semua tingkatan kepangkatan dalam suatu satuan
sehingga dapat ditumbuhkan rasa kebersamaan. Segera mengambil
tindakan pertolongan dan pengamanan kalau ditemukan adanya prajurit
atau keluarganya yang menderita gejala stress. Memberi kesibukan
yang positif untuk keluarga yang suaminya sedang penugasan dalam
kurun waktu yang cukup lama. Mengantisipasi kasus-kasus sosial yang
mungkin timbul dan mengoptimalkan peranan Korum sebagai penanggung
jawab satuan selama satuan tersebut penugasan. Penyaringan
berita-berita dari daerah operasi dan sebaliknya terutama berita
yang bersifat negatif dan provokatif. 8. KESIMPULAN : Masalah
Kesehatan Jiwa di lingkungan prajurit dan keluarganya merupakan
masalah yang sewaktu-waktu bisa terjadi dan peran seluruh unsur
pimpinan dalam satuan sangat mutlak diperlukan. Pencegahan berupa
deteksi dini merupakan tindakan yang ideal untuk mencegah
terjadinya gangguan kesehatan jiwa. Komunikasi yang baik dan
terbuka disemua tingkatan dalam satuan akan menjadi daya tangkal
untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan jiwa.Kesehatan Matra
Darat
Submitted by kainfolahta on Fri, 05/16/2008 - 00:41
http://www.kesad.mil.id/content/kesehatan-matra-darat
ArtikelKESEHATAN MILITER MATRA DARAT1. PendahuluanSecara umum
Kesehatan Matra merupakan salah satu upaya kesehatan seperti yang
tercantum dalam pasal 11 Undang undang Nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan Matra. Upaya Kesehatan Matra juga mencakup pendekatan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Kesehatan Matra
merupakan kegiatan khusus yang diselenggarakan untuk menghadapi
kondisi dari seluruh aspek matra yang berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup manusia dalam lingkungannya. Menurut Pedoman
Kesehatan Matra Depkes yang ditetapkan melalui Kepmenkes
1215/Menkes/SK/XI/2001 Ruang Lingkup Kesehatan Matra dibagi menjadi
: 1. Kesehatan Matra Lapangan ( Darat ) Upaya Kesehatan Haji Upaya
Kesehatan Transmigrasi Upaya Kesehatan Penanggulangan Korban Akibat
Bencana Upaya Kesehatan di bumi perkemahan Upaya Kesehatan Akibat
Gangguan Kamtibmas Upaya Kesehatan Lintas Alam Upaya Kesehatan
Bawah Tanah Upaya Kesehatan Wisata dll 2. Kesehatan Matra Kelautan
dan Bawah Air ( Laut ) Upaya Kesehatan Penyelaman dan Hyperbarik
Upaya Kesehatan Pelayaran dan Lepas Pantai Ini merupakan Domain
dari Kesehatan TNI AL 3. Kesehatan Matra Dirgantara ( Udara ) Upaya
Kesehatan Penerbangan Ini merupakan Domain dari TNI AU. 2. Definisi
a. Matra adalah dimensi / lingkungan / wahana / media tempat
seseorang atau sekelompok orang melangsungkan hidup serta
melaksanakan kegiatan. b. Kondisi Matra adalah keadaan dari seluruh
aspek pada matra yang serba berubah dan berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup dan pelaksanaan kegiatan manusia yang hidup
dalam lingkungan tersebut. c. Kesehatan Matra adalah upaya
kesehatan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan
mental guna menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah
secara bermakna baik di lingkungan darat, laut dan udara. d.
Kesehatan Matra Darat adalah kesehatan matra yang berhubungan
dengan pekerjaan / kegiatan di daratan yang spesifik, bersifat
temporer dan serba berubah serta mempunyai dampak terhadap kondisi
fisik, mental dan kemampuan melaksanakan kegiatan individu yang
bersangkutan. e. Ilmu Kesehatan Militer adalah ilmu kesehatan yang
meliputi kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
yang diterapkan dalam lingkup tugas dan pekerjaan kemiliteran di
darat. f. Kesehatan Militer Matra Darat meliputi : 1) Ilmu
Kesehatan Matra Darat adalah ilmu kesehatan yang berhubungan dengan
pekerjaan / kegiatan prajurit di matra darat yang spesifik,
bersifat temporer dan serba berubah serta mempunyai dampak terhadap
kondisi fisik, mental dan kemampuan prajurit tersebut dalam
melaksanakan tugas pokoknya. 2) Ilmu Kesehatan Kerja Militer adalah
ilmu kesehatan yang berhubungan dengan pencegahan dan penanganan
penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan / kegiatan prajurit dalam
melaksanakan tugas kemiliteran di darat. 3. Ilmu Kesehatan Matra
Darata. Aspek Suhu 1) Kesehatan pada lingkungan panas. a). Adaptasi
pada lingkungan panas. b). Pencegahan penyakit akibat lingkungan
panas c). Penanganan penyakit akibat lingkungan panas. 2).
Kesehatan pada lingkungan dingin : a). Adaptasi pada lingkungan
dingin b). Pencegahan penyakit akibat lingkungan dingin c).
Penanganan penyakit akibat lingkungan dingin.b. Aspek Medan : 1)
Kesehatan pada daerah tinggi a). Adaptasi pada daerah tinggi b).
Pencegahan penyakit akibat daerah tinggi. c). Penanganan penyakit
akibat daerah tinggi. 2). Kesehatan pada daerah hutan, rawa, sungai
dan pantai. 3). Ilmu Kesehatan Survival. c. Kedokteran dan
Kesehatan tempur ( War Medicine ) 1). Bedah Tempur ( War Surgery ).
2). Traumatologi Tempur ( Combat Trumatology ). 3). Psikiatri
Tempur ( War Psychiatry ). 4). Kesehatan Preventif Tempur ( Combat
Preventive Medicine ). 5). Higiene dan sanitasi Lingkungan 6).
Higiene Prajurit Perorangan 7). Kesehatan Gigi dan Mulut 8).
Vaccinasi / immuninasi 9). Gizi prajurit d. Intelijen Medis (
Medical Intelligence ). 1). Analisa Medan 2). Perencanaan Dukkes,
rantai evakuasi e. Nuklir, Biologi dan Kimia f. Ilmu Kesehatan
Bencana ( Disaster Medicine ).
4. Ilmu Kesehatan Kerja Militer Merupakan integrasi antara ilmu
kesehatan / kedokteran dengan berbagai ilmu lain seperti teknologi,
kimia, fisika, biologi, anthropologi dll yang bertujuan agar
prajurit memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
dengan usaha preventif dan kuratif sehingga terhindar dari penyakit
/ gangguan kesehatan yang disebabkan oleh faktor lingkungan kerja
militer yang spesifik. Yang termasuk dlm kesehatan kerja militer
adalah : a. Postur Prajurit Untuk menjadi prajurit yang ideal harus
dipenuhi kriteria postur tubuh yang mampu mengemban tugas-tugas
kemiliteran. Disamping itu seorang prajurit harus mampu membawa dan
menggunakan alat peralatan militer dengan dampak negatif terhadap
tubuh prajurit seminimal mungkin. b. Faktor-faktor penyebab
gangguan kesehatan : 1) Fisik : suara, radiasi, cahaya, suhu,
tekanan dll 2) Kimia : debu, asap, gas, larutan dll 3) Infeksi :
mikroorganisme dll 4) Fisiologis : konstruksi alat peralatan, sikap
tubuh, cara melaksanakan kegiatan dll 5) Mental Psikologis :
lingkungan kerja, hubungan kerja, faktor keluarga dll c. Ergonomi
adalah penerapan ilmu biologi tentang manusia dan ilmu-ilmu teknik
dan teknologi untuk mencapai penyesuaian satu sama lain secara
optimal dari manusia terhadap pekerjaannya. Merupakan aplikasi dari
ilmu biologi manusia dengan ilmu teknik agar tercapai kesesuaian
optimal antara manusia dan pekerjaannya sehingga diperoleh
keuntungan berupa efisiensi dan kenyamanan dalam pekerjaannya.
Ergonomi berperan dlm berbagai aktivitas prajurit : 1) Beban kerja
prajurit : ransel beserta isinya, senjata yang dibawa, perlengkapan
perorangan lainnya yang dibawa saat melaksanakan kegiatannya. 2)
Perlengkapan prajurit : pakaian, helm, sepatu dll 3) Alat peralatan
prajurit : senjata, alat mekanik, alat optik, alat komunikasi dll
4) Alat peralatan khusus : ranpur, rudal, radar dll 5) Alat
peralatan markas : perlengkapan kantor dll d. Ergometri merupakan
Ilmu untuk mengukur kerja : pemakaian tenaga oleh prajurit pada
kegiatan tertentu, daya kerja fisik maksimum dari prajurit. e.
Evaluasi tidak langsung dari kapasitas aerobik : Untuk menguji
kapasitas kerja fisik f. Latihan militer : Mencakup beberapa aspek
: 1) Manajemen latihan dari aspek kesehatan. 2) Pencegahan dan
penanggulangan kecelakaan latihan. 3) Kesehatan pada Han Mars. g.
Kesehatan / kedokteran Olah Raga ( Military Sport Medicine ).
Kegiatan prajurit identik dengan kegiatan atlit karena dalam
kegiatan tersebut selalu dituntut memiliki kekuatan, kecepatan dan
koordinasi serta keseimbangan dalam setiap gerakan. Dengan
aktivitas sehari-harinya, prajurit seharusnya juga mempunyai
kemampuan seperti atlit sehingga ada tuntutan bahwa prajurit lebih
memungkinkan menjadi atlit yang berprestasi dibandingkan dengan
bidang profesi lainnya. Namun kenyataan yang ada hanya sedikit
prajurit yang berprestasi sebagai atlit. Ini menggambarkan bahwa
belum ada sinkronisasi antara aktivitas prajurit dengan
pemberdayaan prajurit sebagai sumber atlit. h. Gizi prajurit
dilapangan. Mencakup perencaan dan kegiatan : 1). Kebutuhan Gizi
Prajurit. 2). Gizi prajurit dalam latihan. 3). Gizi prajurit dalam
pertempuran. i. Kesehatan Jiwa Militer. Dalam penugasannya prajurit
akan mengalami suatu situasi dan kondisi yang penuh dengan resiko
kematian, cacat dan hilang dalam pertempuran sehingga aspek
Kesehatan Jiwa sangat mutlak harus diperhatikan. j. Higiene dan
sanitasi lingkungan kerja prajurit. Meliputi aspek : 1). Higiene
dan sanitasi markas / ksatrian 2). Higiene dan sanitasi daerah
latihan3). Higiene dan sanitasi lingkungan khusus. k. Higiene
perorangan prajurit l. Epidemiologi militer. m. Rehabilitasi medik
n. Forensik militer. Kesehatan Matra Darat secara umum sudah
dilaksanakan dan menjadi bagian dari kegiatan rutin Depkes dan
jajarannya. Bidang Kesehatan Militer Matra Darat merupakan tanggung
jawab Lakesmil untuk mengembangkannya sesuai dengan kemajuan
teknologi sekarang ini. Dalam hal ini karena bidang Kesehatan
Militer Matra Darat sudah banyak tertinggal baik dalam bidang
penyiapan SDM maupun Alat peralatan maka Lakesmil memilih prioritas
mengembangkan bidang Kesehatan Kerja Militer dan Kesehatan Jiwa
Militer sehingga produk-produk nya secara langsung dan tidak
langsung dapat mendukung tugas prajurit dalam kondisi damai (
prajurit di home base ), latihan maupun pertempuran. 5. Penutup.
Mengingat pentingnya bidang Kesehatan Militer Matra Darat untuk
mendukung berbagai penugasan prajurit maka sudah saatnya bidang ini
mendapat prioritas pengembangan yang lebih baik sehingga nantinya
produk-produk Litbang maupun Diklat dalam bidang Kesehatan Militer
dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan
TNI AD pada masa-masa mendatang. 6. Daftar Pustaka a. Buku Pedoman
tentang Materi Dasar Ilmu Kesehatan Militer Matra Darat Skep.
Dirkesad Nomor Skep/114/II/2004. tanggal 27 Pebruari 2004. b.
Pedoman Kesehatan Matra , Kepmenkes 1215/Menkes/SK/XI/2001. c.
Materi Informasi dan Advokasi Kesehatan Matra , Ditjen PP-PL,
Ditsepim Kesma, Subdit Kesehatan Matra Depkes 2006.Nubika
Submitted by kainfolahta on Tue, 05/13/2008 - 01:23
http://www.kesad.mil.id/content/nubika
ArtikelPENGETAHUAN SINGKAT SENJATA NUBIKAOLEH LETKOL CKM (K)
RUKMINI NORMAN PA AHLI NUBIKA LAKESMIL DITKESAD PENDAHULUAN 1. Umum
Kemajuan teknologi pada era sekarang ini sangat pesatnya, sehingga
mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia. Dalam hal ini
persenjataan perangpun tidak luput dari akibat dari kemajuan
teknologi tersebut, dimana tujuannya adalah menghancurkan dan
melumpuhkan pihak lawan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
dengan cara yang lebih efektif dan effisien. Untuk itu
diciptakanlah senjata pemusnah massal yaitu senjata Nuklir, Biologi
dan Kimia ( disingkat NUBIKA). Kemungkinan terjadinya perang dengan
penggunaan senjata NUBIKA disuatu bagian dari dunia adalah bukan
sesuatu yang mustahil meskipun telah ada semacam perjanjian tentang
pelarangan atau pembatasan senjata nuklir. Ancaman yang ditimbulkan
senjata nubika sangat serius. Korban yang ditimbulkannya cukup
besar, tidak saja kerugian jiwa manusia, akan tetapi juga materil,
bangunan, tumbuhan dan hewan. Besarnya akibat yang ditimbulkan oleh
senjata NUBIKA untuk itu perlu kita ketahui tentang pengetahuan
secara singkat tentang senjata NUBIKA, agar kita menjadi waspada
dan dapat mengambil tindakan yang tepat bila mengalami serangan
senjata NUBIKA. 2. Maksud dan Tujuan. Maksud dari tulisan ini
adalah sebagai pengetahuan tambahan tentang senjata NUBIKA dengan
tujuan agar dapat mengambil tindakan yang tepat dan lebih waspada
jika mengalami serangan NUBIKA. 3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.
Ruang lingkup dari penulisan ini membahas tentang senjata NUBIKA
dan effek nya dengan tata urut sebagai berikut : BAB I :
Pendahuluan. BAB II : Senjata Nubika BAB III : Akibat Senjata
Nubika terhadap Manusia BAB IV : Penutup. BAB II. SENJATA NUBIKA4.
Senjata Nuklir. Serangan senjata nuklir biasanya berupa ledakan bom
nuklir yang ditandai dengan suatu kilatan cahaya yang menyilaukan
menerangi daerah sekitarnya. Kilatan cahaya tersebut berasal dari
suatu bola api , dimana suatu gelombang tekanan disebar ke segala
arah. Dalam waktu yang bersamaan dipancarkan radiasi thermis dan
radiasi nuklir ke segala arah. Selanjutnya terlihat bola api naik
ke atas dengan cepat dan terbentuklah awan ledakan. Di bawah awan
terjadi suatu aliran udara yang kuat bergerak ke atas, dimana
debu-debu partikel tanah ataupun air terangkat ke atas maka
terjadilah apa yang disebut batang ledakan. Efek yang mengikuti
ledakan nuklir diantaranya : gelombang tekanan, radiasi thermis,
radiasi nuklir, dan efek elektromagnetis. a. Efek Ledak Senjata
Nuklir Suatu ledakan senjata nuklir di udara dan di permukaan,
distribusi tenaga yang dikeluarkan adalah sebagai berikut :
50 % sebagai gelombang tekanan 35 % sebagai radiasi thermis ,
termasuk infra red, yang terlihat mata, sinar UV, dan sinar X Ray.
14 % sebagai radiasi nuklir ion-ion neutron dan sinar Gamma yang
didistribusikan pada menit pertama setelah peledakan dan 10 %
sebagai sisa radiasi nuklir ( residu ). d. 1 % sebagai
elektromagnetik Efek gelombang tekanan, radiasi thermis, radiasi
nuklir awal dan elektrormagnetik pada daya ledakan sampai 500 KT,
berlangsung sampai dengan satu menit pertama setelah ledakan.
Sedangkan untuk senjata nuklir yang mempunyai kekuatan lebih dari
500 KT, efeknya akan berlangsung sampai dengan 3 menit pertama
setelah ledakan. Waktu selebihnya sampai beberapa hari atau bulan
akan berlangsung radiasi nuklir lanjutan. Kekuatan masing-masing
efek serta perbandingan satu terhadap lainya ditentukan oleh daya
ledakan, tipe ledakan, jarak ledakan, jarak ke itik ledak dan
konstruksi senjata nuklir. b. Efek radiasi Nuklir Suatu ledakan
senjata nuklir umumnya menghasilkan efek radiasi nuklir atau
berbagai macam sinar inti. Selama satu menit pertama setelah
ledakan, timbul sinar radioaktif awal atau radiasi awal yang
terpenting yaitu radiasi gamma dan neutron. Setelah satu menit
setelah ledakan masih timbul dan adanya radiasi inti yang disebut
radiasi lanjutan, yang terbagi dalam dua bagian yaitu radiasi
karena induksi neutron yang banyak menghasilkan radiasi gamma dan
beta serta debu radioaktif yang banyak mengandung sinar alpha dan
beta. Terdapat empat macam radiasi nuklir :
Radiasi gamma Radiasi neutron Radiasi beta Radiasi alpha Jarak
capai atau daya tembus dari macam radiasi tersebut berbeda-beda dan
efeknya terhadap manusia, hewan, benda dan medan juga berbeda.
Pelindung radiasi nuklir sangat kompleks, bahan yang melindungi
dengan baik terhadap sinar gamma, belum tentu melindungi terhadap
radiasi neutron karena radiasi neutron dapat diserap oleh
elemen-elemen tertentu. Dosis yang diterima seseorang di belakang
suatu bangunan, di dalam tank atau di dalam perlindungan akan
bekurang dari pada bila seseorang berada di medan terbuka pada
jarak yang sama dari titik nol, hal ini tergantung berapa radiasi
yang diserap atau yang diperlunak oleh bahan yang merintanginya. c.
Radiasi Nuklir Awal Radiasi nuklir awal merupakan bagian dari
radiasi nuklir , yang dipancarkan oleh semua tipe ledakan dalam
waktu satu menit pertama setelah ledakan. Radiasi nuklir awal
terdiri dari radiasi-radiasi gamma, neutron, beta dan alpha. Ini
sebagian berasal dari reaksi nuklir atau dipancarkan dari hasil
hasil produksi radioaktif. Hanya radiasi gamma dan neutron saja
yang mempunyai arti dalam radiasi nuklir awal, sedangkan radiasi
beta dan alpha tak ada pengaruhnya karena jarak capainya yang
pendek. Pemancaran neutron dari radiasi nuklir awal berlangsung
selama satu detik yang pertama setelah ledakan. Sedangkan
pemancaran radiasi gamma berlangsung lebih lama untuk semua tingkat
ledakan . Radiasi gamma dan neutron dapat terbelokkan dari
lintasannya karena tumbukan molekul-molekul udara sehingga terjadi
radiasi tersebar ke segala arah yang dapat masuk ke dalam lubang
perlindungan tanpa penutup. Oleh karena daya tembus gamma dan
neutron cukup besar maka diperlukan bahan-bahan yang mengandung
unsur-unsur berat seperti timah hitam yang dapat memberikan
perlindungan yang baik terhadap radiasi gamma. Bukit dan gunung
yang tinggi dimana pandangan terhadap bola api terhalang akan
memberikan perlindungan yang baik terhadap radiasi nuklir awal. d.
Radiasi Nuklir Lanjutan Radiasi nuklir lanjutan adalah radiasi
nuklir yang terjadi setelah satu menit dari ledakan. Radiasi nuklir
lanjutan tidak mengandung radiasi neutron. Kerusakan-kerusakan
karena radiasi alpha dan beta pada radiasi nuklir awal hampir tak
ada sama sekali, tetapi pada radiasi nuklir lanjutan dapat
dikatakan besar. Radiasi nuklir awal terutama berasal dari bola api
yang dipancarkan menurut satu jurusan, sedangkan pada radiasi
nuklir lanjutan dipancarkan dari bahan-bahan radioaktif yang
berasal dari jatuhan radioaktif dan meliputi daerah yang luas. Pada
ledakan senjata nuklir di udara yang cukup rendah akan menyebabkan
sebagian besar neutron yang dipancarkan mencapai tanah dan
menembusnya sedalam kira-kira setengah meter di sekitar titik nol.
Zat-zat atau unsur-unsur dalam tanah yang terpengaruh oleh radiasi
neutron yaitu : seperti Natrium, Aluminium, Mangan, Besi dan Kalium
bila terkena neutron akan menjadi isotop radioaktif dan memancarkan
radiasi gamma dan beta. Radiasi nuklir lanjutan disebut radiasi
induksi neutron. Radiasi ini segera terjadi setelah suatu ledakan
nuklir. Pola radiasi induksi merupakan pola sebuah lingkaran di
sekitar titik nol, semakin jauh dari titik nol kecepatan dosisnya
makin berkurang Luas pola radiasi induksi ditentukan oleh jari-jari
lingkaran induksi yang terhitung dari titik nol sampai suatu garis
isodosis dengan kecepatan dosis 2 rad/jam. Pasukan boleh dikatakan
aman terhadap radiasi bila berada di luar lingkaran ini, sedang
pasukan yang menempati lokasi di dalam daerah induksi neutron dapat
mengalami bahaya besar. 5. Senjata Biologi Senjata Biologi biasanya
terdiri dari mikroorganisme hidup digunakan sebagai salah satu
senjata untuk melumpuhkan lawan karena sifatnya dapat membunuh,
atau membuat sakit manusia, hewan , tumbuh-tumbuhan dalam jumlah
yang sukar bagi lawan untuk mendeteksinya dalam waktu cepat. Cara
berperang dengan kuman sesungguhnya bukan cara yang baru karena
sudah berabad-abad yang lampau digunakan oleh bangsa-bangsa untuk
melumpuhkan lawan, misalnya mengotori sumber air suatu kota yang
terkepung dengan bangkai, menulari suatu pasukan dengan sakit cacar
dsb. Keuntungan senjata biologi ini adalah : sifatnya hemat,
artinya dengan menggunakan sedikit mikroorganisme/kuman dapat
menginfeksi dalam jumlah besar , karena mikroorganisme tersebut
dapat berkembang biak dalam waktu yang singkat. Senjata ini
mempunyai potensi untuk mencakup suatu daerah yang luas ia dapat
menembus ke lubang perlindungan yang tidak dapat ditembus oleh
senjata lain. Sesudah serangan, peralatan dan bangunan tidak
menjadi rusak , tetap utuh ( kecuali untuk agen anti materiil ).
Selain itu sukar untuk di deteksi, kecuali dengan alat khusus.
Kelemahannya : ia dipengaruhi oleh keadaan cuaca yaitu kelembaban,
angin, sinar matahari, kekeringan. Oleh karena itu serangan
biasanya dilakukan pada malam hari. Juga memerlukan waktu sesuai
masa inkubasi. Mikroorganisme yang digunakan yang mempunyai sifat :
daya tahan kuat, virulensi yang tinggi dan mudah menular. Jenis
mkroorganisme yang digunakan diantaranya : golongan bakteria,
richetsia, virus dan jamur. Golongan bakteria dapat menyebabkan
penyakit radang otak, Tuberculosis, Difteria Typhus abdominalis,
Tetanus, Pneumonia, Dysentriae, Cholera, anthrax dan lain-lain.
Golongan Richetsia dapat memnyebabkan demam Q, demam Typhus, demam
bercak wabahi. Golongan virus dapat menyebabkan penyakit :
influenza, lumpuh anak-anak, cacar, demam kuning, hepatitis,
campak, radang otak, dan rabies . Golongan jamur dapat menyebabkan
infeksi-infeksi jamur histoplasmosis, coccidicido mycosis,
nocardiosis. Mikroorganisme yang digunakan untuk menulari hewan
misalnya: bacillus anthracis, NCD yang menulari jenis unggas. Untuk
tumbuh-tumbuhan misalnya dengan menggunakan virus, cacing,
serangga, atau jamur yang dapat mengenai padi-padian, kentang,
tembakau dsb. Sedangkan untuk materiil digunakan mikroorganisme
berupa jamur, bakteri yang dapat merusak texil, karet, kulit,
logam. Korban dari agensia-agensia penyebab penyakit tidak segera
jatuh sakit, tetapi akibatnya baru dapat dilihat sesudah beberapa
hari. Kuman-kuman penyebab penyakit merupakan makhluk hidup
sehingga penyakit dapat menyebar dan meluas secara aktif.
Penyakit/wabah yang timbul sulit membedakannya dari
kejadian-kejadian yang dianggap wajar. Negara yang pernah
menggunakan senjata biologi dalam peperangan antara tahun 1763 1979
adalah : NegaraTempat terjadinya wabah InggerisWabah cacar pada
suku Indian di Ohio Amerika.JermanWabah Glanders dan Anthrax pada
ternak di Bucharest dan Perancis. JepangWabah Cholera, Pes, Typhus
dan para typhus di China. RusiaWabah Cholera dan Pes di Mesir
USAWabah Pes pada suku Eskimo Serangan pada tentara China dan Korea
dengan agensia Biologi Serangan senjata kimia dan agensia Biologi
pada perang di Indo China Rusia Wabah Cholera di Iraq Wabah Anthrax
di daerah Sverdlovsk-Sovyet 6. Senjata Kimia Bahan yang digunakan
berupa zat kimia, padat, cair atau gas yang karena sifatnya dapat
menyebabkan kematian atau kerusakan pada manusia, binatang atau
materiil. Biasanya senjata kimia merupakan suatu perangkat yang
terdiri dari sejenis zat kimia, peluru pelontar atau alat
penyemprot dan kendaraan pengangkut. Jenis zat kimia yang digunakan
bermacam-macam dengan akibat yang bermacam-macam pula misalnya: (
Zat pencekik, yang bekerja pada selaput saluran pernapasan sehingga
membengkak dan penuh lendir yang berakibat si korban kekurangan
Oxygen. Misalnya : Phosgen, diphosgen. ( Gas Saraf, yang bekerja
dengan cara mempengaruhi keseimbangan susunan saraf sympatis dan
parasympatis. Gas saraf ini ditemukan oleh ahli-ahli Jerman pada
perang dunia ke II. Cara peracunannya dapat melalui pernapasan,
diserap kulit atau termakan. Misalnya : Tabun, Sarin, Soman, VX.
Gejala yang terlihat pada si korban adalah pandangan kabur, pusing,
muntah, kejang-kejang, berkeringat, bingung, berak- berak. Gejala
terakhir adalah napas terhenti. ( Zat peracun darah, yang masuk ke
tubuh melalui pernapasan dan memblokir Oxygen dari darah ke
jaringan dengan mempengaruhi kerja enzym cytochrome-oxidase. Dalam
golongan ini termasuk zat HCN ( Asam Cyanida ), yang banyak juga
digunakan untuk hukuman mati di kamar gas, Cyanogen Chloride,dan
Arsine. ( Blister agents atau zat pelepuh kulit, suatu zat yang
dapat menyebabkan gelembung-gelembung berair pada kulit, juga
berakibat pada mata dan paru-paru. Termasuk golongan ini adalah :
Nitrogen mustard, (HN-1 HN-2 HN-3 ), Phosgen Oxime, Lewisite (
terkenal pada PD I ), Mustard Lewisite mixture, Ethyldichloroarsine
dsb. ( Zat pemuntah dan Gas air mata, zat-zat pembakar mis : Bom
napalm. ( Tabir asap mis Sulfur Trioxide, Chlorosulfenic acid
phosphor putih dsbnya. ( Zat perontok daun atau defoliants yaitu
zat yang mengandung amonium thiocyanate dan zino chloride, dalam
peperangan Vietnam. Laporan tentang penggunaan senjata kimia telah
disampaikan ke PBB oleh negara-negara yang merasa diserang dengan
senjata kimia dan dengan tegas telah tejadi pelanggaran Konvensi
Jenewa 1925 . Negara pengguna senjata kimia pada peperangan abad XX
diantaranya : Italia terhadap Ethiopia Jepang terhadap China Jerman
terhadap Rusia Rusia dan Amerika menggunakan 100.000 ton Herbicida
yang sangat beracun yaitu Dioxin. Laporan dari PBB ada penggunaan
senjata kimia di Laos, Kamboja dan Afghanistan serta di Irak waktu
berperang dg suku Kurdistan. Di Kamboja dan Laos diketemukan bahan
racun syaraf Riot Control dan Mycotoxin. Di Afghanistan diketemukan
racun Mustard dan Mycotoxin
BAB III AKIBAT SERANGAN SENJATA NUBIKA TERHADAP MANUSIA 7.
Senjata Nuklir Akibat serangan senjata nuklir yang berupa ledakan
bom nuklir bagi manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian : a. Akibat
yang segera dirasakan yaitu tekanan gelombang udara ( blast and
shock ), radiasi thermis dan radiasi nuklir pertama. b. Akibat
dalam jangka waktu panjang adalah akibat radiasi nuklir sisa.
Tekanan gelombang udara dapat menyebabkan :
Kerusakan alat tubuh dapat berakibat fatal, benda-benda yang
berterbangan akibat tekanan gelombang udara dapat merupakan
peluru-peluru yang dapat melukai atau mematikan. Emboli udara pada
pembuluh darah, perdarahan pada paru-paru, patah tulang, perdarahan
pada rongga perut, dan luka-luka akibat terlempar. Radiasi thermis
dapat menyebabkan luka bakar ringan atau berat tergantung pada
terlindung atau tidaknya seseorang. Kematian akibat radiasi thermis
ini merupakan korban yang terbesar kira-kira dua pertiga seluruh
jumlah korban. Radiasi nuklir pertama dengan penyinaran sinar
radioaktif alpha, betha, sinar gamma dan neutron dapat merusak
sel-sel tubuh. Akibat ionisasi, sel-seltubuh mengalami kerusakan
khromosom, sel dan inti sel akan menggembung, cairan sel menjadi
pekat, membran sel menjadi sangat permeable, akibatnya sel menjadi
tidak berfungsi dan mitosis sel untuk menggantikan sel yang rusak
akan terhambat. Sedangkan radiasi nuklir yang sisa adalah akibat
dari pada bahan-bahan radioaktif misalnya Cesium- 137, Strontium-90
dapat terjadi : Cataract, Leukemia, tumor ganas, perkembangan anak
yang terhambat, perpendekan umur dll. 8. Senjata Biologi. Senjata
biologi pada manusia dapat menyebabkan bermacam-macam penyakit yang
disebakan berbagai mikroorganisme berupa bakteri, rikhetsia, virus
dan jamur. Cara masuknya kuman dapat melalui cara kontak langsung,
melalui pernapasan, atau melalu saluran pencenaan. Penyakit ang
ditimbulkan adalah penyakit berat dan menular sehingga dalam waktu
singkat dapat menimbulkan epidemi dan menyebabkan kematian dalam
jumlah yang besar. Oleh karena mirip dengan wabah biasa , maka
sangat sukar menetukan apakah penyakit-penyakit tersebut oleh suatu
serangan senjata nubika atau wabah biasa, apalagi kalau yang
terjangkit adalah kalangan penduduk biasa. 9. Senjata Kimia. Dapat
menimbulkan kerusakan pada alat tubuh manusia atau kematian,
tergantung dari jenis zat kimia yang digunakan. Misal : zat
pencekik yang mengganggu/menghentikan pernapasan, gas saraf yang
bekerja terhadap keseimbangan saraf simpatis dan parasimpatis, zat
bracun darah yang memblokir pekerjaan, zat pelepuh kulit dan gas
pembakar yang dapat membakar manusia hidup-hidup.
Kerusakan/penyakit yang ditimbulkan pada manusia dengan zat kimia
ini dapat bersifat temporer atau permanen, tergantung dari zat yang
digunakan dan cepatnya diatasi/mendapat pengobatan. BAB IVPENUTUP
Demikianlah pengetahuan singkat tentang senjata Nuklir, Biologi dan
Kimia ( NUBIKA) sebagai tambahan pengetahuan bagi anggota Kesad dan
diluar jajaran Kesad untuk memberi gambaran bagaimana dahsyatnya
senjata NUBIKA.