Top Banner
7/21/2019 kegawatdaruratan medis http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 1/27 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan  penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan bisa diperoleh secara alamiah maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan. Dan dari  pengetahuan dapat terbentuk suatu tindakan. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. 14-1 !da enam tingkatan pengetahuan yang dicakup dalam domain kogniti", yaitu # 14,1$ a. %ahu &  Know', merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Dapat diartikan sebagai mengingat atau mengingat kembali suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.  b. (emahami &Comprehension ', merupakan suatu kemampuan yang dapat menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. c. !plikasi &  Application', merupakan kemampuan untuk dapat menggunakan materi yang telah dipelajari pada kondisi atau situasi sebenarnya. d. !nalisis &  Analysis', merupakan suatu kemampuan yang dapat menjabarkan materi ke dalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya antara satu dengan yang lain. e. Sintesis &Synthesis', merupakan suatu kemampuan yang dapat menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk yang baru. Dengan kata lain sintesis merupakan kemampuan untuk menyusun suatu "ormulasi baru dari "ormulasi yang ada. ". )*aluasi &  Evaluation', merupakan kemampuan untuk melakukan  penilaian terhadap suatu materi atau objek tertentu. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan melakukan +a+ancara atau menggunakan angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur Universitas Sumatera Utara
27

kegawatdaruratan medis

Mar 08, 2016

Download

Documents

Nadhir Alkaff

a
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: kegawatdaruratan medis

7/21/2019 kegawatdaruratan medis

http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 1/27

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan

 penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan bisa diperoleh secara

alamiah maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan. Dan dari

 pengetahuan dapat terbentuk suatu tindakan. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh dari mata dan telinga.14-1

!da enam tingkatan pengetahuan yang dicakup dalam domain kogniti",

yaitu #14,1$

a. %ahu & Know', merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Dapat

diartikan sebagai mengingat atau mengingat kembali suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya.

 b. (emahami &Comprehension', merupakan suatu kemampuan yang dapat

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. !plikasi & Application', merupakan kemampuan untuk dapat

menggunakan materi yang telah dipelajari pada kondisi atau situasi sebenarnya.

d. !nalisis & Analysis', merupakan suatu kemampuan yang dapat

menjabarkan materi ke dalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu

struktur organisasi dan masih ada kaitannya antara satu dengan yang lain.

e. Sintesis &Synthesis', merupakan suatu kemampuan yang dapat

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk yang baru. Dengan kata lainsintesis merupakan kemampuan untuk menyusun suatu "ormulasi baru dari

"ormulasi yang ada.

". )*aluasi & Evaluation', merupakan kemampuan untuk melakukan

 penilaian terhadap suatu materi atau objek tertentu.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan melakukan +a+ancara

atau menggunakan angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur 

Universitas Sumatera Utara

Page 2: kegawatdaruratan medis

7/21/2019 kegawatdaruratan medis

http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 2/27

dari responden. edalaman pengetahuan dapat kita ketahui atau kita ukur sesuai

dengan tingkat-tingkat pengetahuan.14,1

2.2 Sikap

Sikap adalah respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus

atau objek dan bersi"at merespon hal positi" atau hal negati" dari suatu benda,

orang, atau peristi+a. Dan sikap merupakan keyakinan dan perasaan yang dapat

mempengaruhi reaksi didalam diri seseorang. De"inisi lain menyatakan bah+a

sikap merupakan kecenderungan psikologis yang diekspresikan dengan

menge*aluasi kesungguhan tertentu dengan beberapa tingkat menguntungkan atau

merugikan. Sikap dibedakan dari konsep lain yang juga mengacu pada

kecenderungan tersirat seseorang atau kecenderungan sikap yang disimpulkan

hanya pada saat rangsangan yang menunjukkan suatu objek sikap yang diamati

untuk memperoleh respon dalam mengekspresikan tingkat yang diberikan dari

e*aluasi.14-1

(enurut salah seorang ahli yaitu e+comb, menyatakan bah+a sikap

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan

 pelaksana moti" tertentu. Sikap dapat pula dinyatakan sebagai hasil belajar,karenanya sikap dapat mengalami perubahan. Sebagai hasil dari belajar sikap

tidaklah terbentuk dengan sendirinya karena pembentukan sikap akan berlangsung

dalam interaksi manusia. !da empat tingkatan sikap, yaitu #14-1,/0

a. (enerima, diartikan bah+a seseorang &subjek' mau memperhatikan

stimulus yang diberikan &objek'.

 b. (erespon, kemampuan untuk memberikan ja+aban bila ditanya dan

mengerjakan tugas yang telah diberikan.c. (enghargai, merupakan kemampuan untuk mengajak orang lain

mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

d. ertanggung ja+ab, merupakan kemampuan untuk bertanggung ja+ab

atas segala sesuatu yang telah dipilih dengan segala konsekuensi.

Pengukuran sikap secara sistematik dilakukan dengan skala sikap yang telah

distandarkan. Dan teknik yang paling umum digunakan adalah skala sikap dari

%hurstone yang disebut juga The Equal-Appearing Interval  dan dari 2ikert yang

Universitas Sumatera Utara

Page 3: kegawatdaruratan medis

7/21/2019 kegawatdaruratan medis

http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 3/27

disebut Summated Agreement . !da perbedaan antar skala sikap dari %hurstone dan

2ikert, yaitu pada skala %hurstone menggunakan katagori yang terdiri dari dua

alternati" ja+aban, sedangkan 2ikert dihadapkan atas lima alternati" ja+aban,

yaitu ja+aban dari yang sangat setuju sampai sangat tidak setuju.1$

2.3 Kegawatdaruratan medis

(enurut Webster , kega+atdaruratan medis & edical Emergency' adalah

keadaan tiba-tiba atau tidak terduga yang membutuhkan bantuan segera. eadaan

yang dimaksud seperti perdarahan, "raktur dentoal*eolar dan syok.1,/1

2.3.1 Perdarahan

Perdarahan adalah keadaan yang disebabkan oleh dinding *askular yang

 pecah atau kelainan mekanisme hemostatik. Perdarahan merupakan komplikasi

yang paling ditakuti, karena dianggap dapat mengancam kehidupan oleh dokter 

dan pasien. Perdarahan dapat terjadi setelah anastesi lokal dilakukan dan setelah

 pencabutan. 3al ini dapat terjadi pada pasien dengan gangguan pembekuan darah,

 pasien yang menerima terapi antikoagulan atau yang mengkonsumsi obat seperti

golongan S!D dan +ar"arin yang dapat memperpanjang +aktu perdarahan, pasien yang mempunyai hipertensi yang tidak terkontrol, li*er dan de"isiensi

*itamin .//,/5

Sejumlah prosedur yang dilakukan dalam kedokteran gigi dapat

menyebabkan perdarahan. Pada praktek kedokteran gigi di !merika, bah+a

diantara /000 pasien de+asa ada sekitar 100-1$0 pasien mengalami gangguan

 perdarahan. 6angguan perdarahan merupakan keadaan perdarahan yang

disebabkan oleh kemampuan pembuluh darah, platelet , dan "aktor koagulasi pada

sistem hemostatis. Penderita mengalami +aktu perdarahan yang panjang bahkan

dapat pula mengalami perdarahan yang terus menerus. 6angguan perdarahan

merupakan "aktor resiko pada tindakan pera+atan gigi dan mulut. Pasien dengan

 penyakit jantung yang menggunakan obat pengencer darah seperti !spirin juga

memiliki potensi untuk terjadinya gangguan perdarahan./5,/4

Universitas Sumatera Utara

Page 4: kegawatdaruratan medis

7/21/2019 kegawatdaruratan medis

http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 4/27

2.3.1.1 Eti!gi

lasi"ikasi gangguan perdarahan dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah

 platelet normal &nontrombositopeni purpura', penurunan jumlah platelet

&trombositopeni purpura' dan gangguan koagulasi./4

%abel 1. lasi"ikasi gangguan perdarahan

 ontrombositopeni Purpura - Perubahan pada dinding pembuluh darah akibat

sumbatan, in"eksi dan alergi

- Penyebab lain # gangguan "ungsi platelet akibat

de"ek genetik, obat-obatan seperti aspirin dan

golongan S!D, dan penyakit autoimun.

%rombositopeni Purpura - 7aktor kimia, "isik &radiasi', penyakit sistemik,

obat-obatan &obat diuretik dan alkohol, in"eksi

*irus dan bakteri.

6angguan koagulasi - ersi"at diturunkan, seperti hemo"ilia ! dan

hemo"ilia .

2.3.1.2 Pat"isi!gi

Proses perdarahan terjadi melalui 5 tahap yaitu pembuluh darah &vascular ',

trombosit & platelet ' dan koagulasi &coagulation'. Pembuluh darah dan  platelet 

merupakan "ase  primary  dan koagulasi merupakan "ase  secondary. Pada "ase

 pembuluh darah terjadi sesaat setelah trauma sehingga melibatkan *asokonstriksi

arteri dan *ena, serta tekanan ekstra*askuler. 7ase  platelet   dimulai dengan

terjadinya kekakuan platelet  dan pembuluh darah, kemudian pembuluh darah akan

tersumbat. Proses ini terjadi beberapa detik setelah "ase pembuluh darah terjadi.Pada "ase koagulasi darah akan keluar ke daerah sekitar dan akan membatasi

daerah yang terjadi perdarahan dengan adanya bantuan "aktor ekstrinsik dan

intrinsik. 8aktu yang dibutuhkan pada "ase ini lebih lambat dibandingkan "ase

sebelumnya./4

Universitas Sumatera Utara

Page 5: kegawatdaruratan medis

7/21/2019 kegawatdaruratan medis

http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 5/27

2.3. 1.3 #am$aran k!inis

Pen derita dengan ganggua n pembeku an darah akan jelas te rlihat pada

kulit dan mem ran mukosa setelah terjadi trauma atau tinda kan in*asi" lain.

 Echymosis merupakan gambara n klinis yang sering terlihat pada pasien dengan

gan guan koagulasi genetik dan pasien denga n jumlah platelet abnormal atau

trombosit openi serin g mengalam i ptechiae dan echym sis. Sedan gkan pada p

asien yang menderita leuke mia akut d an kronis s ring menu njukkan gejala

ulserasi pada mukosa, hiperplasia gusi, pte hiae dan echymosis pada kulit dan me

mbran mukosa./4

2.3. 1.% Penanganan

Perd arahan yan g hebat harus segera ditangani. Pera+atan yang dilaku kan

 pada jaringan lunak maupun jaringan keras perlu dilakukan dalam keadaan steril.

Prinsip da sarnya adalah membe rsihkan daerah luka atau debride men, misalnya

dengan 3/9/ dari jaringan nekr otik dan benda asing. !pabila pas ien menga ami

 perdarahan yang ba nyak, haru s dilakukan tindakan segera untuk mengo trol

 perdarahan yang terjadi. Penan ganan a+a l apabila terjadi perd arahan setelah

 pencabutan adalah dengan penekanan. Penekanan dapat dila kukan den gan

mengguna kan kain kasa yang telah diberi adrenalin. iasanya hanya den gan

melakukan penekan n perdarah an yang terjadi sudah bisa dita ngani. a mun

apabila da rah masih juga keluar , maka da at dilakuk n kleim de ngan hem stat

atau melakukan penjahitan angka : pada soket. Selain itu, dapat juga mengguna

kan gel!oam atau spo ge gelatin yang dapat diabsorbsi. !pabila masih berlanjut

egera ruju ke ;umah Sakit.//,/$

6am bar 1. Penja hitan pada soket

Universitas Sumatera Utara

Page 6: kegawatdaruratan medis

7/21/2019 kegawatdaruratan medis

http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 6/27

Pada pasien yang mengalami "raktur jaringan keras &"raktur rahang', maka

 jaringan keras yang mengalami "raktur harus di"iksasi dahulu kemudian menutup

 jaringan lunak diluarnya, yaitu dengan menjahit secara bertahap lapis demi lapis

dari bagian dalam ke luar. 3al ini dilakukan agar darah tidak lagi keluar. Pada

trauma jaringan lunak dengan kehilangan jaringan lunak, dapat dilakukan

rekonstruksi primer dengan menggunakan "lap.//,/$

2.3.2 &raktur denta!'e!ar

7raktur dentoal*eolar adalah kerusakan atau putusnya kontinuitas jaringan

keras pada stuktur gigi dan al*eolusnya yang disebabkan oleh trauma. %rauma

 pada gigi dapat terjadi pada semua usia./$

2.3.2.1 Eti!gi

Penyebab "raktur bermacam-macam seperti kecelakaan lalu lintas,

kecelakaan pada olah raga, dan trauma langsung pada gigi akibat benda keras

seperti botol. 7raktur tidak hanya pada struktur gigi &email, dentin, dan pulpa gigi'

tetapi bisa juga terjadi pada jaringan periodontal dan tulang rahang./$

7raktur dapat terjadi pada akar gigi, gigi tetangga atau gigi antagonis,

restorasi, prosesus al*eolaris dan mandibula. 7raktur tulang al*eolar dapat terjadi

karena berhubungan dengan terjepitnya tulang al*eolar pada saat melakukan

 pencabutan. 3al ini dapat terjadi karena bentuk dari tulang al*eolar atau adanya

 perubahan patologis dalam tulang.//

2.3.2.2 #am$aran k!inis

Pada pasien yang mengalami "raktur dentoal*eolar tidak hanya trauma pada

 jaringan keras gigi tetapi bisa juga terkena pada jaringan periodontal, yaitu

terjadinya dislokasi gigi seperti konkusi, subluksasi, a*ulsi, intrusi dan ekstrusi.

onkusi adalah trauma pada struktur pendukung gigi tanpa goyangnya gigi atau

 pergeseran abnormal dari gigi. Subluksasi adalah trauma pada struktur pendukung

gigi dengan goyangnya gigi tetapi tanpa pergeseran gigi. !*ulsi adalah trauma

yang mengakibatkan gigi keluar dari soket. Sedangkan, intrusi adalah trauma yang

Universitas Sumatera Utara

Page 7: kegawatdaruratan medis

7/21/2019 kegawatdaruratan medis

http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 7/27

mengakibatkan gigi masuk kedalam soket dan ekstrusi adalah trauma yang

mengakibatkan sebagian gigi keluar dari soket./$

6ambar /. 6ambaran linis 7raktur 

Dentoal*eolar.

2.3.2.3 Penanganan

Pemeriksaan "raktur dentoal*eolar dapat dilakukan dengan radiogra"i intra-

oral dan ekstra-oral seperti panoramik. iasanya pera+atan dasarnya adalah

secara konser*ati", misalnya dengan splint, immobilisasi gigi geligi yang goyang

dan "iksasi. Splint merupakan alat yang ditunjukkan untuk imobilisasi atau

membantu imobilisasi segmen-segmen "raktur. Splint biasanya merupakan logam

tuang &cor' atau terbuat dari akrilik. !pabila terjadi "raktur yang menyebabkan

gigi bergeser maka perlu dilakukan pembedahan. Salah satunya adalah

 penggunaan arch bar   dapat membantu menstabilisasikan segmen yang terjadi

"raktur dan memberikan daerah perlekatan untuk "iksasi maksilomandibular.

<aranya dengan menggunakan anastesi lokal ataupun anastesi umum, segmen

"raktur direduksi sebelum pemasangan alat-alat "iksasi atau stabilisasi, kemudian

ikatkan ka+at baja anti karat pada tipa-tiap gigi &melalui diatas arch bar  pada satusisi, dan diba+ah arch bar  pada sisi yang lain', ujung-ujung ka+at dipilin searah

 jarum jam dan ujung ka+at yang lebih dibuang agar tidak melukai jaringan

mukosa. =ika terjadi pergeseran segmen yang nyata, biasanya diatasi dengan

memotong arch bar pada bagian yang mengalami "raktur.//,/$

Universitas Sumatera Utara

Page 8: kegawatdaruratan medis

7/21/2019 kegawatdaruratan medis

http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 8/27

6ambar 5. Penanganan "raktur dentoal*eolar anterior

mandibula dengan meng-gunakan arch bar .

2.3.3 S(k 

Syok merupakan suatu keadaan pato"isiologis yang terjadi bila o"ygen

delivery &D9/' ke mitokondria sel di seluruh tubuh manusia tidak mampu

memenuhi kebutuhan o"ygen consumption  &>9/'. Sebagai respon terhadap

 pasokan oksigen yang tidak cukup ini, metabolisme energi sel menjadi anaerobik.

/-/:

Page 9: kegawatdaruratan medis

7/21/2019 kegawatdaruratan medis

http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 9/27

(enurut =ohn <ollins 8arren, syok merupakan berhentinya keadaan sesaat dari

kematian. Secara pato"isiologis, syok merupakan gangguan sirkulasi akibat

kurangnya oksigen kedalam jaringan. Syok dapat terjadi oleh berbagai macam

sebab dan melalui berbagai proses. Penurunan *olume plasma intra*askular 

merupakan "aktor utama yang menyebabkan terjadinya syok. %erjadinya

 penurunan *olume intra*askular menyebabkan darah yang balik ke jantung

 berkurang sehingga curah jantung menurun. Dan menyebabkan oksigen di paru

 juga menurun dan asupan oksigen ke jaringan tidak terpenuhi.

!da beberapa tingkatan kesadaran pada pasien syok. %ingkat kesadaran

merupakan indikator utama adanya perubahan status neurologi pasien, karena

 berhubungan dengan "ungsi hemis"er serebral dan reticular activating system.

%ingkatan kesadaran terdiri dari #/

a. <ompos mentis, yaitu keadaan pasien yang sadar akan dirinya dan

lingkungan serta dapat menja+ab pertanyaan dengan benar.

 b. !patis, yaitu keadaan pasien yang berkurang dengan keadaan sekitar dan

sikap acuh tak acuh.

c. 2atargi, yaitu keadaan kesadaran pasien yang terlihat lesu dan mengantuk.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: kegawatdaruratan medis

7/21/2019 kegawatdaruratan medis

http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 10/27

d. Delirium, yaitu penurunan kesadaran serta pasien terlihat gelisah dan

meronta-ronta.

e. Somnolen, yaitu keadaan kesadaran pasien yang selalu ingin tidur dan

dapat dibangunkan ketika ada rangsangan.

". Stupor atau sopor, yaitu keadaan pasien yang seperti koma, seperti tertidur 

lelap dan tidak dapat dibangunkan kecuali dengan rangsangan nyeri.

g. oma, yaitu keadaan kesadaran yang hilang sama sekali dengan

rangsangan apapun tidak akan timbul.

erdasarkan a te"tboo# in cardiovascular medicine pada tahun 1:4,

klasi"ikasi syok yaitu # a' syok kardiogenik, b' syok obstrukti", c' syok oligemik 

atau syok hipo*olemik, dan d' syok distributi". Pembagian syok diperkecil lagi

menjadi 4 tipe, yaitu syok neurogenik, syok hipo*olemik, syok ana"ilaktik dan

syok kardiogenik.50,51

%abel /. lasi"ikasi Syok /:

S?9 !;D96) S?9 DS%;@%7

!. Disebabkan oleh Disritmia !. Septikemia. Disebabkan oleh (ekanis =antung . (etabolik atau toksik 

<. (iopati <. )ndokrinologik  

D. (ikrosirkulasi

S?9 9S%;@%7 ). eurogenik  

!. %amponade perikardium 7. !na"ilaktik  

. oarktasio aorta

<. )mboli paru

D. 3ipertensi pulmonalis primer 

S?9 926)( 

!. Perdarahan. ekurangan cairan

2.3.3.1 S(k neurgenik 

Syok neurogenik disebut juga sinkope. Syok neurogenik terjadi karena

 penurunan atau kehilangan kesadaran secara tiba-tiba akibat tidak adekuatnya

aliran darah ke otak. 3al ini disebabkan karena terjadinya *asodilatasi dan

Universitas Sumatera Utara

Page 11: kegawatdaruratan medis

7/21/2019 kegawatdaruratan medis

http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 11/27

 bradikardi secara mendadak sehingga menimbulkan hipotensi. %erjadinya

hipotensi akan merangsang re"leks simpatis berupa takikardi dan *asokonstriksi

 peri"er yang secara klinis dideteksi sebagai peningkatan denyut nadi dan keringat

dingin pada ekstremitas atas. emudian terjadi juga penurunan dalam e"ekti"itas

sirkulasi *olume plasma yang sering terjadi dari penurunan venous tone,

 penggumpalan darah di pembuluh darah *ena dan kehilangan *olume cairan

intra*askular karena peningkatan permeabilitas kapiler. !khirnya, terjadi dis"ungsi

miokard primer yang bermani"estasi sebagai dilatasi *entrikel. Pada keadaan ini

akan terdapat peningkatan aliran *askuler yang mengakibatkan berkurangnya

cairan dalam sirkulasi sehingga per"usi ke otak berkurang dan menyebabkan

 pasien mengalami syok.$,/,51-55

Syok neurogenik atau sinkope merupakan gejala umum yang sering

dijumpai di praktek dokter gigi. eadaan ini disebabkan oleh suhu lingkungan

yang panas, keadaan takut, terkejut atau rasa nyeri. urang lebih /A pasien

mengalami sinkope sebelum, selama bahkan setelah pera+atan gigi. Sinkope

umumnya, terjadi pada +anita muda, lelaki tua atau dengan ri+ayat penyakit

 jantung. Sedangkan syok neurogenik pada pasien trauma terjadi karena hilangnya

 sympathetic tone, misalnya pada cedera tulang belakang atau yang sangat jarangyaitu cedera pada batang otak. Denyut nadi pasien menjadi lambat sehingga

 pasien akan merasa pusing dan pingsan. @mumnya keadaan ini akan membaik 

setelah pasien dibaringkan, kecuali cedera karena jatuh.$,/,51-55

Penanganan untuk pasien syok yaitu dengan memposisikan kedua kaki

 pasien lebih tinggi dari dada & shoc# position' atau posisi trendelenburg agar aliran

darah ke otak maksimal. emudian periksa tekanan darah, denyut nadi dan

 perna"asan pasien. 2alu memberikan oksigen -: liter per menit atau berikan bauyang merangsang seperti alkohol selama masa pemulihan. Pemberian kompresi

 pijat jantung tidak dapat dilakukan apabila denyut nadi karotis masih teraba,

karena melakukan kompresi pijat jantung hanya dilakukan pada pasien yang

mengalami tanda utama henti jantung atau cardiac arrest .5/,55

Universitas Sumatera Utara

Page 12: kegawatdaruratan medis

7/21/2019 kegawatdaruratan medis

http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 12/27

!

6ambar 4. !. Posisi syok & shoc# position' dan . Posisi %rendelenburg

dan !nti-%rendelenburg.:

2.3.3.2 S(k hip'!emik 

Syok hipo*olemik adalah syok yang terjadi akibat berkurangnya *olume

 plasma di intra*askular atau kehilangan cairan tubuh. Syok hipo*olemik dapat

terjadi akibat perdarahan &hemoragik' dan dehidrasi berat oleh berbagai sebab

seperti luka bakar yang luas dan diare berat. asus-kasus syok hipo*olemik yang

sering terjadi adalah akibat perdarahan sehingga syok hipo*olemik dikenal juga

dengan syok hemoragik.

Penanganan syok hipo*olemik, hal utama yang dilakukan yaitu mengganti

cairan tubuh atau darah yang hilang, kemudian berikan oksigen sebanyak $-10

2Bmenit untuk jalan na"as dan respirasi pasien. 2alu berikan in"us dengan cairan

koloid. %ujuan utama terapi adalah memulihkan curah jantung dan per"usi

 jaringan secepat mungkin./C

/-/:

Page 13: kegawatdaruratan medis

7/21/2019 kegawatdaruratan medis

http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 13/27

2.3.3.3 S(k ana"i!aktik 

Syok ana"ilaktik adalah kegagalan per"usi jaringan yang disebabkan reaksi

alergi yang luar biasa atau berlebihan pada suatu organisme terhadap protein

asing. !na"ilaktik syok dapat terjadi dalam beberapa menit dan dapat mengancam

nya+a. 7aktor penyebabnya adalah karena alergi terhadap obat-obatan, terutama

yang diberikan secara intra*ena seperti antibiotik &contoh # penisilin'. Selain itu

 penyebab lainnya adalah karena pelepasan histamin sebagai konsekuensi dari

suatu tipe reaksi alergi. %anda-tanda klinis pasien yang mengalami syok 

ana"ilaktik yaitu pasien susah berna"as, +ajah kemerahan, gatal pada mata dan

mulut, pusing, lemas, sakit perut, bronkospasme dan edema epiglotis sehingga

Universitas Sumatera Utara

Page 14: kegawatdaruratan medis

7/21/2019 kegawatdaruratan medis

http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 14/27

 pasien terasa tercekik. 6ejala akan timbul pada /-11 menit setelah dilakukan

suntikan dan reaksi puncak akan terjadi pada $-0 menit.$,/,51,55

Penanganan pada pasien syok ana"ilaktik adalah dengan mempertahankan

 jalan na"as dan mempertahankan sirkulasi dengan memberikan oksigen -:

literBmenit lalu berikan 0,5-0,$ ml epineprine &adrenalin 1#1000' secara

intramuscular dengan kecepatan 1 mlBmenit dan ulangi setiap $ atau 10 menit

sampai pasien terlihat membaik.$,/,51,55

2.3.3.% S(k kardigenik 

Syok kardiogenik adalah syok yang terjadi akibat tidak ber"ungsinya

 jantung untuk mengalirkan darah ke jaringan yang mengakibatkan curah jantung

menjadi kecil atau berhenti. %anda-tanda klinis dari syok kardiogenik meliputi

hipotensi, takikardia, oliguria dan bagian ekstermitas dingin./:

Dalam menangani pasien syok kardiogenik hal pertama yang dilakukan

adalah memberikan bantuan hidup dasar &2S'. (enurut !3! /010 & American

 $eart Association' 2S merupakan dasar untuk menyelamatkan pasien tanda

utama henti jantung atau cardiac arrest   dan mengakti"kan sistem

kega+atdaruratan serta melakukan <P; &Cardiopulmonary resuscitation' secara

dini. 2angkah-langkah 2S terdiri dari penilaian dan tindakan yang dijabarkan

dalam bentuk algoritma yang disederhanakan &6ambar $!'. Sedangkan pada

gambar &$', merupakan urutan keterampilan 2S untuk penyediaan layanan

kesehatan.54

Universitas Sumatera Utara

Page 15: kegawatdaruratan medis

7/21/2019 kegawatdaruratan medis

http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 15/27

!

Universitas Sumatera Utara

Page 16: kegawatdaruratan medis

7/21/2019 kegawatdaruratan medis

http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 16/27

1

/

Unresp nsi'eN $reat hing r n nrma! $reathing

&only gasping'

A)ti'e emergen)( respnse s(stem

#et AE*+de"i$ri!!atr

or send se cond rescuer &i" a*aila ble'

to do t is

,igh-ua!it ( /P0 

- ;ate at leas t 100Bmin- <ompressi on depth at least /

inches &$ cm '- !llo+ complete chest recol

a"ter each c ompression

- (inimie i nterruptionsin chest compression

- !*oid eEce ssi*e *entilatio n

Puls

5 /he)k pu!se

*E&INIT E pu!se

ithin 1 se)nds 4

4  o

5!

6i*e 1 breath e ery $

to seconds

;eche ck pulse e ery

/ minutes

egin cycles o" 3 /56P0E SSI5NS and 2 B0EA T,S

$

AE*+de"i$ri!!atr A00I7ES

<heck r hythm

Shockable rhythmF

 ot S ockableShockabl

:0esume P0 imme diate!(C

6i*e 1 shock "or  / minutes<heck rhythm e*ery / minuteG

0esume /P 0 immediate!( co ntinue until !2S pro* iders take

"or / inutes o*er or *ic tim starts t o mo*e

6ambar $. !. Simple 2S untuk de+asa. . 2S berdasarkan pela yanan

kesehat an.54

Universitas Sumatera Utara

Page 17: kegawatdaruratan medis

7/21/2019 kegawatdaruratan medis

http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 17/27

 am un, dari b berapa literatur menyatakan bah+a untuk m emberikan 2S

dikenal d ngan tindakan !< yaitu Airwa  y &jalan na"as', %reathing  &perna" asan',

Circulatio n &sirkulasi'.5,$,51

a. !ir+ay &jala n na"as'

!ir +ay merup akan usaha untuk me mpertahankan dengan baik jalan na"as

 pada pasien yang tid ak sadar. etika pasien dalam keadaan tid ak sadarkan diri,

kemungkinan pasien tidak dapat berna"as dengan baik. 3al ini dap at terjadi

karena ada benda asing yang menutup i jalan na"a s pasien atau akibat jatuhnya

 pangkal lidah kebelakang. @ntuk memb ebaskan ja lan na"as airway', m aka dokte

r gigi dapat men ggunakan teknik head  tilt , chin li!t  dan &aw thrust .5,$,51

 $ead tilt yaitu  dengan  m eletakkan tangan didahi pasien dan mend  orong

dahi kebe lakang sert dibantu d engan chin li!t  yaitu mengangkat dagu pasien. 'aw

thrust dapat digunak  an jika pad a  saat mela kukan head tilt dan ch in li!t jalan

na"as masih obstruksi. < ranya, de ngan mengangkat da gu pasien sehingga posisi

mandibul lebih maju daripada maksila. Sedangkan untuk me mbebaskan jalan

na"as dari sumbatan benda asing seperti da ah dan cairan muntah dapat digu nakan

teknik !inger sweep yaitu meng gunakan / jari tanga yang dib alut dengan kain

untuk me yapukan c airan yang ada didalam rongga m lut pasien. 5,$,51

6ambar . $ead tilt , chin li!t  dan &aw thrust .51

6ambar C. %indakan !inger sweep.51

Universitas Sumatera Utara

Page 18: kegawatdaruratan medis

7/21/2019 kegawatdaruratan medis

http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 18/27

 b. reathing &perna"asan'

reathing merupakan teknik untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada

 pasien sadar atau pasien yang tidak sadar. Seorang dokter yang menangani pasien

kega+atdaruratan dental harus mendekatkan pipi 1 inci ke mulut dan hidung

 pasien untuk melihat &loo# ', mendengar &listen' dan merasakan & !eel ' tanda-tanda

yang ada pada perna"asan pasien. (elihat yaitu melihat apakah ada pergerakan di

dada atau abdomen pasien, mendengar yaitu mendengar apakah ada atau tidaknya

suara na"as tambahan yang dikeluarkan oleh pasien, dan merasakan yaitu

merasakan apakah ada hembusan na"as atau aliran udara yang keluar dari mulut

atau hidung pasien. Dan bila perna"asan pasien tidak terasa diperlukan na"as

 buatan. @ntuk pemberian na"as buatan dapat dilakukan dari mulut ke mulut, mulut

ke hidung atau mulut ke stoma. Dan juga dapat dilakukan dengan menggunakan

 Ambu bag untuk memberikan suplai oksigen 0A.$,51

6ambar :. (oo# , listen and !eel .51

<

!

6ambar . Pemberian na"as buatan, &a' mulut ke mulut, &b' mulut ke

hidung dan &c' mulut ke stoma.51

Universitas Sumatera Utara

Page 19: kegawatdaruratan medis

7/21/2019 kegawatdaruratan medis

http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 19/27

6ambar 10. Penggunaan Ambubag .5/

c. <irculation &sirkulasi'

<irculation merupakan monitoring dua tanda *ital yang sangat penting,

yaitu tekanan darah dan denyut jantung yang memberikan in"ormasi tentang

"ungsi sistem cardio*ascular. %idak terabanya nadi karotis pada de+asa

merupakan tanda utama terjadinya cardiac arrest  atau henti jantung. Pemberian

*entilasi buatan dan kompresi pijat jantung diperlukan pada keadaan

kega+atdaruratan ini.$,51

6ambar 11. Pemeriksaan nadi karotis./,51

@ntuk melakukan pijat jantung dilakukan 50 kali dengan selingan / kali

na"as buatan dalam / menit. Pertama-tama tentukan titik penekanan yaitu di

 bagian tengah sternum. emudian lakukan penekanan tulang dada kira-kira 4-$

cm &1,$-/ inchi' untuk de+asa, anak balita 4 cm &1,$ inchi', dan anak-anak $ cm

&/ inchi' . Dan dilakukan :0-100 kali per menit. ompresi pijat jantung dapat

dihentikan apabila pasien sudah dalam keadaan membaik atau sadar, pasien telah

meninggal, operator sudah letih dan pelayanan kesehatan lain sudah datang.$,5/,55

Universitas Sumatera Utara

Page 20: kegawatdaruratan medis

7/21/2019 kegawatdaruratan medis

http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 20/27

6ambar 1/. ompresi dada pada de+asa, bayi dan anak

usia sampai : tahun.51,5/

(enurut American $eart Association /010, ada perubahan kunci terhadap

 panduan %asic (i!e Support  &2S' pada tahun /00$ untuk pasien cardiac arrest ,

yaitu #54

a. Pengenalan segera terhadap S<! &Sudden Cardiac Arrest ' berdasarkan

 penilaian tidak adanya respon dan tidak adanya perna"asan normal &misalnya,

 pasien tidak berna"as atau hanya hembusan na"as'.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: kegawatdaruratan medis

7/21/2019 kegawatdaruratan medis

http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 21/27

 b. (enghilangkan (oo# , (isten dan )eel  dari algoritma 2S.

c. (elakukan <P; menggunakan tangan &hanya kompresi pijat jantung' untuk 

 penolongBpetugas yang tidak mengikuti pelatihan khusus.

d. @rutan perubahan dalam melakukan kompresi pijat jantung sebelum

membebaskan jalan na"as &melakukan <! dari pada !<'.

e. Penyediaan pera+atan kesehatan yang e"ekti" dalam melakukan kompresi pijat

 jantung atau <P; sampai kembalinya sirkulasi secara spontan.

". (eningkatkan metode untuk melakukan <P; dengan kualitas tinggi &misalnya,

kedalaman pada saat melakukan penekanan kompresi pijat jantung harus adekuat'.

g. Selanjutnya melakukan pemeriksaan nadi bagi pelayanan kesehatan.

h. !lgoritma 2S untuk de+asa yang sederhana diperkenalkan dengan

memperbaiki algoritma tradisional.

2.% Upa(a pen)egahan kegawatdaruratan medis

Setiap dokter gigi berke+ajiban untuk melakukan tindakan yang diperlukan

untuk menghindari komplikasi dan untuk mencegah timbulnya kega+atdaruratan

medis. !namnesa merupakan salah satu bagian terpenting dalam pemeriksaan

 pasien karena mendapatkan keterangan mengenai kondisi pasien. 8alaupunkeadaan kedaruratan tidak dapat dihindari dalam praktek dokter gigi, namun

sebaiknya keadaan kedaruratan dapat dikurangi atau dihindari dengan melakukan

 pera+atan dengan cermat, terampil dan trauma minimal.51

@ndang-undang o. / %ahun /004 tentang praktek kedokteran

mengamanatkan agar setiap dokter ataupun dokter gigi yang berpraktek +ajib

mengikuti pendidikan dan pelatihan kedokteran atau kedokteran gigi

 berkelanjutan yang diselenggarakan oleh organisasi pro"esi dan lembaga lain yangdiakreditasi oleh organisasi pro"esi dalam rangka penyerapan perkembangan ilmu

 pengetahuan dan teknologi kedokteran atau kedokteran gigi dan dilaksanakan

sesuai dengan standar pendidikan pro"esi kedokteran ataupun kedokteran gigi. 3al

ini berguna agar dokter ataupun dokter gigi dapat meningkatkan, mengembangkan

 pengetahuan, keterampilan, sikap dan prilaku dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat.5$

Universitas Sumatera Utara

Page 22: kegawatdaruratan medis

7/21/2019 kegawatdaruratan medis

http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 22/27

eadaan pingsan yang sering terjadi di praktek dokter gigi, mungkin

dikarenakan ruang praktek memiliki temperatur dan kelembaban yang tinggi. 9leh

karena itu, sebaiknya ruang praktek haruslah berha+a dingin dan mempunyai

*entilasi yang baik. ;uang tunggu harus terang dan sejuk serta untuk mencegah

 pasien lama menunggu sebaiknya dilakukan penjad+alan kunjungan yang e"isien.

Dokter gigi harus menggunakan dental unit yang desainnya memungkinkan pasien

segera dibaringkan lurus dengan posisi kaki lebih tinggi dari kepala &posisi

%rendelenburg 100' pada saat terjadi kondisi kega+atdaruratan.

5

Selain memperhatikan kondisi ruang praktek, sebaiknya juga dapat

dilakukan pemeriksaan a+al. 8alaupun tidak semua pera+atan dental

memerlukan pemeriksaan a+al, tetapi dalam menangani pasien yang ingin

melakukan bedah minor seperti pencabutan dan odontektomi, pemeriksaan a+al

 perlu dilakukan. !dapun pemeriksaan a+al yang dimaksud adalah pemeriksaan

tanda-tanda *ital.

2.%.1 Pemeriksaan tanda 'ita!

%anda *ital termasuk penilaian dalam pemeriksaan rutin yang dilakukan

oleh tenaga medis. %anda-tanda *ital dapat menghasilkan perubahan yang

 bertahap dari +aktu ke +aktu. ?ang termasuk tanda-tanda *ital adalah tekanan

darah, denyut nadi, perna"asan dan suhu.5C-5

2.%.1.1 Tekanan darah

@ntuk mengukur tekanan darah pasien sebelum melakukan pera+atan

seperti pencabutan, sebaiknya dilakukan dengan teliti dan dicatat dengan baik 

 pada saat dilakukan pengukuran, karena keadaan pasien dapat mempengaruhi

hasil dan penilaian. !lat yang digunakan untuk pemeriksaan tekanan darah adalah

sphygmomanometer. %ekanan darah diukur pada lengan tangan &gambar 1/'.

2ebar manset harus mencakup 1B/-/B5 panjang lengan atas. (anset yang dipakai

terlalu sempit akan memberikan hasil pemeriksaan tekanan darah menjadi tinggi,

sedangkan manset yang terlalu lebar akan memberikan hasil pemeriksaan terlalu

rendah.5C-5

Universitas Sumatera Utara

Page 23: kegawatdaruratan medis

7/21/2019 kegawatdaruratan medis

http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 23/27

<ara untuk mengukur tekanan darah yaitu dengan memasangkan manset

melingkari lengan atas pasien, dengan batas ba+ah lebih kurang 5 cm dari siku.

2akukan pemompaan sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba dan gunakan

stetoskop untuk mendengarkan arteri brakialis &di "osa kubiti'. emudian

kosongkan manometer perlahan-lahan dengan kecepatan /-5 mm tiap detik.5

%ekanan sistolik adalah saat terdengar bunyi pada saat orotkoo" yaitu

 bunyi pertama yang didengar berupa bunyi detak yang perlahan. Sedangkan

tekanan diastolik adalah saat terdengar bunyi orotkoo" > yaitu bunyi yang tiba-

tiba melemah. Dan nilai normal tekanan sistolik adalah H1/0mm3g dan untuk 

tekanan diastolik adalah H:0mm3g.5:,5

6ambar 15. <ara mengukur

tekanan darah.5

2.%.1.2 *en(ut nadi

 adi merupakan re"leksi peri"er dari kerja jantung dan penjalaran

gelombang dari proksimal &pangkal aorta' ke distal. 6elombang nadi tidak 

 bersamaan dengan aliran darah tetapi menjalar lebih cepat. adi dapat dirasakan

selama midsistole, saat konstraksi jantung dan saat ejeksi darah intrakardia sedang

 berlangsung. ecepatan penjalaran nadi dapat menurun pada beberapa penyakit

 jantung, darah atau pembuluh darah, tetapi dapat meningkat pada kondisi lain.

 Intensitas nadi dapat berhubungan dengan karakteristik pembuluh darah dan

tekanan nadi. ecepatan denyut nadi normal pada de+asa yang sehat berkisar dari

$0-100 denyutBmenit dan anak berusia diba+ah 10 tahun berkisar 0-0

denyutBmenit.5:,5

<ara mengukur denyut nadi yaitu dengan menggunakan dua jari &jari

telunjuk dan jari tengah' untuk meraba arteri radialis. @ntuk menyingkirkan

Universitas Sumatera Utara

Page 24: kegawatdaruratan medis

7/21/2019 kegawatdaruratan medis

http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 24/27

kemungkinan terdapatnya pulsu s de"isit & aju jantun g lebih besar daripad a laju

nadi', he ndaknya setiap perhitungan nadi dilakuka juga per hitungan denyut

 jantung. D an semua enghitung n harus dilakukan sat menit penuh.5

6ambar 14. <ara memeri sa

deny ut nadi.40

2.%. 1.3 Perna" san

ecepatan per a"asan dan pola perna"asan dikendalikan oleh kemose nsor-

kemosensor dan otak. @ntuk orang normal, peningkat an konsentrasi

karbondioksida dan ion hidrog en dalam darah dapa t merangs ang peningkatan

*entilasi. ecepatan perna"asan normal tidak berarti b ah+a oksi genisasi ad kuat.

Dengan danya rasa cemas p ada pasie n dapat menyebabka n meningkatnya

 perna"asa n. @ntuk pemeriksaan perna"asan harus hati-hati, kar ena pasien yang

menyadari bah+a perna"asann a sedang diamati dapat terjadi nya peningkatan

kecepatan perna"asan in*olunt er. ecepatan perna" asan norm al adalah 1/-1:

kaliBmenit pada oran de+asa.5:

Pem eriksaan r espirasi ata u perna"asan dapat d ilakukan d engan beberapa

cara yaitu #5

1. <ara inspeksi, merupak an pemeriksaan denga n melihat g erakan na"a s

dan menghitu ng "rekuensinya. <ara ini tidak praktis dan tidak dianjurkan karena

 pemeriksa an dilakuk an dengan melihat ger kan na"as an detak ja m sekaligus.

/. <ara palpasi, merupakan cara yan dianjurka n yaitu pem eriksaan d engan

meletakka n tangan p emeriksa p ada dinding abdomen atau dind ing dada pasien,

kemudian dihitung g rakan perna"asan pasien sambil elihat detak jarum ja .

5. < ara auskul asi, pemer iksaan yan g dilakukan dengan menggunakan alat

stetoskop yaitu mendengarkan dan menghitung bunyi erna"asan.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: kegawatdaruratan medis

7/21/2019 kegawatdaruratan medis

http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 25/27

6ambar 1$. %eknik palpasi dan %eknik auskultasi.5C

2.%.1.% SuhuSuhu tubuh merupakan perbedaan antara jumlah panas yang dihasilkan oleh

 proses tubuh dan jumlah panas yang hilang karena lingkungan luar. <ara

 pengukuran suhu adalah dengan menggunakan thermometer. Sebelum

menggunakan thermometer, pada permukaan air raksa harus diturunkan sampai

diba+ah 5$0< dengan mengibas-ngibaskan thermometer.

5C,5

Pada bayi diba+ah / tahun, pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada

lipatan paha atau rektum dengan suhu normal 5

0

<-5C

0

<. Sedangkan pada anak diatas umur tahun, pengukuran dapat dilakukan di mulut &suhu oral' yaitu

dengan meletakkan thermometer di ba+ah lidah &sublingual' dan suhu oral normal

adalah 5C0<. Semua pengukuran suhu dilakukan selama 5 menit. Dalam keadaan

normal suhu aksila sama seperti suhu pada rektum yaitu 50<-5C

0<.

5C,5

Universitas Sumatera Utara

Page 26: kegawatdaruratan medis

7/21/2019 kegawatdaruratan medis

http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 26/27

6ambar 1. Pemeriksaan suhu rektal, aksial, dan oral.40

Universitas Sumatera Utara

Page 27: kegawatdaruratan medis

7/21/2019 kegawatdaruratan medis

http://slidepdf.com/reader/full/kegawatdaruratan-medis-56de355a0a068 27/27

2.8 Kerangka Knsep Pene!itian

Pengetahuan

1. De"inisi ega+atdaruratan medis

/. Prinsip Dasar

ega+atdaruratan (edis

5. Penanganan ega+atdaruratan

(edis

4. Pencegahan ega+atdaruratan

(edis

Pengetahuan dan Sikap

Dokter 6igi %erhadap

ega+atdaruratan (edis

Sikap

1. Prinsip Dasar ega+atdaruratan

(edis

/. Penanganan ega+atdaruratan

(edis

5. Pencegahan ega+atdaruratan

(edis