Kasus Penugasan Bioetika BLOK MEDIKOLEGAL The Cryonics Institute's 87th Patient by Ben Best Tn. Theo, 71 tahun, merupakan pasien ke-87 yang menjalani prosedur cryonics di Cryonics Institute. Ia adalah seorang pensiunan guru yang juga selama beberapa dekade menjadi pimpinan Asosiasi Cryonics Australia sebelum kemudian berhenti karena alasan kesehatan. Tn.Theo menjalani prosedur cryonics dengan persetujuan anak dan seluruh keluarganya. Tn. Theo terdiagnosis mengalami kanker yang dimulai dari prostat dan kemudian menyebar ke tulang, perut, dan organ lain. Pada bulan oktober, ia kemudian bertanya kepada lembaga cryonics mengenai kemungkinan menjalani vitrifikasi (salah satu prosedur cryonics) di Australia. Penulis kemudian memberikannya kontak ke beberapa laporan kasus yang paling relevan dan memberitahukan bahwa ia akan memperoleh bantuan kesempatan untuk melakukan vitrifikasi di Australia. Berbagai persiapan pun kemudian segera dilakukan mengingat waktu yang dimiliki pasien tidaklah banyak.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Kasus Penugasan Bioetika
BLOK MEDIKOLEGAL
The Cryonics Institute's 87th Patient
by Ben Best
Tn. Theo, 71 tahun, merupakan pasien ke-87 yang menjalani prosedur
cryonics di Cryonics Institute. Ia adalah seorang pensiunan guru yang juga selama
beberapa dekade menjadi pimpinan Asosiasi Cryonics Australia sebelum
kemudian berhenti karena alasan kesehatan. Tn.Theo menjalani prosedur cryonics
dengan persetujuan anak dan seluruh keluarganya.
Tn. Theo terdiagnosis mengalami kanker yang dimulai dari prostat dan
kemudian menyebar ke tulang, perut, dan organ lain. Pada bulan oktober, ia
kemudian bertanya kepada lembaga cryonics mengenai kemungkinan menjalani
vitrifikasi (salah satu prosedur cryonics) di Australia. Penulis kemudian
memberikannya kontak ke beberapa laporan kasus yang paling relevan dan
memberitahukan bahwa ia akan memperoleh bantuan kesempatan untuk
melakukan vitrifikasi di Australia. Berbagai persiapan pun kemudian segera
dilakukan mengingat waktu yang dimiliki pasien tidaklah banyak.
Ketika berada dalam perawatan di rumah (Los Angeles) dengan
pengawasan anggota keluarga selama 24 jam, Tn.Theo menghembuskan nafas
terakhirnya. Dokter yang merawatnya datang tepat saat peristiwa tersebut terjadi
dan segera mengklarifikasikan kematiannya. Kemudian petugas dari Asosiasi
Cryonics Australia (CAA), dengan dibantu oleh kedua anak Tn.Theo,
menempatkan jasad ke dalam kantung jenazah yang telah diisi es. Es diletakan di
atas dan bawah jasad yang lalu dibungkus dengan selimut untuk meningkatkan
prosedur isolasi. Selanjutnya kantung jenazah tersebut ditempatkan ke dalam
kontainer penyimpanan dengan kantung es ditempatkan disekeliling kantung
jenazah. Sesudah itu jenazah dibawa dengan pesawat menuju Australia untuk
menjalani prosedur cryonics selanjutnya.
Pendahuluan
I. Definisi Cryonics
Menurut Cryonics Institute, cryonics adalah proses pengawetan tubuh
manusia atau hewan peliharaaan, yang secara hukum telah dinyatakan mati,
pada suhu yang sangat rendah ( di bawah -130ᵒC – cryogenic temperature)
dengan harapan bahwa teknologi di masa depan akan dapat menghidup
mereka kembali, dalam kondisi muda dan sehat.
Cryonics berasal dari bahasa yunani kryos yang berarti licin dan dingin.
Cryonics merupakan proses pengawetan pada suhu rendah manusia dan
hewan yang tidak dapat bertahan dengan pengobatan saat ini, dengan harapan
proses penyembuhan dan resusitasi mungkin dilakukan di masa mendatang
(wikipedia, 2012).
Sedangkan menurut Aschwin de Wolf (2011), cryonics bukan termasuk
proses pembekuan jenazah melainkan menempatkan pasien, dengan penyakit
kritis yang tidak dapat diobati dengan teknologi kedokteran saat ini, pada
kondisi perawatan jangka panjang bersuhu rendah untuk mengawetkan orang
tersebut sampai saat tersedianya pengobatan. Sama dengan beberapa tindakan
medis lain seperti anestesi umum dan hypothermic circulatory arrest,
cryonics tidak membutuhkan perubahan paradigma pokok mengenai
bagaimana gagasan kedokteran konvensional tentang biologi, fisiologis, dan
fungsi otak. Meskipun metode cryopreservation yang tersedia saat ini bersifat
ireversibel, dalam kondisi ideal kepribadian seseorang tetap mungkin
dipertahankan. Bukti lengkap dari vitrifikasi yang reversibel mungkin
berguna, namun tidak penting untuk menerima cronics sebagai salah satu
bentuk pengobatan penyakit kritis jangka panjang.
Cryonic adalah suatu teknologi baru yang menawarkan kepada mereka
yang mampu kesempatan untuk “dibekukan” ketika mencapai akhir hidupnya
agar dapat dibangkitkan kembali di masa depan (Shaw, 2009).
Teknologi cryonic menempatkan jasad pasien pada suhu yang sangat
rendah sehingga menciptakan kondisi yang dapat mengawetkan jaringan
(termasuk jaringan saraf yang menjadi dasar dari pikiran manusia) selama
berabad-abad. Melalui suatu proses yang disebut vitrifikasi, jaringan otak
dapat didinginkan sampai mencapai cryogenic temperature tanpa terjadi
pembentukan es. Kerusakan sehubungan dengan proses ini secara teoritis
bersifat reversibel sama dengan proses peremajaan kembali yang secara
teoritis mungkin dilakukan teknologi spesifik di masa mendatang. Perlukaan
pada otak berkaitan dengan terhentinya aliran darah saat ini diketahui
merupakan hasil dari serangkaian proses kompleks yang memerlukan waktu
jauh lebih dari batasan 6 menit yang disediakan teknologi resusitasi saat ini.
Reperfusi yang berlangsung lebih dari batasan 6 menit terutama akan
merusak pembuluh darah dibandingkan jaringan otak. Apoptosis pada neuron
membutuhkan waktu beberapa jam. Hal ini menciptakan kesempatan antara
kematian (secara hukum) dan kehilangan hidup yang tidak dapat diperoleh
lagi oleh subyek manusia dan hewan untuk cryopreservation dengan
kemungkinan resusitasi di masa depan. Dalam kondisi ideal, interval waktu
antara onset kematian klinis dan dimulainya prosedur cryonics dapat
diturunkan hingga kurang dari 1 menit, tetapi keterlambatan yang lebih lama
juga dapat berbanding lurus dengan daya tahan akhir pasien. Meskipun bukti
bahwa cryonic dapat berhasil tidaklah jelas, penerapan dari bukti yang tidak
jelas tersebut diperlukan pada banyak area ilmu pengetahuan. Jika perubahan
kompleks sehubungan dengan penuaan dapat berlangsung reversible (kembali
seperti semula) pada suatu waktu di masa depan, maka perubahan kompleks
serupa yang berhubungan dengan terhentinya aliran darah dan
cryopreservation juga dapat reversibel, sehingga dapat menyelamatkan
nyawa setiap orang dengan kebutuhan medis yang melampaui kemampuan
saat ini (Best, 2008).
II. Sejarah
Cryonic pertama kali ditemukan oleh Robert Chester Wilson Ettinger,
seorang berkebangsaan Amerika yang juga dikenal dengan sebutan “Father of
cryonics”. Ia lahir di tahun 1918 dan kemudian menjadi seorang dosen fisika
universitas yang tertarik pada bidang medical engineering setelah mendapat
cedera serius dalam perang dunia ke-2. Ettinger harus menjalani operasi
penyambungan tulang dimana sejak itu timbul ketertarikan terhadap teknologi
medis yang menjanjikan di masa mendatang.
Pada tahun 1964, Ettinger menulis The Prospect of Immortality, sebuah
buku yang mendukung dan menjelaskan tesis mengenai cryonic. Di dalamnya
ia menuliskan: “ Jika peradaban bertahan, ilmu kedokteran selanjutnya harus
mampu untuk memperbaiki hampir semua kerusakan tubuh manusia, termasuk
kerusakan karena beku dan kerentanan yang disebabkan penuaan atau
penyebab kematian lain. Karenanya kita hanya perlu menyimpan tubuh kita
(setelah mati) di dalam suatu mesin pembeku yang memadai guna sampai
ketika ilmu pengetahuan mampu menolong kita. Tak peduli apapun yang
membunuh kita, apakah itu usia tua atau penyakit, dan bahkan jika teknik
pembekuan masih sederhana, cepat atau lambat teman-teman kita di masa
mendatang akan mampu mengembalikan dan menyembuhkan kita.”
Dua belas tahun kemudian, di tahun 1976, Ettinger mendirikan Cryonics
Institute, suatu organisasi nonprofit yang membekukan dan menyimpan pasien
dalam nitrogen cair pada suhu 130 derajat di bawah nol (suatu proses yang
dikenal dengan nama menghabiskan dana sekitar $28,000). Proses tersebut
kemudian dikenal dengan nama Cryonic.
Ettinger wafat di tahun 2011 pada usia 92 tahun akibat gagal nafas dan
kemudian jenazahnya dibekukan dan disimpan dalam cryonic capsule lalu
didinginkan pada suhu -130ᵒC. Ia menjadi pasien ke-106 dari Cryonics
Institute.
III. Kegunaan dan Manfaat
Sesuai dengan yang telah dijabarkan sebelumnya, kegunaan dari teknik
cryonic adalah untuk mengawetkan tubuh manusia atau hewan yang secara
hukum telah dinyatakan meninggal dengan maksud agar di masa depan
manusia atau hewan tersebut dapat dibangkitkan/disembuhkan kembali oleh
teknologi di masa depan.
Sedangkan manfaatnya adalah memberikan kesempatan kepada individu
yang menderita penyakit yang pada saat ini tidak dapat disembukan dengan
teknologi kedokteran yang ada untuk sembuh dan melanjutkan hidup kembali
di masa depan ketika teknologinya sudah tersedia.
Tinjauan Medis
I. Prosedur Cryonic
Menurut Alcor (a Life Extention Foundation) terdapat beberapa
prosedur yang dilakukan dalam cryonic. Prosedur tersebut dibedakan
menurut kondisi pasien yakni dengan atau tanpa dukungan cardiopulmonal :
a. Dengan dukungan cardiopulmonal
1. Case with cardiopulmonary support
Seperti biasa dilakukan dalam praktek kedokteran, ketika
jantung pasien berhenti berdetak, perawatan dihentikan dan
kemudian secara hukum kematian diumumkan. Beberapa menit
antara henti jantung dan kematian otak memberikan kesempatan
untuk memperbaiki sirkulasi darah secara buatan dan menyediakan
kelangsungan hidup bagi otak meskipun pasien secara hukum telah
meninggal dunia. Kasus cryonic yang membutuhkan life support
techniques yang biasa dilakukan untuk menjaga viabilitas otak
setelah henti jantung disadari merupakan kasus yang ideal.
2. Standby
Alcor secara pasti menganjurkan agar pasien yang terindikasi
dalam fase akhir dari sakitnya untuk direlokasi ke fasilitas yang
telah bekerja sama dengan lembaga ini. Jika relokasi tidak
mungkindilakukan, Alcor dapat menyediakan peralatan dan regu
transportasi ke daerah terpencil. Sejalan dengan kritisnya kondisi
pasien yang sekarat, anggota Alcor akan menunggu dalam 24 jam
di sekitarnya. Prosedur ini yang dikenal dengan istilah standby.
Ketika jantung berhenti berdetak, seorang perawat atau dokter
mengumumkan kematiannya dan regu Alcor memulai prosedur
bantuan hidup seperti yang akan dijelaskan kemudian.
3. Stabilization
Pasien ditempatkan ke dalam bak berisi air es, circulasi darah dan
pernapasan diperbaiki secara buatan dengan mesin resusitasi
jantung-paru yang akan melakukan CPR. Pemasangan jalur
intravena juga dilakukan. Selain itu obat-obatan protektif pun
diberikan seperti : inhibitor radikal bebas, NOS, inhibitor eksitosin,
antikoagulan, pressor, buffer pH, anestesi. Obat-obatan ini akan
membantu menjaga tekanan darah selama CPR dan melindungi
otak dari reperfusion injury. Anestesi akan menurunkan konsumsi
oksigen yang selanjutnya memberikan proteksi kepada otak.
4. Transport
Apabila pasien berada di rumah sakit yang secara administratif
tidak memperbolehkan prosedur cryonic, pasien dipindahkan ke
sebuah lokasi alternatif sementara CPR dan proses pendinginan
tetap berlangsung tanpa gangguan. Arteri dan vena femoralis
dibuka aksesnya secara bedah dan pasien ditempatkan pada kondisi
cardiopulmonary bypass. Ini berarti bahwa darah bersirkulasi
melalui mesin jantung-paru yang mengambil alih fungsi paru dan
jantung pasien sendiri. Eksternal CPR tidak lagi dibutuhkan dan
dapat dihentikan.
Dalam hitungan menit, pertukaran panas di dalam mesin jantung-
paru menurunkan suhu pasien sampai beberapa derajat di bawah
titik beku air. Darah juga digantikan oleh suatu larutan pengawet
organ yang dirancang khusus untuk menunjang kehidupan pada
suhu rendah.
5. Cryoprotective perfusion
Pembuluh darah besar dihubungkan dengan sirkuit perfusi oleh
dokter atau dokter bedah. Pemilihan titik akses adalah pada arkus
aorta dan aurikula dekstra jantung yang diakses melalui bedah
thoraks (medial sternotomy).
Larutan dasar perfusat(pengawet) yang sama dengan larutan
pengawet yang digunakan selama proses transportasi dialirkan ke
dalam tubuh pasien pada suhu mendekati 0ᵒ (titik beku air) selama
beberapa menit. Proses ini akan membilas semua sisa darah.
Konsentrasi cryoprotektan kemudian ditingkatkan selama lebih dari
2 jam untuk setengah konsentrasi target akhir. Pengenalan lambat
ini akan meminimalisir tekanan ostmotik dan memberikan waktu
agar konsentrasi cryoprotektan menjadi seimbang di dalam dan
diluar sel. Peningkatan cepat menuju konsentrasi akhir kemudian
dilakukan, dan konsentrasi final dipertahankan sampai konsentrasi
aliran balik vena seimbang dengan konsentrasi target (kira-kira
selama 1 jam). Suhu, tekanan, dan konsentrasi cryoprotektan
kemudian dimonitor berkelanjutan dengan komputer.
Kondisi otak secara visual dipantau melalui 2 lubang kecil
pada tengkorak yang dibuat menggunakan peralatan bedah otak
standar. Ini akan mengizinkan verifikasi perfusi otak oleh cairan
injeksi dan pengamatan respon osmotik otak. Otak yang sehat akan
sedikit tertarik dari tulang tengkorak sebagai respon terhadap
perfusi cryoprotektan. Otak yang luka akan membengkak,
mengindikasikan bahwa sawar darah otak telah rusak. Kerusakan ini
sering terlihat pada pasien yang mengalami periode panjang henti
jantung tak tertangani.
6. Cooling
Setelah perfusi cryoprotektan, pasien didinginkan dibawah kontrol
komputer oleh kipas sirkulasi gas nitrogen pada suhu mendekati -
125ᵒC. Tujuannya adalah untuk mendingikan seluruh bagian pasien
dibawah -124ᵒC (suhu pembentukan kaca) secepat pembentukan es.
Waktu yang diperlukan sekitar 3 jam sampai akhirnya pasien telah
mengalami vitrified (mencapai kondisi stabil bebas es). Pasien
kemudian didinginkan kembali pada suhu -196ᵒC selama lebih dari
2 minggu.
7. Long-term care
Pasien disimpan di bawah cairan nitrogen pada suhu -196ᵒC. Cairan
nitrogen diletakan pada vacum-insulated dewars yang perlu diganti
setiap beberapa minggu. Cairan nitrogen digunakan karena
harganya tidak mahal dan efektif.
b.Tanpa dukungan cardiopulmonal
Pada kasus dimana kematian terjadi karena sakit mendadak atau
luka berat, aliran darah dapat terhenti selama beberapa jam sebelum
prosedur cryonic mungkin dilakukan. Apabila dokter menyadari bahwa
pasien tidak dapat diresusitasi dengan teknologi yang ada, maka tindakan
yang paling penting dilakukan adalah memberikan heparin yang diikuti
dengan kompresi dada untuk mensirkulasikan heparin, dinginkan dengan
es, dan lakukan pengiriman dalam es kepada Alcor.
I. Indikasi
Diindikasikan bagi pasien yang secara hukum telah dinyatakan
meninggal karena penyakit berat yang tidak dapat disembuhkan
dengan teknologi saat ini.
II. Kontraindikasi
Pasien yang meninggal karena sebab selain di atas atau
kecelakaan serta pasien yang secara hukum belum dinyatakan
meninggal.
Tinjauan Etika
I. Autonomy
Autonomy memiliki arti kemandirian yaitu pasien berhak sendiri
menentukan tindakan medis yang akan dilakukan terhadapnya. Jika
berdasarkan kepada prinsip ini maka dapat dikatakan bahwa cryonic
boleh dilakukan karena pada kasus di atas jelas disebutkan bahwa
adalah keinginan pasien sendiri untuk menjalani prosedur cryonic
pada saat ia dinyatakan meninggal secara hukum. Selain itu, sebagai
bentuk persetujuan, sama seperti prosedur medis pada umumnya,
sebelum pelaksanaan tindakan ini pasien diminta mengisi dokumen
dan form persetujuan (inform consent).
II. Beneficience
Beneficience berarti tindakan yang dilakukan oleh dokter terhadap
pasien memberikan suatu manfaat. Disamping itu juga
dipertimbangkan mengenai manfaat dan mudharatnya. Pada kasus ini,
jika kita berpedoman terhadap prinsip bioetika beneficience, maka
sebaiknya tindakan cryonic tidak dilakukan karena bukti yang
mendukung adanya manfaat yang diperoleh pasien yakni berupa
kebangkitan di masa depan masih belum jelas meskipun beberapa
teori mendukung keberhasilan tindakan ini sehingga hasil yang
diperoleh cenderung tidak jelas. Sedangkan mudharat/kerugian dari
cryogenic justru cenderung lebih nyata, yaitu biaya yang mahal,
adanya kecenderungan menyalahi hukum alam dan agama berkaitan
dengan kematian, serta kerugian lain berupa kesedihan yang dirasakan
pasien yang disebabkan kemungkinan sudah tidak ada lagi keluarga
ataupun teman yang dikenalnya di masa depan seandainya proses ini
berhasil dan pasien berhasil dibangkitkan. Karenanya, dengan
menimbang antara manfaat dan mudharat dari cryonic yaitu cenderung
lebih banyak kerugiannya dibanding manfaatnya, maka kami
menyatakan tindakan cryonic tidak sesuai dengan prinsip
beneficience.
III. Nonmaleficience
Yang dimaksud dengan prinsip nonmaleficience adalah larangan
untuk melakukan suatu tindakan yang dapat menyakiti atau
memperburuk kondisi pasien. Berkaitan dengan kasus di atas,
sebenarnya tujuan dari tindakan cryonic adalah memberikan
kesempatan kepada pasien dengan penyakit yang tidak dapat
disembuhkan dengan teknologi sekarang untuk dibangunkan kembali
dan disembuhkan penyakit beratnya. Sekalipun tindakan yang
dilakukan ini mengalami kegagalan, maka kondisi pasien pun tidak
dapat menjadi lebih buruk lagi karena kematian selalu merupakan
tahap akhir dari perjalanan penyakit. Oleh karena itu dapat dikatakan
bahwa cryonic tidak bertentangan dengan prinsip nonmaleficience.
IV. Justice
Justice adalah prinsip bioetika yang berarti keadilan atau
kesetaraan. Maksudnya adalah dalam memberikan pelayanan atau
tindakan kesehatan harus diperhatikan pemerataan distribusinya tidak
boleh membeda-bedakan pasien. Hal tersebut bertentangan dengan
prosedur cryonic yang tidak semua orang dapat memperoleh
pelayanan medis tersebut dikarenakan harganya yang mahal sehingga
hanya pasien-pasien kaya yang sanggup membayar saja yang dapat