ii KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIFITAS VULVA HYGIENE DENGAN AIR REBUSAN DAUN SIRIH UNTUK MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS DI BPM HENI WINARTI DESA JATIJAJAR, KEBUMEN Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh : NANDIKA PRAVITA CAHYA B1401188 PROGAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TIMGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2017
50
Embed
KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIFITAS VULVA …elib.stikesmuhgombong.ac.id/416/1/NANDIKA PRAVITA CAHYA NIM... · Menurut BKKBN (2007) dalam jurnal dinamika kebidanan infeksi nifas ... karena
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ii
KARYA TULIS ILMIAH
EFEKTIFITAS VULVA HYGIENE DENGAN AIR REBUSAN DAUN SIRIH
UNTUK MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM
PADA IBU NIFAS DI BPM HENI WINARTI
DESA JATIJAJAR, KEBUMEN
Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan
Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
NANDIKA PRAVITA CAHYA
B1401188
PROGAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TIMGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH GOMBONG
2017
iii
iv
v
vi
KARYA TULIS ILMIAH
EFEKTIFITAS VULVA HYGIENE DENGAN AIR REBUSAN DAUN SIRIH
UNTUK MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM
PADA IBU NIFAS DI BPM HENI WINARTI
DESA JATIJAJAR, KEBUMEN1
Nandika Pravita Cahya2, Adinda Putri Sari Dewi, S.ST,. M.Keb
3
INTISARI
Latar Belakang: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2010-
2013 menunjukan infeksi menduduki peringkat ke tiga. salah satu penyebabnya
adalah perawatan luka perineum yang kurang baik. Tingginya angka ruptur
perineumtersebut dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan tentang perawatan
luka perineum di rumah dan pengetahuan asuhan kebidanan yang kurang baik.
Penerapan vulva hygiene menggunakan air rebusan daun sirih merupakan inovasi
terbaru untuk mempercepat penyembuhan luka perineum dan mencegah
terjadinya infeksi.
Tujuan: Menerapkan vulva hygiene dengan air rebusan daun sirih untuk
mempercepat penyembuhan luka perineum pada ibu nifas.
Metode:Menggunakan metode deskriptif analitik, dengan pendekatan studi kasus
yang menggambarkan dan mendeskripsikan fakta yang didapat melalui lembar
observasi reeda scaledan dokumentasi.
Hasil:Setelahpenerapan vulva hygiene dengan air rebusan daun sirih terdapat
percepatan penyembuhan luka perineum yang terjadi pada 2 partisipan (Ny. T dan
Ny. R) dan 1 partisipan yaitu Ny. Ri dengan penyembuhan luka normal. Setelah
dilakukan asuhan, 2 partisipan sembuh dalam waktu 6 hari dengan luka baik dan 1
partisipan sembuh dalam waktu 8 hari dengan luka kurang baik. Ini dikarenakan
faktor pengetahuan, personal hygieneyang kurang dan faktor pantangan makanan.
Kesimpulan: Penerapan vulva hygiene menggunakan air rebusan daun sirih dapat
mempercepat penyembuhan luka perineum pada ibu nifas.
Kata kunci: Daun Sirih, Luka Perineum, Nifas.
Kepustakaan: 20 pustaka (2007-2015).
Halaman: xii+56 halaman+7 lampiran. 1Judul
2Mahasiswa Program Studi DIII Kebidanan
3Dosen Program Studi DIII Kebidanan STIKES Muhammadiyah Gombong
vii
SCIENTIFIC PAPER
THE EFFECTIVENESS OF VULVA HYGIENE USING BOILD BETEL LEAF
WATER FOR FAST HEALING OF PERINEUM WOUNDS OF
POSTPARTUM MOTHERS IN INDEPENDENT MIDWIFERY CLINIC OF
MIDWIFE HENI WINARTI
AT JATIJAJAR, KEBUMEN1
Nandika Pravita Cahya2, Adinda Putri Sari Dewi, S.ST ,. M.Keb
3
ABSTRACT
Background: Indonesian Health and Demography Survey (SDKI) in 2010-2013
shows that infection was on the third rank. This is due to poor perineal rupture care.
The high rate of perineal rupture (wound) is influenced by the lack of knowledge
about perineal care at home and also influenced by poor knowledge of midwifery
care. The application of vulva hygiene using boiled betel leaf water is the latest
innovation to accelerate the healing (recovery) of the perineum rupture and to prevent
infection.
Objective: To apply vulva hygiene using boiled betel leaf water to accelerate the
healing of the perineal rupture of pospartum mothers.
Method: This study uses descriptive analytic method with case study approache. The
writer describes the facts obtained from Reed-scale observation sheets and
documentation.
Result: After applying vulva hygiene using boiled betel leaf water, there was
accelerating healing of perineal rupture of 2 participants (Mrs. T and Mrs. R) and
there was only one participant (Mrs. Ri) having normal healing. After being given
care, 2 participants recovered within 6 days with good injuries and 1 participant
recovered within 8 days with unfavorable injuries. This is due to the lack of
knowledge and personal hygiene, and dietary restrictions as well.
Conclusions: The application of vulva hygiene using boiled betel leaf water can
accelerate the healing of the perineal rupture of postpartum mother.
Keyword: Betel leaf, perineal rupture, postpartum
Literature: 20 references (2007-2015).
Pages: xii + 56 pages + 7 appendices.
1Title
2Student of DIII Program of Midwifery Dept
3Lecturer of Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Puji syukur kehadirat Allah subhanahuwata’ala (SWT), yang senantiasa
melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Efektifitas Vulva Hygiene Dengan
Air Rebusan Daun Sirih Untuk Mempercepat Penyembuhan Luka Perineum
Pada Ibu Nifas Di BPM Heni Winarti, Desa Jatijajar, Kebumen”. Karya Tulis
Ilmiah ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar ahli madya kebidanan.
Selama penyusunan Karya Tulis Ilmiahini penulis mendapat bimbingan,
masukan dan dukungan dari beberapa pihak, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan dengan baik, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Hj. Herniatun, M. Kep, Sp. Mat, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes) Muhammadiyah Gombong,
2. Eka Novyriana, S.Si.T.,M selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan STIKes
Muhammadiyah Gombong,
3. Juni Sofiana, M.Keb selaku Penguji 1 yang telah memberikan bimbingan dan
memberikan masukan demi terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah,
4. Adinda Putri Sari Dewi, M.keb selaku Pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang
telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini,
5. Bidan Heni Winarti, Amd. Keb yang sudah bersedia menjadi pembimbing lahan
dalam melakukan penelitian Karya Tulis Ilmiah ini,
6. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik materiil maupun
moril, dorongan semangat dan doa yang tiada henti,
7. Partisipan dan keluarga yang telah bersedia menjadi objek dari pembuatan Karya
Tulis Ilmiaah ini,
8. Semua teman-teman seangkatan 2014,
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Menyadari adanya berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh penulis, baik
pengetahuan maupun pengalaman tentunya Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat
banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah yang
tidak berkesudahan dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Gombong, Juli 2017
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................ ii
Halaman Persetujuan ................................................................................... iii
Halaman Pengesahan ................................................................................... iv
Lembar Pernyataan......................................................................................... v
Intisari ...... .................................................................................................... vi
Abstract .... ................................................................................................... vii
Kata Pengantar ............................................................................................ viii
Daftar Isi. ...................................................................................................... ix
Daftar Tabel ................................................................................................... x
Daftar Gambar ............................................................................................... xi
Daftar Lampiran ........................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Tujuan .............................................................................................. 5
C. Manfaat ............................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI ......................................................................... 8
1. Masa Nifas ................................................................................... 8
2. Luka Perineum ........................................................................... 16
3. Daun Sirih .................................................................................. 25
B. KERANGKA TEORI .................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................ 32
B. Partisipan ..................................................................................... 34
C. Tempat dan Waktu....................................................................... 35
D. Instrumen... .................................................................................. 35
BAB IV MANAJEMEN KASUS, HASIL DAN PEMBAHASAN
A Manajemen Kasus ......................................................................... 37
B Hasil .............................................................................................. 46
C Pembahasan .................................................................................. 49
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 54
E. Saran .............................................................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa infolusi ........... 10
Tabel 2 Penambahan makanan pada wanita dewasa dan menyusui ................ 12
Tabel 3 REEDA Scale penilaian penyembuhan luka perineum ....................... 20
Tabel 4 Alat pengumpulan data ...................................................................... 36
Tabel 5 Hasil pengamatan luka perineum pada partisipan 1........................... 40
Tabel 6 Hasil pengamatan luka perineum pada partisipan 2........................... 43
Tabel 7 Hasil pengamatan luka perineum pada partisipan 3........................... 45
Tabel 8 Penilaian berdasarkan waktu penyembuhan....................................... 46
Tabel 9 Pemeriksaan penyembuhan luka pada Ny. Ri .................................... 47
Tabel 10 Pemeriksaan penyembuhan luka pada Ny. T ..................................... 47
Tabel 11 Pemeriksaan penyembuhan luka perineum pada Ny. R ..................... 48
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Teori .......................................................................................... 31
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Konsultasi Bimbingan KTI
Lampiran 2 Informed Consent
Lampiran 3 SOP cara pembuatan air rebusan daun sirih
Lampiran 4 SOP vulva hygiene
Lampiran 5 Prosedur pemeriksaan penyembuhan luka perineum
Lampiran 6 Formulir pemeriksaan REEDA scale
Lampiran 7 Dokumentasi Penerapan Asuha
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Sriani Timbawa et al, dalam Jurnal Keperawatan Media Husada
(2015) berdasarkan data World Health Organitation (WHO) setiap menit seorang
perempuan meninggal karena komplikasi terkait dengan kehamilan dan post
partum. Dengan kata lain 1.400 perempuan meninggal setiap hari atau lebih dari
500.000 perempuan meninggal setiap tahun karena kehamilan, persalinan, dan
nifas.
Menurut Hilmi dalam Bascom (2010) Di seluruh dunia pada tahun 2009,
2,7 juta kasus robekan (ruptur) perineum pada ibu bersalin. Angka ini
diperkirakan akan mencapai 6,3 juta pada tahun 2020, seiring dengan bidan yang
tidak mengetahui asuhan kebidanan yang baik dan kurang pengetahuan ibu
tentang perawatan luka jahit perineum di rumah. Menurut Heimburger dalam
Bascom (2011). Di Amerika dari 26 juta ibu bersalin, terdapat 40% mengalami
ruptur perineum. Di Asia masalah robekan perineum cukup banyak, dalam
masyarakat 50% dari kejadian robekan perineum di dunia terjadi di Asia.
Menurut Campion dalam Bascom (2011) Kejadian ibu bersalin yang
mengalami robekan perineum di Indonesia pada golongan umur 25-30 tahun
yaitu 24%, dan pada umur 32-39 tahun sebesar 62% Hal ini diperkuat oleh hasil
studi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Bandung, yang
1
2
melakukan penelitian dari tahun 2009-2010 pada beberapa propinsi di Indonesia
didapatkan bahwa satu dari lima ibu bersalin yang mengalami ruptur perineum
akan meninggal dunia dengan proporsi 21,74% (Siswono dalam Bascom, 2011).
Penelitian Sleep et al dalam Boyle (2009), menujukan bahwa episiotomi
rutin yang dilakukan tidak bermanfaat bagi ibu dan bayi, dan bahkan
menyebabkan banyak komplikasi potensial pada ibu. Pengujian Internasional
yang dilakukan oleh Gracia et al dalam Boyle (2009), menemukan bahwa dari
total 1951 kelahiran spontan pervaginam, 57% ibu mendapat jahitan perineum
salah satunya 28% karena episiotomi dan 29% karena robekan.
Dampak dari ruptur perineum pada ibu yang tidak mendapatkan
perawatan dengan baik adalah infeksi pada luka jahitan.Berdasarkan SDKI tahun
2012 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia meningkat sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan SDKI
tahun 2007 yang mengalami penurunan yaitu mencapai 228 per 100.000
kelahiran hidup. Penyebab terbesar kematian ibu selama tahun 2010-2013
menyebutkan infeksi menduduki peringkat ke tiga. Pada tahun 2013 kejadian
infeksi sebesar 7,3%, angka ini lebih tinggi jika dibandingkan tahun 2012 sebesar
5,6% (Kemenkes RI, 2014).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Tengah tahun 2014 berdasarkan
laporan dari kabupaten/kota sebesar 126,55 per 100.000 kelahiran hidup,
mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2013 sebesar
118,62 per 100.000 kelahiran hidup, hal ini berarti terjadi peningkatan AKI di
3
propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan jumlah kasus kematian ibu di Jawa Tengah
kematian maternal pada masa nifas menduduki peringkat pertama sebesar
57,95% (Dinkes Prov Jateng, 2014).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Kebumen dari tahun 2011
hingga 2013 menunjukan tren meningkat dari 42,5 per 100.000 di tahun 2011,
51,86 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2012, dan 71,84 per 100.000
kelahiran hidup di tahun 2013. Akan tetapi pada tahun 2014 mengalami
penurunan menjadi 58,37 per 100.000 kelahiran hidup kemudian naik kembali
menjadi 68,48 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan target RPJMD adalah 49
per 100.000 kelahiran hidup yang artinya pencapaian kabupaten Kebumen masih
jauh dari target yang diharapkan. Kematian ibu di kabupaten Kebumen tahun
2015 sebagian besar terjadi pada masa nifas (Dinkes Kab Kebumen, 2015).
Menurut BKKBN (2007) dalam jurnal dinamika kebidanan infeksi nifas
masih berperan sebagai penyebab utama kematian ibu terutama di negara
berkembang seperti Indonesia, masalah itu terjadi akibat dari pelayanan
kebidanan yang masih jauh dari sempurna, seperti tindakan episiotomi yang
dilakukan tidak dengan indikasi tertentu. Hal ini dapat meningkatkan kejadian
komplikasi. Paradigma pencegahan episiotomi tidak lagi dilakukan secara rutin
karena tindakan episiotomi harus di dasari dengan indikasi dan perasat khusus,
penolong persalinan akan mengatur ekspulsi kepala, bahu dan seluruh tubuh bayi
untuk mencegah laserasi atau hanya terjadi robekan minimal pada perineum.
Masalah ini didukung dengan SK 768/Menkes/SK/VII/1999, tentang pelaksanaan
4
Asuhan Persalinan Normal (APN).Selain itu faktor penyebab lain terjadinya
infeksi nifas diantaranya, daya tahan tubuh yang kurang, perawatan nifas yang
kurang baik, kurang gizi/mal nutrisi, anemia, hygiene yang kurang baik, serta
kelelahan.
Pada masa nifas asuhan kebidanan lebih ditujukan kepada upaya
pencegahan (preventif) terhadap infeksi.Salah satu upaya preventif untuk
menurunkan kejadian infeksi adalah perawatan vulva danpemantauan asuhan
pada ibu dan bayi yang baik pada masa nifas diharapkan dapat mencegah
kejadian tersebut.
Berdasarkan Kebijakan Program Pemerintah yang dilandasi oleh Gerakan
Sayang Ibu (GSI) yaitu kebijagan program nasional yang berisikan paling sedikit
empat kali melakukan kunjungan masa nifas yang salah satunya bertujuan
mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas. Pada
kunjugan hari ke enam salah satu asuhan yang diberikan adalah menilai adanya
tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
Hasil penelitian Kurnianingtyas (2009) menyatakan bahwa tingkat
penyembuhan luka perineum sedang yaitu 92,8% sembuh dihari ke enam, dan
ada hubungan yang signifikan antara perilaku responden melakukan vulva
hygiene dengan tingkat penyembuhan luka perineum pada ibu nifas. Hal ini juga
di dukung oleh penelitian yang dilakukan Ari Kurniarum dan Anik kurniawati
dalam Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan yang menjelaskan hasil dari penelitian
yang dilakukan pada responden yang menggunakan daun sirih sebagai bahan
5
untuk vulva hyginen sebanyak 30 responden dan yang menggunakan bethadin
sebanyak 30 responden hasil penelitian terhadap kesembuhan luka perineum
yang masih basah sebanyak 26 orang (43,3%) dan kering sebanyak 34 orang
(56,7%). Hasil menggunakan uji chi square antara responden yang menggunakan
daun sirih dan menggunakan bethadin terlihat perbedaan yang nyata, dimana dari
30 responden yang menggunakan daun sirih setelah 7 hari post partum, terdapat
22 responden (73,3%) yang luka perineumnya kering dan 8 responden (26,7%)
masih basah. Sedangkan 30 responden yang tidak menggunakan daun sirih untuk
vulva hygiene setelah 7 hari post partum sebanyak 12 responden (40%) luka
perineumnya kering dan 18 responden (60%) masih basah. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan daun sirih
lebih cepat kering dibandingkan yang tidak menggunakan daun sirih.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik memberika
asuhan tentang “Penerapanvulva hygiene dengan rebusan daun sirih terhadap
penyebuhan dan pencegahan infeksi luka perineum pada ibu nifas..
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menerapkan vulva hygiene dengan air rebusan daun sirih terhadap percepatan
penyembuhan luka perineum pada ibu nifas.
2. Tujuan Khusus
a Mengetahui waktu percepatan penyembuhan luka perineum dengan vulva
hygine menggunakan rebusan daun sirih.
6
b Mengetahui hasil penilaian penyembuhan luka perineum setelah di lakukan
perawatan vulva hygiene dengan air rebusan daun sirih.
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Dinas Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan
wawasan bagi dinas kesehatan dalam membuat program atau sosialisasi
untuk menurunkan angka infeksi pada masa nifas terutama kebersihan atau
personal hygiene pada luka perineum untuk menurunkan angka infeksi
pada masa nifas.
b. Bagi BPM
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk melakukan
asuhan pada ibu nifas di wilayah kerja masing-masing agar mampu
menjaga kebersihan atau personal hygiene pada luka perineum sebagai
dasar untuk menurunkan angka kejadian infeksi pada masa nifas.
c. Bagi STIKes Muhammadiyah Gombong
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pustaka bagi
STIKes Muhammadiyah Gombong agar dapat dijadikan sebagai sumber
wawasan bagi mahasiswa.
7
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Ibu nifas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber wawasan dan ilmu
untuk ibu nifas dalam pencegahan infeksi masa nifas dan perawatan luka
perineum dengan menggunakan bahan tradisional yang mudah didapat.
b. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber ilmu baru atau
inovasi dan pengalaman dalam mempercepat penyembuhan luka perineum
dan menurunkan angka infeksi pada masa nifas.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2007. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka
Cipta.
BKKBN. 2007. Kebijakan Tentang Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal yang
Didukung Oleh 789/Menkes/SK/VII/1999. Jakarta Available online on www.bkkbn.go.id/Webs/DetailProgram.php?pg=brokenlink.Diakses
tanggal 16 januari 2017.
Boyle Maureen. 2009. Buku Seri Praktik Kebidanan Pemulihan Luka, Jakarta
:EGC, 2008.
Celly. 2010. Pengaruh Penggunaan Daun Sirih Terhadap Percepatan Luka
Perineum Ibu Nifas di Desa Sumbermulyo Kecamatan Jogoroto,
Kabupaten Jombang, Tahun 2010.Tidak dipublikasikan.
Cristiana, dkk. 2014. Efektifitas Air Rebusan Daun Sirih Dalam Mempercepat
Penyembuhan Luka Perineum. Malang. Malang: Jurnal Ilmiah Kesehatan Media husada STIKES Widya Husada Volume 2 No. 2 30 Mei 2014
Efektifitas rebusan daun sirih dalam penyembuhan luka perineum.Jurnal Ilmiah Kesehatan Media HusadaVol 2 No. 2 Maret 2014.
Damarini, dkk, (2013). Efektifitas Sirih Dalam Perawatan Luka Perineum Di
Bidan Praktik Mandiri. Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional
Vol 8, No. 1 Agustus 2013.
Depkes RI. 2014. ProfilKesehatan Indonesia tahun. 2014 .Available.online.on http://www.depkes.go.id/.../profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2014.pdf.Diaksestanggal10 januari 2017.
Jateng. 2014. Profil Tentang Angka Kematian Ibu. Tahun 2014. Available.
Online.onhttp://www.dinkesjatengprov.usu.ac.id/bitstream/123456789/50091/5/chapter%201.pdf. Diaksestanggal 10 januari 2017.
Kabupaten Kebumen. 2015. Profil Tentang Angka Kematian Ibu tahun 2015. Availableon www.depkes.go.id/resourses/donwold/.../3305.jateng-kab-kebumen-2015.pdf. Diakses tanggal 15 januari 2017.
Ghisalberti, (2007).Use Of Chavicol As An
Antiseptic.https://scholar.google.co.id/scholar?q=journal+The+Use+of+Chavicol+as+Antiseptic+2007&hl=id&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart&sa=X&ved=0ahUKEwimvr-DrKrPAhXDvY8KHfWkB_IQgQMIHTAA. Di