Sri Idaiani dkk.
KECEMASAN DI LINGKUNGAN KARYAWAN KEMENTERIAN KESEHATAN PADA MASA WABAH SEVERE ACUTE
RESPIRATORY SYNDROMECORONAVIRUS 2 (SARS-CoV-2)
Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan KesehatanBadan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI2020
LAPORAN
i
versi 22-1-2021
LAPORAN
KECEMASAN DI LINGKUNGAN KARYAWAN KEMENTERIAN
KESEHATAN PADA MASA WABAH SEVERE ACUTE RESPIRATORY
SYNDROME CORONAVIRUS 2 (SARS-CoV-2)
Dr. dr. Sri Idaiani, Sp.KJ dkk
PUSLITBANG SUMBER DAYA DAN PELAYANAN KESEHATAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2020
ii
Tim Penyusun (Kontributor)
1 Dr. dr. Sri Idaiani, Sp.KJ Kontributor Anggota
2 Dr. dr. Harimat Hendarwan, M.Kes Kontributor Anggota
3 Drs. Ondri Dwi Sampurno, M.Si., Apt Kontributor Anggota
4 Aris Yulianto, S.Si Kontributor Anggota
5 dr. Roy Glenn Albert Massie, MPH, Ph.D Kontributor Anggota
6 Dr. Maria Holly Herawati, SKM, M.Kes Kontributor Anggota
7 dr. Retna Mustika Indah, MKM Kontributor Anggota
8 Sundari Wirasmi, S.Si Kontributor Anggota
9 Nunik Kusumawardani, SKM, M.Sc.PH, Ph.D Kontributor Anggota
10 Indri Yunita Suryaputri, S.Psi., M.Psi Kontributor Anggota
11 Rofingatul Mubasyiroh, SKM, M.Epid Kontributor Anggota
12 Enung Nurchotimah, SKM, MKM Kontributor Anggota
13 Lely Indrawati, S.Sos., MKM Kontributor Anggota
14 Dra. Siti Isfandari, MA Kontributor Anggota
iii
iv
v
vi
vii
PERSETUJUAN ETIK
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya laporan penelitian dengan judul “Kecemasan di Lingkungan
Karyawan Kementerian Kesehatan pada Masa Wabah SARS-CoV-2
Tahun 2020” di penghujung tahun 2020. Penelitian ini dilakukan pada
awal masa pandemi. Pada masa tersebut, karyawan Kementerian
Kesehatan sebagian besar bekerja dari rumah (work from home) sehingga
hasilnya menggambarkan hal-hal yang dialami pada masa tersebut terkait
masalah cemas dan hal-hal yang berkaitan dengan itu.
Penelitian ini merupakan kolaborasi para peneliti dari Puslitbang
Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Puslitbang Upaya Kesehatan
Masyarakat, Puslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan serta
beberapa rekan unit kerja lain baik internal di lingkungan Kementerian
Kesehatan maupun eksternal.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Kepala Puslitbang
Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan yang telah memberikan masukan
dan saran-saran terhadap proposal ini. Ucapan terima kasih juga kami
sampaikan pada seluruh rekan kerja dan para pejabat yang memberikan
masukan pada saat pelaksanaan penelitian dan diseminasi hasil
penelitian.
Jakarta, Desember 2020
Tim Penulis
x
RINGKASAN EKSEKUTIF Sri Idaiani, Harimat Hendarwan, Ondri Dwi Sampurno, Aris Yulianto, Roy GA Massie, Maria
Holly Herawati, Retna Mustika Indah, Sundari Wirasmi, Nunik Kusumawardani, Indri Yunita
S, Rofingatul M, Enung Nurchotimah, Lely Indrawati, Siti Isfandari
Wabah Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2)
melanda Indonesia diawal tahun 2020. Kota Jakarta adalah kota dengan
angka kejadian penyakit COVID-19 tertinggi di Indonesia. Situasi wabah
menimbulkan stres bagi masyarakat. Cemas adalah jenis stres yang paling
banyak dialami orang saat kejadian wabah. Tujuan penelitian ini untuk
memberikan rekomendasi kepada Menteri Kesehatan dan pimpinan di
lingkungan Kementerian Kesehatan terkait kesehatan mental khususnya
cemas pada karyawan dan upaya mengatasinya. Hasilnya didapatkan lebih
dari 1020 responden berpartisipasi, tetapi setelah dilakukan cleaning data
ditetapkan hanya 1020 responden yang layak dianalisis. Persentase
karyawan Kementerian Kesehatan yang mengalami cemas pada masa
wabah SARS-CoV-2 atau COVID-19: cemas ringan 26.7% (95%CI; 24.03-
29.47); sedang 4.60% (95%CI; 3.48-6.08) dan berat 1.76% (95%CI; 1.11-
2.78) dan sebanyak 66.9% (95%CI; 64.0-69.8) responden tidak cemas.
Dengan dua kategori yaitu tidak cemas dan cemas ringan dikelompokkan
menjadi tidak cemas, diperoleh hasil sebanyak 93.62% (95%CI; 91.95-94.97)
tidak cemas dan 6.37% (95%CI; 5.03-8.05) cemas sedang dan berat.
Faktor kesehatan jiwa dan fisik yang berhubungan dengan cemas antara lain
lambat berpikir, sakit kepala (headache), dizziness (keliyengan), mudah lelah,
rasa tidak nyaman pada mata, telinga, mulut dan tenggorokan, nyeri dada,
nyeri asam lambung, gerakan lambat, nyeri otot, batuk, badan lemas dan
nafsu makan kurang. Pada umumnya, responden yang cemas lebih banyak
yang mengalami gangguan berupa gejala fisik dan mental dalam satu bulan
terakhir. Baik kelompok cemas maupun tidak cemas mengonsumsi minuman
xi
tradisional dan vitamin/suplemen sebagai salah satu upaya yang banyak
dilakukan responden untuk mencegah COVID-19. Perekonomian mempunyai
hubungan erat dengan cemas. Responden yang cemas lebih banyak yang
mengeluhkan perekonomiannya terganggu akibat terjadinya wabah ini.
Kematian keluarga inti sangat berpengaruh terhadap cemas, meskipun
dukacita terbanyak yang dialami responden adalah kematian orang yang
dikenal. Responden yang tidak cemas lebih siap untuk kembali masuk
bekerja seperti biasa dibandingkan yang cemas. Seluruh responden baik
yang mengalami cemas maupun tidak cemas berpendapat bahwa rasa aman
bahwa pandemi berakhir terjadi bila obat dan vaksin COVID-19 ditemukan.
Disarankan agar layanan konsultasi keswa misalnya Sehat Pedia, layanan
konsultasi dari organisasi profesi dan poliklinik karyawan dapat dimanfaatkan
untuk membantu responden yang terindikasi mengalami masalah kesehatan
jiwa.
Oleh karena responden hampir lima puluh persen merasa kurang aman
berada di luar rumah termasuk perjalanan menuju tempat kerja dan bila
berada di tempat kerja maka diperlukan fasilitasi perjalanan menuju tempat
kerja dan pelaksanaan protokol kesehatan di tempat kerja.
Mendorong semua sektor agar obat dan vaksin segera ditemukan juga
merupakan hal yang sangat dibutuhkan karena responden akan merasa
yakin apabila obat dan vaksin untuk COVID-19 tersedia.
xii
ABSTRAK Sri Idaiani, Harimat Hendarwan, Ondri Dwi Sampurno, Aris Yulianto, Roy GA Massie, Maria
Holly Herawati, Retna Mustika Indah, Sundari Wirasmi, Nunik Kusumawardani, Indri Yunita
S, Rofingatul M, Enung Nurchotimah, Lely Indrawati, Siti Isfandari
Latar belakang: Wabah Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
(SARS-CoV-2) melanda Indonesia diawal tahun 2020. Situasi wabah
menimbulkan stres bagi masyarakat termasuk karyawan. Tujuan penelitian ini
untuk memberikan rekomendasi kepada Menteri Kesehatan dan pimpinan di
lingkungan Kementerian Kesehatan terkait kesehatan mental khususnya
cemas pada karyawan dan upaya mengatasinya.
Metode: Penelitian ini adalah survei yang dilakukan secara daring. Subjek
penelitian adalah karyawan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 10 April-3 Mei 2020.
Kuesioner cemas yang digunakan bersumber dari kuesioner General Anxiety
Disorder-7 (GAD-7). Disamping pertanyaan tentang cemas, juga ditanyakan
karakteristik dan variabel terkait keadaan subjek sebelum terjadi wabah dan
saat ini. Analisis data dilakukan dengan program statistik SPSS dengan
analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil: Jumlah subjek yang dianalisis sebanyak 1020 orang. Persentase
karyawan Kementerian Kesehatan yang mengalami cemas pada masa
wabah SARS-CoV-2: cemas ringan 26.7% (95%CI; 24.03-29.47); sedang
4.60% (95%CI; 3.48-6.08) dan berat 1.76% (95%CI; 1.11-2.78) serta
sebanyak 66.9% (95%CI; 64.0-69.8) responden tidak cemas. Dengan dua
kategori, yaitu tidak cemas dan cemas ringan dikelompokkan menjadi tidak
cemas, diperoleh hasil sebanyak 93.62% (95%CI; 91.95-94.97) tidak cemas
dan 6.37% (95%CI; 5.03-8.05) cemas sedang dan berat.
Kesimpulan: Persentase cemas pada karyawan Kementerian Kesehatan
yang diperoleh pada penelitian ini hampir sama dengan angka di populasi
umum di Indonesia. Pada umumnya responden yang cemas lebih banyak
xiii
yang mengalami gangguan berupa gejala fisik dan mental dalam satu bulan
terakhir. Seluruh responden baik yang mengalami cemas atau tidak cemas
berpendapat bahwa rasa aman bahwa pandemi berakhir terjadi bila obat dan
vaksin COVID-19 ditemukan.
Kata kunci : cemas, karyawan, GAD-7, SARS-CoV-2
xiv
DAFTAR ISI
Tim Penyusun (Kontributor) .................................................................................................. ii
PERSETUJUAN ETIK .......................................................................................................... vii
Persetujuan Atasan yang Berwenang ............................................................................... viii
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ix
RINGKASAN EKSEKUTIF .....................................................................................................x
ABSTRAK ............................................................................................................................... xii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ................................................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. xvii
BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah Penelitian .................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian........................................................................................................... 3
C.1 Tujuan Umum .......................................................................................................... 3
C.2 Tujuan Khusus ......................................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................................ 4
BAB II ....................................................................................................................................... 5
METODE ................................................................................................................................. 5
A. Kerangka Konsep .......................................................................................................... 5
B. Rancangan Penelitian ................................................................................................... 8
C. Tempat dan Waktu ........................................................................................................ 8
D. Populasi dan Sampel .................................................................................................... 8
E. Instrumen dan Cara Pengumpulan Data ................................................................... 9
F. Bahan dan Prosedur Kerja ........................................................................................... 9
G. Pengolahan dan Analisis Data .................................................................................. 10
BAB III .................................................................................................................................... 11
xv
HASIL ..................................................................................................................................... 11
3.1 Pengumpulan Data .................................................................................................... 11
3.2 Karakteristik Responden .......................................................................................... 12
3.3 Proporsi Responden yang Mengalami Cemas .................................................... 15
3.4 Gejala Fisik dan Mental yang Dialami Responden .............................................. 18
3.5 Riwayat Penyakit Sebelumnya ................................................................................ 19
3.6 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Cemas ................................................ 20
3.6.1 Hubungan Cemas dengan Ekonomi ............................................................... 20
3.6.2 Hubungan Cemas dengan Faktor Demografi ................................................ 20
3.6.3 Hubungan Cemas dengan Jenis Kendaraan yang Digunakan Menuju
Kantor ............................................................................................................................. 22
3.6.4 Hubungan Cemas dengan Dukacita ............................................................... 22
3.7 Upaya-upaya yang Dilakukan Responden untuk Mencegah COVID-19 .......... 23
3.8 Harapan Responden ................................................................................................. 24
BAB IV .................................................................................................................................... 27
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 27
BAB V ..................................................................................................................................... 31
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................................. 31
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 31
5.2 Saran ........................................................................................................................... 32
Daftar Kepustakaan ............................................................................................................. 33
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jumlah Responden berdasarkan Tanggal Pengisian Kuesioner ................... 11
Tabel 2 Karakteristik Responden ....................................................................................... 13
Tabel 3 Karakteristik Responden ....................................................................................... 13
Tabel 4a Persentase Responden yang Mengalami Cemas berdasarkan Unit Kerja
Kemenkes .............................................................................................................................. 17
Tabel 5 Gejala Fisik dan Mental yang Dialami Responden ........................................... 18
Tabel 6 Penyakit yang Diderita Responden ..................................................................... 19
Tabel 7 Hubungan Cemas dengan Faktor Demografi Responden .............................. 21
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Konsep ................................................................................................ 5
Gambar 2 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan, Jenis Kelamin, Status
Perkawinan dan Kelompok Umur ...................................................................................... 14
Gambar 3 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan dan Unit Utama
Kementerian Kesehatan ...................................................................................................... 15
Gambar 4 Persentase Cemas berdasarkan Derajat Kecemasan, Dua Kategori dan
Derajat Kecemasan* ............................................................................................................ 16
Gambar 5 Persentase Responden yang Mengaku Perekonomiannya Terganggu ... 20
Gambar 6 Hubungan Cemas dengan Kendaraan Menuju Tempat Kerja ................... 22
Gambar 7 Persentase Responden yang Mengalami Kematian Keluarga Inti dan
Keluarga ................................................................................................................................ 22
Gambar 8 Persentase Responden yang Mengalami Kematian Sahabat dan Orang
yang Dikenal ......................................................................................................................... 23
Gambar 9 Konsumsi Minuman Tradisional dan Vitamin serta Suplemen ................... 24
Gambar 10 Persentase Responden yang Siap Bekerja Kembali ................................. 25
Gambar 11 Pendapat Responden tentang Kapan Wabah Berakhir dan Kembali
Aman ...................................................................................................................................... 25
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wabah Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus 2 (SARS-
CoV-2) atau penyakitnya disebut penyakit corona virus 2019 (corona virus
disease 2019 = COVID-19) melanda dunia sejak tahun 2019 yang pada
awalnya bermula di Kota Wuhan Tiongkok. Wabah terus berkembang ke
penjuru dunia dan akhirnya Badan Kesehatan Dunia menetapkan wabah
tersebut sebagai sebuah pandemik.(1,2) Pengumuman itu dikeluarkan pada
awal Maret 2020.
Negara Indonesia yang semula belum mempunyai kasus, mendadak
menerima kenyataan bahwa virus tersebut telah sampai di negara Indonesia.
Kasus 1, 2 dan 3 ditemukan membuat kepanikan masyarakat bahkan terjadi
stigmatisasi bagi penderita.(3,4) Wabah tersebut bukannya mereda malah
sebaliknya meningkat tajam dengan jumlah kematian yang bertambah
sementara kasus sembuh seolah kalah dengan angka kematian yang terus
meningkat.
Karyawan Kementerian Kesehatan termasuk populasi yang
berdampak akibat wabah ini. Dampak tersebut merupakan dampak fisik dan
mental. Kantor Kemenkes yang berlokasi di pusat Kota Jakarta dan Kota
Jakarta merupakan kota dengan kasus COVID-19 tertinggi di Indonesia. Hal
ini karena Jakarta adalah ibukota negara sehingga menjadi salah satu pintu
masuk manusia serta denyut perekonomian. Kemenkes juga mempunyai
laboratorium rujukan kasus kasus wabah di Indonesia. Dengan adanya
kejadian wabah SARS-CoV-2, Kementerian Kesehatan beserta karyawannya
turut merasakan dampak.
2
Karakteristik karyawan Kemenkes antara lain pada umumnya berasal
dari beragam bidang keilmuan dan sebagian besar dari rumpun ilmu
kesehatan. Para karyawan umumnya mempunyai tingkat pendidikan yang
tinggi (sarjana). Dalam hal tempat tinggal, karyawan Kemenkes sebagian
besar tinggal bukan di Kota Jakarta , namun di sekitar Jakarta yaitu kawasan
Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Kondisi demikian menimbulkan rasa
ketakutan untuk meninggalkan rumah ditambah dengan banyaknya informasi
ilmiah, berita bohong dan kabar-kabar tentang orang sekitar yang meninggal
dunia akibat penyakit wabah SARS-CoV-2 yang dapat menimbulkan stres
psikologis.
Stres yang umum terjadi saat bencana khususnya masa terjadinya
wabah antara lain cemas, depresi, serta gejala-gejala stres ringan lainnya.
Umumnya yang terjadi lebih banyak cemas. Gangguan lainnya dapat berupa
gejala takut, marah, bosan, kesepian, beragam jenis stres dan sebagainya.
(5–7). Jenis wabah pandemik umumnya sangat hebat sehingga menimbulkan
ketidaksiapan petugas kesehatan dan masyarakat yaitu mereka merasa
sangat kurang memiliki pendidikan dalam hal mengatasi wabah yang sangat
luas.(8) Untuk mengatasi kecemasan yang dialami karyawan di lingkungan
Kemenkes diperlukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
serta harapan karyawan agar kecemasan reda. Kecemasan yang tidak
mereda akan menimbulkan gangguan yang lebih berat sehingga produktivitas
kerja akan turun dan dapat berlanjut meskipun masa pandemi wabah
berakhir.
B. Perumusan Masalah Penelitian
Wabah SARS-CoV-2 melanda Indonesia dan Kota Jakarta adalah kota
dengan angka kejadian COVID-19 tertinggi di Indonesia. Situasi wabah
menimbulkan stres bagi masyarakat termasuk karyawan Kemenkes. Cemas
adalah jenis stres yang banyak dialami orang saat kejadian wabah.
3
Diperlukan penelitian yang mencari faktor yang berkaitan dengan kecemasan
dan upaya pemulihan cemas yang terjadi. Upaya pemulihan yang tepat dapat
diketahui melalui faktor yang dominan mempengaruhi kecemasan.
Pertanyaan Penelitian
1. Seberapa besar masalah gangguan cemas yang terjadi pada populasi
pegawai Kemenkes secara umum dan Badan Litbangkes khususnya
dalam masa terjadinya wabah SARS-CoV-2?.
2. Seberapa besar peran faktor kesehatan jiwa, kesehatan fisik, sosial
ekonomi, demografi, terhadap kejadian cemas?.
3. Upaya apa yang dilakukan karyawan Kemenkes untuk menjaga
kesehatan fisik dan mental?
C. Tujuan Penelitian
C.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini untuk memberikan rekomendasi kepada pimpinan di
lingkungan Kementerian Kesehatan terkait kesehatan mental khususnya
cemas pada karyawan dan upaya mengatasinya.
C.2 Tujuan Khusus
Tujuan ini berkaitan dengan kejadian wabah SARS-CoV-2, yaitu:
1 Mengetahui besar gangguan cemas yang terjadi pada karyawan
Kemenkes dalam masa terjadinya wabah SARS-CoV-2.
2 Mengetahui besar gangguan cemas yang terjadi pada karyawan Badan
Litbangkes dalam masa terjadinya wabah SARS-CoV-2.
3 Mengetahui pengaruh faktor kesehatan jiwa, kesehatan fisik, sosial
ekonomi, demografi, terhadap kejadian cemas
4 Mengetahui upaya yang dilakukan karyawan Kemenkes untuk menjaga
kesehatan fisik dan mental.
4
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Kementerian Kesehatan diharapkan menjadi bukti ilmiah
untuk membangun upaya kesehatan bagi karyawan pada saat
kejadian wabah.
2. Bagi Badan Litbangkes diharapkan dapat memberikan
rekomendasi upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah
kesehatan jiwa karyawan saat wabah SARS-CoV-2.
5
BAB II
METODE
A. Kerangka Konsep
7.2. Kerangka Konsep
Gambar 1 Kerangka Konsep
Gangguan mental yang paling banyak terjadi pada populasi yang terkena
wabah penyakit adalah cemas. Cemas timbul akibat berbagai faktor misalnya
adanya predisposisi peristiwa traumatik yang dialami sebelumnya, konflik
dalam pekerjaan atau dalam hal lain, karakteristik individu tersebut (usia,
jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi) termasuk
kepribadiannya. Penyakit fisik yang telah dimiliki juga mempunyai peran
penting karena seseorang yang tidak dalam kondisi fisik yang sehat akan
lebih mudah stres termasuk menjadi cemas.(9) Riwayat pernah mengalami
gangguan kejiwaan lainnya akan berpengaruh ditambah dengan komsumsi
obat-obatan baik obat rutin maupun non rutin.
Wabah SARS-CoV-2 saat ini merupakan salah satu pencetus terjadinya
cemas pada penduduk. Hal ini dipengaruhi antara lain imunitas serta faktor
Faktor predisposisi
• Peristiwa traumatik
• Konflik
• Karakteristik,
Kepribadian
• Penyakit Fisik
• Pola Asuh
• Riwayat Ggn psikikiatri
• Obat-obatan
Faktor Pencetus
Internal
• Imunitas
• Biologis
Eksternal
• Paparan kuman (virus, bakteri dll)
• Lingkungan
• Psikososial: dukacita
CEMAS
• Dukungan sosial
• Coping mechanism
6
biologis individu tersebut misalnya rentan terhadap penyakit karena berstatus
kelompok rentan (hamil, lansia). Faktor eksternal lainnya adalah jenis virus
tersebut yang sangat berbahaya, di lingkungan yang tidak sesuai harapan
serta kehilangan orang-orang yang dikasihi serta dikenal.
Seseorang dapat terhindar atau pulih kecemasannya apabila mempunyai
dukungan sosial yang baik serta mekanisme pertahan jiwa yang baik.
Dukungan sosial dapat berupa jaminan hidup yang baik serta terwujudnya
harapan .
Faktor-faktor lain yang berperan terhadap kecemasan misalnya stresor lain,
kepribadian dan sebagainya dan tidak dinilai pada penelitian ini akan
dianggap sebagai keterbatasan penelitian.
Hipotesis :-
Definisi operasional:
Keterangan Skala
Cemas : Kumpulan gejala yang
mengindikasikan
seseorang mengalami
gangguan cemas
berdasarkan kuesioner
General Anxiety Disorder-7
Ordinal 0-4=Tidak Cemas 5-9= Cemas Ringan 10-14= Cemas Sedang >14= Cemas Berat
Peristiwa
traumatik
: peristiwa luar biasa yang
semua orang akan stres
bila megalaminya
Nominal 1=Ya 2=TIdak
Konflik : Masalah , permusuhan, pertentangan
Nominal 1=Ya 2=Tidak
Karakteristik responden
: Jenis Kelamin Jenis kelamin =nominal 1=Laki-laki 2=Perempuan
: Umur Umur = ordinal 1.<45 tahun
7
2. 45-58 tahun 3. >58 tahun
: Jabatan Pekerjaan =nominal 1. Fungsional Peneliti 2. Fungsional Tertentu 3. Fungsional Umum 4. P3K/Honorer/Kontrak
: Pendidikan terakhir Pendidikan=ordinal 1.SLTA 2.D3/S1 3.S2 4.S3
: Status Perkawinan Status Perkawinan = nominal 1 Kawin 2 Cerai 3.Belum kawin
Kepribadian : Kebiasaan, sikap, dan sifat seseorang yang bisa berubah dan berkembang seiring proses sosialisasi yang dilakukan individu
Nominal 1 Ekstrovert 2 Introvert
Penyakit fisik : Penyakit fisik khususnya kronik yang dimiliki responden antara lain diabetes melitus, hipertensi , penyakit jantung, ginjal, paru-paru, rematik berdasarkan pengakuan responden sesuai pernyataan dokter
Nominal 1.Ya 2.Tidak
Pola asuh : Orang yang terbanyak melakukan pengasuhan pada masa kecil
Nominal 1.Orang tua kandung 2.Orang tua kandung dan tiri 3. Keluarga lain
Riwayat gangguan psikiatri
:
Pernah didiagnosis gangguan psikiatri jenis apapun oleh dokter
Nominal 1.Ya 2.Tidak
Kosumsi obat : Mengonsumsi obat rutin untuk penyakit kronis.
Nominal 1 Ya
8
2 Tidak
Imunitas : Daya tahan tubuh, diketahui dari seing mengalami flu
Nominal 1 Ya 2 Tidak
Biologik Perubahan fisik dan mental akibat kehamilan, khusus untuk perempuan
Nominal 1 Hamil 2 Tidak hamil
Lingkungan Faktor-faktor yang terjadi disekitar individu Kuesioner D17, E 1-4, G1-7
Nominal 1.Ya 2 Tidak
Dukacita Kehilangan orang-orang terdekat yaitu keluarga, sahabat, kenalan akibat COVID-19 Kuesioner F1-6
Nominal 1.Ya 2 Tidak
Dukungan sosial
Dukungan fisik, dan non fisik Kuesioner H1-6
Nominal 1.Ya 2 Tidak
Harapan Pandangan kriteria berakhirnya wabah SARS-CoV-2 Kuesioner H7-13
Nominal 1. Ditemukan obat atau
vaksin 2. Pengumuman
pemerintah 3. Tetap merasa aman
Kesiapan kembali bekerja Nominal 1.Ya siap bekerja 2 Tidak siap bekerja
B. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah potong lintang dilaksanakan melalui survei
daring berbasis Google Forms.
C. Tempat dan Waktu
Pengumpulan data dilaksanakan tanggal 10 April sampai dengan 3 Mei 2020.
D. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah karyawan Kementerian Kesehatan. Sampel
penelitian adalah karyawan kantor pusat Kementerian Kesehatan (unit utama
yang bekerja di Kota Jakarta).
9
a. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria Inklusi
− Karyawan Kemenkes yang bekerja di Kantor Pusat, Jakarta
Kriteria Eksklusi
− Tidak bersedia mengikuti penelitian
b. Besar Sampel dan Cara Pemilihan atau Penarikan
Subjek diminta ikut berpartisipasi mengisi kuesioner penelitian ini
secara mandiri dan daring.
Rumus n Cara penarikan sampel
Tujuan Khusus1
n = z21-α/δ p(1-p) d2
p=45%
d=0,05
1- α= 95%
381+ 10% =420 Masing-masing unit eselon II = 5 orang
Kuota sampling
Tujuan Khusus2
n = z21-α/δ p(1-p) d2
p=45% (10)
d=0,05
1- α= 95%
381+ 10% =420
Consecutive sampling
E. Instrumen dan Cara Pengumpulan Data
Instrumen penelitian berupa kuesioner yang berisi
• Data karakteristik responden
• Kuesioner GAD-7 (General Anxiety Disorder-7).
• Pertanyaan pertanyaan tentang perilaku yang dilakukan dan
tanggapan terhadap wabah SARS-CoV-2.
F. Bahan dan Prosedur Kerja
Bahan: kuesioner daring yang dirancang dengan Google Forms.
10
Prosedur:
1. Karyawan Kemenkes diminta berpartisipasi mengisi kuesioner secara
daring.
2. Kepala Badan Litbangkes membuat surat kepada kepala satuan kerja
unit eselon 2 Kemenkes
3. Responden diminta berpartisipasi sesuai batas waktu yang ditentukan
yaitu tanggal10 April hingga 3 Mei 2020
4. Pengisisan kuesioner dilakukan mandiri dan individual.
5. Responden hanya dibolehkan mengisi kuesioner satu kali, dibuktikan
dengan mengisi NIP untuk PNS. Untuk non PNS, nama akan
dikonfirmasi kepada bagian Kepegawaian satuan kerjanya.
G. Pengolahan dan Analisis Data
− Data yang dikumpulkan dari survei daring diekstraksi dari Google
Forms dan diperoleh data set berbentuk Excel.
− Hasil ekstraksi data ditrasformasi menjadi data dalam bentuk Excel,
SPSS dan STATA.
− Analisis yang dilakukan univariat dan bivariat.
11
BAB III
HASIL
3.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan mulai tanggal 10 April hingga 3 Mei
2020. Data diperoleh melalui Google Forms. Sehubungan dengan penarikan
sampel secara kuota sampling tidak dapat dilakukan karena survei dilakukan
secara daring yang memiliki kesulitan untuk melakukan kuota, maka sampel
diperoleh melalui orang-orang yang tertarik untuk berpartisipasi. Jumlah data
yang masuk sebanyak 1225 data. Oleh karenanya jumlah ini sudah
mencukupi untuk kebutuhan minimal sampel, meskipun tidak memenuhi
keterwakilan sampel. Setelah dilakukan pengecekan terdapat baris yang
kosong. Baris kosong kemudian dihapus sehingga diperoleh 1078 data
(responden).
Rincian jumlah responden yang mengikuti penelitian berdasarkan
waktu atau sesuai tanggal pengisian kuesioner sebagai berikut:
Tabel 1 Jumlah Responden berdasarkan Tanggal Pengisian Kuesioner
Tanggal Jumlah responden
Tanggal 10 April 2020 1
Tanggal 11 April 2020 26
Tanggal 12 April 2020 0
Tanggal 13 April 2020 3
Tanggal 14 April 2020 613
Tanggal 15 April 2020 107
Tanggal 16 April 2020 22
Tanggal 17 April 2020 6
Tanggal 18 April 2020 3
Tanggal 19 April 2020 8
Tanggal 20 April 2020 230
Tanggal 21 April 2020 18
Tanggal 22April 2020 6
Tanggal 23 April 2020 1
Tanggal 24 April 2020 1
12
Tanggal 25 April 2020 5
Tanggal 26 April 2020 2
Tanggal 27 April 2020 5
Tanggal 28 April 2020 1
Tanggal 29 April 2020 11
Tanggal 30 April 2020 1
Tanggal 1 Mei 2020 3
Tanggal 2 Mei 2020 0
Tanggal 3 Mei 2020 5
Total 1078
Pada proses cleaning data dilakukan pengecekan duplikasi secara cepat.
Hasilnya diperoleh 1046 responden. Pada pengecekan selanjutnya dilakukan
krostabulasi dengan variabel yang lain terutama karakteristik dan akhirnya
diperoleh 1020 responden yang layak untuk dianalisis.
Bentuk penelitian menggunakan metode pengumpulan data secara
daring memiliki beberapa keterbatasan. Hal ini menyebabkan beberapa
perubahan dari protokol penelitian antara lain tidak dapat melakukan kuota
sampling dan tidak dapat mencegah keikutsertaan karyawan Kemenkes yang
tidak bekerja pada kantor pusat Jakarta misalnya adanya keikutsertaan
responden yang berasal dari Politeknik Kesehatan (Poltekkes), Kantor
Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan beberapa Balai Besar non Badan
Litbangkes. Berdasarkan keputusan tim, seluruh responden non Badan
Litbangkes tetap diambil dan apabila diperlukan akan dilakukan sub analisis
di kemudian hari.
3.2 Karakteristik Responden
Responden terbanyak perempuan, pendidikan diploma 1 dan sarjana,
berstatus kawin dan berusia 30-39 tahun. Berikut di bawah ini ditampilkan
status jabatan dan asal unit kerja responden.
13
Tabel 2 Karakteristik Responden
Karakteristik n %
Jenis Kelamin
− Laki-laki 354 34.7
− Perempuan 666 65.3
Pendidikan − S3 32 3.1
− S2 420 41,2
− Diploma, S1 513 50.3
− SLTA 55 5.4
Umur − 20-29 thn 113 11.1
− 30-39 thn 437 42.8
− 40-49 thn 313 30.7
− 50-59 thn 147 14.4
− >=60 thn 10 1
Status Perkawinan − Kawin 826 81
− Belum kawin 154 15.1
− Cerai 40 3.9
Tabel 3 Karakteristik Responden
Karakteristik n %
Pekerjaan − F.Peneliti 164 16,1
− Struktural 156 15,3
− F.tertentu 234 22,9
− F,Umum 341 33,4
− PPPK/Honorer/Kontrak 125 12,3
Unit Kerja
− Sekretariat Balitbangkes 18 1,8
− P.Biomedis & Teknologi Dasar Kesehatan 13 1,3
− P.SD Yankes 62 6,1
− P.Upaya Kesehatan Masyarakat 47 4,6
− P.Humaniora dan Manajemen Kesehatan 18 1,8
− Balai Besar, Balai, Loka Litbang 257 25,2
− Ditjen FARMALKES 33 3,2
− ITJEN 36 3,5
− Ditjen KESMAS 42 4,1
14
− Ditjen P2P 133 13
− PPSDM 44 4,3
− SETJEN 116 11,4
− Ditjen YANKES 32 3,1
− Lain-lain 169 16,2
Saat penelitian berlangsung, sedang terjadi penataan struktur organisasi dan
debirokratisasi yang mengharuskan setiap karyawan mempunyai jabatan
fungsional tertentu. Pada saat ini, penataan terus berlangsung sehingga
tampak banyak karyawan berstatus fungsional umum atau mereka belum
diberikan jabatan fungsional tertentu.
Responden terbanyak berasal dari Badan Litbangkes. Lain-lain antara lain
Poltekkes, KKP, dan RS vertikal di lingkungan Kementerian Kesehatan.
Gambar 2 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan, Jenis Kelamin, Status
Perkawinan dan Kelompok Umur
Responden terbanyak mempunyai pendidikan Diploma atau S1 dan jenis
kelamin perempuan. Umumnya responden berstatus kawin dan berasal dari
kelompok umur 30-39 tahun.
354
666
32
420
513
55
0 200 400 600 800
Laki-laki
Perempuan
S3
S2
Diploma, S1
SLTA
J.K
elam
inP
en
did
ikan
113
437
313
147
10
826
154
40
0 500 1000
20-29 thn
30-39 thn
40-49 thn
50-59 thn
>=60 thn
kawin
belum kawin
cerai
um
ur
Stat
us
15
Gambar 3 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan dan Unit Utama
Kementerian Kesehatan
Responden terbanyak memiliki status pekerjaan jabatan fungsional umum.
Asal unit kerja terbanyak dari Balai Besar, Balai dan Loka di lingkungan
Balitbangkes.
3.3 Proporsi Responden yang Mengalami Cemas
Berdasarkan Gambar 6 dan 7 diperoleh hasil proporsi responden yang
cemas ringan 26,7%,(95%CI; 24,03-29,47) sedang 4,60% (95%CI 3,48-6,08)
dan berat 1,76% (95%CI1,11-2,78) dan sebanyak 66,9 % (95%CI 64,0-69,8 )
responden tidak cemas. Dengan dua kategori yaitu tidak cemas dan cemas
ringan dikelompokkan menjadi tidak cemas diperoleh hasil sebanyak 93,62%
(95%CI 91,95-94,97) tidak cemas. Cemas sedang dan berat dikelompokkan
menjadi cemas diperoleh hasil 6,37% (95%CI 5,25-8,05). Dengan kategori
berdasarkan nilai batas pisah 0-4 = tidak cemas dan lebih dari 4 = cemas,
hasilnya persentase cemas 33,1% (95%CI 30,2-35,9) dan tidak cemas
66,9% (95%CI 64,0-69,7).
164
156
234
341
125
0 100 200 300 400
Fungsional Peneliti
Jabatan Struktural
Fungsional Tertentu
Jabatan Fungsional Umum
P3K/Honorer/Kontrak
18
13
62
47
18
265
34
38
42
138
44
117
37
169
0 50 100 150 200 250 300
Sekretariat Balitbangkes
P.Biomedis & TDK
P.SD Yankes
P.UKM
P Humaniora dan MK
Balai Besar,Balai,Loka Litbang
FARMALKES
ITJEN
KESMAS
P2P
PPSDM
SETJEN
YANKES
Lain-lain
16
*) 0-4=tidak cemas, >4=cemas
Gambar 4 Persentase Cemas berdasarkan Derajat Kecemasan, Dua Kategori dan Derajat Kecemasan*
Responden yang mengalami cemas ringan hingga berat diberikan informasi
melalui surat elektronik atau pesan singkat oleh tim peneliti. Pada surat
elektronik atau pesan singkat tersebut diberikan tautan untuk mendapatkan
bantuan konsultasi psikologis dan psikiatri. Tautan yang disarankan adalah
http://bit.ly/bantuanpsikologi untuk bantuan psikologi dan aplikasi Sehat Pedia
melalui tautan
https://play.google.com/store/apps/details?id=id.sehatpedia.apps. Responden
cemas dapat memilih fitur Covid-19 dan memilih Kesehatan Jiwa untuk
bantuan psikiatri.
tidak67%
ringan27%
sedang4%
berat2%
Tidak94%
Ya6%
CHART TITLE
tidak; 67%
ya; 33%
17
Cemas berdasarkan Unit Kerja
Tabel 4a menampilkan persentase karyawan yang mengalami cemas sedang
dan berat. Oleh karena keterbatasan metodologi maka persentase tersebut
menggambarkan keadaan responden yang mengikuti penelitian saja.
Persentase cemas terbanyak terdapat pada karyawan Inspektorat Jenderal
sedangkan terendah pada karyawan di lingkungan Sekretariat Jenderal. Di
bawah ini persentase cemas khusus pada karyawan Balitbangkes.
Tabel 4a Persentase Responden yang Mengalami Cemas berdasarkan Unit Kerja Kemenkes
Cemas
n Tidak Ya %Ya
BALITBANGKES 419 388 31 7,4%
FARMALKES 33 32 1 3,0%
ITJEN 36 30 6 16,7%
KESMAS 42 37 5 11,9%
P2P 133 124 9 6,8%
BPSDM 44 43 1 2,3%
SETJEN 116 114 2 1,7%
YANKES 32 28 4 12,5%
Lain-lain 165 159 6 3,6%
1020 955 65 6,4%
Lain-lain = Poltekkes, KKP dll
Tabel 4b Persentase Responden yang Mengalami Cemas berdasarkan Unit Kerja Balitbangkes
Cemas
n Tidak Ya %Ya
Sekretariat Balitbangkes 18 16 2 11,1%
P.Biomedis & TDK 13 12 1 7,7%
P.SD Yankes 62 57 5 8,1%
P.UKM 47 45 2 4,3%
P.Humaniora dan MK 18 16 2 11,1% Balai Besar,Balai,Loka Litbang 257 239 18 7,0%
419 388 31 7,4%
18
Terlihat persentase tertinggi pada Sekretariat Balitbangkes dan terendah
pada Puslitbang UKM. Khusus proporsi cemas pada karyawan Badan
Litbangkes dengan empat kategori yaitu cemas ringan 23.8%, cemas sedang
5.3%, cemas berat 1.9% dan tidak cemas 68.9%. Dengan pengelompokan 2
kategori, persentase cemas 7.3% dan tidak cemas 92,7%.
3.4 Gejala Fisik dan Mental yang Dialami Responden
Tabel 5 Gejala Fisik dan Mental yang Dialami Responden
cemas tidak cemas p
n
% n %
Lambat berpikir Ya 26 40 102 10,7 0,000
Tidak 39 60 853 89,3 Headache (sakit kepala berdenyut) Ya 30 46,2 65 17,3 0,000
Tidak 35 53,8 790 82,7 Dizziness (pusing, kliyengan) Ya 148 32,3 21 15,5 0,001
Tidak 44 67,7 807 84,5 Mudah marah Ya 38 58,5 229 24 0,000
Tidak 27 41,5 726 76 Rasa tidak nyaman pada mata Ya 27 41,5 189 19,8 0,000
Tidak 38 58,5 766 80,2 Rasa tidak nyaman pada hidung Ya 19 29,2 133 13,9 0,002
Tidak 46 70,8 822 86,1 Rasa tidak nyaman pada mulut atau tenggorokan Ya 26 40 183 19,2 0,000
Tidak 39 60 772 80,8 Sesak napas Ya 6 9,2 47 4,9 0,142
Tidak 59 90,8 908 95,1 Nyeri dada Ya 10 15,4 48 5 0,002
Tidak 55 86,4 907 95 Mual atau muntah Ya 7 10,8 64 6,7 0,207
Tidak 58 89,2 801 93,3 Nyeri lambung Ya 22 33,8 155 16,2 0,001
Tidak 43 66,2 800 83,8 Gerakan lambat atau sulit bergerak Ya 7 10,8 27 2,8 0,004
Tidak 58 89,2 928 97,2 Nyeri atau sakit pada otot Ya 22 33,8 194 20,3 0,001
19
Tidak 43 66,2 761 79,7 Mudah terserang flu Ya 16 24,6 155 16,2 0,087
Tidak 49 75,4 800 83,8 Batuk-batuk Ya 19 29,2 118 12,4 0,000
Tidak 46 70,8 837 87,6 Diare ya 4 6,2 34 3,6 0,297
Tidak 61 93,8 921 96,41 Badan lemas,lemah ya 21 32,3 131 13,7 0,000
Tidak 44 67,7 824 86,3 Nafsu makan turun ya 14 21,5 53 5,5 0,000
Tidak 51 78,5 920 94,5
3.5 Riwayat Penyakit Sebelumnya
Tabel 6 Penyakit yang Diderita Responden
cemas tidak cemas p
n % n %
Diabetes Ya 0 0 37 3,9 #
Tidak 65 100 918 96,1 Hipertensi Ya 5 7,7 32 3,4 0,08
Tidak 60 92,3 923 96,6 Jantung Ya 3 4,6 19 2 0,16
Tidak 62 95,4 936 98 Paru-paru (PPOK, tuberkulosis bronkhitis) dll Ya 5 7,7 32 3,4 0,08
Tidak 60 92,3 923 96,6 Ginjal Ya 0 0 5 0,5 #
Tidak 65 100 950 99,5 Rematik, encok Ya 49 5,1 5 7,7 0,383
Tidak 906 94,9 60 92,3 Riwayat gangguan/masalah kejiwaan Ya 2 3,1 11 1,2 0,199
Tidak 63 96,9 944 98,8 Lainnya Ya 18 27.7 139 14.6 0.007
Tidak 47 72.3 816 85.4 Konsumsi obat-obatan rutin Ya 9 13.8 135 14.1 0.948
Tidak 56 86.2 820 85.9
# tidak dapat dinilai karena terdapat sel yang kosong (nol).
20
Pada umumnya tidak terdapat perbedaan riwayat penyakit yang dimiliki
responden. Perbedaan hanya ditemui pada kelompok lain lain. Lain-lain yaitu
penyakit gangguan asam lambung, batu empedu, kolesterol tinggi, alergi,
hipertiroid, pasca operasi usus buntu dan lain sebagainya.
3.6 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Cemas
3.6.1 Hubungan Cemas dengan Ekonomi
p=0.000 Gambar 5 Persentase Responden yang Mengaku Perekonomiannya Terganggu
Berdasarkan Gambar 5 terlihat bahwa kelompok yang mengalami cemas
lebih banyak yang mengaku terganggu perekonomiannya. Perbedaan antara
kelompok cemas dengan tidak cemas adalah bermakna
3.6.2 Hubungan Cemas dengan Faktor Demografi
Hubungan antara cemas dengan faktor umur, jenis kelamin, pendidikan,
status perkawinan dan pekerjaan ditampilkan pada tabel di bawah ini.
28,1
71,9
51,548,5
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Tidak Ya Tidak Ya
ekonomi terganggu ekonomi terganggu
cemas tdk cemas
21
Tabel 7 Hubungan Cemas dengan Faktor Demografi Responden
cemas tidak cemas P*
n % n %
Jenis Kelamin Laki-laki 25 38,5 329 34,5 0,30
Perempuan 40 61,5 626 65,5 Umur ≤29 5 7,7 108 11,3 0,67
30-39 33 50,8 404 42,3
40-49 18 27,7 295 30,9
50-59 8 12,3 139 14,6
≥ 60 1 1,5 9 0,9 Pendidikan SLTA 6 9,2 49 5,1 0,06
Diploma, S1 40 61,5 473 49,5
S2 17 28,2 403 42,2
S3 2 3,1 30 3,1 Status Perkawinan Kawin 55 84,6 771 80,7 0,55
Cerai 9 13,8 145 15,2
Belum Kawin 1 1,5 39 4,1 Pekerjaan F.Peneliti 9 13,8 155 16,2 0,50
Struktural 7 10,8 149 15,6
F.tertentu 22 338 219 22,9
F,Umum 15 23,1 319 33,4 PPPK/Honorer/Kontrak 12 18,5 113 11,8
*Chi square
Berdasarkan hasil pada tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak terdapat
hubungan antara faktor demografi umur, jenis kelamin, pendidikan, status
perkawinan dan pekerjaan diantara kelompok yang cemas dan tidak cemas.
22
3.6.3 Hubungan Cemas dengan Jenis Kendaraan yang Digunakan
Menuju Kantor
Gambar 6 Hubungan Cemas dengan Kendaraan Menuju Tempat Kerja
Kendaraan yang digunakan responden untuk mencapai tempat kerja yang
terbanyak adalah kendaraan roda dua pribadi, tetapi baik kelompok cemas
maupun tidak cemas tidak terdapat perbedaan dalam penggunaan
kendaraan menuju kantor.
3.6.4 Hubungan Cemas dengan Dukacita
Gambar 7 Persentase Responden yang Mengalami Kematian Keluarga Inti dan
Keluarga
4,6
23,1
40
16,913,8
1,5
13,2
22,3
39,2
13,8
6,9 4,6
05
1015202530354045
jem
pu
tan
kan
tor
rod
a 4
pri
bad
i
rod
a 2
pro
bad
i
un
um
mas
sal
um
um
on
line
jala
n k
aki,
lain
-lai
n
jem
pu
tan
kan
tor
rod
a 4
pri
bad
i
rod
a 2
pro
bad
i
un
um
mas
sal
um
um
on
line
jala
n k
aki,
lain
-lai
n
cemas Tdk cemas
p=0.099
93,8
6,2
97,7
2,3
92,3
7,7
95,8
4,2
0
20
40
60
80
100
120
Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya
kematian keluarga inti kematian keluarga inti kematian keluarga kematian keluarga
cemas tdk cemas cemas tdk cemas
p=0,057p=0.183
23
Gambar 7 di atas memperlihatkan responden yang mengalami dukacita
akibat kematian keluarga inti (orang tua, suami/istri, anak kandung, saudara
kandung) dan keluarga di bawah 10%. Kematian keluarga inti memiliki
hubungan yang bermakna dengan cemas sedangkan mengalami kematian
keluarga tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna diantara kedua
kelompok.
Gambar 8 Persentase Responden yang Mengalami Kematian Sahabat dan Orang
yang Dikenal
Gambar 8 di atas memperlihatkan responden yang mengalami dukacita
akibat kematian orang yang dikenal lebih besar dibandingkan kehilangan
sahabat. Baik kematian sahabat maupun orang yang dikenal, tidak memiliki
hubungan yang bermakna dengan cemas.
3.7 Upaya-upaya yang Dilakukan Responden untuk Mencegah COVID-19
Konsumsi minuman tradisional jamu-jamuan serta vitamin dan suplemen
adalah bentuk upaya yang banyak dilakukan masyarakat Indonesia sebagai
salah satu cara agar tidak tertular COVID-19.
93,8
6,2
95,1
4,9
53,347,7
61,9
38,1
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya
kematian sahabat kematian sahabat org yg dikenal org yang dikenal
cemas tdk cemas cemas tdk cemas
p=0.659 p=0.125
24
Gambar 9 Konsumsi Minuman Tradisional dan Vitamin serta Suplemen
Pada kedua kelompok responden yang cemas maupun tidak cemas
umumnya mengonsumsi minuman tradisional dan vitamin atau suplemen
untuk mencegah penyakit COVID-19. Tidak terdapat perbedaan diantara
kedua kelompok tersebut.
3.8 Harapan Responden
Seluruh responden penelitian ini adalah karyawan Kemenkes yang pada
suatu saat harus kembali bekerja di kantor. Di bawah ini adalah jawaban
responden terhadap pertanyaan mengenai pendapat mereka terhadap
kesiapan kembali bekerja di kantor.
29,2
70,8
35,9
64,1
7,7
92,3
16,4
83,6
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya
minuman tradisional minuman tradisional konsumsi
vitamin,suplemen
konsumsi
vitamin,suplemen
cemas tdk cemas cemas tdk cemas
p=0.276 p=0.062
25
Gambar 10 Persentase Responden yang Siap Bekerja Kembali
Kelompok responden yang tidak cemas lebih banyak yang merasa siap
kembali bekerja dibandingkan yang mengalami cemas.
Gambar 11 Pendapat Responden tentang Kapan Wabah Berakhir dan Kembali
Aman
27,7
72,3
9
91
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Tidak Ya Tidak Ya
siap bekerja siap bekerja
cemas tdk cemas
p=0.000
9,2
30,8
60
6,7
40,8
52,5
0 10 20 30 40 50 60 70
merasa aman
pengumuman pemerintah
ditemukan obat vaksin
merasa aman
pengumuman pemerintah
ditemukan obat vaksin
mw
easa
am
an b
ila
mer
asa
aman
bil
a
cem
astd
k c
emas
p >0.1
26
Pada umumnya responden merasa aman dan berpendapat pandemi berakhir
apabila obat dan vaksin ditemukan. Sebagian responden merasa dengan
pengumuman pemerintah bahwa pandemi berakhir dapat membuat perasaan
aman dan sebagian kecil tetap merasa tetap aman saja dengan kondisi saat
ini. Tidak ada perbedaan pendapat mengenai saat yang dianggap aman
diantara kelompok responden cemas dan tidak cemas.
27
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini diperoleh hasil proporsi responden keseluruhan
Kemenkes yang cemas ringan 26.7%,(95%CI 24.03-29.47) sedang 4.60%
(95%CI 3.48-6.08) dan berat 1.76% (95%CI1.11-2.78) dan sebanyak 66.9 %
(95%CI 64.0-69.8 ) responden tidak cemas. Dengan dua kategori yaitu tidak
cemas dan cemas ringan dikelompokkan menjadi tidak cemas diperoleh
hasil sebanyak 93.62% (95%CI 91.95-94.97) tidak cemas. Cemas sedang
dan berat dikelompokkan menjadi cemas diperoleh hasil 6.37% (95%CI
5.25-8.05. Pada umumnya literatur mengelompokkan cemas dan ridak cemas
dengan nilai batas pisah >5. Dengan batasan tersebut maka persentase
cemas 33,1% (95%CI 30,2-35,9) dan tidak cemas 66,9% (95%CI 64,0-69,7).
Hasil hasil ini sejalan dengan literatur berupa systematic review dan meta
analisis yang ada yaitu prevalensi cemas 23,1%, 31.9% dan 45%. (11,12,13).
Hasil penelitian ini hampir tidak berbeda dengan penelitian “Dampak pandemi
COVID-19 terhadap kesehatan jiwa masyarakat” yang dilaksanakan
Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat pada tahun 2020. Pada penelitian
tersebut didapatkan persentase masyarakat yang cemas ringan sebesar
27,9%, cemas sedang 4,2%, cemas berat 2,6% dan tidak cemas sebanyak
65,3%.(14) Dengan dua kategori cemas diperoleh hasil masyarakat yang
tidak cemas 6,8%, sedangkan tidak cemas sebesar 93,2%. Penelitian
tersebut menggunakan alat ukur cemas yang sama yaitu GAD-7 dan
dilakukan melalui survei daring.
Proporsi cemas pada karyawan Badan Litbangkes tidak berbeda jauh dengan
persentase secara umum karyawan Kemenkes yaitu dengan empat kategori
yaitu cemas ringan 23,8%, cemas sedang 5,3%, cemas berat 1,9% dan tidak
28
cemas 68,9%. Dengan pengelompokan 2 kategori, proporsi cemas 7,3% dan
tidak cemas 92,7%.
Gejala-gejala fisik dan mental yang banyak dialami responden 1 bulan
terakhir antara lain mudah marah, nyeri otot, rasa tidak nyaman pada mulut,
tenggorokan, hidung dan gejala sakit kepala. Pada umumnya responden
yang mengalami cemas lebih banyak yang mempunyai keluhan gejala –
gejala tersebut dibandingkan responden yang tidak cemas. Gejala-gejala
yang tidak menunjukkan perbedaan diantara kedua kelompok ini antara lain
mual/muntah, flu, diare dan sesak nafas. Pada penelitian lain gejala gejala
tersebut juga diungkap oleh responden dan terutama sakit kepala.(16) Pada
penelitian ini sakit kepala juga dialami sebagian responden meskipun tidak
menempati rangking keluhan yang tinggi.
Responden yang cemas lebih banyak memiliki riwayat penyakit fisik
dibandingkan yang tidak cemas, meskipun untuk penyakit jantung, rematik
dan gangguan kejiwaan tidak memiliki perbedaan yang bermakna. Sebagian
riwayat penyakit tidak dapat dinilai perbedaannya karena jumlah kasusnya
yang sangat kecil pada penelitian ini misalnya penyakit ginjal dan diabetes.
Diabetes melitus adalah penyakit komorbid yang sering dijumpai pada
penderita COVID-19, bahkan di Indonesia.(17)
Upaya yang dilakukan responden untuk meningkatkan kesehatan fisik Pada
umumnya respoden mengonsumsi minuman tradisional dan vitamin atau
suplemen untuk mencegah penyakit COVID-19, namun tidak terdapat
hubungan yang bermakna diantaranya.
Hal-hal lain yang diperoleh dari penelitian ini adalah perekonomian
mempunyai hubungan erat dengan cemas. Responden yang cemas lebih
banyak yang mengeluhkan perekonomiannya terganggu akibat terjadinya
29
wabah ini. Kematian keluarga inti sangat berpengaruh terhadap cemas,
meskipun dukacita terbanyak yang dialami responden adalah kematian orang
yang dikenal. Responden yang tidak cemas lebih siap untuk kembali masuk
bekerja seperti biasa dibandingkan yang cemas.
Seluruh responden baik yang mengalami cemas atau tidak cemas
berpendapat bahwa rasa aman bahwa pandemi berakhir terjadi bila obat dan
vaksin penyakit COVID-19 ditemukan.
Pada umumnya literatur yang tersedia menilai cemas dan gangguan jiwa
lainnya pada populasi tenaga kesehatan terutama di garis depan yaitu rumah
sakit dan fasilitas kesehatan. Tidak ditemukan literatur yang menilai masalah
gangguan jiwa pada pekerja di masa pandemi, tetapi terdapat hasil penelitian
yang menilai pada populasi umum. Pada populasi umum persentase cemas
dengan alat ukur sama (GAD-7) sedikit lebih rendah dibandingkan pada
tenaga kesehatan.(15) Dengan alat yang sama juga, hasil penelitian pada
karyawan di Kementerian Kesehatan memiliki persentase yang hampir sama
dengan di populasi umum ( sebagai contoh 6,4% versus 6,8% untuk cemas
sedang -berat).
Bagaimanapun pandemi menimbulkan masalah kesehatan jiwa bagi populasi
termasuk tenaga kesehatan. Pendekatan yang dilakukan untuk mengatasinya
haruslah integrasi antara kepentingan individu dan sosial.(18,19) Petugas
kesehatan di garis depan diharapkan mendapat perhatian yang lebih banyak
, meskipun pekerja non bekerja di garis depan (fasilitas kesehatan) juga perlu
mendapat perhatian karena persentasenya hampir bahkan hanya sedikit
berbeda dengan tenaga kesehatan.
Keterbatasan penelitian ini antara lain dilakukan secara daring yang tidak
didampingi oleh peneliti. Penarikan sampel dilakukan secara non probability
30
sampling. Pertanyaan yang diajukan kepada responden berupa pertanyaan
singkat serta sederhana. Adapun pengisian secara daring tanpa
pendampingan sehingga tidak dapat dilakukan probing.
31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dengan batasan skor > 5 , persentase cemas 33,1% (95%CI 30,2-35,9) dan
tidak cemas 66,9% sejalan dengan systematic review dan meta analisis
dilakukan peneliti di beberapa negara yaitu prevalensi cemas 23% - 45%.
Hasil penelitian ini juga hampir tidak berbeda dengan yang dilaksanakan
Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat pada tahun 2020.
Faktor kesehatan jiwa dan fisik yang berhubungan dengan cemas antara lain
lambat berpikir, sakit kepala(headache), dizziness (keliyengan), mudah lelah ,
rasa tidak nyaman pada mata, telinga, mulut dan tenggorokan, nyeri dada,
nyeri asam lambung, gerakan lambat, nyeri otot, batuk, badan lemas dan
nafsu makan kurang. Gejala yang hampir tidak ada perbedaan antara
kelompok responden yang cemas dan tidak cemas yaitu gejala sesak nafas,
mual dan muntah, flu dan diare. Pada umumnya responden yang cemas lebih
banyak yang mengalami gangguan berupa gejala fisik dan mental dalam
satu bulan terakhir.
Baik kelompok cemas dan tidak cemas mengonsumsi minuman tradisional
dan vitamin/suplemen sebagai salah satu upaya yang banyak dilakukan
repsonden untuk mencegah penyakit COVID-19.
Perekonomian mempunyai hubungan erat dengan cemas. Responden yang
cemas lebih banyak yang mengeluhkan perekonomiannya terganggu akibat
terjadinya wabah ini. Kematian keluarga inti sangat berpengaruh terhadap
cemas, meskipun dukacita terbanyak yang dialami responden adalah
32
kematian orang yang dikenal. Responden yang tidak cemas lebih siap untuk
kembali masuk bekerja seperti biasa dibandingkan yang cemas.
Seluruh responden baik yang mengalami cemas atau tidak cemas
berpendapat bahwa rasa aman bahwa pandemi berakhir terjadi bila obat dan
vaksin penyakit COVID-19 ditemukan.
5.2 Saran
Pemanfaatan layanan konsultasi keswa misalnya Sehatpedia, layanan
konsultasi secara daring dari organisasi profesi dan poliklinik karyawan
dapat dimanfaatkan untuk membantu responden yang terindikasi mengalami
masalah kesehatan jiwa. Saran ini telah dilaksanakan pada penelitian ini
yaitu menyarankan responden yang terindikasi cemas agar memanfaatkan
layanan tersebut.
Oleh karena responden hampir lima puluh persen merasa kurang aman
berada di luar rumah termasuk perjalanan dan bila berada di tempat kerja
menuju tempat kerja maka diperlukan fasilitasi perjalanan menuju tempat
kerja dan pelaksanaan protokol kesehatan di tempat kerja.
Mendorong semua sektor agar obat dan vaksin segera ditemukan juga
merupakan hal yang sangat dibutuhkan karena responden akan merasa
yakin apabila obat dan vaksin untuk COVID-19 tersedia.
33
Daftar Kepustakaan
1. Xiang Y, Yang Y, Li W, Zhang L, Zhang Q, Cheung T, et al. Timely mental health care for the 2019 novel coronavirus outbreak is urgently needed. The Lancet Psychiatry. 2020;7(3):228–9.
2. Counts NZ, Staglin B, Rosenberg L. Psychological interventions for people affected by the COVID-19 epidemic. The Lancet Psychiatry. 2020;7(April):300–2.
3. Kasus Covid-19 Pertama, Masyarakat Jangan Panik [Internet]. 2020 [cited 2020 Mar 30]. Available from: https://indonesia.go.id/narasi/indonesia-dalam-angka/ekonomi/kasus-covid-19-pertama-masyarakat-jangan-panik
4. Jangan Ada Stigma untuk Orang yang Positif Corona di Indonesia [Internet]. Available from: https://www.liputan6.com/health/read/4204959/jangan-ada-stigma-untuk-orang-yang-positif-corona-di-indonesia
5. Elizarrarás-rivas J, Vargas-mendoza JE, Mayoral-garcía M, Matadamas-zarate C, Elizarrarás-cruz A, Taylor M, et al. Psychological response of family members of patients hospitalised for influenza A / H1N1 in Oaxaca , Mexico. BMC Psychiatry. 2010;10(104).
6. Asmundson GJG, Taylor S. How health anxiety influences responses to viral outbreaks like COVID-19: What all decision- makers, health authorities, and health care professionals need to know. Journal of Anxiety Disorders [Internet]. 2020;71(March). Available from: https://doi.org/10.1016/j.janxdis.2020.102211
7. Park S, Park YC. Mental Health Care Measures in Response to the 2019 Novel Coronavirus Outbreak in Korea. Psychiatry Investig. 2020;17(2):85–6.
8. Balicer R, Omer SB. iLocal public workers’ perceptions toward responding to an influenza pandemic. BMC Public Health. 2006;6(99).
9. Ho RC, Zhang MW, Ho CS, Pan F, Lu Y, Sharma VK. Impact of 2013 south Asian haze crisis : study of physical and psychological symptoms and perceived dangerousness of pollution level. BMC Psychiatry. 2014;14(81).
10. Liu S, Yang L, Zhang C, Xiang Y, Liu Z, Hu S, et al. Correspondence Online mental health services in China during the COVID-19 outbreak. The Lancet Psychiatry [Internet]. 2020;7(4):e17–8. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/S2215-0366(20)30077-8
11. Pappa S, Ntella V, Giannakas T, Giannakoulis VG, Papoutsi E,
Katsaounou P. Prevalence of depression, anxiety, and insomnia
among healthcare workers during the COVID-19 pandemic: A
systematic review and meta-analysis. Brain, behavior, and immunity.
2020;88:901-7.
34
12. Salari N, Hosseinian-Far A, Jalali R, Vaisi-Raygani A, Rasoulpoor S,
Mohammadi M, et al. Prevalence of stress, anxiety, depression among
the general population during the COVID-19 pandemic: a systematic
review and meta-analysis. Globalization and health. 2020;16(1):57.
13. Preti E, Di Mattei V, Perego G, Ferrari F, Mazzetti M, Taranto P, et al.
The Psychological Impact of Epidemic and Pandemic Outbreaks on
Healthcare Workers: Rapid Review of the Evidence. Current psychiatry
reports. 2020;22(8):43.
14. Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat.Laporan Kajian Dampak
Pandemi COVID-19 terhadap Kesehatan Masyarakat, 2020
15. Liang Y, Wu K, Zhou Y, Huang X, Zhou Y, Liu Z. Mental Health in
Frontline Medical Workers during the 2019 Novel Coronavirus Disease
Epidemic in China: A Comparison with the General Population.
International journal of environmental research and public health.
2020;17(18).
16. Giorgi G, Lecca LI, Alessio F, Finstad GL, Bondanini G, Lulli LG, et al.
COVID-19-Related Mental Health Effects in the Workplace: A Narrative
Review. International journal of environmental research and public
health. 2020;17(21).
17. Naskar C, Grover S, Sharma A. Telephonic survey and psychological
aid for patients with somatic symptom disorders for the impact of
lockdown and COVID-19 pandemic. Int J Soc Psychiatry. 2020 Aug
29:20764020954247. doi: 10.1177/0020764020954247.
18. Azwar MK, Setiati S, Rizka A, Fitriana I, Saldi SRF, Safitri ED. Clinical
Profile of Elderly Patients with COVID-19 hospitalised in Indonesia's
National General Hospital. Acta Med Indones. 2020;52(3):199-205.
19. Lai J, Ma S, Wang Y, Cai Z, Hu J, Wei N, et al. Factors Associated
With Mental Health Outcomes Among Health Care Workers Exposed
to Coronavirus Disease 2019. JAMA Netw Open. 2020;3(3):e203976.
20. Naskar C, Grover S, Sharma A. Telephonic survey and psychological
aid for patients with somatic symptom disorders for the impact of
lockdown and COVID-19 pandemic. Int J Soc Psychiatry. 2020 Aug
29:20764020954247. doi: 10.1177/0020764020954247
35
Lampiran : Kuesioner
KUESIONER KECEMASAN DI LINGKUNGAN KARYAWAN KEMENTERIAN KESEHATAN PADA MASA WABAH SARS-CoV-2 TAHUN 2020.
PUSLITBANG SUMBER DAYA DAN PELAYANAN KESEHATAN- BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
A Karakteristik
1 Nama
2 Jenis kelamin
1. Laki-laki 2 Perempuan
3 Status perkawinan
1 Kawin 2 Cerai (cerai hidup/mati)
3 Belum kawin
2b
Khusus perempuan
Sedang hamil 1 Ya 2 Tidak
4 Tanggal lahir
dd/mm/yy
5 Pendidikan terakhir
1 SLTA 2.
S1 2 S2 3 S3
6 Pekerjaan
1 1 Fungsional Peneliti
2 Jabatan struktural
3 Fungsional lain
4 SAL 555 OB, security, dll
7 Satker 1 Sekretariat Badan
2 Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar
3 Puslitbang Sumber Daya dan Yankes
4 Puslitbang Upaya Kesmas
5 5
Puslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan
6 Balai Besar, Balai, Loka Litbangkes
36
9 NIP Hanya utuk A5=1,2,3
Golongan
B Berikut ini adalah pertanyaan mengenai kondisi yang Anda alami 2 minggu terakhir
Seberapa sering Anda terganggu dengan permasalahan berikut
1 Merasa gugup, cemas
atau gelisah Tidak sama sekali terganggu
Beberapa hari dalam 2 minggu
Lebih dari separuh dalam 2 minggu
Hampir setiap hari dalam 2 minggu
2 Tidak mampu menghentikan atau mengendalikan rasa khawatir
Tidak sama sekali terganggu
Beberapa hari dalam 2 minggu
Lebih dari separuh dalam 2 minggu
Hampir setiap hari dalam 2 minggu
3 Khawatir berlebihan tentang berbagai hal
Tidak sama sekali terganggu
Beberapa hari dalam 2 minggu
Lebih dari separuh dalam 2 minggu
Hampir setiap hari dalam 2 minggu
4 Sulit untuk merasa rileks Tidak sama sekali terganggu
Beberapa hari dalam 2 minggu
Lebih dari separuh dalam 2 minggu
Hampir setiap hari dalam 2 minggu
5 Begitu gelisah sehingga sulit untuk duduk diam
Tidak sama sekali terganggu
Beberapa hari dalam 2 minggu
Lebih dari separuh dalam 2 minggu
Hampir setiap hari dalam 2 minggu
6 Menjadi mudah kesal atau jengkel
Tidak sama sekali terganggu
Beberapa hari dalam 2 minggu
Lebih dari separuh dalam 2 minggu
Hampir setiap hari dalam 2 minggu
7 Merasa khawatir seakan sesuatu yang buruk akan terjadi
Tidak sama sekali terganggu
Beberapa hari dalam 2 minggu
Lebih dari separuh dalam 2 minggu
Hampir setiap hari dalam 2 minggu
C Gejala mental dan fisik Disamping keluhan di atas apakah Anda sering mengalami gejala berikut dalm 1 bulan
terakhir 1 Lambat berpikir 1 Ya 2 Tidak 2 Headache (sakit kepala
berdenyut) 1 Ya 2 Tidak
3 Dizziness (sakit kepala keliyengan)
1 Ya 2 Tidak
37
4 Mudah marah 1 Ya 2 Tidak 5 Rasa tidak nyaman pada
mata 1 Ya 2 Tidak
5 Rasa tidak nyaman pada hidung
1 Ya 2 Tidak
6 Rasa tidak nyaman pada mulut atau tenggorokan
1 Ya 2 Tidak
7 Sesak nafas 1 Ya 2 Tidak 8 Nyeri dada 1 Ya 2 Tidak 9 Mual atau muntah 1 Ya 2 Tidak 10 Nyeri lambung 1 Ya 2 Tidak 11 Gerakan lambat atau sulit
bergerak 1 Ya 2 Tidak
12 Nyeri atau sakit pada otot 1 Ya 2 Tidak 13 Mudah terserang flu 1 Ya 2 Tidak 14 Batuk-batuk 1 Ya 2 Tidak 15 Diare 1 Ya 2 Tidak 16 Badan lemas,lemah 1 Ya 2 Tidak 17 Nafsu makan turun 1 Ya 2 Tidak
D Berikut ini pertanyaan tentang diri Anda sebelum terjadinya wabah covid19
1 Apakah Anda pernah mengalami peristiwa
yang sangat traumatik 5 tahun terakhir ? Peristiwa traumatik adalah peristiwa luar biasa yang semua orang akan stres bila megalaminya
1 Ya 2 Tidak
2 Apakah Anda mempunyai konflik pekerjaan 1 tahun terakhir
1 Ya 2 Tidak
3 Apakah Anda mempunyai konflik keluarga 1 tahun terakhir
1 Ya 2 Tidak
4 Apakah Anda mempunyai konflik sosial 1 tahun terakhir ?
1 Ya 2 Tidak
5 Yang lebih tepat untuk menggambarkan kepribadian saya, pilihlah yang paling mendekati 1 Saya orang yang banyak aktivitas, suka
hal yang menantang, banyak tertawa, sulit menolak ajakan teman, mudah bergaul, mudah berubah pikiran, bila tidak menyukai sesuatu akan langsung berterus terang, melakukan sesuatu yang terlintas dipikiran saat itu juga
2 Saya orang yang banyak berpikir sebelum memutuskan sesuatu, tepat waktu, suka melakukan pekerjaan yang aman, tidak suka pekerjaan yang melibatkan banyak orang,pandai menyimpan rahasia, tidak ingin orang tahu bila saya punya masalah, tidak suka pekerjaan penuh tantangan, lebih suka menyendiri, menghindari risiko, takut memasuki
38
lingkungan baru 6 Masa kecil saya hingga remaja lebih banyak
diasuh oleh 1 Kedua
orang tua kandung
2 Campuran org tua kandung dan tiri
3 Orang tua angkat ,keluarga dekat dll
7 Saya mempunyai penyakit fisik 8 Diabetes 1 Ya 2 Tidak 9 Hipertensi 1 Ya 2 Tidak 10 Jantung 1 Ya 2 Tidak 11 Paru-paru (PPOK,
tuberkulosis bronchitis) dll) 1 Ya 2 Tidak
12 Ginjal 1 Ya 2 Tidak 13 Rematik, encok 1 Ya 2 Tidak 14 lainnya 1 Ya 2 Tidak 15 Gangguan psikiatri
(kejiwaan) 1 Ya 2 Tidak
16 Saya mengomsumsi obat-obatan rutin untuk penyakit kronis saya
1 Ya 2 Tidak
17 Kendaraan rutin yang
digunakan mencapai kantor
1 Kendaraan jemputan kantor
2 Kendaraan roda 4 pribadi (termasuk bila bersama suami/istri, keluarga)
3 Kendaraan roda 2 pribadi termasuk bila bersama suami/istri, keluarga)
4 Kendaraan umum massal
5 Kendaraan umum online
6 Jalan kaki, dll
E Masa wabah SARS-CoV-2 1 Suhubungan dengan wabah SARS-CoV-2, waktu kerja Anda lebih banyak 1 Bekerja dari
rumah/Work from home
2 Masuk kantor
2 Anda merasa aman selama berada di rumah dan dapat melakukan social distance dengan keluarga
1 Ya 2 Tidak
3 Anda merasa aman selama berada di luar rumah termasuk di perjalanan dan dapat melakukan social distance dengan
1 Ya 2 Tidak
39
orang sekitar 4 Anda merasa aman seandainya berada di kantor dan dapat
melakukan social distance dengan teman, pekerja lain 1 Ya 2 Tidak
F Dukacita
Mengalami duka cita akibat kematian terkait wabah SARS-CoV-2
1 Kematian keluarga inti (orang tua, sumu/istri,anak, saudara kandung)
1 Ya 2 Tidak
2 Kematian keluarga 1 Ya 2 Tidak 3 Kematian sahabat 1 Ya 2 Tidak 4 Kematian orang yang dikenal (non keluarga,tokoh, kenalan,
tetangga) 1 Ya 2 Tidak
5 Kontak fisik dengan jenazah atau pasien penyakit Covid19 atau orang dengan hasil tes positif covid19
1 Ya 2 Tidak
6 Anda melakukan isolasi diri selama 14 hari 1 Ya 2 Tidak
G Isolasi dan Tes penyakit Covid19 1 Isolasi yang saya lakukan 1 Isolasi ketat
sesuai ketentuan
2 Isolasi biasa
3 Tetap bekerja. Keluar rumah seperti biasa
4 Mengurangi aktivitas pekerjaan di luar
2 Saya mengikuti tes cara cepat dan hasilnya dinyatakan positif 1 Ya 2 Tidak 3 Saya mengikuti tes dengan swab dan hasilnya dinyatakan
positif 1 Ya 2 Tidak
4 Saya tidak pernah mengikuti tes pemeriksaan penyakit covid-19
1 Ya 2 Tidak
5 Saya sempat dirawat inap di RS sehubungan dengan penyakit covid-19
1 Ya 2 Tidak
6 Saya pernah merawat atau berkunjung atau mengantar keluarga, teman yang terkonfirmasi positif covid19 di RS
1 Ya 2 Tidak
7 Saya serumah dengan salah satu atau lebih anggota keluarga yang hasil tesnya positif penyakit covid-19
1 Ya 2 Tidak
H DUKUNGAN DAN POSITIVE BELIEF 1 Keluarga saya saling mendukung 1 Ya 2 Tidak 2 Saya merasakan dukungan dari instansi dan teman 1 Ya 2 Tidak 3 Saya merasa ada stigma pada diri saya atau keluarga saya 1 Ya 2 Tidak 4 Saya minum ramu ramuan tradisional untuk meningkatkan
daya tahan tubuh 1 Ya 2 Tidak
5 Saya mengomsumsi vitamin atau suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh
1 Ya 2 Tidak
6 Saya mengalami kesulitan dalam hal APD , masker , pencuci 1 Ya 2 Tidak
40
tangan dll Saya tetap melakukan olah raga yang biasa saya lakukan 7 Saya optimis wabah akan segera berlalu 1 Ya 2 Tidak 8 Menurut pikiran saya wabah akan berlalu dalam jangka waktu
lama 1 Ya 2 Tidak
9 Perekonomian/keuangan saya terganggu 1 Ya 2 Tidak 10 Saya dapat beribadah seperti biasa 1 Ya 2 Tidak 11 Saya siap bekerja normal kembali 1 Ya 2 Tidak 12 Saya merasa masalah wabah akan selesai dan saya merasa
aman apabila 1 Ya 2 Tidak
13 1 Ditemukan vaksin 2 Tanpa vaksin, tetapi ada pengumuman resmi dari pemerintah bahwa wabah telah berakhir
3 Saya tetap merasa aman