BAB IPENDAHULUAN
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan
karakteristik peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) yang
terjadi akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
keduanya. Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi dan
secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah.
Insulin merupakan suatu hormon yang diproduksi pankreas yang
berfungsi mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur
produksi dan penyimpanannya (American Diabetes Assosiation, 2004
dalam Smeltzer&Bare, 2008). Secara klinis terdapat dua tipe DM
yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2. DM tipe 1 disebabkan karena
kurangnya insulin secara absolut akibat proses autoimun sedangkan
DM tipe 2 merupakan kasus terbanyak (90-95% dari seluruh kasus
diabetes) yang umumnya mempunyai latar belakang kelainan diawali
dengan resistensi insulin (American Council on Exercise, 2001;
Smeltzer&Bare, 2008). DM tipe 2 berlangsung lambat dan
progresif, sehingga tidak terdeteksi karena gejala yang dialami
pasien sering bersifat ringan seperti kelelahan, iritabilitas,
poliuria,polidipsi dan luka yang lama sembuh (Smeltzer&Bare,
2008). Kemampuan tubuh untuk bereaksi dengan insulin dapat menurun
pada pasien DM, keadaan ini dapat menimbulkan komplikasi baik akut
(seperti diabetes ketoasidosis dan sindrom hiperosmolar nonketotik)
maupun kronik. Komplikasi kronik biasanya terjadi dalam jangka
waktu 5-10 tahun setelah diagnosa ditegakkan (Smeltzer&Bare,
2008). Komplikasi kronik terjadi pada semua organ tubuh dengan
penyebab kematian 50% akibat penyakit jantung koroner dan 30%
akibat penyakit gagal ginjal. Selain itu, sebanyak 30% penderita
diabetes mengalami kebutaan akibat retinopati dan 10% menjalani
amputasi tungkai kaki (Medicastore, 2007). DM sudah merupakan salah
satu ancaman bagi kesehatan umat manusia pada abad 21. WHO membuat
perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah penderita diabetes di atas
umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun waktu 25
tahun kemudian jumlah tersebut akan meningkat menjadi 300 juta
orang (Suyono, 2006). Menurut data WHO, Indonesia menempati urutan
keempat terbesar dalam jumlah penderita diabetes di dunia. Pada
tahun 2000 yang lalu saja, terdapat sekitar 5,6 juta penduduk
Indonesia yang mengidap penyakit diabetes. Namun, pada tahun 2006
diperkirakan jumlah penderita diabetes di Indonesia meningkat tajam
menjadi 14 juta orang, dimana baru 50 persen yang sadar mengidapnya
dan di antara mereka baru sekitar 30 persen yang datang berobat
teratur (Medicastore, 2007). Penelitian terakhir antara tahun 2001
dan 2005 di daerah Depok (Suyono, 2006) didapatkan prevalensi DM
tipe 2 sebesar 14,7%, demikian juga di Makasar prevalensi terakhir
pada tahun 2005 mancapai 12,5%, merupakan suatu angka yang sangat
mengejutkan. Ini sesuai dengan perkiraan yang dikemukakan WHO bahwa
jumlah pengidap diabetes sebanyak 12,4 juta orang pada tahun 2025,
meningkat dua kali dibanding tahun 1995. Mengingat jumlah penderita
DM yang terus meningkat dan besarnya biaya perawatan pasien
diabetes yang terutama disebabkan oleh karena komplikasinya, maka
upaya yang paling baik adalah melakukan pencegahan. Menurut WHO
tahun 1994, upaya pencegahan dapat dilakukan dengan tiga tahap
yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier. Pencegahan primer
merupakan semua aktivitas yang ditujukan untuk mencegah timbulnya
hiperglikemia pada populasi umum misalnya dengan kampanye makanan
sehat, penyuluhan bahaya diabetes. Pencegahan sekunder yaitu
menemukan penderita DM sedini mungkin misalnya dengan tes
penyaringan sedini mungkin terutama pada populasi resiko tinggi
sehingga komplikasi tidak terjadi. Pencegahan tersier adalah semua
upaya untuk mencegah komplikasi atau kecacatan melalui penyuluhan,
maka perlu kerjasama semua pihak untuk mensukseskannya ( Suyono,
2006). Menurut American Diabetes Association (2004), komplikasi
diabetes dapat dicegah, ditunda dan diperlambat dengan
mengendalikan kadar glukosa darah. Pengelolaan diabetes yang
bertujuan untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang
normal dapat dilakukan secara nonfarmakologis dan farmakologis.
Pengelolaan nonfarmakologis meliputi pengendalian berat badan, olah
raga/latihan jasmani dan diet. Terapi farmakologis meliputi
pemberian insulin dan/atau obat hiperglikemia oral (Medicastore,
2007; Smeltzer&Bare, 2008).
14
BAB IILAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH
Identitas Pasien dan KeluargaIdentitas Pasien Nama : Ny. Marinah
Jenis kelamin: Perempuan Usia: 68 tahun Status Pernikahan: Menikah
Alamat: Dusun Krumpakan II RT 08 / RW 02 Desa Krumpakan, Kecamatan
Kajoran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah Agama: Islam Suku Bangsa:
Jawa Pendidikan: SD Pekerjaan: Buruh tani
Identitas Kepala Keluarga Nama: Tn. Rusmadi Jenis Kelamin: Laki
laki Umur: 88 tahun Status Pernikahan: Menikah Alamat: Dusun
Krumpakan II RT 08 / RW02 Desa Krumpakan, Kecamatan Kajoran,
Kabupaten Magelang, Jawa Tengah Agama: Islam Suku Bangsa: Jawa
Pendidikan: SD Pekerjaan: Buruh tani
Tabel 1. Profil Keluarga yang Tinggal Satu RumahNoNamaKedudukan
dalam KeluargaJKUmur (tahun)PendidikanPekerjaanKeterangan
1.Tn. RusmadiKKL88SDBuruh taniSehat
2.Ny. Marinah
Istri KKP68SDBuruh taniSakit
3.ArifinAnak KKL45SMABengkelSehat
4.JumirahAnak KKP42SMAPetaniSehat
5.RubingahAnak KKL40SMAPedagangSehat
6.SulasmiAnak KKP34SMAPedagangSehat
7.MasirohAnak KKP27SMABaby SisterSehat
Tabel 2. Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal
SerumahNoNamaKedudukan dalam KeluargaJKUmur
(tahun)PendidikanPekerjaanKeterangan
1.Tn. RusmadiKKL88SDBuruh taniSehat
2.Ny. Marinah
Istri KKP68SDBuruh taniSakit
3.ArifinAnak KKL45SMABengkelSehat
Keterangan :L: laki-lakiP: perempuanGambar 1. Pohon Keluarga
Laki-laki Perempuan Penderita
Resume Penyakit Dan Penatalaksanaan Yang Sudah
DilakukanAnamnesisAnamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada
tanggal 15 Oktober 2014 pukul 17.00 WIB dan dilanjutkan pada
tanggal 17 Oktober 2014 pada pukul 13.00 di rumah pasien di Dusun
Krumpakan II, desa Krumpakan, Kecamatan Kajoran, Kabupaten
Magelang. Keluhan Utama :Luka di telapak kaki yang lama sembuhnya
Riwayat Penyakit Sekarang2 bulan SMRS pasien mengeluh berat badan
menurun, berat badan semakin lama semakin menurun. Penurunan berat
badan tidak disebabkan karena pembatasan makan dan pasien mengaku
tidak sedang banyak pikiran. Pasien juga mengeluhkan lebih sering
BAK, terutama pada malam hari, 3-4x semalam. Nafsu makan meningkat
(+) dan pasien merasa cepat haus (+).1 bulan SMRS pasien tersandung
batu dan ada luka di telapak kakinya. Luka tersebut tidak kunjung
sembuh, malah semakin parah. Pasien juga merasa kakinya sering
kesemutan. Badan juga terasa lemas (+), berat badan makin turun
(+). Kemudian oleh anaknya, pasien dibawa berobat ke puskesmas, di
puskesmas diperiksa gula darah dan hasilnya 530 mg/dl, keluhan
jantung berdebar-debar disangkal dan tidak ada keluhan leher
membesar atau bola mata menonjol. Pasien dirujuk ke rumah sakit
untuk mendapat perawatan lebih lanjut. Di rumah sakit, pasien
disarankan untuk rawat inap dan dilakukan pemeriksaan gula darah
puasa, namun hasilnya pasien lupa. Pasien dikatakan menderita
diabetes mellitus dan dirawat selama 30 hari di rumah sakit.Keluhan
Tambahan :Lemas, sering haus, sering BAK pada malam hari
Riwayat Penyakit DahuluPasien mengaku tidak pernah merasakan
keluhan ini sebelumnya, riwayat sakit jantung (-), darah tinggi
(-), ginjal (-).
Riwayat Penyakit KeluargaPasien mengaku tidak memiliki keluarga
yang menderita penyakit diabetes mellitus,darah tinggi, penyakit
ginjal penyakit paru dan jantung.. Riwayat KebiasaanPasien sering
mengkonsumsi makanan manis.Makan nasi dalam porsi besar.
ASSESMENT GERIATRIA. MASALAH PSIKOLOGI DAN FUNGSI Fungsi Depresi
: Skor = 1/15, keadaan baik/tidak depresi Mini Mental Score
Examination: skor 30/30 , Normal Skor Norton : skor 20/20 (kecil
sekali/ tak terjadi) AKS : Katz A (Mandiri untuk 6 fungsi INDEKS
KATZ (Menilai AKS) No.AktivitasMandiriTergantung19-09-2014
1.BathingMemerlukan bantuan hanya pada 1 bagian tubuh (bagian
belakang / anggota tubuh yang terganggu) atau dapat melakukan
sendiriMemerlukan bantuan dalam mandi lebih dari 1 bagian tubuh dan
saat masuk serta keluar dari bak mandi / tidak dapat mandi
sendiriMandiri
2.DressingMenaruh pakaian & mengambil pakaian, memakai
pakaian, brace, & menalikan sepatu dilakukan sendiriTidak dapat
memakai pakaian sendiri atau tidak berpakaian sebagianMandiri
3.ToiletingPergi ke toilet, duduk berdiri dari kloset, memakai
pakaian dalam, membersihklan kotoran (memakai bedpan pada malam
hari saja & tidak memakai penyangga mekanik)
Memakai bedpan atau comode atau mendapat bantuan pergi ke toilet
atau memakai toiletMandiri
4.TransferingBerpindah dari dan ke tempat tidur & berpindah
dari dan ke tempat duduk (memakai atau tidak memakai alat
bantu)Tidak dapat melakukan / dengan bantuan untuk berpindah dari
& ke tempat tidur / tempat dudukMandiri
5.ContinenceBAK & BAB baikTidak dapat mengontrol sebagian /
seluruhnya dalam BAB & BAK, dengan bantuan manual /
kateterMandiri
6.FeedingMengambil makanan dari piring / yang lainnya &
memasukkan ke dalam mulut (tidak termasuk kemampuan untuk memotong
daging & menyiapkan makanan seperti mengoleskan mentega di
roti)Memerlukan bantuan untuk makan atau tidak dapat makan semuanya
atau makan per-parenteral)Mandiri
Klasifikasi menurut Indeks Katz :A: Mandiri, untuk 6 fungsiB:
Mandiri, untuk 5 fungsiC : Mandiri, kecuali bathing & 1 fungsi
lainD : Mandiri, kecuali bathing, dressing, & 1 fungsi lainE :
Mandiri, kecuali bathing, dressing, toiletting & 1 fungsi lainF
:Mandiri,kecuali bathing,dressing, toiletting, transfering & 1
fungsi lainG : Ketergantungan untuk semua 6 fungsi di atasKesan :
Katz A (Mandiri untuk 6 fungsi)
SKOR NORTON (Untuk Mengukur Risiko
Dekubitus)PenilaianSkor15-10-2014
Kondisi fisik umum :1. Baik1. Lumayan1. Buruk1. Sangat
buruk43214
Kesadaran :1. Komposmentis1. Apatis1. Konfus/soporus1.
Stupor/koma43214
Aktivitas :1. Ambulan1. Ambulan denganbantuan1. Hanya bisa
duduk1. Tiduran43
214
Mobilitas :1. Bergerak bebas1. Sedikit terbatas1. Sangat
terbatas1. Tak bisa bergerak43214
Inkontinensia :1. Tidak ada1. Kadang-kadang1. Sering
inkontinensia urin1. Inkontinensia alvi & urin432
14
Skor total20
Kategori : Skor 16-20 : kecil sekali/tak terjadi12-15 :
kemungkinan kecil terjadi< 12 : kemungkinan besar terjadiSkor :
20Kesan : kecil sekali/tak terjadi
SKALA DEPRESI GERIATRIPilihan jawaban yang paling tepat, yang
sesuai dengan perasaan anda dalam satu minggu
terakhir:Apakah...........NoApakah..10
1.Anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda? TidakYa
2.
Anda telah meninggalkan banyak kegiatan / minat / kesenangan
anda?YaTidak
3.Anda merasa kehidupan anda kosong?YaTidak
4.Anda merasa sering bosan?YaTidak
5.Anda mempunyai semangat yang baik setiap saat?TidakYa
6.
Anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada diri
anda?YaTidak
7.Anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup
anda?TidakYa
8.Anda sering merasa tidak berdaya?YaTidak
9.
Anda lebih senang tinggal di rumah daripada keluar dan
mengerjakan sesuatu yang baru?YaTidak
10.Anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya ingat anda
dibanding kebanyakan orang?YaTidak
11.
Anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini
menyenangkan?TidakYa
12.
Anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat
ini?YaTidak
13.Anda merasa anda penuh semangat?TidakYa
14.
Anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan?YaTidak
15.Anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya daripada
anda?YaTidak
Keterangan : Jawaban pasien yang bergaris bawahSkor : Hitung
jumlah jawaban yang bercetak tebal dan bergaris bawah Tiap jawaban
bercetak tebal dan bergaris bawah mempunyai nilai 1 Skor antara 1-4
menunjukkan keadaan baik/tidak depresi Skor antara 5-9 menunjukkan
kemungkinan besar depresi Skor 10 atau lebih menunjukkan
depresiSkor = 1Kesan : keadaan baik/tidak depresi
MINI MENTAL STATE EXAMINATIONMaxNilai
55( 5)( 5 )ORIENTASISekarang (hari-tanggal-bulan-tahun) berapa
dan musim apa?Sekarang kita berada dimana? (Nama rumah sakit,
jalan, nomor rumah, kota kabupaten, provinsi)
3( 3 )REGISTRASIPewawancara menyebutkan nama 3 buah
benda,misalnya : satu detik untuk tiap benda. Kemudian mintalah
respon mengulang ketiga nama benda tersebut. Ulangi hingga benar
menyebutkan.Hitung jumlah percobaan dan catat : 2 kali.
5( 5 )ATENSI DAN KALKULASIKurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk
tiap jawaban yang benar. Hentikan setelah 5jawaban. Atau disuruh
mengeja terbalik kata WAHYU (nilai diberi pada huruf yang benar
sebelum kesalahan.
3( 3 )RECALLTanyakan kembali nama tiga benda yang telah disebut
di atas. Berikan nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar.
9( 9 )BAHASA1. Apakah nama benda ini? Perlihatkan pensil atau
arloji (2 nilai)1. Ulangi kalimat berikut : JIKA TIDAK, DAN ATAU
TAPI (1 nilai)1. Laksanakanlah 3 buah perintah ini: Peganglah
selembar kertas dengan tangan kananmu, lipatlah kertas tersebut
pada pertengahan dan letakkan di lantai (3 nilai )1. Bacalah dan
laksanakanlah perintah berikut: PEJAMKAN MATA ANDA (1 nilai)1.
Tuliskanlah sebuah kalimat (1 nilai)1. Tirulah gambar ini (1 nilai
)
Jumlah skor : 17
Kategori : Skor 24-30: normal 17-23: Probable gangguan kognitif
0-16: definite gangguan kognitifSkor: 30Kesan: Normal
Pemeriksaan FisikTanggal 15 Oktober 2014 pukul 17.45 WIB di
kediaman pasienKeadaan umum: Tampak sakit ringanKesadaran: Compos
mentisTanda vital: Tekanan darah: 130/90 mmHgTB : 155 cm Nadi: 100
x/menitBB : 42 kg Suhu: 36,80 CBMI : 17,5 Pernapasan: 18x/menit
Status GeneralisKepala: Normosefali Mata: Konjungtiva anemis
(-/-), sklera ikterik (-/-) Telinga: Normotia, benjolan (-), oedem
(-), nyeri tekan (-) Hidung: Normosepti, sekret (-), deviasi septum
(-) Bibir: pucat (-), sianosis (-) Tenggorok: T1-T1, faring
hiperemis (-), granulasi (-), nyeri telan (-) Leher: Trakea di
tengah, pembesaran KGB (-/-) Thoraks:Paru - paru Inspeksi: Bentuk
dada normal, simetris, gerak thoraks pada pernafasan simetris, sama
tinggi, tidak ada bagian yang tertinggal, retraksi (-/-) Palpasi :
Gerak nafas simetris, sama tinggi, tidak ada bagian yang
tertinggal, vokal fremitus simetris, sama kuat Perkusi :Kedua
hemitoraks berbunyi sonor, peranjakan paru tidak dapat dinilai
Auskultasi :Suara napas vesikuler, rhonchi (-/-), wheezing
(-/-)
Jantung Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris, iktus kordis
terlihat pada ICS V 2 cm lateral dari garis mid klavikularis kiri
Palpasi :Iktus cordis teraba di ICS V 2 cm lateral dari garis mid
klavikularis kiri Perkusi : Tidak ada nyeri ketuk, batas jantung
kanan pada garis sternalis kiri setinggi ics IV, batas paru lambung
sekitar ics VI, batas jantung kiri setinggi ics V 2 cm garis
midklavikularis kiri, batas atas jantung kiri setinggi ics III pada
garis sternalis kiri Auskultasi :Bunyi jantung I-II reguler, murmur
(-), gallop (-)
Abdomen Inspeksi : Datar, Caput Medusae (-), Smilling umbilikus
(-) Palpasi : Supel, Nyeri tekan (-), Hepatomegali (-),
Splenomegali (-) Perkusi : Timpani, nyeri ketuk (-) Auskultasi :
Bising usus normal EkstremitasEkstremitas Superior Inspeksi :
simetris, sianosis (-/-), tidak tampak luka Palpasi : akral hangat
(+/+),edema (-/-)Ekstremitas Inferior Inspeksi : simetris, sianosis
(-/-), tidak tampak luka Palpasi : akral hangat (+/+),edema
(-/-)Hasil Laboratorium di Puskesmas Kajoran IITanggal 15 Juli 2014
GDS: 530 mg/dlTanggal 16 Juli 2014 GDP: pasien lupa
Diagnosis KerjaDiabetes Mellitus Tipe 2
Rencana Penatalaksanaan Medikamentosa : Metformin 1 x 500 mg
(p.o) Glibenklamid 1 x tablet (p.o)
Nonmedikamentosa : Diet ( jumlah, jenis, jadwal ) Gaya hidup
Hasil Penatalaksanaan MedisKeluhan pasien berkurang. Faktor
pendukung :Pasien rutin minum obat dan kontrol ke dokterFaktor
penghambat:Terkadang masih susah untuk mengatur pola makan
Indikator keberhasilanPerbaikan keadaan umum
Tabel Permasalahan Pada PasienTabel 2. Tabel Permasalahan Pada
PasienNo.Risiko & masalah kesehatanRencana pembinaanSasaran
1. Gula darah tinggiMenurunkan gula darah dengan obat dan
perbaikan pola makanPasien
2.Pola makan nasi berlebih dan konsumsi teh setelah
makanPenyusunan jadwal, jenis dan jumlah diet, serta pembatasan
konsumsi minuman manisPasien
3.Jarang melakukan aktifitas fisikPenyusunan jadwal untuk
olahraga, minimal jalan 30 menit sehariPasien
Identifikasi Fungsi Keluarga Fungsi BiologisDari wawancara
dengan penderita diperoleh keterangan bahwa penderita belum pernah
mengalami hal seperti ini sebelumnya Fungsi PsikologisPenderita
memiliki lima orang anak, anak pertama, kedua, ketiga, dan keempat
sudah berkeluarga. Penderita tinggal serumah dengan anaknya yang
terakhir yang belum menikah, namun sejak 1 tahun yang lalu anak
terakhirnya bekerja di kota dan hanya pulang 1 bulan atau 2 bulan
sekali. Rumah penderita berdekatan dengan anaknya yang keempat yang
sudah menikah. Hubungan antara penderita dengan anaknya baik.
Penderita bekerja sebagai buruh tani. Penderitamempunyai
kepribadian yang terbuka dan ramah terhadap orang lain. Fungsi
EkonomiBiaya kebutuhan sehari-hari pasien dipenuhi dariupahnya
sebagai buruh tani dengan penghasilan per bulan yang tidak tentu.
Rata-rata pendapatan perbulan sekitar Rp. 500.000 600.000. Uang
tersebut dipakai untuk kebutuhan rumah tangga seperti listrik dan
makan. Pasien tidak mempunyai ASKES untuk kesehatan. Fungsi
PendidikanPenderita bersekolah sampai SD Fungsi ReligiusPenderita
seorang Muslim dan keluarga yang lain memeluk agama Islam,
menjalankan ibadah agama secara rutin (sholat dan pengajian).
Penerapan nilai agama dalam keluarga baik. Fungsi Sosial dan
BudayaPenderita dan keluarga tinggal di desa Krumpakan di kawasan
pemukiman yang cukup padat penduduk. Penderita dan keluarga dapat
diterima dengan baik di lingkungan rumahnya. Komunikasi dengan
tetangga baik. Keluarga penderita aktif dalam kegiatan di
lingkungan seperti arisan dan pertemuan warga yang rutin dilakukan
sebulan sekali. Pola Konsumsi PenderitaFrekuensi makan besar 3x
sehari, diselingi dengan makanan ringan. Penderita biasanya makan
di rumah. Jenis makanan dalam keluarga ini bervariasi. Variasi
makanan sebagai berikut : nasi, lauk (tahu, tempe, telur), sayur
(kangkung, bayam, dll), air minum (air putih, teh, kopi). Pasien
jarang mengkonsumsi ayam, daging. Air minum berasal dari air sumber
mata air gunung.
Identifikasi Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Faktor
PerilakuPenderita bekerja sebagai buruh tani. Faktor
LingkunganTinggal dalam lingkungan yang cukup padat penduduk,
dimana kebersihan di dalam rumah cukup baik. Pencahayaan di dalam
rumah kurang dan sirkulasi udaranya pun juga kurang. Sumber air
minum berasal dari sumber mata airgunung dan dimasak terlebih
dahulu sebelum diminum. Buang air besar menggunakan jamban cemplung
di wc sendiri di luar rumah yang langsung dibuang ke septitank.
Untuk pembuangan limbah, dibuang ke got dan mengalir ke saluran
limbah, dan tersedianya tempat pembuangan sampah di luar rumah.
Faktor Sarana pelayanan kesehatanTerdapat Puskesmas Kajoran II yang
berjarak 45 tahun 2. Usia lebih muda, terutama dengan IMT > 23
kg/m2 yang disertai dengan faktor risiko: kebiasaan tidak aktif
turunan pertama dan orang tua dengan DM riwayat melahirkan bayi
dengan BB lahir bayi > 4000 gram, atau riwayat DM-gestasional
hipertensi (140/90 mmHg) kolesterol HDL < 35 mg/dL dan atau
trigliserida 250 mg/dL menderita polycyctic ovarial syndrome (PCOS)
atau keadaan klinis lain yang terkait dengan resistensi insulin
adanya riwayat toleransi glukosa yang terganggu (TGT) atau glukosa
darah puasa terganggu (GDPT) sebelumnya memiliki riwayat penyakit
kardiovaskular.Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan melalui
pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu atau kadar glukosa darah
puasa, kemudian dapat diikuti dengan tes tolerasi glukosa oral
(TTGO) standar. Pemeriksaan penyaring untuk tujuan (skrining masal)
tidak dianjurkan mengingat biaya yang mahal, serta pada umumnya
tidak dengan rencana tindak lanjut bagi mereka yang diketemukan ada
kelaianan. Pemeriksaan penyaring juga dianjurkan dikerjakan pada
saat pemeriksaan untuk penyakit Lain atau general check up. Kadar
glukosa darah sewaktu dan glukosa darah puasa sebagai patokan
penyaring dapat dilihat pada table 3.
Tabel 6. Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan
penyaring dan diagnosis DM (mg/dL)Bukan DMBelum pasti DMDM
KadarPlasma vena