1 | MATA KULIAH KEBIJAKAN DALAM SURVEI PEMETAAN Dosen Pengampu : Ir. Djurdjani, MSP., M.Eng.,Ph.D “Perbandingan Kebijakan Survei dan Pemetaan antar Negara (Negara Kolombia dan Negara Malaysia)” Oleh : ISNA USWATUN KHASANAH PROGRAM PASCASARJANA, TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014
18
Embed
kebijakan survei dan pemetaan di kolombia dan malaysia
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1 |
MATA KULIAH KEBIJAKAN DALAM SURVEI PEMETAAN
Dosen Pengampu : Ir. Djurdjani, MSP., M.Eng.,Ph.D
“Perbandingan Kebijakan Survei dan Pemetaan antar Negara
(Negara Kolombia dan Negara Malaysia)”
Oleh :
ISNA USWATUN KHASANAH
PROGRAM PASCASARJANA, TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014
2 |
I. PENDAHULUAN
Survei dan pemetaan merupakan serangkaian kegiatan untuk mengumpulkan data
geospasial yang nantinya diolah sehingga menghasilkan suatu informasi. Informasi hasil dari
pengolahan data spasial biasa disebut dengan informasi geospasial. Informasi geospasial sangat
penting untuk menuju pembangunan keberlanjutan di suatu Negara. Melihat pentingnya kegiatan
ini, maka hamper disuatu Negara dibentuk suatu badan untuk mengurusi semua hal yang
berkaitan dengan infromasi geospasial. Pemahaman dan kesadaran terhadap pentingnya
informasi geospasial semakin meningkat, oleh karena itu banyak Negara yang memikirkan hal
ini dengan serius. Pada makalah ini akan disajikan perbandingan kebijakan dan survei pemetaan
di Negara Kolombia yang terletak di benua Amerika dan Negara Malaysia yang terletak di
Benua Asia.
II. Kelembagaan
II.1 Negara Kolombia
a. Sejarah IGAC (The Instituto Geografico Agustin Codazzi)
Kolombia merupakan salah satu Negara di Amerika selatan yang termasuk Negara maju.
Di Negara Kolombia terdapat lembaga mapping nasional yaitu IGAC (The Instituto Geografico
Agustin Codazzi). Awalnya IGAC didirikan pada tahun 1935 sebagai cabang dari pemerintah
yang ditugaskan untuk angkatan bersenjata. Pada tahun 1940 muncul istilah kadaster di
Kolombia. Kegiatan kadaster ini masih bergabung dengan kegiatan militer, dengan nama
organisasi “Military and Cadastral Geographical Institute”. Pada tahun 1957, kegiatan kadaster
dipisah dari kegiatan militer dan berdiri sendiri menjadi lembaga geografis sipil di Amerika
Selatan dengan nama IGAC (The Instituto Geografico Agustin Codazzi). Lembaga tersebutlah
yang sampai sekarang mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan informasi geospasial termasuk
juga kadaster didalamnya.
b. Visi, Misi dan Tujuan IGAC (The Instituto Geografico Agustin Codazzi)
IGAC (The Instituto Geografico Agustin Codazzi ) merupakan lembaga di Negara
Kolombia yang bertanggung jawab untuk memproduksi peta resmi dan kartografi dasar
Kolombia, mengembangkan daftar properti nasional, mengadakan persediaan dan mengelola
karakteristik penggunaan tanah, memajukan investigasi geografis dalam mendukung
3 |
pengembangan wilayah, pelatihan dan mendidik para profesional teknologi informasi geografis,
dan mengkoordinasikan Infrastruktur Data Spasial Negara Kolombia (ICDE).
Sebagai lembaga yang professional, maka IGAC memiliki visi, misi dan tujuan. Visi IGAC
sampai tahun 2012 adalah menjadi entitas terkemuka dalam produksi dan penyebaran informasi,
produk, layanan dan pengetahuan kartografi, agrology, kadaster, geografi dan teknologi
geospasial, baik secara nasional maupun di Amerika Latin. Misi IGAC adalah Untuk
memproduksi, menyediakan dan menyebarluaskan informasi dan pengetahuan di berbagai
bidang seperti kartografi, agrology, kadaster, geografi dan teknologi geospasial, dan untuk
mengatur manajemen dalam mendukung proses perencanaan dan pengembangan Negara.
Kemudian tujuan yang ingin dicapai dengan dibentuknya IGAC adalah memenuhi mandat
konstitusional mengenai pengembangan dan memperbarui peta resmi Republik Kolombia;
mengembangkan kebijakan dan melaksanakan rencana Pemerintah Nasional dalam kartografi,
agrology, kadaster dan geografi, melalui produksi, analisis dan penyebaran informasi kadaster
lingkungan dan geo-direferensikan dalam rangka mendukung proses perencanaan dan regulasi
lahan serta melatih para profesional dalam teknologi informasi geografis dan mengkoordinasikan
Infrastruktur Data Spasial Kolombia (ICDE).
c. Kelembagaan IGAC
IGAC merupakan suatu lembaga dibawah pemerintah. Di Negara Kolombia, kegiatan
survei dan pemetaan ditangani oleh IGAC, akan tetapi beberapa lembaga pemerintahan maupun
swasta diberikan wewenang untuk mengadakan kegiatan survei dan pemetaan untuk memenuhi
informasi geospasial yang dibutuhkan karena informasi geospasial yang dibutuhkan sangat
banyak. IGAC memiliki struktur organisasi seperti yang tercantum dalam gambar II.1, yaitu :
4 |
Gambar II.1 Struktur organisasi IGAC
IGAC memiliki empat Departemen dibawahnya yang dinamakan sebagai Strategic Areas,
yaitu meliputi :
1. Departement of Agrology
2. Departement of Geography and Cartography
3. Departement of Cadastre
4. CIAF (Research and Investigation Centre)
II.2 Negara Malaysia
Di negara Malaysia, Instansi yang mengurusi tentang survei dan pemetaan serta informasi
geospasial adalah berdiri sendiri dibawah kementrian sumberdaya asli. Instansi yang mengurusi
tentang survei dan pemetaan dinamakan LJT (Lembaga Juru ukur Tanah) dan JUPEM (Jabatan
Ukur dan Pemetaan Malaysia). Sedangka lembaga yang mengurusi tentang geoportal Malaysia
adalah MaCGDI (Malaysian Centre for Geospatial Data Indonesia).
II.2.1 Sejarah
a. LJT (Lembaga Juru ukur Tanah ) di Malaysia
The Land Surveyor Board atau Lembaga Juru ukur Tanah, didirikan pada tanggal 1 Mei
1958, di bawah Licensed Surveyor Land Act 1958 (Act 458) sebagai badan hukum yang
bertanggung jawab untuk :
5 |
1. mengontrol dan mempertahankan standar untuk surveyor tanah dan hal-hal terkait
lainnya.
2. Mengatur praktek pengukuran tanah di Semenanjung Malaysia
3. Menjaga survei profesi sejajar dengan perkembangan terbaru dan kemajuan dalam ilmu
survei
Semenjak UU itu diberlakukan , surveyor tanah berlisensi diperbolehkan untuk melakukan
pekerjaan survei tanah yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh Kepala Surveyor
Departemen Survey
b. JUPEM (Jabatan Ukur dan Pemetaan Malaysia)
JUPEM merupakan agensi kerajaan yang tertua di Malaysia yang mengurusi aktivitas
pengukuran sejak tahun 1885. Bertitik tolak dari tahun 1885 hingga 1957, Jabatan-Jabatan Ukur
Negeri dan Topografi telah didirikan sehingga membawa kepada penyatuan secara berperingkat
kepada satu organisasi seperti hari ini. Pada tahun 1965, kerajaan telah meluluskan pendirian
Direktorat Pemetaan Negara Malaysia dengan mandat mengendalikan kerja-kerja ukur,
pemetaan, topografi dan geodesi. Penubuhan Jabatan diteruskan dengan penubuhan JUPEM
Sabah (1983), JUPEM Wilayah Persekutuan Labuan (1984), JUPEM Sarawak (1989) dan
diakhiri dengan penubuhan JUPEM Perlis pada tahun 1995.
JUPEM bertanggungjawab dalam memacu pembangunan negara dan berfungsi sebagai
penasihat kerajaan dalam bidang ukur dan pemetaan disamping menjalankan kerja-kerja
pengukuran dan pemetaan sebagai asas pembangunan sosio ekonomi dan kedaulatan negara.
c. MaCGDI
MaCGDI didirikan oleh Kerajaan Malaysia sebagai penyelaras program nasional dan
mempromosikan Infrastruktur Maklumat Geospatial Negara (MyGDI). MaCGDI
bertanggungjawab dalam menyelaraskan penyebarluasan informasi geospatial di kalangan
agensi-agensi kerajaan, swasta dan masyarakat umum. MaCGDI didirikan pada Desember 2002
yang menggantikan Sekretariat NaLIS di bawah Kementerian Tanah dan Pembangunan
Koperasi. Pada 27 Maret 2004, MaCGDI diletakkan di bawah Kementerian Sumber Asli dan
Alam Sekitar (NRE).
6 |
II.2.2 Visi dan Misi
a. LJT (Lembaga Juru ukur Tanah ) di Malaysia
Lembaga Juru ukur Tanah (LJT) di Malaysia merupakan lembaga yang lebih berfokus
mengurusi tentang surveyor yang nantinya akan menjadi Juru ukur, LJT memiliki fungsi utama
yaitu sebagai berikut :
1. untuk mendaftar individu sebagai surveyor dan mengelola sebuah daftar surveyor,
surveyor berlisensi dan lisensi;
2. untuk mengadakan pemeriksaan untuk memungkinkan orang-orang untuk memenuhi
syarat untuk pendaftaran sebagai surveyor terdaftar dan surveyor berlisensi;
3. untuk mendaftar dan mengelola sebuah daftar praktek (pemilik tunggal dan kemitraan);
4. untuk mengelola pengumpulan dan pembayaran biaya survei
5. untuk mendorong berlatih surveyor untuk melakukan pendidikan yang sesuai dan relevan
6. Continuing Professional Development (CPD) untuk mempertahankan kompetensi dan
profesional pengetahuan dan keterampilan; dan
7. untuk menyelidiki keluhan terhadap surveyor berlisensi dan mengambil tindakan disiplin
sesuai dengan ketentuan Undang-Undang
b. JUPEM (Jabatan Ukur dan Pemetaan Malaysia)
Fungsi JUPEM (Jabatan Ukur Dan Pemetaan Malaysia) :
1. Menasihati Kerajaan dalam bidang ukur kadaster dan pemetaan serta persempadanan
negeri dan antarabangsa.
2. Menyediakan maklumat ukur kadaster secara lengkap dan kekal untuk tujuan pengeluaran
hakmilik tanah strata dan statrum.
3. Menguruskan pangkalan data ukur kadaster dan pemetaan dengan efisien.
4. Menerbitkan peta-peta topografi, kadaster, tematik dan utiliti untuk tujuan perancangan,
pengurusan sumber asli, pemeliharaan alam sekitar, pembangunan, pemantauan dan
keselamatan.
5. Menyediakan insfrastruktur geodetik bagi ukuran kadaster, pemetaan, kejuruteraan dan
kajian saintifik.
7 |
c. MaCGDI
MaCGDI bertanggungjawab mewujudkan hubungan kerjasama antara berbagai pihak di
Malaysia dengan mempromosi, koordinasi dan mengurus infrastruktur maklumat geospatial
melalui pembangunan kebijakan, garis panduan, standard, data, teknologi ICT, R&D dan
pembangunan kepakaran dalam bidang GDI, GIS dan Geoinformasi. Salah satu peran utama
MaCGDI adalah dengan mengelola geoportal Malaysia (MyGDI) yang memiliki tujuan untuk
memfasilitasi anggota masyarakat geospasial di Malaysia dalam berbagi dan mengakses data
geospasial bersama-sama. Melalui aplikasi MyGDI Explorer , MyGDI memfasilitasi akses online
untuk informasi geospasial sebagai upaya untuk menghindari duplikasi terutama dalam
pengumpulan data geospasial . Hal ini memberikan kesempatan untuk eksplorasi data geospasial,
evaluasi , dan aplikasi untuk pengguna dan penyedia data dalam semua tingkat pemerintahan ,
komersial , dan sektor non -profit serta akademisi dan masyarakat.
II.2.3 Susunan Organisasi
Badan yang mengurusi tentang survei dan pemetaan serta informasi geospasial di Malaysia
berada dibawah Kementrian Sumber Asli dan Alam Sekitar. Struktur tingkatannya dapat dilihat
pada gambar berikut :
8 |
Tanda kotak pertama bagian atas merupakan kedudukan MacGDI, sedangkan kotak kedua
dibagian bawah merupakan kedudukan JUPEM. Pada makalah ini, penyajian susunan organisasi
untuk Juru Ukur dan Pemetaan Malaysia (JUPEM) akak disajikan lebih detil, yaitu struktur
organisasinya adalah sebagai berikut:
9 |
III. Kegiatan Survei dan Pemetaan
III.1 Negara Kolombia
Sebagai penyedia utama data spasial di Kolombia, maka IGAC terlibat dalam
pengembangan Infrastruktur Data Spasial di Kolombia atau ICDE (Colombian Spatial Data
Infrastructure) atau Infraestructura Colombiana de Datos Espaciales (ICDE). ICDE merupakan
instrumen operasi, isinya meliputi kebijakan yang terintegrasi, standar, organisasi dan sumber
daya teknologi yang memfasilitasi produksi, akses dan penggunaan informasi geografis
Kolombia, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam semua bidang kebijakan publik.
a. Pedoman kebijakan di Kolombia
Salah satu bentuk kebijakan di Kolombia adalah tentang Informasi geospasial. Sebuah
kebijakan informasi geografis dipahami sebagai seperangkat prinsip dan strategi yang berusaha
untuk membimbing perilaku aktor individu dan kelompok untuk meningkatkan pengelolaan
informasi geografis, hal ini dianggap penting untuk pembangunan ekonomi dan sosial negara.
Pengakuan mengenai pentingnya informasi geografis di suatu negara akan terlihat dalam
persetujuan dan publikasi dokumen. Pedoman kebijakan di Negara Kolombia berupa CONPES.
Berikut gambar mengenai pedoman kebijakan di Kolombia beserta perjanjian-perjanjian yang
berkaitan dengan survei dan pemetaan.
Gambar II.3 Pedoman Kebijakan Kolombia (bahasa Spanish)
Dari gambar diatas, maka dapat dilihat terdapat 13 perjanjian hasil dari kebijakan, yaitu :
perjanjian pertama tentang regulasi CCE, kedua: pengangkatan sekretaris Eksekutif, ketiga :