Top Banner
64

kel 1

Nov 08, 2015

Download

Documents

holan

pemicu etika
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • Kelompok 1Ketua: Marlene Sutanto (405070035)Sekretaris: Ledy Diana(405070091)Penulis: Melissa Santoso(405070077) Anggota: Nathania K.W(405070005) Marwin Tjandra(405070006) Dewi Gotama(405070008) Johan Winata (405070036) Liliana Kencana(405070084) Muliyaman(405070103) Linda Kartanegara(405070124) Evaline Pasak(405070157)

    Tutor : dr. Hendra

  • DOKTER PERHATIAN VS DOKTER CUEKP seorang dokter umum yang berpraktik di daerah Jakarta Barat. Padalarut malam, saat akan menutup praktiknya, ia kedatangan pasien laki-lakiberusia 40 tahunan. Ia kemudian mempersilahkan pasiennya masuk.Bapak tersebut ternyata menderita nyeri perut hebat, yang terasa mulaidari pinggang kiri menjalar ke perut kiri bawah sampai sekitar paha. Nyeridirasakan terus menerus sehingga ia merintih-rintih. Setelah memeriksadengan teliti, dokter P mencurigai adanya kolik batu saluran kemih kiri. Untukpertolongan pertama dan atas persetujuan pasien, dokter P memberikansebuah tablet anti spasmolitik dan kompres hangat pada perut pasiennya.Sambil mengobservasi keadaan pasien, dokter P menulis rekam medispasien tersebut. Setelah menunggu agak lama, pasien mengeluh nyerinyatidak mereda sama sekali. Akhirnya atas persetujuan pasien, dokter Pmerujuk bapak tersebut untuk konsultasi ke dokter Q, spesialis urolog, yangprakteknya masih buka di klinik spesialis RS terdekat. Dokter P tidak menarikbiaya dari bapak ini, begitu juga dengan pasien pasiennya yang lain yang jugadirujuk ke dokter spesialis.

  • Setelah membaca surat rujukan dari dokter P, dokter Q memeriksa pasientersebut sekedarnya tanpa berkata apa-apa. Dokter Q segera menyiapkansuntikan dan menyuntik bapak yang sedang kesakitan itu. Setelah itu, dokterQ menulis resep obat dan menyuruh si bapak untuk membelinya tanpaberkata apa-apa. Dokter Q juga tidak memberi kesempatan kepada pasiennyauntuk bertanya tentang penyakitnya karena banyak pasien yang sedangmengantri giliran untuk diperiksa. Untuk penulisan rekam medisnya, dokter Qmenyerahkan kepada suster yang bertugas. Bapak ini pulang dengan perasaan kecewa setelah membayar cukup mahal. Walaupun demikian, ia merasa legakarena nyerinya berkurang.Apa yang dapat Anda pelajari dari kasus diatas?

  • Learning objectiveMenjelaskan definisi dan klasifikasi bioetikaMenjelaskan pendekatan bioetikaMenjelaskan sejarah bioetikaMenjelaskan rekam medisMenjelaskan kriteria dokter profesional

  • BIOETIKARuang lingkup :Kajian tentang dimensi moral dari pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kesehatan dan biologi (Samuel Garovitz, 1977)Definisi :Bioetika merupakan etika mengenai kehidupan hingga mencegah pengambilan keputusan yang dapat menimbulkan dilema negatif.

  • PENDEKATAN AKADEMISAdalah pendekatan bertanya dan mencari jawaban atas pertanyaan ituDibagi menjadiOrientasi empirisOrientasi asas

  • PENDEKATAN AKADEMISOrientasi emperisOrientasi pada hal yang sudah terjadi, kemudian mencari jawaban akademis atas isu-isu yang timbulContoh : transplantasi organ, rekayasa genetik, operasi penggantian kelamin, dllOrientasi asasJawaban atas pertanyaan di atas harus mendapat pembenaran menurut asas etik, baik yang tradisional maupun yang kontemporerContoh : otonomi, beneficence, non-maleficence, asas keadilan dan asas derivatif

  • PENDEKATAN PENGATURANPendekatan pengaturan tentang isu-isu bioetika dalam pelayanan kesehatan dan riset adalah pendekatan dengan melakukan kodifikasi dan pengawasanFungsi pengaturan dilaksanakan oleh komite etika (misalnya rumah sakit), asosiasi profesi, lembaga-lembaga seperti Pusat Kajian Bioetika, Lembaga Ilmu Pengetahuan, Komite Etika Penelitian dan badan-badan pemerintah

  • Asas Asas Etika medis Traditional

    BeneficenceNon maleficence (Primum non nocere)Menghormati hidup manusiaKonfidensialitasKejujuran (veracity)Tidak mementingkan diriBudi PekertiTingkah laku luhur Asas-Asas Etika Medis KONTEMPORER

    - Menghormati otonomi pasien- Universal Human right UN, - HAM Keadilan /justiceBerkata benar / truth telling / veracity

  • empat kaidah dasar etika dalam praktik kedokteran, dengan prima facie sebagai judge; penentu kaidah dasar mana yang dipilih ketika berada dalam konteks tertentu yang relevan. Prima Facie : dalam kondisi atau konteks tertentu, seorang dokter harus melakukan pemilihan 1 kaidah dasar etik ter-absah sesuai konteksnya berdasarkan data atau situasi konkrit terabsah (dalam bahasa fiqh ilat yang sesuai). Inilah yang disebut pemilihan berdasarkan asas prima facie

  • Kaidah Dasar Etika Kedokteran

  • BeneficenceBeneficence atau sering diartikan berbuat baik. Dalam arti prinsip ini bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat manusia, dokter juga harus mengusahakan agar pasiennya dirawat dalam kesehatan(patient walfare). Beneficence membawa arti menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada pasien seperti mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi akibat baik daripada akibat buruk.

  • Beneficence

    Kriteria1. Mengutamakan altruism (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan orang lain)2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia3. Memandang pasien/keluarga sebagai sesuatu yang tak hanya menguntungkan dokter4. Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan keburukannya5. Paternalisme bertanggungjawab/berkasih sayang6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia7. Pembatasan goal based (sesuai tujuan/kebutuhan pasien)8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien9. Minimalisasi akibat buruk10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan12. Tidak menarik honorarium di luar kewajaran13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan14. Mengembangkan profesi secara terus menerus15. Memberikan obat berkhasiat namun murah16. Menerapkan golden rule principle

  • Non-MaleficenceNon-Malaficence atau tidak berbuat yang merugikan. Dalam prinsip ini seorang dokter tidak berbuat suatu hal yang dapat merugikan pasien. Dan praktik kedokteran haruslah memilih pengobatan yang paling kecil risikonya dan paling besar manfaatnya. Dalam hal ini juga haruslah dokter mendahulukan yang darurat.

  • Non-maleficence

    Kriteria1. Menolong pasien emergensi : Dengan gambaran sbb : - pasien dalam keadaan sangat berbahaya (darurat) / berisiko kehilangan sesuatu yang penting (gawat) - dokter sanggup mencegah bahaya/kehilangan tersebut - tindakan kedokteran tadi terbukti efektif - manfaat bagi pasien > kerugian dokter2. Mengobati pasien yang luka3. Tidak membunuh pasien ( euthanasia )4. Tidak menghina/mencaci maki/ memanfaatkan pasien5. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek6. Mengobati secara proporsional7. Mencegah pasien dari bahaya8. Menghindari misrepresentasi dari pasien9. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian10. Memberikan semangat hidup11. Melindungi pasien dari serangan12. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan

  • AutonomyAutonomy atau menghormati martabat manusia. Di dalam prinsip ini seorang dokter menghormati martabat manusia. Setiap pasien harus diperlakukan sebagai manusia yang memiliki otonomi(hak menentukan nasib sendiri). Dalam hal ini pasien diberikan hak untuk berpikir secara logis dan membuat keputusan sendiri. Dan jika ada pasien yang otonominya berkurang atau hilang perlu mendapatkan perlindungan. Autonomy bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi dirinya sendiri.

  • Di dalam pandangan Kant : otonomi kehendak = otonomi moral, yaitu kebebasan bertindak, memutuskan dan menentukan nasib sendiri sesuai dengan kesadaran terbaik bagi dirinya yang ditentukan sendiri tanpa hambatan, paksaan atau campur-tangan pihak lain, suatu motivasi dari dakam berdasar prinsip rasional atau self-legislation dari manusia.

  • autonomy

    Kriteria1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (kondisi elektif)3. Berterus terang4. Menghargai privasi5. Menjaga rahasia pasien6. Menghargai rasionalitas pasien7. Melaksanakan informed consent8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri9. Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambil keputusan termasuk keluarga pasien sendiri11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien13. Menjaga hubungan (kontrak)

  • JusticeDi dalam prinsip ini seorang dokter memperlakukan sama rata dan adil terhadap kebahagiaan dan kenyamanan pasien. Perbedaan kedudukan sosial, tingkat ekonomi, pandangan politik, agama dan faham kepercayaan, kebangsaan dan kewarganegaraan, status perkawinan, serta perbedaan gender tidak boleh dan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya. Tidak ada pertimbangan lain selain kesehatan pasien yang menjadi perhatian utama dokter.

  • Justice

    Kriteria1. Memberlakukan sesuatu secara universal2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama4. Menghargai hak sehat pasien5. Menghargai hak hukum pasien6. Menghargai hak orang lain7. Menjaga kelompok yang rentan8. Tidak melakukan penyalahgunaan9. Bijak dalam makro alokasi10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi) secara adil13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten14. Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan tepat/sah15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan kesehatan16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social, dsb

  • Selain 4 prinsip atau kaidah dasar moral tersebut,dikenal prinsip "turunan"nya dengan nilai-nilai seperti :Berani berkata benar/kejujuran (veracity) : truth tellingKesetiaan (fidelity) : keep promisePrivacy (dari otonomi dan beneficence)Konfidensialitas.Menghormati kontrak (perjanjian)Ketulusan (honesty) : tidak menyesatkan informasi kepada pasien atau pihak ketiga seperti perusahaan asuransi, pemerintah, dll.Menghindari membunuh

  • TOPIK-TOPIK DALAM PENERAPAN ETIKA KLINIK1. INDIKASI MEDIK.

    2. PREFERENSI (PILIHAN) PASIEN. 3. MUTU HIDUP (QUALITY of LIFE) PASIEN.

    4. FAKTOR KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL FEATURES). Jonsen, Siegler, Winslade, 1998.

    Ke 4 topik tersebut harus selalu menjadi pertimbangan dalam menangani setiap pasien.

  • Etika Klinis (Jonsen, siegler & winslade, 2002)Medical Indication( terkait prosedur diagnostik dan terapi yang sesuai dari sisi etik kaidah yang digunakan adalah beneficence dan nonmaleficence )Patient Preferrence(terkait nilai dan penilaian pasien tentang manfaat dan beban yang akan diterimanya cerminan kaidah otonomi)Quality of Life(aktualisasi salah satu tujuan kedokteran :memperbaiki, menjaga atau meningkatkan kualitas hidup insani terkait dengan beneficence, nonmaleficence & otonomi)Contextual Features(menyangkut aspek non medis yang mempengaruhi pembuatan keputusan, spt faktor keluarga, ekonomi, budaya kaidah terkait justice )YL-BLOK 1- 2010

    YL-BLOK 1- 2010

  • INDIKASI MEDIK

    Meningkatkan derajat kesehatan dan mencegah penyakit.

    Meringankan gejala, rasa nyeri /sakit dan penderitaan.

    Menyembuhkan penyakit.

    Mencegah kematian yg belum saatnya.

    Meningkatkan/mempertahankan/mengganti fungsi organ atau sistem tubuh agar tidak bertambah mundur.

    Mempertahankan atau meningkatkan mutu hidup.

    Mencegah mudharat pada pasien.

    Samsi Jacobalis, 2000.

    Setiap intervensi medik seharusnya didasarkan atas adanya indiksi medik (Evidence based medicine).1.2.3.4.5.7.8.

  • PREFERENSI PASIEN

    Pasien menolak intervensi medik karena :

    a. Kepercayaan atau agama. b. Tidak mampu membayar biaya. c. Alasan yang tak rasional (takut). d. Tidak percaya pada kemampuan dokter. e. Keluarga tak setuju. f. Tidak mampu menerima atau memahami penjelasan dokter. g. Sudah membuat advance directives, mi- salnya do not resuscitate (DNR). Samsi Jacobalis, 2000.

  • MUTU HIDUP PASIEN

    Penilaian hidup pasien sifatnya bisa:

    A. Subjektif (sebab didasarkan pada puas tidaknya menurut penilaian seseorang), yaitu: - menurut pasien sendiri. - menurut keluarga, teman, dokter atau perawat.B. Objektif berdasarkan kriteria atau skala tertentu, misalnya Activities Daily Living (ADL).

    Penilaian tersebut meliputi kondisi fisik, mental dan sosial pasien.

    Samsi Jacobalis, 2000.

    Mutu hidup yang sudah sangat rendah dapat dijadikan dasar menghentikan pengobatan.

  • FAKTOR KONTEKSTUAL 1. Peran keluarga, teman, majikan dsbnya.2. Biaya pengobatan.3. Alokasi dan distribusi sumber daya kesehatan oleh pemerintah.4. Peran dan perkembangan asuransi kesehatan / JPKM.5. Perkembangan teknologi kedokteran.6. Peraturan hukum.7. Pendidikan dan penelitian.8. Tingkat kesejahteraan masyarakat.9. Keamanan dan ketertiban dalam masyarakat.

    Samsi Jacobalis, 2000.

  • Rekam medis

  • DefinisiRekam medis adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien

  • IsiCatatanuraian tentang identitas pasien, pemeriksaan pasien, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain baik yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi maupun tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kompetensinyaDokumenkelengkapan dari catatan tersebut, antara lain foto rontgen, hasil laboratorium dan keterangan lain sesuai dengan kompetensi keilmuannya

  • Isi rekam medis pasien rawat jalanIdentitas pasienPemeriksaan fisikDiagnosis/masalahTindakan/pengobatanPelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien

  • Isi rekam medis pasien rawat inapIdentitas pasienPemeriksaan fisikDiagnosis/masalahPersetujuan tindakan medis (bila ada)Tindakan/pengobatanPelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien

  • Isi rekam medis pasien gawat daruratIdentitas pasienKondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatanIdentitas pengantar pasienTanggal dan waktuHasil anamnesa, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakitHasil pemeriksaan fisik dan penunjang medicDiagnosisPengobatan dan/atau tindakanRingkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan UGD dan rencana tindak lanjutNama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatanSarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke sarana pelayanan kesehatan lainPelayanan yang telah diberikan kepada pasien

  • ManfaatPengobatan pasienRekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan, perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan kepada pasienPeningkatan kualitas pelayananMembuat rekam medis bagi penyelenggaraan praktik kedokteran dengan jelas dan lengkap akan meningkatkan kualitas pelayanan untuk melindungi tenaga medis dan untuk pencapaian kesehatan masyarakat yang optimalPendidikan dan penelitianRekam medis yang merupakan informasi perkembangan kronologis penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan tindakan medis, bermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian di bidang profesi kedokteran dan kedokteran gigi

  • PembiayaanBerkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan kepada pasienStatistik kesehatanRekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik kesehatan, khususnya untuk mempelajarii perkembangan kesehatan masyarakat dan untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit-penyakit tertentuPembuktian masalah hukum, disiplin dan etikRekam medismerupakan alat bukti tertulis utama, sehingga bemanfaat dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin dan etik

  • Rekam MedisSetiap dokter/dokter gigi dalam menjalankan praktik wajib membuat rekam medis (Pasal 46 ayat 1).Rekam medis harus segera dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan kesehatan (Pasal 46 ayat 2).Setiap rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan (Pasal 46 ayat 3).

  • Dokumen rekam medis merupakan milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis merupakan milik pasien (Pasal 47 ayat 1).Rekam pasien harus disimpan dan dijaga kerahasiannya oleh dokter/dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan (Pasal 47 ayat 2).

  • Yang berkewajiban membuat rekam medis adalah tenaga kesehatan:1. Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi2. Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan.3. Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analis farmasi dan asisten apoteker.4. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan, mikrobiologi kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian.5. Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien.6. Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis dan terapis wicara.7. Tenaga keteknisian medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi elektromedis, analisi kesehatan, refraksionis optisien, othotik prostetik, teknisi tranfusi dan perekam medis.

  • Rekam medis yang bermutu:1. Akurat, menggambarkan proses dan hasil akhir pelayanan yang diukur secara benar 2. Lengkap, mencakup seluruh kekhususan pasien dan sistem yang dibutuhkan dalam analisis hasil ukuran 3. Terpercaya, dapat digunakan dalam berbagai kepentingan 4. Valid atau sah sesuai dengan gambaran proses atau produk hasil akhir yang diukur 5. Tepat waktu, dikaitkan dengan episode pelayanan yang terjadi 6. Dapat digunakan untuk kajian, analis, dan pengambilan keputusan 7. Seragam, batasan sebutan tentang elemen data yang dibakukan dan konsisten penggunaaannya di dalam maupun di luar organisasi 8. Dapat dibandingkan dengan standar yang disepakati diterapkan 9. Terjamin kerahasiaannya 10. Mudah diperoleh melalui sistem komunikasi antar yang berwenang.

  • Beberapa kewajiban pokok yang menyangkut isi rekam medis berkaitan dengan aspek hukum adalah: Segala gejala atau peristiwa yang ditemukan harus dicatat secara akurat dan langsung Setiap tindakan yang dilakukan tetapi tidak ditulis, secara yuridis dianggap tidak dilakukan Rekam medis harus berisikan fakta dan penilaian klinis Setiap tindakan yang dilakukan terhadap pasien harus dicatat dan dibubuhi paraf Tulisan harus jelas dan dapat dibaca (juga oleh orang lain) a. Kesalahan yang diperbuat oleh tenaga kesehatan lain karena salah baca dapat berakibat fatal. b. Tulisan yang tidak bisa dibaca, dapat menjadi bumerang bagi si penulis, apabila rekam medis ini sampai ke pengadilan.

  • Jangan menulis tulisan yang bersifat menuduh atau mengkritik teman sejawat atau tenaga kesehatan yang lainnya. Jika salah menulis, coretlah dengan satu garis dan diparaf, sehingga yang dicoret masih bisa dibaca. Jangan melakukan penghapusan, menutup dengan tip-ex atau mencorat-coret sehingga tidak bisa dibaca ulang. Bila melakukan koreksi di komputer, diberi space untuk perbaikan tanpa menghapus isi yang salah. Jangan merubah catatan rekam medis dengan cara apapun karena bisa dikenai pasal penipuan.

  • BENTUK REKAM MEDIKREKAM MEDIK KARTUREKAM MEDIK ELEKTRONIK

  • KETERBATASAN REKAM MEDIK KARTUISI: SULIT MENEMUKAN DATAFRAGMENTASI: JIKA MASING-MASING UNIT ATAU INSTALASI MENYIMPAN REKAM MEDIK BERBEDA UNTUK ORANG YANG SAMAUNTUK MENGIRIMKAN INFORMASI: DATA PERLU DISALINTIDAK BISA MENGINTEGRASIKAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KLINIK DENGAN INFORMASI PASIEN YANG TELAH DIKUMPULKAN

  • HAMBATAN REKAM MEDIK ELEKTRONIKKEPERCAYAAN TERHADAP KOMPUTER: KETERANDALAN, PRIVASI, KEAMANANPEMANFAATAN UNTUK KEPERLUAN KLINIK SEHARI-HARI (PERLU WAKTU UNTUK ANALISIS)TECHNOPHOBIA: SIKAP NEGATIF ATAU GAGAP TEKNOLOGI TERHADAP KOMPUTER DI TEMPAT KERJA

  • YANG DAPAT DISIMPAN DALAM REKAM MEDIK ELEKTRONIKTEKS (KODE, NARASI, REPORT)GAMBAR (KOMPUTER GRAFIK, GAMBAR YANG DI-SCAN, HASIL FOTO RONTGEN DIGITAL)SUARA (SUARA JANTUNG, SUARA PARU)VIDEO (PROSES OPERASI)

  • Contoh Register Rekam Medis Pasien secara Elektronik

  • Contoh Data Rekam Medis pada Praktek Mandiri Dokter secara Elektronik

  • PENYIMPANAN, PEMUSNAHAN DAN KERAHASIAAN

  • PENYIMPANAN, PEMUSNAHAN DAN KERAHASIAAN

  • PENYIMPANAN, PEMUSNAHAN DAN KERAHASIAAN

  • Kerahasiaan rekam medisKUHP Pasal 322(1) Barangsiapa dengan sengaja membuka sesuatu rahasia yang menurut jabatannya atau pekerjaannya, baik yang sekarang maupun yang dahulu, ia diwajibkan menyimpannya, dihukum penjara selama-lamanya sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 9.000(2) Jika kejahatan ini dilakukan terhadap seorang yang ditentukan maka perbuatan itu hanya dituntut atas pengaduan orang itu.

  • Sanksi hukumSetiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja tidak membuat rekam medis sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp.50.000.000.00 (lima puluhjuta rupiah) (pasal 79)

  • Kaidah dasar bioetika dalam skenariodr. P

  • dr. Q

  • Perilaku dlm kasus yg sesuai / tidak dgn KODEKI

    No.KALIMAT/ PERNYATAAN YG MENUNJUKKAN PERILAKU DALAM KASUSKODEKI

    No.KALIMAT/ PERNYATAAN YG MENUNJUKKAN PERILAKU DALAM KASUSKODEKI1Pada larut malam, saat akan menutup praktiknya, ia kedatangan pasien umur 40 tahun dan kemudian mempersilahkannya masukPasal 1, 2, 7a, 7d2Setelah memeriksa dgn teliti, dr.P mencurigai adanya kolik batu saluran kemih kiri, maka ia memutuskan untuk memberi pertolongan pertama.Pasal 1, 2, 7a, 7d, 8, 133Untuk pertolongan pertama & atas persetujuan pasien, dokter P memberikan sebuah tablet anti spasmolitik dan kompres hangat pada perut pasiennya.Pasal 1, 2, 5, 7a, 7c, 7d, 84Akhirnya, atas persetujuan pasien,dr.P merujuk bapak tsb untuk konsultasi ke dr.Q, spesialis urolog, yg prakteknya masih buka RS terdekat.Pasal 1, 7c, 105Dr.P tidak menarik biaya dari Bapak ini, begitu juga dgn pasien-pasiennya yg lain yg juga dirujuk ke dr. spesialis.Pasal 1, 7a6Dr.Q memeriksa pasien tsb sekedarnya tanpa berkata apa-apa dan segera menyiapkan suntikan dan menyuntik bapak yg sedang kesakitan itu.(bertentangan) Pasal 2, 5, 7a, 7c, 8, 137Dr.Q juga tidak memberi kesempatan kepada pasiennya untuk bertanya tentang penyakitnya karena banyak pasien yg mengantri untuk diperiksa.(bertentangan) Pasal 2, 7a, 7c, 8

  • Perilaku dlm kasus yg sesuai / tidak dgn UURI NO.29 TH 2004

    No.KALIMAT/ PERNYATAAN YG MENUNJUKKAN PERILAKU DALAM KASUSKODEKI

    No.KALIMAT/ PERNYATAAN YG MENUNJUKKAN PERILAKU DALAM KASUSUU1Pada larut malam, saat akan menutup praktiknya, ia kedatangan pasien umur 40 tahun dan kemudian mempersilahkannya masukPasal 392Setelah memeriksa dgn teliti, dr.P mencurigai adanya kolik batu saluran kemih kiri, maka ia memutuskan untuk memberi pertolongan pertama.Pasal 39, 50, 513Untuk pertolongan pertama & atas persetujuan pasien, dokter P memberikan sebuah tablet anti spasmolitik dan kompres hangat pada perut pasiennya.Pasal 45, 514Akhirnya, atas persetujuan pasien,dr.P merujuk bapak tsb untuk konsultasi ke dr.Q, spesialis urolog, yg prakteknya masih buka RS terdekat.Pasal 45, 515Dr.P tidak menarik biaya dari Bapak ini, begitu juga dgn pasien-pasiennya yg lain yg juga dirujuk ke dr. spesialis.Pasal 506Dr.Q memeriksa pasien tsb sekedarnya tanpa berkata apa-apa dan segera menyiapkan suntikan dan menyuntik bapak yg sedang kesakitan itu.(bertentangan) Pasal 457Dr.Q juga tidak memberi kesempatan kepada pasiennya untuk bertanya tentang penyakitnya karena banyak pasien yg mengantri untuk diperiksa.(bertentangan) Pasal 45, 528Untuk penulisan rekam medisnya, dr.Q menyerahkan kpd suster yg bertugasPasal 46, 47

  • KesimpulanKAIDAH DASAR MORALBENEFICENCENON-MALEFICENCEAUTONOMYJUSTICEDERIVAT LAINNYA

  • SARANDokter q harus lebih menerapkan kaidah dasar dan etika kedokteran

  • Daftar pustakaJacobalis Samsi. Pengantar Tentang Perkembangan Ilmu Kedokteran, Etika Medis, dan Bioetika. Jakarta : Sagung Seto, 2005

  • ***************