“FILSAFAT ISLAM” Team Penulis : 1.Dewi Setyawati (06111404016) 2.Wiwin Draini (06111404020) 3. Veronika Yeni Astuti (06111404004) 4.Haris Maulana Putra (06111404009) A.PENDAHULUAN A.1.Konsep Filsafat Islam Masuknya filsafat berkembang di pesisir samudera Mediterania bagian timur pada abad 6 M yang ditandai dengan pertanyaan-pertanyaan untuk menjawab persoalan seputar alam, manusia dan Tuhan. Dari Mediterania bergerak menuju Athena, yang menjadi tanah air filsafat. Ketika Iskandariah didirikan oleh Iskandar Agung, filsafat mulai merambah dunia timur, dan berpuncak pada 529M. Ketika filsafat bersentuhan dengan Islam, maka yang terjadi bahwa filsafat terinspirasi oleh pokok-pokok yang bermuara pada sumber-sumber hukum Islam. Filsafat Islam merupakan filsafat yang seluruh filosofnya adalah muslim. Para filosofnya hidup dan bernafas dalam realita Al-Quran dan As-Sunah. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semua filosof muslim 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
“FILSAFAT ISLAM”
Team Penulis : 1.Dewi Setyawati (06111404016)
2.Wiwin Draini (06111404020)
3. Veronika Yeni Astuti (06111404004)
4.Haris Maulana Putra (06111404009)
A.PENDAHULUAN
A.1.Konsep Filsafat Islam
Masuknya filsafat berkembang di pesisir samudera
Mediterania bagian timur pada abad 6 M yang ditandai dengan
pertanyaan-pertanyaan untuk menjawab persoalan seputar alam,
manusia dan Tuhan. Dari Mediterania bergerak menuju Athena,
yang menjadi tanah air filsafat. Ketika Iskandariah didirikan oleh
Iskandar Agung, filsafat mulai merambah dunia timur, dan
berpuncak pada 529M. Ketika filsafat bersentuhan dengan Islam,
maka yang terjadi bahwa filsafat terinspirasi oleh pokok-pokok
yang bermuara pada sumber-sumber hukum Islam. Filsafat Islam
merupakan filsafat yang seluruh filosofnya adalah muslim. Para
filosofnya hidup dan bernafas dalam realita Al-Quran dan As-
Sunah. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam
dengan filsafat lain. Pertama, meski semua filosof muslim
menggali kembali karya-karya filsafat Yunani, namun kemudian
mereka menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Kedua, Islam
adalah agama tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain masih
“mencari Tuhan”, dalam filsafat Islam justru Tuhan “sudah
ditemukan”.
1
Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia
merupakan serapan dari bahasa Arab فلسفة yang juga diambil
dari bahasa Yunani, philosopia, Philo = cinta, sopia =
kebijaksanan. Jadi dilihat dari akar katanya, filsafat mengandung
pengertian ingin tahu lebih mendalam atau cinta kebijaksanaan.
Pengertian filsafat dari segi istilah adalah berpikir secara
sistematis, radikal dan universal untuk mengetahui tentang
hakikat segala sesuatu yang ada berdasarkan ajaran islam,
seperti hakikat alam, hakikat mansia, hakikat masyarakat, dan
lain sebagainya. Dengan demikian, muncullah filsafat
alam, filsafat manusia, filsafat masyarakat, dan lain sebagainya.
Filsafat Islam itu adalah filsafat yang berorientasi pada Al-Quran,
mencari jawaban mengenai masalah-masalah asasi berdasarkan
wahyu Allah Adapun pengertian Islam, dari segi bahasa dapat
diartikan selamat sentosa, berserah diri, patuh, tunduk dan taat.
Seseorang yang bersikap demikian disebut muslim, yaitu orang
yang telah menyatakan dirinya ta’at, menyerahkan diri, patuh,
dan tunduk kepada Allah SWT. Selanjutnya pengertian Islam dari
segi istilah adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan
Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai
rasul. Ajaran-ajaran Islam tersebut selanjutnya terkandung dalam
Al Qur’an dan As Sunnah. Dari pengertian filsafat dan Islam
sebagaimana diuraikan diatas, kita dapat berkata bahwa filsafat
Islam, adalah filsafat yang berorientasi pada Al Qur’an, mencari
jawaban mengenai masalah-masalah asasi berdasarkan wahyu
Allah. Jadi ciri utama kegiatan Filsafat Islam adalah berpikir
tentang segala sesuatu sejalan dengan semangat Islam. Dengan
berfilsafat, seseorang akan memiliki wawasan yang luas tentang
segala sesuatu, dapat berpikir teratur, tidak cepat puas dalam
2
penemuan sesuatu, selalu bertanya dan bertanya, saling
menghargai pendapat orang lain.
Dalam hal ini perlu juga dijelaskan tentang ciri-ciri berpikir yang
philosophis. Yaitu :
Pertama harus bersifat sistematis. Maksudnya bahwa
pemikiran tersebut harus lurus, tidak melompat-lompat
sehingga kesimpulan yang dihasilkan oleh pemikiran
tersebut benar-benar dapat dimengerti.
Kedua harus bersifat radikal , maksudnya harus sampai ke
akar-akarnya, sehingga tidak ada lagi yang tersisa untuk
dipikirkan.
Ketiga harus bersifat universal, yaitu menyeluruh, melihat
hakikat sesuatu dari hubungannya dengan yang lain, dan
tidak dibatasi untuk kurun waktu tertentu.
A.2.Teori dan Aliran Filsafat Islam
1.KETUHANAN
Problematika ketuhanan merupakan persoalan metafisika yang paling
kompleks dan tua. Dari berbagai problematika ini menjadikan sebuah objek kajian
dari berbagai tokoh agama dan moral berasal dari ilmuan dan filosof. Asasnya
merupakan ide ketuhanan. Untuk menghadapi ide tersebut manusia dituntun oleh
wahyu dan ilham yang diturunkan kepadanya. Dalam pascal tahun 1662 menyatan
bahwa “keyakinan itu mempunyai tiga aspek yaitu, kebiasan, akal dan ilham”.
Abu al-Ala al-Ma’ari pernah berkata “Seorang pemuda tak beragama secara baik,
tetapi dia diajari oleh kaum kerabatnya”.
Risalah langit menggantikan keyakinan oleh agama baru dan ajaran-
ajaran yang luhur. Dari ajaran tersebut dapat mengetahui sumber kebaikan dan
kesempurnaan, sumber-sumber eksistensi dan gerak, karena allah adalah sumber
3
segala yang ada dan bersifat mutlak. Sejak dulu para filosof menggeluti tentang
persoalan “hakikat tuhan dan pembuktian bagi adanya tuhan”. Dalam persoalan
tersebut sejak sepertiga abad yang lalu para filosof memegangi metode historik
yang bertumpu pada sumber-sumber yang kuat. Kemudian sumber-sumber ini
dinilai secara benar, dikritik secara obyektif dan menghindari sikap mengada-ada,
ekstrim dan fanatik.
2.PASAL PERTAMA
a.Awal Islam
Jazirah Arab, di zaman Jahiliah mengenal berbagai agama, yaitu
Mazdakiah, Mana’iah Yahudi dan Nasrani. Mazdakiah bertempat di Tamim,
Imperialisme Agama Yahudi berkuasa di berbagai penjuru seperti di Taima,
Khibar dan Wadi al-Qura’. Khususnya lagi di Yastrib (Madinah). Agama nasrani
bertempat di Gassan dipimpin oleh Qussa bin Sa’idah al-Ibadi 600M sebagai
seorang filosof Arab di zaman Jahiliah. Namun, didalam zaman ini dominan
penyembahan terhadap berhala, seperti patung dan arca itupun hanya orang-orang
yang suci yang boleh didekati. Setiap kabilah mempunyai berhala khusus, dari
berbagai kabilah bersama-sama menyembah satu berhala, dan disalah satu kabilah
itu yang disembah oleh semua orang Arab seperti Manat yang terletak dipinggir
pantai antara Makkah dengan Madinah. Ide ketuhanan dikalangan mereka itu
bersifat materealistis antropomorfis dan personal. Mereka berlindung kepada
Tuhan yang meraka buat dengan tangan mereka sendiri, dan mereka meminta
pertolongan ketika mereka dalam keadaan genting dan sulit.
b.Dakwah Islam
Dakwah Islam secara asasi, berlandaskan pada ide Tauhid dan
penolakan terhadap politeisme. Pada waktu ini nabi Muhammad
menginstruksikan agar semua behala dihancurkan dan Umar juga menebang
pohon tempat Bai’ah al-Ridwan karena dikhawatirkan akan disucikan manusia.
Al-Qur’an juga memberikan sifat-sifat bagi allah yang mengandung pengertian
Keagungan, Kemahakuasaan, Kesempurnaan dan Maha Pengasih. Dari sifat-sifat
4
itulah nama baik bagi allah diambil. Nama-nama itu berjumlah 99, dan dipusat
untuk menunjukkan keagungan dan kesempurnaan Allah SWT, serta nama-nama
tersebut di sucikan sebagai untuk mendekatkan dan berdoa. Dari sifat-sifat itu
muncul problematika yang menggambarkan ilmu kalam yaitu: masalah ketuhanan,
kenabian, al-sam’iyyat. Ajaran islam mengandung materi yang memadai sehingga
bisa memecahkan problematika metafisika atau filsafat ketuhanan yang
berkembang disepanjang zaman.
2.PASAL KEDUA
a.Kaum Salaf
Ilmu kalam lahir padapertengahan kedua dari abad pertama hijriah, awal
ilmu kalam bermula dari problematika-problematika tertentu, sehingga pada abad
ketiga hijriah menjadi ilmu pengetahuan yang mempunyai kajian objek dan
pembahasan. Perintis ilmu ini adalah seorang kelompok-kelompok agama dan itu
berlandaskan berdasarkan asas politik dimana khlifah adalah masalah yang paling
heboh dipertentangkan dan kelompok-kelompok itu dibagi mejadi 3 yaitu: syi’ah,
khawarij, murji’ah. Melalui jalur politik kelompok-kelompok tersebut beralih
mengkaji tentang prinsip-prinsip agama. Maka dari itu tiap-tiap kelompok
mempunyai keyakinan-keyakinan yang berbeda, bahkan ada kelompok yang tuuan
utamanya adalah mengkaji dan memecahkan problematika-problematika
keagamaan bergabung dengan mereka. Disamping itu ada 3 kelompok yang andil
dalam pembentukan ilmu kalam yaitu: Al-Salaf, Al-Mu’tazilah dan Kaum
Asy’ariah. Ilmu kalam tumbuh dalam miliu islam dan terpengaruh berbagai
kondisi miliu islam. Dalam setiap ilmu selalu dikaitkan dengan suatu kenyataan,
atau jika dikonfirmasikan oleh teks dan peristiwa sejarah.
b.Generasi Pertama
Kaum Salaf adalah kaum yang memegangi al-ma’sur dan mendahulukan
naql atas akal. Kaum ini disebut dengan “ahl al-sunnah wa al-jama’ah “, karena
mereka berpendapat metode mereka adalah orisinal. Kaum muslimin pada awal-
awal berdirinya adalah kaum salaf, dan mereka hanya berpegang pada al-qur’an
5
dan al-hadist. Mereka mengimani allah tanpa banyak kata karena sudah berpegang
teguh dengan dua pegangan itu qur’an dan hadist.
Pada waktu banyak kelompok dan pandangan kaum muslim banyak
yang ikut kaum salaf ini, namun antara mereka kendatipun antara mereka dengan
generasi islam pertama terpisah beberapa abad. Di antara kaum muslim saat ini
banyak yang terpengaruh oleh kaum salaf dan menganggap bahwa dirinya itu
kaum salaf. Tokoh salaf pertama adalah Abd Allah bin Umar, Umar bin Abd al-
Aziz, Al-Zuhri dan Jafar Al-Sadiq. Mereka memang punya andil dalam
menumbuhkan ilmu-ilmu keagamaan. Banyak buku dan pandangan teologis yang
dianggap buah pemikiran dari kaum salaf ini. Meski begitu kaum salaf juga
berhati-hati dalam menanggapi setigma-setigma miring.
Gerakan salaf pada abad-abad ini lebih menfokuskan diri pada masalah-
masalah ibadah . Salaf ini tidak memfokuskan diri pada masalah-masalah akidah
serta prinsip-prinsip selain memerangi noda syirik, selain itu mengkeramatkan
kuburan serta mengangkat orang-orang mati atau yang masih hidup, sebagai
pemberi syafa’at di sisi allah. Kaum Wahabi dan para pendukung muhammadiyah
menyerukan bawha untuk memegangi makna sarih dan Al-qur’an. Mereka
menganggap segala sesuatu yang tidak berlandaskan berdasarkan Al-Qur’an dan
Al-sunnah sebagai bid’ah. Dakwah mereka mengenai sikap memerangi perbuatan
bid’ah. Sebaliknya, mereka mengajak untk menunaikan kewajiban dan sunnah.
Mereka juga menetapkan bahwa merokok itu hukumnya haram, memotong
jenggot itu hukumnya makruh dan selalu menganjurkan untuk menunaikan shlat
berjama’ah. Mereka juga memerangi hal yang berhubungan dengan kemusyrikan,
membongkar bangunan yang melingkupi kuburan, menyerukan bahwa tiada yang
berhak disembah selain allah, dan sikap mensucikan syeikh dan wali bukanlah
tindakan yang islami. Di mesir juga lahir gerakan modern. Gerakan ini untuk
memegangi makna syarih dari sunnah, berusaha menghidupkan sebagian adat dan
tradisi keagamaan klasik. Menentukan metode praktis untuk ibadah dan suluk,
yang amat mirip dengan metode pengikut imam ibn hambal dan wahabiah.
6
3.PASAL KETIGA
a.Mu’tazilah
Mu’tazilah adalah pendiri yang sebenarnya bagi ilmu kalam (teologi
islam). Sebagian besar pemikran penting ilmu kalam ada pada orang-orang
mu’tazilah, problematika ilmu kalam ini sekitar abad ke-2 hijriah, mu’tazilah
merupakan aliran dalam islam yang mempunyai banyak teori dan tokoh. Dengan
nama studi dan akidah mereka membahjas tentang masalah moral, polotik, fisika
dan metafisika, mereka juga membahas masalah tuhan, alam dan manusia yang
sekarang ini kita sebut dengan filsafat islam. Ada dua karya mu’tazilah generasi
pertama tentang aqidah. Pertama, “durrah al-tanzil wa garrah al-ta’wail” karya al-
iskafi. Kedua, “al-intisar” karya Khayyat.
b.Sejarah Mu’tazilah
Aliran mu’tazilah dibagi dua fase yang berbeda. Fase Abbasiah(100H-
237H) dan fase Bani Buwaihi(334H-447H). Untuk generasi pertama mereka
hidup pada pemerintahan Bani Umayah yang berlangsung tidak terlalu lama.
Kemudian pada awal Daulah Abbasiyah dengan aktivitas, teori, gerak dan
diskusi. Orang mu’tazilah Basrah berhati-hati dalam mengadapi masalah politik,
karena kelompok mu’tazilah Bagdat terlibat lebih jauh. Mereka juga menyebutkan
bahwa “Al-Qur’an adalah makhluk”.
Mu’tazilah pada sekitar satu abad (237H-334H) mengalami
kemunduran. Mereka tidak bisa memanfaatkan apa yang dilakukan oleh al-Jahiz
(225H=869M)dan al-Khayyat. Pada tahun-tahun terakhir dari abad ke-3 H dan
awal tahun abad ke-4 H Abu Ali al-Jubba’i (303 H=933 M) hendak
membangkitkan kembali Mu’tazilah, tapi serangan al-Asy’ari tidak
memungkinkan mereka untuk melaksanakan rencana itu, dengan kata lain mereka
harus bergandengan tangan dengan Syi’ah dan Rafidah. Pada awalnya mu’tazilah
menghabiskan waktu dua abad untuk tidak bermazhab, karena mereka
mengutamakan sikap netral dalam berpendapat dan tindakan. Mu’tazilah
mengambil sikap tengah disebut “al-manzilah bin al-mazilatin” artinya tempat
7
diantara dua tempat namun hal itu berada dibawah tekanan kaum Asy’ariah dan
ahl al-sunnah namun mereka berlindung kepada Bani Bwaihi. Dalam prakarsa
Sahib bin ibbad (995M=385H) beliau adalah seorang mentri dari Bani Buwaihi
mengungkapkan pandangan-pandangan mu’tazilah dengan berbagi macam cara,
dengan cara , memberi kepuasan dan cara menghasut. Pendapat-pendapat
mu’tazilah sekarang masih menggema, khususnya teori-teori yang dikemukakan
oleh al-jubbai, dengan tanpa ditambah kreasi baru. Orang mu’tazilah khususnya
kelompok Zaidiah, bertumpu pada tokoh-tokoh awal, mengulang-ulang pendapat
mereka dan jarang sekali menghasilkan pendapat yang baru. Yang paling
menonjol adalah al-murtada al-zaidi penulisnya al-munniyyah.
c.Metode Mu’tazilah
Ciri khas paling khusus dari mu’tazilah adalah bahwa mereka meyakini
sepenuhnya kemampuan akal. Mereka berpendpat bahwa alam ini mempunyai
hukum kokoh yang tunduk kepada akal. Mereka tidak mengingkari naql tetapi
tanpa ragu-ragu mereka menundukan naql kepada hukum akal. Secara global
mereka menghindari hadist ahad. Aliran mu’tazilah juga menyucikan
kemerdekaan berfikir. Perlu kita ketahui bawha kaum mu’tazilah memberikan tori
ketuhanan, dengan sejuat tenaga untuk menopak kaum dualis, yang terdiri atas
mazdakiah dan manawiyah. Dalam rangka pembelaan ini mereka memanfaatkan
segala prinsip yang ada didalam peradaban asing. Mu’tazilah pada abad ke-3
hijriah tidak lebih sedikit terpengaruh. Seprti yang dikatakan oleh mu’ammar bin
ibbada al-sulami mengatakan bahwa sifat-sifat allah adalah kondisi-kondisi
(ahwal) seprti yang ditandaskan oleh abu Hasyim al-jubba’i. walaupun telah
terpengaruh oleh pihak lain, tetapi mu’tazilah juga mempengaruhi orang-orang
yang mendebat mereka. Berulang kali dikatan oleh, adalah salah jika memisahkan
pemikran filsafat dari pemikiran teologi didalam islam. Kaum asy’riah sebagai
pihak yang menentang dan mengganti kedudukan mu’tazilah. Abu al-Hasan al-
asy’ari sendiri sebenarnya mengambil dari sumber-sumber mu’tazilah. Beliau
adalah seorang mu’tazilah sebelum menjadi imam bagi kaum asy’ariah.
8
Orang-orang latin tidak pernah menrjemahkan buku-buku karangan
mu’tazilah karena peninggalan-peninggalan mu’tazilah terlebih dahulu sirna di
timur sebelum zaman gerakan penerjemahan latin. Ibnu Rusyd sendiri mengeluh
karena buku-buku mu’tazilah jarang ditemukan lagi. Jika mu’tazilah diperangi
dan dibuang disebagian besar Negara islam sepanjang 6 abad, antara abad ke-6
dan abad ke-12 hijriah. Tetapi mulai hidup kembali di abad ke-13 hijriah. Hal ini
bisa terjadi karena gerakan reformasi islam modern memperluas. Ruang gerak
bagi akal. Bahkan bertumpunpada akal disamping al-qur’an dan hadist.
Muhammad abduh walaupun cenderung kepada kaum salaf, termasuk pendukung
aliran rasional. Beliau berjuang untuk memadukan antara agama dan akal, agama-
agama dengan penumuan-penemuan ilmu pengetahuan. Beliah sangat mendukung
pandangan mu’tazilah tentang kemerdekaan dan kebebasan memilih bagi
individu. Sekarang sudah jelas bahwa mu’tazilah telah membuka berbagai pintu di
hadapan pemikiran islam. Juga memperluas jalur bagi studi-studi ilmiah serta
filosofis. Dengan mu’tazilah diperangi dan ditumpas, berarti juga mengikat dunia
islam dan menghambat gerak kemajuan.
A.3.Pengaruh Filsafat Islam Dengan Perkembangan IPTEK di Eropa
Kontak utama antara filsafat islam dengan filsafat eropa terjadi pada
perang salib abad 11 dan 13 masehi. Ketika gereja mulai kaya raya. Gereja lebih
kaya dari kerajaan. Kerajaan-kerajaan telah menjadikan agama kristen sebagai
agama negara. Gereja sampai waktu itu yaitu abad ke-13, masih buta tentang
filsafat yunani. Bahasa pengantar eropa adalah bahasa latin sedangkan karya tulis
yunani berbahasa yunani belum diterjemahkan kecuali ada dalam bahasa arab.
Maka pasca perang salib gereja dikejutkan dan dibangunkan oleh karya
Aristoteles yang terbaca dalam bahasa arab oleh mereka yang bisa bahasa arab
dan bahasa latin.
Bahasa arab adalah bahasa pengantar dalam dunia islam. Sedangkan bahasa
pengantar di eropa ialah bahasa latin, maksudnya di eropa yang non islam.
Terdapat dua macam karya tulis yunani dalam bahasa arab yaitu
9
1. Terjemah karya filosof yunani, terutama karya Aristoteles plus sedikit karya
Plato gurunya Aristoteles.
2. Ulasan / komentar tentang filsafat Yunani terutama ulasan Ibnu Rusyd /
Averous terntang karya-karya Aristoteles.
Bahkan pada waktu itu ketika mereka mulai mengenal karya-karya
Aristoteles dan kemudian dipelajari di mana-mana. Aristoteles terkenal sebagai
the fhilosofer sang filosof, dan averoes / Ibnu Rusyd terkenal sebagai sang
pengulas comentator seakan-akan hamya ada seorang ahli filsafat yaitu Aristoteles
dan hanya ada seorang komentator/pengulas yaitu Ibnu Rusyd. Maka timbullah
upaya terjemah besar-besaran dari naskah bahasa arab tentang filsafat yunani
dialihbahasakan dari bahasa arab ke bahasa latin.
Jadi pasca perang salib selagi di masyarakat islam terjadi keguncangan,
pro kontra, Al Ghazali dan gerakan shufinya melawan gerakan dari Ibnu Sina dan
kemudian Ibnu Rusyd sesudah Al Ghazali yang menjawab kritikan Al Ghazali di
eropa terjadi penerjemahan untuk universitas yang baru berdiri meniru universitas
yang berada di Baghdad dan di Kairo. Bahkan hal itu merintis
gerakan renesaince yaitu hidupnya kembali budaya klasik menjadi budaya baru
atau yang diperbaharui di eropa.
Adapun filsafat Aristoteles yang diajarkan dan dikomentari filosof kristen mulai
juga dikomentari oleh filosof kristen. Tapi yan benar-benar ahli komentator ialah
Ibnu Rusyd. Maka hal itu menjadikan filsafat aristoteles diteriama di eropa. Tetapi
logika deduktif yang diajarkan Ibnui Rusyd meneruskan ajaran Aristoteles, lebih
mengutamakan intelek daripada iman, Ibnu Rusyd juga melupakan ajaran Alkindi
bahwa di alam ruh yang dihembuskan tuhan kedalam janin itu terdapat juga
intelek. Hal itu timbul menurut Ibnu Rusd karena intelek tejadi pada semua
integensi. Atas dasar itu terkenal ajaran alkinas thomas alkinas, kemudian di akhir
abad ke -13 dan awal abad ke -14 tentang beberapa argumentasi sebagai bukti
adanya tuhan karena mengutamakan intelek maka intelek harus membuktikan
adanya tuhan dikenal dengan teori-teori atau argumentasi tentang tuhan,
argumentasi yang bersifat deduktif.
10
Pada sisi lain usaha dari Thomas Akines ini merupakan kelanjutan gerakan
yang dimulai oleh Agustinus sebelum adanya trinitas dalam kristen yaitu masalah
kemauan bebas. Sedangkan masalah kemauan bebas terutama tetap menarik
perhatian Cuma diantara umat islam pada kaum mu’tazilah. Pada sisi lain ajaran
alghazali mengecam filsafat Ibnu Rusyd, Ibnu Sina dan Alfarabi bahwa
matematika tidak relevan dengan agama.
Ibnu Rusyd yang lahir 15 tahun setelah meninggalnya Al Ghazali
kemudian membantah dan mempertahankan filsafat bahwa hanya filsafat yang
mampu menjawab masalah-masalah yang tak tetjawab baik dalam agama maupun
dalam ilmu. Dengan filsafat kita dapat memperbincangkan segala masalah hingga
mencapai kepuasan bathin. Amat disayangkan bahwa setelah sepeninggal Al
Ghazali dan Averoes terjadi kegoncangan dan pengabaian IPA dan matematik.
Seperti pernah saya singgung
1. Ibnu Haldun yang sampai sekarang masih dianggap orang yang paling cerdas
di abad ke 14 hanya mendalami ilmu sosial dan filsafat sejarah bahwa sejarah
harus dipelajari dalam membangun masa depan. Jangan menutupi sejarah,
jangan buta terhadap sejarah, apalagi merekayasa sejarah. Karena dengan
demikian kita tidak belajar apa-apa dari sejarah sehingga kesalahan demi
kesalahan akan diulangi lagi. Tidak dapat mempunyai visi masa depan yang
lebih baik walaupun masa depan itu garis besarnya sudah ada di tangan tuhan
dalam perjalanan menjelang kiyamat.
2. Beberapa kemajuan di eropa mulai abad ke-14 berkat masuknya literatur
iptek islam ke dalam perpustakaan dan kurikulum universitas terutama di
paris terjadilah penyebaran ilmu di eropa mulai akhir abad ke 13 dan akhir
abad ke-14 atau abad ke 7 hijriyah.
Kejadian ini dapat dibilang aneh karena setelah terjadi invasi islam oleh
mongol TERUS TERJADI pertentangan diperbatasan-perbatasan tertentu antara
dunia islam dengan kristen, bahkan trjadi pertempuran pada jalan menuju paris
oleh tentara yang berpangkalan di spanyol dan winadengan tentara yang
berpangkalan di konstantinopel.
11
Kekalahan islam dimulai sedikit demi sedikit di andalusia diiringi dengan
pejanjian-perjanjian damai. Perjanjian damai mulanya di patuhi pihak kristen juga
tetapi itu hanya sementara sebelum seluruh kekuaan islam di spanyol jatuh. Orang
eropa tidak tidak hanya belajar iptek yang diabaikan islam, melainkan juga
menemukan jalan perdagangan ke timur tanpa melalui konstantinopel atau
istambul tetapi melalui wina di austria, hongaria, rusia dan asia tengah. Sedangkan
sebagian cendekiawan kristen tanpa mempedulikan peringatan gereja terlihat
sebagai berikut:
1. pelukis leonardo da vinci berangan-angan tentang iptek masa depan termasuk
penggunaan mesin terbang.
2. Alkemi tidak hanya diterapkan untuk memperkaya pihak di gereja yang
sudah kaya tetapi juga dikembangkan menjadi ilmu zat kimia.
3. Perkembangan ilmu sosial dan filsafat sejarah ibnu khaldun jugan dipelajari
karena karyanya dapat diterjemahkan. Bahkan kemungkinan juga ada
terjemahan tak resmi alquran dalam bahasa latin atau bahasa lokal yang
dipergunakan oleh cendekiawan di kampus-kampus terutama diparis karena
di sana berkumpul para cendekiawan sebagai dosen yang berasal dari
berbagai bagian eropa. Dosen asing lebih banyak daripada dosen lokal,
dengan begitu mereka bisa membaca, saya kira tafsiran saya ayat surat
wasyamsi bahwa bulan mengikuti matahari sekalipun kadang kadang bulan
tampak sebaliknya bulan mendahului matahari seperti sebelum matahari
terbit.
Dalam filsafat agama pada orang nasrani masalah yang mula-mula menarik adalah
masalah kemauan bebas. Hal itu diteruskan oleh akuinas dengan teori atau
akobitasi tentang adanya tuhan. Sedangkan dalam agama islam, rintisan alkindi
tentang iman dan akal seperti diteruskan oleh alfarabi dipertentangkan sebagai dua
hal yang bisa harmonis atau tidak harmonis oleh ibnu rusyd bisa ada dikotomi
antara iman dan akal. Begitulah dikotomi antara Al Ghazali dan averoes.
12
B.PEMBAHASAN
B.1.Ciri Khas Filsafat Islam
Sebagai filsafat religius-spritual
Dikatakan filsafat religius, karena filsafat Islam tumbuh
dijantung Islam, tokoh-tokohnya dididik dengan ajaran Islam dan
hidup dalam suasana Islam. Filsafat Islam merupakan
perpanjangan dari pembahasampembahasan keagamaan dan
teologi yang ada sebelumnya. Topik-topik filsafat Islam itu
bersifat religius, seperti meng-Esakan Tuhan. Karena Ia adalah
pencipta, maka Ia mencipta dan bukan sesuatu, mengatur dan
menatanya3. Ia menciptakan dengan semata-mata anugerah-
Nya. Ia jaga dengan perhatian-Nya dan Ia tundukan dengan
kepada hukum-hukum permanen dan kokoh. Dengan cara
religius dan spiritual ini, filsafat Islam bisa mendekati filsafat
skolastik, bahkan sejalan dengan filsafat kontemporer.
13
Filsafat Rasional
Walaupun bersifat religius-spiritual, tetapi filsafat Islam
juga amat bertumpu pada akal dalam menafsirkan problematika
ketuhanan, manusia dan alam. Akal manusia merupakan salah
satu potensi jiwa. Ia ada 2 macam. Pertama, praktis bertugas
mengendalikan badan dan mengatur tingkah laku. Kedua, teoritis
khusus berkenaan dengan persepsi dan epistemology. Karena
akal praktis inilah yang menerima persepsi-persepsi inderawi dan
meringkas pengertian universal dengan bantuan akal aktif.
Dengan akal, kita menganalisa dan membuktikan. Dengan akal,
kita menyingkap realita-realita ilmiah. Karena akal merupakan
salah satu pintu pengetahuan. Para filosof Islam sejalan dengan
Mutazilah yang mendahului mereka dalam mengagungkan akal
dan tunduk kepada hukumnya. Mereka bertumpu pada akal
dalam banyak hal. Untuk itu, mereka sepakat bahwa dengan
akalnya manusia mampu membedakan baik dan buruk, bahkan
mampu membedakan baik dan buruk sebelum ada ketentuan
agama. Mereka mengemukakan teori bahwa Allah harus
melakukan yang baik dan yang terbaik, sehingga perbuatan Allah
tidak terlepas dari kriteria baik.
Filsafat Sinkretis
Filsafat Islam memadukan antar sesama filosof. Akan
tetapi, mereka konsentrasi khusus mempelajari Plato dan
Aristoteles. Mereka menerjemahkan hampir semua buku standar
Aristoteles. Aritoteles dan Plato amat mempengaruhi banyak
aliran Islam. Tidak pelak lagi, Aristoteles dan Plato adalah
pemimpin filsafat, yang meletakkan prinsi-prinsipnya,
membicarakannya secara detail, mencapai tujuan dengan
prinsip-prinsip itu. Namun, tidak mungkin kita mengharapkan
14
kesuksesan perpaduan yang landasannya salah. Akan tetapi, hal
ini merupakan titik awal yang melandasi para filosof selanjutnya.
Jika perpaduan Plato dan Aristoteles sebagai salah satu asas
yang melandasi filsafat Islam, maka prinsip yang kedua adalah
memadukan filsafat dengan agama. Selain berciri religius, filsafat
Islam juga memasukan teks agama dengan akal. Dalam filsafat,
ada aspek yang tidak sesuai dengan agama. Itu sebabnya
mengapa para filosof Islam sibuk memberi ciri agama kepada
filsafat. Perpaduan yang diusahakan para filosof Islam
merupakan salah satu rajutan jembatan yang mendekatkan
filsafat Arab dengan filsafat latin.
B.2.Perspektif Filsafat Dalam Islam
Filsafat sebagai suatu cabang dari ilmu pengetahuan diyakini merupakan suatu
disiplin ilmu yang cukup sulit dan terkadang dianggap hantu bagi sementara
kalangan pelajar. Kadang cabang ilmu ini menjadi sebuah cemoohan yang dihujat
dan dilaknat sebagian umat muslim yang tulen dan shalih dalam mendalami,
mengkaji dan mengamalkan nilai – nilai ajaran islam karena dianggap berbahaya
dan bisa membawa orang yang berkecimpung didalamnya menjadi seorang kafir.
Filsafat sering difitnah sebagai sekuleristik, ateis, dan anarkis karena suka
menyobek selubung – selubung ideologis pelbagai kepentingan duniawi, termasuk
yang tersembunyi dibalik pakaian seorang 'alim. Ia tidak sopan. Ia bagaikan
anjing yang menggonggong, mengganggu dan menggigit.
Pandangan semacam ini sangat wajar dan seringkali kita jumpai dalam
pandangan sementara masyarakat terutama masyarakat muslim yang
berkecimpung dalam urusan 'ubudiyah. Kekhawatiran inipun juga sangat wajar
mengingat banyak pemburu filsafat yang pada akhirnya karena kesalahan dalam
memahami dan mengkaji ilmu ini kemudian tidak lagi mengindahkan nilai – nilai
yang ada dalam ajaran agama islam. Namun bagaimana sebenarnya islam
15
memandang ilmu ini? Apakah islam benar melarang tumbuh dan berkembangnya
ilmu ini? Atau justeru sebaliknya?
Pada dasarnya tidak ada larangan didalam islam tentang mempelajari ilmu
filsafat. Bahkan islam sangat menganjurkan agar manusia berfilsafat. Hal ini
tertuang didalam al qur'an surat al ankabut ayat 20 :