KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Alah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nyalah maka Jurnal TEKNOMATIKA Volume 6 Nomor 1 ini dapat kami terbitkan. Pada terbitan edisi ini kami menyajikan berbagai tulisan tentang informatika dan komputer dalam ruang lingkup yang luas. Dalam edisi ini para pembaca akan dapat menyimak tulisan-tulisan sebagai berikut: Evaluasi Keperilakuan Pengguna Terhadap Penerimaan Sistem Informasi (Studi Kasus di Bethesda), Aplikasi Pencarian Rute Dinamis Menggunakan Algoritma A-Star dan Twitter API, Penggunaan TOGAF ADM untuk Merancang Blueprint SI/TI di Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, Strategi untuk Meraih Keunggulan Kompetitif dalam E-Business (Studi Kasus pada Amazon.Com), Pengembangan Aplikasi Domotic Berbasis Arsitektur Berorientasi Layanan dengan Android SDK sebagai Nilai Tambah Layanan Berbasis Internet, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Surat Kabar Online, serta Konversi Data ke Format DNA dan Perbandingan Hasil Kompresinya Menggunakan GenCompress Terhadap WinRAR. Semoga apa yang kami sajikan dalam edisi ini dapat menjadi referensi para peminat bidang-bidang terkait dan bisa memberi manfaat dalam arti seluas- luasnya kepada para pembaca. Tidak lupa kami berharap saran, kritik serta tulisan dari para pembaca untuk peningkatan penerbitan edisi selanjutnya.
105
Embed
KATA PENGANTAR - Jurnal Teknomatikateknomatika.stmikayani.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/... · Kemudahan yang efeknya tentu akan meningkatkan kinerja dan produktivitas. ... masing
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Alah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nyalah maka Jurnal TEKNOMATIKA Volume 6 Nomor 1 ini dapat kami
terbitkan. Pada terbitan edisi ini kami menyajikan berbagai tulisan tentang
informatika dan komputer dalam ruang lingkup yang luas.
Dalam edisi ini para pembaca akan dapat menyimak tulisan-tulisan
sebagai berikut: Evaluasi Keperilakuan Pengguna Terhadap Penerimaan Sistem
Informasi (Studi Kasus di Bethesda), Aplikasi Pencarian Rute Dinamis
Menggunakan Algoritma A-Star dan Twitter API, Penggunaan TOGAF ADM
untuk Merancang Blueprint SI/TI di Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
Tengah, Strategi untuk Meraih Keunggulan Kompetitif dalam E-Business (Studi
Kasus pada Amazon.Com), Pengembangan Aplikasi Domotic Berbasis Arsitektur
Berorientasi Layanan dengan Android SDK sebagai Nilai Tambah Layanan
Berbasis Internet, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Surat
Kabar Online, serta Konversi Data ke Format DNA dan Perbandingan Hasil
Kompresinya Menggunakan GenCompress Terhadap WinRAR.
Semoga apa yang kami sajikan dalam edisi ini dapat menjadi referensi
para peminat bidang-bidang terkait dan bisa memberi manfaat dalam arti seluas-
luasnya kepada para pembaca. Tidak lupa kami berharap saran, kritik serta
tulisan dari para pembaca untuk peningkatan penerbitan edisi selanjutnya.
ISSN: 1979-7656
TEKNOMATIKA Vol. 6 No. 1 Juli 2013
DAFTAR ISI
Evaluasi Keperilakuan Pengguna Terhadap Penerimaan Sistem Informasi (Studi Kasus di Bethesda) (Andhika Giri Persada, Eko Nugroho, Dani Adhipta) 1 - 18
Aplikasi Pencarian Rute Dinamis Menggunakan Algoritma A-Star dan Twitter API (Chandra Kusuma Dewa) 19 - 28
Penggunaan TOGAF ADM untuk Merancang Blueprint SI/TI di Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah (Nova Noor Kamala Sari, Ema Utami, Armadyah Amborowati) 29 - 46
Strategi untuk Meraih Keunggulan Kompetitif dalam E-Business, Studi Kasus pada Amazon.com (Arif Himawan) 47 - 60
Pengembangan Aplikasi Domotic Berbasis Arsitektur Berorientasi Layanan dengan Android SDK sebagai Nilai Tambah Layanan Berbasis Internet (Widy Agung Priasmoro, Widyawan, Bimo Sunarfri Hantono) 61 - 70
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Surat Kabar Online (Sigit Pambudi, Abdul Kadir, I Wayan Mustika) 71 - 88
Konversi Data ke Format DNA dan Perbandingan Hasil Kompresinya Menggunakan GenCompress terhadap WinRAR (Heilbert Armando Mapaly, Teguh B. Adji, Noor A. Setiawan) 89 - 101
1
EVALUASI KEPERILAKUAN PENGGUNA TERHADAP PENERIMAAN SISTEM INFORMASI (STUDI KASUS DI BETHESDA)
Andhika Giri Persada, Eko Nugroho, Dani Adhipta
Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Banyak institusi berusaha untuk terus meningkatkan kualitas layanan mereka. Kualitas tersebut salah satunya dengan meningkatkan layanan sistem informasi. Namun, benarkah layanan berupa teknologi canggih akan berjalan linier dengan kemudahan yang didapatkan pengguna sistem informasi. Kemudahan yang efeknya tentu akan meningkatkan kinerja dan produktivitas. Menurut beberapa penelitian sebelumnya mengenai hubungan antara sistem informasi dengan kinerja pengguna, banyak kesimpulan yang menyatakan bahwa kecanggihan sistem informasi tidak berjalan linear dengan kemudahan penggunaan. Kecanggihan sistem informasi akan linier dengan kemudahan penggunaan jika sistem informasi memang dirancang berdasar pada kebutuhan pengguna.
Sikap mental pengguna ketika menggunakan sistem informasi menjadi faktor penentu. Sikap mental tersebut menjadi tugas institusi guna meyakinkan pengguna dalam memandang sistem informasi. Sehingga penerapan sistem informasi tidak hanya menjadi keunggulan layanan bagi institusi, tetapi juga menjadi sarana bagi pengguna dalam menunjang kinerjanya. Penelitian yang akan dilakukan mengambil studi kasus di RS. Bethesda. Sebagai gambaran awal bahwa RS. Bethesda memiliki duapuluh sistem informasi terintegrasi yang terbagi ke dalam masing-masing divisi dengan karyawan mencapai lebih dari seribu orang. Penelitian akan memberikan evaluasi terhadap jalannya sistem informasi dari perspektif pengguna. Penelitian akan menggunakan model beraspek keperilakuan pengguna. Model terbaru yang merupakan perbaikan dan gabungan dari model sebelumnya adalah UTAUT. Penelitian akan berusaha menjawab hipotesis yang dihasilkan berdasarkan literatur mengenai hubungan antara pengguna dengan sistem informasi. Lebih luas lagi diharapkan akan memberi gambaran bagaimana sistem informasi yang ideal dari sisi keperilakuan penggunanya.
Kata Kunci: kemudahan penggunaan, sistem informasi, psikologi dalam sistem informasi, SI Bethesda, UTAUT.
1. Pendahuluan
Mengesampingkan aspek teknikal dari dalam pembahasan mengenai
evaluasi terhadap sistem informasi, keberhasilan penggunaan sistem informasi
dapat ditentukan oleh keperilakuan pengguna sistem informasi itu sendiri.
Keperilakuan pengguna memiliki peranan dalam menentukan keberhasilan
penerapan sistem informasi. Namun masih kurang mendapat perhatian lebih
dalam pengembangan maupun evaluasi terhadap sistem informasi (Williams, et
al., 2005). Dalam penelitian yang dilakukan membahas keperilakuan pengguna
efficacy), SE2 (self-efficacy), SI2 (social influence), SI3 (social influence), dan
UB1 (use behavior) tidak memenuhi uji validitas konvergen karena nilainya
berada di bawah 0,7 sehingga harus dihapus.
Uji coba validitas dilakukan untuk kedua kali tanpa sembilan indikator
yang telah dihapus. Hasil tes kedua menggambarkan bahwa semua variabel
yang diuji telah valid secara konvergen berdasarkan nilai loading factor di atas
0,7.
Validitas Diskriminan
Pengukuran validitas diskriminan dapat dilihat berdasarkan cross loading
pengukuran dibandingkan dengan konstruknya. Pengukuran dikatakan valid jika
hubungan antar indikator dengan konstruknya lebih besar dari pada hubungan
dengan konstruk lainnya. Pengukuran dilakukan terhadap indikator yang telah
dinyatakan valid melalui tes konvergen sebelumnya.
Semua indikator yang mengarah pada konstruknya memiliki nilai lebih
besar dibanding dengan indikator yang mengarah kepada konstruk lain.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua indikator dinyatakan valid secara
diskriminan.
ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 13
Evaluasi Keperilakuan Pengguna ........................................ Andhika Giri Persada
7.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dapat diukur menggunakan uji cronbach’s alpha dan
composite reliability. Dalam penelitian ini metode pengujian reliabilitas akan
menggunakan composite reliability karena lebih baik dalam mengestimasi
konsistensi internal suatu konstruk (Salisbury, et al., 1992).
Uji reliabilitas menggunakan composite reliability harus lebih besar dari
0,7 meskipun dikatakan bahwa 0,6 sudah cukup mewakili suatu konstruk
dikatakan reliabel (Hair, et al., 2006). Dari perhitungan statistik composite
reliability menunjukkan bahwa semua indikator yang diuji bernilai diatas 0,7
sehingga dapat dikatakan bahwa semua indikator dikatakan reliabel.
7.3 Pengujian Model Struktural
Model struktural digunakan untuk melihat hubungan antar konstruk dalam
penelitian beserta nilai signifikansinya. Model struktural dapat dilihat melalui uji t-
table setiap path. Nilai signifikansi antar path dapat dilihat dalam kolom t-
statistics di dalam Tabel. Nilai dianggap berhubungan jika memiliki nilai di atas
1,96. Penentuan angka 1,96 dihitung berdasarkan tingkat keyakinan sebesar 95
persen, sehingga error yang kemungkinan terjadi maksimal bernilai 5 persen
atau dalam Tabel-t bernilai 1,96.
Tabel 2 Hasil perhitungan t-statistics
Hipotesis T Statistics (|O/STERR|)
ANX BI 2,5278
BI UB 17,5308
CM BI 4,9084
EE BI 8,978
EE PE 12,8233
FC UB 1,9411
PE BI 1,6307
SE BI 12,9309
SI BI 3,3811
Hasil dari pengujian pada kolom t-statistics di Tabel 2 menunjukkan
bahwa hubungan antara ANX (anxiety) ke BI (behavioral intention), BI
(behavioral intention) ke UB (use behavior), CM (compatibility) ke BI (behavioral
intention), EE (effort expectancy) ke BI (behavioral intention), EE (effort
expectancy) ke PE (performance expectancy), SE (self-efficacy) ke BI
(behavioral intention), dan SI (social influence) ke BI (behavioral intention)
14 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Andhika Giri Persada ........................................ Evaluasi Keperilakuan Pengguna
dikatakan berhubungan karena bernilai diatas 1,96. Sedangkan antara FC
(facilitating condition) ke UB (use behavior) dan PE (performance expectancy) ke
BI (behavioral intention) tidak berhubungan karena memiliki nilai signifikansi di
bawah 1,96.
Berdasarkan hasil pengolahan dalam Tabel 2, maka hasil uji untuk
masing-masing hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa “performance expectancy
berpengaruh terhadap behavioral intention” adalah tidak terbukti. Hal
tersebut dapat dilihat dari koefisien t-statistics bernilai 1,6307 atau di
bawah batas minimal diterima hipotesis sebesar 1,96. Kesimpulan dari
perhitungan pada kolom t-statistics menggambarkan bahwa tingkat
keyakinan pengguna bahwa sistem informasi akan mampu meningkatkan
kinerjanya masih belum mampu mempengaruhi niat menggunakan sistem
informasi. Pihak Bethesda beranggapan bahwa kecenderungan
ditolaknya hipotesis ini disebabkan oleh penggunaan sistem informasi di
sebagian divisi yang tidak murni harus menggunakan sistem informasi
dalam menyelesaikan tugas. Sehingga mereka beranggapan bahwa
tanpa menggunakan sistem informasi sekalipun mereka dapat
menyelesaikan tugas.
2. Hipotesis kedua yang menyatakan “effort expectancy berpengaruh
terhadap performace expectancy” adalah terbukti. Dapat dilihat dari kolom
t-statistics bernilai 12,8233 dimana sangat signifikan melampaui batas
minimal senilai 1,96. Hal tersebut menggambarkan bahwa tingkat
kemudahan penggunaan sistem informasi yang dirasakan pengguna akan
berpengaruh terhadap keyakinan pengguna menggunakan sistem
informasi guna meningkatkan performa kerjanya.
3. Hipotesis ketiga menyatakan bahwa “effort expectancy berpengaruh
terhadap behavioral intention”. Hipotesis di atas terbukti jika melihat pada
kolom t-statistics pada Tabel 4.1 bernilai 8,978. Kesimpulan dari hipotesis
yang terbukti menggambarkan bahwa tingkat kemudahan yang dirasakan
dalam penggunaan sistem informasi akan berpengaruh signifikan
terhadap niatan pengguna menggunakan sistem informasi.
4. Hipotesis keempat yang menyatakan bahwa “social influences
berpengaruh terhadap behavioral intention” terbukti dengan nilai t-
statistics 3,3811. Kesimpulan dari diterimanya hipotesis ini adalah
ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 15
Evaluasi Keperilakuan Pengguna ........................................ Andhika Giri Persada
bagaimana pengaruh rekan dan lingkungan kerja akan memberikan
pengaruh terhadap niatan untuk lebih mengoptimalkan penggunaan
sistem informasi.
5. Hipotesis kelima menyatakan bahwa “facilitating condition berpengaruh
terhadap use behavior” tidak terbukti. Dari t-value memperlihatkan nilai
1,9411 atau di bawah standar minimal 1,96. Artinya bahwa facilitating
condition tidak berpengaruh terhadap use behavior. Hal ini
menggambarkan bahwa fasilitas yang disediakan institusi guna
kenyamanan penggunaan sistem informasi belum mampu mempengaruhi
kesadaran pengguna dalam menggunakan sistem informasi. Faktor gap
(jarak) antara pengguna lama dan pengguna baru ditengarai
menyebabkan kesenjangan antara harapan pengguna terhadap sistem
informasi dengan layanan dari institusi. Menurut pihak Bethesda
pengguna baru cenderung lebih mudah menerima sistem informasi
dibanding pengguna lama.
6. Hipotesis keenam yang menyatakan “compatibility berpengaruh terhadap
use behavior” terbukti. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai t-value sebesar
4,9084. Kesimpulan dari hasil perhitungan tersebut adalah kesesuaian
tugas dari masing-masing pengguna dapat digambarkan dengan baik
ketika mereka menggunakan sistem informasi. Sistem informasi menjadi
media mereka mengeksplorasi diri lebih karena beranggapan bahwa
sistem informasi yang ada sejalan dengan gambaran diri dan tugas
mereka.
7. Hipotesis ketujuh yang menyatakan “self-efficacy berpengaruh terhadap
behavioral intention” terbukti. Dari perhitungan t-value dihasilkan nilai
12,9309 yang berarti angka tersebut signifikan di atas batas minimal
sebesar 1,96. Kesimpulan dari hasil tersebut menggambarkan bahwa
penilaian terhadap kemampuan diri dari masing-masing individu sangat
mempengaruhi terhadap niatan menggunakan sistem informasi.
8. Hipotesis ke delapan menyatakan bahwa “anxiety berpengaruh terhadap
behavioral intention” terbukti. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai t-value
2,5278 memenuhi syarat batas minimal 1,96 sehingga dapat dikatakan
bahwa anxiety atau kecemasan pengguna akan menghasilkan kehati-
hatian dalam penggunaan sistem informasi yang secara tidak langsung
meningkatkan niatan dalam menggunakan sistem informasi.
16 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Andhika Giri Persada ........................................ Evaluasi Keperilakuan Pengguna
9. Hipotesis kesembilan menyatakan “behavioral intention berpengaruh
terhadap use behavior” terbukti dan dapat dilihat dari nilai t-value 17,5308
yang melebihi batas minimal 1,96. Hal tersebut menggambarkan bahwa
niatan atau reaksi perasaan menyeluruh dari individu berpengaruh
terhadap penggunaan sistem informasi.
8. Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian menjawab hipotesis mengenai hubungan
antar individu pengguna sebagai subyek dengan sistem informasi sebagai obyek.
Hubungan dalam hipotesis tersebut antara lain:
1. Kemudahan penggunaan akan berpengaruh terhadap keyakinan
pengguna bahwa sistem informasi akan mampu meningkatkan
kinerjanya. Namun, keyakinan bahwa sistem informasi akan
meningkatkan kinerjanya justru tidak memiliki hubungan dengan niatan
seseorang untuk menggunakannya.
2. Tingkat kemudahan penggunaan akan mempengaruhi niatan pengguna
menggunakan sistem informasi.
3. Faktor-faktor yang datang dari luar seperti lingkungan kerja, rekan kerja
yang kondusif akan mempengaruhi niatan seseorang menggunakan
sistem informasi.
4. Kondisi berbeda berupa dukungan pihak terkait terhadap penerapan
sistem informasi dimana belum mampu memberikan kesadaran dalam
menggunakan sistem informasi terhadap penggunanya.
5. Kesesuaian terhadap diri, kecemasan diri, dan kemampuan menilai diri
sendiri merupakan tiga faktor dari dalam diri masing-masing pengguna
yang berpengaruh terhadap niatan menggunakan sistem informasi.
6. Niatan pengguna, berupa niat yang murni datang dari dalam diri maupun
dari pengaruh luar, memiliki hubungan terhadap kesadaran menggunakan
sistem informasi.
ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 17
Evaluasi Keperilakuan Pengguna ........................................ Andhika Giri Persada
Daftar Pustaka
Ajzen, I., 1991. The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processes, 50(2), pp. 179-211.
Bandura, A., 1997. Self-Efficacy: The Exercise of Control. New York: Freeman.
Davis, F. D., 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly, 13(3), pp. 319-340.
Davis, F. D., Bagozzi, R. P. & Warshaw, P. R., 1992. Extrinsic and Intrinsic Motivation to Use Computers in the Workplace. Journal of Applied Social Psychology, 22(14), pp. 1111-1132.
Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., Anderson, R. E. & Tatham, R. L., 2006. Multivariate Data Analysis (6ed). New Jersey: Prentice Hall.
Hsu, M. H. & Chiu, C. M., 2004. Predicting Electronic Service Continuance with A Decomposed Theory of Planned Behaviour. Behaviour & Information Technology, 23(5), pp. 359-373.
Husein, M.F. & Wibowo, A., 2000. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Jogiyanto, H. M., 2008. Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta: Andi Offset.
Jong, D. & Wang, T. S., 2009. Student Acceptance of Web-Based Learning System. Proceeding. The 2009 International Symposium on Web Information Systems and Applications (WISA'09), Nanchang, People Republic of China, pp. 533-53.
Joshi, K., 1991. A Model of Users' Perspective On Change: The Case of Information Systems Technology Implementation. MIS Quarterly, 15(2), pp. 229-242.
Lapointe, L. & Rivard, S., 2005. A Multilevel Model of Resistance to Information Technology Implementation. MIS Quarterly, 29(3), pp. 461-491.
Marchewka, J. T., Liu, C. & Kostiwa, K., 2007. An Application of the UTAUT Model for Understanding Student Perceptions Using Course Management Software. Communications of the IIMA, 7(2), pp. 93-104.
Moore, G. C. & Benbasat, I., 1991. Development of An Instrument to Measure the Perceptions of Adopting an Information Technology Innovation. Information Systems Research, 2(3), pp. 192-222.
Oswari, T., Suhendra, E. S. & Harmoni, A., 2008. Model Perilaku Penerimaan Teknologi Informasi: Pengaruh Variabel Prediktor, Moderating Effect, Dampak Penggunaan Teknologi Informasi terhadap Produktivitas dan Kinerja Usaha Kecil. Proceeding. Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2008), Universitas Gunadarma, Depok, pp. 57-64.
18 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Andhika Giri Persada ........................................ Evaluasi Keperilakuan Pengguna
Salisbury, W. D., Chin, W. W., Gopal, A. & Newsted, P. R., 2002. Research Report: Better Theory Through Measurement-Developing a Scale to Capture Consensus on Appropriation. Information Systems Research, 13(1), pp. 91-103.
Schaper, L. K. & Pervan, G. P., 2007. ICT and OTs: A Model of Information and Communication Technology Acceptance and Utilisation by Occupational Therapists. International Journal of Medical Informatics, 76, S212-S221.
Soanes, C. & Stevenson, A. (Eds.), 2004. Concise Oxford English Dictionary (Vol. 11). Oxford: Oxford University Press.
Taylor, S. & Todd, P. A., 1995. Understanding Information Technology Usage: A Test of Competing Models. Information Systems Research, 6(2), 144-176.
Thompson, R. L., Higgins, C. A. & Howell, J. M., 1991. Personal Computing: Toward A Conceptual Model of Utilization. MIS Quarterly, 15(1), pp. 125-143.
Van Dijk, J. A., Peters, O. & Ebbers, W., 2008. Explaining the Acceptance and Use of Government Internet Services: A Multivariate Analysis of 2006 Survey Data in the Netherlands. Government Information Quarterly, 25(3), pp. 379-399.
Venkatesh, V., Morris, M. G., Davis, G. B. & Davis, F. D., 2003. User Acceptance of Information Technology: Toward A Unified View. MIS Quarterly, 27(3), pp. 425-478.
Williams, R., Stewart, J. K. & Slack, R. S., 2005. Social Learning in Technological Innovation: Experimenting with Information and Communication Technologies. Cheltenham : Edward Elgar Publishing.
19
APLIKASI PENCARIAN RUTE DINAMIS MENGGUNAKAN ALGORITMA A-STAR DAN TWITTER API
Chandra Kusuma Dewa
Program Studi Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia
Algoritma A-Star merupakan algoritma yang umum digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pencarian rute terpendek. Meskipun algoritma tersebut sudah lebih baik jika dibandingkan dengan algoritma Dijkstra karena sudah melibatkan fungsi heuristik dalam proses pencariannya, algoritma ini tetap tidak mempertimbangkan faktor kondisi untuk tiap-tiap alternatif rute yang akan dilewati.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penelitian ini mencoba mengkombinasikan algoritma A-Star dengan layanan Twitter API. Dengan kombinasi ini, proses pencarian rute terpendek tidak hanya menggunakan fungsi heuristik saja, tetapi juga mempertimbangkan faktor kondisi tiap-tiap alternatif rute yang akan dilewati dengan memanfaatkan data yang didapatkan dari media sosial sehingga proses pencarian rute akan menjadi dinamis.
Hasil penelitian berupa aplikasi simulasi pencarian rute yang dihubungkan dengan akun Twitter melalui Twitter API. Sembarang user dapat melaporkan kondisi rute alternatif kepada aplikasi dengan cara melakukan mention terhadap akun Twitter milik aplikasi. Nantinya, aplikasi akan menggunakan data dari mention user tersebut sebagai bahan pertimbangan untuk proses pencarian rute.
Kata Kunci: Algoritma A-Star, Twitter API, Pencarian Rute Dinamis.
1. Pendahuluan
Pencarian rute (path-finding) merupakan sebuah permasalahan
bagaimana menentukan rute terpendek dari sekumpulan alternatif rute-rute yang
dapat ditempuh dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Salah satu algoritma yang
umum digunakan untuk pemecahan permasalahan ini diantaranya adalah
algoritma A-Star (Hart dkk, 1968). Berbeda dengan algoritma pendahulunya,
yakni algoritma Dijkstra (Dijkstra, 1959), algoritma yang mulai diperkenalkan
pada tahun 1969 ini merupakan algoritma pencarian dengan memanfaatkan
fungsi heuristik untuk menghitung efisiensi solusi optimal (Pugas dkk, 2011).
Fungsi heuristik sendiri dapat diartikan sebagai sebuah fungsi yang
mengembalikan sebuah nilai yang merupakan estimasi dari suatu solusi tertentu
(Suyanto, 2007).
Algoritma A-Star menggunakan sebuah faktor acuan untuk mencari solusi
terbaik dari sekumpulan alternatif solusi yang mungkin muncul. Dalam hal ini,
setiap solusi dinilai dengan total jarak suatu titik awal dengan titik tujuan. Sebuah
Asur, S. & Huberman, B. A., 2010. Predicting the Future with Social Media. Proceeding. The 2010 IEEE/WIC/ACM International Conference on Web Intelligence and Intelligent Agent Technology (WI-IAT), 1, pp. 492-499.
Bakshy, E., Hofman, J. M., Mason, W. A. & Watts, D. J., 2011. Everyone's An Influencer: Quantifying Influence on Twitter. Proceeding. The Fourth ACM International Conference on Web Search and Data Mining, Hong Kong, pp. 65-74.
Dijkstra, E. W., 1959. A Note on Two Problems in Connexion with Graphs. Numerische Mathematik, 1(1), pp. 269-271.
Eranki, R., 2002. Pathfinding Using A* (A-Star). [Online] Available at: http://web. mit.edu/eranki/www/tutorials/search/ [Accessed 16/5/2013].
Fielding, R. T., 2000. Architectural Styles and the Design of Network-Based Software Architectures. Disertasi. Irvine: University of California.
Hart, P. E., Nilsson, N. J. & Raphael, B., 1968. A Formal Basis for the Heuristic Determination of Minimum Cost Paths. IEEE Transactions on Systems Science and Cybernetics, 4(2), pp. 100-107.
Kopecky, J., Gomadam, K. & Vitvar, T., 2008. hRESTS: An HTML Microformat for Describing RESTful Web Services. Proceeding. The 2008 IEEE/WIC/ACM International Conference on Web Intelligence and Intelligence Agent Technology (WI-IAT'08), Sydney, 1, pp. 619-625.
Kusumadewi, S., 2003. Artificial Intelligence: Teknik dan Aplikasinya. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
Kwak, H., Lee, C., Park, H. & Moon, S., 2010. What is Twitter, A Social Network or A News Media?. Proceeding. The 19th International Conference on World Wide Web, Raleigh, pp. 591-600.
Pugas, D. O., Somantri, M. & Satoto, K. I., 2011. Pencarian Rute Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra dan Astar (A*) pada SIG Berbasis Web untuk Pemetaan Pariwisata Kota Sawahlunto. TRANSMISI, 13(1), pp. 27-32.
Richardson, L. & Ruby, S., 2007. RESTful Web Services. California: O’Reilly Media, Inc.
Russel, S. J. & Norvig, P., 1995. Artificial Intelligence: A Modern Approach. New Jersey: Prentice Hall International, Inc.
Semiocast, 2012. Twitter Reaches Half a Billion Accounts More Than 140 Millions in the U.S. [Online] Available at: http://semiocast.com/en/ publications/2012_07_30_Twitter_reaches_half_a_billion_accounts_140m_in_the_US [Accessed 16/5/2013].
28 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Tsai, B., 2009. Introduction to The A-Star Algorithm. [Online] Available at: http://upe.acm.jhu.edu/websites/Benny_Tsai/Introduction%20to%20AStar.htm [Accessed 14/5/2013].
29
PENGGUNAAN TOGAF ADM UNTUK MERANCANG BLUEPRINT SI/TI DI DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Nova Noor Kamala Sari, Ema Utami, Armadyah Amborowati
Magister Teknik Informatika, Program Pasca Sarjana STMIK AMIKOM Yogyakarta
Pengelolaan sumberdaya manusia kesehatan sangatlah vital bagi penyediaan layanan kesehatan di semua tempat. SI/TI diadopsi untuk mengoptimalkan pegelolaan tersebut. Namun terdapat ketidaksesuaian antara aplikasi yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan dengan kebutuhan aplikasi SI/TI di lapangan. Diperlukan blueprint yang mampu memetakan portofolio saat ini dan solusi SI/TI yang dituju, untuk mensinergikan kebijakan strategis di lingkungan dinas kesehatan, untuk itulah diadopsi Enterprise Architecture (EA). Perencanaan EA ini akan menggunakan pendekatan TOGAF ADM digabungkan dengan framework Ward & Peppard pada tahapan Business Architecture. Analisis yang digunakan antara lain SWOT, Value Chain, CSF dan 5 Daya Porter. Pengumpulan data menggunakan Participatory Action Research (PAR) untuk mendapatkan hasil yang lebih valid dan up to date. Adapun tahapan TOGAF ADM yang dilalui adalah tahapan Architecture Vision, Business Arsitecture, Information System Architecture, Technology Architecture, dan Oppurtinities and Solution. Hasil penelitian adalah blueprint awal yang dapat digunakan sebagai portofolio dan pedoman awal pengembangan blueprint SI/TI keseluruhan di lingkungan Kantor Dinkes Prov. Kalteng.
Kata Kunci: Blueprint, TOGAF ADM, Ward & Peppard, Action Research, Dinas Kesehatan.
1. Pendahuluan
Penyebab utama dari kegagalan suatu organisasi dalam menerapkan
SI/TI adalah kurangnya perencanaan yang matang terhadap implementasi SI/TI.
Perencanaan implementasi SI/TI harus diselaraskan antara strategis SI/TI dan
strategi bisnis organisasi (Ward dan Peppard, 2002). Perencanaan strategis
(renstra) SI/TI mutlak diperlukan oleh setiap organisasi yang akan memanfaatkan
SI/TI. Dokumen renstra ini selanjutnya akan menjadi acuan dalam melakukan
investasi SI/TI. Tanpa renstra yang jelas, maka investasi SI/TI yang hendak
dilakukan akan berjalan tanpa arah dan memberikan kontribusi yang tidak
maksimal serta tidak selaras dengan tujuan yang ingin diraih (Tambotoh, 2010).
Keselarasan penerapan SI/TI dengan kebutuhan organisasi hanya
mampu dijawab dengan memperhatikan faktor integrasi di dalam pengembangan
SI/TI, tujuan integrasi yang sebenarnya adalah untuk mengurangi kesenjangan
yang terjadi dalam proses pengembangan SI/TI. Dalam menurunkan
kesenjangan tersebut, diperlukan sebuah kerangka kerja dalam merencanakan,
32 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Nova Noor Kamala Sari ... Penggunaan TOGAF ADM untuk Merancang Blueprint
1. Fase preliminary: framework and priciples
2. Fase requirements management
a. Architecture Vision
b. Business Architecture
c. Information System Architecture
d. Technology Architecture
e. Opportunities and Solution
f. Migration Planning
g. Implementation Governance
h. Architecture Change Management
3. Metode Perencanaan Strategis SI/TI versi Ward & Peppard
Pendekatan metode Ward & Peppard (2002) menyediakan analisis
mendalam mengenai perencanaan strategis sebuah organisasi terutama pada
bagian lingkungan bisnis. Model ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu: masukan,
keluaran dan aktifitas utama.
1. Masukan terdiri atas:
a. Lingkungan bisnis internal: Strategi bisnis yang sedang
digunakan, tujuan, sumberdaya, proses-proses dan budaya dan
nilai dari bisnis.
b. Lingkungan bisnis eksternal: Iklim ekonomi, industri dan kompetisi
di dalam organisasi.
c. Lingkungan TI internal: perspektif TI dalam organisasi saat ini,
kematangan, cakupan bisnis dan kontribusi untuk mencapai tujuan
organisasi, kemampuan, sumberdaya, dan infrastruktur teknologi.
Portofolio sistem saat ini atau sistem yang sedang dibangun,
dianggarkan namun belum dilaksanakan juga termasuk dalam
lingkungan TI internal.
d. Lingkungan TI eksternal: tren teknologi dan peluang dan
penggunaan TI oleh pengguna selain organisasi antara lain
pelanggan, pesaing dan supplier.
2. Keluaran terdiri atas:
a. Strategi manajemen TI: elemen-elemen umum dari strategi yang
dijalankan dalam sebuah organisasi.
ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 33
Penggunaan TOGAF ADM untuk Merancang Blueprint ... Nova Noor Kamala Sari
b. Strategi Sistem Informasi Bisnis: pedoman bagaimana setiap unit
atau fungsi menjalankan TI dengan baik untuk mencapai tujuan
bisnis.
c. Aplikasi Portofolio: penggambaran arsitektur informasi dari setiap
unit. Portofolio digunakan juga untuk menggambarkan bagaimana
TI akan digunakan pada masa yang akan datang untuk menolong
unit-unit mencapai tujuan masing-masing.
d. Strategi TI: kebijakan dan strategi untuk pengelolaan teknologi
dan sumberdaya khusus.
Pada Gambar 2 merupakan gambaran kerangka pikir metode rencana
strategis dari Ward & Peppard.
Gambar 2 Model Pendekatan Rencana Strategis Ward & Peppard
Hasil pengumpulan data dari metode Ward & Peppard akan dianalisis
dengan menggunakan analisis PEST, Analisis SWOT dan Analisis Five Porters.
LINGKUNGAN SI/TI INTERNAL
LINGKUNGAN SI/TI EXTERNAL
SI/TI PROSES STRATEGI
LINGKUNGAN BISNIS INTERNAL
LINGKUNGAN BISNIS EXTERNAL
LINGKUNGAN BISNIS EXTERNAL
STRATEGI SI BISNIS
TI/SI STRATEGI MANAJEMEN
STRATEGI TI
PORTOFOLIO APLIKASI
MENDATANG
PORTOFOLIO SAAT INI
34 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Nova Noor Kamala Sari ... Penggunaan TOGAF ADM untuk Merancang Blueprint
4. Hasil Analisis metode TOGAF ADM dan Ward & Peppard
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
Penelitian perancangan enterprise architecture menggunakan TOGAF
ADM ini mengambil obyek penelitian sebuah instansi Pemerintah Provinsi
(Pemprov) Kalimantan Tengah dan memfokuskan pada Dinas Kesehatan
Provinsi bidang Bina Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Provinsi
Kalimantan Tengah merupakan provinsi terluas ketiga di Indonesia. Luas wilayah
Kalimantan Tengah adalah 153.564 kilometer persegi. Sejak berlakunya UU
No.05 tahun 2002, secara administrasi pemerintahan Provinsi Kalimantan
Tengah terbagi menjadi 13 kabupaten dan 1 kota dengan 120 kecamatan, 1.466
desa/kelurahan.
Gambaran kerangka EA usulan penulis disajikan di Gambar 3.
Gambar 3 Kerangka Enterprise Architecture yang digunakan
4.2 Preliminary Phase
Langkah-langkah dalam tahapan preliminary phase adalah lingkup
organisasi enterprise, konfirmasi pemerintah dan dukungan framework,
menentukan tim arsitektur & organisasi, menentukan framework arsitektur,
melaksanakan tools arsitektur dan prinsip-prinsip EA (Sumantri, 2011).
4.3 Requirement Management
Core business yang ada di Dinkes Prov. Kalteng adalah layanan
kesehatan. Sedang khusus pada bagian PSDMK, core business/layanan adalah
Tahap Ward & Peppard yang diadopsi
LINGKUNGAN BISNIS INTERNAL
LINGKUNGAN BISNIS EXTERNAL
LINGKUNGAN BISNIS EXTERNAL
PARTICIPATORY ACTION
RESEARCH
ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 35
Penggunaan TOGAF ADM untuk Merancang Blueprint ... Nova Noor Kamala Sari
Perencanaan dan Pendayagunaan Nakes, Pendidikan dan Pelatihan serta
Registrasi & Akreditasi.
4.4 Architecture Vision
Visi dari Dinkes adalah mewujudkan masyarakat berparadigma sehat
untuk mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara
berkelanjutan. Sedangkan misinya antara lain: (1) Peningkatan kualitas dan
kuantitas tenaga kesehatan; (2) Peningkatan sosialisasi kesehatan lingkungan
dan pola hidup sehat; (3) Peningkatan pendidikan kesehatan masyarakat sejak
usia dini; (4) Penataan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan dan
pengembangan jaminan kesehatan terutama bagi penduduk miskin; (5)
Peningkatan pengawasan obat dan makanan serta ketersediaan obat; (6)
Peningkatan upaya kesehatan masyarakat dan peningkatan jumlah, jaringan dan
kualitas puskesmas hingga ke daerah terpencil; serta (7) Terwujudnya
peningkatan upaya kesehatan perorangan.
Terdapat beberapa temuan yang kemudian menjadikan susunan program
kerja yang ada di bagian PSDMK disesuaikan kembali dengan visi dan misi
sebelumnya. Temuan tersebut didapat setelah dilakukan metode PAR
(Participatory Action Research) dalam mengumpulkan data aktual.
Tabel 1 Implementasi PAR bagian SDMK
Tahapan Kondisi Tindakan
Tahap 1 Planning
Menyadari adanya ketidaksesuaian dalam menerjemahkan Misi yang ada dalam dokumen renstra kedalam bentuk program yang terdapat dalam dokumen Lakip. Terdapat acuan yang salah dalam Progja tahun 2013 yang mengacu pada Renstra tahun 2009.
Mengajukan pertanyaan mengenai perbedaan Misi dan Sasaran & Indikator dalam dokumen LAKIP 2010. Mengajukan pertanyaan mengenai kesalahan rujukan.
Tahap 2 Action
Melakukan perumusan bersama mengenai Sasaran dan Indikator yang benar. Memeriksa kesesuaian progja 2013 dengan renstra 2009-2014.
Memberikan contoh-contoh penerjemahan Misi ke dalam bentuk Sasaran dan Indikator pencapaian. Melakukan beberapa perubahan yang bersifat konstruktif dan sesuai dengan renstra yang benar.
Tahap 3 Result
Disepakati sebuah Sasaran dan Indikator yang baru dan telah disesuaikan dengan Misi serta memberikan gambaran implementasi program yang sesuai dengan sasaran indikator yang ada.
Pembacaan dan penjelasan mengenai sasaran dan indikator serta program kerja PSDMK yang telah disesuaikan.
36 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Nova Noor Kamala Sari ... Penggunaan TOGAF ADM untuk Merancang Blueprint
Aplikasi yang terdapat di Dinkes Prov. Kalteng terdapat sistem aplikasi
yang telah dikembangkan Kemenkes yang pada gilirannya akan diintegrasikan
dengan sistem yang telah berada di lingkungan Dinkes Prov. Kalteng. Beberapa
aplikasi dikembangkan sendiri, yang antara lain terlihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Portofolio SI di Bidang PSDMK
4.5 Business Architecture
Business Architecture meliputi penentuan stakeholder Dinas Kesehatan,
Proses Bisnis Organisasi dan Hierarki fungsi dari Dinkes Prov. Kalteng bidang
PSDMK. Gambaran umum hubungan stakeholder dengan fungsi bisnis Dinkes
Prov. Klateng bidang PSDMK dapat digambarkan dengan use case diagram
pada Gambar 5.
Gambar 5 Use Case Diagram PSDMK
SI - PPSDMK
PUSREGUN SDMK Penyediaan data untuk perencanan kebutuhan SDM Kesehatan dan Tubel, termasuk rencana pendayagunaan SDMK.
PUSDIKNAKESManajemen Pendidikan, kurikulum dan kendali mutu, termasuk berinteraksi dengan POLTEKES dalam manajemen administrasi akademisi pendidikan Nakes
PUSDIKLAT SDMK Manajemen Pelatihan, Metodologi dan Pemantauan Mutu Pelatihan, termasuk Pengelolaan Akreditasi Institusi Pelatihan dan berinteraksi dengan BALAI BESAR / BAPELKES
PUSPRONAKES
DEPNAKERTRANS
a. Sistem Informasi Pendidikan Tenaga Kesehatan ( SI – PTK )
b. Sistem Informasi Pendidikan dan Pelatihan SDMK ( SI – DIKLAT ).
PUSDIKLAT SDMK dalam menjalankan tupoksinya telah mengembangkan dan mengoperasikan sistem Informasi Pendidikan dan Pelatihan / SI -DIKLAT yang meliputi pendataan terhadap peserta didik dan atau pelatihan dan alumni, materi pelatihan, akreditasi pelatihan, akreditasi institusi diklat, fasilitas diklat dan pemanfaatan, logistik dan ketenagaan.
SI-PTK adalah suatu sistem yang digunakan oleh PUSDIKNAKES untuk melakukan pendataan terhadap semua institusi pendidikan bidang kesehatan di lingkungan Poltekes dan Non Poltekes, sehingga modul SI-PTK ini didistrbusikan ke seluruh institusi pendidikan kesehatan.K
erj
asam
a
PSDMK
Registrasi dan Akreditasi
Pendidikan dan Pelatihan
Perencanaan dan pendayagunaan
Monitoring, evaluasi, pelaporan
Penyusunan Rencana Pembiayaan
Penyusunan Rencana Program
NAKES
PEMKOT/PEMDA
PENYELENGGARA PELATIHAN (KURSUS)/BAPELKES
SEKOLAH TINGGI/UNIVERSITAS
RUMAH SAKIT/PUSKESMAS
KEPALA DINAS
KEPALA BAGIAN
KEMENAKERTRANS
ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 37
Penggunaan TOGAF ADM untuk Merancang Blueprint ... Nova Noor Kamala Sari
Pendefinisian lingkup bisnis Dinkes Prov. Kalteng bidang PSDMK telah
disampaikan pada Gambar 5 menggunakan rantai nilai Porter’s. Berikut ini salah
satu uraian dari proses bisnis yaitu proses berupa aktifitas utama Kepala Seksi
Bimdal Perencanaan dan Pedayagunaan:
a. Menetapkan jenis, jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan sesuai
dengan kebutuhan pembangunan kesehatan;
b. Menempatkan tenaga kesehatan strategis, pemindahan tenaga tertentu
antara kabupaten/kota skala provinsi;
c. Menyusun rencana pembinaan tenaga kesehatan;
d. Menyusun rencana pendayagunaan tenaga kesehatan tertentu dan
strategis; dan
e. Melakukan pembinaan, pelayanan, pengendalian, monitoring, evaluasi
dan pelaporan pelaksanaan tugas.
Permodelan fungsi Bimdal Perencanaan dan Pendayagunaan
digambarkan menggunakan activity diagram seperti terlihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Activity Diagram Bimdal Perencanaan dan Pendayagunaan
38 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Nova Noor Kamala Sari ... Penggunaan TOGAF ADM untuk Merancang Blueprint
4.6 Information System Architecture
Arsitektur Data
Tujuan dari perancangan arsitektur data adalah mendefinisikan
kebutuhan data yang akan digunakan pada arsitektur aplikasi. adapun tahapan-
tahapannya antara lain adalah:
1. Mendefinisikan Entitas
Analisis Value Chain telah menghasilkan fungsi bisnis yang dapat
digunakan sebagai kandidat entitas. Berikut adalah kandidat entitas yang
dihasilkan: (1) Perencanaan dan Pendayagunaan (Rendaya), (2) Pendidikan dan
Pelatihan (Dikpel), (3) Registrasi dan Akreditasi (Regkre), (4) Monitoring,
Evaluasi & Pelaporan (Monevpor), (5) Penyusunan Rencana Program
(Sunrenpro), dan (6) Penyusunan Rencana Pembiayaan (Sunrenbi).
Berdasarkan pada kandidat entitas tersebut di atas, maka bisa
digambarkan detail dari entitas data untuk entitas Perencanaan dan
Pendayagunaan seperti pada Tabel 2.
Tabel 2 Kandidat Entitas
Kandidat Entitas Entitas
Rendaya 1. Alokasi 2. Nakes 3. Unit Kerja
4. Sarana_kesehatan 5. Posisi
Dikpel 1. Institusi Pendidikan 2. Lembaga pelatihan 3. Nakes
4. Pelatihan 5. Program
Regkre 1. Lembaga Sertifikasi Profesi 2. Lembaga Pelatihan Profesi 3. Nakes 4. Sertifikasi 5. Akreditasi
6. Assesor 7. Sarkes 8. Lembaga akreditasi 9. Aksesor
Monevpor 1. Program 2. Pelaksana 3. Unit Kerja
4. Presensi 5. Nakes
Sunrenpro 1. Rencana Program 2. Nakes
3. Rencana Pelaksana 4. Daftar usulan
Sunrenbi 1. Aset 2. Inventaris
3. Unit Kerja 4. Nakes
2. Membuat model konseptual Class Diagram
Model konseptual merupakan pendefinisian sekumpulan entitas, atribut
dan relasi yang digambarkan menggunakan Class Diagram. Berikut penjelasan
model konseptual Class Diagram untuk salah satu entitas: Perencanaan dan
Pendayagunaan (Rendaya) pada Gambar 7.
ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 39
Penggunaan TOGAF ADM untuk Merancang Blueprint ... Nova Noor Kamala Sari
Gambar 7 Class Diagram Rendaya
Arsitektur Aplikasi
Arsitektur aplikasi diidentifikasi berdasarkan pada :
1. Kebutuhan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan di tiap
fungsi bisnis.
2. Kebutuhan transaksi informasi antar fungsi bisnis.
3. Kebutuhan alat bantu di tiap fungsi bisnis.
Kebutuhan dan transaksi informasi secara umum telah terlihat pada
uraian tentang permodelan proses bisnis, sehingga penentuan arsitektur aplikasi
yang digunakan untuk membantu fungsi bisnis utama dan pendukung organisasi
dapat didefinisikan menggunakan application portofolio.
Berdasarkan pada analisis solusi aplikasi dan portofolio aplikasi maka
solusi aplikasi untuk bidang PSDMK Dinkes Prov. Kalteng dapat dipetakan ke
dalam arsitektur bisnis seperti Gambar 8.
Gambar 8 Solusi Aplikasi
NameTitle
Rendaya
-m_UnitKerja : Unit_Kerja-m_Sarkes : Sarkes-m_Posisi : Posisi
Tabulasi Gap teknologi adalah perbandingan antara perangkat lunak
yang sudah dimiliki pada kondisi saat penelitian ini dilakukan dengan kebutuhan
yang akan datang. Gap teknologi perangkat lunak dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 5 Tabulasi Gap Teknologi
FUTURE
Dat
abas
e
Ser
ver
Web
Ser
ver
SO
Win
dow
s X
P &
7
PH
P
.NE
T A
pp
Ser
ver
Linu
x
Mik
rotik
VB
.NE
T
ELI
MIN
AT
ED
EX
IST
ING
Apache retain
MySQL retain
SO Windows XP & 7 retain
PHP retain
NEW add add add add
Critical Success Factor pada Implementasi
Critical Success Factor pada implementasi merupakan hasil analisis
proses bisnis menggunakan Ward & Peppard. Implementasi merupakan proses
nyata yang dilakukan untuk bergerak dari kondisi saat ini menuju kondisi
mendatang yang direncanakan (Nugrahaningsih, 2007). Agar implementasi dapat
berhasil, maka diperlukan pemenuhan faktor-faktor CSF, adapun faktor-faktor
tersebut antara lain: (1) Komitmen dan dukungan yang kuat dari pemimpin; (2)
Kemauan semua pihak yang terlibat untuk berubah menuju pada kondisi yang
lebih baik; (3) Kesiapan sumber daya manusia; (4) Kesiapan dana; (5)
Penyediaan katalisator pengembangan TI untuk kemajuan daerah; (6) Komitmen
dengan pengembangan TI berbasis open source; serta (7) Komitmen terhadap
keterbukaan informasi publik.
ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 45
Penggunaan TOGAF ADM untuk Merancang Blueprint ... Nova Noor Kamala Sari
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan identifikasi yang telah dilakukan pada bab-
bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil analisis yang diperoleh dalam penelitian ini menggambarkan bahwa
penerapan SI/TI existing belum mampu mendukung proses bisnis secara
umum dan secara khusus pada bagian PSDMK. Analisis dilakukan pada
kondisi existing pada bagian PSDMK di Dinkes Provinsi Kalimantan
Tengah.
2. Permodelan bisnis/layanan Bidang PSDMK Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Tengah memiliki aktivitas utama yaitu Rendaya, Regkre dan
Dikpel, sedangkan aktivitas pendukung antara lain Sunrenpro, Sunrenbi &
Monevpor.
3. Hasil yang diperoleh dari analisis arsitektur sistem informasi diperoleh 21
(duapuluh satu) entitas dari 6 (enam) fungsi layanan/bisnis dan 25
(duapuluh lima) aplikasi akan diimplementasikan.
4. Enterprise Architecture yang dihasilkan bisa digunakan sebagai landasan
pengembangan SI di Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah.
5. Hasil perancangan dalam penelitian ini adalah sebuah portofolio yang
diperoleh melalui sebuah kerangka kerja yang mengambil pedoman
pembangunan Enterprise Architecture menggunakan TOGAF ADM dan
menggunakan metode penelitian Action Research sebagai metode
pengumpulan data.
Adapun saran-saran yang dapat diberikan dan sekiranya bermanfaat
adalah:
1. Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Dinkes Prov.
Kalimantan Tengah harus mendapat dukungan dan komitmen oleh para
pihak di level manajemen pemerintahan.
2. Adanya pengembangan Enterprise Architecture dengan fase selanjutnya
dan pada bidang-bidang yang lain.
3. Tatakelola TI harus diawali dari pembentukan komite TIK oleh kepala
daerah dalam hal ini Gubernur, hal ini sesuai dengan pedoman umum TIK
Nasional.
4. Diperlukan adanya pelatihan dan seminar-seminar success story
pengembangan SI/TI di lingkungan pemerintah daerah agar membuka
wacana dan menambah pemahaman terhadap SI/TI.
46 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Nova Noor Kamala Sari ... Penggunaan TOGAF ADM untuk Merancang Blueprint
Daftar Pustaka
Land, M. O., Proper E., Waage M., Cloo, J. & Steghuis, C., 2009. Enterprise Architecture: Creating Value by Informed Goverance. Berlin: Springer.
Nugrahaningsih, N., 2007. Pembuatan Blue Print E-Government Menggunakan Metodologi “Enterprise Architecture Planning” di Pemerintah Kota Palangkaraya. Tesis. Bandung: Program Studi Magister Informatika, Institut Teknologi Bandung.
Parizeau, Y., 2002. Enterprise Architecture for Complex Government and the Challenge of Government On-Line in Canada. Laporan Riset. Halifax, Canada: Faculty of Computer Science, Dalhouise University.
Sari, N. N., 2013. Perancangan Enterprise Architecture Menggunakan TOGAF ADM untuk Mendukung Strategi SI/TI di Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah. Tesis. Yogyakarta: Magister Teknologi Informasi, STMIK AMIKOM.
Sumantri, K. T., 2011. Permodelan Arsitektur Enterprise dengan TOGAF ADM pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SDN Galunggung Kota Tasikmalaya. Tesis. Bogor: Magister Teknologi Ilmu Komputer, Institut Pertanian Bogor.
The Open Group, 2009. The Open Group Architecture Framework: Architecture Development Method. [Online] Available at http://www.opengroup.org/ architecture/togaf9-doc/arch/ [Accessed 31/11/2012].
Ward, J. L. & Peppard, J., 2002. Strategic Planning for Information Systems. West Sussex, England: John Wiley & Sons.
Widiatmo, R. L., 2012. Perencanaan Strategis Sistem Informasi/Teknologi Informasi Menggunakan Kerangka The Open Group Architecture Framework (TOGAF) Studi Kasus: Pemda Kabupaten Sumba Barat. Tesis. Salatiga: Magister Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana.
47
STRATEGI UNTUK MERAIH KEUNGGULAN KOMPETITIF DALAM E-BUSINESS, STUDI KASUS PADA AMAZON.COM
Arif Himawan
Program Studi Manajemen Informatika STMIK Jenderal A. Yani Yogyakarta
Internet telah mengalami fase naik (growth), menurun (decline) dan growth kembali. Tidak banyak perusahaan yang terjun dalam E-Business mampu beradaptasi pada siklus hidup yang dialami oleh internet tersebut. Salah satu perusahaan yang mampu beradaptasi dan sukses dalam berbisnis pada siklus hidup internet tersebut adalah Amazon.com. Tulisan ini mencoba mengidentifikasi strategi yang dibangun oleh Amazon.com untuk meraih keunggulan kompetitif dalam berbisnis di era internet. Tulisan ini menemukan bahwa strategi yang dibangun oleh Amazon.com berdasar pada visi, misi dan nilai organisasi yang kuat serta pemahaman atas kebutuhan dan keinginan konsumen.
Kata Kunci: Strategi, Keunggulan Kompetitif, SWOT, Value Chain Management, Resource-Based View Strategy.
1. Latar Belakang
Sebuah industri selalu mempunyai siklus alamiah (Industrial Life Cycle)
yang juga akan dialami oleh semua industri (Porter, 1994; Simons, 2001).
Sebagaimana bisnis lainnya, bisnis online telah mengalami siklus alamiah dari
sebuah evolusi, dari awalnya lahir kemudian tumbuh dengan cepat – bahkan
terlalu cepat – lalu dengan cepat pula jatuh dan kemudian saat ini kembali
tumbuh kembali menjadi lebih kuat tapi dengan tahapan yang lebih gradual dari
awal pertumbuhannya dulu (Shabazz, 2004; Coffman dan Odlyzko, 2001).
Bisnis online sendiri lahir seiring dengan lahirnya internet. Banyak
perusahaan yang berlomba-lomba untuk turut serta dalam bisnis online ini.
Perusahaan-perusahaan inilah yang kemudian dikenal sebagai perusahaan
dotcom sedangkan era tersebut kemudian dikenal sebagai era dotcom bubble.
Pada tahun 1999, tidak kurang dari 10 Milyar Dolar AS atau 100 Trilyun Rupiah
dihabiskan perusahaan-perusahaan untuk membangun bisnis online mereka
(Kenny dan Marshall, 2001).
Uang yang sudah dihamburkan oleh perusahaan-perusahaan bagi E-
Marketing pada awal era dotcom tersebut ternyata tidak berbanding lurus dengan
respon masyarakat atas bisnis online mereka. Situasi inilah yang kemudian
membuat banyak perusahaan dotcom yang kemudian memilih berhenti berbisnis
48 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Arif Himawan .... Strategi Untuk Meraih Keunggulan Kompetitif dalam E-Business
online. Hal inilah yang kemudian menjadi penanda era penurunan bisnis online
atau sering disebut sebagai era dotcom crash (Kenny dan Marshall, 2001).
Setelah beberapa saat bisnis online mengalami fase decline atau
penurunan, bisnis online kembali menemukan momentum perkembangannya
kembali seiring bertambah – atau bahkan bergesernya – fungsi internet. Internet
telah bergeser dari hanya sekedar jaringan yang saling terhubung, media dan
channel menjadi lebih kepada gaya hidup (Dimas, 2009).
Salah satu perusahaan yang dapat terus bertahan baik pada saat
berkembang, penurunan dan bangkitnya kembali bisnis online adalah
Amazon.com (Kha, 2000; Casey dan Caroll, 2004). Amazon yang didirikan pada
tahun 1995 mampu terus bertahan dan tumbuh hingga saat ini. Dari hanya 2
orang karyawan di awal berdirinya hingga tumbuh menjadi 33.700 orang
karyawan hanya dalam tempo 15 tahun. Penghasilannya juga tumbuh dari hanya
US$ 80.000 pada bulan-bulan awal pendiriannya hingga mencapai US$ 34,204
Milyar pada tahun 2010 (Amazon Watch, 2012).
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Amazon dapat ikut
berkembang pada era dotcom bubble kemudian bertahan dan selamat dari era
dotcom crash serta kemudian tumbuh semakin kuat dan besar setelahnya.
Tulisan ini juga diharapkan mampu memberikan kontribusi positif terutama bagi
pengidentifikasian strategi yang diperlukan dalam e-business untuk meraih
keunggulan kompetitif.
Secara umum telah banyak tulisan dan penelitian yang membahas
tentang Amazon.com, beberapa diantaranya adalah Kha (2000) serta Casey dan
Caroll (2004). Kha (2000) meneliti tentang faktor yang menjadi kunci sukses
dalam hubungan perusahaan ke konsumen atau Business to Customer (B2C) di
era ekonomi digital pada Amazon dan Dell. Ka menemukan bahwa pada era
eknomi digital khususnya dalam relasi Business to Customer, Amazon dan Dell
memiliki faktor kunci keunggulan sebagai berikut: a) memulai dengan cepat untuk
memenangi momentum, b) mengintegrasikan web ke dalam bisnis inti
perusahaan, c) fokus pada pemberian nilai tambah bagi konsumen, d)
mempermudah konsumen dalam terkoneksi dengan perusahaan, dan e)
meningkatkan pengalaman kepuasan konsumen melalui interaksi perusahaan
dengan konsumen. Dalam penelitiannya Ka hanya membicarakan relasi antara
perusahaan dan konsumen dalam terminologi Business to Customer (B2C)
sedangkan strategi untuk meraih keunggulan kompetitif belum mendapat porsi
yang cukup untuk dibahas.
ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 49
Strategi Untuk Meraih Keunggulan Kompetitif dalam E-Business .... Arif Himawan
Casey dan Caroll (2004) melakukan penelitian tentang dampak era
dotcom crash pada Amazon.com dilihat dari perspektif strategi. Casey dan Caroll
menemukan bahwa nilai-nilai perusahaan yang diyakini dan dijalankan oleh
Amazon mampu menyelamatkan Amazon pada era dotcom crash. Penelitian
yang dilakukan oleh Casey dan Caroll berbasis pada saat dimana bisnis online
mengalami penurunan. Namun Casey dan Caroll belum membahas saat dimana
bisnis online kembali berkembang dengan begitu banyaknya perusahaan yang
masuk (atau kembali masuk) ke dalam bisnis online yang secara otomatis akan
menambah jumlah kompetitor bagi Amazon dan menaikkan tingkat persaingan di
antara mereka.
Oleh karenanya dibutuhkan sebuah tulisan tentang strategi yang dipakai
oleh perusahaan e-business dalam hal ini Amazon.com untuk tidak hanya
bertahan namun juga berkembang di tengah ketatnya persaingan bisinis online.
Strategi yang mampu menciptakan dan membawa keunggulan kompetitif bagi
perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan itu sendiri dan akan
meningkatkan kualitas persaingan dalam industri yang digelutinya (Porter, 1994).
2. Strategi Meraih Keunggulan Kompetitif
Porter dan Villar (1985) menjabarkan keunggulan kompetitif sebagai
suatu kemampuan suatu perusahaan untuk meraih keuntungan ekonomis di atas
laba yang mampu diraih oleh pesaing di pasar dalam industri yang sama.
Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif senantiasa memiliki
kemampuan dalam memahami perubahan struktur pasar dan mampu memilih
strategi pemasaran yang efektif (Porter, 1994). Untuk meraih keunggulan
kompetitif diperlukan strategi yang tepat terutama strategi yang fit dengan
lingkungan perusahaan baik lingkungan internal maupun eksternal (Hitt, et al.,
2001). Sehingga strategi untuk meraih keunggulan kompetitif adalah sejumlah
keputusan dan aksi yang menghasilkan formulasi dan implementasi perencanaan
yang didesain untuk meraih keuntungan ekonomis di atas laba yang mampu
diraih oleh pesaing dalam industri yang sama (Hitt, et.al., 2001; Porter 1994).
Strategi sendiri dikembangkan dalam beberapa tahap yaitu: a) analisa
trend atau kecenderungan berdasarkan pola, b) analisa lingkungan (SWOT), c)
membuat pilihan strategi yang akan dipilih, d) memilih strategi yang dianggap
paling tepat, dan e) mentransformasikan strategi menjadi aksi (Pearce dan
Robinson, 2003). Salah satu bentuk strategi untuk meraih keunggulan kompetitif
adalah Value Chain Management (Porter, 1994), yang merupakan sekumpulan
50 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Arif Himawan .... Strategi Untuk Meraih Keunggulan Kompetitif dalam E-Business
aktifitas untuk mendesain, membuat, memasarkan dan mengirimkan produk
pada konsumen sehingga konsumen dapat merasakan mendapatkan nilai
tambah di samping produk atau jasa yang dibelinya (Porter, 1994).
Strategi yang mampu mendatangkan keunggulan kompetitif akan
memberi dampak kepada perusahaan berupa posisi yang unik di mata
konsumen, keunggulan bersaing atas kompetitor, konsumen sulit untuk mencari
produk atau jasa pengganti, rekanan yang tepat bagi pemasok serta menjadi
penghalang bagi kompetitor pendatang baru (Porter, 1994). Strategi tersebut
dapat memberikan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan sehingga
perusahaan memilki keungulan sumber daya strategis. Sumber daya strategis
tersebut memiliki ciri Value (bernilai), Rare (langka), Imperfectly Immitable (sulit
ditiru) dan Non Substituable (tidak tergantikan) (Henry, 2008).
3. Gambaran Objek Penelitian
3.1 Sekilas Amazon.com
Amazon.com didirikan Jeffrey Preston Bezoz bersama istrinya Mackenzie
pada tanggal 16 Juli 1995 di Seattle, Amerika Serikat. Jeff Bezoz sendiri tadinya
adalah seorang wirausahawan sejati walaupun sempat meniti karir sebagai
profesional dan bahkan sempat mencatatkan rekor sebagai Senior Vice
President termuda dari DE Shaw Bank (Kotha, 1998). Jeff Bezoz mendapatkan
ide mendirikan Amazon setelah sebelumnya melihat petumbuhan pengguna
internet pada tahun 1994 yaitu sebesar 2300 persen (Kotha, 1998) dan masih
sedikitnya buku yang dijual secara online. Awalnya amazon.com didirikan dari
garasi rumah Bezoz dengan hanya mengandalkan 3 buah Sun Microsystem
bekas di atas meja komputer bekas pula. Awalnya karyawan Amazon.com hanya
dua orang yaitu Jeff Bezoz dan istrinya sendiri. Dalam bulan pertama
pendiriannya, Amazon.com telah menerima pesanan dari 50 negara bagian di
Amerika Serikat dan 45 negara lain di dunia. Pada September tahun yang sama,
Amazon berhasil meraih omzet penjualan 20.000 dolar AS per minggu.
Nama Amazon sendiri diambil dari nama sungai terpanjang di benua
Amerika. Nama ini sendiri mewakili harapan Bezoz pada usahanya agar tumbuh
menjadi perusahaan yang berskala besar dan pendapatan yang panjang dan
berlimpah sesuai dengan tagline Amazon.com pada waktu itu yaitu “Earth’s
Biggest Book Store”. Visi Amazon.com adalah “Customer focused world class
company” atau “Perusahaan dunia yang sangat berpusat pada pelanggan”.
ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 51
Strategi Untuk Meraih Keunggulan Kompetitif dalam E-Business .... Arif Himawan
Sedangkan misinya adalah “We are happy to deliver anything to anywhere”
seperti tercermin dari logo Amazon.com (Gambar 1).
Gambar 1 Logo Amazon.com
Pada tahun 2010 Amazon telah mencatatkan pendapatan sebesar US$
34,204 Milyar, laba bersih sebesar US$ 1,152 Milyar dengan total aset sebesar
US$ 18,797 Milyar. Jumlah karyawan Amazon.com meningkat pesat dari hanya 2
orang pada awal pendiriannya menjadi 33.700 orang karyawan hanya dalam
tempo 15 tahun (Amazon Watch, 2012). Pada tahun 2011 Amazon menjadi salah
satu dari 11 brand paling mahal dari dunia teknologi informasi dengan nilai brand
US$ 18,6 Miyar (Interbrand dalam Business Insider, 2012).
Pertumbuhan Amazon.com diraih melalui 4 (empat) pilar strategi, yaitu:
[1] layanan konsumen, [2] costumer connection, [3] supply chain management,
dan [4] diversifikasi. (Amazon Watch, 2012). Layanan konsumen melibatkan
seluruh karyawan yang ada tanpa kecuali. Visi, Misi, Tujuan, dan Nilai
Amazon.com ditanamkan kepada seluruh karyawan Amazon.com melalui contoh
oleh pendirinya. Costumer connection melibatkan pembangunan website dalam
berbagai bahasa. Supply chain management melibatkan pembangunan banyak
gudang Amazon.com di daerah metropolitan dan diversifikasi Amazon.com
dilakukan dengan perluasan bisnis dengan tidak hanya menjual buku dan toko
ritel online namun juga bisnis lainnya seperti gadget e-book reader.
3.2 Visi, Misi dan Tujuan Amazon.com
Visi : Perusahaan dunia yang berpusat pada pelanggan
Misi : Kami senang untuk mengirimkan apapun kemanapun
Tujuan : Memberikan konsumen tidak hanya beragam produk serta kualitas
layanan namun juga nilai tambahan yang mungkin diberikan sehingga
Amazon dapan menjadi toko ritel online terbesar di dunia.
Value : [1] Obsesi pelanggan, [2] Kepemilikan, [3] Kemampuan untuk aksi, [4]
Kesederhanaan, [5] Perekrutan yang baik, dan [6] Inovasi (Amazon
Watch, 2012)
Analisa : Menurut Collin dan Porras (2001), visi, misi dan tujuan harus
mengandung nilai inti atau karakter dan tujuan inti sebuah perusahaan.
Dalam hal visi, misi, tujuan beserta implementasinya, Jeff Bezoz dan
52 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Arif Himawan .... Strategi Untuk Meraih Keunggulan Kompetitif dalam E-Business
Amazon.com telah melakukannya dengan baik melalui implementasi
dan induksi nilai kepada seluruh karyawan Amazon.com. Hal ini
terbukti dari terus meningkatnya kualitas dan skala perusahaan dan
kepuasan konsumen yang terus terjaga di tengah persingan bisnis
online yang semakin ketat. Amazon bukan sekedar perusahaan
penjualan ritel namun lebih menjadi perusahaan yang mengutamakan
konsumennya.
Contoh : implementasi visi, misi, tujuan dan nilai Amazon.com dalam kegiatan
operasionalnya dapat tercermin dari cara Amazon mendekatkan diri
pada konsumennya (cuctomer focused), yaitu: [1] Setiap karyawan
Amazon tanpa kecuali (termasuk Jeff Bezoz) wajib menghabiskan 2
hari dalam setiap tahun di bagian layanan konsumen. Oleh karenanya
Amazon mempersilahkan konsumennya untuk menghubungi Amazon
dan mengatakan “if you are lucky, you’ll be served by the CEO
himself”. [2] Untuk dapat melakukan pengiriman dengan lebih cepat,
Amazon membangun gudangnya di banyak tempat dekat daerah
metropolitan yang merupakan basis lokasi kebanyakan konsumen
Amazon.com. Sampai tahun 2012 Amazon telah memiliki lebih dari 10
gudang yang tersebar di seantero Amerika Serikat dan Kanada. [3]
untuk konsumen potensial dengan bahasa ibu yang berbeda, Amazon
membangun website dengan berbagai bahasa, seperti: amazon.fr,
amazon.cn, dan amazon.co.jp (Gambar 2, Gambar 3, dan Gambar 4).
Gambar 2 Tampilan amazon.fr
ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 53
Strategi Untuk Meraih Keunggulan Kompetitif dalam E-Business .... Arif Himawan
Gambar 3 Tampilan amazon.cn
Gambar 4 Tampilan amazon.co.jp
4. Pembahasan
4.1 Sumber Daya Strategis (Resource-Based View)
1. Valuable
Supply chain management Amazon mampu memberikan nilai lebih
kepada pelanggan. Contohnya adalah dengan membangun gudang yang
mendekati lokasi tinggal pelanggan maka waktu pengiriman dapat dipersingkat
dan biaya pengirimannya pun dapat dipotong. Sehingga konsumen mendapatkan
best value price.
2. Rare
Pelayanan konsumen yang dilakukan oleh seluruh karyawan Amazon
tanpa kecuali (termasuk pendiri dan CEO) adalah hal yang belum pernah
54 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Arif Himawan .... Strategi Untuk Meraih Keunggulan Kompetitif dalam E-Business
dilakukan sebelumnya oleh perusahaan lain. Amazon termasuk salah satu
perusahaan paling awal yang memanfaatkan situs jejaring sosial seperti
Facebook dan Twitter untuk mendekatkan diri pada konsumennya. Pendekatan
ini dilakukan dengan sangat transparan bahkan semua komentar (baik maupun
buruk) konsumen di laman website Amazon tidak disensor (Gambar 5). Hal ini
semakin membuktikan visi Amazon yang sangat berpusat pada pelanggan
dengan penuh kejujuran dan semakin membuat konsumen dekat dan percaya
pada Amazon karena kualitas hubungan yang diberikan dan tidak banyak
perusahaan (baik online maupun offline) yang melakukannya.
Gambar 5 Laman Amazon Customer Services
3. Imperfectly Imitable
Banyak perusahaan yang sudah mencoba untuk meniru supply chain
management yang diterapkan oleh Amazon, namun karena supply chain
management milik Amazon terus dikembangkan dengan investasi yang signifikan
sehingga para kompetitor sulit untuk mengikuti standar yang telah diterapkan
oleh Amazon. Beberapa bentuk dari strategi tersebut adalah:
Amazon memiliki lebih dari 10 gudang dengan luas masing-masingnya ±
10.000 m2
ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 55
Strategi Untuk Meraih Keunggulan Kompetitif dalam E-Business .... Arif Himawan
Konsumen yang dilayani oleh gudang terdekat dengan jarak maksimal
200 mil telah mencapai 79%
Pesanan paling lambat diterima oleh konsumen pada hari berikut setelah
pemesanan sedangkan kompetitor paling cepat 2 atau 3 hari setelahnya.
Hal ini menunjukkan kekuatan jaringan dan operasional Amazon.
4. Non substitutiable
Sumber daya Amazon yang tidak dapat tergantikan adalah merupakan
gabungan dari beberapa faktor berikut:
best price value yang diberikan oleh Amazon
kemampuan Amazon menyediakan berbagai pilihan produk dengan
berbagai pilihan layanan (contoh: diversifikasi produk, website berbagai
bahasa dan pilihan layanan pengiriman)
pengalaman Amazon sebagai salah satu perusahaan ritel online pertama
yang selamat dari era dotcom crash pada tahun 2003 memberikan
standar di pelayanan ritel
kemudahan pemesanan produk dan kecepatan barang diterima oleh
konsumen
4.2 Mentransformasikan Strategi Menjadi Aksi
1. Mengartikulasikan visi strategis dan misi bisnis
Visi Amazon untuk menjadi “Perusahaan Dunia Yang Berpusat Pada
Konsumen” diartikulasikan bahwa keberadaan Amazon tidak akan berarti tanpa
memberikan nilai tambah pada konsumen dan konsumenlah selain karyawan
sebagai elemen terpenting perusahaan.
Misi Amazon dengan “We Are Happy To Deliver Anything To Anywhere”
diartikulasikan bahwa nature of business Amazon sebagai perusahaan ritel
online yang menyediakan berbagai produk dengan berbagai pilihan layanan
harus dapat menjangkau konsumen dengan cara yang paling cepat dan efisien.
2. Merumuskan tujuan yang merupakan konversi visi strategis menjadi kinerja
spesifik yang harus dicapai
Tujuan Amazon menjadi toko ritel online terbesar dunia dibangun di atas
6 pilar nilai perusahaan yaitu: 1) Obsesi pelanggan, 2) Kepemilikan, 3)
Kemampuan untuk aksi, 4) Kesederhaan, 5) Perekrutan yang baik, dan 6)
Inovasi. Hal ini terbukti dengan Amazon menjadi toko ritel online terbesar di
dunia dengan capaian finansial yang signifikan dengan tetap mempertahankan
nilai-nilainya dalam kegiatan strategis dan operasionalnya.
56 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Arif Himawan .... Strategi Untuk Meraih Keunggulan Kompetitif dalam E-Business
3. Menyusun Strategi
Visi Amazon untuk menjadi “Perusahaan Dunia Yang Berpusat Pada
Konsumen” diartikulasikan dengan memberikan layan konsumen yang baik oleh
seluruh karyawan dan memberikan pilihan produk serta pengembangan jenis
produk dan pilihan layanan.
Misi Amazon dengan “We Are Happy To Deliver Anything To Anywhere”
diartikulasikan dengan membangun dan mengembangkan strategi supply chain
management berupa pembangunan gudang-gudang yang mendekati lokasi
tinggal sebagian besar konsumennya.
4. Implementasi dan Eksekusi Strategi
Secara umum penjabaran implementasi dan eksekusi strategi Amazon
diilhami dari 6 nilai perusahaan dan diwujudkan ke dalam konsep 6 M, yaitu:
Men: Setiap Karyawan Amazon tanpa kecuali hatus wajib menghabiskan
2 hari dalam 1 tahun di bagian layanan konsumen. Tujuannya adalah
untuk kepuasan konsumen dan pemantauan kinerja.
Materials: membangun gudang yang luas di berbagai wilayah yang
mendekati daerah metropolitan. Tujuannya adalah pengelolaan rantai
suplai produk kepada konsumen.
Money: Amazon sangat efisien dalam operasinya. Dimulai dari garasi
rumah dengan komputer dan meja bekas hingga menjelma menjadi
perusahaan besar. Hasilnya adalah Amazon dapat memberikan best
price value pada konsumen. Selain itu Amazon terus mengembangkan
berbagai produk seperti perluasan produk yang dijual dan memproduksi
gadget eBook Reader yang menghasilkan keuntungan yang signifikan.
Method: walaupun perusahaan online namun tetap mendekatkan diri
secara fisik kepada konsumen melalui layanan konsumen dan
pembangunan gudang di berbagai wilayah. Hal ini bertujuan untuk
memberikan pelayanan yang lebih baik dan lebih cepat (responsif)
kepada konsumen sesuai dengan visi Amazon sebagi perusahaan dunia
yang berusat pada pelanggan.
Machine: untuk lebih mendekatkan diri pada konsumennya di berbagai
belahan dunia Amazon membangun website dengan beragam bahasa
pengantar seperti Prancis (amazon.fr), China (amazon.cn), Jepang
(amazon.co.jp), dan lain-lain.
ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 57
Strategi Untuk Meraih Keunggulan Kompetitif dalam E-Business .... Arif Himawan
5. Evaluasi Kinerja, Monitoring dan Adjustment
Dengan turun langsung setidaknya pada bagian pelayanan konsumen,
CEO dan Founder Jeff Bezoz beserta jajaran manajemennya dapat memantau
kepuasan konsumen yang berakar dari kinerja operasional dan pelayanan yang
diberikan oleh para karyawan Amazon sekaligus memantau implementasi
strategi dan program baru yang dicanangkan.
4.3 Perspektif Manajemen Strategis (Knowledge Based View)
Dari sudut pandang pengetahuan yang dimiliki manajemen strategis
Amazon terus mengembangkan dirinya dan terus memantau perkembangan
lingkungan sekitar. Amazon terus berusaha menjadi organisasi pembelajar
(learning organization). Salah satu bentuk Amazon untuk menjadi learning
organization adalah dengan pemantau secara langsung kebutuhan, harapan dan
kegelisahan konsumen melalaui progam layanan konsumennya yang wajib diikuti
oleh seluruh karyawan tanpa kecuali. Program lain yang ditujukan untuk
memahami konsumen adalah dengan mengembangkan website multibahasa.
Dengan memahami konsumen lebih dalam, maka setiap karyawan
Amazon akan memiliki pengetahuan yang tidak kasat mata (tacit knowledge)
yang baik tentang konsumennya. Tacit knowledge yang dimiliki kemudian
ditransformasikan menjadi explicit knowledge guna meraih keunggulan
kompetitif. Keunggulan inilah yang mengantarkan Amazon menjadi toko ritel
online terbesar di dunia dan mempertahankan kualitas produk dan layanannya.
Contoh transformasi tacit knowledge menjadi explicit knowledge adalah
pemahaman atas kebutuhan konsumumen yang menginginkan menerima produk
yang sudah dipesan dan dibeli melalui situs online dengan lebih cepat.
Perwujudan dari pemahaman tacit knowledge diimplementasikan ke dalam
beberapa hal, yaitu:
1) membangun banyak gudang yang semakin mendekati lokasi tinggal
sebagian besar konsumen Amazon.
2) diversifikasi produk dan layanan seperti tidak hanya menjual buku namun
telah merambah produk lainnya seperti alat komunikasi, DVD, busana,
alat rumah tangga dan lain-lain serta memproduksi gadget eBook Reader
(Kindle Fire).
Jika dilihat dari 5 kekuatan yang membentuk kompetisi sebuah industri
(yang dirumuskan oleh Porter) maka dapat terlihat pengaruhnya sebagai berikut:
58 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Arif Himawan .... Strategi Untuk Meraih Keunggulan Kompetitif dalam E-Business
Konsumen: memberikan best price value bagi kosumen. Harga yang diberikan
oleh Amazon mungkin bukanlah yang termurah namun memberikan nilai
dan manfaat yang paling baik bagi konsumennya.
Kompetitor: Sulit untuk meniru kombinasi produk, layanan serta standar jaringan
dan operasional yang telah di-set oleh Amazon.
Produk Pengganti: sulit untuk menemukan bisnis ritel online yang sepadan
dengan Amazon atau bahkan mendekati standarnya.
Supplier: supplier akan berlomba untuk dapat menjual produknya melalui
Amazon sehingga Amazon dapat menerapkan standar harga kulakan
yang murah dari supplier.
Pendatang baru: dengan standar layanan dan jaringan operasionalnya maka
akan teramat sulit untuk menjadi kompetitor Amazon. Dengan strategi ini
Amazon mendapat Sustainable Competitive Advantages karena sulitnya
pendatang baru masuk mengingat bisnis internet yang banyak menganut
falsafah me too atau meniru.
4.4 SWOT Analysis dan Strategi Yang Terkait Dengan SWOT
Analisis SWOT
Strength:
o Termasuk yang paling awal terjun di bisnis ritel online khususnya buku
o Visi, misi dan tujuan yang kuat
o Memiliki nilai dan standar penerapannya yang kuat
Weakness: berada di wilayah yang sangat besar baik dari luasan maupun
sebaran penduduk
Opportunity:
o Pengguna internet yang tumbuh secara dramatis (2300% di tahun 1994)
o Belum banyak yang menjual buku
Threat:
o banyaknya kompetitor dari mudahnya pendatang baru untuk masuk ke
bisnis online (internet)
o beragamnya konsumen di dunia maya (internet) baik dari sisi karakter,
demografi dan tingkat penghasilan
Formulasi Strategi berbasis SWOT
SO : Membangun bisnis ritel online (awalnya hanya buku) dan mendekatkan
diri pada konsumen yang besar dengan dasar nilai-nilai perusahaan yang
ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 59
Strategi Untuk Meraih Keunggulan Kompetitif dalam E-Business .... Arif Himawan
kuat (“perusahaan dunia yang berpusat pada pelanggan”, “we are happy
to deliver anything to anywhere”)
WO : membangun gudang yang mendekati lokasi tinggal konsumen sehingga
pertumbuhan jumlah pengguna dan tingkat demand dapat didekati
sehingga supply chain management dapat diimplemetasikan.
ST : menerapkan standar layanan dan keluasan jaringan sehingga dapat
menyentuh lebih banyak konsumen sehingga konsumen mendapat best
value price dan membatasi peluang kompetitor dan pendatang baru.
Strategi lainnya adalah dengan diversifikasi yang tidak lagi hanya menjual
buku namun telah merambah produk lainnya memproduksi gadget eBook
Reader (Kindle Fire).
WT : Membangun layanan konsumen yang berkualitas dengan melibatkan
seluruh karyawan tanpa terkecuali untuk meraih loyalitas konsumen dan
mendapat tacit knowledge dan business intellegence yang ditransformasi-
kan menjadi explicit knowledge guna meraih keunggulan kompetitif.
5. Kesimpulan
Amazon.com mendasarkan strateginya pada visi, misi dan nilai
perusahaan yang kuat. Nilai-nilai tersebut dikomunikasikan dan dipahami secara
jelas oleh seluruh karyawan Amazon.com. Strategi yang dibangun Amazon
mampu membawa keunggulan kompetitif dengan membentuk “aturan” baru
dalam persaingan bisnis online (E-Business). strategi tersebut mampu
menciptakan keunggulan melalui sumber daya yang dimiliki maupun melalaui
kombinasi keunggulan sumber daya tersebut. Sumber daya yang dimiliki
Amazon.com memiliki karakteristik Value (bernilai), Rare (langka), Imperfectly
Immitable (sulit ditiru) dan Non substituable (tidak tergantikan). Strategi yang
dikembangkan melalui Value Chain Management tersebut mampu memberikan
nilai tambah bagi konsumen, menjadi acuan bagi kompetitor, membuat
masyarakat sulit menemukan produk dan layanan yang setara dengan
Amazon.com, membuat pemasok lebih memilih Amazon.com dibanding yang lain
dan menjadi standar yang sulit diikuti oleh para pendatang baru di ranah bisnis
yang dijalani Amazon.com.
60 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Arif Himawan .... Strategi Untuk Meraih Keunggulan Kompetitif dalam E-Business
Daftar Pustaka
Amazon Watch, 2012. Amazon in Focus (Fall 2012), Celebrating 15 Years, +Annual Financial Reports For 2011-2010. [Online] Available at: http://amazonwatch.org/assets/files/2012-amazon-in-focus.pdf [Accessed 1/5/2013].
Casey, R. & Caroll, W., 2004. The Impact of E-Commerce Industry Turmoil on Amazon.com: A Strategic Perspective. The Internet Business Review, 1, pp. 1-30.
Coffman, K. G. & Odlyzko, A. M., 2001. Growth of Internet. [Online] Available at: http://www.dtc.umn.edu/~odlyzko/doc/oft.internet.growth.pdf [Accessed 1/5/2013].
Collin, J. C. & Porras, J. I., 2001. Built To Last: Tradisi Sukses Perusahaan-perusahaan Visioner, Alih Bahasa Hifni Alifahmi. Jakarta: Erlangga.
Dimas, 2009. Potret Gaya Hidup Ber-Internet. [Online] Available at: http://www. tempo.co/read/news/2009/03/24/072166438/Potret-Gaya-Hidup-Ber-Internet [Accessed 1/5/2013].
Henry, A., 2008. The Internal Environment: A Resource-Based View of Strategy. Understanding Strategic Management, pp. 125-148.
Hitt, M. A., Ireland, R. D. & Hoskisson, R. E., 2001. Strategic Management Competitiveness and Globalization, 4th edition. Cincinnati: South-Western College Publishing.
Kenny, D. & Marshall, J. F., 2001. Contextual Marketing: The Real Business of The Internet. Harvard Business Review, 78(6), pp. 119-125.
Kha, L., 2000. Critical Succes Factor for Business-to-Customer E-Business: Lesson from Amazon and Dell. Tesis. Boston: Massachusetts Institute of Technology.
Kotha, S., 1998. Competing on The Internet: How Amazon.com is rewriting the rules of competition. Advances in Strategic Management, 15, pp. 239-265.
Pearce, J. A. & Robinson, R. B., 2003. Strategic Management: Formulation, Implementation, and Control, 8th edition. Boston: McGraw-Hill.
Porter, M. E., 1994. Keunggulan Bersaing: Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul. Alih Bahasa Tim Binarupa Aksara, Binarupa Aksara.
Porter, M. E. & Millar, V. E., 1985. How Information Gives You Competitive Advantages. Harvard Business Review, July-August 1985, pp. 149-160.
Shabazz, D., 2004. Toward a Better Understanding of e-Marketing Strategy: Past and Present. Services Marketing Quarterly, 26(2), pp. 117-130.
Simons, K. L., 2001. Product Market Characteristics and The Industry Life Cycle. Manuscript. London: University of London.
61
PENGEMBANGAN APLIKASI DOMOTIC BERBASIS ARSITEKTUR BERORIENTASI LAYANAN DENGAN ANDROID SDK SEBAGAI NILAI
TAMBAH LAYANAN BERBASIS INTERNET
Widy Agung Priasmoro, Widyawan, Bimo Sunarfri Hantono
Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Kebutuhan akses ke peralatan di rumah sangat dibutuhkan, terutama bagi mereka penghuni rumah yang menginginkan akses cepat mengetahui informasi keadaan rumahnya atau melakukan aktifitas mengatur beberapa peralatan di rumah. Namun, hal tersebut akan mempersulit penghuni rumah apabila sedang berpergian jauh. Untuk itu, diperlukan sebuah kendali jarak-jauh yang dapat memudahkan penghuni rumah agar dapat dengan mudah mematikan atau menyalakan lampu, mengatur suhu udara ruangan dan memantau keadaan rumah melalui kamera. Di dalam penelitian ini dipaparkan mengenai pengembangan Domestic Robotic dengan arsitektur berbasis layanan. Penelitian ini akan dilakukan pada pengembangan dan implementasi aplikasi client berbasis mobile Android sebagai remote control home automation dan web-service RESTful yang terpasang di home-gateway. Pemilihan smartphone Android sebagai remote control dikarenakan biaya yang terjangkau untuk berbagai kalangan konsumen, selain itu bagi para developer, pengembangan aplikasinya tidak membutuhkan banyak biaya. Penelitian ini dilakukan di tim JTETI UGM, dengan hasil keluaran berupa sistem rumah pintar (smart-home) yang dapat dikendalikan dan dipantau dengan menggunakan perangkat Android.
Kata Kunci: domotic, home automation, web-service, home-gateway, RESTful, Android.
1. Pendahuluan
Pengelolaan rumah yang cepat dan praktis adalah impian semua
kalangan masyarakat. Hal-hal yang masyarakat inginkan dalam pengelolaan
rumah adalah meningkatkan kualitas hidup (dari segi kenyamanan, keamanan
dan hemat energi) (Gonzalez, et al., 2001).
Domotic atau Domestic Robotic menjadi solusi pengelolaan rumah secara
pintar (smart home). Teknologi ini dapat diaplikasikan dengan berbagai peralatan
rumah, di mana teknis pengelolaan rumah dibuat menjadi otomatis melalui
sebuah remote control, salah satunya smartphone Android. Akses Domotic
melalui device atau perangkat digital yang berbeda, diketahui mampu melakukan
kontrol dengan cepat dan lebih personal (Greaves, 2002).
Beberapa aplikasi komersial untuk Domotic sudah tersedia. Akan tetapi,
sistem yang sudah ada merupakan sistem yang tertutup (closed system) dengan
62 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Widy Agung Priasmoro ....... Pengembangan Aplikasi Domotic Berbasis Arsitektur
Penelitian ini bervisi bahwa arsitektur berbasis layanan atau Service-
Oriented Architecture (SOA) merupakan solusi untuk mengatasi permasalahan
heterogenitas dan interoperabilitas Domotic. Dalam konsep interoperabilitas
berbasis SOA, setiap entitas Domotic merupakan penyedia layanan (service
provider). Dan pihak lain, sebagai contoh: server terpusat, menggunakan layanan
tersebut dan dapat mengintregasikannya sebagai bentuk layanan baru (Delgado,
et al., 2006). Salah satu contoh layanan yang dapat ditawarkan adalah video
surveillance jarak-jauh untuk perumahan dan kantor. Dengan berbekal perangkat
mobile Android yang terhubung koneksi internet ataupun jaringan intranet WAN
(Wide Area Network), pengguna mampu memantau ruangan melalui IP-cam dan
mengetahui status perangkat elektronik seperti lampu ataupun komputer yang
berada di rumah atau kantornya.
Penelitian ini berusaha mencoba menerapkan prototipe remote control
Domotic dengan menggunakan perangkat mobile Android dan Android SDK, di
mana memanfaatkan web-service RESTful dengan PHP sebagai media untuk
berkomunikasi dengan gateway yang berada di rumah melalui koneksi internet
dengan port HTTP.
2. Studi Literatur
2.1 Domotic
Domotic adalah suatu sistem di mana rumah (domos) bertemu dengan
teknologi informasi dalam berbagai bentuk (informatic, namun dapat juga
mechanism, ergonomic dan communication) (Aiello & Dustdar, 2008). Domotic
digunakan untuk memantau dan atau mengatur sebuah bangunan dengan tujuan
akhir berupa peningkatan kenyamanan, keamanan, komunikasi dan
penghematan energi (Caytiles & Park, 2012).
2.2 Web Service
Web service adalah keluarga basis standar XML yang didesain untuk
dapat berkomunikasi secara bebas, dinamis terhadap aplikasi. Web service
dapat dilihat sebagai evolusi dari perkembangan web. Dalam hal ini, manusia
dapat berinteraksi dengan aplikasi via HTML dan suatu aplikasi secara
independen dari sistem operasi, protokol, dan bahasa pemrograman mampu
berinteraksi dengan aplikasi lain (Breitman, et al., 2007).
2.3 Arsitektur Berbasis Layanan
Secara konsep, Arsitektur berbasis layanan (SOA) adalah gaya arsitektur
yang menggunakan komponen sistem di dalam perangkat lunak untuk
ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 63
Pengembangan Aplikasi Domotic Berbasis Arsitektur ....... Widy Agung Priasmoro
menyediakan akses ke jaringan. Layanan ini menggunakan pesan-pesan untuk
pertukaran permohonan yaitu meminta atau merespon informasi dalam bentuk
dokumen yang jelas yang membuat asumsi sangat sedikit tentang teknologi yang
berkemampuan sebagai penerima.
Secara teknologi, arsitektur berbasis layanan adalah bahasa
pemrograman XML yang mendefinisikan arsitektur pesan dan format pesan,
sehingga memberikan protokol pengolahan dasar. Dokumen XML ini berisi
header dan body. Header digunakan untuk routing (contoh: pengalamatan) dan
konfigurasi Quality of Service (QoS) (contoh: transaksi, keamanan, dan
kehandalan). Body berisi pesan yang bermuatan (Pautasso, et al., 2008).
3. Metodologi Penelitian
Penelitian dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu :
a. Studi Pustaka: mengidentifikasi permasalahan pada objek penelitian,
kemudian dilanjutkan dengan mencari informasi seputar teknik
penyelesaian masalah tersebut.
b. Perumusan masalah dan menentukan tujuan penelitian: langkah ini
melakukan perumusan masalah berdasarkan latar belakang dan
informasi dari berbagai sumber kemudian menentukan tujuan dari
penelitian yang akan dilakukan.
c. Pembuatan model perancangan perangkat lunak: melakukan
perancangan perangkat lunak yang sesuai dengan tujuan dan pertanyaan
penelitian. Perancangan tersebut berupa gambaran dari model yang akan
dibuat ke dalam sebuah aplikasi.
d. Membangun arsitektur berbasis layanan dengan RESTful: di dalam tahap
ini, pengembangan web service RESTful menggunakan bahasa
pemrograman PHP. Web service ini akan dipasang di home gateway
yang berada di rumah, di mana home gateway tersebut terhubung
dengan perangkat elektronik yaitu lampu dan IP-cam.
e. Membangun aplikasi client mobile Android dengan SDK: di dalam tahap
ini, aplikasi Android dikembangkan dengan memanfaatkan web service
RESTful yang dikembangkan sebelumnya. Aplikasi client android ini
dikembangkan dengan menggunakan Android SDK dan bahasa
pemrograman Java. Fungsi dari aplikasi client ini adalah sebagai remote
control yang mampu memantau status perangkat elektronik di rumah.
64 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Widy Agung Priasmoro ....... Pengembangan Aplikasi Domotic Berbasis Arsitektur
f. Evaluasi Sistem: pada proses ini dilakukan penganalisisan web service
dan aplikasi client yang telah dibuat untuk mengetahui apakah prototipe
sistem tersebut sudah sesuai dengan harapan. Salah satu cara
mengevaluasi prototipe sistem ini adalah dengan melakukan analisis
percobaan terhadap sistem. Dari analisis percobaan ini akan diketahui
apakah penyelesaian kasus dalam aplikasi ini hasilnya akan sesuai yang
diharapkan setelah dilakukan pengujian. Jadi dari hal tersebut, akan
diketahui apakah sistem ini sudah sesuai yang diharapkan atau belum.
3.1 Analisis Kebutuhan Sistem
Analisis kebutuhan perangkat lunak merupakan analisis terhadap semua
kebutuhan yang diperlukan dalam lingkup perangkat lunak yang akan
dikembangkan. Analisis kebutuhan yang dilakukan terhadap perangkat lunak
akan menghasilkan spesifikasi kebutuhan perangkat lunak tersebut. Analisis
kebutuhan perangkat lunak merupakan hal yang sangat penting sekali karena
apabila dalam melakukan analisis kebutuhan sistem terjadi kesalahan, maka hal
ini akan menyebabkan kesalahan pada tahap berikutnya.
Salah satu tujuan dari analisis kebutuhan perangkat lunak adalah dapat
menentukan apakah perangkat lunak yang akan dibangun dapat mencapai
tujuan yang diinginkan. Analisis kebutuhan perangkat lunak ini dipakai untuk
melakukan analisis seluruh kebutuhan perangkat lunak sehingga dapat
membantu dalam proses pengambilan keputusan yang optimal.
4. Cara Kerja Sistem
Perancangan sistem Domotic ini melibatkan komunikasi wireless
menggunakan perangkat lunak Zigbee dan IQRF yang menghubungkan
peralatan rumah dengan home-gateway. Adapun peralatan rumah yang
terhubung ke home-gateway, yaitu lampu dengan indikator on/off, kipas angin
dengan indikator mati, speed 1, speed 2, dan speed 3 dan Air Conditioner (AC)
dengan indikator suhu. Agar sistem Domotic ini dapat di-remote dengan
menggunakan smartphone Android, dibutuhkan sebuah web-service, yaitu
RESTful. Dari sisi server yang terhubung ke internet dipasang API REST dengan
bahasa pemrograman PHP yang dapat mengirim response atau menerima
request dari aplikasi client Domotic di smartphone Android. Gambar rancangan
smart home system JTETI UGM dapat dilihat pada Gambar 1.
ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 65
Pengembangan Aplikasi Domotic Berbasis Arsitektur ....... Widy Agung Priasmoro
Gambar 1 Rancangan sistem rumah pintar
Remote control berupa perangkat smartphone Android melakukan
request ke server untuk satu aktifitas yang memberi kondisi ke node yang berada
di rumah. Setiap node yang terhubung dengan home gateway memiliki ID device
yang tersimpan di server. Apabila ID tersebut sama dengan ID request, maka
node diminta mengubah kondisinya dengan cara meneruskan request dari server
ke home gateway yang selanjutnya mengubah state melalui komponen
microcontroller yang terpasang di peralatan rumah. Ketika state node tersebut
sudah diubah, server menyimpan state tersebut dengan cara update tabel
device, dan memberikan response ke perangkat remote control.
4.1 RESTful
Pemilihan web service RESTful sebagai media komunikasi data, karena
RESTful memiliki struktur web service yang sederhana. Menurut Pautasso, dkk.
RESTful Web Service dianggap sederhana karena RESTful telah mencakup
standar W3C/IETF (HTTP, XML, URI, MIME) dan infrastrukturnya telah dikenal
luas (pervasive). Client dan server HTTP telah tersedia untuk semua jenis
bahasa pemrograman dan sistem operasi maupun platform serta port default
HTTP, yaitu port 80 umumnya dibiarkan terbuka oleh konfigurasi firewall.
Keunggulan lainnya adalah, RESTful tergolong infrastruktur yang ringan, di mana
layanan dapat dibangun dengan peralatan yang minimum. Dampaknya adalah
developer dapat mencoba layanan RESTful ini langsung melalui web browser
tanpa harus membangun aplikasi khusus dari sisi client (Pautasso, et al., 2008).
5. Perancangan dan Implementasi Aplikasi Remote Control
5.1 Deskripsi Umum Aplikasi
Aplikasi yang akan dikembangkan merupakan sebuah aplikasi berbasis
mobile Android, pada intinya memiliki dua fungsi, yaitu melakukan request ke
66 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Widy Agung Priasmoro ....... Pengembangan Aplikasi Domotic Berbasis Arsitektur
server melalui web service agar dapat memberi perintah ke home-gateway serta
menerima response dari home-gateway yang disajikan dalam bentuk informasi
status setiap perangkat yang terhubung ke home-gateway.
5.2 Hasil Perancangan
5.2.1 Activity Diagram
Activity diagram aplikasi remote control berbasis Android ini
menggambarkan semua aktivitas global yang terjadi dalam sebuah perangkat
lunak. Pengguna diberi beberapa pilihan menu: profile, semua status perangkat
rumah dan konsumsi listrik. Gambar 2 menunjukan activity diagram perangkat
lunak remote control Domotic ini.
Gambar 2 Activity Diagram Remote Control Domotic
Menu “Konsumsi Listrik” digunakan untuk menampilkan informasi
pemakaian listrik setiap peralatan rumah yang terhubung ke home-gateway. Di
aplikasi tersebut terdapat service yang berjalan secara background untuk
melakukan pengecekan setiap detik untuk peralatan apa saja yang dalam state:
on, kemudian setiap jamnya akan dikalkulasi dengan tarif listrik per jam untuk
diketahui tarif listrik sesuai pemakaian.
ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 67
Pengembangan Aplikasi Domotic Berbasis Arsitektur ....... Widy Agung Priasmoro
Menu “Semua Status Perangkat” digunakan untuk menampilkan status
setiap perangkat yang terhubung ke home-gateway. Pengguna dapat mengubah
state setiap perangkat dengan menekan tombol “ubah status device”, ini terjadi
realtime, dan akan langsung terlihat informasinya ketika server sudah
memberikan response.
Menu Profile digunakan untuk mengaktifkan satu dari 4 profile, yaitu
profile Energy Saving bertujuan mengubah semua kondisi peralatan rumah
dalam mode energy saving, profile cool bertujuan mengubah semua kondisi
peralatan rumah yang berparameter suhu dalam mode mengubah suhunya
menjadi dingin, profile warm bertujuan mengubah semua kondisi peralatan
rumah yang berparameter suhu dalam mode warm.
5.2.2 Class Diagram
Class diagram dari prototipe aplikasi remote control domotic berbasis
Android dengan menggunakan Android SDK dan web service RESTful dapat
dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Class Diagram Remote Control Domotic
Pada saat aplikasi prototipe remote control Domotic ini dijalankan,
halaman Splash akan tampil ke dalam Activity, kemudian masuk ke menu utama
(main menu) activity yang berisi 3 menu: Semua Status Perangkat, Electricity
Consumption, dan Profil. Selain itu, terdapat background activity yang berjalan
untuk mengecek waktu dan melakukan sync ke server melalui RESTful web
service.
68 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Widy Agung Priasmoro ....... Pengembangan Aplikasi Domotic Berbasis Arsitektur
5.3 Implementasi Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang dibangun memiliki tiga menu utama, yaitu All
Devices Status, Profile, Electricity Consumption dan Exit. Tampilan menu utama
terlihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Menu utama
5.4 Pengujian
Pada pengujian ini diharapkan dapat menemukan kesimpulan apakah
aplikasi prototipe remote control Domotic ini feasible untuk diterapkan di dunia
nyata. Secara rinci, tujuan pengujian aplikasi prototipe ini antara lain:
1. Mengukur fungsionalitas dari aplikasi prototipe. Pengujian ini mengacu
pada analisis kebutuhan sistem yang telah dijabarkan sebelumnya.
2. Menganalisis interoperabilitas web service RESTful yang dimanfaatkan
sebagai penyedia komunikasi antara home gateway dengan aplikasi
domotic berbasis mobile Android.
3. Mensimulasikan kontrol jarak-jauh Domotic melalui aplikasi mobile
Android terhadap perangkat elektronik di rumah yang terhubung dengan
home gateway.
5.4.1 Hasil Pengujian
Hasil pengujian fungsional dan pengujian performansi dapat dilihat pada
Tabel 1 dan Tabel 2. Dari hasil pengujian nampak terlihat bahwa secara
fungsional dan performansi web service RESTful mampu berjalan baik dan
cepat. Namun, hal ini juga dipengaruhi oleh kualitas jaringan internet yang
terpasang di smartphone Android.
ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 69
Pengembangan Aplikasi Domotic Berbasis Arsitektur ....... Widy Agung Priasmoro
Tabel 1 Hasil pengujian fungsional
Pengujian Kriteria Keberhasilan Status
Mengubah status device Device yang dipilih dapat mengubah state sesuai masukan pengguna.
Berhasil
Menghitung konsumsi Listrik device
Keterangan tagihan listrik terlihat di halaman “Electricity Consumption” sesuai pemakaian.
Berhasil
Mengubah status semua device secara bersamaan melalui menu profile
Semua device dapat mengubah state sesuai masukan pengguna
Berhasil
Tabel 2 Hasil pengujian web service RESTful
Request Method Time
Cek status semua device [URL: http://.../rest/devices]
HTTP: GET Pengujian ke: 1. 529 ms 2. 584 ms 3. 370 ms
Cek status salah satu device [URL: http://.../rest/devices/(:num)]
HTTP: GET Pengujian ke: 1. 2366 ms 2. 2305 ms 3. 2757 ms
Mengubah status salah satu device [URL: .../rest/device/lampu/(:num) ]
HTTP: POST Pengujian ke: 1. 568 ms 2. 493 ms 3. 526 ms
6. Penutup
Prototipe aplikasi remote-control Domotic yang dibuat belum memenuhi
spesifikasi untuk diterapkan di lingkungan sesungguhnya. Hal ini disebabkan
karena belum diimplementasikannya prototipe ini untuk dapat berkomunikasi
dengan home-gateway. Dalam hal komunikasi data ke server masih diperlukan
penelitian lebih lanjut mengenai perancangan, implementasi sampai dengan
pengujian performansi response dari home-gateway ke remote control. Di
samping itu, perlu juga dipertimbangkan untuk alternatif koneksi selain HTTP
untuk tujuan penghematan biaya, misalnya dengan konektifitas bluetooth atau
WiFi apabila remote-control pada jarak terjangkau dari peralatan di rumah yang
terhubung home-gateway.
70 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Widy Agung Priasmoro ....... Pengembangan Aplikasi Domotic Berbasis Arsitektur
Daftar Pustaka
Aiello, M. & Dustdar, S., 2008. Are Our Homes Ready for Services? A Domotic Infrastructure Based On The Web Service Stack. Pervasive and Mobile Computing, 4(4), pp. 506-525.
Bolzani, C. A. M., Montagnoli, C. & Netto, M. L., 2006. Domotics Over IEEE 802.15.4 – A Spread Spectrum Home Automation Application. Proceeding. The 2006 IEEE Ninth International Symposium on Spread Spectrum Techniques and Applications, pp. 396-400.
Breitman, K. K. K., Casanova, M. A. & Truszkowski, W., 2007). Semantic Web: Concepts, Technologies and Applications. London: Springer.
Caytiles, R. D. & Park, B., 2012. Mobile IP-Based Architecture for Smart Homes. International Journal of Smart Home, 6(1), pp. 29-36.
Delgado, A. R., Picking, R. & Grout, V., 2006. Remote-Controlled Home Automation Systems with Different Network Technologies. Proceeding. The 6th International Network Conference (INC 2006), University of Plymouth, pp. 357-366.
Gonzalez, V. M., Mateos, F., Lopez, A. M., Enguita, J. M., Garcia, M. & Olaiz, R., 2001. Visir, A Simulation Software for Domotics Installations to Improve Laboratory Training. Proceeding. 31st Annual IEEE Frontiers in Education Conference, 3, pp. F4C-6.
Greaves, D., 2002. Control Software for Home Automation, Design Aspects and Position Paper. Proceeding. The 22nd International Conference on Distributed Computing System Workshop (ICDCSW '02), pp. 757-764.
Meier, R., 2009. Professional Android Application Development. Canada: Wiley Publishing, Inc.
Pautasso, C., Zimmermann, O. & Leymann, F., 2008. RESTful Web Services vs. “Big” Web Services: Making the Right Architectural Decision. Proceeding. The 17th International Conference on World Wide Web, pp. 805-814.
Robles, R. J. & Kim, T. H., 2010. A Review on Security in Smart-Home Development. International Journal of Advanced Science and Technology, 15, pp. 13-22.
Sandu, F. & Iolu, D., 2007. Embedded Web-Servers for Remote Control in Domotics. ACTA TECHNICA NAPOCENSIS, 48(3), pp. 41-44.
71
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN SURAT KABAR ONLINE
Sigit Pambudi, Abdul Kadir, I Wayan Mustika
Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Salah satu dampak dari perkembangan Internet adalah hadirnya surat kabar online. Surat kabar online memiliki banyak keunggulan, diantaranya pengguna dapat mencari, mengunduh, dan berlangganan suatu artikel berita atau foto. Namun pemanfaatan surat kabar online oleh masyarakat dinilai masih rendah. Rendahnya pemanfaatan surat kabar online berpotensi menimbulkan penyebaran informasi yang kurang aktual karena informasi tersebut sering tidak dilandasi sumber yang dapat dipercaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi masyarakat dalam menggunakan surat kabar online. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebagian besar diadopsi dari model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT). Namun, berdasarkan beberapa pertimbangan, maka perlu untuk menambahkan beberapa variabel, seperti: perceived visual attractiveness, perceived enjoyment, image, dan perceived behavioral control ke dalam penelitian. Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pengolahan data menggunakan teknik Structural Equation Modeling (SEM). Hasil dari penelitian ini menunjukkan perceived visual attractiveness, perceived enjoyment, performance expectancy, dan effort expectancy mempunyai pengaruh positif, sedangkan image tidak mempunyai pengaruh positif terhadap behavioral intention dalam menggunakan surat kabar online. Selain itu, perceived behavioral control dan behavioral intention berpengaruh positif terhadap use behavior pada surat kabar online.
Kata Kunci: Surat Kabar Online, Use Behaviour, UTAUT, SEM.
1. Pendahuluan
Seiring dengan semakin pesat perkembangan Internet, hadir suatu
teknologi yang mengubah pola penyampaian berita dan informasi. Kemajuan
teknologi ini memberikan dampak signifikan terhadap dunia jurnalistik. Salah satu
dampak tersebut adalah dengan pengalihan dari metode manual menjadi
berbasis komputer, misalnya dengan kehadiran layanan surat kabar online.
Surat kabar online diartikan sebagai suatu media penyampaian berita,
dengan isi atau konten yang dipublikasikan melalui Internet. Surat kabar versi
online membuka peluang untuk menyediakan layanan berita yang selalu up to
date. Hal ini didasari oleh kemudahan yang diberikan oleh Internet, terutama
dalam hal pengolahan dan distribusi berita. Pengalihan bentuk dari cetak ke
online, dipercaya akan mampu meningkatkan efisiensi biaya produksi. Dari sisi
pengguna, masyarakat juga diuntungkan dengan kehadiran surat kabar online.
72 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Sigit Pambudi .............. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan
Selain dilayani dengan penyampaian informasi yang cepat, menggunakan surat
kabar online cenderung lebih ekonomis. Layanan surat kabar online yang
menguntungkan bagi pengguna menurut Drakos, et al. (1997), antara lain
pengguna dapat mencari dan mengunduh suatu artikel berita atau foto yang
diinginkan berdasarkan kata kunci yang di-input. Selain itu, pengguna juga dapat
melihat kembali berita yang sudah lama serta berlangganan atau sekedar
memberikan komentar terhadap suatu artikel berita.
Permasalahan yang sering muncul terhadap suatu teknologi adalah
pemanfaatan yang tergolong masih rendah, termasuk dalam pemanfaatan surat
kabar online. Hal ini diperkuat oleh survei yang dilakukan Guharoy dan Morgan
(2012). Mereka mempublikasikan daftar situs dengan frekuensi akses terbanyak
di Indonesia. Pada survei tersebut, terlihat hanya ada satu situs surat kabar
online yang masuk ke dalam sepuluh situs yang paling banyak diakses di
Indonesia. Situs surat kabar online tersebut adalah Detik.com. Kurangnya
pemanfaatan surat kabar online terlihat karena Detik.com hanya memperoleh
persentase sebanyak 7%, menempati urutan ketujuh setelah Facebook, Google,
Yahoo!, YouTube, Twitter, dan 4shared. Terkait mengenai hal itu, kurangnya
pemanfaatan surat kabar online dapat berpotensi menimbulkan penyebaran
informasi yang kurang aktual karena informasi sering tidak dilandasi sumber
yang dapat dipercaya. Tidak semua masyarakat mau menggunakan surat kabar
online dengan beragam alasan. Selain itu, penerimaan dan penggunaan surat
kabar online juga diperlukan untuk meningkatkan produktivitas surat kabar online
dan menjaga eksistensi surat kabar online di Indonesia. Untuk itu diperlukan
sebuah penelitian guna mengetahui hal-hal apa saja yang bisa meningkatkan
penggunaan surat kabar online. Diharapkan dari hasil penelitian tersebut dapat
memudahkan pihak-pihak terkait dalam meningkatkan kualitas surat kabar online
yang sesuai dengan keinginan pengguna.
2. Landasan Teori
Drakos, et al. (1997) mendefinisikan surat kabar online sebagai berikut:
“publishing the whole content of a newspaper to a mass medium such as the
Internet and more specifically the World Wide Web (WWW).” Karena surat kabar
online memiliki bentuk dan wujud berupa digital, maka untuk dapat
mengaksesnya diperlukan fasilitas elektronik seperti komputer atau mobile
device dengan fitur Internet yang mumpuni. Secara garis besar, surat kabar
online sama seperti surat kabar cetak biasa, yang berisi informasi-informasi atau
berita kepada pembacanya terkait hal-hal aktual atau yang baru saja terjadi.
ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 73
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan ............... Sigit Pambudi
Surat kabar versi online membuka persaingan dalam menyediakan
layanan berita yang selalu up to date. Hal ini didasari oleh kemudahan yang
diberikan oleh Internet terutama dalam hal pengolahan dan distribusi berita.
Menurut Drakos, et al. (1997), keuntungan menggunakan surat kabar online bagi
penggunanya yaitu antara lain pengguna dapat mencari dan mengunduh suatu
artikel berita atau foto yang diinginkan berdasarkan kata kunci yang di-input.
Selain itu, pengguna juga dapat melihat kembali berita yang sudah lama dan
melakukan registrasi untuk berlangganan atau sekedar memberikan komentar
terhadap suatu artikel berita.
Masyarakat banyak yang mengenal layanan surat kabar online, tetapi
tidak semua masyarakat mau menggunakan layanan ini karena beberapa alasan.
Schoneville (2007) dalam penelitiannya menemukan bahwa kebiasaan ternyata
menjadi penentu paling berpengaruh terhadap niat dalam menggunakan surat
kabar online. Selain itu, meskipun interaksi antara surat kabar online dan surat
kabar cetak telah banyak dibahas, Boczkowski (2002) mencatat kurangnya
penelitian terstruktur pada faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan individu
dari surat kabar online. Penggunaan layanan surat kabar online merupakan salah
satu varian dari teknologi informasi dan merupakan area penelitian yang cukup
menarik untuk ditinjau lebih dalam. Dengan mengetahui hal-hal yang bisa
meningkatkan surat kabar online, akan memudahkan pihak-pihak terkait dalam
meningkatkan kualitas surat kabar online yang sesuai dengan keinginan
pengguna. Sehubungan dengan hal ini, terdapat model penelitian yang sesuai
untuk meneliti tentang penerimaan pengguna terhadap suatu teknologi. Model
tersebut dikembangkan oleh Venkatesh, et al. (2003) dan diberi nama Unified
Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT). UTAUT dikembangkan
melalui pengkajian yang dilakukan terhadap delapan model atau teori
penerimaan teknologi yang banyak digunakan dalam penelitian. Kedelapan
model itu adalah Theory of Reasoned Action (TRA), Technology Acceptance
Model (TAM), Motivational Model (MM), Theory of Planned Behavior (TPB),
Combined TAM and TPB, Model of PC Utilization (MPTU), Innovation Diffusion
Theory (IDT), dan Social Cognitive Theory (SCT).
Pada model UTAUT, terdapat empat konstruk yang menjadi faktor
penentu langsung yang bersifat signifikan terhadap perilaku penerimaan maupun
penggunaan teknologi. Keempat variabel itu adalah performance expectancy
(kepercayaan yang dimiliki individu bahwa kinerjanya akan makin baik apabila
menggunakan teknologi), effort expectancy (ekspektasi kemudahan dalam
74 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Sigit Pambudi .............. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan
penggunaan teknologi), social influence (pengaruh orang lain untuk
menggunakan teknologi), dan facilitating condition (dukungan sarana/prasarana
yang dimiliki individu untuk menggunakan teknologi).
Gambar 1 Model UTAUT (Venkatesh, et al., 2003)
Banyak penelitian yang mengadopsi model UTAUT. Diantaranya ada
yang menggunakan model UTAUT secara utuh, ada pula yang memodifikasi
model tersebut. UTAUT terbukti lebih berhasil dalam menjelaskan hingga 70
persen varian pengguna (Venkatesh et al., 2003). Menurut Min, et al. (2008)
sejauh ini UTAUT merupakan teori penggunaan teknologi TI yang paling
komprehensif. Namun model UTAUT bukan berarti bebas dari kritikan. Salah
satu kritikan terhadap model UTAUT datang dari Van Raaij dan Schepers (2008).
Mereka menilai bahwa variabel facilitating conditions pada model UTAUT yang
terdiri dari perceived behavioral control (Ajzen, 1991), facilitating conditions
(Thompson, et al., 1991), dan compatibility (Moore dan Benbasat, 1991) tidak
bisa disatukan ke dalam satu konstruk karena memiliki karakteristik yang
berbeda. Selain itu, subjective norm (Ajzen, 1991), social factors (Thompson, et
al., 1991), dan image (Moore dan Benbasat, 1991) juga tidak bisa disatukan ke
dalam satu variabel social influence pada UTAUT karena alasan yang sama.
3. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan
pendekatan survei. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa di beberapa
perguruan tinggi di Yogyakarta. Ghozali (2011) merekomendasikan ukuran
sampel sebanyak 100 – 200 untuk memenuhi syarat jumlah sampel yang
dianjurkan dalam melakukan penelitian dengan analisis data menggunakan
teknik SEM melalui prosedur Maximum Likelihood Estimation (MLE). Dengan
mempertimbangkan adanya data yang tidak layak atau data outlier, maka dipilih
170 orang sebagai sampel. Dibutuhkan seperangkat komputer dengan
spesifikasi yang cukup untuk menjalankan AMOS sebagai perangkat lunak
pengolah data.
ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 75
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan ............... Sigit Pambudi
Dalam penelitian ini, model yang digunakan diadopsi dari model UTAUT.
Pemilihan model ini dikarenakan UTAUT secara empiris sudah diuji untuk
memastikan validitasnya. Selain itu, model UTAUT mampu menghitung hingga
70% dari varian (adjusted R2) dalam usage intention. Nilai varian UTAUT lebih
tinggi dari delapan model sebelumnya yang bernilai antara 17% hingga 53%
(Indriani, dkk., 2012). Menurut Min, et al. (2008) sejauh ini UTAUT merupakan
teori penggunaan teknologi TI yang paling komprehensif.
Penelitian ini juga menambahkan variabel kenyamanan (perceived
enjoyment) dan daya tarik visual (perceived visual attractiveness) ke dalam
kerangka model penelitian. Penambahan variabel perceived visual attractiveness
dipengaruhi oleh penelitian yang dilakukan oleh Lertlum dan Papasratorn (2005).
Hasil dari penelitian mereka menunjukkan daya tarik visual berpengaruh positif
terhadap niat dalam menggunakan sistem (behavioral intention). Penambahan
variabel perceived enjoyment dipengaruhi oleh penelitian yang dilakukan oleh
Heerink, et al. (2008). Hasil dari penelitian mereka menunjukkan kenyamanan
berpengaruh positif terhadap niat dalam menggunakan sistem.
Gambar 2 Kerangka model penelitian
Dalam penelitian ini, variabel facilitating conditions pada UTAUT diganti
dengan variabel perceived behavioral control yang diadopsi dari TPB (Ajzen,
1991). Selain itu, variabel social influence pada UTAUT juga diganti dengan
variabel image yang diadopsi dari IDT (Moore dan Benbasat, 1991). Penggantian
variabel pada UTAUT tersebut didasari oleh kritikan dari Van Raaij dan Schepers
(2008). Pemilihan variabel pengganti tersebut karena variabel tersebut memiliki
karakteristik yang lebih spesifik dibandingkan dengan variabel asli dari UTAUT.
Penjelasan mengenai masing-masing variabel pada penelitian ini dapat dilihat
76 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Sigit Pambudi .............. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan
pada Tabel 1, sedangkan alur hubungan dari semua variabel dalam penelitian ini
dapat dilihat pada Gambar 2.
Tabel 1 Penjelasan Construct Model Penelitian
Construct Definisi
Perceived Visual Attractiveness (PVA)
Ukuran sejauh mana pengaruh tampilan dapat menjadi daya tarik seseorang dalam menggunakan surat kabar online.
Perceived Enjoyment (PEN)
Ukuran sejauh mana pengaruh kenyamanan dalam menggunakan surat kabar online, terlepas dari konsekuensi kinerja yang dapat diantisipasi.
Performance Expectancy (PEX)
Ukuran tingkat ekspektasi yang dimiliki setiap individu bahwa penggunaan surat kabar online dapat meningkatkan kinerjanya. Variabel ini merupakan prediktor terkuat pada model UTAUT.
Effort Expectance (EEX)
Ukuran tingkat ekspektasi kemudahan dalam penggunaan surat kabar online. Pada model UTAUT, variabel ini merupakan prediktor yang lemah.
Image(IMG) Ukuran sejauh mana tingkat kepercayaan seorang individu terhadap penggunaan surat kabar online dapat meningkatkan citra seseorang.
Perceived Behavioral Control (PBC)
Ukuran sejauh mana kepercayaan diri, kesiapan kondisi fasilitas, dan kesiapan teknologi dalam menggunakan surat kabar online.
Behavioral Intention (BIU)
Ukuran sejauh mana seseorang memiliki niat untuk menggunakan surat kabar online.
Use Behavioral (USE)
Variabel yang menyatakan tingkat penerimaan individu dalam penggunaan surat kabar online.
Penelitian ini menggunakan hipotesis asosiatif untuk meneliti hubungan
antara beberapa variabel di dalam model. Hipotesis asosiatif adalah suatu
pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel
atau lebih. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini dirangkum sebagai berikut:
1. H1: Perceived visual attractiveness mempunyai pengaruh positif terhadap
behavioral intention dalam menggunakan surat kabar online
2. H2: Perceived enjoyment mempunyai pengaruh positif terhadap
behavioral intention dalam menggunakan surat kabar online
3. H3: Performance expectancy mempunyai pengaruh positif terhadap
behavioral intention dalam menggunakan surat kabar online
4. H4: Effort expectancy mempunyai pengaruh positif terhadap behavioral
intention dalam menggunakan surat kabar online
5. H5: Image mempunyai pengaruh positif terhadap behavioral intention
dalam menggunakan surat kabar online
6. H6: Perceived behavioral control mempunyai pengaruh positif terhadap
use behavior pada surat kabar online
ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 77
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan ............... Sigit Pambudi
7. H7: Behavioral intention mempunyai pengaruh positif terhadap use
behavior pada surat kabar online
Kuisioner dirancang mengikuti skala Likert dengan rentang nilai 1
(“sangat tidak setuju”) hingga 5 (“sangat setuju”). Dalam penelitian ini, indikator
yang digunakan merupakan adaptasi dari Lertlum dan Papasratorn (2005),
Heerink, et al. (2008), Schoneville (2007), Venkatesh, et al. (2003), Liang, et al.
(2010), Wu, et al. (2008), serta Moore dan Benbasat (1991). Indikator penelitian
ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Indikator Penelitian
Variabel Referensi Penyesuaian
PVA Lertlum dan Papasratorn
(2005)
Warna-warna yang digunakan pada situs surat kabar online menarik
Secara keseluruhan, saya melihat bahwa situs surat kabar online menarik
Desain pada situs surat kabar online menarik
Tata letak konten pada situs surat kabar online menarik
PEN Heerink, et al. (2008)
Saya menikmati cara penyampaian berita melalui surat kabar online.
Saya merasa senang bisa mengisi waktu dengan menggunakan surat kabar online.
Saya merasa tertarik menggunakan surat kabar onlin
Saya tidak merasa bosan untuk menggunakan surat kabar online
PEX
Schoneville (2007)
Surat kabar online menjadikan kegiatan membaca berita menjadi lebih menarik
Surat kabar online memungkinkan saya untuk mengikuti berita terbaru menjadi lebih baik
Surat kabar online membuat saya mampu membaca berita lebih cepat
Venkatesh, et al. (2003)
Surat kabar online merupakan sistem yang berguna bagi aktivitas saya
EEX
Schoneville (2007)
Saya merasa mudah untuk menggunakan surat kabar online
Saya tidak merasa kesulitan untuk mempelajari bagaimana menggunakan surat kabar online
Saya berpikir surat kabar online memiliki struktur yang jelas dan dapat dimengerti
Venkatesh, et al. (2003)
Saya dengan mudah menjadi terampil menggunakan surat kabar online
IMG Moore dan Benbasat
(1991)
Menggunakan surat kabar online meningkatkan image dan kepercayaan diri
Karena menggunakan surat kabar online, orang lain melihat saya memiliki wawasan yang luas dan bisa diandalkan
Orang yang menggunakan surat kabar online dipandang lebih dari mereka yang tidak menggunakan
Membaca surat kabar online telah menjadi kebiasaan yang rutin di lingkungan sekitar
78 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Sigit Pambudi .............. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan
Tabel 2 Indikator Penelitian (lanjutan)
Variabel Referensi Penyesuaian
PBC Venkatesh, et al. (2003)
Saya memiliki perangkat yang diperlukan untuk menggunakan surat kabar online
Saya mengetahui cara menggunakan surat kabar online
Dengan surat kabar online saya bisa berbagi dengan situs jejaring sosial, forum, atau blog yang saya gunakan
BIU Venkatesh, et al. (2003)
Saya berminat untuk menggunakan surat kabar online untuk beberapa bulan ke depan.
Saya memperkirakan saya masih akan menggunakan surat kabar online untuk beberapa bulan ke depan
Saya berencana untuk menggunakan surat kabar online untuk beberapa bulan ke depan
USE
Liang, et al. (2010)
Hampir setiap hari, saya sempatkan untuk menggunakan surat kabar online
Saya menggunakan surat kabar online lebih dari sekali setiap hari
Wu, et al. ( 2008)
Secara keseluruhan, saya merasa puas dalam menggunakan surat kabar online
4. Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini menggunakan dua jenis data yakni primer dan sekunder.
Data primer diperoleh dari kuesioner yang akan diberikan kepada 170 sampel.
Data yang terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan AMOS v.21.
Beberapa langkah dalam menyelesaikan model persamaan strukutral (SEM)
pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
4.1 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Pengujian validitas judgment expert pada penelitian ini melibatkan dua
ahli. Setelah dianggap valid, kemudian dilakukan pengujian validitas construct
melalui uji convergent validity. Loading factor dapat dikatakan signifikan bila
menunjukkan angka di atas 0,50 atau lebih dan dapat dikatakan ideal bila
menunjukkan angka 0,70 (Ghozali, 2011). Berdasarkan Tabel 3, terlihat semua
factor loading (kolom Estimate) dari variabel indikator menunjukkan angka di atas
0,50. Hal ini menunjukkan semua indikator dapat menjelaskan construct yang
ada dan persyaratan convergent validity tercapai.
Secara umum, instrumen dapat dianggap reliabel apabila nilai cronbach’s
alpha lebih besar dari 0,6 (Hair, et al., 1998). Dari hasil yang didapat pada Tabel
4, menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha adalah 0,942, artinya instrumen ini
reliabel karena nilai yang didapat lebih besar dari 0,6 dan mendekati angka 1.
ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 79
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan ............... Sigit Pambudi
Tabel 3 Standardized regression weights 1
Estimate
BIU1 BIU ,675
BIU2 BIU ,579
BIU3 BIU ,543
PVA3 PVA ,557
PVA2 PVA ,555
PVA1 PVA ,673
PEN3 PEN ,629
PEN2 PEN ,554
PEN1 PEN ,542
PEX4 PEX ,595
PEX3 PEX ,744
PEX2 PEX ,556
EEX4 EEX ,542
EEX2 EEX ,501
EEX1 EEX ,526
IMG1 IMG ,637
PBC3 PBC ,612
PBC2 PBC ,601
PBC1 PBC ,569
USE1 USE ,833
USE2 USE ,618
USE3 USE ,537
IMG2 IMG ,641
IMG3 IMG ,616
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4 Reliability statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
.942 .943 29
Sumber: Data primer yang diolah
4.2 Uji Evaluasi Asumsi Model Struktural
4.2.1 Uji Normalitas Data
Sebuah data dikatakan mempunyai distribusi normal apabila nilai critical
ratio skewness value berada di bawah harga mutlak 2,58 atau di atas -2,58 pada
tingkat signifikansi 0,01. Asumsi normal dalam penelitian ini didapat setelah
melakukan penanganan terhadap data outlier dan indikator beberapa variabel.
Hasil output dari Assessment of normality untuk melihat normalitas data terlihat
pada Tabel 5. Dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian
ini mempunyai distribusi normal, baik secara univariate maupun multivariate.
4.2.2 Evaluasi Outlier
Outlier adalah kondisi observasi dari suatu data yang memiliki
karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi
lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim, baik untuk sebuah variabel
80 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Sigit Pambudi .............. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan
tunggal ataupun variabel-variabel kombinasi (Hair, et al., 1998). Dari 170
responden, terdeteksi empat data yang diduga sebagai data outlier. Oleh sebab
itu data outlier tersebut dihilangkan. Setelah semua p2 mendapatkan nilai di atas
0,05, dengan begitu artinya tidak ada lagi data yang bersifat outlier.
Tabel 5 Assessment of normality
Variabel skew c.r. kurtosis c.r.
USE3 -,192 -1,009 -,380 -1,000
USE2 -,488 -2,567 -,883 -2,324
USE1 -,305 -1,605 -,917 -2,412
PBC1 -,476 -2,505 -,375 -,986
PBC2 -,453 -2,382 -,358 -,940
PBC3 -,402 -2,114 -,422 -1,110
IMG1 -,009 -,047 -,396 -1,042
IMG2 -,149 -,783 -,751 -1,976
IMG3 ,035 ,183 -,979 -2,574
EEX1 -,350 -1,839 -,410 -1,079
EEX2 -,387 -2,037 -,403 -1,059
EEX4 -,194 -1,021 -,539 -1,419
PEX2 -,423 -2,227 -,587 -1,545
PEX3 -,294 -1,549 -,717 -1,885
PEX4 -,474 -2,495 -,320 -,841
PEN1 -,365 -1,918 -,511 -1,343
PEN2 -,419 -2,202 -,653 -1,718
PEN3 -,370 -1,947 -,409 -1,075
PVA1 -,281 -1,478 -,687 -1,807
PVA2 -,440 -2,316 -,806 -2,119
PVA3 -,023 -,120 -,684 -1,798
BIU3 -,244 -1,281 -,839 -2,206
BIU2 -,240 -1,260 -,960 -2,525
BIU1 -,370 -1,944 -,977 -2,568
Multivariate
6,178 1,127
Sumber: Data primer yang diolah
4.2.3 Evaluasi Kelayakan Model
Guna mendapatkan model yang terbaik, model dalam penelitian ini perlu
dimodifikasi. Modifikasi yang dilakukan dalam penelitian ini diantaranya adalah
melakukan penambahan data dan mengurangi variabel indikator yang bernilai
variance rendah. Variabel indikator yang dihilangkan dari model diantaranya:
PVA4, PEN4, PEX1, EEX3, dan IMG4. Gambaran full model struktural dalam
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3. Model akhir dari penelitian ini
kemudian diuji berdasarkan indeks kelayakan model.
Berdasarkan uji kelayakan menggunakan nilai chi-square, didapat nilai
yang tinggi yaitu 388,402, sedangkan nilai chi-square yang diharapkan adalah
rendah. Karena nilai chi-square tinggi, maka nilai probabilitas (p) menjadi lebih
kecil dari tingkat signifikansi (α). Nilai chi-square sensitif terhadap besarnya
ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 81
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan ............... Sigit Pambudi
sampel (Ghozali, 2011). Angka 121 (untuk angka signifikan 5%) dan 128 (untuk
angka signifikan 1%) pada uji Hoetler menunjukkan bahwa kurangnya sampel
dan banyaknya variabel indikator yang dipakai dalam penelitian ini menjadi
penyebab tingginya nilai chi-square. Hoetler adalah alat uji yang memperhatikan
kecukupan ukuran sampel terhadap suatu model. Untuk itu Ghozali (2011)
menganjurkan untuk mengabaikan nilai chi-square dan melihat ukuran goodness
of fit lainnya. Hasil dari uji kelayakan model berdasarkan indeks kelayakan model
lainnya seperti: Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA), The
Minimum Sample Discrepancy Function (CMIN/DF), Goodness of Fit Index (GFI),
Root Mean Square Residual (RMR), Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI), dan
Comparative Fit Index (CFI) dicantumkan pada Tabel 6.
Gambar 3 Full model struktural penelitian
Dalam uji parsimony (parsimonius fit measure) didapat angka default
model dari PRATIO, PNFI, dan PCFI yang berada pada range value, yakni di
antara 0 sampai 1. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model adalah layak
digunakan. Output dari uji parsimony dapat dilihat pada Tabel 7.
82 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Sigit Pambudi .............. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan
Tabel 6 Indeks kelayakan model
Kriteria Goodness-of-Fit Nilai kesesuaian Nilai yang di dapat Keterangan
RMSEA ≤ 0,08 0,060 Fit
CMIN/DF ≤ 2 atau 3 1,585 Fit
GFI ≥ 0,90 0,843 marginal fit
RMR ≤ 0,08 0,115 marginal fit
AGFI ≥ 0,90 0,807 marginal fit
CFI ≥ 0,95 0,810 marginal fit
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 7 Parsimonious fit measure
Model PRATIO PNFI PCFI
Default model ,888 ,553 ,719
Saturated model ,000 ,000 ,000
Independence model 1,000 ,000 ,000
Sumber: Data primer yang diolah
AIC (Aikake Information Criterion) dengan empat ukuran yang ada yaitu
AIC, BC, BIC, dan CAIC menghasilkan nilai output pada default model
mempunyai nilai yang lebih kecil dibandingkan saturated model dan
independence model. Hal ini menunjukkan model telah sesuai atau dinyatakan
layak dengan data sampel. Output dari uji AIC dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Aikake information criterion
Model AIC BCC BIC CAIC
Default model 498,4 518,0 669,6 724,6
Saturated model 600,0 707,1 1533,6 1833,6
Independence model 1078,9 1087,5 1153,6 1177,6
Sumber: Data primer yang diolah
ECVI (Expected Cross-Validation Index) dengan proses perbandingan
yang sama dengan AIC, menghasilkan nilai output pada default model
mempunyai nilai yang lebih kecil dibandingkan saturated model dan
independence model. Hal ini menunjukkan model telah sesuai atau dinyatakan
layak dengan data sampel. Output dari uji ECVI dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Expected cross-validation index
Model ECVI LO 90 HI 90 MECVI
Default model 3,021 2,719 3,370 3,140
Saturated model 3,636 3,636 3,636 4,286
Independence model 6,539 5,966 7,158 6,591
Sumber: Data primer yang diolah
ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 83
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan ............... Sigit Pambudi
4.3 Hasil Uji Hipotesis
Pengambilan kesimpulan mengenai hasil dari hipotesis didasari pada
output regression weight. Output dari regression weight dapat dilihat pada Tabel
10. Untuk melengkapi temuan tersebut maka perlu untuk menyertakan tampilan
standardized regression weights. Tampilan tersebut dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 10 Regression Weight
Estimate S.E. C.R. P
BIU PVA ,348 ,131 2,648 ,008
BIU PEN ,499 ,186 2,686 ,007
BIU PEX ,303 ,149 2,037 ,042
BIU EEX ,445 ,220 2,020 ,043
BIU IMG ,145 ,139 1,041 ,298
USE BIU ,917 ,127 7,226 ***
USE PBC ,458 ,169 2,701 ,007
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 11 Standardized Regression Weights 2
Estimate
BIU PVA ,329
BIU PEN ,346
BIU PEX ,243
BIU EEX ,325
BIU IMG ,119
USE BIU ,768
USE PBC ,310
Sumber: Data primer yang diolah
H1: Perceived visual attractiveness mempunyai pengaruh positif terhadap behavioral intention dalam menggunakan surat kabar online
Dari output regression weight yang terlihat pada Tabel 10 didapatkan nilai
probabilitas (p) untuk hubungan PVA ke BIU jauh di bawah 0,05, yaitu sebesar
0,008. Jadi, dapat disimpulkan bahwa perceived visual attractiveness mempunyai
pengaruh positif terhadap behavioral intention dalam menggunakan surat kabar
online. Dengan melihat factor loading pada Tabel 11 mengenai hubungan antara
PVA ke BIU dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dengan koefisien standardized
sebesar 0,329.
H2: Perceived enjoyment mempunyai pengaruh positif terhadap behavioral intention dalam menggunakan surat kabar online
Dari output regression weight yang terlihat pada Tabel 10 didapatkan nilai
probabilitas (p) untuk hubungan PEN ke BIU jauh di bawah 0,05, yaitu sebesar
84 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Sigit Pambudi .............. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan
0,007. Jadi, dapat disimpulkan bahwa perceived enjoyment mempunyai
pengaruh positif terhadap behavioral intention dalam menggunakan surat kabar
online. Dengan melihat factor loading pada Tabel 11 mengenai hubungan antara
PEN ke BIU dapat disimpulkan bahwa H2 diterima dengan koefisien
standardized sebesar 0,346.
H3: Performance expectancy mempunyai pengaruh positif terhadap behavioral intention dalam menggunakan surat kabar online
Dari output regression weight yang terlihat pada Tabel 10 didapatkan nilai
probabilitas (p) untuk hubungan PEX ke BIU di bawah 0,05, yaitu sebesar 0,042.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa performance expectancy mempunyai pengaruh
positif terhadap behavioral intention dalam menggunakan surat kabar online.
Dengan melihat factor loading pada Tabel 11 mengenai hubungan antara PEX ke
BIU dapat disimpulkan bahwa H3 diterima dengan koefisien standardized
sebesar 0,243.
H4: Effort expectancy mempunyai pengaruh positif terhadap behavioral intention dalam menggunakan surat kabar online
Dari output regression weight yang terlihat pada Tabel 10 didapatkan nilai
probabilitas (p) untuk hubungan EEX ke BIU di bawah 0,05, yaitu sebesar 0,043.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa effort expectancy mempunyai pengaruh positif
terhadap behavioral intention dalam menggunakan surat kabar online. Dengan
melihat factor loading pada Tabel 11 mengenai hubungan antara EEX ke BIU
dapat disimpulkan bahwa H4 diterima dengan koefisien standardized sebesar
0,325.
H5: Image mempunyai pengaruh positif terhadap behavioral intention dalam menggunakan surat kabar online
Dari output regression weight yang terlihat pada Tabel 10 didapatkan nilai
probabilitas (p) untuk hubungan IMG ke BIU jauh di atas 0,05, yakni sebesar
0,298. Jadi, dapat disimpulkan bahwa image tidak mempunyai pengaruh positif
terhadap behavioral intention dalam menggunakan surat kabar online. Dengan
begitu, artinya H5 ditolak.
H6: Perceived behavioral control mempunyai pengaruh positif terhadap use behavior pada surat kabar online
Dari output regression weight yang terlihat pada Tabel 10 didapatkan nilai
probabilitas (p) untuk hubungan PBC ke USE di bawah 0,05, yaitu sebesar 0,007.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perceived behavioral control mempunyai
ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 85
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan ............... Sigit Pambudi
pengaruh positif terhadap use behavior pada surat kabar online. Dengan melihat
factor loading pada Tabel 11 mengenai hubungan antara PBC ke USE dapat
disimpulkan bahwa H6 diterima dengan koefisien standardized sebesar 0,310.
H7: Behavioral intention mempunyai pengaruh positif terhadap use behavior pada surat kabar online
Dari output regression weight yang terlihat pada Tabel 10 didapatkan nilai
probabilitas (p) untuk hubungan BIU ke USE di bawah 0,05, yaitu sebesar 0,001
atau ditandai dengan tanda *** pada program AMOS. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa behavioral intention mempunyai pengaruh positif terhadap use behavior
pada surat kabar online. Dengan melihat factor loading pada Tabel 11 mengenai
hubungan antara PBC ke USE dapat disimpulkan bahwa H7 diterima dengan
koefisien standardized sebesar 0,768.
4.4 Pembahasan
Besarnya nilai koefisien determinasi ditujukan oleh nilai squared multiple
correlations. Dari nilai squared multiple correlations, variabilitas behavioral
intention yang dapat dijelaskan oleh perceived visual attractiveness, perceived
enjoyment, performance expectancy, effort expectancy, dan image adalah
sebesar 40,6%. Adapun sisanya, yaitu sebesar 59,4% adalah variabel lainnya
yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Variabilitas use behavior yang dijelaskan
oleh perceived behavioral control dan behavioral intention adalah sebesar 68,6%.
Adapun sisanya, yaitu sebesar 31,4% adalah variabel lainnya yang tidak diteliti
dalam penelitian ini. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model cukup baik dalam
menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan surat kabar online.
Terdapat pengaruh yang sangat nyata dari variabel prediktor terhadap
penggunaan surat kabar online. Dari semua hipotesis yang diuji, hanya H5 yang
ditolak. Artinya persepsi sampel terhadap image tidak signifikan dengan persepsi
terhadap behavioral intention, sehingga citra seseorang tidak berpengaruh positif
terhadap niat seseorang untuk menggunakan surat kabar online. Hal ini bertolak
belakang dengan hasil dari penemuan Carter dan Belanger (2004) yang berhasil
membuktikan bahwa image memiliki pengaruh positif terhadap niat dalam
menggunakan suatu sistem. Penelitian yang dilakukan oleh Schoneville (2007)
juga tidak berhasil membuktikan adanya hubungan positif social influence
terhadap behavioral intention. Perlu diketahui bahwa variabel image dan sosial
influence menurut Venkatesh, et al. (2003) memiliki banyak persamaan.
Penyebab dari ditolaknya H5, dikarenakan perberbedaan persepsi yang terlalu
86 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Sigit Pambudi .............. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan
jauh dari masing-masing responden mengenai hubungan antara image dan
behavioral intention. Dengan kata lain, masih banyak pengguna surat kabar
online tidak merasakan dampak positif secara prestise setelah menggunakan
media ini. Walaupun image tidak mempunyai pengaruh positif terhadap
behavioral intention dalam menggunakan surat kabar online, namun image
berpengaruh secara tidak langsung terhadap use behavior dengan koefisien
standardized sebesar 0,091. Hubungan pengaruh tidak langsung terhadap use
behavior dengan koefisien standardized lebih besar didapat oleh variabel lain,
seperti: PVA (0,252), PEN (0,266), PEX (0,186), dan EEX (0,249).
Penelitian ini berhasil menjelaskan adanya pengaruh positif dari
performance expectancy terhadap behavioral intention. Hasilnya tidak jauh
berbeda dengan penelitian Schoneville. Hasil yang berbeda antara penelitian
Schoneville dengan penelitian ini adalah, keberhasilan penelitian ini menjelaskan
tentang adanya pengaruh positif antara effort expectancy terhadap behavioral
intention, sedangkan Schoneville (2007) tidak berhasil membuktikan itu. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat pemahaman seseorang berbeda satu dengan yang
lain. Dari variabel-variabel prediktor yang digunakan dalam penelitian ini, variabel
yang mempunyai hubungan terkuat terhadap niat dalam menggunakan surat
kabar online adalah variabel perceived enjoyment, yang kemudian diikuti oleh
variabel perceived visual attractiveness, effort expectancy, dan performance
expectancy. Adapun variabel yang mempunyai hubungan terkuat terhadap
penggunaan surat kabar online adalah behavioral intention, yang kemudian
diikuti oleh variabel perceived behavioral control. Temuan-temuan ini menjadi
tantangan tersendiri bagi para pengembang surat kabar online khususnya di
Indonesia, mengingat beragamnya karakteristik.
5. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analis data statistik dan pembahasan mengenai
penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan layanan surat kabar
online adalah behavioral intention dan perceived behavioral control,
sedangkan yang mempengaruhi niat (behavioral intention) dalam
menggunakan surat kabar online adalah perceived enjoyment, perceived
visual attractiveness, effort expectancy, dan performance expectancy.
2. Image tidak terbukti mempunyai pengaruh positif terhadap behavioral
intention dalam menggunakan surat kabar online. Dengan kata lain,
ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 87
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan ............... Sigit Pambudi
masih banyak pengguna surat kabar online tidak merasakan dampak
positif secara prestise setelah menggunakan media ini.
3. Guna mendapatkan pengaruh positif dari image (citra), surat kabar online
perlu meningkatkan konten berita yang berisi tentang gaya hidup dan
informasi-informasi penting dalam menjaga penampilan seseorang.
Tentunya hal tersebut disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang
sesuai dengan keadaan saat ini, sehingga pengguna merasa memiliki
prestise yang lebih tinggi dibandingkan orang lain dan penggunaan surat
kabar online menjadi kewajiban untuk menjaga gengsi seseorang.
4. Guna mendapatkan pengembangan dan hasil yang lebih baik, perlu
adanya penelitian lanjutan mengingat permasalahan tentang penggunaan
surat kabar online masih sangat kompleks. Sehingga akan muncul
penelitian-penelitian lain yang memiliki kajian yang sama tetapi dengan
variabel-variabel yang berbeda dan jumlah sampel yang lebih besar.
Daftar Pustaka
Ajzen, I., 1991. The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processes, 50(2), pp. 179-211.
Boczkowski, P. J., 2002. The Development and Use of Online Newspapers: What Research Tells Us and What We Might Want to Know. The Handbook of New Media, pp. 270–286. London: Sage Publications.
Carter, L. & F. Belanger, 2004. The Influence of Perceived Characteristics of Innovating on E-Government Adoption. Electronic Journal of E-Government, 2(1), pp. 11-20.
Drakos, W., Doukidis, G. & Papazafeiropoulou, N., 1997. The Newspaper On-line Service: From A Business to Consumer Application Perspective. European Multimedia, Microprocessor Systems and Electronic Commerce Conference and Exposition (EMMSEC) 1997, Florence, Italy.
Ghozali, I., 2011. Model Persamaan Struktural: Konsep dan Aplikasi dengan Program AMOS ver. 5.0. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Guharoy, D. & R. Morgan, 2012. Analysis: The Truth About Internet Usage in Indonesia. [Online] Available at: http://www.thejakartapost.com/news/ 2012/07/24/analysis-the-truth-about-internet-usage-indonesia.html [Accessed 1/5/2013].
Hair, J. F., Black, W. C., Anderson, R. E. & Tatham, R. L., 1998. Multivariate Data Analysis. Englewood Cliffs: Prentice Hall.
88 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Sigit Pambudi .............. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan
Heerink, M., Ben, K., Evers, V. & Wielinga, B., 2008. The Influence of Social Presence on Acceptance of a Companion Robot by Older People. Journal of Physical Agents, 2(2), pp. 33-40.
Indriani, M., Santosa, I. & Kusumawardani, S., 2012. Efek Moderasi dari Usia dan Jenis Kelamin dalam Penerimaan E-KTP di Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta. Jurnal Penelitian IPTEK-KOM, 14(1), pp. 43-61.
Lertlum, W. & Papasratorn, B., 2005. Factors Influencing Rote Student’s Intention to Use WBL: Thailand Study. Proceeding. World Academy of Science Engineering and Technology, 10, pp. 105-110.
Liang, H., Xue, Y., Ke, W. & Wei, K. K., 2010. Understanding the Influence of Team Climate on IT Use. Journal of the Association for Information Systems, 11(8), pp. 414-432.
Min, Q., Ji, S. & Qu, G., 2008. Mobile Commerce User Acceptance Study in China: A Revised UTAUT Model. Tsinghua Science & Technology, 13(3), pp. 257-264.
Moore, G. C. & Benbasat, I., 1991. Development of An Instrument to Measure the Perceptions of Adopting an Information Technology Innovation. Information Systems Research, 2(3), pp. 192-222.
Schoneville, S., 2007. This Just in: Analysis of Factors Influencing Online Newspaper Reading Behaviour. Tesis. Enschede: Universiteit Twente.
Thompson, R. L., Higgins, C. A. & Howell, J. M., 1991. Personal Computing: Toward A Conceptual Model of Utilization. MIS Quarterly, 15(1), pp. 125-143.
Van Raaij, E. M., & Schepers, J. J., 2008. The Acceptance and Use of A Virtual Learning Environment in China. Computers & Education, 50(3), pp. 838-852.
Venkatesh, V., Morris, M. G., Davis, G. B. & Davis, F. D., 2003. User Acceptance of Information Technology: Toward A Unified View. MIS Quarterly, 27(3), pp. 425-478.
Wu, Y. L., Tao, Y. H. & Yang, P. C., 2008. The Use of Unified Theory of Acceptance and Use of Technology to Confer the Behavioral Model of 3G Mobile Telecommunication Users. Journal of Statistics and Management Systems, 11(5), pp. 919-949.
89
KONVERSI DATA KE FORMAT DNA DAN PERBANDINGAN HASIL KOMPRESINYA MENGGUNAKAN GENCOMPRESS
TERHADAP WINRAR
Heilbert Armando Mapaly, Teguh Bharata Adji, Noor Akhmad Setiawan
Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Teknik kompresi data saat ini merupakan hal yang penting dalam menyimpan media dalam bentuk digital. Secara umum, teknik kompresi terbagi menjadi lossy compression dan loseless compression. Penelitian ini mencoba untuk menerapkan konsep kompresi DNA yang bersifat loseless. Karena DNA hanya terdiri dari huruf a, c, g, dan t, maka kompresi ini hanya dapat diaplikasikan pada media teks, padahal, media yang ada saat ini tidak hanya berupa teks saja. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk menemukan cara agar kompresi tersebut dapat diaplikasikan pada media lain serta membandingkan hasil kompresi tersebut dengan aplikasi WinRAR. Untuk dapat dikompresi dengan teknik kompresi DNA, semua file tersebut harus dikonversikan ke dalam bentuk DNA. Proses konversi tersebut dilakukan dengan mengubah kode binary yang ada pada file menjadi untaian rantai DNA. 00 diubah menjadi ‘a’, 01 diubah menjadi ‘c’, 10 diubah menjadi ‘g’ dan 11 diubah menjadi ‘t’. Walaupun pada konversi data ke format DNA ukuran file DNA menjadi lebih besar dari file awal, namun ukuran file hasil kompresi menjadi lebih kecil dari ukuran file awal karena memanfaatkan kelebihan teknik kompresi DNA. Ukuran file hasil kompresi dengan GenCompress menunjukkan hasil yang lebih baik dari WinRAR ketika terdapat pengulangan dengan jumlah yang sama pada isi file.
Kata kunci: konversi, GenCompress, algoritma DNA.
1. Pendahuluan
Hingga saat ini, berbagai penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan
teknik kompresi yang lebih baik. Secara umum, teknik kompresi data dibagi
menjadi dua bagian yaitu lossy dan lossless (Nelson dan Gailly, 1995). Kompresi
data lossy memiliki kelemahan dalam akurasi data karena untuk meningkatkan
kompresi tersebut terdapat beberapa informasi yang hilang ketika data
dikompres. Sedangkan pada kompresi lossless, tidak ada informasi yang hilang
ketika kompresi dilakukan. Kompresi lossy biasanya digunakan pada gambar dan
suara digital, sedangkan kompresi lossless biasanya digunakan ketika
menyimpan catatan database, spreadsheet, dan file pengolah kata.
Kompresi pada DNA telah ditemukan sejak tahun 1993 dan telah
menghasilkan beberapa teknik kompresi seperti BioCompress (Grumbach dan
Tahi, 1993), BioCompress-2 (Grumbach dan Tahi, 1994), GenCompress (Chen,
et al., 1999), DNACompress (Chen, et al., 2002), dan DNASequitur (Cherniavsky
98 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Heilbert Armando Mapaly ...................................... Konversi Data ke Format DNA
Tabel 3 Proses dekompresi dan konversi file
File hasil kompresi
Ukuran file kompres
Ukuran file output Lama Dekompres
D18.gif.GEN 353.928 359.434 3 detik
D42.gif.GEN 341.822 350.969 3 detik
D66.gif.GEN 291.468 295.743 2 detik
D83.gif.GEN 360.509 366.538 3 detik
D109.gif.GEN 282.665 290.104 2 detik
I4.bmp.GEN 245.780 307.254 1 detik
I7.bmp.GEN 211.801 307.254 1 detik
I16.bmp.GEN 249.571 307.254 2 detik
I22.bmp.GEN 289.757 307.254 2 detik
I29.bmp.GEN 164.086 307.254 1 detik
W7.Wav.GEN 77.369 88.236 0 detik
W14.Wav.GEN 138.855 214.828 1 detik
W20.Wav.GEN 71.074 100.780 0 detik
W22.Wav.GEN 19.830 23.308 0 detik
W27.Wav.GEN 222.823 353.836 1 detik
A1.avi.GEN 160.305 177.288 3 detik
A6.avi.GEN 349.099 367.796 3 detik
A16.avi.GEN 536.214 554.584 3 detik
A22.avi.GEN 422.074 438.934 3 detik
A29.avi.GEN 323.590 337.342 2 detik
T1.txt.GEN 37 33 0 detik
T7.txt.GEN 361 754 0 detik
T16.txt.GEN 293 578 0 detik
T22.txt.GEN 185 319 0 detik
T30.txt.GEN 376 689 0 detik
E2.exe.GEN 5.676 - -
E13.exe.GEN 5.948 - -
E16.exe.GEN 6.188 - -
E23.exe.GEN 5.740 - -
E30.exe.GEN 5.827 - -
P2.bmp.GEN 56 - -
P10.bmp.GEN 827 - -
P26.bmp.GEN 109 - -
P27.bmp.GEN 7.094 11.078 0 detik
P28.bmp.GEN 6.411 11.078 0 detik
ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 99
Konversi Data ke Format DNA ...................................... Heilbert Armando Mapaly
Tabel 4 Perbandingan antara kompresi menggunakan GenCompress dan WinRAR
Nama file Compress ratio
GEN Compress ratio
RAR Selisih*
D18.gif 98,468147% 98,854310% 0,386163%
D42.gif 97,393787% 97,845964% 0,452177%
D66.gif 98,554488% 99,099894% 0,545406%
D83.gif 98,355150% 98,748288% 0,393138%
D109.gif 97,435747% 97,933155% 0,497408%
I4.bmp 79,992449% 44,353857% -35,638592%
I7.bmp 68,933521% 20,557910% -48,375611%
I16.bmp 81,226282% 40,951786% -40,274496%
I22.bmp 94,305363% 49,832386% -44,472977%
I29.bmp 53,404024% 30,809037% -22,594987%
W7.Wav 87,684165% 45,914366% -41,769799%
W14.Wav 64,635429% 27,475469% -37,159961%
W20.Wav 70,523913% 23,697162% -46,826751%
W22.Wav 85,078085% 29,457697% -55,620388%
W27.Wav 62,973524% 25,961180% -37,012345%
A1.avi 90,420671% 90,991494% 0,570823%
A6.avi 94,916475% 95,207126% 0,290650%
A16.avi 96,687607% 96,932836% 0,245229%
A22.avi 96,158876% 96,437961% 0,279085%
A29.avi 95,923425% 96,260768% 0,337343%
T1.txt 112,121212% 357,575758% 245,454545%
T7.txt 47,877984% 48,938992% 1,061008%
T16.txt 50,692042% 56,920415% 6,228374%
T22.txt 57,993730% 76,802508% 18,808777%
T30.txt 54,571843% 56,313498% 1,741655%
E2.exe 36,238269% 26,310413% -9,927856%
E13.exe 37,555247% 27,238288% -10,316959%
E16.exe 37,205387% 26,575277% -10,630110%
E23.exe 36,651555% 26,530873% -10,120682%
E30.exe 37,135938% 26,760563% -10,375375%
P2.bmp 0,505506% 1,281820% 0,776313%
P10.bmp 7,465246% 6,932659% -0,532587%
P26.bmp 0,983932% 1,679003% 0,695071%
P27.bmp 64,036830% 42,390323% -21,646507%
P28.bmp 57,871457% 37,037371% -20,834086%
100 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 ISSN: 1979-7656
Heilbert Armando Mapaly ...................................... Konversi Data ke Format DNA
Gambar 3 Isi dari Gambar 2 dalam bentuk hexadesimal
4.6 Masalah yang ditemui
Pada proses dekompresi, ada beberapa file hasil kompresi yang tidak
dapat didekompres oleh GenDecompress. Dan jika melihat data yang ada,
masalah tersebut terjadi pada file exe dan sebagian besar gambar pola yang
berformat bmp. Masalah yang ditemui terletak pada software dekompresi
GenDecompress dan bukan pada saat konversi DNA ke kode biner.
Kemungkinan besar masalah tersebut terjadi karena terdapat sejumlah
pengulangan yang cukup panjang pada isi file ketika dikompresi. Contoh
pengulangan yang cukup panjang, ditunjukkan pada Gambar 4.
Gambar 4 Isi dari file yang memiliki pengulangan yang cukup panjang
5. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Proses konversi file media ke DNA terjadi dengan mengubah 00 menjadi
a, 01 menjadi c, 10 menjadi g, dan 11 menjadi t. Ketika diubah ke dalam
format DNA, ukuran file dalam format DNA menjadi 4 kali lebih besar dari
ukuran file asal.
ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol. 6, No. 1, JULI 2013 101
Konversi Data ke Format DNA ...................................... Heilbert Armando Mapaly
2. Setelah melakukan konversi ke format DNA, semua file tersebut dapat
dikompres dengan menggunakan teknik kompresi DNA GenCompress.
Rasio kompresi dari GenCompress menunjukkan hasil lebih dari 75% dan
ukuran file hasil kompresi menjadi lebih kecil dari ukuran file sebelumnya.
3. Lama proses kompresi tidak hanya bergantung pada ukuran file, tetapi
juga bergantung pada isi dari file.
4. GenDecompress tidak berhasil mendekompresi file exe dan beberapa
pola gambar yang memiliki pengulangan cukup panjang pada isi file-nya.
5. GenCompress mampu untuk menghasilkan kompresi yang lebih baik
ketika file tersebut berisi pola pengulangan yang sama, sedangkan
WinRAR mampu untuk menghasilkan kompresi yang lebih baik ketika file
tersebut berisi pola pengulangan yang tidak sama jumlahnya.
Daftar Pustaka
Chen, X., Kwong, S. & Li, M., 1999. A Compression Algorithm for DNA Sequences and Its Applications in Genome Comparison. Genome Informatics, 10, pp. 51-61.
Chen, X., Li, M., Ma, B. & Tromp, J., 2002. DNACompress: Fast and Effective DNA Sequence Compression. Bioinformatics, 18(12), pp. 1696-1698.
Cherniavsky, N. & Ladner, R., 2004. Grammar-based Compression of DNA Sequences. Technical Report. Washington: University of Washington.
Church, G. M., Gao, Y. & Kosuri, S., 2012. Next-Generation Digital Information Storage in DNA. Science, 337(6102), pp. 1628-1628.
Grumbach, S. & Tahi, F., 1993. Compression of DNA Sequences. Proceeding. IEEE Data Compression Conference 1993 (DCC'93), pp. 340-350.
Grumbach, S. & Tahi, F, 1994. A New Challenge for Compression Algorithms: Genetic Sequences. Information Processing & Management, 30(6), pp. 875-886.
Nelson, M. & Gailly, J. L., 1995. The Data Compression Book. 2nd edition. New York: M & T Books.