Top Banner
KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SINJAI SELATAN THE EFFECTIVENESS OF DISCOVERY LEARNING APPROACH IN TEACHING WRITING NARRATIVE ESSAY THE STUDENTS OF CLASS VII SMP NEGERI 1 SINJAI SELATAN Tesis Oleh ROSDIANA Nomor Induk Mahasiswa:04. 07. 767.2012 PROGRAM PASCASARJANA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2014
144

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

Dec 02, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN

NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SINJAI SELATAN

THE EFFECTIVENESS OF DISCOVERY LEARNING APPROACH IN TEACHING WRITING NARRATIVE

ESSAY THE STUDENTS OF CLASS VII SMP NEGERI 1 SINJAI SELATAN

Tesis

Oleh

ROSDIANA

Nomor Induk Mahasiswa:04. 07. 767.2012

PROGRAM PASCASARJANA

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2014

Page 2: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

i

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN

NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SINJAI SELATAN

TESIS

Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Magister

Program Studi

Magister Bahasa dan Sastra Indonesia

Kekhususan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun dan Diajukan oleh

ROSDIANA Nomor Induk Mahasiswa: 04. 07. 767.2012

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2014

Page 3: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

ii

TESIS

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA

KELAS VII SMP NEGERI 1 SINJAI SELATAN

yang disusun oleh

ROSDIANA NIM. 04. 07. 767.2012

Telah dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Tesis

Pada tanggal 16 Juni 2014

Menyetujui Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. H.M. Ide Said DM, M.Pd. Dr. Munirah, M.Pd.

Mengetahui,

Direktur Program Pascasarjana Ketua Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Prof. Dr. H.M. Ide Said DM, M.Pd. Dr. Abd. Rahman Rahim, M.Hum.

Page 4: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

iii

HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI

Judul : Keefektifan Pendekatan Discovery Learning dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan

Nama : Rosdiana NIM : 04. 07. 767.2012 Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Konsentrasi : -

Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Penguji Tesis pada tanggal 16 Juni 2014 dan dinyatakan telah memenuhi prasyarat dan dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Bahasa dan Sastra Indonesia pada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 17 Juni 2014

TIM Penguji

Prof. Dr. H. M. Ide Said D.M.,M.Pd. (Ketua/Pembimbing/Penguji)

(……………………………….)

Dr. Munirah, M.Pd. (Sekretaris/Penguji)

(……………………………….)

Dr. Andi Syukri Syamsuri,M.Hum (Penguji)

(……………………………….)

Dr. Abd. Rahman Rahim, M.Hum (Penguji)

(……………………………….)

Page 5: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang Bertandatangan di bawah ini Nama : Rosdiana

NIM : 04. 07. 767.2012

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, 16 Juni 2014 Yang Menyatakan

Materai 6000

Rosdiana

Page 6: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

v

ABSTRAK

Rosdiana, 2014.Keefektifan Pendekatan Discovery Learning dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan.Tesis Magister Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar.Dibimbing oleh H.M. Ide Said D.M dan Munirah

Penelitian inibertujuan mengetahui keefektifan pendekatan discovery learning pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan dan untuk mengetahui pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan.

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen, yang melibatkan dua kelompok yang terdiri dari satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai yang berjumlah 284 siswa, terdiri atas 138 siswa laki-laki, dan 146 siswa perempuan. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan tes.Sementara data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis menggunakan analisis statistika deskriptif dan analisis statistika inferensial.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah siswa pada kelas eksperimen mencapai ketuntasan belajar adalah sebanyak 34 siswa (94,44%), dengan nilai rata-rata 77,36, sementara pada kelas kontrol, jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 17 orang dari jumlah keseluruhan 36 sampel dengan persentase 47,22% dan nilai rata-rata 63,47.

Analisis statistika inferensial dengan uji-t menunjukkan bahwa thitung> ttabel (7.142 > 1,658), maka H1 diterima, yang berarti keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan yang diajar dengan menggunakan pendekatan discovery learning lebih efektif dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan model konvensional.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan discovery learning efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan.

Page 7: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

vi

ABSTRACT

Rosdiana, 2014. The Effectiveness of Discovery Learning Approach in Teaching Writing Narrative Essaythe Students of Class VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan.Thesis of Magister of Bahasa Indonesia, Universitas Muhammadiyah Makassar.Guided by H.M. Ide SaidD.M. and Munirah.

The goals of this research was to find out the effectiveness of discovery learning approach in teaching narrative essay the student of class VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan.

The design of this research was experimental research, which involved two groups of students, included experimental class and control class. The populations were the whole students of Class VII of SMP Negeri 1 Sinjai,included 284 students, while the sampling technique was cluster random sampling.Each group consisted of 36 students. The instrumen of this research was observation and learning achievement tes. Data collected was analyzed through descriptive statistic and inferential statistic which is processed using SPSS v.20.

The result of this research shows that the number of student which pass the test in experimental class were 34 students (94,44%) where mean score was 77,36, while in the control class it was only 17 students (47,22%) where mean score was 63,47.

Inferential statistic analyzing shows that tvalue >ttable, (7.142 > 1,658) this means that H1 is accepted. Based on this result of research, its concluded that discovery learning approach is effective in teaching narrative writing skill the students of class VII of SMP Negeri 1 Sinjai Selatan.

Page 8: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur atas izin Allah Swt.,

sehingga tesis dengan judul ”Keefektifan Pendekatan Discovery

Learning dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Siswa

Kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan” dapat diselesaikan. Salawat

serta salam penulis sampaikan kehadirat nabi Muhammad

saw.,yang telah membawa umat manusia ke jalan yang telah

diridhaiNya.

Disadari bahwa penulisan tesis ini tidak mungkin terwujud

tanpa bantuan dan dorongan berbagai pihak. Oleh karena itu sudah

penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga terutama

kepada kedua pembimbing, Prof.Dr. H.M. Ide Said DM., M.Pd.,

pembimbing I, dan Dr. Munirah, M.Pd., pembimbing II, yang telah

dengan sabar dan membimbing penulis selama penyusunan tesis

ini.

Terima kasih kepada suami tercinta, Baharuddin Abu, yang

selalu mendukung penulis dalam mengejar cita-cita, yang telah

memberikan semangat, pengorbanan, doa, serta nasihat yang tiada

henti, ketulusan cinta, kasih sayang dan didikan serta setia

mengiringi penulis dalam meneliti jembatan kehidupan sehingga

penulis dapat menyelesaikan studinya.

Terima kasih yang sebesar-besarnya serta penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada Dr.H.Irwan Akib., M.Pd., Rektor Unismuh

Makassar, Prof.Dr.H.M. Ide Said D.M., M.Pd., Direktur Program

Pascasarjana Unismuh Makassar, Dr.Abd. Rahman Rahim, M.Hum.,

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Page 9: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

viii

Seluruh dosen khususnya pada Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmu dalam

menggapai cita-cita. Terima kasih kepada Kepala Sekolah SMP

Negeri 1 Sinjai Selatan yang telah memberikan izin untuk

mengadakan penelitian. Guru-guru SMP Negeri 1 Sinjai Selatan

yang telah membantu dalam proses penelitian. Sahabat-sahabat

tercinta, yang senantiasa bersama-sama dalam suka dan duka

berjuang untuk mendapatkan ilmu demi masa depan serta

mendukung, memberikan semangat dan senantiasa mendoakan

penulis dan seluruh rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia tanpa terkecuali. Atas segala

keikhlasan, pengorbanan, dorongan, doa dan semua pihak yang

tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan doa

serta bantuan dalam penyusunan tesis ini.

Teriring doa semoga Allah memberikan balasan yang terbaik

bagi semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis

ini. Semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan.

Makassar, 16Juni 2014

Rosdiana

Page 10: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI ............................................................ iii PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ................................................................. iv

ABSTRAK .......................................................................................................... v

ABSTRACT ....................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 7

A. Kajian Pustaka.......................................................................................... 7

1. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 7

2. Pendekatan Discovery Learning ........................................................ 9

3. Pembelajaran Menulis....................................................................... 16

4. Hakikat Karangan Narasi .................................................................. 36

5. Evaluasi Pembelajaran Menulis Karangan Narasi ......................... 41

B. Kerangka Pikir ........................................................................................ 42

C. Hipotesis ................................................................................................. 43

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 44

A. Variabel dan Desain Penelitian............................................................. 44

1. Variabel Penelitian............................................................................. 44

2. Desain Penelitian ............................................................................... 44

B. Definisi Operasional Variabel................................................................ 45

C. Populasi dan Sampel Populasi ............................................................. 45

1. Populasi .............................................................................................. 45

2. Sampel................................................................................................ 47

D. Instrumen Penelitian .............................................................................. 47

Page 11: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

x

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 48

1. Teknik Tes .......................................................................................... 48

2. Teknik Observasi ............................................................................... 49

F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 49

1. Analisis Statistika Deskriptif .............................................................. 50

2. Analisis Statistika Inferensial ............................................................ 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 54

A. Hasil Analisis Statistik Deskriptif ........................................................... 54

1. Hasil Belajar Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas Eksperimen ........................................................................................ 54

2. Hasil Belajar Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas Kontrol........ 56

3. Hasil Analisis Persentase Per item dan Per Indikator dari Angket Siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen .................................................................... 57

4. Deskripsi Data Hasil Observasi terhadap Siswa Selama Proses Pembelajaran ..................................................................................... 62

B. Hasil Analisis Statistik Inferensial ......................................................... 65

1. Pengujian Persyaratan Analisis ....................................................... 65

2. Pengujian Hipotesis ........................................................................... 67

C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 69

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 73

A. Simpulan ................................................................................................. 73

B. Saran ....................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 76

LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

Page 12: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek

keterampilan berbahasa, yang umumnya diperoleh seseorang

melalui sekolah formal. Sebagai salah satu aspek keterampilan

berbahasa yang sangat penting, keterampilan menulis harus dilatih

sejak dini agar siswa dapat mengungkapkan ide atau gagasan

tertulisnya secara kohesif dan koheresif. Salah satunya adalah

menulis karangan narasi.

Keterampilan menulis ditempatkan pada tataran paling tinggi

dalam proses pemerolehan bahasaoleh para ahli pengajaran

bahasa. Hal ini disebabkan keterampilan menulis adalah

keterampilan produktif yang hanya dapat diperoleh sesudah

keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, dan keterampilan

membaca. Hal ini pula yang menyebabkan keterampilan menulis

menjadi keterampilan berbahasa yang paling sulit. Meskipun

tergolong sulit, namun keterampilan menulis memiliki peranan yang

sangat penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan penulis dapat

ditemukan hampir dalam setiap aktivitas manusiasetiap hari, seperti

Page 13: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

2

menulis surat, laporan, buku, artikel, dan sebagainya. jelas bahwa

kehidupan manusia hampir tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan

menulis.

Peranan keterampilan menulis yang sangat tinggi ini

ditegaskan olehTompkins, seorang ahli keterampilan berbahasa,

yang menyatakan bahwa masyarakat yang tidak mampu

mengekspresikan pikiran dalam bentuk tulisan, akan tertinggal jauh

dari kemajuan karena kegiatan menulis dapat mendorong

perkembangan intelektual seseorang sehingga mampu berpikir kritis

(dalam Paelori, 2005:16). Pendapat ini dipertegas oleh Tarigan

(1992: 44) yang mengutarakan bahwa indikasi kemajuan suatu

bangsa dapat dilihat dari maju tidaknya komunikasi tulis bangsa itu.

Berdasarkan observasi awal, keterampilan menulis di

kalangan siswa masih sangat kurang.Kebanyakan siswa di sekolah

tersebut menulis tanpa memperhatikan EYD.Misalnya, penggunaan

huruf kapital, huruf miring, tanda baca, dan sebagainya.Selain itu,

pelajaran Bahasa Indonesia tergolong pelajaran dengan hasil belajar

yang kurang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata

yang diperoleh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan yang

hanya mencapai 60, hanya selisih sedikit dari KKM yang telah

ditentukan, yakni 65.

Page 14: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

3

Keadaan ini disebabkan beberapa faktor, di antaranya faktor

kemalasan siswa dalam menulis, materi pelajaran, media

pembelajaran, bahan pembelajaran, metode pembelajaran, dan

lingkungan belajar yang kurang mendukung.Dewasa ini dibutuhkan

pembenahan serius dalam pembelajaran keterampilan

menulis.Meskipun dipahami bahwa banyak faktor yang

memengaruhi ketidak mampuan siswa dalam namun diakui bahwa

peranan guru sangat menentukan. Kenyataan saat ini adalah

pembelajaran keterampilan menulis yang banyak diterapkan di

sekolah adalah pendekatan tradisional atau konvensional, yakni

bagaimana mengajar siswa menulis secara langsung dengan

memberikan judul, tema, atau topik tertentu kemudian siswa disuruh

mengembangkan kerangka dengan penekanan pada aspek hasil

tulisan.

Sehubungan dengan uraian di ataspeneliti berinisiatif untuk

melakukan penelitian, dengan judul "keefektifan pendekatan

discovery learning dalam pembelajaran menulis karangan narasi

siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Page 15: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

4

1. Bagaimana penerapan pendekatan discovery learning siswa kelas

VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan?

2. Bagaimana pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas

VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan?

3. Apakah pendekatan discovery learning dapat efektif digunakan

dalam pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas VII

SMP Negeri 1 Sinjai Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan pendekatan Discovery Learning

siswa kelas VIISMP Negeri1 Sinjai Selatan

2. Untuk mengetahui pembelajaran menulis karangan narasi siswa

kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan

3. Untuk mengetahui keefektifan pendekatan Discovery

Learningdalam pembelajaran menulis karangan siswa kelas VII

SMP Negeri 1 Sinjai Selatan

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini yaitu:

Page 16: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

5

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini berguna sebagai pengalaman yang sangat

berharga dalam mengkaji dan memahami suatu

permasalahan.Penelitian ini sangat berguna bagi guru sebagai

bahan kajian untuk memilih pendekatan dan media pembelajaran

yang tepat sesuai dengan minat, dan kebutuhan belajar siswa.

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi guru-

guru disekolah lain, untuk memilih pendekatan dan memanfaatkan

media yang relevan, serta dapat memberikan dukungan dan

partisipasi penuh kepada dunia pendidikan dan pembelajaran,

karena dunia pendidikan dan pengajaran merupakan pilar dari

kemajuan suatu bangsa. Bagi instansi lembaga pendidikan

khususnya persekolahan, penelitian ini mudah-mudahan dapat

dijadikan sebagai bahan kajian dan referensi untuk menetapkan

kebijakan-kebijakan yang menyangkut sistem pembelajaran dalam

rangka peningkatan kualitas pendidikan.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. Bagi guru: dapat digunakan sebagai landasan dalam mengambil

langkah-langkah perbaikan dan peningkatan hasil belajar siswa

dengan penerapan discovery learning.

Page 17: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

6

b. Bagi siswa: manfaat bagi siswa dalam meningkatkan kemampuan

menulis karangan narasi.

c. Bagi sekolah: dapat memberikan informasi yang baik tentang

proses belajar Bahasa Indonesia.

Page 18: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar melalui pendekatan discovery, misalnya

penelitian yang dilakukan oleh Hasnah (2010) yang meneliti tentang

keefektifan pendekatan discovery dalam meningkatkan hasil belajar

matematika siswa kelas VII SMP Negeri 4 Palopo Kabupaten

Luwu.Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa hasil belajar

matematika siswa mengalami peningkatan melalui penerapan

pendekatan discovery learning.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Hamka (2011) yang

meneliti penerapan pendekatan discovery learning dalam

meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VIII

SMP Negeri 33 Makassar. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan

bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VIII SMP

Negeri 33 Makassar pada siklus I berada pada kategori sedang nilai

64,13 dan meningkat menjadi 85,28 pada siklus II.

Page 19: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

8

Lebih lanjut, Batariah (2011) yang meneliti keefektifan

pendekatan discovery learning dalam meningkatkan hasil belajar

Bahasa Indonesia siswa kelas IX SMP Jaya Negara Kota Makassar

dengan hasil penelitian yang diperoleh yaitu pendekatan discovery

learningefektif di kelas IX SMP Jaya Negara Kota Makassar, karena

hasil belajar bahasa Indonesia siswa sudah mencapai nilai yang

telah ditetapkan di sekolah tersebut.

Amiruddin (2012) dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar

IPA melalui Pendekatan Discovery Learning Siswa Kelas V SD

Negeri Bissappu Kabupaten Bantaeng”, juga membuktikan

keefektifan DiscoveryLearning dengan hasil penelitian yang

diperoleh yaitu hasil belajar IPA siswa mengalami peningkatan

dengan menerapkan pendekatan discovery learning. Sedangkan

Jusnawati (2012) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar

Matematika melalui Pendekatan Discovery Learning Siswa Kelas IV

SD Inpres Maccini Kota Makassar”, dengan hasil penelitian yaitu

hasil belajar matematika mengalami peningkatan sebesar 28,15%

dengan menerapkan pendekatan discovery learning.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti di atas memiliki

perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan.

Adapun perbedaannya yaitu tempat penelitiannya dan materi

Page 20: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

9

ajarnya tidak sama, sedangkan persamaannya yaitu sama-sama

menggunakan penerapan pendekatan discovery learning.

2. Pendekatan Discovery Learning

a. Pengertian Pendekatan Discovery Learning

Discovery learning merupakan bagian inti dari kegiatan

pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan

yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat

seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri, ditinjau

dari arti kata "discover" yang berarti menemukan dan discovery

adalah penemuan (Ahmadi dan Prasetya, 2005:76). Jadi, seorang

siswa dikatakan melakukan discovery bila anak terlihat

menggunakan prosesmentalnya dalam usaha menemukan konsep-

konsep atau prinsip-prinsip. Proses-proses mental yang dilakukan,

misalnya mengamati, menggolongkan, mengukur, menduga dan

mengambil kesimpulan.

Roestiyah, (2008:20) mengatakan bahwa teknik penemuan

adalah terjemahan dari discovery.Discovery adalah proses mental di

mana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip.

Ali (2002:86) mengatakan bahwa discovery adalah penemuan. Jadi,

dengan pendekatan discovery, siswa melakukan sesuatu proses

yang bernilai tinggi, disamping proses kegiatan fisik lainnya,

Page 21: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

10

pendekatan ini bertolak dari pandangan bahwa siswa sebagai subjek

dan objek dalam belajar, mempunyai kemampuan dasar untuk

berkembang secara optimal sesuai kemampuan yang dimilikinya.

Proses pembelajaran harus dipandang sebagai stimulasi yang

dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar, peranan

guru lebih banyak penetapan diri sebagai pembimbing atau pemimpi

belajar dan fasilitator belajar. Dengan demikian, siswa lebih banyak

melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok

memecahkan permasalahan dengan bimbingan guru pendekatan

discovery merupakan pendekatan mengajar yang berusaha

meletakkan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah,

pendekatan ini merupakan siswa lebih banyak belajar sendiri,

mengembangkan kreativitas dalammemecahkan masalah. Siswa

betul-betul ditempatkan sebagai subjek yang belajar.Peranan guru

dalam pendekatan discovery adalah pembimbing belajar dan

fasilitator belajar.Tugas utama guru adalah memiliki masalah yang

perlu dilontarkan kepada kelas untuk dipecahkan oleh siswa sendiri.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa pendekatan discovery harus meliputi pengalaman-

pengalaman belajar untuk menjadi siswa dapat mengembangkan

proses-proses discovery.Dengan demikian, pada pengajaran

discovery ini, kegiatan belajar mengajarnya harus direncanakan

Page 22: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

11

sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep

atau prinsip-prinsip melalui mentalnya dengan mengamati,

mengukur, menduga, menggolongkan, mengambil kesimpulan dan

sebagainya.

b. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Discovery Learning

Adapun keunggulan dan kelemahan pendekatan discovery ini

menurut Roestiyah (2008:20-21) adalah:

1) Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan,

memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dan

proses kognitif siswa.

2) Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi

individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa

siswa tersebut.

3) Dapat membangkitkan kegairahan belajar para siswa.

4) Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-

masing.

5) Mampu mengarahkan cara-siswa belajar sehingga memiliki lebih

motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat.

6) Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan

pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri.

Page 23: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

12

7) Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya

sebagai teman belajar saja, membantu bila diperlukan.

Walaupun demikian baiknya teknik ini masih ada pula

kelemahan yang perlu diperhatikan ialah:

1) Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk

cara belajar ini. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk

mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.

2) Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang

berhasil

3) Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan

pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti

dengan teknik penemuan.

4) Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini

terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang

memperhatikan perkembangan/pembentukan sikap dan

keterampilan bagi siswa.

5) Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir

secara kreatif

c. Langkah-Langkah Pembelajaran Discovery Learning

Sagala (2011: 196) mengemukakan lima tahapan dalam

menerapkan strategi pembelajaran Discovery Learning yaitu:

Page 24: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

13

1) Perumusan masalah untuk dipecahkan siswa

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa

pada suatu persoalan yang disajikan adalah persoalan yang

menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.Dikatakan

teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan

masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari

jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat

penting dalam strategi discovery learning oleh sebab melalui proses

tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga

sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.

Dengan demikian, teka-teki yang mengandung konsep yang jelas

yang harus dicari dan ditemukan.Ini penting dalam pembelajaran

discovery learning.

2) Merumuskan dan Menguji Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan

yang sedang dikaji.Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji

kebenarannya.Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada

dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir.Potensi berpikir itu

dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau

mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Manakala

Page 25: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

14

individu dapat membuktikan tebakannya, maka ia akan sampai pada

posisi yang dapat mendorong untuk berfikir lanjut.

Menguji adalah proses menentukan jawaban yang dianggap

diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh

berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji

hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang

diberikan.Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti

mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran

jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi,

akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat

dipertanggung jawabkan.

3) Siswa mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk

menjawab permasalahan/Hipotesis

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang

dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi

pembelajaran Discovery Learning mengumpulkan data merupakan

proses mental yang sangat penting dalam pengembangan

intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan

motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan

ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh

sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah

Page 26: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

15

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa

untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.

4) Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi

Generalisasi adalah proses mendeskripsikan temuan yang

diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan

kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran.

Sering terjadi, oleh karena banyaknya data yang diperoleh,

menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap

masalah yang hendak dipecahkan.Oleh karena itu, untuk mencapai

kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada

siswa data mana yang relevan.

5) Mengaplikasikan/generalisasi dalam situasi baru.

Pendekatan discovery dalam pembelajaran dapat

membiasakan kepada anak untuk membuktikan sesuatu mengenai

materi pelajaran yang sudah dipelajari.Membuktikan dengan

melakukan penyelidikan sendiri oleh siswa dibimbing oleh guru,

penyelidikan itu dilakukan oleh para siswa baik di lapangan seperti

laboratorium, situ purbakala, hewan yang berkeliaran sesuai mata

ajar yang dipelajari di sekolah.Setelah diselidiki melalui tempat-

tempat tersebut kemudian dianalisa oleh para siswa bersama guru

menggunakan buku referensi, enksiklopedi, kamus dan lainnya.Yang

Page 27: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

16

berkaitan dengan materi tersebut.Dengan menggunakan

pendekatan discovery ini pengembangan kognitif siswa lebih terasa

dalam kehidupan sehari-hari dapat diaplikasikan secara motorik.

3. Pembelajaran Menulis

a. Pengertian Menulis

Pada hakikatnya, menulis adalah keterampilan

mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran dan perasaan

seseorang tentang pemahaman, pengalaman, penghayatan, serta

proses mengembangkan gagasan menjadi tulisan atau lambang-

lambang kebahasaan. Sehubungan dengan hal tersebut, Lado

(dalam Tarigan, 2008: 3) mengemukakan bahwa menulis adalah

menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

menggambarkan suatu bahasa yang dapat dipahami oleh seseorang

sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik

melalui bahasa. Tarigan (dalam Munirah, 2007:1) mengemukakan

bahwa menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang

dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak

secara tatap muka dengan orang lain. Nurgiyantoro (dalam Munirah,

2007: 1) menjelaskan pula bahwa menulis merupakan suatu bentuk

manifestasi keterampilan atau keterampilan berbahasa paling akhir

dikuasai pelajar setelah keterampilan mendengarkan, berbicara, dan

Page 28: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

17

membaca. Keterampilan menulis menghendaki penguasaan

berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri

yang akan menjadi isi karangan baik unsur bahasa maupun unsur isi

haruslah terjalin rapi untuk menghasilkan karangan yang utuh dan

padu.

Selanjutnya, Munirah (2007:2) mengemukakan bahwa menulis

merupakan suatu bentuk komunikasi yang tidak langsung, untuk

menyampaikan gagasan penulis kepada pembaca dengan

menggunakan media bahasa yang dilengkapi dengan unsur

suprasegmental. Kemudian Takala (dalam Munirah, 2007: 1)

menyatakan bahwa menulis atau mengarangadalah suatu proses

menyusun, mencatat, dan mengomunikasikan makna ganda,

bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu

dengan menggunakan suatu sistem tanda konvensional yang dapat

dilihat (dibaca).

Akhadiah, dkk (dalam Munirah, 2007:1) menyatakan bahwa

menulis merupakan.suatu bentuk komunikasi. Menulis merupakan

suatu proses pemikiran yang dimulai dengan pemikiran tentang

gagasan yang akan disampaikan. Menulis merupakan bentuk

komunikasi yang berbeda dengan bercakap-cakap. Dalam tulisan

tidak terdapat intonasi, ekspresi wajah, gerakan fisik, serta yang

tidak menyertai percakapan.Menulis merupakan bentuk komunikasi

Page 29: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

18

yang perlu dilengkapi dengan tanda-tanda penjelas, aturan,

ejaan.serta tanda baca. Menulis merupakan bentuk komunikasi

untuk menyampaikan gagasan menulis kepada khalayak pembaca

yang dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.

Menurut Vygotsky (dalam Nurhadi, 2004), menulis adalah

perkembangan yang dapat dilihat pada anak-anak dan yang

berangsur-angsur menambah bentuk-bentuk abstrak, dan

menggambar, membaca, dan menulis yang berkembang dalam

keberwacanaan. Membaca dan menulis adalah proses interaktif,

dinamik yang berorientasi arti.

Kemampuan menulis dapat dicapai secara optimal oleh murid

dengan jalan membiasakan diri dan banyak berlatih. Sedangkan

untuk terampil menulis, murid sangat membutuhkan bimbingan dan

arahan guru selama proses pembelajaran. Guru harus memiliki

kepedulian, peran aktif dan harus mengetahui kebutuhan belajar

muridnya, karena guru yang baik adalah guru yang mampu

membelajarkan muridnya. Dalam pengertian ini, murid mampu

memiliki kemampuan/ keterampilan menulis.

Berbeda dengan Keraf (1994: 19) yang mengatakan bahwa

menulis adalah 1) membuat huruf dengan pena, 2) melahirkan

pikiran atau perasaan dengan tulisan, 3) menggambar, melukis

gambar pemandangan, dan 4) membatik kain.

Page 30: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

19

Selanjutnya Tarigan (2008: 8) mengemukakan "...dalam

pembelajaran bahasa, kemampuan menulis memiliki arti

penting.Pertama, menulis dalam arti mengekspresikan pikiran dan

perasaan dalam bahasa tulisan.Kedua, menulisdalam arti

melahirkan bunyi-bunyi bahasa, ucapan-ucapan dalam bentuk

tulisan". Dalam penelitian ini pengertian menulis berdasarkan

pendapat yang pertama yaitu menulis sama dengan mengarang.

Mengarang atau menulis seperti yang diungkapkan Nursito (2000:5)

yaitu "mengarang adalah mengungkapkan kemampuan

berkomunikasi melalui bahasa yang tingkatannya lebih tinggi".

Lado mengatakan bahwa To write is to put down the graphic

symbols that represent a language one understands, so that other

can read these graphic representation (dalam Suriamiharja dkk,

1996: 1). Dapat diartikan bahwa menulis adalah menempatkan

simbol-simbol grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang

dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain

yang memahami bahasa tersebut beserta simbol-simbol grafisnya.

Rosidi (2009:2) mengemukakan bahwa menulis merupakan

"kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan seseorang

yang diungkapkan dalam bentuk bahasa tulis.Menulis merupakan

kegiatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk

Page 31: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

20

tulisan yang diharapkan dapat dipahami oleh pembaca dan

berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung".

Menurut Tarigan (2008: 22) menulis adalah "menurunkan atau

melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu

bahasa yang dipahami oleh Seseorang sehingga orang-orang dapat

membaca lambang-lambang grafik. tersebut jika mereka memahami

bahasa dan gambaran dan grafik tersebut".

Menurut Nurjamal. dkk (2011: 69) menulis adalah kemampuan

seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan dan pikiran-

pemikirannya kepada orang atau pihak lain dengan menggunakan

media tulis. Selanjutnya juga dapat diartikan bahwa menulis adalah

menjelmakan bahasa lisan, mungkin menyalin atau melahirkan

pikiran atau perasaan seperti mengarang.membuat surat, membuat

laporan, dan sebagainya.

Senada dengan hal tersebut, Semi (2007:14) berpendapat

bahwa menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan

gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan". Dalam pengertian ini,

menulis memiliki tiga aspek utama, yaitu 1) adanya tujuan atau

maksud yang hendak dicapai. 2) adanya gagasan atau sesuatu yang

hendak dikomunikasikan. 3) adanya sistem pemindahan gagasan

itu, yaitu berupa sistem bahasa itu.

Page 32: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

21

Alek dan Achmad (2010: 106) mengungkapkan bahwa menulis

merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau

informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara.

Bertolak dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas,

dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis adalah keterampilan

seseorang dalam melukiskan lambang grafts yang dimengerti oleh

penulis bahasa itu sendiri maupun orang lain yang mempunyai

kesamaan pengertian terhadap simbol-simbol bahasa tersebut. Jadi,

dapat dilihat bahwa tujuan dari menulis adalah agar tulisan yang

dibuat dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain yang

mempunyai kesamaan pengertian terhadap bahasa yang

dipergunakan.

Dengan demikian, keterampilan menulis menjadi salah satu

cara berkomunikasi karena dalam pengertian tersebut muncul satu

kesan adanya pengiriman dan penerimaan pesan. Dapat dikatakan

bahwa menulis merupakan salah satu cara berkomunikasi secara

tertulis, di samping adanya komunikasi secara lisan. Karena pada

umumnya tidak semua orang dapat mengungkapkan perasaan dan

maksud secara lisan saja.

Page 33: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

22

b. Fungsi Menulis

Berdasarkan batasan menulis yang dikemukakan di atas, jelas

fungsi menulis secara umum yakni sebagai alat komunikasi. Namun

secara khusus, fungsi menulis dapat diketahui berdasarkan

beberapa referensi, seperti yang dikemukakan oleh Darmadi (dalam

Akhadiah, dkk. 1994:4) mengemukakan fungsi menulis sebagai

berikut:

“Fungsi utama menulis/mengarang adalah sebagai sarana untuk belajar, dapat memunculkan ide baru, dapat melatih kemampuan mengorganisasi dan menjernihkan berbagai konsep atau ide yang dimiliki, melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang, membantu menyerap dan memproses informasi, berlatih memecahkan masalah sekaligus, dan memungkinkan kita dapat menjadi aktif sebagai informan daripada penerima informasi.”

Tarigan (dalam Akhadiah, dkk. 1994:5) mengemukakan

menulis berfungsi sebagai sarana bagi seseorang untuk berpikir

secara kritik.Selain itu, agar kita merasakan dan menikmati

hubungan memperdalam daya tanggap atau persepsi, memecahkan

masalah yang dihadapi penyusun, urutan bagi pengalaman,

membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran.

Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan dengan

menggunakan aiat tulis atau medianya (Supamo, 2006:3).Aktivitas

menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan

Page 34: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

23

berbahasa paling akhir dikuasai oleh pelajar, setelah kemampuan

menyimak, berbicara, dan membaca. Jika dibandingkan dengan tiga

kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit

dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan

sekalipun. Hal itu disebabkan oleh kemampuan menulis

menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di

luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan. Baik unsur

bahasa maupun unsur isi harus terjalin sedemikian rupa sehingga

menghasilkan karangan yang runtut dan padu.

Jika alam kegiatan berbicara orang harus menguasai

lambang-lambang bunyi, kegiatan menulis menghendaki orang

untuk menguasai lambang atau simbol-simbol visual dan aturan tata

tulis, khususnya yang menyangkut masalah ejaan.Unsur situasi dan

para Unguis yang sangat efektif membantu komunikasi dalam

berbicara, tidak dapat dimanfaatkan dalam menulis. Kelancaran

komunikasi dalam suatu karangan sama sekali bergantung pada

bahasa yang dilambangvisualkan, Karangan adalah suatu bentuk

sistem komunikasi visual. Agar komunikasi melalui lambang tulis

dapat seperti yang diharapkan, penulis hendaklah menuangkan

gagasannya ke dalam bahasa yang tepat, teratur, dan lengkap.

Dalam hal itu, sering kita dengar adanya kata-kata: bahasa yang

teratur merupakan manifestasi pikiran yang teratur.

Page 35: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

24

Kegiatan menulis banyak manfaatnya, yaitu 1) Dapat

mengenali kemampuan dan potensi pribadi yang berkaitan dengan

permasalahan yang sedang ditulis. 2) Dapat mengembangkan dan

menghubung-hubungkan beberapa gagasan atau pemikiran, 3)

Dapat memperluas wawasan dan kemampuan berpikir. baik dalam

bentuk teoritis maupun dalam bentuk berpikir terapan, 4) Dapat

menjelaskan dan mempertegas permasalahan yang kabur. 5) Dapat

menilai gagasan sendiri secara objektif. 6) Dapat memotivasi diri

untuk belajar dan membaca lebih giat. 7) Dapat membiasakan diri

untuk berpikir dan berbahasa secara tertib. (Akhadiah, dkk. 1994: 1)

Dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan

mengolah pikiran atau ide dalam sebuah karya atau tulisan.

c. Bentuk-bentuk Menulis

Berdasarkan sifat dan teknik penyajiannya, menulis dapat

dibedakan atas empat jenis, yaitu (a) eksposisi atau paparan,

(b) deskripsi atau lukisan, (c) argumentasi, dan (d) narasi atau

kisahan.

1) Eksposisi

Syafi'ie (dalam Munirah, 2007:2) menyatakan bahwa eksposisi

adalah wacana yang berusaha memaparkan atau menjelaskan

pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan

Page 36: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

25

pembaca.Wacana ini bertujuan menyampaikan fakta-fakta secara

teratur, logis, dan sating bertautan dengan maksud untuk

menjelaskan sesuatu ide, masalah, proses, unsur-unsur sesuatu,

hubungan sebab-akibat, dan sebagainya.Wacana ini dapat

menjelaskan dan memberikan keterangan, serta dapat

mengembangkan gagasan agar menjadi luas dan mudah dimengerti.

Metode penulisan tesis dikenal dua metode, yaitu metode

definisi dan metode analisis. Kedua metode ini akan dijelaskan

secara singkat berikut ini.

a) Metode Definisi

Definisi adalah jenis eksposisi yang paling alamiah karena

definisi merupakan dasar dari semua jenis tulisan yang

menerangkan sesuatu.Dengan demikian.eksposisi didefinisikan

sebagai tulisan yang menghasilkan penjelasan.

Syarat untuk mendefinisikan eksposisi ialah penulis harus

menguasai betul hal yang hendak ditulisnya.Definisi yang lazim

diterapkan dalam karangan eksposisi adalah definisi kamus, definisi

logika, dan definisi luas.

(1) Definisi Kamus

Definisi kamus cenderung memberikan pengertian, baik arti

sekarang maupun arti lama.Oleh karena itu, di dalam kamus

Page 37: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

26

terdapat entri makna yang cukup banyak.Kamus yang baik selalu

memperhatikan rangkaian arti lengkap dengan perubahan-

perubahan arti yang dialami suatu kata yang sudah tidak dipakai pun

masih turut dientrikan.

(2) Definisi Logika

Definisi logika atau definisi formal berusaha mengungkapkan

dengan jelas salah satu arti yang dikandung oleh suatu kata atau

istilah dalam suatu formulasi kalimat.

(3) Definisi Luas

Definisi luas diberikan dalam bentuk kalimat atau serangkaian

kalimat bergantung pada tingkat kejelasan yang didefinisikan.Definisi

luas dapat dikembangkan dengan jenis varian perbandingan,

ilustrasi, pengulangan etimologi, atau jika perlu metode

pengembangan variasi lain, ataupun kombinasi dari beberapa

metode sehingga si pembaca dapat memahami istilah tersebut

secara tepat seperti penulisnya( Ahmadi dalam Munirah, 2007: 3).

b) Metode Analisis

Analisis adalah suatu proses memisah-misahkan suatu

keseluruhan atas komponen-komponen. (Bistok dalam Munirah,

2007:3).Mungkin terjadi sifat umum bagi manusia normal dalam

Page 38: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

27

melihat sesuatu pertama-tama secara keseluruhan.Dari keseluruhan

itu, timbul usaha untuk dan mengenal bagian-bagiannya. Makin lama

mengamati sesuatu semakin jelas bagian-bagian yang akan

dinarasikan.

Metode analisis dibedakan analisis pemecahan masalah dan

analisis klasifikasi.Analisis pemecahan masalah diterapkan jika

objek dianggap sebagai suatu unit sehingga analisis ini lebih

berkenaan dengan pemecahan sesuatu dari keseluruhan.Analisis

klasifikasi digunakan memisahkan kelompok-kelompok dan objek-

objek yang biasanya dianggap terdiri atas beberapa bagian.

2) Deskripsi

Menurut Syafi'ie (2001: 52), deskripsi ialah tulisan yang

melukiskan sesuatu sesuai dengan sebenarnya, sehingga pembaca

dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan merasakan)

yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya.

Wacana deskripsi ini ada dua macam, yaitu wacana deskripsi

yang faktawi (objektif) dan wacana deskripsi yang khayali

(imajinatif).Wacana deskripsi yang pertama merupakan wacana

yang berusaha memberikan bangun, ukuran, susunan, warna,

bahan sesuatu menurut kenyataannya dengan tujuan

menyampaikan/memberi informasi saja.Wacana deskripsi yang

Page 39: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

28

kedua merupakan wacana yang berusaha menjelaskan ciri-ciri fisik,

sikap seseorang, keadaan suatu tempat dan sebagainya menurut

khayalan penulisnya. Hal ini bertujuan membuat alur cerita dapat

memberikan gambarankedepandanmampu menarik keingintahuan

pembaca. selanjutnya, Supriyadi (2010:14) menyatakan bahwa

wacana deskripsi faktawi adalah wacana yang menginformasikan

sesuatu sebagaimana adanya, sedangkan wacana deskripsi khayali

ada penambahan daya khayal.

Karangan deskripsi agar menjadi hidup, perlu dilukiskan

bagian-bagian yang penting.Jika melukiskan betapa ngerinya

tersesat di hutan, maka situasi dihutan yang dapat menimbulkan

kengerian itu harus dilakukan secara lengkap, sehingga pembaca

dapat membayangkan bagaimana jika dia sendiri tersesat di

hutan.Seorang penumpang pesawat udara yang mengalami

kecelakaan, untuk melukiskan amat kecilnya kemungkinan dia dapat

selamat dari mudbah itu, penulis harus mampu menceritakan detail

yang penting, sehingga pembaca memperoleh kesan yang

mendalam bahwa keselamatannya dalam musibah tersebut benar-

benar merupakan takdir tuhan.

3) Argumentasi

Page 40: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

29

Supriyadi (2010: 16) menyatakan bahwa argumentasi adalah

suatu jenis wacana atau tulisan yang memberikan alasan dengan

contoh dan bukti yang kuat serta meyakinkan agar pembaca

terpengaruh dan membenarkan pendapat, gagasan, sikap, dan

keyakinan penulis sehingga mau berbuat sesuai dengan kemauan

penulis.

Argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam

ilmu pengetahuan.Dalam ilmu pengetahuan, argumentasi berwujud

usaha untuk mengajukan bukti-bukti atau menentukan kemungkinan

untuk menyatakan sikap atau pendapat penulis mengenai hal yang

dibahas.

Untuk meyakinkan orang lain agar terpengaruh dan bertindak

sesuai keinginan penulis. Penulis argumentasi harus berpikir keras

dan logis serta mau menerima pendapat orang lain sebagai

pertimbangan. Agar dapat mengajukan argumentasi, penulis

argumentasi harus memiliki pengetahuan dan pandangan yang luas

tentang hal yang dibiarkan. Kegiatan berpikir, keterbukaan sikap,

dan keluasan pandangan peranan yang besar untuk mempengaruhi

orang lain.

4) Narasi

Page 41: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

30

Supriyadi (dalam Munirah, 2007: 5) menyatakan bahwa

wacana narasi adalah rangkaian tuturan yang menceritakan atau

menyajikan suatu hal kejadian melalui tokoh atau pelaku dengan

maksud memperluas pengetahuan, pendengar, atau pembaca.

Wacana narasi berisi fakta (benar-benar terjadi), dapat Pula

berisi sesuatu yang khayali.Wacana narasi yang berupa fakta

misalnya otobiografi atau biografi seorang tokoh terkenal,

sedangkan wacana narasi yang khayali seperti cerpen, novel,

roman, hikayat, drama, dongeng, dan Iain-lain. Dalam dialog, cerita

memang terasa lebih hidup dan menarik sehingga mengasyikkan

bagi pembaca. Lukisan watak, pribadi, kecerdasan, sikap, dan

tingkat pendidikan tokoh dalam cerita yang disuguhkan sering dapat

lebih tepat dan mengena apabila ditampilkan lewat dialog-dialog.

Tokoh yang kejam, buta huruf, atau lemah dan sangat penyantun

akan lebih hidup bila diceritakan dalam bentuk percakapan

dibandingkan apabila diceritakan dengan uraian biasa.

d. Tujuan Menulis

Menulis digunakan oleh orang terpelajar untuk berbagai tujuan

seperti mencatat, merekam, meyakinkan, memberi tahu, dan

mempengaruhi.

Page 42: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

31

Harig (dalam Munirah, 2007: 6) menerangkan tujuan penulisan

sebagai berikut:

1) Tujuan Penugasan

Pada tujuan ini, sebenarnya penulis menulis suatu karena

ditugasi.Misalnya, siswa ditugasi merangkum, membuat laporan,

dan sebagainya.

2) Tujuan Altruistik

Penulis bertujuan menyenangkan, menghindarkan kedukaan,

ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan,

ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih

menyenangkan.

3) Tujuan Persuasif

Penulis bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran

yang diutarakan.

4) Tujuan Penerangan

Penulis bertujuan memberikan informasi atau

keterangan/penerangan kepada pembaca.

Page 43: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

32

5) Tujuan Pernyataan Diri

Penulis bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri

kepada pembaca melalui tulisannya, pembaca dapat memahami

sang penulis.

6) Tujuan Kreatif

Penulis bertujuan agar para pembaca dapat memiliki nilai

artistik atau nilai kesenian.Penulis tidak hanya memberikan

informasi, tetapi pembaca terharu tentang hal yang dibacanya.

7) Tujuan Pemecahan Masalah

Tulisan ini, penulis berusaha memecahkan suatu masalah

yang dihadapi. Penulis berusaha memberikan kejelasan kepada

para pembaca tentang cara pemecahan suatu masalah.

Menulis berkaitan erat dengan tujuan pengajaran bahasa

Indonesia dan meliputi tiga aspek, yaitu (1) tujuan pengajaran yang

berkaitan dengan pembinaan sikap positif terhadap bahasa

Indonesia, (2) tujuan pengajaran yang berkaitan dengan pembinaan

pengetahuan tentang segi, bentuk, makna, dan fungsi bahasa

Indonesia, (3) tujuan pengajaran yang berkaitan dengan pembinaan

keterampilan penggunaan bahasa Indonesia.

Hal itu berarti bahwa membina siswa mampu atau terampil

menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam

Page 44: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

33

berbagai peristiwa komunikasi, karena menulis dapat meningkatkan

pembelajaran. Sehubungan dengan ini, keterampilan menulis

merupakanketerampilan berbahasa produktif lisan melibatkan aspek

penggunaan ejaan, keterampilan penggunaan diksi kosakata,

keterampilan penggunaan kalimat, dan penggunaan jenis komposisi.

Semua aspek itulah yang diukur dalam keterampilan

menulis.Demikian pula Syafi'ie (2001: 56) menyatakan bahwa tujuan

pengajaran keterampilan menulis berkaitan erat dengan

penggunaan bahasa dalam komunikasi tulis.

Jelaslah bahwa menulis adalah hal yang sangat kompleks

karena selain harus mengemukakan gagasan atau ide dengan jelas,

juga harus menerapkan kaidah bahasa tulis dengan tepat.Kaidah

bahasa tulis yang dimaksudkan ialah dapat menata organisasi

karangan menggunakan ejaan.Semua aspek tersebut diperlukan di

dalam kegiatan tulis menulis dengan berbagai tujuan.

e. Manfaat Menulis

Menulis adalah alat yang sangat ampuh dalam belajar yang

dengan sendirinya memberikan peran yang sangat penting dalam

dunia pendidikan. Menulis merupakan suatu bentuk pikiran tetapi ia

adalah berpikir untuk penanganan tertentu dan situasi tertentu pula

(Enre, 1994: 2-3).

Page 45: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

34

Ada tujuh manfaat/kegunaan menulis menurut Enre (1994:2)

yaitu:

1) Menulis menolong, seseorang menemukan kembali apa yang

pernah ia ketahui. Menulis mengenai suatu topik merangsang

pemikiran seseorang mengenai topik tersebut dan membantu

seseorang membangkitkan pengetahuan dan pengalaman yang

tersimpan di dalam bawah sadar.

2) Menulis menghasilkan ide-ide baru. Tindakan menulis

merangsang pikiran seseorang untuk mengadakan hubungan,

mencari pertalian dan menarik persamaan yang tidak akan

pernah terjadi seandainya memulai menulis.

3) Menulis membantu mengorganisasikan pikiran seseorang dan

menempatkannya dalam suatu bentuk yang berdiri sendiri. Ada

kalanya seseorang dapat menjernihkan konsep yang kabur atau

kurang jelas untuk diri sendiri, hanya karena mereka menulis

mengenai hal tersebut.

4) Menulis menjadikan pikiran seseorang siap untuk dilihat dan

dievaluasi. la dapat membuat jarak dengan idenya sendiri dan

melihatnya lebih objektif pada waktu ia menulisnya.

Page 46: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

35

5) Menulis membantu seseorang menyerap dan menguasai

informasi baru, ia akan banyak memahami materi lebih baik dan

menyimpannya lebih lama jika ia menulis tentang hal itu.

6) Menulis membantu seseorang dalam memecahkan masalah

dengan jalan memperjelas unsur-unsurnya, menempatkannya

dalam suatu konteks visual sehingga ia dapat diuji.

Menulis tentang sesuatu topik menjadikan seseorang pelajar

yang aktif. Iskandarwassid dan Sunendar(2007: 13), mengutarakan

bahwa ada delapan manfaat/kegunaan menulis yaitu:

1) Penulis dapat mengenali keterampilan dan potensi dirinya.

Dengan menulis, penulis dapat mengetahui sampai di mana

pengetahuannya tentang suatu topik.

2) Penulis dapat terlatih dalam mengembangkan berbagai gagasan.

Dengan menulis, penulis terpaksa bernalar, menghubung-

hubungkan, serta membanding-bandingkan fakta untuk

mengembangkan berbagai gagasannya.

3) Penulis dapat lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai

informasi sehubungan dengan topik yang ditulis. Kegiatan menulis

dapat memperluas wawasan penulisan secara teoretis mengenai

fakta-fakta yang berhubungan.

Page 47: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

36

4) Penulis dapat terlatih dalam mengorganisasi gagasan secara

sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat.

5) Penulis akan dapat meninjau serta menilai gagasannya sendiri

secara lebih objektif.

6) Dengan menulis sesuatu di atas kertas, penulis akan lebih mudah

memecahkan Permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya

secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret.

7) Dengan menulis, penulis terdorong untuk terus belajar secara

aktif.

8) Dengan kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan

penulis berpikir serta berbahasa secara tertib dan teratur

Berdasarkan manfaat/kegunaan menulis di atas, dapat

disimpulkan bahwa keuntungan dari kegiatan menulis tersebut yaitu

penulis dapat lebih banyak menyerap dan menguasai informasi

sehubungan dengan topik yang ditulis serta dapat mengetahui

keterampilan dan potensi dirinya.

4. Hakikat Karangan Narasi

Narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang

bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa

atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu

ke waktu (Semi, dalam Caray 2009:29).Narasi adalah suatu bentuk

Page 48: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

37

wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya

kepada pembaca tentang suatu peristiwa yang telah terjadi (Keraf,

dalam Caray 2009:136). Dari dua pengertian yang diungkapkan oleh

Atar Semi dan Keraf tersebut, dapat kita ketahui bahwa narasi

berusaha menjawab sebuah proses yang, terjadi tentang

pengalaman atau peristiwa manusia dan dijelaskan dengan rinci

berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Wacana narasi

menyajikan peristiwa-peristiwa dalam suatu rangkaian kesatuan

dalam urutan waktu tertentu.Dalam wacana narasi, penulis

menyajikan jalinan suatu peristiwa yang dapat disebut sebagai cerita

(Said, 2004:10).Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan

dengan cerita, oleh sebab itu sebuah karangan narasi atau paragraf

narasi hanya kita temukan dalam novel, cerpen tau hikayat (Arifin

dan Tasai, 2008:142).Wacana naratif adalah wacana pengisahan

atau wacana penderitaan.Kisah yang dimaksudkan itu dapat berupa

kisah nyata, misalnya kisah seorang yang terlepas dari maut, dan

dapat pula berupa kisah rekaan, misalnya kisah dalam cerita

pendek, novel, atau roman (Amier, 2005:17).

Menurut Keraf (dalam Caray, 2009: 136), ciri-ciri karangan

narasi adalah sebagai berikut:

1) Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.

2) Dirangkai dalam urutan waktu.

Page 49: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

38

3) Berusaha menjawab pertanyaan, "Apa yang terjadi"?

4) Ada konfiks.

Ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Semi

(dalam Caray, 2009:31) sebagai berikut:

1) Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.

2) Kejadian atau peristiwa yang, disampaikan berupa peristiwa yang

benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau

gabungan keduanya.

3) Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak

menarik.

4) Memiliki nilai estetika.

5) Menekankan susunan secara kronologis.

Maka, dapat disimpulkan bahwa narasi memiliki ciri berisi

suatu cerita, menekankan susunan kronologis atau dari waktu ke

waktu dan memiliki konfiks.Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri

yang menonjolkan pelaku.

Adapun tujuan menulis karangan narasi secara fundamental,

yaitu:

1) Hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas

pengetahuan.

2) Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.

Page 50: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

39

Langkah-langkah menulis karangan narasi adalah sebagai

berikut:

1) Tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan.

2) Tetapkan sasaran pembaca

3) Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akanditampilkan dalam

bentuk skema alur.

4) Bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan,

dan akhir cerita.

5) Rincian peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa

sebagai pendukung cerita.

6) Susun tokoh dan perwatakan, Tatar, dan sudut pandang.

Adapun jenis-jenis karangan narasi adalah sebagai berikut:

1) Narasi Informatif

Narasi informatif adalah narasi yang memiliki sasaran

penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan

tujuan memperluas pengetahuan orang, tentang kisah seseorang.

2) Narasi Ekspositorik

Narasi ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran

penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan

tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah

Page 51: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

40

seseorang.Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu

peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya.Pelaku yang

ditonjolkan biasanya satu orang.Pelaku diceritakan mulai dari kecil

sampai saat ini atau sampai terakhir dalam kehidupannya.Karangan

narasi itu diwarnai oleh eksposisi maka, ketentuan eksposisi juga

berlaku pada penulisan narasi ekspositorik.

3) Narasi Artistik

Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk

memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat

terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga

tampak seolah-olah melihat.Ketentuan ini berkaitan dengan

penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak

memasukkan unsur sugestif atau bersifat objektif.

4) Narasi Sugestif

Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk

memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan sesuatu

amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar

sehingga tampak seolah-olah melihat.

Page 52: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

41

5. Evaluasi Pembelajaran Menulis Karangan Narasi

Seorang dapat dikatakan telah mampu menulis dengan baik

jika dia dapat mengungkapkan maksudnya dengan jelas sehingga

orang lain dapat memahami apa yang diungkapkannya. Hal ini

sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Morsey dalam

kutipan Tarigan (2008: 4) bahwa: menulis dipergunakan,

melaporkan, dan mempengaruhi; dan maksud serta tujuan seperti itu

hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat

menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan

ini bergantung pada pemikiran, organisasi, pemakaian kata-kata,

dan struktur kalimat.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menjadi

seorang penulis yang baik sekurang-kurangnya harus memiliki

kepekaan terhadap keadaan sekitarnya agar tujuan penulisannya

dapat dipahami oleh pembaca.

Tarigan mengatakan bahwa "penulis yang ulung adalah

penulis yang dapat memanfaatkan situasi dengan tepat." Dalam hal

ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penulisan tersebut,

menurut D. Angelo yang dikutip oleh Tarigan (2008: 23) antara lain:

a) maksud dan tujuan penulis, b) pembaca atau pemirsa, dan c)

waktu atau kesempatan. Ketiga faktor tersebut, merupakan faktor-

Page 53: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

42

faktor yang terpenting yang dapat mempengaruhi seseorang dalam

membuat suatu tulisan yang baik.

B. Kerangka Pikir

Kegiatan pembelajaran menulis karangan narasi dipandang

berkualitas jika berlangsung efektif, bermakna, dan ditunjang oleh

sumber daya yang wajar.Dikatakan berhasil jika siswa menunjukkan

tingkat penguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas belajar yang

harus dikuasai dengan sasaran dan tujuan pembelajaran.Oleh

karena itu, guru sebagai pendidik dan pengajar bertanggung jawab

merencanakan dan mengelola kegiatan belajar mengajar sesuai

dengan tuntutan pembelajaran yang ingin dicapai pada mata

pelajaran bahasa Indonesia.

Model pendekatan discovery learning dipandang efektif karena

akan memberikan peluang kepada siswa untuk lebih aktif dalam

pembelajaran, sehingga semua permasalahan yang dihadapi siswa

dalam belajar dapat dipecahkan karena melalui model pembelajaran

kooperatif tipe think pair share siswa akan lebih bersemangat dan

antusias dalam belajarnya dan lebih cermat dan mudah untuk

memahami dan mengingat suatu materi pelajaran.

Adapun skema kerangka pikir penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Page 54: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

43

C. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis awal (H1) berbunyi: pendekatan discovery learning

efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi

siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan

2. Hipotesis akhir (H0) berbunyi: pendekatan discovery learning

tidak efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan

narasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan.

Proses Belajar Mengajar

Pendekatan Discovery Learning Metode Konvensional

Kemampuan Menulis Karangan Narasi

Analisis

Temuan

Gambar 3.1. Bagan Kerangka Pikir

Page 55: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini yaitu keefektifan pendekatan

discovery learning sebagai variabel bebas (x) dan pembelajaran

menulis sebagai variabel terikat (y).

2. Desain penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan

melibatkan dua kelompok yang terdiri dari satu kelas sebagai

kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelompok kontrol

Kelas Perlakuan Hasil Penelitian

E

K

T1

T2

O1

O2

Keterangan:

E : Kelas eksperimen

K : Kelas kontrol

T1 : Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

discovery learning

Page 56: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

45

T2 : Proses pembelajaran dengan menggunakan model

konvensional.

O1 : Hasil setelah perlakuan untuk kelas eksperimen

O2 : Hasil setelah perlakuan untuk kelas kontrol

B. Definisi Operasional Variabel

Untuk memperjelas penelitian ini perlu dijelaskan variabel yang

terdapat dalam penelitian ini yaitu:

1. Pendekatan discovery learning adalah salah satu teknik yang

digunakan guru dalam proses pembelajaran dimana siswa

mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip.

2. Pembelajaran menulis karangan narasi adalah salah satu aspek

keterampilan berbahasa melalui suatu proses kegiatan berbahasa

untuk menuangkan ide atau gagasan kedalam suatu tulisan.

C. Populasi dan Sampel Populasi

1. Populasi

Populasi pada umumnya berarti keseluruhan objek penelitian

dalam artian bahwa seluruh komponen yang terdapat dalam wilayah

penelitian.Mardalis (2003: 53) melihat bahwa "Populasi meliputi

semua individu yang menjadi sumber pemanggilan sampel".

Page 57: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

46

Berdasarkan keterangan tersebut diatas, maka dapat dipahami

bahwa populasi adalah keseluruhan penduduk yang dimaksudkan

atau seluruh objek akan diteliti, kemudian populasi itu dibatasi

sejumlah siswa atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat

yang sama. Oleh karena itu, populasi adalah alat ukur dan dasar

seorang peneliti dalam menentukan jenis, jumlah dan kriteria

sampel.Adapun yang menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan.

Rincian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1. Keadaan Populasi

No Kelas Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1. VIL.A 18 17 35

2. VII.B 17 18 35

3. VII.C 17 18 35

4. VII.D 17 18 35

5. VIL.E 17 19 36

6. VIL.F 17 19 36

7. VIL.G 17 19 36

8. VIL.H 18 18 36

138 146 284 Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 1 Sinjai Tahun 2013/2014

Page 58: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

47

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster

random sampling.

Adapun langkah-langkah pengambilan sampel adalah sebagai

berikut:

1. Memilih kerangka sampel dengan kelas sebagai unit atau satuan

sampel.

2. Memilih 2 kelas dari 8 kelas secara random.

3. Memilih 1 kelas dari 2 kelas yang terpilih secara random sebagai

kelas eksperimen dan kelas yang tidak terpilih menjadi kelas

kontrol.

4. Kedua kelas yang terpilih menjadi sampel penelitian. (Hadi,

2000: 269)

D. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data penelitian ini digunakan

instrumen.Instrumen yang digunakan, yaitu observasi dan tes.Jadi,

instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini

adalah lembar observasi dan tes. Lembar observasi digunakan

untuk memperoleh gambaran awal pembelajaran bahasa Indonesia

siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan dan memperoleh

Page 59: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

48

gambaran tentang sikap siswa selama pembelajaran seperti

keaktifan, perhatian, ketekunan dan keterampilan.

Selanjutnya, pengumpulan data penelitian yang dilakukan,

yaitu tes berbentuk tes menulis karangan narasi.Tes yang diberikan

kepada siswa tersebut dikerjakan dalam waktu (2 x 40 menit). Waktu

yang dipergunakan tersebut disesuaikan dengan jam pelajaran

Bahasa Indonesia di sekolah bersangkutan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Teknik Tes

Teknik tes dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh

hasil belajar menulis karangan narasi.Tes diberikan pada kedua

kelompok sesudah pembelajaran, yang bertujuan untuk mengetahui

hasil belajar.Siswa setelah dilakukan perlakuan di kedua kelas pada

siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan discovery

learning dan tanpa menggunakan pendekatan discovery

learning.Tes tersebut dalam bentuk menulis karangan narasi.

Page 60: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

49

2. Teknik Observasi

Teknik observasi dalam penelitian ini digunakan untuk

mengamati aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran

berlangsung. Aktivitas yang dimaksud yaitu siswa yang hadir pada

saat pembelajaran, siswa yang mengajukanpertanyaan kepada

guru, siswa yang mencatat penjelasan guru, siswa yang aktif

melakukan penemuan, siswa yang merumuskan hipotesis, siswa

yang mengumpulkan data dari hasil penemuan, siswa yang menguji

hipotesis, siswa yang merumuskan kesimpulan.

F. Teknik Analisis Data

Data yang dimaksud berupa skor hasil belajar dianalisis

dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik

inferensial.Statistik deskriptif yang digunakan adalah frekuensi,

range, varians, rata-rata, dan standar deviasi.Statistik ini digunakan

untuk mengungkapkan keadaan sampel atau mendeskripsikan

responden. Sedangkan statistik inferensial digunakan untuk menguji

hipotesis, untuk keperluan ini digunakan statistik uji-t yang diolah

dengan program SPSS v.20.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis dengan

teknik analisis statistik sebagai berikut:

Page 61: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

50

1. Analisis Statistika Deskriptif

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah

menganalisis data yang telah diperoleh.Data yang telah terkumpul

dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistika

deskriptif.Teknik ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa,

aktifitas siswa selama pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan discovery learning.

Kriteria yang digunakan

untukmenentukanketerampilanmenulis karangan

narasiadalahmenurutstandarkategorisasiDepartemenPendidikan

Nasional yang dinyatakan dalam tabel berikut:

Tabel 3.2.Kategorisasi Standar Departemen Pendidikan Nasional.

No. Skor Kategori

1. 0 < x < 54 Sangat rendah

2. 54<x<64 Rendah

3. 64<x<79 Sedang 4. 79<x<89 Tinggi

5. 89<x<100 Sangat tinggi Sumber: Depdikbud, 2007: 74)

Keterampilan menulis karangan narasi siswa juga diarahkan

pada pencapaian hasil belajar secara individual dan klasikal.Kriteria

seorang siswa dikatakan tuntas apabila memiliki paling sedikit 65

Page 62: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

51

dari skor ideal 100 sesuai dengan KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal) yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah, sedangkan

ketuntasan klasikal tercapai apabila minimal 80 % siswa di kelas

tersebut telah mencapai skor paling rendah 65.

Tabel3.3. Kategori Standar Ketuntasan Minimal Keterampilan Menulis Karangan Narasi Kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan

Tingkat Penguasaan Kategori Ketuntasan Belajar

0 < x < 65 Tidak tuntas

65<x<100 Tuntas

2. Analisis Statistika Inferensial

Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis

penelitian dengan menggunakan uji-t.Namunsebelum dilakukan

pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan

homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan langkah awal dalam menganalisis

data secara spesifik.Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data

berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini digunakan uji One

Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikan

5% atau 0,05, dengan syarat:

Page 63: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

52

Jika Pvalue≥0,05 maka distribusinya adalah normal

Jika Pvalue< 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk menyelidiki variansi kedua

sampel sama atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji Levene's

Test. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis uji-t Jika

sampel tersebut memiliki variansi yang sama, maka keduanya

dikatakan homogen. Pada uji Levene-s Test digunakan taraf

signifikan 5% (0.05). Kriteria pengujian hipotesis jika signifikan lebih

besar dari taraf signifikan a = 0,05, maka secara statistik kedua

varian sama atau data homogen.

Adapun langkah-langkah dalam uji homogenitas adalah

sebagai berikut:

1) Menentukan apakah kedua varian (kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol) adalah homogen atau tidak.

2) Kriteria pengujian (berdasarkan probabilitas/signifikan)

Jika Pvalue≥0,05 maka kedua varian sama

Jika Pvalue<0,05 maka kedua varian berbeda.

3) Membandingkan probabilitas

Jika Pvalue ≥ 0,05 maka kedua varian adalah sama

Page 64: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

53

4) Menarik kesimpulan

Untuk menguji hipotesis nol, bahwa rata-rata dua kelompok

tidak berbeda maka digunakan uji-t. Namun pada dasarnya

keduanya akan menghasilkan kesimpulan yang sama, yaitu

menerima atau menolak hipotesis nol, pada penelitian ini

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H0 : Keterampilan menulis karangan narasi siswa yang diajar menggunakan pendekatan discovery learning lebih kecil atau sama dengan pembelajaran menulis karangan narasi siswa yang diajar menggunakan model konvensional.

H1 :

Keterampilan menulis karangan narasi siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan discovery learning lebih besar dibandingkan dengan keterampilan menulis karangan narasi siswa yang diajar dengan menggunakan model konvensional.

Atau:

H0 : µ1 ≤ µ2 H1 : µ1 ≤ µ2

Dengan:

µ1 : Parameter skor rata-rata keterampilan menulis karangan narasi siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan discovery learning.

µ2 : Parameter skor rata-rata keterampilan menulis karangan narasi siswa yang diajar dengan menggunakan model konvensional

Page 65: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Berikut ini akan diuraikan hasil analisis statistik deskriptif

terhadap hasil belajar menulis karangan narasi siswa kelas VIII SMP

Negeri 1 Sinjai Selatan pada kelas yang diajar dengan pendekatan

discovery learningdan yang diajar dengan metode konvensional.

1. Hasil Belajar Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas Eksperimen

Tabel berikut ini menunjukkan hasil belajar analisis data hasil

belajar menulis karangan narasi untuk kelas eksperimen yang diajar

dengan pendekatan discovery learning.

Tabel 4.1. Analisis Deskriptif Hasil Belajar Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas Eksperimen

Statistik Nilai Statistik Ukuran Sampel Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rentang Nilai Nilai Rata-Rata Median Modus Skewness Kurtosis Standar Deviasi Varians

36 96 60 35

77,36 78,64a

80 -.100 -1.085 60,106 102.123

Page 66: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

55

Tabel 4.1.di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil

belajar menulis karangan narasi pada kelas eksperimen adalah

77,36 dari nilai tertinggi yang mungkin dicapai 100 dengan standar

deviasi 10,106. Jika nilai yang diperoleh oleh setiap siswa

dikelompokkan ke dalam 5 kategori yang ada, maka diperoleh

distribusi nilai sebagai berikut:

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Hasil Belajar pada Kelas Eksperimen

Skor Kategori Frekuensi Persentase

0 – 54

55 – 64

65 – 79

80 – 89

90 – 100

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat Tinggi

0

2

13

15

6

0

5,56

36,11

41,67

16,67

Jumlah 36 100

Berdasarkantabel 4.2. di atas, diketahui bahwa tak

seorangpun siswa yang berada pada kategori sangat rendah,

sementara 5,56% siswa termasuk dalam kategori rendah, 36,11%

berada pada kategori sedang, 41,67% siswa berada pada kategori

tinggi, dan 16,67% siswa berada dalam kategori sangat tinggi.

Selain itu, sesuai skor rata-rata dari hasil belajar dengan

pendekatan discovery learning yaitu sebesar 77,36. Jika dikonversi

Page 67: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

56

ke dalam skala 5, maka berada dalam kategori sedang.Hal ini berarti

nilai rata-rata siswa pada kelas Eksperimen berada pada kategori

sedang.

2. Hasil Belajar Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas Kontrol

Tabel berikut ini menunjukkan hasil analisis statistik deskriptif

hasil belajar menulis karangan narasi pada kelas Kontrol.

Tabel 4.3. Analisis Deskriptif Hasil Belajar Menulis Karangan Narasi pada Kelas Kontrol

Statistik Nilai Statistik Ukuran Sampel Nilia Tertinggi Nilai Terendah Rentang Nilai Nilai Rata-Rata Median Modus Skewness Kurtosis Standar Deviasi Varians

36 85 50 35

64,03 63,08a

60 1.244 2.946 6.416 41.171

Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar

menulis karangan narasi pada kelas kontrol adalah 64,03 dari nilai

tertinggi 100 dengan standar deviasi 6,416. Jika nilai setiap siswa

dikelompokkan ke dalam lima kategori yang telah ada, maka

diperoleh distribusi nilai tersebut sebagai berikut,

Page 68: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

57

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Hasil Belajar pada Kelas Kontrol

Skor Kategori Frekuensi Persentase 0 – 54 55 – 64 65 – 79 80 – 89 90 – 100

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

1 18 15 2 0

2,78 50

41,67 5,56

0 36 100

Tabel 4.4. di atas menunjukkan bahwa terdapat 2,79% siswa

yang berada pada kategori sangat rendah, 50% siswa yang berada

pada kategori rendah, 41,67% siswa yang berada pada kategori

sedang, 5,56% siswa yang berada dalam kategori tinggi dan tak

seorangpun siswa yang berada dalam kategori sangat tinggi.

Selain itu, skor rata-rata hasil belajar menulis karangan pada

kelas kontrol sebesar 64,03. Jika dikonversi ke dalam skala lima

maka berada dalam kategori rendah.

3. Hasil Analisis Persentase Per item dan Per Indikator dari Angket Siswa Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen

a. Hasil Analisis Persentase Per Item dari Angket Siswa

Tabel 4.5. Angket dan Analisis Persentase Per Item No Item Pilihan f % 1. Saya memperhatikan guru ketika

menerangkan pelajaran menulis karangan

Ya 36 100

Tidak - -

Page 69: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

58

2. Saya merasa tidak segan mengajukan pertanyaan kepada guru selama pembelajaran dengan pendekatan discovery learning

Ya 26 72,22 Tidak 10 27,78

3. Saya merasa lebih leluasa menyampaikan gagasan atau pendapat mengenai materi pembelajaran menulis karangan selama menggunakan pendekatan discovery learning

Ya 33 91,67

Tidak 3 8,33

4. Saya merasa mudah menerima pelajaran menulis karangan dengan menggunakan pendekatan discovery learning

Ya 35 97,22

Tidak 1 2,78

5. Saya merasa lebih fokus belajar menulis karangan narasi selama menggunakan pendekatan discovery learning

Ya 34 99,44

Tidak 2 5,56

6. Saya merasa penerapan pendekatan discovery learning dapat meningkatkan motivasi belajar saya

Ya 22 88,89

Tidak 4 11,11 7. Saya tertarik dengan pelajaran

menulis karangan narasi yang menggunakan pendekatan discovery learning

Ya 35 97,22 Tidak 1 2,78

8. Saya merasa senang mengikuti pelajaran menulis karangan narasi yang menggunakan pendekatan discovery learning

Ya 34 94,44 Tidak 2 5,56

9. Saya merasa tidak sulit memahami penjelasan guru yang menyajikan materi dengan menggunakan pendekatan discovery learning

Ya 30 83,33

Tidak 6 16,77

10. Saya mendiskusikan pelajaran menulis karangan narasi dengan guru selama menggunakan pendekatan discovery learning

Ya 17 47,22 Tidak 19 52,78

11. Saya mendiskusikan pelajaran menulis karangan narasi dengan teman selama menggunakan pendekatan discovery learning

Ya 18 50

Tidak 18 50

Page 70: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

59

12. Saya mengulang kembali pelajaran menulis karangan narasi di rumah yang telah saya pelajari di sekolah dengan menggunakan pendekatan discovery learning

Ya 32 88,89

Tidak 4 11,11

13 Saya dengan mudahnya dapat menjawab soal yang diberikan oleh guru

Ya 34 94,44 Tidak 2 5,56

14. Saya mengerjakan latihan-latihan yang diberikan oleh guru selama pembelajaran menggunakan pendekatan discovery learning

Ya 34 94,44 Tidak 2 5,56

15. Penggunaan pendekatan discovery learning menambah semangat belajar saya

Ya 35 97

Tidak 1 2,78 16. Saya merasa mudah untuk

mengingat kembali materi yang telah diajarkan dengan menggunakan pendekatan discovery learning pada saat tes hasil belajar

Ya 34 94,44 Tidak 2 5,56

17. Saya selalu serius jika belajar menulis karangan narasi dengan pendekatan discovery learning

Ya 35 97 Tidak 1 2,78

18. Penggunaan pendekatan discovery learning oleh guru cocok dengan materi yang diajarkan

Ya 36 100

Tidak 0 0 19. Saya selalu mencatat penjelasan

guru pada saat pelajaran berlangsung selama penggunaan pendekatan discovery learning

Ya 35 97,22 Tidak 1 2,78

20. Minat baca saya mengenai materi-materi menulis karangan narasi semakin tinggi setelah penggunaan pendekatan discovery learning

Ya 34 94,44 Tidak 2 5,56

Tabel 5.4 di atas adalah hasil analisis persentase per item dan

per indikator dari angket siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran

pada kelas eksperimen yaitu kelas yang diajar dengan pendekatan

Page 71: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

60

discovery learning. Angket tersebut berisi tentang pendapat siswa

tentang pendapat siswa mengenaicara mengajar guru dengan

menggunakan pendekatan discovery learning.Adapun analisis

persentase per indikator dari angket siswa dapat dilihat pada tabel

4.6.

b. Hasil analisis persentase per indikator dari angket siswa

Tabel 4.6. Analisis Persentase Per Indikator dari Angket Siswa No. Indikator Nomor Item Persentase (%)

Ya Tidak 1. Keberanian 2 72,22 27,78

2. Daya tangkap dalam menerima pelajaran

4, 9, 16 91,66 8,34

3. Motivasi 6, 7, 8, 15, 20 93,44 5,56

4. Ketekunan 10, 11, 12, 14, 19

75,55 24,45

5. Perhatian 1, 5, 17, 18 97,92 2,09

6. Keterampilan 3, 13 93,06 6,96

Jumlah Item 20 Berdasarkan data yang terlihat pada tabel 4.6.di atas, maka

diperoleh hal-hal berikut:

1) Untuk indikator keberanian yang terdapat pada item nomor 2,

banyaknya siswa yang memilih jawaban ya memiliki persentase

sebesar 72,22% dan yang memilih jawaban tidak sebesar

27,78%.

Page 72: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

61

2) Indikator daya tangkap dalam menerima pelajaran yang terdapat

pada item nomor 4, 9, dan 16 banyaknya siswa yang memilih

jawaban ya memiliki persentase sebesar 91,66% dan yang

memilih jawaban tidak sebesar 8,34%.

3) Untuk indikator motivasi belajar yang terdapat pada item nomor

6, 7, 8, 15, dan 20 banyaknya siswa yang memilih jawaban ya

memiliki persentase sebesar 93, 44 dan yang memilih jawaban

tidak sebesar 5,56%.

4) Untuk indikator ketekunan yang terdapat pada item nomor 10, 11,

12, 14, dan 19, banyaknya siswa yang memilih jawaban ya

memiliki persentase sebesar 75,55% dan yang memilih jawaban

tidak sebesar 24,45%.

5) Untuk indikator perhatian yang terdapat pada item nomor 1, 5,

17, dan 18, banyaknya siswa yang memilih jawaban ya memiliki

persentase sebesar 97,92% dan yang memilih jawaban tidak

sebesar 2,09%.

6) Untuk indikator keterampilan yang terdapat pada item nomor 3,

dan 13, banyaknya siswa yang memilih jawaban Ya memiliki

persentase sebesar 93,06% dan yang memilih jawaban tidak

sebesar 6,95%.

Page 73: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

62

Hal di atas menunjukkan bahwa persentase siswa yang

memilih jawaban ya pada setiap indikator lebih besar dari

persentase siswa yang memilih jawaban tidak.Hal tersebut

menunjukkan keefektifan penggunaan pendekatan Discovery

Learning dalam pembelajaran menulis karangan narasi.

4. Deskripsi Data Hasil Observasi terhadap Siswa Selama Proses Pembelajaran

Tabel berikut menunjukkan data hasil observasi terhadap

siswa yang diajar menggunakan pendekatan Discovery Learning

dan menggunakan metode konvensional.

Tabel 4.7. Analisis Deskriptif Hasil Observasi

No. Komponen yang Diamati

Rata-rata (x) Persentase (%) Kelas

Eksperimen Kelas

Kontrol Kelas

Eksperimen Kelas

Kontrol

1. Banyaknya siswa yang hadir pada saat pembelajaran

35,33 33,50 98,61 93,05

2. Siswa yang memperhatikan pembahasan materi pelajaran

33,00 22,00 91,67 80,56

3. Siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru

15,00 6,50 41,67 18,44

Page 74: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

63

4. Siswa yang mencatat penjelasan guru

32,00 25,00 88,89 63,44

5. Siswa yang aktif da-lam pelajaran 33,00 30,00 91,67 83,33

6. Siswa yang meminta bimbingan pada guru dalam menyelesaikan latihan atau tugasnya

20,00 13,00 55,56 36,11

7. Siswa yang mampu memberikan kesimpulan dengan baik

31,50 19,00 87,50 52,78

Berdasarkan data tabel di atas, diperoleh gambaran mengenai

aktifitas belajar siswa selama diajar dengan menggunakan

pendekatan discovery learning dan menggunakan metode

konvensional yang diobservasi terkait aspek-aspek aktifitas belajar,

yaitu: banyaknya siswa yang hadir pada kelas eksperimen sebesar

98,61% dan kelas kontrol 93,65%, siswa yang memperhatikan

pembahasan materi pada kelas eksperimen 91,67% dan pada kelas

kontrol 80,56%, siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru

pada kelas eksperimen 41,67% dan kelas kontrol 18,06%, siswa

yang mencatat penjelasan guru pada kelas eksperimen 88,89% dan

kelas kontrol 69,44%, siswa yang aktif dalam pembelajaran kelas

Page 75: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

64

eksperimen 91,67% dan kelas kontrol 83,33%, siswa yang meminta

bimbingan pada guru dalam menyelesaikan latihan atau tugasnya

pada kelas eksperimen 55,56 dan kelas kontrol 36,11%, dan siswa

yang mampu memberikan kesimpulan dengan baik pada kelas

eksperimen 87,50% dan kelas kontrol 52,78%.

Tabel 4.8. Hasil Analisis Persentase Per indikator dari Lembar Observasi Siswa

No. Indikator Nomor Item Persentase (%)

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

1. Keaktifan 3, 5, 6 62,97 45,83

2. Perhatian 2 91,67 80,56

3. Ketekunan 1, 4 93,75 81,25

4. Keterampilan 7 87,50 52,78

Jumlah Item 7 Berdasarkan hasil analisis persentase per indikator dari lembar

observasi siswa, maka diperoleh hal-hal berikut:

1. Keaktifan siswa pada saat pembelajaran di kelas eksperimen

memiliki persentase 62,97% sementara kelas kontrol 45,83%.

2. Perhatian siswa pada saat pembelajaran di kelas eksperimen

memiliki persentase 91,67 sementara di kelas kontrol hanya

80,56%.

Page 76: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

65

3. Ketekunan siswa dalam pembelajaran di kelas eksperimen

memiliki persentase 93,75% sementara di kelas kontrol hanya

81,25%.

4. Keterampilan siswa dalam pembelajaran di kelas eksperimen

memiliki persentase 87,50 dan di kelas kontrol 52,78%.

Hal di atas menunjukkan bahwa siswa yang diajarkan dengan

pendekatan discovery learning lebih aktif, tekun, terampil, dan lebih

memperhatikan pelaksanaan pembelajaran yang diajar dengan

metode konvensional.

B. Hasil Analisis Statistik Inferensial

1. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis menggunakan uji-t,

maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis terhadap data

penelitian.Pengujian yang dimaksud adalah uji normalitas dan uji

homogenitas.

a. Pengujian Normalitas

Pengujian normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data

tentang hasil belajar menulis karangan narasi siswa berasal dari

populasi yang berdistribusi normal.

Page 77: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

66

Berdasarkan hasil pengujian normalitas dengan menggunakan

uji normalitas Kolmogrov-Sumirnov, pada kelas eksperimen

diperoleh nilai Pvalue=0,003 yang lebih besar daripada 0,05 yang

berarti bahwa data hasil belajar karangan narasi kedua kelas berasal

dari data yang berdistribusi normal. Jadi pengujian normalitas

dipenuhi.

b. Pengujian homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah

beberapa variansi data adalah sama atau tidak. Uji yang digunakan

adalah uji kesamaan variansi (homogenitas) dengan Levene’s Tes.t

Langkah-langkah uji homogenitas adalah sebagai berikut:

1) Menentukan kedua variansi (kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol adalah sama (homogen) atau kedua variansi (kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol) adalah berbeda (heterogen)

2) Kriteria pengujian (berdasarkan probabilitas/signifikansi)

a. Jika Pvalue ≥ 0,05 maka kedua variansi adalah sama

b. Jika Pvalue<0,05 maka kedua variansi adalah berbeda.

3) Menarik kesimpulan

Oleh karena nilai Pvalue> α yaitu 0,337 maka dapat disimpulkan

bahwa kedua vaiansi sama (variansi kelompok eksperimen dan

Page 78: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

67

kelompok kontrol sama). Untuk data selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran hasil Statistical Package for Social Science (SPSS).

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji-t,

di mana sebelum di adakan pengujian persyaratan hipotesis yang

dirumuskan:

H0 = µ1 ≤ µ2 melawan H1= µ1> µ2

Di mana

µ1 : Parameter skor rata-rata keterampilan menulis karangan

narasi siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan

discovery learning.

µ2 : Parameter skor rata-rata keterampilan menulis karangan

narasi siswa yang diajar dengan menggunakan model

konvensional

Langkah-langkah uji hipotesis

a. Menentukan tingkat signifikansi

Pengujian menggunakan uji satu sisi (pihak kanan) dengan

tingkat signifikansi α = 5% atau α=0,05. Tingkat signifikansi dalamhal

Page 79: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

68

ini berarti kita masing-masing mengambil resiko salah dalam

mengambil keputusan untuk menolak hipotesis yang benar

sebanyak-banyaknya 5%.

b. Menentukan thitung

Dari tabel SPSS diperoleh nilai thitung sebesar 7.142

c. Menentukan ttabel

Dengan menggunakan tingkat keyakinan ((1- α) = 95%, α=5%

dan dk = n1+ n2 – 2 atau 36 + 36 – 2 = 70, hasil diperoleh untuk ttabel

sebesar 1,658.

d. Kriteria Pengujian

H0 diterima jika thitung ≤ ttabel

H0 Ditolak jika thitung> ttabel

e. Membandingkan thitung dengan ttabel

Nilai thitung >ttabel (7.142> 1.658), maka H0 ditolak. Hal ini berarti

bahwa hasil belajar keterampilan menulis karangan narasi siswa

yang diajar dengan pendekatan discovery learning lebih baik yaitu

77,36 dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar

denganmetode konvensional yaitu 63,47. Untuk data selengkapnya,

dapat dilihat pada lampiran hasil olah data SPSS versi 20.

Page 80: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

69

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa keterampilan

menulis karangan narasi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai

Selatan yang diajar dengan menggunakan pendekatan discovery

learning (kelas eksperimen) pada kategori sangat rendah 0%,

kategori rendah 5,56%, kategori sedang 36,11%, kategori tinggi

41,67%, dan kategori sangat tinggi 16,67%.

Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa pendekatan discovery

learning efektif digunakan dalam pembelajaran keterampilan menulis

karangan narasi siswa.Hasil penelitian tersebut sejalan dengan

pendapat Suryosubroto (2009:38) bahwa dalam pembelajaran

dengan penemuan siswa didorong untuk belajar sebagian besar

melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan

prinsip-prinsip dan guru mendorong siswa untuk memiliki

pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan

mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.

Kemampuan menulis dapat dicapai secara optimal oleh siswa

dengan jalan membiasakan diri dan banyak berlatih. Sedangkan

untuk terampil menulis, siswa sangat membutuhkan bimbingan dan

arahan guru selama proses pembelajaran. Guru harus memiliki

kepedulian, peran aktif, dan harus mengetahui kebutuhan belajar

siswanya, karena guru yang baik adalah guru yang mampu

Page 81: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

70

membelajarkan siswanya. Hal ini relevan dengan pendapat Slameto

(2003) bahwa pendekatan pembelajaran secara efektif dan efisien,

maka dapat mempengaruhi hasilbelajar.

Hal ini dapat dilihat dari tabel hasil analisis statistik deskriptif

inferensial pada lampiran C, baik pada kelompok eksperimen

maupun pada kelompok kontrol.

Sementara itu, hasil belajar keterampilan menulis karangan

narasi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan yang diajar

dengan model konvensional (kelas kontrol) pada kategori sangat

rendah 2,78%, kategori rendah 50%, kategori sedang 41,67%,

kategori tinggi 5,56% dan kategori sangat tinggi 0%. Berdasarkan

KKM pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan, yaitu siswa

dikatakan tuntas belajarnya jika hasil belajarnya telah mencapai 65

dan ketuntasan belajar klasikal tercapai jika 85% siswa telah

mencapai skor 65. Maka pada kelas eksperimen siswa yang

mencapai ketuntasan belajar adalah sebanyak 34 orang dengan

persentase 94,44%. Adapun pada kelas kontrol siswa yang

mencapai ketuntasan belajar adalah 17 orang dari jumlah

keseluruhan 36 orang dengan persentase 47,22%. Dari penjelasan

di atas, maka dapat disimpulkan pembelajaran pendekatan

discovery learning dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa

secara individu maupun klasikal.

Page 82: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

71

Hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan hasil belajar keterampilan menulis karangan narasi siswa

yang diajar dengan menggunakan pendekatan discovery learning

dengan siswa yang diajar dengan menggunakan model

konvensional, di mana hasil belajar siswa yang diajar dengan

pendekatan discovery learning lebih tinggi dibanding dengan hasil

belajar siswa yang diajar dengan model konvensional.

Hal ini dibuktikan oleh nilai thitung>

ttabel(7.142>1,658).Perbedaan ini juga dapat dilihat dari rata-rata

hasil belajar yang diperoleh oleh kedua kelompok dan ketuntasan

belajar siswa. Pada kelas eksperimen, dari 36 siswa, 34 siswa

(94,44%) nilai hasil belajarnya sudah berada pada kategori tuntas,

sementara pada kelas kontrol hanya 17 siswa (47,22%) yang nilai

hasil belajarnya berada pada kategori tuntas. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa pembelajarandengan menggunakan pendekatan

discovery learning untuk siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai

Selatan lebih efektif dibanding model konvensional.

Hal ini relevan dengan pendapat Sagala (2011:296) bahwa

pendekatan discovery learning dalam pembelajaran, membiasakan

siswa anak untuk membuktikan mengenai materi pelajaran yang

sudah dipelajari.Membuktikan dengan melakukan penyelidikan

sendiri oleh siswa dibimbing oleh guru.Dengan menggunakan

Page 83: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

72

pendekatan discovery learning ini, pengembangan kognitif siswa

lebih terasa dalam kehidupan sehari-hari dapat diaplikasikan secara

utuh motorik.

Page 84: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

73

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat

disimpulkan bahwa

1. Penerapan pendekatan discovery learning siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Sinjai Selatan efektif dalam pembelajaran menulis

karangan narasi sehingga siswa yang diajar dengan pendekatan

discovery learning, keterampilan menulis karangan narasinya

lebih tinggi yaitu 77,36 dibanding siswa yang diajar dengan model

konvensional yang hanya 63,47.

2. Pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Sinjai Selatan yang diajar dengan pendekatan discovery

learning nilai-rata-ratanya berada dalam kategori sedang, yaitu

77,36. Sementara siswa yang diajar dengan model konvensional

nilai rata-ratanya berada dalam kategori rendah, yaitu 63,47 dari

skor ideal 100.

3. Pendekatan discovery learning efektif digunakan dalam

pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Sinjai Selatan. Hal ini disebabkan oleh nilai thitung yang

Page 85: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

74

diperoleh lebih besar, yaitu 7,142 daripada ttabel yaitu 1,658.

Dengan demikian hipotesis awal (H1) yang diajukan dalam

penelitian ini yang berbunyi, “pendekatan discovery learning

efektif digunakan dalam pembelajaran menulis siswa kelas VII

SMP Negeri 1 Sinjai Selatan”, dinyatakan diterima. Sedangkan

hipotesis akhir (H0) yang berbunyi, “pendekatan discovery learning

tidak efektif dalam pembelajaran menulis karangan narasi siswa

kelas VII SMP Negeri 1 Sinjai Selatan”, dinyatakan ditolak.

B. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka penulis

mengajukan saran:

1. Kepada pihak sekolah diharapkan dapat menggunakan

pendekatan discovery learning dalam proses pembelajaran,

khususnya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia pada

keterampilan menulis

2. Untuk mempermudah dalam pencapaian kompetensi dasar,

diharapkan kepada guru untuk menggunakan dan memilih model,

pendekatan, dan metode yang relevan dengan pembahasan

materi pelajaran.

Page 86: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

75

3. Bagi peneliti yang berminat mengembangkan lebih lanjut

penelitian ini, diharapkan mencermati keterbatasan penelitian ini,

sehingga penelitian selanjutnya dapat menyempurnakan hasil

penelitian

Page 87: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

76

DAFTAR PUSTAKA

Akhdadiah, Sabarti, dkk. 1994. Pembinaan Kemampuan Menulis. Jakarta: Erlangga.

Alek dan Achmad. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Pranada Media Group

Ali, Muhammad, 2002. Guru dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar Baru Algesindo

Amier, Muhammad. 2005. Bahan Ajar Wacana Bahasa Indonesia. Makassar, FK1P: Unismuh

Amiruddin, Ahmad. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar IPA melalui Pendekatan Discovery Learning Siswa Kelas V SD Negeri Bissappu Kabupaten Bantaeng.Jurnal.Vol. 2 No. 2 (2013)

Arifin, E.Z dan Tasai S.A. 2008.Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: Rineka Cipta

Batariah.2011. Keefektifan Pendekatan Discovery dalam Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas II.C SMP Java Negara Kota Makassar.Tesis: UNM

Caray, 2009.Karangan Narasi dan Segala Macamnya (online), (http: 11 Makaiah dan Skripsi. Blogspot.com/2009/03/Karangan-Narasi-dengan Segala Macamnya. html, diakses 2 Oktoher 2013

Enre, Fachruddin A. 1994. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis.Ujung Pandang: IK IP Ujung Pandang

Hadi, Sutrisno, 2000. Statistik 2.Yogyakarta: Andi Offset

Iskandarwassid dan Sunendar, Dadang. 2007. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Rosdakarya

Jusnawati.2012. Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Pendekatan Discovery Learning Siswa Kelas IV SD Inpres Maccini Kota Makassar.Skripsi.

Page 88: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

77

Keraf, Gorys. 1994. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka.

_______________. 2000. Tata Bahasa Indonesia. Endah Nusa Indah.

Mardalis, 2003.Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Bumi Aksara

Munirah, 2007.Dasar Keterampilan Menulis. Makassar: FKIP Unismuh

Nurhadi, 2004.Membaca Cepat dan Efektif.Bandung: Angkasa

Nurjamal, dkk. 2011. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Gramedia.

Paelori, Thamrin. 2005. Pembelajaran Keterampilan Menulis secara Kreatif dan Inovatif.Makalah.Disampaikan dalam Simposium Pendidikan di Jakarta

Roestiyah, N. K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Sagala.Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: ALFABETA

Semi M. Atar. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.

Supriyadi. 2010. Menulis Efektif. Bandung: Angkasa.

Suriamiharja, Agus, dkk. 1996. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Depdikbud.

Suryosubroto, 2009.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito

Syafi'ie, Imam. 2001. Terampil Berbahasa Indonesia.Jakarta: Depdikbud

___________________. 2011. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud

Tarigan, Henry, Guntur. 1992. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Angkasa

___________________. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Page 89: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

78

LAMPIRAN A RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN, ANGKET PERSEPSI

SISWA DAN SOAL POSTTES

Page 90: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

Lampiran A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen

79

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMPN I Sinjai Selatan

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VII/Genap

Materi Pokok : Menulis Karangan Narasi

Aloksi Waktu : 4 x 40 Menit (2 Kali Pertemuan)

A. Komponen Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama-agama yang

dianutnya

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong-royong), santun,

percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedur)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak

mata

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan

membuat ) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan

sumber yang sama dalam sudut pandang/teori'

Page 91: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

80

B. Komponen Inti

No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian

Kompetensi

1 1.2. Menghargai dan

mensyukuri keberadaan

bahasa indonesia

sebagai anugerah Tuhan

Yang Maha Esa sebagai

sarana memahami

informasi lisan dan tulisan

1.2.1 Terbiasa

menggunakan

Bahasa Indonesia

dengan baik dan

benar

2 2.5 Memiliki perilaku percaya

diri, peduli, dan santun

dalam merespon secara

pribadi peristiwa jangka

pendek

2.5.1 Terbiasa berinteraksi

dalam bahasan

memecahkan masa

lah

2.5.2 Terbiasa memberi

pendapat dalam

bahasan pemecahan

masalah

2.5.4 Terbiasa membantu

sejawat dalam

memecahkan masa

lah

2.5.5. terbiasa

menggunakan pilih

an kata, ekspresi, dan

gesture santun

3 3.1. memahami teks hasil

observasi, tanggapan,

3.1.1 mengidentifikasi

struktur teks narasi

Page 92: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

81

deskriptif, eksposisi,

eksplanasi, cerita pendek,

dan teks narasi baik

melalui lisan maupun

tulisan

3.1.2 mengidentifikasi ciri

bahasa teks narasi

4. 4.2 Menyusun teks hasil

observasi, tanggapan

deskriptif, eksposisi,

eksplanasi, cerita pendek,

dan teks narasi sesuai

karakteristik teks yang

akan dibuat baik secara

lisan maupun tulisan

4.2.1 Menyusun kerangka

karangan

4.2.2 Mengembangkan

kerangka karangan

menjadi satu kara

ngan utuh

4.2.3. Menyusun karangan

narasi dengan baik

dan benar

C. Tujuan Pembelajaran

Pertemuan Ke-1

1. Setelah membaca sebuah karangan narasi, peserta didik

mengidentifikasi struktur teks narasi

2. Setelah membaca karangan narasi, peserta didik mampu

mengidentifikasi ciri bahasa teks narasi

3. Selama proses pembelajaran tentang struktur dan ciri bahasa

teks narasi, peserta didik terbiasa berinisiatif dan memberi

pendapat dengan baik

4. Selama proses pembelajaran, peserta didik terbiasa bersikap

toleran dan banyak membantu sejawat dengan baik

Page 93: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

82

5. Selama proses pembelajaran, peserta didik terbiasa

menggunakan pilihan kata, ekspresi, dan gesture yang

menunjukkan sikap santun dengan baik

Pertemuan Ke-2

1. Setelah memahami karangan narasi, peserta didik mampu

menyusun kerangka karangan narasi dengan baik

2. Setelah memahami karangan narasi, peserta didik mampu

mengembangkan kerangka karangan narasi menjadi

karangan narasi yang utuh

3. Setelah memahami karangan narasi, peserta didik mampu

menyusun karangan narasi dengan baik

4. Selama proses pembelajaran tentang penyusunan kerangka

karangan narasi, pengembangan kerangka karangan dan

penyusunan karangan narasi, peserta didik terbiasa berinisiatif

dan memberi pendapat dengan baik

5. Selama proses pembelajaran tentang penyusunan kerangka

karangan narasi, pengembangan kerangka karangan dan

penyusunan karangan narasi, peserta didik terbiasa

menunjukkan sikap toleran dan terbiasa membantu sejawat

dengan baik

6. Selama proses pembelajaran tentang penyusunan kerangka

karangan, pengembangan kerangka karangan dan

penyusunan karangan narasi, peserta didik terbiasa

menggunakan pilihan kata, ekspresi dan gesture yang

menunjukkan sikap santun dengan baik

Page 94: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

83

D. Materi Pembelajaran

Pertemuan Ke-1

1. Struktur teks karangan narasi

2. Ciri teks karangan narasi

3. Kebiasaan bersikap percaya diri dengan berinisiatif dan

banyak berpendapat saat berdiskusi

4. Kebiasaan bersikap peduli dengan menunjukkan sikap toleran

dan banyak membantu sejawat

5. Kebiasaan bersikap santun dengan pilihan kata, ekspresi, dan

gesture dalam berdiskusi.

Pertemuan Ke-2

1. Contoh kerangka karangan narasi dan pengembangannya

2. Contoh karangan narasi

3. Kebiasaan bersikap percaya diri dengan berinisiatif dan

banyak berpendapat saat berdiskusi

4. Kebiasaan bersikap peduli dengan menunjukkan sikap toleran

dan banyak membatu sejawat

5. Kebiasaan bersikap santun dengan pilihan kata, ekspresi,

dan gesture dalam berdiskusi

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan Discovery Learning

2. Model Pembelajaran

3. Sintaks

- Membangun konteks

- Pemodelan teks

- Pemecahan masalah secara bersama

- Pemecahan masalah-masalah secara individual

Page 95: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

84

F. Media, alat, dan sumber

1. Media pembelajaran

Pembelajaran tentang teks karangan narasi

Buku siswa

2. Alat dan bahan

Teks karangan narasi

G. Sumber belajar

- RPPTesis Kelas Eksperimen

- Tim Penyusun Bahasa Indonesia 2004. Konsep Pembelajaran

Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT. Intan Pariwara

- Penulis. Tahun Pelajaran. Mengarang Jakarta. Kompas.

Gramedia

- Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa. 2010. Ejaan

bahasa indonesia yang disempurnakan. Jakarta:

Kemendikbud.

- Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.

Edisi IV. Jakarta: Balai Bahasa

H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Ke-1

1. Pendahuluan

a. Siswa berdoa bersama

b. Siswa bersama guru mengatur tempat duduk sebelum

pembelajaran

c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan pokok

bahasan tentang teks karangan narasi

Page 96: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

85

2. Kegiatan inti

Mengamati

- Siswa membaca karangan narasi yang berjudul

“Berlibur ke Desa”

Menanya

- Siswa mempertanyakan tentang struktur teks karangan

narasi

- Siswa mengajukan pertanyaan tentang ciri bahasa teks

karangan narasi

Mengumpulkan data

- Dengan dipandu oleh guru, siswa mengenali struktur

teks karangan narasi

- Dengan dipandu oleh guru, siswa mengenali ciri bahasa

teks karangan narasi

Menalar

- Siswa mengomunikasikan hal-hal menarik dan dapat

dinikmati dari karangan narasi yang dibacakan

- Siswa menuliskan struktur teks karangan narasi

- Siswa menuliskan ciri bahasa teks karangan narasi

Mengomunikasikan

- Siswa menjelaskan struktur teks karangan narasi

- Siswa menjelaskan ciri bahasa teks karangan narasi

Page 97: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

86

3. Penutup

- Guru dan siswa melakukan refleksi terkait dengan

pembelajaran yang baru berlangsung

- Guru memberikan tugas untuk mengukur ketercapaian

pembelajaran

- Guru memberikan tugas untuk pengayaan atau remedi

kepada siswa

Pertemuan Ke-2

1. Pendahuluan

- Siswa berdoa bersama

- Siswa bersama guru mengatur tempat duduk sebelum

pembelajaran

- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan inti

Mengamati

- Siswa membaca karangan narasi yang berjudul

“Berlibur ke Desa”

Menanya

- Guru mempertanyakan tentang menyusun kerangka

karangan

- Siswa mengajukan pertanyaan tentang penyusunan

karangan narasi

Mengumpulkan data

- Dengan dipandu oleh guru, siswa mengawali kerangka

karangan

- Dengan dipandu guru, siswa mengenali

pengembangan kerangka karangan

Page 98: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

87

- Dengan dipandu oleh guru, siswa mengenali karangan

narasi

Menalar

- Siswa menuliskan kerangka karangan

- Siswa menyusun kerangka narasi

Mengomunikasikan

- Siswa menjelaskan kerangka karangan

- Siswa menjelaskan karangan narasi

3. Penutup

a. Guru dan siswa melakukan refleksi terkait dengan

pembelajaran yang baru berlangsung

b. Guru memberikan tugas untuk mengukur ketercapaian

pembelajaran hari ini

c. Guru memberikan tugas untuk pengayaan atau remedi

kepada siswa

I. Penilaian

- Sikap spiritual dan sosial

Teknik Penilaian: Observasi

Bentuk Instrumen: Lembar Observasi

Page 99: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

88

LEMBAR OBSERVASI

No Sikap/Nilai Indikator Butir

Pertanya

an

1. menghargai dan

bersyukur kepada

Tuhan YME atas

keberadaan Bahasa

Indonesia

Terbiasa menggunakan

bahasa dengan bentuk

baik dan benar

A1

2. Percaya diri Terbiasa berinisiatif dalam

bahasan memecahkan

masalah

A2

Terbiasa memberi

pendapat dalam bahasan

pemecahan masalah

A3

3 Peduli Terbiasa dalam

memecahkan masalah

A4

Terbiasa membantu

sejawat dalam

memecahkan masalah

A5

4 Santun Terbiasa menggunakan

pilihan kata, ekspresi, dan

gestur santun

A6

Page 100: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

89

- Pengetahuan

Teknik Penilaian: Tes Tertulis

Bentuk instrumen: Essay

No Indikator Butir

instrumen

1. Mengenal struktur teks karangan narasi B1

2 Mengenal ciri bahasa teks karangan

narasi

B2

- Keterampilan

Teknik penilaian: tes tertulis

Bentuk instrumen: Essay

Keterampilan Butir

Instrumen

4.2.1 Menyusun kerangka karangan narasi C1

4.2.2 Mengembangkan kerangka karangan

narasi menjadi sebuah karangan

C2

4.2.3 menyusun karangan narasi dengan baik

dan benar

C3

Mengetahui, Kepala SMPN 1 Sinjai Selatan

A. Sandi Moeri, S.Pd. NIP 19571231 198003 1 144

Sinjai, …………………………… Guru Mata Pelajaran

Rosdiana NIP 196702001 199802 2 002

Page 101: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

Lampiran A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol

90

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMPN I Sinjai Selatan

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VII/Genap

Materi Pokok : Menulis Karangan Narasi

Aloksi Waktu : 4 x 40 Menit (2 Kali Pertemuan)

A. Komponen Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama-agama yang

dianutnya

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong-royong), santun,

percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedur)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak

mata

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan

membuat ) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan

sumber yang sama dalam sudut pandang/teori

Page 102: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

91

B. Komponen Inti

No

.

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian

Kompetensi

1 1.2. Menghargai dan

mensyukuri keberadaan

bahasa indonesia sebagai

anugerah Tuhan Yang

Maha Esa sebagai sarana

memahami informasi lisan

dan tulisan

1.2.1 Terbiasa

menggunakan

Bahasa Indonesia

dengan baik dan

benar

2 2.5 Memiliki perilaku percaya

diri, peduli, dan santun

dalam meres-pon secara

pribadi peristiwa jangka

pendek

2.5.1 Terbiasa berinteraksi

dalam bahasan

memecahkan masa

lah

2.5.2 Terbiasa memberi

pendapat dalam

bahasan pemecahan

masalah

2.5.4 Terbiasa membantu

sejawat dalam

memecahkan masa

lah

2.5.5. terbiasa

menggunakan pilih

an kata, ekspresi, dan

gesture santun

3 3.1. memahami teks hasil

observasi, tanggapan,

3.1.1 mengidentifikasi

struktur teks narasi

Page 103: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

92

deskriptif, eksposisi,

eksplanasi, cerita pendek,

dan teks narasi baik

melalui lisan maupun

tulisan

3.1.2 mengidentifikasi ciri

bahasa teks narasi

4. 4.2 Menyusun teks hasil

observasi, tanggapan

deskriptif, eksposisi,

eksplanasi, cerita pendek,

dan teks narasi sesuai

karakteristik teks yang

akan dibuat baik secara

lisan maupun tulisan

4.2.1 Menyusun kerangka

karang

an

4.2.2 Mengembangkan

kerangka karangan

menjadi satu

karangan utuh

4.2.3. Menyusun karangan

narasi dengan baik

dan benar

C. Tujuan Pembelajaran

Pertemuan Ke-1

1. Setelah membaca sebuah karangan narasi, peserta didik

mengidentifikasi struktur teks narasi

2. Setelah membaca karangan narasi, peserta didik mampu

mengidentifikasi ciri bahasa teks narasi

3. Selama proses pembelajaran tentang struktur dan ciri bahasa

teks narasi, peserta didik terbiasa berinisiatif dan memberi

pendapat dengan baik

4. Selama proses pembelajaran, peserta didik terbiasa bersikap

toleran dan banyak membantu sejawat dengan baik

Page 104: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

93

5. Selama proses pembelajaran, peserta didik terbiasa

menggunakan pilihan kata, ekspresi, dan gesture yang

menunjukkan sikap santun dengan baik

Pertemuan Ke-2

1. Setelah memahami karangan narasi, peserta didik mampu

menyusun kerangka karangan narasi dengan baik

2. Setelah memahami karangan narasi, peserta didik mampu

mengembangkan kerangka karangan narasi menjadi

karangan narasi yang utuh

3. Setelah memahami karangan narasi, peserta didik mampu

menyusun karangan narasi dengan baik

4. Selama proses pembelajaran tentang penyusunan kerangka

karangan narasi, pengembangan kerangka karangan dan

penyusunan karangan narasi, peserta didik terbiasa berinisiatif

dan memberi pendapat dengan baik

5. Selama proses pembelajaran tentang penyusunan kerangka

karangan narasi, pengembangan kerangka karangan dan

penyusunan karangan narasi, peserta didik terbiasa

menunjukkan sikap toleran dan terbiasa membantu sejawat

dengan baik

6. Selama proses pembelajaran tentang penyusunan kerangka

karangan, pengembangan kerangka karangan dan

penyusunan karangan narasi, peserta didik terbiasa

menggunakan pilihan kata, ekspresi dan gesture yang

menunjukkan sikap santun dengan baik

Page 105: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

94

D. Materi Pembelajaran

Pertemuan Ke-1

1. Struktur teks karangan narasi

2. Ciri teks karangan narasi

3. Kebiasaan bersikap percaya diri dengan berinisiatif dan

banyak berpendapat saat berdiskusi

4. Kebiasaan bersikap peduli dengan menunjukkan sikap toleran

dan banyak membantu sejawat

5. Kebiasaan bersikap santun dengan pilihan kata, ekspresi, dan

gesture dalam berdiskusi.

Pertemuan Ke-2

1. Contoh kerangka karangan narasi dan pengembangannya

2. Contoh karangan narasi

3. Kebiasaan bersikap percaya diri dengan berinisiatif dan

banyak berpendapat saat berdiskusi

4. Kebiasaan bersikap peduli dengan menunjukkan sikap toleran

dan banyak membatu sejawat

5. Kebiasaan bersikap santun dengan pilihan kata, ekspresi,

dan gesture dalam berdiskusi

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan Discovery Learning

2. Model Pembelajaran

3. Sintaks

- Membangun konteks

- Pemodelan teks

- Pemecahan masalah secara bersama

- Pemecahan masalah-masalah secara individual

Page 106: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

95

F. Media, alat, dan sumber

1. Media pembelajaran

Pembelajaran tentang teks karangan narasi

Buku siswa

2. Alat dan bahan

Teks karangan narasi

G. Sumber belajar

- RPP Tesis Kelas Eksperimen

- Tim Penyusun Bahasa Indonesia 2004. Konsep Pembelajaran

Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT. Intan Pariwara

- Penulis. Tahun Pelajaran. Mengarang jakarta. Kompas.

Gramedia

- Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa. 2010. Ejaan

bahasa indonesia yang disempurnakan. Jakarta:

Kemendikbud.

- Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.

Edisi IV. Jakarta: Balai Bahasa

H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Ke-1

1. Pendahuluan

a. Siswa berdoa bersama

b. Siswa bersama guru mengatur tempat duduk sebelum

pembelajaran

c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan pokok

bahasan tentang teks karangan narasi

Page 107: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

96

2. Kegiatan inti

Mengamati

- Siswa membaca karangan narasi, dan menikmati

kekhasan imajinasinya

Menanya

- Siswa menjawab/mengajukan pertanyaan dengan

mengacu pada pemahaman tentang karangan narasi

- Siswa mencatat informasi tentang struktur dan ciri

bahasa teks karangan narasi

Mengumpulkan data

- Dengan dipandu oleh guru, siswa memberikan

komentar terhadap berbagai isi informasi yang didapat

dari pembelajaran teks karangan narasi

- Dengan dipandu oleh guru, siswa memperkaya

informasi tentang budaya, nilai, kebiasaan, sikap

seorang dari buku-buku referensi

Menalar

- Dengan dipandu oleh guru, siswa mengidentifikasi

struktur teks karangan narasi

- Siswa mengidentifikasi ciri-ciri teks karangan narasi

Mengomunikasikan

- Siswa menjelaskan struktur teks karangan narasi

- Siswa menjelaskan ciri bahasa teks karangan narasi

Page 108: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

97

3. Penutup

- Guru dan siswa melakukan refleksi terkait dengan

pembelajaran yang baru berlangsung

- Guru memberikan tugas untuk mengukur ketercapaian

pembelajaran

- Guru memberikan tugas untuk pengayaan atau remedi

kepada siswa

Pertemuan Ke-2

1. Pendahuluan

- Siswa berdoa bersama

- Siswa bersama guru mengatur tempat duduk sebelum

pembelajaran

- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan inti

Mengamati

- Siswa membaca karangan narasi dan menikmati

kekhasan imajinasinya

Menanya

- Siswa menjawab/mengajukan pertanyaan dengan

mengacu pada pemahaman tentang karangan narasi

- Siswa mencatat informasi yang didapat dari

pembacaan karangan narasi sebagai isi karangan

narasi

Mengumpulkan data

- Dengan dipandu oleh guru, siswa menuliskan komentar

terhadap tema karangan narasi yang akan disusun

Page 109: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

98

- Siswa menyusun kerangka karangan narasi

berdasarkan tema karangan narasi yang akan disusun

- Siswa menyusun karangan narasi berdasarkan tema

karangan narasi

Menalar

- Dengan dipandu oleh guru siswa menyusun kerangka

karangan narasi

- Dengan dipandu oleh guru, siswa menyusun karangan

narasi

Mengomunikasikan

- Siswa menyusun karangan narasi berdasarkan tema

karangan

3. Penutup

a. Guru dan siswa melakukan refleksi terkait dengan

pembelajaran yang baru berlangsung

b. Guru memberikan tugas untuk mengukur ketercapaian

pembelajaran hari ini

I. Penilaian

- Sikap spiritual dan sosial

Teknik Penilaian: Observasi

Bentuk Instrumen: Lembar Observasi

Page 110: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

99

LEMBAR OBSERVASI

No Sikap/Nilai Indikator Butir

Pertanyaa

n

1. menghargai dan

bersyukur kepada Tuhan

YME atas keberadaan

Bahasa Indonesia

Terbiasa

menggunakan bahasa

dengan bentuk baik

dan benar

A1

2. Percaya diri Terbiasa berinisiatif

dalam bahasan

memecahkan masalah

A2

Terbiasa memberi

pendapat dalam

bahasan pemecahan

masalah

A3

3 Peduli Terbiasa dalam

memecahkan masalah

A4

Terbiasa membantu

sejawat dalam

memecahkan masalah

A5

4 Santun Terbiasa

menggunakan pilihan

kata, ekspresi, dan

gestur santun

A6

- Pengetahuan

Teknik Penilaian: Tes Tertulis

Bentuk instrumen: Essay

Page 111: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

100

No Indikator Butir

instrumen

1. Mengenal struktur teks karangan narasi B1

2. Mengenal ciri bahasa teks karangan

narasi

B2

3. Memahami teks karangan narasi B3

- Keterampilan

Teknik penilaian: tes tertulis

Bentuk instrumen: Essay

Keterampilan Butir

Instrumen

4.2.1 Menyusun kerangka karangan narasi C1

4.2.2 Mengembangkan kerangka karangan

narasi menjadi sebuah karangan

C2

4.2.3 Menyusun karangan narasi dengan baik

dan benar

C3

4.2.4 Menyusun karangan narasi C4

Mengetahui, Kepala SMPN 1 Sinjai Selatan

A. Sandi Moeri, S.Pd. NIP 19571231 198003 1 144

Sinjai, …………………………… Guru Mata Pelajaran

Rosdiana NIP. 196702001 199802 2 002

Page 112: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

Lampiran A. 3 Angket Persepsi Siswa

101

Angket Persepsi Siswa Digunakan Untuk Mendapatkan Data Mengenai Keefektifan

Pendekatan DiscoveryLearning Dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi

Siswa Kelas VIII SMPN1 Sinjai Selatan

Petunjuk Pengisian 1. Baca dan pilih dengan memberi tanda silang (x) pada salah satu

jawaban yang menurut anda sesuai 2. Demi kesempurnaan hasil penelitian ini, sangat diharapkan

kiranya saudara (i) dapat menjawab semua pertanyaan yang tersedia berdasarkan fakta.

Item Pertanyaan 1. Saya memperhatikan guru ketika menerangkan pelajaran narasi

dengan menerapkan pendekatan discovery learning a. Ya b. Tidak

2. Saya tidak segan mengajukan pertanyaan kepada guru selama

pembelajaran dengan pendekatan discovery learning a. Ya b. Tidak

3. Saya merasa lebih leluasa menyampaikan gagasan atas

pendapat mengenai materi pembelajaran menulis selama menggunakan pendekatan discovery learning a. Ya b. Tidak

4. Saya merasa mudah menerima pelajaran menulis dengan

menggunakan pendekatan discovery learning a. Ya b. Tidak

5. Saya merasa lebih focus belajar menulis selama menggunakan

pendekatan discovery learning a. Ya b. Tidak

6. Saya merasa penerapan pendekatan discovery learning dapat

meningkatkan motivasi belajar saya. a. Ya

Page 113: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

102

b. Tidak

7. Saya tertarik dengan pelajaran menulis karangan narasi yang menggunakan pendekatan discovery learning a. Ya b. Tidak

8. Saya merasa senang mengikuti pelajaran menulis dengan

karangan narasi yang menggunakan pendekatan discovery learning a. Ya b. Tidak

9. Saya merasa tidak sulit memahami penjelasan guru yang

menyajikan materi dengan menggunakan pendekatan discovery learning a. Ya b. Tidak

10. Saya mendiskusikan pelajaran menulis karangan narasi

dengan guru selama menggunakan pendekatan discovery learning a. Ya b. Tidak

11. Saya mendiskusikan pelajaran menulis karangan narasi selama

menggunakan pendekatan discovery learning a. Ya b. Tidak

12. Saya mengulang kembali pelajaran menulis karangan narasi di

rumah yang telah saya pelajari di sekolah dengan menggunakan pendekatan discovery learning a. Ya b. Tidak

13. Saya dengan mudahnya dapat menjawab soal yang diberikan

oleh guru a. Ya b. Tidak

Page 114: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

103

14. Saya mengerjakan latihan-latihan yang diberikan oleh guru selama pembelajaran dengan menggunakan pendekatan discovery learning a. Ya b. Tidak

15. Penggunaan pendekatan discovery learning menambah

semangat belajar saya a. Ya b. Tidak

16. Saya merasa mudah untuk mengingat kembali materi yang

telah diajarkan dengan menggunakan pendekatan discovery learning pada saat mengajarkan soal tes hasil belajar a. Ya b. Tidak

17. Saya selalu serius jika belajar menulis karangan narasi dengan

pendekatan discovery learning a. Ya b. Tidak

18. Penggunaan pendekatan discovery learning oleh guru cocok

dengan materi yang diajarkan a. Ya b. Tidak

19. Saya selalu mencatat penjelasan guru pada saat pelajaran

berlangsung selama penggunaan pendekatan discovery learning a. Ya b. Tidak

20. Minat baca saya mengenai materi-materi menulis karangan

narasi semakin tinggi setelah penggunaan pendekatan discovery learning dalam pembelajaran. a. Ya b. Tidak

Page 115: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

Lampiran A.4 Soal Tes Kelas Eksperimen

104

Susunlah sebuah karangan narasi berdasarkan pengalaman masing-masing!

Page 116: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

Lampiran A.5 Soal Tes Kelas Kontrol

105

Susunlah sebuah karangan narasi berdasarkan pengalaman masing-masing!

Page 117: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

106

LAMPIRAN B HASIL OBSERVASI AKTIFITAS SISWA, NILAI PRETEST, NILAI

POSTEST, DAN SAMPEL HASIL TES SISWA

Page 118: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

Lampiran B.1. Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Kelas Eksperimen

107

OBSERVASI AKTIFITAS SISWA Kelas Eksperimen No Aspek yang diamati Pertemua

n A P

1 2 1. Banyaknya siswa yang hadir pada

saat pembelajaran 35 36 25,5

6 98,6

1

2. Siswa yang memperhatikan pembahasan materi pelajaran

30 36 33,00

91,67

3. Siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru

14 16 15,00

41,67

4. Siswa yang mencatat penjelasan guru

30 34 32, 88,89

5. Siswa yang aktif da-lam pelajaran 30 36 33,00

01,67

6. Siswa yang meminta bimbingan pada guru dalam menyelesaikan latihan atau tugasnya

19 21 20,00

55,56

7 Siswa yang mampu memberikan kesimpulan dengan baik

30 33 31,50

87,50

A = Rata-Rata P = Persentase

Page 119: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

Lampiran B.2. Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Kelas Eksperimen

108

OBSERVASI AKTIFITAS SISWA Kelas Eksperimen No Aspek yang diamati Pertemua

n A P

1 2 1. Banyaknya siswa yang hadir pada

saat pembelajaran 31 36 33,5

0 93,0

5

2. Siswa yang memperhatikan pembahasan materi pelajaran

28 30 29,00

80,56

3. Siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru

6 7 6,50 18,06

4. Siswa yang mencatat penjelasan guru

24 26 25,00

69,44

5. Siswa yang aktif da-lam pelajaran 29 31 30,00

83,33

6. Siswa yang meminta bimbingan pada guru dalam menyelesaikan latihan atau tugasnya

12 14 13,00

36,11

7 Siswa yang mampu memberikan kesimpulan dengan baik

18 20 19,00

52,78

A = Rata-Rata P = Persentase

Page 120: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

Lampiran B.3. Nilai Pretest Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

109

No Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nama Siswa Nilai Nama Siswa Nilai

1 Haeril 65 Zulfadili 65 2 Haris Nur 65 Akmal 60 3 Ihwanu Syafaat 60 A. Saiful Risal 60 4 Irfan S. 65 Faisal 60 5 Silamuddin 65 Herman Herdiansyah 65 6 Jusman 75 Alimuddin 60 7 Makmur 70 Awal Ihwan 60 8 Muh. Ayub Sidiq 60 Khairul Azman 70 9 Mukammil 65 Darul Mappasomba 60 10 Musafir 65 M. Firdaus 65 11 Nur Akhsan Setiawan 60 Asmar 60 12 Reski Aliansyah 60 Irwandi 60 13 Rudianto 75 Rusdiawan 60 14 Sulfikri 70 M. Imar 60 15 Syamsul 70 M. Yusril 50 16 Tawakkal 80 Sulhajji 60 17 Wawan 65 Radiatul Fadilah 60 18 Ainun Risba 85 Dewi Puspita 70 19 Azizah Azzahra 50 Amila Saliha 70 20 Fitriani 65 A. Asti Indi Pratiwi 70 21 Herlina 70 Annisa Khaira 70 22 Hikmah Novita 75 Mutmainnah 65 23 Jusmianti Nur Tahir 60 Susi Susanti 60 24 Musyadah 70 Nurul Asma 60 25 Musfira 65 Alifia Azzhra 70 26 Mutmainnah 65 Dian Pratiwi Annur 65 27 Muyassirah Nur 60 Nursabianto 65 28 Nursyahidah 65 Nurlaela 60 29 Burul Azmila 50 Dina Herawati 65 30 Nurul Wahda 60 Resa Rusita 60 31 Ratnasari 65 Fitriana 70 32 Rika Rahman 60 Wahyunnisa 60 33 Sitti Nilawani 65 Fajrianti 60 34 Sri Lallu 60 Suci Rahmayanti 60 35 Sri Nuraesi 60 Darmianti 65 36 Sri Wahyuni 65 Sandi 65 Jumlah 2350 Jumlah 2265 Rata-Rata 65.28 Rata-Rata 62.92

Page 121: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

Lampiran B.4. Nilai Posttest Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

110

No. Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nama Siswa N Nama Siswa Nilai

1 Haeril 80 Zulfadili 65 2 Haris Nur 65 Akmal 60 3 Ihwanu Syafaat 60 A. Saiful Risal 60 4 Irfan S. 85 Faisal 60 5 Silamuddin 80 Herman Herdiansyah 70 6 Jusman 90 Alimuddin 60 7 Makmur 85 Awal Ihwan 60 8 Muh. Ayub Sidiq 90 Khairul Azman 70 9 Mukammil 90 Darul Mappasomba 60 10 Musafir 65 M. Firdaus 65

11 Nur Akhsan Setiawan 65 Asmar 60

12 Reski Aliansyah 60 Irwandi 60 13 Rudianto 75 Rusdiawan 60 14 Sulfikri 70 M. Imar 60 15 Syamsul 70 M. Yusril 50 16 Tawakkal 80 Sulhajji 60 17 Wawan 65 Radiatul Fadilah 60 18 Ainun Risba 85 Dewi Puspita 85 19 Azizah Azzahra 85 Amila Saliha 70 20 Fitriani 80 A. Asti Indi Pratiwi 70 21 Herlina 80 Annisa Khaira 70 22 Hikmah Novita 85 Mutmainnah 65 23 Jusmianti Nur Tahir 95 Susi Susanti 60 24 Musyadah 80 Nurul Asma 60 25 Musfira 70 Alifia Azzhra 70 26 Mutmainnah 90 Dian Pratiwi Annur 65 27 Muyassirah Nur 70 Nursabianto 65 28 Nursyahidah 65 Nurlaela 60 29 Burul Azmila 65 Dina Herawati 65 30 Nurul Wahda 75 Resa Rusita 60 31 Ratnasari 65 Fitriana 70 32 Rika Rahman 80 Wahyunnisa 60 33 Sitti Nilawani 85 Fajrianti 60 34 Sri Lallu 95 Suci Rahmayanti 60 35 Sri Nuraesi 80 Darmianti 65 36 Sri Wahyuni 80 Sandi 65 Jumlah 2785 Jumlah 2285 Rata-Rata 77.36 Rata-Rata 63.47

Page 122: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

Lampiran B.5. Sampel Hasil Tes Siswa Kelas Eksperimen

111

Page 123: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

112

Page 124: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

113

Page 125: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

114

Page 126: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

115

Page 127: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

116

Page 128: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

117

Page 129: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

118

Page 130: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

119

Page 131: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

Lampiran B.6. Sampel Hasil Tes Siswa Kelas Kontrol

120

Page 132: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

121

Page 133: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

122

Page 134: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

123

Page 135: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

124

Page 136: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

125

LAMPIRAN C OUTPUT ANALISIS INFERENSIAL SPSS VERSI 20

Page 137: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

Lampiran 5. Output Analisis SPSS versi 20

126

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kelas Ekeperimen 36 100.0% 0 0.0% 36 100.0%

Kelas Kontrol 36 100.0% 0 0.0% 36 100.0%

Statistics

Kelas

Ekeperimen

Kelas Kontrol

N Valid 36 36

Missing 0 0

Mean 77.3611 63.4722

Std. Error of Mean 1.68427 .97222

Median 80.0000 60.0000

Mode 80.00 60.00

Std. Deviation 10.10559 5.83333

Variance 102.123 34.028

Skewness -.100 1.328

Std. Error of Skewness .393 .393

Kurtosis -1.085 4.436

Std. Error of Kurtosis .768 .768

Range 35.00 35.00

Minimum 60.00 50.00

Maximum 95.00 85.00

Sum 2785.00 2285.00

Page 138: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

127

Kelas Ekeperimen

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

60.00 2 5.6 5.6 5.6

65.00 7 19.4 19.4 25.0

70.00 4 11.1 11.1 36.1

75.00 2 5.6 5.6 41.7

80.00 9 25.0 25.0 66.7

85.00 6 16.7 16.7 83.3

90.00 4 11.1 11.1 94.4

95.00 2 5.6 5.6 100.0

Total 36 100.0 100.0

Kelas Kontrol

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

50.00 1 2.8 2.8 2.8

60.00 19 52.8 52.8 55.6

65.00 8 22.2 22.2 77.8

70.00 7 19.4 19.4 97.2

85.00 1 2.8 2.8 100.0

Total 36 100.0 100.0

Page 139: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

128

Descriptives

Statistic Std. Error

Kelas Ekeperimen

Mean 77.3611 1.68427

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 73.9419

Upper Bound 80.7804

5% Trimmed Mean 77.3457

Median 80.0000

Variance 102.123

Std. Deviation 10.10559

Minimum 60.00

Maximum 95.00

Range 35.00

Interquartile Range 18.75

Skewness -.100 .393

Kurtosis -1.085 .768

Kelas Kontrol

Mean 63.4722 .97222

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 61.4985

Upper Bound 65.4459

5% Trimmed Mean 63.1481

Median 60.0000

Variance 34.028

Std. Deviation 5.83333

Minimum 50.00

Maximum 85.00

Range 35.00

Interquartile Range 5.00

Skewness 1.328 .393

Kurtosis 4.436 .768

Page 140: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

129

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kelas Ekeperimen .186 36 .003 .933 36 .030

Kelas Kontrol .280 36 .000 .787 36 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Test of Homogeneity of Variances

Nilai Siswa

Levene Statistic df1 df2 Sig.

16.263 1 70 .000

ANOVA

Nilai Siswa

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 3472.222 1 3472.222 51.006 .000

Within Groups 4765.278 70 68.075 Total 8237.500 71

Group Statistics Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Nilai Siswa Kelas Eksperimen 36 77.3611 10.10559 1.68427

Kelas Kontrol 36 63.4722 5.83333 .97222

Page 141: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

130

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Nilai Siswa Equal variances assumed 16.263 .000 7.142 70 .000 13.88889 1.94473 10.01025 17.76753

Equal variances not assumed 7.142 55.993 .000 13.88889 1.94473 9.99312 17.78466

Page 142: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

131

DOKUMENTASI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

KELAS EKSPERIMAN

Page 143: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

132

KELAS KONTROL

Page 144: KEEFEKTIFAN PENDEKATAN DISCOVERY LEARNING DALAM ...

RIWAYAT HIDUP PENULIS

133

Rosdiana, anak kelima dari sepuluh

bersaudara.Lahir di Tamalatea pada tanggal 1

Februari 1967 dari pasangan Serka Abd.Latif Mappa

(Alm.) dan Sitti Sohari (Alm.).Penulis menyelesaikan

pendidikan di SD Bontoramba Kec.Tamalatea

Kabupaten Jeneponto pada tahun 1981.Selanjutnya, penulis

melanjutkan pendidikan di SMP PGRI Bontoramba Kec.Tamalatea

Kabupaten Jeneponto dan selesai pada tahun 1984.Kemudian

melanjutkan pendidikan pada Sekolah Pendidikan Guru (SPG)

Negeri Jeneponto dan selesai pada tahun 1987. Penulis melanjutkan

pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia dan menyelesaikan studi pada tahun 1995.

Penulis mulai menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada

tahun 1998 di SMP Negeri 1 Binamu Kabupaten Jeneponto.Pada

tahun 2006 penulis kemudian dipindahkan ke SMP Negeri 1 Sinjai

Selatan Kabupaten Sinjai.

Pada tahun 2012 penulis melanjutkan kuliah pada Program

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar pada jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan menyusun tesis yang

berjudul “Keefektifan Pendekatan Discovery Learning dalam

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas VII SMP

Negeri 1 Sinjai Selatan”