Top Banner
Kebudayaan Makanan Tradisional Disusun oleh: Ofe Rosi Laurentsi Vicky
21

Kebudayaan makanan tradisional

Jun 19, 2015

Download

Education

rosie_lv
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kebudayaan makanan tradisional

Kebudayaan Makanan Tradisional

Disusun oleh:- Ofe- Rosi Laurentsi Vicky

Page 2: Kebudayaan makanan tradisional

Makanan tradisional adalah makanan dan minuman yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat tertentu, dengan cita rasa khas yang diterima oleh masyarakat tersebut. Dan biasanya makanan tradisional merupakan makanan sehat.

Page 3: Kebudayaan makanan tradisional

Menurut Hulme, “makanan sehat” adalah makanan dalam arti yang sesungguhnya dan mampu menikmati makanan tersebut.

Page 4: Kebudayaan makanan tradisional

CONTOH MAKANAN TRADISIONAL

1. BENGKULU (Pendap) Pendap terbuat dari bumbu-bumbu yang

beraneka ragam yang kemudian dicampur merata dengan parutan kelapa muda.

Page 5: Kebudayaan makanan tradisional

2. NUSA TENGGARA TIMUR (catemak jagung)

Catemak jagung adalah makanan penutup yang terbuat dari jagung, labu lilin, dan kacang hijau yang dimasak dengan bumbu masak penyedap rasa.

Page 6: Kebudayaan makanan tradisional

3. PAPUA TIMUR (Papeda) Papeda atau bubur sagu merupakan

makanan pokok masyarakat Maluku dan Papua. Papeda dibuat dari tepung sagu. Tepung sagu dibuat dengan cara menokok batang sagu.

Page 7: Kebudayaan makanan tradisional

4. MALUKU UTARA (Ternate) Gohu ikan khas Ternate dibuat dari ikan

tuna mentah. Banyak orang menyebutnya sebagai sashimi Ternate.

Page 8: Kebudayaan makanan tradisional

5. GORONTALO (Binte Biluhuta) Makanan ini biasa juga disebut dengan milu

siram, karena terbuat dari milu (jagung).Karena makanan ini, Gubernur pertama Gorontalo, Fadel Muhammad mengembangkan budidaya jagung di daerah Gorontalo.

Page 9: Kebudayaan makanan tradisional

6. SULAWESI TENGGARA (Lapa-lapa) Lapa-lapa jika di Jawa lebih di kenal

dengan nama lepet atau lepat. Lapa-lapa mempunyai rasa yang gurih dan enak. Lapa-lapa dibuat dari beras dan santan.

Page 10: Kebudayaan makanan tradisional

7. KALIMANTAN TENGAH (Juhu Singkah)

Makanan ini terbuat dari umbut rotan yang diperoleh warga dengan cara mencarinya di sekitar hutan tempat mereka tinggal.

Page 11: Kebudayaan makanan tradisional

KEUNGGULAN MAKANAN TRADISIONAL1. Rendah lemak Makanan tradisional Indonesia itu lebih rendah lemak, hanya

sekitar 20 persen. Berbeda dengan western food yang berkisar lebih dari 50 persen dari total kalori.

2. Lebih alami/non kimiawi Dalam makanan tradisional, proses pengawetan, pewarnaan,

maupun penyedap rasa lebih ditekankan memakai bahan alamiah yang secara medis risikonya lebih kecil terhadap munculnya masalah kesehatan. Dengan demikian, usia produktif menjadi lebih lama dan berkualitas.

Page 12: Kebudayaan makanan tradisional

3. Banyak mengandung serat Bahan makanan lokal mempunyai dua manfaat

sekaligus. pertama, menjamin kelangsungan pemenuhan gizi keluarga dan kedua memberdayakan petani lokal.

4. Harganya lebih murah Makanan yang sehat dan bergizi tidak perlu mahal.

Banyak makanan tradisional yang baik dan sehat. Demikian pula halnya dengan sumber makanan hewani kandungan Omega 3 yang sangat tinggi. Hampir sama dengan yang terkandung dalam ikan Salmon yang harganya jauh lebih mahal.

Page 13: Kebudayaan makanan tradisional

KELEMAHAN MAKANAN TRADISIONAL

Bahan-bahannya banyak dan beberapa dari bahan yang digunakan sulit didapatkan.

Makanan tradisional yang menggunakan santan mudah basi.

Waktu yang diperlukan untuk memasak cukup lama.

Page 14: Kebudayaan makanan tradisional

MAKANAN CEPAT SAJI Makanan cepat saji adalah jenis makanan

yang dikemas, mudah disajikan, praktis, atau diolah dengan cara sederhana.

Makanan tersebut pada umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan memberikan berbagai zat adiktif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi produk tersebut.

Page 15: Kebudayaan makanan tradisional

KELEMAHAN MAKANAN CEPAT SAJI

1. Sodium (Na). Untuk ukuran orang dewasa, sodium yang aman

jumlahnya tidak boleh lebih dari 3300 mg. Sodium yang banyak terdapat di fast food dapat

meningkatkan aliran dan tekanan darah sehingga bisa membuat tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi juga akan berpengaruh munculnya gangguan ginjal, penyakit jantung dan stroke.

Page 16: Kebudayaan makanan tradisional

2. Gula. Terutama gula buatan, tidak baik untuk kesehatan

karena dapat menyebabkan penyakit gula atau diabetes, kerusakan gigi dan obesitas.

3. Bikin anak menjadi bodoh. Penelitian Health.news.com menemukan bahwa bayi

dan cabang bayi yang diberi makan junk food akan memiliki penurunan IQ signifikan dibandingkan dengan bayi yang diberi makan makanan sehat.

Page 17: Kebudayaan makanan tradisional

4. meningkatkan Risiko Depresi. Sebuah studi  yang terdapat dalam The British

Journal of Psychiatry  menyatakan bahwa sering mengonsumsi makanan cepat saji atau junk food dapat meningkatkan risiko depresi, serangan jantung, dan kanker.

 5. Bikin Ketagihan Seperti Narkoba  Hasil penelitian menunjukkan membatasi

karbohidrat glikemik tinggi dapat menyebabkan gula darah stabil dan membantu mengekang makan makanan yang berlebihan dan obesitas.

Para ilmuwan meneliti bahwa asupan makanan diatur oleh pusat kesenangan di otak yang dihubungkan dengan kecanduan.

Page 18: Kebudayaan makanan tradisional

KELEBIHAN MAKANAN CEPAT SAJI

Penyajiannya cepat. Rasanya lebih lezat. Tampilannya menarik. Mudah didapat.

Page 19: Kebudayaan makanan tradisional

PERBANDINGAN MAKANAN TRADISIONAL DAN MAKANAN CEPAT SAJI Makan cepat saji lebih banyak dijual dan lebih

banyak dipromosikan. Selain itu, banyak makanan cepat saji yang bersaing untuk mendapatkan pelanggan yang banyak dengan cara membuka layanan selama 24 jam /hari. Sementara itu, makanan cepat saji dapat dipesan secara online atau dipesan melalui ponsel kita.

Makanan tradisional sangat sulit didapatkan terutama pada malam hari. Padahal makanan tradisional lebih murah jika dibandingkan dengan makanan cepat saji. Makanan tradisional juga lebih sehat.

Page 20: Kebudayaan makanan tradisional

Dari pengamatan yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa 37,5% siswa/siswi kelas 9 dan 10 Efata School lebih menyukai makanan tradisional.

Dengan demikian, makanan tradisional di Indonesia masih dapat dikembangkan.

Page 21: Kebudayaan makanan tradisional

SEKIAN DAN TERIMA KASIH