TUGAS ORAL MEDICINE-1 KELAINAN PADA LIDAH Disusun Oleh : Kelompok 3 1. Ria Puspasari (04031181320011) 2. Suci Kurniati (04031181320012) 3. Dina Anisa (04031181320013) 4. Marisa Yesika (04031181320014) 5. Diedi Melinda (04031181320015) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TUGAS ORAL MEDICINE-1
KELAINAN PADA LIDAH
Disusun Oleh : Kelompok 3
1. Ria Puspasari (04031181320011)
2. Suci Kurniati (04031181320012)
3. Dina Anisa (04031181320013)
4. Marisa Yesika (04031181320014)
5. Diedi Melinda (04031181320015)
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
A. Anatomi Lidah Normal
Lidah adalah suatu organ otot kompak yang ditutupi oleh lapisan pelindung dari epitel
skuamosa berlapis. Fungsinya terutama pada penelanan, pengecapan dan bicara. Dorsum lidah
mempunyai banyak tonjolan-tonjolan mukosa yang membentuk papilla-papila. Ada 4 tipe :
papilla filiformis, fungiformis, sirkumvalata dan foliata. Papila poliformis adalah yang
terkecil, tetapi juga paling banyak. Papila tersebut adalah batang-batang ramping, seperti
rambut bertanduk, yang dapat tampak merah, merah muda atau putih tergantung pada derajat
iritasi yang dialaminya setiap hari. Berlawanan dengan papilafiliformis, papilla fungipormis
lebih sedikit jumlahnya, warnanya merah lebih cerah dan diameternya lebih lebar papilla
tersebut juga berisi kuncup-kuncup pengecap. Papila fungipormis tidak bertanduk , berbentuk
bulat atau jamur dan sedikit menonjol. Papila ini paling banyak terdapat ditepi lateral dan
ujung anterior dari lidah. Kadang-kadang papilla fungipormis mengandung pigmentasi coklat,
terutama melanoderm.
Papila yang terbesar adalah papilla sirkuvalata yang tampak sebagai papula-papula
merah muda 2 sampai 4 mm. Papila tersebut dikelilingi oleh suatu parit yang sempit dan juga
berisi kuncup-kuncup pengecap. Papilla-papila ini banyaknya 8 sampai 12 dan tersusun dalam
suatu deretan berbentuk V disepanjang ujung-ujung sulkus disisi posterior dorsum lidah.
Papilla-papila tersebut secara anatomis membagi lidah dalam 2 bagian yang tidak sama, 2/3
anterior dan 1/3 posterior.
Pada sisi lateral dari daerah posterior lidah, terdapat papila foliata. Papilla-papila ini
adalah seperti daun yang menonjol mengarah seperti lipatan-lipatan vertikal. Kadang-kadang
jaringan limfoid hipertrofi berkerut (tonsil lingual) yang meluas ke dalam daerah ini dari akar
dorsal posterior lidah yang disebut papilla foliata. Plika fimbriata adalah penonjolan-
penonjolan linear pada permukaan ventral lidah. Kadang-kadang plika fimbriata tersebut
mempunyai pigmentasi coklat.
Gambar 1. Papila-papila pada lidah
Gambar 2. Lidah normal
B. Kelainan dan Penyakit Lidah
Banyak kondisi yang dijumpai pada lidah termasuk kedalam istilah “anomali lidah”.
Beberapa kelainan tersebut tidak menunjukkan gambaran yang berarti yang cukup sering
terjadi sehingga dapat dianggap sebagai suatu variasi normal. Beberapa kelainan
menunjukkan kondisi klinis yang nyata pada lidah, pada beberapa kasus, dapat membantu
untuk menentukan sejumlah kelainan yang diturunkan, dan sekelompok kondisi lainnya yang
membuktikan bahwa kelainan lidah dapat disebabkan oleh kelainan perkembangan.
1. Fissured tongue
Fissured tongue disebut juga lingua fissurata, lingua plicata, scrotal tongue dan grooved
tongue. Fissured tongue merupakan malformasi klinis berupa alur-alur atau lekukan-lekukan
pada permukaan dorsal dari dua per tiga anterior lidah. Dorsum lidah pecah-pecah, lateral
oblique, sagital, transversal. Ada berbagai pola, panjang, dan dalam dari fisura.. Bagian lidah
yang berfisur tidak memperlihatkan adanya papila-papila yang normal. Penyebabnya tidak
diketahui dengan jelas, diduga kuat merupakan kelainan yang diturunkan. Kondisi ini
biasanya asimtomatis, kecuali bila sisa-sisa makanan terkumpul di dalam fisur, dapat
menyebabkan iritasi fokal, sensitif terhadap makanan pedas, dan menimbulkan halitosis yang
terkadang diikuti dengan rasa agak perih atau tidak nyaman seperti agak nyeri. Kekerapan
terjadinya fissured tongue adalah sama untuk laki-laki dan perempuan. Fissured tongue
bertambah parah seiring pertambahan usia, begitu juga jumlah, lebar, dan kedalaman fisur.
Gambar 3. Fissured tongue
2. Ankiloglosia (Tongue Tie)
Frenulum lingualis normalnya melekat pada lidah dan tuberkel genial dari mandibula. Jika
frenulum tidak melekat dengan tepat ke lidah dan tuberkel genial, tetapi melekat pada dasar
mulut dari gusi lingual atau ujung ventral dari lidah, maka keadaan itu disebut “ankiloglosia”
atau “tongue tie”. Keadaan congenital ini ditandai oleh frenulum lingualis yang pendek dan
salah posisi, serta lidah yang tidak dapat dijulurkan atau ditarik masuk. Perlekatan dapat
sebagian atau seluruhnya. Perlekatan sebagian lebih umum. Jika keadaan tersebut parah, maka
dapat mengganggu bicara. Koreksi bedah (frenektomi) dan terapi wicara diperlukan jika
bicaranya terganggu atau jika direncanakan pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan.
Ankiloglosia terjadi dengan kekerapan yang diperkirakan satu kasus setiap 1000 kelahiran.
Gambar 4. Ankiloglosia
3. Varikositas lidah (phlebektasia)
Varikositas lidah atau pelebaran vena adalah temuan umum pada orang tua. Penyebab
pelebaran vaskuler ini adalah penyumbatan vena oleh benda asing internal seperti plak, atau
hilangnya elastisitas dinding vaskuler sebagai akibat penuaan. Varikositas intraoral paling
umum timbul superficial pada permukaan ventral lidah dari dua pertiga anterior lidah dan
dapat meluas ke tepi lateralnya. Varikositas bisa mengenai pria atau wanita secara seimbang.
Varikositas tampak sebagai pertumbuhan noduler berfluktuasi, merah, biru, sampai ungu.
Varises individual dapat menonjol dan melintir atau kecil dan berupa titik. Palpasi tidak
menimbulkan sakit, tetapi dapat menyebarkan dari pembuluhnya, serta meratakan
permukaannya. Jika banyak vena-vena lidah yang menonjol, maka keadaan itu disebut
“phlebektasia lingual” atau “caviar tongue”. Bibir dan sudut bibir adalah daerah yang sering
terkena phlebektasia. Tidak ada perawatan yang diperlukan untuk keadaan ini.
4. Hairy tongue
Hairy tongue adalah pemanjangan secara abnormal dari papila-papila filiformis yang
membuat dorsum lidah tampak seperti berambut.Perubahan pada papila ini terutama
berdampak pada middorsum lidah yang seringkali menjadi berubah warna. Pemanjangan
papila ini dapat berwarna putih, kuning, coklat atau hitam. Perubahan warna tersebut
merupakan akibat dari faktor-faktor intrinsik (organisme-organisme kromogenik)
dikombinasikan dengan faktor-faktor ekstrinsik (warna makanan dan tembakau).Penyebab
terjadinya hairy tongue tidak diketahui secara pasti. Perokok berat, terapi antibiotik, oral
hygiene yang buruk, terapi radiasi dan perubahan pH mulut meningkatkan kemungkinan
terjadinya hairy tongue. Hairy tongue lebih sering terjadi pada pria terutama yang berusia di
atas 30 tahun dan prevalensinya meningkat seiring dengan bertambahnya usia
Gambar 5. Hairy tongue
5.Scalloped Tongue (Crenated Tongue)
Merupakan suatu keadaan yang umum, ditandai oleh lekukan-lekukan pada tepi lateral
lidah. Keadaan tersebut biasanya bilateral, tetapi dapat unilateral atau terisolasi pada daerah
dimana lidah berkontak erat dengan gigi-gigi. Tekanan abnormal dari gigi-gigi pada lidah
mencetak pola tertentu, yang tampak sebagai oval-oval cekung yang dibatasi tepi seperti
kerang yang putih dan menimbul. Penyebabnya meliputi keadaan-keadaan yang menyebabkan
tekanan abnormal pada lidah seperti gerakan gesek dari lidah terhadap gigi dan diastema,
kebiasaan menjulurkan lidah, menghisap lidah dan lidah yang membesar. Scalloped tongue
dapat dijumpai dalam kaitan dengan kelainan sendi temporomandibular, keadaan-keadaan
sistemik seperti akromegali dan amiloidosis serta kelainan-kelainan genetic seperti sindrom
down dan juga pada pasien yang normal. Keadaan tersebut sama sekali tidak berbahaya dan
tanpa gejala. Perawatan seringkali diarahkan untuk menghilangkan kebiasaan.
Gambar 6. Scalloped tongue
6. Makroglosia
Merupakan istilah yang dipakai untuk menunjukkan lidah yang membesar secara
abnormal. Untuk menilai ukuran lidah, maka lidah harus sama sekali beristirahat. Tinggi
normal dari dorsum lidah harus sama dengan bidang oklusal dari gigi-gigi bawah; tepi lateral
dari lidah harus berkontak, tetapi tidak menumpuk dengan tonjol lingual gigi-gigi bawah.
Lidah yang melebar melebihi dimensi ini disebut membesar.
Makroglosia dapat congenital maupun dapatan. Makroglosia congenital dapat disebabkan
oleh hipertrofi otot-otot idiopatik, hemihipertrofi otot-otot, tumor jinak, hamartoma atau kista.
Hipertrofi otot idiopatik seringkali berkaitan dengan defisiensi mental atau dapat merupakan
bagian dari suatu sindrom seperti sindrom Bechwith Wiedemann. Makroglosia dapatan dapat
merupakan akibat dari pembesaran pasif lidah jika gigi-gigi bawah hilang. Dalam kasus ini
pembesaran dapat setempat atau difus, tergantung pada ukuran daerah tak bergigi. Penyakit
sistemik seperti akromegali, kretinisme dan amiloidosis atau neoplasma ganas yang menutup
aliran limfatik dan membuat lidah bengkak dapat menyebabkan makroglosia. Indicator dari
lidah membesar adalah kesulitan bicara, gigi-gigi yang menggeser, maloklusi atau scalloped
tongue. Seringkali daerah lidah yang bersangkutan menunjukkan papilla-papila fungiformis
yang membesar. Jika lidah membesar tersebut menggangu fungsi, maka dianjurkan untuk
menghilangkan penyebab utamanya dan/atau koreksi secara bedah.
Gambar 7. Makroglosia
7. Hairy Leukoplakia
Leukoplakia adalah suatu temuan benar-bener mirip leukoplakia yang menunjukan
infeksi dan immunosupressi dari human immune deficiency virus (HIV-HTL V-III). Lesi ini
terutama terletak pada tepi lateral lidah, tetapi dapat meluas menutupi permukaan dorsal dan
ventralnya. Rupa-rupanya berasal dari virus karena virus virus epstein barr telah diidentifikasi
ada di dalam sel-sel epitel yang terkena. Dinamakan hairy leukoplakia karena kupasan seperti
rambut dari lapisan permukaan parakeratotik terbukti ada secara histologis. Candida albicans
seringkali dihubungkan dengan lesi ini.
Hairy leukoplakia menimbulkan lipatan-lipatan tegak vertikal yang putih pada sisi lateral
lidah. Pada awalnya lesi-lesi tersebut mempunyai lipatan-lipatan agal putih dan lekuk-lekuk
merah muda disekitarnya yang saling bergantian sehingga membuatnya tampak seperti bak
cucidengan lirik putih vertikal yang khas. Lirik-lirik tersebut akhirnya bergabung untuk
membentuk plak-plak putih yang khas atau bercak-bercak berkerut putih tebal yang luas.
Lesi-lesi besar biasanya tidak mempunyai gejala . tepi-tepinya tidak berbatas jelas dan tidak
hilang dengan gosokan. Kejadian bilateral adalah biasa, tetapi lesi-lesi unilateral juga
mungkin. Lesi hairy leukoplakia telah tercatat dijumpai dipalatum dan mukosa pipi. Obat-
obatan antivirus dapat mengurangi ukuran lesinya, tetapi kurang membantu dalam mengubah
proses HIV-nya.
Gambar 8. Hairy leukoplakia
8.Geographic tongue
Geographic tongue merupakan suatu kelainan pada permukaan lidah berupa daerah
kemerahan, tidak berpapila dengan penipisan epitel dorsal lidah, biasanya dikelilingi zona
sempit dari papila yang beregenerasi, berwarna lebih putih dari daerah yang dikelilinginya.
Etiologinya tidak diketahui dengan pasti, tetapi diperkirakan berhubungan dengan stress
emosional, defisiensi nutrisi, herediter, dan hormonal. Lesi ini biasanya sembuh dengan
sendirinya dan muncul kembali di tempat lain. Biasanya kelainan ini asimtomatis, tetapi rasa
terbakar atau iritasi pada lidah umumnya terjadi, terutama akibat makanan yang panas atau
pedas. Ketidaknyamanan yang muncul akibat geographic tongue hilang dan timbul serta
dapat memburuk pada saat-saat tertentu ketika wanita sedang haid atau selama kehamilan.
Gambar 9. geographic tongue
9. Median Rhomboid Glossitis
Pada awalnya median rhomboid glossitis ini merupakan cacat pertumbuhan dari turunnya
tuberkulum impar yang tidak tuntas. Tapi, seiring perjalanan waktu median rhomboid
glossitis ini dipercaya sebagai suatu akibat akhir dari menetapnya infeksi candida albicans
dalam kaitannya dengan factor lain, seperti merokok dan perubahan pH dalam mulut. MRG
ini seringkali mengenai pria dewasa usia pertengahan dan jarang terjadi pada anak-anak.
Pasien diabetic, supresi imun dan pasien yang baru saja selesai mendapat antibiotic spectrum
luas mempunyai prevalensi lebih tinggi terhadap MRG.
MRG adalah bercak licin, gundul, merah, seperti daging tanpa papilla filiformis. Lama
kelamaan lesi tersebut menjadi bergranula, bulat menonjol dan keras. Lokasi yang paling
sering terjadi MRG adalah bagian tengah dorsum lidah, tepat dianterior papilla sirkumvalata.
Ukuran dan bentuk lesi MRG ini bervariasi, tetapi sering tampak oval dan belah ketupat 1 –
2,5 cm, berbatas jelas dengan tepi tidak teratur, tetapi bulat. Keadaan ini umumnya tanpa