ASUHAN KEPERAWATAN PADA “NY. HJ” DENGAN GANGGUAN SISTIM PENCERNAAN GASTRITIS : DI RUANG INTERNA RUMAH SAKIT UMUM BOMBANA KARYA TULIS ILMIAH Diajukansebagaisalahsatupersyaratanmenyelesaikanpendidikan program Diploma III Keperawatan Oleh: IRAWATI 14401 2017 00034 1 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEPERAWATAN 2018
113
Embed
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... IRAWATI.pdf · gastritis yang dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang secara substantial
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ASUHAN KEPERAWATAN PADA “NY. HJ” DENGAN GANGGUAN
SISTIM PENCERNAAN GASTRITIS : DI RUANG
INTERNA RUMAH SAKIT UMUM BOMBANA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukansebagaisalahsatupersyaratanmenyelesaikanpendidikan program
Diploma III Keperawatan
Oleh:
IRAWATI
14401 2017 00034 1
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
2018
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. „‟Hj‟‟ DENGAN GANGGUAN SISTEM
PENCERNAAN : GASTRITIS DI RUANG PERWATA INTERNA
RUMAH SAKIT UMUM BOMBANA
Disusun dan Diajukan Oleh
Irawaty NIM : 14401017000341
Telah Mendapat Persetujuan Pembimbing
Menyetujui :
Lena Atoy,SsiT,MPH
NIP.196503151965101001
Mengetahui
Ketua jurusan Keperawatan
Indriono Hadi,S,Kep,Ns,M,Kes
NIP. 197003301995031001
iii
iv
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ....................................................................... 3
C. Manfaat Penulisan ..................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Medik ............................................................................ 5
B. Fokus pengkajian ....................................................................... 34
BAB III LAPORAN KASUS
A. Pengkajian ................................................................................ 52
B. Data Fokus ................................................................................. 52
C. Rumusan Masalah...................................................................... 53
D. Rencana Tindakan Keperawatan ............................................... 61
E. Implementasi dan Evaluasi ........................................................ 66
vi
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian ................................................................................. 86
B. Diagnosa Keperawatan .............................................................. 87
C. Rencana Keperawatan ............................................................... 90
D. Implementasi Keperawatan ....................................................... 92
E. Evaluasi ..................................................................................... 94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................ 95
B. Saran .......................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
ABSTRAK
Irawati “Asuhan Keperawatan Pada Ny Hj dengan Gangguan Sistem Pencernaan
Gastritis di Ruang Interna RSU Bombana ”. Pembimbing Lena Atoy, penyakit
gastritis bisa menyerang semua jenis kelamin karena pola makan yang buruk dan
kebiasaan mengkonsumsi alcohol dan merokok. Penyekit gastritis ini lebih menyerang
kepada usia remaja sampai dewasa sehingga butuh perawatan khusus karena akan
mengganggu masa tua, sehingga di butuhkan pengetahuan untuk mengobati dan
mencegah terjadinya penyakit ini sejak dini. Data yang di peroleh dari rekam medic RSU
Bombana menunjuka pada tahun 2016 jumlah penderita Gastritis sebanyak 38 penderita
tahun 2017 sebanyak 71 penderita dan tahun 2018 januari sampai maret 13 penderita
tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah mampu menerapkan asuhan keperawatan
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang komprehnsif pada Ny Hj
dengan kasus gastritisdi Ruang perawatan Interna RSU. Bombanai.Pada pelaksanaan
kasus, diagnose keperawatan yang di temukan meliputi nyeri berhubungan dengan iritasi
mukosa lambung, defisit volume cairan tubuh berhubungan dengan input dan output
cairan dan yang tidak seimbang. nutrisi kurang dari kebutuhan kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuat Ansietas sehubungan dengan kurangnya
pengetahuan klien tentang penyakitnya dari semua diagnosa yang ditemukan semua
dapat teratasi dengan baik sedangakan disarankan kepada pihak RSU Bombana agar
pihak lahan praktek, supaya membuat model pelayanan keperawatan profesional yang
dapat dijadikan model dalam proses belajar mahasiswa perawat guna menjamin kualitas
asuhan yang diberikan pada klien.
Kata Kunci : Studi Kasus Ny,Hj Gastritis
Daftar Pustaka 21 (1999-2016)
viii
Motto
Tidak ada masalah yang tak dapat diselesaikan
Selama ada komitmen dalam menyelesaikan
Berangkat dengan penuh keyakinan berjalan dengan penuh keihlasan
Istikhomah dalam menghadapi cobaan
Seseorang akan ter lihat lebih menarik dengan memiliki ilmu
Jika ingin menggenggam dunia maka raihla ilmu setinggi-tingginya
Pendidikan merupakan perlengkapan terbaik untuk masa depan
Karya tulis ini kupersembahkan kepada Suami ,Ibunda,ayahanda dan kedua anak-anakku
Dengan penuh perjuangan kulangkahkan kakiku di kampus Poltekes
Dengan harapan dan impian yang lebih baik kutinggalkan keluargaku demi mencapai gelar
AMK
Walau usia semakin senja tak menyurutkan mimpi –mimpiku
Karna kutahu usia bukanlah aral melintang dalam mencapai cita-cita
Jayalah selalu RPL
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawatan kesehatan masyarakat ditunjuk untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar dalam membantu individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat dalam mengatasi masalah perawatan kesehatan yang di hadapi dalam
kehidupan sehari-hari dimana keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri dari anggota keluarga. Apabila salah satu anggota keluarga ada yang
mengalami masalah kesehatan maka mempengaruhi anggota keluarga lainnya,
demikian pula dengan masyarakat sekitarnya. Banyak terjadi masalah kesehatan
dikeluarga tanpa dipahami cara pemecahan secara tuntas dan cepat, seperti
penyakit gastritis atau sering dikenal secara umum maag, yang saat ini sering
terjadi di Indonesia dikarenakan banyak orang yang menunda makan karena
banyaknya atau menumpuk pekerjaan dan sering terjadi pada wanita karena pola
diet yang salah, ingin mendapatkan fisik yang sempurna tanpa kegemukan
(Harison, 2000 dalam, Hastuti, 2007).
Penyakit yang menurut mereka bukan suatu masalah yang besar,
misalnya jika merasakan nyeri perut maka mereka akan langsung mengatasinya
dengan makan nasi, kemudian nyerinya hilang. Penyakit gastritis ini bila tidak
diatasi dengan cepat maka dapat menimbulkan perdarahan sehingga banyak
darah yang keluar dan berkumpul di lambung, selain itu juga dapat
2
menimbulkan tukak lambung, kanker lambung sehingga dapat menyebabkan
kematian (Harison, 2000 dalam, Hastuti, 2007).
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung yang diakibatkan oleh diet
yang tidak benar, atau makanan yang berbumbu atau mengandung
mikroorganisme penyebab penyakit.Gastritis juga merupakan inflamasi lambung
yang dapat disebabkan oleh bakteri helicobacter pylori (Brunner and Suddarth,
2002).
Organisasi kesehatan dunia WHO tahun 2013mengadakan tinjauan
terhadap beberapa negara dunia dan mendapatkan hasil persentase dari angka
kejadian gastritis didunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%,
Kanada 35%, dan Perancis 29,5% di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8 sampai
2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia
Tenggara sekitar 583,635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Prevalensi
gastritis yang dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar
17,2% yang secara substantial lebih tinggi dari pada populasi dibarat yang
berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik. Gastritis biasanya dianggap sebagai
suatu hal yang remeh namun gastritis merupakan awal dari sebuah penyakit yang
dapat menyusahkan kita. Persentase dari angka kejadian gastritis di Indonesia
menurut WHO adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di
Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa
penduduk (Kurnia and Rahmi:2014).
Data yang diperoleh dari Rekam Medik RS Umum Bombana
menunjukkan pada tahun 2016 jumlah penderita Gastritis sebanyak 38 penderita,
3
pada tahun 2017 sebanyak 71 penderita, dan pada tahun 2018 dari januari
sampai dengan maret sebanyak 13 pasien.
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, penulis tertarik
melakukan studi kasus dengan judul Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan
Pada Ny. “Hj” Dengan Gangguan Sistem Pencernaan : Gastritis di Rumah
Sakit Umum Daerah Bombana Tahun 2018.
B. Rumusan Masalah
Asuhan Keperawatan Pada Ny. “Hj” Dengan Gangguan Sistem
Pencernaan : Gastritis di Rumah Sakit Umum Daerah Bombana Tahun 2018?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum :
Melaporkan kasus penyakit dalam dan mampu menerapkan asuhan
keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
komprehensif pada Ny. Hj dengan kasus Gastritis hari pertama diruang B.
InternaRumah Sakit Umum Daerah Bombana.
2. Tujuan Khusus :
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. Hj dengan kasus
Gastritis diruang Interna Rumah Sakit Umum Daerah Bombana.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. Hj dengan
kasus Gastritis diruang Interna Rumah Sakit Umum Daerah Bombana.
c. Penulis mampu menyusun rencana keperawatan pada Ny. Hj dengan
kasus Gastritis diruang Interna Rumah Sakit Umum Daerah Bombana.
4
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. Hj dengan kasus
Gastritis diruang Interna Rumah Sakit Umum Daerah Bombana.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. Hj dengan kasus Gastritis
diruang Interna Rumah Sakit Umum Daerah Bombana.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat bagi penulis
Sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam
menerapkan proses asuhan keperawatan serta dapat mengaplikasikan ilmu
yang diperoleh selama dibangku pendidikan.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Masyarakat / Klien
Meningkatkan pemahaman atau pengetahuan klien dan keluarga tentang
penyakit gastritis
b. Bagi Institusi / Pendidikan
Sebagai bahan dokumentasi atau acuan bagi mahasiswa selanjutnya
dalam penyusunan karya tulis ilmiah
c. Bagi Rumah Sakit
Sebagai salah satu pedoman atau bahan bacaan bagi tenaga keperawatan
untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan dalam penerapan asuhan
keperawatan.
5
E. Metode penelitian
1. Tempat dan waktu pelaksanaan studi kasus
Pengambilan kasus ini dilaksanakan pada bulan juni 2018 di ruang Interna
Rumah Sakit Umum Daerah Bombana.
2. Teknik pengumpulan data
Penulisan karya tulis ilmiah memerlukan data objektif dan relevan
dengan melakukan pengumpulan data dengan menggunakan tehnik
pengumpulan data yaitu :
a. Studi kepustakaan : Mempelajari isi literatur-literatur yang berhubungan
dengan karya tulis ini.
b. Studi kasus : Menggunakan pendekatan proses keperawatan pada klien dan
keluarga yang meliputi : pengkajian, analisa data, penerapan diagnosa
keperawatan dan penyusunan rencana tindakan dan evaluasi asuhan
keperawatan.
Untuk melengkapi data / informasi dalam pengkajian
menggunakan beberapa cara antara lain :
1) Observasi
Mengadakan pengamatan langsung pada klien dengan cara melakukan
pemeriksaan yang berkaitan dengan perkembangan dan keadaan klien.
2) Wawancara
Mengadakan wawancara dengan klien dan keluarga, dengan
mengadakan pengamatan langsung.
6
3) Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan terhadap klien melalui ; inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi.
4) Studi Dokumentasi
Penulis memperoleh data dari Medikal Record dan hasil pemeriksaan
laboratorium.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat
faktor akut, kronik difus atau lokal, dengan karakteristik anoreksia, perasaan
penuh di perut (begah), tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah
(Suratun , 2010).
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung, sering akibat diet yang
sembarangan.Biasanya individu ini makan terlalu banyak, terlalu cepat, atau
makan makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung mikroorganisme
penyebab penyakit (Smeltzer, 2002).
Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung paling sering
diakibatkan oleh ketidakteraturan diet, misalnya makan terlalu banyak dan cepat
atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau terinfeksi oleh penyebab yang
lain seperti alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi (Brunner, 2000).
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa
lambung yang dapat bersifat akut,kronis, difus, atau lokal. Dua jenis gastritis
yang sering terjadi adalah gastritis superficial akut dan gastritis atrofik kronis
(Price & Wilson, 2006).
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa gastritis adalah suatu
peradangan atau perdarahan pada mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor
iritasi, infeksi, dan ketidakteraturan dalam pola makan, misalnya telat makan,
8
makan terlalu banyak, cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu dan
pedas. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya gastritis.
B. Anatomi Fisiologi Sistem
Gambar 2.1 Anatomi Sistem Pencernaan
(Sumber :Joykel, 2006)
9
Menurut Syaifuddin (2003), struktur pencernaan terdiri dari :
1. Mulut / Oris
Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan
air.Mulut merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang
berakhir di anus.
Didalam rongga mulut terdapat :
a. Gigi, ada 2 (dua) macam yaitu :
1) Gigi sulung, mulai tumbuh pada anak-anak umur 6-7 bulan. Lengkap
pada umur 2½ tahun jumlahnya 20 buah disebut juga gigi susu, terdiri
dari 8 buah gigi seri (dens insisivus), 4 buah gigi taring (dens kaninus)
dan 8 buah gigi geraham (premolare).
2) Gigi tetap (gigi permanen) tumbuh pada umur 6-18 tahun jumlahnya
32 buah terdiri dari : 8 buah gigi seri (dens insisiws), 4 buah gigi
taring (dens kaninus), 8 buah gigi geraham (molare) dan 12 buah gigi
geraham (premolare).
Fungsi gigi terdiri dari :gigi seri untuk memotong makanan, gigi
taring gunannya untuk memutuskan makanan yang keras dan liat, dan gigi
geraham gunannya untuk mengunyah makanan yang sudah dipotong-
potong.
b. Lidah
Lidah dibagi menjadi 3 (tiga) bagian;
1) Pangkal lidah (Radiks lingua), pada pangkal lidah yang belakang
terdapat epiglotis yang berfungsi untuk menutup jalan napas pada
10
waktu kita menelan makanan, supaya makanan jangan masuk ke jalan
napas.
2) Punggung lidah (Dorsum lingua), terdapat puting-puting pengecap
atau ujung saraf pengecap.
3) Ujung lidah (Apeks lingua)
Fungsi lidah yaitu; mengaduk makanan, membentuk suara, sebagai
alat pengcepan dan menelan, serta merasakan makanan.
c. Kelenjar ludah
Disekitar rongga mulut terdapat tiga buah kelenjar ludah yaitu:
1) Kelenjar parotis: letaknya dibawah depan dari telinga di antara
prosesus mastoid, kiri dan kanan os mandibular, duktusnya duktus
stensoni. Duktus ini keluar dari glandula parotis menuju ke rongga
mulut melalui pipi (muskulus buksinator).
2) Kelenjar submaksilaris: terletak dibawah rongga mulut bagian
belakang, duktusnya bernama duktus wartoni, bermuara di rongga
mulut dekat dengan frenulum lingua.
3) Kelenjar sublingualis; letaknya dibawah selaput lendir dasar rongga
mulut bermuara di dasar rongga mulut.
2. Faring
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan
kerongkongan (osofagus), di dalam lengkung faring terdapat tonsil
(amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit
dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Bagian depan berhubungan
11
dengan rongga hidung dengan perantaraan lubang bernama koana. Keadaan
tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang
disebut ismus fausium.
Bagian superior disebut nasofaring, Pada nasofaring bermuara tuba
yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga.Bagian media
disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan sampai di akar lidah bagian
inferior.
3. Esofagus
Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung,
panjangnya ± 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak dibawah
lambung.Lapisan dinding dari dalam ke luar, lapisan selaput lendir
(mukosa), lapisan submukosa, lapisan otot melingkar sirkuler dan lapisan
otot memanjang longitudinal.
Esofagus terletak di belakang trakea dan di depan tulang punggung
setelah melalui toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen
menyambung dengan lambung.
Esofagus dibagi mejadi tiga bagian :
a. Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
b. Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
c. Bagaian inferior (terutama terdiri dari otot halus)
4. Gaster / Lambung
Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak
terutama di daerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri
12
berhubungan dengan esofagus melalui orifisium pilorik, terletak dibawah
diafragma didepan pankreas dan limpa, menempel disebelah kiri fundus
uteri.
a. Bagian lambung terdiri dari :
1) Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol ke atas terletak sebelah kiri
osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.
2) Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian
bawah kurvatura minor.
3) Antrum pilorus, bagian lambung membentuk tabung mempunyai otot
yang tebal membentuk sfingter pilorus.
4) Kurvantura minor, terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari
ostium kardiak sampai ke pilorus.
5) Kurvantura mayor, lebih panjang dari kurvantura minorterbentang dari
sisi kiri osteum kardiakum melalui fundus ventrikuli menuju ke kanan
sampai ke pilorus inferior. Ligamentum gastro lienalis terbentang dari
bagian atas kurvantura mayor sampai ke limpa.
6) Osteum kardiakum, meruapakan tempat dimana esofagus bagian
abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium
pilorik.
b. Fungsi lambung terdiri dari :
1) Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan
oleh peristaltik lambung dan getah lambung
2) Getah cerna lambung yang dihasilkan:
13
a) Pepsin fungsinya; memecah putih telur menjadi asam amino
(albumin dan pepton).
b) Asam garam (HCl) fungsinya; mengasamkan makanan, sebagai
anti septik dan desinfektan, dan membuat suasana asam pada
pepsinogen sehingga menjadi pepsin.
c) Renin fungsinya; sebagai ragi yang membekukan susu dan
membentuk kasein dari kasinogen (kasinogen dan protein susu).
d) Lapisan lambung; jumlahnya sedikit memecah lemak yang
merangsang sekresi getah lambung.
5. Pankreas
Sekumpulan kelenjar yang strukturnya sangat mirip dengan kelenjar
ludah panjangnya kira-kira 15 cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum sampai
ke limpa dan beratnya rata-rata 60-90 gr. Terbentang pada vertebralumbalis I
dan II di belakang lambung.
a. Bagian dari pankreas
1) Kepala pankreas, terletak di sebelah kanan rongga abdomen dan di
dalam lelukan duodenum yang melingkarnya.
2) Badan pankreas, merupakan bagian utama dari organ ini letaknya di
belakang lambung dan di depan vertebra umbalis pertama.
3) Ekor pankreas, bagian runcing di sebelah kiri yang sebenarnya
menyentuh limpa.
14
b. Fungsi pankreas
1) Fungsi eksokrin, yang membentuk getah pankreas yang berisi enzim
dan elektrolit.
2) Fungsi endokrin, sekelompok kecil sel epitelium yang berbentuk
pulau-pulau kecil atau pulau langerhans, yang bersama-sama
membentuk organ endokrin yang mensekresikan insulin.
3) Fungsi sekresi eksternal, yaitu cairan pankreas yang dialirkan ke
duodenum yang berguna untuk proses pencernaan makanan di
intestinum.
4) Fungsi sekresi internal, yaitu sekresi yang dihasilkan oleh pulau-
pulau lanngerhans sendiri yang langsung dialirkan ke dalam
peredaraan darah. Sekresinya disebut hormon insulin dan hormon
glukagon, hormon tersebut dibawa ke jaringan untuk membantu
metabolisme karbohidrat.
c. Hasil sekresi
1) Hormon insulin, hormon insulin ini langsung dialirkan ke dalam
darah tanpa melewati duktus. Sel-sel kelenjar yang menghasilkan
insulin ini termasuk sel-sel kelenjar endokrin.
2) Getah pankreas, sel-sel yang memproduksi getah pankreas ini
termasuk kelenjar eksokrin, getah pankreas ini dikirim ke dalam
duodenum melalui duktus pankreatikus, duktus ini bermuara pada
papila vateri yang terletak pada dinding duodenum.
15
d. Struktur pankreas
Merupakan kumpulan kelenjar yang masing-masing mempunyai
saluran, saluran dari masing-masing kelenjar bersatu menjadi duktus yang
jari-jarinya ± 3 mm, duktus ini disebut duktus pankreatikus.
Pankreas mempunyai 2 macam sel kelenjar, dimana sel itu
dikumpulkan dan menyerupai pulau-pulau yang disebut pulau
langerhans.Pulau-pulau ini membuat insulin yang langsung masuk ke
pembuluh darah dan kelenjar bagian tubuh.
Di dalam pankreas terdapat kelenjar-kelenjar yang membuat ludah
perut atau getah perut yang mengalir ke dalam pembuluh-pembuluh
kelenjar.Pembuluh ini bersatu ke dalam saluran wirsungi kemudian masuk
ke dalam duodenum pada tempat papilla/arteri kelenjar perut
menghasilkan ± 1 liter ludah perut dalam satu hari.
6. Kantung Empedu
Sebuah kantong berbentuk terang dan merupakan membran berotot,
letaknya dalam sebuah lobus di sebelah permukaan bawah hati sampai
pinggir depannya, panjangnya 812 cm berisi 60 cm.
a. Fungsi kantung empedu
1) Sebagai persediaan getah empedu, membuat getah empedu menjadi
kental.
2) Getah empedu adalah cairan yang dihasilkan oleh sel-sel hati jumlah
setiap hari dari setiap orang dikeluarkan 500-1000 cc sekresi yang
16
digunakan untuk mencerna lemak. 80% dari getah empedu pigmen
(warna) insulin dan zat lainnya.
b. Bagian dari kantung empedu
1) Fundus vesikafelea, merupakan bagian kantung empedu yang paling
akhir setelah korpus vesikafelea.
2) Korpus vesikafelea, bagian dari kantung empedu yang didalamnya
berisi getah empedu.
3) Leher kantung kemih merupakan leher dari kantung empedu yaitu
saluran yang pertama masuknya getah empedu ke badan kantung
empedu lalu menjadi pekat berkumpul dalam kantung empedu.
4) Duktus sistikus, panjangnya ± 3¾ cm berjalan dari leher kantung
empedu dan bersambung dengan duktus hepatikus membentuk saluran
empedu ke duodenum.
5) Duktus hepatikus, saluran yang keluar dari leher.
6) Duktus koledokus saluran yang membawa empedu ke duodenum.
7. Hati
Merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga
perut sebelah kanan, tepatnya dibawah difragma.
Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat sekresi. Hal ini
dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa
senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat
dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan
senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.
17
8. Usus Halus / Intestinum Minor
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar.Usus halus terdiri dari tiga bagian
yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejenum), usus penyerapan
(illeum).Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari
pankreas dan kantung empedu.
a. Bagian-bagian usus halus :
1) Usus dua belas jari (duodenum) adalah bagian pertama usus halus yang
panjangnya 25 cm, berbentuk sepatu kuda, dan kepalanya mengelilingi
kepala pankreas. Saluran empedu dan saluran pankreas masuk ke
dalam duodenum pada satu lubang yang disebut ampulla
hepatopankreatika, ampulla vateri, 10 cm dari pilorus.
2) Usus kosong (jejenum), menempati dua perlima sebelah atas pada usus
halus yang selebihnya.
3) Usus penyerapan (illeum), menempati tiga perlima akhir.
9. Usus Besar / Intestinum Mayor
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu
dan rektum.
a. Fungsi usus besar :
1) Menyerap air dari makanan
2) Tempat tinggal bakteri koli
3) Tempat feses
4) Bagian-bagian usus besar atau kolon
18
5) Kolon asendens, panjangnya 13 cm, terletak dibawah abdomen sebelah
kanan membujur ke atas dari ileum ke bawah hati. Di bawah hati
melengkung ke kiri, lengkungan ini disebut fleksura hepatika.
6) Kolon transversum, panjangnya ± 38 cm, membujur dari kolon
asendens sampai ke kolon desendens berada di bawah abdomen,
sebelah kanan terdapat fleksura hepatika dan sebelah kiri terdapat
fleksura lienalis.
7) Kolon desendens, panjangnya ± 25 cm, terletak di bawah abdomen
bagian kiri membujur dari atas ke bawah dari fleksura lienalis sampai
ke depan ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.
8) Kolon sigmoid, merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak
miring, dalam rongga pelvis sebelah kiri bentuknya menyerupai huruf
S, ujung bawahnya berhubungan dengan rektum.
9) Rektum, terletak di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan
intestinum mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis di depan os
sakrum dan os koksigis.
10. Usus Buntu
Usus buntu dalam bahasa latin disebut appendiks vermiformis. Pada
awalnya organ ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak memiliki
fungsi, tetati saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah sebagai organ
imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu
kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi kelenjar limfoid.
19
11. Rektum
Rektum dalam bahasa latin regere (meluruskan , mengatur). Organ ini
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Mengembangnya
dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu
sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika
defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar,
dimana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi
untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
12. Anus
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan
rektum dengan dunia luar (udara luar).Terletak di dasar pelvis bagian
posterior dari peritoneum. Dindingnya diperkuat oleh 3 otot sfingter yaitu:
a. Sfingter ani internus (sebelah atas), bekerja tidak menurut kehendak.
b. Sfingter levator ani, bekerja juga tidak menurut kehendak.
c. Sfingter ani eksternus (sebelah bawah), bekerja sesuai kehendak.
C. Penyebab
1. Pola Makan
Menurut Baliwati (2004), terjadinya gastritis dapat disebabkan oleh
pola makan yang tidak baik dan tidak teratur, yaitu frekuensi makan, jenis,
dan jumlah makanan, sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung
meningkat.
Frekuensi makan adalah jumlah makan dalam sehari-hari baik kualitatif
dan kuantitatif. Secaraalamiah makanan diolah dalam tubuh
20
melalui alat-alat pencernaan mulai dari mulut sampai usus halus. Lama
makanan dalam lambung tergantung sifat dan jenis makanan. Jika rata-rata,
umumnya lambung kosong antara 3-4 jam.Maka jadwal makan ini pun
menyesuaikan dengan kosongnya lambung (Okviani, 2011).
Orang yang memiliki pola makan tidak teratur mudah terserang
penyakit gastritis. Pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan kosong, atau
ditunda pengisiannya, asam lambung akan mencerna lapisan mukosa
lambung, sehingga timbul rasa nyeri (Ester, 2001).
Secara alami lambung akan terus memproduksi asam lambung setiap
waktu dalam jumlah yang kecil, setelah 4-6 jam sesudah makan biasanya
kadar glukosa dalam darah telah banyak terserap dan terpakai sehingga
tubuh akan merasakan lapar dan pada saat itu jumlah asam lambung
terstimulasi. Bila seseorang telat makan sampai 2-3 jam, maka asam
lambung yang diproduksi semakin banyak dan berlebih sehingga dapat
mengiritasi mukosa lambung serta menimbulkan rasa nyeri di seitar
epigastrium (Baliwati, 2004).
Kebiasaan makan tidak teratur ini akan membuat lambung sulit
untuk beradaptasi. Jika hal itu berlangsung lama, produksi asam lambung
akan berlebihan sehingga dapat mengiritasi dinding mukosa pada
lambung dan dapat berlanjut menjadi tukak peptik. Hal tersebut dapat
menyebabkan rasa perih dan mual.Gejala tersebut bisa naik ke
kerongkongan yang menimbulkan rasa panas terbakar (Nadesul, 2005).
21
Produksi asam lambung diantaranya dipengaruhi oleh pengaturan
sefalik, yaitu pengaturan oleh otak. Adanya makanan dalam mulut secara
refleks akan merangsang sekresi asam lambung. Pada manusia, melihat
dan memikirkan makanan dapat merangsang sekresi asam lambung
(Ganong, 2001).
2. Jenis Makanan
Jenis makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau dimakan,
dicerna, dan diserap akan menghasilkan paling sedikit susunan menu
sehat dan seimbang. Menyediakan variasi makanan bergantung pada
orangnya, makanan tertentu dapat menyebabkan gangguan pencernaan,
seperti halnya makanan pedas (Okviani, 2011).
Mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan akan merangsang
sistem pencernaan, terutama lambung dan usus untuk berkontraksi. Hal
ini akan mengakibatkan rasa panas dan nyeri di ulu hati yang disertai
dengan mual dan muntah. Gejala tersebut membuat penderita makin
berkurang nafsu makannya.Bila kebiasaan mengkonsumsi makanan
pedas lebih dari satu kali dalam seminggu selama minimal 6 bulan
dibiarkan terus-menerus dapat menyebabkan iritasi pada lambung yang
disebut dengan gastritis (Okviani, 2011).
Gastritis dapat disebabkan pula dari hasil makanan yang tidak cocok.
Makanan tertentu yang dapat menyebabkan penyakit gastritis, seperti
buah yang masih mentah, daging mentah, kari, dan makanan yang
banyak mengandung krim atau mentega. Bukan berarti makanan ini tidak
22
dapat dicerna, melainkan karena lambung membutuhkan waktu yang
lebih lama untuk mencerna makanan tadi dan lambat meneruskannya
kebagian usus selebihnya.Akibatnya, isi lambung dan asam lambung
tinggal di dalam lambung untuk waktu yang lama sebelum diteruskan ke
dalam duodenum dan asam yang dikeluarkan menyebabkan rasa panas di
ulu hati dan dapat mengiritasi (Iskandar, 2009).
3. Porsi Makan
Porsi atau jumlah merupakan suatu ukuran maupun takaran makanan
yang dikonsumsi pada tiap kali makan.Setiap orang harus makan
makanan dalam jumlah benar sebagai bahan bakar untuk semua
kebutuhan tubuh. Jika konsumsi makanan berlebihan, kelebihannya akan
disimpan di dalam tubuh dan menyebabkan obesitas (kegemukan). Selain
itu, makanan dalam porsi besar dapat menyebabkan refluks isi lambung,
yang pada akhirnya membuat kekuatan dinding lambung
menurun.Kondisi seperti ini dapat menimbulkan peradangan atau luka
pada lambung (Baliwati, 2004).
4. Kopi
Menurut Warianto (2011), kopi adalah minuman yang terdiri dari
berbagai jenis bahan dan senyawa kimia; termasuk lemak, karbohidrat,
asam amino, asam nabati yang disebut dengan fenol, vitamin dan
mineral.
Kopi diketahui merangsang lambung untuk memproduksi asam
lambung sehingga menciptakan lingkungan yang lebih asam dan dapat
23
mengiritasi lambung.Ada dua unsur yang bisa mempengaruhi kesehatan
perut dan lapisan lambung, yaitu kafein dan asam chlorogenic.
Studi yang diterbitkan dalam Gastroenterology menemukan bahwa
berbagai faktor seperti keasaman, kafein atau kandungan mineral lain
dalam kopi bisa memicu tingginya asam lambung.Sehingga tidak ada
komponen tunggal yang harus bertanggung jawab.Kafein dapat
menimbulkan perangsangan terhadap susunan saraf pusat (otak), sistem
pernapasan, serta sistem pembuluh darah dan jantung. Oleh sebab itu
tidak heran setiap minum kopi dalam jumlah wajar (1-3 cangkir), tubuh
kita terasa segar, bergairah, daya pikir lebih cepat, tidak mudah lelah atau
mengantuk. Kafein dapat menyebabkan stimulasi sistem saraf pusat
sehingga dapat meningkatkan aktivitas lambung dan sekresi hormon
gastrin pada lambung dan pepsin.
Hormon gastrin yang dikeluarkan oleh lambung mempunyai efek
sekresi getah lambung yang sangat asam dari bagian fundus
lambung.Sekresi asam yang meningkat dapat menyebabkan iritasi dan
inflamasi pada mukosa lambung (Okviani, 2011).
Jadi, gangguan pencernaan yang rentan dimiliki oleh orang yang
sering minum kopi adalah gastritis (peradangan pada lapisan
lambung).Beberapa orang yang memilliki gangguan pencernaan dan
ketidaknyamanan di perut atau lambung biasanya disaranakan untuk
menghindari atau membatasi minum kopi agar kondisinya tidak
bertambah parah (Warianto, 2011).
24
5. Teh
Hasil penelitian Hiromi Shinya, MD., dalam buku “The Miracle of
Enzyme” menemukan bahwa orang-orang Jepang yang meminum teh
kaya antioksidan lebih dari dua gelas secara teratur, sering menderita
penyakit yang disebut gastritis. Sebagai contoh Teh Hijau, yang
mengandung banyak antioksidan dapat membunuh bakteri dan memiliki
efek antioksidan berjenis polifenol yang mencegah atau menetralisasi
efek radikal bebas yang merusak. Namun, jika beberapa antioksidan
bersatu akan membentuk suatu zat yang disebut tannin. Tannin inilah
yang menyebabkan beberapa buah dan tumbuh-tumbuhan memiliki rasa
cepat dan mudah teroksidasi (Shinya, 2008).
Tannin merupakan suatu senyawa kimia yang memiliki afinitas
tinggi terhadap protein pada mukosa dan sel epitel mukosa (selaput lendir
yang melapisi lambung). Akibatnya terjadi proses dimana membran
mukosa akan mengikat lebih kuat dan menjadi kurang permeabel. Proses
tersebut menyebabkan peningkatan proteksi mukosa terhadap
mikroorganisme dan zat kimia iritan. Dosis tinggi tannin menyebabkan
efek tersebut berlebih sehingga dapat mengakibatkan iritasi pada
membran mukosa usus (Shinya, 2008).
Selain itu apabila Tannin terkena air panas atau udara dapat dengan
mudah berubah menjadi asam tanat.Asam tanat ini juga berfungsi
membekukan protein mukosa lambung. Asam tanat akan mengiritasi
mukosa lambung perlahan-lahan sehingga sel-sel mukosa lambung
25
menjadi atrofi. Hal inilah yang menyebabkan orang tersebut menderita
berbagai masalah lambung, seperti gastritis atrofi, ulcus peptic, hingga
mengarah pada keganasan lambung (Shinya, 2008).
6. Rokok
Rokok adalah silinder kertas yang berisi daun tembakau
cacah.Dalam sebatang rokok, terkandung berbagai zat-zat kimia
berbahaya yang berperan seperti racun. Dalam asap rokok yang disulut,
terdapat kandungan zat-zat kimia berbahaya seperti gas karbon