Top Banner

of 50

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    1/50

    KELIMPAHAN GLASS EEL (Anguilla sp.)DI KUALA

    IE MAMEH GAMPONG BEURENUT KABUPATEN

    ACEH BESAR

    SKRIPSI

    Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan

    memenuhi syaratguna memperolehgelar Sarjana Perikanan

    Oleh:

    MUNTAZIR

    0908106010008

    PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRANFAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

    UNIVERSITAS SYIAH KUALA

    DARUSALAM - BANDA ACEH

    JUNI 2014

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    2/50

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    3/50

    i

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan glass eel (Anguilla sp.) di

    Kuala Ie Mameh Gampong Beurenut, Kecamatan Seulimun, Kabupaten Aceh Besarpada saat dua fase bulan yaitu pada bulan gelap dan bulan terang, pada tanggal 25

    mei 2013 sampai dengan 9 juni 2013, penelitian ini menggunakan metode

    systematic sampling. Lokasi peneletian terdiri dari tiga stasiun yaitu stasiun

    pertama menuju arah hulu sungai, stasiun dua berjarak dari stasiun pertama 50

    meter ke arah muara sungai dan stasiun tiga terletak di bibir muara dengan jarak 50

    meter dari stasiun kedua. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelimpahan

    tertinggi ditemukan pada saat bulan gelap H yaitu mencapai 1,33 ind/m2,

    selanjutnya H+1 (O,50 ind/m2) dan H -1 (0,89 ind/m2). Adapun pada saat bulan

    terang glass eel sama sekali tidak ditemukan. Sehingga dapat disimpulkan

    kelimpahanglass eel(Anguillasp.) hanya diperoleh pada saat bulan gelap.

    Kata kunci:glass eel, Kelimpahan,Anguillasp.

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    4/50

    ii

    ABSTRACT

    This study aims to determine the abundance of glass eel(Anguillasp.) in Kuala IeMameh Beurenut estuaries, Seulimun Subdistrict, Aceh Besar during the two

    phases of the moon is at new moon and full moon, on the 25th May 2013 to June 9,

    2013, this study usedsystematic samplingmethods. Location this study consists of

    three stations, namely the first station toward the river upstream, two stations within

    the first 50 meters of the station towards the river mouth and the three stations

    located at the estuary mouth with a distance of 50 meters from the second station.

    The results of this study showed that the highest abundance was found during the

    dark months, reaching 1.33ind/m2 H, then H +1 (O, 50ind/m2) and H -1

    (0.89ind/m2). As for when the bright moon glass eelwas not found at all. So it can

    be concluded abundance ofglass eel (Anguillasp.) Only obtained during the dark

    months.

    Keywords:glass eel, Abundance,Anguilla sp

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    5/50

    iii

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahim

    Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan

    proposal skripsi yang berjudul Kelimpahan glass eel ikan sidat (Angui l la sp.) di

    Kuala I e Mameh Gampong Beurenut Kabupaten Aceh Besaruntuk melengkapi

    tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Perikanan

    di Koordinatorat Kelautan dan Perikan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

    Shalawat dan salam tidak lupa penulis sampaikan pada junjungan alam Nabi

    Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kegelapan kepada

    alam yang penuh ilmu pengetahuan.

    Penulis menyadari bahwa penulisan proposal skripsi ini masih terdapat

    kekurangan, baik dilihat dari segi isi maupun pembahasan. Penulis mengharapkan

    kritik dan saran yang bermanfaat dari pembaca untuk kesempurnaan penulisan di

    masa yang akan datang. Mudah-mudahan semua bantuan, masukan dan dorongan

    yang diberikan dengan penuh keikhlasan akan mendapat balasan yang setimpal dari

    Allah SWT. Akhir kata penulis berharap dengan rahmat Allah SWT skripsi ini

    dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Amin Ya Rabbal Alamin.

    Banda Aceh, Juni 2014

    Penulis

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    6/50

    iv

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Selama penelitian hingga penyusunan proposal skripsi ini, penulis telah

    banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis

    mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah

    banyak membantu baik dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini

    terutama kepada:

    1.

    Ibu Cut Nanda Defira, M.Si sebagai Pembimbing Utama yang telah banyak

    memberi waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan petunjuk

    hingga selesainya skripsi ini.

    2.

    Bapak Sayyid Afdhal El Rahimi, M.Si selaku Pembimbing Pembantu yang

    telah banyak membantu dan memberikan pengarahan serta saran selama

    pembuatan dan penyelesaian skripsi.

    3.

    Ibu Irma Dewiyanti, M.Sc selaku Ketua Jurusan Budidaya Perairan Fakultas

    Kelautan dan Perikanan Unsyiah .

    4. Bapak Syahrul Purnawan, M.Si sebagai dosen wali yang telah memberikan

    dukungannya.

    5. Ayahanda Zaini Daud dan Ibunda Nilawati, S.pd, Abang Herizal, dan seluruh

    keluarga yang telah memberi dukungan sepenuhnya, baik moril maupun meteril

    untuk kesuksesan penulis dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.

    6.

    Seluruh teman-teman baikku, teman-teman angkatan 2009 Jurusan Budidaya

    Perairan atas segala bantuan dan dukungannya.

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    7/50

    v

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... i

    ABSTRAK .................................................................................................... ii

    ABSTRACT .................................................................................................. iii

    KATA PENGANTAR .................................................................................. iv

    UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................... v

    DAFTAR ISI ................................................................................................ vi

    DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ixDAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

    1.1 Latar belakang .............................................................................. 1

    1.2 Tujuan Penelitian .......................................................................... 2

    1.3 Rumusan masalah ......................................................................... 3

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 4

    2.1 Jenis Ikan Sidat (Anguilla sp.)...................................................... 4

    2.2 Biologi Ikan Sidat (Anguilla sp.).................................................. 6

    BAB III METODELOGI PENELITIAN .................................................. 10

    3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 10

    3.2 Bahan dan Peralatan ..................................................................... 11

    3.3 Metode Penelitian ......................................................................... 11

    3.4 Pengambilan Sample (sampling) .................................................. 12

    3.5 Pengukuran kualitas air ................................................................ 13

    3.6 Analisa Data ................................................................................. 14

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 15

    4.1 Bedasarkan antara komposisi dan jumlah individuglass eelpada

    bulan gelap ................................................................................... 15

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    8/50

    vi

    4.2 Kelimpahanglass eelpada bulan gelap ....................................... 16

    4.3 Jumlah individu dan kelimpahanglass eelpada bulan terang ..... 18

    4.4 Nilai parameter kualitas air ......................................................... 19

    4.5 Ukuran panjang total (TL)glass eel............................................. 22

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan .................................................................................. 23

    5.2 Saran ............................................................................................. 23

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 24

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    9/50

    vii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 2.1 Jenis-jenis Ikan Sidat (Anguilla sp.).............................................. 6

    Tabel 3.1 Alat dan Bahan ............................................................................... 11

    Tabel 4.1 Jumlah rata-rata individuglass eelpada bulan gelap (m2) ............ 15

    Tabel 4.2 Kelimpahanglass eelpada bulan gelap (ind/m2) ........................... 16

    Tabel 4.3 Nilai parameter kualitas air pada bulan gelap ................................ 20

    Tabel 4.4 Nilai parameter kualitas air pada bulan terang............................... 20

    Tabel 4.5 Panjang Totalglass eel.................................................................. 22

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    10/50

    viii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1 Ikan sidat (Anguillasp.) ................................................................ 5

    Gambar 2 Petalokasi Penelitian ..................................................................... 10

    Gambar 3 Kelimpahanglass eel (Anguillasp.) pada bulan gelap ................. 17

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    11/50

    ix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    1. Jumlah pengambilan dataglass eeldan parameter kualitas air

    pada bulan gelap di stasiun 1, 2 dan 3 . ............................................... 27

    2. Perhitungan nilai rata-rata kelimpahanglass eelda parameter

    Kualaitas air per stasiun ....................................................................... 31

    3. Data pengukuran panjangglass eel .................................................... 32

    4. Dokumentasi saat penelitian ................................................................ 36

    5. Biodata ................................................................................................. 39

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    12/50

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang

    Ikan sidat (Anguillasp.) merupakan jenis ikan yang bernilai secara ekonomi

    di pasar internasional (Jepang, Hongkong, Jerman, Italia dan beberapa negara lain).

    Dengan demikian ikan ini memiliki potensi sebagai komoditas ekspor. Tidak seperti

    halnya di negeri lain (Jepang, dan negara-negara Eropa), di Indonesia sumberdaya

    ikan sidat belum banyak dimanfaatkan. Hal ini terlihat dari tingkat pemanfaatan ikan

    sidat secara lokal (dalam negeri) masih sangat rendah, padahal jumlah ikan ini baik

    dalam ukuran benih maupun ukuran konsumsi cukup melimpah. Salah satu

    penyebabnya adalah ikan ini belum banyak dikenal, sehingga kebanyakan penduduk

    Indonesia belum familiar untuk mengkonsumsi ikan sidat. Demikian pula

    pemanfaatan ikan untuk tujuan ekspor masih sangat terbatas.

    Ikan sidat mempunyai keunikan dalam fase kehidupannya karena pada fase

    larva dan benih hidup di laut, saat remaja dan dewasa mendiami perairan tawar

    hingga tiba saatnya melakukan ruaya catadromouskembali ke laut untuk melakukan

    pemijahan yang kemudian mati setelah melepaskan telurnya. Hal tersebut di

    kemukakan oleh beberapa ikhtiologis bahwa ikan sidat hanya memiliki satu siklus

    hidup, artinya setelah memijah ikan sidat tersebut akan mati (Tesch, 1977).

    Larva Anguilla japonica yang ditemukan misalnya, diduga induk sidat

    tersebut bermigrasi dari lokasi pembesaran ke daerah pemijahannya berjarak ribuan

    kilometer ke laut terbuka. Sebaliknya, larva A. japonica tersebut dalam ruaya

    anadromousnyamenuju perairan estuaria mengalami beberapa fase kehidupan dari

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    13/50

    2

    leptochepali metamorphosis yaitu memiliki tubuh yang rata yang mengandung zat

    transparan seperti jelly di dalam tubuh dan lapisan tipis otot dengan myomeres

    terlihat dari luar, hingga elverdiperkirakan berumur 100140 hari dengan panjang

    total sekitar 60 mm (Kawakami et al. 1998). Elver yang tiba di perairan estuaria

    Asia Timur panjangnya sekitar 5560 mm TL (Kawakami et al, 1998).

    Informasi migrasi ke pantai dari spesies sidat tropis adalah bersifat

    elementer yaitu migrasi secara sementara dibandingkan jenis sidat perairan sub

    tropis (Budimawan, 1998). Pada daerah tropis, beberapa jenis sidat menghuni secara

    sympatric yaitu spesies yang menyimpang sementara dalam mendiami suatu

    tempat yang sama, sehingga ketepatan dalam mengidentifikasi jenis spesies sangat

    sulit dilakukan sebab analisis karakter kunci sangat tumpang-tindih diantara spesies.

    Kuala Ie Mameh Beurenut Kabupaten Aceh Besar merupakan salah satu

    sumber yang terdapat ikan sidat danglass eel(Anguilla sp.).Muara sungai yang ada

    di Indonesia umumnya memiliki kelimpahan glass eel (Anguillasp.) dan ikan sidat

    dewasa. Selama ini kurang dimanfaatkan oleh para pembudidaya untuk melakukan

    penangkapan glass eel (Anguilla sp.) maupun ikan sidat dewasa di muara sungai.

    Kuala Ie Mameh Beurenut juga terdapat daerah penyebaran ikan sidat dan sangat

    cocok untuk kehidupan ikan sidat serta membudidayakan ikan sidat.

    1.2 Tujuan Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

    kelimpahanglass eel(Anguillasp.) berdasarkan fase bulan gelap dan bulan terang di

    Kuala Ie Mameh Gampong Beurenut Kabupaten Aceh Besar.

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    14/50

    3

    1.3 Rumusan Masalah

    Salah satu sumberdaya perikanan Aceh yang potensial di kawasan Kuala Ie

    Mameh Beurenut adalah penyebaran glass eeldan ikan sidat dewasa (Anguillasp.),

    berdasarakan informasi yang diperoleh belum ada pemanfaatan ikan sidat untuk

    dibudidayakan. Kawasan Kuala Ie Mameh Gampong Beurenut sangat potensial akan

    sumberdaya ikan sidat (Anguilla sp.) untuk peningkatan mata pencaharian kepada

    Nelayan, tetapi Kuala Ie Mameh gampong Beurenut Kabupaten Aceh Besar belum

    diketahui kelimpahanglass eeluntuk melakukan usaha budidaya.

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    15/50

    4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Jenis Ikan Sidat (Anguilla sp.)

    Ikan sidat (Anguilla sp.) termasuk dalam genus Anguilla, famili Anguillidae,

    seluruhnya berjumlah 19 spesies. Di wilayah Pasifik Barat (sekitar perairan

    Indonesia) dikenal ada tujuh spesies ikan sidat yaitu : Anguilla celebensis dan

    Anguilla borneensis, yang merupakan jenis endemik di perairan sekitar pulau

    Kalimantan dan Sulawesi, Anguilla interiorisdan Anguilla obscurayang berada di

    perairan sebelah utara Pulau Papua, Anguilla bicolor pasifica yang dijumpai di

    perairan Indonesia bagian utara (Samudra Pasifik), Anguilla bicolor pasifica yang

    berada di sekitar Samudra Hindia (di sebelah barat Pulau Sumatra dan selatan Pulau

    Jawa), sedangkan Anguilla marmorata merupakan jenis yang memiliki sebaran

    sangat luas di seluruh perairan tropis (Affandi, et al, 1995).

    Di wilayah Pasifik Barat (sekitar perairan Indonesia) dikenal ada tujuh

    spesies ikan sidat yaitu : Anguilla celebensis dan Anguilla borneensis, yang

    merupakan jenis endemik di perairan sekitar pulau Kalimantan dan Sulawesi,

    Anguilla interiorisdanAnguilla obscurayang berada di perairan sebelah utara Pulau

    Papua, Anguilla bicolor pasifica yang dijumpai di perairan Indonesia bagian utara

    (Samudra Pasifik), Anguilla bicolor pasificayang berada di sekitar Samudra Hindia

    (di sebelah barat Pulau Sumatra dan selatan Pulau Jawa), sedangkan Anguilla

    marmoratamerupakan jenis sidat kosmopolitan yang memiliki sebaran sangat luas di

    seluruh perairan tropis (Kamil, 2000).

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    16/50

    5

    Ikan sidat termasuk dalam kategori ikan katadromus, ikan sidat dewasa akan

    melakukan migrasi ke laut untuk melakukan pemijahan, sedangkan anakan ikan sidat

    hasil pemijahan akan kembali lagi ke perairan tawar hingga mencapai dewasa. Sejak

    awal tahun 1980, jumlah glass eel yang memasuki sungai-sungai di Eropa

    mengalami penurunan hingga tinggal 1% dari jumlah semula. Menurunnya jumlah

    glass eelyang memasuki suatu wilayah perairan menunjukkan kemungkinan adanya

    penurunan kualitas lingkungan yang mengancam populasi sidat.

    Ikan sidat termasuk dalam genus Anguilla, famili Anguillidae, seluruhnya

    berjumlah 19 spesies. Wilayah penyebarannya meliputi perairan Indo-Pasifik,

    Atlantik dan Hindia. Ikan sidat merupakan ikan nokturnal, sehingga keberadaannya

    lebih mudah ditemukan pada malam hari, terutama pada bulan gelap. Bleeker dalam

    Liviawaty dan Afrianto (1998), mengatakan bahwa ikan sidat mempunyai klasifikasi

    sebagai berikut :

    Phylum : Chordata

    Class : Pisces

    Ordo : Apodes

    Famili : Anguillidae

    Genus : Anguilla

    Spesies : (Anguillasp.)

    Gambar 1 Ikan sidat (Anguillasp.)

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    17/50

    6

    Tabel 2.1 Jenis-jenis Ikan Sidat (Anguillasp.)

    No Valid Name Author English Name

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

    11.

    12.

    13.

    14.15.

    16.

    17.

    18.

    19.

    20.

    21.

    Anguilla

    Anguilla Australis

    Anguilla Australis Schmidti

    Anguilla Bengalensis

    Anguilla Bengalensis labiata

    Anguilla Bicolor

    Anguilla brevicep

    Anguilla Bicolor pacifica

    Anguilla celebencis

    Anguilla dieffenbachii

    Anguilla interioris

    Anguilla Japonica

    Anguilla malgumora

    Anguilla marmorataAnguilla megastoma

    Anguilla mossambica

    Anguilla nebulosa

    Anguilla nigricans

    Anguilla obscura

    Anguilla reinharditi

    Anguilla rostrata

    (Linnaeus, 1758)

    (Richardson, 1981)

    (Philipps, 1925)

    (Gray, 1831)

    (Peters, 1852)

    (McClelland, 1844)

    (Schmidt, 1928)

    (Chu, 1984)

    (Kaup, 1856)

    (Gray, 1842

    (Whitle, 1938)

    (Temminck, 1984)

    (Kaup, 1856)

    (Quoy, 1824)(Kaup, 1856)

    (Peters, 1852)

    (McClelland, 1844)

    (Chu ; wu, 1984)

    (Ghunther, 1872)

    (Steindachner,1817)

    (Lesueur, 1817)

    European eel

    Shortfin

    Highlands long finned eel

    Indian mottled eel

    African mottled eel

    Indian Short finned eel

    Indian Short finned eel

    Celebes Longfin eel

    New Zealand Longfin eel

    Schlegel Japanese eel

    Indonesian longfinned eel

    Giant Mottled eelPolynesian longfinned eel

    African longfinned eel

    Mottled eel

    Pacific shortfinned eel

    American eel

    Speckled longfin eel

    Sumber data: Budimawan, 1998

    2.2 Biologi Ikan Sidat (Anguilla sp.)

    Ikan sidat (Anguilla sp.) termasuk dalam kategori ikan katadromus, ikan sidat

    dewasa akan melakukan migrasi ke laut untuk melakukan pemijahan, sedangkan

    anakan ikan sidat hasil pemijahan akan kembali lagi ke perairan tawar hingga

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    18/50

    7

    mencapai dewasa. Wilayah penyebarannya meliputi perairan Indo-Pasifik, Atlantik

    dan Hindia. Ikan sidat (Anguilla sp.) merupakan ikan nokturnal, sehingga

    keberadaannya lebih mudah ditemukan pada malam hari, terutama pada bulan gelap.

    Ikan sidat betina lebih menyukai perairan esturia, danau dan sungai-sungai

    besar yang produktif, sedangkan ikan sidat jantan menghuni perairan berarus deras

    dengan produktifitas perairan yang lebih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa

    perubahan produktifitas suatu perairan dapat mempengaruhi distribusi jenis kelamin

    dan rasio kelamin ikan sidat. Perubahan produktifitas juga sering dihubungkan

    dengan perubahan pertumbuhan dan fekunditas pada ikan sidat jantan tumbuh tidak

    lebih dari 44 cm dan matang gonad setelah berumur 3-10 tahun (Affandi, et al,

    1995).

    Apabila sudah datang masa untuk mengadakan ruaya, ikan sidat (Anguilla

    sp.) yang hidup dalam perairan tertutup akan keluar mencari sungai yang menuju ke

    laut. Selama perjalanan sampai ke tempat pemijahan, ikan sidat (Anguilla sp.) tidak

    makan dan mengalami perubahan akibat perjalanan tersebut. Perubahan tersebut

    diantaranya adalah tubuhnya menjadi kurus, matanya membesar sampai empat kali

    lipat, hidungnya semakin lancip dan warna tubuhnya berubah menjadi warna silver.

    Ikan sidat (Anguilla sp.) mampu mencapai jarak perjalanan ruaya hingga 4000 mil.

    Toleransi kedalaman untuk pemijahannya yaitu pada kedalaman 400 meter, dengan

    suhu 16C 17C. Sidat (Anguilla sp.) tergolong gonokhoris yang tidak

    berdiferensiasi, yaitu kondisi seksual berganda yang keadaannya tidak stabil dan

    dapat terjadi intersex yang spontan (Kamil, et al, 2000).

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    19/50

    8

    Stadia perkembangan ikan sidat (Anguilla sp.) baik tropik maupun subtropik

    (temperate) umumnya sama, yaitu stadia leptochephalus, stadia metamorphosis,

    stadia glass eel atau elver, yellow eel dan silver eel (sidat dewasa atau matang

    gonad). Setelah tumbuh dan berkembang di perairan tawar, sidat dewasa (yellow eel)

    akan berubah menjadi silver eel (sidat matang gonad), dan selanjutnya akan

    bermigrasi ke laut untuk berpijah. Lokasi pemijahan sidat tropis diduga berada di

    perairan Samudra Indonesia, tepatnya di perairan barat pulau Sumatera (Pratiwi,

    1998).

    Juvenil ikan sidat (Anguilla sp.) hidup selama beberapa tahun di sungai-

    sungai dan danau untuk melengkapi siklus reproduksinya. Selama melakukan ruaya

    pemijahan, induk sidat (Anguilla sp.) mengalami percepatan pematangan gonad dari

    tekanan hidrostatik air laut, kematangan gonad maksimal dicapai pada saat induk

    mencapai daerah pemijahan. Proses pemijahan berlangsung pada kedalaman 400 m,

    induk sidat mati setelah proses pemijahan (Herianti, 2005).

    Waktu berpijah sidat (Anguilla sp.) di perairan Samudra Hindia berlangsung

    sepanjang tahun dengan puncak pemijahan terjadi pada bulan Mei dan Desember

    untukAnguilla bicolor bicolor, Oktober untuk Anguilla marmorata, dan Mei untuk

    Anguilla nebulosa nebulosa. Di perairan segara Anakan, Anguilla bicolor dapat

    ditemukan pada bulan September dan Oktober, dengan kelimpahan tertinggi pada

    bulan September (Taufik, et al, 2005).

    Makanan utama larva sidat adalah plankton, sedangkan sidat dewasa

    menyukai cacing, serangga, moluska, udang dan ikan lain. Sidat dapat diberi pakan

    buatan ketika dibudidayakan. Makanan terbaik untuk sidat pada stadia

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    20/50

    9

    preleptochepali adalah telur ikan hiu, dengan makanan ini sidat stadia

    preleptochepali mampu bertahan hidup hingga mencapai stadia leptochepali

    (Rovara, et al, 2007).

    Aktivitas Ikan sidat (Anguilla sp.) akan meningkat pada malam hari, sehingga

    jumlah Ikan sidat (Anguilla sp.) yang tertangkap pada malam hari lebih banyak dari

    pada yang tertangkap pada siang hari. Hal ini menunjukkan bahwa sidat cenderung

    memilih habitat yang memiliki salinitas rendah. Salinitas merupakan parameter yang

    paling berpengaruh terhadap kelimpahan. Kelimpahan sidat yang paling tinggi terjadi

    pada saat bulan gelap (Kamil, et al, 2000).

    Ikan sidat (Anguilla sp.) mampu beradaptasi pada kisaran suhu 12oC-31oC,

    sidat mengalami peurunan nafsu makan pada suhu lebih rendah dari 12oC. Salinitas

    yang bisa ditoleransi berkisar 0-35 ppm. Sidat mempunyai kemampuan mengambil

    oksigen langsung dari udara dan mampu bernapas melalui kulit diseluruh tubuhnya.

    Salinitas secara tidak langsung berpengaruh terhadap gas-gas terlarut dan daya racun

    amoniak. Semakin tinggi salinitas maka kapasitas maksimum oksigen semakin kecil.

    ikan sidat mempunyai kemampuan bernafas melalui kulit sekitar 60% dan 40%

    melalui insang. Apabila konsentrasi oksigen menurun hingga 1,0 2,0 ppm maka

    ikan sidat akan sering muncul di permukaan air. Oksigen minimal yang dibutuhkan

    oleh ikan sidat sekitar 3,0 ppm, bila kurang dari itu dan suhu antara 20C 23C

    akan mengurangi nafsu makan sehingga laju pertumbuhan akan menurun (Matsui,

    1982; Sarwono, 1999).

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    21/50

    10

    BAB III

    METODELOGI PENELITIAN

    3.1 Lokasi dan waktu penelitian

    Penelitian ini dilakukan di muara sungai Kuala Ie Mameh Gampong Bereunut

    Kecamatan Seulimun Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh pada saat dua fase bulan

    yaitu pada bulan gelap dan bulan terang, Pada tanggal 25 mei 2013 sampai dengan 9

    juni 2013.Gambar 2 menunjukkan lokasi penelitian, yaitu muara sungai Kuala Ie

    Mameh Gampong Bereunut Kecamatan Seulimun Kabupaten Aceh Besar Provinsi

    Aceh.

    Gambar 2 Peta lokasi penelitian

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    22/50

    11

    3.2 Bahan dan peralatan

    Bahan dan peralatan yang diperlukan dalam penelitian ini disajikan pada

    Tabele 3.1 :

    Tabel 3.1 Alat dan Bahan

    No Alat dan Bahan Jumlah Fungsi

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

    11.

    12.

    13

    14.

    Seser

    Senter

    Pisau

    Refaktor meter

    pH meter

    DO meter

    GPS

    Tali

    Alat tulis

    Timba

    Stop Wacth

    Kamera Digital

    Formalin

    Botol sampel

    1 Buah

    1 Buah

    1 Buah

    1 Buah

    1 Buah

    1 Buah

    1 Buah

    4 Liter

    1 Buah

    30 Meter

    1 Set

    1 Buah

    1 Buah

    1 Buah

    Alat penangkapan ikan

    Melihatglass eel

    Pemotong

    Pengukur kualitas air

    Pengukur kualitas air

    Pengukur kualitas air

    Dokumentasi

    Pembatas area sampling

    Dokumentasi

    Wadah penyimpanan sampel

    Penghitung waktu

    Dokumentasi

    Pengawet sampel

    Penyimpanan sampel

    3.3 Metode penelitian

    Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sistematika sampling,

    yaitu pengambilan sampel didasarkan dengan jarak yang sama pada wilayah

    penangkapan. Lokasi penelitian terdiri dari 3 stasiun yaitu stasiun pertama menuju ke

    arah hulu sungai, stasiun ke dua berjarak dari stasiun pertama 50 meter menuju ke

    arah muara dan stasiun ke tiga terletak pada bibir muara dengan jarak 50 meter dari

    stasiun ke dua. Sampling dilakukan pada saat dua fase bulan yaitu pada bulan gelap

    H-1, H, H+1 tanggal 24 sampai dengan 26 mei 2013 dan pada bulan terang H-1, H,

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    23/50

    12

    H+1 tanggal 8 sampai dengan 10 juni 2013, sampling dilakukan mulai dari jam 20:00

    Wib sampai dengan 04:00 Wib di Muara Sungai Kuala Ie Mameh Gampong

    Beurenut Kecamatan Seuliemun Kabupaten Aceh Besar.

    3.4 Pengambilan sampel (sampling)

    Sampling dilakukan mulai pukul 20:00 Wib sampai dengan 04:00 Wib

    selama 5 menit dengan waktu jedah 55 menit per jam sampling pada setiap

    stasiun sampling.

    Pada setiap stasiun diberikan penanda atau patok set garis transek sepanjang

    2x6 meter merupakan luas area pengambilan sampel m2.

    Satu alat tangkap (seser) yang berukuran mata jarring 1 mm dioperasikan

    oleh satu penangkap pada masing-masing stasiun tersebut.

    Setiap stasiun masing-masing penangkap harus berhenti sejenak untuk

    mengecek ada atau tidaknya sampel, bila didapatkan sampel segera

    dimasukan kedalam botol sampel untuk diawetkan dan ulangi sampling

    tersebut selama waktu yang sudah di tentukan.

    Penyamplingan dilakukan pada saat bulan mati (kelender hijrah) dan juga

    penyamplingan dilakukan pada saat bulan purnama (kelender hijrah).

    Pengawetan sampel menggunakan formalin 10%, setiap botol sampel diberi

    label (stasiun, tanggal, jam, dan jumlah sampel yang di dapatkan). Setelah

    sampling semua botol sampel disimpan dalam container dan kemudian dicatat

    jumlah sampel perjam pada setiap botol sampel di lembaran data (data sheet)

    dengan pensil.

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    24/50

    13

    3.5 Pengukuran kualitas air

    Pengukuran kualitas air dilakukan in situ dengan parameter yang diukur

    adalah sebagai berikut :

    Pengukuran salinitas yaitu menggunakan alat Refraktometer, sebelumya

    sampel air diambil dengan menggunakan pipet tetes, kemudian di tetesi pada

    Refraktometer. Pengukuran pH dengan menggunakan pH meter yang dimasukkan

    kedalam perairan selama beberapa menit sampai pH meter meunjukkan atau berhenti

    pada angka tertentu. Pengukuran suhu dilakukan dengan cara mencelupkan

    thermometer kedalam perairan. Thermometer diikat pada bagian pangkal, kemudian

    thermometer digantung pada permukaan perairan beberapa menit dan suhu dibaca

    setelah thermometer menunjukkan hasil yang akurat, dan pengukuran Oksigen

    terlarut dengan menggunakan DO Meter. Sebelum dilakukan pengukuran, DO Meter

    dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan Aquades agar mendapatkan hasil

    yang akurat. Pengukuran parameter kualitas air juga dilakukan pada 3 stasiun di

    muara sungai. Semua pengukuran parameter kualitas air di atas dicatat datanya

    perjam pada masing-masing stasiun mulai dari pukul 20.00 wib sampai dengan 04.00

    wib.

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    25/50

    14

    3.6 Analisa Data

    Setelah melakukan pengamatan secara visual terhadap glass eel, di

    lakukan penghitungan kelimpahan ikan. Kelimpahan menurut Brower dan Zar (1977)

    adalah jumlah individu per satuan luas atau volume, dengan rumus sebagai berikut :

    Keterangan :

    Ni = Kelimpahan (ind/m2)

    ni = Jumlah individu spesies

    A = Luas daerah pengambilan contoh (m2)

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    26/50

    15

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Jumlah individu glass eel pada bulan gelap

    Bedasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kuala Ie Mameh Gampong

    Beurenut Kecamatan Seulimun Kabupaten Aceh Besar perhitungan glass eel yang

    diperoleh dari stasiun 1, 2 dan 3 pada bulan gelap H-1, H, H+1 menunjukan hasil

    yang berbeda, pada stasiun 1 diperoleh jumlah individuglass eelbulan gelap H -1 (3

    m2), H (2 m2) dan H +1 (3 m2), di stasiun 2 diperoleh jumlah individu glass eeljauh

    lebih banyak dibandingkan dengan stasiun 1 bulan gelap H -1 (6 m2), H (9 m2) dan H

    +1 (4 m2), kemudian stasiun 3 diperoleh jumlah individu glass eel lebih tinggi

    dibandingkan dengan stasiun 1 dan 2 pada bulan gelap H -1 (23 m2), H (37 m2) dan

    H +1 (11 m

    2

    ), Hasil jumlah individuglass eel terlihat pada Tabel 4.1 berikut ini :

    Tabel 4.1 Jumlah individuglass eelpada bulan gelap (H -1, H, H +1) disetiap stasiun

    penelitian (m2).

    Waktu

    pengambilan

    Jumlah individurata-rata

    ST 1 ST 2 ST 3

    H -1 3 6 23 10,6

    H 2 9 37 16

    H +1 3 4 11 6

    Rata-rata 2,66 m 6,33 m 23,66 m

    Data hasil pengamatan menunjukan bahwa jumlah individu glass eel (Anguilla

    sp.) pada saat bulan gelap tertinggi terdapat pada bulan gelap H -1, H, H +1 sangat

    menentukan jumlah individu dan kelimpahanglass eel (Anguilla sp.) di muara sungai

    terutama pada saat bulan gelap H, dikarenakan pada saat bulan gelap H dipengaruhi

    intentitas cahaya bulan di mana saat bulan gelap H terjadi pada hari ke-0 yaitu bulan

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    27/50

    16

    berada di antara bumi dan matahari tapi tidak benar-benar dalam satu garis lurus di

    sertai dengan pasang air laut secara normal, pada saat bulan gelap H -1 terjadi pada

    hari ke-29 dan bulan gelap H +1 terjadi pada hari ke-1 dikarenakan pada saat bulan

    gelap H -1 dan H +1 dipengaruhi oleh intentitas cahaya bulan maupun pasang surut

    tidak nomal.

    4.2 Kelimpahan glass eelpada bulan bulan gelap

    Bedasarkan hasil perhitungan kelimpahan glass eelyang diperoleh di Kuala

    Ie Mameh Gampong Beurenut Kecamatan Seulimun Kabupaten Aceh besar terlihat

    pada tabel 4.2, pada stasiun 1 dengan jumlah kelimpahan bulan gelap H -1 (0,25

    ind/m2), H (0,17 ind/m2) dan H +1 (0,25 ind/m2), di stasiun 2 kelimpahan glass eel

    lebih menigkat dibandingkan dengan stasiun 1 bulan gelap H -1 (0,50 ind/m2), H

    (0,75 ind/m2

    ) dan H +1 (0,33 ind/m2

    ), dan kelimpahan glass eeldi stasiun 3 lebih

    jauh meningkat dibandingkan dengan stasiun 1 dan 2 bulan gelap H -1 (1,92 ind/m2),

    H (3,08 ind/m2) dan H +1 (0,92 ind/m2), puncak kelimpahanglass eelterdapat pada

    bulan gelap H dengan ratarata ind/m2 (1,33 ind/m2).

    Table 4.2 Kelimpahanglass eelpada bulan gelap (ind/m2)

    Waktupengambilan

    Kelimpahan rata-rataST 1 ST 2 ST 3

    H -1 0,25 0,50 1,92 0,89

    H 0,17 0,75 3,08 1,33

    H +1 0,25 0,33 0,92 0,50

    Rata-rata 0,22 ind/m 0,52 ind/m 1,97 ind/m

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    28/50

    17

    Persentase kelimpahan glass eel pada bulan gelap (H -1, H, H +1) dengan

    jumlah rata-rata yang berbeda disajikan dalam gambar 3 berikut.

    Gambar 3 Kelimpahanglass eel (Anguiila sp.)

    Kelimpahanglass eel (Anguiila sp.)di Kuala Ie Mameh Gampong Beurenut

    Kecamatan Seulimun Kabupaten Aceh Besar tertinggi pada stasiun 3 dengan nilai

    rata-rata (1,97 ind/m2), hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan sendiri

    terutama stasiun 3 terletak di bibir muara sehingga dipengaruhi pasang air laut,

    kedatangan glass eeldi stasiun 2 masih dipengaruhi oleh pasang air laut pada saat

    glass eel berenang menuju kearah air sungai, sedangkan kedatangan glass eel di

    stasiun 1 hanya pada saat beruaya melawan arus kearah datangnya air tawar,

    kelimpahan glass eelpada saat penyamplingan keberadaan glass eel (Anguiila sp.)

    meningkat pada jam 22:00 Wibsampai dengan jam 01:00 Wib, hal ini dikarenakan

    pasang air laut pada puncaknya, (Lampiran 1).

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    3.5

    1 2 3

    Ke

    limpahan(ind/m2)

    STASIUN

    H-1

    H

    H+1

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    29/50

    18

    Menurut Taufik (2005), kedatangan glass eel di muara sungai dipengaruhi

    oleh beberapa faktor terutama bulan gelap (H), salinitas, pH, Suhu, DO, glass eel

    yang sedang beruaya menunjukan prilaku hyperaktif yang tinggi sehingga bersifat

    reotropis (ruaya melawan arus), glass eeljuga bersifat haphobi (menghindari massa

    air bersalinitas tinggi) sehingga memungkinkan ruaya melawan arus ke arah

    datangnya air tawar.

    Kelimpahanglass eel meningkat pada malam hari, sehingga jumlahglass eel

    (Anguiila sp.) yang tertangkap pada bulan gelap lebih banyak dari pada yang

    tertangkap pada bulan terang, glass eel tidak menyukai faktor cahaya, hal ini

    menunjukkan bahwaglass eel (Anguiila sp.) adalah ikan yang aktif pada malam hari

    sebagai ikan Nokturnal.

    4.3 Jumlah individu dan kelimpahan glass eelpada bulan terang

    Jumlah individuglass eeldi stasiun 1, 2 dan 3 pada bulan terang yaitu H -1,

    H, dan H +1 tidak ditemukan sama sekali, karena glass eel bersifat nokturnal

    sehingga tidak melakukan pergerakan yang aktif pada malam bulan terang,

    Sedangkan kelimpahanglass eelpada stasiun 1, 2, dan 3 selama bulan terang H -1,

    H, dan H +1 dengan hasilglass eeldidapati menunjukan tidak ditemukan sama sekali

    pada saat bulan terang dibandingkan dengan pada saat gelap,

    Pada saat bulan terang glass eeltidak diperoleh sama sekali karenaglass eel

    tidak menyukai faktor itentitas cahaya bulan sebagai ikan nokturnal, bulan penuh

    (terang) juga mempengaruhi tingginya permukaan air, glass eel beruaya saat suhu

    rendah, perubahan salinitas mempengaruhi glass eel saat migrasi horizontal dan

    penyebaranglass eeljuga mempengaruhi arus yang tidak terlalu kuat.

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    30/50

    19

    Menurut Herunadi (2003), faktor eksternal yang mempengaruhi proses

    migrasi pertama adalah lunar, Hipotesa yang banyak dituliskan oleh peneliti

    mengenai pengaruh lunar terhadap pola migrasi adalah hal yang terkait dengan

    intentitas cahaya dan pangincaran predator secara visual, faktor pertama sebagai ikan

    nokturnal (Anguilla sp.) tidak akan meninggalkan shelter hingga matahari tenggelam,

    pergerakanglass eelakan sangat cepat menuju hulu pada malam hari karena aktivitas

    ikan nokturnal tidak dipengaruhi oleh intentitas cahaya bulan, di samping itu siklus

    bulan juga mempengaruhi tingginya permukaan air yaitu pada bulan penuh (terang),

    pergerakan glass eel ke muara sungai pada saat bulan mati (gelap) dan tidak

    dipengaruhi oleh intentitas cahaya bulan, faktor kedua adalah temperatur sebagai

    hewan ektoterm, ikan umumnya lebih aktif pada suhu yang lebih tinggi dari pada

    kisaran normal, sebaliknya pergerakan ikan ruaya terjadi batas toleransi, hal ini dapat

    dilihat pada pola pergerakan ikan salmon yang cenderung nokturnal dimusim dingin

    begitu juga dengan pergerakan glass eelberuaya, faktor ketiga adalah salinitas, ikan

    yang memiliki prilaku migrasi horizontal umumnya adalah ikan-ikan yang memiliki

    toleransi yang luas terhadap perubahan salinitas, faktor keempat adalah arus, arus

    memegang peranan penting dalam penyebaran larva larva ikan yang bermigrasi,

    larva akan berenang melawan arus,

    4.4 Nilai parameter kualitas air

    Nilai kuallitas air di Kuala Ie Mameh Gampong Beurenut Kecamatan

    Seulimun Kabupaten Aceh Besar selama penelitian tertera pada tabel 4.4, dari data

    Krueng Kuala Ie Mameh menunjukan bahwa perairan Krueng Kuala Ie mameh

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    31/50

    20

    merupakan perairan yang ideal untuk tempat hidup glass eeldan ikan sidat dewasa

    (Anguilla sp.) hasil ini mengacu pada penelitian (Sriati, 2003).

    Table 4.3 Nilai parameter kualitas air pada bulan gelap

    Bulan

    Gelap

    parameter kualitas airRata-rata

    Stasiun 1

    H -1 H H +1

    Salinitas 0,56 0,67 0,8 0,68 ppt

    pH 8,22 8,14 8,08 8,15 ppm

    Suhu 29,41 29,32 29,32 29,350C

    DO 3,26 2,94 2,94 3,05 ppm

    Bulan

    Gelap

    parameter kualitas airRata-rata

    Stasiun 2

    H -1 H H +1

    Salinitas 2,2 1,2 1,7 1,70 ppt

    pH 8 8 7,6 7,87 ppm

    Suhu 30,5 30,2 30,1 30,270C

    DO 2,5 2,3 2,6 2,47 ppm

    Bulan

    Gelap

    parameter kualitas airRata-rata

    Stasiun 3

    H -1 H H +1

    Salinitas 4,9 3,8 4,2 4,30 ppt

    pH 8,5 7,8 8 8,10 ppm

    Suhu 28,5 27,8 28,1 28,130C

    DO 3,4 2,8 3,1 3,10 ppm

    Table 4.4 Nilai parameter kualitas air pada bulan terang

    BulanTerang

    parameter kualitas air

    Rata-rataStasiun 1

    H -1 H H +1

    Salinitas 0,89 0,44 0,56 0,63 ppt

    pH 8,22 8,08 7,89 8,06 ppm

    Suhu 30,3 30,37 28,73 29,800C

    DO 2,47 2,53 2,52 2,51 ppm

    Bulan

    Terang

    parameter kualitas airRata-rata

    Stasiun 2

    H -1 H H +1

    Salinitas 1,89 2,22 2 2,04 ppt

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    32/50

    21

    pH 8,08 8,02 8 8,03 ppm

    Suhu 29,89 29,69 29,56 29,710C

    DO 2,7 2,63 2,5 2,61 ppm

    Bulan

    Terang

    parameter kualitas airRata-rata

    Stasiun 3

    H -1 H H +1

    Salinitas 4,11 4,11 4,89 4,37 ppt

    pH 8,19 8,11 8,05 8,12 ppm

    Suhu 30,07 29,88 29,81 29,920C

    DO 2,77 2,58 2,53 2,63 ppm

    Nilai parameter kulaitas air berupa Salinnitas, Suhu, pH, Oksigen terlarut

    masih berada dalam kisan normal yang sesuai untuk beruaya glass eel ikan sidat

    (Anguilla sp.) di muara sungai, di mana diperoleh nilai ratarata pada saat bulan

    gelap H -1, H, H +1 pada stasiun 1 adalah salinitas 0,68 ppt, pH 8,15 ppm, suhu

    29,35 0C dan oksigen terlarut 3,05 ppm, stasiun 2 diperoleh nilai rata-rata salinitas

    1,70 ppt, pH 1,87 ppm, suhu 30,27 0C dan oksigen terlarut 2,47 ppm. Pada saat bulan

    gelap H -1, H, H +1 di stasiun 3 diperoleh dengan nilai rata-rata parameter kualitas

    air adalah salinitas 4,30 ppt, pH 8,10 ppm, Suhu 28,13 0C dan oksigen terlarut 3,10

    ppm.

    Menurut Liviawaty & Afrianyanto (1998) Ikan sidat (Angguillasp.) mampu

    beradaptasi pada kisaran suhu 12

    0

    C -31

    0

    C, Salinitas yang biasa ditoleransi berkisar

    0-35 ppt, Sidat mempunyai kemampuan mengambil Oksigen dan mampu bernafas

    melalui kulit diseluruh tubuhnya.

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    33/50

    22

    4.5 Ukuran Panjang Total (TL) glass eel (Anguilla sp.)

    Jumlahglass eel(Anguilla sp.) yang tertangkap selama penelitian di Kuala Ie

    Mameh Gampong Beurenut Kecamatan Seulimun Kabupaten Aceh Besar sebanyak

    98 ekor terlihat pada Lampiran 3, glass eel (Anguilla sp.) memiliki panjang total

    berkisar antara 4 cm sampai 5 cm dengan nilai rata-rata panjang total glass eel

    (Anguillasp.) (4,6 cm 4,8 cm) terlihat pada Tabel 4.5

    Table 4.5 Panjang Total glass eel(Anguillasp.)

    waktu

    pengambilana

    Panjang Total (TL)

    ST 1 ST 2 ST 3

    H -1 5 cm 4,8 cm 4,8 cm

    H 4,8 cm 4,7 cm 4,8 cm

    H +1 4,4 cm 5,0 cm 4,6 cm

    Rata-rata 4,6 cm 4,8 cm 4,7 cm

    Stadium larva sidat hidup di laut, bentuknya seperti daun lebar, tembus

    cahaya, dan dikenal dengan sebutan leptocephalus, larva ini hidup terapung-apung di

    tengah samudera, Leptocephalus hidup sebagai plankton terbawa arus samudera

    mendekati daerah pantai, pada stadium elver, sidat banyak ditemukan di pantai atau

    muara sungai,panjang tubuh glass eel 5-7 cm tembus cahaya, beruaya glass eel

    akan hidup di air payau sampai umur satu tahun, ketika itulah sidat akan berenang

    melawan arus menuju hulu sungai, setelah bertemu dengan perairan yang dalam dan

    luas, misalnya muara, bendungan, rawa atau danau, sidat akan menetap dan tumbuh

    menjadi ikan buas dan liar, impun dewasa inilah yang selanjutnya dikenal sebagai

    sidat, ketika itulah dia akan kembali ke laut lepas untuk melakukan pemijahan dan

    berkembang biak, setelah berpijah induk betina akan mati.

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    34/50

    23

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Dari hasil penelitian kelimpahanglass eel(Anguillasp.) di Kuala Ie Mameh

    Gampong Beurenut Kabupaten Aceh Besar, maka diperoleh kesimpulan sebagai

    berikut:

    1.

    Kelimpahanglass eel(Anguillasp.) meningkat pada saat bulan gelap H -1, H,

    H +1 dan puncak kelimpahan glass eel (Anguillasp.) pada saat bulan gelap

    H, keberadaan glass eel (Anguilla sp.) di muara sungai saat penyamplingan

    meningkat dari jam 22:00 wib sampai dengan jam 01:00 wib.

    2. Total panjang rata-rata tubuh glass eel (Anguilla sp.) di Kuala Ie Mameh

    Gampong Beurenut Kecamatan Seulimun Kabupaten Aceh besar dengan nilai

    panjang rata-rata 4,6 cm sampai dengan 5 cm.

    5.2 Saran

    1. Perlu dilakukan penelitian yang sama sepanjang tahun di lokasi Krueng

    Kuala Ie Mameh Gampong Beurenut dan muara sungai lainnya, sehingga

    dapat memberikan informasi selengkapnya mengenai kelimpahan glass eel

    (Anguillasp.) bedasarkan musim.

    2. Untuk validasi hasil indentifikasi dalam hal taksonomi sidat, sebaiknya

    dilakukan analisis genetika bedasarkan analisis PCR RFLP dan lebih lanjut

    melalui analisis mtDNA Sequencing.

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    35/50

    24

    DAFTAR PUSTAKA

    Affandi, R., M.F. Rahardjo & Sulistiono. 1995. Distribusi juvenile ikan sidat

    (Anguillasp.) di perairan segara anakan Cilacap, Jawa Tengah. Jurnal Ilmu-

    ilmu Perairan dan Perikanan.

    Affandi, R. & Riani. 1995. Pengaruh salinitas terhadap derajat kelangsungan hidup

    pertumbuhan benih ikan sidat (elver), Anguilla bicolor bicolor. Jurnal Ilmu-

    ilmu Perairan dan Perikanan.

    Amir, F., A. Mallawa., Budimawan, dan J. Tresnati. 2010. Rekrutmen larva ikan

    sidat (Anguilla sp.) ke perairan Malunda, Sulawesi Barat. Jurnal Sains &Teknologi.

    Arai, T., M.J. Miller, & K. Tsukamoto. 2003. Larval duration of the tropical eel

    Anguilla celebesensis from Indonesian and Philippine coasts. Mar. Ecol.

    Prog. Ser.

    Bengen, D.G. 2000. Teknik Pengambilan Contoh dan Analisa data Biofisik

    Sumberdaya Pesisir. Bogor: PKSPL. IPB.

    Budimawan. 1998. Kajian Morfomeristik untuk Identifikasi Populasi Elver (Anguilla

    sp.) Studi Kasus Estuaria Cimandiri (Sukabumi, Jawa Barat). Bulletin IlmuKelautan.

    Brower, James E. & Jerrold H. Zar. Field & Laboratory Methods for General

    Ecology, second edition. Dubuque, Iowa: William C. Brown Publisher,

    1977.

    Castle, P.H.J. 1963. Anguillid leptocephali in the Southwest Pascific. Zoology

    Publs. Vict. Univ. Wellington.

    Cheng, P.W. & Tzeng, W.N. 1996. Timing of metamorphosis and estuarine arrival

    across the dispersal range of the Japanese eel Anguilla japonica. Mar. Ecol.Prog. Ser.

    Ege, V. 1939. A Revision of the Genus Anguilla, Show: Systematic, phylogenetic

    and geographical study. Dana Rep.

    Herianti, I. 2005. Rekayasa lingkungan untuk memacu perkembangan ovarium ikan

    sidat (Anguilla bicolor). Oseanologi dan Limnologi.

    Herunadi, B. 2003. Variabelitas Arus dan Masa air samudra hindia dan pengaruhnya

    terhadap migrasi Larva Ikan Sidat Tropis di pantai selatan Jawa. Prosiding

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    36/50

    25

    sumberdaya perikanan Sidat Tropis. Badan pengkajian dan

    penerapanteknologi.

    Kamil, M.T., R. Affandi, I. Mokognita & D. Jusadi. 2000. Pengaruh kadar asam l

    emak O 6 yang berbeda pada kadar asam lemak O 3 tetap dalam pakan

    terhadap pertumbuhan ikan sidat (Anguilla bicolor bicolor). Jurnal Central

    Kalimantan.

    Kawakami, Y., N. Mochioka, A. Nakazono. 1998. Immigration period and age of

    Anguilla japonicaglass-eels entering in northern Kyushu, Japan during 1994.

    Fisheries Science.

    Liviawaty & Afrianto. 1998. Pemeliharaan sidat. Kanisius, Yogyakarta.

    Matsui, I. 1982. Theory and practice of eel culture. AA. Balkema/Rotterdam

    Pratiwi, E. 1998. Mengenal lebih dekat tentang perikanan sidat (Anguilla sp.). Warta

    Penelitian Perikanan Indonesia.

    Robinet, T., Lecomte-Finiger, R., Escoubeyrou, K., and Feunteun, E. 2003.

    Tropical eelsAnguilla spp. recruiting to Runion Island in the Indian Ocean:

    taxonomy, patterns of recruitment and early life histories.Mar Ecol Prog Ser.

    Rovara, O., I.E. Setiawan & M.H. Amarullah. 2007. Mengenal sumberdaya ikan

    sidat.BPPT-HSF, Jakarta.

    Sarwono, B. 1999. Budidaya belut dan sidat. Penebar Swadaya, Jakarta.

    Setiawan, I.E., A. Sudaryanto, D. Yaniharto, dan E. Siswanto. 2003b. Inventarisasi

    Jenis Sidat di Perairan Cilacap, Jawa Tengah. InProsiding Sumberdaya

    Perikanan Sidat Tropik.

    Sriati, 2003. Distribusi ikan sidat (elver). Prossiding sumberdaya perikanan sidat

    tropik. UPT Baruna Jaya BPPT. Jakarta.

    Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV.Alphabeta.

    Takahasi, N. 1915. Notes onAnguilla mauritianaBennett. Jour. Coll. Agric, Vol,

    No. 2: 193-197.

    Taufik I., Subandiyah, S. dan Yosmaniar. 2005. Penentuan tingkat toleransi benih

    ikan sidat (Anguilla bicolor) terhadap pencemaran surfaktan deterjen. Jurnal

    Penelitian Perikanan Indonesia.

    Tesch, F.W. 1977. The eel, Biologi and management of anguilid eels. Chapman

    and Hall, London.

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    37/50

    26

    Tesch, F.W. 1911 .The eel biology and management of anguillia eels. Chapman and

    Hall. London.

    Tomiyama, T and T. Hibya. 1977. Fisheries in Japan Eel. Japan Marine Product

    Material Association.

    Tsukamoto, K. 1990. Recruitment mechanism of the eel,Anguilla japonica, to the

    Japanese coast.J. Fish.

    Tsukamoto, K. & A. Umezawa. 1990. Early life history and oceanic migration of the

    eel,Anguilla japonica.

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    38/50

    27

    Lampiran 1

    Jumlah pengambilan data glaas eeldan kualitas air pada saat bulan gelap distasiun 1, 2 dan 3

    1. Data glass eeldan kualitas air pada bulan gelap di stasiun 1 (H -1)

    No jam salinitas PH suhu DO

    1 20:00 0 0 8.23 31.3 1.9

    2 21:00 0 0 8.24 30.3 1.8

    3 22:00 1 2 8.3 31.5 2.9

    4 23:00 2 4 8.12 29.5 2.5

    5 0:00 0 1 8.2 29.7 3

    6 1:00 0 1 8.33 30.6 2.4

    7 2:00 0 0 8.11 31.1 1.7

    8 3:00 0 0 8.22 29.8 3

    9 4:00 0 0 8.19 28.9 3

    0.33 0.89 8.22 30.30 2.47

    2. Data glass eeldan kualitas air pada bulan gelap di stasiun 1 (H)

    No jam salinitas PH suhu DO1 20:00 0 0 8.63 31.7 2.3

    2 21:00 0 0 7.33 30.2 1.7

    3 22:00 1 1 8 31.2 2.6

    4 23:00 1 2 8.42 29.8 2.8

    5 0:00 0 1 6.9 28.4 1.7

    6 1:00 0 0 8.83 31.1 2.9

    7 2:00 0 0 8.51 32.5 3.1

    8 3:00 0 0 8.22 29.8 3

    9 4:00 0 0 7.89 28.6 2.7

    0.22 0.44 8.08 30.37 2.53

    3.

    Data glass eeldan kualitas air pada bulan gelap di stasiun 1 (H +1)

    No jam salinitas PH suhu DO

    1 20:00 0 0 8.04 27.3 2.6

    2 21:00 0 0 8.06 28.7 1.9

    3 22:00 1 2 8.01 28.5 2.4

    4 23:00 2 2 7.95 27.1 2.7

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    39/50

    28

    5 0:00 0 1 7.65 29.8 2.8

    6 1:00 0 0 8.02 29.9 2.9

    7 2:00 0 0 8 30.1 1.8

    8 3:00 0 0 7.23 29.5 3.1

    9 4:00 0 0 8.08 27.7 2.5

    0.33 0.56 7.89 28.73 2.52

    4. Data glass eel dan kualitas air pada bulan gelap di stasiun 2 (H -1)

    No jam salinitas PH suhu DO

    1 20:00 0 0 8.22 31.3 1.9

    2 21:00 0 0 8.31 30.1 2.93 22:00 1 2 8.16 30.2 2.5

    4 23:00 3 9 8.19 29.3 3.1

    5 0:00 1 4 8.23 29.6 2.7

    6 1:00 1 2 7.33 30.4 3.1

    7 2:00 0 0 7.78 30 2.6

    8 3:00 0 0 8.34 28.7 3.1

    9 4:00 0 0 8.13 29.4 2.4

    0.67 1.89 8.08 29.89 2.70

    5.

    Data glass eeldan kualitas air pada bulan gelap di stasiun 2 (H)

    No jam salinitas PH suhu DO

    1 20:00 0 0 8.42 30.2 2.1

    2 21:00 0 0 7.21 29 1.8

    3 22:00 2 3 8.26 30.3 2.6

    4 23:00 3 10 7.59 28.7 2.5

    5 0:00 2 4 8.43 29.8 2.9

    6 1:00 2 3 7.53 30.6 3.2

    7 2:00 0 0 8.18 30.4 3

    8 3:00 0 0 8.34 28.7 3.1

    9 4:00 0 0 8.23 29.5 2.5

    1.00 2.22 8.02 29.69 2.63

    6. Data glass eeldan kualitas air pada bulan gelap di stasiun 2 (H +1)

    No jam salinitas PH suhu DO

    1 20:00 0 0 8.12 30.9 2.8

    2 21:00 0 0 7.91 29.7 2.5

    3 22:00 0 4 8.36 30.4 2.7

    4 23:00 2 9 7.39 28.5 2.3

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    40/50

    29

    5 0:00 1 3 8.53 29.9 3

    6 1:00 1 2 7.23 30.3 2.9

    7 2:00 0 0 8.98 29.2 1.8

    8 3:00 0 0 7.14 27.5 1.9

    9 4:00 0 0 8.33 29.6 2.6

    0.44 2.00 8.00 29.56 2.50

    7. Data glass eeldan kualitas air pada bulan gelap di stasiun 3 (H -1)

    No jam salinitas PH suhu DO

    1 20:00 0 0 8.3 31.4 1.8

    2 21:00 3 3 8.3 30.5 2.7

    3 22:00 9 22 8.2 30.2 2.8

    4 23:00 6 5 8.1 29.0 3.0

    5 0:00 4 4 8.2 29.1 2.9

    6 1:00 1 3 8.2 30.0 3.1

    7 2:00 0 0 8.1 29.2 2.7

    8 3:00 0 0 8.2 30.1 2.9

    9 4:00 0 0 8.1 31.1 3.0

    3 4 8 30 3

    8.

    Dataglass eel

    dan kualitas air pada bulan gelap di stasiun 3 (H)

    No jam salinitas PH suhu DO

    1 20:00 2 0 8.4 31.5 1.9

    2 21:00 5 4 8.4 30.6 2.8

    3 22:00 20 19 8.3 30.3 2.9

    4 23:00 7 6 8.1 29.0 3.0

    5 0:00 2 5 8.4 29.3 3.1

    6 1:00 1 3 7.9 29.7 2.8

    7 2:00 0 0 8.2 29.3 2.8

    8 3:00 0 0 8.2 30.1 2.99 4:00 0 0 7.1 29.1 1.0

    4 4 8 30 3

    9. Data glass eeldan kualitas air pada bulan gelap di stasiun 3 (H +1)

    No jam salinitas PH suhu DO

    1 20:00 0 0 8.13 31.2 1.6

    2 21:00 1 4 8.1 30.3 2.5

    3 22:00 5 24 8.09 30.1 2.7

    4 23:00 2 7 8.44 29.3 3.3

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    41/50

    30

    5 0:00 2 5 8.27 29.2 3.2

    6 1:00 1 4 7.81 29.6 2.7

    7 2:00 0 0 8.01 29.1 2.6

    8 3:00 0 0 8.25 30.2 3

    9 4:00 0 0 7.31 29.3 1.2

    1 5 8 30 3

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    42/50

    31

    Lampiran 2

    Perhitungan nilai rata-rata Kelimpahan glass eeldan parameter kualitasair per stasiun

    1. Kelimpahan glass eeldan kualitas air pada bulan gelap (H -1)

    stasiun salinitas PH suhu DO

    I 0.33 0.89 8.22 30.30 2.47

    II 0.67 1.89 8.08 29.89 2.70

    III 2.56 4.11 8.19 30.07 2.77

    2.

    Kelimpahan glass eeldan kualitas air pada bulan gelap (H)

    stasiun salinitas PH suhu DO

    I 0.22 0.44 8.08 30.37 2.53

    II 1.00 2.22 8.02 29.69 2.63

    III 4.11 4.11 8.11 29.88 2.58

    3. Kelimpahan glass eeldan kualitas air pada bulan gelap (H +1)

    stasiun salinitas PH suhu DO

    I 0.33 0.56 7.89 28.73 2.52

    II 0.44 2.00 8.00 29.56 2.50

    III 1.22 4.89 8.05 29.81 2.53

    4. Nilai rata-rata kelimpahan glass eeldan kualitas air pada bulan

    gelap (H -1, H, H +1 ) di stasiun 1, 2, dan 3.

    stasiun salinitas PH suhu DO

    I 0.30 0.63 8.06 29.80 2.51

    II 0.70 2.04 8.03 29.71 2.61

    III 2.63 4.37 8.12 29.92 2.63

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    43/50

    32

    Lampiran 3

    Data pengukuran panjang glass eel (Anguilla sp.) pada saat bulan gelap H -1,

    H, H +1

    1. Data pengukuranglass eeldi Stasiun 1 pada bulan gelap H-1

    Genus panjang (cm)

    Anguillasp. 4 cm

    Anguillasp. 5,5 cm

    Anguillasp. 4,4 cm

    2.

    Data pengukuranglass eeldi Stasiun 1 pada bulan gelap H

    Genus panjang (cm)

    Anguillasp. 4,5 cm

    Anguillasp. 5

    cm

    3. Data pengukuranglass eeldi Stasiun 1 pada bulan gelap H +1

    Genus panjang (cm)

    Anguillasp. 5,2 cm

    Anguillasp. 4 cmAnguillasp. 4,1 cm

    4. Data pengukuranglass eeldi Stasiun 2 pada bulan gelap H -1

    Genus panjang (cm)

    Anguillasp. 4,7 cm

    Anguillasp. 5,5 cm

    Anguillasp. 4,5 cm

    Anguillasp. 4,6 cm

    Anguillasp. 5 cmAnguillasp. 4,4 cm

    5. Data pengukuranglass eeldi Stasiun 2 pada bulan gelap H

    Genus panjang (cm)

    Anguillasp. 5,2 cm

    Anguillasp. 5 cm

    Anguillasp. 4 cm

    Anguillasp. 4 cm

    Anguillasp. 5,1 cm

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    44/50

    33

    Anguillasp. 4,2 cm

    Anguillasp. 5,5 cm

    Anguillasp. 5 cm

    Anguillasp. 4 cm

    6. Data pengukuranglass eel di Stasiun 2 pada bulan gelap H +1

    Genus panjang (cm)

    Anguillasp. 4,5 cm

    Anguillasp. 4,8 cm

    Anguillasp. 5,3 cm

    Anguillasp. 5,5 cm

    7. Data pengukuranglass eeldi Stasiun 3 pada bulan gelap H -1

    Genus panjang (cm)

    Anguillasp. 5 cm

    Anguillasp. 4,4 cm

    Anguillasp. 5,2 cm

    Anguillasp. 5 cm

    Anguillasp. 4 cm

    Anguillasp. 4 cm

    Anguillasp. 5,1 cm

    Anguillasp. 4,2 cm

    Anguillasp. 5,5 cm

    Anguillasp. 5 cm

    Anguillasp. 4 cm

    Anguillasp. 4,7 cm

    Anguillasp. 4,1 cm

    Anguillasp. 5 cm

    Anguillasp. 5,4 cm

    Anguillasp. 5,2 cmAnguillasp. 5 cm

    Anguillasp. 5 cm

    Anguillasp. 5,5 cm

    Anguillasp. 4 cm

    Anguillasp. 4,5 cm

    Anguillasp. 4,8 cm

    Anguillasp. 5,3 cm

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    45/50

    34

    8.

    Data pengukuranglass eeldi Stasiun 3 pada bulan gelap H

    Genus Panjang (cm)Anguillasp. 5,5 cm

    Anguillasp. 4,2 cm

    Anguillasp. 4 cm

    Anguillasp. 5 cm

    Anguillasp. 5,2 cm

    Anguillasp. 5,1 cm

    Anguillasp. 4 cm

    Anguillasp. 4,5 cm

    Anguillasp. 4,7 cm

    Anguillasp. 4,6 cm

    Anguillasp. 4 cm

    Anguillasp. 5,4 cm

    Anguillasp. 5,5 cm

    Anguillasp. 4 cm

    Anguillasp. 5,5 cm

    Anguillasp. 4,4 cm

    Anguillasp. 4,5 cm

    Anguillasp. 5 cm

    Anguillasp. 5,2 cmAnguillasp. 4 cm

    Anguillasp. 4,1 cm

    Anguillasp. 4,6 cm

    Anguillasp. 5,5 cm

    Anguillasp. 5 cm

    Anguillasp. 4,4 cm

    Anguillasp. 4,9 cm

    Anguillasp. 4,6 cm

    Anguillasp. 5 cm

    Anguillasp. 5,5 cm

    Anguillasp. 5,3 cm

    Anguillasp. 5 cm

    Anguillasp. 4,7 cm

    Anguillasp. 4,4 cm

    Anguillasp. 4,7 cm

    Anguillasp. 5 cm

    Anguillasp. 5,5 cm

    Anguillasp. 5,2 cm

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    46/50

    35

    9.

    Data pengukuranglass eeldi Stasiun 3 pada bulan gelap H +1

    Genus panjang (cm)Anguillasp. 4,5 cm

    Anguillasp. 4 cm

    Anguillasp. 5,5 cm

    Anguillasp. 4,4 cm

    Anguillasp. 4,5 cm

    Anguillasp. 5 cm

    Anguillasp. 5,2 cm

    Anguillasp. 4 cm

    Anguillasp. 4,1 cm

    Anguillasp. 4,6 cm

    Anguillasp. 5 cm

    10.Data rata-rata pengukuranglass eel

    waktu

    pengambilana

    Panjang Total (TL)

    ST 1 ST 2 ST 3

    H -1 5 cm 4.8 cm 4,8 cm

    H 4,8 cm 4,7 cm 4,8 cm

    H +1 4.4 cm 5,0 cm 4,6 cmRata-rata 4,6 cm 4,8 cm 4,7 cm

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    47/50

    36

    Lampiran 4

    Dokumentasi saat penelitian

    a. Stasiun 1 b. stasiun 2

    c. Stasiun 3 d. penangkapan glass eel di St. 3

    e.

    Pengukuran kualitas air f. pencatatan data

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    48/50

    37

    g. Penangkapan glass eeldi St. 1 h. penangkapan glass eeldi St. 2

    i . penyimpanan glass eel j. glass eelyang didapatkan

    k. glass eelmasih hidup l. glass eelyang sudah diawetkan

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    49/50

    38

    M. pengukuran glass eel(Anguiilasp.)

  • 5/19/2018 Kelimpahan Glass Eel_aceh

    50/50

    39

    BIODATA

    I. DATA PRIBADI

    1.

    Nama : Muntazir

    2. Tempat/Tgl. Lahir : Cot Lamme, 27 November 1990

    3.

    Agama : Islam

    4. Alamat : Jln. Blang Bintang Lama, Cot Lamme, Kec.

    Kuta Baro, Kab. Aceh Besar, Provinsi Aceh

    II. DATA ORANG TUA

    1. Nama Ayah : Zaini Daud

    2. Pekerjaan : Wiraswasta

    3. Nama Ibu : Nilawati

    4. Pekerjaan : PNS

    5. Alamat : Jln. Blang Bintang Lama, Cot Lamme, Kec.

    Kuta Baro, Kab. Aceh Besar, Provinsi Aceh

    III. RIWAYAT PENDIDIKAN

    NO Jenis pendidikan Bidang studi Tempat Tahun selesai

    1. Sekolah Dasar Umum SDN Lamteube 2003

    2. Sekolah Menengah

    Pertama

    Umum MTsN Tungkob 2006

    3. Sekolah Menengah

    Atas

    T PL SUPM N Ladong 2009

    4. Sarjana S1 Budidaya

    Perairan

    Fakultas Kelautan

    Dan Perikanan

    Unsyiah

    2014