Top Banner
KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN (Studi Komparatif Tafsir Al- Mishbâh dan Al-Huda) Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh : Umiarti Karimah NIM. 14210621 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA 1439 H/2018 M
38

KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

Oct 02, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

PERSPEKTIF AL-QUR`AN (Studi Komparatif Tafsir Al-

Mishbâh dan Al-Huda)

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh :

Umiarti Karimah

NIM. 14210621

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD IJARAH

DENGAN SISTEM LELANG TAMBAK BONDO DESO DI

DESA KAWISTOWINDU, KECAMATAN DUDUK

SAMPEYAN, KABUPATEN GRESIK

Skripsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Disusun oleh:

Mufidah Putri Sandi

NIM. 14110728

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH (MUAMALAH)

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA

TAHUN 2017-2018

Page 3: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD IJARAH

DENGAN SISTEM LELANG TAMBAK BONDO DESO DI

DESA KAWISTOWINDU, KECAMATAN DUDUK

SAMPEYAN, KABUPATEN GRESIK

Skripsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Disusun oleh:

Mufidah Putri Sandi

NIM. 14110728

Pembimbing:

Dr. Hj. Romlah Widayati, M.Ag

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH (MUAMALAH)

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA

TAHUN 2017-2018

Page 4: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemanusiaan berasal dari akar kata manusia. Secara bahasa,

manusia adalah makhluk yang mempunyai akal dan budi, hal ini

berkebalikan dengan binatang.1 Pendapat lain menjelaskan bahwa

manusia adalah makhluk yang berbudaya dengan memiliki potensi

pikir, rasa, karsa, dan cipta. Karena potensi seperti yang dimilikinya

itu manusia tinggi mertabatnya. Dengan budi nuraninya manusia

menyadari nilai-nilai dan norma-norma.

Dalam Al-Qur`an, ada tiga kata yang digunakan untuk

menunjukkan arti manusia, yaitu kata insân, banî adam, dan basyar.

Kata insân, dalam Al-Qur`an dipakai kata an-nâs, unâs, insiyya,

anasi. Adapun kata basyar dipakai untuk tunggal dan jamak.

Pemakaian kata insân ketika berbicara manusia menunjuk suatu

pengertian adanya kaitan dengan sikap, yang lahir dari adanya

kesadaran penalaran.2

Di dalam Al-Qur`an dan hadis dijelaskan bahwa manusia adalah

makhluk yang paling mulia dan memiliki berbagai macam potensi

yang dapat digunakan untuk memperoleh petunjuk kebenaran dalam

menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.3

Seperti yang kita ketahui, manusia juga merupakan makhluk

sosial. Ia tidak mungkin hidup sendiri terasing dari manusia lain.

1 Tim Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Media Pustaka,

2012), hal. 562 2 Musa Asy’arie, Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam Al-Qur`an, (Jakarta:

Lembaga Studi Filsafat Islam, 1992), hal. 22 3 Muhammad Kadri, Hakikat Penciptaan Manusia, (Tangerang: Ts Mart, 2017),

hal. 97

Page 5: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

2

Dengan berinteraksi bersama sesamanya ia menjadi hidup dan

menghidupkan, bersosialisasi dan komunikasi. Komunikasi menjadi

sangat penting karena dengan melakukan komunikasi seseorang akan

dapat mengungkapkan apa yang mereka inginkan dan harapkan

terhadap orang lain.

Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk

menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya.

Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dan

sebagainya, manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan

lingkungannya.4

Manusia dan kemanusiaan adalah hal yang tidak dapat dipisahkan,

kemanusiaan berarti sebuah hakikat dan sifat-sifat khas manusia

sesuai dengan martabatnya.5 Jadi, Potensi kemanusiaan itu dimiliki

oleh segenap manusia di dunia, tidak pandang ras dan warna kulitnya,

dan bersifat universal. Mereka sama-sama memiliki martabat

kemanusiaannya yang tinggi dan mereka harus diperlakukan sesuai

dengan nilai-nilai kemanusiaan, sesuai dengan fitrahnya sebagai

makhluk Tuhan yang mulia. Sesuai dengan sla kedua Pancasila yang

berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab”, maka setiap warga

Negara mempunyai kedudukan yang sederajat dan sama terhadap

Undang-Undang Negara, mempunyai kewajiban dan hak-hak yang

sama.6

4 http://eprints.uinsri.ac.id/1996/ , diakses pada tanggal 17 Mei 2018

5 Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-2014, Empat Pilar

Kehidupan Berbangsan dan Bernegara, (Jakarta: Sekretariat Jendral MPR RI, 2012), Cet. 2,

hal 51 6 Burhanuddin Salam, Filsafat Pancasilaisme, (jakarta: Bina Aksara, 1998), Cet. 2,

hal. 28

Page 6: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

3

Sejalan dengan itu, paham tauhid menjelaskan bahwa manusia

berasal dari yang satu, membawa kepada humanitarisme7.

Humanitarisme, bukan hanya kasih sayang sesama manusia, tetapi

juga kasih-sayang kepada alam binatang dan alam tumbuh-tumbuhan,

serta alam benda mati, mencintai seluruh ciptaan Tuhan. Disini

terdapat paham semakhluk, mengakui kesatuan sebagai makhluk yang

ada di alam ini.8

Pada waktu yang sama setiap penganut agama berkeyakinan

bahwa agamanya mengajarkan tentang perbuatan praktis, yang berarti

bahwa agama mengandung unsur yang berbeda dalam lingkungan,

daya dan kemampuan manusia dalam melaksanakan nilai-nilai

manusiawi karena ia berada dalam daya dan kemampuan manusia

untuk melaksanakannya. Maka manusia harus membawa dirinya ke

dalam lingkungan yang menjadi batas kemampuannya. Jadi jelas ada

dimensi atau unsur kemanusiaan dalam usaha memahami ajaran

agama. Pernyataan adanya unsur manusiawi dalam memahami ajaran

agama, bertujuan untuk mencerminkan adanya intervensi manusia

dalam urusan yang menjadi hak prerogratif Tuhan itu.9

Berbicara tentang kemanusiaan khusunya di Indonesia menjadi

sangat menarik, karena Indonesia adalah negara yang paling majemuk

di dunia, baik dalam hal kondisi geografis, keanekaragaman suku

bangsa, keanekaragaman adat dan budaya, serta keberagaman

keyakinan, oleh karena itu secara teoritis mempunyai potensi untuk

menjadi negara yang besar. Namun juga sangat terbuka kemungkinan

7 Humanitarisme adalah paham kemanusiaan

8 Harun Nasution, Islam Rasional (Gagasan dan Pemikiran Prof. Dr. Harun

Nasution), (Bandung: Mizan, 1998), Cet. V, hal. 211 9 Nurcholish Madjid, Islam dan Doktrin dan Peradaban, Sebuah Telaah Kritis

tentang Keimanan, Kemanusiaan dan Kemodernan, (Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina,

1992), hal. 328-329

Page 7: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

4

terjadinya ketegangan dan konflik. Karena pada kenyataannya,

keberagaman etnik dan religi merupakan sebuah perbedaan yang sulit

dipersatukan di Negara manapun.10

Keanekaragaman di indonesia ini tidak akan bisa bersatu apabila

berbagai golongan yang ada lebih mementingkan golongan yang lain,

oleh karena itu, untuk membangun persatuan Indonesia yang Majmu’

ini diperlukan sikap tasammuh, tawazun, dan tawasuth sekaligus juga

I‟tidâl dari semua golongan serta menyadari sepenuhnya bahwa

keragaman adalah sebuah hal yang tidak dapat dipungkiri dan

dihindari di muka bumi ini.11

Memang, sejarah kehidupan manusia di manapun mereka berada

hampir-hampir tak pernah melewati era yang dilaluinya tanpa adanya

konflik. Dari waktu ke waktu selalu terjadi konflik di tengah-tengah

kehidupan manusia. Konflik-konflik sosial tersebut tidak jarang

menimbulkan kekerasan dan mengancam kedamaian, apalagi untuk

Negara luas, multikultural budaya, agama, ras serta warna kulit

seperti Indonesia ini. Maka, terjadinya sebuah konflik tidak dapat

dihindarkan.12

Konflik adalah pertengakaran, perselisihan dan benturan. Konflik

sosial adalah benturan dan perselisihan di masyarakat,

kemasyarakatan atau yang berhubungan dengan masyarakat, baik

dalam lingkup masyarakat sempit maupun masyarakat luas.13

10

Santri Pondok Ngalah, Kitab Fiqih Jawabul Masa‟il bermadzhab Empat

Menjawab Masalah Lokal, Nasional, dan Internasional. (Pasuruan: Yayasan Darut Taqwa,

2012), Cet. 1, hal. 3 11

Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-2014, Empat Pilar

Kehidupan Berbangsan dan Bernegara, (Jakarta: Sekretariat Jendral MPR RI, 2012), Cet. 2,

hal. 8 12

Lajnah Pentashihan Al-Qur`an, Al-Qur`an dan Isu-Isu Kontemporer, (Jakarta:

Lajnah Pentashihan Al-Qur`an, 2012), hal. 2-3 13

Lajnah Pentashihan Al-Qur`an, Al-Qur`an dan Isu-Isu Kontemporer, hal. 3

Page 8: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

5

Setiap konflik harus diredam melalui sebuah solusi, Islam sebagai

Agama mayoritas di Indonesia, seharusnya bisa menjadi penengah

atau jawaban atas konflik yang terjadi. Islam sebagai agama yang

paling banyak dianut oleh warga Negara Indonesia adalah agama

yang menekankan urusan muamalah lebih besar daripada urusan

ibadah.14

Islam bukan hanya mengajarkan bahwa semua manusia sama di

hadapan Allah SWT, tetapi Islam juga mengutuk sikap yang

melebihkan satu kelompok manusia atas kelompok lainnya. Merasa

mempunyai derajat yang lebih tinggi daripada yang lain karena

keturunan, kekuasaan, pengetahuan dan kecantikan, mereka adalah

orang-orang yang disebut islam sebagai orang yang takabur.15

Dalam agama Islam, Ibadah tidak hanya ditujukan sebagai

pemuas batin dan pengguguran kewajiban pada Tuhan, namun nilai-

nilai ibadah hendaknya ditransformasikan juga pada perilakunya

sehari-hari. Sehingga ibadah-ibadah seorang hamba kepada Tuhannya

bukan merupakan ritus yang hampa makna. Berkaitan dengan

perdamaian, sesungguhnya ajaran islam menjunjung tinggi aspek

ritual dan sosialnya yang memuat nilai-nilai kebenaran, keadilan

kerakyatan, serta perdamaian. Bahkan, islam sendiripun turun

pertama kali dengan misi rahmatan lil „âlamîn (Karunia bagi seluruh

alam). Artinya, Islam sejak awal menekankan pemeluknya untuk

menghargai pemeluk agama lain dengan mengakuinya sebagai mitra

dalam penciptaan perdamaian. Selain itu, kata Islam berakar kata

sama dengan salâm, maknanya adalah kedamaian. Maka, setelah

manusia membuktikan pengabdiannya lewat ibadah kepada Allah

14

Jalaluddin Rakhmat, Islam Alternatif, (Bandung: Mizan, 1998), cet. IX, hal. 49 15

Jalaluddin Rakhmat, Islam Alternatif, cet. IX, hal. 30

Page 9: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

6

SWT, mereka juga harus mempraktekkannya dengan menebarkan

perdamaian pada semua umat manusia.

Islam mempunyai dasar agama yang disebut dengan Al-Qur`an.

Al-Qur`an dianggap sebagai kitab yang paripurna dan mengandung

nilai-nilai universal. Tidak hanya mengatur perkara akhirat dan

hubungan dengan Allah, namun juga perkara kehidupan di dunia dan

hubungan dengan sesama. Dalam kehidupan bersama, sudah menjadi

keniscayaan, manusia hidup bersuku-suku dan berbangsa-bangsa.

Salah satu dari konsekuensi kehidupan berbangsa adalah mengikuti

aturan dan konsep kehidupan bersama, selama tidak menyalahi ajaran

agama.

Kenyataannya, di dalam Al-Qur`an memang terdapat sejumlah

ayat yang mengandung petunjuk dan pedoman bagi manusia dalam

hidup bermasyarakat dan bernegara, diantaranya ayat-ayat tersebut

mengajarkan tentang kedudukan manusia di bumi dan tentang prinsip-

prinsip yang harus diperhatikan dalam kehidupan kemasyarakatan,

seperti prinsip-prinsip musyawarah atau konsultasi, ketaatan kepada

pemimpin, pengakuan terhadap adanya Hak Asasi Manusia (HAM),

keadilan, persamaan, dan kebebasan beragama.16

Dasar persaudaraan manusia bukan hanya karena semua manusia

sama-sama makhluk Allah, tetapi juga karena menurut ajaran Al-

Qur`an, Agama tidak boleh merusak persaudaraan dan hubungan baik

ini, sungguhpun keyakinan keagamaan besar pengaruhnya pada

pemikiran dan tingkah laku seseorang dan bisa membawa pada

pandangan sempit dan fanatik.17

16

Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara (Ajaran, Sejarah dan Pemikiran),

(Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), Cet. 5, hal. 10 17

Harun Nasution, Islam Rasional (Gagasan dan Pemikiran Prof. Dr. Harun

Nasution), cet. V, Hal. 220

Page 10: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

7

Demikianlah pandangan luas tentang persaudaraan seluruh umat

manusia yang diajarkan Al-Qur`an. Umat manusia yang berbeda

agama dan bangsa dan yang diciptakan Tuhan Yang Esa dari asal

yang satu, karena itu bersaudara, harus saling tolong-menolong.

Perikemanusiaan yang diajarkan Al-Qur`an ini banyak yang

diamalkan oleh umat islam pada awal permulaan.18

Tapi tidak untuk hari ini, dewasa ini fenomena merajalelanya

kekerasan dan pelanggaran hak-hak asasi manusia yang semakin luas

dan tidak mengindahkan etika moral dan kemanusiaan semakin

bermunculan.19

Seperti adanya kasus-kasus kekerasan dalam rumah

tangga, tawuran antarpelajar, korupsi, pornografi dan pornoaksi serta

kekerasan antarpemeluk agama hal ini tercermin dengan beberapa

peristiwa, diantaranya yaitu terjadinya bom bunuh diri yang terjadi di

beberapa tempat di Surabaya, diantaranya di Mapolres Surabaya,

Gereja Katolik Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, Gereja Santa

Maria, Gereja Pantekosta Surabaya, serta adanya penusukan di Mako

Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.20

Dalam republika.co.id

juga dijelaskan bahwa Indonesia sedang darurat kejahatan manusia,

karena adanya kasus perundungan (Bullying) yang semakin

meningkat.21

Terjadinya ketimpangan sosial, diskriminasi kepada

yang lemah, maraknya kasus-kasus kejahatan kemanusiaan yang

semakin menunjukkan bahwa Indonesia sedang darurat kemanusiaan.

18

Harun Nasution, Islam Rasional (Gagasan dan Pemikiran Prof. Dr. Harun

Nasution), cet. V, Hal. 220 19

Ahmad Fuadi Fanani, Islam Madzhab Kritis, Menggagas Keberagaman

Liberatif, (Jakarta: Buku Kompas, 2004), hal. 110 20

https://nasional.tempo.co/read/1088091/kerusuhan-dan-penusukan-di-mako-

brimob-dpr-minta-diusut-tuntas, diakses pada tanggal 21 Mei 2018, pukul 14:30. 21

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/17/07/22/othq6k366-

indonesia-darurat-kejahatan-kemanusiaan, diakses pada tanggal 21 Mei 2018, pukul 14:40.

Page 11: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

8

Beberapa kasus di atas sangat berlawanan dengan sila kedua

Pancasila yang merupakan dasar hidup warga Negara Indonesia. Sila

kedua Pancasila tersebut menjelaskan bahwa setiap warga negara

Indonesia harus berprikemanusiaan, yang berarti setiap keputusan dan

tindakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai keluhuran budi,

kesopanan dan kesusilaan.22

Pancasila sebagai dasar Negara

seharusnya bukan hanya menjadi teks yang hanya bisa dipahami,

tetapi Pancasila seharusnya benar-benar harus dipraktekkan dengan

maksimal agar bangsa Indonesia maju dan mampu bersaing di tengah

peradaban dunia, khususnya pada sila kedua Pancasila, jika

dipraktekkan secara maksimal maka tidak akan terjadi lagi tindak

kekerasan dan kejahatan kemanusiaan.

Dalam sila kedua Pancasila yang berbunyi “Kemanusiaan yang

Adil dan Beradab” mengandung arti bahwa manusia harus memiliki

kesadaran sikap dan perbuatan yang didasarkan kepada potensi budi

murni manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan

kebudayaan umumnya baik terhadap pribadi, sesama manusia,

maupun terhadap alam dan hewan. Pada prinsipnya, kemanusiaan

yang adil dan beradab adalah sikap dan perbuatan manusia yang

sesungguhnya dan sesuai dengan kodrat hakikat manusia yang

berbudi, sadar nilai dan berbudaya.23

Demikian halnya dengan yang dijelaskan dalam Al-Qur`an,

ajarannya menjelaskan bahwa manusia diciptakan berbeda-beda untuk

saling mengenal, tidak ada perbedaan antar manusia dan derajat

manusia hanya dibedakan dengan kadar ketakwaannya, bukan karena

22

Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-2014, Empat Pilar

Kehidupan Berbangsan dan Bernegara, cet. 2, hal. 52 23

Burhanuddin Salam, Filsafat Pancasilaisme, (Jakarta: Bina Aksara, 1998), Cet.

2, hal. 28

Page 12: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

9

golongan, suku, keturunan, atau strata sosial yang lain. Seperti yang

dijelaskan dalam QS. Al-Hujurat [49] : 13

اي ه ي ٱأ ل ق إنالناس من خ نل ر ن

نث ذ ك أ ل و ع م ن و ج وب ل ع اش

ب ا ار ف و ئل و ق ك إنا ل ع م أ ٱعند ر ن ل ت لل

ى أ م ق ليم لل ٱإنل ع

بير ١٣خ “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu

berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-

mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu

disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.

(QS. Al-Hujurat [49] : 13)

Ayat di atas semakin menguatkan bahwa Islam dengan alat

justifikasinya, berupa wahyu, mampu membentuk konsep keadilan di

benak pemeluknya. Agama dengan berbagai produk perilaku

pemeluknya terinternalisasi membentuk sikap, simbol, lambang, dan

kritik yang masuk ke alam bawah sadar pemeluknya. Begitupun

dengan ajaran agama selain Islam, ajaran kitab suci mereka yang

kemudian diinterpretasi dan diaplikasikan dalam keseharian, dalam

bahasa Kuntowidjoyo disebut dengan objektifitas. Maksudnya, itu

merupakan upaya menemukan suatu konsepsi berlandaskan pada

nilai-nilai agama mutlak dibutuhkan.

Berangkat dari permasalahan di atas, Penulis tertarik untuk

membahas Kemanusiaan dalam Al-Qur`an, khususnya nilai-nilai

kemanusiaan yang ada pada sila kedua Pancasila. Bagaimana Al-

Qur`an menjelaskan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab,

untuk menumbuhkan semangat perikemanusiaan dalam kehidupan

bermasyarakat dan bernegara khususnya untuk umat islam di

Page 13: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

10

Indonesia. dan untuk merefleksikan nilai-nilai kemanusiaan yang

sesuai dasar negara Indonesia yaitu Pancasila.

Kemudian, dalam penelitian ini, Penulis mengambil sumber

penafsiran ayat-ayat kemanusiaan dari Tafsir Al-Misbah karya M.

Quraish Shihab dan Tafsir Al-Huda karya Bakrie Syahid karena latar

belakang keilmuan dan karir kedua mufassir berbeda. Dan penelitian

ini diberi judul “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Perspektif

Al-Qur`an (Studi Komparatif Tafsir Al-Mishbâh dan Al-Huda)”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, memperoleh

beberapa identifikasi masalah, yaitu:

Pertama, manusia dan kemanusiaan adalah dua hal yang tidak

dapat dipisahkan.

Kedua, munculnya fenomena darurat kemanusiaan di Indonesia

dewasa ini, seperti adanya pelanggaran Hak-Hak Asasi Manusia

(HAM).

Ketiga, Kenyataan bahwa selama ini bangsa Indonesia tidak

maksimal dalam mempraktekkan nilai-nilai kemanusiaan yang

terkandung dalam sila kedua Pancasila.

Keempat, kenyataan bahwa Al-Qur`an adalah kitab yang

paripurna dalam membahas nilai-nilai kemanusiaan.

Keempat, adanya perbedaan latar belakang keilmuan dan karir M.

Quraish Shihab dan Bakrie Syahid.

Page 14: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

11

C. Pembatasan Masalah

Dalam Skripsi ini, penulis membatasi masalah kemanusiaan yang

adil dan beradab perspektif Al-Qur`an pada nilai-nilai kemanusiaan

sebagai berikut:

1. Kemanusiaan yang adil24

a. Menghormati Hak Asasi Manusia (HAM) dalam QS. Al-

Isra` [17]: 70.

b. Kesetaraan antar manusia, dalam QS. An-Nisa [4]: 1.

c. Menegakkan keadilan dalam QS. An-Nahl [16]: 90.

d. Kemerdekaan jiwa yang mutlak dalam QS. Al-Baqarah

[2]: 256

2. Kemanusiaan yang Beradab25

a. Tidak berkata buruk terhadap sesama dalam QS. An-Nisa

[4]: 148

b. Tidak memaki sesembahan agama lain dalam Qs. Al-

An’am [6]: 108

c. Rasa Persaudaraan dalam Qs. Ali-Imran [3]: 105

Dalam Skripsi ini juga, penulis membatasi pada dua Kitab Tafsir

yaitu Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab dan Tafsir Al-Huda

karya Bakrie Syahid. Berikut alasan penulis memilih kedua tafsir ini:

1. Tafsir Al-Mishbâh

a. M. Quraish shihab adalah Mufassir Kontemporer yang

mencerminkan perkembangan mutakhir dalam pendekatan

terhadap Al-Qur`an.26

24

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, Badan Litbang dan Diklat Kementrian

Agama RI, (Tafsir Al-Qur`an Tematik, Hukum, Keadilan, dan Hak Asasi Manusia ), (Jakarta:

Lajnah Pentashihan Al-Qur`an, 2012)cet.1, seri. 5, 2010, hal. 277-329 25

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, Badan Litbang dan Diklat Kementrian

Agama RI, (Tafsir Al-Qur`an Tematik: Etika Berkeluarga, Bermasyarakat, dan Berpolitik),

(Jakarta: Lajnah Pentashihan Al-Qur`an, 2012) hal. 91-22

Page 15: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

12

b. Tafsir ini lebih condong pada corak Adabiy-Ijtima`I (sastra-

kemasyarakatan), sehingga cocok dengan tema yang

diangkat dalam skripsi ini.

c. Tafsir ini sangat kontekstual dengan kondisi ke-

Indonesiaan, dalamnya banyak merespon beberapa hal yang

aktual di dunia Islam Indonesia atau internasional.

d. Quraish Shihab meramu tafsir ini dengan sangat baik dari

berbagai tafsir pendahulunya, dan meraciknya dalam

bahasa yang mudah dipahami dan dicerna, serta dengan

sistematika pembahasan yang enak diikuti oleh para

penikmatnya.

2. Tafsir Al-Huda

a. Latar belakang penulis tafsir ini, yaitu Bakrie Syahid

sebagai seorang Purnawirawan Militer, disini menjadi

istimewa ketika beliau membahas ayat-ayat tentang

kemanusiaan yang berhubungan dengan hak-hak dan

kewajiban manusia baik terhadap diri sendiri, masyarakat

dan negaranya, khususnya terhadap nilai-nilai manusia

yang adil dan berdab.

b. Tafsir Al-Huda juga memiliki corak sosial kemasyarakatan,

dimana Bakrie Syahid dalam tafsirnya ingin menghindari

adanya kesan cara penafsiran yang seolah-olah menjadikan

Al-Qur`an terlepas dari akar sejarah kehidupan manusia,

baik secara individu, maupun sebagai kelompok yang

26

Dr. Mafri Amri, MA, Literatur Tafsir Indonesia, (Ciputat: Madzhab Ciputat,

2013) hal. 276

Page 16: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

13

mengakibatkan tujuan Al-Qur`an sebagai petunjuk dalam

kehidupan manusia terlantar.27

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan Pembatasan masalah diatas, maka penulis merumuskan

masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana penafsiran M. Quraish Shihab dan Bakri Syahid

terhadap ayat-ayat tentang nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan

beradab?

2. Bagaimana persamaan dan perbedaan M. Qurasih Shihab dan

Bakrie Syahid dalam menafsirkan ayat-ayat tentang nilai-nilai

kemanusiaan yang adil dan beradab?

3. Bagaimana relevansi penafsiran dengan sila kedua Pancasila?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah:

1. Mengetahui dan menjelaskan penafsiran M. Quraish Shihab dan

Bakri Syahid terhadap ayat-ayat tentang nilai-nilai kemanusiaan

yang adil dan beradab.

2. Mengetahui dan menjelaskan perbedaan dan persamaan

penafsiran M. Quraish Shihab dan Bakrie Syahid terhadap ayat-

ayat yang berkenaan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan

beradab dalam Al-Qur`an.

27

Islah Gusmian, Khazanah Tafsir Indonesia dari Hermeneutika hingga Ideologi,

hal. 259

Page 17: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

14

3. Mengetahui relevansi penafsiran M. Quraish Shihab dan Bakrie

Syahid terhadap ayat-ayat yang berkenaan dengan kemanusiaan

yang adil dan beradab dengan sila kedua Pancasila.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini, penulis akan membagi pada poin

manfaat teoritis dan praktis, berikut penjelasannya.

1. Manfaat teoritis

Sebagai sumbangan pemikiran (ide atau gagasan) tentang

nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab dalam Al-

Qur`an, khususnya dalam Tafsir Al-Mishbâh dan Al-Huda.

Serta mengetahui relevansi penafsiran dengan sila kedua

pancasila, dan untuk mewarnai khazanah tulisan dalam dunia

Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan wawasan terhadap penulis khusunya dan

kepada seluruh pembaca umumnya, tentang nilai-nilai

kemanusiaan yang adil dan beradab dalam Tafsir Al-

Mishbâh dan Al-Huda.

b. Memberi wawasan kepada masyarakat, khususnya orang

Islam untuk menyikapi dengan bijak persoalan-persoalan

darurat kemanusiaan dewasa ini.

c. Sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti

pada tema atau metodologi penelitian yang sama.

G. Kajian Pustaka

Sejauh pengamatan dan penelitian penulis yang terbatas, hingga saat

ini sudah banyak ditemukan penelitian maupun tulisan-tulisan yang

Page 18: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

15

yang membahas tentang kemanusiaan yang adil dan berdab ataupun

tulisan tentang kemanusiaan dan relevansinya dengan Pancasila,

Namun untuk mengetahui posisi penulis dalam penelitian ini, penulis

berusaha melakukan review terhadap literatur atau tulisan yang ada

kaitannya atau relevan dengan masalah yang menjadi obyek dalam

penelitian ini. Berikut karya-karya yang mengangkat tema

kemanusiaan dan Pancasila :

1. Skripsi Syaiful Haq, “Keadilan Sosial dalam Perpektif Al-Qur`an

dan Pancasila”, menjelaskan bahwa konsep keadilan yang dapat

dipahami dalam islam mencakup seluruh aspek kehidupan

manusia seperti halnya hukum, poligami dan lain sebagainya.

Begitu juga keadilan dalam pancasila yang menjadi dasar negara.

Pancasila dan Islam mempunyai semangat yang sama dalam

kehidupan manusia, yakni menciptakan keadilan dan keamanan

dalam masyarakat yang terlihat dari ayat-ayat Al-Qur`an yang

juga menjelaskan kandungan sila-sila Pancasila.

Sehingga antara Islam sebagai agama dan Pancasila sebagai

Ideologi tidak ada pertentangan, bahwa Pancasila sebagai ideologi

pemersatu serta Islam sebagai rahmatan lil „âlamin. Dan

Indonesia yang mayoritas muslim meskipun sistem

pemerintahannya berasaskan Pancasila. Kaum mayoritas (Islam)

secara kultur harus dan bertanggung jawab menjaga perdamaian,

karena non-muslim yang ada di Indonesia termasuk ahl al-ahd

yang tidak memerangi dan berdamaian dengan masyarakat

islam.28

28

Syiful Haq, “Keadilan Sosial dalam Perspektif Al-Qur`an dan Pancasila”,

Skripsi, (Yogyakarta: Uin Sunan Kalijaga, 2017), tidak diterbitkan.

Page 19: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

16

Skripsi ini memberi kontribusi terhadap peta pemikiran

mengenai mengelaborasi ayat-ayat tentang Pancasila dan

menjelaskan relevansi penafsiran dengan nilai-nilai yang

terkandung dalam Pancasila. Skripsi ini berbeda dengan penelitian

yang akan diteliti penulis karena skripsi ini adalah tematik dalam

Al-Qur`an sedangkan penulis akan membahas tematik dan fokus

pada dua tafsir dengan pendekatan komparatif.

2. Jurnal, “Manusia Berkualitas menurut Al-Qur`an”, menjelaskan

tentang konsep manusia berdasarkan Al-Qur`an dan pendapat para

ulama, yang kemudian dapat ditarik benang merah bahwa pada

dasarnya manusia telah diciptakan Allah sebagai makhluk yang

paling canggih, bila ia mampu menggunakan seluruh potensi yang

dimilikinya dengan baik, dengan kata lain mengaktualisasikan

potensi iman kepada Allah, menguasai ilmu pengetahuan, dan

melakukan aktivitas amal saleh, maka manusia akan menjadi

makhluk yang paling mulia dan makhluk yang berkualitas di

muka bumi.29

Tulisan ini juga menjelaskan poin-poin mengenai proses

menjadi manusia yang berkualitas menurut Al-Qur`an, melalui

tulisan ini, penulis mendapat informasi tentang pengertian

manusia, peta konsep klasifikasi manusia yang berkualitas

menurut Al-Qur`an dan bagaimana cara mengelaborasi ayat-ayat

tentang kemanusiaan dalam Al-Qur`an. Perbedaan jurnal ini

dengan penelitian penulis adalah nantinya penulis akan fokus pada

kajian kemanusiaan yang adil dan beradab.

29

Mujiono, “Manusia Berkualitas Menurut Al-Qur`an”, dalam Jurnal Hermeunetik

Vol, 7, No. 2, Desember 2013, hal. 380.

Page 20: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

17

3. Skripsi, “Studi Tematik Konseptual terhadap Ayat-ayat Al-Qur`an

tentang keadilan Sosial (Relevansi dengan Sila kelima

Pancasila)”, menjelaskan tentang penafsiran terhadap ayat-ayat

yang berkaitan dengan keadilan sosial dan cara menumbuhkan

nilai-nilai keadilan sosial serta relevansinya dengan Pancasila di

kehidupan bangsa Indonesia kekinian.30

Sehingga dalam skripsi ini, penulis banyak mendapatkan

informasi tentang makna Nilai dasar Pancasila, bagaimana

menganalisis nilai-nilai Pancasila dalam Perspektif Al-Qur`an.

4. Jurnal “Perdamaian dan Kemanusiaan dalam Pandangan Islam”,

menjelaskan bahwa saat ini, umat islam perlu memainkan peranan

yang signifikan; khususnya dalam penciptaan perdamaian,

bagaimana manusia khusunya umat islam benar-benar memahami

pelajaran tentang kesetaraan manusia serta demokrasi sehingga

dapat tercipta perdamaian global.31

Latar belakang tulisan ini hampir sama dengan latar belakang

penulisan skripsi penulis, yakni berangkat dari permasalahan yang

menyangkut kemanusiaan, adanya pelanggaran Hak Asasi

Manusia (HAM), sehingga penulis mempunyai gambaran

bagaimana menuangkan gagasan tentang suatu permasalahan yang

terjadi kemudian diramu menjadi sebuah paragraf. Serta memberi

gambaran tentang bagaimana menjelaskan ayat-ayat tentang

kesetaraan manusia.

30

Muhammad Ridha, “Studi Tematik Konseptual terhadap Ayat-ayat Al-Qur`an

tentang Keadilan Sosial (Relevansi dengan Sila Kelima Pancasila”, Skripsi, Uin Sunan

Kalijaga, 2016, tidak diterbitkan. 31

Supriyanto, “Perdamaian dan Kemanusiaan dalam Pandangan Islam”, dalam

Jurnal Kalam: Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam, Volume 7, Nomor 2, Desember

2013, hal. 318

Page 21: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

18

5. Skripsi, “Kemuliaan Manusia dalam Al-Qur`an”, menjelaskan

bahwa hakikat manusia adalah mempunyai potensi berpikir dan

kebijaksanaan. Dengan menempatkan manusia sebagai makhluk

yang berfikir, berintelektual dan berbudaya, maka dapat disadari

kemudian bila pada kenyataannya manusialah yang memiliki

kemampuan untuk menelurusi keadaan dirinya dan

lingkungannya. Sehingga, Manusia memiliki otoritas pengelolaan

alam, Hak mendapatkan rezeki yang baik, serta manusia lebih

utama daripada makhluk lain.

Skripsi ini, sedikit berbeda dengan penelitian yang akan

penulis lakukan, tetapi skripsi ini memberikan kontribusi kepada

penulis seputar pengetahuan tentang manusia, hakikat manusia

serta Terminologi manusia dalam Al-Qur`an.32

6. Artikel “Pengintegrasian Nilai-Nilai Kemanusiaan (Human

Values) Dalam Pembelajaran Tematik Sekolah Dasar”,

menjelaskan bahwa nilai-nilai kemanusiaan terdiri dari kebenaran,

kasih sayang, kebijakan, kedamaian, kasih sayang dan tanpa

kekerasan merupakan nilai-nilai yang relevan dengan nilai-nilai

karakter bangsa yang diajarkan pada jenjang Sekolah Dasar. Dan

pengintegrasian nilai-nilai kemanusiaan dapat dilakukan secara

implisit melalui bahan ajar maupun terintegrasi dalam kegiatan

proses pembelajaran.33

Artikel ini sangat berbeda dengan skripsi penulis, karena

penulis masuk dalam penafsiran sedangkan artikel ini dalam dunia

pendidikan. Namun, tema besar artikel ini sama dengan skripsi

32

Muh. Dawang, Kemuliaan Manusia dalam Al-Qur`an, Skripsi, UIN Alauddin

Makassar 2011, tidak diterbitkan 33

Sukayasa, Evie Awuy, Pengintegrasian Nilai-Nilai Kemanusiaan (Human Value)

dalam Pembelajaran Tematik Sekolah Dasar, Universitas Tadulako, hal. 8

Page 22: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

19

penulis, yakni kemanusiaan. Artikel ini memberi kontribusi

kepada penelitian penulis mengenai nilai-nilai kemanusiaan.

7. Skripsi “Studi Metode dan Corak Tafsir Al-Huda, Tafsir Qur`an

Basa Jawi Karya Brigjen (Purn) Drs. H. Bakri Syahid”,

menjelaskan bahwa metode penafsiran yang dilakukan oleh Bakri

Syahid adalah metode ijmali. Kecenderungan Bakri Syahid dalam

menafsirkan Al-Qur`an sangat jelas terlihat menggunakan

pendekatan sosial-budaya. Sehingga menunjukkan bahwa

penafsiran dalam tafsir Al-Huda bercorak adabi-ijtima‟i. Bakri

banyak mengungkapkan masalah-masalah yang biasa terjadi

dalam linkup masyarakat, serta keterangan tentang pentingnya

ikut menjaga tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini, tidak

terleps dari latar belakang pendidikan dan karir yang dijalaninya

semasa bertugas sebaga perwira ABRI (Angkatan Bersenjata

Republik Indonesia, Sekarang TNI (Tentara Nasional

Indonesia)).34

Skripsi ini banyak memberi kontribusi terhadap penulis

mengenai data primer dalam penelitian ini, yakni Tafsir Al-Huda,

yang meliputi corak, karakteristik dan metode penulisan tafsir Al-

Huda.

8. Jurnal “Dimensi Kemanusiaan dalam Hukum Al-Qur`an”,

menjelaskan bahwa prinsip dan asas hukum tidak hanya terpaku

kepada teks tetapi lebih ditekankan kepada tataran konteks selama

prinsip dan asas hukum dimaksud masih terjamin akurasinya.

Tujuan hukum sebagaimana yang dipahami selama ini untuk

34

Abdul Rahman Taufiq, Studi Metode dan Corak Tafsir Al-Huda, Tafsir Basa Jawi

Karya Brigjend (PURN) Drs. Bakri Syahid, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

Tidak diterbitkan

Page 23: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

20

mewujudkan kemaslahatan sosial maka dapat dikategorikan

sebagai hukum Al-Qur`an meskipun tidak menggunakan atribut-

atribut keislaman asalakan tujuan hukum dapat tercapai dan tidak

berseberangan dnegan prinsip dan asas hukum itu sendiri.35

H. Metodologi Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah kualitatif, dengan

metode penelitian berjenis studi kepustakaan (Library Research),

maksudnya semua sumber berdasarkan bahan-bahan tertulis

mengenai obyek penelitian yaitu kemanusiaan yang adil dan

beradab.

2. Sumber data

Untuk memproleh data dalam penyusunan skripsi ini, penulis

memnggunakan data yang relevan dengan tema skripsi. Adapun

sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Al-Qur`an Al-Karim dan terjemahan Kementrian Agama

RI

2. Kitab Tafsir Al-Mishbâh dan Al-Huda

3. Buku-buku yang berkaitan dengan Pancasila

Di samping sumber data primer, penulis juga

menggunakan sumber data sekunder, di antaranya ialah Tafsir

Tematik Lajnah Pentashih Al-Qur`an, buku-buku Ulum Al-

Qur`an, buku buku yang berkaitan dengan Tafsir Al-Mishbâh

dan Al-Huda baik dari segi biografi kitab Tafsir maupun biografi

35

Achyar Zein, Dimensi Kemanusiaan dalam Hukum Al-Qur`an, dalam jurnal

Analytica Islamica, Vol. 4, No. 2, 2015, hal. 201

Page 24: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

21

penulisnya serta buku-buku yang berkaitan dengan manusia yang

adil dan beradab..

3. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah

dokumentasi, yaitu mengambil data dari sumber-sumber data baik

primer maupun sekunder, kemudian dikutip baik kutipan langsung

ataupun tidak langsung. Setelah itu, data tersebut diklasifikasikan

sesuai dengan permasalahan dan dianalisa sehingga menjadi suatu

penjelasan yang jelas dan padat sesuai dengan rumusan masalah

pada penelitian ini.

4. Metode Analisis Data

Setelah melakukan pengumpulan data, metode analis data

yang akan dilakukan penulis adalah metode deskriptif-analitis-

komparatif, yaitu memulai pengumpulan data baik primer maupun

sekunder lalu diteliti, dijabarkan dan dianalisis, kemudian

dikomparasikan agar kemudian dapat diambil kesimpulan.

I. Teknik dan Sistematika Penulisan

Teknik dan sistematika penulisan ini merujuk pada buku pedoman

penulisan skripsi Institut Ilmu Al-Qur`an. pembahasan penelitian ini

disusun dalam lima bab yang masing-masing bab terdiri dari bagian

yang tak terpisahkan dan saling terkait.

Bab I merupakan pengantar atau pendahuluan yang memuat latar

belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, tujuan

penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

Page 25: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

22

Bab II, merupakan bagian yang menghubungkan tema dengan sub

tema yang dibahas. Di dalamnya akan dijelaskan secara ringkas

tentang kemanusiaan, term-term manusia dalam Al-Qur`an, adil dan

beradab, kemanusiaan yang adil dan beradab perspektif Al-Qur`an

serta kemanusiaan yang adil dan beradab Perspektif pancasila.

Bab III membahas tentang Profil Tafsir meliputi jenis, corak,

metodologi, cara, serta madzhab tafsir. Juga membahas tentang

biografi Mufassir, dalam hal ini M. Quraish Shihab dan Bakrie

Syahid.

Bab IV Membahas tentang pokok kajian yaitu penafsiran

mengenai kajian inti yang dibahas yaitu ayat-ayat Al-Qur`an yang

membahas kemanusiaan yang adil dan beradab dalam Tafisr Al-Huda

dan Al-Mishbâh, kemudian menganalisis persamaan dan perbedaan

kedua mufassir dalam menafsirkan ayat-ayat tentang nilai-nilai

kemanusiaan yang adil dan beradab, dan yang terakhir

mengemukakan relevansi kedua penafsiran dengan sila kedua

Pancasila.

BAB V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Dalam bab ini ditarik beberapa kesimpulan dan hasil pembahasan

guna menjelaskan dan menjawab permasalahan yang telah disebutkan

dalam rumusan masalah.

Page 26: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

133

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pemaparan pada bab-bab sebelumnya, maka penyusunan skripsi ini

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penafsiran M. Quraish Shihab terhadap ayat-ayat tentang nilai-nilai

kemanusiaan yang adil dan beradab.

a. Nilai-Nilai kemanusiaan yang adil

1) Menghormati Hak Asasi Manusia (HAM), QS. Al-Isra’ [17]:

70. Menurut M. Quraish Shihab ayat ini merupakan salah satu

dasar menyangkut pandangan Islam tentang Hak Asasi

Manusia. Manusia siapapun harus dihormati hak-haknya

tanpa perbedaan.

2) Kesetaraan antar manusia, QS. An-Nisa [4]: 1. Menurut M.

Quraish Shihab, Ayat ini sebagai pendahuluan untuk

mengantar lahirnya persatuan dan kesatuan dalam

masyarakat, serta bantu-membantu dan saling menyayangi

karena semua manusia berasal dari satu keturunan, tidak ada

perbedaan antara lelaki dan perempuan, kecil dan besar,

beragama atau tidak beragama.

3) Menegakkan keadilan, QS. An-Nahl [16]: 90, M. Quraish

Shihab menjelaskan bahwa Allah memerintahkan siapapun di

antara hamba-hamba-Nya untuk berlaku adil.

4) Kemerdekaan Jiwa yang Mutlak, QS. Al-Baqarah [2]: 256,

Tidak ada paksaan dalam menganut agama. Menurut Quraish

Shihab agama yang dimaksud dalam ayat ini adalah agama

Page 27: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

134

islam, maksud tidak ada paksaan adalah tidak ada paksaan

dalam menganut akidahnya.

b. Nilai-Nilai kemanusiaan yang beradab

1). Tidak berkata buruk terhadap sesama, QS. An-Nisa [4] :148,

Quraish Shihab menjelaskan bahwa ayat ini menerangkan

tentang hukum positif melarang seseorang mengucapkan

perkataan buruk secara terang-terangan di hadapan orang lain

agar pendengaran dan moral manusia terlindung dari hal-hal

yang merusak dan menyakitkan.

2). Tidak memaki sesembahan agama lain, QS. Al-An’am [6]:

108. Quraish Shihab menjelaskan bahwa ayat ini berisi

tentang larangan memaki kepercayaan kaum musyrik, karena

makian tidak menghasilkan sesuatu menyangkut

kemaslahatan agama.

3). Rasa Persaudaraan, QS. Ali-‘Imran [3]: 105. Menurut

Quraish Shihab ayat ini menyindir mereka yang

berkelompok-kelompok lagi berselisih, seperti orang-orang

Yahudi dan Nasrani.

2. Penafsiran Bakri Syahid terhadap ayat-ayat tentang nilai-nilai

kemanusiaan yang adil dan beradab.

a. Nilai-Nilai Kemanusiaan yang adil

1). Menghormati Hak Asasi Manusia (HAM), QS. Al-Isra’ [17]:

70. Menurut Bakri Syahid, dalam ayat ini, Allah

memaparkan bahwa Allah telah memuliakan anak cucu

Adam as seluruhnya tanpa terkecuali.

2). Kesetaraan Antar Manusia, QS. An-Nisa [4]: 1, Bakri Syahid

memberi penjelasan khusus dengan footnote tentang ‘kang

Page 28: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

135

anitahake sira kabeh saka awak siji, lan kang uga wis

anitahake saka awak iku bojone’ bahwa menurut Jumhur

Ahli Tafsir, Allah menciptakan wanita dalam hal ini ibu

Hawa dari lelaki yakni Nabi Adam a.s, sesuai juga yang

diterangkan dalam Bukhori Muslim. Dari satu pasangan

tersebut, tersebut jadilah laki-laki dan wanita yang banyak

jumlahnya.

3). Menegakkan keadilan, QS. An-Nahl [16]: 90, Bakri Syahid

memberi judul pada ayat ini dengan judul Poko-pokoking

budi-pekerti kang utama, yang artinya pokok-pokok budi

pekerti yang utama. Ia menjelaskan bahwa Allah

memerintahkan manusia untuk berbuat adil, berbuat baik,

dan weweh marang sanak kaluarga atau memberi kepada

sanak keluarga.

4). Kemerdekaan Jiwa yang Mutlak, QS. Al-Baqarah [2]: 256,

Bakri Syahid memberi judul ayat ini dengan judul Ora

Peksan ngrasuk agama, yang artinya tidak ada paksaan

dalam beragama. Ia menjelaskan bahwa tidak ada paksaan

dalam beragama.

b. Nilai-Nilai kemanusiaan yang beradab.

1). Tidak berkata buruk terhadap sesama, QS. An-Nisa [4] :148,

Bakri Syahid memberi judul pada ayat ini dengan judul

larangan mangucap ala marang sapadha-padha artinya

larangan untuk berkata buruk terhadap sesama. Yang

dimaksud ucapan yang buruk dalam ayat ini menurut Bakri

adalah meremehkan, menghina orang, marah, adu domba dan

ucapan-ucapan lain yang dapat memicu permusuhan.

Page 29: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

136

2). Tidak memaki sesembahan agama lain, QS. Al-An’am [6]:

108. Bakri Syahid mengawali penafsirannya dengan kata Lan

sira kabeh aja padha mishui brahalane wong-wong kang

padha nyembah saliyane Allah yang artinya, kalian semua

jangan memaki brahala atau sesembahan orang-orang yang

menyembah selain Allah.

3). Rasa Persaudaraan, QS. Ali-‘Imran [3]: 105. Bakri Syahid

menjelaskan bahwa ayat ini berisi tentang larangan untuk

menjadi seperti orang-orang yang bermusuhan, dan orang-

orang yang bertengkar-berselisih.

3. Persamaan dan Perbedaan Penafsiran

a. Pada QS. Al-Isra [17]: 70, Quraish Shihab berpendapat bahwa

ayat ini adalah salah satu bukti pandangan Islam mengenai Hak

Asasi Manusia (HAM). Bahwa manusia siapapun harus

dihormati hak-haknya tanpa perbedaan. Berbeda dengan Bakri

Syahid, beliau tidak menjelaskan secara spesifik bahwa ayat ini

menjelaskan tentang HAM, tetapi beliau menjelaskan bahwa

Allah telah memuliakan anak cucu Adam, semuanya tanpa

terkecuali, hal ini tercermin dari penafsiran Bakri yang

menjelaskan bahwa anak adam ialah seluruh manusia yang ada

di permukaan bumi.

b. Pada QS. An-Nisa [4]: 1, Quraish Shihab menjelaskan bahwa

ayat ini adalah pendahuluan untuk mengantar lahirnya

persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Hal ini berbeda

dengan Bakri Syahid, karena Bakri Syahid langsung

menafsirkan bahwa ayat ini adalah tentang penciptaan manusia

dari diri yang satu, yang dimaksud diri yang satu ialah Adam

Page 30: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

137

dan Hawa dan dari diri yang satu itu kemudian diciptakan

pasangannya, dan dari pasangan itu asal mula adanya laki-laki

dan perempuan yang banyak. Ini menunjukkan bahwa benang

merah penafsiran Quraish dan Bakri sama, yakni manusia

tercipta dari satu keturunan, maka semua manusia sama.

c. Pada QS. An-Nahl [16]: 90, Quraish Shihab menjelaskan

bahwa Allah memerintahkan hamba-hambaNya untuk berbuat

adil. Manusia dituntut untuk menegakkan keadilan walau

terhadap keluarga, ibu bapak, dan dirinya sendiri. Adil dalam

hal ini ialah menempatkan sesuatu pada tempat semestinya..

Hal ini senada dengan penafsiran Bakri Syahid, karena beliau

memberi judul pada ayat ini dengan judul Poko-pokoking budi-

pekerti kang utama atau pokok budi-pekerti yang utama yakni

berbuat adil, berbuat baik, dan weweh marang sanak kulawarga

atau memberi kepada sanak keluarga.

d. Pada QS. Al-Baqarah [2]: 256, Quraish Shihab dan Bakri

Syahid sepakat bahwa ayat ini adalah larangan untuk

memaksakan kehendak orang lain dalam meyakini sebuah

agama, sikap ini mencerminkan adanya kemerdekaan jiwa

yang mutlak karena agama merupakan unsur penting dalam

kehidupan manusia yang menyangkut keyakinan dalam hati

mereka.

e. Pada QS. An-Nisa [4]: 148, secara global penafsiran kedua

mufassir ini sama, yakni adanya larangan berkata buruk

terhadap orang lain, kedua mufassir ini hanya berbeda pada

keterangan serta batasan mengenai apa itu perkataan buruk, dan

diperbolehkan berkata buruk dengan sebuah batasan yang

seperti apa.

Page 31: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

138

f. Pada QS. Al-An’am [6]: 108, Quraish Shihab menafsirkan ayat

ini bahwa ayat ini adalah ayat larangan untuk mencaci

kepercayaan kaum musyrik, sedang Bakri dengan larangan

memaki sesembahan selain Allah, tidak spesifik menyebut

kaum musyrik seperti yang dijelaskan Quraish.

g. Pada QS. Ali-‘Imran [3]: 103, Quraish dan Bakri sepakat

bahwa ayat ini tentang larangan berselisih dan bertengkar.

Hanya saja, Quraish langsung menyebutkan bahwa Allah

melarang berselisih layaknya orang-orang Yahudi dan Nasrani,

sedangkan Bakri tidak menjelaskan tentang siapakah orang-

orang yang berselisih tersebut.

4. Seluruh penafsiran kedua mufassir sesuai dengan sila kedua

Pancasila yang telah dirumuskan oleh beberapa tokoh mengenai

bagaiamana sebenarnya nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung

dalam sila kedua Pancasila.

B. Saran

1. Menanamkan dan memahami dengan benar nilai-nilai

kemanusiaan yang adil dan beradab yang tercantum dalam Al-

Qur`an menjadi hal mutlak bagi warga negara Indonesia

khususnya umat Islam, karena terwujudnya kemanusiaan yang

adil dan beradab merupakan cita-cita besar Bangsa Indonesia.

2. Penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, masih

terdapat banayk kekurangan dan kesalahan. Tentunya saran dan

kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan

ke depan.

Page 32: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

139

3. Dengan hadirnya skripsi ini penulis sangat berharap kepada

pembaca yang budiman untuk lebih mendalam dan mengkaji

mengenai ayat-ayat kemanusiaan yang adil dan beradab.

Setidaknya, hadirnya skripsi ini dapat menambah penemuan baru

dalam dunia Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir serta sebagai oase bagi

para penggiat ilmu pengetahuan.

Page 33: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

140

DAFTAR PUSTAKA

Abd al-Baqi, Muhammad Fuad, al-Mu’jam al-Mufahras Li alfadz al-Qur`an

al-Karim, Beirut, Dar al-Ma‟rifah, 2010

Al-Ashfahani, Ar-Raghib, Mu’jam Mufradat Alfadz Al-Qur`an, (Beirut: Dar

El-Fikr), hal. 329

Al-Attas, Konsep Pendidikan Dalam Islam. Terj. Bahasa Inggris Oleh

Haidar Bagis, Bandung: Mizan, 1996

Al-Attas, Risalah Untuk Kaum Muslim, Kuala Lumpur: ISTAC, 2001

Amri, Mafri, Literatur Tafsir Indonesia, Ciputat: Madzhab Ciputat, 2013

Anis, Ibrahim, Al-Mu’jam Al-Wasit, Mesir: Darul Ma‟arif, 1972

Anwar, Mauluddin, dkk, M. Quraish Shihab: Cahaya dan Canda, Tangerang

Lentera Hati, 2015

Anwar, Hamdani, Telaah Kritis Terhadap Tafsir Al-Misbah, Mimbar Agama

dan Budaya, (t.k: Februari, 2022

Nata, Abudin, Tokoh-tokoh pembaharu Islam di Indonesia, Jakarta: Raja

Grafindo Press, 2005

Ghofur, Saiful Amin, Prosil Para Mufassir Al-Qur`an, (Yogyakarta: Pustaka

Insan Madani, 2008

A. Nasir, Sahilun, Tinjauan Akhlak, Surabaya: Al-Ikhlas, 1991

Asyafaha, Abas, Proses Kehidupan Manusia dan Nilai Eksistensialnya,

Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009

Asy‟arie, Musa, Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam Al-Qur`an, Jakarta:

Lembaga Studi Filsafat Islam, 1992

Boisard, Marcel A, Humanisme dalam Islam, alih bahasa M. Rajidi, Jakarta:

Bulan Bintang, 1980

C.s.t kansil, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 Bagian Kesatu,

Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1987

Page 34: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

141

Cyril Glasse, Ensiklopedia Islam (ringkas), diterjemahkan dari buku aslinya

The concise encyclopaedia of islam oleh Ghufron A. Mas‟adi

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996

Dawang, Muh, Kemuliaan Manusia dalam Al-Qur`an, Skripsi, UIN

Alauddin Makassar 2011

Dwisvmiar, Inge, “Keadilan dalam Perspektif Filsafat Ilmu Hukum”, dalam

Jurnal Dinamika Hukum, Vol. 11, 3 September 2011

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Balai Pustaka, 2005

Drijarkara, Percikan Filsafat, Semarang: Kanisius, 1978

Djatmika, Rahmat, Sistem Etika Islam (Akhlak Mulia), Jakarta: Pustaka

Panjimas, 1996, cet. 2,

Fanani, Ahmad Fuadi, Islam Madzhab Kritis, Menggagas Keberagaman

Liberatif, Jakarta: Buku Kompas, 2004

Fatikhin, Roro, “Keadilan Sosial Dalam Perspektif Al-Qur`an dan Pancasila”,

dalam Panangkaran Jurnal penelitian Agama dan Masyarakat”,

Vo. 1, No. 2, Juli-Desember 2017

Gusmian, Islah, Khazanah Tafsir Indonesia dari Hermeneutika hingga

Ideologi

Haryanto, Sri, “Manusia Dalam Terminologi Al-Qur`an” dalam Spektra

Jurnal Kajian Pendidikan Islam, hal. 69

Haq, Syiful, “Keadilan Sosial dalam Perspektif Al-Qur`an dan Pancasila”,

Skripsi Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2017

Hariyanto, Ishak, Pandangan Al-Qur`an tentang Manusia dalam jurnal

Komunike, Volume 7, No. 2, Desember 2015

Hidayat, Komaruddin, dan Azra, Azyumardi, Pendidikan Kewarganegaraan

(CivicEducation), Jakarta: Kencana, 2008, cet.6

al-Hisyam. Firadus dan Hariyono, Rudy, Kamus Lengkap 3 bahasa; Arab

Indonesia Inggris, Surabaya; Gitamedia Press, 2006

Page 35: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

142

Ibnu „Asyur, Syekh Muhammad Thahir, At-Tahrir wa At-Tanwir, (Tunisia:

Dar Suhnun, 1997), jilid 2

Junaidi, Mahbub, Rasionalitas Kalam M. Quraish Shihab, Sukoharjo:

Angkasa Solo, 2011

Wartini, Atik, “Corak Penafsiran M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-

Misbah”, dalam Jurnal Hunafa: Jurnal Studia Islamika, Vol. 11,

No. 1, Juni 2014

Kadri, Muhammad, Hakikat Penciptaan Manusia, Tangerang: Ts Mart, 2017

Kasmantoni, “Lafadz Kalam dalam Tafsir al-Misbah Quraish Shihab Studi

Analisa Semantik”, Tidak diterbitkan

Khasinah, Siti, “Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam dan Barat”,

dalam Jurnal Ilmiah Dialektika, Vol. XIII, NO. 2 Februari 2013

Lajnah Pentashihan Al-Qur`an, Badan Litbang dan Diklat Kementrian

Agama RI, Al-Qur`an dan Isu-Isu Kontemporer, Jakarta: Lajnah

Pentashihan Al-Qur`an, 2012

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, Badan Litbang dan Diklat

Kementrian Agama RI, (Tafsir Al-Qur`an Tematik, Hukum,

Keadilan, dan Hak Asasi Manusia, ), cet.1, seri. 5, 2010,

Madjid, Nurcholish, Islam dan Doktrin dan Peradaban, Sebuah Telaah Kritis

tentang Keimanan, Kemanusiaan dan Kemodernan, Jakarta:

Yayasan Wakaf Paramadina, 1992

Ma‟ruf, Luis, Kamus Al-Munjid Al-Maktabah Al-Katulikiyah, Beirut

Misrawi, Zuhairi Al-Qur`an Kitab Toleransi, Jakarta: Pustaka Oasis , 2010

Rifyal Ka‟bah, Politik dan Hukum dalam Al-Quran, Jakarta: Kahirul Bayan,

2005

Mehmeir, Sally, Oxford Advanced Learner’s Dictionary, 7 Edition, Oxford:

Oxford University Press, 2005

Muhammad, Abu Bakar, Pembinaan Manusia dalam Islam, Surabaya: Al-

Ikhlas, 1994

Mujiono, “Manusia Berkualitas Menurut Al-Qur`an”, dalam Jurnal

Hermeunetik Vol, 7, No. 2, Desember 2013

Page 36: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

143

Musa, Muhammad Yusuf, Falsafah Al-Akhlaqiyah fi Al-Islam, Mesir:

Muassasah Al-Khanaji, 1963

Muthmainnah, Nur, Tafsir Pancasila: Sebuah Telaah Nilai-Nilai Islam dalam

Al-Qur`an, dalam Jurnal Studi Studi Al-Qur`an, Vol. VI No. 1

Januari 2010, Hal. 28

Nasution, Harun, Islam Rasional (Gagasan dan Pemikiran Prof. Dr. Harun

Nasution), Bandung: Mizan, 1998 Cet. V

Muhsin, Imam, Al-Qur`an dan Budaya Jawa dalam Tafsir AL-Huda Karya

Bakri Syahid, Yogyakarta: Penerbit elSAQ Press, 2013

Nurdin, “Konsep Keadilan dan Kedaulatan Dalam Perspektif Islam dan

Barat”, dalam Jurnal Media Syariah, Vol. XIII, No. 1 Januari- Juni

2011

Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-2014, Empat

Pilar Kehidupan Berbangsan dan Bernegara, Jakarta: Sekretariat

Jendral MPR RI, 2012, Cet. 2

Poerbakawatja, Soegarda, Ensiklopedia Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung,

1976

Poerwadarminto, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rosda Karya, 1976

Qardhawi, Yusuf, Pendidikan dan Madrasah Hasan al-Banna, Jakarta: Bulan

Bintang, 1994

Raharjo, Dawam, Pandangan Al-Qur`an Tentang Manusia Dalam

Pendidikan dan Perspektif Al-Qur`an, Yogyakarta: LPPI, 1999

Rahardjo, M. Dawam, Ensiklopedia Al-Qur`an; Tafsir Sosial Berdasarkan

Konsep-Konsep Kunci, Jakarta: Paramadina, 1996, cet. 1

Rakhmat, Jalaluddin, Islam Alternatif, Bandung: Mizan, 1998 cet. IX

Rahman Taufiq, Abdul, Studi Metode dan Corak Tafsir Al-Huda, Tafsir Basa Jawi

Karya Brigjend (PURN) Drs. Bakri Syahid, Skripsi, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2017.

Ridha, Muhammad, “Studi Tematik Konseptual terhadap Ayat-ayat Al-

Qur`an tentang Keadilan Sosial (Relevansi dengan Sila Kelima

Pancasila”, Skripsi Uin Sunan Kalijaga, 2016.

Page 37: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

144

Roziqin, Badiatur, dkk, 101 Jejak Tokoh Islam Indoneisa, Yogyakarta: E-

Nusantara, 2009

Salam, Burhanuddin, Filsafat Pancasilaisme, jakarta: Bina Aksara, 1998

Salim, Peter dan Salim, Yenny, Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kontemporer, edisi I, Jakarta: Modern English Press, 1991

Samsurrohman, Pengantar Ilmu Tafsir Jakarta: Amzah, 2014

Santri Pondok Ngalah, Kitab Fiqih Jawabul Masa’il bermadzhab Empat

Menjawab Masalah Lokal, Nasional, dan Internasional. Pasuruan:

Yayasan Darut Taqwa, 2012

Sukayasa, Evie Awuy, Pengintegrasian Nilai-Nilai Kemanusiaan (Human Value)

dalam Pembelajaran Tematik Sekolah Dasar, Universitas Tadulako

Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2005

Suryadinata, M, “Al-„Adl dalam Perspektif Al-Qur`an”, dalam Jurnal

Refleksi, Vol. II, No. 1, 2000

Supriyanto, “Perdamaian dan Kemanusiaan dalam Pandangan Islam”, dalam

Jurnal Kalam: Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam, Volume 7,

Nomor 2, Desember 2013, hal. 318

Shihab, M. Quraish, Wawasan Al-Qur`an (Tafsir Maudhui atas Pelbagai

Persoalan Umat), Bandung: Mizan, 1996, cet. 13

______, M. Quraish, Ensiklopedia Al-Qur`an; Kajian Kosa Kata, Jakarta:

Lentera Hati, 2007

______, M. Quraish Tafsir Al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-

Qur`an, (Jakarta: Lentera Hati, 2009), cet.2, vol. 6

______, M. Quraish, Membumikan Al-Qur`an Jilid 2, Tangerang: Lentera

Hati, 2011

______, M. Quraish, Mukjizat Al-Qur`an, Bandung: Mizan, 2007

______, M. Quraish Logika Agama, Jakarta: Lentera Hati, 2005

______, M. Quraish Menabur Pesan Ilahi, Tangerang: Lentera Hati, 2006

Page 38: KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PERSPEKTIF AL-QUR`AN …

145

______, M. Quraish Kaidah Tafsir, Tangerang: Lentera Hati, 2013

______, M. Quraish Kaidah Tafsir, Syarat Ketentuan, dan Aturan yang patut

Ketahui dalam Memahami Al-Qur`an, (Jakarta: Lentera Hati, 2013),

hal. 378

Sjadzali, Munawir, Islam dan Tata Negara (Ajaran, Sejarah dan Pemikiran),

Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), Cet. 5

Syahid, Bakri, Al-Huda Tafsir Al-Qur`an Bahasa Jawi, Yogyakarta: Bagu

Arafah

Syarifah, Umaiyatus, “Kajian Tafsir berbahasa Jawa”, dalam Jurnal

Hermeneutik, Vo. 9, No. 2, Desember 2015, hal. 339‟

asy- Sya‟rawi, Syekh Mutawalli, Tafsir as-Sya’rawi, terj. Safir Al-Azhar,

(Medan: Duta Azhar, 2007, Jilid 7

Taufiq, Abdul Rahman, “Studi Metode dan Corak Tafsir Al-Huda, Tafsir

Qur`an Basa Jawi Karya Brigjend (PURN). Drs. Bakri Syahid,

Skripsi, (Jakarta: Uin Syarif Hidayatullah, 2017), tidak diterbitkan.

Tim Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Media

Pustaka, 2012

Widyamartaya dan Sudiati, Al. Veronica, Dasar-Dasar Menulis Karya

Ilmiah, Jakarta: PT. Grasindo, 2000

Winarto, “Term-Term Keadilan dalam Perspektif Al-Qur`an”, dalan Jurnal

Syariati, Vol. III, No.01, Mei 2017

Zein, Achyar, Dimensi Kemanusiaan dalam Hukum Al-Qur`an, dalam jurnal

Analytica Islamica, Vol. 4, No. 2, 2015, hal. 201

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bina Aksara, 1978

https://nasional.tempo.co/read/1088091/kerusuhan-dan-penusukan-di-mako-

brimob-dpr-minta-diusut-tuntas, diakses pada tanggal 21 Mei 2018,

pukul 14:30.

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/17/07/22/othq6k366-

indonesia-darurat-kejahatan-kemanusiaan, diakses pada tanggal 21

Mei 2018, pukul 14:40.

http://eprints.uinsri.ac.id/1996/ , diakses pada tanggal 17 Mei 2018