KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN PEMBIMBING : DR. YULASTRI ARIF, M. Kep OLEH: 1. ARI SUKMANELA 2. ELVIA MALBENI 3. ERMA ERFIANA 4. ELIZA 5. YULINDA ARIANI PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2016
29
Embed
Kepemimpinan Dalam Keperawatan " KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN"
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN
DALAM KEPERAWATAN
PEMBIMBING : DR. YULASTRI ARIF, M. Kep
OLEH:
1. ARI SUKMANELA
2. ELVIA MALBENI
3. ERMA ERFIANA
4. ELIZA
5. YULINDA ARIANI
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATANFAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALASPADANG 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya serta petunjuk yang berlimpah sehingga kelompok dapat
menyelesaikan makalah kepemimpinan dalam keperawatan : Review Konsep
kepemimpinan dalam keperawatan. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah
satu syarat tugas manajemen dasar keperawatan. Dalam penyusunan makalah ini
kelompok tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dr. Yulastri Arif, M. Kep
sebagai pembimbing dan semua pihak yang telah memberikan konstribusi dalam
tugas ini.
Tiada gading yang tidak retak, demikian pula dengan penulisan
makalah ini, kita menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Kelompok akan sangat berterima kasih dan menerima dengan senang hati
masukan, kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhir harapan kelompok semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan
semoga amal kebaikan kita dibalas oleh Allah SWT. Aamiin.
Padang, September 2016
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan.................................................................................................4
1. Tujuan Umum....................................................................................5
2. Tujuan Khusus...................................................................................5
D. Manfaat...............................................................................................6
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Konsep Kepemimpinan.........................................................7
B. Teori Kepemimpinan Dalam Keperawatan………………………...……...10
C. Prinsip Kepemimpinan Dalam Pelayanan Keperawatan……………..……14
D. Peran Dan Fungsi Kepemimpinan Dalam Keperawatan…………….........15
E. Komunikasi Yang Efektif Dalam Kepemimpinan………………………...16
F. Etika Keperawatan Yang Terkait Dengan Kepemimpinan…………….....18
G. Peran Pemimpin Terkini Secara Nasional Dan Global……………….…...19
H. Peran Pemimpin Dalam Pelaksanaan Fungsi Manajemen……….....….....22
I. Penggunaan Balance Scorecard Dalam Evaluasi Kepemimpinan……......22
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………..………………………...26
B. Saran……………………………………………………………………....26
3
DAFTAR PUSTAKA
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien secara professional (Gilies, 2005). Manajemen keperawatan pada
dasarnya diperlukan adanya manajer atau kepemimpinan yang merencanakan,
mengorganisasi, memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang
tersedia untuk memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan efisien bagi
individu, keluarga dan masyarakat dan untuk mengelola perawat profesional
serta pekerja keperawatan non profesional. Untuk itu, manajemen
keperawatan berfungsi dalam memudahkan perawat dalam menjalankan
asuhan keperawatan yang holistic sehingga kebutuhan klien selama dirumah
sakit terpenuhi.
Pemimpin dalam keperawatan merupakan seseorang yang dapat
mempersatukan orang-orang dan dapat mengarahkannya sedemikian rupa
untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh
seorang pemimpin, maka ia harus mempunyai kemampuan untuk mengatur
lingkungan kepemimpinannya. Jadi dalam kepemimpinan ada keterkaitan
antara pemimpin dengan berbagai kegiatan yang dihasilkan oleh pemimpin
tersebut.
Dalam rangka memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan, diperlukan manajemen keperawatan yang efektif dan efesien.
Untuk mampu melaksanakannya dibutuhkan berbagai keterampilan, salah
satu diantaranya adalah keterampilan kepemimpinan. Kepemimpinan
diperlukan dalam setiap kegiatan keperawatan. Setiap perawat, apakah staf, ketua tim,
kepala ruangan, pengawas atau kepala bidang keperawatan perlu memiliki
ketrampilan kepemimpinan sehingga efektif dalam mengelola pelayanan dan
4
asuhan keperawatan. Melalui kepemimpinan yang efektif setiap perawat
berupaya memberikan kontribusi dalam kegiatan-kegiatan yang ada dalam
organisasinya untuk pencapain tujuan. Agar perawat mempunyai ketrampilan
kepemimpinan diperlukan pemahaman tentang teori, gaya dan cara-cara
bagaimana seorang dapat berperan sebagai pemimipin yang efektif
Berdasarkan latar belakang di atas, perlunya seorang pemimpin
yang dapat mempengaruhi, memahami dan mengaplikasikan keterampilan
dalam melaksanakan proses manajemen dan kepemimpinannya dan sebaiknya
digunakan sebagai salah satu standar penilaian keberhasilan dalam
pelaksanaan tugas kepemimpinan. Disamping itu baik atasan maupun
bawahan perlu memahami tentang pengelolaan kepemimpinan secara baik,
yang pada akhirnya akan terbentuk motivasi dan sikap kepemimpinan yang
professional.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah
makalah ini sebagai berikut :
1. Apa itu konsep kepemimpinan?
2. Apa saja teori kepemimpinan dalam keperawatan?
3. Apa prinsip kepemimpinan dalam pelayanan keperawatan?
4. Apa peran dan fungsi kepemimpinan dalam keperawatan?
5. Bagaimana komunikasi yang efektif dalam kepemimpinan?
6. Bagaimana etika keperawatan yang terkait dengan kepemimpinan?
7. Bagaimana peran pemimpin dalam pelaksanaan fungsi manajemen?
8. Bagaimana penggunaan balance scorecard dalam evaluasi kepemimpinan?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu menganalisis konsep-konsep terkait kepemimpinan keperawatan
5
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menguraikan konsep konsep kepemimpinan
b. Mahasiswa mampu menguraikan teori kepemimpinan dalam
keperawatan
c. Mahasiswa mampu menguraikan prinsip kepemimpinan dalam
pelayanan keperawatan
d. Mahasiswa mampu menguraikan peran dan fungsi kepemimpinan
dalam keperawatan
e. Mahasiswa mampu menguraikan bagaimana komunikasi yang efektif
dalam kepemimpinan
f. Mahasiswa mampu menguraikan bagaimana etika keperawatan yang
terkait dengan kepemimpinan
g. Mahasiswa mampu menguraikan bagaimana peran pemimpin dalam
pelaksanaan fungsi manajemen
h. Mahasiswa mampu menguraikan bagaimana penggunaan balance
scorecard dalam evaluasi kepemimpinan
D. Manfaat
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat menuntun para pemimpin,
khususnya pemimpin keperawatan dalam melaksanakan perannya berdasarkan
pada kriteria-kriteria kepemimpinan yang baik. Dan juga diharapkan dapat
memberikan bahan ilmu tambahan terkait dasar kepemimpinan dan dapat
dikembangkan di institusi
6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang dimiliki
seseorang sejak lahir maupun lahir dari perilaku dalam memengaruhi dan
mengarahkan staf melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada
mereka. Menurut Arwani (2006) kepemimpinan adalah suatu seni dan
proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar mereka
memiliki motivasi untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu,
sedangkan menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995), kepemimpinan
adalah suatu proses dalam mengarahkan dan memengaruhi para anggota
dalam hal berbagai aktivitas yang harus dilakukan.
Gardner (1986) dalam Swanburg (2000) mendefinisikan
kepemimpinan sebagai suatu proses persuasi dan memberikan contoh
sehingga individu (atau pimpinan kelompok) membujuk kelompoknya
untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan usulan pimpinan atau
usulan bersama.. Menurut Sulvian dan Decker (2005), bahwa
kepemimpinan merupakan penggunaan keterampilan seseorang dalam
mempengaruhi orang lain, untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik-
baiknya sesuai dengan kemampuannya.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah
proses mempengaruhi orang lain dalam menentukan tujuan organisasi,
memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
7
untuk memperbaiki kelompok dilakukan oleh seseorang yang memiliki
kemampuan untuk memahami perilaku orang lain tanpa menggunakan
kekuatan, sehingga orang-orang yang dipimpinnya menerima dirinya
sebagai sosok yang layak memimpin mereka.
2. Syarat-Syarat pemimpin
Stoq Dill menyatakan bahwa pemimpin itu harus memiliki
beberapa kelebihan yaitu: prestasi, tanggung jawab, partisipasi, status,
kapasitas. Menurut Earl Nightingale dan Whitf Schult mengemukakan
bahwa seorang pemimpin harus memiliki kemampuan dan syarat yaitu:
kemandirian, besar rasa ingin tahu, multi terampil atau memiliki
kepandaian beraneka ragam, memiliki rasa humor, antusiasme tinggi, suka
berkawan, Selalu ingin mendapatkan yang sempurna, mudah
menyelesaikan diri (beradaptasi), sabar dan ulet, komunikatif serta pandai
berbicara, berjiwa wiraswasta, sehat jasmaninya, dinamis, sanggup dan
berani mengambil risiko, tajam firasatnya dan adil pertimbangannya,
berpengetahuan luas dan haus akan ilmu pengetahuan, memiliki motivasi
tinggi, punya imajinasi tinggi.
3. Pendekatan Kepemimpinan
Menurut Suarli (2002), ada 3 pendekatan kepemimpinan untuk
memimpin suatu organisasi, diantaranya berdasarkan:
a. Sifat
Pendekatan kepemimpinan berdasarkan sifat seseorang dilakukan
dengan cara membandingkan sifat dari mereka yang menjadi pemimpin
dengan mereka yang bukan pemimpin, membandingkan sifat dari
pemimpin yang efektif dan pemimpin yang tidak efektif.
b. Perilaku
Teori ini menjelaskan perilaku pemimpin yang membuat seseorang
menjadi pemimpin yang efektif
c. Situasi
8
Pendekatan ini membahas hubungan antara pemimpin dan situasi,
diantaranya hubungan atasan dengan bawahan, struktur tugas yang
harus dikerjakan, dan posisi kewenangan seseorang
4. Macam-macam gaya kepemimpinan
Berikut macam-macam gaya kepemimpinan yaitu:
a. Menurut Tannenbau dan Warrant H.Schmitdt
Gaya kepemimpinan berfokus pada atasan dan berfokus pada
bawahan.
b. Menurut Likert
1) Sistem otoriter-eksploitatif yaitu pemimpin ini sangat otoriter
mempunyai kepercayaan yag rendah terhadap bawahannya.
Komunikasi yang dilakukan bersifat satu arah ke bawah
2) Sistem benevolent-otoritatif yaitu pemimpin mempercayai
bawahan sampai pada tingkat tertentu
3) Sistem konsultatif yaitu pemimpin mempunyai kepercayaan
yang cukup besar terhadap bawahan. Komunikasi dua arah dan
menerima keputusan spesifik yang dibuat oleh bawahan
4) Sistem partisipatif yaitu pemimpin mempunyai kepercayaan
sepenuhnya terhadap bawahan. Komunikasi dua arah dan
menjadikan bawahan sebagai kelompok kerja.
c. Menurut Teori X dan teori Y
Douglas McGregor (1960) menyatakan bahwa berdasarkan teori X
bawahan itu tidak menyukai pekerjaan, kurang ambisi, tidak
mempunyai tanggung jawab, cenderung menolak perubahan dan lebih
9
suka dipimpin daripada memimpin. Teori Y mengasumsikan bahwa
bawahan itu senang bekerja, bisa menerima tanggung jawab, mampu
mandiri, mampu mengawasi diri, mampu berimajinasi dan kreatif
d. Menurut Robert House
(1) Direktif yaitu pemimpin selalu berorientasi pada hasil yang
dicapai oleh bawahannya
(2) Suportif yaitu pemimpin berusaha mendekatkan diri kepada
bawahan dan bersikap ramah terhadap bawahan
(3) Partisipatif yaitu pemimpin berkonsultasi dengan bawahan
untuk mendapatkan masukan dan saran dalam rangka
pengambilan sebuah keputusan
(4) Berorientasi tujuan yaitu pemimpin menetapkan tujuan yang
menantang dan mengharapkan bawahan berusaha untuk
mencapai tujuan tersebut seoptimal mungkin
e. Menurut Hersey dan Blanchard : Instruksi, Konsultasi, Partisipasi,
Delegasi
f. Menurut Lippits dan K. White : Otoriter, Demokratis , Liberal
g. Gaya kepemimpinan berdasarkan kekuasaan dan wewenang : Otoriter,
Demokratis, Partisipatif, Bebas tindak
B. Teori Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Teori kepemimpinan berusaha untuk mengidentifikasi karakteristik
unik, baik fisik, mental maupun kepribadian yang berkaitan dengan
keberhasilan kepemimpinan. Teori ini menekankan pada ciri khas pribadi dari
para pemimpin. Menurut Kartono (1994: 27) teori kepemimpinan merupakan
penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep
kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-sebab
timbulnya kepemimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama pemimpin,
10
tugas pokok dan fungsinya serta etika profesi kepemimpinan. Teori-teori
dalam Kepemimpinan, antara lain:
a. Teori Bakat ( Trait Theory )
Teori ini lahir pertama kali di Yunani kuno dan Romawi yang
kemudian berkembang dan menyatakan bahwa pemimpin itu dilahirkan,
bukannya diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan “Great Man
Theory”. Teori bakat menekankan bahwa setiap orang adalah pemimpin
(pemimpin dibawa sejak lahir bukan didapatkan) dan mereka mempunyai
karakteristik tertentu yang membuat mereka lebih baik daripada orang lain
(Marquis dan Huston, 2010). Pemimpin dilahirkan dengan membawa sifat-
sifat kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi. Analisis teori tentang
kepemimpinan dimulai dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri.
Jadi teori ini menyatakan bahwa efektivitas kepemimpinan tergantung
pada karakter pemimpinnya. Swanburg (2000) menyatakan ciri–ciri
pemimpin menurut teori bakat adalah: inteligensi, kepribadian, dan
kemampuan.
Intelegensi Kepribadian Perilakua. Pengetahuan
b. Keputusan
c. Kelancaran bicara
a. Adaptasi
b. Kreatif
c. Kooperatif
d. Siap/siaga
e. Rasa percaya diri
f. Integritas
g. Keseimbangan emosi
dan mengontrol
h. Independen
i. Tenang
a. Kemampuan
bekerja sama
b. Kemampuan
interpersonal
c. Partisipasi sosial
d. Prestise
b. Teori Perilaku
Teori ini menekankan pada apa yang dilakukan pemimpin dan
bagaimana seorang manajer menjalankan fungsinya. Menurut Vestal
(1994) teori ini dinamakan sebagai gaya kepemimpinan seorang manajer
11
dalam suatu organisasi. Konsepnya beralih dari siapa yang memiliki
pemimpin ke bagaimana perilaku seorang untuk memimpin secara efektif.
Menurut Gillies (1970) gaya kepemimpinan dapat diidentifikasikan
bedasarkan perilaku pemimpin itu sendiri. Perilaku seseorang dipengaruhi
oleh adanya pengalaman dan mempengaruhi gaya kepemimpinan yang
digunakan. Secara ilmiah, perilaku seorang pemimpin menurut teori ini
memiliki kecendrungan kearah dua hal yaitu: pertama, disebut konsiderasi
yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan
akrab dengan bawahan. Kedua disebut struktur inisiasi yaitu kecendrungan
seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan.
5. Teori Kontingensi dan Situasional
Teori ini menekankan bahwa manajer yang efektif adalah
manajer yang melaksanakan tugasnya dan mengkombinasi antara faktor
bawaan, perilaku dan situasi. Hal ini berarti bahwa tidak ada satu system
manajemen yang optimum, sistem tergantung pada tempat perubahan
lingkungannya. Sistem ini disebut sistem organik (sebagai lawan system
mekanistik), pada system ini mempunyai beberapa ciri, antara lain
substansinya adalah manusia bukan tugas, kurang menekankan hirarki,
mengendalian diri sendiri, penyesuaian bersama, struktur saling
berhubungan, fleksibel dalam bentuk kelompok, kebersamaan dalam nilai,
kepercayaan dan norma.
6. Teori behavioristik
Behaviorisme merupakan salah aliran psikoloki ynag
memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmania dan mengabaikan
aspek-aspek mental. Dengan kata lain behaviorisme tidak mengakui
adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasan individu dalam suatu belajar.
Pendekatan ini menekankan bahwa manajemen yang efektif bila ada
pemahaman tentang pekerja lebih berorientasi pada manusia sebagai
pelaku.
7. Teori humanistic
Teori ini menekankan pada prinsip kemanusiaan. Teori
humanistic biasanya dicirikan dengan adanya suasana saling menghargai
12
dan adanya kebebasan. Teori ini secara umum berpendapat, secara alamiah
manusia merupakan “motivated organism”. Orgnaisasi memiliki stuktur
dan sistem control tertentu. Fungsi kepemimpinan adalah memodifikasi
organisasi agar individu bebas untuk merealisasikan potensi motivasinya
didalam memenuhi kebutuhannya dan pada waktu yang sama sejalan
dengan arah tujuan kelompok (Blanchard & Zigarmi, 2001). Jadi
berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana
seorang pemimpin memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan
terhadap hasil yang tinggi juga. Kemudian juga timbul teori
kepemimpinan situasi dimana seorang pemimpin harus merupakan
seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan
perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
8. Teori Kontemporer (Kepemimpinan dan Manajemen)
Teori ini menekankan pada empat komponen penting dalam
suatu pengelolaan yaitu manajer/ pemimpin, staf dan atasan, pekerjaan dan
lingkungan. Dia menekankan dalam melaksanakan suatu manajemen
seorang pemimpin harus mengintegrasikan keempat unsur tersebut untuk
mencapai tujuan organisasi. Teori ini perlu didukung oleh teori motivasi,
interaksi dan teori transformasi.
9. Teori Motivasi
Teori ini dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu:
1) Maslow (hierarki kebutuhan) yaitu fisiologis (gaji pokok), aman
(perecanaan yang regular), kasih sayang (kerja sama secara tim), harga
diri (pencapaian posisi), aktualisasi (tantangan dalam bekerja)
2) Clayton Alderfer (teori ERG) yaitu Existence (fisiologis), Relatedness
(kasih sayang), Growth (harga diri dan aktualisasi)
3) Frederich Herzberg (teori dua faktor) yaitu motivators (kepuasaan
kerja), hygiene (lingkungan yang kondusif)
4) Mc Clelleand (teori belajar) yaitu affiliation (bersahabat), power
(memerintah orang lain), achievement (suka tantangan, kompetisi dan
menyelesaikan masalah secara detail)
10. Teori Z (Ouchi 1981)
13
Teori ini merupakan pengembangan teori Y dari Mc Gregor.
Komponen teori Z meliputi pengambilan keputusan dan kesepakatan,
menempatkan pegawai sesuai keahliannya, menekankan pada keamanan
pekerjaan, promosi yang lambat dan pendekatan yang holistik terhadap
staf. Teori ini lebih menekankan pada staf dibandingkan dengan kualitas
produksi
11. Teori Interaktif (Schein 1970)
Teori ini berasumsi bahwa manusia memiliki karakteristik yang sangat
kompleks, mereka mempunyai motivasi yang bervariasi dalam melakukan
suatu pekerjaan, motivasi seseorang tidak tetap tetapi berkembang sesuai
perubahan waktu, tujuan bisa berbeda pada situasi yang berbeda pula,
penampilan seseorang dan produktivitas dipengaruhi oleh tugas yang harus
diselesaikan, kemampuan seseorang , pengalaman, dan motivasi, tidak ada
strategi yang paling efektif bagi pemimpin dalam setiap situasi
C. Prinsip Kepemimpinan dalam pelayanan Keperawatan
Prinsip dipandang sebagai paradigma yang terdiri dari beberapa ide
utama berdasarkan motivasi pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh
yang kuat untuk membangun dirinya atau organisasi. Menurut Stephen R.
Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan
konsekuensi. Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama sistem
pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti;
keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan. Karakteristik
seorang pemimpin yang efektif didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R.
Coney) sebagai berikut: seorang yang belajar seumur hidup, berorientasi pada
pelayanan, membawa energi yang positif, percaya pada orang lain,
keseimbangan dalam kehidupan, melihat kehidupan sebagai tantangan
sinergi, latihan mengembangkan diri sendiri
Proses daalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen
yang berhubungan dengan pemahaman materi, memperluas materi melalui
14
belajar dan pengalaman, mengajar materi kepada orang lain, mengaplikasikan
prinsip-prinsip, memonitoring hasil, merefleksikan kepada hasil,
menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi, pemahaman baru
dan kembali menjadi diri sendiri lagi. Mencapai kepemimpinan yang
berprinsip tidaklah mudah, karena akan ada banyak tantangan dan kendala.
Oleh sebab itu manajer dan administrator harusn bekerja bersama dalam
perencanaan dan pengorganisasian serta fungsi manajemen lainnya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
D. Peran dan Fungsi Kepemimpinan dalam Keperawatan
1. Peran
Kegiatan kepemimpinan dalam keperawatan mencakup banyak
hal. Kegiatan tersebut mencakup cara mengarahkan, menunjukkan jalan,
mensupervisi, mengawasi tindakan staf, mengkoordinasikan kegiatan yang
sedang atau akan dilakukan, dan mempersatukan usaha dari berbagai
individu yang memiliki karakteristik yang berbeda (Gillies dalam
Whitebead. K et all, 2010). Menurut Brosten, Hayman dan Naylor (1979)
menyebutkan bahwa kegiatan kepemimpinan paling sedikit mencakup 4
hal yang terkait dengan kegiatan manajerial, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, motivasi, dan pengendalian. Dengan demikian kegiatan
kepemimpinan selalu bersinggungan dengan kegiatan dalam manajemen.
2. Fungsi
Menurut Hadari Nawawi, secara operasional dapat dibedakan 5 fungsi
pokok kepemimpinan,yaitu:
a. Fungsi instruktif
Pemimpin berfungsi sebagai komunikastor yang menentukan apa (isi
perintah), bagaimana (cara menjalankan perintah), bila mana (waktu
memulai, melaksanakan, dan melaporkan hasilnya), dan dimana
(tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan
secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah
melaksanakan perintah.
b. Fungsi konsultatif
15
Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebgai komunikasi
dua arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usahan
menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan
berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.
c. Fungsi partisipatif
Dalam menjalankanufngsi artisipatif pemimpin berusaha
mengaktifkan ornag-orang yang dipimpinnya, baik dalam
pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap
anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk
berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari
tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing.
d. Fungsi delegasi
Dalam menjalankan fungsi delegasi pemimpin memberikan
pelimpahan wewenag membuat atau menetapkan keputusan. Fungsi
delegasi sebenarnya adalah kepercayaan seorang pemimpin kepada
orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan
melaksanakannya secara bertanggung jawab.
e. Fungsi pengendalian
Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif
harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam
koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan
bersama secara maksimal.dalam melaksanakan fungsi pengendalian,
pemimpin dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan,
pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
E. Komunikasi yang Efektif dalam Kepemimpinan
1. Pengertian
Komunikasi efektif dapat berlangsung dengan baik dalam suatu
kepemimpinan. Seorang pemimpin yang efektif harus mampu menjadi
pendengar yang aktif dengan konsentrasi dan usaha untuk melakukan
klarifikasi bila terjadi ketidakjelasan informasi dan memberikan umpan
16
balik dan mengikuti aliran informasi bertujuna untuk mencegah salah
pengertian.
Jalaluddin (2008) menyebutkan bahwa komunikasi yang efektif
ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan,
mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada
akhirnya menimbulkan suatu tindakan, sedangkan Huston (2009)
menunjukkan cara-cara agar komunikasi efektif dapat dicapai.
2. Hukum Komunikasi Efektif
Ada lima hukum komunikasi yang efektif (The 5 Inevitable Laws of
Efffective Communication) yaitu:
a) Respect; hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang
efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran
pesan yang kita sampaikan.
b) Empathy; Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri
kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu
prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita
untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan
atau dimengerti oleh orang lain.
c) Audible; Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau
dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar
terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik.
d) Clarity; Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik,
maka hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari
pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau
berbagai penafsiran yang berlainan.
e) Humble; Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif
adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait
dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang
lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki.
3. Unsur-unsur dalam komunikasi efektif
a) Niat menyangkut apa yang akan disampaikan, siapa sasaranya, apa
yang akan dicapai, kapan akan disampaikan
17
b) Minat yang dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu factor obyektif (rangsang
yang kita terima) dan faktor subyektif (fackor yang menyangkut diri si
penerima stimulus)
c) Pandangan berupa makna dari informasi yang disampaikan pada
sasaran, menafsirkan informasi yang diterima tergantung pada
pendidikan, pekerjaan, pengalaman dan kerangka pikir seseorang.
d) Lekat yang berisi informasi yang disimpan oleh si penerima.
e) Libat merupakan keterlibatan panca indra sebanyak-banyaknya.
4. Kriteria Keberhasilan Komunikasi Efektif
Untuk memperoleh keefektifan komunikasi, seseorang harus
memperhatikan beberapa kriteria komunikasi sebagai berikut:
a) Komunikasi membutuhkan lebih dari dua orang yang akan
menentukan tingkat hubungan dengan orang lain.
b) Komunikasi terjadi secara berkesinambungan dan terjadi hubungan
timbal balik .
c) Proses komunikasi dapat melalui komunikasi verbal dan non verbal
yang bisa terjadi secara simultan.
d) Dalam berkomunikasi seseorang akan berespon terhadap peran yang
di terima baik secara langsung maupun tidak langsung ,verbal maupun
non verbal.
e) Pesan yang di terima tidak selalu di asumsikan sama antara penerima
dan pengirim.
F. Etik dalam keperawatan terkait Kepemimpinan
Etika kepemimpinan dalam menjalankan kegiatan organisasi
merupakan dimensi yang tidak terpisahkan dari kehidupan organisasi. Tanpa
adanya etika kepemimpinan yang efektif dapat mengakibatkan keseimbangan
organisasi terganggu. Etika kepemimpinan yang diterapkan oleh pengurus
organisasi dalam menjalankan organisasi dapat menebarkan nilai tambah
(value added) bagi peningkatan karakter diri terutama dalam kekokohan
mental dan spiritual. Sukrisno (2009) menyatakan bahwa kepemimpinan etis
adalah kepemimpinan yang mendemonstrasikan perilaku secara normative
18
tepat melalui tindakan-tindakan personal dan hubungan interpersonal, dan
promosi perbuatan seperti itu kepada para pengikut melalui komunikasi dua
arah, penguatan, dan pembuatan keputusan.
Jika kepemimpinan itu harus dijadikan satu profesi, dan oleh
tugas-tugasnya yang berat pemimpin tersebut mendapatkan imbalan materiil
dan imateriil tertentu, maka sebagai konsekuensinya pada dirinya bisa
dikenakan sanksi-sanksi tertentu. Karena itu profesi kepemimpinan selalu
menyandang nilai-nilai etis dan pengenaan sanksi tersebut. Dengan demikian
etika profesi pemimpin memberikan landasan kepada setiap pemimpin untuk
selalu bersikap kritis dan rasional. Berani mengemukakan pendapat sendiri
dan berani bersikap tegas sesuai dengan rasa tanggung jawab etis sendiri.
Prinsip-prinsip etika harus senantiasa digunakan dalam