Laporan TutorialBenjolan Pada Paha
Kelompok 9
Sabriadi(10542 0327 11)Siti Fathiyah Sapsuha(10542 0328 11)Sitti
Aulia Hidayat(10542 0329 11)Sri Rahayu Arismawati(10542 0330 11)Sri
Wahyuni Sahir(10542 0331 11)St Ramlah Andarias(10542 0332
11)Sulfiah Yusnita(10542 0333 11)Sukma Sucianti(10542 0334
11)Syamsia(10542 0335 11)Andi Trisawaty(10542 0159 10)
FAKULTAS KEDOKTERANUNIV. MUHAMMADIYAH MAKASSAR2014
BAB IPENDAHULUANII.1. HISTORY TAKINGSkenario 2Seorang anak
perempuan, umur 20 tahun masuk rumah sakitbdengan keluhan utama
benjolan pada paha kanan bawah. Benjolan ini muncul sejak 4 tahun
yang lalu, awalnya hanya sebesar kelereng, tapi makin lama makin
membesar. Benjolan teraba keras dan tidak nyeri.A. Kata Kunci Anak
perempuan, 20 tahun Benjolan pada paha kanan bagian bawah, sejak 4
tahun lalu Benjolannya bersifat progresif Benjolan teraba keras dan
tidak nyeriB. Pertanyaan1. Bagaimana anatomi dan histology os
femur?2. Sebutkan klasifikasi tumor tulang ?3. Bagaimana
patofisiologi gejala?4. Deferential diagnosis 5. Langkah
diagnostik6. Etiologi benjolan pada paha
II.2. MIND MAPPING
BAB IIPEMBAHASANII.1. ANATOMI ORGAN TERKAIT
Secara anatomis, bagian proksimal dari tunkai bawah antara girde
pelvis dan lutut adalah paha; bagian antara lutut dan pergelangan
kaki adalah tungkal.
1. Girdel pelvis mentransmisikan berat trunkus ke bagian tungkai
bawah dan melindungi organ-organ abdominal dan pelvis. Bagian ini
terdiri dari dua tulang panggul (disebut juga ossa koksa, tulang
tanpa mana,atau tulang pelvis) yang bertemu pada sisi anterior
simfisis pubis dan berartikulasi di sisi posterior dengan
sakrum.Setiap tulang panggul menyerupai bentuk kipas angin listrik
dengan sebuah poros pemegang serta dua baling-baling. Poros
tersebut adalah suatu kantong seperti cangkir, disebut
asetabulum,yang menerima kepala femu, atau tulang paha, di
persendian panggul. Ilium adalah lempeng tulang lebar, yang
menjulang ke atas dan ke luar asetabulum. Bagian ini naik posisinya
sampai mencapai Kristal iliaka tebal yang dapat teraba pada posisi
tangan di panggul. Tulang Iskium merupakan balin-baling posterior
daninferior dari kipas. Tulang Pubis melengkapi balin-baling
anterior dan inferior tulang panggul.
2. Femur, bahasa latin yang berarti paha, adalah tulang
terpanjang, terkuat, dan terberat dari semua tulang pada rangka
tubuh. Ujung proksimal femur memiliki kepala yang membulat untuk
berartikulasi dengan asetabulum. Dibawah bagian kepala yang tirus
adalah bagian leher yang tebal, yang terus memanjang sampai batang.
Ujung atas batang memiliki dua prosesus yang menonjol, trokanter
besar dan kecil, sebagai tempat perlekatan otot untuk menggerakan
persendian panggul. Bagian batang permukaan halus dan memiliki satu
tanda saja, linea aspera, yaitu lekuk kasar untuk perlekatan
beberapa otot. Ujung bawah batang melebar ke dalam medilus medial
dan kondilius lateral.
Sistem muskuloskeletal tersusun dari tulang, kartilago, sendi,
bursa, ligamen dan tendon. Kartilago normal ditemukan pada sendi,
tulang rusuk, telinga, hidung, diskus intervertebra dan
tenggorokan. Kartilago tersusun dari sel (kondrosit dan
kondroblast) dan matriks. Kondroblas dan kondrosit memproduksi dan
mempertahankan matriks. Matriks terdiri dari elemen fibrous dan
substansi dasar. Matriks ini kuat dan solid tetapi lentur. Matriks
organik terdiri dari serat-serat kolagen dalam gel semi padat yang
kaya mukopolisakarida yang disebut juga substansi dasar.Kartilago
memegang peranan penting dalam pertumbuhan panjang tulang dan
membagi beban tubuh. Tulang bertambah panjang akibat proliferasi
sel kartilago di lempeng epifisis. Selama pertumbuhan dihasilkan
sel-sel tulang rawan (kondrosit) baru melalui pembelahan sel di
batas luar lempeng yang berdekatan dengan epifisis. Saat kondrosit
baru sedang dibentuk di batas epifisis, sel-sel kartilago lama ke
arah batas diafisis membesar. Kombinasi proliferasi sel kartilago
baru dan hipertrofi kondrosit matang menyebabkan peningkatan
ketebalan (lebar) tulang untuk sementara. Penebalan lempeng tulang
ini menyebabkan epifisis terdorong menjauhi diafisis. Matriks yang
mengelilingi kartilago tua yang hipertrofi dengan segera mengalami
kalsifikasi.Pada orang dewasa, kartilago tidak mendapat aliran
darah, limfe atau persarafan. Oksigen dan bahan-bahan metabolisme
dibawa oleh cairan sendi yang membasahi kartilago. Proses ini
dihambat dengan adanya endapan garam-garam kalsium. Akibatnya
sel-sel kartilago tua yang terletak di batas diafisis mengalami
kekurangan nutrien dan mati.Osteoklas kemudian membersihkan
kondrosit yang mati dan matriks terkalsifikasi yang
mengelilinginya, daerah ini kemudian diinvasi oleh
osteoblas-osteoblas yang berkerumun ke atas dari diafisis, sambil
menarik jaringan kapiler bersama mereka. Penghuni baru ini
meletakkan tulang di sekitar bekas sisa-sisa kartilago yang
terpisah-pisah sampai bagian dalam kartilago di sisi diafisis
lempeng seluruhnya diganti oleh tulang. Apabila proses osifikasi
telah selesai, tulang di sisi diafisis telah bertambah panjang dan
lempeng epifisis telah kembali ke ketebalan semula. Kartilago yang
diganti oleh tulang di ujung diafisis lempeng memiliki ketebalan
yang setara dengan pertumbuhan kartilago baru di ujung epifisis
lempeng.Ada tiga jenis kartilago yaitu: kartilago hialin, kartilago
elastis dan fibrokartilago. Kartilago hialin menutupi bagian tulang
yang menanggung beban tubuh pada sendi sinovial Kartilago ini
memegang peranan penting dalam membagi beban tubuh. Kartilago ini
tersusun dari sedikit sel dan sejumlah besar substansi dasar.
Substansi dasar terdiri dari kolagen tipe II dan proteoglikan yang
dihasilkan oleh sel-sel kartilago. Proteoglikan sangat hidrofilik
sehingga memungkinkan menahan kerusakan sewaktu sendi menerima
beban berat. Kartilago hialin terletak pada epifisis tulang
panjang.
II.2. PATOFISIOLOGI GEJALA Neoplasma secara harfiah berarti
pertumbuhan baru. Suatu neoplasma, sesuai definisi wilis, adalah
massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya berlebihan dan tidak
terkoordinasi dengan pertumbuhan jaringan normal serta terus
demikian walaupun rangsangan yang memicu perubahan tersebut telah
berhenti. Hal yang mendasar tentang asal neoplasma adalah hilangnya
responsitivitas terhadap factor pengendali pertumbuhan yang
normalSuatu tumor dikatakan jinak (benigna) apabila gambaran
makroskopik dan mikroskopiknya mengisyaratkan bahwa tumor tersebut
akan tetap terlokalisasi, tidak menyebar ke tempat lain, dan pada
umumnya dapat dikeluarkan dengan tindakan bedah lokal. Sedangkan
suatu tumor dikatakan ganas (maligna) jika menunjukkan bahwa lesi
dapat menyerbu dan merusak struktur di dekatnya dan menyebar ke
tempat jauh (metastasis), serta dapat menyebabkan kematian. Tumor
ganas secara kolektif disebut kankerBuku patologi robbin vol 1 hal
156Karakteristik neoplasma jinak dan ganasSecara mikroskopis,
neoplasma jinak ditandai dengan sel yang berdiferensiasi baik yang
sangat mirip dengan padanannya yang normal. Lipoma terdiri atas sel
lemak matur yang dipenuhi oleh vakuola lemak di dalam
sitoplasmanya, dan kondroma terbentuk dari sel tulang rawan matur
yang menyintesis matriks tulang rawan normal, yang merupakan bukti
terjadinya diferensiasi morfologik dan fungsional. Pada tumor jinak
yang berdiferensiasi baik, mitosis sangat jarang ditemukan dan
konfigurasinya normalSedangkan neoplasma ganas ditandai dengan
diferensiasi beragam dari sel parenkim, dari yang berdiferensiasi
baik sampai yang sama sekali tidak berdiferensiasi. Neoplasma ganas
yang terdiri atas sel yang tidak berdiferensiasi dikatakan besifat
anaplastik. Sel anaplastik memperlihatkan pleomorfisme (yaitu
variasi yang nyata dalam bentuk dan ukuran). Umumnya inti sel
sangat hiperkromatik dan besar. Ukuran dan bentuk inti selnya pun
sangat beragam. Yang lebih penting, mitosis banyak ditemukan dan
jelas atipikalVuku patolgi robbin vol 1 hal 189-190Mekanisme
benjolan pada pahaBenjolan pada paha dapat terjadi karena adanya
mutasi gen TP 53 dan MDM 2. hal ini menyebabkan pertumbuhan
abnormal sel. pertumbuhan yang abnormal tersebut kemudian
menginvasi jaringan lunak dan menimbulkan reaksi osteolitik dan
atau osteoblastik sehingga menyebabkan destruksi tulang lokal dan
menimbulkan penimbunan periosteum yang baru dan menyebabkan
pertumbuhan tulang yang abortif(kanker) diman tulang tumbuh 2x
lebih cepat dari normalnya dan menekan jaringan sekitarnya dan
mengakibatkan perubahan bentuk tulang dan timbul benjolan.
disamping itu pertumbuhan tulang yang abortif mengakibatkan
distrofi dan atrofi otot sehingga membatasi gerakan
II.3. DIFERENTIAL DIAGNOSA
II.3.1OSTEOMADefinisiOsteoma adalah lesi jinak ditulang yang
pada banyak kasus lebih menncerminkan penyimpangan perkembangan
atau pertumbuhan reaktif bukan neoplasma sejati .
InsidensTumor jinak yang paling sering ditemukan (39,3%).
Terutama pada usia 20 40 tahun
LokasiTerutama pada tulang tulang tengkorak seperti maksila,
mandibula, palatum dan sinus paranasalis. Dapat pula pada tulang
panjang seperti tibia, femur,falang
EtiologiPada umumnya penyebab terjadinya penyakit ini tidak
diketahui tetapi dicurigai disebabkan oleh faktor trauma dan
iritasi kronis.
Gambaran klinis Bermanifestasi sebagai pertumbuhan eksofitik
lokal yang biasanya tunggal, keras, dan melekat pada permukaan
tulang, benjolan tumbuh dengan lambat dan tidak nyeri. Osteoma
berbentuk bulat dengan batas yang tegas, tanpa adanya destruksi
tulang. Kelainan ini terbanyak ditemukan di tulang tengkorak
seperti maxilla, mandibulla, pallatum, sinus paranasalis, dan dapat
pula pada tulang-tulang panjang , seperti tibia, femur, phalanges
yang biasanya bersifat multiple. Terutama ditemukan pada usia 20-40
tahun, lebih banyak ditemukan pada wanita dibanding pria dengan
rasio perbandingan 3:1 Tidak ada nyeri pada tumor
Penegakkan diagnosis Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan
penunjangDiagnosis definitive ditegakkan berdasarkan hasil
pemeriksaan histopatologi dari jaringan yang dicurigai.Gambaran
histopatologis. Compact osteoma : jaringan tulang yang padat dan
relatif sedikit osteosit. Cancellous : dimana trabecula tulang
lebih lebar dengan cortex lamella tulang.Pemeriksaan radiologis
Massa berbentuk bulat dengan batas tegas tanpa destruksi tulang.
Pada proyeksi tangensial tampak berbentuk kubahTerapi Bila
berukuran kecil dan tidak menimbulkan keluhan tidak diperlukan
tindakan khusus. Eksisi bila berukuran besar, menimbulkan penekanan
pada jaringan sekitarnya.
II.3.2 OSTEOKONDROMADefinisiTumor merupakan massa jaringan
abnormal dengan pertumbuhanberlebihan dan tidak ada koordinasi
dengan pertumbuhan jaringan normal dantetap tumbuh dengan cara yang
berlebihan setelah stimulus yang menimbulkanperubahan tersebut
berhenti.Ada beberapa tipe neoplasma yang dapat timbul pada
jaringan tulang. Insiden neoplasma tulang lebih jarang bila
dibandingkan dengan neoplasmajaringan lunak. Neoplasma dapat
dikatakan ganas apabila memiliko kemampuanuntuk mengadakan sebaran
ke tempat atau organ lain. Neoplasma tulang primermerupakan
neoplasma yang berasal dari sel yang membentuk jatingan
tulangsendiri, dikatakan sekunder apabila merupakan anak sebar dari
organ lain.Klasifikasi keganasan didasarkan :1.Luas penyebaran
menurut TNM yaitu penyebaran setempat dan metastasis2.Derajat
keganasan secara histologik berdasar derajat deferensiasi
sel,aktivitas mitosis3.Kecepatan perkembangan gambaran
klinik4.Jaringan tulang berasal dari mesoderm yang dapat
berdeferensiasi menjadi: Osteoblast, Osteoclast, Chondroblast,
Fibroblast / kolagenoblast,Meiloblast.Tumor iniberasal dari
komponen tulang (osteosit) dan komponen tulang rawan
(chondrosit).Osteokhondroma merupakan tumor jinak tersering kedua
(32,5%) dari seluruhtumor jinak tulang dan terutama ditemukan pada
remaja yang pertumbuhannyaaktif dan pada dewasa mudaOsteokondroma
berasal dari kata osteon yang berarti tulang dan chondroma yang
berarti tumor jinak atau pertumbuhan menyerupai tumor yangterdiri
dari tulang rawan hialin matur, sehingga osteokondroma dapat
didefinisikan sebagai tumor jinak pada tulang yang terdiri dari
penonjolan tulang dewasa yang dilapisi tulang rawan yang menonjol
dari kontur lateral tulang endokondral. Osteokondroma dapat disebut
juga sebagai kondrosteoma atau osteokartilagenous eksotosis.
Osteokondroma merupakan tumor jinak tersering kedua (32,5%) dari
seluruh tumor jinak tulang dan terutama ditemukan pada remaja yang
pertumbuhannya aktif dan pada dewasa muda. Sebagian besar
daripenderita tumor ini biasanya tanpa gejala (asimptomatik) ,
gangguan yang sering muncul biasanya menyebabkan gejala mekanik
tergantung lokasi dan ukuran dari tumor tersebut.Gambar 1.
Perkembangan dari osteokondroma, dimulai dari kartilago epifisial
sebagai lesi jinak, osteochondromas tidak memiliki kecenderungan
untukmetastasis. Dalam kurang dari 1% dari osteochondromas soliter,
degenerasi ganasdari tutup tulang rawan ke chondrosarcoma sekunder
telah dijelaskan danbiasanya digembar-gemborkan oleh onset baru
pertumbuhan awal, lesi baru rasa sakit, atau pertumbuhan yang cepat
dari lesi.
EtiologiOsteochondromas tulang kemungkinan besar disebabkan oleh
salah satucacat bawaan atau trauma perichondrium yang yang
menghasilkan herniasi dari fragmen lempeng epifisis pertumbuhan
melalui manset tulang periosteal. Meskipun etiologi pasti dari
pertumbuhan ini tidak diketahui, sebagian periferfisis diduga
mengalami herniasi dari lempeng pertumbuhannya.Herniasi ini mungkin
idiopatik atau mungkin hasil dari trauma atau defisiensi dari
cincinperichondrial. Apapun penyebabnya, hasilnya adalah
perpanjangan yang abnormal dari tulang rawan metaplastic yang
merespon faktor-faktor yang merangsang lempeng pertumbuhan dan
dengan demikian menghasilkanpertumbuhan yang exostosis. Pulau-pulau
tulang rawan mengatur ke dalam struktur yang mirip denganepiphysis
Karena ini metaplastic cartilage dirangsang, terjadi pembentukan
tulangenchondral , dan terjadi pengembangan tangkai tulang.
Histologi tulang rawan mencerminkan, zona klasik didefinisikan
diamati dalam pertumbuhan dari lempeng yaitu yaitu, zona
proliferasi, columniation, hipertrofi, kalsifikasi, danpengerasan.
Teori ini diperkirakan untuk menjelaskan temuan klasik
dariosteochondroma terkait dengan pertumbuhan lempeng dan
berkembang jauh darifisis untuk tetap menjagar kelangsung
medulernya. Karyotyping genetik telah menyarankan bahwa kelainan
genetik direproduksiberhubungan dengan pertumbuhan jinak dan bahwa
mereka benar-benar dapatmewakili proses neoplastik sejati, bukan
yang reaktif. Penelitian ini masih padatahap awal, dan membutuhkan
penyelidikan lebih lanjut.
EpidemiologiFrekuensiFrekuensi aktual osteochondromas tidak
diketahui karena banyak yang tidakdidiagnosis. Kebanyakan ditemukan
pada pasien lebih muda dari 20 tahun, Rasio laki-laki dan perempuan
adalah 3:1. Osteochondromas dapat terjadi dalam setiap tulangyang
mengalami pembentukan tulang enchondral, tetapi mereka yang
palingumum di sekitar lutut.LokasiOsteokondroma biasanya mengenai
pada daerah metafisis tulang panjang,dan tulang yang sering terkena
adalah ujung distal femur (30%), ujung proksimaltibia(20%), dan
humerus(2%). Osteokondroma juga dapat mengenai tulang tangandan
kaki (10%) serta tulang pipih seperti pelvis(5%) dan scapula(4%)
walaupunjarang. Osteokondroma terdiri dari 2 tipe yaitu tipe
bertangkai (pedunculated) dantipe tidak bertangkai(sesile).Tulang
panjang yang terkena biasanya tipebertangkai sedangkan di pelvis
adalah tipe sesile. Tumor bersifat soliter dengandasar lebar atau
kecil seperti tankai dan bila multiple dikenal sebagai
diafisialaklasia (eksostosis herediter multiple) yang bersifat
herediter dan diturunkansecara dominan gen mutan.
PatofisiologiDitemukan adanya tulang rawan hialin didaerah
sekitar tumor danterdapat eksostosis yang berbentuk didalamnya.
Lesi yang besar dapat berbentukgambaran bunga kol dengan degenerasi
dan kalsifkasi ditengahnya.Tumor terjadi karena pertumbuhan
abnormal dari sel-sel tulang (osteosit)dan sel-sel tulang rawan
(kondrosit) di metafisis. Pertumbuhan abnormal iniawalnya hanya
akan menimbulkan gambaran pembesaran tulang dengan korteks dan
spongiosa yang masih utuh. Jika tumor semakin membesar makan
akantampak sebagai benjolan menyerupai bunga kol dengan komponen
osteositsebagai batangnya dan komponen kondrosit sebagai bunganya.
Tumor akan tumbuh dari metafisis,tetapi adanya pertumbuhan tulang
yangsemakin memanjang maka makin lama tumor akan mengarah ke
diafisis tulang. Pertumbuhan ini membawa ke bentuk klasik coat
hanger variasi dariosteokondroma yang mengarah menjauhi sendi
terdekat.
Stadium (Staging) osteokondromaOsteochondromas adalah lesi jinak
dan dapat dikelompokkan berdasarkan staging berdasarkan
muskuloskeletal Tumor Society (MSTS) untuk lesi jinak,sebagai
berikut:Tahap I - lesi aktif atau statisTahap II - lesi aktif
tumbuhTahap III - lesi aktif yang berkembang bahwa secara lokal
destruktif / agresif.Rata-rata Osteochondromas berada pada stadium
I atau II. Namun,deformitas sekunder yang signifikan untuk efek
massa dapat terjadi di daerahseperti sendi radioulnar sendi dan
tibiofibular. Meskipun klasifikasi ini tidaksempurna, lesi tersebut
dapat dianggap lesi tahap III ,
Gambaran klinisTumor ini tidak memberikan gejala sehingga sering
ditemukan secarakebetulan, namun terabanya benjolan yang tumbuh
dengan sangat lama danmembesar. Bila tumor ini menekan jaringan
saraf atau pembuluh darah akanmenimbulkan rasa sakit. Dapat juga
rasa sakit ditimbulkan oleh fraktur patologispada tangkai
tumor,terutama pada bagian tangkai tipis. Kadang bursa dapattumbuh
diatas tumor (bursa exotica) dan bila mengalami inflamasi pasien
dapatmengeluh bengkak dan sakit. Apabila timbul rasa sakit tanpa
adanyafraktur,bursitis, atau penekanan pada saraf dan tumor terus
tumbuh setelahlempeng epifisis menutup maka harus dicurigai adanya
keganasan.Osteokondroma dapat menyebabkan timbulnya pseudoaneurisma
terutamapada a.poplitea dan a.femoralis disebabkan karena fraktur
pada tangkai tumor didaerah distal femur atau proximal tibia.
Osteokondroma yang besar pada kolumnavertebralis dapat menyebabkan
angulasi kyfosis dan menimbulkan gejalaspondylolitesis. Pada
herediter multipel exositosis keluhan dapat berupa massayang
multipel dan tidak nyeri dekat persendian. Umumnya bilateral dan
simetris.Gejala nyeri terjadi bila terdapat penekanan pada bursa
atau jaringan lunaksekitarnya.Nyeri biasanya disebabkan oleh efek,
langsung mekanik, massaosteochondroma pada jaringan lunak di
atasnya. Hal ini dapat mengakibatkankantung terkait atau bursitis
atas exostosis tersebut. Iritasi tendon sekitarnya, otot,atau saraf
dapat mengakibatkan rasa sakit . Nyeri juga dapat hasil dari
frakturtangkai dari osteochondroma dari trauma langsung.. Tutup
tulang tangkaimungkin infark atau mengalami nekrosis
iskemikGambaran Klinis OsteokondromaGejala yang paling umum dari
osteochondroma adalah benjolan tidak nyeri didekat sendi. Lutut dan
bahu lebih sering terlibat.Suatu osteochondroma dapat terletak di
bawah tendon. Ketika itu, patah jaringandi atas tumor dapat
menyebabkan aktivitas yang berhubungan dengan nyeri.Suatu
osteochondroma dapat terletak dekat saraf atau pembuluh darah,
seperti dibelakang lutut. Ketika itu, mungkin ada mati rasa dan
kesemutan pada ekstremitasitu.Suatu tumor yang menekan pada
pembuluh darah dapat menyebabkanperubahan periodik dalam aliran
darah.Hal ini dapat menyebabkan hilangnyapulsasi atau perubahan
dalam warna ekstremitas.Perubahan dalam aliran darah yang
dihasilkan dari suatu osteochondroma jarang terjadi.Benjolan yang
keras dapat ditemukan pada daerah sekitar lesi.
Diagnosis/Pemeriksaan radiologisAda 2 tipe osteokondroma yaitu
bertangkai (pedunculated) / narrow basedan tidak bertangkai
(sesile) / broad base. Pada tipe pedunculated, pada foto
polostampak penonjolan tulang yang menjauhi sendi dengan korteks
dan spongiosamasih normal. Penonjolan ini berbentuk seperti bunga
kol (cauliflower) dengankomponen osteosit sebagai tangkai dan
komponen kondrosit sebagai bunganya.Densitas penonjolan tulang
inhomogen (opaq pada tangkai dan lusen pada bunga).Terkadang tampak
adanya kalsifikasi berupa bercak opaq akibat komponenkondral yang
mengalami kalsifikasi.Ditemukan adanya penonjolan tulang yang
berbatas tegas sebagaieksostosis yang muncul dari metafisis tetapi
yang terlihat lebih kecil disbandingdengan yang ditemukan pada
pemeriksaan fisik oleh karena sebagian besar tumorini diliputi oleh
tulang rawan. Tumor dapat bersifat tunggal atau multipletergantung
dari jenisnya. Untuk pemeriksaan raduikigis dapat menggunakan:foto
polos radiografi polos adalah pemeriksaan penunjang dalam
pencitraan untukosteochondroma. Radiograf dengan kualitas yang baik
harus diperoleh dalam 2pesawat tegak lurus dengan ciri lesi
sepenuhnya. Fitur radiografi klasik termasukorientasi lesi jauh
dari fisis dan kontinuitas meduler. Foto AP dari osteochondroma
pedunkulata femur distal.
CT SCANPada tulang tertentu, seperti panggul dan tulang belikat,
CT scanmerupakan tambahan yang berguna untuk melokalisasi lesi.
Lokalisasi CT dapatberguna ketika merencanakan reseksi. Pada dasar
tengkorak, tulang belakang, tulang rusuk atau kepala
dapatmenyebabkan defisit saraf kranial, radikulopati, stenosis
tulang belakang, caudaequina syndrome, dan myelomalacia.
PrognosisUntuk osteochondromas soliter, hasil dan prognosis
setelah operasi sangatbaik, dengan kontrol lokal yang sangat baik
dan tingkat kekambuhan lokal kurangdari 2%. Demikian, prognosis
biasanya salah satu dari pemulihan lengkap . Hasilyang lebih buruk
biasanya berkaitan dengan morbiditas yang terkait denganeksposur
yang dibutuhkan untuk menghapus lesi atau berhubungan
dengandeformitas tulang sekunder, tetapi yang terakhir biasanya
diamati dalam bentukturun-temurun beberapa penyakit.
II.3.3OSTEOID OSTEOMADefinisiOsteoid osteoma adalah jenis yang
paling umum dari tumor tulang jinak dan tidak pernah ditemukan
untuk mengubah ganas. Biasanya tumor meningkat hingga ukuran
tertentu (sekitar setengah inci dan) dan, pada gilirannya, tetap
stabil selama periode waktu, atau penurunan dalam ukuran. Sebuah
penyebab spesifik belum ditemukan belum, meskipun terbukti bahwa
hal itu tidak turun-temurun (memiliki osteoid osteoma tidak
meningkatkan kemungkinan anak Anda menderita dari jenis yang sama
lesi). Kadang-kadang bisa surut dengan sendirinya, meskipun ada
telah melaporkan kasus osteomas osteoid tidak surut selama dua (2)
dekade. Umumnya ditemukan pada dewasa muda dan anak-anak, dan ini
dua kali lebih umum pada laki-laki daripada perempuan. Meskipun
mereka tidak bermetastasis atau merugikan tulang tuan mereka dapat
merusak tulang host jika mereka berada dekat dengan lempeng
pertumbuhan, atau menyebabkan tulang tumbuh lebih panjang pendek.
Akhirnya, mereka bisa menyebabkan pembengkakan akumulasi cairan di
dalam sendi.
InsidenOsteoid Osteoma merupakan tumor jinak yang jarang
ditemukan terutama pada umur 10 25 tahun. Laki laki berbanding
wanita 2 : 1. Lokasi paling sering pada tulang panjang seperti pada
femur, tibia, dan sisanya pada daerah daerah lain seperti tulang
belakang.
Lokasi lesi Osteoid osteoma dapat terjadi di mana saja. Hal ini
dapat melibatkan tulang tunggal atau beberapa tulang. Osteoid
osteoma dilaporkan terjadi di korteks dari poros tulang panjang
dalam 80-90% kasus. Hal ini juga dilaporkan di daerah epifisis dan
metaphyseal tulang baik kecil dan besar kerangka aksial dan
apendikular, terutama femur, tibia, dan humerus. Ekstremitas
Ekstremitas bawah adalah situs yang paling umum dari osteomas
osteoid. Tulang paha, terutama daerah intertrochanteric atau
intrakapsular pinggul, dipengaruhi dua pertiga kasus. Bagian
diaphyseal dari tibia dan humerus adalah situs umum lainnya. Barei
dkk melaporkan bahwa pada 50-60% kasus, osteoid osteoma terjadi
pada tulang paha dan tibia. Tulang belakang Sekitar 7-20% dari
osteomas osteoid melibatkan tulang belakang. Keterlibatan di sini
paling sering bermanifestasi sebagai skoliosis menyakitkan, tapi
kondisi menyakitkan juga dapat terjadi. Pettine dkk mencatat bahwa
50% dari lesi terjadi pada tulang belakang leher, dan sampai 78%
dari osteomas osteoid di tulang belakang lumbal yang berhubungan
dengan skoliosis. Tumor memiliki kecenderungan untuk elemen
posterior, yang paling sering mempengaruhi lamina kanselus, proses
spinosus, dan pedikel namun hemat tubuh vertebralis. Wells et al
diamati kecenderungan ini dalam 75% kasus, dengan 33% melibatkan
lamina, 20% melibatkan aspek artikular, dan 15% melibatkan pedikel.
Sekitar 59% dari osteomas osteoid mempengaruhi tulang belakang
lumbal. Harga di daerah lain adalah 27% di tulang belakang leher,
12% dalam tulang belakang dada, dan 2% pada sacrum. Lokasi lain
Daerah lain yang mungkin terlibat termasuk tangan, lereng, kaki,
dan sendi. Osteoma osteoid tangan dan pergelangan tangan jarang
terjadi, paling sering melibatkan falang, dan sering menghasilkan
karakteristik klinis dan radiologis atipikal. Temuan ini mirip
dengan tumor yang melibatkan kaki dan pergelangan kaki.
Intra-artikular osteoid osteoma terjadi pada 10% kasus dan dapat
melibatkan pinggul, siku, dan pergelangan kaki.
PatologiKelainan terdiri atas jaringan seluler dengan tingkat
vaskularisasi yang tinggi dari jaringan tulang yang belum matang
serta jaringan osteoidTampilan Histologis Osteoid osteoma dapat
muncul sebagai pada scan tulang, keduanya bisa muncul sebagai
aktivitas abnormal di tulang belakang. Wells dkk mencatat bahwa
dalam kasus-kasus spondylolysis, gambar postinjection langsung
menunjukkan aktivitas abnormal minimal atau tidak tapi itu
aktivitas abnormal diamati ketika pencitraan ditunda setelah
injeksi. Penyerapan awal dari pelacak ini terdeteksi dalam semua
kasus osteoid osteoma. Gambar Tertunda mengungkapkan kelainan
unilateral atau bilateral dalam kasus-kasus spondylolysis tetapi
menunjukkan akumulasi pelacak intens dalam kasus osteoid
osteoma
Gejala Klinis Nyeri bersifat menetap yang tidak hilang oleh
istirahat dan makin terasa pada malam hari. Nyerinya dapat bersifat
ringan sampai hebat, ciri istimewa nyerinya ialah nyeri dapat
hilangkan dengan pengobatan aspirin. Osteoid Osteoma memiliki
beberapa gejala khas. Ini termasuk lebih umum: Akut dan nyeri tajam
selama tidur; nyeri bisa bertambah buruk dengan aktivitas. Lega
sangat cepat (lebih cepat dari sakit kepala) dapat datang dengan
normal selama-the-counter anti-inflamasi seperti aspirin atau
ibuprofen. Biasanya, dari waktu ke waktu lama, rasa sakit meningkat
dari waktu ke waktu sampai mencapai dataran tinggi, setelah itu
stabil. dan jarang: Pembengkakan dan cairan akumulasi dalam sendi.
Tulang deformasi atau pertumbuhan meningkat / menurun tulang
(scoliosis, membungkuk cacat, pincang). Atrofi otot
Pemeriksaan penunjangRadiologisPada foto x-ray ditemukan daerah
yang bersifat radiolusen.yang disebut nidus dengan diameter kurang
dari 2 cm didaerah diafisis dikelilingi oleh suatu daerah sclerosis
yang padat, serta penebalan kortikal yang merupakan reaksi
pembentukan tulang. Nidus dapat berlokasi pada korteks celah
intramedular atau periosteum tulang pada bagian metafisis atau
diafisis dari tulang panjang (epifisis sangat jarang). Untuk lesi
intrakortikal diagnosis juga dapat menjadi lebih sulit saat
terdapat perluasan intraartikular atau terjadi pada spinal.
PengobatanPengobatan yang efektif adalah mengeluarkan seluruh
jaringan nidus disertai eksisi terbuka sebagian tulang dan
penempatan material graft tulang. Setelah itu evaluasi dengan
pemeriksaan foto roentgen perlu dilakukan untuk menilai apakah
eksisi yang dilakukan akurat. Gangguan integritas tulang
menyebabkan masa penyembuhan yang lama.
II.3.4OSTEOBLASTOMADefinisiOsteoblastoma adalah bentuk osteoid
osteoma yang lebih besar dengan ukuran lebih dari 2 cm. Keduanya
selalu mempunyai tendensi untuk berefek pada bagian post tulang
belakang dan muncul dengan nyeri. Mempunyai tendensi untuk menjadi
agresif dan biasanya memerlukan bedah reseksi.
InsidenOsteoblastoma Merupakan jenis tumor jinak yang berasal
dari osteoblas dengan daerah dan jaringan berkalsifikasi yang
sering terdapat pada tulang panjang. Osteoblastoma dapat terjadi
pada semua umur, terutama pada umur 4 dan 25 tahun. Laki-laki lebih
sering dari pada wanita 3:1. Angka kekambuhan lebih tinggi dari
osteoid osteoma artinya dapat kambuh ditempat yang sama sekitar
10%. Tumor ini biasa ditemukan terutama pada dewasa muda dan lebih
sering pada laki laki dari pada perempuan. Gejala nyeri yang
ditimbulkan lebih ringan dibandingkan osteoid osteoma dan lebih
jarang terjadi. Kelainan ini hanya merupakan 2,5 % dari seluruh
tumor jinak tulang.
Manifestasi klinik Dapat menyerang di semua tulang, namun paling
sering pada lutut dapat juga menyerang vertebra, dan lebih jarang
terjadi pada mandibula. Lesi mudah terdeteksi dengan CT scan. Foto
polos radiologi jarang dapat menemukan adanya kelainan karena
ukuran tumor yang kecil dengan lesi berdiameter antar 2-10 cm,
dengan ukuran rata-rata 3 cm. Nyeri bersifat tumpul yang memberat
disaat malam hari. Ditemukan otot yang atropy Ditemukan deformitas
Pembengkakan Terjadi peningkatan pertumbuhan tulang. Pada awal-awal
perkembangan tumor, nyeri yang dirasakan pasien biasanya dapat
mereda jika diberikan analgesic namun setelah lanjut biasanya
pemberian analgesic sudah tidak berguna dan biasanya telah disertai
dengan pembengkakan. Skoliosis dapat terjadi jika osteoblastoma
menyerang tulang vertebre. Daerah lumbal paling sering terkena
(60%), 27% pada cervical, 12% pada torac, dan 2 % pada
sacrum.Osteoblastoma dapat tumbuh hingga mencapai ukuran yang
lumayan besar yang dapat menyebabkan ekspansi tulang dan kehancuran
tulang kortikal, dikenal dengan istilah osteoblastoma agresif.
Osteoblastoma agresif terjadi pada kelompok yang usia yang lebih
tua jika dibandingkan dengan osteoblastoma jinak. Pada sisi klinis,
tumor ini memperlihatkan prilaku agresif dimana dapat meluas sampai
ke jaringan-jaringan yang berdekatan tapi tumor ini tidak
bermetastasis. Ciri-ciri histology osteoblastoma agresif bias
menunjukkan lembaran-lembaran besar osteoblastoma yang ukurannya 2
kali ukuran osteoblas yang ditemukan pada osteoblastoma jinak.Tanda
utama osteoblastoma jinak terdiri dari : Vaskularisasi lesi dengan
banyak kapiler membengkak yang tersebar di seluruh jaringan Lesi
menunjukkan jumlah osteoklas dan sel-sel raksasa multinukleus dalam
jumlah yang banyak tersebar di seluruh jaringan dan terlibat dalam
resopsi tulang. Osteoblas berproliferasi aktif Trabekula tidak
teratur dan tulang yang imatur muncul di dalam stroma yang
mengandung jaringan vascular yang menonjol.
LokasiOsteoblastoma terutama ditemukan pada tulang belakang dan
tulang tulang ceper lainnya, seperti ilium, iga, tulang jari dan
tulang kaki.
Pemeriksaan radiologisTerlihat adanya daerah osteolitik dengan
batas batas yang jelas serta adanya bintik bintik kalsifikasi.
Diameter lesi bervariasi bisa sampai beberapa cm.
f)PatologiGambaran patologisnya mirip dengan osteoid osteoma
tetapi gambaran sel dan vaskularisasinya lebih menyolok.
PengobatanPengobatan yang dilakukan adalah eksisi tumor,
kemudian rongga yang terjadi diisi dengan tulang dari tempat lain.
Nyeri biasanya dapat mereda dengan pemberian aspirin atapun obat
NSAID lainnya. Osteoblastoma dapat saja sembuh sendiri dalam 33
bulan, dengan alasan yang belum dapat dijelaskan. Indikasi
pembedahan dapat dilakukan dengan permintaan dari pasien atapun
jika penggunaan NSAID sudah tidak memberikan efek lagi.
II.3.5ENKONDROMA
II.4. LANGKAH DIAGNOSTIK
Klasifikasi tumor tulang berdasarkan criteria histologik tumor
tulangKlasifikasi tumor tulang menurut WHO tahun 1972Asal selJinak
Ganas
OsteogenikOsteoma, osteoid osteomaOsteosarkoma, parosteal
osteosarkoma
OsteoblastomaOsteoblastoma
KondrogenikKondroma, osteokondromaKondrosarkoma, kondrosarkoma
jucsta kortikal
Giant cell tumorOsteoklastoma
MieologenikSarcoma Erwing, sarcoma reticulum, limfosarkoma ,
myeloma
Vasikuler intermediate: hemangioma endotelioma , hemongioma
perisitomaHemangioma, limfongiomaTumor glamousAngiosarkoma
Jaringan lunakFibroma
desmoplastikFibrosarkomaLiposarkomaMesenkimoma ganasSarcoma tak
berdiferential
BAB IIIKESIMPULAN
Daftar pustaka
Buku Panduan ANATOMI UMUM. Bagian Anatomi FK UNHAS. Buku Ajar
ONKOLOGI KLINIS Edisi 2. FK UI. http:///Fisiologi-Tulang.htm
http:///linnorth.Penyakit pada Musculo.com http:///Muscule of Thigh
And The Hip.com