-
iMadura
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIJURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAMFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
2014
Prenduan
Drs. Samsun Hadi, M.S.Dr. Yuni Pantiwati, M.M, M.Pd.
Ahmad Bayyudh Attamimi
Keanekaragaman
ii
KeanekaragamanPteridophyta Prenduan
Madura
Penulis : Drs. Samsun Hadi, M.S.Dr. Yuni Pantiwati, M.M,
M.Pd.Ahmad Bayyudh Attamimi
Penyunting : Drs. Samsun Hadi, M.S.Dr. Yuni Pantiwati, M.M,
M.Pd.
Foto : Ahmad Bayyudh AttamimiDesain Sampul: Ahmad Bayyudh
AttamimiTata Letak : Ahmad Bayyudh Attamimi
-
iii
Keanekaragaman hayati di lingkungan sekitar kita semakin
lamasemakin tergerus karena mengalami kepunahan secara
perlahan.Kepunahan tersebut semakin diperparah lagi dengan
ketidak
pedulian kita terhadap keanekaragaman hayati tersebut.
Peranankita sebagai manusia hanyalah menjaganya, tapi kita sering
tidak bisa
melakukannya.
Kepunahan dikarenakan ketidak pedulian, ketidak
peduliandikarenakan kita belum mengenal. Pengenalan tentang
keanekaragaman hayati dirasa sangat perlu demi
menjagakelestariannya. Salah satu keanekaragaman itu ialah Tumbuhan
paku
(Pteridophyta).
Sudahkah kita mengenal apa itu Pteridophyta? Cirinya seperti
apa?Apa saja Pteridophyta yang ada di Prenduan??? Buku ini
akanmemberikan anda informasi secara gamblang dan praktis
untukmenjawab pertanyaan-pertanyaan diatas. Selamat membaca.
Malang, Januari 2014
Penulis
Prakata
iv
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwataala dengan
ridho-Nya,sehingga penulis dapat menyusun buku Pteridophyta
PrenduanMadura, yang diharapkan dapat membantu para pembaca.Dalam
penyusunan buku ini penulis banyak melibatkan pihak yangtelah rela
meluangkan waktu untuk memberikan bantuan, saran,bimbingan serta
informasi-informasi yang diperlukan. Oleh karena itupenulis
menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :Ayah dan Ibu
yang tidak pernah lelah memberikanku motivasi saat
aku mulai lelah dalam menyusun buku ini.Dra. Sri Wahyuni, M.Kes.
selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi.Drs. Samsun Hadi, M.S. sebagai Pembimbing I yang telah
iklas dalammeluangkan waktunya serta sabar dalam membimbing,
memberi
nasehat, memberi arahan seta motivasi dalam penyusunan buku
ini.Dr. Yuni Pantiwati, M.M, M.Pd. sebagai Pembimbing II yang
telahiklas dalam meluangkan waktunya serta sabar dalam
membimbing,memberi nasehat, memberi arahan seta motivasi dalam
penyusunan
buku ini.Akhir kata, semoga Allah SWT selalu memberikan
rahmat-Nya dalammenuntut ilmu dan semoga Buku ini dapat bermanfaat.
Terima kasih.
UcapanTerima Kasih
-
v1. Halaman Cover
......................................................................
i2. Halaman Judul
.....................................................................
ii3. Prakata
................................................................................
iii4. Ucapan Terima Kasih
........................................................... iv5.
Daftar Isi
...............................................................................
v6. Daftar Tabel
.........................................................................
vi7. Daftar
Gambar......................................................................vii8.
BAB 1. Prenduan dan Madura
............................................. 19. BAB 2. Mengenal
Pteridophyta ........................................... 510. BAB
3. Morfologi Pteridophyta
........................................... 911. BAB 4.
Pteridophyta Prenduan Madura ............................ 13
Adiantum capillus-veneris L.
.............................................. 14Adiantum lunulatum
.........................................................
16Drynaria
quersifolia............................................................
18Pteris longifolia
..................................................................
20Pteris sp.
............................................................................
22Pyrrosia nummularifolia
.................................................... 24Selaginella
willdenowii .......................................................
26
12. Daftar Pustaka
...................................................................
2813. Kunci Identifikasi Pteridophyta
.......................................... 30
Daftar Isi
vi
1. Tabel 4.1 Keanekargaman Adiantum Capillusveneris L..... 152.
Tabel 4.2 Keanekargaman Adiantum lunulatum................. 173.
Tabel 4.3 Keanekargaman Drynaria quersifolia ..................
194. Tabel 4.4 Keanekargaman Pteris longifolia
........................ 215. Tabel 4.5 Keanekargaman Pteris sp.
.................................. 236. Tabel 4.6 Keanekargaman
Pyrrosia nummularifolia .......... 257. Tabel 4.7 Keanekargaman
Selaginella willdenowii ............. 27
Daftar Tabel
-
vii
1. Gambar 1.1. Salvinia natans ketika sudah dimasak
............. 32. Gambar 3.1. Bintik-bintik di balik daun
(sorus)................... 103. Gambar 3.2. Pucuk daun muda
Pteridophyta..................... 104. Gambar 3.3. Pteridophyta
ketika dicabut dari tanah ......... 115. Gambar 4.1 Adiantum
capillus-veneris L. ........................... 146. Gambar 4.2
Sorus Adiantum capillus-veneris L................... 147. Gambar
4.3 Adiantum lunulatum ....................................... 168.
Gambar 4.4 percabangan Adiantum lunulatum ................. 169.
Gambar 4.5 Sorus Adiantum lunulatum .............................
1610. Gambar 4.6 Drynaria quersifolia
......................................... 1811. Gambar 4.7 Rimpang
Drynaria quersifolia.......................... 1812. Gambar 4.8
Sorus Drynaria quersifolia ............................... 1813.
Gambar 4.9 Pteris
longifolia................................................ 2014.
Gambar 4.10 Pangkal daun Pteris longifolia .......................
2015. Gambar 4.11 Daun dan Sorus Pteris longifolia
................... 2016. Gambar 4.12 Pteris sp.
....................................................... 2217.
Gambar 4.13 Pangkal daun Pteris sp.
................................. 2218. Gambar 4.14 Sorus Pteris
sp. ............................................ 2219. Gambar 4.15
Pyrrosia nummularifolia ................................ 2420.
Gambar 4.16 daun steril Pyrrosia nummularifolia.............. 2421.
Gambar 4.17 daun fertil Pyrrosia nummularifolia ..............
2422. Gambar 4.18 Selaginella wildenowii
................................... 2623. Gambar 4.19 Sorus
Selaginella wildenowii ......................... 26
Daftar Gambar
viii
-
1 | Madura danPrenduan
1ulau Madura terletak di timur laut pulau Jawa, kurang lebih
7derajat sebelah selatan dari khatulistiwa di antara 112 derajatdan
114 derajat bujur timur. Pulau itu dipisahkan dari Jawa oleh
Selat Madura, yang menghubungkan Laut Jawa dengan Laut
Bali.Tepian pulau yang di barat laut agak dangkal dan lebarnya
tidak lebihdari beberapa mil laut.
Secara geologis Madura merupakan kelanjutan daripegunungan kapur
yang terletak di sebelah utara dan di sebelahselatan Lembah Solo.
Bukit-bukit kapur di Madura merupakan bukit-bukit yang lebih
rendah, lebih kasar, dan lebih bulat daripada bukit-bukit di Jawa
dan letaknya pun lebih menyatu.
Pertama mendengar kata Madura yang ada dipikiran kitapastilah
sebuah pulau yang panas. Iklim di Madura bercirikan duamusim, musim
barat atau musim hujan selama bulan Oktober sampai
P
Selama iniMadura banyak dikenal
oleh khalayak umumsebagai Tanah Garam.
Hal itu menyebabkanpengetahuan
masyarakat tentangkeanekaragaman hayati
yang ada di Maduramasih kurang.
Madura danPrenduan
Sumber : http://www.Disperindag.go.id
2 |Madura danPrenduan
bulan April, dan musim timur atau musim kemarau. Komposisi
tanahdan curah hujan yang tidak sama di lereng-lereng yang tinggi
letaknyajustru kebanyakan, sedangkan di lereng-lereng yang rendah
malahankekurangan, membuat Madura kurang memiliki tanah yang
subur(Wikipedia, 2008).
Selama ini Madura banyak dikenal oleh khalayak umumsebagai Tanah
Garam karena di Madura banyak menghasilkangaram. Hal itu
menyebabkan pengetahuan masyarakat tentangkeanekaragaman hayati
yang ada di Madura masih kurang, dan tidaksedikit yang meragukan
tentang adanya berbagai macamkeanekaragaman hayati di Madura.
Kenyataan lainnya, di Madura jugaterkenal dengan jamu
tradisionalnya, yang mana salah satu bahannyaadalah Pteridophyta
yaitu, Selaginela willdenowii atau yang biasadisebut dengan ceker
ayam yang dimanfaatkan sebagai obatrheumatik.Prenduan
Desa Prenduan terdiri dari dua wilayah, yaitu wilayahpegunungan
dan pesisir. Daerah pegunungan atau yang biasa disebutDaerah
Onggaan memiliki banyak hutan-hutan kecil atau yang biasadisebut
dengan hutan rakyat. Hutan-hutan di desa Prenduan tersebutberupa
hutan-hutan bercadas. Hutan-hutan tersebut menyimpanbegitu banyak
keanekaragaman hayati yang selama ini belumdiketahui masyarakat
sekitar dan umum.
Salah satu jenis keanekaragaman hayati dari kelompok florayang
ada di desa Prenduan adalah Pteridophyta. Hal tersebut sesuaidengan
apa yang diungkapkan oleh Dayat (2000), di daerahpegungungan,
umunya Pteridophyta lebih menyukai daerah-daerahaliran sungai yang
bertebing, bercadas, dengan kelembaban yangtinggi. Hutan-hutan
tersebut yang menjadi habitat dari Pteridophytakarena kondisinya
yang lembab.
-
3 | Madura danPrenduan
Pengenalan masyarakat umum dan sekitar tentang
jenis-jenisPteridophyta yang ada di Madura dirasa sangat perlu,
karenamasyarakat sekitar kurang peduli terhadap keanekaragaman
hayati didaerah sekitar. Akibat dari ketidak pedulian itu adalah
musnahnyabeberapa jenis Pteridophyta sebelumnya banyak memenuhi
hutan-hutan disana.
Kepunahan keanekaragaman hayati akibat perbuatanmanusia saat ini
telah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan.Banyak jenis yang
akan hilang sebelum diketahui keberadaan danpotensinya bagi
pertanian maupun kedokteran (Jhamtani dalamSarwono, 2004).
Kepunahan salah satu komponen penyusunekosistem darat tersebut bisa
juga berdampak pada kurangnyapengetahuan masyarakat akan
pemanfaatan dari Pteridophyta ini.
Pterodhophyta turut memiliki peranan tersendiri dalamekosistem,
bahkan dapat dimanfaatkan bagi manusia sebagai bahanbaku pembuatan
barang kerajinan, dimanfaatkan sebagai tanamanhias yang memiliki
nilai estetika, dan lain sebagainya. Bahkan ada jugayang biasa
dibuat sebagai sayuran yaitu Salvinia natans (paku sampan=
kiambang).
Gambar 1.1. Salvinia natans ketika sudah dimasakmenjadi sayur
(Sumber: www.google.co.id)
4 |Madura danPrenduan
Selama ini juga banyak yang mengetahui bahwa Pteridophytajuga
dapat dimanfaatkan untuk sayuran dan obat-obatan
tradisional,misalnya tunjuk langit (Helminthostachys zeylanica
(Linn) Hook.) yangmerupakan merupakan salah satu Pteridophyta yang
telah lamadigunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional
(Fitrya & Anwar,2009).
Maka dari itu penting sekali bagi kita untuk mengenal lebihdalam
lagi tentang Pteridophyta mengetahui habitat maupundeskripsi dari
bagian-bagian Pteridophyta itu sendiri. Oleh karena itudengan
adanya buku ini diharapkan akan membantumembedakan cirikhusus
masing-masing spesies dari Pteridophyta. Buku ini juga bisamembantu
para pembaca untuk mengenal lebih jauh tentangkeanekaragaman
Pteridophyta yang ada di Prenduan Madura.
-
5 | MengenalPteridophyta
2umbuhan secara umum dibagi menjadi dua tingkat yaitutumbuhan
tingkat rendah dan tumbuhan tingkat tinggi.Dianggap tumbuhan
tingkat rendah karena bagian-bagian dari
tumbuan tersebut tidak sejati contohnya pada alga, stipe
danbladenya tidak dapat di bedakan dan tidak berpembuluh.
Tumbuhantingkat tinggi adalah tumbuhan yang sudah jelas mempunyai
kormusdan dapat di bedakan antara akar dan batangnya.
Tjitrosoepomo (2005) menjelaskan bahwa
Pteridophyta(Pteridophyta)merupakan suatu divisio tumbuhan yang
telah memilikisistem pembuluh sejati (kormus), artinya tubuhnya
dengan nyatadapat dibedakan dalam tiga bagian pokok yaitu
akar,batang dan daun.Namun demikian, Pteridophyta tidak
menghasilkan biji untukreproduksinya.
T
Pteridophytamerupakan suatu divisio
tumbuhan yang telahmemiliki sistempembuluh sejati(kormus),
artinya
tubuhnya dengan nyatadapat dibedakan dalamtiga bagian pokok
yaituakar,batang dan daun.(Tjitrosoepomo, 2005)
MengenalPteridophyta
6 | MengenalPteridophyta
Pteridophyta termasuk tumbuhan tingkat rendah dan masukpula pada
tumbuhan tingkat tinggi. Tumbuhan ini digolongkantumbuhan tingkat
rendah karena belum menghasilkan biji, dan alatperkembangbiakan
utamanya adalah spora, sedangkan apabila di lihatdari ada atau
tidaknya sistem pembuluhnya, maka Pteridophytatergolong tumbuhan
tingkat tinggi. Tjitrosoepomo (2005),menyatakan Pteridophyta
merupakan tumbuhan peralihan antaratumbuhan bertalus dengan
tumbuhan berkormus, sebab Pteridophytamempunyai campuran sifat dan
bentuk antara lumut dengantumbuhan tingkat tinggi.
Kemiripan dengan lumut juga ada pada sistem
pergiliranketurunannya. Tumbuhan ini mengalami metagenesis seperti
lumuttetapi berbeda pada fase yang dominan. Pada Pteridophyta, fase
yanglebih dominan adalah pada fase sporofit dibandingkan
dengangametofit. Tumbuhan lumut yang sering kita jumpai merupakan
fasegametofit, sedangkan Pteridophyta yang kita lihat
sehari-harimerupakan fase sporofit. Fase gametofit Pteridophyta
sering disebutdengan protalium.Habitat
Pteridophyta merupakan salah satu divisi tumbuhan yangmenjadi
kekayaan alam hayati Indonesia. Dari sekitar 10.000
spesiesPteridophyta di dunia, diperkirakan sebanyak 1.300 spesies
diantaranya tumbuh di kawasan Indonesia (Sastrapradja,
1980).Persebaran Pteridophyta sangat luas, mulai dari ketinggian
0-3.200 mdi atas permukaan laut (Holtum, 1966). Berarti, tumbuhan
ini tersebarmulai dari tepi pantai sampai ke lereng-lereng gunung,
tetapi tidaktumbuh pada daerah bersalju abadi dan daerah kering
(gurun).
Tanaman tersebut kebanyakan ditemukan dalam kondisi
yangmarjinal, seperti di bawah hutan yang lembab, tebing
dekatperbukitan, pada batang pohon dan daerah bebatuan yang lembab,
didaerah danau atau kolam, daerah kawah vulkanik, atau di
bagian
-
7 | MengenalPteridophyta
bangunan yang tidak terawat sehingga bersifat lembab.
Senadadengan pendapat Tjitrosomo et al., (2005), Pteridophyta
hiduptersebar luas dari tropika yang lembab sampai melampaui
lingkaranArktika.
Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan kondisi air
yangterbatas, karena air merupakan media yang dapat digunakan
untukpergerakan sel sperma dan sel telur. Hal tersebut mungkin
mengikutiperilaku moyangnya di zaman Karbon, yang juga dikenal
sebagai masakeemasan Pteridophyta karena merajai hutan-hutan di
bumi. Serasahhutan tumbuhan pada zaman ini yang memfosil sekarang
ditambangorang sebagai batu bara.
Habitat juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruhterhadap
pertumbuhan Pteridophyta, tapi jenis Pteridophyta jugadapat
berpengaruh. Survive tidaknya suatu Pteridophyta di suatu
arealtergantung dari ketahanan gametofitnya, apakah akan
berkembangsecara alami di lingkungannya atau tidak. Seperti tanaman
tingkattinggi, Pteridophyta tumbuh lingkungannya masing-masing
(biasanyatempat lembab). Beberapa Pteridophyta dapat bertahan hidup
didaerah yang ekstrim seperti lingkungan kering dan panas
beberapajenis paku dapat tumbuh di daerah gurun.
Berdasarkan cara hidupnya ada jenis Pteridophyta
terestrial,epifit, dan higrofit. Pteridophyta yang hidup di tempat
yang berarirdisebut sebagai tanaman higrofit. Pada hutan-hutan
tropik dansubtropik, Pteridophyta merupakan tumbuhan yang hidup
dipermukaan tanah, cara hidup ini disebut terestrial. Pteridophyta
yangcara hidupnya menumpang pada tumbuhan lain sebagai
inangnyadisebut dengan epifit. Pohon yang dijadikan sebagai inang
hanyasebagai tempat hidup dan tidak sebagai sumber makanan,
karenaPteridophyta bukan parasit bagi tumbuhan inangnya.
8 | MengenalPteridophyta
Pteridophyta selalu meletakkan dirinya tepat sesuai
dengannitchenya, tanah yang lembab, udara yang lembab, intensitas
cahayadan sebagainya. Jarang Pteridophyta hidup diluar habitatnya.
Jikaanda ingin menumbuhkembangkan Pteridophyta, maka anda harusbisa
menciptakan lingkungan yang sesuai sehingga Pteridophytatumbuh dan
berkembang dengan optimal.
Setelah kita mengenal apa itu Pteridophyta, maka selanjutnyakita
harus mengetahui dulu bagaimana dan apa sajakah bagian-bagianyang
ada pada Pteridophyta itu.
-
9 | MorfologiPrenduan
3engenalan suatu jenis makhluk hidup adalah salah satu
upayauntuk melestarikan keanekaragaman hayati, salah satu
upayapengenalan tersebut biasa dilakukan dengan cara
identifikasi.
Identifikasi Pteridophyta merupakan suatu upaya untuk mengenal
danmengetahui nama Pteridophyta berdasarkan cirinya.
Sebelummelakukan identifikasi kita terlebih dahulu harus mengetahui
apa danbagaimana morfologi dari pteridophyta itu sendiri.
Bentuk Pteridophyta sangat bermacam-macam (heterogen),baik
ditinjau dari segi habitus maupun cara hidupnya. Pteridophytaada
yang sangat kecil dengan daun-daun yang kecil dan memilikistruktur
masih sangat sederhana, namun demikian adapulaPteridophyta yang
besar dengan ukuran daun dapat mencapai 2 matau lebih dengan
struktur yang rumit.
P
OrganPteridophyta terdiri atasdua bagian utama, yaitu
organ vegetatif (Akar,batag dan daun) dan
generatif (Sporangia).(Hasairin, 2003).
MorfologiPteridophyta
10 | MorfologiPrenduan
Seperti yang sudah dijelaskan di awalpembahasan tentang
pteridophyta tadi,bahwa Pteridophyta sudah dapat dibedakanantara
akar, batang dan daunnya. Selain ituPteridophyta umumnya dicirikan
olehpertumbuhan pucuknya yang melingkar.Pada permukaan bawah ental
ada bintik-bintik yang kadang-kadang tumbuh teraturdalam barisan,
mengerombol ataupuntersebar. Masing-masing bintik itu adalahkotak
spora yang disebut dengan sporangium(Sastrapraja et al., 1980;
Daryanti, 2009).
Selanjutnya kita akanmempelajari tentang organ-organ lain dari
Pteridophytaagar mempermudah kitadalam mengenaliPteridophyta.
MenurutHasairin (2003), organPteridophyta terdiri atas duabagian
utama, yaitu organvegetatif dan generatif.1. Organ vegetatif
Organ ini terdiri atas akar, batang, dan daun yang disebutdengan
organum nutritivum.a) Akar
Akar paku memiliki sistem perakaran serabut. Pada bagianujungnya
terdapat tudung akar (kaliptra) yang dibelakangnya terdapattitik
tumbuh akar berbentuk bidang empat, yang apabila beraktifitaske
luar menghasilkan kaliptra dan apabila ke dalam membentuk sel-sel
akar.
Gambar 3.2. Pucuk daun mudaPteridophyta yang melingkar.
Gambar 3.1. Bintik-bintikdi balik daun (sorus).
-
11 | MorfologiPrenduan
b) BatangUmumnya batang tanaman paku berupa akar tongkat
atau
rhizoma, namun ada pula yang berupa batang sejati
(sesungguhnya).Apabila dilihat secara anatomi didapatkan
bagian-bagian sepertiepidermis, korteks, dan stele.
c) DaunMenurut Smith di dalam Lubis (2009), berdasarkan bentuk
dan
sifat daunnya dapat dibedakan atas dua golongan: (1)
Megaphyllusyaitu paku yang memiliki daun besar sehingga mudah
dibedakandengan batangnya. (2) Macrophyllus yaitu paku yang
memiliki daunkecil dan umumnya berupa sisik sehingga sukar
dibedakan bagian-bagiannya.
Daun juga dapat menjadi tempat penghasil sorus, tapi tidaksemua
daun paku memiliki sorus (sori), daun paku yang memiliki
sorusmerupakan daun fertil yang disebut daun sporofil. Daun ini
berfungsiuntuk menghasilkan spora. Tetapi daun ini juga dapat
melakukanfotosintesis, sehingga disebut pula sebagai
troposporofil.
Daun paku yang tidak memiliki sorus disebut daun steril,
ataubiasa disebut Tropofil. Daun ini banyak mengandung klorofil
danbanyak dimanfaatkan hanya untuk proses fotosintesis.2. Organ
generatif
Batang Pteridophyta
Akar Pteridophyta
Gambar 3.3. Pteridophyta ketika dicabut daritanah akan terlihat
akar dan juga batangnya
12 | MorfologiPrenduan
Pteridophyta berkembangbiak dengan spora. Setiap kotakspora
dikelilingi oleh sederetan sel yang melingkar membentukbangunan
seperti cincin dan disebut annulus. Annulus ini berfungsiuntuk
mengatur pengeluaran spora. Aktivitas annulus dipengaruhioleh suhu
dan kelembaban udara. Di dalam sel-sel annulus penuhberisi air.
Bila dalam keadaan basah sel-sel annulus akanmengembang, namun bila
dalam keadaan kering sel annulusmengisut, maka sel-sel annulus
mengerut dan memendekmenyebabkan dinding kotak spora menjadi retak.
Kotak spora pecah,spora dihembuskan ke luar melalui celah yang
terjadi pada waktu selannulus mengerut. Perkembangbiakan pada
Pteridophyta terjadisecara gametofit bersifat seksual dengan
menghasilkan sel-selgamet (gamet jantan dan gamet betina), Sporofit
bersifat aseksualdengan menghasilkan spora (Hasairin, 2003).
Daun pada Pteridophyta mengandung sporangia yangberkembang dalam
bentuk kelompok yang disebut sori. Sporangiayang pecah akan
menghasilkan spora. Dengan spora inilahPteridophyta berkembangbiak
(Cranbrook dan Edward, 1994). Setelahpembuahan, sel telur tumbuh
menjadi Pteridophyta-pakuan,pertumbuhannya akan berlangsung sampai
saat pematangan untukmembentuk spora lagi (Tjitrosoepomo, et al.,
2005). Dalam udarakering, spora mampu mempertahankan viabilitasnya
selama beberapabulan, tetapi jika dibasahi pada suhu yang cocok,
spora akanberkecambah (Loveless, 1989).
Setelah kita mengetahui morfologi Pteridophyta, makaselanjutnya
akan mempelajari jenis Pteridophyta apa sajakah yang adadi Desa
Prenduan Kecamatan Pragaan Kebupaten Sumenep Maduraitu.
-
13 | PteridophytaPrenduan Madura
Dari hasil inventarisasi Pteridophyta di Desa PrenduanKecamatan
Pragaan Kabupaten Sumenep Madura telah ditemukan 7jenis
Pteridophyta yang terdiri dari 2 jenis Pteridophyta epifit dan
5jenis Pteridophyta tanah. Setiap Pteridophyta yang ada,
diidentifikasiberdasarkan ciri-ciri utamanya dan dengan menggunakan
kunciidentifikasi dari semua paku yang ditemukan dan
kemudiandicocokkan dengan buku literatur.
Setelah dilakukan identifikasi, ditemukan 7 spesiesPteridophyta.
Hasil dari identifikasi kemudian dicatat sebagai datainventarisasi
jenis Pteridophyta yang ada di desa Prenduan Kec.Pragaan Kab.
Sumenep Madura. Berikut ini semua Pteridophyta yangsudah berhasil
diidentifikasi:
4
Setelah dilakukanidentifikasi, ditemukan7 spesies
Pteridophyta
pada Desa PreduanKecamatan PragaanKabupaten Sumenep
Madura
PteridophytaPrenduan Madura
14 | PteridophytaPrenduan Madura
Adiantum capillus veneris L.Spesies 1
Pada ujungtangkai ditutupoleh satu anak
daun.
Tangkaidaun hitammengkilatdan halus.
Daunnyakelihatanrapat antaradaun yangsatu denganyang lain.
Sorus berbentukginjal, terletakdi bagian tepi
daun
Habitat : TerestrialGambar 4.1 Adiantum capillus-veneris L.
Gambar 4.2 SorusAdiantum capillus-veneris L.
-
15 | PteridophytaPrenduan Madura
Adiantum capillus-veneris L. banyak ditemukan di tepi jalandesa
prenduan baik didaerah pesisir ataupunonggaan. HabitatPteridophyta
ini adalahtempat-tempat lembab,berada pada tebing-tebing ataupun
dinding
rumah warga. Pteridophyta ini kebanyakan hidup ternaungi dan
jarangditemukan di tempat-tempat terbuka (terkena sinar
matahari).
Adiantum capillusveneris L. tidak bisa bertahan oleh sinar
cahayamatahari langsung karena menurut Soeseno (1993) kuncup
daunAdiantum capillusveneris L. akan layu.
Jenis ini mempunyai nilai persentasi jumlah sebanyak 16%
darikeseluruhan persentasi jumlah Pteridophyta yang
ditemukan.Sedangkan untuk nilai frekuensi keterdapatannya sebanyak
18%, danuntuk persentasi dominansinya sebanyak 34%.Hal tersebut
bisa dilihat pada tabel dibawah ini:Tabel 4.1 Hasil perhitungan
keanekargaman Adiantum capillus
veneris L.Adiantum capillus veneris L. NilaiJumlah 49Frekuensi
6% Jumlah 16%% Frekuensi 18%% Dominansi 34%
KlasifikasiKingdom : PlantaeDivisi : PteridophytaKelas :
FilicopsidaBangsa : PolypodialesSuku : PteridaceaeMarga :
AdiantumJenis : Adiantum capillus-veneris
(http://www.sith.itb.ac.id/)
16 | PteridophytaPrenduan Madura
Adiantumlunulatum Spesies 2
Sorus terletak di tepi bagianbawah daun, dengan soriyang
berbentuk agakmemanjang.
Percabangantangkai
daunnyahanya satu.
Tangkai daunberwarna
coklat dan adajuga yangberwarna
hitam.
Habitat : TerestrialGambar 4.3 Adiantum lunulatum
Gambar 4.4 percabanganAdiantum lunulatum
Gambar 4.5 Sorus Adiantumlunulatum
-
17 | PteridophytaPrenduan Madura
Pteridophyta jenis iniadalah jenis yang paling banyakdijumpai di
desa Prenduan. Baikdari persentasi jumlah,frekuensi,
maupundominansinya. Sama halnyadengan Adiantum Capilusveneris L.,
tumbuhan ini banyakterdapat di tembok-tembokrumah dan bebatuan tepi
jalan.
Perbedaan hasil temuan yang begitu mencolok antara
keluargaadiantum ini yaitu karena tingkat toleransinya. Meskipun
masihtergabung dalam satu keluarga adiantum tetapi Adiantum
lunulatumlebih mudah beradaptasi dengan lingkungan. Hasl
tersebutditunjukkan pada tempat-tempat ditemukannya, Jenis ini
banyakditemukan di daerah yang cenderung lebih terbuka
daripadaAdiantum capillus-veneris L. misalnya ditepian sawah yang
mendapatintensitas cahaya yang banyak.
Indrawan di dalam Lubis (2009) menjelaskan bahwa tumbuh-tumbuhan
yang mempunyai adaptasi tinggilah yang bisa hidup bahkanmendominasi
di suatu daerah.Tabel 4.2 Hasil perhitungan keanekargaman Adiantum
lunulatum
Adiantum lunulatum NilaiJumlah 174Frekuensi 9% Jumlah 57%%
Frekuensi 26%% Dominansi 84%
KlasifikasiKingdom : PlantaeDivisi : PteridophytaKelas :
PteridopsidaBangsa : PolypodialesSuku : PteridaceaeMarga :
AdiantumJenis : Adiantum lunulatum
(http://www.wikipedia.org/)
18 | PteridophytaPrenduan Madura
Drynariaquercifolia Spesies 3Habitat : Epifit
Daun berlekuk.
Mempunyai rimpang yanghalus dan lebat danberwarna coklat
sepertibulu kepala tupai.
Sorus terletak di bagianbawah daun, tersusun 2deretan diantara
rulingdaunya, terletak tidak
teratur.
Gambar 4.6 Drynaria quersifolia
Gambar 4.7 RimpangDrynaria quersifolia
Gambar 4.8 Sorus Drynaria quersifolia
-
19 | PteridophytaPrenduan Madura
Drynaria quercifoliamerupakan Pteridophyta yangmempunyai nama
tradisonalpaku kepala tupai, hal tersebutdikarenakan
Drynariaquersifolia ini memiliki rimpangyang menyerupai kepala
tupai.di Indonesia belum dikenalmanfaatnya, di Malayatumbuhan ini
dapat dipakai
untuk obat bengkak, kadang-kadang air daunya dipakai pula
untukmenyembuhkan demam (Holttum, 1968).Tabel 4.3 Hasil perhitungan
keanekargaman Drynaria quersifolia
Tabel diatas menunjukkan bahwasannya keberadaanya didesa
Prenduan tidak sebegitu banyak, hal tersebut mungkindikarenakan
curah hujan di Prenduan yang lebih sedikit. menurutCumming (2006),
Drynaria quercifolia lebih cenderung memilihlingkungan yang
mempunyai banyak curah hujan atau daerah tropisbasah.
Drynaria quersifolia NilaiJumlah 15Frekuensi 5% Jumlah 3%%
Frekuensi 9%% Dominansi 14%
KlasifikasiKingdom : PlantaeDivisi : PteridophytaKelas :
PteridopsidaBangsa : PolypodialesSuku : PolypodiaceaeMarga :
DrynariaJenis : Drynaria quersifolia
(http://www.wikipedia.org/)
20 | PteridophytaPrenduan Madura
Pteris longifolia Spesies 4Habitat : Terestrial
Pangkal daunrompang (rata).
Daun memanjangdan tidak bergerigi.
Sorus berbentukgaris dan berada di
tepi daun.
Daun tersusunmenepi.
Gambar 4.9 Pteris longifolia
Gambar 4.10 Pangkaldaun Pteris longifolia
Gambar 4.11 daun danSorus Pteris longifolia
-
21 | PteridophytaPrenduan Madura
Pteris longifolia banyakditemukan pada bebatuan tua,biasanya
tumbuh bersamalumut. Jenis ini mencolok dandapat dikenali langsung
karenabentuknya yang lumayan besar.
Kondisi geografi desaPrenduan sangat cocok untukhabitat jenis
ini. Habitat dari
Pteris longifoliamerupakan batu-batuan cadas, dan sedangkan di
desaPrenduan umumnya memiliki tanah berkapur dan juga
bukit-bukitbercadas. Pteris longifolia cenderung tumbuh pada tempat
yangmempunyai naungan, hal tersebut dapat dibuktikan selama
penelitian,Pteris longifolia hanya ditemukan di bawah
tumbuhan-tumbuhanbesar.
Tabel 4.4 Hasil perhitungan keanekargaman Pteris longifolia
Pemilihan habitat tersebut menyebabkan keterdapatan
Pterislongifolia mempunyai nilai yang sedikit dalam hal jumlah,
frekuensimaupun dominansinya. Berbeda dengan jenis dari keluarga
pteris yanglain yaitu Pteris sp. yang lebih bisa bertoleransi
terhadap lingkungan.perbedaan tersebut dapat dilihat pada table 4.4
(Pteris longifolia) dantable 4.5 (Pteris sp.).
Pteris lomgifolia NilaiJumlah 21Frekuensi 4% Jumlah 7%%
Frekuensi 12%% Dominansi 19%
KlasifikasiKingdom : PlantaeDivisi : PteridophytaKelas :
PolypodiopsidaBangsa : PolypodialesSuku : PteridaceaeMarga :
PterisJenis : Pteris longifolia(http://www.wikipedia.org/)
22 | PteridophytaPrenduan Madura
Pteris sp. Spesies 5Habitat : Terestrial
Pangkal daunberlekuk.
Daun berbentuksirip, memanjang,terdapat bulu padatulang
daun.
Daun tersusunmenumpuk.
Tata letak daunberhadapan.
Sorus terletakdisepanjang sirip,
tetapi tidak sampaiketiak daun.
Gambar 4.12 Pteris sp.
Gambar 4.14 Sorus Pteris sp.Gambar 4.13 Pangkaldaun Pteris
sp.
-
23 | PteridophytaPrenduan Madura
Sama seperti Pterislongifolia, Pteris sp.mempunyaihabitat
batu-batuan cadas danberkapur dan bebatuan lainnya.Tetapi ada hal
yang membuatperbedaan keberadaannya,yaitu jenis ini lebih
bisaberadapatasi denganlingkungan terbuka yangmempunyai intensitas
cahaya
banyak.Pteris sp. banyak terdapat pada retakan-retakan
tembok
bangunan ataupun di tebing-tebing pada tepian jalan. Adapula
yangditemukan bersama dengan Pteris longifolia di batu-batuan
dibawahnaungan pohon. Hal tersebut yang membuat perbedaan
hasilperhitungan inventarisasi masing-masing jenis dari keluarga
pteris ini.
Tabel 4.5 Hasil perhitungan keanekargaman Pteris sp.
Pteridophyta ini kebanyakan ditemukan tumbuh liar,
meskipundemikian jenis ini kadang ada juga yang menanam untuk
budidaya dikebun karena mempunyai penampilan yang menarik. Pteris
sp. jugadigunakan dalam pengendalian pencemaran atau yang biasa
dikenalsebagai tanaman hiperakumulator arsenik yang digunakan
dalamfitoremediasi (Wikipedia, 2012).
Pteris vittata NilaiJumlah 17Frekuensi 5% Jumlah 6%% Frekuensi
15%% Dominansi 20%
KlasifikasiKingdom : PlantaeDivisi : PteridophytaKelas :
FillicopsidaBangsa : PolypodialesSuku : PteridaceaeMarga :
PterisJenis : Pteris vittata L.
(Moertolo, 2004)
24 | PteridophytaPrenduan Madura
Pyrosianummularifolia Spesies 6Habitat : Epifit
Sorusnya terdapat dipermukaan daun.Terdapat pada 1/3daun.
Rimpangmenjalar panjang,
bersisik.
Daun mandul memilikibentuk bundar, tetapi adapula yang lonjong,
teksturnyatipis dan berdaging.
Daun yang suburbertangkai danpanjang.
Gambar 4.15 Pyrrosia nummularifolia
Gambar 4.16 daun steril Pyrrosianummularifolia
Gambar 4.17 daun fertilPyrrosia nummularifolia
-
25 | PteridophytaPrenduan Madura
Pyrrosia nummularifoliamerupakan tanaman epifit,di desa Prenduan
seringditemukan di pohon-pohonsiwalan. Pemilihan
tersebutdikarenakan pohon siwalanmempunyai kulit pohonyang kasar
yang dapatmenahan serasah lebihbanyak dibandingkan pohon
yang berkulit licin. Dressler (1982) menyatakan kulit kayu
yangberongga dan empuk dengan permukaan yang kasar akan menahan
airlebih baik.
Keberadaan Pyrrosia nummularifolia di desa Prenduan
sangatvariatif antara nilai persentasi jumlah, frekuensi dan
dominansi.Persentasi jumlah menunjukkan nilai yang sama dengan
Pterislongifolia, persentasi frekuensi mempunyai nilai yang sama
denganAdiantum capillus-veneris L., dan untuk persentasi
dominansinya lebihbanyak dari keluarga Pteris.
Tabel 4.6 Hasil perhitungan keanekargaman
Pyrrosianummularifolia
Variasi keterdapatan Pyrrosia nummularifolia mungkindisebabkan
karena keberadaan pohon siwalan tersebut, dandidukung juga leh
habitat aslinya yaitu Pyrrosia nummularifoliapada batu atau pohon
di pegunungan rendah (Tryon, 1982).
Pyrrosia nummularifolia NilaiJumlah 22Frekuensi 6% Jumlah 7%%
Frekuensi 18%% Dominansi 25%
KlasifikasiKingdom : PlantaeDivisi : PteridophytaKelas :
PteridopsidaBangsa : PolypodialesSuku : PolypodiaceaeMarga :
PyrrosiaJenis : Pyrrosia nummularifolia
(Holtum, 2004)
(http://www.wikipedia.org/)
26 | PteridophytaPrenduan Madura
Selaginellawilldenowii Spesies 7
Sorus terletak diujung terminalia
dan berwarnacoklat
Batang tegak danbersisik halus,percabanganmenyirip.
Habitat : Terestrial
Daun kecil, berwarnahijau, bulat lonjong, licin
dan agak kaku.
Gambar 4.18 Selaginella wildenowii
Gambar 4.19 Sorus Selaginellawildenowii
-
27 | PteridophytaPrenduan Madura
Selaginella willdenoviiumunya hidup di tanahterutama ditempat
yangbasah baik di dataran rendahmaupun didataran tinggi.Sedangkan
untuk daerahyang memiliki kondisi tanahyang demikian hanya
padadaerah Onggaan (pegunugan)desa Prenduan.
Tanah di desa Prenduan kebanyakan berupa tanah kapur yangkurang
subur dan kering. Selaginella willdenoviimerupakan jenis yangpaling
sedikit dengan persentasi jumlah, frekuensi, maupundominansinya.
Hal tersebut dikarenakan Selaginella willdenowiicenderung
membutuhkan membutuhkan tanah yang lembab dansubur. hasil
inventarisasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.Tabel 4.7 Hasil
perhitungan keanekargaman Selaginella willdenowii
Pemanfaatan jenis ini adalah sebagai bahan pembuatan
jamutradisonal untuk obat reumatik. Selaginella willdenovii biasa
dikenaloleh masyarakat umum dengan sebutan paku ceker ayam atau
pakurane.
Selaginella willdenowii NilaiJumlah 5Frekuensi 1% Jumlah 2%%
Frekuensi 3%% Dominansi 5%
KlasifikasiKingdom : PlantaeDivisi : LycopodiophytaKelas :
LycopodiopsidaBangsa : SelaginellalesSuku : SelaginellaceaeMarga :
SelaginellaJenis : Selaginella willdenowii
(http://www.sith.itb.ac.id/)
28 | Keanekaragaman PteridophytaPrenduan Madura
Cranbrook, E.and Edward. 1994. A Tropical Rain Forest The Nature
ofBiodiversity in Borneo at Belalong Brunai. Singapore: TheRoyal
Geogarphical Society UK and Sun Three Publishing.
Daryanti. 2009. Keanekaragaman Paku-pakuan Terestrial di
TamanWisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo. Tesis MagisterSains,
Program Studi Biologi Sekolah Pasca Sarjanah.Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Dayat, E. 2000. Studi Floristik Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di
HutanLindung Gunung Oempo Sumatera Selatan. Tesis MagisterSains,
Program Studi Biologi Program Pascasarjana InstitutPertanian Bogor,
Bogor.
Fitrya & L. Anwar. 2009. Uji Aktivitas Antikanker Secara In
Vitro denganSel Murine P-388 Senyawa Flavonoid dari Fraksi
Etilasetat AkarTumbuhan Tunjuk Langit (Helmynthostachis Zeylanica
(Linn)Hook). Jurnal Penelitian Sains No. 1(C) Vol. 12. Januari
2009.Hal. 1-4.
Hariyadi, B. 2000. Sebaran dan Keanekaragaman Jenis Tumbuhan
Pakudi Bukit Sari, Jambi, Tesis Magister Sains.Program Studi
TeknikBiologi Sekolah Pascasarjanah Institut Teknik
Bandung,Bandung.
Hasairin, A. 2003. Taksonomi Tumbuhan Rendah (Thalophyta
danKormophyta Berspora). Bahan Ajar Biologi.Unimed, Medan.
Holttum, R.E., 1966. Ferns of Malaya. A Revised Flora of Malaya.
Vol.II. Government Printing Office. Singapore
Johnson, A. 1977. A Student Guide's to the Ferns Singapore
Island.Singapore University Press.
Loveles, A. 1989. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk
DaerahTropik. Gramedia. Jakarta.
Lubis S. R. 2009. Keanekaragaman dan Pola Distribusi Tumbuhan
Pakudi Hutan Wisata Alam Taman Eden Kabupaten Toba SamosirProvinsi
Sumatera Utara. Tesis Magister Sains, Program StudiBiologi Sekolah
Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara,Medan.
Daftar Pustaka
-
29 | Keanekaragaman PteridophytaPrenduan Madura
Piggott. A. G. 1988. Ferns of Malaya in Colour. Tropical Press
SDN. BHD.Malaysia.
Sastrapradja, S. dan J. J. Afriastini. 1979. Kerabat
Paku-pakuan. Bogor:Herbarium Bogoriense LIPI.
Sastrapradja, S., J. J. Afriastini, D. Darnaedi & Elizabeth.
1980. JenisPaku Indonesia. Lembaga Biologi Nasional. Bogor.
Smith, A.R, Pryer KM, Schuettpelz E, Korall P, Schneider H, Wolf
P.G,2006. A Classification For Extant Ferns. Taxon 55:705-731.
Steenish V & Holttum RE. (1982). Flora Malesiana. London :
MartinusNijhoff/DR.W. Junk Publishers
Sunarmi & Sarwono. 2004. Inventarisasi Tumbuhan Paku di
DaerahMalang. Jurnal Berk. Penel. Hayati Vol. 10. Hal. 71-74.
Tjitrosoepomo, G. 2005. Taksonomi Tumbuhan
(Schizophyta,Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Yogyakarta:
GadjahMada University Press.
Wikipedia. 2008. Pulau Madura,
(Online),(http://www.wikipedia.co.id/Madura/, Diakses 19 juni
2013).
Wikipedia. 2012. Pteris vittata,
(Online),(http://www.wikipedia.com/Pteris_vittata/, Diakses
19desember 2013)
30 | Keanekaragaman PteridophytaPrenduan Madura
Kunci Identifikasi Pteridophyta di Desa Prenduan Kec. Pragaan
Kab.Sumenep Madura
1. a. Tumbuhan paku terestrial
................................................ 2b. Tumbuhan paku
epifit ................................................... 16
2. a. Batang bersisik
..................................................................
3b. Batang tidak bersisik
....................................................... 5
3. Daun kecil, bulat lonjong, licin dan agak kaku
.................... 44. Sorus terletak pada ujung daun ........
Selaginella willdenowii5. Sorus terletak pada permukaan bawah daun
................... 66. Sorus terletak di tepi daun
.................................................. 77. a. Tangkai
berbulu halus .....................................................
8
b. Tangkai tidak berbulu
...................................................... 98. Daun
memanjang
...............................................................
109. Tepi daun menggulung
....................................................... 1110.
Tangkai berwarna hijau kecoklatan
................................... 1211. a. Tangkai berwarna hitam
mengkilat................................ 13
b. Tangkai berwarna coklat
............................................... 1412. Sorus
berbentuk garis di sepanjang sirip daun ................... 1513.
Sorus berbentuk ginjal ............. Adiantum capillus-veneris
L.14. Sorus berbentuk agak panjang ............. Adiantum
lunulatum15. a. Susunan daun
berhadapan................................... Pteris sp.
b. Susunan daun menyebar .......................... Pteris
longifolia16. Sorus berada di bawah permukaan daun
.......................... 1717. a. Rimpang halus
...............................................................
18
b. Rimpang bersisik
........................................................... 1918.
Rimpang berbentuk seperti kepala tupai ..........................
2019. Sisik-sisik pada rimpang berwarna merah kecoklatan ......
2120. Daun berlekuk
...................................................................
2221. Daun berbentuk bundar dan bulat memanjang ...............
2322. Sorus terletak tidak
teratur................................................ 2423. Sorus
terdapat di sepertiga daun ... Pyrrosia nummularifolia24. Sorus
tersusun 2 deret .......................... Drynaria
quersifolia