BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plankton adalah organisme yang hidup melayang atau mengambang dalam air. Kemampuan geraknya, kalaupun ada, sangat terbatas sehingga organism tersebut selalu terbawa oleh arus (Nontji, 2002). Plankton dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton merupakan tumbuhan yang berukuran mikroskopis yang bebas melayang dan hanyut di perairan serta dapat melakukan proses fotosintesis, sedangkan zooplankton merupakan hewan–hewan laut yang bersifat planktonik dan berukuran mikroskopis (Nybakken, 1992). Fitoplankton dapat dibagi menjadi dua kelas besar yaitu diatom dan dinoflagelata. Diatom adalah salah satu kelompok besar fitoplankton yang banyak menarik perhatian untuk diteliti karena keberadaannya yang selalu mendominasi di wilayah perairan laut khususnya di wilayah bersuhu dingin dan kaya nutrisi. Diatom merupakan penyusun utama fitoplankton baik di ekosistem perairan tawar maupun laut dengan jumlah spesies terbesar dibandingkan komunitas mikroalga lainnya.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Plankton adalah organisme yang hidup melayang atau mengambang dalam air.
Kemampuan geraknya, kalaupun ada, sangat terbatas sehingga organism tersebut selalu
terbawa oleh arus (Nontji, 2002). Plankton dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu
fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton merupakan tumbuhan yang berukuran
mikroskopis yang bebas melayang dan hanyut di perairan serta dapat melakukan proses
fotosintesis, sedangkan zooplankton merupakan hewan–hewan laut yang bersifat planktonik
dan berukuran mikroskopis (Nybakken, 1992). Fitoplankton dapat dibagi menjadi dua kelas
besar yaitu diatom dan dinoflagelata. Diatom adalah salah satu kelompok besar fitoplankton
yang banyak menarik perhatian untuk diteliti karena keberadaannya yang selalu mendominasi
di wilayah perairan laut khususnya di wilayah bersuhu dingin dan kaya nutrisi. Diatom
merupakan penyusun utama fitoplankton baik di ekosistem perairan tawar maupun laut
dengan jumlah spesies terbesar dibandingkan komunitas mikroalga lainnya.
Teluk Jakarta merupakan suatu perairan estuarin/pantai yang terdapat di wilayah DKI
Jakarta. Mempunyai berbagai macam fungsi, antara lain sebagai pintu gerbang bagi
hubungan laut nasional dan internasional, sebagai sumber perikanan bagi penduduk ibukota,
dan juga sebagai perairan penampung bahan – bahan buangan yang masuk ke dalam teluk
dan berbagai aliran beberapa sungai besar (Cisadane, Ciliwung, dan Citarum). Kegiatan pada
lahan tersebut pada umumnya mengeluarkan limbah dan menghasilkan sampah yang
langsung dibuang ke dalam perairan sungai sehingga masuknya sumber-sumber pencemar
tersebut menyebabkan penurunan kualitas perairan.
Perubahan kualitas perairan erat kaitannya dengan potensi perairan ditinjau dari
kelimpahan fitoplankton, khususnya diatom, pencemaran organic dapat dilihat dari dominansi
suatu marga diatom. Oleh karena itu, dilakukan pengamatan tentang identifikasi dan
kelimpahan diatom di Teluk Jakarta.
1.2 Permasalahan
Permasalahan dalam kerja praktek ini yaitu diatom apa saja yang terdapat di Teluk
Jakarta dan bagaimanakah kelimpahan diatom di Teluk Jakarta.
1.3 Tujuan
Tujuan dari kerja praktek ini adalah untuk mengidentifikasi diatom Teluk Jakarta dan
mengetahui kelimpahan diatom di Teluk Jakarta.
1.4 Manfaat
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tentang jenis diatom apa saja
yang terdapat di Teluk Jakarta dan bagaimana kelimpahannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Plankton
Plankton adalah organisme yang hidup melayang atau mengambang dalam air.
Kemampuan geraknya, kalaupun ada, sangat terbatas sehingga organism tersebut selalu
terbawa oleh arus (Nontji, 2002). Plankton dapat dibagi menjadi dua golongan utama yaitu
fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton (sering disebut plankton nabati) merupakan
tumbuhan yang amat banyak ditemukan di semua perairan, tetapi karena ukurannya
mikroskopis sukar dilihat kehadirannya. Konsentrasinya bisa ribuan hingga jutaan sel per liter
air. Zooplankton, sering pula disebut plankton hewani, terdiri dari sangat banyak jenis hewan.
Ukurannya lebih besar dari fitoplankton, bahkan ada pula yang bisa mencapai lebih satu
meter seperti pada ubur-ubur (Romimohtanto, 2003). Di dalam kelompok fitoplankton
diantaranya yang utama adalah diatom, dinoflagellata, coccolithophore, dan criptomonads,
sedangkan ke dalam kelompok zooplankton dimasukkan jutaan zooplankton mulai dari filum
Protozoa sampai dengan filum Chordata (Arinardi, 1997).
Untuk memudahkan penggolongan jenis organisme planktonis tersebut dibagi dalam
beberapa kategori berdasarkan:
Habitat
Berdasarkan habitat, plankton dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu:
a. Plankton pantai, terdapat di dekat pantai, penyebaran tergantung dalamnya air dan
tipe sirkulasi. Merupakan produsen yang terbanyak di laut karena banyak
mengandung makanan.
b. Plankton laut, merupakan holoplankton yang penyebarannya jauh dari pantai tetapi di
laut terbuka. Hidupnya tergantung pada kondisi pantai (Sediadi, 1986).
Ukuran
Berdasarkan ukuran plankton dapat dibedakan dalam empat ukuran, yaitu:
a. Megaplankton, dapat ditangkap dengan jarring kasar dan dapat dilihat dengan mata,
mempunyai ukuran lebih besar dari 2000 µm.
b. Makroplankton, plankton dengan ukuran antara 200 – 2000 µm.
c. Mikroplankton, plankton dengan ukuran 20 – 200 µm dan dapat ditangkap dengan
jarring plankton. Ada juga nanoplankton dengan ukuran 2 – 20 µm.
d. Ultraplankton, plankton dengan ukuran lebih kecil dari 2 µm dan hanya dapat
disaroing dengan kertas saring yang keras.
(Nontji, 2008)
Lama siklus hidup
Berdasarkan lamanya siklus hidup, plankton dapat dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu:
a. Plankton sementara atau neuroplankton, yaitu telur dan larva planktonis yang banyak
terdapat di perairan pantai (neritic), misalnya nauplius (larva barnacles), valigers
(larva Pelecypoda), lanula (larva coelenterata), dan pluteus (larva Echinodermata).
Plankton jenis ini hidupnya musiman karena jumlah individu tergantung dari habitat
pemijahan induknya.
b. Plankton tetap dimana seluruh hidupnya berupa plankton yang sering disebut
holoplankton dan organism ini meliputi hamper semua plankton binatang.
(Nontji, 2008)
2.2 Fitoplankton
Fitoplankton didefinisikan sebagai organisme-tumbuhan mikroskopik yang hidup
melayang, mengapung di dalam air dan memiliki kemampuan gerak yang terbatas.
Fitoplankton terdiri dari divisi chrysophyta (diatom), chlrorophyta dan cyanophyta. Biasanya
chlorophyta dan cyanophyta mudah ditemukan pada komunitas plankton perairan tawar
sedangkan chrysophyta dapat ditemukan diperairan tawar dan asin. Komunitas fitoplankton
umumnya didominasi oleh jenis fitoplankton yang berukuran lebih kecil dari 10 mm. Dalam
pertumbuhannya setiap jenis fitoplankton mempunyai respon yang berbeda terhadap
perbandingan nutrien yang terlarut dalam badan air. Oleh karena itu perbandingan nutrien,
khususnya nitrogen, fosfor dan silikat terlarut sangat menentukan dominasi suatu jenis
fitoplankton di perairan (Oxborough dan Baker, 1997; Ekwu dan Sikoki, 2006).
Fitoplankton mempunyai fungsi penting di laut, karena bersifat autrofik, yaitu dapat
menghasilkan sendiri bahan organic makanannya. Fitoplankton mengandung klorofil dan
karenanya mempunyai kemampuan berfotosintesis yakni menyadap energi surya untuk
mengubah bahan inorganic menjadi bahan organic. Karena kemampuannya memproduksi
bahan organic dari bahan inorganic ini, maka fitoplankton juga disebut sebagai produsen
primer (Nontji, 2008).
2.3 Diatom
Diatom merupakan mikroalga uniseluler yang distribusinya sangat universal di semua
tipe perairan. Diatom merupakan penyusun utama fitoplankton baik di ekosistem perairan
tawar maupun laut dengan jumlah spesies terbesar dibandingkan komunitas mikroalga
lainnya. Diatom mempunyai kontribusi 40 - 45% produktivitas laut sehingga lebih produktif
dibandingkan dengan hutan hujan di seluruh dunia (Anonim, 2003). Diatom mempunyai
keunikan dan sangat spesifik, karena arsitektur dan anatomi dinding selnya yang tersusun dari
silika, menyebabkannya dapat tersimpan dalam kurun waktu yang sangat lama di dalam
sedimen. Potensi diatom sebagai bioindikator lebih baik dibandingkan dengan kelompok
organisme yang lainnya. Keunggulan tersebut karena distribusi luas, populasi variatif,
penting dalam rantai makanan, dijumpai di hampir semua permukaan substrat (mampu
merekam sejarah habitat), siklus hidup pendek dan reproduksi cepat, banyak spesies sensitive
terhadap perubahan lingkungan, mampu merefleksikan perubahan kualitas air dalam jangka
pendek dan panjang, mudah pencuplikan; pengelolaan dan identifikasinya (Soeprobowati,
TR, dan Suewarno Hadisusanto, 2009)
Diatom berarti terdiri dari dua bagian dimana tiap bagiannya tidak dapat dibagi lagi,
yaitu epiteka yang merupakan bagian tutup sedangkan hipoteka merupakan wadahmya.
Diatom juga disebut Bacillariophyceae, yang berarti bentuknya batang, kebanyakan diatom
memang berbentuk seperti batang, tapi banyak juga sel yang sama sekali tidak berbentuk
seperti batang seperti pada Surirella, Biddulphia dan lain sebagainya (Sachlan, 1982).
Atas dasar perbedaan struktur dindingnya, diatom dibagi dalam 2 golongan, yaitu
pennate dan centric. Prinsip perbedaan antara pennate dan centric adalah pada pennate tutup
dan wadahnya terdapat raphe, yaitu lubang yang memanjang dari ujung ke ujung sel, dimana