Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan i KATA PENGANTAR Modul Pelaksanaan Konstruksi Penyediaan Perumahan bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada peserta pelatihan tentang pelaksanaan konstruksi pembangunan rumah, yang dibagi ke dalam 2 kelompok besar, yaitu Rumah Susun dan Rumah Tapak. Rumah Tapak disini dapat diartikan rumah khusus. Pelaksanaan konstruksi mencakup tahapan pelaksanaan pekerjaan pembangunan, sejak pekerjaan persiapan, pekerjaan struktur, pekerjaan arsitektur dan pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Plambing (MEP) serta pelaksanaan pekerjaan konstruksi PSU. Modul ini disusun dalam 7 (Tujuh) bab yang terdiri dari Pendahuluan, Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan, Pelaksanaan Pekerjaan Struktur, Pelaksanaan Pekerjaan Arsitektur, Pelaksanaan Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Plambing (MEP), Pelaksanaan Pekerjaan PSU (Prasarana Lingkungan, Sarana Lingkungan dan Utilitas umum) dan Penutup. Modul ini disusun secara sistematis agar peserta pelatihan dapat mempelajari materi dengan lebih mudah. Fokus pembelajaran diarahkan pada peran aktif peserta pelatihan. Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada tim penyusun atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan modul ini. Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan yang terus-menerus terjadi. Semoga modul ini dapat membantu dan bermanfaat bagi peningkatan kompetensi aparatur di Pusat dan Daerah dalam bidang penyelenggaraan rumah khusus. Bandung , Desember 2018 Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
97
Embed
KATA PENGANTAR - bpsdm.pu.go.id · b. Pekerjaan Struktur Atas (Upper Structure) Dengan Metoda Konvensional c. Pekerjaan Konstruksi dengan Metoda Pracetak (Precast) 3. Pelaksanaan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan i
KATA PENGANTAR
Modul Pelaksanaan Konstruksi Penyediaan Perumahan bertujuan untuk
memberikan pemahaman kepada peserta pelatihan tentang pelaksanaan
konstruksi pembangunan rumah, yang dibagi ke dalam 2 kelompok besar, yaitu
Rumah Susun dan Rumah Tapak. Rumah Tapak disini dapat diartikan rumah
khusus. Pelaksanaan konstruksi mencakup tahapan pelaksanaan pekerjaan
pembangunan, sejak pekerjaan persiapan, pekerjaan struktur, pekerjaan arsitektur
dan pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Plambing (MEP) serta pelaksanaan
pekerjaan konstruksi PSU.
Modul ini disusun dalam 7 (Tujuh) bab yang terdiri dari Pendahuluan, Pelaksanaan
s/d 4 ha. Blade bulldozer Kapak, gergaji, gergaji mesin
Blade Bulldozer Bajak piringan besar, piringan penyobek
Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan 9
2. Kantor Proyek
Kantor proyek atau Direksi Keet dibangun sebagai tempat bekerja pagi para
staf baik staf dari Kontraktor, Pengawas maupun Pemilik Proyek di lapangan,
yang dilengkapi dengan ruang-ruang kerja staf, ruang rapat, ruang pimpinan,
mushola, dan toilet. Kantor direksi Keet dibangun dengan konstruksi tidak
permanen karena sifatnya sementara, begitu proyek selesai bangunan
dibongkar. Pada umumnya dipergunakan konsruksi kayu atau besi baja ringan
dengan dinding multipleks, GRC (Glass Reinforced Concrete) dengan atap seng
atau asbes gelombang. Direksi Keet dibangun dengan ukuran paling sedikit 4
m x 6 m dan umumnya ditempatkan di bagian depan lokasi proyek, untuk
memudakan kontrol atas tenaga kerja yang keluar masuk dan bahan bangunan
yang masuk.
3. Gudang Material dan Peralatan
Bahan-bahan yang harus terlindungi dari pengaruh cuaca, seperti semen dan
material finishing lainnya harus disimpan dalam tempat tertutup. Untuk itu
diperlukan tempat penyimpanan yang disebut gudang. Sementara itu, gudang
peralatan berfungsi untuk tempat penyimpanan alat-alat ringan seperti
vibrator untuk pemadatan beton, alat-alat pengukur (theodolit), alat-alat ukur
pekerjaan finishing (mesin potong keramik, mesin bor), serta berbagai
komponen peralatan lainnya.
4. Pagar Proyek
Pembuatan pagar proyek adalah suatu pekerjaan pemberian batas terhadap
lahan yang akan dibangun. Bahan yang digunakan bisa berupa seng yang
ditempel pada batang besi baja ringan atau besi hollow atau kayu dengan
ukuran 5/7 (kaso) yang berfungsi sebagai penguat.
5. Kebutuhan Listrik Kerja
Kebutuhan tenaga listrik yang dimaksud, adalah jumlah daya yang diperlukan
oleh Kontraktor untuk meleksanakan pekerjaan konstruksi selama pelaksanaan
proyek. Sumber daya listrik biasanya deperoleh dari PLN maupun penyediaan
genset sendiri, tergantungpenggunaanya. Daya listrik yang diperlukan oleh
proyek, meliputi penerangan, AC, Peralatan Kerja, Peralatan Kantor, dan lain-
lain.
10 Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan
6. Kebutuhan Air Kerja
Kebutuhan air kerja untuk keperluan proyek bisa diperoleh dari sumur atau
PAM (Perusahan Air Minum). Air diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-
kenutuhan seperti tolilet, pencucian kendaraan proyek, dan keperluan lain
yang membutuhkan air.
7. Papan Nama Proyek
Papan nam proyek harus ditempatkan di dekat pintu masuk lokasi pekerjaan
atau ditempelkan pada pagar proyek. Papan nama proyek berisi informasi
tentang pemilik, nama dan alamat proyek, nomor IMB, nilai proyek, direksi
teknik dan nama kontraktor serta nama konsultan perencana dan konsultan
pengawas (atau konsultan MK).Pemerintah daerah menentukan bentuk dan
dimensi papan proyek.
C. Penyelidikan Tanah (Soil Investigation)
Penyelidikan tanah untuk penyediaan perumahan biasanya menggunakan 2 (dua)
cara, yaitu "sondir dan "boring", namun khusus untuk rumah tapak, mengingat
beban bangunan yang relatif ringan cukup dipergunakan Sondir
Pekerjaan sondir (Dutch Cone Penetration Test, CPT) merupakan alat penyelidikan
tanah yang sangat sederhana dan populer di Indonesia. Alat sondir, memberikan
tekanan konus dan hambatan pelekat yang dapat dikorelasikan terhadap
parameter tanah yang lain seperti : undrained shear strength, kompressibilitas,
elastisitas tanah dan dapat memperkirakan jenis lapisan tanah dan parameter
tanah lainnya.
Gambar 1. Alat Sondir
Evaluasi kondisi tanah bawah permukaan di lapangan, stratigrafi (menduga struktur lapisan tanah), klasifikasi lapisan tanah, kekuatan lapisan tanah dan kedalaman lapisan tanah keras.
Menentukan lapisan tanah yang harus dibuang dan diganti dengan tanah yang lebih baik dan dipadatkan dan kontrol kepadatan tanah timbunan atau urugan.
Perencanaan pondasi dan perhitungan settlement.
Perencanaan stabilitas lereng galian atau timbunan dan lain-lain.
Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan 11
Untuk menentukan letak dan banyaknya titik bor dan sondir suatu proyek banyak
ditentukan oleh: jenis dan karakteristik sruktur bangunan atas yang direncanakan,
keanekaragaman sruktur geologi dan kondisi topografi daerah setempat, serta
lokasi atau daerah yang dianggap kritis. Pedoman penentuan letak dan banyaknya
bor dan sodir belum ada acuan yang jelas/pasti, namun acuan ini dapat
dipergunakan:
1. Untuk proyek baru yang luas, pada survey awal jarak titik bor dan sondir
antara 30 m sampai 50 m satu dengan yang lainnya. Sedangkan pada survey
detail penentuan titik-titik bor dan sondir harus dilakukan pada bangunan
yang berat dan penting.
2. Untuk sruktur yang besar dengan jarak kolom dekat, tempatkan titik-titik bor
dan sondir berjarak 15 – 25 m, utamakan meletakkan titik bor dan sondir pada
kolom yang bebannya berat, lokasi shearwall, lokasi ruang mesin dan
sebagainya.
3. Bangunan Gedung atau pabrik yang luas dengan beban kolom ringan sampai
sedang, penempatan titik bor dan sondir cukup pada ke-empat sudut
ditambah satu titik ditengah. Sedangkan untuk beban kolom berat dan daerah
pantai perlu ditambah titik sondir dan boring.
4. Jika terdapat rencana tembok penahan tanah yang panjang, tempatkan titik
bor dan sondir masing-masing berjarak 60 m sepanjang alinemen dinding, dan
tambahkan 2 (dua) titik bor atau 2 (dua) titik sondir diluar rencana dinding
pada daerah yang dianggap kritis dan rawan longsor.
Hasil dari tes sondir ini dipakai untuk:
1. Menentukan tipe atau jenis pondasi apa yang mau dipakai
2. Menghitung daya dukung tanah asli
3. Menentukan seberapa dalam pondasi harus diletakkan nantinya
Keuntungan menggunakan Sondir:
1. Cukup ekonomis.
2. Apabila contoh tanah pada boring tidak bisa diambil (tanah lunak/ pasir).
3. Dapat digunakan manentukan daya dukung tanah dengan baik.
4. Adanya korelasi empirik semakin handal.
5. Dapat membantu menentukan posisi atau kedalaman pada pemboran.
12 Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan
6. Dalam prakteknya uji sondir sangat dianjurkan didampingi dengan uji lainnya
baik uji lapangan maupun uji laboratorium, sehingga hasil uji sondir bisa
diverifikasi atau dibandingkan dengan uji lainnya.
7. Dapat dengan cepat menentukan lekat lapisan tanah keras.
8. Dapat diperkirakan perbedaan lapisan
9. Dapat digunakan pada lapisan berbutir halus dan baik digunakan untuk
menentukan letak muka air tanah.
Kerugian:
1. Jika terdapat batuan lepas biasa memberikan indikasi lapisan keras yang
salah.
2. Jika alat tidak lurus dan tidak bekerja dengan baik maka hasil yang diperoleh
bisa merugikan.
3. Tidak dapat diketahui tanah secara langsung.
Secara umum, daya dukung tanah rata-rata dapat dirumuskan:
Tabel 2. Contoh Tabel Daya Dukung Tanah
Tabel di samping ini merupakan
contoh yang memperlihatkan daya
dukung tanah berdasarkan
kedalaman lapisan, dimana
penyelidikan taah dilakukan dengan
menggunakan Sondir dan Boring.
Untuk pembangunan rumah susun
sederhana sewa, biasanya
dilakukan 3 kali sondir dan 2 kali
Boring pada lokasi tapak bangunan,
sehingga diharapkan hasil yang
diperoleh lebih dappat
dipertanggung jawabkan untuk
merancang pondasi bangunan.
Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan 13
D. Pengukuran dan Pematokan (Setting Out/ Uitzet)
Pengukuran dan pematokan (setting out/stake out) adalah pekerjaan tahap
awal dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Sebelum malaksanakan pengukuran
dan pematokan juru ukur perlu menyiapkan dokumen gambar kerja (gambar
rencana, gambar denah ruang dan gambar denah pondasi). Pada pengukuran dan
pematokan bangunan gedung serta pembuatan blok dan kaveling perumahan
dengan bentuk ruang siku siku dapat dipergunakan 2 (dua) cara yaitu dengan cara
menerapkan rumus Phytagoras untuk menghitung panjang sisi segitiga. Pada
umumnya untuk membuat kesikuan gedung di lapangan menggunakan
perbandingan sisi segitiga dengan ukuran sisi segitiga 60 cm: 80 cm : 100 cm, atau
3 m: 4 m : 5 m, atau 6 m: 8 m : 10 m dsb, dimana pada cara tersebut menggunakan
alat ukur jarak datar pita ukur baja panjang 30 m atau 50 m dengan ketelitian
bacaan mm. Selain cara sederhana pada pengukuran dan pematokan dapat juga
menerapkan sistem koordinat, alat yang digunakan pada cara ini adalah teodolit
manual, teodolit digital atau teodolit total station (TS) dengan ketelitian bacaan
sudut satuan detik.
Pada pelaksanaan sistem ini juru ukur dapat melakukan pekerjaan pengukuran
dan pematokan titik-titik as sesuai data ukuran yang ada pada gambar denah
ruang yang sudah dihitung jarak dan sudut datarnya, dengan sekali berdiri teodolit
pada patok tetap sebagai referensi dapat melaksanakan pengukuran dan
pematokan semua titik as gedung sesuai kemampuan jarak bidik minimum dan
maksimum teodolit.
1. Garis Sempadan Bangunan/ GSB (Rooi)
Pada pekerjaan pengukuran dan pematokan garis sempadan (Rooi) bangunan
dan titk tetap (benchmark) harus sesuai persyaratan yang ditentukan dan
bekerja sama dengan instansi yang terkait (Dinas Tata Ruang Pemerintah
Daerah), pada awal pekerjaan pengukuran dan pematokan.
2. Datum Utama dan Sekunder
a. Sebagai ketinggian (level) referensi, patok tetap yang ada di lapangan
digunakan sebagai referensi atau pedoman Patok permanen dibuat dari
beton dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi sesuai dengan persyaratan,
ditempatkan pada daerah aman serta diikat dan ditandai dengan teliti.
14 Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan
b. Patok tetap referensi harus dijaga sampai akhir pelaksanaan pekerjaan
pembangunan. Patok tetap referensi ini merupakan referensi semua
pengukuran dan pematokan gedung (jarak dan sudut datar serta
koordinat).
c. Pengukuran titik dan level lainnya dikerjakan secara teliti menggunakan
alat sipat datar (Waterpass) dan theodolite yang telah dikalibrasi.
d. Kontraktor harus memberitahu pengawas secara tertulis setiap ketidak
sesuaian antara gambar dan kondisi site dan jika menemui keraguan atas
data patok tetap referensi.
e. Kontraktor bertanggung-jawab atas semua hasil pengukuran.
Pengawasan oleh pengawas resmi tidak melepaskan tanggung jawab
kontraktor.
3. Papan Referensi Elevasi (Peil)
a. Papan referensi bangunan dibuat dari kayu dan dipasang dengan kokoh
dan akurat pada posisinya.
b. Tanda referensi bangunan dibuat dari kayu dengan ukuran lebar minimum
c. 150 mm dan tebal 20 mm.
d. Referensi elevasi bangunan sama dengan datum utama, kecuali ditentukan
lain.
e. Setelah selesai pemasangan referensi bangunan, kontraktor harus
melaporkan kepada pengawas untuk inspeksi dan persetujuan.
f. Semua tanda yang menunjukan as dan elevasi harus dibuat dari cat terang
dan tahan cuaca, menggunakan simbol standard yang disetujui pengawas.
4. Pengukuran Site
a. Kontraktor harus memulai pekerjaan berpedoman pada as utama dan as
referensi seperti yang terlihat pada rencana tapak dan bertanggung jawab
penuh atas hasil pengukuran.
b. Kontraktor harus menyediakan material, alat dan tenaga kerja, termasuk
juru ukur yang berpengalaman, dan setiap saat diperlukan harus siap
mengadakan pengukuran ulang.
c. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melindungi dan memelihara
patok tetap utama
Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan 15
d. Selama pekerjaan pembangunan. Kontraktor bertanggung jawab untuk
memelihara patok sekunder dilapangan dengan jumlah dan posisi sesuai
arahan pengawas.
5. Tahapan-tahapan Pematokan dan Pengukuran
Tahapan-tahapan pengukuran dan pengukuran yang harus dilakukan oleh juru
ukur dalam menerapkan sistem ini adalah sebagai berikut:
a. Meginterpretasi data dan informasi yang disajikan pada gambar kerja
(gambar site plan, denah ruang dan pondasi).
b. Menghitung jarak datar dan sudut datar setiap as gedung sesuai gambar
kerja.
c. Menyajikan hasil hitungan dalam bentuk tabel.
d. Menentukan garis sempadan ( Rooi ) bangunan sesuai gambar rencana
(site plan)
e. Menentukan basis ukur sebagai pedoman pengukuran jarak dan sudut
datar
f. Menentukan setiap as bangunan gedung sesuai jarak dan sudut datar
yang telah dihitung.
g. Mengontrol kesikuan dan jarak datar sesuai data ukuran yang tersedia
pada gambar denah ruang dan pondasi
h. Menghitung kebutuhan bahan konstruksi bowplank.
i. Memasang patok bowplank menerus sesuai bentuk dan ukuran gedung
j. Menentukan peil lantai ( ± 0.00 )
k. Memindah as ukuran gedung pada konstruksi bowplank
l. Mengontrol kesikuan dan jarak sesuai denah ruang dan pondasi
E. Pemasangan Bouwplank
Pekerjaan pemasangan bouwplank biasanya dilakukan bersamaan atau setelah
a. Pengerjaanya sangat tergantung dengan alat berat, perlu diperhitungkan
apakah beton pracetak tersebut masih aman jika diangkat dengan alat
berat (misalnya tower crane atau mobil crane).
b. Jika lokasi proyek berada di perkotaan, dan beton precast diproduksi di
area terpisah maka ada kemungkinan proses pengiriman hanya boleh
dilakukan pada malam hari atau jam-jam tertentu, sehingga diperlukan
stock yard.
Gambar 28. Flat Slab Half Slab Gambar 29. Hollow Slab Half Slab
44 Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan
Kelebihan metode plat lantai beton full precast
a. Waktu pengerjaanya cepat karena bisa dipabrikasi lebih awal dan tinggal
merangkai di lokasi proyek.
b. Hemat biaya bekisting plat lantai. mengurangi penggunaan kayu,
plywood, perancah scaffolding dll yang seharusnya tersedia jika
menggunakan metode konvensional.
c. Hasil pekerjaan lebih rapi karena tidak ada plin akibat pertemuan
sambungan bekisting plywood.
d. Karena tidak menggunakan kayu, maka telah menjalankan program green
building dalam rangka menjaga kelestarian bumi.
Urutan pengerjaan
a. Pembuatan shop drawing plat lantai.
b. Produksi plat beton precast.
c. Pemasangan bekisting kolom, cor kolom dan bongkar bekisting.
d. Pemasangan bekisting dan pembesian balok, pemasangan perancah plat
lantai.
e. Pemasangan plat beton precast diatas balok.
f. Cor balok dilanjutkan dengan cor plat lantai (grouting sambungan balok
dengan plat lantai).
E. Latihan
1. Jelaskan tata cara atau urutan pelaksanaan pekerjaan pemasangan batu kali
pada bangunan rumah tapak (atau rumah khusus) dengan struktur bukan
panggung;
2. Ada berapa jenis pondasi yang Saudara ketahui dan jelaskan bagaimana
pelaksanaannya di lapangan;
3. Desainlah dengan sketsa bentuk kuda-kuda untuk bangunan rumah tapak
dengan bentang kuda-kuda sejauh 6,0 m, dan gambarlah beberapa detail
sambungan kuda-kuda tersebut.
4. Ada berapa jenis metoda pelaksanaan struktur atas (upper structure)
bangunan rumah susun, dan berikan penjelasannya;
Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan 45
5. Sebuah kabupaten di Maluku Utara yang berjarak 300 km dari ibukota
provinsi Ternate akan dibangun rusunawa. Jelaskan pilihan metoda
membangun Saudara, dan apa pertimbangannya.
F. Rangkuman
Pekerjaan struktur terbagi dalam 2 (dua) bagian besar, yaitu struktur bawah (sub
structure) dan struktur atas (upper structure). Untuk bangunan rumah tapak (atau
rumah khusus) struktur bawah terdiri dari pondasi (batu kali, beton bertulang,
batako atau batu bata) dengan bentuk pondasi telapak atau pondasi lajur,
kemudian di atas pondasi ditempatkan sloof, sedangkan pada rumah susun, selain
dapat dipergunakan pondasi lajur beton bertulang (untuk rumah susun 2 atau 3
lantai), pondasi pancang atau bore pile atau pondasi dengan konstruksi sarang
laba-laba. Jika dipergunakan pondasi pancang atau bore pile maka diperlukan
adanya poer pondasi atau pile cap yang akan mengikat masing-masing pondasi
pancang atau bore pile. Penyambungan tulangan pondasi pancang dengan
tulangan pile cap dilakukan setelah selimut beton pondasi pancang terlebih dahulu
dilepaskan (dihancurkan) dan pengecoran pile capnya dilakukan setelah
sambungan tulangan pondasi pancang dan pile cap selesai dilakukan. Selanjutnya
dilakukan pelaksanaan konstruksi sloof atau tie beam.
Pekerjaan struktur atas merupakan pekerjaan kolom, pekerjaan balok (atau ring
balk dan balok sopi-sopi pada rumah tapak), plat lantai, dan rangka penutup atap.
Pekerjaan upper structure pada bangunan rumah susun dapat dilaksanakan
dengan menggunakan konstruksi beton bertulang atau konstruksi baja. Jika
menggunakan konstruksi beton bertulang untuk kolom, balok maupun plat lantai,
dapat menggunakan metoda konvensional atau metoda pracetak. Metoda
konvensional untuk konstruksi lantai dapat menggunakan cor setempat dengan
menggunakan perancah dan bekisting atau menggunakan Bondek, tanpa
memerlukan bekisting. Metoda pracetak sendiri terbagi dalam 2 (dua) kelompok
besar, yaitu full precast (pracetak penuh) dan partial (partial precast). Untuk
konstruksi plat beton bertulang dengan metoda pracetak sering dipergunakan half
slab dibandingkan dengan full slab. Sambungan komponen pracetak dapat
menggunakan coupler untuk kolom dan balok, menggunakan pengikatan tulangan
besi beton atau menggunakan plat baja dengan pengelasan (untuk plat lantai dan
facade bangunan). Banyak keuntungan yang diperoleh jika menggunakan metoda
konstruksi pracetak dibandingkan jika menggunakan metoda konvensional, antara
46 Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan
lain lebih cepat, lebih rapi, dan lebih hemat dalam penggunaan bahan bangunan
dan tenaga kerja.
Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan 47
BAB 4
PELAKSANAAN PEKERJAAN ARSITEKTUR
48 Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan
Pelaksana Pekerjaan Arsitektur
A. Indikator Keberhasilan
Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan mampu
menjelaskan pelaksanaan pekerjaan arsitektur bangunan rumah susun maupun
rumah tapak (landed) atau rumah khusus, dan bagaimana arsitektur diwujudkan
melalui bagian-bagian pekerjaan yang dilakukan.
B. Pekerjaan Pasangan Dinding
1. Pekerjaan Pasangan Dinding
a. Pekerjaan pasangan dinding ini meliputi seluruh detail yang ditunjukkan
dalam gambar atau sesuai petunjuk konsultan pengawas.
b. Bahan dinding dapat menggunakan batu bata, batako, atau bata ringan
(merk dagang Hebel)
c. Batako ukuran 10x20x40 cm atau yang umum didapat dilokasi kegiatan
dan telah disetujui oleh konsultan pengawas
d. Pasangan batako menggunakan adukan campuran pasir dan semen
dengan komposisi 1 PC : 5 PS atau sesuai spesifikasi teknis, demikian juga
untuk campuran kedap air (trasram) digunakan aduk rapat air dengan
campuran 1 PC : 1,5 PS;
e. Sebelum bata atau batako digunakan harus direndam dalam bak air
hingga jenuh dan setelah batako dipasang dengan aduk nat/siar harus
dikerok sedalam 1 cm dan bersihkan dengan sapu lidi dan disiram air,
sedangkan untuk bata ringan (hebel) tidak perlu direndam;
f. Pada setiap jarak horisontal 1,0 m sepanjang 30 cm di atas sloof,
dipasang angkur besi beton diameter 8 mm yang ditanamkan pada sloof
dan dinding
g. Pemasangan dinding batako dilakukan bertahap, setiap tahap berdiri
maksimum 10 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis, dan
setiap ketinggian 1,0 meter kolom harus langsung dicor, agar batako
tidak bergoyang;
Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan 49
Gambar 30. Pasangan Dinding Bata
2. Pekerjaan Plesteran dan Acian Dinding
a. Pekerjaan dinding bata diawali dengan penyiraman dinding bata yang
sudah terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan kepala plesteran
berbentuk lajur, baru kemudian dilakukan pemlesteran dan pengacian;
b. Pekerjaan plesteran dan acian dinding dikerjakan pada permukaan
dinding bata ringan, batako, baik di dalam maupun di luar bangunan.
Pemasangan dinding dengan batu bata diawali dengan pemasangan kolom, menarik benang agar pasangan bata lurus dan pentupan kolom sebelum dicor. Setiap bata naik 1 m dilakukan pengecoran kolom, dan sesudah bata terpasang perlu disiram air bersih.
3. Pekerjaan apa saja yang dilakukan sebelum dilakukan pemasangan lantai
keramik;
4. Jelaskan ada berapa jenis cat dan bagaimana pekerjaan cat dilakukan untuk
berbagai fungsi ruang.
J. Rangkuman
Pekerjaan arsitektur pada bangunan baik rumah tapak maupun rumah susun
merupakan unsur yang tidak hanya menunjang fungsi bangunan sebagai hunian,
tetapi juga menampilkan performance bangunan termasuk mempengaruhi unsur-
unsur keindahan dan kenyamanan penghuni, paling tidak dari sisi visual.
Pekerjaan arsitektur meliputi pekerjaan pemasangan dinding, pemasangan
plafond, pemasangan lantai, pemasangan penutup bangunan atau atap,
pemasangan kusen, daun pintu dan jendela, pemasangan penggantung dan
pengunci serta pekerjaan pengecatan.
Pekerjaan arsitektur sesungguhnya merupakan unsur pengisi dari suatu struktur
bangunan bersama dengan pekerjaan mekanikal, elektrikal dan plambing, sehingga
keduanya akan saling mempengaruhi. Ketika pekerjaan struktur dan konstruksi
dilakukan kurang benar atau kurang rapi, maka akan mempengaruhi kualitas
pekerjaan arsitektur. Pada sisi lain, pekerjaan arsitektur memerlukan kualitas
bahan yang tinggi untuk mengisi atau mewujudkan unsur arsitektur dan
memerlukan ketrampilan tenaga kerja yang juga perlu didukung oleh fungsi
pengawasan yang memadai.
60 Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan
Pekerjaan arsitektur harus dilakukan berurutan agar terwujud kualitas hasil
pekerjaan yang baik. Sebagai contoh misalmya, pekerjaan lantai dan plafond tidak
mungkin dilakukan sebelum dilakukan pemasangan penutup atap, dan penutup
atap tidak mungkin pula dilakukan sebelum pekerjaan pemasangan rangka atap
dilakukan. Demikian pula halnya dengan saluran pembuangan yang berada di
bawah lantai tidak mungkin dilakukan seandainya pemasangan keramik sudah
dilakukan. Demikian pula halnya pekerjaan pengecatan dinding atau plafons, perlu
penggunaan cat yang tepat dan tenaga kerja yang terampil, serta dilakukan 3
9tiga) kali untuk memperoleh hasil yang baik.
Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan 61
BAB 5
PELAKSANAAN PEKERJAAN MEP
62 Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan
Pelaksanaan Pekerjaan MEP
K. Indikator Keberhasilan
Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan mampu
menjelaskan pelaksanaan pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Plambing (MEP)
pada bangunan rumah susun maupun rumah tapak (landed) atau rumah khusus,
dan bagaimana MEP diwujudkan melalui bagian-bagian pekerjaan yang dilakukan.
L. Pekerjaan Mekanikal
Prasarana mekanikal terdiri dari pekerjaan penyediaan air minum, termasuk
penyediaan tanki air berikut pompa distribusi baik untuk tiap rumah maupun
untuk kelompok rumah dan pekerjaan sanitair.
1. Penyediaan Air Minum
Pada setiap rumah harus disediakan air minum yang cukup dan memenuhi
persyaratan. Jika sumber air minum bukan dari PDAM diperlukan
relkomendasi dari PDAM atau instansi lainnya, seperti instansi yang memiliki
laboratorium air (perguruan tinggi, dinas kesehatan setempat) yang
berwenang melalui pengambilan contoh air (sebaiknya bukan oleh
pengembang) untuk dilakukan pemeriksaan. Hasil pemeriksaan air harus
tercantum dalam surat keterangan yang diterbitkan.
Sumber air minum dapat berasal dari sumur pantek (gali), sumur artesis,
PDAM dan mata air alami.
a. Sumur Pantek (Gali)
1) Setiap sumur pantek (gali) hanya diperkenankan melayani
maksimum 4 unit rumah dengan syarat debit air cukup pada saat
musim kemarau;
2) Kedalaman sumur pantek (gali) harus dibuat sedemikian rupa
sehingga mampu menyediakan cukup air pada musim kemarau,
dengan tinggi air minimal pada sumur pantek (gali) 2 m;
Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan 63
3) Jarak sumur pantek (gali) terhadap pembuangan air kotor (septic
tank dan rembesan) minimal 8 m, yang diukur dari dinding sumur
pantek (gali) ke dinding luar septic tank;
4) Untuk satu lokasi perumahan, pemeriksaan mutu air cukup
dilaksanakan pada satu sumur saja yang diperkirakan kualitas airnya
terjelek.
b. Sumur Artesis
1) Debit air harus dapat mensupplai kebutuhan penghuni perumahan
dengan cukup (debit minimal ½ liter/menit/ rumah). Tersedia tanki
reservoir air terpusat dengan ketinggian yang cukup (sama atau
lebih tinggi dari 4 m) dari kran rumah tertinggi) dengan volume air
minimal 20 % dari kebutuhan air bersih seluruh rumah perhari;
Gambar 41. Potongan Sumur Artesis
2) Perhitungan kapasitas bak reservoir air harus direncanakan dan
konstruksinya harus dilakukan oleh tenaga ahli agar aman dan cukup
kuat, dengan mempertimbangkan kebutuhan penghuni untuk
makan/minum, mandi, cuci dan lainnya seperti mencuci mobil atau
menyiram tanaman.
Kedalaman sumur artesis dapat lebih besar dari 30 m hingga 200 m. Sumur artesis dilengkapi pompa hisap yang digerakkan oleh motor bensin atau motor diesel.
Air yang berasal dari pompa ditampung di dalam tanki air dengan kapasitas yang cukup besar untuk kemudian air bersih didistribusikan ke setiap rumah.
Dalam perencanaan pompa sumur artesis, sebaiknya disedaikan pula tanki bahan bakar (fuel tank) yang untuk keperluan menggerakkan motor dan bersama pompa ditempatkan pada bangunan tertutup.
3) Lokasi sumur artesis harus jauh dari pembuangan air kotor/ kotoran
dengan jarak minimal lebi besar dari 25 m;
4) Letak pompa/ inlet pipa sedot harus paling sedikit 2 m di bawah
muka air terendah yang ada setelah dipompa selama 1 jam (Gambar
4.18).
5) Pengadaan sumur artesis harus memperoleh peizinan dari Gubernur
atau instansi teknis dan kualitas air sumur artesis perlu memperoleh
rekomendasi dari PDAM dan/ atau instansi lain yang ditunjuk;
6) Instalasi jaringan pipa distribusi harus direncanakan dan dipasang
sesuai dengan ketentuan PDAM setempat;
7) Pelaksanaan dan pengelolaan harus dilakukan oleh PDAM. Untuk itu
pengembang terlebih dahulu diminta melakukan perjanjian dengan
PDAM, mengenai pelaksanaan dan pengelolaan sumber air bersih
dari sumur artesis.
c. Sumur Air PDAM
Kualitas air dan debit diatur oleh PDAM. Rumah dianggap telah tersedia
air PDAM dengan baik, apabila penyambungan pipa (SR/ SAmbungan
Rumah) berserta meter air telah terpasang. Konstruksi bangunan air
maupun jaringan distribusinya dialkukan oleh PDAM.
Pada bangunan rumah susun perlu dibuat tanki air di permukaan tanah atau
di dalam tanah (Ground Water Tank/GWT) yang kedap air. Konstruksi GWT
menggunakan beton bertulang yang dilengkapi dengan man hole pada
penutupnya untuk keperluan pemebersihan tanki air.
Sebaiknya Tanki air memiliki 3 bagian kontruksi, yakni sebagai berikut.
a. Intake, yang merupakan ruang pertama yang digunakan untuk
menampung masuknya air yang berasal dari sumber air sumur dalam. Di
bagian ini terdapat bar screen untuk menyaring benda-benda dalam air.
Air yang ada di dalam Intake ini lalu dipompa atau dialirkan ke ruang
selanjutnya yaitu WTP (Water Treatment Plant).
b. WTP (Water Treatment Plant), berfungsi untuk mengolah serta
menyaring air bersih yang bersumber dari Intake menjadi air yang lebih
layak konsumsi. Ada beberapa tahapan dalam proses pengelolaan air
Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan 65
bersih Water Treatment Plant, yakni koagulasi, flokulasi, sedimentasi,
filtrasi, dan desinfeksi.
c. Reservoir, merupakan ruang dari GWT yang ada pada tahapan paling
akhir. Bagian reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan air
bersih sementara sebelum didistribusikan.
Perletakan GWT bisa di atas tanah, di bawah tanah atau sebagian di bawah
tanah dan sebagian lagi di atas tanah yang dilengkapi dengan pondasi,
tergantung pada perencanaan dan desain yang dibuat. Pada bangunan
bertingkat yang memiliki basement dengan tanah yang terbatas, GWT
ditempatkan pada lantai basement, dimana GWT terbuat dari plat baja
diperkuat rangka baja, dengan kapasitas sesuai desain yang dibuat perencana.
Bangunan rumah susun dilengkapi pula dengan roof tank, yang menerima
supplai air melalui pompa dari GWT. Penyaluran air dari roof tank ke masing-
masing unit rumah susun dengan gravitasi.
Gambar 42. Ground Water Tank
Pada rusunawa, konstruksi GWT menggunakan beton bertulang, ditempatkan di atas tanah, dimana setelah pekerjaan bekisting dan perancah dilakukan, pembesian lantai dan plat lantai dirakit ditempat, untuk selanjutnya dilakukan pengecoran dengan beton K 300. GWT dilengkapi dengan tutup dan man hole untuk keperluan perawatan.
Gambar 43. GWT dengan Komtruksi Fiber Glass
Saat ini sudah terdapat GWT dengan konstruksi Fiber Glass dan dapat ditempatkan di bawah tanah. Untuk keperluan perawatan sebaiknya GWT ini ditempatkan dalam ruang dengan konstruksi rangka beton untuk plat lantai dan kolomnya dan dinding dari batu bata/ batako
66 Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan
Roof tank yang ditempatkan di atas bangunan rumah susun dipergunakan
untuk menampung air dari GWT yang disalurkan oleh pompa.
Gambar 44. Roof Water Tank
2. Pekerjaan Pembuatan Sarana Air Kotor
Sarana air kotor terdiri dari saluran pembuangan dan septik tank dengan
rembesannya. Pembuatan septik tank dan rembesannya dapat dilakukan
dengan metoda konvensional, yaitu dengan membuat galian dan membuat 2
(dua) ruangan yang dibatasi oleh tembok, dimana pada ruang septik tank
tembok di plester dan diaci, sedangkan pada ruang rembesan tidak perlu
diplester dan aci atau dapat pula dibiarkan berupa tanah dengan dipasangi ijuk
pada dindingnya dan diisi batu kapur atau koral atau batu kali di dalamnya
(ada kerawanan dinding tanah rontok). Pada ruang rembesan yang
menggunakan bata berongga dapat diisi batu kapur dan dari ruang ini dapat
dibuat saluran air ke saluran pembuangan kota. Pada ruang rembesan perlu
dipasang saluran udara ke atas, sedangkan pada ruang septik tank perlu
dipasangi katup penutup untuk keperluan pengurasan.
Roof tank dapat terbuat dari Fiber Glass atau Stainless Steel, ditempatkan pada plat beton bertulang di lantai atas atau di bawah atap. Lantai beton bertulang sebagai tempat roof tank sebaiknya dilengkapi dengan penahan luapan air dan saluran pembuangannya yang dapat disatukan dengan saluran air hujan jika terjadi over flow dari roof tank.
Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan 67
Saat ini sudah banyak diperjual belikan tanki septik tanpa rembesan yang
dikenal dengan nama pasar, tanki Bio Filter, tanki Bio Septic, Bio One dan
banyak nama lainnya. Tanki ini tidak memerlukan rembesan, namun ada alat
pemutar (bisa manual atau menggunakan motor listrik) yang memutar kotoran
yang dicampur dengan zat kimia penghancur kotoran dengan nama
bermacam, antara lain Bacteri Aerob, Bio Boost, Probiotik dan lainnya.
Tanki Bio Septic dilengkapi pula dengan saluran pembuangan udara. Buangan
dari tanki Bio Septic berbentuk cairan yang sudah tidak berbau lagi dan tidak
mengandung bakteri coli, sehingga dapat langsung dibuang ke saluran
pembuagan kota (riool kota) atau saluran drainase. Yang perlu diperhatikan
dari tanki ini adalah memasukan zat kimia penghancur kotoran dengan rutin.
Pembuangan air limbah (berasal dari kamar mandi dan bak cuci) harus
dilakukan melalui saluran yang berukuran cukup dengan kecepatan pengaliran
Gambar 45. Potongan Septik Tank dan Rembesan
Untuk lokasi rumah khusus yang berjumlah 50 unit atau lebih, dapat dibuat septik tank dan rembesan komunal, sehingga tiap rumah tidak perlu memiliki septik tank dan rembesan.
Kemiringan saluran air kotor minimal 5 % agar kotoran dapat mengalir ke septik tank dengan dimensi pipa paling sedikit 4 inch.
Gambar 46. Gambar Bio Septic
Cara pemasangan tanki Bio Septik adalah membuat
lubang yang ditembok sekelilingnya dan ditempatkan
tanki ini. Air buangan dari tanki Bio Septic dapat
langsung di buang ke saluran drainase karena sudah
tidak berbau dan tidak mengandung bacteri.
Kelemahan tanki ini adalah jika pemutar tidak
bekerja atau tidak dicampur dengan zat kimia
penghacur kotoran, dapat mengeluarkan bau
68 Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan
yang cukup hingga mencapai saluran drainase. selain itu harus direncanakan
pula adanya bak kontrol dengan ukuran 40 cm x 40 cm yang dapat dilengkapi
dengan penutup, sebagai tempat pertemuan pipa atau tempat untuk
membersihkan pipa. Saluran air limbah dapat dapat disatukan dengan saluran
air hujan dimana buangan airnya diteruskan hingga saluran drainase
leingkungan.
Cara pemasangan saluran air limbah, adalah dengan menggali tanah dan
menempatkan saluran yang terbuat dari pipa PVC dengan diameter minimal 4
inch dan kemiringan minimal sebesar 2 %. Pada setiap sambungan pipa
hendaknya diberi tatakan yang dapat terbuat dari batu bata atau batu kali
dengan adukan, dan sambungan pipa harus dilem.
Pada bangunan rumah susun, pipa digantung pada balok atau plat lantai
dengan menggunakan klem (clamp) penggaung dan jarak penggantung paling
sedikit 2 (dua) meter dimana setiap sambungan pipa harus dilem. Jika
terdapat pipa yang melekat pada dinding, maka pipa harus di klem pada
dinding dengan menggunakan baut tanam (dyna bolt).
M. Pekerjaan Elektrikal
Ketentuan mengenai instalasi listrik dan penyambungan listrik harus mengikuti
peraturan PLN (PUIL/ Peraturan Umum Instalasi Listrik). Untuk perumahan skala
besar, pengembang perlu menyiapkan tanah yang cukup luas untuk penempatan
trafo, namun untuk perumahan demngan skala kecil, pemasangan trafo dapat
dilakukan pada tiang listrik yang disediakan.
Dalam sistim kelistrikan dikenal dua macam sistim instalasi yaitu:
Instalasi Dalam, adalah instalasi yang digunakan untuk pelayanan tenaga listrik
yang terpasang di dalam gedung=gedung seperti perumahan yang mendapatkan
supplai tenaga listrik dari instalasi jaringan luar dan;
Instalasi Luar yaitu instalasi listrik yang dipasang diluar bangunan seperti penyalur
tenaga listrik dari jaringan distribusi ke konsumen, sedangkan Instalasi luar ada dua
macam yaitu jaringan tegangan menengah (JTM) dan jaringan tegangan rendah
(JTR)
Jaringan tegangan menengah adalah instalasi listrik penyalur tenaga listrik yang
berawal dari gardu induk sampai ke trafo distribusi. Tingkat tegangan saluran
Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan 69
primer (saluran tegangan menengah) yang umumnya dipakai di Indonesia adalah
tegangan 20 KV
Jaringan tegangan rendah adalah instalasi listrik jaringan distribusi sekunder,
dimana jaringan distribusi tersebut langsung terhubung ke Kwh meter konsumen.
Tingkat tegangan rendah saluran sekunder saluran tegangan rendah yang umum
dipakai di Indonesia adalah tegangan 380/220 Volt.
Adapun jenis instalasi terbagi atas, Instalasi peneranga dan Instalasi Daya. Instalasi
daya merupakan instalasi listrik yang menggunakan tenaga listrik untuk melayani
mesin mesin listrik seperti pada motor-motor listrik, pendingin ruangan, lift dan
lain-lain.
Adapun peralatanperalatan yang digunakan pada instalasi daya antara lain:
pengaman, penghantar, kontak-kontak, tombol tekan, kontaktor dan panel.
Instalasi penerangan adalah instalasi listrik yang khusus dipergunakan untuk
melayani beban penerangan. Untuk pencahayaan suatu ruangan misalnya
didasarkan pada fungsi ruangan tersebut.
Kebutuhan peralatan instalasi penerangan antara lain lampu penerangan, saklar,
stop kontak, pipa penghantar, pengaman, kotak sambung, Panel Hubung Bagi
(PHB), dan fitting.
Untuk bangunan rumah tinggal atau rumah tapak (termasuk rumah khusus)
pemasangan instalasi listrik diawali dengan penanaman pipa PVC listrik pada
dinding dengan membobok dinding, menanam pipa pada dinding dengan
menggunakan klem (clamp) serta memasang kotak (T dus) untuk penempatan
saklar atau stop kontak pada ujung pipa. T dus untuk saklar biasanya ditempatkan
setinggi 150 cm dari lantai, sedangkan T dus untuk stop kontak dipasang 30 cm di
atas lantai,
Cara Memasang Kabel Instalasi Listrik Rumah Khusus dengan urutan:
1. Sebelum memulai penarikan kabel instalasi listrik rumah pasangkan terlebih
dahulu Box MCB (Mini Circuit Braker atau sikring);
2. Pasangkan Box stop kontak dan Box switch di sertai pipa pelindung kabel
instalasi di semua titik instalasi listrik
3. Tarik kabel phase, netral dan kabel grounding ukuran 2,5 mm dari box mcb ke
posisi stop kontak di tempatkan kemudian jumper kabel phase ke switch /
70 Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan
saklar masih menggunakan kabel 2,5 mm kemudian dari saklar kabel phase
(Arus listrik positif) di tarik ke posisi fitting lampu menggunakan kabel 1,5 mm
4. Kabel netral untuk fitting lampu jumper dari kabel netral stop kontak ke fitting
lampu menggunakan kabel instalasi ukuran 1,5 perhatikan gambar instalasi.
Pekerjaan tersebut diulangi untuk setiap ruangan yang akan dipasangi saklar, dan
stop kontak.
Gambar 47. Gambar Titik Lampu Saklar dan Stop Kontak pada Rumah Sederhana
Contoh pemasangan instalasi listrik pada rumah sederhana (rumah khusus) dengan
daya 900 watts, dimana dipergunakan 1 (satu) MCB dan hanya terdapat kebutuhan
penerangan listrik dengan menggunakan lampu pijar dan stop kontak.
Adapun cara pemasangan instalasi listrik pada rumah sederhana (rumah tapak
atau rumah khusus) dengan menggunakan 1 (satu) MCB dan tanpa Grounding
(pembumian) diperlihatkan pada berikut ini:
Gambar 48. Instalasi Listrik Rumah Tapak
Peraalatan PLN adalah Kwh Meter dan MCB di bawah Kwh meter, dan pemilik rumah harus menyediakan MCB sendiri. Penyambungan kabel untuk saklar maupun stop kontak ke ruangan-ruangan dilakukan dengan cara yang sama dengan gambar
Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan 71
Pada setiap instalasi listrik baik rumah tapak maupun rumah susun, ada baiknya
dilakukan Grounding (pembumian) yang menyambungkan setiap stop kontak
melalui box sikring atau MCB kedalam tanah, yang lazim dikenal dengan nama
Arde
Gambar 49. Prinsip Pemasangan Arde (Grounding)
Untuk rumah susun atau bangunan bertingkat pada umumnya, pada setiap lantai
atau untuk setiap 2 (dua) lantai dipasang PHB (Panel Hubung Bagi) yang
ditempatkan dekat dengan shaft listrik pada lantai yang bersangkutan. Dari PHB
melalui kabel penghantar diteruskan ke setiap ruangan dimana kumpulan kabel
tersebut ditempatkan pada rak kabel (cable tray) yang digantungkan pada lantai
(dan balok) di atasnya sebelum masuk ke tiap ruangan. Rak kabel umumnya
ditempatkan di atas koridor dan untuk kerapihan koridor, dapat ditutup dengan
plafond.
Gambar 50. Pemasangan Cable Tray
Arde harus tersambung hingga mencapai air tanah, dan dapat disatukan dengan saluran penangkal petir, sehingga ketika terjadi beban listrik yang besar dapat diredam oleh bumi.
Cable Tray di pasang dan digantung ke lantai
beton bertulang di atasnya, sebelum
didistribusikan kepada setiap unit hunian rumah
susun. Kabel penghantar listrik ke setiap lantai
(riser cable) terhubung dengan panel kontrol pada
lantai dasar (atau basement) yang memperoleh
daya listrik tegangan menengah dari PLN atau
Gen-set.
72 Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan
Gambar 51. Sistem Jaringan Listrik pada Bangunan Bertingkat
N. Pekerjaan Plambing dan Sanitair
Pembuangan air limbah/ air kotor (berasal dari kamar mandi dan bak cuci) harus
dilakukan melalui saluran yang berukuran cukup dengan kecepatan pengaliran
yang cukup hingga mencapai saluran drainase.
Pada umumnya ukuran saluran pembuangan di dalam rumah dengan diameter 4
inch dengan menggunakan pipa PVC dan ditanam di bawah lantai. Beberapa
desain rumah tapak, terdapat saluran terbuka di luar rumah yang menyambung
Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan 73
kepada saluran yang berasal dari rumah dan terhubung kepada saluran drainase
lingkungan. Untuk tetap terjaganya air tanah, sebaiknya saluran pembuangan air
limbah terhubung dengan sumur resapan di luar rumah, sehingga tidak langsung di
buang ke saluran drainase lingkungan, dimana sumur resapan dapat pula
terhubung dengan talang penampung air hujan. Untuk mencegah adanya over
flow air dari sumur resapan, dibuatkan pipa saluran ke saluran drainase
lingkungan.
Pekerjaan Sanitair dan Aksesoris
1. Pekerja pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan,
peralatan dan alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu.
2. Tipe sanitair yang digunakan antara lain adalah closet jongkok, Floor drain,
Roof drain, Talang PVC dan Kran Besi
3. Pemasangan sanitair harus baik, rapi, lurus dan dibersihkan dari kotoran,
noda, serta penyambungan instalasi penyambungan plumbingnya tidak boleh
ada yang bocor
Gambar 52. Contoh Peralatan Sanitair
74 Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan
O. Latihan
1. Jelaskan dengan singkat apa saja yang dimaksud dengan pekerjaan MEP
(Mekanikal, Elektrikal dan Plambing)?
2. Jelaskan dengan singkat bagaimana caranya Saudara membuat septik tank
dan rembesan?
3.
P. Rangkuman
Pekerjaan MEP merupakan pendukung dan pelengkap berfungsinya rumah atau
satuan rumah susun. Tanpa jaringan dan kelengkapan MEP, rumah atau satuan
rumah susun tidak dapat dihuni, sekalipun dari sisi pekerjaan struktur dan
arsitektur dilaksanakan dengan cukup baik.
Pengamatan pada rumah khusus dan rumah susun, bangunan tidak dihuni karena
salah satu sebabnya adalah tidak berfungsinya peralatan MEP. Kebocoran di
rumah susun misalnya membuktikan, pelaksanaan pekerjaan plambing dan sanitasi
tidak dilakukan dengan benar. Pembuatan jaringan MEP, kerapihan pemasangan
dan penggunaan peralatan MEP yang baik sesuai dengan SNI membawa manfaat
besar bagi penghuninya sekaligus mencegah terjadinya bencana bagi penghuni
seperti bencana kebakaran akibat hubungan pendek listrik (korsluiting). Tidak
dipergunakannya rumah khusus maupun rumah susun sekalipun jaringan dan
peralatan MEP sudah terpasang membawa kerugian pada investasi negara dan
penerima bantuan, karena harus membayar biaya langganan listrik dan/ atau air
minum. Penggantian jaringan dan peralatan MEP akibat pemasangan yang tidak
benar juga membawa kerugian bagi negara atau daerah.
Buatlah diagram jaringan
elektrikal dan perletakan MCB,
titik lampu (saklar dan stop
kontak) pada gambar di samping
ini.
Bagaimana Saudara menyambung
kabel dari MCB hingga ketitik
lampu dan saklar.
Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan 75
BAB 6
PELAKSANAAN PEKERJAAN PSU
76 Pelaksanaan Kontruksi Penyediaan Perumahan
Pelaksanaan Pekerjaan PSU
A. Indikator Keberhasilan
Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan mampu