BAB 1PENDAHULUAN
A. Latar BelakangDiere adalah penyebab penting kekurangan gizi,
ini disebabkan karena adanya anoreksia pada penderita diare,
sehingga penderita makan lebih sedikit dari biasanya dan kemampuan
menyerap sari makanan juga berkurang. Padahal kebutuhan sari
makananya meningkat akibat adanya infeksi. Setiap episod diare
menyebabkan kekurangan gizi, sehingga bila episode diare
berkepanjangan maka dampaknya terhadap pertumbuhan dan perkembangan
akan terlihat keterlambatan tubuh kembang pada anak dan bayi.Diare
merupakan penyebab utama angka kesakitan dan kematian pada anak di
negara berkembang, dengan perkiraan 1,3 milyar episode dan 3,2 juta
kematian setiap tahun pada balita. Secara keseluruhan anak-anak ini
mengalami rata-rata 3,3 epoisode diare pertahun. Pada daerah yang
dnegan angka episode yang tinggi ini, seorang balita dapat
menghabiskan 25 % waktunya dengan diare. Sekitar 80 % kematian yang
berhubungan dengan diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan.
Penyebab utama kematian karena diare adalah dehidrasi sebagai
akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinjanya. Penyebab
kematian lain adalah disentri, kekurangan gizi, dan infeksi serius
seperti pnemoni.Menurut laporan Departemen Kesehatan, di Indonesia
setiap anak mengalami diare 1,6 samapi 2 kali setahun. Hasil SKRT
(survaey kesahatan rumah tangga) di Indonesia angka kematian diare
anak balita dan bayi permil pertahun berturut menunjukan angka
sebagai berikut ; 6,6 (balita) 22 (bayi) pertahun 1980; 3,7
(balita) dan 13,3 (bayi) pada tahun1985. 2,1 (balita) 7,3 (bayi)
pada tahun 1992. 1 balita dan 8 bayi pada tahun 1995. Sementara itu
morbiditas diare tidak menunjukan hal yang sama. Dari hasil studi
morbiditas oleh DEPKES di 8 propinsi pada tahun 1989,1990,1995
berturut-turut morbiditas diare menunjukan 78 %, 103 % dan 100 %.
Apalagi dengan terjadinya krisis ekonomi yang melanda negara Asia
dimana Indonesia yang terparah, angka kejadian diare menunjukan
kenaikan. Bahkan gangguan kesehatan maupun yang terkait dengan
diare seperti gangguan gizi dan ISPA menunjukan hasil yang nyata
(DEPKES RI, 1999).Meskipun pada orang dewasa penyakit diare
baiasanya lebih ringan dari pada pada anak tetapi angka kejadian
yang semakin menurun menujukan angka kemajuan penanganan diare.
Pada saat ini sudah tersedia pengobatan yang mudah dan efektif yang
dapat menurunkan jumlah kematian karena diare pada sebagian besar
kasus. Sekarang dengan dipakainya upaya pembentukan KPD (kegiatan
pendidikan Diare) antara lain dengan pojok URO (Upaya Rehidrasi
Oral) di banyak rumah sakit dan dilanjutkan dengan pendidikan medik
penberantasan diare kasus diare di bangsal semakin berkurang secara
nyata.
B. Tujuan Penulisan1. Tujuan UmumMempelajari asuhan keperawatan
pada anak usia toddler dengan diare akut dehidrasi sedang.2. Tujuan
Khususa. Mampu melakukan pengkajian pada anak toddler dengan diare
akut dehidrasi sedang.b. Mampu melakukan intervensi anak usia
toddler dengan diare akut dehidrasi sedangc. Mampu melakukan
tindakan pada anak usia toddler dengan diare akut dehidrasi
sedangd. Mampu melakukan evaluasi pada anak usia toddler dengan
diare akut dehidrasi sedang.
BAB IILANDASAN TEORI
A. DEFINISIDiare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah
yinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam
tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengan padat, dapat disertai
frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare adalah buang
air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2 berdasarkan
mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis
(Mansjoer,A.1999,501).
B. ETIOLOGI1.Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella,
Vibrio kholera), Virus (Enterovirus), parasit (cacing), Kandida
(Candida Albicans).2.Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain
(OMA sering terjadi pada anak-anak).3.Faktor malabsorbsi :
Karbihidrat, lemak, protein.4.Faktor makanan : Makanan basi,
beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak kutang
matang.5.Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.
C. Manifestasi Klinis Diare1. Mula-mula anak/bayi cengeng
gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang.2.
Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer,
kadang disertai wial dan wiata.3. Warna tinja berubah menjadi
kehijau-hijauan karena bercampur empedu.4. Anus dan sekitarnya
lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat
banyaknya asam laktat.5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi,
turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata
cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan berat badan. 6.
Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah
turun, denyut jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun
(apatis, samnolen, sopora komatus) sebagai akibat hipovokanik.7.
Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).8. Bila terjadi
asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan
dalam. (Kusmaul).
D. PATOFISIOLOGI
BAB IIIPEMBAHASAN KASUS
A. Kasus IAn. Cici berumur 2 th 1 bulan, datang kepuskesmas X
diantar oleh ibunya dengan keluhan berak lembek dan cair lebih dari
5 kali sehari sejak kemarin, dari hasil pemeriksaan fisik diperoleh
data berat badan 9.5 kg, tinggi 90 cm, suhu tubuh 37.50 C. keadaan
umum lemah, anak mengalami letargis, mata dan ubun-ubun tampak
cekung, turgor tidak elastic (cubitan pada kulit perut kembali >
2 detik), Bibir tampak kering, tampak anak tidak mau minum dan
telapak tangan agak pucat, saat ditanyakan pada ibu enam bulan
terakhir anak belum mendapatkan kapsul vitamin A.PEMBAHASAN1.
PENGKAJIANDs : Ibunya mengatakan beraklembek dan cair > 5
kali/hari sejak kemarin. Ibunya mengatakan anaknya belum
mendapatkan kapsul vitamin A.Do : KU : lemah Anak mengalami letargi
BB : 9,5 kg. TB : 90 cm. Suhu : 37,50C. Turgor kulit : >2 detik
( sangat lambat ). Bibir kering. Anak tampak tidk mau minum.
Telapak tangan agak pucat.
Dalam kasus diatas An. Cici tergolong dalam diare dehidrasi
berat dengan ditandai :Do : Anak mengalami letargi Mata cekung Anak
tidak mau minum Turgor kulit > 2 (sangat lambat).
2. Penilaian, Klasifikasi dan Tindakan
GEJALAKLASIFIKASITINDAKAN
Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut : Letargis atau
tidak sadar Mata cekung Tidak bisa minum atau malas minum Cubitan
kulit perut kembali sangat lambat
DIAREDEHIDRASIBERAT Jika tidak ada klasifikasi berat lain
Berikan cairan untuk dehidrasi berat ( rencana terapi C ) dan
tablet Zinc Jika anak juga mempunyai klasifikasi berat lain : RUJUK
SEGERA Jika masih bisa minum berikan ASI dilarutkan oralit selama
perjalanan
Diare Dehidrasi Berat
Memeriksa Status Gizi
GEJALAKLASIFIKASITINDAKAN/PENGOBATAN
Badan sangat kurus,Atau BB/PB (TB)10,6 / 100,5 4 bulan , belum
pernah mendapatkan obat ini dalam 6 bulan terakhir , maka berikan
obat cacing dosis tunggal
Pilihan Pertama : ALBENDAZOLPilihan Kedua : PIRANTEL PAMOAT
ALBENDAZOL
PIRANTEL PAMOAT
UMURTABLET 400 mgDosis tunggalUMUR atau BERAT BADANTABLET 125
mgDosis tunggal
1 tahun - < 2 tahun
1/24 bulan - < 9 bulan ( 6 - < 8 kg )
1/2
9 bulan - < 1 tahun ( 8 - < 10 kg )
3/4
Pemberian Vitamin A
Dosis vitamin A
Usia An. Dedi 3 tahun ( 24 bulan )
UMURDOSIS
< 6 bulan50.000 IU( kapsul)
6 11 bulan100.000 IU( kapsul)
12 59 bulan200.000 IU( kapsul)
Pemberian Vitamin A untuk pengobatan ( dosis sesuai umur
anak)
GejalaHari ke-1Hari ke-2Hari ke-3
Sangat kurusv--
Sangat kurus dan menderita campakvvv
1. Pemberian pengobatan ini hanya di klinik
Pemberian air gulaCara membuat air gula:Larutkan 1 sendok teh
gula pasir (5gram) ke dalam gelas yang berisi 50 ml air matang
2. Pemberian cairan tambahan pada diare
1. Berikan rencana terapi C :a. Berikan cairan intravena : beri
100 ml/kg cairan ringger laktat / NACl dengan dosis Jika pemberian
pertama 30ml/kg selama:Pemberian pertama 70 ml/kg selama :
30 menit*1.5 jam
*ulangi sekali lagi jika denyut nadi masih lemah atau tidak
teraba
b. periksa setiap 15 30 menit jika nadi belum teraba dan beri
tetesan lebih cepat.c. beri oralit (5ml/kg/jam) segera setelah anak
mau minum : biasanya sesudah 1-2 jam dan diberi tablet zinc.Dosis :
berikan dosis tunggal selama 10 hari ( umur 6 bulan : 1 tablet = 20
mg.d. periksa kembali setelah 3 jam, klasifikasikan dehidrasi dan
pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatannya.2.
Tindakan Pra Rujukan untuk anak Sangat kurus disertai diare :
Berikan cairan Resomal atau modifikasinya sebanyak 5 ml / kg BB
melalui oral atau pipa nasogastrik sebelum di rujuk
Cara pemberian cairan 1. Resomal : Oralit 1 sachet (untuk 200
ml) Gula pasir 10 gr (1 sendok makan peres) Mineral mix 8 ml (1
sendok makan) Tambahkan air matang menjadi 400 ml
2. Modifikasi Resomal Oralit 1 sachet (untuk 200 ml) Gula pasir
10 gr Bubuk KCl 0,8 gr (seujung sendok makan) Tambahkan air matang
menjadi 400 ml
Bila tidak ada mineral mix atau KCl :Encerkan 1 sachet oralit
menjadi 400 ml dan tambahkan gula pasir 10 gr (1 sendok makan
peres)
Jika anak masih mau minum, teruskan pemberian cairan Resomal /
modifikasinya selama perjalananPemberian Glukosa 10% dan cairan
infus Pra Rujukan untuk anak sangat kurus disertai syok Pemberian
glukosa 10 % IV bolus dengan dosis 5 mg/kg BB Pemberian cairan
infus pada anak sangat kurus, harus hati-hati, pelan-pelan dan
bertaha, agar tidak memperberat kerja jantung Berikan cairan infus
sebanyak 15 ml/kg BB selama 1 jam atau 5 tetes/kg BB/menit
Dianjurkan menggunakan RLG 5% atau campuran RL dengan Dextrosa/
glukosa 10 % dengan perbandingan 1:1 Bila tidak memungkinkan, dapat
menggunakan RL dengan dosis yang sesuai di atas RUJUK SEGERA
B. Kasus IISeorang ibu bernama Ny.X datang ke puskesmas Z
membawa anaknya berumur 13 bulan bernama An. Anton dengan keluhan
utama demam dan panas tinggi sudah 5 hari, disertai
batuk-batuk,mata merah dan berair. Pada pemeriksaan terdapat
bercak-bercak merah/ruam dibelakang telinga, leher dan daerah dada
ke bawah, suhu tubuh 39,5c. Terdapat bintik-bintik putih/ kopliks
spot (tampak seperti luka) di bagian dalam mulut, kornea terlihat
keruh, berat badan 11,5 kg dan tinggi badan 80 cm.
1. Penilaian, Klasifikasi dan Tindakan Demam disertai
CampakGEJALAKLASIFIKASITINDAKAN/ PENGOBATAN
Demam (suhu tubuh 39,5c )
Batuk batukDemam Beri dosis pertama paracetamol ( 1x 100mg tab/
6jam)
Ajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah. (kecap manis
atau madu dicampur dengan air jeruk nipis)
bercak-bercak merah/ruam dibelakang telinga, leher dan daerah
dada ke bawah.
Terdapat bintik-bintik putih/ kopliks spot (tampak seperti luka)
di bagian dalam mulut.
kornea terlihat keruh.Campak dengan komplikasi berat beri
vitamin A, 200.000 IU ,( Kapsul merah) Hari 1,2,15.
Beri antibiotik pilihan dosis pertamaOral : KOTRIMOKSAZOL Tab
dewasa : Tab anak : 2 Sirup : 7.5 ml (1 sendok takar
)IntramuskularAMPISILIN : 3 ml = 600 mgGENTAMICIN : 2.5 ml = 100
mg
Obati luka di mulut dengan gentian venikol 2x/hari selama 5
hari.Cara: 1. Cucilah tangan.2. basuhlah mulut anak dengan jari
yang dibungkus kain bersih yang telah dibasahi larutan
garam.3.Oleskan gentian violet 0,25%.4.cuci tangan kembali.Cara
menyiapkan gentian violet 0,25%:1 bagian GV 1% + 3 bagian
aquades.
Bubuhi tetes/ salep mata tetrasiklin 1% atau kloramfenikol 0,25%
pada kedua mata di bagian dalam kelopak mata bawah. RUJUK
SEGERA
2. Memeriksa Status Gizi
GejalaKlasifikasiTindakan / pengobatan
BP/PB (TB) -2 - +2SD.(11,5 KG / 80 CM =0,14) Tidak ditemukan
tanda-tanda kelainan gizi.NORMAL Lakukan penilaian pemberian makan
dan nasehati sesuai anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit.
Anjurkan menimbang BB secara teratur setiap bulan.
3. Cara menilai pemberian makan anak
Tanyakan :1. Apakah ibu menyusui anak ini? Berapa kali sehari?
Apakah menyusui juga pada malam hari?2. Apakah anak mendapat
minuman atau makanan lain? Makanan atau minuman apa? Berapa kali?
Alat apa yang digunakan untuk pemberian makana atau minuman?3.
Selama anak sakit apakah pemberian makan diubah? Bila ya,
bagaimana?
4. Anjuran Makan Untuk Anak Sehat Maupun Sakit (usia 12-24
bulan)
1. Teruskan pemberian ASI2. Berikan makanan keluarga secara
bertahap sesuai kemampuan anak.3. Berikan 3xsehari, sebanyak 1/3
porsi makan orang dewasa terdiri dari nasi, lauk pauk,buah,
sayur.4. Beri makan selingan kaya gizi 2x sehari diantara waktu
makan.(biskuit, kue)5. Perhatikan variasi makanan.
C. Kasus IIIAn. Dedi umur 3 tahun dibawa oleh ibunya ke
puskesmas X, dengan keluhan bengkak/edema pada daerah kaki. Wajah
tampak bulat dan sembab, anak cengeng san rewel. Setelah dilakukan
pemeriksaan diperoleh data berat badan pasien 10,6 kg , tinggi
badan 100,5 cm , rambut tampak kusam dan mudah dicabut. Ibu
mengatakan sudah 3 hari ini anaknya mengalami diare dan sulit untuk
makan, anak terlihat lemah dan pandangan mata tampak sayu.
1. PENGKAJIAN Ds : ibunya mengatakan kaki anaknya bengkak/edema,
wajah tampak bulat dan sembab, anaknya cengeng dan rewel Ibu
mengatakan sudah 3 hari ini anaknya mengalami diare dan sulit untuk
makan Ibu mengatakan anaknya terlihat lemah dan pandangan mata
tampak sayu
Do : BB : 10,6 kg TB : 100,5cm rambut tampak kusam dan mudah
dicabut wajah tampak bulat dan sembab edema pada daerah kaki anak
terlihat lemah dan pandangan mata tampak sayu
2. PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT Diare Dehidrasi Ringan /
Sedang GEJALAKLASIFIKASITINDAKAN/PENGOBATAN
Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut: Gelisah,
rewel/mudah marah, cengeng Wajah tampak bulat dan sembab Haus,
minum dengan lahap Tampak lemah Pandangan mata tampak sayu
DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG Beri cairan & makanan sesuai
rencana terapi B dan tablet Zinc Jika anak juga mempunyai
klasifikasi berat lain : Rujuk segera Jika masih bisa minum,
berikan ASI dan larutan oralit selama perjalanan Nasihati kapan
kembali segera Kunjungan ulang 5 hari jika tidak ada perbaikan
1. Memeriksa Status Gizi
GEJALAKLASIFIKASITINDAKAN/PENGOBATAN
Badan sangat kurus,Atau BB/PB (TB)10,6 / 100,5 6 bulan : 1
tablet ( An. Dedi berusia 3 tahun / 24 bulan )
Larutkan tablet dengan sedikit air atau ASI dengan sendok teh
(tablet akan larut dalam waktu 30 detik), segera berikan pada anak.
Apabila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian tablet
Zinc , ulangi pemberian dengan cara memberikan potongan lebih kecil
dilarutkan beberapa kali hingga satu dosis penuh Ingatkan ibu untuk
memberikan tablet Zinc setiap hari selama 10 hari penuh, meskipun
diare sudah berhenti Bila anak menderita dehidrasi berat dan
memerlukan cairan infus, tetap berokan tablet Zinc segera setelah
anak bisa minum atau makan
Tindakan Pra Rujukan untuk anak Sangat kurus disertai diare
:
Berikan cairan Resomal atau modifikasinya sebanyak 5 ml / kg BB
melalui oral atau pipa nasogastrik sebelum di rujuk Cara pemberian
cairan 3. Resomal : Oralit 1 sachet (untuk 200 ml) Gula pasir 10 gr
(1 sendok makan peres) Mineral mix 8 ml (1 sendok makan) Tambahkan
air matang menjadi 400 ml
4. Modifikasi Resomal Oralit 1 sachet (untuk 200 ml) Gula pasir
10 gr Bubuk KCl 0,8 gr (seujung sendok makan) Tambahkan air matang
menjadi 400 ml
Bila tidak ada mineral mix atau KCl :Encerkan 1 sachet oralit
menjadi 400 ml dan tambahkan gula pasir 10 gr (1 sendok makan
peres) Jika anak masih mau minum, teruskan pemberian cairan Resomal
/ modifikasinya selama perjalanan
Pemberian Glukosa 10% dan cairan infus Pra Rujukan untuk anak
sangat kurus disertai syok
Pemberian glukosa 10 % IV bolus dengan dosis 5 mg/kg BB
Pemberian cairan infus pada anak sangat kurus, harus hati-hati,
pelan-pelan dan bertaha, agar tidak memperberat kerja jantung
Berikan cairan infus sebanyak 15 ml/kg BB selama 1 jam atau 5
tetes/kg BB/menit Dianjurkan menggunakan RLG 5% atau campuran RL
dengan Dextrosa/ glukosa 10 % dengan perbandingan 1:1 Bila tidak
memungkinkan, dapat menggunakan RL dengan dosis yang sesuai di atas
RUJUK SEGERA
5. KONSELING BAGI IBU
Menasehati ibu untuk meningkatkan pemberian cairan selama anak
sakitUntuk setiap anak sakit : Beri ASI lebih sering dan lebih lama
setiap kali menyusui Tingkatkan pemberian cairan. Contoh : beri
kuah sayur, air tajin atau air matang
Untuk anak diare : Pemberian cairan tambahan akan menyelamatkan
nyawa anak Beri cairan sesuai Rencana Terapi A atau B pada bagan
pengobatan.6. PELAYANAN TINDAK LANJUT
Diare PersistenSesudah 5 hari Tanyakan : apakah diare sudah
berhentiTindakan : Jika diare belum berhenti, lakukan penilaian
ulang lengkap, beri pengobatan yang sesuai, selanjutnya RUJUK Jika
diare sudah berhenti, nasehati ibu untuk menerapkan anjuran makan
untuk anak sehat maupun sakit sesuai dengan kelompok umur.
D. Kasus IVNy. Y datang ke puskesmas Ymembawa anaknyabernama
dodo umur 4 bulan dengan keluhan demam disertai batuk pilek. Dari
hasil pemeriksaan diperoleh data respirasi rate 60 x/menit, nafas
cepat dan pendek, bunyi nafas stridor, terlihat adanya tarikan
dinding dada bagian bawah dalam (TDDK), syhu tubuh 380C, BB : 6.3
kg dan panjang badan 60 cm. ibu mengatakan saat ini anaknya belum
mendapatkan imunisasi, imunisasi terakhir dilakukan 1 bulan yang
lalu.
1. PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT
GEJALAKLASIFIKASITINDAKAN
Ada tanda bahaya umum ATAU Tarikan dinding dada ke dalam ATAU
stridor
PNEUMONIA BERATAtauPENYAKITSANGAT BERAT Beri dosis pertama
antibiotik yang sesuai Rujuk SEGERA
Apakah anak Demam?
Klasifikasi demam : Demam tanpa resiko Malaria
GEJALAKLASIFIKASITINDAKAN
Tidak ada tanda bahaya umumATAU Tidak ada kaku kuduk
DEMAMBUKAN MALARIA Berikan dosis pertama parasetamol jika demam
tinggi (>38,50 c) Obati penyebab lain dari demam Jika demam tiap
hari selama >7 hari , RUJUK untuk pemeriksaan lanjutan Nasihati
kapan kembali segera Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam
Memeriksa status imunisasi
An. Dodo berusia 4 bulan:
JADWALIMUNISASIUMURJENIS VAKSINTEMPAT
0 bulanHB 0 , BCG , Polio 1RB / RB / Bidan
2 bulan DPT / HB 1 , Polio 2RB / RB / Bidan / Posyandu
3 bulanDPT / HB 2 , Polio 3RB / RB / Bidan / Posyandu
4 bulanDPT / HB 3 , Polio 4RB / RB / Bidan / Posyandu
9 bulanCampakRB / RB / Bidan / Posyandu
2. PENGOBATAN
GEJALAKLASIFIKASITINDAKAN/ PENGOBATAN
Demam (suhu tubuh 39,5c )
Batuk batukDemam Beri dosis pertama paracetamol ( 1x 100mg tab/
6jam)
Ajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah. (kecap manis
atau madu dicampur dengan air jeruk nipis)
Pemberian Antibiotik Oral uang sesuai
UMURAtauBERAT BADANKOTRIMOKSAZOL2x sehari selama 3 hari untuk
pneumoniaAMOKSISILIN2x sehari selama 3 hari untuk pneumonia
TAB DEWASA(80mg tmp + 400mg smz)TAB ANAK(20mg tmp + 100mg
smz)SIRUP / 5 ml(40mg tmp + 200mg smz)TABLET(500mg)SIRUP / 5 ml(125
mg)
4 bln - < 12 bln(6 - < 10 kg)1/225 ml(1 sendok takar)1/210
ml(2 sendok takar)
Pemberian Antibiotik Intramuskular
UMUR Atau BERAT BADANAMPISILINDosis : 50 mg / kg BBTambahan :
4,0 ml aquadest dalam 1 vial 1000 mg sehingga menjadi 1000 mg / 5
ml atau 200 mg/ml
GENTAMICINDosis : 7.5 mg / kg BBSediaan : 80 mg / 2 ml
4 bulan - < 9 bulan6 - < 8 kg)
1.75 ml = 350 mg1.25 ml = 50 mg
Pelayanan tindak lanjut
Sesudah 2 hari :Tanyakan: Apakah nafsu makan membaik? Apakah
nafas lebih lambat?
Periksa : Tanda bahaya umum Lakukan penilaian untuk batuk atau
sukar bernafas
Tindakan : Jika tidak ada bahaya umum atau tarikan dada ke dalam
deri 1 dosis antibiotik pra rujukan. Selanjutnya RUJUK SEGERA. Jika
frekuensi nafas atau nafsu makan anak tidak menunjukkan perbaikan,
gantilah dengan antibiotik pilihan kedua dan anjurkan ibu untuk
kembali 2 hari atau RUJUK jika anak menderita campak dalam 3 bulan
terakhir Jika nafas melambat atau nafsu makan membaik , lanjtkan
pemberian antibiotik hingga seluruhnya 3 hari.
BAB IVPENUTUPDemikianlah kami menyusun tugas ini dan kami sangat
bersyukur kepada ALLAH SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya jua kami
dapat menyelesaikan karya tugas ini, dan tidak lupa pula kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan tugas ini terutama
kepada bapak/ibu selaku dosen pembimbing. kami sangat menyadari
dalam penulisan tugas ini masih banyak kekurangan dan kesalahan.
Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun guna menyempurnakan tugas ini, mudah-mudahan tugas ini
dapat bermanfaat bagi sapa saja yang membacanya terutama bagi kami
sendiri.Amin.
25