Top Banner
KESEHATAN LINGKUNGAN Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas yang Diampu oleh: Subandi, S.Kp, M. Pd Oleh : Fara Dewi Utami P.L (P17320313006) Farisa Novianti (P17320313051) Fitri Andintin Sinfani (P17320313012) Tingkat IIIA
28

Kesehatan Lingkungan Sudah Revisi

Feb 02, 2016

Download

Documents

fix
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kesehatan Lingkungan Sudah Revisi

KESEHATAN LINGKUNGAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas yang

Diampu oleh:

Subandi, S.Kp, M. Pd

Oleh :

Fara Dewi Utami P.L (P17320313006)

Farisa Novianti (P17320313051)

Fitri Andintin Sinfani (P17320313012)

Tingkat IIIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BOGOR

Page 2: Kesehatan Lingkungan Sudah Revisi

2015

Page 3: Kesehatan Lingkungan Sudah Revisi

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan nikmat yang berlimpah sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul “Kesehatan Lingkungan”

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat tugas Mata Kuliah

Keperawatan Komunitas I. Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan tugas

ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini

penulis menyampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu, tenaga, pikirannya serta pengarahan dalam

penyempurnaan makalah ini

Kedua orang tua kami yang telah memberi dukungan materil maupun

immaterial, teman kelompok yang telah merangkai makalah ini. Dan semua

pihak yang telah membantu dan mengarahkan sehingga dapat

menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tepat waktu.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi para

pembaca. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami

mengharap kritik dan saran yang membangun, sebagai bahan pertimbangan

kami untuk membuat makalah selanjutnya.

Bogor, September

2015

Penyusun,

Page 4: Kesehatan Lingkungan Sudah Revisi

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................1

PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................1

B. Tujuan..........................................................................................2

BAB II......................................................................................................3

PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Sejarah kesehatan lingkungan....................................................3

B. Kesehatan lingkungan (kesling)...................................................5

BAB III...................................................................................................15

PENUTUP..............................................................................................15

A. Kesimpulan................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................16

Page 5: Kesehatan Lingkungan Sudah Revisi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat

Tahun 2010 diawali dengan tinjauan tentang keadaan, masalah dan

kecenderungannya dalam bidang kesehatan di Indonesia. Bagian

tersebut memuat analisis determinannyayang meliputi faktor:

ekonomi kesehatan, demografi, kesehatan lingkungan dan

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi serta globalisasi.

Menurut survei Kesehatan Rumah Tangga, 2010, dikatakan

bahwa penyakit yang erat hubungannya dengan perilaku dan

lingkungan masih termasuk dalam sepuluh besar penyakit yang

diderita oleh penduduk di Indonesia. Di antara penyakit tersebut,

yaitu infeksi saluran pernafasan akut sebanyak 234 orang per 1000

penduduk dan hipertensi 83 orang pe 1000 penduduk. Selain itu juga

ditemukan adanya peningkatan angka kematian yang cukup tinggi

sebagai akibat dari perilaku dan lingkungan yang kurang baik. Dari

data yang dicatat pada tahun 1986, 1992 dan 1995 didapatkan

adanya penyakit yang erat kaitannya dengan perilaku dan

lingkungan. Penyakit yang berkaitan dengan sirkulasi mengalami

peningkatan dari 16,0% menjadi 18,9%, system pernafasan dari

6,2% naik menjadi 9,5% dan terakhir menjadi 15,7%, angka

kecelakaan lalu lintas juga meningkat dari 4,7% menjadi 5,2%,

sedangkan diare walaupun menurun tetapi angkanya masih relatif

Page 6: Kesehatan Lingkungan Sudah Revisi

2

tinggi yaitu 12,0% menjadi 8,0% dan terakhir menjadi 7,4% (Dep Kes

RI, 1999).

Sampai saat ini masih ada masyarakat yang belum

membiasakan diri untuk buang air besar pada tempat yang benar,

masih membuang sampah sembarangan, serta memperluas lahan

pertanian dan perikanan dengan melakukan penebangan hutan tak

terkendali tanpa mempertimbangkan keseimbangan lingkungan

sehingga menyebabkan terjadinya ledakan pembiakan nyamuk dan

hewan penular penyakit lainnysehingga akan memperburuk situasi.

Angka kesakitan yang disebabkan oleh buruknya kesehatan

lingkungan ini diperkirakan masih akan meningkat di masa yang

akan datang seiring dengan semakin banyaknya kawasan-kawasan

kumuh, baik diperkotaan maupun di daerah semi-urban.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Agar mahasiswa /mahasiswi keperawatan mengetahui mengenai

kesehatan lingkungan.

2. Tujuan khusus

a. Mampu menjelaskan definisi kesehatan lingkungan

b. Mampu menjelaskan ruang lingkup kesehatan lingkungan

c. Mampu menjelaskan sasaran kesehatan

d. Mampu menjelaskan masalah-masalah kesehatan lingkungan di

Indonesia

Page 7: Kesehatan Lingkungan Sudah Revisi

3

Page 8: Kesehatan Lingkungan Sudah Revisi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah kesehatan lingkungan

Secara historis keberadaan kesehatan lingkungan baik di dalam negeri

maupun di dunia luar perlu diketahui dan dipahami oleh seluruh perawat

komunitas, hal ini penting untuk memberikan gambaran dan dipakai

sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan perkembangan yang

lebih baik dimasa yang akan datang.

1. Sejarah kesehatan lingkungan di Dunia

Sejak 400 tahun sebelum Masehi, manusia telah menduga adanya

hubungan antara lingkungan dan penyakit. Pada masa itu telah dikenal

adanya pendapat bahwa malaria adalah penyakit yang berhubungan

dengan udara atau cuaca buruk, air kotor tidak baik untuk kesehatan

serta banyak lagi teori atau dugaan yang dihubungkan dengan kesehatan

dan lingkungan. Berbagai catatan dan prasasti menunjukkan bahwa

penduduk di berbagai kota di Yunani, Romawi maupun mesir rata-rata

meninggal karena penyakit menular yang secara periodik merupakan

wabah yang melanda masyarakat pada saat itu. Penyakit tersebut antara

lain malaria, cacar, dan demam tifoid. Dalam catatan juga disebutkan

bahwa mereka tinggal dalam lingkungan yang buruk dan penuh dengan

sumber penyakit menular. Disamping itu juga diramalkan bahwa usia

harapan hidup manusia hanya mencapai 30 tahun. Kesehatan di tempat

kerja juga sangat buruk, hal ini dikemukakan oleh Hipocrates yang hidup

sekitar empat abad sebelum Masehi. Dalam catatannya Hiporacrates

menyatakan bahwa ada efek buruk pada lingkungan pekerja tambang

timah hitam. Dalam papyrus peninggalan peninggalan Fir’aun seorang

“dokter” juga telah mencatat adanya penyakit-penyakit yang berasal dari

lingkungan pekerjaan seperti pada tukang perahu, pengatur air dan

Page 9: Kesehatan Lingkungan Sudah Revisi

5

pembuat papyrus itu sendiri. Gejala yang dilukiskannya mirip atau diduga

sejenis akistosomiasis (Phoon, 1998).

Upaya kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk perbaikan kualitas

lingkungan fisik, atau dikenal sebagai awal dari upaya kesehatan

lingkungantelah dimulai sejak jaman Romawi dan Mesir. Misalnya di

berbagai kota Romawi Kuno yang telah membangun “leprosaria”, yakni

tempat merawat penderita kusta/lepra serta membangun proyek

persiapan air, system aliran limbah dan lain-lain yang terkait dengan

lingkungan. Dari bukti-bukti empirik yang ada menunjukkan bahwa

masalah maupun upaya kesehatan yang berkaitan dengan lingkungan,

baik lingkungan pemukiman, area umum maupun lingkungan kerja telah

dimulai sejak zaman Hiporactes. Walaupun Upaya-upaya kesehatan

lingkungan telah dilakukan seangkatan dengan ilmu kedokteran, tetapi

mengalami perlamabatan selama beberapa decade sampai abab ke-15

dan -16, ketika Ellenbon, Paracelcus dan Agricola mengemukakan teori-

teori mereka tentang hubungan penyakit dan lingkungan (Jackson et al,

1989).

2. Sejarah kesehatan lingkungan di Indonesia

Usaha kesehatan lingkungan di Indonesia, mulai dirintis sejak tahun

1982 dimana pada saat itu telah berhasil disusun undang-undang

tentang hygiene. Dalam undang-undang tersebut ditegaskan bahwa yang

bertanggung jawab tentang kesehatan penduduk di Indonesia adalah

pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun 1991 undang-undang tersebut

mengalami perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan situasi

dan kondisi masyarakat pada saat itu. Tetapi undang-undang yang

disempurnakan tersebut lebih banyak ditujukan untuk kepentingan

bangsa belanda sendiri, bukan untuk kepentingan perbaikan kesehatan

dan lingkungan masyarakat Indonesia.

Page 10: Kesehatan Lingkungan Sudah Revisi

6

Pada tahun 1924 atas prakarsa pemerintah Hindia Belanda yang di

sponsori oleh Rockefeller foundation, didatangkan Dr J. J. Hydrick seorang

konsultan berkebangsaan Amerika yang bertempat tinggal di daerah

terpencil. Program yang di desain oleh konsultan tersebut lebih dikenal

dengan nama “Rural Hygiene Work” yang di dalamnya termasuk program

kesehatan lingkungan dengan strategi pelaksanaan berupa penyuluhan

dan pendidikan kesehatan pada masyarakat. Tetapi program tersebut

tidak dapat dilaksanakan secara tuntas karena pada tahun 1939 Dr J. J.

Hydrick harus kembali ke Amerika, program tersebut hanya dilaksanakan

di daerah Banyuwangi dan Kebumen.

Pada tahun 1956 usaha kesehatan lingkungan di galakkan kembali.

Khusus di daerah pedesaan seperti Bekasi dikembangkan konsep

integrasi antara usaha kesehatan lingkungan dan usaha pengobatan

kepada masyarakat. Pada tahun 1974 pemerintah menyusun suatu

program khusus yang dikenal dengan instruksi Presiden tentang

kesehatan (Inpres Kesehatan No. 5, 1974), yang salah satu programnya

adalah pengelolaan sarana air minum serta jamban keluarga. Program ini

dibuat untuk merangsang masyarakat agar menyediakan air minum serta

sarana pembuangan tinja yang sehat. Keseluruhan program bertujuan

untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan masyarakat (Azwar A,

1986).

Tetapi sampai saat ini kesehatan lingkungan di Indonesia masih

dirasakan belum memenuhi kebutuhan sanitasi dasar, yaitu sanitasi

minimal yang diperlukan agar dapat memenuhi kriteria kesehatan

pemukiman. Kriteria tersebut antara lain adalah perbaikan perumahan,

jamban, sarana penyediaan air minum, pembuangan sampai dan air

limbah.

B. Kesehatan lingkungan (kesling)

1. Definisi

Page 11: Kesehatan Lingkungan Sudah Revisi

7

Beberapa pengertian tentang kesehatan lingkungan yang

disampaikan oleh para ahli antara lain :

a. Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan

lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap

terwujudnya status kesehatan yang optimum pula (Notoatmodjo S,

2003)

b. Kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal-balik antara manusia

dan lingkungan yang berakibat atau memengaruhi derajat

kesehatan manusia (Walter R. L)

c. Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang

harus ada diantara manusia dan lingkungannya agar dapat

menjamin keadaan sehat dari manusia (WHO Expert Committee)

d. Kesehatan lingkungan adalah ilmu yang mempelajari hubungan

interaktif antara komunitas dengan perubahan lingkungan yang

memiliki potensi bahaya/menimbulkan gangguan

kesehatan/penyakit, serta mencari upaya penanggulangannya

(Susanna D. Dkk)

Pada dasarnya pengertian yang dikemukakan para ahli tersebut

adalah sama, yang intinya adalah hubungan interaksi antara

manusia/komunitas dengan lingkungan. Untuk mendapatkan derajat

kesehatan maupun kehidupan sehat optimal diperlukan keseimbangan

ekologi yang dimana diantara manusia/komunitas dengan

lingkungannya.

Ada beberapa definisi dari kesehatan lingkungan :

Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan

adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia

dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.1

Page 12: Kesehatan Lingkungan Sudah Revisi

8

Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)

kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu

menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan

lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia

yang sehat dan bahagia.2

Menurut, Slamet Riyadi – Ilmu Kesehatan Lingkungan adalah bagian

integral dari ilmu kesehatan masyarakat yang khusus mempelajari dan

menangani hubungan manusia dengan lingkungannya dalam

keseimbangan ekologi dengan tujuan membina & meningkatkan

derajat kesehatan maupun kehidupan sehat yang optimal.

Jika disimpulkan Pengertian Kesehatan Lingkungan adalah “ Upaya

perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan

menuju keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia

yang semakin meningkat.”

2. Tujuan Kesehatan Lingkungan

a. meningkatkan mutu lingkungan

b. terkendalinya pemamfaatan sumber daya alam

c. pembangunan berwawasan lingkungan

d. melindungi negara dan pengerusakan lingkungan oleh negara lain

3. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

Menurut Haryoto K. (1985), lingkungan dapat diartikan sebagai

segala sesuatu yang ada di sekitar manusia. Secara lebih rinci,

lingkungan di sekitar manusia dapat dikategorikan sebagai:

a. Lingkungan fisik, meliputi tanah, air, dan udara serta hasil interaksi

diantara faktor-faktor tersebut.

Page 13: Kesehatan Lingkungan Sudah Revisi

9

b. Lingkungan biologi, yang termasuk ke dalam lingkungan ini adalah

semua organisme hidup seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan,

serta mikroorganisme lainnya.

c. Lingkungan sosial, lingkungan sosial yang dimaksud adalah semua

interaksi antara manusia, yang meliputi faktor budaya, ekonomi, dan

psiko-sosial.

Berdasarkan kategori tersebut, maka lingkungan dapat diartikan

sebagai suatu kumpulan atau kekuatan luar yang memengaruhi

kehidupan dan perkembangan manusia/komunitas.

Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup

kesehatan lingkungan, yaitu :

a. Penyediaan Air Minum

b. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran

c. Pembuangan Sampah Padat

d. Pengendalian Vektor

e. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia

f. Higiene makanan, termasuk higiene susu

g. Pengendalian pencemaran udara

h. Pengendalian radiasi

i. Kesehatan kerja

j. Pengendalian kebisingan

k. Perumahan dan pemukiman

l. Aspek kesling dan transportasi udara

Page 14: Kesehatan Lingkungan Sudah Revisi

10

m. Perencanaan daerah dan perkotaan

n. Pencegahan kecelakaan

o. Rekreasi umum dan pariwisata

Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan

epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.Tindakan

pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan

dalam Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling

ada 8, yaitu :

a. Penyehatan Air dan Udara

b. Pengamanan Limbah padat/sampah

c. Pengamanan Limbah cair

d. Pengamanan limbah gas

e. Pengamanan radiasi

f. Pengamanan kebisingan

g. Pengamanan vektor penyakit

h. Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan pasca

bencana

4. Sasaran Kesehatan Lingkungan

Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan

kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut :

a. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha

yang sejenis

Page 15: Kesehatan Lingkungan Sudah Revisi

11

b. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis

c. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis

d. Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan

untuk umum

e. Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti

lingkungan yang berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan

penduduk secara besar2an, reaktor/tempat yang bersifat khusus.

5. Peran Perawat D3 Dalam Kesehatan Lingkungan

a. Health education

Peran ini dapat dilakukan kepada klien, keluarga, tema

kesehatan lain, baik secara spontan (saat interaksi) maupun formal

(dipersiapkan).

Tugas perawat adalah membantu klien meningkatkan

pengetahuan dalam upaya meningkatkan kesehatan dan mencegah

gejala penyakit sesuai kondisi dan tindakan yang spesifik. Dasar

pelaksanaan peran adalah intervensi dalam NCP

b. Advokator

Tugas perawat :

1) Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan

informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain

yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan

keperawatan yang diberikan kepadanya.

2) Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien

yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas

kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan

klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien.

Page 16: Kesehatan Lingkungan Sudah Revisi

12

c. Konselor

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi

tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal

yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Didalamnya diberikan

dukungan emosional dan intelektual.

Peran perawat :

1) Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya.

2) Perubahan pola interaksi merupakan “Dasar” dalam merencanakan metode untuk

meningkatkan kemampuan adaptasinya.

3) Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga

dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.

4) Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan

d. Care Giver

Pada peran ini perawat diharapkan mampu :

1) Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga , kelompok atau

masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah yang

bersifat sederhana sampai pada masalah yang kompleks.

2) Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus

memperhatikan klien berdasrkan kebutuhan significan dari klien.

6. Masalah-Masalah Kesehtan Lingkungan Di Indonesia

Masalah Kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang

untuk mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sector terkait.

Di Indonesia permasalah dalam kesehatan lingkungan antara lain :

a. Air Bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari

yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum

Page 17: Kesehatan Lingkungan Sudah Revisi

13

apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya

memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :

- Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna

- Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3

mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l)

- Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per

100 ml air)

Pembuangan Kotoran/Tinja

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

syarat sebagai berikut :

- Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

- Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur

- Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

- Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

- Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang

benar-benar diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin

- Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap

dipandang

- Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan

tidak mahal.

- Kesehatan Pemukiman

Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria

sebagai berikut :

- Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan,

penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari

kebisingan yang mengganggu

Page 18: Kesehatan Lingkungan Sudah Revisi

14

- Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup,

komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni

rumah

- Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit

antarpenghuni rumah dengan penyediaan air bersih,

pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor

penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan,

cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman

dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan

yang cukup

- Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik

yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara

lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak

mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung

membuat penghuninya jatuh tergelincir.

b. Pembuangan Sampah

Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus

memperhatikan faktor-faktor /unsur, berikut:

Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi

sampah adalah jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas,

pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan

kemajuan teknologi.

Penyimpanan sampah

Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali

Pengangkutan

Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat

mengetahui hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut

agar kita dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien.

Page 19: Kesehatan Lingkungan Sudah Revisi

15

c. Serangga dan Binatang Pengganggu

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang

kemudian disebut sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit

pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk

Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp

untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan dari

penyakit tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat

pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus), Kelambu yang

dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup)

tempat penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan

kasa pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk

mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi.Binatang

pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat

menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi

perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare. Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari

kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab.

d. Makanan dan Minuman

Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran,

rumah makan, jasa boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin

makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan

siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga,

rumah makan/restoran, dan hotel).

Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat

pengelolaan makanan meliputi :

- Persyaratan lokasi dan bangunan

- Persyaratan fasilitas sanitasi

- Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan

Page 20: Kesehatan Lingkungan Sudah Revisi

16

- Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi

- Persyaratan pengolahan makanan

- Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi

- Persyaratan peralatan yang digunakan

e. Pencemaran Lingkungan

Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran

tanah, pencemaran udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi

menjadi indoor air pollution dan out door air pollution. Indoor air

pollution merupakan problem perumahan/pemukiman serta gedung

umum, bis kereta api, dll. Masalah ini lebih berpotensi menjadi

masalah kesehatan yang sesungguhnya, mengingat manusia

cenderung berada di dalam ruangan ketimbang berada di jalanan.

Diduga akibat pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah tangga

lainnya merupakan salah satu faktor resiko timbulnya infeksi saluran

pernafasan bagi anak balita. Mengenai masalah out door pollution atau

pencemaran udara di luar rumah, berbagai analisis data menunjukkan

bahwa ada kecenderungan peningkatan. Beberapa penelitian

menunjukkan adanya perbedaan resiko dampak pencemaran pada

beberapa kelompok resiko tinggi penduduk kota dibanding pedesaan.

Besar resiko relatif tersebut adalah 12,5 kali lebih besar. Keadaan ini,

bagi jenis pencemar yang akumulatif, tentu akan lebih buruk di masa

mendatang. Pembakaran hutan untuk dibuat lahan pertanian atau

sekedar diambil kayunya ternyata membawa dampak serius, misalnya

infeksi saluran pernafasan akut, iritasi pada mata, terganggunya jadual

penerbangan, terganggunya ekologi hutan.

Efek lingkungan yang berbahaya

Pengaruh lingkungan yang bagi kesehatan masyarakat umumnya

cukup kompleks dan saling berhubungan. Misalnya, emisi pembangkit

reaktor nuklir dapat mengontaminasi persediaan air, atsmosfer dan

Page 21: Kesehatan Lingkungan Sudah Revisi

17

juga bahaya radiasi. Pemukiman penduduk yang terlalu padat dapat

memperburuk masalah dalam mengelola sampah manusia, yang dapat

mencemari bahan makanan dan memiliki kontribusi dalam penyebaran

penyakit menular. Pengaruh lingkungan yang tercemar dapat secara

langsung menyebabkan meningginya permukaan air laut serta makin

meningkatnya jumlah dan distribusi parasit, serangga dan vektor

kuman.

Penanggulangan masalah kesehatan lingkungan

Tahun 1970-an adalah masa ketika masalah lingkungan sangat

memprihatinkan. Dengan meningkatnya rasa sinisme masyarakat

terhadap institusi pemerintahan di Amerika, memicu tumbuhnya

aktivis-aktivis legislatif dalam usaha preservasi lingkungan.

Page 22: Kesehatan Lingkungan Sudah Revisi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesehatan Lingkungan adalah “ Upaya perlindungan, pengelolaan, dan

modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju keseimbangan ekologi

pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.”

Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup

kesehatan lingkungan, yaitu : Penyediaan Air Minum, Pengelolaan air

Buangan dan pengendalian pencemaran, Pembuangan Sampah Padat,

Pengendalian Vektor, Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh

ekskreta manusia, Higiene makanan, termasuk higiene susu,

Pengendalian pencemaran udara, Pengendalian radiasi, Kesehatan kerja,

Pengendalian kebisingan, Perumahan dan pemukiman, Aspek kesling dan

transportasi udara, Perencanaan daerah dan perkotaan, Pencegahan

kecelakaan, Rekreasi umum dan pariwisata, Tindakan-tindakan sanitasi

yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan

perpindahan penduduk, Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk

menjamin lingkungan.

Page 23: Kesehatan Lingkungan Sudah Revisi

DAFTAR PUSTAKA

http://ratnawaaty.blogspot.com/p/kesling-kesehatan-lingkungan.html

di unduh pada tangal 08 September 2015 pukul 14.06 WIB

Sumijatun, dkk. 2006. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakart:

EGC

http://emmymulyanti.blogspot.co.id/p/v-peran-perawat-dalam-

pelayanan.html di unduh pada tanggal 22 September 2015 pukul 15.00 WIB