Top Banner
KARYA ILMIAH “DAMPAK SAMPAH TERHADAP LINGKUNGAN” Nama : Else Gempita Sari Kelas : 9F NIS : 12052 Guru Pembimbing : Ibu Rafnis, M.pd
39

KARYA ILMIAH ok

Jun 25, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KARYA ILMIAH ok

KARYA ILMIAH

“DAMPAK SAMPAH TERHADAP LINGKUNGAN”

Nama : Else Gempita Sari

Kelas : 9F

NIS : 12052

Guru Pembimbing : Ibu Rafnis, M.pd

RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL

(RSBI)

SMP NEGERI 7 JAMBI

Page 2: KARYA ILMIAH ok

2010

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat dan perkenaan – Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan karya

ilmiah dengan judul “ Dampak Sampah terhadap Lingkungan “ sesuai dengan

waktu yang telah di tentukan.

Hal yang mendorong penulis membuat karya ilmiah ini adalah untuk

menyadarkan masyarakat akan lingkungan yang bersih dan sehat dengan tujuan

masyarakat dapat memiliki lingkungan yang nyaman serta menginformasikan

masyarakat akan bahaya maupun manfaat dari sampah.

Dalam kesuksesan penyusunan karya ilmiah ini, penulis menyampaikan

terima kasih yang sedalam – dalamnya kepada semua pihak yang turut membantu

dalam penulisan karya ilmiah ini, terutama kepada :

1. Bapak Kepala Sekolah SMP 7 Jambi yang telah memberikan bantuan

secara moril maupun materil

2. Guru pembimbing yaitu ibu Rafnis, M.pd yang telah memberikan arahan

dan mengajari atas penyelesaian penulisan ini.

3. Kedua orangtua yang telah memberi dukungan penuh baik secara moril

maupun materil

4. serta teman – teman atas dukungannya.

Agar panulisan karya ilmiah ini menjadi lebih sempurna, Penulis meminta

saran maupun kritik yang membangun demi kesempurnaan tulisan ini.

Jambi, Januari 2010

Penulis

Page 3: KARYA ILMIAH ok

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB. I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

1.3. Tujuan ....................................................................................................... 2

1.4. Manfaat ..................................................................................................... 2

BAB. II. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sampah dan Lingkungan ........................................................ 3

2.2. Jenis – jenis sampah .................................................................................. 4

2.3. Bahaya sampah ......................................................................................... 5

2.3.1. Bahaya sampah terhadap lingkungan ............................................ 6

2.3.2. Bahaya sampah terhadap kesehatan ............................................... 8

2.4. Pengolahan Sampah .................................................................................. 9

2.4.1. Pengolahan sampah organik .......................................................... 11

2.4.2. Pengolahan sampah anorganik ...................................................... 11

2.4.3. Pengolahan sampah menjadi kompos ........................................... 12

2.5. Manfaat sampah......................................................................................... 20

BAB. III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan ............................................................................................... 21

3.2. Saran ......................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 23

Page 4: KARYA ILMIAH ok

ii

I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Demi kelancaran segala aktifitas tentunya dibutuhkan lingkungan yang

sehat, bersih dan nyaman yaitu lingkungan yang memenuhi syarat – syarat

kesehatan. Dalam arti lingkungan yang bersih dan terbebas dari bibit penyakit

seperti : penyakit tipus yang disebabkan oleh bakteri abdomenalis yang terdapat di

lingkungan yang tidak bersih dan penyakit malaria yang ditularkan oleh gigitan

nyamuk yang berasal dari tumpukan sampah.

Akan tetapi, yang kita lihat secara langsung maupun tidak langsung di

sekitar kita banyak terdapat lingkungan yang kurang sehat ( tidak bersih ).

Lingkungan yang kurang sehat ( tidak bersih ) pada umumnya disebabkan oleh

sampah, yang mana sampah sudah menjadi masalah yang mengglobal di segala

masyarakat maupun segala golongan.

Banyak sekali masalah yang ditimbulkan akibat sampah terhadap

lingkungan. Diantaranya : pembuangan sampah yang di buang sembarangan di

suatu tempat yang lama kelamaan akan menumpuk dan tidak ada pengolahan yang

jelas maka akan menjadi sarang virus atau nyamuk, kemudian akan menimbulkan

bibit penyakit. Serta penumpukan sampah tersebut juga dapat mengakibatkan

tersumbatnya jalan air pada selokan dan dapat mengakibatkan bencana alam

banjir.

Untuk itu karena semakin meluasnya masalah akan sampah ini terhadap

lingkungan maupun aktifitas kita sehari – hari. Maka, diperlukan perhatian yang

serius dari semua pihak. Oleh sebab itu, penulis mengajak pembaca untuk

menerapkan perilaku “ Kesadaran akan dampak sampah terhadap lingkungan ”

dan diharapkan dengan adanya karya ilmiah ini dapat menjadi sumbangan

pemikiran bagi pemerintahan Kota Jambi tentang peningkatan kebersihan

lingkungan.

Page 5: KARYA ILMIAH ok

1

1.2. Rumusan Masalah

Permasalahan yang diajukan berdasarkan latar belakang diatas yaitu :

“Apa dampak sampah terhadap lingkungan dan bagaimana penanganan sampah

yang baik ?”

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dampak sampah

terhadap lingkungan dan mengetahui penanganan sampah yang baik.

1.4. Manfaat

Manfaat dari penulisan ini agar masyarakat dapat mengubah perilaku yang positif

khususnya terhadap penanganan sampah demi terwujudnya kebersihan

lingkungan yang sehat dan bersih.

Page 6: KARYA ILMIAH ok

2

II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sampah dan Lingkungan

Beberapa ahli maupun beberapa sumber merumuskan pengertian sampah sebagai

berikut :

1. Sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya

suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses –

proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk – produk yang tak

bergerak ( Wikipedia, 2010 ).

2. Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk

maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau

bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak

atau buangan (Sudjadi, B. & Laila, S. 2007. Biologi 1. Jakarta :

Yudhistira).

3. Sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu

proses ( www.wikipedia ).

Jadi, dari ketiga pendapat atau sumber tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

sampah adalah barang yang sudah tidak dipakai dan tidak ada gunanya lagi.

Bukan hanya sampah yang harus kita ketahui tetapi juga pengertian

lingkungan. Berikut ini merupakan beberapa pengertian lingkungan yaitu:

1. Menurut pendapat Sartain ahli psikologi Amerika yang dimaksud lingkungan

adalah meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara – cara tertentu

mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan , perkembangan atau life

processes ( Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo . 2005 ).

2. Lingkungan adalah kondisi fisik yang mencakup semua makhluk hidup baik

yang hidup di atas tanah maupun didalam lautan ( http:

//cutez.blogspot.com/2008/08/please.html ).

Page 7: KARYA ILMIAH ok

3

3. Lingkungan adalah daerah / kondisi yang mencakup semua makhluk hidup

( muloksman12.net76.net/index.php ).

Jadi, dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan pengertian lingkungan

adalah semua makhluk hidup yang berada di sekitar kita.

2.2. Jenis – Jenis Sampah

Berdasarkan Setyo Purwendro dan Nurhidayat (2008 : 6 ) jenis – jenis sampah

dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup (hewan,

tumbuhan dan manusia.

2. Sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari bahan yang berbahaya

( mengandung racun ) tapi sampah jenis ini masih bisa untuk di daur

ulang.

3. Sampah B3 ( Bahan Berbahaya dan Beracun ) adalah sampah yang

berbahaya dan beracun bagi manusia yang umumnya sampah jenis ini

mengandung merkuri yang bisa berasal dari bekas cat semprot atau

minyak wangi.

Berdasarkan sumber dari www. Wikipediaindonesia. com jenis – jenis sampah

terbagi :

Berdasarkan sifatnya :

1. Sampah organik – dapat diurai (degreable).

2. Sampah anorganik – tidak dapat diurai (undegradable).

Page 8: KARYA ILMIAH ok

4

Berdasarkan sumbernya :

1. Sampah alam adalah sampah yang berasal dari kehidupan luar akan tetapi

dapat di jadikan satu melalui proses daur ulang alami.

Contonya : daun yang berguguran di hutan akat terurai menjadi tanah

secara alami.

2. Sampah manusia ( human waste ) adalah sampah yang berasal dari hasil –

hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin yang mana sampah ini

amat berbahaya bagi kesehatan yang disebabkan virus dan bakteri. Akan

tetapi, sampah ini dapat dikurangi dan dipakai ulang melalui sistem urinoir

tanpa air.

3. Sampah konsumsi adalah sampah yang dihasilkan oleh penggunanya

dengan kata lain barang yang sudah tidak digunakan oleh penggunanya

lagi.

4. Sampah nuklir adalah hasil dari fusi nuklir yang menghasilkan uronium

dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan dan manusia.

Berdasarkan jenis sampah dibedakan berdasarkan kepadatannya yang umumnya

dapat dibagi menjadi dua bagian (Sumarwoto, O. 1995. Pengelolaan Lingkungan

Hidup. Obor : Lembaga Ekologi UNPAD ) :

1. Sampah Organik ( sampah basah ) terdiri dari bahan-bahan penyusun

tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan

pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan

dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan

bahan organik, misalnya sampah dari dapur, sisa makanan, saturan, dll.

2. Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti

mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan

ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat

anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang

sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama.

Page 9: KARYA ILMIAH ok

5

Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa pecahan

gelas, tas plastik, dan botol kaleng. Kertas, koran, dan karton merupakan

pengecualian. Berdasarkan asalnya, kertas, koran, dan karton termasuk

sampah organik. Tetapi karena kertas, koran, dan karton dapat didaur

ulang seperti sampah anorganik lain (misalnya gelas, kaleng, dan plastik),

maka dimasukkan ke dalam kelompok sampah anorganik.

Jadi, berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan jenis sampah itu ada 2

yaitu :

1. sampah organik atau sampah basah yaitu sampah yang berasal dari

makhluk hidup ( manusia, hewan dan tumbuhan ) yang mana jenis sampah

ini kandungan airnya lebih banyak. Seperti : sayur – sayuran, kulit buah,

dll.

2. sampah anorganik atau sampah kering yaitu sampah yang berasal dari

bahan berbahaya ( beracun ). Seperti : plastik, kaleng, dll.

2.3. Bahaya Sampah

kita semua pasti mengetaui banyaknya bahaya yang diakibatkan oleh sampah

yang tentunya akan merugikan makhluk hidup terutama manusia, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Nah. berikut adalah beberapa bahaya akan

sampah :

2.3.1. Bahaya sampah terhadap lingkungan

Secara umum pembuangan sampah yang tidak memenuhi persyaratan

lingkungan bersih akan dapat mengakibatkan :

1. Bau yang tidak sedap disekitar tempat tersebut.

2. Tersumbatnya saluran mengalirnya air ( selokan ) yang dapat

mengakibatkan banjir / meluapnya air.

Page 10: KARYA ILMIAH ok

6

3. Menjadi sumber polusi, pencemaran tanah, air dan udara.

Ketiga hal diatas tentunya sangat mengganggu aktifitas sehari – hari

( dedysubandi.blogspot.com ).

Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan

mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa

spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan

biologis( http://mahasiswapgsd.blogspot.com/2009/10/makalah-bahaya-sampah-

bagi-kesehatan_18.html ).

Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam

organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap. Gas

ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak .

(http://mahasiswapgsd.blogspot.com/2009/10/makalah-bahaya-sampah-bagi-

kesehatan_18.html).

Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan

akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan,

jembatan, drainase, dan lain-lain

((http://astriani.wordpress.com/2009/01/20/dampak-negatif-sampah/).

Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang

tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air.

Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan

cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu

lebih sering dibersihkan dan diperbaiki

(http://astriani.wordpress.com/2009/01/20/dampak-negatif-sampah/)

Jadi, dari beberapa sumber di atas dapat disimpulkan bahwa bahaya sampah

terhadap lingkungan memang sangat merugikan manusia yaitu dapat

menyebabkan ketidak nyamanan aktifitas maupun bencana alam ( banjir ), dll.

7

Page 11: KARYA ILMIAH ok

2.3.2. Bahaya sampah terhadap kesehatan

Sampah yang tidak terkontrol pembuangannya maupun pengolahannya di

suatu lingkungan memang sangat berpotensi sebagai sumber penyakit atau disebut

lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Berikut adalah beberapa

bahaya yang ditimbulkan :

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah

yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme

dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat

menimbulkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan sebagai

berikut :

Menimbulkan bahaya seperti

(http://mahasiswapgsd.blogspot.com/2009/10/makalah-bahaya-sampah-bagi-

kesehatan_18.html ) :

a) Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air

minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga

meningkat denga cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang

memadai.

b) Penyakit jamur dapat juga menyebar. (misalnya jamur kulit)

c) Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu

contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia).

Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak

melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.

d) Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang

meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa

(Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang

memproduksi baterai dan akumulator.

8

Page 12: KARYA ILMIAH ok

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan

sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa

organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang

dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat

ditimbulkan adalah terjangkitnya penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan

cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat

dapat bercampur air minum, penyakit demam berdarah dapat juga meningkat

dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai

(http://astriani.wordpress.com/2009/01/20/dampak-negatif-

sampah/).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa bahaya sampah terhadap kesehatan memang

umumnya menyebabkan penyakit yang terutama berasal dari gigitan nyamuk

maupun binatang lainnya yang berasal dari tumpukan sampah yang

pengolahannya tidak jelas.

2.4. Pengolahan sampah

Agar terciptanya kenyamanan aktifitas sehari – hari terhadap lingkungan sekitar,

maka dibutuhkan lingkungan yang sehat dan bersih melalui pengolahan sampah

yang baik dan terkendali, seperti berikut ini :

Menurut Sumijatun ( Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. EGC : 2006 )

pengolahan sampah dapat dilakukan dengan cara :

1. Ditanam ( Land Fill )

2. Dibakar ( Inceration )

3. Dijadikan Pupuk ( Composing )

Dengan cara pengumpulan dan pengangkutan sampah yaitu disediakannya

tempat khusus pembuangan sampah oleh lingkungan tersebut selanjutnya

sampah akan diangkut ketempat penampungan sampah ( TPS ) dan akhirnya

akan dibawa ketempat penampungan akhir ( TPA ) ( Wikipedia 2009 ).

9

Page 13: KARYA ILMIAH ok

Untuk rumah juga di perlukan prinsip 4R, yaitu :

( http://mahasiswapgsd.blogspot.com/2009/10/makalah-bahaya-sampah-bagi-

kesehatan_18.html ) :

1. Reduce (Mengurangi) yaitu pergunakanlah barang atau material sehemat

mungkin atau seperlunya saja.

2. Re-use (Memakai kembali) yaitu pilihlah barang-barang yang bisa dipakai

kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai,

buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia

menjadi sampah.

3. Recycle (Mendaur ulang) yaitu sebisa mungkin, barang-barang yg sudah

tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur

ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri

rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain. Teknologi

daur ulang, khususnya bagi sampah plastik, sampah kaca, dan sampah

logam, merupakan suatu jawaban atas upaya memaksimalkan material

setelah menjadi sampah, untuk dikembalikan lagi dalam siklus daur ulang

material tersebut.

4. Replace ( Mengganti) yaitu teliti barang yang kita pakai sehari-hari.

Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang

yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-

barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita

dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam

karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.

Jadi, dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya banyak sekali

penanganan akan sampah agar terciptanya lingkungan sehat maupun bersih. Akan

tetapi, ini betul – betul dibutuhkan kesadaran dari pihak yang bersangkutan agar

penganan dapat berjalan teratur dan terkontrol.

10

Page 14: KARYA ILMIAH ok

2.4.1. Pengolahan Sampah organik

Sampah organik berasal dari tumbuhan maupun hewan yang merupakan

bahan baku yang bagus untuk pupuk organik. Maka dari itu, sampah jenis ini

banyak di olah menjadi pupuk organik yang berasala dari penguraian bahan

organik seperti daun yang dibiarkan membusuk di atas tanah.

Pupuk organik mempunyai kelebihan di bandingkan pupuk anorganik, yaitu :

1. mengandung unsur hara mikro dan makro lengkap, tetapi dalam jumlah

sedikit.

2. memperbaiki struktur tanah

3. memperbaiki kehidupan mikroorganisme dalam tanah ( Setyo Purwendro

dan Nurhidayat : 2008 : 14 ).

Pengomposan yaitu proses dimana bahan organik mengalami

penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba – mikroba yang

memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Proses ini meliputi

membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup,

pengaturan aerasi dan penambahan aktivator pengomposan (Isroi : 2008 ).

2.4.1 Pengolahan sampah anorganik

1. Berdasarkan sumber wikipedia (2009) pengolahan sampah

anorganik dapat dilakukan dengan :

1. Daur ulang yaitu proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari

sampah untuk digunakan kembali. Ada beberapa cara daur ulang , pertama

adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil

kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan listik. Metode

metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan dibawah.

11

Page 15: KARYA ILMIAH ok

a. Pengolahan kembali secara fisik

Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang , yaitu

mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya

botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali.

Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak

sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.

Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng

baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas karton, koran,

majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa

di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil

lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan

menurut jenis bahannya.

2.4.3. Pengolahan sampah menjadi Kompos

Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran

bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai

macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau

anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003).

pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami

penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan

bahan organik sebagai sumber energi

Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut

agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran

bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, dan

penambahan aktivator pengomposan. Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian

organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah.

12

Page 16: KARYA ILMIAH ok

2. Proses Pembuatan kompos

Proses pengomposan akan segera berlansung setelah bahan-bahan mentah

dicampur. Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap,

yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen

dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh

mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat.

Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH kompos. Suhu akan

meningkat hingga di atas 50o - 70o C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu

tertentu. Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu

mikroba yang aktif pada suhu tinggi.

Pada saat ini terjadi dekomposisi/penguraian bahan organik yang sangat

aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan

menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah sebagian

besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-angsur mengalami

penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu

pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan akan terjadi

penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30

– 40% dari volume/bobot awal bahan.

3. Faktor-faktor yang memperngaruhi proses pengomposan antara lain:

1. Rasio C/N Rasio C/N yang efektif untuk proses pengomposan

berkisar antara 30: 1 hingga 40:1. Mikroba memecah senyawa C sebagai

sumber energi dan menggunakan N untuk sintesis protein. Pada rasio C/N

di antara 30 s/d 40 mikroba mendapatkan cukup C untuk energi dan N

untuk sintesis protein. Apabila rasio C/N terlalu tinggi, mikroba akan

kekurangan N untuk sintesis protein sehingga dekomposisi berjalan

lambat.

13

Page 17: KARYA ILMIAH ok

2. Ukuran Partikel Aktivitas mikroba berada diantara permukaan

area dan udara. Permukaan area yang lebih luas akan meningkatkan kontak

antara mikroba dengan bahan dan proses dekomposisi akan berjalan lebih

cepat. Ukuran partikel juga menentukan besarnya ruang antar bahan

(porositas). Untuk meningkatkan luas permukaan dapat dilakukan dengan

memperkecil ukuran partikel bahan tersebut.

3. Aerasi Pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam kondisi yang

cukup oksigen(aerob). Aerasi secara alami akan terjadi pada saat terjadi

peningkatan suhu yang menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang

lebih dingin masuk ke dalam tumpukan kompos. Aerasi ditentukan oleh

posiritas dan kandungan air bahan(kelembaban). Apabila aerasi terhambat,

maka akan terjadi proses anaerob yang akan menghasilkan bau yang tidak

sedap. Aerasi dapat ditingkatkan dengan melakukan pembalikan atau

mengalirkan udara di dalam tumpukan kompos.

4. Porositas Porositas adalah ruang diantara partikel di dalam

tumpukan kompos. Porositas dihitung dengan mengukur volume rongga

dibagi dengan volume total. Rongga-rongga ini akan diisi oleh air dan

udara. Udara akan mensuplay Oksigen untuk proses pengomposan.

Apabila rongga dijenuhi oleh air, maka pasokan oksigen akan berkurang

dan proses pengomposan juga akan terganggu.

5. Kelembaban (Moisture content) Kelembaban memegang peranan

yang sangat penting dalam proses metabolisme mikroba dan secara tidak

langsung berpengaruh pada suplay oksigen. Mikrooranisme dapat

memanfaatkan bahan organik apabila bahan organik tersebut larut di

dalam air. Kelembaban 40 - 60 % adalah kisaran optimum untuk

metabolisme mikroba.

Page 18: KARYA ILMIAH ok

14

Apabila kelembaban di bawah 40%, aktivitas mikroba akan mengalami

penurunan dan akan lebih rendah lagi pada kelembaban 15%. Apabila

kelembaban lebih besar dari 60%, hara akan tercuci, volume udara

berkurang, akibatnya aktivitas mikroba akan menurun dan akan terjadi

fermentasi anaerobik yang menimbulkan bau tidak sedap.

6. Temperatur/suhu Panas dihasilkan dari aktivitas mikroba. Ada

hubungan langsung antara peningkatan suhu dengan konsumsi oksigen.

Semakin tinggi temperatur akan semakin banyak konsumsi oksigen dan

akan semakin cepat pula proses dekomposisi. Peningkatan suhu dapat

terjadi dengan cepat pada tumpukan kompos. Temperatur yang berkisar

antara 30 - 60oC menunjukkan aktivitas pengomposan yang cepat. Suhu

yang lebih tinggi dari 60oC akan membunuh sebagian mikroba dan hanya

mikroba thermofilik saja yang akan tetap bertahan hidup. Suhu yang tinggi

juga akan membunuh mikroba-mikroba patogen tanaman dan benih-benih

gulma.

7. pH Proses pengomposan dapat terjadi pada kisaran pH yang lebar.

pH yang optimum untuk proses pengomposan berkisar antara 6.5 sampai

7.5. pH kotoran ternak umumnya berkisar antara 6.8 hingga 7.4. Proses

pengomposan sendiri akan menyebabkan perubahan pada bahan organik

dan pH bahan itu sendiri. Sebagai contoh, proses pelepasan asam, secara

temporer atau lokal, akan menyebabkan penurunan pH (pengasaman),

sedangkan produksi amonia dari senyawa-senyawa yang mengandung

nitrogen akan meningkatkan pH pada fase-fase awal pengomposan. pH

kompos yang sudah matang biasanya mendekati netral.

8. Kandungan Hara Kandungan P dan K juga penting dalam proses

pengomposan dan bisanya terdapat di dalam kompos-kompos dari

peternakan. Hara ini akan dimanfaatkan oleh mikroba selama proses

pengomposan.

Page 19: KARYA ILMIAH ok

15

9. Kandungan Bahan Berbahaya Beberapa bahan organik mungkin

mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kehidupan mikroba.

Logam-logam berat seperti Mg, Cu, Zn, Nickel, Cr adalah beberapa bahan

yang termasuk kategori ini. Logam-logam berat akan mengalami

imobilisasi selama proses pengomposan.

10. Lama pengomposan Lama waktu pengomposan tergantung pada

karakteristik bahan yang dikomposakan, metode pengomposan yang

dipergunakan dan dengan atau tanpa penambahan aktivator pengomposan.

Secara alami pengomposan akan berlangsung dalam waktu beberapa

minggu sampai 2 tahun hingga kompos benar-benar matang.

Tahap Pengomposan

1. Pemilahan Sampah

Pada tahap ini dilakukan pemisahan sampah organik dari sampah

anorganik (barang lapak dan barang berbahaya). Pemilahan harus

dilakukan dengan teliti karena akan menentukan kelancaran proses dan

mutu kompos yang dihasilkan

2. Pengecil Ukuran

Pengecil ukuran dilakukan untuk memperluas permukaan sampah,

sehingga sampah dapat dengan mudah dan cepat didekomposisi menjadi

kompos

Page 20: KARYA ILMIAH ok

16

3. Penyusunan Tumpukan

a. Bahan organik yang telah melewati tahap pemilahan dan pengecil

ukuran kemudian disusun menjadi tumpukan.

b. Desain penumpukan yang biasa digunakan adalah desain

memanjang dengan dimensi panjang x lebar x tinggi = 2m x 12m x

1,75m.

c. Pada tiap tumpukan dapat diberi terowongan bambu (windrow)

yang berfungsi mengalirkan udara di dalam tumpukan.

4. Pembalikan

Pembalikan dilakuan untuk membuang panas yang berlebihan,

memasukkan udara segar ke dalam tumpukan bahan, meratakan proses

pelapukan di setiap bagian tumpukan, meratakan pemberian air, serta

membantu penghancuran bahan menjadi partikel kecil-kecil.

5. Penyiraman

a. Pembalikan dilakukan terhadap bahan baku dan tumpukan yang

terlalu kering (kelembaban kurang dari 50%).

b. Secara manual perlu tidaknya penyiraman dapat dilakukan

dengan memeras segenggam bahan dari bagian dalam tumpukan.

c. Apabila pada saat digenggam kemudian diperas tidak keluar air,

maka tumpukan sampah harus ditambahkan air. sedangkan jika

sebelum diperas sudah keluar air, maka tumpukan terlalu basah oleh

karena itu perlu dilakukan pembalikan.

6. Pematangan

a. Setelah pengomposan berjalan 30 – 40 hari, suhu tumpukan akan

semakin menurun hingga mendekati suhu ruangan.

b. Pada saat itu tumpukan telah lapuk, berwarna coklat tua atau

kehitaman. Kompos masuk pada tahap pematangan selama 14 hari.

Page 21: KARYA ILMIAH ok

17

7. Penyaringan

a. Penyaringan dilakukan untuk memperoleh ukuran partikel

kompos sesuai dengan kebutuhan serta untuk memisahkan bahan-

bahan yang tidak dapat dikomposkan yang lolos dari proses

pemilahan di awal proses.

b. Bahan yang belum terkomposkan dikembalikan ke dalam

tumpukan yang baru, sedangkan bahan yang tidak terkomposkan

dibuang sebagai residu.

8. Pengemasan dan Penyimpanan

a. Kompos yang telah disaring dikemas dalam kantung sesuai

dengan kebutuhan pemasaran.

b. Kompos yang telah dikemas disimpan dalam gudang yang aman

dan terlindung dari kemungkinan tumbuhnya jamur dan tercemari

oleh bibit jamur dan benih gulma dan benih lain yang tidak

diinginkan yang mungkin terbawa oleh angin.

Manfaat Kompos

Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:

Aspek Ekonomi :

1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah

2. Mengurangi volume/ukuran limbah

3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya

Aspek Lingkungan :

1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah

2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan

Page 22: KARYA ILMIAH ok

18

Aspek bagi tanah/tanaman:

1. Meningkatkan kesuburan tanah

2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah

3. Meningkatkan kapasitas jerap air tanah

4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah

5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)

6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman

7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman

8. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah

Jadi, pengolahan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk atau

dikenal juga dengan “pengurangan sampah”. Pengolahan sampah ini pun

mempunyai banyak manfaat terhadap kehidupan makhluk hidup, yaitu :

a. Penghematan sumber daya alam

b. Penghematan energi

c. Penghematan lahan TPA

d. Lingkungan menjadi asri ( bersih, sehat dan nyaman )

Page 23: KARYA ILMIAH ok

19

2.5. Manfaat sampah

Sebenarnya sampah tidak selalu menimbulkan dampak negatif atau

merugikan di dalam kehidupan manusia. Namun, sampah juga dapat memberi

keuntungan khususnya di bidang usaha ( ekonomi ).

Sampah plastik menjadi bermanfaat dan cukup memberi keuntungan yang

menjanjikan ini bisa didaur ulang menjadi bahan baku pembuatan plastik.

Permintaan terhadap bahan baku ini pun sangat besar sehingga pabrik

pembuatan plastik sering stok bahan baku. Sehingga di beberapa

perusahaan/pabrik daur ulang sampah plastik sendiri banyak menampung

tenaga kerja dari mulai:  tenaga sortir plastik, tenaga giling, tukang pres,

tukang jemur, tenaga pengepakan/packing sampai staf administrasi dan

keuangan, mereka semua mendapatkan upah yang cukup lumayan dan

memadai untuk menunjang kebutuhan hidup sehari-hari. Tentunya usaha

ini menampung cukup banyak tenaga kerja sehingga mengurangi

pengangguran (http://anggacraft.wordpress.com/2010/02/09/hasil-

melimpah-dari-plastik-sampah/).

Page 24: KARYA ILMIAH ok

20

III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Sampah merupakan material sisa yang tidak ada manfaatnya, akan tetapi

sampah memilki dampak yang sangat penting terhadap lingkungan hidup kita.

Masyarakat harus dapat memilah mana sampa organic dan non organic

sehingga dalam penanganannya atau pengolahannya sesuai dengan jenis

sampah tersebut.

Masyarakat harus memiliki kesadaran yang tinggi terhadap pentingnya

penanganan sampah yang baik agar lingkungan yang sehat dan bersih dapat

terwujud.

3.2. Saran

Diharapkan agar masyarakat dan pemerintah meningkatkan kerjasama

lebih efektif dan efisien terhadap penanganan masalah sampah.

Page 25: KARYA ILMIAH ok

21

DAFTAR PUSTAKA

1. Setyo Purwendro dan Nurhidayat (2008 :

6 )

2. Sudjadi, B. & Laila, S. 2007. Biologi 1. Jakarta : Yudhistira.

3. Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo .

2005

4. Sumarwoto, O. 1995. Pengelolaan

Lingkungan Hidup. Obor : Lembaga Ekologi UNPAD

5. Menurut Sumijatun Konsep Dasar

Keperawatan Komunitas. EGC : 2006 )

6. http:

//cutez.blogspot.com/2008/08/please.html diakses melalui internet pada 9

januari 2010.

7. Pengertian Lingkungan :

muloksman12.net76.net/index.php diakses pada 9 januari 2010

8. Pengolahan sampah anorganik :

Wikipedia, 2010 diakses melalui internet pada tanggal 9 januari 2010

9. Jenis sampah : www.

Wikipediaindonesia. com diakses pada 7 februari 2010.

10. Pengertian sampah :

www.wikipedia.com diakses pada 9 januari 2010

Page 26: KARYA ILMIAH ok

11. Prinsip 4R : http://mahasiswapgsd.blogspot.com/2009/10/makalah-bahaya-

sampah-bagi-kesehatan_18.html diakses pada 24 januari 2010

12. Bahaya sampah terhadap kesehatan :

http://mahasiswapgsd.blogspot.com/2009/10/makalah-bahaya-sampah-bagi-

kesehatan_18.html diakses pada 24 Januari 2010.

22

13. (http://mahasiswapgsd.blogspot.com/

2009/10/makalah-bahaya-sampah-bagi-kesehatan_18.html ) :

14. Cara pengumpulan dan pengangkutan

sampah : Wikipedia 2009 diakses pada 14 februari 2010

15. Bidang usaha sampah plastik :

http://anggacraft.wordpress.com/2010/02/09/hasil-melimpah-dari-plastik-

sampah/ di akses pada 12 februari 2010.

16. Bahaya sampah terhadap lingkungan :

http://astriani.wordpress.com/2009/01/20/dampak-negatif-sampah diakses

pada 24 januari 2010.

17. Pengertian sampah : wikipedia, 2010

diakses pada 9 januari 2010.

18. Pembuangan sampah tidak memenuhi

syarat : dedysubandi.blogspot.com diakses melalui internet di handphone

pada 2 februari 2010.

19. Pengomposan pendapat Isroi,2008 :

www.google.com diakses pada 14 januari 2010.

Page 27: KARYA ILMIAH ok

23