1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK MEMAHAMI DAN MENGUNAKAN FAKTOR DAN KELIPATAN MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TYPE STAD DI KELAS IV SDN 6 MALIGANO FALTIN / 822109918 ABSTRAK “Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan melalui penerapan model kooperatif type STAD di kelas IV SDN 6 Maligano‘’.Hasil penelitian Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,Jurusan Ilmu Pendidikan, UT Kendari. Selaku pembimbing 1.Dr. Busnawir, M.si dan Pembimbing II. La Harudu, M.Si Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah hasil belajar siswa SDN 6 Maligano pada mata pelajaran matematika dapat di tingkatkan melalui penerapan model kooperatif type STAD Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 6 Maligano melalui penerapan model kooperatif type STAD Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan kooperatif type STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok menentukan KPK dan FPBmelalui penerapan model kooperatif type STAD di kelas IV SDN 6 Maligano. Kata kunci : Materi pokok, metode kooperatif, siswa.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK MEMAHAMI DAN MENGUNAKAN FAKTOR DAN KELIPATAN
MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TYPE STAD DI KELAS IV SDN 6 MALIGANO
FALTIN / 822109918
ABSTRAK
“Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok memahami dan menggunakan faktor
dan kelipatan melalui penerapan model kooperatif type STAD di kelas IV SDN 6
Maligano‘’.Hasil penelitian Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,Jurusan Ilmu
Pendidikan, UT Kendari. Selaku pembimbing 1.Dr. Busnawir, M.si dan
Pembimbing II. La Harudu, M.Si
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah hasil belajar siswa SDN 6 Maligano
pada mata pelajaran matematika dapat di tingkatkan melalui penerapan model kooperatif type
STAD
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV
SDN 6 Maligano melalui penerapan model kooperatif type STAD
Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan kooperatif type STAD dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi pokok menentukan KPK dan FPBmelalui penerapan model
kooperatif type STAD di kelas IV SDN 6 Maligano.
Kata kunci : Materi pokok, metode kooperatif, siswa.
2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan sekolah merupakan tempat berlangsungnya proses pandidikan secara
formal yang bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan dan pengajaran bagi para
siswa dalam mengembangkan kualifikasi intelektualnya. setiap anak manusia perlu
pendidikan untuk bertahan hidup,mengembangkan kehidupanya dan mengantisipasi masa
depan sesuai dengan empat pilar yang direkomendasisikan UNESCO yang dapat digunakan
sebagai prinsip pembelajaran dalam pendidikan yaitu : learning to know, learning to do,
learning to be, dan learning to the together.
Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan merupakan salah satu kebutuhan
masyarakat yang dianggap sanggat penting. pendidikan adalah usaha yang di rancang untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapakan. Banyak masalah yang dihadapi dalam proses
pemenuhan akan kebutuhan pendidikan khususnya di Indonesia yaitu masalah kualitas
pendidikan.untuk mencapai tujuan tersebut guru memiliki peranan yang sanggat besar demi
tercapai pembelajaran yang baik, guru di tuntu harus mencapai kopentensi yang memadai
dalam hal pengajaran di sekolah.kurangnya kopetensi guru maka menyebapakan pelaksanaan
belajar menjadi kurang lancar yang berimplikasi pada siswa,sehingga siswa dapat mengalami
berbagai kesulitan belajar den hasil belajarnya rendah.
Dilihat dari sisi ini,terlihat betapa pentingnya kedudukan guru dalan proses
pembelajaran. hal ini guru sangat berperan dalam menentukan cara yang dianggap efektif
untuk pembelajaran siswa,baik disekolah maupun diluar jam sekolah.misalnya didalam
sekolah, guru menjelaskan konsep matematika secara kongnitif melalui alat peraga.sedangkan
diluar sekolah guru memberikan tugas – tugas yang berkaitan dengan meteri yang diperoleh
3
siswa dalam kelas, ketidak pedulian guru terhadap pembelajaran siswa akan membawah
kemerosostan bagi perkembangan siswa
Kenyataan di tempat penelitian,proses pembelajaran metematika pokok bahan
menentukan KPK dan FPB dengan menggunakan faktor prima banyak siswa yang tidak
serius mengikutinya Karena dalam proses pembelajaran sebaiknya tidak menekankan kepada
siswa untuk mendegarkan guru saat menerangkan materi di depan kelas. harus mengunakan
metode – metode seperti media pembilajaran yaitu alat peraga agar siswa dapat memahami
materi yang diajarkan.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan khusus untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan, yaitu dengan perbaikan mutu belajar mengajar antara lain perbaikan – perbaikan
dalam segi materi pelajaran, metode pengajaran maupun metode evaluasi. Salah satu yang
dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan yaitu perbaikan mutu belajar
mengajar.belajar mengajar disekolah merupakan serangkaian kegiatan yang telah
terencana.usaha perencanaan pengajar yang baik diupayakan agar pesarta didik memiliki
kemampuan maksimum dan meningkatkan motifasi,tayangan dan kepuasan sehingga mampu
memenuhi harapan baik oleh guru pembawah materi maupun peserta didik sebagai penggarap
ilmu pengetahuan .
Pemecahan masah merupakan bagian dari model pembelajaran yang sangat penting.
karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaianyan, siswa dimungkinkan
memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta ketrampilan yang sudah dimiliki
untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. Namun demikian,
kenyataan dilapangan menunjukan bahwa kegiatan pemecahan masalah dalam proses
pembelajaran matematika pokok bahasan KPK dan FPB menggunakan faktor prima belum
dijadikan sebagai kegiatan utama bahkan masih banyak yang berangapan bahwa pemecahan
masalah matematika merupakan pembelajaran yang paling sulit baik dari siswa dalam
4
mempelajarinya maupun dari guru yang mengajarkanyan. Umumnya masalah matematika di
SD berbentuk soal cerita dan terkait dengan keadaan yang dialami siswa dalam kehidupan
sehari – hari. Soal cerita dalam bentuk matematika biasanya masih dirasakan sukar untuk
diselesaikan oleh siswa karena harus melalui beberapa tahapan penyelesain.
Di SDN 6 MALIGANO khususnya pada kelas IV terungkap melalui penelitian
melalaui wawancara dan observasi kepada guru dan siswa kelas IV SDN 6 MALIGANO
terungkap siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal – soal
matematika.kesulitan terlihat dari kesalahan menentukan KPK dan FPB dalam soal – soal
yang diberikan.kesuliran itu terlihat dalam (1) menentukan hal yang diketahui dalam
soal,ketidak lengkapan siswa dalam menentukan hal yang diketahui dalam soal dikarenakan
siswa tidak mengetahui makna dan manfaat menuliskan yang diketahui dalam soal,ada
angapan guru tidak memberikan penjelasan lengkap tentang itu, (2) menentukan faktor
persekutuan terbesar dan faktor kelipatan terkecil,kesalahan siswa dalam membuat model
matematikan karena siswa tidak mengetahui model pembelajaran matematika (3) melakukan
perhitungan, kesalahan dalam menyelesaikan perhitungan disebapkan karena siswa kurang
mengerti tentang konsep operasi penjumlahan dan mencari faktor persekutuan terbesar dan
faktor kelipatan terkecil dalam bentuk pohon faktor dan dalam bentuk tabel, (4) siswa tidak
dapat mengembalikan jawaban model kejawaban soal semula, karena siswa tidak mengetahui
bahwa akhir penyelesaian soal adalah menjawab sesuai degan jawaban soal.diantara keempat
kesulitan yang paling menonjol adalah melakukan perhitungan.
Memperhatikan cara mengajar yang digunakann guru dalam mengerjakan metemati
pada siswa SDN 6 MALIGANO maka perlu dicarikan solusi pemecahannya.adapun solusi
pemecahan yang digunakan untuk membantu siswa kelas IV SDN 6 MALIGANO dalam
meningkatkan kemampuan mnyelesaikan soal matematika adalah melalui pendekatan
kooperatif type STAD yaitu dengan perbaikan mutu belajar mengajar antara lain:
5
menyampaikan tujuan dan motifasi peserta didik, menyajikan informasi, menggorganisasikan
peserta didik kedalam kelompok – kelompok kecil, membimbing kelompok bekerja dan
belajar, evaluasi dan memberikan penghargaan
Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa jenis salah satunya yang dianggap dapat
memotivasi siswa mengikuti proses belajar mengajar yang berdasar pola piker siswa yang
diiringi permainan adalah pembelajaran kooperatif type STAD,dengan menerapkan model
pembelajaran kerja kelompok, penugasan, Tanya jawab, eksplorasi dan diskusi kelas.model
pembelajaran kooperatef sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran matematika sebagai
upanya meningkatkan hasil belajar siswa.sebab,melalui model pembelajaran siswa terlihat
secara aktif mempelajari mareri karena akan tercipta kesempatan bagi siswa untuk
menemukan gagasanya, saling tukar pendapat dan saling membantu jika ada teman yang
kesulitan dalam belajar kelompok.
Hal diatas sejalan dengan pendapat beberapah ahli yang menyatakan model
pembelajara kooperatif unggul dalam membantu siswa memahami konsep – konsep yang
sulit. Para pengembang model ini telah menunjukan bahwa ini telah menunjukan bahwa
model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada proses
akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Selain itu
pembelajaran kooperatif juga dapat memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok
bawah maupun pada siswa kelompok atas yang bekerja sama dalam menyelesaikan tugas –
tugas akademik.siswa kelompok atas menjadi tutor bagi kelompok bawah.
Berdasarkan penilaian diatas maka penulis termotifasi untuk melakukan tindakan kelas
dengan judul “meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 6 MALIGANO pada
materi pokok menentuka KPK dan FPB melalui penerapan model kooperatif type STAD’’.
6
B. Identifikasi dan Analisis Masalah
Mengacu pada latar belakang masaalah di atas,dapat diidetifikasi masalah yang
menyebapkan rendahnya partisipasi dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika,
sebagai berikut :
1. Guru masih menggunakan model pembelajaran yang konfesional
2. Guru menjelaskan materi dengan metode cerama yang membosankan
3. Guru tidak sistematis dalam penerapan langkan – langkah penyelesaian soal matematika
pada pokok bahasan menentukan KPK dan FPB.
4. Siswa tidak berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran kelompok
5. Rendahnya motifasi dan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal - soal.
Dalam penelitian ini masalah yang dikaji dibatasi sebagai berikut;
1. Kemampuan siswa belajar secara aktif dalam belajar kelompok
2. Kemampuan siswa untuk mempertanggung jawabkan
3. Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan
C. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitin ini adalah :
“apakah hasil belajar siswa SDN 6 MALIGANO pada mata pelajaran matematika dapat di
tingkatkan melaluin penerapan model kooperatif type STAD’’.
D. Tujuan dan Manfaat Perbaikan.
1. Tujuan Penelitian.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok
bahasan menentukan KPK dan FPB melalui penndekatan kooperatif type STAD pada
siswa kelas IV SDN 6 maligano.
7
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah :
1. Manfaat bagi siswa
Melalui pembelajaran kooperatif type STAD,ini meliputi :
Mengembangkan prilaku berkarakter meliputi: teliti, tekun, tanggung jawab,
kerjasama, kesabaran, jujur, terbuka, dan mendegarkan pendapat orang lain.
Mengembangkan ketrampilan sosial meliputi: bertanya mengembangkan ide atau
pendapat, menjadi pendegar yang baik, berlatih berkomunikasi verbal dan tulisan,
berpikir kreatif dan sistematis.
2. Manfaat bagi guru.
Membantu guru memperbaiki proses pembelajaran dan memberikan pengalaman
dalam melaksanakan tindakan kelas
3. Manfaat bagi sekolah
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti berikut yang berminat pada
mata pelajaran matematika.
8
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Proses Belajar Mengajar.
Belajar adalah kegiatan yang dilakukan untuk menguasai pengetahuan, kebiasaan,
kemampuan, ketrampilan dan sikap melalui hubungan timbal balik antara proses belajar dan
lingkunganya.selanjutnya soejanto ( 1997 : 21 ) menyatakan bahwa belajar adalah segenap
rangkainya aktifitas yang dilakukan secara sadaroleh seseorang dan mengakibatkan
perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan yang menyangkut banyak aspek
baik karena kematangan maupun karena latihan. Perubahan ini memang dapat diamati dan
berlaku dalam relaktif lama.perubahan yang relative lama tersebut disertai degan berbagai
usaha, sehingga Hudoyo ( 1990 ; 13 )mengatakan bahwa belajar itu merupakan suatu usaha
yang berupa kegiatan hingga terjadinya perubahan tingka laku yang relatif lama atau tetap.
Rohani dan ahmadi ( 1995 : 4 ) mengemukakan bahwa kunci pokok pembelejaran
itu ada pada seorang guru.akan tetapi, hal itu berartia dalam proses pembelajaran atau
kegiatan belajar mengajar hanya guru yang aktif tetapi peserta didik pasif. Pembelajaran
menuntut keaktifan kedua belah pihak. Bahkan dalam pembelajaran seperti yang dikatakan
sapani, dkk ( 1997 : 56 ), siswa di tuntut lebih banyak berperan sehingga dengan peran
itulah seorang guru dapat menyusun rencana pembelajaran yang berorentasi kepada
kegiatan siswa.
Belajar mengajar adalah suatu proses yang rumit karena tidak sekedar menyerap
informasi dari guru, tetapi melibatkan berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus
dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik. Salah satu cara belajar
mengajar yang menekankan berbagai kegiatan dan tindakan adalah menggunakan
pendekatan tertentu dalam belajar mengajar yang pada hakikatnya merupakan suatu upaya
9
dalam mengembangkan keaktifan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dan guru
( Arifin, 1989 : 1 ).
Dalam urainya tersebut di atas pada umumnya belaajaar dan mengajar adalah dua
peristiwa yang berbeda tetapi antara keduanya terdapat kaitan yang saling mempengaruhi
dan menunjang satu sama lain dalam keberhasilan proses belajar menggajar
Proses belajar mengajar meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari
perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran
( Subroto, 2002 : 19 )
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar
merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian interaksi antara guru dan siswa
yang dapat diwujukan dalam berbagai model dan metode pembelajaran yang melibatkan
berbagai proses penyampainan informasi dan pengetahuan, perkembangan pribadi, interaksi
sosial dan perubahan tingka laku serta di dukung oleh perencanaan , pelaksanaan kegiatan
yang sistematis serta evaluasi sehingga tujuan pembelajaran diharapkan dapat tercapai.
2. Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah didefinisikan sebagai usaha mencari jalan keluar dari suatu
kesulitan, mencapai suatu tujuan yang tidak begitu saja dengan segera dapat dicapai. Lebih
lanjut polya mengemukakan bahwa dalam matematika terdapat dua macam masalah, yaitu :
(1) masalah untuk menemukan ( problem to find ), dan (2) masalah untuk membuktikaan
( problem to prove ).
Manusia memiliki derajat potensi, serta harapan masa depan yang berbeda -
beda.karena perbedaan itu,manusia dapat saling asah, asih, dan asuh.sehingga tercipta
masarakar belajar ( lerning komuniti ).siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari
sesama siswa. Sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan
10
pembelajaran yang secara sadar dan senggaja menggembangkan interaksi yang saling asah,
asih, dan asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat
menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masarakat.
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan
faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah
peserta didik sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuanya berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap peserta didik anggota kelompok harus saling
bekerja sama dan saling membantu untuk saling memahami materi pelajaaran. Dalam
pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam
kelompok belum mengguasai bahan pembelajaran.
Model Pembelajaran koperatif di kembangkan untuk mencapai tiga tujuan
pembelajaran penting yang dirangkum oleh ibrahim ( 2000 ) yaitu :
A. Hasil belajar akademik. Dalam belajar kooperatif meskipum mencangkup beragam
tujuan sosial, juga memperbaiki pestasi siswa atau tugas – tugas akademik penting
lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa
memahami konsep – konsep sulit. Para pengembangan model ini telah menunjukan
bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat mingkatkan belajar siswa
pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.
Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok
bawah maupunsiswa kelompok atas yang bekerja sama menyelesaikan tugas – tugas
akademik.
B. Penerimaan terhadap perbedaan individu. Tujuan lain dari pembelajaran kooperatifv
adalah penerimaan secara luas dari orang – orang yang berbeda berdasarkan ras,
budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidak mampuannya. Pembelajaran kooperatif
memberi peluang kepada siswa dari berbagi latar belakang dan kondisi untuk bekerja
11
dengan saling bergantung pada tugas – tugas akademik dan melalui sruktur
penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.
C. Pengembangan ktrampilan sosial. Tujuan paling ketiga dari pembelajaran kooperatif
adalah mengajarkan kepada siswa ketrampilan bekerja sama dan
kolaborasi.ketrampilan sosial penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak
muda masih kurang dalam ketrampilan sosoal.
Model Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang
menggutamakan adanya kelompok – kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok
mempunyai kemampuan yang berbeda – beda ( tinggi, sedang, dan rendah ). Jika
memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, dan suku yang berbeda. Model
pembelajaran yang kooperatif menggutamakan kerja sama dalam menyelesaikan
permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan ketrampilan dalam rangka mencapai
tujuan pembelajran.
3. Model Pembelajaran Kooperatif type STAD.
STAD di kembangkan oleh robert slavin dkk, dari universitas john hopkins.metode
ini merupakan metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Metose STAD juga
menggacu kepada belajar kelompok peserta didik yang di bagi secara seterogen, menyajikan
informasi akademik baru kepada peserta didik.langkah – langkah STAD adalah sbb:
a. Membentuk kelompok yang angotanya terdiri atas 4 atau 5 orang secara heterogen
( prestasi,jenis kelamin, suku dll )
b. Guru menyajikan pelajaran
c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk di kerjakan oleh anggota –anggota
kelompok
12
d. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik.
e. Memberi evaluasi
f. Kesimpulan.
FASE TINGKA LAKU GURU
Fase – 1
Memotifasi siswa dalam menyampaikan tujuan
Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang inggin dicapai pada pelajaran tersebut
Fase – 2
Menyampaikan informasi atau materi pembelajaran
Guru menyajikan informasi dan memberikan materi pelajaran kepada siswa
Fase – 3
Mengelompokan siswa secara heterogen
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok agar melakukan transisi secara efisien dalam belajar
Fase – 4
Membimbing kelompok belajar dan belajar secara tournament
Guru memotivasi serta membimbing kelompok – kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas bersama
Fase – 5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar siswa, menentukan skor individual dan skor rata – rata kelompok
Fase – 6
Memberikan penghargaan
Guru memberi penghargaan hasil belajar individual dan kelompok
4. Proses Belajar Mengajar Matematiaka
Proses belajar mengajar perlu direncanakan agar dalam pelaksanaan pembelajaraan
berlangsung dangan baik dan dapat mencapai hasil yang diharapkan setip prencanaan
berkenan dengan pemikiran tentang apa yang akan dilakukan.perencanaan belajar mengajar
memperkirakan mengenai tindakan apa yang dilakukan pada waktu melaksanakan
pembelajaran.Majid ( 2005 : 95 ) mengemukakan agar guru dapat membuat persiapa
13
mengajar yang efektif dan berhasil, guna dituntut untuk memahami berbagai aspek yang
berkaitan dengan pengembangan persiapan mengajar serta pengukur efektifitas mengajar.
Untuk memahami proses belajar matematika terlebih dahulu diuraikan mengenai
proses mengajar secara umum .pengertian proses mengajar merupakan suatu sistem yang
terdiri atas beberapa komponen yang saling berinteraksi dalam mencapai tujuan. Proses
belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung suatu rangkaian perbuatan guru
dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif dalam
mencapai tujuan tertentu.
Menurut Usman ( 1995 : 4 ) dalam prosos belajar terdapat adanya kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan antara guru yang mengajar dan siswa yang belajar,antara dua kegiatan
ini terdapat interaksi yang sangat menunjang. Selanjutnya, Nasution ( 1994 : 43 ) mengajar
adalah usaha guru untuk menciptakan kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa
sehinga terjadi interaksi antara murit dengan lingkungan termaksut guru. Alat pelajaran dan
sebagainya yang disebut proses belajar hingga tercapai tujuan pembelajaran yang telah
dilakukan.
1. Pembenahan proses belajar mengajar harus diarahkan bagaimana siswa dapat belajar
efektif dan
Seoktimal mungkin dalam rangka mewujutkan perubahan tingka laku sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional. Efektifitas preses belajar yang optimal pada diri
siswa ( Hamalik : 1993 )dalam rangka menciptakan efektifitas belajar bagi siswa, guru
diharapkan meminimalkan metode cerama karena metode tersebut mengurangi
terbentuknya kemampuan dan kebiasaan berpikir kritis dan kreatif bagi siswa.
Terciptanya kegiatan belajar yang evektif bagi siswa merupakan syarat mutlak
diperolehnya hasil belajar yang optimal.
14
5. Konsep Mengenal Kelipatan dan Faktor Kelipatan
Pengertian kelipatan dan Faktor bilangan
a. Kelipatan suatu bilangan
Contoh:
Bilangan kelipan 3 yaitu 3, 6, 9, 12, 15,……..
Bilangan tersebut merupakan bilangan kelipatan 3.bilangan di peroleh dari :
1 x 3 = 3 4 x 3 = 12 2 x 3 = 6 5 x 3 = 15 3 x 3 =9 6 x 3 = 18
b. Faktor suatu bilangan
Dalam pembelajaran faktor, kita dapat membedakan antara :
1) Faktor
2) Faktor persekutuan
3) Faktorpersekutuan terbesar
Faktor adalah semua bilang asli yang merupakan pembagi atau hasil bagi bilangan
tersebut sehingga sisinya nol.
Missal :
Faktor dari 36
1 2 3 4 636
18
12
9 6
Maka faktor dari 36 :
{ 1,2,3,4,6,12,18,36 }
faktor persekutuan biasa disebut dengan faktor persekutuan yaitu suatu faktor yang
didapatakn dari faktor – faktor dua bilangan yang diketahui.
Missal :
Carilah faktor persekutuan dari 36 dan 48, maka langkahnya sebagai berikut :