MAKALAH KELOMPOK KEPERAWATAN GERONTIK KESEHATAN JASMANI UNTUK LANSIA OLEH KELOMPOK IV 1. JAYANTI SEKAR WANGI (1114201006) 2. ANDI KURNIATI (1114201012) 3. SULFIANA (1114201019)
MAKALAH KELOMPOK
KEPERAWATAN GERONTIKKESEHATAN JASMANI UNTUK LANSIA
OLEH
KELOMPOK IV
1. JAYANTI SEKAR
WANGI (1114201006)
2. ANDI KURNIATI
(1114201012)
3. SULFIANA
(1114201019)
4. RISKAH
(1114201023)
PRODI S1 KEPERAWATANSTIKES PUANGRIMAGGALATUNG BONE
2014KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena
atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah Keperawatan Gerontik ini dengan
judul “Kesehatan Jasmani pada Lansia” sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini
banyak hambatan dan kesulitan, namun berkat bantuan
dari berbagai pihak, tugas ini dapat terselesaikan.
Maka patutlah kiranya kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dan kepada Dosen mata kuliah Keperawatan
Gerontik Nurlina,S.ST.,M.Kes yang telah memberi tugas
untuk tambahan pengetahuan mahasiswa.
Dengan segala kerendahan hati kami berusaha
menyajikan yang terbaik dalam tugas ini. Namun, kami
menyadari bahwa penyusunan tugas ini masih jauh dari
harapan, kritik atau saran yang bersifat konstruktif
tetap diharapkan demi kesempurnaan tugas ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya. Aamiin.
Watampone, Juni
2014
Penulis
(Kelompok 4
)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR iDAFTAR ISI iiBAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1B. Rumusan Masalah 3C. Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN 5A. Pengeertian Lansia 5B. Kesegaran Jasmani 6C. Olahraga pada Lansia 7D. Pembinaan Fisik Bagi Lansia 8E. Olahraga atau Latihan Fisik yang baik bagi Lansia
12F. Olahraga atau aktifitas Fisik yang tidak baik bagiLansia 16G. Intensitas Latihan 19H. Manfaat Aktifitas Fisik Bagi Lansia 20I. Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan latihan fisik 21J. Pengaruh Musik dalam mengiringi latihan fisik
22K. Pertimbangan untuk latihan fisik 23
BAB III PENUTUP 25A. Kesimpulan 25B. Saran 26
DAFTAR PUSTAKA 27
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan
teknologi khususnya di bidang pendidikan dan
kesehatan mengakibatkan terjadinya penurunan angka
kematian sehingga usia manusia lanjut usia
meningkat. Untuk membantu mempertahankan kebugaran
jasmani bagi lansia perlu diupayakan cara agar
lansia tetap mempunyai kebugaran atau kesehatan
jasmani yang baik supaya tidak menjadikan beban bagi
keluarganya.
Penuaan adalah proses biologis normal pada
manusia meliputi perubahan yang berangsur-angsur,
mulai dari struktur, fungsi, dan toleransi tubuh
terhadap stress lingkungan. Efektifitas berbagai
fungsi sisiologik tubuh akan mulai menurun pada
usia 30-an dan akan terlihat semakin jelas pada usia
55-60 tahun. Semakin bertambahnya usia, fungsi organ
tubuh akan semakin menurun baik karena faktor
alamiah maupun karena penyakit, hal tersebut
tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan,
baik sosial, ekonomi, dan kesehatan.
Permasalahan lanjut usia harus menjadi perhatian
dari semua pihak, baik pemerintah, lembaga
masyarakat, dan masyarakat itu sendiri (Subianto,
2009). Permasalahan khusus yang dapat terjadi pada
kalangan lanjut usia menurut Sumampou (2002:1)
adalah sebagai berikut:
1. Proses ketuaan yang terjadi secara alami dengan
konsekuensi timbulnya masalah fisik, mental, dan
sosial.
2. Perubahan sosialisasi karena produktivitas yang
mulai menurun, berkurangnya kesibukan sosial dan
interaksi sosial.
3. Produktivitas yang menurun dengan akibat
terbatasnya kesempatan kerja karena kemampuan dan
keterampilan menurun, namun kebutuhan hidup terus
meningkat.
4. Kebutuhan pelayanan kesehatan terutama karena
kelainan degeneratif yang memerlukan biaya tinggi.
Salah satu upaya prefentif yang dilakukan
untuk meminimalisir permasalahan khusus pada lansia
adalah dengan tetap menjaga pola hidup aktif melalui
olahraga. Olahraga yang dilakukan dengan aturan yang
sesuai akan memberikan manfaat bagi lansia salah
satunya adalah menjaga tingkat kebugaran jasmani
tetap baik sesuai dengan usia.
Latihan olahraga bagi lansia bertujuan untuk
meningkatkan kebugaran jasmani. Untuk memperoleh
kebugaran jasmani yang baik, harus melatih semua
komponen dasar kebugaran jasmani yang meliputi
ketahanan jantung, peredaran darah dan pernapasan,
ketahanan otot, kekuatan otot serta kelenturan
tubuh. Dengan adanya proses penuaan menyebabkan
adanya kemunduran prestasi kerja dan penurunan
kapasitas fisik seseorang, untuk mempertahankan agar
kondisi kebugaran jasmani maka diperlukan olahraga.
Aktifitas fisik atau olahraga merupakan media
terbuka yang dapat dimanfaatkan oleh lansia sesuai
dengan kemampuan, kesenangan, tujuan dan kesempatan
yang dimiliki oleh setiap orang. Latihan olahraga
pada lansia harus disesuaikan dengan kemampuan
individu masing-masing berdasarkan kemampuan fisik,
kebutuhan, dan tujuan melakukan aktivitas olahraga
tersebut.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan
masalah-masalah sebagai berikut :
1. Tindakan apa saja yang dapat dilakukan untuk
membantu pemeliharaan fisik bagi lanjut usia?
2. Olaharaga apa saja yang baik untuk lansia serta
olahraga apa saja yang tidak baik untuk lansia?
3. Manfaat apa saja yang dapat diperoleh bagi
lansia dengan melakukan aktifitas olahraga
tersebut?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka
tujuan yang dapat disampaikan adalah :
1. Tindakan yang dapat dilakukan untuk membantu
pemeliharaan fisik bagi lanjut usia.
2. Olahraga yang baik untuk lansia serta olahraga
yang tidak baik untuk lansia.
3. Manfaat yang diperoleh dengan melakukan
aktifitas olahraga bagi lanjut usia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lansia
Lanjut usia adalah dimana seseorang mengalami
pertambahan umur dengan disertai dengan penurunan
fungsi fisik yang ditandai dengan penurunan massa
otot serta kekuatannya, laju denyut jantung
maksimal, peningkatan lemak tubuh, dan penurunan
fungsi otak. Saat lanjut usia tubuh tidak akan
mengalami perkembangan lagi sehingga tidak ada
peningkatan kualitas fisik.
Menurut ilmu gerontologia (ilmu mengenai usia
lanjut), setiap orang memiliki tiga macam umur: umur
secara kronologis, biologis, dan psikologis.
1. Umur kronologis: Umur yang dihitung dari jumlah
tahun yang sudah dilewati seseorang. Ini adalah
umur yang umum kita kenal misalnya 50 tahun, 60
tahun, dan sebagainya.
2. Umur biologis: Umur yang ditentukan berdasarkan
kondisi tubuh. Hal ini dapat terjadi jika
seseorang menjadi tua karena ia merasa tua.
3. Umur psikologis. Umur yang diukur berdasarkan
sejauh mana kemampuan seseorang merasakan dan
bertindak. Hal ini bisa terjadi pada seorang yang
sudah berusia 80 tahun tapi merasa lebih muda
dari orang yang di bawah umurnya.
Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998
menyebutkan bahwa seseorang yang telah mencapai usia
60 tahun ke atas dikategorikan sebagai lanjut usia.
Sedangkan batasan usia menurut WHO adalah :
1. Usia pertengahan (middle age): usia 45-59 tahun
2. Lanjut usia (elderly): antara 60–74 tahun
3. Lanjut usia tua (old): antara 75-90 tahun
4. Usia sangat tua (very old): diatas 90 tahun
B. Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang
untuk melaksanakan tugas sehari-hari tanpa mengalami
kelelahan yang berarti dan masih memiliki cadangan
tenaga untukmenikmati waktu senggangnya dengan baik
(Pudjiastuti dan Utomo, 2003).
Kesegaran/kebugaran jasmani pada lansia
adalah kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan,
yaitu kebugaran jantung-paru, peredaran darah,
kekuatan otot, dan kelenturan sendi.
Untuk memperoleh kesegaran jasmani yang
baik, harus melatih semua komponen dasar kesegaran
jasmani yang terdiri atas:
1. Ketahanan jantung, peredaran darah dan pernafasan
2. Ketahanan otot
3. Kekuatan otot serta kelenturan tubuh
C. Olahraga Pada Lansia
Olahraga bermanfaat untuk kesehatan jasmani
maupun rohani. Manfaat olahraga di antaranya
melancarkan sirkulasi darah, memperkuat otot,
mencegah pengeroposan tulang, menurunkan tekanan
darah, menurunkan kolesterol jahat, dan menaikkan
kolesterol baik. Olahraga juga bermanfaat untuk
membakar kalori, meningkatkan keseimbangan dan
koordinasi otot, bahkan olahraga juga dapat
meningkatkan kekebalan tubuh. Sedangkan manfaat lain
olahraga adalah biasanya dapat menghilangkan
sembelit, membuat tidur lebih nyenyak, serta
mengurangi depresi.
Pada usia lanjut seseorang menderita penyakit
tertentu. Ini tak berarti dia tidak boleh
berolahraga. Pada beberapa penyakit, pemilihan
olahraga disesuaikan dengan penyakitnya. Pada radang
sendi, misalnya, olahraga yang terlalu banyak
mengerakkan sendi mungkin akan menimbulkan rasa
nyeri. Namun, sendi yang meradang juga tak boleh
dibiarkan tak bergerak karena dapat menimbulkan
sendi menjadi kaku. Salah satu pilihan yang cukup
baik untuk penderita radang sendi kronik adalah
berenang.
Pada penyakit jantung koroner, dokter akan
menganjurkan olahraga sesuai dengan keadaan pasien.
Biasanya olahraga yang dianjurkan adalah olahraga
bersifat aerobik. Jenis olahraga aerobik di
antaranya adalah jalan kaki, bersepeda, dansa,
berenang, dan golf. Pada penderita penyakit paru
obstruktif menahun, olahraga juga bermanfaat. Pada
umumnya penyakit ini berkaitan dengan kebiasaan
merokok. Karena itu, merokok harus dihentikan.
Olahraga pada penderita penyakit paru obstruktif
menahun dapat meningkatkan kualitas hidup penderita.
Pada umumnya orang lanjut usia dapat tetap
berolahraga. Memang ada beberapa penyakit yang
mengharuskan penderita istirahat total di tempat
tidur, misalnya penyakit infark jantung akut. Secara
bertahap penderita akan dilatih mobilisasi dan
kemudian akan dianjurkan untuk berolahraga ringan.
Pada usia lanjut dapat terjadi penurunan fungsi
pendengaran, penglihatan, dan koordinasi gerak.
Karena itu, dalam melaksanakan olahraga perlu
dihindari terjadinya kecelakaan. Kecelakaan dapat
terjadi terutama jika berolahraga di jalan umum.
Jika berjalan kaki pagi hari, hendaknya jangan
berjalan di jalan raya. Gunakan pakaian yang mudah
terlihat. Hati-hati dengan lubang di jalan atau
kendaraan yang mungkin muncul secara mendadak.
D. Pembinaan Fisik Bagi Lanjut Usia
Pembinaan fisik yang dapat dilakukan pada
lanjut usia yaitu dengan melakukan pemeliharaan
kesehatan sebagai berikut :
1. Pemberian gizi yang seimbang
Fungsi organ tubuh lansia sudah banyak
berkurang, oleh sebab itu kecukupan gizi pada
usia lanjut tetap harus diupayakan untuk
kelangsungan hidup yang layak, serta untuk
mengurangi penyakit menua. Untuk mencukupi
kebutuhan gizi pada usia lanjut, perlu diberikan
makanan seimbang dengan cara :
a. Mengurangi bahan makanan yang banyak
mengandung lemak terutama yang berasal dari
hewan
b. Batasi gula, kopi, garam dapur, dan makanan
yang diawetkan
c. Meminum susu tanpa lemak
d. Memakan bahan makanan yang banyak mengandung
zat besi seperti kacang-kacangan, hati,
daging, bayam, dan sayuran hijau
e. Menggunakan bahan makanan yang segar dan
banyak mengandung vitamin serta membatasi
penggunaan tablet vitamin bila tidak perlu
f. Mengkonsumsi cairan dengan minum air putih
minimal 2 liter (lebih kurang 6-8 gelas) per
hari
2. Olahraga
Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan fisik
yang dapat memberikan pengaruh baik terhadap
tingkat kemampuan fisik seseorang bila
dilaksanakan secara tepat, terarah dan teratur
dengan penyesuaian fisik terhadap olah raga yang
dilakukan seperti :
a.Latihan dilaksanakan secara berjenjang
b.Hindarkan pertandingan untuk prestasi
c.Lansia tidak berpenyakit berat atau dilarang
dokter
Pemberian olahraga untuk lansia bertujuan
untuk, perbaikan otot untuk membantu tubuh agar
dapat bergerak, perbaikan stamina agar secara
lambat laun menaikkan kemampuan fisik atau tubuh,
serta, membangun kontak psikologis lebih luas
untuk menghindari perasaan terisolir.
3. Pemeliharaan Kebersihan Diri
Kebersihan diri bagi lansia sangat bermanfaat
untuk :
a. Mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan
kulit
b. Mencegah infeksi
c. Menimbulkan suasana segar
4. Kebersihan Lingkungan
Suasana lingkungan tempat tinggal usia lanjut
perlu diupayakan agar bersih dan menyenangkan.
Penurunan fungsi fisik yang terjadi pada lansia
dapat menyebabkan meningkatnya resiko kecelakaan
sehingga perlu peningkatan keamanan dan
keselamatan pada lansia seperti :
a. Anjurkan penggunaan alat bantu jika mengalami
kesulitan (berjalan, melihat dan mendengar)
b. Lantai diusahakan tidak licin, rata dan tidak
basah
c. Tempat tidur dan tempat duduk tidak terlalu
tinggi
d. Jika bepergian agar ditemani anggota keluarga
yang lain
e. Tidak menggunakan penerangan yang terlalu
redup atau menyilaukan
5. Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Oleh karena fungsi organ-organ tubuh pada
lansia sudah menurun perlu dilakukan pemeriksaan
kesehatan secara berkala seperti pemeriksaan
tekanan darah, jantung, fungsi ginjal, fungsi
hati/liver dan gula darah.
6. Rujukan
Bila mengalami gangguan dan masalah hendaknya
diatasi sedini mungkin melalui pola rujukan.
Rujukan yang diperlukan oleh lansia meliputi :
a. Rujukan medis: Merujuk masalah dan gangguan
penyakit medis (sakit pencernaan, pernafasan,
pendengaran) ke rumah sakit.
b. Rujukan nun medis: Merujuk masalah atau
gangguan non medis ke panti sosial, tempat
pertemuan keluarga dan sebagainya.
E. Olahraga atau Latihan Fisik yang Baik Bagi Lansia
Beberapa contoh olahraga atau latihan fisik
yang dapat dilakukan oleh lansia untuk meningkatkan
dan memelihara kebugaran, kesegaran, dan kelenturan
fisiknya adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan Rumah dan Berkebun
Kegiatan ini dapat meberikan suatu latihan
yang dibutuhkan untuk menjaga kesegaran jasmani.
Akan tetapi harus dikerjakan secara tepat agar
nafas sedikit lebih cepat, denyut jantung lebih
cepat, dan otot menjadi lelah. Dengan demikian
tubuh kita akan mengeluarkan keringat.
2. Berjalan-jalan
Berjalan-jalan sangat baik untuk meregangkan
otot-otot kaki dan bila jalannya makin lama makin
cepat akan bermanfaat untuk daya tahan tubuh. Jika
melangkah dengan panjang dan mengayunkan lengan
10-20 kali, maka dapat melenturkan tubuh. Joging
atau berlari-lari kecil bagi lansia juga sering
dilakukan walaupun sebenarnya lebih baik berjalan
cepat.
3. Jalan cepat
Jalan cepat berguna untuk mempertahankan
kesehatan dan kesegaran jasmani, latihan ini
termasuk cara yang aman bagi lansia. Selain itu,
biayanya murah dan menyenangkan, mudah, serta
berguna apabila dilakukan dengan benar.
Jalan yang cepat berguna untuk memperbaiki
kemampuan pengambilan zat asam (O2) ,berarti
memperbaiki fungsi jantung, paru-paru, peredaran
darah, dan lain-lain. Bagi lansia yang mengidap
penyakit sebaiknya konsultasikan dulu dengan
dokter.
Jalan dapat dilakukan di mana saja terutama
di luar rumah. Akan lebih baik bila dilakukan di
lapangan rumput dan menggunakan sepatu olahraga
yang lentur dengan alas yang tebal dan lunak,
menggunakan kaos kaki, pakaian yang ringan dan
tidak ketat. Hindari jalan di tempat keras
terutama bagi mereka yang berat badannya
berlebihan.
Jalan cepat dapat dilakukan sendiri atau
bersama-sama. Posisi yang dianjurkan adalah
pandangan lurus ke depan, bernafas normal melalui
hidung atau mulut, kepala dan badan lemas serta
tegak, tangan digenggam ringan, kaki mendapat di
tumit atau pertengahan telapak kaki, langkah tidak
terlalu besar, serta ujung kaki mengarah ke depan.
Jalan cepat dilakukan dengan frekuesi 3-5
kali seminggu, lama latihan 15-30 menit dan
dilakukan tidak kurang dari 2 jam setelah makan.
Apabila nafas mulai susah atau dada terasa sakit
maka latihan harus dihentikan.
4. Renang
Berenang memiliki banyak manfaat untuk
kesehatan. Dengan berenang seluruh tubuh
bergerak, kelompok otot-otot besar akan digunakan
seperti otot perut, otot lengan, pinggul, pantat
dan paha. Berenang (di tempat dan kualitas air
yang memenuhi syarat kesehatan dan keamanan),
termasuk sebagai olahraga aerobik yang akan
membuat paru-paru sehat, sendi lebih lentur
terutama di bagian leher, bahu dan pinggul,
karena bagian-bagian tubuh tersebut digerakkan.
Renang biasanya baik untuk orang-orang yang
menderita penyakit lemah otot atau kekakuan sendi
juga dapat melancarkan peredaran darah asalkan
dilakukan secara teratur. Selain itu, renang juga
baik untuk mereka yang kelebihan berat badan,
hamil, orang lanjut usia atau mereka yang
menderita arthritis. Karena, ketika berenang
seluruh berat badan ditahan air (mengapung);
sehingga, sendi-sendi tubuh tak terlalu berat
menopang badan.
Dengan renang akan terlatih menggunakan
pernapasan secara efisien. Dengan renang, tubuh
akan membakar sekurang-kurangnya 275 kalori/jam,
setara dengan bersepeda dan jalan-cepat. Meski
kalori yang terbakar tak sebanyak dengan lari
atau tenis misalnya, karena renang itu
menyenangkan, bisa-jadi akan dilakukan lebih
lama, sehingga, kalori yang dibakar bisa lebih
banyak.
Jika melakukan pelatihan renang, mulailah
dengan melakukan pemanasan dan peregangan
terlebih dahulu, agar tubuh siap-gerak. Pemanasan
akan membuat suhu tubuh dan detak jantung
meningkat perlahan-lahan. Lakukan pemanasan
dengan berjalan-jalan sekitar kolam renang selama
10 menit, lalu regangkan sedikitnya 15 kali
hitungan setiap otot. Peregangan salah satu upaya
menghindari kram. Lakukan pemanasan dan
peregangan selama 5-10 menit, lalu teruskan
dengan berenang selama 20-40 menit tanpa henti.
Jika memulai berenang sebagai program kebugaran,
lakukanlah bertahap. Jangan langsung berenang
selama 30 menit tanpa jeda, misalnya. Mulailah
dengan satu putaran menyeberangi kolam , lalu
istirahatlah selama 30 detik.
Setelah beberapa minggu, latihan bisa
ditingkatkan. Sebaiknya, berganti-ganti gaya
renang supaya semua otot terlatih. Kemudian
akhiri dengan pendinginan, yaitu renang perlahan-
lahan selama 5 menit. Berenang selama 3-5 kali
seminggu serupa manfaat olahraga aerobik yang
dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung dan
paru-paru.
5. Bersepeda
Bersepeda baik bagi penderita artritis ,
karena tidak menyentuh lantai yang akan
menyebabkan sakit pada sendi - sendinya.
Bersepeda baik untuk meningkatkan peregangan dan
daya tahan, tetapi tidak menambah kelenturan pada
derajat yang lebih tinggi. Bentuk-bentuk lain
yang dapat dilakukan adalah tenis meja dan tenis.
Kegiatan-kegiatan ini dapat dilakukan sesuai
kemampuan dan harus disertai latihan aerobik.
6. Senam
Manfaat melakukan senam secara teratur dan
benar dalam jangka waktu yang cukup adalah
sebagai berikut :
a. Mempertahankan atau meningkatkan taraf
kesegaran jasmani yang baik
b. Mengadakan koreksi terhadap kesalahan sikap
dan gerak
c. Membentuk sikap dan gerak
d. Memperlambat proses degenerasi karena
perubahan usia
e. Membentuk kondisi fisik (kekuatan otot,
kelenturan, keseimbangan, ketahanan, keluwesan,
dan kecepatan)
f. Membentuk berbagai sikap kejiwaan (membentuk
keberanian, kepercayaan diri, kesiapan diri,
dan kesanggupan bekerja sama
g. Memberikan rangsangan bagi syaraf-syaraf yang
lemah, khususnya bagi lansia
h. Memupuk rasa tanggung jawab terhadap
kesehatan diri sendiri dan masyarakat.
F. Olahraga atau Aktivitas Fisik yang Tidak Baik bagi
Lansia
Olahraga bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
tubuh, namun tidak semua olahraga baik dilakukan
oleh lansia. Ada beberapa macam gerakan yang
dianggap membahayakan saat berolahraga. Gerakan-
gerakan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sit-up dengan kaki lurus
Cara-cara sit-up yang dilakukan dengan kaki
lurus dan lutut dipegang dapat menyebabkan
masalah pada punggung. Oleh karena itu sit-up
cara klasik ini menyebabkan otot liopsoas atau
fleksor pada punggung (otot yang melekat pada
kolumna vertebralis dan femur) menanggung semua
beban.
Otot ini merupakan otot terkuat di daerah
perut. Jika fleksor punggung ini digunakan, maka
pinggul terangkat ke depan dan otot-otot kecil
pada punggung akan berkontraksi, sehingga
punggung kita akan melengkung. Jadi latihan
seperti ini akan menyebabkan pemendekan otot
punggung bagian bawah dan paha. Akhirnya akan
menyebabkan pinggul terangkat ke atas secara
permanen dan lengkung lordosis menjadi lebih
banyak, sehingga menimbulkan masalah pada
pinggang.
Tetapi bila kita membengkokkan lutut pada
waktu latihan sit-up, otot-otot fleksor panggung
tidak bergerak. Dengan cara demikian, semua badan
bertumpu pada otot perut dan kecil kemungkinan
terjadinya trauma pada pinggang bagian bawah.
2. Meraih ibu jari kaki
Latihan-latihan ini selain tidak dapat
mencapai tujuan , yaitu mengecilkan perut , juga
kurang baik karena dapat menyebabkan cidera.
Gerakan ini akan menyebabkan lutut menjadi
hiperekstensi. Sebagai konsekusensinya, tekanan
yang cukup berat akan menimpa vertebra lumbalis
yang akhirnya menyebabkan keluhan-keluhan pada
punggung bagian bawah. Terkadang hal ini dapat
menyebabkan gangguan pada diskus
intervertrebalis.
3. Mengangkat kaki
Mengangkat kaki pada posisi tidur terlentang
sampai kaki terangkat ± 15 cm dari lantai,
kemudian ditahan beberapa saaat selama mungkin.
Latihan ini tidak baik, karena dapat menyebabakan
rasa sakit pada punggung bagian bawah (low back
pain) dan menyebabkan terjadinya lordosis yang
dapat menyebabkan gangguan pada punggung. Bahaya
yang ditimbulkan ialah otot-otot perut tidak
cukup kuat untuk menahan kaki setinggi 15 cm dari
lantai dalam waktu yang cukup lama dan kaki tidak
dapat menahan punggung bagian bawah. Akibatnya
terjadi rotasi pelvis ke depan. Rotasi ini
menyebabkan gangguan dari punggung bagian bawah.
4. Melengkungkan punggung
Gerakan hiperekstensi ini banyak dilakukan
dengan tujuan merenggangkan otot perut agar otot
perut menjadi lebih kuat. Hal ini kurang benar,
karena dengan melengkungkan punggung tidak akan
menguatkan otot perut, melainkan melemahkan
persendian tulang punggung.
G. Intensitas Latihan
Intensitas latihan yang telah kita lakukan
dapat dipantau melalui perhitungan denyut nadi
dengan cara meraba pergelangan tangan menggunakan
tiga jari tengah tangan yang lain. Untuk mengetahui
intensitas latihan dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Umur Zona latihan (denyut nadiper menit)
55 tahun 115-140
56 tahun 115-139
57 tahun 114-138
58 tahun 113-138
59 tahun 113-137
60 tahun 112-136
Contohnya, untuk lansia yang berusia 55 tahun
harus meakukan latihan sehingga denyut nadinya
mencapai lebih dari 115/menit dan tidak melampaui
140/menit. Apabila waktu melakukan latihan denyut
nadi tidak mencapai 115 denyut per menit, maka
latihan kurang bermanfaat untuk memperbaiki
kesegaran jasmani. Akan tetapi, bila melampaui 140
denyut per menit, maka latihan dapat membahayakan
kesehatan.
1. Lamanya Latihan
Latihan akan bermanfaat untuk meningkatkan
kesegaran jasmani jika dilaksanakan dalam zona
latihan paling sedikit 15 menit.
2. Frekuensi Latihan
Untuk memperbaiki dan mempertahankan kesegaran
jasmani, maka latihan harus dilakukan paling
sedikit tiga hari atau sebanyak - banyaknya lima
hari dalam satu minggu. Misalnya hari senin, rabu,
dan jumat. Jadwal bergantung waktu kita. Bila
latihan diluar gedung sebaiknya pagi hari sebelum
pukul 10.00 atau sore hari setelah pukul 15.00.
H. Manfaat Aktivitas Fisik Bagi Lansia
Manfaat yang dapat diperoleh bagi seorang yang
berusia lanjut dengan melakukan aktivitas fisik
atau olahraga adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kekuatan otot jantung , memperkecil
resiko serangan jantung.
2. Melancarkan sirkulasi darah dalam tubuh sehingga
menurunkan tekanan darah dan menghindari penyakit
tekanan darah tinggi.
3. Menurunkan kadar lemak dalam tubuh sehingga
membantu mengurangi berat badan yang berlebih
dan terhindar dari obesitas.
4. Menguatkan otot-otot tubuh sehingga otot tubuh
menjadi lentur dan terhindar dari penyakit
rematik.
5. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga
terhindar dari penyakit- penyakit yang menyerang
kaum lansia.
6. Mengurangi stres dan ketegangan pikiran.
7. Latihan atau olahraga dengan intensitas sedang
dapat memberikan keuntungan bagi para lansia
melalui berbagai hal , antara lain status
kardiovaskuler, risiko fraktur, abilitas
fungsional dan proses mental.
8. Latihan menahan beban (weight bearing exercise)
yang intensif misalnya berjalan, adalah yang
paling aman, murah dan paling mudah serta sangat
bermanfaat bagi sebagian besar lansia.
I. Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Melakukan Latihan
Fisik
Dalam melakukan aktivitas latihan fisik, ada
beberapa hal yang sering luput dari pandangan
kita. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu
diperhatikan saat melakukan latihan fisik :
1. Komponen-komponen kesegaran jasmani yang
dilatih meliputi ketahanan kardiopulmonal,
kelenturan, kekuatan otot, komposisi tubuh,
keseimbangan dan kelincahan gerak.
2. Selalu memerhatikan keselamatan / menghindari
cedera.
3. Latihan dilakukan secara teratur dan tidak
terlalu berat sesuai dengan kemampuan.
4. Latihan dalam bentuk permainan ringan sangat
dianjurkan.
5. Latihan dilakukan dengan dosis berjenjang atau
dosis dinaikkan sedikit demi sedikit.
6. Hindari kompetisi dalam bentuk apapun.
Bagi mereka yang berusia lebih dari 60 tahun,
perlu melaksanakan olahraga secara rutin untuk
mempertahankan kebugaran jasmani dan memelihara
serta mempertahankan kesehatan di hari tua. Salah
satu komponen kebugaran jasmani yang dapat dilatih
adalah kelenturan ( flexibility ) yang merupakan
kemampuan untuk menggerakkan otot dan sendi pada
seluruh daerah pergerakannya. Kurang gerak dapat
menimbulkan kelesuan dan menurunkan kualitas fisik
yang berdampak seseorang akan lebih sering / mudah
terserang penyakit. Untuk itu latihan fisik secara
teratur perlu dilaksanakan.
J. Pengaruh Musik dalam Mengiringi Latihan Fisik
Musik sebagai iringan dalam olah raga merupakan
upaya untuk memberikan relaksasi dengan mendengar
musik saat bergerak menjadi sangat ringan dan
semangat menjalani semua gerakan.
Selain itu juga ada fungsi destraksi mengingat
otak manusia yang dapat memberikan gambaran ilusi
sesuai yang di inginkan manusia, sehingga musik yang
lembut dapat memberikan ketenangan, apalagi jika di
arahkan tentang bayangan seperti aliran air,
sungai, gunung atau laut maka otak manusia menjadi
lebih rileks karena sesui dalam bayangan tersebut
dapat membayangkan sedang berjalan – jalan di tempat
di mana bayangan di ciptakan.
Dalam ilmu fisika pengaruh musik berhubungan
dengan gelombang di alam semesta antara lain :
1. Mengantarkan gelombang otak manusia dalam keadaan
biasa adalah Beta (β) menjadi gelombang Alfa (α)
sehingga manusia menjadi lebih tenang santai dan
rileks.
2. Manusia menjadi rileks, dalam dunia keperawatan
sering disebut mencegah sakit/ mengatasi penyakit
tanpa obat yaitu dengan relaksasi dan destraksi.
Lebih tepatnya memberdayakan system hormonal
dalam tubuh manusia sendiri untuk mengeluarkanya,
sehingga berfungsi sebagai pertahanan tubuh yang
kuat dan dapat menghambat penyakit untuk lebih
cepat berkembang.
K. Pertimbangan Untuk Latihan Fisik
Berikut merupakan beberapa hal yang perlu
diperhatikan secara medis, yakni :
1. Latihan dimulai dengan dosis berjejang (naik
perlahan-lahan)
2. Lakukan secara teratur dan tidak terlalu berat
3. Didahului dengan senam ringan dan jalan ringan
serta regangan otot
4. Tidak boleh berhenti mendadak tetatpi harus
perlahan-lahan
5. Bila merasa tak enak badan, jangan jogging,
demikian juga kalau sakit atau tidur kurang dari
4 jam
6. Minum banyak air putih yang banyak
7. Perhatikan kontradiksi latihan seperti: adanya
penyakit infeksi, hipertensi lebih dari 180 mmHg
untuk sistolik dan 120 mmHg untuk diastolik,
serta berpenyakit berat dan dilarang dokter.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses penuaan tentunya berdampak berdampak
pada aspek kehidupan, baik ekonomi, sosial, dan
kesehatan. Akibat menurunnya berbagai fungsi organ
tubuh dapat menimbulkan berbagai permasalahan khusus
pada lansia. Dengan melakukan upaya preventif,
permasalahan khusus tersebut dapat diminimalisir,
salah satunya dengan melakukan kegiatan aktivitas
fisik atau olahraga.
Olahraga atau latihan fisik yang dapat
dilakukan oleh lansia untuk meningkatkan dan
memelihara kebugaran, kesegaran, dan kelenturan
fisik, namun tidak semua olahraga baik dilakukan
oleh lansia, karena ada beberapa macam gerakan yang
dianggap membahayakan saat berolahraga.
Dengan melakukan latihan fisik atau olahraga
akan memberikan manfaat bagi kesehatan. Secara
keseluruhan manfaat kesegaran jasmani bagi kelompok
lansia, yaitu dapat meringankan biaya pemeliharaan
kesehatan, meningkatkan produktivitas, serta
mengangkat derajat dan martabat lansia.
B. Saran
Dengan melakukan kegiatan fisik atau olahraga
bagi lansia tentunya akan memberikan manfaat
khususnya bagi kesehatan. Kegiatan olahraga dapat
memberikan dampak positif apabila dilakukan secara
teratur. Bagi lansia yang mengidap penyakit
sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter, serta
perlu untuk memperhatikan kontradiksi latihan yang
dilakukan seperti : adanya penyakit infeksi,
Hipertensi maupun Hipotensi.
Sedangkan untuk instruktur Senam Lansia,
sebaiknya mulai meningkatkan pengetahuannya dan
lebih memperhatikan kondisi maupun keadaan para
Lansia. Misalnya : mengetahui latihan / hal-hal yang
tidak baik diberikan kepada para Lansia, sehingga
itu dapat meminimalisir hal-hal yang tidak kita
inginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Darmojo, R. boedhi. 2004. Buku Ajar Geriatric, Ilmu
Kesehatan Usia Lanjut, Edisi 3. Jakarta : FKUI
Depkes RI. 2003. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia
Lanjut bagi Petugas Kesehatan. Depkes :Jakarta
http://dirgosatriyo.blogspot.com/ (diakses tgl 17 juni
2014)
http://kadek-suwartana.blogspot.com/2013/03/olahraga-
lansia.html (Diakses tanggal 17Juni2014)
Maryam, R. Siti dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan
Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika
Nugroho, Wahyudi. 2008. Keperawatan Gerontik dan
Geriatrik. Edisi ke-3. Jakarta : EGC
Pamungkasiwi, Endang dkk. 2006. Pengaruh Suplementasi
Fe dan Zn terhadap Kadar Hemoglobin dan Kesegaran
Jasmani pada Lansia Aneia di Kabupaten Bantul.
Volume 2, No.3, Maret 2006:123-129. Jurnal Gizi
Klinik
Stanlley, Mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik,
Edisi 2. Jakarta : EGC