1 Pemanfaatan Teknologi Beton Non Pasir Sebagai Alternatif Untuk Bahan Bangunan Dan Perkerasan Jalan Diarto Trisnoyuwono Abstrak : Kebutuhan akan bahan bangunan semakin meningkat, sedangkan ketersediaan sumber dayanya di alam sangat terbatas, selain itu terdapat wilayah yang sama sekali tidak memiliki sumber daya material bangunan yang memenuhi syarat – syarat teknis. Oleh sebab itu dibutuhkan teknologi alternative yang dapat menghemat penggunaan material alam sekaligus untuk memecahkan masalah untuk daerah yang tidak memiliki bahan bangunan yang baik. Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang saat ini banyak dipakai dalam pembuatan bangunan fisik di Indonesia. Salah satu jenis beton adalah beton ringan, yaitu beton yang beratnya kurang dari 1800 kg/m³. Pada dasarnya, beton ringan dapat diperoleh dengan cara penambahan gelembung – gelembung udara, agregat ringan atau tidak dengan butir – butir agregat halus (beton non pasir). Beton non pasir ialah suatu bentuk sederhana dari jenis beton ringan yang dalam pembuatannya tidak dengan agregat halus. Tidak adanya agregat halus dalam campuran menghasilkan beton yang berpori (yang semula diisi agregat halus) sehingga beratnya berkurang. Pori – pori di dalam beton tersebut mencapai sekitar 20 – 25 %. Hasil penelitian untuk mengetahui kuat momen dan daktilitas balok beton non pasir dengan kerikil dari lempung bekah bakar telah dilakukan (Tjokrodimuljo, 1995),balok dengan ukuran 15 x 20 x 200 cm dan beban 2 titik dengan jarak 60 cm serta diberi tulangan atas dan tulangan bawah sama besar (3 ʔ 16) menghasilkan momen elastic sebesar 26 kN-m dan momen plastis maksimum sebesar 30 kN-m. Hal ini menunjukkan bahwa kuat momen elastic balok beton non pasir setara dengan balok beton bertulang biasa, serta nilai daktilitas cukup besar. Kata kunci : beton non pasir, bahan bangunan, perkerasan jalan A. Pendahuluan Tidak ada bahan yang ada di dunia ini yang tidak dapat dimanfaatkan. Setiap bahan pasti dapat dimanfaatkan asalkan sesuai dengan kelasnya (Gurcharan Singh, 1979 dalam Tjokrodimuljo 2007). Berdasarkan pendapat tersebut maka beberapa ahli bahan bangunan telah melakukan berbagai penelitian tentang pemanfaatan bahan yang ada di Indonesia untuk digunakan sebagai bahan dasar bangunan. Pemilihan tersebut biasanya dihubungkan dengan sifat fisik, mekanika dan kimia, diantaranya ialah tampak luar, kekuatan, keawetan, serta jumlah ketersediaan dan tinjauan ekonomi. Setelah itu baru dapat dipertimbangkan untuk digunakan pada jenis bahan bangunan dan jenis struktur yang sesuai.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
Pemanfaatan Teknologi Beton Non Pasir Sebagai Alternatif UntukBahan Bangunan Dan Perkerasan Jalan
Diarto Trisnoyuwono
Abstrak : Kebutuhan akan bahan bangunan semakin meningkat, sedangkan ketersediaan sumberdayanya di alam sangat terbatas, selain itu terdapat wilayah yang sama sekali tidak memiliki sumberdaya material bangunan yang memenuhi syarat – syarat teknis. Oleh sebab itu dibutuhkan teknologialternative yang dapat menghemat penggunaan material alam sekaligus untuk memecahkan masalahuntuk daerah yang tidak memiliki bahan bangunan yang baik. Beton merupakan salah satu bahanbangunan yang saat ini banyak dipakai dalam pembuatan bangunan fisik di Indonesia. Salah satu jenisbeton adalah beton ringan, yaitu beton yang beratnya kurang dari 1800 kg/m³. Pada dasarnya, betonringan dapat diperoleh dengan cara penambahan gelembung – gelembung udara, agregat ringan atautidak dengan butir – butir agregat halus (beton non pasir). Beton non pasir ialah suatu bentuk sederhanadari jenis beton ringan yang dalam pembuatannya tidak dengan agregat halus. Tidak adanya agregathalus dalam campuran menghasilkan beton yang berpori (yang semula diisi agregat halus) sehinggaberatnya berkurang. Pori – pori di dalam beton tersebut mencapai sekitar 20 – 25 %. Hasil penelitianuntuk mengetahui kuat momen dan daktilitas balok beton non pasir dengan kerikil dari lempung bekahbakar telah dilakukan (Tjokrodimuljo, 1995),balok dengan ukuran 15 x 20 x 200 cm dan beban 2 titikdengan jarak 60 cm serta diberi tulangan atas dan tulangan bawah sama besar (3 16) menghasilkanmomen elastic sebesar 26 kN-m dan momen plastis maksimum sebesar 30 kN-m. Hal ini menunjukkanbahwa kuat momen elastic balok beton non pasir setara dengan balok beton bertulang biasa, serta nilaidaktilitas cukup besar.
Kata kunci : beton non pasir, bahan bangunan, perkerasan jalan
A. Pendahuluan
Tidak ada bahan yang ada di dunia ini yang tidak dapat dimanfaatkan. Setiap bahan pasti
dapat dimanfaatkan asalkan sesuai dengan kelasnya (Gurcharan Singh, 1979 dalam
Tjokrodimuljo 2007). Berdasarkan pendapat tersebut maka beberapa ahli bahan bangunan telah
melakukan berbagai penelitian tentang pemanfaatan bahan yang ada di Indonesia untuk
digunakan sebagai bahan dasar bangunan. Pemilihan tersebut biasanya dihubungkan dengan sifat
fisik, mekanika dan kimia, diantaranya ialah tampak luar, kekuatan, keawetan, serta jumlah
ketersediaan dan tinjauan ekonomi. Setelah itu baru dapat dipertimbangkan untuk digunakan
pada jenis bahan bangunan dan jenis struktur yang sesuai.
2
Tulisan ini menguraikan salah satu jenis bahan bangunan yaitu beton non pasir (no fines
concrete), sebagai rangkuman dari berbagai sumber termasuk hasil penelitian penulis di Fakultas
Teknik Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada Jogjakarta.
B. Pembahasan
1. Beton Non Pasir
Beton non pasir ialah suatu bentuk sederhana dari jenis beton ringan yang dalam
pembuatannya tidak dengan agregat halus. Tidak adanya agregat halus dalam campuran
menghasilkan beton yang berpori (yang semula diisi agregat halus) sehingga beratnya berkurang.
Pori – pori di dalam beton tersebut mencapai sekitar 20 – 25 %. Kelebihan utama dari pemakaian
beton non pasir adalah (Tjokrodimuljo, 2004) :
a) Lebih bersifat isolasi panas
b) Cara pembuatannya yang lebih cepat dan sederhana
c) Bobotnya yang ringan
d) Susutnya yang kecil
e) Tidak ada kecenderungan untuk bersegregasi sehingga pada saat pengecoran adonan dapat
dijatuhkan dengan tinggi jatuh yang lebih tinggi.
3
Gambar 1. Sifat BNP yang tidak mudah bersegregasi di saat pengecoran (nrmca.org – 2004)
f) Kebutuhan semen sedikit, karena tidak ada pasir, maka luas permukaan butir agregat
berkurang sehingga kebutuhan semen hanya sedikit.
g) Mudah untuk meloloskan air (pervious).
Gambar 2. Struktur Beton Non Pasir yang pervious(Reedbusiness.com - 2005)
4
2. Struktur Beton Non – Pasir.
Struktur beton non pasir sangat berbeda dengan beton konvensional dalam pengertian
bahwa pasta semen yang mengikat agregat menjadi satu berupa lapisan yang tipis. Ketika
dilakukan pemadatan maka akan membuat partikel – partikel agregat menjadi lebih menyatu,
sehingga pasta semen keluar dari bidang kontak dan menyelimuti partikel – partikel agregat
tersebut (Harber, 2005).
Beton non pasir memiliki struktur yang terbuka dengan besarnya rasio pori yang berada
pada ikatan antar agregat yang berfungsi sebagai penunjang kekuatannya. Struktur beton ini
mudah untuk digambarkan bagaikan kumpulan butiran agregat yang terikat menjadi satu dan
bersifat porous (Harber, 2005).
Kuat tekan beton non pasir dipengaruhi oleh jenis, bentuk agregat dan gradasi agregat;
rasio volume agregat – semen (proporsi campuran) dan Faktor Air Semen (FAS). Pada umumnya
agregat kasar yang dipakai berukuran 10 – 20 mm, walaupun ukuran yang lain dapat pula
dipakai. Pemakaian agregat dengan gradasi rapat dan bersudut tajam (batu pecah) akan
menghasilkan beton non pasir yang kuat tekan dan berat jenisnya sedikit lebih tinggi daripada
yang memakai agregat seragam dan bulat (Tjokrodimuljo, 2004).
5
Gambar 3. Aplikasi Beton Non Pasir pada Perkerasan Jalan(Washingtonconcrete.org - 2007)
3. Sifat – Sifat Beton Non-Pasir
Secara umum sifat teknis atau sifat mekanis beton non pasir difokuskan pada
kekuatannya. Pengujian sifat-sifat teknis beton non pasir dilakukan pada beton setelah berumur
28 hari, karena diyakini bahwa setelah umur 28 hari, terjadi kestabilan struktur dan
kekuatannya dapat terus meningkat, sehingga setara dengan kekuatan beton normal (Raju
N.K, 1983).
3.1. Berat Per m³ Beton Non Pasir
Berat per m³ beton non – pasir pada umumnya berkisar antara 60 – 75% dari berat per m³
beton normal (Tjokrodimuljo, 1996). Beton non pasir ini akan memiliki bobot yang lebih
ringan lagi jika digunakan agregat ringan. Berat beton non pasir berkisar antara 1600 sampai
1900 kg/m3, yang ditentukan oleh bentuk, ukuran, gradasi dan berat jenis agregat, volume
pori beton, rasio agregat dengan semen serta pemadatan yang dilakukan (Harber, 2005)
Pada Tabel 1 disajikan hasil penelitian berat per m³ beton non pasir dengan berbagai macam
agregat dari beberapa penelitian terdahulu.
6
Tabel 1. Berat beton non pasir (t/ m³) dari penelitian terdahulu