1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat diibedakan dalam tiga bagian pokoknya yaitu akar, batang, dan daun. Namun demikian, pada tumbuhan paku belum dihasilkan biji. Tjitrosoepomo (2011: 219) Paku-pakuan atau pteridofita merupakan sekelompok tumbuhan yang mencakup lebih daripada 9.000 spesies. Bersama-sama dengan tumbuhan bunga, tumbuhan biji telanjang, dan kelompok-kelompok tertentu lainnya, maka paku-pakuan digolongkan ke dalam subdivisi terbesar, yaitu Pteropsida. Bab 19 dan 20 akan mencakup sifat- sifat tumbuhan pembuluh yang digolongkan ke dalam subdivisi yang lain-lain. Banyak tumbuhan subdivisi ini (Psilopsida, Lycopsida, dan Sphenopsida) sudah punah, dan bentuk-bentuk yang masih hidup tidak dikenal secara umum. Tjitrosomo (2010:107) Tumbuhan paku (Pteridophyta) dapat digolongkan sebagai tumbuhan tingkat rendah, karena meskipun tubuhnya sudah jelas mempunyai kormus, serta mempunyai sistem pembuluh tetapi blm menghasilkan biji, dan alat perkembangbiakan yang lain. Alat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas
mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat diibedakan dalam
tiga bagian pokoknya yaitu akar, batang, dan daun. Namun demikian, pada
tumbuhan paku belum dihasilkan biji. Tjitrosoepomo (2011: 219)
Paku-pakuan atau pteridofita merupakan sekelompok tumbuhan yang
mencakup lebih daripada 9.000 spesies. Bersama-sama dengan tumbuhan bunga,
tumbuhan biji telanjang, dan kelompok-kelompok tertentu lainnya, maka paku-
pakuan digolongkan ke dalam subdivisi terbesar, yaitu Pteropsida. Bab 19 dan 20
akan mencakup sifat-sifat tumbuhan pembuluh yang digolongkan ke dalam subdivisi
yang lain-lain. Banyak tumbuhan subdivisi ini (Psilopsida, Lycopsida, dan
Sphenopsida) sudah punah, dan bentuk-bentuk yang masih hidup tidak dikenal
secara umum. Tjitrosomo (2010:107)
Tumbuhan paku (Pteridophyta) dapat digolongkan sebagai tumbuhan
tingkat rendah, karena meskipun tubuhnya sudah jelas mempunyai kormus,
serta mempunyai sistem pembuluh tetapi blm menghasilkan biji, dan alat
perkembangbiakan yang lain. Alat perkembangbiakan tumbuhan paku yang
utama adalah spora. Jadi penempatan tumbuhan paku ke dalam golongan
tingkat rendah atau tinggi bisa berbeda-beda tergantung sifat yang digunakan
sebagai dasar. Jika didasarkan pada macam alat perkembangbiakannya, maka
sebagai tumbuhan berspora tergolong tumbuhan tingkat rendah. Namun, jika
didasarkan pada ada atau tidaknya sistem pembuluh, tumbuhan paku dapat
digolongkan sebagai tumbuhan tingkat tinggi karena sudah mempunyai
berkas pembuluh. Tjitrosoepomo (1994:123 ).
Meskipun tumbuhan paku mempunyai akar, batang dan daun, tetapi
untuk yang primitif daunnya masih sangat sederhana. Tumbuhan paku belum
mempunyai lamina dan masih dinamakan mikrofil. Anggota dari
2
Pteridophyta mempunyai habitus yang heterogen, dari yang berukuran kecil
sampai yang besar. Tjitrosoepomo (1994: 235).
Sebagai tumbuhan tingkat rendah, Pteridophyta lebih maju dari pada
Bryophyta karena sudah mempunyai berkas pembuluh. Sporofitnya hidup
bebas dan berumur panjang, sudah ada akar sejati, dan sebagian sudah
merupakan tumbuhan heterospor. Tjitrosoepomo (1994: 235).
Seperti halnya dengan Bryophyta, di dalam siklus hidup
Pteridophyta juga terdapat pergantian generasi. Individu yang menghasilkan
gamet diberi nama gametofit dan merupakan generasi yang haploid. Setelah
terjadi fertilisasi akan terbentuk zigot yang merupakan permulaan dari
keturunan (generasi) yang diploid. Kemudian dari sini terbentuk individu
yang diploid dan diberi nama sporofit. Sporofit merupakan individu yang
menghasilkan spora melalui pembelahan reduksi. Jadi, spora ini merupakan
permulaan dari generasi yang haploid. Dari spora ini akan terbentuk
protalium (protalus) melalui perkecambhan dari spora. Suisetijiono (2011:
35).
Perbedaannya dengan Bryophyta ialah, pada tumbuhan paku yang
dikenal sebagai tumbuhannya adalah sporofit, sedangkan pada tumbuhan
lumut, yang dikenal sebagai tumbuhannya adalah gametofit. Kemudian
beberapa tumbuhan paku ada yang bersifat heterospor sehingga dijumpai
adanya makrogametofit dan mikrogametofit. Selain dari pada itu sporofit dari
tumbuhan paku dapat hidup bebas, hanya pada tingkatan permulaan dari
pertumbuhannya saja bergantung secara fisiologis dan gametofit. Sulisetijono
( 2011: 46).
Warga tumbuhan paku amat heterogen baik ditinjau dan segi habitus
maupun cara hidupnya lebih-Iebih bila diperhititungkan pula jenis paku yang
telah punah. Ada jenis-jenis paku yang sangat kecil dengan daun-daun yang
kecil-kecil pula dengan struktur yang masih sangat sederhana ada püla yang
besr dengan daun-daun yang mencapai ukuran panjang sampai 2 m atau lebih
dengan struktur yang rumit. Tjitrosoepomo (2011: 219)
Pada Pteridophyta juga dimungkinkan terjadi penyimpangan dari
siklus hidup yang normal, yaitu adanya peristiwa apogami dan apospori.
3
Apogami ialah terbentuknya sporofit langsung dari gametofit tanpa melalui
persatuan dari gamet-gamet. Sporofit yang terjadi dari peristiwa apogami
mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan gametofit. Terjadinya
apogami disebabkan karena terbentuknya tunas pada protalium yang langsugn
tumbuh menjadi sporofit, atau karena sel telur yang tumbuh menjadi sporofit
tanpa terjadi fertilisasi terlebih dahulu (partogenesis). Peristiwa apogami ini
dapat terjadi pada jenis Dryopteris, Pteris, Adiantum, diplazium, Asplenium,
Osmunda, Lycopodium, Equisetum dan Polypodium. Sulisetijono (2011:
50).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tumbuhan paku (Pteridophyta)?
2. Bagaimana struktur tumbuhan Paku (Pteridophyta)?
3. Bagaimana klasifikasi tumbuhan lumut (Pteridophyta)?
4. Apa manfaat yang diperoleh dari tumbuhan paku (Pteridophyta)?
C. Tujuan Penyusunan Makalah
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui konsep yang benar tentang tumbuhan paku (Pteridophyta)?
2. Mengetahui struktur tumbuhan Paku (Pteridophyta)?
3. Mengetahuia klasifikasi tumbuhan lumut (Pteridophyta)?
4. Memahami manfaat yang diperoleh dari tumbuhan paku (Pteridophyta)?
5. Untuk memenuhi tugas Kelompok dalam menempuh mata kuliah Botani
4
BAB IIPEMBAHASAN
A. Pengertian Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku sudah dapat dibedakan antara akar, batang dan daun
sehingga tumbuhan paku adalah tumbuhan yang lebih tinggi
perkembangannya bila dibandingkan dengan tumbuhan lumut.
Daur hidup tumbuhan paku memperlihatkan pergiliran fase keturunan
tetapi berbeda dengan tumbuhan lumut.
Generasi yang menonjol adalah sporofitnya. Sporofit merupakan
tumbuhan paku yang memiliki system pembuluh angkut, yaitu xylem dan
floem yang gametofitnya merupakan akar talus yang disebut protalium.
Tumbuhan paku merupakan salah satu kelompok tumbuhan yang
tertua yang masih dapat dijumpai didaratan. Diduga tumbuhan paku
merupakan tumbuhan berkormus tertua yanga menghuni daratan bumi.
Tumbuhan berkormus adalah tumbuhan yang memiliki akar, batang
dan daun yang sebenarnya, artinya batang, akar dan daunnya sudah memiliki
pembuluh angkut. Daun tumbuhan paku pada umumnya merupakan daun
majemuk. Pada permukaan sebelah bawah daun tumbuhan paku dewasa
umumnya terdapat bercak berbentuk bulat/mumajang berwarna karat yaitu
sporangium.
B. Karakteristik Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku memiliki akar, batang, dan daun sejati. Batang
tumbuhan paku berada didalam tanah dan disebut rizom. Pada rizom akan
muncul akar-akar seperti rambut yang merupakan akar serabut. Dari rizom ini
juga muncul tangkai daun. Ada pula tumbuhan paku yang batangnya mirip
tumbuhan palem, yakni batangnya menjulang ke atas, misalnya paku pohon
(Cyathea sp.).
5
Daun terbagi atas dua bagian, yaitu tangkai daun dan helaian daun.
Helaian daun ada yang tunggal. Akan tetapi, umumnya merupakan daun
majemuk menyirip. Salah satu ciri tumbuhan paku adalah pada saat masih
tunas, daunnya menggulung.
Pada paku tertentu, ukuran daun tidak sama. Ada daun kecil (mikrofil)
dan ada pula daun besar (makrofil). Pada mikrofil tidak terdapat tangkai daun
dan tulang daun serta bentuk kecil atau bersisik, belum memperlihatkan
diferensiasi sel. Sedangkan makrofil daun besar, bertangkai, bertulang daun,
bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi. Daun tumbuhan paku ada yang
khusus menghasilkan spora dan disebut sporofil dan ada yang tidak
menghasilkan spora disebut tropofil. Toprofil hanya berfungsi untuk
fotosintesis. Sporofil merupakan daun yang subur. Pada adiantum (pakis) dan
suplir tidak ada daun yang berfungsi khusus. Tumbuhan paku menghasilkan
spora. Spora terdapat di dalam kotak spora atau sporangium. Sporangium-
sporangium berkumpul di dalam kotak spora atau sorus-sorus berkumpul di
helaian daun bagian bawah. Perhatikan di bagian bawah daun paku ada sederet
bentukan bulat atau oval atau tamapak seperti bulan sabit pada suplir. Jika
sudah matang akan tampak kehitaman. Bentukan itu adalah sorus. Sorus ada
yang dilindungi oleh selaput yang disebut indusium dan di dalamnya terdapat
banyak kotak spora
Akar, batang, dan daun tumbuhan paku memiliki berkas pengangkut
xylem dan floem. Xylem atau pembuluh kayu berfungsi untuk mengangkut air
dan zat hara dari tanah ke daun. Adapun floem berfungsi untuk mengangkut
hasil-hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh. Berkas pengangkut
umumnya tersusun konsentris, artinya xylem ditengah dikelilingi oleh floem.
C. Daur Hidup Pterydophyta
Tumbuhan paku atau dikenal dengan (Pterydophyta) adalah kelompok
kingdom Plantae yang secara evolusi lebih maju dibandingkan Bryophyta
(Lumut) karena sudah mempunyai jaringan pengangkut Xilem dan Floem
(Tracheophyta) , selain akarnya sudah jelas dan membentuk sistem perakaran
serabut.
6
Secara keseluruhan Paku dan Lumut mempunyai persamaan adanya
metagenesis , yaitu adanya peristiwa pergiliran keturunan dari fase sexual ke
fase asexual ke fase sexual lagi sehingga membentuk daur/cyclus.
Karakter khas pada Pteridophyta ( tumbuhan paku).
Tumbuhan paku dewasa yang dijumpai di alam merupakan fase
sporofit yang menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakan seksual.
Spora yang jatuh ditempat lembab akan tumbuh menjadi protalium atau
prothallus yang merupakan fase gametofit yang berwujud tumbuhan kecil
berupa lembaran berwarna hijau.
Fase gametofitnya lebih pendek daripada fase sporofitnya. Daur hidup
tumbuhan paku mengenal pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua fase yaitu
Fase Gametofit dan Fase Sporofit.
Tumbuhan paku yang mudah dilihat merupakan bentuk fase sporofit
karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan
protalus (prothallus) atau protalium (prothallium).
1. Protallium
Prothallium berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna
hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki rpizoid sebagai
enggantinya) tidak berbatang, tidak berdaun.
Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab.
Dari prothallium tumbuh anteridium (antheridium, organ penghasil
spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ
penghasil ovum atau sel telur).
Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media
spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang terbuahi
berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan
paku baru.
2. Tumbuhan Paku
Berupa tumbuhan yang dewasa yang berakar , berbatang dan
berdaun,daun yang muda menggulung. Daunnya ada yang berukaran besar
7
(makrofil) maupun kecil ( mikrofil ) dan ditemukan pula dau sporofil ( daun
penghasil spora) dan Tropofil (daun untuk fotosintesis yang sering pula
disebut daun steril). Daun sporofil dibagian permukaan bawahnya terdapat
sporogonium penghasil spora sehingga permukaan daun bagian bawahnya
tidak rata, karena sering dijumpai dialam tentu ia lebih lama hidupnya maka
pada paku Fase sporofit lebih dominan / lebih lama hidupnya dibandingkan
dengan fase gametofitnya yang berupa fase gametofit.
Pergiliran keturunan pada tumbuhan paku menghasilkan dua
generasi yaitu : generasi gametofit dan generasi sporofit.
1. Generasi Gametofit
Generasi gametofit ditandai dengan adanya protalium. Protalium
adalah tumbuhan paku baru yang berbentuk seperti jantung, berwarna hijau,
dan melekat pada substrat dengan rizoidnya. Protalium tidak berumur
panjang. Artinya, generasi gametofit tidak berlangsung lama.
2. Generasi Sporofit
Generasi sporofit merupakan generasi penghasil spora, yaitu berupa
tumbuhan paku itu sendiri. Spora dihasilkan oleh struktur daun khusus yang
disebut sporofil. Spora mudah menyebar diterbangkan angin. Spora yang
jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi tumbuhan baru, yaitu
berupa protalium. Generasi lebih dominan terhadap generasi sporofit.
D. Klasifikasi Tumbuhan Paku
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkannya, tumbuhan paku dapat
dibedakan atas paku homospora, paku heterospora, dan paku peralihan antara
homospora dan heterospora.
1. Tumbuhan Paku Homospora
Paku Homospora merupakan kelompok tumbuhan paku yang
menghasilkan satu macam spora berukuran sama besar.
Contoh: Lycopodium clavatum ( Paku kawat ) dan Suplir (adiantum
cuneat m)
Gametofit (n)
Sprofit (2n)
Anteredium
Spermatozoa
Ovum
ZigotTumbuhan
Paku
Sporofit
Sporangium
Protalium
Arkegonium
Spora
Spermatozoa
Zigot
Tumbuhan Paku
Mikrosporofil
Mikrosporangium
Anteredium
Mikrospora
Mikroprotalim
Arkegonium
Makrospora
Makroprotalim
Ovum
Makrosporofil
Makrosporangium
8
Gb. 1 Daur hidup paku homospora
2. Tumbuhan Paku Heterospor.
Paku Heterospora merupakan kelompok tumbuhan paku yang
menghasilkan dua macam spora dengan ukuran berbeda. Spora kecil
(mikrospora) merupakan spora berkelamin jantan, sedangkan spora besar
(makrospora) berupa spora betina.
Contohnya paku rane (Selaginella) dan semanggi (Marsilea crenata).
Spora
Protalium Betina
Arkegonium
Spora
Protalium Jantan
Anteredium
Zigot
Tumbuhan Paku
Sporofil
Sporangium
9
Gb. 2 Daur hidup paku heterospora
3. Tumbuhan paku peralihanPaku peralihan merupakan kelompok tumbuhan paku yang dapat
menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran yang sama. Akan tetapi
sebagian spora ada yang berkelamin jantan dan ada yang berkelamin betina.
Contohnya paku ekor kuda (Equisetum debile).
Gb. 3 Daur hidup paku peralihan
Berdasarkan ciri tubuhnya, tumbuhan paku diklasifikasikan menjadi
empat kelas, yaitu:
1. Kelas: Paku Purba (Psilophytinae)
Tumbuhan paku purba yang masih hidup saat ini diperkirakan hanya
tinggal 10 spesies sampai 13 spesies dari dua genus.
Paku purba hidup di daerah tropis dan subtropis.
Sporofit paku purba ada yang tidak memiliki akar sejati dan tidak
memiliki daun sejati.
Paku purba yang memilki daun pada umumnya berukuran kecil
(mikrofil) dan berbentuk sisik.
Batang paku purba bercabang dikotomi dengan tinggi mencapai 30 cm
hingga 1 m. Paku purba juga tidak memiliki pembuluh pengangkut.
10
Batang paku purba mengandung klorofil sehingga dapat melakukan
fotosintesis.
Cabang batang mengandung mikrofil dan sekumpulan sporangium yang
terdapat di sepanjang cabang batang.
Sporofil paku purba menghasilkan satu jenis spora (homospora).
Gametofitnya tidak memiliki klorofil dan mengandung anteridium dan
arkegonium. Gametofit paku purba bersimbiosis dengan jamur untuk
memperoleh nutrisi.
Psilophytinae dibagi menjadi 2 bangsa yatu:
a. Bangsa Psilophytales (paku telanjang)
Merupakan tumbuhan paku yang paling rendah rendah tingkat
perkembangannya.Yang paling sederhana masih belum berdaun dan
belum berakar, batang telah mempunyai berkaspengangkut, bercang-
cabang menggarpu dengan sporangium pada ujung cabang-cabangnya.
1) Suku Rhyniaceae : terna ini mencapai lebih kurang ½ m, batang
dalam tanah, tumbuhan horizontal, tidak mempunyai akar,
Paku ekor kuda saat ini hanya tinggal sekitar 25 spesies dari satu
genus, yaituEquisetum.
Equisetum terutama hidup pada habitat lembab di daerah subtropis.
Equisetum yang tertinggi hanya mencapai 4,5 m sedangkan rata-rata
tinggi Equisetumkurang dari 1 m.
Equisetum memiliki akar, batang, dan daun sejati.
Batangnya beruas dan pada setiap ruasnya dikelilingi daun kecil
seperti sisik.
Equisetum disebut paku ekor kuda karena bentuk batangnya seperti
ekor kuda.
Batangnya yang keras disebabkan dinding selnya mengandung silika.
Sporangium terdapat pada strobilus.
Sporangium menghasilkan satu jenis spora,
sehingga Equisetum digolongkan pada tumbuhan paku peralihan.
Gametofit Equisetum hanya berukuran beberapa milimeter tetapi
dapat melakukan fotosintesis.
Gametofitnya mengandung anteridium dan arkegonium sehingga
merupakan gametofit biseksual.
Equisetinae dibedakan dalam beberapa bangsa yaitu:
a. Bangsa Equisetales
Bangsa ini hanya terdiri dari satu suku Equisetaceae dan datu
marga Equisetum dengan lebih kurang 25 jenis saja. Tumbuhan ini
sebagian hidup di darat, dan sebagaian hidup di rawa-rawa.
Di dalam tanah tumbuhan ini mempunyai semacam rimpang yang
merayap, dengan cabang yang berdiri tegak. Biasanya cabang yang
berditi tegak itu hanya memiliki umur 1 tahun. Batang atau cabang
beralur dan berdiri atas ruas-ruas yang panjang. Pada penampang
melintang, batang kelihatan mempunyai suatu lingkaran berkas-berkas
pengangkut kolateral, dua lingkaran saluran-saluran antar sel, dan satu
16
ruang udara lisigen di pusat. Berkas pengangkut dalam sporofil
mempunyai susunan konsentris.
Sporofil tersusun dalam rangkaian yang berseling, dan karena
pendeknya ruas-ruas pendukung sporofil, maka rangkaian sporofil
terkumpul menyerupai suatu kerucut pada ujung batang.sporofil
berbentuk perisai atau meja dengan satu kaki di tengah, dengan beberapa
sporangium (5-10) berbentuk kantung pada sisi bawahnya.
Gb. 6 Equisetum arvense
A. Tunas fertil dengan rangkaian sporofil pada ujung cabang dan batang. B - C Sporofil bangun perisai engan sporangium pada sisi baah di sekeliling tangkai. D . Spora dengan haptera yang membalut spora itu (dalam keadaan lembab). E . Beberapa spora dengan haptera yang terlepas dan bergandenpn satu sama lain (dalam keadaan kering). F . Tunas steril dengan cabancabang berkarang.
Gb. 7 Equisetum fluviatile dan Equisetum arvense
b. Bangsa Sphenophyllales.
Tumbuhan dan bangsa ini hanya dikenal sebagai fosil dan
zaman Palaeo zoikum. Daun-daunnya menggarpu atau berbent uk
17
pasak dengan tulangt ulang yang bercabang menggarpu, tersusun berk
arang, dan tiap karanga n biasanya terdiri atas 6 daun. dan bangsa ini, warga yang filogenetik merupakan tumbuhan tertua mempunyai daun
yang tidak sama (heterofil).
Contoh-contoh jenis tumbuhan yang tergolong dalam suku
Calamitaceae ialah Eucalain lies multiramis, calarnostachys binn
eyana, Asierophyllites longifolius.
c. Bangsa Protoarticulatales.
Bangsa Protoarticulatales mencakup suku Rhyniaceae, yang
anggota-anggotanya dipandang sebagai nenek moyang Sphenophyllaceae
dan Calatnitaceac. Contoh Rhynia. elegans.
Equisetinae mencapai puncak perkembangannya dalam zarnan
Palaeozoikurn, yang haiupii semuanya kernudian punah kecuali marga
Equisetum yang masih kita kenal sampai sekarang. Jenis-jenis tumbuhan dan
marga Equisetum yang sekarang ada merupakan sisa dan warga Equisetum
yang dahulu lebih banyak dan Iebih meluas.
4. Kelas Filicinae (Paku Sejati)
Paku sejati mencakup jenis tumbuhan paku yang paling sering kita
lihat.
Tempat tumbuh paku sejati sebagian besar di darat pada daerah tropis
dan subtropis.
Paku sejati diperkirakan berjumlah 12.000 jenis dari kelas Filicinae.
Filicinae memiliki akar, batang, dan daun sejati.
Batang dapat berupa batang dalam (rizom) atau batang di atas
permukaan tanah.
Daun Filicinae umumnya berukuran besar dan memiliki tulang daun
bercabang.
Daun mudanya memiliki ciri khas yaitu tumbuh menggulung
(circinnatus).
Contoh jenis paku yang termasuk paku sejati (Pteropsida) yaitu
18
1. Semanggi (Marsilea crenata),
2. Paku tanduk rusa (Platycerium bifurcatum),
3. Paku sarang burung (Asplenium nidus)
4. Paku suplir (Adiantum cuneatum)
5. Paku sawah / paku air (Azolla pinnata)
6. Dicksonia antarctica.
Gb. 8 Equisetum debile
Kelas Filicinae meliputi beraneka ragam tumbuhan yang
menurut bahasa sehari-hari dikenal sebagai tumbuhan paku atau pakis
yang sebenarnya. Dan segi ekologi tumbuhan ini termasuk higrofit,
banyak tumbuh di tempat-tempat yang teduh dan lembab, sehingga di
tempat-tempat yang terbuka dapat mengalami kerusakan akibat
penyinaran yang terlalu intensif. Ditinjau dan lingkungan hidupnya,
warga kelas ini dapat dibedakan dalam 3 golongan paku, yaitu paku
tanah, paku air, dan paku epifit. Berbagai jenis menjadi penyusun
“undergrowth” dalam hutan-hutan di daerah-daerah pegunungan dan
hutan-hutan sebiropika basah.
Semua warga Filicinae mempunyai daun-daun besar
(makrofil), bertangkai, mempunyai banyak tulang-tulang. Waktu