1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tonsilitis merupakan suatu penyakit yang sering menyerang anak-anak terutama usia 5-15 tahun. Tonsilitis sendiri didefinisikan sebagai peradangan pada tonsila palatina yang merupakan bagian dari cincin waldeyer yang dapat disebabkan oleh virus maupun bakteri. 1,2,3,4 Mayoritas tonsilitis yang terjadi pada anak disebabkan oleh virus. Hanya 30% yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus 2,3 . Tonsilitis dibagi menjadi 2 tipe yaitu tonsilitis akut dan tonsilitis kronik. Tonsilitis akut merupakan suatu inflamasi akut pada tonsila palatina yang disebabkan oleh adanya infeksi bakteri maupun virus. Sedangkan tonsilitis kronis merupakan peradangan pada tonsil oleh karena kegagalan atau ketidaksesuaian pemberian antibiotik pada penderita tonsilitis akut. 3 Tonsilitis akut sendiri dibagi menjadi 2 yakni tonsilitis folikularis dan tonsilitis lakunaris yang dibedakan dari bentuk detritus. Diagnosis banding dari tonsilitis akut meliputi tonsilitis difteri, tonsilitis septik, dan Angina Plaut Vincent 1,2,3,4 . Oral kandidiasis merupakan infeksi jamur tersering pada manusia terutama pada anak-anak dan usia tua. Angka kejadian infeksi candida albicans yaitu 45% pada neonatus, 45-65% pada anak sehat, dan 30-45% pada remaja. Candida Albicans merupakan bakteri komensal dalam rongga mulut dan kebanyakan tidak menyebabkan gejala yang berarti bagi anak sehat. Pertumbuhan yang berlebihan dari candida albicans dapat menyebabkan gejala ketidaknyamanan pada mulut, perubahan sensasi rasa, disfagia karena pertumbuhan berlebihan di esofagus yang dapat menyebabkan gizi kurang, penyembuhan lama, perawatan terlalu rama di rumah sakit. Pada pasien dengan imun rendah infeksi ini dapat menyebar melalui darah atau traktus gastrointestinal atas dan dapat menyebabkan infeksi berat yang akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas anak.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tonsilitis merupakan suatu penyakit yang sering menyerang anak-anak
terutama usia 5-15 tahun. Tonsilitis sendiri didefinisikan sebagai peradangan pada
tonsila palatina yang merupakan bagian dari cincin waldeyer yang dapat
disebabkan oleh virus maupun bakteri.1,2,3,4 Mayoritas tonsilitis yang terjadi pada
anak disebabkan oleh virus. Hanya 30% yang disebabkan oleh bakteri
Streptococcus2,3. Tonsilitis dibagi menjadi 2 tipe yaitu tonsilitis akut dan tonsilitis
kronik.
Tonsilitis akut merupakan suatu inflamasi akut pada tonsila palatina yang
disebabkan oleh adanya infeksi bakteri maupun virus. Sedangkan tonsilitis kronis
merupakan peradangan pada tonsil oleh karena kegagalan atau ketidaksesuaian
pemberian antibiotik pada penderita tonsilitis akut.3 Tonsilitis akut sendiri dibagi
menjadi 2 yakni tonsilitis folikularis dan tonsilitis lakunaris yang dibedakan dari
bentuk detritus. Diagnosis banding dari tonsilitis akut meliputi tonsilitis difteri,
tonsilitis septik, dan Angina Plaut Vincent1,2,3,4.
Oral kandidiasis merupakan infeksi jamur tersering pada manusia terutama
pada anak-anak dan usia tua. Angka kejadian infeksi candida albicans yaitu 45%
pada neonatus, 45-65% pada anak sehat, dan 30-45% pada remaja. Candida
Albicans merupakan bakteri komensal dalam rongga mulut dan kebanyakan tidak
menyebabkan gejala yang berarti bagi anak sehat. Pertumbuhan yang berlebihan
dari candida albicans dapat menyebabkan gejala ketidaknyamanan pada mulut,
perubahan sensasi rasa, disfagia karena pertumbuhan berlebihan di esofagus yang
dapat menyebabkan gizi kurang, penyembuhan lama, perawatan terlalu rama di
rumah sakit. Pada pasien dengan imun rendah infeksi ini dapat menyebar melalui
darah atau traktus gastrointestinal atas dan dapat menyebabkan infeksi berat yang
akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas anak.
2
Pada tulisan ini akan disajikan kasus anak perempuan 2 tahun 5 bulan
dengan tonsillitis lakunaris, kandidiasis oral, rhinitis akut dengan gizi baik
perawakan normal yang dirawat di bangsal anak C1L1 RSUP. Dr. Kariadi
Semarang.
B. TUJUAN
Pada laporan kasus ini disajikan suatu kasus seorang anak anak perempuan
2 tahun 5 bulan dengan tonsillitis lakunaris, candidiasis oral, Rhinitis akut, dan
miliaria kristalina yang dirawat di bangsal anak C1L1 IRNA RSUP Dr. Kariadi
Semarang. Penyajian kasus ini bertujuan untuk mempelajari lebih dalam tentang
cara mendiagnosis, mengelola dan mengetahui prognosis penderita dengan
penyakit tersebut diatas.
C. MANFAAT
Penulisan laporan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam
proses belajar menegakkan diagnosa dan melakukan pengelolaan dan prognosis
penyakit pada pasien tonsillitis lakunaris, candidiasis oral, dan rhinitis akut
dengan gizi baik perawakan normal.
3
BAB II
PENYAJIAN KASUS
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : An. T A
Tanggal Lahir / Umur : 2 Mei 2013 / 2 tahun 5 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Pandan Pancur- Rembang
Agama : Islam
No. CM : C554410
Bangsal : C1L1
Tanggal Masuk : 9 Oktober 2015
Tanggal Keluar : 13 Oktober 2015
Lama Rawat : 4 hari
IDENTITAS ORANG TUA
Nama Ayah : Tn. AW
Umur :53 tahun
Pekerjaan : Guru SD
Pendidikan : tamat SMK
Nama Ibu : Ny.S
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : -
Pendidikan : -
B. DATA DASAR
1. Anamnesis ( Alloanamnesis)
Alloanamnesis dengan Ayah dan nenek pasien pada tanggal 9-10-2015, pukul
17.30 WIB (Hari perawatan I)
a. Keluhan Utama : Sesak nafas
4
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
± sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit anak demam nglemeng
namun tidak diukur suhunya dengan termometer. Demam dirasakan naik
1 hari sebelum sakit: nasi, telor, daging ayam, sayur asem, 3 x 1 porsi
Pagi :mie, telur, tempe, 3 x 1 porsi habis
Siang :nasi, daging, tempe, sayur asem, 3 x 1 porsi
habis
Malam : nasi, daging, sayur , 3 x 1 porsi habis
Kesan : Asi eksklusif, Kuantitas cukup, kualitas cukup.
10
i. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan anak
Pertumbuhan (Tanggal 9 Oktober 2015 pukul 17.30 WIB)
Berat badan lahir 3200 gram, panjang badan lahir lupa, berat badan
sekarang 12 kg, berat badan bulan lalu 11,5 kg, tinggi badan sekarang
91 cm. lingkar kepala 49 cm, lingkar lengan atas 13 cm, berat badan
ideal 13 kg.
Status antropometri dengan WHO Anthro:
Gambar 1. Berat Badan Menurut Umur. WAZ : -0,36 SD
Gambar 2. Tinggi Badan Menurut Umur. 0,26 SD
11
Gambar 3. Berat Badan Menurut Tinggi Badan -0,82 SD
Gambar 4. Lingkar Kepala (Grafik Nellhaus)
12
Plotting KMS
Berat Badan Bulan lalu = 11,5 kg
Berat Badan Sekarang = 12 kg
Gambar 5. Kurva KMS
Overview pertumbuhan:
Arah pertumbuhan: Normal growth/Tumbuh Normal (N2)
Pola pertumbuhan: Normal growth
Berat badan sesuai umur
Panjang badan sesuai umur (Perawakan Normal)
Mesosefal
Perkembangan :
Pasien sudah bisa menoleh usia 2 bulan, tengkurap usia 4 bulan, duduk
usia 6 bulan, merangkak 8 bulan, berdiri 11 bulan, dan berjalan 12
bulan. Pasien dapat menyebutkan 2-3 kata, menyebutkan keinginan
makan. Dalam lingkungan sosial pasien sering berinteraksi dan bermain
dengan tetangga-tetangganya
Kesan : perkembangan sesuai usia
13
Kuesioner Praskrining untuk Anak 24 bulan
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah tangga, apakah anak meniru apa yang anda lakukan? √
2 Apakah anak dapat meletakkan 1 buah kubus di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 — 5 cm.
√
3 Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang mempunyai arti selain "papa" dan "mama"? √
4
Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa kehilangan keseimbangan? (Anda mungkin dapat melihatnya ketika anak menarik mainannya).
√
5 Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti: baju, rok, atau celananya? (topi dan kaos kaki tidak ikut dinilai). √
6
Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA jika ia naik tangga dengan posisi tegak atau berpegangan pada dinding atau pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia naik tangga dengan merangkak atau anda tidak membole-hkan anak naik tangga atau anak harus berpegangan pada seseorang.
√
7
Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkah anak menunjuk dengan benar paling sedikit satu bagian badannya (rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian badan yang lain)?
√
8 Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah? √ 9 Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri
atau membantu mengangkat piring jika diminta? √
10 Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis) ke depan tanpa berpegangan pada apapun? Mendorong tidak ikut dinilai.
√
Kesan : Perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya
Status Gizi
WAZ = -0,36
HAZ = 0,26
WHZ = -0,82
Lingkar kepala = 49 cm
Kesan : Gizi baik, berat badan normal, perawakan normal
14
2. Pemeriksaan Fisik
Tanggal 9 Oktober 2015 pukul 18.45 WIB di bangsal Anak C1L1 pada hari
perawatan ke-1
Anak perempuan, 2 tahun 5 bulan, BB: 12 kg, PB: 91 cm
a. Keadaan umum : sadar, kurang aktif, nafas spontan (+) adekuat,
terpasang infus di tangan kiri
b. Tanda vital :
• Nadi : 110 x / menit, isi dan tegangan cukup
• RR : 20 × / menit
• Suhu : 37.7°C ( aksiler )
c. Status Internus :
• Kepala : Mesosefal, 49 cm
Ubun-ubun besar menutup, datar
• Kulit : kering (-), ptechiae (-)
• Mata : konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera tidak
ikterik, edema palpebra (-), reflek kornea (+/+),
reflek cahaya (+/+), reflek bulu mata (+/+)
• Telinga : tidak ada discharge, tidak ada nyeri tekan
retroaurikuler
• Hidung : ada discharge, konka oedem (+), konka hiperemis
(+) tidak ada nafas cuping hidung,
• Mulut : tidak sianosis, bibir kering (-), mukosa mulut
kering (-), Bercak keputihan di 1/4 posterior lidah.
menjadi 1 membentuk alur, rapuh, lembek, tidak mudah berdarah, dan kripte tidak
melebar. Terdapat pembesaran nnll cervical anterior di kedua sisi. Pemeriksaan
fisik lain dalam batas normal. Antropometri menurut WHO, WAZ= - 0,36, HAZ=
0,26, WHZ= -0,82, dengan interpretasi gizi baik, perawakan normal. Arah garis
pertumbuhan N2 ( normogrowth). Perkembangan anak sesuai umur,
penghitungan KPSP= 10.
Pemeriksaan darah rutin menunjukkan adanya peningkatan jumlah
leukosit karena proses infeksi , Pada pemeriksaan darah tepi ditemukan
limfositosis, dan pemeriksaan kultur ditemukan adanya candida sp, pengecatan
45
gram ditemukan bakteri Diplococcus gram (+), Kuman bentuk batang gram (-),
dan Streptococcus kimia pada swab tenggorok. Penderita mendapat terapi
preventif untuk tonsilitis difteri yaitu antibiotik. Antibiotik yang dipilih adalah
Penisilin prokain 50.000 unit/kgBB IM. Selain itu diberikan juga terapi
simptomatik, dexamethason 0,3 mg/8 jam PO, Parasetamol sirup 120 mg /4-6 jam
bila suhu >380C, dan Infus D5 ½ NS 5 tpm untuk maintainance cairan. Diet : 3x 1
porsi nasi dan 3 x 150 cc susu. Untuk mengobati kandidiasis oraal diberikan
Candistatin drop yang berisi Nistatin suspensi oral dengan dosis 1ml (
100.000µ)/8 jam yang diberikan selama 10-14 hari.
Penderita didiagnosis dengan tonsilitis akut lakunaris, kandidiasis oral,
dan rhinitis akut dirawat di bangsal infeksi anak selama 4 hari. Selama perawatan
hanya sekali terjadi demam >38.0oC, sesak anak berkurang sehingga anak tidak
rewel, bercak keputihan pada tonsil dan 1/4 belakang lidah semakin berkurang,
keluhan batuk pilek pasien membaik, pasien tidak rewel saat makan. Pada hari
perawatan ke 3 muncul vesikula kecil, rapuh, dan jelas yang tidak menimbulkan
keluhan apapun pada pasien, setelah dikonsultasikan ke bagian kulit didiagnosis
Miliaria Kristalina.
Edukasi yang diberikan kepada pengasuh meliputi cara menjaga higienitas
anak. Pengasuh juga disarankan untuk menyediakan obat penurun panas dan
memeriksakan ke dokter bila terjadi infeksi yang menyebabkan suhu tubuh
meningkat sehingga. Selain itu dijelaskan juga bahwa anak dalam gizi baik,
sehingga memberikan saran kepada orang tua untuk menjaga dan
mempertahankan gizi anak dengan cara memberikan makanan yang mengandung
lemak dan protein seperti daging sapi, daging ayam, ikan, susu, dan menyarankan
pengasuh agar dapat memberikan menu makanan yang lebih bervariasi sesuai
kesenangan anak, menyarankan kepada pengasuh untuk mencoba meningkatkan
kreativitas dalam penyajian makan anak sehingga anak lebih tertarik untuk
makan.
Prognosis pada pasien ini untuk kehidupan (quo ad vitam), untuk
kesembuhan (quo ad sanam), dan untuk fisiologi tubuh (quo ad fungsionam)
adalah baik (ad bonam).
46
DAFTAR PUSTAKA
1. Government of western Autralia Department of Health child and adoles-cent Health Servive. Tonsillitis. 2015.Available from: http://kidshealthwa.com/api/pdf/651
2. Republic of Rwanda Ministry of Health. Pediatrics Clinical Treatment Guidelines. (Internet) 2012 (cited 2015 October 20). Available from: http://www.moh.gov.rw/fileadmin/templates/Clinical/Pediatrics-National-Clinical-Treatment-Guideline-ok-version-after-corrections.pdf.
3. Eliza Metcalfe. Ear, nose, and throath health in early Childhood. Commu-nity Paediatric Review (Internet). 2014 (cited 2015 October 20); 22:2. Available from: http://www.rch.org.au/uploadedFiles/Main/Content/ccch/CPR_Vol22_No2.pdf
4. Rusmarjono. Soepardi EA. Faringitis, tonsilitis, dan hipertrofi adenoid. Buku Ajar ilmu kesehatan telinga, hidung, tenggorok kepala dan leher. Edisi 6. Balai Penerbit FKUI Jakarta 2008: 217-25
5. Stelter K. Tonsillitis and sore throat in children. GMS Curr Top Otorhino-laryngol Head Neck Surg. NCBI. (Internet)2014;13. Available From: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4273168/pdf/CTO-13-07.pdf
6. Imanuel Y, Dwi Lingga U, dan Yati S. McIsaac criteria for diagnosis of acute group A-beta hemolytic streptococcal pharyngitis: Paediatric Indo-nesia (Internet) 2013 (cited 2015 October 20);53:258-63 Available from: http://paediatricaindonesiana.org/pdffile/53-5-4.pdf
7. Andrew M, Victor N, Kenneth D. Large-Scale Validation of the Centor and Mc Isaac Scores to predict group A Streptococcal Pharyngitis. Har-vard University (Internet) 2012 (cited 2015 October 20). Available from: http://nizetlab.ucsd.edu/Publications/Centor-Validation.pdf.
8. Pierre R, dkk. Pharingitis in Low-Resource Setting: A Pragmatic Clinical Approach to reduce Unnecessary Antibiotic Use. Pediatrics. 2006;118:6.
9. Laure J, Campos D, and Smeester P. Pragmatic Scoring System for Phar-yngitis in Low-Ressource Settings. Pediatrics. 2010;126:608–14.
10. Wantania JM. Infeksi respiratori akut.In: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, editors. Buku ajar respirologi anak. 1st ed. Jakarta: BP IDAI; 2008:268-77.
11. IDAI. Rekomendasi Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 Tahun. 2014 12. Baugh. R, dkk. Clinnical Practice Guideline: Tonsillectmy in Children.
American Academy of otolaryngology. 2011 13. Sign. Management of Sorethroat and Indication for Tonsillectomy. 2010 14. Akpan A, Morgan R. Oral Candidiasis Review. Postgrad Med J [Internet]
2015 [Cited 2015 October 20]; 78:455-9. Available from http://pmj.bmj.com/content/78/922/455.full.pdf
15. Dangi Y, Soni M, Namdeo K. Oral Candidiasis:A review. [Internet] 2010[cited 2015 October 21]. Available from:
16. J Investig Allergol Clin Immunol.[Internet]2010[cited 2015 October 20];20:Suppl 1:37-42. Available from: http://www.jiaci.org/issues/vol20s1/9.pdf.
17. Schroer B, Pien Lily. Nonallergic rhinitis: Common problem, chronic symptoms. Cleveland clinic Journal of Medicine [internet] 2012. [cited 2015 oktober 20]; 79:4. Available from: http://www.isdbweb.org/app/webroot/documents/file/4f9ac1eb98e92.pdf.
18. Cettipane R, Leberman P. Unpdate on Non-Allergic Rhinitis. Brown Uni-versity School of Medicine .2012.
19. American Osteopathic College of Dermatology. Miliaria. [internet] 2013. . [cited 2015 oktober 20] Available from:http://www.aocd.org/?page=Miliaria
20. Al hilo.M, Saedy. S, Alwan. A. Atypicap Presentation of Miliaria in Iraqi Patients Attending Al -Kindy Teaching Hospital in Baghdad: A Clinical Descriptive Study. American Journal of Dermatology and Venerology. 2012; 1(3):41-6